terlampir 1
TRANSCRIPT
-
8/18/2019 terlampir 1
1/85
Pemilihan Pemasok Dan Penentuan Kuantitas Pesan Bahan Baku
Dengan Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process dan
Multi Objective Linear Programmin (Studi Kasus : Koperasi Jasa
Usaha Bersama Puspetasari)
Disusun oleh :
Didit Ambardi
I0304029
Diajukan Untuk Memenuhi sebagian persyaratan
Guna Melengkapi Gelar Sarjana Teknik Industri
Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
2010
digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id
commit to users
-
8/18/2019 terlampir 1
2/85
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN iiHALAMAN VALIDASI iii
SURAT PERNYATAAN iv
KATA PENGANTAR vi
ABSTRAK viii
ABSTRACT ix
DAFTAR ISI x
DAFTAR TABEL xii
DAFTAR GAMBAR xiii
BAB I PENDAHULUAN I-1
1.1. Latar Belakang I-1
1.2. Perumusan Masalah I-3
1.3. Tujuan Penelitian I-3
1.4. Manfaat Penelitian I-3
1.5. Batasan Masalah I-3
1.. !sumsi I-4
1.". #istematika Penulisan I-4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II-1
2.1. Tinjauan $mum Perusahaan II-1
2.1.1. #ejarah Ber%irin&a Perusahaan II-1
2.1.2. Bi%ang $saha II-2
2.1.3 Penga%aan Bahan Baku II-3
2.2 Manajemen Penga%aan II-5
2.2.1. Bagian Penga%aan %an Competitive Advantage II-5
2.2.2. Tugas-tugas Bagian Penga%aan II-"
2.3 Pemilihan Pemas'k II-1(
2.4 Pengujian !lat $kur)*uesi'ner II-12
2.4.1. $ji +ali%itas II-12
2.4.2. $ji ,eliailitas II-14
2.5. Multi riteria /e0isi'n Making M/M II-15
2.. Analytical Hierarchy Process !P II-1
2..1. *egunaan !P II-12..2. Langkah-langkah !P II-1
2..3. Pen&usunan #truktur irarki Masalah II-1
2..4. Pen&usunan Pri'ritas II-1
2..5. 6igenvalue %an 6igenve0t'r II-21
2... *'nsistensi II-22
2..". Penilaian Peran%ingan Multi Partisi7an II-24
2.". Linear Programming LP II-25
2.".1. 8'rmulasi M'%el LP II-25
2.".2. Bentuk $mum M'%el LP II-2
2.".3 !sumsi-asumsi M'%el LP II-2
2.. Penelitian Penunjang II-2
x
digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id
commit to users
-
8/18/2019 terlampir 1
3/85
BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-1
3.1. I%entifikasi masalah III-2
3.2. Pengum7ulan %an Peng'lahan /ata III-4
3.3. !nalisa %an *esim7ulan III-13
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA IV-1
4.1. Pengum7ulan /ata I+-1
4.1.1. /ata Bahan Baku %an Pemas'k I+-1
4.1.2. /ata *uesi'ner I+-1
4.2. Peng'lahan /ata I+-5
4.2.1. $ji +ali%itas $ji '0hran 9 I+-5
4.2.2. $ji ,eliailitas I+-
4.2.3. Pem''tan %engan Met'%e !P I+-
4.2.4. Penghitungan *'nstanta Pemas'k untuk Tia7 *riteria
*ualitatif
I+-13
4.2.5. 8'rmulasi M'%el Multi Objective Linear
Programming M:LP
I+-1
4.2.. Pen&elesaian M'%el M:LP I+-21
BAB V ANALISA DAN INTERPRETASI HASIL +-1
5.1. !nalisa B''t *riteria Pemas'k +-1
5.2. !nalisa *riteria Pemilihan Pemas'k +-3
5.3. !nalisa M'%el Multi Objective Linear Programming M:LP +-3
5.4. Inter7retasi Pemas'k &ang /i7ilih serta *uantitas
Pemesanann&a
+-4
5.5. Persia7an),an0angan Im7lementasi +-5
B!B +I *6#IMP$L!; /!; #!,!;
.1. *esim7ulan +I-1
.2. #aran +I-2
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Lam7iran 1< 'nt'h kuesi'ner I L-1
Lam7iran 2< 'nt'h kuesi'ner II L-2
Lam7iran 3< 'nt'h %an reka7itulasi kuesi'ner I+ L-3
Lam7iran 4< 'nt'h %an reka7itulasi hasil kuesi'ner + L-4
Lam7iran 5< ,eka7itulasi hasil uji k'nsistensi %an 7enghitungan ''t L-5
Lam7iran < Persamaan multi objective linear programming M:LP L-
Lam7iran < Persamaan single objective %engan aturan minimax L-"
xi
digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id
commit to users
-
8/18/2019 terlampir 1
4/85
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Sebuah perusahaan, khususnya perusahaan manufaktur, pasti bekerjasama
dengan pemasok guna menjamin ketersediaan bahan baku. Beberapa perusahaan
dihadapkan pada beberapa alternatif pemasok, dimana pemasok tersebut memiliki
kelebihan dan kekurangan masing-masing. Sehingga terjadilah proses pemilihan
pemasok sebagai akibat adanya beberapa alternatif pemasok. Pemilihan pemasok
merupakan masalah pengambilan keputusan yang cukup penting, karena
pemilihan pemasok yang tepat dapat menurunkan biaya pembelian dan
meningkatkan daya saing perusahaan (Ghodyspour dan OBrien dalam !lyanak
dan !rmaneri, "##$%. Oleh karena itu bagian pengadaan pada suatu perusahaan
memegang peranan yang cukup penting karena bagian ini
&operasi 'asa saha Bersama (&'B% Puspetasari merupakan sebuah
perusahaan pakan ternak yang berlokasi di &laten. &'B Puspetasari
memproduksi pakan ternak sapi dengan merk )utrifeed dengan * macam +arian
produk ( /", //, B /, B /", B //, dan &0%. Bahan baku
masing-masing +arian produk pada dasarnya sama (1 2 jenis bahan baku%, yang
membedakan adalah komposisi masing-masing bahan baku tersebut.
&'B Puspetasari memperoleh bahan baku dari beberapa pemasok. Pihak
&'B Puspetasari akan menghubungi beberapa pemasoknya apabila akan
melakukan pengadaan bahan baku. &emudian pihak pemasok akan mengirimkan
contoh bahan baku dan memberikan pena3aran harga. &'B Puspetasari akan
memilih pemasok yang mena3arkan harga yang lebih rendah guna menekan biaya
produksi. )amun harga yang rendah ternyata tidak dapat menjamin kualitas bahan
baku. Selain itu masih terdapat beberapa kriteria lain yang harus dipertimbangkan
dalam penentuan pemasok, antara lain pengiriman, logistik pemasok,
4-
digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id
commit to users
-
8/18/2019 terlampir 1
5/85
bisnis5perusahaan pemasok, dan hubungan dengan pemasok. Perusahaan tentu
saja harus cermat dalam mengambil keputusan dalam pemilihan pemasok karena
ada beberapa kriteria yang harus dipertimbangkan. Pada kenyataannya,
pengambilan keputusan bersifat intuitif dengan tidak adanya skala prioritas yang
jelas antar kriteria. Pengambilan keputusan dengan metode seperti ini tidak dapat
menjamin konsistensi dalam penilaian terhadap calon pemasok serta dalam
penggunaan kriteria. Selain itu pengambilan keputusan dengan metode seperti ini
tidak dapat mengukur tingkat pemesanan optimal untuk pemasok yang terpilih.
Permasalahan pemilihan pemasok yang melibatkan banyak kriteria dapat
menyebabkan terjadinya trade-off (Ghodyspour dan OBrien dalam !lyanak dan
!rmaneri, "##$%. Selain itu pemilihan pemasok yang hanya didasarkan pada
kriteria harga sudah tidak tepat lagi dalam konsep S6. Pertimbangan-
pertimbangan juga harus diberikan kepada kriteria yang lain seperti kualitas,
pengiriman, fleksibilitas, dan lain sebagainya (!lyanak dan !rmaneri, "##$%.
Penelitian ini dilakukan untuk memilih pemasok yang tepat bagi &'B
Puspetasari dan menentukan kuantitas pemesanan bahan baku. Pemilihan
pemasok dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa kriteria. iharapkan
dengan pemilihan pemasok yang tepat dapat menurunkan biaya pembelian dan
dapat meningkatkan daya saing perusahaan. !dapun pemilihan pemasok dan
penentuan kuantitas pemesanan bahan baku dihitung dengan menggunakan
kombinasi antara metode analytical hierarchy process (!7P% dan multi objective
linear programming (6O8P%. 6etode !7P digunakan untuk menentukan bobot
tiap kriteria, dimana bobot tersebut akan digunakan dalam persamaan 6O8P.
Sedangkan 6O8P digunakan untuk menentukan pemasok serta kuantitas
pemesanan yang optimal dari masing-masing pemasok yang terpilih.
4-"
digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id
commit to users
-
8/18/2019 terlampir 1
6/85
1.2 PERUMUSAN MASALAH
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana melakukan
pemilihan pemasok yang tepat dan menentukan kuantitas bahan baku yang
dipesan dengan mempertimbangkan beberapa kriteria menggunakan metode
analytical hierarchy process (!7P% dan multi objective linear programming
(6O8P%.
1.3 TUJUAN PENELITIAN
9ujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
. 6enentukan kriteria dan sub kriteria yang digunakan oleh perusahaan
dalam pemilihan pemasok.
". 6enentukan pemasok bahan baku pakan ternak secara tepat.
/. 6enentukan kuantitas optimal bahan baku yang dipesan ke pemasok yang
terpilih.
1.4 MANFAAT PENELITIAN
6anfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
. 6emberikan bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam memilih
pemasok yang tepat dengan mempertimbangkan berbagai macam kriteria.
". 6emberikan bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam menetukan
jumlah pemesanan bahan baku yang optimal.
1.5 BATASAN MASALAH
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
. ;esponden terdiri dari kepala bagian gudang, kepala bagian pengadaan,
kepala bagian quality control , dan kepala bagian produksi.
4-/
digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id
commit to users
-
8/18/2019 terlampir 1
7/85
". 6odel multi objective linear programming (6O8P% yang digunakan
mengacu pada model yang dikembangkan oleh 9ing dan ho ("##2% serta
eby dan Bayraktar ("##/%.
/. &riteria dan sub kriteria yang digunakan dalam analytical hierarchy
process (!7P% mengacu pada penelitian eby dan Bayraktar ("##/%.
1.6 ASUMSI
!sumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
. ;esponden memahami pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam
kuisioner.
". ;esponden memberikan penilaian secara jujur.
/. 9araf signifikansi yang digunakan dalam uji +aliditas dan reliabilitas
adalah )!78!)
Bab ini membahas mengenai latar belakang penelitian, perumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah,
asumsi-asumsi dan sistematika penulisan.
B!B 44 : 94)'!!) PS9!&!
Bab ini berisi tentang konsep dan teori yang menjadi landasan untuk
penelitian yang berasal dari berbagai sumber pustaka. !dapun konsep
dan teori yang diuraikan pada bab ini yaitu mengenai pemilihan
pemasok, analytical hierarchy process, dan linear programming .
Selain itu juga diuraikan mengenai tinjauan umum perusahaan guna
mengetahui karakteristik dari &'B Puspetasari.
B!B 444 : 6>9OO8OG4 P>)>8494!)
