terapi rasional dan tidak rasional

9
TERAPI RASIONAL DAN TIDAK RASIONAL I. DEFINISI Terapi rasional = Pengobatan rasional Obat merupakan sediaan atau paduan bahan-bahan yang siap untuk digunakan, untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi (Kebijakan Obat Nasional, Departemen Kesehatan RI, 2005). Pengobatan rasional diartikan sebagai penggunaan cara pengobatan yang telah diakui dan dibuktikan secara ilmiah benar atau mendekati kebenaran. Dengan mempertimbangkan aspek manfaat, efek samping obat, dan Terapi rasional dan tidak rasional Definisi terapi rasional Persyara tan terapi rasional Siklus terapi rasiona l Skenario Permasala han Pengobata n tidak rasional Dampak pengguna an obat tidak rasional

Upload: anis-talitha

Post on 18-Feb-2016

71 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

Terapi Rasional Dan Tidak Rasional

TRANSCRIPT

Page 1: Terapi Rasional Dan Tidak Rasional

TERAPI RASIONAL DAN TIDAK RASIONAL

I. DEFINISI

Terapi rasional = Pengobatan rasional

Obat merupakan sediaan atau paduan bahan-bahan yang siap untuk digunakan,

untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam

rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan

kesehatan dan kontrasepsi (Kebijakan Obat Nasional, Departemen Kesehatan RI,

2005).

Pengobatan rasional diartikan sebagai penggunaan cara pengobatan yang telah

diakui dan dibuktikan secara ilmiah benar atau mendekati kebenaran. Dengan

mempertimbangkan aspek manfaat, efek samping obat, dan biaya pengeluaran baik

dari pandangan sistem pelayanan kesehatan maupun pasien.

Dikatakan rasional karena dalam pengobatan memenuhi kriteria seperti tepat

indikasi, tepat obat, tepat dosis, tepat penderita, dan waspada terhadap efek samping

obat.

II. PERSYARATAN PENGGUNAAN TERAPI RASIONAL

Terapi rasional dan

tidak rasional

Definisi terapi

rasional

Persyaratan terapi

rasional

Siklus terapi

rasional

Skenario Permasalahan

Pengobatan tidak rasional

Dampak penggunaan obat tidak rasional

Page 2: Terapi Rasional Dan Tidak Rasional

Menurut WHO 1985 pengobatan rasional bila:

Pasien menerima obat yang sesuai kebutuhannya. Jadi, secara klinis,

pasien mendapatkan pengobatan dengan dosis yang sesuai dipandang

melalui umur dan lain sebagainya.

Untuk periode adekuat. Jadi, maksud dari adekuat disini adalah hal-hal

yang harus diprioritaskan. Misalnya pada orang yang menderita

penyakit dengan berbagai gejala, dimana gejala yang muncul tidak

saling berhubungan. Maka dari gejala-gejala tersebut harus ada yang

menjadi prioritas terapi utama agar masalah cepat terselesaikan.

Prioritas utama itulah yang disebut dengan adekuat.

Dengan harga terjangkau baik menurut sistem pelayanan kesehatan

maupun pasien.

III. SIKLUS TERAPI RASIONAL

Proses pemilihan terapi untuk mencapai terapi yang rasional terdiri dari 6 langkah,

antara lain :

1.      Tetapkan masalah pasien

Setelah melakukan diagnosa dan anamnesa kepada pasien, dokter harus menemukan dan

mengidentifikasi masalah pokok yang menyebabkan penyakit dari pasien

Page 3: Terapi Rasional Dan Tidak Rasional

2.      Tentukan tujuan terapi

Setelah menetapkan masalah pasien, maka dilakukan pemilihan terapi berdasarkan penentuan

tujuan terapinya terlebih dahulu

3.      Tentukan cocok tidaknya terapi-P anda untuk pasien

Setelah menentukan tujuan terapi, maka perlu dianalisa kecocokan dari terapi-P untuk pasien.

Proses pemilihan terapi-P antara lain :

1.      Tetapkan tujuan terapi

Ini merupakan tahapan awal untuk menentukan terapi, dengan pemeriksaan dan

anamnesis selanjutnya diidentifikasi masalah kesehatan guna untuk menetapkan tujuan terapi

untuk mengatasi masalah pokok kesehatan pasien.

