teori pekerjaan beton
TRANSCRIPT
Pelatihan Pekerjaan Beton
2
Piping/2011Holcim Indonesia
Definisi Beton
Beton adalah Bahan yang diperoleh dari mencampur semen, pasir, agregat kasar (split/kerikil), air,
yang mengerasmenjadi padat, kadang-kadang ditambahadditive atau admixture bila diperlukan.
Beton pada bangunan biasa dipakai pada pembuatan pondasi, kolom, balok dan plat lantai.
Banyaknya penggunaan beton pada bangunan dikarenakan beton mudah dibentuk, mempunyaikekuatan (kuat tekan) yang tinggi dan sangat awet / tahan lama
Agregat kasar
(batu pecah)
Semen dan
fly ashAir Bahan Tambah
(Admixture)Agregat halus
(Pasir)Paste
MortarBeton
7 - 15 % Air
30 - 50 %
Batu
pecah
25 - 30 %
Pasir
15 - 20 %
Semen
Perbandingan volume bahan
pembuat beton
3
Piping/2011Holcim Indonesia
Definisi Detail
Se
me
nA
irP
as
irS
pli
t /
ke
rik
il
Pasta
Mortar
Beton
4
Piping/2011Holcim Indonesia
Contoh Beton
Hasil beton yang bagus(Kompak)
Hasil beton yang tidak bagus(Tidak kompak)
II-4
5
Piping/2011Holcim Indonesia Group Brand Support & Compliance
Keuntungan dan Kerugian
KEUNTUNGAN :
Mudah untuk di cetak
Ekonomis
Tahan Lama
Tahan Kebakaran
Dapat dicor ditempat
Bentuk dapat disesuaikan
KERUGIAN :
Tegangan tarik rendah
Ductilitas rendah
Volume tidak stabil
6
Piping/2011Holcim Indonesia
Hal - hal yang harus diperhatikan dalam pekerjaan beton :
1. BAHAN PEMBUAT BETON
2. TULANGAN
3. BEKISTING
4. PENGECORAN
5. PEMADATAN
6. PERAWATAN
7
Piping/2011Holcim Indonesia Group Brand Support & Compliance
a.Workability ( kemudahan dalam
pengerjaan )
- Dengan mengadakan test slump
Sifat-sifat Beton Basah
8
Piping/2011Holcim Indonesia Group Brand Support & Compliance
b.Segregasi ( pemisahan bahan pengisi
dengan pasta semen )
Segregasi terjadi karena :
- Campuran beton, kurang semennya
- Campuran beton, airnya terlalu banyak
- Campuran beton, yang kurang pasirnya
- Batuannya terlalu berat atau terlalu ringan
- Pengecoran yang ceroboh
Sifat-sifat Beton Basah
9
Piping/2011Holcim Indonesia Group Brand Support & Compliance
c.Bleeding ( pemisahan air dari campuran beton )
Bleeding terjadi karena :
Campuran beton yang kelebihan air
Perbandingan jumlah air dan semen
lebih besar dari 0,6
Sifat-sifat Beton Basah
10
Piping/2011Holcim Indonesia
Aplikasi LapanganXUmum
Env.
