terapi nutrisi
DESCRIPTION
jpiuyTRANSCRIPT
NUTRISI
MALNUTRISI
Malnutrisi : defisiensi protein & kalori.
Malnutrisi ada 3 tipe:▪ Marasmus▪ Kwashiorkor▪ Mixed (marasmic-kwashiorkor)
1. Marasmus.Adalah kehilangan berat badan lebih dari 10%, akibat defisiensi karbohidrat ( kalori) disertai gangguan fisiologikAktivitas metabolik normal atau rendah.
2. Kwashiorkor.Adalah kehilangan berat badan lebih dari 10%, akibat defisiensi protein dengan tanda-tanda klinis edema diseluruh tubuh dan hipoalbumin.Aktivitas metabolik meningkat.
3. Marasmic-kwashiorkor (mixed).Adalah kehilangan berat badan lebih dari 10%, dengan tanda klinis berkurangnya simpanan lemak dan protein disertai gangguan fisiologik.Aktivitas metabolik meningkat, kadar albumin rendah atau menurun sangat drastis
Konsekuensi dari malnutrisi
• Intestinal barrier terganggu• ▪ Glomerular filtration menurun• ▪ Cardiac function terganggu• ▪ Drug pharmacokinetic terganggu• ▪ Loss of weight• ▪ Slow wound healing• ▪ Impaired immunity• ▪ Hospital stays lebih lama• ▪ Treatment cost meningkat• ▪ Mortality meningkat
MENILAI STATUS NUTRISI
Lakukan:• ▪ Evaluasi kondisi klinis, diet, komposisi tubuh
dan data biokomiawi• ▪ Klasifikasikan atatus nutrisi: nutrisi baik atau
malnutrisi.
Identifikasi pasien untuk menghindari:• ▪ Komplikasi• ▪ Kegagalan terapi• ▪ Problema fisiologik• ▪ Biaya perawatan tinggi
Parameter nutrisi1. Parameter komposisi tubuh.
▪ Berat dan tinggi badan ▪ BMI = weight/height2 ▪ Triceps atau subscapular thickness of skinfold ▪ Mid-arm muscle circumference and mid-arm muscle area
2. Parameter biokimia. ▪ Serum albumin < 3,5 g/dL ▪ Total lymphocyte count < 1500 cells/ mm
▪ Serum tranferin < 140 mg/dL ▪ Serum pre-albumin < 17 mg/dL
▪ Total iron-binding capacity < 250 µg/dL ▪ Serum cholesterol < 150 mg/dL
Amino acids• ▪ Essential:• Phenylalanine• Lysine • Leucine• Isoleucine• Methionine• Valine• Tryptophan• Histidine• Threonine• ▪ Conditionaly essential:• Glutamine• Arginine• ▪ Non essential:• Alanine• Tyrosine• Aspartic acid• Glutamic acid• Cysteine• Glycine• Sarine• Proline
Penggunaan nutrien
Regulasi: ▪ Persediaan nutrien ▪ Berkaitan dengan hormonal ▪ Keadaan inflamasi
Penggunaan substrat energi:▪ Keadaan puasa: tergantung persediaan
nutrien.▪ Keadaan stres: tergantung kondisi
hormonal dan inflammatory response
Menentukan kebutuhan Protein
Berat badan▪ Usia▪ Tipe protein▪ Kebutuhan harian:Sehat 0,8 – 1,0 g/kg/day
Stress 1,0 – 2,0 g/kg/day tergantung kondisiKarbohidrat:▪ 50 % - 60 % dari total kalori▪ Diperlukan untuk mempertahankan anabolisme protein▪ Menghasilkan: per oral atau enteral 4 kcal/g intravena 3,4 kcal/g
Lemak
▪ Sumber energi dan asam lemak essential: Linoleic acid 2 – 7 g/day▪ Dianjurkan 20 % - 30 % dari total kalori: 1g/kg/day▪ Pada penyakit khusus:
45 % dari total kalori dari fat bermanfaat untuk: . kontrol Glycemic . menurunkan produksi CO2
• Distribusi kalori pada katabolisme:• Normal Katabolik• Fat 25 % 30 %• Protein 15 % 25 %• Carbohydrat 60 % 45 %
• Vitamin:• ▪ Larut dalam lemak: vitamin A, D, E, K• ▪ Larut dalam air: vitamin B1, B6, B12, C• Folic acid, Pantothenic acid, Biotin, Niacin, Riboflavin
