terapi nutrisi

51
NUTRISI

Upload: anggy-novitasari

Post on 14-Jul-2016

172 views

Category:

Documents


32 download

DESCRIPTION

jpiuy

TRANSCRIPT

Page 1: Terapi Nutrisi

NUTRISI

Page 2: Terapi Nutrisi

MALNUTRISI

Malnutrisi : defisiensi protein & kalori.

Malnutrisi ada 3 tipe:▪ Marasmus▪ Kwashiorkor▪ Mixed (marasmic-kwashiorkor)

Page 3: Terapi Nutrisi

1. Marasmus.Adalah kehilangan berat badan lebih dari 10%, akibat defisiensi karbohidrat ( kalori) disertai gangguan fisiologikAktivitas metabolik normal atau rendah.

2. Kwashiorkor.Adalah kehilangan berat badan lebih dari 10%, akibat defisiensi protein dengan tanda-tanda klinis edema diseluruh tubuh dan hipoalbumin.Aktivitas metabolik meningkat.

3. Marasmic-kwashiorkor (mixed).Adalah kehilangan berat badan lebih dari 10%, dengan tanda klinis berkurangnya simpanan lemak dan protein disertai gangguan fisiologik.Aktivitas metabolik meningkat, kadar albumin rendah atau menurun sangat drastis

Page 4: Terapi Nutrisi

Konsekuensi dari malnutrisi

• Intestinal barrier terganggu• ▪ Glomerular filtration menurun• ▪ Cardiac function terganggu• ▪ Drug pharmacokinetic terganggu• ▪ Loss of weight• ▪ Slow wound healing• ▪ Impaired immunity• ▪ Hospital stays lebih lama• ▪ Treatment cost meningkat• ▪ Mortality meningkat

Page 5: Terapi Nutrisi

MENILAI STATUS NUTRISI

Lakukan:• ▪ Evaluasi kondisi klinis, diet, komposisi tubuh

dan data biokomiawi• ▪ Klasifikasikan atatus nutrisi: nutrisi baik atau

malnutrisi.

Identifikasi pasien untuk menghindari:• ▪ Komplikasi• ▪ Kegagalan terapi• ▪ Problema fisiologik• ▪ Biaya perawatan tinggi

Page 6: Terapi Nutrisi

Parameter nutrisi1. Parameter komposisi tubuh.

▪ Berat dan tinggi badan ▪ BMI = weight/height2 ▪ Triceps atau subscapular thickness of skinfold ▪ Mid-arm muscle circumference and mid-arm muscle area

2. Parameter biokimia. ▪ Serum albumin < 3,5 g/dL ▪ Total lymphocyte count < 1500 cells/ mm

▪ Serum tranferin < 140 mg/dL ▪ Serum pre-albumin < 17 mg/dL

▪ Total iron-binding capacity < 250 µg/dL ▪ Serum cholesterol < 150 mg/dL

Page 7: Terapi Nutrisi

Amino acids• ▪ Essential:• Phenylalanine• Lysine • Leucine• Isoleucine• Methionine• Valine• Tryptophan• Histidine• Threonine• ▪ Conditionaly essential:• Glutamine• Arginine• ▪ Non essential:• Alanine• Tyrosine• Aspartic acid• Glutamic acid• Cysteine• Glycine• Sarine• Proline

Page 8: Terapi Nutrisi

Penggunaan nutrien

Regulasi: ▪ Persediaan nutrien ▪ Berkaitan dengan hormonal ▪ Keadaan inflamasi

Penggunaan substrat energi:▪ Keadaan puasa: tergantung persediaan

nutrien.▪ Keadaan stres: tergantung kondisi

hormonal dan inflammatory response

Page 9: Terapi Nutrisi

Menentukan kebutuhan Protein

Berat badan▪ Usia▪ Tipe protein▪ Kebutuhan harian:Sehat 0,8 – 1,0 g/kg/day

Stress 1,0 – 2,0 g/kg/day tergantung kondisiKarbohidrat:▪ 50 % - 60 % dari total kalori▪ Diperlukan untuk mempertahankan anabolisme protein▪ Menghasilkan: per oral atau enteral 4 kcal/g intravena 3,4 kcal/g

