teori perencanaan

20
TEORI PERENCANAAN UNIVERSITAS ANDALAS Oleh : Ringga Rahmi Prima Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Untuk Mata Kuliah Penataan Ruang dan Perencanaan Permukiman

Upload: ringga-rahmi-prima

Post on 06-Dec-2015

229 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Ringga Rahmi Prima

TRANSCRIPT

Page 1: teori Perencanaan

TEORI PERENCANAAN

UNIVERSITAS ANDALAS

Oleh :

Ringga Rahmi Prima

Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Untuk Mata Kuliah

Penataan Ruang dan Perencanaan Permukiman

PROGRAM STUDI PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

UNIVERSITAS ANDALAS

2015

Page 2: teori Perencanaan

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................................1

BAB 1 : PENDAHULUAN..........................................................................................2

1.1 Latar Belakang....................................................................................................2

1.2 Perumusan Masalah............................................................................................2

1.3 Tujuan.................................................................................................................2

BAB 2 : Pembahasan....................................................................................................3

2.1 Defenisi...............................................................................................................3

2.2 Perencanaan Sebagai Disiplin Ilmu....................................................................4

2.3 Perkembangan Teori Perencanaan......................................................................5

2.4 Perencanaan Perumahan dan permukiman.........................................................8

BAB 3 : Kesimpulan dan Saran..................................................................................11

3.1 Kesimpulan.......................................................................................................11

3.2 Saran.................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA

1

Page 3: teori Perencanaan

2

BAB 1 : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perencanaan merupakan aktivitas yang sangat penting yang membantu

mempertahankan efektivitas manajerial. Dengan tujuan dan perencanaan kegiatan

yang jelas, manajer mempunyai pedoman untuk aktivitas-aktivitas di masa depan,

serta dapat mengalokasikan waktu dan sumber daya yang ada yang mereka miliki

dengan baik.(1)

Perencanaan sebagai sebuah disiplin ilmu berkembang di Inggris pasca

perang dunia kedua. Pada awalnya perencanaan berfokus pada aspek desain saja

(perencanaan fisik) namun dalam perkembangannya perencanaan menjadi ilmu yang

interdisiplin, bidang kajiannya menjadi sangat luas yaitu memasukkan aspek sosial-

ekonomi-budaya. Cakupan kajian yang luas—pensinergian dari berbagai macam

ilmu (terutama ilmu tata guna lahan dan ilmu-ilmu sosial)—tidak jarang membuat

orang bingung mengenai basis ilmu perencanaan atau specialized knowledge yang

membedakan disiplin perencanaan dengan disiplin lainnya.(1)

Di negara berkembang seperti Indonesia, umumnya para perencana masih

canggung untuk membahas aspek yang luas dan membatasi diri pada perencanaan

fisik. Padahal dengan penguasaan disiplin perencanaan sebagai sebuah ilmu

interdisiplin (tidak hanya sekadar aspek fisik lingkungan, namun juga aspek-aspek

sosial) tujuan-tujuan perencanaan itu akan lebih mudah tercapai. Karena masyarakat

bukan sesuatu yang homogen, dan perencana harus menentukan apa yang terbaik

bagi masyarakat.

1.2 Perumusan Masalah

1. Apa Defenisi / pengertian ?

2. Bagaimana Perencanaan sebagai disiplin ilmu ?

3. Bagaimana Perkembangan teori perencanaan ?

1.3 Tujuan

Memberikan kemampuan untuk menggunakan teori perencanaan dalam

menjelaskan penataan ruang dan perencanaan kawasan permukiman

Page 4: teori Perencanaan

BAB 2 : Pembahasan

2.1 Defenisi

Menurut Terry (1975), Perencanaan adalah pemilihan dan menghubungkan fakta-

fakta, membuat serta menggunakan asumsi-asumsi yang berkaitan dengan masa datang

dengan menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan tertentu yang diyakini

diperlukan untuk mencapai suatu hasil tertentu. Kusmiadi (1995) mengemukakan

Perencanaan sebagai   proses dasar yang kita gunakan  untuk memilih tujuan-tujuan dan

menguraikan bagaimana cara pencapainnya.(2)

