terbunuhnya ki pungakan gendis

4
 TERBUNUHNYA KI PUNGAKAN GENDIS Maha Kary a Reg u………. Kwa rtir Cabang Bul ele ng, memper sembah kan sebuah Drama Berjudul TERBUNUHNYA KI PUNGAKAN GENDIS. Narator : Kis ah ini ada lah pen gga lan ceri ta dar i per jal ana n pan jang Sang Raj a Per tama Den Buk it “Angngurah Kibarak Panji Sakti” Diiceritakan saat Kibarak Panji Sakti menikmati masa mudanya di Desa Panji, saat itu beliau  be rna ma I Gus ti Gde Pas eka n. Sebagai seorang pemuda , yan g sel alu ing in tahu ten tang segala hal, I Gusti Gde Pasekan serin g berpetua lang. Naik buki t dan menjel ajanh ke hutan melewa ti tegalan sampai ke pantai merupak an kegiatan rutin . Keris pemb erian ayahny a, I Gusti Ngurah Jelantik, selalu terselip di pinggangnya. I Gusti Gde Pasekan mulai li bi h dikenal oleh pe nduduk Desa Panj i saat ia berhas il membunuh buaya yang ada di sungai. Penduduk Desa Panj i menj adi gempar, karena keb eran ian dan kewis esan I Gus ti Gde Pas eka n yan g mas ih muda beli a itu. I Gus ti Gde Pasekan semakin dekat d i hati masyarakat desa Panji, bahkan meluas keluar desa Panji. Di wilayah Den Buk it ada seorang yang san gat berku asa bernama Ki Pung akan Gendi s. Beliau sang at ditakuti oleh rakyak karen a perangain ya yang semena-men a, hany a mencari kesen angan berju di dengan menga du ayam setiap hari. Beliau beberg ian dengan menai ki kudanya yang besar dan gagah. Di kanan kirinya berjalan beberapa orang pengawal. Adegan 1 Ki Pungakan Gendis masuk panggung Ki Pung akan Gendis : “hahaha hahah ahaa…. .tidak ada yang bera ni menent ang ku saat ini dan sel aman ya. Yang berani me nen ta ngku akan ku bun uh . Hahahahahahha” Datang beberapa penjudi Penju di 1 : hai Ki Punga kan Gendis , ayo kita berju di, hari ini kan ku kalah kau dalam perjudian ini” Ki Pung akan Gendis : “ hahah ahaha, berani menan tang k u? Ja ngan meny esal k alau h ari in i uang mu habis ku bawa pulang” Penjudi 2 : “ jangan sombong kamu Ki Pungakan Gendis. Hari ini kami yakin akan bias menghabiskan uang dan hartamu di perjudian ini” Ki Pun gakan Gendis : “sil ahk an saja ka lau kal ian bia s. Cep at ambi l meja dan kit a berju di sekarang” Penjudi 1 : oke….Mereka pun mencari tempat untuk berjudi. Perjudian pun terjadi, antara mereka bertiga. Semua pemain keluar panggung Adegan 2 I Gusti Gde Pasekan, Ratu Biang dan temannya masuk panggung I Gus ti Gde Pasekan : “ Om Swasti astu Biang” Ratu Biang : “Om Swastiastu, ada apa anak ku?”

Upload: cotecxa

Post on 12-Jul-2015

25 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Terbunuhnya Ki Pungakan Gendis

5/11/2018 Terbunuhnya Ki Pungakan Gendis - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/terbunuhnya-ki-pungakan-gendis 1/3

TERBUNUHNYA KI PUNGAKAN GENDIS

Maha Karya Regu………. Kwartir Cabang Buleleng, mempersembahkan sebuah

Drama Berjudul TERBUNUHNYA KI PUNGAKAN GENDIS.