4-?
digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id
commit to users
-
8/18/2019 terlampir 1
8/85
Bab ini membahas mengenai langkah-langkah yang dilakukan dalam
memecahkan permasalahan yang ada, yaitu menentukan pemasok
bahan baku bagi &'B Puspetasari serta menentukan kuantitas
pemesanannya. 8angkah-langkah tersebut digambarkan dalam diagram
alir beserta penjelasan singkat.
B!B 4@: P>)G6P8!) !) P>)GO8!7!) !9!
Bab ini menjelaskan data yang diperlukan untuk penyelesaian masalah
dan pengolahan data yang dilakukan untuk mencapai tujuan penelitian.
!dapun data yang diperlukan meliputi data yang berkaitan dengan
pemasok serta data hasil penyebaran kuesioner. Sedangkan pengolahan
data yang dilakukan meliputi penghitungan bobot dengan
menggunakan metode !7P serta penyelesaian model 6O8P.
B!B @ : !)!84S4S !) 4)9>;P;>9!S4 7!S48
Pada bab ini akan dilakukan analisis hasil perhitungan dan interpretasi
hasil pengolahan data yang dilakukan untuk memperoleh kesimpulan.
B!B @4 : &>S46P8!) !) S!;!)
Bab ini menguraikan kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian.
Bab ini juga menguraikan saran dan masukan untuk penelitian lebih
lanjut.
4-<
digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id
commit to users
-
8/18/2019 terlampir 1
9/85
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
2.1.1 Sejarah Berdirinya Perusahaan
Koperasi Jasa Usaha Bersama (KJUB) Puspetasari merupakan lembaga
usaha yang berakar dan dikembangkan oleh masyarakat pedesaan di Klaten.
KJUB Puspetasari didirikan pada tanggal 23 April 1! yang ditandai dengan
per"an"ian ker"asama antara #epartemen Koperasi dengan Cooperative League of
United State of America ($%U&A). 'si per"an"ian tersebut antara lain tentang
bantuan proyek untuk BUU#KU# di Kabupaten Klaten Kepulauan Aru Ja*a
+imur +asikmalaya dan %u*u di &ula*esi &elatan yang diimplementasikan
dalam sebuah pilot project dengan nama Puspeta yang merupakan singkatan dari
Pusat Petani. Upaya ini dilakukan karena melihat 'ndonesia mempunyai potensi
yang besar untuk mengembangkan perekonomian dari sektor koperasi.
Pada saat didirikan status KJUB Puspetasari Klaten adalah Project
Management Unit (P,U). Pembentukannya sesuai dengan Keputusan #irektorat
Jenderal Koperasi dengan -omor !3!BKKP+&A'1/0. Untuk
menindaklan"uti P,U Puspetasari maka pada tahun 1/ dibentuk Pusat
Pelayanan Koperasi (PPK) Puspeta. +ugas pokoknya adalah membina serta
mende*asakan kehidupan KU# atau koperasi primer di Kabupaten Klaten. Pada
a*al berdiri usaha yang di"alankan adalah pusdiklat di bidang peternakan dan
perikanan distribusi pupuk dan suplai pakan ternak.
Pada tahun 1// proyek ini dinyatakan selesai. +etapi anggota KU# binaan
di Klaten dan %u*u tidak bersedia karena Puspetasari dianggap mempunyai aset
tanah bangunan mesin sumber daya manusia dan perputaran modal. KU#
binaan tersebut kemudian menga"ukan permohonan ke Kan*il #epartemen
Koperasi agar Puspetasari tidak dibubarkan dan di"adikan koperasi sekunder.
''1
digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id
commit to users
-
8/18/2019 terlampir 1
10/85
,aka berdirilah kembali KJUB Puspetasari pada tanggal 30 -oember 1//
dengan Badan 4ukum 5 11/0B4/6' memiliki beberapa KU# antara lain 5
KU# Jatinom KU# Pedan KU# Karangnongko KU# Kemalang KU#
,anisrenggo Kopti Pedan dan Koperasi Pega*ai -egeri -gesti 7ahayu. Pada
saat itu tu"uan utamanya adalah untuk pelayanan masyarakat tidak berorientasi
pada laba. &ekarang ini digunakan untuk bisnis dimana laba akan berpengaruh
pada tingkat kema"uan usaha.
2.1.2 Bidang Usaha
Bidang usaha yang dikembangkan oleh KJUB Puspetasari adalah sebagai
berikut 5
a. 'ndustri kayu
Bidang usaha industri kayu yang dimiliki oleh KJUB Puspetasari adalah
industri kayu mahoni dan kayu "ati yang berorientasi pada ekspor.
b. Peternakan dan pertanian
Usaha dalam bidang peternakan dan pertanian meliputi 5
• #iisi Pabrik ,akanan +ernak (P,+) -utri8eed ' di Klaten dan
P,+ -utri8eed '' di ,agetan. Produknya adalah pakan ternak sapi dengan 9
arian produk yaitu #$ 132 #$ 133 B$ 131 B$ 132 B$ 133 dan K:.
Pakan ternak "enis #$ merupakan pakan ternak untuk sapi perah (dairy
cattle). &edangkan pakan ternak "enis B$ dan K: untuk sapi potong (beef
cattle).
• #iisi ,ulti8arm di Karangnongko dan Jatinom Klaten. #iisi ini
mempunyai beberapa unit usaha yaitu 5 sapi potong usaha sapi perah usaha
ayam potong usaha pupuk organik dan usaha milk cooling unit .
;. Perdagangan dan "asa
Usaha dalam bidang perdagangan dan "asa meliputi 5
• #iisi
-
8/18/2019 terlampir 1
11/85
• Unit simpan pin"am.
• Kantor hukum"asa konsultasi hukum dan penga;ara yang terdapat
di Jatimulya Klaten.
• Koperasi "asa kesehatan >4usada ,andiri?.
d. &ektor Agribisnis
Usaha pada sektor ini merupakan hasil ker"asama dengan P+ $ooperatie
Bussines 'nternational. Adapun usaha yang di"alankan yaitu 5
• ,engekspor lada hitam dari %ampung ke Amerika.
• ,engekspor 6anili setengah matang ke Amerika.
Pada penelitian ini yang men"adi ob"ek penelitian adalah KJUB Puspetasari
diisi P,+ -utri8eed ' yang terletak di #ukuh ,ondokan #esa Klepu
Ke;amatan $eper Kabupaten Klaten.
2.1.3 Pengadaan Bahan Bau
Bahan baku yang digunakan oleh KJUB Puspetasari diperoleh dari
beberapa pemasok. #ata mengenai bahan baku serta pemasoknya dapat dilihat
pada +abel .1. Adapun proses pengadaan bahan baku di KJUB Puspetasari dapat
di"elaskan sebagai berikut 5
1. Bagian produksi melakukan penghitungan kebutuhan bahan baku untuk
satu periode tertentu. 4asil penghitungan kebutuhan bahan baku tersebut
kemudian diserahkan ke bagian gudang.
2. Bagian gudang memeriksa ketersediaan bahan baku. Apabila bahan baku
yang tersedia men;ukupi maka bahan baku tersebut dapat langsung
digunakan untuk kegiatan produksi. Apabila bahan baku tidak men;ukupi
maka bagian gudang membuat da8tar kebutuhan bahan baku (#KB).
Kemudian #KB diserahkan ke bagian pengadaan.
3. Bagian gudang menerima #KB kemudian menghubungi pemasok
pemasok bahan baku.
''3
digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id
commit to users
-
8/18/2019 terlampir 1
12/85
. Pemasokpemasok mengirimkan sampel bahan baku dan memberikan
pena*aran harga.
@. Bagian pengadaan menerima sampel bahan baku. Kemudian sampel
tersebut deberikan ke bagian quality control ($) untuk dilakukan
pemeriksaan kualitas bahan baku meliputi tingkat kekeringan bahan baku dan
aromanya.
9. Bagian $ memberikan rekomendasi a*al kepada bagian pengadaan
mengenai pemasok yang dipilih berdasarkan kualitas sampel bahan baku yang
telah diperiksa.
!. Bagian pengadaan menghubungi pemasokpemasok yang
direkomendasikan oleh bagian $ untuk melakukan negosiasi harga dan ;ara
pembayaran.
/. Apabila telah ter"adi kesepakatan masalah harga dan ;ara pembayaran
maka bagian pengadaan segera membuat purca!ing order (P) yang
ditandatangani oleh kepala bagian pengadaan dan pimpinankepala
operasional. Kemudian P tersebut dikirim ke pemasok yang bersangkutan.
. Pemasok menerima P. Kemudian bahan baku dikirim sesuai dengan
yang P.
10. Bahan baku diterima oleh bagian pengadaan kemudian dilakukan
pemeriksaan. Pemeriksaan pertama adalah pemeriksaan tonase. Pemeriksaan
berikutnya adalah pemeriksaan kualitas bahan baku oleh bagian $. Apabila
kualitas bahan baku yang dikirim tidak sesuai dengan sampel yang
dita*arkan maka bahan baku tersebut akan dikembalikan. -amun apabila
telah sesuai maka bahan baku siap diturunkan dari truk untuk dilakukan
penimbangan bahan baku tiaptiap karung. &etelah ditimbang bahan baku
dimasukkan ke dalam gudang bahan baku.
11. Bagian pengadaan membuat nota pembelian. Kemudian nota tersebut
diserahkan ke bagian administrasi dan keuangan untuk dilakukan pemeriksaan
''
digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id
commit to users
-
8/18/2019 terlampir 1
13/85
dan pen;atatan. &elan"utnya realisasi pembayaran dilakukan oleh bagian
administrasi dan keuangan. $ara pembayarannya dilakukan sesuai dengan
kesepakatan a*al antara bagian pengadaan dengan pemasok yang
bersangkutan
2.2 MANAJEMEN PEN!A"AAN
2.2.1 Bagian Pengadaan dan Competitive Advantage
,ana"emen pengadaan adalah salah satu komponen utama dalam &$,.
+ugas dari mana"emen pengadaan adalah menyediakan input berupa barang
maupun "asa yang dibutuhkan dalam kegiatan produksi maupun kegiatan lain
dalam perusahaan. Pada perusahaan manu8aktur barang yang harus dibeli oleh
bagian pengadaan bisa diklasi8ikasikan se;ara umum men"adi (i) bahan baku dan
komponen untuk kebutuhan produksi (ii) capital equipment seperti mesin dan
peralatan "angka pan"ang lainny dan (iii) suku ;adang mesin alat tulis kantor
dan sebagainya yang biasanya dinamakan maintenance repair" and operating
(,7) !upplie!. #i samping itu bagian pengadaan "ug biasanya betugas
menyediakan "asa seperti "asa transportasi dan pergudangan "asa konsultasi dan
sebagainya. Pada bagian lain supply ;hain peran bagian pengadaan bisa agak
berbeda. ,isalnya pda perusahaan ritel tugas utama bagian pengadaan adalah
mendapatakan barngbarang (mercandi!e) yang akan mereka "ual (re!ale).
&e;ara tradisional kegiatan ini dianggap hanya merupakan kegitan
pendukung. Pada tulisannya di 4arard Business 7eie* tahun 1! Amer
mengemukakan bah*a pimpinan perusahaan ;enderung menilai bah*a bagian
pengadaan memiliki peran pasi8 dalam organisasi bisnis. Beberapa penulis lain
pada era itu "uga mengatakan bah*a kegiatan pengadaan pada dasarnya adalah
kegiatan administrati8 dan tidak memiliki banyak muatan strategis. #i berbagai
perusahaan pandangan ini ter;ermin dengan rendahnya kuali8ikasi pimpinan
''@
digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id
commit to users
-
8/18/2019 terlampir 1
14/85
maupun sta88 bagian pengadaan. ,ana"er pengadan "uga biasanya tidak terlibat
dalam keputusankeputusan strategis perusahaan.