Friedman (1987) berpendapat perencanaan adalah upaya untuk menghubungkan

pengetahuan ilmiah dan teknis kepada tindakan-tindakan di domain publik. Dalam melihat

bentuk-bentuk perencanaan sebagai upaya mewujudkan apa

yang dipikirakan dalam tindakan nyata (to link knowledge and action) .(3)

Perencanaan secara garis besar diartikan seagai proses mendefinisikan tujuan

organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkann rencana

aktivitas kerja organisasi. Pada dasarnya yang dimaksud perencanaan yaitu memberi jawaban

atas pertanyaan-pertanyaan apa (what), siapa (who), kapan (when), dimana (where), mengapa

(why), dan bagaimana (how). Jadi perencanaan yaitu fungsi seorang manajer yang

berhubungan dengan pemilihan dari sekumpulan kegiatan-kegiatan dan pemutusan tujuan-

tujuan, kebijaksanaan-kebijaksanaan serta programprogram yang dilakukan. Perencanaan

merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan

berjalan.(2)

Dalam sebuah perencanaan terdapat unsur-unsur perencanaan. Perencanaan yang baik harus

dapat menjawab enam pertanyaan yang disebut sebagai unsurunsur perencanaan. Unsur

pertama adalah tindakan apa yang harus dikerjakan, kedua ada sebabnya rindakan tersebut

harus dilakukan, ketiga dimana tindakan tersebut dilakukan, keempat kapa tindakan tersebut

dilakukan, kelima siapa yang akan melakukan tindakan tersebut, dan yang terakhir

bagaimana cara melaksanakan tindakan tersebut.(4)

Dalam sebuah perencanaan juga perlu memperhatikan sifat rencana yang baik. Sifat

rencana yang baik yakni :(4)

1. Pemakaian kata-kata yang sederhana dan jelas dalam arti mudah dipahami oleh yang

menerima sehingga penafsiran ang berbeda-berbeda dapat ditiadakan.

3

Page 5: teori Perencanaan

4

2. Fleksibel, suatu rencana harus dapat menyesuaikan dengan keadaan yang seebenarnya

bila ada perubahan maka tidak semua rencana dirubah dimungkinkan diadakan

peneysuaian-penyesuaian saja. Sifatnya tidak kaku harus begini dan begitu walaupun

keadaan lain dari yang direncanakan.

3. Stabilitas, tidak perlu setiap kali rencana mengalami perubahan jadi harus dijaga

stabilitasnya setiap harus ada dalam pertimbangan.

4. Ada dalam perimbangan berarti bahwa pemberian waktu dan faktor-faktor produksi

kepada siapa tujuan organisasi seimbang dengan kebutuhan.

5. Meliputi seluruh tindakan yang dibutuhkan, jadi meliputi fungsi-fungsi yang ada

dalam organisasi.

2.2 Perencanaan Sebagai Disiplin Ilmu

Perencanaan awalnya, terutama di akhir abad ke-19 dan paska perang dunia

kedua, berfokus pada aspek desain lingkungan fisik dan disebut sebagai tahap

morphologycal conception of space. Dalam perkembangannya, perencanaan berkembang

sedemikian rupa, sehingga menjadi ilmu yang metadisiplin, dan bidang kajian ilmu

perencanaan menjadi begitu luas, memasukkan aspek sosial-ekonomi-budaya. Perluasan ini

terjadi pada era tahun 60-an. Luasnya kajian ilmu perencanaan adalah seluas permasalahan

daerah atau kota. Keluasan kajian dan sifatnya yang multi dimensi ini tidak jarang membuat

orang bingung tentang fokus kajian disiplin perencanaan. Hal ini disinyalir oleh Friedman

dimana adanya anggapan bahwa teori perencanaan tidak ada gunanya dalam praktek, karena

kurangnya pemahaman tentang teori perencanaan dan aspek multidimensinya.(3)