Narator :

Kisah ini adalah penggalan cerita dari perjalanan panjang Sang Raja Pertama DenBukit

“Angngurah Kibarak Panji Sakti”

Diiceritakan saat Kibarak Panji Sakti menikmati masa mudanya di Desa Panji, saat itu beliau

 bernama I Gusti Gde Pasekan. Sebagai seorang pemuda, yang selalu ingin tahu tentang

segala hal, I Gusti Gde Pasekan sering berpetualang. Naik bukit dan menjelajanh ke hutan

melewati tegalan sampai ke pantai merupakan kegiatan rutin. Keris pemberian ayahnya, I

Gusti Ngurah Jelantik, selalu terselip di pinggangnya.

I Gusti Gde Pasekan mulai libih dikenal oleh penduduk Desa Panji saat ia berhasil

membunuh buaya yang ada di sungai. Penduduk Desa Panji menjadi gempar, karena

keberanian dan kewisesan I Gusti Gde Pasekan yang masih muda belia itu. I Gusti Gde

Pasekan semakin dekat di hati masyarakat desa Panji, bahkan meluas keluar desa Panji.

Di wilayah Den Bukit ada seorang yang sangat berkuasa bernama Ki Pungakan Gendis.

Beliau sangat ditakuti oleh rakyak karena perangainya yang semena-mena, hanya mencari

kesenangan berjudi dengan mengadu ayam setiap hari. Beliau bebergian dengan menaiki

kudanya yang besar dan gagah. Di kanan kirinya berjalan beberapa orang pengawal.

Adegan 1

Ki Pungakan Gendis masuk panggung

Ki Pungakan Gendis : “hahahahahahahaa…..tidak ada yang berani menentang ku saat ini

dan selamanya. Yang berani menentangku akan ku bunuh.

Hahahahahahha”

Datang beberapa penjudi

Penjudi 1 : “ hai Ki Pungakan Gendis, ayo kita berjudi, hari ini kan ku kalah

kau dalam perjudian ini”Ki Pungakan Gendis : “ hahahahaha, berani menantang ku? Jangan menyesal kalau hari ini

uang mu habis ku bawa pulang”

Penjudi 2 : “ jangan sombong kamu Ki Pungakan Gendis. Hari ini kami yakin

akan bias menghabiskan uang dan hartamu di perjudian ini”

Ki Pungakan Gendis : “silahkan saja kalau kalian bias. Cepat ambil meja dan kita berjudi

sekarang”

Penjudi 1 : “oke….”

Mereka pun mencari tempat untuk berjudi. Perjudian pun terjadi, antara mereka bertiga.Semua pemain keluar panggung

Adegan 2

I Gusti Gde Pasekan, Ratu Biang dan temannya masuk panggung

I Gusti Gde Pasekan : “Om Swastiastu Biang”

Ratu Biang : “Om Swastiastu, ada apa anak ku?”

1

Page 2: Terbunuhnya Ki Pungakan Gendis

5/11/2018 Terbunuhnya Ki Pungakan Gendis - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/terbunuhnya-ki-pungakan-gendis 2/3

I Gusti Gde Pasekan : “Ibu aku ingin pamit pergi kehutan bersama kadek kuntuk latihan

memanah”

Kadek : “benar ratu biang, ijin kan kami untuk kehutan berlatih”

Ratu Biang : “baik lah, biang ijinkan kalian berdua untuk pergi kehutan berlatih,

dan biang berharap kalian berhati-hati dan tidak mendapatkanmasalah selama menuju kehutan, latihan dan kembali kerumah”

I Gusti Gde Pasekan dan kadek : “terimakasih Ratu biang, kami akan selalu mengingat

 pesan ratu biang”

Ratu biang meninggalkan panggung

I Gusti Gde Pasekan dan Kadek berangkat menuju hutan untuk berlatih.

Sampai di hutan meraka langsung mempersiapkan alat untuk berlatih.

(adegan latihan memanah)

I Gusti Gde Pasekan : “Kadek kita lebih masuk kedalam hutan lagi, sepertinya di dalam

hutan banyak buruan yang bs kita gunakan untuk kita latihan

memanah”

Kadek : “baik lah Gusti”

Mereka melanjutkan perjalan menuju ketengah hutan

Belum lama mereka berjalan mereka melihat harimau, dan mereka pun waspada agar didak 

diserang oleh harimau yang sedang memangsa kijang.