• Mineral:• Sodium Zinc• Potassium Copper• Chloride Chromium• Calcium Manganese• PhosphorusSelenium• MagnesiumIodine• Iron
Derajat malnutrisi:▪ Ringan : penurunan berat-badan ≤ 10 %▪ Sedang : penurunan berat-badan 10 – 20 %,
kadar albumun < 3,2 g/dL▪ Berat : penurunan berat-badan > 20 %, kadar
albumin < 2,5 g/dL
BERAT-BADAN
• Pria:• Tinggi Badan Berat Ideal (100 %) Gemuk (115 %) Kurus (85 %)• 150 cm 49,1 kg 56,5 kg 41,7 kg• 160 cm 54,5 kg 62,2 kg 46,3 kg• 165 cm 57,2 kg 65,8 kg 48,6 kg• 170 cm 59,9 kg 68,9 kg 50,9 kg
Wanita:
• Tinggi Badan Berat Ideal (100 %) Gemuk (115 %) Kurus (85 %)• 150 cm 45,4 kg 52,2 kg 38,6 kg• 160 cm 50,6 kg 58,2 kg 43,0 kg• 165 cm 53,0 kg 61,0 kg 45,1 kg
• Berat badan normal: (TB – 100) Misal: Tb 150 cm (150 cm – 100) = 50 kgBerat badan Ideal: Berat Badan Normal – 10 %
• Malnutrisi Ringan : 70 – 90 % BB normal Berat :< 70 % BB normal• Obesitas Ringan : 115 – 130 % BB normal
Sedang : 130 – 150 % BB normal Berat : > 150 % BB normal
RESPONS METABOLIK TERHADAP TRAUMA
• Ada 2 fase:• 1. Ebb Phase:• ▪ Karakteristik adanya hypovolemic shock• ▪ Prioritas untuk mempertahankan hidup/homeostasis.• Terjadi penurunan: Cardiac output• Oxygen consumption• Blood pressure• Tissue perfusion• Body temperature• Metabolic rate• 2. Flow Phase:• ▪ ↑ Catecholamine• ▪ ↑ Glucocorticoids• ▪ ↑ Glucagon• ▪ Release of Cytokines, lipid mediators• ▪ Acute phase protein production
Peran Glutamine pada Metabolic stress:▪ Sangat penting pada pasien kritis▪ Sangat menurun pasca trauma▪ Sangat diperlukan sel untuk immune system dan GI tract▪ Untuk mempertahankan atau memperbaiki integritas mukosal intestinal
Peran Arginine pada Metabolic stress:▪ Sebagai substrat untuk immune system▪ Meningkatkan retensi nitrogen pasca metabolic stress▪ Meningkatkan wound healing pada model binatang▪ Stimulan sekresi growth hormon da sebagai prekusor bagi polyamines dan
nitric oxide
▪ Tidak tepat diberikan pada septic atau inflammatory patients
Vitamin dan Mineral:• Vitamin A penyembuhan luka dan perbaikan jaringan• Vitamin C penyembuhan luka dan sintesa kolagen• Vitamin B untuk metabolisme karbohidrat• Pyridoxine sintesa protein• Zinc penyembuhan luka, immune function dan
sintesa protein• Vitamin E antioxidant
• Folic acid sintesa dan mengganti red blood cells• Iron• Vitamin B12
NUTRISI PARENTERAL
Nutrisi parenteral adalah parsial atau total nutrisi, diberikan secara intravena.
Cara pemberian melalui vena perifer atau vena sentral.
Indikasi nutrisi parenteral:▪ Gastrointestinal tract tidak berfungsi▪ Gastrointestinal tract tidak mungkin
dipergunakan▪ Intestinal rest diperlukan
Kontra indikasi nutrisi parenteral:▪ Absorbsi dan dapat menerima makanan dengan adekuat
baik peroral,gastric tube maupun enteral tube▪ Hemodinamik tidak stabil Shock dan defisiensi cairan ekstraseluler.▪ Pasca bedah dalam ebb phase Diberikan cairan elektrolit dan dextrose 5 %▪ Gagal nafas. PaO2 < 80 % dan PaCO2 > 50 %, kecuali diberikan
ventilator mekanik. Metabolisme KH akan meningkatkan produksi CO2, yang
akan memperberat gagal nafas.▪ Terminal stage, brain death karena alasan biaya.