Page 10: Terapi Nutrisi

Lemak

▪ Sumber energi dan asam lemak essential: Linoleic acid 2 – 7 g/day▪ Dianjurkan 20 % - 30 % dari total kalori: 1g/kg/day▪ Pada penyakit khusus:

45 % dari total kalori dari fat bermanfaat untuk: . kontrol Glycemic . menurunkan produksi CO2

• Distribusi kalori pada katabolisme:• Normal Katabolik• Fat 25 % 30 %• Protein 15 % 25 %• Carbohydrat 60 % 45 %

Page 11: Terapi Nutrisi

• Vitamin:• ▪ Larut dalam lemak: vitamin A, D, E, K• ▪ Larut dalam air: vitamin B1, B6, B12, C• Folic acid, Pantothenic acid, Biotin, Niacin, Riboflavin

• Mineral:• Sodium Zinc• Potassium Copper• Chloride Chromium• Calcium Manganese• PhosphorusSelenium• MagnesiumIodine• Iron

Page 12: Terapi Nutrisi

Derajat malnutrisi:▪ Ringan : penurunan berat-badan ≤ 10 %▪ Sedang : penurunan berat-badan 10 – 20 %,

kadar albumun < 3,2 g/dL▪ Berat : penurunan berat-badan > 20 %, kadar

albumin < 2,5 g/dL

Page 13: Terapi Nutrisi

BERAT-BADAN

• Pria:• Tinggi Badan Berat Ideal (100 %) Gemuk (115 %) Kurus (85 %)• 150 cm 49,1 kg 56,5 kg 41,7 kg• 160 cm 54,5 kg 62,2 kg 46,3 kg• 165 cm 57,2 kg 65,8 kg 48,6 kg• 170 cm 59,9 kg 68,9 kg 50,9 kg

Page 14: Terapi Nutrisi

Wanita:

• Tinggi Badan Berat Ideal (100 %) Gemuk (115 %) Kurus (85 %)• 150 cm 45,4 kg 52,2 kg 38,6 kg• 160 cm 50,6 kg 58,2 kg 43,0 kg• 165 cm 53,0 kg 61,0 kg 45,1 kg

• Berat badan normal: (TB – 100) Misal: Tb 150 cm (150 cm – 100) = 50 kgBerat badan Ideal: Berat Badan Normal – 10 %

• Malnutrisi Ringan : 70 – 90 % BB normal Berat :< 70 % BB normal• Obesitas Ringan : 115 – 130 % BB normal

Sedang : 130 – 150 % BB normal Berat : > 150 % BB normal

Page 15: Terapi Nutrisi

RESPONS METABOLIK TERHADAP TRAUMA

• Ada 2 fase:• 1. Ebb Phase:• ▪ Karakteristik adanya hypovolemic shock• ▪ Prioritas untuk mempertahankan hidup/homeostasis.• Terjadi penurunan: Cardiac output• Oxygen consumption• Blood pressure• Tissue perfusion• Body temperature• Metabolic rate• 2. Flow Phase:• ▪ ↑ Catecholamine• ▪ ↑ Glucocorticoids• ▪ ↑ Glucagon• ▪ Release of Cytokines, lipid mediators• ▪ Acute phase protein production

Page 16: Terapi Nutrisi

Peran Glutamine pada Metabolic stress:▪ Sangat penting pada pasien kritis▪ Sangat menurun pasca trauma▪ Sangat diperlukan sel untuk immune system dan GI tract▪ Untuk mempertahankan atau memperbaiki integritas mukosal intestinal

Peran Arginine pada Metabolic stress:▪ Sebagai substrat untuk immune system▪ Meningkatkan retensi nitrogen pasca metabolic stress▪ Meningkatkan wound healing pada model binatang▪ Stimulan sekresi growth hormon da sebagai prekusor bagi polyamines dan

nitric oxide

▪ Tidak tepat diberikan pada septic atau inflammatory patients

Page 17: Terapi Nutrisi

Vitamin dan Mineral:• Vitamin A penyembuhan luka dan perbaikan jaringan• Vitamin C penyembuhan luka dan sintesa kolagen• Vitamin B untuk metabolisme karbohidrat• Pyridoxine sintesa protein• Zinc penyembuhan luka, immune function dan

sintesa protein• Vitamin E antioxidant

• Folic acid sintesa dan mengganti red blood cells• Iron• Vitamin B12

Page 18: Terapi Nutrisi

NUTRISI PARENTERAL

Nutrisi parenteral adalah parsial atau total nutrisi, diberikan secara intravena.