2.      Menyusun daftar berbagai terapi yang mungkin manjur

Pada umumnya ada 4 pendekatan dalam mengobati, yaitu memberi informasi atau

nasehat, terapi non obat, terapi obat, dan perujukan,, dan kadang diperlukan pendekatan

kombinasi.

3.      Pilih Obat yang sesuai berdasarkan pada kemanjuran, keamanan,

kecocokan, kepraktisan, dan biaya

Membandingkan berbagai terapi  pilihan obat yang ada. Cara objektif dan ilmiah adalah

menerapkan lima kriteria, yaitu kemanjuran, keamanan, kecocokan, kepraktisan dan biaya.

4.      Mulai pengobatan

Berikan penjelasan untuk meningkatkan kepatuhan pasien dalam terapi

5.      Berikan penjelasan tentang obat, cara meminumnya, dan peringatan

6.      Pantau (hentikan) pengobatan

IV. SKENARIO PERMASALAHAN

V. PENGOBATAN TIDAK RASIONAL

Pola peresepan yang menyimpang memiliki andil besar  pada pengobatan tidak rasional.

Peresepan yang tidak rasional dapat juga dikelompokkan dalam lima bentuk:

Peresepan boros (Extravagant Prescribing), yaitu peresepan dengan obat-obat yang

lebih mahal, padahal ada alternatif obat yang lebih murah dengan manfaat dan

keamanan yang sama. Termasuk disini adalah peresepan yang terlalu berorientasi ke

Page 4: Terapi Rasional Dan Tidak Rasional

pengobatan simptomatik hingga mengurangi alokasi obat yang lebih vital contoh

pemakaian obat antidiare yang berlebihan dapat menurunkan alokasi untuk oralit yang

notabene lebih vital untuk menurunkan mortalitas.

Peresepan berlebihan (over prescribing), yaitu peresepan yang jumlah, dosis dan lama

pemberian obat melebihi ketentuan - serta peresepan obat-obat yang secara medik

tidak atau kurang diperlukan.

Peresepan yang salah (Incorrect Prescribing), yaitu pemakaian obat untuk indikasi

yang salah, obat yang tidak tepat, cara pemakaian salah, mengkombinasi dua atau

lebih macam obat yang tak bisa dicampurkan secara farmasetik dan terapetik; serta

pemakaian obat tanpa memperhitungkan kondisi  penderita secara menyeluruh.

 

 

Peresepan majemuk (multiple prescribing), yaitu pemberian dua atau lebih kombinasi

obat yang sebenarnya cukup hanya diberikan obat tunggal saja. Termasuk disini

adalah pengobatan terhadap semua gejala yang muncul tanpa mengarah ke penyakit

utamanya.

Peresepan kurang (Under Prescribing), terjadi kalau obat yang diperlukan tidak

diresepkan, dosis obat tidak cukup, dan lama pemberian obat terlalu pendek

waktunya.

VI. DAMPAK PENGGUNAAN OBAT TIDAK RASIONAL

Seperti yang telah disebut pada artikel terdahulu, Pengobatan Rasional sesungguhnya

merupakan suatu proses yang kompleks dan dinamis, dimana terkait beberapa komponen,

mulai dari diagnosis, pemilihan dan penentuan dosis obat, penyediaan dan pelayanan obat,

petunjuk  pemakaian obat, bentuk sediaan yang tepat, cara pengemasan, pemberian label dan

kepatuhan penggunaan obat oleh penderita.

         Penyimpangan terhadap hal tersebut akan memberikan pelbagai kerugian. Dampak

negatif pemakaian obat yang tidak rasional sangat luas, namun secara ringkas dampak

tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Page 5: Terapi Rasional Dan Tidak Rasional

  1.    Dampak terhadap mutu pengobatan dan pelayanan.

Beberapa kebiasaan peresepan yang tidak rasional akan mempengaruhi mutu

pengobatan dan pelayanan secara langsung atau tidak langsung. Secara luas juga dampak

negatifnya terhadap upaya penurunan mortalitas dan morbiditas penyakit-penyakit

tertentu. Misalnya kebiasaan untuk selalu memberikan antibiotik dan antidiare terhadap

kasus-kasus diare akut, dengan melupakan pemberian oralit yang memadai - niscaya

sangat merugikan terhadap upaya penurunan mortalitas diare.

