terorisme menurut filsafat hukum islam
DESCRIPTION
Tugas Makalah tentang Filsafat Hukum Islam mengenai Terorisme. Apabila ada salah dan kurangnya, mohon di maafkan dan tinggalkan komentar jika berkenan.TRANSCRIPT
Tugas Makalah
FILSAFAT HUKUM ISLAM
TERORISME
Oleh :
Fajarsurya Lintang
(13410332)
PENDAHULUAN
Tidak ada istilah yang serumit “terorisme”. Istilah tersebut bukan sekadar
istilah biasa, melainkan wacana baru yang ramai diperbincangkan khalayak dunia
dan mempunyai impilikasi besar bagi tatanan politik global. Terorisme bukan
sekadar diskursus, akan tetapi sebuah gerakan global yang hinggap di mana pun
dan kapan pun.
Terorisme kian mencuat ke permukaan, tatkala gedung pencakar langit, World
Trade Center (WTC) dan gedung Pentagon, New York, hancur-lebur diserang
sebuah kelompok, yang sampai detik ini masih misterius. Jaringan internasional al-
Qaedah sering disebut-disebut sebagai aktor di balik aksi penyerangan tersebut.
Pada titik ini, terorisme kian dipertanyakan dan dipersoalkan. Apa sebenarnya
terorisme itu? Benarkah terorisme teridentifikasi sebagai penyebab utama di balik
penyerangan tersebut?
Terorisme sebagai sebuah paham memang berbeda dengan kebanyakan paham
yang tumbuh dan berkembang di dunia, baik dulu maupun yang mutakhir.
Terorisme selalu identik dengan teror, kekerasan, ekstrimitas dan intimidasi. Para
pelakunya biasa disebut sebagai teroris. Karena itu, terorisme sebagai paham yang
identik dengan teror seringkali menimbulkan konkuensi negatif bagi kemanusiaan.
Terorisme kerap menjatuhkan korban kemanusiaan dalam jumlah yang tak
terhitung.
Terorisme mendapatkan sorotan serius dari masyarakat dunia, bahwa cara-cara
yang ditempuh para teroris dapat mewujudkan instabilitas, kekacauan dan
kegelisahan yang berkepanjangan. Masyarakat senantiasa dihantui perasaan was-
was dan tidak aman. Namun pertanyaan yang muncul kemudian, “siapa sebenarnya
yang melakukan aksi-aksi terorisme?”
Terorisme ibarat singa yang selalu haus mangsa. Sebagaimana singa, terorisme
tidak bisa mengambil “jalan tengah”, melainkan menempuh “jalan pintas”. Sebab
para teroris, biasanya melandaskan pada kebutuhan untuk membangun sebuah
manara yang disebut “identitas yang tunggal”. Terorisme mengandaikan adanya
“absolutisme”, baik dalam tataran suprastruktur maupun struktur.
Terorisme sebagai gerakan yang membawa ambisi kebenaran, menggunakan
pelbagai kendaraan. Ada yang menggunakan kendaraan agama, politik dan
ekonomi. Apapun kendaraannya, terorisme menampilkan wataknya yang serba
hegemonik, anarkis dan radikal. Inilah kesan yang bisa ditangkap mengenai
terorisme. Hampir seluruh gambarannya buruk dan tidak manusiawi.
ISLAM = TERORISME?
Dalam kaitannya dengan terorisme, muncul pertanyaan yang tidak pernah
terjawab, adakah korelasi fungsional antara Islam dan Terorisme? Bisakah gerakan
keagamaan yang diduga dalang terorisme sebagai representasi Islam, baik dalam
ranah ajaran maupun pengikutnya?
Stigmatisasi Islam sebagai agama teroris makin dahsyat. Ini terkait erat dengan
maraknya gerakan Islam Politik yang menunjukkan pandangan-pandangan
fundamentalistik. Fenomenanya, pasca-runtuhnya menara kembar WTC, respon
sebagian besar gerakan Islam Politik bukan malah simpati terhadap korban
kemanusiaan, melainkan makin memperbesar resistensi terhadap barat. Yang
mengemuka adalah semangat anti-barat. Apapun yang datang dari barat senantiasa
dikecam dan ditolak.
