terhadap - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/lampiran/leg_1-20190807-093529-8095.pdf ·...
TRANSCRIPT
JA \:V ARAN PEMF.RINT AR
TERHADAP
ATAS
....,. 6 .. .,.._.-.. • -.T..,,...,. A "li.T "ll'T&TT"'a 6 '1T,,,..... ..-T-.T.-... • '1LT,,....., ~~-.T~ • .. T,,,
K.8.NL,fi.N\...-r.8.N UN.U.8.l'ili..rt.JNU.8.N\..T 11:!.N 1.8.Nl.7
KONSER"\lASI SUI\<1.oRR nAYA ALAM HAYATI DAN EKOSISTEIViNY A
JAWABAN PEMERINTAH
TERHADAP
PEMANDANGAN UMUM PARA ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
DALAM SIDANG PLENO TINGKAT II TANGGAL 12 PEBRUARI 1990
ATAS
RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG KONSERVASI SOMBER
DAYA ALAM HAYATI DAN EKOSISTEMNYA
Saudara Pimpinan dan para Anggota Dewan Perwakilan Rakyat
yang berbahagia_
ASSALAMU-ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKAATUH_
Maril.ah kita bersama memanjatkan puji syukur kehadirat
TUHAN YANG MAHA ESA yang dengan Rahmat-NYA telah meridhoi kita
bersama, sehingga pada hari ini dapat berkumpul gun a
melanjutkan sidang pleno tingkat II_ Dalam kesempatan ini kami
atas nama Pemerintah akan menyampaikan jawaban terhadap pandangan
umum para Anggota Dewan yang terhormat dalaro sidang pleno tanggal
12 Februari 1990 yang lalu atas Rancangan Undang-undang tentang
Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya_
Saudara Pimpinan dan para Anggota Dewan yang kam.i hormati_
Setelah mendalami pandangan umum dari para Anggota Dewan
melalui juru bicara masing-masing Fraksi, izinkanlah kami
menyampaikan rasa kegembiraan kami karena Rancangan Undang-Undang
2
tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem.nya yang
telah disampaikan kepada Dewan telah memperoleh sambutan hangat
dari seluruh Anggotanya_
Sambutan hangat tersebut tidak hanya karena akan dikeluar
tentang Konservasi Sumber Daya Alam kannya
Haya ti
tahun
Undang-undang
dan Ekosistemnya sebagai pelaksanaan Undang-Undang No_4
1982 tetapi sekaligus merupakan produk Undang-Undang baru
yang bersifat nasional sebagai pengganti ordonansi lama warisan
Pemerintahan Hindia Belanda dibidang Perlindungan dan Pelestarian
Alam_
Atas sambutan itu, kiranya sudah pada tempatnya apabila kita
bersama mengucapkan syukur kepada TUI-IAN YANG MAHA ESA yang telah
memberikan bimbingan kepada bangsa Indonesia melalui wakil-wakil
terpilihnya yang telah mampu meniti jalan lurus untuk bersepakat
mengatur salah satu bidang kehidupannya dengan satu Undang-undang
yang merupakan penjabaran dari dan bersumber kepada Undang-undang
Dasar tahun 1945, khususnya pasal 33 yang mengamanatkan antara
lain agar bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya
dikuasai negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemak
muran rakyat_ Selanjutnya seperti yang diamanatkan dalam Garis
garis Besar Haluan Negara bahwa kekayaan alam berupa sumber daya
alam yang kita miliki berupa tanah, air, mineral, flora dan fauna
termasuk plasma nutfah dan lain-lain harus dikelola dan diman
faatkan dengan sebaik-baik:nya dengan tetap memelihara kelestarian
dan kemampuan lingkungan hidup_ Dengan demikian akan mampu mem
beri manfaat yang sebesar-besarnya bagi pembangunan dan kesejah
teraan rakyat baik pada masa kini maupun masa mendatang_
I,.
Para Anggota Dewan yang berbahagia.
Setelah mempelajari pandangan Fraksi-Fraksi tersebut? kira-
nya tidak berlebihan bilamana Pemerintah berpendapat, bahwa ter-
dapat banyak persamaan di antara kita baik mengenai dasar pemi-
kiran ataupun mengenai isi Rancangan Undang-undang itu
sendiri. Sedangkan mengenai hal-hal yang menimbulkan kesan
seolah-olah ada perbedaan pendapat, agaknya hanya semata-mata
karena masih diperlukannya penjelasan atau keterangan lebih
lanjut dari Pemerintah.