NUTRISI PARENTERAL MELALUI VENA SENTRAL.Tergantung kebutuhan kalori, volume yang diberikan serta kondisi pasien.Terbaik dengan komponen:
▪ Amino acid > 5 %▪ Dextrose > 20 %▪ Lipids▪ Mengandung vitamin, mineral dan trace elements▪ Osmolality > 700 mOsm/kg H2O
FORMULA NUTRISI PARENTERAL.Dextrose. ▪ Mengandung 3,4 kcal/kg ▪ Hanya merupakan sumber energi ▪ Kecepatan infus tidak boleh lebih dari 5 mg/kg/min ▪ Perhatikan solution osmolalityAmino acid. ▪ Konsentrasi bervariasi antara 5 % dan 15 % ▪ Nilai energi amino acid 4 kcal/g ▪ Nitrogen (g) = protein (g)/6,25Trace elements. ▪ Termasuk kebutuhan perhari zinc. copper, chromium and manganese penderita
kidney or liver failure ▪ Kebutuhan tergantung pasien dan keadaan patologis ▪ Pasien jangka lama dengan nutrisi parenteral perlu mendapat tambahan
iron dan selenium
Lipids. ▪ Mencegah essential fatty acid deficiency ▪ Non protein source of kcal. Dianjurkan 1 g/kg/day ▪ Tersedia dalam konsentrasi 10 %, 20 % dan 30 % ▪ Termasuk LCT or a mix MCT/LCT at 10 % and 20 % ▪ Ditambahkan kedalam basic parenteral nutrition solution atau diberikan
tersendiriElectrolytes. ▪ Calcium, magnesium, phosphorus, chloride, potassium, sodium and acetate ▪ Bentuk dan jumlah titrasi disesuaikan dengan metabolic status and
fluid/electrolyte balance ▪ Harus dipertimbangkan calcium-phosphate solubilityVitamins and Minerals. ▪ Secara umum, diberikan lebih rendah dari kebutuhan orang sehat, meskipun
demikian cukup memenuhi kebutuhan, ditambahkan kedalam formulaoral ataupun enteral
▪ Tambahkan setiap hari kedalam nutrisi parenteral ▪ Kebutuhan vitamin meningkat pada acute illness, infection, preexisting
malnutrition and excessive fluid loss
NUTRISI PARENTERAL MELALUI VENA PERIFER.Pemilihan peripheral acces tergantung pada kondisi klinis, kebutuhan, toleransi terhadap volume.
Dianjurkan: ▪ Osmolality < 700 mOsm/kg H2O, maksimal 900
mOsm/kg H2O ▪ Total k.cal dibatasi oleh konsentrasi dan rasio
volume pemberian ▪ Termasuk separuh elektrolit yang dianjurkan untuk
nutrisi parenteral
Terapi nutrisi parenteral ada 2 katagori: ▪ Terapi nutrisi parenteral suportif ▪ Terapi nutrisi parenteral total
Pemberian nutrisi parenteral:1. Pra Bedah.
Puasa menyebabkan penurunan zat yang menghasilkan kalori dan protein.Jumlah kalori yang tersedia didalam tubuh berkisar 1600 k.cal, setara dengan 400 gram karbohidrat. Jumlah ini akan digunakan selama puasa.
Kehilangan selama puasa, setiap jam:▪ Air 60 ml▪ Na + 1,8 mEq▪ K + 2,4 mEq▪ Protein6,4 g▪ KH 2,6 g▪ Lemak 5,6 g
Sehingga harus diberikan:▪ Asam amino 4,6 %▪ KH 10,7 %▪ Na + 80 mEq/L▪ K + 40 mRq/Lsebanyak 60 ml/jam.
2. Intra Bedah.Diberikan cairan perinfus: ▪ cairan pengganti puasa 2 ml/kg/jam ▪ cairan pemeliharaan 2 ml/kg/jam ▪ Stres operasi:
Dewasa AnakOperasi kecil 4 ml/kg/jam 2 ml/kg/jamOperasi sedang 6 ml/kg/jam 4 ml/kg/jamOperasi besar8 ml/kg/jam 6 ml/kg/jam ▪ Perdarahan:Transfusi dilakukan: Dewasa dan anak perdarahan > 15 % EBV Bayi perdarahan > 10 % EBVBila diganti koloid sama dengan jumlah perdarahan
kristaloid 3 x jumlah perdarahan
3. Pasca Bedah.Bila gizi awal normal nutrisi dapat diberikan mulai hari ke 3.Pada gizi buruk, DM, gagal ginjal, gagal hati diberikan setelah 24 jam. Tidak boleh diberikan sebelum 24 jam, karena masih dalam ebb phase, dimana terjadi peningkatan stres hormon, resisten terhadap insulin dan kadar gula meningkat.