Tapi pergerakan I Gusti Gde Pasekan dan kadek kalah cepat dengan insting harimau yang

sedang kelaparan. Harimau pun mengerang marah dan ingin memakan I Gusti Gde Pasekandan kadek.

I Gusti Gde Pasekan dan kadek bergegas mencari tepat aman dan mulai membentangkan

 busur panahnya

Empat kali bentangan panah, dari I Gusti Gde Pasekan dan kadek, harimau itupun mati mati

ditangan mereka berdua.

Karena merasa situasi hutan tidak aman untuk melanjutkan latihan, mereka memutuskan

untuk balik kerumah!

I Gusti Gde Pasekan : “sepertinya situasi sedang tidak aman untuk melanjutkan latihan,

alangkah lebih baik jika kita pulang saja”

Kadek : “baik lah, kita pulang, selain itu hari juga sudah mulai gelap”

I Gusti Gde Pasekan : “ayo kita pulang”

Adegan 3

Perjudian yang dilakukan oleh Ki Pungakan Gendis dan penjudi lainnya sedang berlangsung.

 Nampaknya Ki Pungakan Gendis mengalami kekalah yang tidak terlalu banyak, wajahnya

sangat geram sekali.

Penjudi 2 : “aku menyerah uangku sudah habis, kita akhiri perjudian ini”

Ki Pungakan Gendis : “AH……….lanjutkan saja, aku juga kalah”Penjudi 2 : “tapi aku sudah tidak ada uang lagi, utangku sudah banyak, aku

menyerah”

Penjudi 1 : “Bagaimana kita lanjutkan atau tidak, aku mau-mau saja, karena aku

menang hari ini”

Ki Pungakan Gendis : “sudah lah kita akhiri saja, hari ini kau boleh menang tapi tidak untuk 

 besok”

2

Page 3: Terbunuhnya Ki Pungakan Gendis

5/11/2018 Terbunuhnya Ki Pungakan Gendis - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/terbunuhnya-ki-pungakan-gendis 3/3

Penjudi 1 : “hahahahahahahahahahah aku tunggu tantangan mu Ki Pungakan

Gendis”

Perjudian pun berakhir, Ki Pungakan Gendis sangat marah akan kekalahannya.

Adegan 4

I Gusti Gde Pasekan dan kadek masih dalam perjalanan meuju kerumahnya sambil bercanda

tawa dan memakan buah-buahan yang meraka dapat di hutan.

Saat melemper kulit buah tanpa sengaja terkena Ki Pungakan Gendis.

Ki Pungakan Gendis sangat marah

Ki Pungakan Gendis : “he anak muda berani sekali kau melemper aku dengan sampah,

mencari masalah kalian dengan Ki Pungakan Gendis, sang pengusa

didaerah ini”

I Gusti Gde Pasekan : “Maaf tuan”

Ki Pungakan Gendis : “Enak saja kamu meminta maaf, kalian akan ku bunuh”

Terjadilah pertarungan antara I Gusti Gde Pasekan dan Ki Pungakan Gendis.

Pada awalnya I Gusti Gde Pasekan terkena pukulan dari Ki Pungakan Gendis dan tersungkur 

 jatuh. I Gusti Gde Pasekan tersegera bangkit dan naik ke pohon lece. Ki Pungakan Gendis

menyerang, namun I Gusti Gde Pasekan meloncat dan keris pusaka menembus dada Ki

Pungakan Gendis. Ki Pungakan gendis menemui ajalnya karena tidak kuasa melawan

kesaktian keris I Gusti Gde Pasekan.

Keadaan penduduk desa Panji dan desa Gendis, sampai pada desa-desa sekitarnya

tidak lagi merasa takut karena Ki Pungakan Gendis yang kelakuannya semena-mena

terhadap penduduk telah tiada lagi. Sebaliknya, penduduk merasa mendapat

 perlindungan dan bimbingan dari I Gusti Gde Pasekan atau yang sering di sebut dengan nama

I Gusti Panji. I Gusti Panji dianggap pantas memimpin mereka.

3