+ahun 1/0an pandangan tersebut mulai berubah. Banyak ahli yang mulai
menganggp bah*a kegiatan pengadaan adalah kegiatan strtegis. Pandangan ini
tentu didorong oleh persaingan yang semakin ketat sihingga pelaku bisnis mulai
sadar bah*a e8isiensi dan value creation tidak hanya perlu dilakukan di bagian
produksi namun "uga di bagianbagian lain termasuk salah satunya adalah bagian
pengadaan. ,enekankan pentingnya peran pengadaan sangat relean terutama di
berbagai perusahaan manu8aktur dimana persentase ongkosongkos material bisa
men;apai antara 0C !0C dari ongkos sebuah produk akhir. #engan kata lain
di banyak perusahaan manu8aktur ongkosongkos bahan baku melebihi nilai
tambah yang diberikan selama proses produksi. 'ni memberikan sinyal yang
sangat kuat bah*a e8isiensi di bagian pengadaan bisa memberikan kontribusi yang
;ukup berarti bagi peningkatan keuntungan ( profit ) sebuah perusahaan.
Bagian pengadaan tentu tidak hanya berperan se;ara strategis dalam
men;iptakan keuntungan dari segi ongkos (dengan mendapatkan sumbersumber
bahan baku komponen ,7 dll dengan harga yang murah). Bagian pengadaan
"ug punya peran dari aspek competitive advantage yang lain. Kualitas produk
yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan manu8aktur akan sangat ditentukan oleh
kemampuan bagian pengadaan untuk mendapatkan sumbersumber bahan baku
dan komponen yang berkualitas dan atau men"adi "embatan dalam membina
pemasokpemasok yang ada dengan berbagai program peningkatan kualitas.
#alam konteks &$, menyadri bah*a kualitas ditentukan oleh semua pihak
dalam !upply cain termasuk pemasok tentunya sangatlah penting.
&eiring dengan meningkatnya tuntutan pelanggan dan semakin pendeknya
siklus hidup produk pada berbagai sektor industri bagian pengadaan "uga dituntut
untuk bisa men;iptakan keunggulan dari segi *aktu. &ebagai salah satu 8aktor
''9
digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id
commit to users
-
8/18/2019 terlampir 1
15/85
yang penting dalam kompetisi *aktu bisa sangat menentukan berhasil tidaknya
supply ;hain dalam pertarungan di pasar. Untuk menudukung keunggulan dari
segi *aktu bagian pengadaan tentunya bisa memilih pemasok yang memiliki
kemampuan untuk mengirim barang dalam *aktu yang lebih pendek tnpa harus
mengorbankan kualitas dan meningkatkan harga. Ke;epatan dan ketepatan *aktu
pengiriman dari pemasok bukan hanya memungkinkan perusahaan untuk
memproduksi dan mengirim produk ke pelanggan se;ara tepat *aktu namun "uga
bisa mengurangi tingkat persediaan bahan baku atau komponen yang harus
disimpan sehinga "uga akan berakibat pada penghematan biaya.
Banyak perusahaan yang "uga melibatkan pemasokpemasok kun;i mereka
dalam kegiatan pengembangan produk. Keterlibatan mereka bisa "adi ;ukup
penting dalam memberikan masukan tentang ketersediaan material yang
dibutuhkan untuk memproduksi produk baru. Pemasok "uga biasanya lebih
mengerti si8atsi8at material yang mereka pasok sehingga keterlibatan mereka bisa
berman8aat dalam meran;ang produk baru. Keterlibatan mereka se"ak a*al dalam
proses pengembangan produk akan sangat membantu keseluruhan rantai dalam
supply ;hain dalam memper;epat time#to#market . Bagi !upply cain yang
menghadapi pasar yang dinamis dan menangani produkproduk yang inoati8
keterlibtan pemasok dalam meran;ang produk baru sangatlah esensial.
2.2.2 Tugas#$ugas Bagian Pengadaan
&e;ara umum tugastugas yang dilakukan bagian pengadaan men;akup
(Pu"a*an 200@) 5
1. ,eran;ang hubungan yang tepat dengan pemasok. 4ubungan dengan
pemasok bisa bersi8at kemitraan "angka pan"ang maupun hubungan
transaksional "angka pendek. ,odel hubungan mana yang tepat tentunya
tergantung pada banyak hal termasuk diantaranya kritis tidaknya barang yang
dibeli dari pemasok yang bersangkutan dan besar tidaknya nilai pembelian.
''!
digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id
commit to users
-
8/18/2019 terlampir 1
16/85
Bagian pengadanlah yang punya tugas untuk meran;ang relation!ip portfolio
untuk semua pemasok. #i samping itu bagian pengadaan "uga perlu
menetapkan berapa "umlah pemasok yang yang harus dipelihara untuk tiap
"enis item. Perusahaan mungkin memiliki pemasok utama dan pemasok
pendamping (;adangan) untuk setiap item.
2. ,emilih pemasok. Kegiatan memilih pemasok bisa memakan *aktu dan
sumber daya yang tidak sedikit apabila pemasok yang dimaksud adalah
pemasok kun;i. Kesulitan akan lebih tinggi kalau pemasokpemasok yang
akan dipilih berada di man;anegara ( global !upplier!). Untuk pemasok
pemasok kun;i yang berpotensi untuk men"alin hubungan "angka pan"ang
proses pemilihan ini bisa melibatkan ealuasi a*al mengundang mereka
untuk presentasi kun"ungan lapangan ( !ite vi!it ) dan sebagainya. Proses yang
seperti ini tentu memakan *aktu dan biaya yang besar. Perlu "uga diperhatikan
bah*a pemilihan pemasokpemasok kun;i hrus se"alan dengan strategi !upply
cain$ Kalau inoasi adalah salah satu kun;i dalam persaingan kemampuan
pemasok untuk memasok material dengan spesi8ikasi yang berbeda mungkin
men"adi pertimbangan yang penting. &ebaliknya pada !upply cain yang
bersaing atas dasar harga pemasok yang mena*arkan barang dengan harga
murah yang mungkin harus diprioritaskan.
3. ,emilih dan mengimplementasikan teknologi yang ;o;ok. Kegiatan
pengadaan selalu membutuhkan bantuan teknologi. +eknologi yang lebih
tradisional dan lumrah digunakan adalah telepon dan 8aD. #engan mun;ulnya
internet teknologi pengadaan mengalami perkembangan yang sangta
dramatis. #e*asa ini banyak perusahaan yang menggunakan electronic
procurement (e#procurement) yakni aplikasi internet untuk kegiatan
pengadaan. #engan e#procurement perusahaan bisa memiliki katalog
elektronik yang bisa mengakses berbagai data pemasok dan barang yang
''/
digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id
commit to users
-
8/18/2019 terlampir 1
17/85
dipasok. %lectronic procurement bisa "uga membantu perusahaan untuk
memilih pemasok melalui proses e#auction atau e#bidding . &pesi8ikasi dan
kegunaan berbagai aplikasi e#procurement tentu berbedabeda. Bagian
pengadan tentunya harus memiliki kemampuan untuk memilih dan
mengimplementasikan teknologi yang ;o;ok.
. ,emelihara data item yang dibutuhkan dan data pemasok. Bagian pengadaan
harus memiliki data lengkap tentang itemitem dan yang dibutuhkan maupun
data tentang pemasokpemasok mereka. Beberapa data pemasok yan penting
untuk dimiliki adalah nama dan alamat masingmasing pemasok item apa
yang mereka pasok harga per unit lead time pengiriman kiner"a masa lalu
serta kuali8ikasi pemasok. Kuali8ikasi yang dimaksud di sini bisa berupa
kuali8ikasi umum seperti serti8ikasi '& 000 '& 1000 maupun kuali8ikasi
khusus yang ditetapkan oleh perusahaan (misalnya certified atau non#certified
!upplier ).
@. ,elakukan proses pembelian. 'ni adalah peker"aan yang paling rutin
dilakukan oleh bagian pengadaan. Proses pembelian bisa dilakukan dengan
beberapa ;ara misalnya pembelian rutin dan pembelian dengan melaui tender
atau lelang (auction). Pembelian rutin dan pembelian dengan tender mele*ati
prosesproses yang berbeda. Banyak aktiitas negosiasi maupun administrasi
yang harus dilakukan pada proses pembelian ini.
9. ,engealuasi kiner"a pemasok. Penilaian kiner"a pemasok "uga peker"aan
yang sangat penting. #ilakukan untuk men;iptakan daya saing yang
berkelan"utan. 4asil penilaian ini digunakan sebagai masukkan bagi pemasok
untuk meningkatkan kiner"a mereka. Bagi perusahaan pembeli kiner"a
pemasok bisa digunakan sebagai dasar untuk menentukan olume pembelian
(kalau ada lebih dari satu pemasok untuk item se"enis) maupun untuk
menentukan peringkat pemasok. Kriteria yang digunakan untuk menilai
''
digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id
commit to users
-
8/18/2019 terlampir 1
18/85
pemasok seharusnya men;erminkan strategi !upply cain dan "enis barang
yang dibeli.
2.3 PEMI%IHAN PEMAS&K
,emilih pemasok merupakan kegiatan strategis terutama apabila pemasok
tersebut akan memasok item yang kritis dan atau akan digunakan dalam "angka
pan"ang sebagai pemasok penting. Kriteria pemilihan adalah suatu hal penting
dalam pemilihan pemasok. Kriteria yang digunakan tentunya harus men;erminkan
strategi !upply cain maupun karakteristik dari item yang akan dipasok.
&e;ara umum banyak perusahaan yang menggunakan kriteriakriteria dasar
seperti kualitas barang yang dita*arkan harga dan ketepatan *aktu pengiriman.
-amun sering kali pemilihan pemasok membutuhkan berbagai kriteria lain yang
dianggap penting oleh perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh #i;kson
hampir 0 tahun yang lalu menun"ukkan bah*a kriteria pemilihan pemasok bisa
sangat beragam. +abel 2.1 menun"ukkan 22 kriteria yang diidenti8ikasikan oleh
#i;kson. Angka pada kolom ke dua menun"ukkan tingkat kepentingan dari
masingmasing kriteria berdasarkan kumpulan "a*aban dari surey yang direspon
oleh 1!0 mana"er pembelian di Amerika &erikat. 7esponden diminta memilih
angka 0 E pada skala likert dimana berarti sangat penting.
#ari tabel 2.1 tersebut menun"ukkan bah*a ratarata responden melihat
kualitas (quality) sebagai aspek terpenting dalam memilih pemasok. 4arga ( price)
ternyata hanya menempati urutan no. @ dan memiliki skor yang se;ara signi8ikan
lebih rendah dari kualitas dan aspek pengiriman (delivery). -amun tentu sa"a tiap
perusahaan harus menentukan sendiri kriteriakriteria yang akan digunakan dalam
memilih pemasok disesuikan dengan strategi !upply cain dan item yang dipasok.