Issue
Quality
Mineral
Comp
Admix
11
Piping/2011Holcim Indonesia
Hasilnya
12
Piping/2011Holcim Indonesia
lapisan air
dusting
13
Piping/2011Holcim Indonesia
Perbandingan Bahan :
1. Perbandingan B E T O N
Semen (1)
14
Piping/2011Holcim Indonesia
1. Perbandingan B E T O N
Pasir (2)
Perbandingan Bahan :
15
Piping/2011Holcim Indonesia
1. Perbandingan B E T O N
Split/Kerikil/Koral (3)
Perbandingan Bahan
16
Piping/2011Holcim Indonesia
Perbandingan Bahan
S E M E N
Semen Serba Guna
Spesifikasi :
Semen Portland Komposit - SNI 15-7064-2004
17
Piping/2011Holcim Indonesia
Perbandingan Bahan
BRANGKAL (Agregat = Aggregate)
Brangkal untuk membuat beton ada 2 jenis:
- Brangkal halus (pasir, serbuk batu)
- Brangkal kasar (kerikil, kricak/batu pecah)
18
Piping/2011Holcim Indonesia
Perbandingan Bahan
Maksud penggunaan brangkal
/batuan/aggregat didalam adukan beton:
- Menghemat penggunaan semen
- Menghasilkan kekuatan besar pada beton
- Mengurangi penyusutan pada perkerasan beton
- Pada butir (gradasi) yang baik pada brangkal dapat
tercapai beton padat
19
Piping/2011Holcim Indonesia
Perbandingan Bahan
A. Brangkal Halus (Agregat halus)
Yang dimaksud brangkal halus adalah Pasir
Pasir berdasarkan tempat asalnya, dibedakan:
- Pasir galian/sedot
- Pasir sungai
- Pasir timbun/bukit
- Pasir laut (harus ada percobaan terlebih dahulu)
20
Piping/2011Holcim Indonesia
Perbandingan Bahan
A. Brangkal Halus (Agregat halus) (2)
Pasir berdasarkan kegunaannya, dibedakan:
- Pasir urug : untuk pekerjaan lapis dasar, pondasi
, lantai atau dasar galian
- Pasir pasang : untuk pekerjaan pasangan batu kali, dinding, plesteran
- Pasir beton : untuk pekerjaan pembetonan
21
Piping/2011Holcim Indonesia
Perbandingan Bahan
B. Brangkal Kasar (Agregat Kasar)
Yang dimaksud brangkal kasar adalah Kerikil, koral,
atau split (batu pecah)
Kerikil berdasarkan tempat asalnya, dibedakan:
- Kerikil galian
- Kerikil sungai
Brangkal sebaiknya:
- Keras, tidak mudah pecah
- Tidak pipih, agak kebulat-bulatan
- Kulit permukaan kasar.
22
Piping/2011Holcim Indonesia
Persiapan Pekerjaan Pengecoran Beton
a. Periksa bahan, apa sudah siap artinya cukupuntuk pengecoran yang akan dilakukan
b. Periksa tempat kerja, apa sudah siap di cor
antara lain pembesian, acuan perancah
(scafolding) apa cukup kuat dan baik, ganjal beton (beton tahu) apa sudah rapih terpasang
c. Tempat yang akan dicor, apa telah bersih dari
potongan kayu, sisa-sisa potongan kawat
bendrat, kertas-kertas dan sebagainya.
23
Piping/2011Holcim Indonesia
Persiapan Pekerjaan Pengecoran Beton
d. Alat kerja, apa telah disetujui dari Pengawas (konsultan) untuk dipakai sebagai alat
pengecoran
e. Periksa apakah mesin pengaduk beton
(beton molen = concrete mixer) dalam
keadaan siap pakai dan apa cocok untuk
digunakan dalam pekerjaan yang dimaksud
f. Apakah sudah dapat ijin cor dari pengawas (konsultan) secara tertulis
24
Piping/2011Holcim Indonesia Group Brand Support & Compliance
Persiapan Pekerjaan Pengecoran Beton
25
Piping/2011Holcim Indonesia
Pelaksanaan Pengecoran
Hal-Hal yang menunjang pengecoran:
a. Mulailah pagi hari, agar mempunyai waktu yang
cukup sehingga penggunaan tenaga dapat
hemat dengan hasil yang besar
b. Perhatikan cuaca pada saat itu akan hujan atau
tidak.
c. Persiapkan bahan pada tempat-tempat yang
terdekat dengan pengecoran.
26
Piping/2011Holcim Indonesia
Pelaksanaan Pengecoran(2)
27
Piping/2011Holcim Indonesia
Mengaduk beton
Molen kapasitas 300 liter dengan 50 – 60 putaran per
menit
Urutan pemasukan material ke dalam bowl Molen:
- Air secukupnya 10 % - 50%
- Agregat kasar 100%
- Agregat halus100 %
- Semen 100%
- Sisa air (sesuai dengan koreksi yang ada)
28
Piping/2011Holcim Indonesia
Mutu Beton
Untuk meyakinkan bahwa beton memenuhi
persyaratan yang diminta perlu dilakukan
pengujian.