Penatalaksanaan.1. Larutan Dextrose ( 1 – 5 hari ):
Hari I : RD 5% 1000 ml + D 5% 1500 ml (500 k.cal).Tingkatkan Dextrose secara bertahap dan periksa gula darah.Hari II-III : RD 5% 1000 ml + D 10% 1500 ml (800 k.cal)Hari IV : RD 5% 1000 ml + D 20% 1000 ml (1000 k.cal)Dextrose 20% dapat diganti: fructose-glucose-xylitol.
2. Larutan Dextrose dan asam amino (melalui vena perifer).Hari I : RD 5% 1000 ml + D 5% 1500 ml (500 k.cal)Hari II-III: D 10% 1500 ml + KH 1000 ml + AA 2,5% (900 k.cal + 25 g AA)Hari IV : D 20% 1000 ml + KH 1000 ml + AA 2,5% (1100 k.cal + 25 g AA)
3. Larutan Dextrose dan asam amino (melalui vena sentral)Hari I : RD 5% 1000 ml + D 5% 1500 ml (500 k.cal)Hari II-III: D 10% 1500 ml + KH 10% 1000 ml + AA 2,5% (1000 k.cal + 50 g AA)Hari IV : D 20% 1000 ml + KH 10% 1000 ml + AA 2,5% (1200 k.cal + 50 g AA)
Kalori non protein 1200 – 1400 k.calLemak 1 – 1,5 g/kg/dayNitrogen 9 – 10 gVolume 2500 ml
Kebutuhan Nutrisi:1. Kebutuhan zat nutrisi makro.
▪ Cairan 30 – 35 ml/kg/hariKenaikan suhu 1 º C ditambah 12% dari total cairan.Diperlukan modifikasi pada kelainan jantung, ginjal dan hati.
▪ Protein/nitrogen 1 – 2 g/kg/hari ▪ Kalori 30 – 35 k.cal/kg/hari
Glukosa 30-70% dari total kalori dan lemak 15-30% ▪ Lemak 1 – 2 g/kg/hari
2. Kebutuhan zat nutrisi mikro. Berupa vitamin, elektrolit, mineral dan trace element.
▪ Na + 1,5 m.mol ▪ K + 6 m.mol/g nitrogen ▪ Mg ++ 1 m.mol/g nitrogen ▪ Ca ++ 0,11 m.mol ▪ PO4 2- 0,50 – 0,75 m.mol
Indikasi Arteficial Feeding:• Gastrointestinal failure ( prolonged paralytic ileus,
multiple fistula) major surgery, trauma, luka bakar, sepsis, malnutrisi preoperatif, gagal ginjal, gagal hati, coma, severe anorexia nervosa, chemotherapy.
• Bila pada hari pertama pasca operasi kadar gula darah >220 mg%, kemungkinan terjadi infeksi berat 20% lebih tinggi.
• Lipid tidak dapat diberikan sebagai sumber kalori tunggal, karena tidak mempunyai protein sparing effect (melindungi protein).
• Sekitar 25% dari konsumsi kalori total terbuang sebagai insensible water loss.
• Pada pasien dengan status nutrisi baik atau malnutrisi ringan, nutrien dapat diberikan pada hari ke 7 pasca operasi. Sedangkan pada malnutrisi berat, diberikan pada hari 1 sampai hari ke 3 pasca operasi.