Mengerasnya sikap Islam Politik juga seiring dengan kebijakan politik luar
negri Amerika Serikat yang semakin keras juga, terutama menyangkut konflik
Israel-Palestina dan rencana serangan ke Irak. Ini justru memberikan amunisi bagi
reaksi yang semakin kencang dari kalangan Islam Politik.
Perihal yang tidak bisa diabaikan begitu saja, bahwa potensi-pontensi bagi
terbentuknya pemahaman keagamaan yang menjurus pada terorisme dalam tradisi
Islam bisa didapatkan dengan mudah. Biasanya disebabkan oleh pandangan
tekstual terhadap kitab suci. Kamal Abul Madjid (2000) dalam al-Irhab wa al-
Islam (Islam dan Terorisme) membenarkan, bahwa terorisme dalam tradisi Islam
terbentuk melalui pandangan keagamaan yang mengacam dan menakutkan (al-
tahdid wa al-takhwif).
Terorisme dalam bahasa Arab disebut al-irhab. Istilah tersebut digunakan al-
Quran untuk melawan “musuh Tuhan” . (Q.S. 8.60)
Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu
sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan
persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang
selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa
saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup
kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).(60)
Karenanya, kalau kita mencermati gerakan Islam Politik, pandangan
fundamentalistik dan gerakan radikalistik seringkali digunakan untuk melawan
“musuh Tuhan”. Bagi mereka, barat disebut sebagai salah satu simbol musuh
Tuhan.
Dengan itu kita disini akan membahas Terorisme dalam Filsafat Hukum Islam,
yang masalah terorisme itu sendiri menjadi trending topic di dunia saat ini.
PEMBAHASAN
DEFINISI TERORISME
Saat ini belum ada kesatuan definisi mengenai terorisme, bahkan hingga saat
ini belum ada kesatuan definisi mengenai terorisme, baik dari para ahli maupun
konvensi-konvensi internasional, karena tidak mudah untuk di definisikan. Tidak
adanya keseragaman dalam pendefinisian ini, salah satunya dikarenakan terorisme
merupakan objek yang dapat dilihat dari multi-perspektif, seperti politik, psikologi
dan lain sebagainya. Dengan demikian maka definisi terorisme tergantung dari
perspektif mana melihatnya. Selain itu, pendefinisian terorisme sangat syarat
dengan kepentingan politik tertentu.
Dalam hukum pidanan, terorisme dikelompokan bersama-sama dengan
fenomena kriminalitas konvensional. Namun terorisme memiliki banyak aspek dan
berbeda dalam banyak hal dari bentuk kriminalitas biasa. Terorisme merupakan
bentuk kejahatan yang terorganisir, perlu dukungan financial dan membutuhkan
akses senjata dan bahan peledak. Terorisme juga hanya dapat dipertahankan
dengan dukungan politik tertentu. Dengan karakteristik yang demikian itu sehingga
banyak kesulitan dalam mendefinisikan terorisme.
Terorisme dalam bahasa inggris disebut “terrorism” yang berasal dari kata
“terror”, dan pelakunya disebut “terrorist”. Berdasarkan Oxford Paperback
Dictionary, “terror” secara bahasa sebagai diartikan sebagai “extreme fear”
(ketakutan yang luar biasa), “terrifying person or thing” (seseorang atau sesuatu
yan mengerikan). Sedangkan “terrorism” berarti “use of violence and
intimidation, especially for political purposes”.