Perkembangan sifat metadisiplin ilmu perencanaan diakui luas di negara

maju. Healey (1997) menguraikan bahwa perencanaan berkembang dari tiga tradisi besar,

yaitu: perencanaan ekonomi, manajemen pembangunan fisik, dan manajemen administrasi

publik dan analisa kebijakan; yang sudah terajut menjadi satu saat ini pada kajian yang sama,

yaitu interaksi sosial yang mendasari perkembangangan ketiga tradisi tersebut. Friedman

(1987) menjelaskan bahwa praktek perencanaan awal pun, yaitu perencanaan aspek fisik

lingkungan (Orthogonal Design), tetap berbasiskan pada ilmu kemasyarakatan yang telah

berkembang matang dan diterima pada awal abad 19. Pendapat Friedman ini sedikit berbeda

dengan pendapat Taylor (1998) di atas karena perbedaan konteks dan fokus, namun terlepas

dari perbedaan ini,intinya sifat metadisiplin ilmu perencanaan sudah banyak diterima di

negara maju. (3)

Page 6: teori Perencanaan

5

Situasi berbeda terjadi pada perkembangan perencanaan di negara berkembang.

Conyers et.al (1984) menjelaskan bahwa disiplin perencanaan di negara berkembang

bergerak dari 2 tradisi: perencanaan fisik dan perencanaan pembangunan ekonomi, yang

berkembang sendiri-sendiri. Terjadinya perkembangan yang sendiri-sendiri tersebut karena:

pertama, negara berkembang mewarisi tradisi perencanaan dari Penjajah, yang pada masa itu

memandang perencanaan fisik sebagai hal yang terpisah dari perencanaan pembangunan

ekonomi. Kedua, setelah merdeka, kemakmuran ekonomi merupakan impian seluruh negara

berkembang, dan pola perencanaan pembangunan sektoral terpusat model Uni Sovyet

banyak diadopsi. Karenanya perencanaan pembangunan di negara berkembang dilaksanakan

oleh masing-masing sektor, dimana antara perencanaan fisik dan perencanaan ekonomi

memiliki departemen, staf dari latar belakang disiplin, dan menjalankan profesi masing-

masing. Pada konteks Indonesia, Munir (2002) menyatakan bahwa fokus perhatian

perencanaan masih pada penyediaan dan penataan prasarana yang bersifat fisik, tetapi aspek

sosial dan ekonomi masih kurang mendapatkan perhatian.(3)

Hali ini mengindikasikan bahwa pada konteks negara berkembang, sifat metadisiplin

dari ilmu perencanaan masih dalam proses kematangan dan berupaya untuk mendapat

pengakuan yang luas. Kecanggungan perencana untuk membahas aspek yang luas dan

membatasi diri pada perencanaan fisik, sebenarnya juga terjadi di negara maju. Brooks

(2002) menyebut keadaan ini sebagai upaya pendefinisian tujuan dan tema utama profesi

perencanaan. Pertanyaan utamanya adalah apakah sebaiknya perencana membatasi diri pada

hal-hal pemanfaatan lahan (land use) dan lingkungan fisik, ataukah sebaiknya cakupan

mereka sesuatu yang luas seperti masalah sosial dan ekonomi. Sebagian besar perencana,

memilih pada paham intelektual yang kedua. (3)

2.3 Perkembangan Teori Perencanaan

Pada hakikatnya, ilmu teori perencanaan berkaitan erat dengan perencanan kota.