Monitor pasien dengan nutrisi parenteral. Metabolik: Menilai:▪ Glukosa ▪ Berat-badan▪ Keseimbangan cairan dan elektrolit ▪ Nitrogen balance▪ Fungsi ginjal dan hati ▪ Plasma protein▪ Tryglyceride dan cholesterol ▪ Creatinine/height index
Komplikasi nutrisi parenteral1. Berkaitan dengan kateter: ▪ Insersi: pneumothorax, chylothorax, hemothorax, emboli udara, arterial puncture,
nerve injury. ▪ Mekanikal: letak kateter tidak baik, phlebitis, thrombosis, oklusi kateter, ruptur,
emboli ▪ Infeksi: tempat insersi kateter, subcutaneous tunnel, kolonisasi, bakterimia, sepsis2. Metabolik: ▪ Hiperglikemia atau hipoglikemia ▪ Gangguan keseimbangan elektrolit ▪ Prerenal azotemia ▪ Keseimbangan asam-basa abnormal ▪ Refeeding syndrome-measure P, Mg, K, and glucose3. Gastrointestinal: ▪ Gangguan fungsi hati ▪ Komplikasi dapat dikurangi dengan cara memberikan makanan dalam jumlah
kecil lewat enteral, bila memungkinkan.4. Over feeding: Pemberian lebih dari 35 k.cal akan berakibat: hepatic steatosis, hyperglycemia,
prerenal azotemia, hypertriglyceridemia, increased CO2 production,respiratory distress syndrome
NUTRISI PADA PASIEN KRITIS
• Pada pasien kritis nutrisi diberikan 48 – 72 jam pertama pasien dirawat di ICU. Ada pula yang mengatakan as soon as possible.
• Meskipun enteral feeding care terpilih untuk fungsi gastrointestinal baik, tetapi kebanyakan critically ill patents mempunyai kontra indikasi relative atau absolute terhadap enteral feeding.
• Kandidat buruk untuk enteral feeding:▪ Diare berat ▪ Pankreatitis▪ Abdomen distensi ▪ Akses gastrointestinal buruk▪ High nasogastric tube output▪ Hemodinamik tak stabil ( ↓ cardiac output)
• Komplikasi enteral nutrition:▪ Aspirasi paru▪ Diare▪ Iskemik atau infark intestinal
Parenteral nutrition lebih menguntung kan pada critically ill patients, karena:▪ Memperbaiki metabolic▪ Memperbaiki elektrolit▪ Memperbaiki manajemen mikro nutrient▪ Manipulasi asam-basa dengan baik▪ Kemampuan mensuplai obat ( insulin, heparin)▪ Menjamin suplai nutrient
• Penggunaan parenteral nutrition dapat menyebabkan:▪ Mucosal atrophy of the Bowl▪ Bacterial translocation
• Volume restricted patients, nutrition support hanya 1 L larutan.
• Harris-Benedic equation digunakan pada kalkulasi basal energy expenditure:▪ Kalori : 25 k.kal/kg/hari▪ Protein : 1-1,5 g/kg/hari (caloric value 4 k.cal/g)
• Amino acid harus dalam jumlah adekuat antara esensial dan non esensial▪ Dekstrose : 50 – 150 g/hari
• TPN jangan diberikan sampai gula darah terkontrol ( < 220 mg/dL )▪ Lipid : 20 – 40 g/hari ( caloric value 9 cal/g )
• Serum Triglyceride 400 – 500 mg/dL, stop lipid.
Formula untuk estimasi kebutuhan energi.Calculating basal energy expenditure ( BEE ).Harris-Benesict equation.
Men: 66,47 + ( 13,75 x weight ) + ( 5 x height ) – ( 6,76 x age )Women: 65,51 + ( 9,56 x weight ) + ( 1,85 x height ) – ( 4,67 x age )
Average BEE is approximately 25 k.cal/kg of body weight perday.Stress factor.Correction of the energy requirement calculated according to degree of
hypermetabolism:▪ Post operative ( without complication) 1,00 –
1,10▪ Fracture of long bone 1,15 – 1,30▪ Cancer 1,10 – 1,30▪ Peritonitis/Sepsis 1,10 – 1,30▪ Serious infection/Multiple trauma 1,20 – 1,40▪ Multiple organ failure syndrome 1,20 – 1,40▪ Burn (approximate BEE + % body surface area) 1,20 – 2,00
Corrected energy requirement (k.cal/day) = BEE x stress factor.( Dikutip dari:Program Manual TNT Version 2.0 Abbott Laboratory and the
Latin American Federation of Parenteral end Enteral Nutrition, p. 120 )
Formula Makronutrien untuk Parenteral Nutrition pada pasien spesifik.