Cara pemberian melalui vena perifer atau vena sentral.

Indikasi nutrisi parenteral:▪ Gastrointestinal tract tidak berfungsi▪ Gastrointestinal tract tidak mungkin

dipergunakan▪ Intestinal rest diperlukan

Page 19: Terapi Nutrisi

Kontra indikasi nutrisi parenteral:▪ Absorbsi dan dapat menerima makanan dengan adekuat

baik peroral,gastric tube maupun enteral tube▪ Hemodinamik tidak stabil Shock dan defisiensi cairan ekstraseluler.▪ Pasca bedah dalam ebb phase Diberikan cairan elektrolit dan dextrose 5 %▪ Gagal nafas. PaO2 < 80 % dan PaCO2 > 50 %, kecuali diberikan

ventilator mekanik. Metabolisme KH akan meningkatkan produksi CO2, yang

akan memperberat gagal nafas.▪ Terminal stage, brain death karena alasan biaya.

Page 20: Terapi Nutrisi

NUTRISI PARENTERAL MELALUI VENA SENTRAL.Tergantung kebutuhan kalori, volume yang diberikan serta kondisi pasien.Terbaik dengan komponen:

▪ Amino acid > 5 %▪ Dextrose > 20 %▪ Lipids▪ Mengandung vitamin, mineral dan trace elements▪ Osmolality > 700 mOsm/kg H2O

FORMULA NUTRISI PARENTERAL.Dextrose. ▪ Mengandung 3,4 kcal/kg ▪ Hanya merupakan sumber energi ▪ Kecepatan infus tidak boleh lebih dari 5 mg/kg/min ▪ Perhatikan solution osmolalityAmino acid. ▪ Konsentrasi bervariasi antara 5 % dan 15 % ▪ Nilai energi amino acid 4 kcal/g ▪ Nitrogen (g) = protein (g)/6,25Trace elements. ▪ Termasuk kebutuhan perhari zinc. copper, chromium and manganese penderita

kidney or liver failure ▪ Kebutuhan tergantung pasien dan keadaan patologis ▪ Pasien jangka lama dengan nutrisi parenteral perlu mendapat tambahan

iron dan selenium

Page 21: Terapi Nutrisi

Lipids. ▪ Mencegah essential fatty acid deficiency ▪ Non protein source of kcal. Dianjurkan 1 g/kg/day ▪ Tersedia dalam konsentrasi 10 %, 20 % dan 30 % ▪ Termasuk LCT or a mix MCT/LCT at 10 % and 20 % ▪ Ditambahkan kedalam basic parenteral nutrition solution atau diberikan

tersendiriElectrolytes. ▪ Calcium, magnesium, phosphorus, chloride, potassium, sodium and acetate ▪ Bentuk dan jumlah titrasi disesuaikan dengan metabolic status and

fluid/electrolyte balance ▪ Harus dipertimbangkan calcium-phosphate solubilityVitamins and Minerals. ▪ Secara umum, diberikan lebih rendah dari kebutuhan orang sehat, meskipun

demikian cukup memenuhi kebutuhan, ditambahkan kedalam formulaoral ataupun enteral

▪ Tambahkan setiap hari kedalam nutrisi parenteral ▪ Kebutuhan vitamin meningkat pada acute illness, infection, preexisting

malnutrition and excessive fluid loss

Page 22: Terapi Nutrisi

NUTRISI PARENTERAL MELALUI VENA PERIFER.Pemilihan peripheral acces tergantung pada kondisi klinis, kebutuhan, toleransi terhadap volume.