Terhadap pandangan-pandangan mengenai kelompok masalah yang
sama yang dikemukakan oleh keempat Fraksi sekalipun dengan cara
dan gaya yang berbeda, kami akan menjelaskannya sekaligus.
Setelah itu, berturut-turut akan kami berikan tanggapan atas
pandangan-pandangan mengenai berbagai masa1ah yang berbeda, dan
diajukan oleh setiap Fraksi.
Pada Pemandangan Umum yang lalu, Fraksi ABRI, Fraksi Karya
Pembangunan, Frak:si Persatuan Pembangunan, dan Fraksi Partai
Demokrasi Indonesia semuanya sependapat tentang perlunya masalah
Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya ini diatur
dengan undang-undang. Pandangan tersebut sudah sesuai dengan
langkah Pemerintah dalam pengajuan Rancangan Undang-undang ini,
dan untuk itu kami mengucapkan terima kasih.
Pokok-pokok pikiran yang telah disampaikan dari masing-
masing Fraksi pada dasarnya kami dapat memahami, yang pada dasar-
nya satu sama lain akan saling melengkapi karena pada prinsipnya
4
semua pokok-pokok pikiran tersebut disemangati dan dijiwai
PancasJla, Undang-Undang Dasar 1945 dan Garis-garis Besar Haluan
Negara bahwa pembangunan nasional yang sedang dan akan dilaksana
kan, dilakukan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuh-
nya. Berdasarkan falsaf ah Pancasila, bangs a Indonesia
mendasarkan kehidupannya atas keserasian, keselarasan dan
keseimbangan hubungan antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan
masyarakat dan manusia dengan alam lingkungannya_ Demikian
pula pengaturan konservasi sumber daya alam hayati dan
ekosistemnya dalam satu undang-undang merupakan salah satu arah
dan kebijaksanaan pemerintah dibidang pembangunan hukum nasional
yang digariskan dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara.
kebijaksanaan tersebut antara lain bahwa pembangunan
Ar ah
hukum
diarahkan untuk meningkatkan kesadaran hukum, kepastian hukum dan
mewujudkan tata hukum nasional serta kodif ikasi dan unif ikasi
hukum yang sangat dibutuhkan sebagai pengganti ordonansi-
ordonansi yang merupakan warisan pemerintahan kolonial.
Saudara Pimpinan dan para Anggota Dewan yang kami hormati.
Atas dasar hal-hal tersebut di atas, kiranya perlu kami
kemukakan lagi bahwa Rancangan Undang-Undang Konservasi Sumber
Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya yang kami ajukan, merupakan
pelaksanaan pasal 12 Undang-Undang No.4 tahun 1982, tentang
Pokok-Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup. Di dalam penjelasan
pasal 12 tersebut secara tegas disebutkan, bahwa pengertian kon
servasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya mengandung tiga
aspek pokok yaitu :
Perlindungan sistem penyangga kehidupan.
Pengawetan keragaman jenis tumbuhan dan satwa_
Pelestarian pemanfaatan sumber daya alam hayati dan
ekosistemnya.
Selanjutnya cakupan materi dan pengertian-pengertian yang
berkaitan dengan rancangan undang-undang ini yang telah kami
sampaikan, pada dasarnya sama dengan cakupan materi dan
pengertian-pengertian yang terkandung dalam Undang-Undang No_ 4
tahun 1982 beserta penjelasannya_
Saudara Anggota Dewan yang Terhormat
Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya mempunyai
peranan yang strategis dalam penyelamatan pembangunan dan hasil
hasilnya dari generasi ke generasi secara berkesinambungan.