Ta'e( 2.1 Kriteria pemilihanealuasi pemasok (#i;kson 199)
Kri$eria S)r
uality 3@
''10
digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id
commit to users
-
8/18/2019 terlampir 1
19/85
#eliery 3
Per8orman;e history 30
-
8/18/2019 terlampir 1
20/85
9. ,engurutkan pemasok berdasarkan nilai berbobot tersebut
2.* PEN!UJIAN A%AT UKUR+KUESI&NER Penelitian adalah sebuah proses atau langkahlangkah yang dilakukan
se;ara sistematis dan teren;ana untuk meme;ahkan atau men;ari "a*aban
terhadap masalahmasalah tertentu. Untuk itu peneliti harus memilih peralatan
yang dapat mengukur se;ara tepat dan konsisten apa yang harus diukur untuk
men;apai tu"uan penelitian. Proses ini disebut dengan pengu"ian alat ukur.
Pengu"ian yang dilakukan ada dua yaitu u"i aliditas dan u"i reliabilitas.
2.*.1 Uji ,a(idi$as
6aliditas menun"ukkan se"auh mana suatu alat ukur itu mengukur apa yang
ingin diukur (&ingarimbun dan =8endi 1/). Bila alat ukur tidak alid maka ia
tidak berman8aat bagi peneliti karena tidak mengukur atau melakukan apa yang
seharusnya dilakukan. #alam penelitian ini pengu"ian aliditas dilakukan dengan
menggunakan U"i $o;hran .
Pada U"i $o;hran peneliti mengeluarkan (menghilangkan) atributatribut
yang dinilai tidak sah berdasarkan kriteriakriteria statistik yang dipakai sehingga
unsurunsur subyekti8itas peneliti sama sekali tidak dilibatkan. Peneliti
memberikan pertanyaan tertutup kepada responden yaitu pertanyaan yang pilihan
"a*abannya sudah ditentukan. #engan kata lain da8tar atribut sudah tersedia dan
responden tinggal memilih atribut mana yang dianggap berkaitan dengan
keputusan yang akan diambil. Untuk itu maka da8tar atribut yang diu"i harus
lengkap. Jadi sebaiknya terlebih dahulu dilakukan riset pendahuan ( preliminary
re!earc) untuk menyusun da8tar pilihan atribut selengkap mungkin.
Adapun langkahlangkah dari U"i $o;hran yaitu5
1. ,enghitung "umlah responden dari data hasil kuesioner yang
setu"u bah*a kriteria yang dipertimbangkan dapat di"adikan sebagai kriteria
penentuan keputusan
''12
digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id
commit to users
-
8/18/2019 terlampir 1
21/85
2. ,embentuk hipotesa5
40 5 &emua atribut yang diu"i memiliki proporsi "a*aban ?HA? yang sama
41 5 +idak semua atribut yang diu"i memiliki proporsi "a*aban ?HA? yang
sama
3. ,enghitung nilai hit dengan menggunakan rumus5
( )
∑ ∑
∑ ∑
−
−−
=n
i
n
i
ii
k
j
k
j
j j
it
' 'k
C C k k
(2
2
21
................................................................. (2.1)
di mana5
k I Jumlah kriteria
C j I Jumlah responden yang memilih ?HA? pada kriteria ke j
'i I Jumlah kriteria yang disetu"ui oleh responden kei
. ,enentukan tabel dengan I 00@ dan dera"at kebebasan (dk) I
k E 1 maka akan diperoleh nilai tabel (00@dk) yang berasal dari tabel Ci
Square i!tribution
@. ,embandingkan nilai hit dengan tabel
Jika5 hit L tabel M +olak 40
hit N tabel M +erima 40
9. ,enyimpulkan hasil keputusan yang telah diperoleh5
a. Jika tolak 40 berarti proporsi
"a*aban ?HA? masih berbeda pada semua atribut. Artinya belum ada
kesepakatan di antara para responden mengenai atribut sehingga
diperlukan pengu"ian lan"utan hingga diperoleh keputusan terima 40.
Pengu"ian lan"utan dilakukan dengan membuang (menghilangkan) kriteria
yang memiliki proporsi "a*aban ?HA? yang paling ke;il.
b. Jika terima 40 berarti proporsi
"a*aban ?HA? pada semua atribut dianggap sama. #engan demikian maka
''13
digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id
commit to users
-
8/18/2019 terlampir 1
22/85
semua responden dianggap sepakat mengenai semua kriteria sebagai 8aktor
yang dipertimbangkan.
2.*.2 Uji Re(ia'i(i$as7eliabilitas menun"ukkan se"auh mana suatu pengukuran tanpa bias (bebas
kesalahan) dan karena itu men"amin pengukuran yang konsisten lintas *aktu dan
lintas beragam item dalam instrumen. #engan kata lain reliabilitas menun"ukkan
konsistensi dan stabilitas dari suatu alat ukur. #engan demikian reliabilitas
men;akup dua hal utama yaitu stabilitas ukuran dan konsistensi internal ukuran
(&ekaran 2000).
&tabilitas ukuran menun"ukkan kemampuan sebuah alat ukur untuk tetap
stabil atau tidak rentan terhadap perubahan situasi apapun. Kestabilan ukuran
dapat membuktikan kebaikan ( goodne!!) sebuah ukuran dalam mengukur sebuah
konsep. +eknik untuk mengukur stabilitas alat ukur ada dua yaitu teknik
pengukuran ulang (te!t#rete!t ) dan tenik paralel form.
Konsistensi internal ukuran merupakan indikasi homogenitas itemitem
yang ada dalam ukuran yang menyusun konstruk. #engan kata lain itemitem
yang ada harus ?sama? dan harus mengukur konsep yang sama se;ara independen
sedemikian rupa sehingga responden seragam dalam mengartikan setiap item. 4al
ini dapat dilihat dengan mengamati apakah item dan subset item dalam instrumen
pengukur memiliki korelasi yang tinggi. +eknik untuk mengukur konsistensi
internal ukuran ada dua yaitu teknik interitem con!i!tency dan teknik !plit#alf .
+eknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pengukuran
ulang (te!t#rete!t ). Untuk melakukan teknik te!t#rete!t responden diminta untuk
men"a*ab pertanyaan dalam kuesioner sebanyak dua kali. &elang *aktu antara
pengukuran pertama dan pengukuran ke dua sebaiknya tidak terlalu dekat dan
tidak terlalu "auh. &elang *aktu antara 1@30 hari umumnya dianggap memenuhi
persyaratan tersebut. 4asil pengukuran pertama kemudian diu"i dengan hasil
''1
digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id
commit to users
-
8/18/2019 terlampir 1
23/85
pengukuran ke dua menggunakan u"i ;hisOuare. Adapun prosedur
perhitungannya adalah sebagai berikut.
a. ,enentukan hipotesis40 5 tidak ada perbedaan antara hasil pengukuran ' dan pengukuran ''
41 5 terdapat perbedaan antara hasil pengukuran ' dan pengukuran ''
b. ,enghitung nilai 2
2I[ ]
))()()((
2)( 2
) *C A )C * A
n *C A)n
++++
−− ................................................ (2.2)
;. ,enentukan angka kritik nilai 2 dengan tara8 signi8ikansi @C dan dera"at
kebebasan (dk) I 1. ,aka diperoleh angka kritik nilai r (00@ dk) dari +abel
Angka Kritik -ilai 2.
d. ,enarik kesimpulan.
Apabila nilai 2 yang diperoleh di ba*ah nilai kritik maka 40 diterima dan
disimpulkan bah*a tidak ada perbedaan antara hasil pengukuran ' dan
pengukuran ''. Atau dapat dikatakan bah*a kuesioner yang disusun adalah
reliabel. Apabila nilai 2 yang diperoleh melebihi nilai kritik maka 40 ditolak
dan disimpulkan bah*a terdapat perbedaan antara hasil pengukuran ' dan
pengukuran '' . Atau dapat dikatakan bah*a kuesioner yang disusun tidak
reliabel.
2.- MULTI CRITERIA DECISION MAKING M/"M0.
Multi criteria deci!ion making (,$#,) merupakan suatu metode
pengambilan keputusan yang didasarkan atas teoriteori prosesproses dan
metode analitik yang melibatkan ketidakpastian dinamika dan aspek kriteria
"amak. $akupan umum metode optimasi konensional hanya dibatasi pada satu
kriteria pemilihan (mono criteria) dimana pemilihan yang diambil adalah pilihan
yang paling memenuhi 8ungsi ob"ekti8. -amun masalah yang dihadapi
''1@
digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id
commit to users
-
8/18/2019 terlampir 1
24/85
khususnya yang lebih bersi8at praktis tidaklah sesederhana ini. Ada kalanya
pertimbangan beberapa kriteria (multi criteria) harus dimasukkan ke dalam proses
pembuatan keputusan. Kondisi ini menyebabkan pendekatan optimasi
konensional tidak lagi dapat dipergunakan.
,$#, dapat dibagi men"adi 2 kategori yaitu Multi +bjective eci!ion
Making (,#,) dan Multi Attribute eci!ion Making (,A#,). ,#,
menggunakan pendekatan optimasi sehingga untuk menyelesaikannya harus
di;ari terlebih dahulu model matematis dari persoalan yang akan dipe;ahkan.
,A#, menggunakan pre8erensi alternati8 sebagai kriteria dalam pemilihan
tanpa memerlukan model matematis. ,etode Analytical &ierarcy Proce!!
(A4P) merupakan bagian dari teknik ,A#,. &edangkan metode Multi +bjective
Linear Programming (,%P) merupakan bagian dari teknik ,#,.
2. ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS AHP0
2..1 Kegunaan AHP
,etode A4P dikembangkan oleh +homas %. &aaty selama periode 1!1 E
1!@ di
-
8/18/2019 terlampir 1
25/85
atau prioritas. ,etode ini "uga menggabungkan kekuatan dari perasaan dan logika
yang bersangkutan pada berbagai persoalan lalu mensintesis berbagai
pertimbangan yang beragam men"adi hasil yang ;o;ok dengan perkiraan kita
se;ara intuiti8 sebagaimana yang dipresentasikan pada pertimbangan yang telah
dibuat (&aaty 1).
,enurut ,ulyono (11) A4P digunakan untuk menemukan skala rasio
baik dari perbandingan berpasangan yang diskret maupun maupun kontinyu.
Perbandinganperbandingan ini dapat diambil dari ukuran aktual atau dari skala
dasar yang men;erminkan kekuatan perasaan dan pre8erensi relati8. A4P memliki
perhatian khusus tentang penyimpangan dari konsistensi pengukuran dan pada
ketergantungan di dalam dan di antara kelompok elemen strukturnya. A4P
banyak ditemukan pada pengambilan keputusan untuk banyak kriteria
peren;anaan (prediksi) alokasi sumber daya penyusunan matriks input koe8isien
penentuan prioritas dari strategistrategi yang dimiliki pemain dalam situasi
kon8lik dan lain sebagainya.
Kelebihan metode A4P dalam pengambilan keputusan adalah (&aaty
1)5
1. #apat menyelesaikan permasalahan yang kompleks dan
strukturnya tidak beraturan bahkan permasalahan yang tidak terstruktur sama
sekali.
2. Kurang lengkapnya data tertulis dan data kuantitati8 mengenai
permasalahan tidak mempengaruhi kelan;aran proses pengambilan keputusan
karena penilaian merupakan sintesis pemikiran berbagai sudut pandang
responden.
3. &esuai dengan kemampuan dasar manusia dalam menilai suatu hal
sehingga memudahkan penilaian dan pengukuran elemen.
2..2 %angah (angah AHP
''1!
digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id
commit to users
-
8/18/2019 terlampir 1
26/85
&e;ara umum langkahlangkah dasar dari A4P di"elaskan se;ara ringkas
sebagai berikut 5
1. ,ende8inisikan masalah dan menetapkan tu"uan. Bila A4P
digunakan untuk memilih alternati8 atau penyusunan prioritas alternati8 maka
pada tahap ini dilakukan pengembangan alternati8.