Namun dalam perkembangannya perencanaan tidak dikembangkan berdasarkan teori

perencanaan, tetapi sebaliknya teori perencanaan berkembang sebagai kelanjutan dari

pengalaman mengenai usaha manusia mengatasi keadaan lingkungan kehidupannya. Oleh

karena itu, ilmu ini sangat diperlukan dalam merencanakan sebuah kota, karena dalam teori

perencanaan membahas definisi, pemahaman konteks, praktek-praktek, dan proses-proses

Page 7: teori Perencanaan

6

dalam perencanaan kota, dan bagaimana pertumbuhannya dari asal-usul sejarah dan

kebudayaan masing-masing.(5)

Secara umum, perkembangan sejarah perencanaan di dunia dapat dibagi dalam 7 (tujuh)

periode yaitu era pra Yunani, era Yunani, era Romawi, era abad pertengahan, era

Renaissance dan Baroque, era Revolusi Industri, dan era milenium saat ini dengan skema

sebagai berikut :

Secara sederhana, perkembangan teori perencanaan dapat dibahas sebagai berikut :(6)

No Periode Teknologi dan

Peradaban

Kompleksitas

Masalah

Pendekatan Perencanaan

A Internasional

1 Era Pra Yunani Rendah Sangat rendah didominasi oleh alam

pemenuhan kebutuhan hidup

minimal secara fisik

2 Era Yunani dan

Romawi

Sedikit maju sederhana mengubah alam

fisik estetis

3 Abad Pertengahan Lebih maju Lebih kompleks dominas agama dan

kekuasaan

pertahanan militer

fisik estetis

4 Renaissans Semakin tinggi Makin meluas prestise bangsa

pemanfaatan ruang kolosal

fisik estetis

5 Industrialisasi Tinggi Kompleks, mobile

dan urbanisasi

tinggi

Efisiensi ekonomi

Kapitalistik dan produktivitas

Arsitektonis dan ekonomis

Page 8: teori Perencanaan

7

6 Modern Sangat tinggi Super kompleks,

sibernetik dan

tingginya IT

Menyeluruh dan kewilayahan

Berkelanjutan dan lingkungan

B Nasional

1 Pra VOC Sangat rendah Sederhana Tradisi dan spiritual

2 Awal dan medio

VOC

Rendah Kolonial/asing vs

pribumi

Untuk pertahanan

Perluasan daerah kolonial

2 Akhir VOC Lebih maju Perekonomian dan

populasi

meningkatan

Pengenalan perencanaan kota

modern

Pengembangan pusat

ekonomi baru

Desentralisasi kolonial

3 Awal kemerdekaan Cukup maju Urbanisasi dan

konflik regional

Konsep semesta berencana

Kesadaran perencanaan

Peningkatan SDM

Pengembangan wilayah baru

4 Orde Lama Lebih maju Urbanisasi dan

krisis ekonomi

Pengembangan kota besar

Pengembangan pertanian

Perencanan wilayah dan kota

Berwawasan pemerataan

5 Orde Baru Maju Kompleks Pengaruh negara maju

Sentralistik dan industrialisasi

Hirarki perencanaan

6 Reformasi Sangat maju Sangat kompleks,

lingkungan dan

kemacetan

Pengembangan metropolitan

Kota satelit dan buffer area

Peran pemda dan swasta

Parsipatory dan desentralisasi

Teori perencanaan telah berkembang sejak lama dan mengalami banyak perubahan

seiring perkembangan waktu. Perencanaan sendiri telah mengalami banyak perkembangan

sejak Patrick Geddes mencetuskannya untuk pertama kali. Kebutuhan manusia akan teori

tunggal mengenai suatu perencanaan atau biasa disebut dengan teori perencanaan

Page 9: teori Perencanaan

8

mengakibatkan pengaruh para ilmuan di bidang ilmu sosial maupun ilmu pengetahuan alam

semakin dilibatkan dalam praktek perencanaan, riset, dan pendidikan.(5)

Adapun teori teori perencanaan yang dipergunakan dan menjadi pijakan bagi

perencana dan perencanaan, berupa:(5)

1. Functional Theories

Teori yang dikembangkan lebih berdasar pada pemikiran si perencana, dengan orientasi lebih

pada target oriented planning atas dasari dugaan dugaan, sehingga produk perencanaannya

pada umumnya lebih bersifat instrumental atau top-down.