Dianjurkan: ▪ Osmolality < 700 mOsm/kg H2O, maksimal 900

mOsm/kg H2O ▪ Total k.cal dibatasi oleh konsentrasi dan rasio

volume pemberian ▪ Termasuk separuh elektrolit yang dianjurkan untuk

nutrisi parenteral

Terapi nutrisi parenteral ada 2 katagori: ▪ Terapi nutrisi parenteral suportif ▪ Terapi nutrisi parenteral total

Page 23: Terapi Nutrisi

Pemberian nutrisi parenteral:1. Pra Bedah.

Puasa menyebabkan penurunan zat yang menghasilkan kalori dan protein.Jumlah kalori yang tersedia didalam tubuh berkisar 1600 k.cal, setara dengan 400 gram karbohidrat. Jumlah ini akan digunakan selama puasa.

Kehilangan selama puasa, setiap jam:▪ Air 60 ml▪ Na + 1,8 mEq▪ K + 2,4 mEq▪ Protein6,4 g▪ KH 2,6 g▪ Lemak 5,6 g

Sehingga harus diberikan:▪ Asam amino 4,6 %▪ KH 10,7 %▪ Na + 80 mEq/L▪ K + 40 mRq/Lsebanyak 60 ml/jam.

Page 24: Terapi Nutrisi

2. Intra Bedah.Diberikan cairan perinfus: ▪ cairan pengganti puasa 2 ml/kg/jam ▪ cairan pemeliharaan 2 ml/kg/jam ▪ Stres operasi:

Dewasa AnakOperasi kecil 4 ml/kg/jam 2 ml/kg/jamOperasi sedang 6 ml/kg/jam 4 ml/kg/jamOperasi besar8 ml/kg/jam 6 ml/kg/jam ▪ Perdarahan:Transfusi dilakukan: Dewasa dan anak perdarahan > 15 % EBV Bayi perdarahan > 10 % EBVBila diganti koloid sama dengan jumlah perdarahan

kristaloid 3 x jumlah perdarahan

3. Pasca Bedah.Bila gizi awal normal nutrisi dapat diberikan mulai hari ke 3.Pada gizi buruk, DM, gagal ginjal, gagal hati diberikan setelah 24 jam. Tidak boleh diberikan sebelum 24 jam, karena masih dalam ebb phase, dimana terjadi peningkatan stres hormon, resisten terhadap insulin dan kadar gula meningkat.

Page 25: Terapi Nutrisi

Penatalaksanaan.1. Larutan Dextrose ( 1 – 5 hari ):

Hari I : RD 5% 1000 ml + D 5% 1500 ml (500 k.cal).Tingkatkan Dextrose secara bertahap dan periksa gula darah.Hari II-III : RD 5% 1000 ml + D 10% 1500 ml (800 k.cal)Hari IV : RD 5% 1000 ml + D 20% 1000 ml (1000 k.cal)Dextrose 20% dapat diganti: fructose-glucose-xylitol.

2. Larutan Dextrose dan asam amino (melalui vena perifer).Hari I : RD 5% 1000 ml + D 5% 1500 ml (500 k.cal)Hari II-III: D 10% 1500 ml + KH 1000 ml + AA 2,5% (900 k.cal + 25 g AA)Hari IV : D 20% 1000 ml + KH 1000 ml + AA 2,5% (1100 k.cal + 25 g AA)

3. Larutan Dextrose dan asam amino (melalui vena sentral)Hari I : RD 5% 1000 ml + D 5% 1500 ml (500 k.cal)Hari II-III: D 10% 1500 ml + KH 10% 1000 ml + AA 2,5% (1000 k.cal + 50 g AA)Hari IV : D 20% 1000 ml + KH 10% 1000 ml + AA 2,5% (1200 k.cal + 50 g AA)

Kalori non protein 1200 – 1400 k.calLemak 1 – 1,5 g/kg/dayNitrogen 9 – 10 gVolume 2500 ml

Page 26: Terapi Nutrisi

Kebutuhan Nutrisi:1. Kebutuhan zat nutrisi makro.