2. ,enyusun masalah dalam struktur hirarki. &etiap permasalahan
yang kompleks dapat ditin"au dari sisi yang detail dan terstruktur.
3. ,enyusun prioritas untuk tiap elemen masalah pada tingkat
hirarki. Proses ini menghasilkan bobot elemen terhadap pen;apaian tu"uan
sehingga elemen dengan bobot tertinggi memiliki prioritas penanganan.
%angkah pertama pada tahap ini adalah menyusun perbandingan berpasangan
yang ditrans8ormasikan dalam bentuk matriks sehingga matriks ini disebut
matriks perbandingan berpasangan.
. ,elakukan pengu"ian konsistensi terhadap perbandingan antar
elemen yang didapatkan pada tiap tingkat hirarki. Konsistensi perbandingan
ditin"au dari per matriks perbandingan dan keseluruhan hirarki untuk
memastikan bah*a urutan prioritas yang dihasilkan didapatkan dari suatu
rangkaian perbandingan yang masih berada dalam batasbatas pre8erensi yang
logis. &etelah melakukan perhitungan bobot elemen langkah selan"utnya
adalah melakukan pengu"ian konsistensi matriks.
Adapun pen"elasan se;ara terperin;i dari langkahlangkah di atas serta
pen"elasanpen"elasan tambahan akan diuraikan pada subbabsubbab berikutnya.
2..3 Penyusunan S$ru$ur Hirari Masa(ah
4irarki masalah disusun untuk membantu proses pengambilan keputusan
dengan memperhatikan seluruh kriteria keputusan yang terlibat dalam sistem.
&ebagian besar masalah men"adi sulit untuk diselesaikan karena proses
''1/
digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id
commit to users
-
8/18/2019 terlampir 1
27/85
peme;ahannya dilakukan tanpa memandang masalah sebagai suatu sistem dengan
suatu struktur tertentu.
Pada tingkat tertinggi dari hirarki dinyatakan tu"uan sasaran dari sistem
yang di;ari solusi masalahnya. +ingkat berikutnya merupakan pen"abaran dari
tu"uan tersebut. &uatu hirarki dalam A4P merupakan pen"abaran kriteria yang
tersusun dalam beberapa tingkat dengan setiap tingkat men;akup beberapa
kriteria homogen.
2..* Penyusunan Pri)ri$as
&etiap kriteria yang terdapat dalam hirarki harus diketahui bobot relati8nya
satu sama lain. +u"uannya adalah untuk mengetahui tingkat kepentingan pihak
pihak yang berkepentingan dalam permasalahan terhadap kriteria dan struktur
hirarki atau sistem se;ara keseluruhan.
4al pertama yang dilakukan dalam menentukan prioritas kriteria adalah
menyusun perbandingan berpasangan yaitu membandingkan dalam bentuk
berpasangan seluruh kriteria untuk setiap sub sistem hirarki. Perbandingan
tersebut kemudian ditrans8ormasikan dalam bentuk matriks perbandingan
berpasangan untuk analisis numerik.
,isalkan terdapat suatu sub sistem hirarki dengan kriteria C dan se"umlah n
kriteria diba*ahnya Ai sampai An. Perbandingan antar kriteria untuk sub sistem
hirarki itu dapat dibuat dalam bentuk matriks n D n seperti pada +abel 2.2.
Ta'e( 2.2 ,atriks perbandingan berpasangan
C A1 A2 A3 . An A1
A2
A3
.
a11a21
a31
Q..
a12a,,
a32
Q..
a13a23
a33
Q..
Q.
Q.
Q.
Q.
a-na,n
a.n
Q..
''1
digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id
commit to users
-
8/18/2019 terlampir 1
28/85
An an1 an2 an3 Q. ann
-ilai a11 adalah nilai perbandingan elemen A- (baris) terhadap A- (kolom) yang
menyatakan hubungan5
• &eberapa "auh tingkat kepentingan A1 (baris) terhadap
kriteria C dibandingkan dengan A1 (kolom) atau
• &eberapa "auh dominasi A1 (baris) terhadap A1 (kolom) atau
-ilai numerik yang dikenakan untuk seluruh perbandingan diperoleh dari
skala perbandingan yang disebut &aaty pada +abel 2.3. Angkaangka absolut pada
skala tersebut merupakan pendekatan yang amat baik terhadap perbandingan
bobot elemen A- terhadap elemen A j. &aaty menyusun angkaangka absolut
sebagai skala penilaian berdasarkan kemampuan manusia untuk menilai se;ara
kualitati8 yaitu melalui ungkapan sama lemah kuat amat kuat dan absolut atau
ekstrim.
#alam penilaian kepentingan relati8 dua elemen berlaku aksioma
reciprocal artinya "ika elemen / dinilai 3 kali lebih penting dibanding j maka
elemen j harus sama dengan 13 kali pentingnya dibanding elemen i. di samping
itu perbandingan dua elemen yang sama akan menghasilkan angka 1 artinya
sama penting. #ua elemen yang berlainan dapat sa"a dinilai sama penting. Jika
terdapat n elemen maka akan diperoleh matriks pair0i!e compari!on berukuran n
D n. Banyaknya penilaian yang diperlukan dalam menyusun matriks ini adalah
2
)1( −nn
karena matriksnya reciprocal dan elemenelemen diagonal sama dengan
1.
Ta'e( 2.3 &kala Penilaian Perbandingan
Tinga$
e4en$ingan
"e5inisi Penje(asan
1 &ama pentingnya Kedua elemen mempunyai pengaruh yang sama
3 &edikit lebih penting Pengalaman dan penilaian sedikit memihak satu
elemen dibandingkan dengan pasangannya.
@ %ebih penting Pengalaman dan penilaian sangat memihak satu
''20
digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id
commit to users
-
8/18/2019 terlampir 1
29/85
elemen dibandingkan dengan pasangannya.
! &angat penting &atu elemen sangat disukai dan se;ara praktis
dominasinya sangat nyata dibandingkan
dengan elemen pasangannya.
,utlak lebih penting &atu elemen terbukti mutlak lebih disukai
dibandingkan dengan pasangannya pada
tingkat keyakinan tertinggi.
2 9 / -ilai di antara dua penilaian
yang berdekatan
#iberikan bila terdapat keraguan penilaian
antara dua penilaian yang berdekatan.
'eciprocal
(kebalikan)
a jiI1aij Jika elemen i memiliki salah satu angka di atas
ketika dibandingkan elemen j maka j memiliki
nilai kebalikanny ketika dibandingkan elemen i.
&umber5 &aaty 1
2..- Eigen6a(ue dan Eigen6e7$)r
Apabila seseorang yang sudah memasukkan persepsinya untuk setiap
perbandingan antara kriteriakriteria yang berada dalam satu leel atau yang dapat
diperbandingkan maka untuk mengetahui kriteria mana yang paling disukai atau
paling penting disusun sebuah matriks perbandingan. Bentuk matriks ini adalah
simetris atau biasa disebut dengan matriks bu"ur sangkar. Apabila ada tiga kriteria
yang dibandingkan dalam satu leel matriks maka matriks yang terbentuk adalah
matriks 3 D 3. $iri utama dari matriks perbandingan yang dipakai model A4P
adalah kriteria diagonalnya dari kiri atas ke kanan ba*ah adalah 1 karena yang
dibandingkan adalah dua kriteria yang sama. &elain itu sesuai dengan sistematika
berpikir otak manusia matriks perbandingan yang dibentuk bersi8at matriks
resiprokal (reciprocal ) misalnya kriteria A lebih disukai dengan skala 3
dibandingkan kriteria B maka dengan sendirinya kriteria B lebih disukai dengan
skala 13 dibandingkan A.
&etelah matriks perbandingan untuk sekelompok kriteria telah selesai
dibentuk maka langkah berikutnya adalah mengukur bobot prioritas setiap kriteria
tersebut dengan dasar persepsi seorang ahli yang telah dimasukan dalam matriks
tersebut. 4asil akhir perhitungan bobot prioritas tersebut merupakan suatu
bilangan desimal di ba*ah satu dengan total prioritas untuk kriteriakriteria dalam
satu kelompok sama dengan 1. $ara yang paling akurat dalam penghitungan bobot
''21
digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id
commit to users
-
8/18/2019 terlampir 1
30/85
prioritas untuk matriks perbandingan yaitu dengan operasi matematis berdasarkan
operasi matriks dan ektor yang dikenal dengan nama %igenvektor .
%igenvektor adalah sebuah ektor yang apabila dikalikan sebuah matriks
hasilnya adalah ektor itu sendiri dikalikan dengan sebuah bilangan skalar atau
parameter yang tidak lain adalah eigenvalue. Bentuk persamaannya sebagai
berikut5
Α . 0 =λ $ 0 ............................................................................. (2.3)
dengan
01 eigenvektor
λ 1 eigenvalue
Α1 Matrik! bu"ursangkar
%igenvektor biasa disebut sebagai ektor karakteristik dari sebuah matriks
bu"ursangkar sedangkan eigenvalue merupakan akar karakteristik dari matriks
tersebut. ,etode ini yang dipakai sebagai alat pengukur bobot prioritas setiap
matriks perbandingan dalam model A&P karena si8atnya lebih akurat dan
memperhatikan semua interaksi antar kriteria dalam matriks. Kelemahan metode
ini adalah sulit diker"akan se;ara manual terutama apabila matriksnya terdiri dari
tiga kriteria atau lebih sehingga memerlukan bantuan program komputer untuk
meme;ahkannya.
2.. K)nsis$ensi
&alah satu asumsi utama model A&P yang membedakannya dengan model
model pengambilan keputusan lain adalah tidak adanya syarat konsistensi mutlak.
Karena model A4P yang memakai persepsi manusia sebagai inputnya maka
ketidakkonsistensian mungkin ter"adi karena manusia memiliki keterbatasan
dalam menyatakan persepsinya se;ara konsisten terutama kalau harus
membandingkan banyak kriteria. Berdasarkan kondisi ini maka manusia dapat
menyatakan persepsinya dengan bebas tanpa ia harus berpikir apakah persepsinya
tersebut akan konsisten nantinya atau tidak.
''22
digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id
commit to users
-
8/18/2019 terlampir 1
31/85
Pengukuran kon!i!ten!i dari suatu matriks itu sendiri didasarkan atas
eigenvalue maksimum. #engan eigenvalue maksimum inkonsistensi yang biasa
dihasilkan matriks perbandingan dapat diminimumkan. 7umus dari indeks
konsistensi adalah5
$' I (λ maks − n ) / (n − 1) .............................................................. (2.)
#engan
$' 2 'ndeks Konsistensi
λ mak! 2 eigenalue maksimum
n 2 rde matriks
%igenvalue maksimum suatu matriks tidak akan lebih ke;il dari nilai n
sehingga tidak mungkin ada nilai $' yang negati8. ,akin dekat eigenalue
maksimum dengan besarnya matriks makin konsisten matriks tersebut dan
apabila sama besarnya maka matriks tersebut konsisten 100 C atau inkonsistensi
0C. #alam pemakaian seharihari $' tersebut biasa disebut indeks inkonsistensi
karena rumus di atas memang lebih ;o;ok untuk mengukur inkonsistensi suatu
matriks.