2. Behavioural Theories

Merupakan teori yang dikembangkan dengan lebih memperhatikan fenomena behavioural

melalui gejala gejala empiris dan lebih berpikir pada trend oriented planning, serta hasil

perencanaannya pada umumnya lebih bersifat komunikatif atau bottom up.

Keterkaitan antara teori dan perencanaan dalam teori-teori perencanaan (planning

theory) terdiri dari 3 (tiga) teori, yaitu sebagai berikut:(5)

1. Theory in Planning, adalah pendekatan yang kemudian berkembang menjadi cabang

ilmu pengetahuan yang dipakai dalam perencanaan, dimana dalam menyatakan

eksistensinya ditempuh dengan cara meminjam berbagai pandangan atau paradigm

cabang ilmu pengetahuan yang telah berkembang lebih dulu, seperti ilmu sosial,

ekonomi, matematika, statistik, antropologi dan lainnya.

2. Theory of Planning, adalah pendekatan yang kemudian berkembang menjadi suatu

teori, dimana proses terbentuknya adalah muncul dari suatu pengamatan yang original

yaitu dari suatu kerangka berpikir yang memang berbeda dengan kerangka berpikir

lain.

3. Theory for Planning, adalah pendekatan yang kemudian mendukung berbagai kebijakan

perencanaan baik dalam proses atau prosedur dan cara melaksanakannya maupun

substansi perencanaannya.

2.4 Perencanaan Perumahan dan permukiman

Kegiatan sejarah perencanaan kota berlangsung sejak ribuan tahun yang lalu. Dalam

sejarah perencanaan wilayah, pada awalnya kota dilihat secara fisik dan pada saat itu tipe

perencanaan induk (master planning) banyak dipakai. Tipe perencanaan ini berasal dari

bidang arsitektur; jadi memang lebih bersifat perencanaan fisik bangunan. Pada saat

Page 10: teori Perencanaan

9

kehidupan mulai lebih kompleks, kota tidak hanya dilihat secara fisik tapi juga dari aspek-

aspek lain, dan hal ini mendorong timbulnya tipe perencanaan komprehensif (menyeluruh).(6)

Pada tahap awal kemunculan perencanaan kota, urgensi dari perencanaan ini adalah

menciptakan suatu keteraturan bangunan secara fisik tanpa kompleksitas yang tinggi karena

jumlah penduduk yang tidak terlalu banyak dan kompleksitas masalah yang tidak terlalu

tinggi. Pada akhir tahap awal ini, bangunan fisik kota yang teratur merupakan simbol bagi

kekuatan pemerintahan yang sedang berlangsung. Persaingan antar kota kerajaan untuk

membuktikan simbol tersebut menjadi urgensi perencanaan kota pada tahap ke dua.

Pembangunan kota lebih diarahkan pada pembangunan fisik kota yang mendukung kegiatan

perang seperti konstruksi dinding pertahanan kota dan jalan dengan pola radial-concentric.(6)

Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk maka kompleksitas perkotaan semakin

meningkat. Selain itu, penemuan teknologi baru membawa dampak yang sangat signifikan

terhadap perencanaan kota. Dalam hal ini, timbul masalah baru yang harus mendapat

penyelesaian. Oleh karenanya, urgensi perencanaan kota pada tahap ke tiga ini adalah

merespons permasalahan kota yang timbul akibat perkembangan teknologi. Kondisi ini tidak

berubah pada tahap ke empat. Hanya saja, dengan kompleksitas masalah yang lebih tinggi

dan populasi yang lebih besar. Adapun catatan penting yang diperoleh pada tahapan ini

adalah beberapa masalah yang sebelumnya merupakan domain ilmu perencanaan mulai

diambil alih oleh disiplin ilmu lain. Hal ini berkaitan erat dengan perkembangan teknologi

yang semakin futuristic dan massive. Contohnya adalah inovasi di bidang arsitetur. (6)