Senada pengertian di atas, Black’s Law Dictionary mendefinisikan terorisme
sebagai “the use or threat of violence to intimidate or cause panic, esp as a means
of affecting political conduct.”1
Terorisme adalah suatu tindakan yang didasari system nilai dan cara pandang
dunia, sehingga untuk memahaminya memerlukan suatu kerangka dan metodologi
pemikiran yang biasa digunakan dalam tradisi filsafat. Sekedar contoh, seringkali
mereka yang diberi label teroris; pelaku kejahatan itu justru memandang diri dan
aksi terornya sebagai tindakan suci, berguna bagi kemanusiaan. Logika dan bahasa
serta argument yang mereka bangun itu perlu dipahami untuk mencari akar
permasalahan guna mencari solusi perdamaian.2
KARAKTERRISTIK TERORISME
Loudewijk F. Paulus mengemukakan bahwa terorisme memiliki empat
karakteristik ditinjau dari empat macam pengelempokannya. Pertama, karakter
organisasi yang meliputi: organisasi, rekrutmen, penandaan, dan hubungan
internasional. Kedua, karakteristik operasi meliput perencanaan, waktu, taktik dan
kolusi. Ketiga, karakteristik perilaku yang meliputi latihan/kemampuan,
pengalaman perorangan di bidang teknologi, persenjataan, perlengkapan, dan
tranportasi.3
Hasnan Hasbi mengatakan bahwa karateristik terorisme, antara lain:4
1. Pengekploiasian terror sebagai salah satu kelemahan manusia secara
sistematik.
1 Ari Wibowo. Hukum Pidana Terorisme; Kebijakan Formulatif Hukum Pidana dalam Penanggulangan Tindak Pidana Terorisme di Indonesia. Hal.61
2 A.M. Hendropriyono. Terorisme; Fundamentalis Kristen, Yahudi, Islam. Hal.13 Mahrus Ali. Hukum Pidana Terorisme. Hal.64 Mahrus Ali. Hukum Pidana Terorisme. Hal.6
2. Penggunaan unsure pendadakan/kejutan dalam perencanaan setiap aksi
terror.
3. Mempunyai tujuan-tujuan strategi untuk mencapai tujuan politik dan
sasaran-sasaran spesifik pada umumnya.
BENTUK BENTUK TERORISME
Dilihati dari aksi dan organisasinya, teroisme dibedakan menjadi tiga antara
terorisme nasional, terorisme internasional, dan terorisme transnasional.
Aksi terorisme nasional terbatas pada territorial negara tertentu. Sedangkan
terorisme internasional, diarahkan pada orang-orang asing da aset-aset asing,
diorganisasikan oleh pemerinah atau organisasi yang lebih dari satu negara, dan
bertujuan untuk mempengaruhi kebijakan-kebijakan pemerintah asing. Terorisme
transnasional adalah terorisme jaringan global yang mempersiapkan revolusi
global untuk tatanan dunia baru (bagian dari terorisme internasional yang menjadi
radikal).5
Bentuk-bentuk terorisme yang dikemukakn oleh Paul Wilkinson, dapat dilihat
pada tabel dibawah ini:6
Tipe Tujuan Ciri-ciri
Terorisme epifenomenal
(teror dari bawah)
Tanpa tujuan khusus,
sesuatu hasil sampingan
kekerasan horizontal
berskala besar
Tak terencana secara rapi,
terjadi dalam konteks
perjuangan yang sengit
Terorisme revolusioner
(teror dari bawah)
Revolusi atau perubahan
radikal atas system yang
ada
Selalu merupakan
fenomena kelompok,
kepemimpinan, program, 5 Mahrus Ali. Hukum Pidana Terorisme. Hal.96 Mahrus Ali. Hukum Pidana Terorisme. Hal.12
ideology, konspirasi,
elemen paramiliter
Terorisme
subrevolusioner
Motif politik, menekan
pemerintah untuk mengubah
kebijakan atau hukum, perang
politis dengan kelompok rival,
menyingkirkan pejabat
tertentu
Dilakukan oleh kelompok
kecil, bisa individu, sulitt
diprediksi, kadang sulit
dibedakan apakah
psikopatologis atau
kriminal
Terorisme represif (teror
dari atas/terorisme
negara)
Menindas individu atau
kelompk (oposisi) yang
tidak dikehendaki oleh
kelompok penindas
(rezim otoriter/totaliter)
dengan caa likuidasi
Berkembang menjadi
teror massa, ada aparat
teror, polisi rahasia,
teknik penganiyaan,
penyebaran rasa curiga di
kalanganrakyat, wahana
untuk paranoia pemimpin
DAMPAK TERORISME
Terorisme secara faktual dapat menimbulkan bahaya bagi nyawa dan
perekonomian. Abdullah Sumrahadi mengemukakan bahwa terorisme dapat
menimbukan bahaya yang kompleks, antara lain:7
1. Kehidupan sosial dan masyarakat menjadi tertekan, tidak aman, dan
selalu dihatui oleh kekhawatiran dalam melakukan aktivitas. Kondisi ini
dapat mengakibatkan terlanggarnya hak-hak
7
TERORISME SAMA DENGAN JIHAD?