Criteria ExampleDetermine total energy needs 1,600 k.cal
Multiply k.cal by the desired substrate 1,600 x 55 % carbohydrates = 880 kcal
( carbohydrates, proteins, lipids ) distribution 1,600 x 20 % proteins = 320 kcal 1,600 x 25 % lipids = 400 kcal
To determine total grams in the final ▪ 880 : 3.4 = 259 grams of dextrosesolution, divided by k.cal/gram ▪ 320 : 4.0 = 80 grams of amino acid
▪ 400 : 2.0 = 200 ml of lipids at 20 %
Determine the volume of stock solutions of ▪ D 70 259: 0.70 = 370 mlDextrose, amino acid, and lipids to achieve ▪ 15 % amino acid 80 : 0.15 = 533
mlGram of nutrients needed ▪ 400 kcal of lipid : 2 kcal/ml of lipids
At 20% = 200 ml ( if lipids are used, Desired grams + % stock solution = indicate whether the desired infusion is Required volume of solution a three-in-one, daily, weekly, twice
Weekly, or more times per weeks )
Add the total volume of macronutrients and ▪ 370 + 533 + 200 = 1.103 mlEvaluate based on fluid reguirement.If necessary, total volume can be increasedwith sterilized water.
Scheduling Infusion.• Initial infusion of TPN should be continuous on a 24 hour basis, particularly
in patients with cardiac insufficiency or who are unable to tolerate higher rates of fluid administration necessary in a cyclic TPN schedule. To avoid metabolic complications, physicians often increase the infusion slowly for two or three days until reaching the desired rate.
• When the TPN solution contains 25 % dextrose, the rate of initial infusion is normally 40 ml/hour and progressively increase 20 – 40 mL/hour/day until reaching the goal rate.
• TPN solutions containing 35 % dextrose start at 30 ml/day and gradually increase 20 mL/hour/day until reaching the goal rate. TPN is ideally admisintered via infusion pump.
• ( dikutip dari Program Manual Total Nutrition Therapy. Version 2.0. Abbott Laboratories and FELANPE, p. 307)
Distribusi kalori pada katabolisme: Normal Katabolik
• Fat 25 % 30 %• Protein 15 % 25 %• Carbohydrat 60 % 45 %
Termasuk Katabolik:trauma dan stress ( operasi, anestesi, infeksi, sepsis, luka bakar luas )
DASAR PERHITUNGAN▪ Body Mass Index
BMI = Berat Badan (kg)/Tinggi Badan (m2)Normal = 20 – 25 kg/m2
▪ Berat badan IdealDipertimbangkan sesuai BMI: 20 – 25 kg/m2BB normal: TB – 100BB Ideal: BB Normal ± 10 %
▪ Harris-Benedict Equation of Basal Energy ExpenditurePria = 66,47 + ( 13,75 x BB ) + ( 5,0 x TB ) – ( 6,76 x Umur)Wanita = 655,1 + ( 9,56 x BB ) + ( 1,85 x BB ) – ( 4,67 x Umur )
BB(kg), TB(cm) dan Umur (tahun).Faktor aktivitas: 1,2 di tempat tidur
1,3 dapat turun dari tempat tidur
• Faktor stress:1. Post opeartive (no complications) 1,00 – 1,102. Long bone fracture 1,15 – 1,303. Cancer/COPD 1,10 – 1,304. Peritonitis/sepsis 1,10 – 1,305. Severe infection/Multiple trauma 1,20 – 1,406. Multiple organ failure syndrome 1,20 – 2,007. Burns 1,20 – 2,00
▪ “Rule of Thumb” untuk menentukan energi. 25 – 30 k.kal/kg BB aktual
▪ Air: 30 ml x BB aktual atau 1500 ml x BSA (m2)▪ Protein: Dasar: 0,8 – 1,0 g/kg BB biasa ( bila obesitas, 130% BB Ideal)
Stress: 1,2 – 2,0 g/kg BB biasaProtein 15 – 20% dari total kaloriProtein: 4 k.kal/g
▪ Lipids: Dasar: 20 – 35% dari total kaloriBiasanya 25 – 30 % dari total kaloriHigher with COPD 35 – 55% dari total kaloriLipid: 9 k.kal/g MCTs: 8,3 k.kal/gNutrisi parenteral tidak boleh lebih dari 1 g/kg/hari
▪ Karbohidrat:Dekstrose (parenteral): 3,4 k.kal/gKarbohidrat oral: 4 k.kal/gMaksimal: 7 g/kgBB Ideal/hari atau 5 mg/kg/min
▪ Protein is 16 % nitrogen: Protein/6,25 = 1 g nitrogen UUN = Urinary Urea Nitrogen in 24 hour urine condition Total nitrogen loss = UUN + correction factor for fecal, skin, and
other urinaryNitrogen losses (4 g/day)
Total nitrogen loss = UUN + 4 g x 6,25 g protein/nitrogen = protein breakdown/day
▪ PNT: To determine volume of parenteral solution needed to provide “X”grams of substrate:X g substrate/% solution concentration.e.g., What volume of 20% dextrose solution is required to provide 65 g carbohydrate ?Answer: 65 g carbohydrate/20 % solution = 65 g/ 0,20 = 325 ml
Daily doses of substrates and characteristics of some parenteral nutrition systems.