▪ Cairan 30 – 35 ml/kg/hariKenaikan suhu 1 º C ditambah 12% dari total cairan.Diperlukan modifikasi pada kelainan jantung, ginjal dan hati.

▪ Protein/nitrogen 1 – 2 g/kg/hari ▪ Kalori 30 – 35 k.cal/kg/hari

Glukosa 30-70% dari total kalori dan lemak 15-30% ▪ Lemak 1 – 2 g/kg/hari

2. Kebutuhan zat nutrisi mikro. Berupa vitamin, elektrolit, mineral dan trace element.

▪ Na + 1,5 m.mol ▪ K + 6 m.mol/g nitrogen ▪ Mg ++ 1 m.mol/g nitrogen ▪ Ca ++ 0,11 m.mol ▪ PO4 2- 0,50 – 0,75 m.mol

Page 27: Terapi Nutrisi

Indikasi Arteficial Feeding:• Gastrointestinal failure ( prolonged paralytic ileus,

multiple fistula) major surgery, trauma, luka bakar, sepsis, malnutrisi preoperatif, gagal ginjal, gagal hati, coma, severe anorexia nervosa, chemotherapy.

• Bila pada hari pertama pasca operasi kadar gula darah >220 mg%, kemungkinan terjadi infeksi berat 20% lebih tinggi.

• Lipid tidak dapat diberikan sebagai sumber kalori tunggal, karena tidak mempunyai protein sparing effect (melindungi protein).

• Sekitar 25% dari konsumsi kalori total terbuang sebagai insensible water loss.

• Pada pasien dengan status nutrisi baik atau malnutrisi ringan, nutrien dapat diberikan pada hari ke 7 pasca operasi. Sedangkan pada malnutrisi berat, diberikan pada hari 1 sampai hari ke 3 pasca operasi.

Page 28: Terapi Nutrisi

Monitor pasien dengan nutrisi parenteral. Metabolik: Menilai:▪ Glukosa ▪ Berat-badan▪ Keseimbangan cairan dan elektrolit ▪ Nitrogen balance▪ Fungsi ginjal dan hati ▪ Plasma protein▪ Tryglyceride dan cholesterol ▪ Creatinine/height index

Page 29: Terapi Nutrisi

Komplikasi nutrisi parenteral1. Berkaitan dengan kateter: ▪ Insersi: pneumothorax, chylothorax, hemothorax, emboli udara, arterial puncture,

nerve injury. ▪ Mekanikal: letak kateter tidak baik, phlebitis, thrombosis, oklusi kateter, ruptur,

emboli ▪ Infeksi: tempat insersi kateter, subcutaneous tunnel, kolonisasi, bakterimia, sepsis2. Metabolik: ▪ Hiperglikemia atau hipoglikemia ▪ Gangguan keseimbangan elektrolit ▪ Prerenal azotemia ▪ Keseimbangan asam-basa abnormal ▪ Refeeding syndrome-measure P, Mg, K, and glucose3. Gastrointestinal: ▪ Gangguan fungsi hati ▪ Komplikasi dapat dikurangi dengan cara memberikan makanan dalam jumlah

kecil lewat enteral, bila memungkinkan.4. Over feeding: Pemberian lebih dari 35 k.cal akan berakibat: hepatic steatosis, hyperglycemia,

prerenal azotemia, hypertriglyceridemia, increased CO2 production,respiratory distress syndrome

Page 30: Terapi Nutrisi

NUTRISI PADA PASIEN KRITIS

• Pada pasien kritis nutrisi diberikan 48 – 72 jam pertama pasien dirawat di ICU. Ada pula yang mengatakan as soon as possible.

• Meskipun enteral feeding care terpilih untuk fungsi gastrointestinal baik, tetapi kebanyakan critically ill patents mempunyai kontra indikasi relative atau absolute terhadap enteral feeding.