2.        Dampak terhadap Efek Samping Obat (ESO)

Masalah efek samping obat dianggap tidak kalah penting dengan masalah efek terapi

obat. Dampak negatif dari efek samping obat ini kurang banyak disadari oleh para penulis

resep. Efek samping obat merupakan reaksi yang sifatnya merugikan si pemakai dan

timbulnya pada penggunaan obat dengan dosis terapi, diagnostik atau profilaksis.

Kemungkinan resiko efek samping obat dapat diperbesar oleh penggunaan obat yang

tidak rasional. Hal ini dapat dilihat secara individual pada masing-masing pasien atau

secara epidemiologik dalam tingkat populasi.

Pemakaian obat yang berlebihan baik dalam jenis maupun dosis, jelas akan

meningkatkan resiko efek samping. Pemakaian antibiotika secara berlebihan juga

dikaitkan dengan meningkatnya resistensi kuman terhadap antibiotik yang bersangkutan

dalam populasi. 

Hampir sebagian besar efek samping obat terjadi pada sistem gastrointestinal, sistem

hemopoetika, kulit, saraf, kardiovaskuler, dan sistem respirasi.  

3.        Dampak terhadap biaya pelayanan pengobatan.

Pemakaian obat-obatan tanpa indikasi yang jelas, untuk kondisi-kondisi yang

sebetulnya tidak memerlukan terapi obat, merupakan pemborosan baik dipandang dari

sisi pasien maupun sistem pelayanan. Dokter mungkin kurang memperhatikan dampak

ekonomi ini, tetapi bagi pasien yang harus membayar atau sistem pelayanan yang harus

menanggung ongkos pengobatan, hal ini akan sangat terasa. Kebiasaan peresepan yang

terlalu tergantung pada obat-obat paten yang mahal, jika ada alternatif obat generik

Page 6: Terapi Rasional Dan Tidak Rasional

dengan mutu dan keamanan yang sama, jelas merupakan beban dalam pembiayaan dan

merupakan salah satu bentuk ketidak rasionalan.

Beberapa penelitian yang dilakukan Dit. Jen. POM menemukan bahwa 60-65 % biaya

obat pada ISPA non pneumonia digunakan untuk antibiotika yang sebenarnya tidak

diperlukan. Satu hal yang mungkin sering dilupakan oleh praktisi medik adalah

meresepkan obat yang harganya tidak terjangkau oleh pasien. Meskipun kecil

presentasenya, sekitar 15,4 % pasien ternyata hanya membeli sepertiga hingga setengah

bagian dari resep antibiotika. Sehingga pada akhirnya pasienlah yang mendapat dampak

negatif peresepan tersebut seperti misalnya risiko terjadinya resistensi bakteri karena

kurang adekuatnya pemakaian antibiotika.

 

4.        Dampak psikososial

        Pemakaian obat yang berlebihan oleh dokter sering akan memberikan pengaruh

psikologik pada masyarakat. Masyarakat menjadi terlalu tergantung kepada terapi obat

walaupun intervensi obat belum tentu merupakan pilihan utama untuk kondisi tertentu.

Hal ini akan merangsang pola self medication yang tak terkendali ada masyarakat. Bentuk

peresepan yang sifatnya ”pemaksaan” vitamin dan obat penambah nafsu makan pada

anak-anak merupakan contoh khas penggunaan obat yang tidak rasional. Peresepan ini

seakan-akan memberi kesan bahwa obat-obat vitamin pada anak-anak adalah esensial

untuk kesehatan, yang pada hakekatnya obat-obat vitamin tersebut tidak lebih dari

plasebo yang harus dibayar mahal yang melebihi dari harga makanan yang memiliki

nutrisi tinggi. Dalam klinik juga dirasakan, karena terlalu percaya pada pemberian

antibiotika profilaksis, tindakan-tindakan aseptis pada pembedahan menjadi tidak atau

kurang diperhatikan secara ketat.

        Sebenarnya dampak psikososial ini dapat dihindari dengan memberikan informasi

dan edukasi secara benar kepada masyarakat. Dan tidak kalah pentingnya adalah

kesadaran dari petugas kesehatan untuk melaksanakan pengobatan rasional.