'ndeks inkonsistensi di atas kemudian diubah ke dalam bentuk rasio
inkonsistensi dengan ;ara membaginya dengan suatu indeks random. 'ndeks
random menyatakan ratarata konsistensi dari matriks perbandingan berukuran 1
sampai 10 yang didapatkan dari suatu eksperimen oleh +ak 'idge 3ational
Laboratory dan kemudian dilan"utkan oleh 4arton Scool$
Ta'e( 2.* 'ndeks randomrandom inde5 (7')
rde
matriks
1 2 3 @ 9 ! / 10
7' 0 0 0.@/ 0. 1.12 1.2 1.32 1.1 1.@ 1.
'/
C/ C' = ...................................................................................... (2.@)
dengan
C' I rasio konsistensi
''23
digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id
commit to users
-
8/18/2019 terlampir 1
32/85
$' I indeks konsistensi
'/ I indeks random
&elan"utnya konsistensi responden dalam mengisi kuesioner diukur.
Pengukuran konsistensi ini dimaksudkan untuk melihat ketidakkonsistenan respon
yang diberikan responden. &aaty telah menyusun nilai $7 yang diiFinkan adalah
$7 N 0.1.
2..8 Peni(aian Per'andingan Mu($i Par$isi4an
Penilaian yang dilakukan oleh banyaknya partisipan akan menghasilkan
pendapat yang berbeda satu sama lain. Analytical ierarcy proce!! hanya
memerlukan satu "a*aban untuk matriks perbandingan. Jadi semua "a*aban dari
partisipan harus diratarata. Untuk ini &aaty memberikan metode perataan dengan
ratarata geometrik ( geometric mean). 7atarata geometrik dipakai karena
bilangan yang dirataratakan adalah deret bilangan yang si8atnya rasio dan dapat
mengurangi gangguan yang ditimbulkan salah satu bilangan yang terlalu besar
atau terlalu ke;il (Brod"onegoro dan Utama dalam -ugroho 200@).
+eori ratarata geometrik menyatakan bah*a "ika terdapat partisipan yang
melakukan perbandingan berpasangan maka terdapat n "a*aban untuk setiap
pasangan. Untuk mendapatkan nilai tertentu dari semua nilai tersebut masing
masing nilai harus dikalikan satu sama lain kemudian hasil perkalian itu
dipangkatkan dengan -6n. &e;ara matematis dituliskan sebagai berikut5
aij 2 (7 -$ 7 , $ 7 .87 n )-6n .............................................................. (2.9)
dengan
aij I nilai ratarata perbandingan berpasangan antara kriteria Ai dengan
A j untuk n partisipan
7 i 2 nilai perbandingan antara kriteria Ai dengan A j untuk partisipan i
dengan i I1 2 Qn
n I "umlah partisipan
''2
digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id
commit to users
-
8/18/2019 terlampir 1
33/85
2.8 %INEAR PR&!RAMMIN! %P0
Linear programming (%P) merupakan salah satu teknik operation re!earc
yang digunakan paling luas dan diketahui dengan baik. %P berkaitan dengan
pen"elasan dunia nyata sebagai suatu model matematis yang terdiri dari sebuah
8ungsi tu"uan linier dan beberapa kendala linier.
2.8.1 9)r:u(asi M)de( %P
%angkahlangkah dalam membuat 8ormulasi %P se;ara umum ada tahapan
yaitu5
1. ,enentukan 8ungsi tu"uan
2. ,enentukan ariabel yang tak diketahui (ariabel keputusan) dan
dinyatakan dalam simbol matematis.
3. ,embentuk 8ungsi tu"uan yang ditun"ukkan sebgai suatu hubungan
linier dari ariabel keputusan.
. ,enentukan semua kendala masalah tersebut dan mengekspresikan
dalam persamaan atau pertidaksamaan yang "uga merupakan hubungan linier
dari ariabel keputusan yang men;erminkan keterbatasan masalah itu.
2.8.2 Ben$u U:u: M)de( %P
Pada setiap masalah %P ditentukan riabel kepususan 8ungsi tu"uan dan
sistem kendala yang bersamasama membentuk suatu model matematis. Bentuk
umum dari model %P adalah (,ulyono 11)5
:ungsi tu"uan5 maksimasiminimasi 5
R I ∑=
n
j
j j 5c1
QQQQQQQQQQQQQQQQQQQ. (2.!)
dengan sistem kendala 5
aij 5ij (S I T) bi untuk semua i (iI1 2 Q m) QQQQQ... (2./)
5 j T 0 QQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQ. (2.)
keterangan 5
5 j 5 ariabel keputusan
''2@
digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id
commit to users
-
8/18/2019 terlampir 1
34/85
R 5 8ungsi tu"uan
c j 5 sumbangan per unit kegiatan j
bi 5 "umlah sumber daya ke i (iI12 Q. m)
aij 5 banyaknya sumber daya i yang dikonsumsi sumber daya j
2.8.3 Asu:si#asu:si M)de( %P
,odel %P mengandung asumsiasumsi implisit tertentu yang harus dipenuhi
agar de8inisinya sebagai masalah %P men"adi absah. Berikut ini adalah asumsi
asumsi dalam model %P (,ulyono 11)5
1. Linearity
&yarat utama dari %P adalah bah*a 8ungsi tu"uan dan semua kendala harus
linier. Jika suatu kendala melibatkan 2 ariabel keputusan dalam diagram
dimensi dua ia akan berupa garis lurus. Begitu "uga suatu kendala yang
melibatkan tiga ariabel akan menghasilkan suatu bidang datar dan kendala
yang melibatkan n ariabel akan menghasilkan yperplane (bentuk geometris
yang rata) dalam ruang berdimensi n.
Kata linear se;ara tidak langsung mengatakan bah*a hubungannya
proporsional yang berarti tingkat perubahan atau kemiringan hubungan
8ungsional itu adalah konstan dan karena itu perubahan nilai ariabel akan
mengakibatkan perubahan relati8 nilai 8ungsi dalam "umlah yang sama.
2. Additivity
Asumsi Additivity adalah bah*a untuk setiap 8ungsi nilai 8ungsi total dapat
diperoleh dengan men"umlahkan kontribusikontribusi indiidual dari masing
masing kegiatan. Aktiitas (ariabel keputusan) tidak saling mempengaruhi
dalam menentukan nilai 8ungsi tu"uan sehingga nilai 8ungsi tu"uan merupakan
pen"umlahan kontribusi setiap ariabel keputusan atau dengan kata lain
kenaikan 8ungsi tu"uan yang diakibatkan oleh suatu aktiitas dapat
ditambahkan tanpa mempengaruhi bagian nilai 8ungsi tu"uan yang diperoleh
dari aktiitas yang lain.
''29
digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id
commit to users
-
8/18/2019 terlampir 1
35/85
3. ivi!ibility
Asumsi ini berarti bah*a nilai solusi yang diperoleh ( 5 j) tidak harus berupa
bilangn bulat. 'ni berarti nilai 5 j dapat ter"adi pada nilai pe;ah manapun.
Karena itu keputusan merupakan ariabel kontinyu sebagai la*an dari
ariabel diskrit atau bilangan bulat.
. etermini!tic
#alam %P semua parameter model (c j " aij " dan bi) diasumsikan diketahui
konstan. %P se;ara tak langsung mengasumsikan suatu masalah keputusan
dalam suatu kerangka statis dimana semua parameter diketahui dengan
kepastian. #alam kenyataannya parameter model "arang bersi8at
deterministik karena mereka men;erminkan kondisi masa depan maupun
sekarang dan keadaan msa depan "arang diketahui se;ara pasti.
2.; PENE%ITIAN PENUNJAN!
Penelitian yang digunakan sebagai penun"ang dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1. Penelitian dari +am dan +ummala (2000) yang ber"udul An
Application of 9e A&P in :endor Selection of A 9elecommunication Sy!tem.
Penelitian ini bertu"uan memilih endor sistem telekomunikasi untuk sebuah
perusahaan telekomunikasi dimana alternati8nya ada 3 yaitu sistem A sistem
B dan sistem $$ Pengambilan keputusan pemilihan alternati8 endor sistem
telekomunikasi ini merupakan proses yang kompleks karena di dalamnya
melibatkan banyak partisipan dan "uga melibatkan banyak kriteria dalam. leh
peneliti permasalahan seperti ini diusulkan untuk diselesaikan dengan
menggunakan metode A4P Karena metode A4P menggunakan pendekatan
yang logis dan sistematis dalam menyelesaikan permasalahan dengan
karakteristik multi partisipan multi kriteria.
''2!
digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id
commit to users
-
8/18/2019 terlampir 1
36/85
%angkah yang pertama yang dilakukan adalah mengidenti8ikasi 8aktor
strategis dalam pemilihan endor kriteria dan sub kriterianya. Kemudian
di8ormulasikan ke dalam model A4P. Adapun struktur hirarki model
pengambilan keputusannya dapat dilihat pada gambar 2.1.
%angkah berikutnya adalah menghitung bobot global tiap sub kriteria dan
rating untuk tiap alternati8 endor sistem telekomunikasi. #ari hasil
perhitungan tersebut kemudian dapat diperoleh bobot prioritas tiap endor
dengan ;ara mengalikan bobot global sub kriteria dengan rating tiap alternati8
endor sistem telekomunikasi. Adapun hasil perhitungan bobot prioritas
sistem A sistem B dan sistem $ adalah 0.2// 0.20 0.120. &ehingga
endor sistem telekomunikasi yang dipilih adalah endor sistem $ karena
memiliki bobot prioritas yang paling besar.
6endor sele;tion o8 a tele;ommuni;ation system
$ost uality
$apital
eDpenditure
perating
eDpenditure+e;hni;al perational 6endor
$apital
inestment
Unit ;ost
$ost o8
net*ork mgt
system
perating
;ost
,aintenn;e
;ost
$ost o8
support
seri;es
:eatures(;hara;teristi;s
&ystem ;apa;ity
&ystem reliability(
aailibility
&ystem per8orman;e
$omply to standards
'nteropability *ith other
system
:uture te;hnology
deelopment
&ystem redundan;y
Upgradability o8
hard*are so8t*are
=ase o8 operation
Per8orman;e monito ring
;apabilities
:ault diagnosis
;apabilities
Billing 8leDibility
&ystem se;urity 8eatures
#eliery lead time
uality o8 support
seri;e
=Dperien;e in related
produ;ts
Problem soling
;apabilities
&upplierVs eDperties
6endorVs reputation
utstanding Good Aerage :air Poor
&ystem A &ystem B &ystem $
%eel 15
Goal
%eel 25
&trategi; 'ssues
%eel 35
$riteria
%eel 5
&ub;riteria
%eel @5
7ating s;ale
%eel 95
Alternaties
!a:'ar 2.1 4irarki model pengambilan keputusan
pemilihan endor sistem telekomunikasi.
''2/
digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id
commit to users
-
8/18/2019 terlampir 1
37/85
&umber 5 +am dan +ummala (2001)
2. Penelitian dari $ebi dan Bayraktar (2003) yang ber"udul An
/ntegrated Approac for Supplier Selection.
Penelitian ini bertu"uan untuk menentukan pemasok bahan baku bagi sebuah
perusahaan makanan di 'stanbul. +erdapat / bahan baku yang digunakan oleh
perusahaan tersebut. ,asingmasing bahan baku dipasok oleh 3 perusahaan.
#alam pemilihan pemasok ini melibatkan banyak kriteria yang bertentangan.
Untuk dapat menyelesaikan permasalahan seperti ini maka peneliti
mengusulkan untuk menggunakan integrasi antara model le5icograpic goal
programming (%GP) dan analytic ierarcy proce!! (A4P) dimana di
dalamnya melibatkan 8aktor kualitati8 dan kuantitati8. ,odel %GP digunakan
karena 8ungsi tu"uan yang ingin di;apai lebih dari satu (multi objective
function). &edangkan model A4P digunakan karena melibatkan banyak
kriteria di dalam pemilihan pemasok.