Disadari bahwa konservasi bukan untuk kepentingan konservasi
belaka namun yang lebih penting adalah untuk menjamin
kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu disamping masyarakat
nantinya akan memperoleh manfaat dari adanya usaha konservasi,
juga ikut bertanggung jawab agar upaya konservasi sumber daya
a lam hayati dan ekosistemnya dapat berhasil. Upaya konservasi
sumber daya alam hayati dan ekosistemnya diwujudkan dalam penyi
sihan dan penetapan kawasan tipe-tipe ekosistem baik yang di
darat maupun di perairan sehingga jaminan akan keberadaan sistem
penyangga kehidupan tetap akan dapat diwujudkan. Meskipun ada
pihak-pihak yang kurang menyadari proses ekologis sistem
penyangga kehidupan namun manfaatnya sangat besar bagi negara,
bangsa dan tanah air, bahkan manfaat ini bersifat universal_
Upaya konservasi sumber daya alam hayati dimaksudkan untuk tetap
mempertahankan keberadaan jenis tumbuhan dan satwa ciptaan Tuhan,
dimana masing-masing jenis mempunyai peran tersendiri dan saling
berinteraksi untuk menjaga kehidupan di muka bumi.
Kepada Fraksi ABRI, Fraksi Karya Pembangunan, Fraksi
Persatuan Pembangunan dan Fraksi Partai Demokrasi Indonesia,
Pemerintah sangat menghargai pandangan dan pokok-pokok pikiran
yang disampaikan karena jiwa dari pandangan dan pokok-pokok
tersebut telah selaras dengan materi Rancangan Undang-Undang ini.
Kepada Fraksi Partai Demokrasi Indonesia perlu kami jelaskan
bahwa tanggung jawab masyarakat sebenarnya tidak hanya terbatas
pada masalah mobilisasi, tetapi Pemerintah juga memberikan hak
kepada masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
ada_ Selanjutnya juga kami menghargai pendapat Fraksi Karya Pem
bangunan bahwa peran serta dan kesadaran masyarakat dalam hal
konservasi harus secara terus-menerus ditumbuh kembangkan-
Saudara Ketua dan Para Anggota Dewan yang Terhormat,
Rancangan Undang-Undang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati
dan Ekosistemnya ini diajukan untuk saling mengisi dan melengkapi
ketiga Undang-Undang yang telah ada yaitu, Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kehutanan, Undang-
Undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan
Lingkungan Hidup dan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1985 tentang
..
7
Perikanan sebagaimana yang telah dipertanyakan oleh Fraksi ABRI,
Fraksi Karya Pembangunan dan Fraksi Persatuan Pembangunan_
Perlu kami jelaskan bahwa Rancangan Undang-Undang Konservasi
Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya yang bersifat nasional
dan menyeluruh sangat diperlukan sebagai dasar hukum dalam upaya
pengaturan konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya.
Di dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1967 tentang Ketentuan
Ketentuan Pokok Kehutanan, pasal-pasal yang mengatur masalah
konservasi terbatas pada kawasan hutan dalam arti adanya kawasan
hutan yang karena fungsi dan keadaannya, baik nabati, hewani
maupun alamnya ditetapkan sebagai Suaka Alam dan Rutan Wisata_
Selain itu, sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta pemanfaatan kawasan konservasi yang menjurus
kepada kegiatan wisata alam, maka fungsi kawasan konservasi
berkembang dengan adanya Taman Nasional, Taman Rutan Raya dan
Taman Wisata Alam baik di daratan maupun perairan yang
pengaturannya belum tertampung dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun
1967_
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1985 tent.ang Perikanan, pasal-
pasal yang mengatur masaJah konservasi terbatas pada usaha
pelestarian jenis-jenis ikan dalam rangka budidaya, adanya suaka
perairan karena populasi ikan yang berkurang serta pengaturan
penangkapan_ Pengaturan ten tang perlindungan jenis dan
pemanfaatan serta pelestarian terumbu karang dan ekosistemnya
baik sebagai Taman Wisata Laut dan Taman Laut tidak diatur dalam
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1985_ Selama ini dalam pelaksanaan
penanganan konservasi sumber daya alam hayati dan ekositemnya
p
Pemerintah telah melaksanakan program konservasi di daJam
kawasan ( insitu ) dan di luar kawasan ( eksitu ) , pembangunan
taman nasional, pembinaan hutan lindung, pengembangan wisata
alam, penyuluhan dan bina cinta alam, monitoring dampak
lingkungan, perlindungan dan pengamanan hutan, pengembangan
sarana dan prasarana serta kerja sama dalam dan luar negeri baik
dengan Lembaga Pemerintah dan Lembaga Swadaya Masyarakat.