Pengujian Beton segar atau beton yang baru
selesai diaduk adalah:
- Test slump
- Benda Uji bentuk kubus atau silinder
29
Piping/2011Holcim Indonesia
Mutu Beton
Alat-Alat untuk pengambilan contoh beton segar :
30
Piping/2011Holcim Indonesia
Mutu Beton
Prosedur Pengambilan contoh beton segar
31
Piping/2011Holcim Indonesia
Mutu Beton
Prosedur Pengambilan contoh beton segar(2)
32
Piping/2011Holcim Indonesia
Mutu Beton
Test Slump adalah untuk mengetahui apakah adukan beton sesuai kekentalannya.
Alat slump:
33
Piping/2011Holcim Indonesia
Mutu Beton
Beton diisikan
dalam tiga lapisan,
ditusuk-tusuk
sebanyak 25 kali setiap lapisnya.
34
Piping/2011Holcim Indonesia
Mutu Beton
Kerucut diangkat, perlahan-lahanm setelah itu diukur
tinggi jatuhnya beton segar dengan cara meletakkan
secara terbalik disamping benda uji, lalu dipasang
mistar pengukur.
35
Piping/2011Holcim Indonesia
Mutu Beton
36
Piping/2011Holcim Indonesia
Pelaksanaan Pekerjaan Pembesian Beton Bertualang
Sebelum melaksanakan pemasangan besi untuk beton
bertulang, langkah-langkah sebagai berikut:
- Penyimpanan besi beton
Besi beton disimpan ditempat yang baik dan dihindari
terjadinya karatan, yaitu dibuatkan palangan agar tidak
tersentuh dengan tanah.
Besi beton disusun menurut ukurannya, agar memudahkan
pengambilan dan memudahkan pengontrolan.
37
Piping/2011Holcim Indonesia
Untuk melaksanakan pekerjaan pemotongan dan
pembengkokan besi beton, harus disiapkan gambar
pembesian yang dimaksud dan dibuatkan daftar
lengkung..
Tulangan Pada Beton
Fungsi tulangan pada beton :
Meningkatkan kuat tarik pada beton
Mengurangi susut pada beton
Pelaksanaan Pekerjaan Pembesian Beton Bertualang
38
Piping/2011Holcim Indonesia
Baja Tulangan
Mempunyai permukaan bulat atau deform
(berulir)
Bentuk berulir membantu lekatan lebih kuat
pada beton.
Mempunyai ukuran diameter mulai dari 6mm
sampai 40 mm dan panjang 12 m (standar SII).
Harus bersih dari dari lumpur, oli dan bahan
coating non metal.
Harus bebas dari karat
39
Piping/2011Holcim Indonesia
Baja Tulangan
Klasifikasi :
Tulangan Polos ( fy =240 Mpa )
Tulangan Ulir ( fy =400 Mpa )
40
Piping/2011Holcim Indonesia
Tulangan
Fungsi Tulangan Sengkang/beugel/ring:
1.Menahan geser akibat gravitasi dan gempa
2.Menambah kuat tekan
3.Mengikat tulangan Utama
Fungsi Tulangan Utama Pada
Balok dan Kolom:
Menahan tarikan akibat adanya
Momen
41
Piping/2011Holcim Indonesia
¼ L½ L ¼ L
Balok
Kolom
s(-)
s(+)
s(+)
s (-)
Lap.
Tump.
Tulangan
42
Piping/2011Holcim Indonesia
Penempatan Tulangan
Sebaiknya tulangan polos dipakai hanya untuk sengkang (beugel/ring) yang ujungnya diberikan
kait.
Tulangan ber ulir akan lebih kuat rekatannya, ukuran
atau dimensi yang tepat oleh karena itu dipakai untuk
tulangan utama
43
Piping/2011Holcim Indonesia
Pemadatan
Tujuan :
1. Menghilangkan ruang udara dari dalam spesi
beton hingga kepadatan beton tercapai,
2. Sehingga beton yang dihasilkan mempunyai
kekuatan yang tinggi,
3. Muai susut rendah, dan menambah kekedapan air.
44
Piping/2011Holcim Indonesia
Beberapa macam cara Pemadatan
1. Dengan cara rojokan
2. Dengan jarum penggetar ( umum )
3. Dengan meja penggetar ( di pabrik – pabrik )
4. Dengan vibrator acuan ( Dinding )
Penggetar permukaan ( Untuk Pelat )
45
Piping/2011Holcim Indonesia
Pemadatan
Teknis pelaksanaan :
1. Beton harus dicor sedekat – dekatnya ketujuan yang terakhir
untuk mencegah pemisahan bahan – bahan akibat pemisahan
adukan di dalam beton.