:ungsi tu"uan dalam model ini ada 5 kualitas (quality) pengiriman
(delivery) biaya (co!t ) dan utilitas (utility function). :ungsi tu"uan >utilitas?
merupakan suatu koe8isien yang merepresentasikan skor pemasok. Untuk
mendapatkan skor pemasok digunakan model A4P dengan menggunkan
bantuan !oft0are =Dpert $hoi;e dalam proses penghitungannya. Adapun
struktur hirarki model A4P nya dapat dilihat pada Gambar 2.3.
%angkah selan"utnya adalah menyelesaikan model %GP dimana model ini
memiliki 8ungsi tu"uan (seperti yang telah di"elaskan sebelumnya). ,odel
%GP diselesaikan dengan menggunakan bantuan !oft0are
-
8/18/2019 terlampir 1
38/85
&upplier =aluation
%ogisti;s +e;hnologi; Business 7elationship
%ead time
&upply lots
:leDibility
#eliery
;onditions
$apa;ity
'nol.
'mpro.
e88ort
Problem
soling
7eputation
:inan;ial
strength
,ngmnt.
$ommuni.
Past
eDperien;e
&ales repres.
&upplier 1 &upplier 2 &upplier 3
!a:'ar 2.2 4irarki model A4P untuk ealuasi pemasok
&umber 5 $ebi dan Bayraktar
3. Penelitian dari +ing dan $ho (200/) yang ber"udul An /ntegrated
Approac for Supplier Selection and Purca!ing deci!ion!.
Penelitian ini mempunyai 2 tu"uan utama yaitu memilih pemasok yang tepat
serta alokasi kuantitas pesan yang optimal berdasarkan kriteriakriteria kun;i
yang ingin di;apai. Untuk men;apai tu"uan ini peneliti melakukan 2 langkah
prosedur pengambilan keputusan. %angkah pertama membuat model A4P
untuk pemilihan pemasok yang di dalamnya melibatkan kriteria kualitati8 dan
kuantitati8. +u"uannya adalah untuk mengidenti8ikasi kriteriakriteria penting
dalam pemilihan pemasok serta mengidenti8ikasi kandidat pemasok yang akan
dipilih. %angkah ke dua membuat model multi#objective linear programming
(,%P). +u"uannya adalah untuk menentukan alokasi kuantitas pesan optimal
dari kandidat pemasok. Untuk dapat menyelesaikannya model ,%P ini
dire8ormulasi men"adi model ,inimaD. Kemudian diselesaikan layaknya
model !ingle objective linear programming .
''30
digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id
commit to users
-
8/18/2019 terlampir 1
39/85
. Penelitian dari -ugroho (200@) Pemilihan Pemasok dan Penentun
Pesanan dengan Kombinasi Analytic &ierarcy Proce!! dan Le5icograpic
;oal Programming di P+ #Fakya +irta Utama.
Penelitian ini bertu"uan untuk memilih pemasok serta menentukan kuantutas
pemesanan dengan menggunakan kombinasi antara analytic ierarcy proce!!
(A4P) dan le5icograpic goal programming (%GP). #alam proses pemilihaan
pemasok ini melibatkan banyak kriteria8aktor baik kualitati8 maupun
kuantitati8 dimana terdapat pertentangan antar8aktor. Hang men"adi 8aktor
kualitati8 adalah biaya sedangkan yang men"adi 8aktor kualitati8 adalah
logistik teknologi perusahaan dan hubungan dengan pemasok.
#alam penelitian ini A4P digunakan untuk untuk memperoleh nilai
per8ormansi pemasok. &elan"utnya nilai per8ormansi pemasok ini digunakan
sebagai input konstanta di model %GP. Adapun yang men"adi 8ungsi tu"uan
pada model %GP ada 2 yaitu 8ungsi tu"uan biaya dan 8ungsi tu"uan utilitas.
Untuk menyelesaikan model %GP ini digunakan !oft0are
-
8/18/2019 terlampir 1
40/85
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini akan dibahas mengenai alur pemecahan masalah dalam
pemilihan pemasok di KJUB Puspetasari. Adapun alurnya dapat dilihat pada
gambar berikut.
Penyusunan dan
penyebaran kuesioner I
Uji validitas
(Uji ochran !"
#emua sub
kriteria
digunakan $
%embuang & sub kriteria
yang memliki proporsi
ja'aban A pa ling kecil
P)*+U%PU,A* - A*
P)*+.,A/A* -A0A
Penyusunan dan
penyebaran kuesioner II
Penyusunan dan
penyebaran kuesioner III
Uji reliabilitas
1eliabel $
Penentuan tujuan
peneli tian
Perumusan masalah
#tudi lapangan #tudi pustaka
A
I-)*0I2IKA#I
%A#A,A/
Gambar 3.1. -iagram alir metodologi penelitian
III3&
digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id
commit to users
-
8/18/2019 terlampir 1
41/85
Penyebaran kuesioner 4
Penghitungan konstanta
untuk kriteria kualitati5
2ormulasi model
%.,P
Penyelesaian model
%.,P
Analisa dan interpretasi
hasil
Kesimpulan dan saran
Penentuan bobot
Pengujian konsistensi
Konsisten $
P)*+U%PU,A* -A*
P)*+.,A/A* -A0A
A*A,I#A -A*
K)#I%PU,A*
Pembobotan
dengan
metode AHP
Penyusunan dan
penyebaran kuesioner I4
Penyusunan /irarki
A
Gambar 3.1. -iagram alir metodologi penelitian
Adapun penjelasan masing3masing bagiannya akan diuraikan dalam sub
bab3sub bab sebagai berikut.
3.1 IDENTIFIKASI MASALAH
0ahap ini merupakan langkah a'al dalam penelitian. Adapun tahapannya
adalah sebagai berikut.
III36
digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id
commit to users
-
8/18/2019 terlampir 1
42/85
&. #tudi lapangan
Pada tahap ini dilakukan identi5ikasi proses pengadaan bahan baku di KJUB
Puspetasari melalui 'a'ancara dengan pihak yang terkait. /asilnya yaitu
diperoleh gambaran permasalahan maupun peluang untuk dilakukan langkah
perbaikan dalam pengadaan bahan baku.
6. #tudi pustaka
#tudi pustaka dilakukan dengan mengeksplorasi buku3buku7 jurnal3jurnal7
penelitian3penelitian dan sumber3sumber lain yang terkait dengan pemilihan
pemasok7 analytical hierarchy process7 dan multi objective linear programming.
8. Perumusan masalah
#etelah dilakukan studi pendahuluan diperoleh 5akta bah'a KJUB
Puspetasari melibatkan banyak pemasok untuk memenuhi kebutuhan tiap bahan
baku produknya. -alam menentukan pemasok serta kuantitas pesannya7 KJUB
Puspetasari harus mempertimbangkan berbagai kriteria. #ehingga pemilihan
pemasok dirasakan sebagai hal yang cukup kritis dalam proses pengadaan bahan
baku di KJUB Puspetasari. leh karena itu dirumuskanlah permasalahan dalam
penelitian ini yaitu bagaimana melakukan pemilihan pemasok yang tepat dan
berapa kuantitas bahan baku yang dipesan dengan mempertimbangkan berbagai
kriteria menggunakan metode analytical hierarchy process (A/P" dan multi
objective linear programming (%,P".
9. Penentuan tujuan
0ujuan dari penelitian ini adalah menentukan kriteria dan sub kriteria yang
digunakan perusahaan dalam pemilihan pemasok7 menentukan pemasok bahan
baku secara tepat7 dan menentukan kuantitas pesan bahan baku ke pemasok yang
terpilih.
3.2 PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
III38
digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id
commit to users
-
8/18/2019 terlampir 1
43/85
Pada tahap pengumpulan data7 dilakukan penyebaran kuesioner terhadap
pihak3pihak yang berkepentingan dalam pengambilaan keputusan pemilihan
pemasok di KJUB Puspetasari. Pada tahap pengolahan data terdiri dari dari
pengolahan dengan menggunakan model analytical hierarchy process (A/P" dan
pengolahan dengan model multi objective linear programming (%,P". Adapun
langkah3langkah yang lebih terperinci akan diuraikan sebagai berikut.
&. Penentuan responden
1esponden dalam penelitian ini adalah pihak3pihak di KJUB Puspetasari
yang memahami seluk beluk bahan baku dan pemilihan pemasok. Untuk itu
peneliti berkonsultasi dengan Kepala perasional KJUB Puspetasari guna
mendapatkan in5ormasi mengenai siapa saja pihak di KJUB Puspetasari yang
memahami seluk beluk bahan baku dan pemilihan pemasok. Atas rekomendasi
dari Kepala perasional KJUB Puspetasari7 maka responden yang dipilih
adalah kepala bagian gudang7 kepala bagian pengadaan7 kepala bagian quality
control 7 dan kepala bagian produksi.
6. Penyusunan dan penyebaran kuesioner I
Kuesioner I disebarkan untuk memperoleh kriteria dan sub kriteria yang
digunakan dalam pengambilan keputusan untuk pemilihan pemasok di KJUB
Puspetasari. Kriteria dan sub kriteria a'al yang digunakan dalam kuesioner I
mengacu pada hasil penelitian eby dan Bayraktar (6::8" serta 0ing dan ho
(6::;". *amun kuesioner I dibuat secara semi terbuka sehingga diharapkan
responden dapat menambahkan7 menghilangkan7 maupun merevisi isi dari
kriteria dan sub kriteria a'al.
8. Penyusunan dan penyebaran kuesioner II
,angkah selanjutnya adalah merangkum kriteria dan subkriteria hasil
kuesioner I untuk dijadikan dasar dalam penyusunan kuesioner II. Kuesioner
II merupakan lanjutan dari kuesioner I yang disebarkan untuk menguji
validitas kriteria dan sub kriteria yang digunakan dalam pengambilan
III39
digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id
commit to users
-
8/18/2019 terlampir 1
44/85
keputusan untuk pemilihan pemasok di KJUB Puspetasari. Kuesioner II
merupakan kuesioner tertutup yang ja'abannya dengan menggunakan skala
nominal. Jika responden menganggap subkriteria yang dita'arkan diperlukan
dalam pengambilan keputusan untuk pemilihan pemask7 maka responden
dapat memberikan tanda centang pada kolom
-
8/18/2019 terlampir 1
45/85
Kuesioner II yang sudah valid (selanjutnya disebut kuesioner III"7
kemudian disebarkan kepada responden yang sama. 0ujuan dari penyebaran
kuesioner III adalah untuk pengujian reliabilitas dengan menggunakan metode
pengukuran ulang (test-retest "
. Uji reliabilitas
Uji relibilitas dilakukan untuk mengukur stabilitas dari alat ukur7 dalam
hal ini adalah kuesioner. Pengujian reliabilitas pada penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan metode test-retest . /asil dari penyebaran kuesioner II
(pengukuran I" dan kuesioner III (pengukuran II" diuji dengan menggunakan
teknik uji chi3sCuare. Adapun prosedur perhitungannya adalah sebagai berikut.
a. %enentukan hipotesis
/: > tidak ada perbedaan antara hasil pengukuran I dan pengukuran II
/& > terdapat perbedaan antara hasil pengukuran I dan pengukuran II
b. %enghitung nilai D 6 dengan menggunakan persamaan 6.6
c. %enentukan angka kritik nilai D 6 dengan tara5 signi5ikansi ?E dan
derajat kebebasan (dk" @ &. %aka diperoleh angka kritik nilai r (:7:? dk"
dari 0abel Angka Kritik *ilai D 6.
d. %enarik kesimpulan.