• Kandidat buruk untuk enteral feeding:▪ Diare berat ▪ Pankreatitis▪ Abdomen distensi ▪ Akses gastrointestinal buruk▪ High nasogastric tube output▪ Hemodinamik tak stabil ( ↓ cardiac output)

• Komplikasi enteral nutrition:▪ Aspirasi paru▪ Diare▪ Iskemik atau infark intestinal

Page 31: Terapi Nutrisi

Parenteral nutrition lebih menguntung kan pada critically ill patients, karena:▪ Memperbaiki metabolic▪ Memperbaiki elektrolit▪ Memperbaiki manajemen mikro nutrient▪ Manipulasi asam-basa dengan baik▪ Kemampuan mensuplai obat ( insulin, heparin)▪ Menjamin suplai nutrient

• Penggunaan parenteral nutrition dapat menyebabkan:▪ Mucosal atrophy of the Bowl▪ Bacterial translocation

• Volume restricted patients, nutrition support hanya 1 L larutan.

Page 32: Terapi Nutrisi

• Harris-Benedic equation digunakan pada kalkulasi basal energy expenditure:▪ Kalori : 25 k.kal/kg/hari▪ Protein : 1-1,5 g/kg/hari (caloric value 4 k.cal/g)

• Amino acid harus dalam jumlah adekuat antara esensial dan non esensial▪ Dekstrose : 50 – 150 g/hari

• TPN jangan diberikan sampai gula darah terkontrol ( < 220 mg/dL )▪ Lipid : 20 – 40 g/hari ( caloric value 9 cal/g )

• Serum Triglyceride 400 – 500 mg/dL, stop lipid.

Page 33: Terapi Nutrisi

Formula untuk estimasi kebutuhan energi.Calculating basal energy expenditure ( BEE ).Harris-Benesict equation.

Men: 66,47 + ( 13,75 x weight ) + ( 5 x height ) – ( 6,76 x age )Women: 65,51 + ( 9,56 x weight ) + ( 1,85 x height ) – ( 4,67 x age )

Average BEE is approximately 25 k.cal/kg of body weight perday.Stress factor.Correction of the energy requirement calculated according to degree of

hypermetabolism:▪ Post operative ( without complication) 1,00 –

1,10▪ Fracture of long bone 1,15 – 1,30▪ Cancer 1,10 – 1,30▪ Peritonitis/Sepsis 1,10 – 1,30▪ Serious infection/Multiple trauma 1,20 – 1,40▪ Multiple organ failure syndrome 1,20 – 1,40▪ Burn (approximate BEE + % body surface area) 1,20 – 2,00

Corrected energy requirement (k.cal/day) = BEE x stress factor.( Dikutip dari:Program Manual TNT Version 2.0 Abbott Laboratory and the

Latin American Federation of Parenteral end Enteral Nutrition, p. 120 )

Page 34: Terapi Nutrisi

Formula Makronutrien untuk Parenteral Nutrition pada pasien spesifik.

Criteria ExampleDetermine total energy needs 1,600 k.cal

Multiply k.cal by the desired substrate 1,600 x 55 % carbohydrates = 880 kcal

( carbohydrates, proteins, lipids ) distribution 1,600 x 20 % proteins = 320 kcal 1,600 x 25 % lipids = 400 kcal

To determine total grams in the final ▪ 880 : 3.4 = 259 grams of dextrosesolution, divided by k.cal/gram ▪ 320 : 4.0 = 80 grams of amino acid

▪ 400 : 2.0 = 200 ml of lipids at 20 %

Page 35: Terapi Nutrisi

Determine the volume of stock solutions of ▪ D 70 259: 0.70 = 370 mlDextrose, amino acid, and lipids to achieve ▪ 15 % amino acid 80 : 0.15 = 533

mlGram of nutrients needed ▪ 400 kcal of lipid : 2 kcal/ml of lipids

At 20% = 200 ml ( if lipids are used, Desired grams + % stock solution = indicate whether the desired infusion is Required volume of solution a three-in-one, daily, weekly, twice

Weekly, or more times per weeks )

Add the total volume of macronutrients and ▪ 370 + 533 + 200 = 1.103 mlEvaluate based on fluid reguirement.If necessary, total volume can be increasedwith sterilized water.

