teori pertumbuhan

56
TEORI PERTUMBUHAN

Upload: yesiaprilan

Post on 21-Nov-2015

30 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

teori pertumbuhan ekonomi

TRANSCRIPT

TEORI PERTUMBUHAN

TEORI PERTUMBUHANPendahuluanOutput yang dihasilkan oleh perekonomian: - barang-barang konsumsi - barang-barang capital. Untuk mempertahankan level output tertentu, harus menabung sejumlah tertentu dari pendapatan nasional untuk mengganti barang-barang modal yang telah susut atau rusak.

Perekonomian harus terus bergerak maju agar mampu mengimbangi pertumbuhan penduduk sehingga tingkat kesejahteraan yang dicapai semakin baik kualitasnya. Jadi untuk memacu pertumbuhan ekonomi, dibutuhkan investasi baru sebagai tambahan netto terhadap stok modal.Teori pertumbuhan ekonomi memfokuskan pada cara-cara yang diperlukan agar terjadi pertumbuhan ekonomi. Banyak teori pertumbuhan yang dikembangkan oleh ekonom dengan model-model yang mirip atau berbeda satu sama lain. Kita menelaah beberapa model, selain Adam Smith dan Harrod-Domar. MODELModel dapat diartikan dengan contoh, asumsi, paradigma atau cara melihat. Dalam maknanya yang lebih longgar, model merupakan percontohan yang menyajikan penyederhanaan dari sesuatu yang rumit.

Model ekonomi/pertumbuhan adalah konstruksi secara abstraksi dari perekonomian nyata yang komplek, disederhanakan dengan mengamati fenomena-fenomena yang dianggap penting ke dalam model, dimana hubungan timbal balik dan interaksi diantara variable-variabel penting/pokok itu dipelajari. Penyusunan model berarti pemilihan diantara sedemikian banyak variable, yang disajikan dalam suatu kerangka susunan formal.MODEL ADAM SMITH Model pertumbuhan Adam Smith merupakan model yang paling awal ditulis. Dalam literature, modelnya menggunakan analisis logic-verbal, dengan bangun teori yang relative sederhana. Meski banyak kekurangannya, namun dasar teori ini telah menarik banyak ekonom untuk kemudian mengembangkan. Ada dua aspek menyangkut pertubuhan ekonomi, yaitu - Pertumbuhan output (PDB), dan - Pertumbuhan penduduk.Asumsi(a) Ada empat variable yang digunakan dalam model, yaitu: output (Y), sumberdaya alam (R) yang tersedia, tenaga kerja (L), modal (K). Ketiga variable R, L dan K merupakan penentu besarnya Y, dan pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh perilaku dari K dan L.

(b) Harga dan upah yang relative ajeg. (c) Adanya pembagian kerja dan spesialisasi dapat meningkatkan produktivitas pekerja.ModelJumlah R terbatas dan menjadi batas maksimum bagi pertumbuhan ekonomi, dan pada keadaan dimana R maksimum maka perekonomian dikatakan mengalami stasionary. Jumlah L akan bertambah atau berkurang sesuai dengan yang dibutuhkan dalam proses produksi. Stok K memegang peran yang sangat penting dalam menentukan cepat-lambatnya proses pertumbuhan Y. Stok K yang ada menunjukkan kapasitas produksi yang mempengaruhi tingkat Y. Bertambah luasnya pasar (karena jumlah penduduk meningkat) dan keuntungan dapat mendorong bertambahnya investasi.

Meningkatnya K mengakibatkan naiknya permintaan L dan penggunaan R. Bertambahnya K yang digunakan dalam proses produksi memungkinkan adanya spesialisasi dan pembagian kerja yang akan meningkatkan produktivitas per tenaga kerja. Spesialisasi dan pembagian kerja diakibatkan oleh:(a) meningkatnya keterampilan pekerja, (b) proses produksi yang makin efisien: satuan waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu unit output lebih pendek (menghemat waktu), dan (c) penemuan mesin hemat tenaga kerja.

Dalam jangka panjang keuntungan cenderung berkurang akibat meningkatnya persaingan dan penggunaan R yang maksimum menyebabkan perekonomian mengalami stasionary.