Pada zaman modern, ketika konsep dan standar Eropa menjadi dominan,
tentara, birokrat dan sejarawan Islam selalu menyebut mereka tidak dengan istilah
wilayah ataupun bangsa tetapi sebagai kafir, atau dengan istilah umum yang lebih
tersamar yaitu kaum Frank Roman. Demikian juga, mereka tidak pernah menyebut
pendukung mereka(masyarakat Islam seperti masyarakat Arab) sebagai orang,
Arab atau Persia, ataupun Turki; tetapi mereka mengakui diri mereka sendiri
sebagai kaum muslimin.8
Cara pandang diatas dapat mempengaruhi ummat Islam untuk memerangi
para orang kafir yang memang dari dulu Islam sudah diperjuangkan dari awal
kemenangan hingga akhir kekalahan untuk memerangi orang kafir.
Pada tanggal 23 Februari 1998, koran Arab yang diterbitkan di London,
mencetak teks lengkap “Deklarasi Front Islam Dunia untuk berjihad melawan
Yahudi dan Salibis.” yang pernyataan tersebut ditandatangani oleh Usamah bin
Ladin dan para pemimpin kelompok jihad di berbagai negara. Deklarasi tersebut
dimulai dengan mengutip ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits yang bersifat lebih
militan dan dilanjutkan dengan: “Karena Allah telah membuat Semenanjung Arab,
menciptakan gurunnya, dan dikelilinginya dengan lautan, tidak ada bencana yang
pernah menimpanya seperti kekutan kaum Salibis yang telah menyebar dikawasan
ini seperti belalang, yang memadati tanah, memakan buah, dan menghancurkan
dedaunan yang ada dikawasan tersebut; dan ini terjadi ketika bangsa-bangsa
tersebut berperang melawan kaum Muslimin seperti orang kelaparan yang
memperebutkan semangkuk makanan”.9
8 Bernard Lewis. Krisis Islam. Hal.XXII9 Bernard Lewis. Krisis Islam. Hal.XXIV
Pada akhirnya deklarasi tersebut berujung dengan berbunyi: “Dengan izin
Allah, kami menyerukan kepada setiap Muslim yang beriman kepada Allah dan
berharap pahalanya untuk mematuhi erintah Allah untuk membunuh orang
Amerika dan merapas harta milik mereka dimana ia mendapatinya dan kapan pun
ia bisa. Kami juga menyeru kepada para ulama, pemimpin dan pemuda serta
tentara Muslim untuk melakukan serangan terhadap tentara ‘setan’ Amerika dan
merrka yang bersekutu dengannya, yang menjadi para pendukung ‘setan.’” Yang
ditutup dengan sejumlah kutipan dari kitab suci Al-Quran.10
Pada saat itulah banyak ummat Muslim yang katanya berjihad dengan cara
aksi teror. Padahal disatu sisi para pejuang Palestina (Hamas) misalnya mereka
melawan para orang Kafir yang telah mengambil wilayah dan membunuh para
warga sipil Palestina. