teori pembelajaran humanisme dan kontruktivisme
DESCRIPTION
mengulas tentang teori pembelajranTRANSCRIPT
TEORI PEMBELAJARAN HUMANISME DAN
KONTRUKTIVISME
Makalah disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Perencanaan dan Strategi Pembelajaran (PSP), Dosen Pengampu : Bapak Drs. Mohammad Taufik, M.Pd
Oleh Kelompok II
1. Erik Kuswanto (201310060311136)
2. Ela Verhat Veles Rela Pasa (2013100603111)
3. Merry Fransisca
PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Teori Pembelajaran Humanisme dan Kontruktivisme yang dibimbing oleh Drs.
Mohammad Taufik, M.Pd
Makalah yang ditulis penulis ini berbicara mengenai Teori Pembelajaran
Humanisme dan Kontruktivisme. Penulis menuliskannya dengan mengambil dari
beberapa sumber baik dari buku maupun dari internet dan membuat gagasan dari
beberapa sumber yang ada tersebut.
Penulis berterima kasih kepada beberapa pihak yang telah membantu
penulis dalam penyelesaian makalah ini. Hingga tersusun makalah yang sampai
dihadapan pembaca pada saat ini.
Penulis juga menyadari bahwa makalah yang penulis tulis ini masih
banyak kekurangan. Karena itu sangat diharapkan bagi pembaca untuk
menyampaikan saran atau kritik yang membangun demi tercapainya makalah
yang lebih baik.
Malang, 20 Oktober 2015
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini terdapat beragam teori di dalam dunia pendidikan yang
dikemukakan oleh berbagai pakar pendidikan terutama pada proses
pembelajaran. Diantaranya teori tersebut adalah teori Humanisme dan
Konstruktivisme. Pemilihan pendekatan ini lebih dikarenakan agar
pembelajaran membuat siswa antusias terhadap persoalan yang ada sehingga
mereka mau mencoba memecahkan persoalannya.
Meski ada banyak teori pembelajaran yang diciptakan untuk memudahkan
guru dalam memahamkan materi kepada siswa tapi pada realitanya
pembelajaran di kelas masih dominan menggunakan metode ceramah dan
tanya jawab sehingga kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran, oleh karena itu seorang guru
perlu memperhatikan konsep awal siswa sebelum memulai pembelajaran. Jika
tidak demikian, maka seorang pendidik tidak akan berhasil menanamkan
konsep yang benar serta memberikan pemahaman yang lebih mendalam
kepada siswa terkait materi yang diajarkan, bahkan dapat memunculkan
sumber kesulitan belajar selanjutnya. Maka dari permasalahan tersebut, kami
melakukan penelitian konsep untuk mengetahui bagaimana sebenarnya
hakikat teori belajar humanisme dan konstruktivisme ini bisa mengembangkan
keaktifan siswa dalam pembelajaran serta dalam mengkonstruk
pengetahuannya sendiri, sehingga dengan pengetahuan yang dimilikinya
peserta didik bisa lebih memaknai pembelajaran
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi serta aplikasi teori pembelajaran humanisme dalam
pembelajran ?
2. Bagaimana ciri-ciri pembelajaran secara humanisme ?
3. Bagaimana kelebihan dan kekurangan pembelajaran secara humanisme ?
4. Bagaimana peran Guru dan siswa serta gambaran kelas humanisme ?
5. Bagaimana definisi teori pembelajaran kontruktivisme ?
6. Bagaimana implementasi teori pembelajaran kontruktivisme dalam
pembelajaran ?
7. Bagaimana ciri pembelajran secara kontruktivisme ?
8. Bagaimama kelebihan dan kekurangan pembelajran secara
kontruktivisme ?
9. Bagaimana peran Guru dan Siswa serta gambaran kelas kontruktivisme ?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah
1. Mahasiswa mampu menjelaskan teori pembelajaran humanisme secara
keleluruhan.
2. Mahasiswa selalaku sebagai calon guru diharapkan mempu
mengimplementasikan teori pembelajran humanisme dan kontruktivisme
dalam proses pembelajran yang disesuikan dengan kondisi siswa.
D. Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini adalah memberikan penjelasan yang
menyeluruh kepada mahasiswa calon guru mengenai teori pembelajaran
humanisme dan teori pembelajran kontruktivisme sehingga makalah ini dapat
dijadikan referensi bagi mahasiswa itu sendiri dan masyarakat pada umunya
dalam suatu proses pembelajran.
E. Batasan Masalah
Batasan makalah ini yaitu hanya mengacu pada jududul makalah yaitu “
Teori Pembelajran Humanisme dan Teori Pembelajran Kontruktivisme”.
1.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakekat Pembelajran Menurut Teori Humanisme
Pengertian Humanisme lebih melihat pada sisi perkembangan kepribadian
manusia. Pendekatan ini melihat kejadian yaitu bagaimana manusia membangun
dirinya untuk melakukan hal-hal yang positif. Menurut maslow, manusia
termotivasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Kebutuhan-
kebutuhan tersebut memiliki tingkatan atau hirarki, adapun hirarki kebutuhan
tersebut adalah
1. Kebutuhan aktualisasi diri
2. Kebutuhan untuk dihargai
3. Kebutuhan untuk dihargai dan disayangi
4. Kebutuhan akan rasa tenteram dan aman
5. Kebutuhan fisiologi/dasar
Aplikasi teori humanisme dalam pembelajaran, guru lebih mengarahkan siswa
untuk berpikir induktif, mementingkan pengalaman, serta membutuhkan
keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar. Hal ini diterapkan melalui
kegiatan diskusi, membahas materi secara berkelompok. Pembelajaran
berdasarkan teori humanisme ini cocok untuk diterapkan pada materi-materi
pembelajaran yang bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan
sikap dan analisis terhadap fenomena sosial. Menurut Gege dan Berliner, prinsip
dasar dari pendekatan humanisme untuk mengembangkan pendidikan, murid akan
belajar dengan baik apa yang mereka mau dan perlu ketahui. Mengetahui
bagaimana cara belajar lebih penting daripada membutuhkan banyak pengetahuan.
Murid akan belajar lebih baik dalam lingkungan yang tidak mengancam.
B. Ciri-Ciri Pembelajaran Secara Humanisme
Adapun yang menjadi ciri-ciri pembelajran secara humanisme di antaranya
1. Pembelajaran menekankan pentingnya emosi atau perasaan siswa,
2. Pembelajaran menekankan pada pentinggnya komunikasi terbuka.
3. Pembelajaran menekankan pada nilai-nilai yang dimiliki oleh setiap siswa.
C. Kelebihan Dan Kekurangan Pembelajaran Secara Humanisme
Kelebihan dari pembelajaran hunisme sebagai berikut
1. Bersifat pembentukan kepribadian,hati nurani, perubahan sikap, analisis
terhadap fenomena social
2. Siswa merasa senang, berinisiatif dalam belajar
3. Guru menerima siswa apa adanya, memahami jalan pikiran siswa
Sedangkan kekurangan dari pembelajaran humanisme diantaranya
1. Bersifat individual
2. Proses belajran tidak akan berhasil jika tidak ada motivasi dan lingkungan
yang mendukung
3. Sulit diterapkan dalam konteks yang lebih praktis
D. Peran Guru Dan Siswa Serta Gambaran Kelas Humanisme
Peran guru dalam proses pembelajaran humanisme adalah menjadi fasilitor
bagi para siswa sedangkan guru memberikan motivasi, kesadaran mengenai
makna belajar dalam kehidupan siswa. Guru memfasilitasi pengalaman belajar
kepada siswa dan mendampingi siswa untuk memperoleh tujuan pembelajaran.
Siswa berperan sebagai pelaku utama ( student center ) yang memaknai proses
pengalaman belajarnya sendiri. Diharapkan siswa mampu memahami potensi diri,
mengembangkan potensi dirinya secara positif dan meminimalkan potensi diri
yang bersifat negatif.
Tujuan pembelajaran lebih kepada proses belajarnya daripada hasil belajar.
Adapun proses yang umumnya dilalui adalah :
1. Merumuskan tujuan belajar yang jelas
2. Mengusahakan partisipasi aktif siswa melalui kontrak belajar yang bersifat
jelas , jujur dan positif.
3. Mendorong siswa untuk mengembangkan kesanggupan siswa untuk belajar
atas inisiatif sendiri
4. Mendorong siswa untuk peka berpikir kritis, memaknai proses pembelajaran
secara mandiri
5. Siswa di dorong untuk bebas mengemukakan pendapat, memilih pilihannya
sendiri, melakukkan apa yang diinginkan dan menanggung resiko dariperilaku
yang ditunjukkan.
6. Guru menerima siswa apa adanya, berusaha memahami jalan pikiran siswa,
tidak menilai secara normatif tetapi mendorong siswa untuk
bertanggungjawab atas segala resiko perbuatan atau proses belajarnya.
7. Memberikan kesempatan murid untuk maju sesuai dengan kecepatannya
8. Evaluasi diberikan secara individual berdasarkan perolehan prestasi siswa
E. Hakekat Pembelajran Menurut Teori Kontruktivisme
Makna Kontruktivisme menurut McBrien & Brandt,1997 yaitu
(Konstruktivisme adalah satu pendekatan pengajaran berdasarkan kepada
penyelidikan tentang bagaimana manusia belajar. Kebanyakan penyelidik
berpendapat setiap individu membina pengetahuan dan bukannya hanya menerima
pengetahuan daripada orang lain) bertolak dari pendapat ini dapat kita simpulkan
bahwa konstruktivisme adalah satu fahaman bahawa murid membina sendiri
pengetahuan atau konsep secara aktif berdasarkan pengetahuan dan pengalaman
sedia ada. Dalam proses ini, murid akan menyesuaikan pengetahuan yang diterima
dengan pengetahuan sedia ada untuk membina pengetahuan baru.
Hakikat pembelajaran menurut teori Konstruktivisme adalah suatu proses
pembelajaran yang mengkondisikan siswa untuk melakukan proses aktif
membangun konsep baru, pengertian baru dan pengetahuan baru berdasarkan data.
Oleh karena itu proses pembelajaran harus dirancang dan dikelola sedemikian
rupa sehingga mampu mendorong siswa mengorganisasi pengalamannya menjadi
pengetahuan yang bermakna. Teori belajar ini mencerminkan siswa memiliki
kebebasan artinya siswa dapat memanfaatkan teknik belajar apaun asal tujuan
belajar dapat tercapai.
Implikasi definisi kontruktivisme dalam pembelajran
Pengajaran danpembelajaran akanberpusatkan murid
Pengetahuan yang dipunyai oleh murid adalah hasil dari pada aktiviti yang dilakukan oleh murid
tersebut dan bukann pengajaran yang diterima secara pasif
Guru akan mengenal
pasti pengetahuansedia ada murid dan merancang kaedah
pengajarannyadengan sifat asas
pengetahuantersebut
Guru berperanansebagai fasilitatoryang membantumurid membinapengetahuan danmenyelesaikan
masalah
Guru berperanan sebagai pereka bentukbahan pengajaran yang menyediakan peluang
kepada murid untuk membina pengetahuan baru
F. Implementasi Teori Pembelajaran Kontruktivisme Dalam Pembelajaran
Adapun implimentasi definisi kontuktivisme dalam pembelajran adalah
sebagai berikut
Gambar 2. Implikasi definisi kontruktivisme dalam pembelajran
Ciri-ciriPembelajaran SecaraKonstruktivisme
Memunculkan gagasan/idea yang dimiliki oleh murid dan menggunakannya sebagaipanduan merancang pembelajran
Mengarahkan murid untuk bertanya dan berdialog dengan murid dan guru
Menganggap pembelajaran sebagai satu proses yang sama penting dengan hasil pembelajaran
Mendukung pembelajaran secara koperatif
Siswa dipandang sebagai pemikir-pemikir yang dapat menunculkan teori-teori tentang dirinya
Memberi peluang kepada murid untuk membina pengetahuan baru dengan memahaminya melalui keterlibatan murid dengan situasi dunia yang sebenarnya
Pengukuran proses dan hasil belajar siswa terjalin di dalam kesatuan kegiatan pembelajranan , dengan cara guru mengamati hal-hal yang sedang dilakukan siswa, serta melalui tugas-tugas pekerjaan
G. Ciri-Ciri Pembelajran Secara Kontruktivisme
Adapun yang menjadi ciri-ciri pembelajran secara kontruktivisme adalah
sebagai berikut:
MURID
LEBIHBERFIKIR
LEBIHFAHAM
LEBIHPINTAR
LEBIHBERKEMA-HIRAN
SOSIAL
LEBIHYAKIN
LEBIHINGAT
H. Kelebihan Dan Kekurangan Pembelajran Secara Kontruktivisme
Adapun yang menjadi kelebihan dari pembelajaran secara kontruktivisme
sebagai berikut
Gambar 4. Kelebihan penbelajran secara kontruktivisme
Kelebihan pembelajaran secara kontruktivisme dijelaskan sebagai berikut
1. Berfikir
Dalam proses membina pengetahuan baru, murid akan berfikir
untuk menyelesaikan masalah, mengembangkan idea, dan membuat
keputusan yang bijak dalam menghadapi berbagai kemungkinan dan
gabaran. Sebagai contoh, pada aktivitas penyelidikan dan penyiasatan
seperti mengenal pasti masalah, mengumpulkan pengetahuan, memproses
data, membuat interpretasi dan membuat kesimpulan.
2. Faham
Kefahaman murid tentang sesuatu konsep dan idea lebih jelas
apabila mereka terlibat secara langsung dalam pembinaan pengetahuan
baru. Seorang murid yang memahami apa yang dipelajari akan dapat
mengaplikasikan pengetahuan yang baru dalam kehidupan dan situasi
baru.
3. Ingat
Setelah memahami sesuatu konsep, murid akan dapat mengingati
lebih lama konsep tersebut kerana mereka terlibat secara aktif dalam
mengaitkan pengetahuan yang diterima dengan pengetahuan yang sudah
ada untuk membina pengetahuan baru.
4. Yakin
Murid yang belajar secara konstruktivisme diberi peluang untuk
membina sendiri kefahaman mereka tentang sesuatu. Ini menjadikan
mereka lebih yakin kepada diri sendiri dan berani menghadapi dan
menyelesaikan masalah dalam situasi baru.
5. Kemampuan sosial yang tinggi
Murid yang berjiwa sosial yang tinggi akan mudah bekerjasama
dengan orang lain dalam menghadapi berbagai masalah. Kmampuan sosial
ini diperoleh apabila murid berinteraksi dengan murid lain dan guru dalam
membina pengetahuan mereka.
6. Pintar
Dalam pembelajaran secara konstruktivisme, murid membina
sendiri pengetahuan, konsep dan idea secara aktif. Ini menjadikan mereka
lebih faham, lebih yakin dan lebih pintar dan terus belajar sepanjang hayat
walaupun menghadapi berbagai kemungkinan dan persoalan.
Teori belajar konstuktivisme memilikin kekurangan atau kelemahan yakni:
1. Siswa mengkonstruksi pengetahuannya sendiri, tidak jarang bahwa hasil
konstruksi siswa tidak cocok dengan hasil konstruksi sesuai dengan kaidah
ilmu pengetahuan sehingga menyebabkan miskonsepsi;
2. Konstruktivisme menanamkan agar siswa membangun pengetahuannya
sendiri, hal ini pasti membutuhkan waktu yang lama dan setiap siswa
memerlukan penanganan yang berbeda-beda;
3. Situasi dan kondisi tiap sekolah tidak sama, karena tidak semua sekolah
memiliki sarana prasarana yang dapat membantu keaktifan dan kreatifitas
siswa;
4. meskipun guru hanya menjadi pemotivasi dan memediasi jalannya proses
belajar, tetapi guru disamping memiliki kompetensi dibidang itu harus
memiliki perilaku yang elegan dan arif sebagai spirit bagi anak sehingga
dibutuhkan pengajaran yang sesungguhnya mengapresiasi nilai-nilai
kemanusiaan;
5. Dalam proses belajarnya dimana peran guru sebagai pendidik itu
sepertinya kurang begitu mendukung; siswa berbeda persepsi satu dengan
yang lainnya;.