2. Sejak pengecoran dimulai, pekerjaan ini harus dilanjutkan tanpa
henti, sampai mencapai siar – siar pelaksanaan.
3. Jarum penggetar harus dimasukan ke dalam adukan secara vertikal, dan dalam keadaan khusus boleh miring 45°
46
Piping/2011Holcim Indonesia
4. Selama penggetaran jarum tidak boleh digerakan
kearah horizontal
5. Jarum harus diusahakan tidak mengenai cetakan,
tulangan atau bagian beton yang mulai mengeras.
6. Lapisan yang digetarkan tidak boleh lebih dari 30 cm
atau 50 cm.
7. Jarum penggetar di tarik dari adukan beton apabila
adukan sudah mulai mengkilap di sekitar jarum
( tanda air semen mulai memisah dari aggregat ) dan
penarikan tidak boleh terlalu cepat.
Pemadatan
47
Piping/2011Holcim Indonesia
Proses pemadatan dengan menggunakan Jarum Penggetar
48
Piping/2011Holcim Indonesia
Proses Pemadatan
49
Piping/2011Holcim Indonesia
Bekisting / Acuan Perancah
Fungsi Bekisting :
Acuan berfungsi sebagai pembentuk/cetakan
beton sehingga diperoleh hasil beton yang sesuai dengan perencanaan.
Perancah berfungsi sebagai penguat, pengaku acuan sehingga acuan dapat digunakan sesuai
dengan fungsinya dalam membentuk beton.
50
Piping/2011Holcim Indonesia
Syarat Pembuatan Bekisting
Semua sambungan bekisting harus rata dan
dipastikan tidak bocor.
Kuat dan Kokoh
Mudah dipasang dan dibongkar.
Tidak Bocor
Ekonomis
Sesuai dengan gambar/perencanaan beton
yang akan dibentuk.
51
Piping/2011Holcim Indonesia
Bahan-Bahan Bekisting/Formwork
52
Piping/2011Holcim Indonesia
Material yang sering digunakan:
53
Piping/2011Holcim Indonesia
Bekisting Kolom
54
Piping/2011Holcim Indonesia
Bekisting Kolom
multiplek
kasoPenyokong/pipa baja
55
Piping/2011Holcim Indonesia
Bekisting Lantai
56
Piping/2011Holcim Indonesia
57
Piping/2011Holcim Indonesia
Dinding Penahan Tanah
58
Piping/2011Holcim Indonesia
Keterangan gambar:
1. Pasangan bata, dilapisi water profing
2. Cor kaki dinding (± 20 cm)
3. Besi tulangan dan diberi spacer
4. Panel formwork yang telah diolesi minyak
5. Form Tie (beton tahu)
6. Perkuatan horisontal
7. Steel support/batang penyokong
8. Timbunan tanah di belakang bata (sebaiknya menggunakan
pasir)
9. Pengecoran
10. Setelah cukup lumut, panel dapat dilepas
59
Piping/2011Holcim Indonesia
Stake Out/Papan Duga/Bouwplank
Bekisting harus dipasang tepat pada tempat beton akan di buat, oleh karena itu pembuatan
bekisting harus selalu menyesuaikan dengan
stake out/papan duga/bouwplank.
Fungsi stake out :
Sebagai pedoman as bangunan/galian
Sebagai penentu kelurusan cetakan/bekisting
sloof
Sebagai penentu lebar galian
Sebagai pedoman kedalaman galian
60
Piping/2011Holcim Indonesia
61
Piping/2011Holcim Indonesia
62
Piping/2011Holcim Indonesia
63
Piping/2011Holcim Indonesia
T E R I M A K A S I H !