Dinamika penduduk dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi. Pada saat ekonomi berkembang, upah yang dibayarkan kepada L pada tingkat di atas upah subsisten. Dengan upah itu, pekerja menjadi lebih sejahtera (jumlah kelahiran naik dan kesehatan makin baik) dan dapat mengakibatkan jumlah penduduk bertambah. Sebaliknya, meningkatnya persaingan mengakibatkan keuntungan berkurang, selanjutnya upah berada pada level subsisten, dan dalam jangka panjang jumlah penduduk akan mengalami stasionary pula.

MODEL HARROD DOMARTeori pertumbuhan Harrod Domar menekankan pentingnya akumulasi modal sebagai syarat penting agar pertumbuhan ekonomi terjadi. Dalam rumusan aslinya, masing-masing menyusun model tersendiri.Model Roy Harrod (1939)Tabungan, S: merupakan fungsi dari pendapatan nasional Y. S = f (Y)S = s Y s = Y / S s = hasrat menabung (propensity to save, MPS).

Pada periode t: Sa = Sp = IpSa = tabungan yang direncanakan (tabungan ex-ante).Sp = tabungan riil (tabungan ex-post).Ip = investasi riil (investasi ex-post).

Penyusutan K = 0. Perubahan teknologi, A = 0. Tenaga kerja, L merupakan factor eksogen dan bertambah dengan laju yang konstan, n = L/L. Jumlah K dan L dalam perimbangan yang konstan, dan fungsi produksi dengan koefisien tetap, sehingga: capital output ratio (K/Y) dan labor output ratio (L/Y) adalah konstan.

Rata-rata K/Y (average capital output ratio) merupakan incremental capital output ratio (ICOR), k* = K / Y. Dimana:Kt = Ipt / Yt. Atau:Kat = Iat ICOR = Iat / Yat

Koefisien akselerasi, v dinyatakan dalam hubungan: Iat= v (Yet Yt-1);I = v I/Y = v = laju pertumbuhan yang diinginkan/memadai (warranty of growth)I/Y = S/Y= s v = S/Y

Pertumbuhan, g = Y/Y = s/k.- Investasi pada saat ini (t), meningkatkan kemampuan produksi dan pendapatan di masa datang (t+1). - Kenaikan pendapatan dalam periode (t+1), melalui akselerasi akan meningkatkan investasi masa berikutnya (t+1). - Investasi pada (t+1) akan menaikkan pendapatan pada (t+2), dan seterusnya.

Model Evsey Domar (1946)Investasi menentukan tingkat pendapatan melalui proses multiplier. Investasi menambah stok modal sehingga akumulasi modal akan meningkatkan kemampuan berproduksi di masa datang. Y = produksi riil, dan = potensi produksis = MPS. I = arus investasi.

Perubahan pada produktivitas produksi potensial dari tingkat investasi tertentu, q = . Multiplier produksi: = , atau / I = sq Pertumbuhan, I/I = sq, dimana q = 1/k

Model Harrod DomarModel pertumbuhan awal dihasilkan secara terpisah dari upaya Sir Roy Harrod dan Evsey Domar. Model pertumbuhan Harrod Domar mengidentifikasi investasi modal dan tabungan sebagai syarat kunci yang diperlukan untuk suatu perekonomian agar tercapai pertumbuhan. Hal ini dapat dihasilkan dari dua hubungan ekonomi yang penting yang diturunkan dari Keynesian, yaitu:

- marginal propensity to save (MPS) adalah proporsi dari perubahan pada pendapatan yang ditabung, S/Y, dimana S adalah tabungan dan Y adalah pendapatan. - incremental capital output ratio (ICOR) adalah tambahan terhadap stok modal yang diperlukan untuk memproduksi suatu ekstra (dollar) output, K/Y, dimana K adalah modal, atau I/Y, dimana I adalah net investasi perubahan pada stok modal).Agar perekonomian tumbuh secara konsisten dengan tetap mempertahankan keseimbangan kesempatan kerja penuh (full-employmewnt equilibrium), naik-turunnya AD dan AS harus sama. Net investasi mengarahkan pertumbuhan pendapatan nasional dari posisi keseimbangan yang satu ke keseimbangan lain, dan pendapatan yang ditabung akan mempertahankan keseimbangan baru. Model menghasilkan suatu tingkat pertumbuhan keseimbangan sama dengan rasio dari MPS terhadap ICOR. Ilustrasi Contoh:ICOR = 4; MPS = 0,10maka: tingkat pertumbuhan keseimbangan adalah: 0,1/4 = 0,025=2,5 %. Sebaliknya bila target pertumbuhan ekonomi sebesar 5 % dan mencari yang diperlukan untuk mencapai target tersebut. Dengan ICOR = 4, maka MPS harus naik sebesar 0,2. Atau bila MPS tetap sebesar 0,1, maka ICOR harus turun menjadi 2 (meningkatkan produktivitas modal)Dalam persamaan lainModel Pertumbuhan Harrod Domar

Model persamaan memerlukan pengembangan permintaan agregat (Yd) dan penawaran agregat (Ys) untuk mempertahankan suatu tingkat pertumbuhan keseimbangan perekonomian. Yd = I/ = I/MPSYs = K/, atau = (K) (Y/K)

Tingkat pertumbuhan output (Y/Y) harus sama dengan tingkat pertumbuhan stok modal (K/K) untuk mempertahankan keseimbangan.(K/K) = (Y/Y)(K/Y) = (K/Y)dimana (K/K) = I/K Persyaratan keseimbangan static:Yd = Ys I/ = K/ Bilamana:I/K = / = MPS/ICOR maka keseimbangan membutuhkan pertumbuhan stok modal pada suatu tingkat yang ditentukan oleh rasio tabungan dan ICOR.- Pertumbuhan permintaan dan penawaran agregat ditentukan oleh:Yd = I/Ys = K/ = I/

Keseimbangan jalur pertumbuhan:Yd = Ys I/ = I/ Untuk mencapai jalur ini, pertumbuhan investasi:I/I= / = MPS/ICORdimana tingkat pertumbuhan kapasitas:Ys/Ys = (I/) / Ys = (I/) / (K/) = I/K Dan tingkat pertumbuhan permintaan:Yd/Yd = (I/) / Yd = (I/) / (I/) = I/I = /

PenyederhanaanS = sYI = KK/Y = k atau K/Y = k K = k YKarena S = I maka I = K = k YKarena itu:S = I = sY = K = k Y Diringkas : sY = k Y atau

dimana adalah pertumbuhan ekonomi (GNP).

THOMAS MALTHUSAsumsi: 1. Proses pembangunan ekonomi tidak terjadi dengan sendirinya, tetapi memerlukan upaya yang terus menerus. 2. Produksi/GNP potensial tergantung pada tanah, tenaga kerja, modal dan organisasi. Problem dalam pembangunan ekonomi adalah bagaimana mencapai tingkat GNP potensial yang tinggi. 3. Ada dua sector dalam perekonomian, pertanian dan industri.