Disamping ketiga undang-undang tersebut di atas, undang
undang lain yang mungkin ada titik singgungnya dengan masalah
konservasi, sebaiknya dibicarakan pada pembahasan sidang tingkat
IIL
Saudara Ketua dan Para Anggota Dewan yang Terhormat,
Setelah kami menanggapi masalah-masalah yang sama dari
setiap Fraksi, perkenankanlah kami menanggapi masalah-masalah
lain yang diajukan oleh masing-masing Fraksi. Masalah tehnis
perundang-undangan yang diusulkan dan dipertanyakan oleh fraksi
fraksi nanti akan kita bicarakan pada pembahasan tingkat III.
Pertama-tama kami akan menanggapi usulan dan pertanyaan
dari Fraksi ABRI. Mengenai kesiapan Pemerintah dalam penyusunan
Rancangan Peraturan Pemerintah sebagai peraturan pelaksanaan dari
Rancangan Undang-Undang ini dapat kami kemukakan bahwa Rancangan
Peraturan Pemerintah tersebut telah disiapkan, dan akan
ditetapkan setelah rancangan undang-undang ini diundangkankan
dalam waktu yang tidak terlalu lama. Pemerintah memandang bahwa
Peraturan Pemerintah sebn.gai pelaksanaan Undang-Undang Konservasi
Sumher Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya sangat diperlukan dalam
pelaksana.annya_
Menanggapi hubungaa pasal 36 ayat (1) dalam Rancangan
Undang-Undang ini dengan .ket.entuan · pasal 1 KUHP telah ditegaskan
dalam ketentuan peralihan_ Sssuai dengan ketentu~n Pasal 38
Rancang Undang-Undang yang menyatakan bahwa dengan berlakunya
undang-undaag. ini - semua ketentuan pelaksanaan di bidang
konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang telah
ada tetap berlaku sepanjang belum ditetapkan a tau tidak
bertentangan dengan undang-undang ini_ Ketentuan tersebut diatas
seltaligus menjawab pertanyaan yang menya.ngkut ketentuan larangan
yang terdapat pada Pasal 12 ayat (2) Rancangan Undang-Undang
yang mengatur tentang pemilikan satwa yang dilindungi oleh
perorangan yang dikaitkan dengan Pasal 14 ayat (1) Rancangan
Undang-unrlang ini_
Saudara Ketua dan Anggota Dewan yang T~rhormat,
Selanjutnya kami akan menanggapi usulan dan pertanyaan yang
diajukan oleh Frakoi Karya Pembangunan. Sesuai dengan pokok-
pokok pikiran yang diajukan Fraksi Karya Pembangunan, khususnya
mengenai alasan yang mendasari diajukannya Rancangan Undang-
Undang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya,
Pemerintah memahami pokok pikiran tersebut_
Sal.ah satu modal dasar dan faktor dominan dalam pembangunan
nasional kita adalah kedudukan geografi Indonesia sepanjang
katulistiwa dan posisinya sebagai wilayah penghubung serta
terletak pada posisi silang antara dua benua dan dua samudra
10
raya, dengan iklim tropika dan cuaca musim-musi~illYa memberikan
kondisi alamiah serta kedudukan dan peranan strategis yang sangat
tinggi nilainya. Dengan posisi silang tersebut~ Indonesia menjadi
jalur lalu-lintas pelayaran internasional antara samudra Pasific
dengan samudra Hindia. Oleh karena itu posisi yang demikian
mennyebabkan menarik kepentingan banyak negara dan
dipertimbangkan dalam percaturan politik dunia_ I,ebih
selalu
menarik
dan sangat unik Indonesia dalam kekayaan flora dan fauna terdapat
garis pemisah yang disebut "Garis Wallacea" yaitu ad any a
perbedaan antara jenis-jenis zone Asia dengan jenis-jenis zone
Australia, dimana terdapat daerah antara yang
kedua zone tersebut. Kondisi tersebut merupakan
dipengaruhi oleh
f aktor dominan
dalam pembangunan nasional dan sangat menarik para ilmuwan dari
berbagai disiplin ilmu yang berasal dari berbagai negara.
Dengan modal dasar dan faktor dominan tersebut maka
kelangsungan pembangunan perlu dipertahankan untuk meningkatkan
ketahanan nasional dalam rangka menuju masyarakat adil dan
makmur_ Pemerintah dapat memahami pokok pikiran Fraksi Karya
Pembangunan bahwa pengajuan Rancangan Undang-undang ini didasari
dengan latar belakang yang mendasar dan berpangkal tolak akan
kesadaran dan tuntutan pembangunan yang berwawasan lingkungan.