Page 36: Terapi Nutrisi

Scheduling Infusion.• Initial infusion of TPN should be continuous on a 24 hour basis, particularly

in patients with cardiac insufficiency or who are unable to tolerate higher rates of fluid administration necessary in a cyclic TPN schedule. To avoid metabolic complications, physicians often increase the infusion slowly for two or three days until reaching the desired rate.

• When the TPN solution contains 25 % dextrose, the rate of initial infusion is normally 40 ml/hour and progressively increase 20 – 40 mL/hour/day until reaching the goal rate.

• TPN solutions containing 35 % dextrose start at 30 ml/day and gradually increase 20 mL/hour/day until reaching the goal rate. TPN is ideally admisintered via infusion pump.

• ( dikutip dari Program Manual Total Nutrition Therapy. Version 2.0. Abbott Laboratories and FELANPE, p. 307)

Page 37: Terapi Nutrisi

Distribusi kalori pada katabolisme: Normal Katabolik

• Fat 25 % 30 %• Protein 15 % 25 %• Carbohydrat 60 % 45 %

Termasuk Katabolik:trauma dan stress ( operasi, anestesi, infeksi, sepsis, luka bakar luas )

Page 38: Terapi Nutrisi

DASAR PERHITUNGAN▪ Body Mass Index

BMI = Berat Badan (kg)/Tinggi Badan (m2)Normal = 20 – 25 kg/m2

▪ Berat badan IdealDipertimbangkan sesuai BMI: 20 – 25 kg/m2BB normal: TB – 100BB Ideal: BB Normal ± 10 %

▪ Harris-Benedict Equation of Basal Energy ExpenditurePria = 66,47 + ( 13,75 x BB ) + ( 5,0 x TB ) – ( 6,76 x Umur)Wanita = 655,1 + ( 9,56 x BB ) + ( 1,85 x BB ) – ( 4,67 x Umur )

BB(kg), TB(cm) dan Umur (tahun).Faktor aktivitas: 1,2 di tempat tidur

1,3 dapat turun dari tempat tidur

Page 39: Terapi Nutrisi

• Faktor stress:1. Post opeartive (no complications) 1,00 – 1,102. Long bone fracture 1,15 – 1,303. Cancer/COPD 1,10 – 1,304. Peritonitis/sepsis 1,10 – 1,305. Severe infection/Multiple trauma 1,20 – 1,406. Multiple organ failure syndrome 1,20 – 2,007. Burns 1,20 – 2,00

▪ “Rule of Thumb” untuk menentukan energi. 25 – 30 k.kal/kg BB aktual

▪ Air: 30 ml x BB aktual atau 1500 ml x BSA (m2)▪ Protein: Dasar: 0,8 – 1,0 g/kg BB biasa ( bila obesitas, 130% BB Ideal)

Stress: 1,2 – 2,0 g/kg BB biasaProtein 15 – 20% dari total kaloriProtein: 4 k.kal/g

▪ Lipids: Dasar: 20 – 35% dari total kaloriBiasanya 25 – 30 % dari total kaloriHigher with COPD 35 – 55% dari total kaloriLipid: 9 k.kal/g MCTs: 8,3 k.kal/gNutrisi parenteral tidak boleh lebih dari 1 g/kg/hari

▪ Karbohidrat:Dekstrose (parenteral): 3,4 k.kal/gKarbohidrat oral: 4 k.kal/gMaksimal: 7 g/kgBB Ideal/hari atau 5 mg/kg/min

Page 40: Terapi Nutrisi

▪ Protein is 16 % nitrogen: Protein/6,25 = 1 g nitrogen UUN = Urinary Urea Nitrogen in 24 hour urine condition Total nitrogen loss = UUN + correction factor for fecal, skin, and

other urinaryNitrogen losses (4 g/day)

Total nitrogen loss = UUN + 4 g x 6,25 g protein/nitrogen = protein breakdown/day

▪ PNT: To determine volume of parenteral solution needed to provide “X”grams of substrate:X g substrate/% solution concentration.e.g., What volume of 20% dextrose solution is required to provide 65 g carbohydrate ?Answer: 65 g carbohydrate/20 % solution = 65 g/ 0,20 = 325 ml

Page 41: Terapi Nutrisi

Daily doses of substrates and characteristics of some parenteral nutrition systems.