4. Kesejahteraan sebagian tergantung pada kuantitas output dan nilainya. 5. Pertambahan penduduk terjadi karena peningkatan kesejahteraan yang sebanding. Akumulasi modal meningkat maka permintaan tenaga kerja naik yang akan mendorong bertumbuhan penduduk. Pertumbuhan penduduk akan meningkatkan kesejahteraan hanya apabila pertumbuhan tersebut meningkatkan permintaan efektif. 6. Produksi dan distribusi merupakan dua unsur utama kesejahteraan. Produksi maksimum dan alokasi optimal sumber-sumber guna meningkatkan kesejahteraan jangka pendek. Model:Akumulasi modal, kesuburan tanah, dan kemajuan teknologi adalah penyebab utama peningkatan produksi sektor pertanian maupun produksi. Sumber akumulasi modal berasal dari laba, yang berasal dari tabungan para pemilik modal. Modal dinvestasikan pada sektor pertanian sampai semua lahan yang subur tertanami. Setelah itu tidak ada lagi peluang bagi investasi karena berlakunya law of diminishing return. Oleh karena itu peluang investasi hanya ada di sektor industri.Penawaran tenaga kerja dalam jangka pendek sangat tidak elastis. Oleh karena sifat dasar penduduk, kebutuhan tambahan pekerja untuk memenuhi permintaan tertentu, tidak dengan segera tersedia di pasar, sampai selang waktu 16 atau 18 tahun. Karenanya upah akan meningkat jika ada investasi. Permintaan efektif ditingkatkan melalui pendistribusian kesejahteraan dan pemilikan tanah secara lebih adil, dan memperluas perdagangan internal dan eksternal. Ekonomi mengalami stagnasi, bila meningkatnya upah tidak disertai dengan peningkatan konsumsi sehingga terjadi persediaan yang melimpah. Akibatnya harga akan turun, selanjutnya berangkai pada laba berkurang, investasi turun, dan kemampuan akumulasi modal berkurang. Jadi stagnasi ditandai dengan persediaan yang melimpah tetapi konsumsi rendah.SCHUMPETERAsumsi : 1. Struktur pasar adalah persaingan sempurna dan perekonomian berada dalam keseimbangan yang mantap. 2. Dalam keadaan keseimbangan tersebut ditandai dengan arus sirkuler. Dalam arus ini, barang yang sama diproduksi setiap tahun dengan cara yang sama. 3. Pembangunan adalah perubahan yang spontan dan terputus-putus pada saluran-saluran arus sirkuler. 4. Unsur utama pertumbuhan terletak pada adanya inovasi, baik produk baru, dan metode produksi baru, pasar baru, penawaran baru bahan mentah, dan pembentukan organisasi baru. Model:1. Model berawal dengan pemutusan arus sirkuler melalui inovasi dalam bentuk produk baru oleh pengusaha guna memperoleh laba. Kegiatan inovasi tersebut dibiayai oleh kredit bank. Karena itu pengusaha harus membayar bunga pinjaman bank. 2. Pengusaha lain akan mengikuti bilamana inovasi baru tersebut berhasil dan menguntungkan. 3. Inovasi di satu bidang dapat merangsang inovasi lain di bidang terkait. Munculnya industri mobil pada gilirannya dapat membangikitkan gelombang investasi baru di bidang ban, konstruksi jalan raya, petroleum dan lainnya.

4. Pertumbuhan ekonomi berlangsung dalam proses siklik. Investasi yang dibiayai dengan menggunakan kredit bank, maka dalam proses investasi tersebut menaikkan pendapatan. Meningkatnya daya beli akan mendorong naiknya permintaan atas produk dari industri yang ada dibanding dengan penawarannya. Selanjutnya harga akan naik, laba meningkat, dan industri tersebut akan berkembang dengan pinjaman dari bank. 5. Optimisme ini mendatangkan gelombang sekunder pada investasi yang membawa pada masa boom. Produk-produk baru mulai muncul di pasaran menggantikan produk lama dan mendorong proses likuidasi, penyesuaian diri, dan penggabungan perusahaan kecil pada perusahaan yang lebih besar. Permintaan atas barang lama berkurang, harga turun, perusahaan mengurangi produksi, bahkan ada yang likuidasi kepada perusahaan baru. 6. Investasi mulai berkurang pada saat harga produk dan laba turun. Harga produk dan laba turun dalam periode yang cukup lama disebabkan oleh jumlah uang berkurang karena innovator mulai membayar kembali pinjamannya. Dalam masa-masa ini investasi berkurang, permintaan tenaga kerja berkurang sehingga daya beli turun. Ketidakpastian dan resiko usaha meningkat, dorongan untuk melakukan inovasi menurun dan pada akhirnya tidak ada. Saat ini depresi terjadi. Terdapat alur panjang pasang naik dan pasang turun dalam kegiatan ekonomi yang menyebabkan adanya siklus ekonomi. Setiap pasang naik disebabkan oleh inovasi dalam wujud produk baru yang menghasilkan inovasi berikutnya pada metode produksi, organisasi bisnis, sumber bahan mentah dan barang setengah jadi, pasar baru. Produksi meningkat dan ketersediaan barang-barang melimpah. Pasang surut berawal dari proses penyesuaian kembali ke titik yang mendekati keseimbangan sebelumnya, karena investasi daya beli masyarakat laba berkurang, dan akhirnya semangat inovasi menurun. PERTUMBUHAN EKONOMI: PENGALAMAN INDONESIAPada 1966 merupakan tahun penting bagi titik balik perekonomian Indonesia. Periode yang panjang sesudah tahun itu, Indonesia mengalami pembangunan yang cepat. Investasi dari tahun ke tahun meningkat dengan sangat cepat. Sebagaimana yang bisa diduga, nilai ICOR kecil selama fase rehabilitasi, dan mulai meningkat pada pertengahan dekade 1970-an ketika mulai melaksanakan proyek ambisius padat modal, yang diragukan kelayakan ekonominya. Pertumbuhan ekonomi yang rendah tetapi investasi yang tetap tinggi, menyebabkan ICOR meningkat sepanjang awal decade 1980-an.