Lebih jauh dari pokok pikiran tersebut Pemerintah menganggap
perlu secara khusus menanggapi kampanye anti kayu tropis yang
berapi-api yang mempengaruhi opini masyarakat, dimana yang semula
mayarakat bersemangat membangun dengan tujuan pasti,
djarahkan dengan informasi ke arah yang tidak benar.
demikian pemerintah mengkhawatirkan apabila kampanye
justru
Deng an
terse but
11
tidak ditangkal dan diluruskan sesuai kondisi kita, akan
berakibat fatal bagi pembangunan yang telah merakyat tersebut_
Untuk itulah maka pengajuan Rancangan Undang-undang ini merupakan
salah satu jawaban terhadap kampanye tersebut dan merupakan dasar
dalam melaksanakan pembangunan kita_
Menanggapi usulan materi, Pemerintah sependapat bahwa
Rancangan Undang-undang ini adalah undang-undang organik, namun
cakupannya sangat luas, sehingga diperlukan Peraturan Pemerintah
yang mengatur lebih rinci sebagai peraturan pelaksanaannya_
Dengan demikian maka undang-undang ini diharapkan dapat mengikuti
perkembangan kemajuan, tidak kaku dan luwes sehingga selalu
sesuai dengan tuntutan pembangunan di masa mendatang_
Saudara Ketua dan Anggota Dewan yang terhormat,
Berikut ini kami akan menanggapi beberapa usulan dan
pertanyaan dari Fraksi Persatuan Pembangunan_ Sehubungan dengan
penggunaan kata "pengawetan" dapat kami jelaskan bahwa
penggunaan kata tersebut didasarkan kepada penjelasan Pasal 12
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1982 yang membedakan pengertian
pengawetan dan pelestarian_ Agar dapat lebih menjiwai makna
pengertian konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya
berikut ini kami jelaskan sebagai berikut :
perlindungan sistem penyangga kehidupan (protectj_on) adalah
upaya perlindungan terhadap proses ekologis untuk menunjang
sistem penyangga kehidupan agar fungsinya tidak terganggu;
pengawetan dan pemeliharaan keanekaragaman jenis tumbuhan dan
12
satwa serta ekosistemnya (preservation) pada matra darat, air,
udara adalah upaya menjaga dan mempertahankan keberadaan
jenis, habitat dan ekosistemnya agar tidak punah;
pemanfaatan secara lestari (sustainable utilization) sumber
daya alam hayati dan ekosistem.nya, adalah upaya pengaturan
pemanfaatan jenis dan ekosistem baik secara langsung dan atau
tidak langsung secara berkelanjutan
upaya perlindungan dan pengawetan.
dengan memperhatikan
Menanggapi masalah pemanfaatan secara lestari dalam Pasal 18
ayat (1) sehubungan dengan Pasal 19 Rancangan Undang-undang ini,
dapat
dalam
kami jelaskan bahwa dari keenam kegiatan yang
Rancangan Undang-Undang ini, ruang lingkup
terkandung
pengaturan
pemburuan sangat luas yang antara lain meliputi pengaturan
kegiatan pemilikan alat perlengkapan pemburuan dan perijinannya
dan kegiatan pemburuan mempunyai pengaruh langsung terhadap
ekosistem, sehingga masalah pemburuan materinya perlu diatur
lebih rinci di dalam pasal tersendiri. Sedangkan ruang lingkup
lima kegiatan lainnya tidak begitu luas sehingga dipandang cukup
diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Selanjutnya mengenai saran-saran yang disampaikan oleh
Fraksi Persatuan Pembangunan, Pemerintah menyampaikan ucapan
terima kasih dan saran ini akan bermanfaat dalam penyempurnaan
Peraturan Pemerintah yang telah dipersiapkan.
Saudara Ketua dan. Anggota Dewan yang terhormat,
Terakhir kami akan menanggapi usulan dan pertanyaan dari
Fraksi Partai Demokrasi Indonesia.
.... -, l.)