Apabila nilai D6 yang diperoleh di ba'ah nilai kritik maka /: diterima
dan disimpulkan bah'a tidak ada perbedaan antara hasil pengukuran I dan
pengukuran II. Atau dapat dikatakan bah'a kuesioner yang disusun adalah
reliabel. Apabila nilai D6 yang diperoleh melebihi nilai kritik maka /:
ditolak dan disimpulkan bah'a terdapat perbedaan antara hasil
pengukuran I dan pengukuran II . Atau dapat dikatakan bah'a kuesioner
yang disusun tidak reliabel.
F. Pembobotan dengan metode A/P
A. Penyusunan hirarki
III3
digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id
commit to users
-
8/18/2019 terlampir 1
46/85
/asil yang diperoleh dari kuesioner III kemudian digunakan sebagai
dasar untuk menyusun hirarki yang disusun terdiri dari beberapa level. /irarki
ini disusun untuk menjelaskan masalah secara terstruktur dan mudah
dipahami. Adapun struktur hirarkinya mengacu pada penelitian eby dan
Bayraktar (6::8".
B. Penyusunan dan penyebaran kuesioner I4
Penyusunan kuesioner I4 dilakukan setelah terbentuk hirarki. Kuesioner
I4 berisi penilaian tingkat kepentingan (bobot" baik untuk kriteria maupun
subkriteria dengan menggunakan #kala #aaty. Penyebaran kuesioner I4
dilakukan untuk mengumpulkan data tentang pre5erensi dari keempat
responden tentang perbandingan antar kriteria dan antar sub kriteria dengan
cara memberikan penilaian tingkat kepentingan baik untuk kriteria dan
subkriteria. #elanjutnya penilaian dari masing3masing responden tersebut
digabungkan dengan menggunakan rumus rataan geometrik ( geometric mean".
. Pengujian konsistensi
Pengujian konsistensi dilakukan untuk menguji penilaian perbandingan
antar kriteria dan antar sub kriteria konsisten atau tidak. Jika hasil yang
diperoleh menunjukkan ketidakkonsistenan maka dapat dilakukan perhitungan
revisi atau bahkan penilaian ulang oleh responden.
-. Penentuan bobot
/asil kuesioner matriks perbandingan antar kriteria dan antar sub kriteria
(yang sudah lolos uji konsistensi" selanjutnya digabung dengan menggunakan
rumus rataan geometrik ( geometric mean". /asil perhitungan rataan geometrik
ini digunakan sebagai dasar dalam penghitungan bobot kriteria maupun sub
kriteria. #elanjutnya nilai bobot ini digunakan sebagai nilai untuk konstanta
w1 , w2 , …….., 'F dalam model %,P
;. Penyebaran kuesioner 4.
III3F
digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id
commit to users
-
8/18/2019 terlampir 1
47/85
Kuesioner 4 berisi penilaian terhadap masing3masing pemasok bahan
baku pada tiap3tiap sub kriteria7 khususnya sub kriteria yang masuk dalam
5aktor kualitati5. Penilaian pemasok dilakukan oleh pihak yang dianggap ahli
yang mengetahui tentang seluk beluk pemasok7 dalam hal ini adalah Kepala
Bagian Pengadaan dan Kepala Bagian +udang. Penilaian pemasok
menggunakan skala ,iberatore yaitu
-
8/18/2019 terlampir 1
48/85
beberapa penyesuaian menurut kondisi nyata di perusahaan. 2ungsi tujuan
model %,P yang digunakan ada F yaitu >
&. Biaya minimasi biaya
min & @∑ ∑ ×m
i
n
j
ijij c ................................................................... (8.&"
6. Kualitas minimasi penolakan bahan baku
min 6 @ ∑ ∑ ×m
i
n
j
ijij q ............................................................... (8.6"
8. Pengiriman minimasi keterlambatan pengiriman
min 8 @∑ ∑ ×m
i
n
j
ijij d ............................................................... (8.8"
9. ,ogistik minimasi deviasi nilai kriteria logistik.
min 9 @∑ ∑ ×−m
i
n
j
ijij l "&( ......................................................... (8.9"
?. 0eknologi minimasi deviasi nilai kriteria teknologi
min ? @∑ ∑ ×−m
i
n
j
ijij t "&( ....................................................... (8.?"
. Bisnis minimasi deviasi nilai kriteria bisnis
min @∑ ∑ ×−m
i
n
j
ijij b "&( ................................................... (8."
F. /ubungan dengan pemasok minimasi deviasi nilai kriteria hubungan
dengan pemasok
min F @∑ ∑ ×−m
i
n
j
ijij r "&( ................................................... (8.F"
2ungsi kendala pada model %,P ini adalah >
&. Kendala kebutuhanHdemand jumlah pemesanan tiap jenis bahan baku
kepada semua pemasoknya harus memenuhi kebutuhan bahan baku.
III3G
digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id
commit to users
-
8/18/2019 terlampir 1
49/85
i
n
j
ij ! =∑ ................................................................................. (8.;"
6. Kendala minimal pemesanan. jumlah minimal pemesanan bahan baku
untuk tiap pemasok.
Qij min " yij # ij ∀ i, j .................................................................. (8.G"
8. Kendala maksimal pemesanan. jumlah maskimal pemesanan bahan baku
untuk tiap pemasok.
Qij maks " yij $ ij ∀ i, j ............................................................... (8.&:"
9. Kendala biner variabel keputusan yij berupa bilangan biner ( : dan &".
yij % : atau & ∀ i, j .................................................................... (8.&&"
?. Kendala non3negati5 variabel keputusan ij bukan bilangan negati5.
ij $ : ∀ i, j ................................................................................ (8.&6"
Konstanta pada model %,P >
cij @ harga bahan baku i dari pemasok j (1pHkg"
qij @ persentase penolakan bahan baku i dari pemasok j (E"
d ij @ keterlambatan pengiriman bahan baku i dari pemasok j (hari"
l ij @ konstanta kriteria logistik pemasok untuk bahan baku i pemasok j.
t ij @ konstanta kriteria teknologi pemasok untuk bahan baku i pemasok j
r ij @ konstanta kriteria hubungan dengan pemasok untuk bahan baku i
pemasok j.
bij @ konstanta kriteria bisnis pemasok untuk bahan baku i pemasok j
!i @ jumlah kebutuhan bahan baku i (ton".
Qij min @ Kuantitas pesan minimal bahan baku i kepada pemasok j (ton"
Qij maks @ Kuantitas pesan maksimal bahan baku i kepada pemasok j (ton"
4ariabel keputusan pada model %,P >
ij @ jumlah bahan baku i yang dipesan ke pemasok j (ton".
yij @
-
8/18/2019 terlampir 1
50/85
Untuk menyelesaikan %odel %,P7 model multi objective akan diubah
menjadi model single objective dengan menggunakan aturan %inima.
,angkah3langkahnya adalah sebagai berikut.
a. Persamaan %,P diselesaikan7 seperti menyelesaikan permasalahan
single objective linear programming, satu per satu secara secara terpisah.
#ehingga akan diperoleh solusi &7 67 LL.7 F masing3masing sebanyak
tujuh.
Tabel 3.1 /asil penghitungan masing3masing 5ungsi tujuan
Nilai Min Nilai Max
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (Z*) (Z**)Z1 Z1 Z1 Z1 Z1 Z1 Z1 Z1 Z1* Z1**
Z2 Z2 Z2 Z2 Z2 Z2 Z2 Z2 Z2* Z2**
Z3 Z3 Z3 Z3 Z3 Z3 Z3 Z3 Z3* Z3**
Z4 Z4 Z4 Z4 Z4 Z4 Z4 Z4 Z4* Z4**
Z5 Z5 Z5 Z5 Z5 Z5 Z5 Z5 Z5* Z5**
Z6 Z6 Z6 Z6 Z6 Z6 Z6 Z6 Z6* Z6**
Z7 Z7 Z7 Z7 Z7 Z7 Z7 Z7 Z7* Z7**
Fungsi tujuan
b. -ari 0abel 8.& diperoleh nilai &M7 6M7LL.7 FM yang merupakan solusi
minimal dari ketujuh solusi dari masing3masing 5ungsi tujuan. #elain itu juga
diperoleh nilai &MM7 6MM7LL.7 FMM yang merupakan solusi maksimal dari
ketujuh solusi dari masing3masing 5ungsi tujuan.
c. %embuat 5ormulasi model single objective dengan aturan minima.
Adapun modelnya adalah sebagai berikut.
2ungsi tujuan >
%in @ N ............................................................................ (8.&8"
2ungsi kendala sama dengan 5ungsi kendala pada model %,P7 namun
dengan penambahan sebagai berikut.
∑ ∑ ×m
i
n
j
ijij c M
&&
M
&
MM
& H"( & w & & ≤−− λ .............................. (8.&9"
∑ ∑ ×m
i
n
j
ijij q M
66
M
6
MM
6 H"( & w & & ≤−− λ ......................... (8.&?"
III3&&
digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id
commit to users
-
8/18/2019 terlampir 1
51/85
∑ ∑ ×m
i
n
j
ijij d M
88
M
8
MM
8 H"( & w & & ≤−− λ ........................... (8.&"
∑ ∑ ×−m
i
n
j
ijij l "&( M
99
M
9
MM
9 H"( & w & & ≤−− λ .................. (8.&F"
∑ ∑ ×−m
i
n
j
ijij t "&( M
??
M
?
MM
? H"( & w & & ≤−− λ ................ (8.&;"
∑ ∑ ×−m
i
n
j
ijij b "&( M
BB
M
B
MM
B H"( & w & & ≤−− λ .............. (8.&G"
∑ ∑ ×−m
i
n
j
ijij r "&( M
FF
M
F
MM
F H"( & w & & ≤−− λ ............... (8.6:"
Konstanta >
N @ merupakan persentase penyimpangan maksimal nilai
&M7 6M7LL.7 FM
w1 , w2 , …….., 'F % bobot untuk kriteria biaya7 kualitas7 pengiriman7
logistik pemasok7 teknologi pemasok7bisnis
pemasok7 dan hubungan dengan pemasok
4ariabel keputusan >
ij @ jumlah bahan baku i yang dipesan ke pemasok j (ton".
yij @
-
8/18/2019 terlampir 1
52/85
0ahap kesimpulan dan saran merupakan tahap akhir dalam penelitian.
Kesimpulan harus dapat menja'ab permasalahan yang ada yaitu pilihan pemasok
terbaik dari alternati5 yang ada dan jumlah bahan baku yang dipesan ke pemasok
terpilih. #aran yang diberikan mengacu pada hasil analisis dan ditujukan sebagai
masukan untuk pengembangan penelitian selanjutnya.
III3&8
digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id
commit to users
-
8/18/2019 terlampir 1
53/85
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1 PENGUMPULAN DATA
Pada sub bab ini akan diuraikan mengenai data-data yang diperlukan di
dalam penelitian ini guna melakukan pengolahan data lebih lanjut.
4.1.1 Data Bahan Baku dan Pemasok.
Data diperoleh dari bagian gudang dan bagian pengadaan. Data yang
diperoleh meliputi data bahan baku serta pemasok masing-masing bahan baku
tersebut. Data selengkapnya dapat kita lihat pada tabel 4.1.
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat kita lihat bahwa terdapat bahan baku yang
dipasok oleh satu pemasok serta bahan baku yang dipasok oleh lebih dari satu
pemasok. Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah bahan