Arah pertumbuhan ekonomi dan kebijakan yang melandasinya, tidak seragam dan mulus. Berbagai gejolak (eksternal, misalnya BBM) yang pernah terjadi, menuntut diberlakukannya kebijakan, dan reaksi yang timbul dari kebijakan tersebut. Untuk memudahkan periode pertumbuhan ekonomi, secara kronologi menjadi:

(a) Periode rehabilitasi dan pemulihan (1966 1970). Dalam periode ini, fokus pemerintah adalah mengendalikan inflasi, dan merehabilitasi infrastruktur, dan membangun kembali hubungan dengan masyarakat internasional (PMA dan bantuan).

(b) Periode pertumbuhan yang cepat (1971 1981) Episode pertumbuhan ekonomi yang tinggi yang berlangsung, dengan rata-rata pertumbuhan 7,7% per tahun, meski dalam masa-masa itu terdapat beberapa kesulitan tapi dapat dilalui dengan baik. Beberapa kesulitan yang terjadi karena kesalahan sendiri, tetapi kebanyak disebabkan oleh faktor eksternal, seperti panen beras yang gagal (di dalam negeri dan dunia pada 1972), naiknya harga minyak dunia (1974), melemahnya eksport (sehingga ada devaluasi yang tajam 1978 dan juga kekhawatiran kenaikan harga minyak), dan kenaikan harga minyak (akibat perang Irak-Iran 1979). (c) Periode Penyesuaian harga BBM (1982 -1986) Pertumbuhan ekonomi mengalami surut, pertumbuhan rata-rata 4 % per tahun akibat jatuhnya harga minyak bumi, meningkatnya hutang luar negeri dan pinjaman luar negeri yang jatuh tempo yang membebani anggaran pemerintah. Langkah penyesuaian yang dilakukan adalah mengurangi pengeluaran dengan kebijakan: menunda/membatalkan proyek-proyek besar, devaluasi mata uang domestic (1983), reformasi pajak, cukai dan perbankan. (d) Liberalisasi dan pemulihan (1987sekarang) Pemulihan ekonomi pada awal 1987 dilakukan dengan mengambil kebijakan fiscal yang ketat, manajemen nilai tukar mata uang, dan reformasi ekonomi mikro sehingga Indonesia menjadi negara pengeksport barang-barang industri. Pertumbuhan rata-rata per tahun dari 1987 1992 sebesar 6,7 %.Bacaan;Lynn, Struart R. 2003. Economic Development: Theory and Practice For a Devide World. Prentice Hall, New Jersey. Ray, Debraj. 1998. Development Economics. Princeton University Press, New Jersey. Todaro, Michael P., dan Stephen C. Smith. 2003. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Buku 1. Edisi Kedelapan. Penerbit Erlangga, Jakarta. Tambahan:Abdul Hakim. 2004. Ekonomi Pembangunan. Ekonisia UII, Yogyakarta. Hill, Hal. 2002. Ekonomi Indonesia. Edisi Kedua. PT RajaGrafindo Persada, Jakarta. Sumitro Djojohadikusumo. 1994. Perkembangan Pemikiran Ekonomi: Dasar Teori Ekonomi Pertumbuhan dan Ekonomi Pembangunan. LP3ES, Indonesia.