Pemerintah memahami permasalahan yang diajukan oleh Fraksi
Partai Demokrasi Indonesia dalam pemandangan umum bahwa satu
sampai dua tahun terakhir ini, dunia barat khususnya, banyak
mengecam Indonesia karena dalam usaha kita meningkatkan eksport
non migas terjadi pembabatan hutan tak. terencana sehinga
diperkirakan akan merusak ekosistem yang berpotensi dalam
menunjang kehidupan umat manusia. Kami tidak sependapat dengan
istilah yang digunakan oleh Fraksi ini "pembabatan hutan tak
terencana ·· _ Sehubungan dengan ini, kami ingin meluruskan
pandangan bahwa pengusahaan hutan produksi di Indonesia
diselenggarakan berdasarkan azas kelestarian yaitu azas untuk
memperoleh manf aat hutan secara optimal yang langsung diikuti
dengan pembinaan dan pengembangan potensinya melalui metoda yang
telah diuji, sehingga manfaat tersebut dapat diperoleh secara
berkelanjutan. Kesinambungan ini dapat dicapai melalui penerapan
sistem silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI) yang
merupakan rangkaian kegiatan penebangan, permudaan dan
pemeliharaan hutan alam sebagai satu kesatuan.
Terlepas dari pada kecaman luar negeri mengenai masalah
tersebut diatas maka Pemerintah menganggap perlu Rancangan
Undang-Undang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
Mengenai adanya kecaman dari luar negeri tersebut di atas,
Pemerintah telah menanggapinya dengan berbagai upaya untuk
meyakinkan negara-negara industri. Tuduhan itu tidak berdasarkan
pada kenyataan yang ada. Sebagai gambaran berdasarkan laporan
FAO bahwa perbandingan luas hutan berbagai negara, Indonesia
masih memiliki 74,5 persen dari luas daratan, sedangkan di negara
lain terutama di negara industri mempunyai hutan berkisar hanya
antara 10 sampai 30 persen, sedangkan sumber dari pada polusi
khususnya berkurangnya lapisan ozon disebabkan oleh industri
negara maju sendiri, dilihat dari perbandingan tersebut diatas.
Dengan kebutuhan bahan baku yang meningkat, maka negara-negara
industri telah memutarbalikkan fakta gun a kepentingannya
sendiri.
Selanjutnya menjawab pertanyaan mengenai masalah siapa
sebenarnya
sebenarnya
di negara kita yang mampu
tanggung
mencegah kerusakan~
hal ini menjadi jawab bersama an tar a
pemerintnh dan masyarakat. Rusaknya sumberdaya alam hayati dan
ekosistemnya di dunia ini sebagian besar disebabkan oleh ulah
manusia yang kurang bijaksana dalam pemanfaatan sum.her daya alam
hayati dan ekosistemnya. Faktor penyebabnya antara lain adalah
belum adanya kesadaran sebagian masyarakat disamping belum adanya
landasan hukum yang kuat sebagai dasar untuk pengaturannya. Oleh
karena itu telah menjadi tekad Pemerintah untuk meningkatkan
penyuluhan dan penerangan kepada masyarakat, dan selain itu
Pemerintah melalui Rancangan Undang-undang ini ingin mempertegas
tanggung jawab konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistem
yaitu oleh Pemerintah bersama dengan masyarakat.
Menanggapi permasalahan yang diajukan oleh Fraksi Partai
Demokrasi Indonesia mengenai Suku Terasing, Pemerintah secara
sadar bertanggung jawab untuk meningkatkan martabat, kualitas
hid up serta kecerdasan suku terasing seperti suku bangsa
Indonesia lainnya sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945, dan juga sesuai dengan tujuan pembangunan
Indonesia jangka panjang yang ditetapkan dalam Garis-garis Besar
Haluan Negara yaitu membangun manusia Indonesia seutuhnya_ Dengan
demikian tidak ada niat Pemerintah untuk mengkonservasikan suku
terasing dalam cagar alam. Upaya meningkatkan martabat, kualitas
hidup serta kecerdasan suku terasing telah dilakukan secara
bertahap terus-menerus melalui berbagai macam program. Per an
manusia di dalam ekosistem alam akan segera diganti oleh pelaku
lain dari unsur pembentuk ekosistem itu sendiri, sehingga
keseimbangan a lam akan tetap terjamin. Pemerintah tidak
menghendaki suku bangsa kita khususnya suku terasing menjadi
obyek kegiatan bagi ahli-ahli antropologi asing yang berusaha
agar suku terasing ini tetap sebagaimana adanya sepanjang masa
demi kepentingan dan keuntungan mereka.