I. Peran Guru Dan Siswa Serta Gambaran Kelas Kontruktivisme
Adapun peran guru dalam kelas kontruktivisme adalah
1. Memancing siswa menerangkan idea mereka serta menghargai
pandangan mereka.
2. Menstruktur pelajaran untuk menyesuaikan persepsi siswa.
3. Membantu siswa menyadari kerelevanan kurikulum kepada kehidupan
mereka.
4. Mentaksir pembelajaran melalui aktivitas harian di kelas, bukan hanya
dalam bentuk ujian bertulis.
5. Memerintahkan siswa membuat persoalan yang berbentuk
penyelesaian, menganalisis, meramal, membuat hipotesis.
6. Menggalakkan siswa menerangkan lebih lanjut jawaban mereka.
7. Memberi waktu secukupnya kepada siswa untuk menjawab soalan
setelah soalan dikemukakan.
8. Menciptakan pembelajaran koperatif .
9. Membimbing murid mendapatkan jawaban yang tepat.
Adapun yang menjadi peran siswa dalam kelas kontruktivisme adalah sebagai
berikut
1. Siswa mengambil inisiatif mengemukakan persoalan-persoalan dan isu,
kemudian secara individu mereka membuat analisis dan menjawab soalan-
soalan itu. Mereka bertanggungjawab terhadap pembelajaran mereka
sendiri dan boleh menyelesaikan masalah.
2. Siswa selalu berbicara dengan guru dan sesama mereka. Perbicaraan itu
akan membantu siswa mengubah atau mengukuhkan idea-idea mereka.
Jika murid itu berpeluang mengemukakan pendapat mereka dan
mendengar idea orang lain, siswa tersebut dapat membina asas
pengetahuan yang mereka faham.
3. Siswa mengembangkan hipotesis yang telah dibuat. Siswa diberi banyak
ruang dan peluang untuk menguji hipotesis mereka terutamanya melalui
diskusi.
4. Siswa menggunakan data dan bahan-bahan fizikal, manipulatif atau
interaktif untuk membantu mereka memberoleh idea dan pengetahuan.
.
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Teori humanisme merupakan konsep belajar yang lebih melihat pada sisi
perkembangan kepribadian manusia. Berfokus pada potensi manusia untuk
mencari dan menemukan kemampuan yang mereka punya dan mengembangkan
kemampuan tersebut. Sehingga pada proses pembelajaran perlu adanya
pemahaman terhadap kemampuan serta perkembangan kepribadian siswa.
Disisi lain Menurut Teori humanistik mengungkapkan bahwa tujuan belajar
adalah untuk memanusiakan manusia. proses pembelajran dianggap berhasil jika
si pelajar memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Teori belajar ini berusaha
memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut
pandang pengamatnya.
Teori kontruktivisme adalah sebagai pembelajaran yang bersifat generatif,
yaitu tindakan mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari. Sehingga dalam
pembelajran siswa lebih aktif dalam pembelajran sehingga mampu menciptakan
dan atau mengembangkan konsep konsep baru maupun yang sudah ada. Peran
guru dalam pembelajran kontruktivisme yaitu guru lebih berperan sebagai
fasilitator dan siswa dalam pembelajran ini dituntut lebih aktif.
DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Pendidikan Malaysia, 2001. Pembelajaran
secara Konstruktivisme.Kuala Lumpur. Perpustakaan
Negara Malaysia
Suyono, 2011.Belajar dan Pembelajran. Bandung. PT
REMAJA ROSDAKARYA
Budiningsih, Asri, 2005. Belajar dan Pembelajran.
Jakarta. PT. Asdi Mahasatya.s
Daftar Tugas Setiap Anggota Kelompok
Nama Tugas Paraf Erik KuswantoMerry Fransisca
Ela Verhat Veles Rela Pasa