Energy k.cal Volume mlPeripheral 1300-1700 2500-3000Standard 1500-2200 2250-3000Sepsis 1300-1900 2500-3000
Kidney failure 1500-1900 individualLiver failure 1200-1700 2000-3000Heart failure 1200-1700 2000-2250Stress
▪moderate 1500-2200 2500-3000▪severe 1500-2200 2500-3000
Diabetes 1300-1700 2500-3000(TNT. Version 2.0 Abbott Lab. )
Orang dewasa sehat memerlukan 2500 ml air setiap hari, untuk mengganti kehilangan lewat:▪gastrointestinal 100-200 ml▪kulit & pernafasan 1000 ml▪urine 1200 ml
Penggabungan kebutuhan rumatan sehari-hari akan air, Na dan K menghasilkan cairan rumatan pada dewasa 2500 ml/hari.
( dr. S. Sunatrio, SpAn.KIC: Resusitasi Cairan. Media Aesculapius, FKUI, Jakarta 2000 )
Pada kasus sakit berat atau trauma, berlaku:Total energy requirement = HBE x injury factorInjury factorSurgery Infection1.1 minor 1,2 mild1,4 – 1,6 major 1,5 moderate
Trauma Burns1,35 skeletal 1,5 40 % of BSA1,6 head injury 1,95 100% of BSA
with steroid therapy1,35 blunt
Cara cepat untuk menentukan kebutuhan energi:Kebutuhan energi sekitar 25 – 30 kcal/kg, belum termasuk injury factor.
Pada trauma dan sepsis yang mengalami katabolisme, kebutuhan kalori: 25 k.cal/kg/day.
Nutrisi parenteral parsial, dapat diberikan 24 jam setelah krisis atau kegawatan teratasi.
Pada Ebb phase hanya diberikan cairan elektrolit dan kalori.
▪ Protein. Kebutuhan normal 0,8 – 1,0 g protein/kg/hari. Hypermetabolic stress akan meningkat, sbb: Derajat hypermetabolic stress: Kebutuhan protein (g/kg/hari)
Normal- tidak stress 0,8 – 1,0Ringan 1,0 – 1,2Sedang 1,2 – 1,5Berat 1,5 – 2,0
▪ Vitamin dan meneral. Dianjurkan diberikan 100 %.▪ Elektrolit Pemberian elektrolit perhari:
Natrium 60 – 80 mEqKalium 30 – 60 mEqChlorica 80 – 100 mEqKalsium 4,6 – 9,2 mEqMagnesium 8,1 – 3,0 mEqPhosphor 12 – 20 mmol
Dasar Perhitungan:Rule of Thumb: ▪ Kalori: 25 – 30 k.cal/kg/day▪ Air: 30 ml/kg/day
Insensible water loss dws: 15 ml/kg▪ KH: 60 % total kalori▪ Lemak: 25 % total kalori▪ Protein: 15 % total kalori
Distribusi kalori pada katabolisme: Normal
Katabolik• Fat 25 % 30
%• Protein 15 % 25 %• Carbohydrat 60 % 45 %
Termasuk Katabolik:trauma dan stress ( operasi, anestesi, infeksi, sepsis, luka bakar luas )
Penyakit Spesifik:• KH: 55 % total kalori• Lemak: 25 % total kalori• Protein: 20 % total kalori
Pada restriksi cairan: urine 24 jam (sebelumnya) + IWL (15 ml/kg)
Pada gagal ginjal:Diberikan EAS (essential amino acid
solution)
Pada sepsis:Diberikan 30 – 45 % BCAA (branched
chain amino acid)