Selanjutnya kami memahami tanggapan Fraksi Partai Demokrasi
Indonesia mengenai masalah pelestarian plasma nutfah di luar
kawasan Suaka Alam. Pemerintah telah berupaya untuk
mengkonservasikan jenis plasma nutf ah asli di Indonesia yang
berada di luar kawasan konservasi melalui
pembinaan arboretum, kebun binatang,
pembangunan
taman safari
dan
dan
perlindungan jenis yang keseluruhannya sudah merupakan materi
dari Rancangan Undang-undang ini.
Demikian pula Pemerintah menyadari bahwa hutan lindung
mempunyai fungsi dan peran penting dalam mendukung sistem
penyanggn kehidupan. Oleh karena itu terhadap hutan lindung yang
sudah terlanjur dimanfaatkan untuk kepentingan lain, perlu
dipulihkan. Terhadap kawasan lindung yang dibebani kepentingan
lain maka Pemerintah akan memberikan pembinaan kepada masyarakat
dan dalam hal-hal tertentu Pemerintah dapat mengambil tindakan
penertiban dengan memberikan ganti rugi sesuai dengan peraturan
yang berlaku.
Menanggapi saran yang berkaitan dengan penetapan kawasan
konservasi di setiap Kabupaten, kami pahami akan kepentingannya,
namun perlu disadari bahwa di setiap kabupaten belum tentu ada
kawasan konservasi karena masing-masing kawasan konservasi
mempunyai kriteria dalam penetapannya_ Kriteria yang dimaksud,
adalah antara lain kawasan yang ditunjuk mempunyai
keanekaaragaman jenis t11.mbuhan dan satwa serta tipe ekosistem,
mempunyai kondisi alam baik biota maupun f isiknya yang masih
asli dan tidak atau belum diganggu manusia, yang mempunyai luas
dan bentuk tertentu agar menunjang pengelolaan yang efektif
dengan daerah penyangga yang cukup luas_ Kriteria selanjutnya
areal yang ditun.juk memiliki jenis plasma nutfah tertentu yang
belum terdapat di dalam kawasan konservasi yang telah ditetapkan.
Mengenai pertanyaan tentang Badan dan atau Lembaga apa saja
sebagai pelaksana Rancangan Undang-Undang ini dapat kami jelaskan
bahwa pada tahap pertama Pemerintah akan menggunakan Badan-Badan
dan atau Lembaga-Lembaga yang pada saat ini sudah ada. Dal am
perkembangan nanti, Badan-Badan dan atau Lembaga-Lembaga tersebut
akan disesuaikan dengan kebutuhan.
Saudara Pimpinan dan Para Anggota Dewan yang terhormat,
Demikian penjelasan Pemerintah terhadap seluruh Pemandangan
17
Umum atas Rancangan Undang-undang tentang Konservasi Sumber Daya
Alam Hayati dan Ekosistemnya yang telah disampaikan oleh Dewan
yang terhomat dalam Sidang Paripurna tanggal 12 Februari 1990.
Apabila masih terdapat pandangan, tanggapan, usul dan saran dari
Anggota Dewan yang terhormat, yang belum kami tanggapi pad.a
kesempatan ini maka akan kita bahas lebih mendalam pada
pembahasan tingkat III. Kami pada dasarnya sependapat bahwa
dalam pembahasan tingkat III nanti kita akan menggunakan dan
berpegang pada asas musyawarah untuk mufakat_
Kami berharap mudah-mudahan penjelasan ini telah secara
memadai mencakup seluruh pandangan, pertimbangan, dan saran-saran
dari Fraksi-fraksi. Sekalipun begitu, kami percaya bahwa tukar
pikiran yang akan kita lakukan lebih mendalam selama pembicaraan
selanjutnya pada pembahasan tingkat III akan menjernihkan dasar-
dasar pikiran, arah dan materi Rancangan Undang-undang ini, yang
tidak lain dan tidak bukan kita harapkan dapat makin
menyempurnakan lagi karya bersama kita.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih atas segala
kesabaran Saudara Pimpinan dan para Anggota Dewan yang terhormat_
Semoga TUHAN YANG MAHA ESA memberkahi kita semua_
WASSALAMU~ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKAATUH
Jakarta, 8 Maret 1990
ATAS NAMA PEMERINTAH ,,.· .
ANAN,