Energy k.cal Volume mlPeripheral 1300-1700 2500-3000Standard 1500-2200 2250-3000Sepsis 1300-1900 2500-3000

Page 42: Terapi Nutrisi

Kidney failure 1500-1900 individualLiver failure 1200-1700 2000-3000Heart failure 1200-1700 2000-2250Stress

▪moderate 1500-2200 2500-3000▪severe 1500-2200 2500-3000

Diabetes 1300-1700 2500-3000(TNT. Version 2.0 Abbott Lab. )

Page 43: Terapi Nutrisi

Orang dewasa sehat memerlukan 2500 ml air setiap hari, untuk mengganti kehilangan lewat:▪gastrointestinal 100-200 ml▪kulit & pernafasan 1000 ml▪urine 1200 ml

Penggabungan kebutuhan rumatan sehari-hari akan air, Na dan K menghasilkan cairan rumatan pada dewasa 2500 ml/hari.

( dr. S. Sunatrio, SpAn.KIC: Resusitasi Cairan. Media Aesculapius, FKUI, Jakarta 2000 )

Page 44: Terapi Nutrisi

Pada kasus sakit berat atau trauma, berlaku:Total energy requirement = HBE x injury factorInjury factorSurgery Infection1.1 minor 1,2 mild1,4 – 1,6 major 1,5 moderate

Trauma Burns1,35 skeletal 1,5 40 % of BSA1,6 head injury 1,95 100% of BSA

with steroid therapy1,35 blunt

Cara cepat untuk menentukan kebutuhan energi:Kebutuhan energi sekitar 25 – 30 kcal/kg, belum termasuk injury factor.

Page 45: Terapi Nutrisi

Pada trauma dan sepsis yang mengalami katabolisme, kebutuhan kalori: 25 k.cal/kg/day.

Nutrisi parenteral parsial, dapat diberikan 24 jam setelah krisis atau kegawatan teratasi.

Pada Ebb phase hanya diberikan cairan elektrolit dan kalori.

Page 46: Terapi Nutrisi

▪ Protein. Kebutuhan normal 0,8 – 1,0 g protein/kg/hari. Hypermetabolic stress akan meningkat, sbb: Derajat hypermetabolic stress: Kebutuhan protein (g/kg/hari)

Normal- tidak stress 0,8 – 1,0Ringan 1,0 – 1,2Sedang 1,2 – 1,5Berat 1,5 – 2,0

▪ Vitamin dan meneral. Dianjurkan diberikan 100 %.▪ Elektrolit Pemberian elektrolit perhari:

Natrium 60 – 80 mEqKalium 30 – 60 mEqChlorica 80 – 100 mEqKalsium 4,6 – 9,2 mEqMagnesium 8,1 – 3,0 mEqPhosphor 12 – 20 mmol

Page 47: Terapi Nutrisi

Dasar Perhitungan:Rule of Thumb: ▪ Kalori: 25 – 30 k.cal/kg/day▪ Air: 30 ml/kg/day

Insensible water loss dws: 15 ml/kg▪ KH: 60 % total kalori▪ Lemak: 25 % total kalori▪ Protein: 15 % total kalori

Page 48: Terapi Nutrisi

Distribusi kalori pada katabolisme: Normal

Katabolik• Fat 25 % 30

%• Protein 15 % 25 %• Carbohydrat 60 % 45 %

Termasuk Katabolik:trauma dan stress ( operasi, anestesi, infeksi, sepsis, luka bakar luas )

Page 49: Terapi Nutrisi

Penyakit Spesifik:• KH: 55 % total kalori• Lemak: 25 % total kalori• Protein: 20 % total kalori

Pada restriksi cairan: urine 24 jam (sebelumnya) + IWL (15 ml/kg)

Page 50: Terapi Nutrisi

Pada gagal ginjal:Diberikan EAS (essential amino acid

solution)

Pada sepsis:Diberikan 30 – 45 % BCAA (branched

chain amino acid)

Page 51: Terapi Nutrisi