teori kurikulum 1

4
Menurut Mena dan Eyer (2001:69) pengasuh dapat mengembangkan kurikulum dalam bermain dapat dilakkan dalam tiga cara: (1) memberikan kebebasan kepada anak, (2) membantu anak mengembangkan hal-hal yang menjadi minatnya, dan (3) menyediakan sumber-sumber belajar. Peran orang dewasa dalam permainan infant-toddler adalah: (1) mendorong interaksi dan kemudian membiarkannya, (2) memberikan intervensi yang bersifat selektif, (3) memberikan waktu, ruang dan material, (4) selalu siap sedia tetapi tidak menimbulkan gangguan pada anak, (5) menyedikan rasa aman bagi anak, (6) mendukung pemecahan masalah, (7) memberikan pijakan dan (8) melakukan pengamatan (Mena dan Eyer, 2001:71). Rutinitas dalam pengasuhan dikemukan oleh Mena dan Eyer (2001:71) yaitu (1) Pemberian makan, (2) diapering, (3) mencuci tangan, mandi dan mengelap badan, (4) memakai baju, dan (5) tidur siang. No Aspek Penjelasan 1 Pemberian Makan 1. Program bagi infant-toddler baik di sentra atau di penitipan anak arus diberi tempat bagi orang tua anak tersebut untuk menyusui. Keduanya baik ibu ataupun anak saling menikmati, walaupun hal tersebut kurang membuat nyaman pengasuh. 2. Anak yang diberi susu botol juga harus diperlakukan sebagaimana disusukan oleh ibunya dengan perhatian satu- lawan satu dan dekat secara fisik sebagaimana pada saat anak diberikan susu ibu. 3. Waktu makan harus berkualitas. Satu alasannya, saat pemberian makan kelekatan terbentuk antara anak dengan pengasuh.

Upload: al-azhar-indonesia-university

Post on 21-Apr-2017

8 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Teori kurikulum 1

Menurut Mena dan Eyer (2001:69) pengasuh dapat mengembangkan kurikulum dalam bermain dapat dilakkan dalam tiga cara: (1) memberikan kebebasan kepada anak, (2) membantu anak mengembangkan hal-hal yang menjadi minatnya, dan (3) menyediakan sumber-sumber belajar.

Peran orang dewasa dalam permainan infant-toddler adalah: (1) mendorong interaksi dan kemudian membiarkannya, (2) memberikan intervensi yang bersifat selektif, (3) memberikan waktu, ruang dan material, (4) selalu siap sedia tetapi tidak menimbulkan gangguan pada anak, (5) menyedikan rasa aman bagi anak, (6) mendukung pemecahan masalah, (7) memberikan pijakan dan (8) melakukan pengamatan (Mena dan Eyer, 2001:71).

Rutinitas dalam pengasuhan dikemukan oleh Mena dan Eyer (2001:71) yaitu (1) Pemberian makan, (2) diapering, (3) mencuci tangan, mandi dan mengelap badan, (4) memakai baju, dan (5) tidur siang.

No Aspek Penjelasan 1 Pemberian Makan 1. Program bagi infant-toddler baik di sentra

atau di penitipan anak arus diberi tempat bagi orang tua anak tersebut untuk menyusui. Keduanya baik ibu ataupun anak saling menikmati, walaupun hal tersebut kurang membuat nyaman pengasuh.

2. Anak yang diberi susu botol juga harus diperlakukan sebagaimana disusukan oleh ibunya dengan perhatian satu- lawan satu dan dekat secara fisik sebagaimana pada saat anak diberikan susu ibu.

3. Waktu makan harus berkualitas. Satu alasannya, saat pemberian makan kelekatan terbentuk antara anak dengan pengasuh.

4. Apabila anak sudah mulai dapat makan sendiri, maka berantakan merupakan hal yang biasa. Sebagaian besar pengasuh tidak masalah dengan berantakan karena anak mulai berusaha mandiri.

2 Diapering 1. Pengasuh dapat melibatkan anak dengan cara memberikan instruksi seperti jongkok atau sesuai dengan posisi yang diharapkan dari anak untuk membersihkan kotorannya.

2. Dalam mengganti popok anak harus diperlakukan dengan manusiawi dan dengan penuh penghargaan.

3. Semua anak pernah mengalami tidak mau bekerjasama, sikap tidak kooperatif itu juga merupakan bagian pertumbuhan yang memang terkadang sulit bagi pengasuh.

4. 3Dengan penolakan berarti anak menunjukkan penghargaan terhadap

Page 2: Teori kurikulum 1

keakuannya.

3 Washing (mencuci tangan), Bathing (mandi), and Grooming (mengelap badan)

1. Persoalan bersih orang tua terkadang berbeda pendapat dengan pengasuh karena standar bersih diantara mereka berbeda-beda. Orang tua juga mungkin marah apabila anaknya pulang dengan kepala penuh pasir. Isu-isu budaya dapat memberikan pendangan yenag berbeda-beda dan sangat subjektif dalam menilai bersih, oleh sebab itu perbedaan yang ada tersebut harus dihormati.

2. Mencuci tangan dapat dikenal baik oleh toddler dan bahkan sering dilakukannya sehari-hari. mencuci tangan dapat menjadi aktivitas utama bagi toddler karena kegiatan tersebut sangat menyenangkan apalagi jika sabun dan air tesedia sehingga ia dapat melakukan kegiatan sensory motorik

3. Mengelap badan juga merupakan masalah yang bersifat subjektif. Seberapa rapi/necis anak terlihat pada saat anak dijemput oleh orang tua/keluarganya juga menimbulkan pendapat yang berbeda-beda.

4 Dressing (Memasang Baju)

1. Pengasuh dapat memperkenalkan otonomi keada anak dengan cara membuat tugas sedemikian rupa sehingga anak dapat berkontribusi secara maksimum.

2. Usia toddler yang didorong untuk memasang dan membuka akan menguasai pekerjaan itu, kecuali sedikit bantuan untuk memasang kancing atau resleting.

5 Napping (Tidur Siang) 1. Sangat penting bagi anak untuk beristirahat sesuai dengan kebutuhannya dari pada menyuruh anak untuk istirahat yang tekah dijadwalkan orang lain. Pola tidur anak terkadang berubah dari hari ke hari termasuk pada periode tertentu.

2. Orang tua merupakan sumber informsi yang terbaik tentang pola tidur bayi dan kebutuhan bayi.

3. Anak harus ditidurkan dalam posisi yang nyaman baginya. Namun demikian penting juga untuk diketahui bahwa posisi tidur anak dengan hasil penelitian tentang penyebab kematian anak yang tidak pasti (SIDS) pada saat anak tidur.

Page 3: Teori kurikulum 1

4. Masing-masing anak mempunyai kebiasaan tidur pada tempat tertentu.