Beberapa konsep dan design utopis kota masa depan menunjukkan bahwa suatu kota

di masa depan dimungkinkan untuk berada pada suatu bangunan saja, dimana penduduknya

bisa bertahan hidup di dalam bangunan tersebut mulai dari lahir sampai meninggal. Ketika

rancangan ini mulai diterapkan di banyak kota yang berkepadatan tinggi maka masalah

perencanaan kota dapat terselesaikan. Hal ini berarti disiplin ilmu arsitektur mulai meng-

conquer ilmu perencanaan kota.(6)

Ketika muncul masalah maka planning bereaksi dengan memberikan usulan rencana

pembangunan baik secara fisik. Hal ini berarti bahwa ketika tidak ada masalah maka tidak

dibutuhkan perencanaan. (6)

Dalam perkembangannya, perencanaan kota mulai berkembang tidak hanya terbatas

pada domain perencanaan fisik, tetapi meliputi perencanaan secara fisik, sosial, dan ekonomi

yang lebih dikenal dengan konsep comprehensive planning. Pada perkembangan lebih lanjut,

masalah yang pada awalnya dapat diselesaikan melalui perencanaan, mampu diselesaikan

oleh kemajuan teknologi. Hal ini berarti bahwa perencanaan tidak dibutuhkan lagi. Oleh

Page 11: teori Perencanaan

10

karena itu, dapat disimpulkan bahwa ilmu perencanaan akan tetap ada selama ada masalah

perkotaan dan kecenderungan arah gerak perencanaan kota mulai berpindah dari perencanaan

secara fisik ke perencanaan non-fisik.(6)

Page 12: teori Perencanaan

BAB 3 : Kesimpulan dan Saran

3.1 Kesimpulan

1. Perencanaan secara garis besar diartikan seagai proses mendefinisikan

tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan

mengembangkann rencana aktivitas kerja organisasi.

2. Perkembangan sifat metadisiplin ilmu perencanaan diakui luas di negara

maju yaitu: perencanaan ekonomi, manajemen pembangunan fisik, dan

manajemen administrasi publik dan analisa kebijakan. Pada perkembangan

perencanaan di negara berkembang. disiplin perencanaan di negara

berkembang bergerak dari 2 tradisi: perencanaan fisik dan perencanaan

pembangunan ekonomi, yang berkembang sendiri-sendiri

3. Teori perencanaan telah berkembang sejak lama dan mengalami banyak

perubahan seiring perkembangan waktu.

4. Ilmu perencanaan akan tetap ada selama ada masalah perkotaan dan

kecenderungan arah gerak perencanaan kota mulai berpindah dari

perencanaan secara fisik ke perencanaan non-fisik

3.2 Saran

Perencanaan merupakan proses yang sangat penting dalam setiap kegiatan.

Seperti yang dikatakan Bejamin Franklin, bila kita gagal merencanakan

sesuatu,berarti kita telah merencanakan kegagalan. Begitu juga dalam perencanaan

perumahan dan permukiman .

Page 13: teori Perencanaan

DAFTAR PUSTAKA

1. Sekar. Modal Sosial dalam Perencanaan. 2008 [9 September 2015]; Available

from: https://kotakita.wordpress.com/2008/04/21/modal-sosial-dalam-

perencanaan-2/#more-19.

2. Riskiyah Y. Definisi Perencanaan Menurut Para Ahli. 28 November [9

September 2015]; Available from:

https://yuharariskiyah.wordpress.com/2013/11/28/definisi-perencanaan-

menurut-para-ahli/.

3. Masik A. HUBUNGAN MODAL SOSIAL DAN PERENCANAAN. Jurnal

Perencanaan Wilayah dan Kota. 2005;16 No 3.

4. Riskiyah Y. Definisi Perencanaan. 28 November [9 September 2015];

Available from: https://yuharariskiyah.wordpress.com/2013/11/28/definisi-

perencanaan-menurut-para-ahli/.

5. Fadillah LAN. Teori dan Teori Perencanaan. [9 September 2015]; Available

from: www.academia.edu/6425357/TEORI_DAN_TEORI_PERENCANAAN.

6. Fathoni M. Sejarah Filsafat Ilmu Perencanaan 2012.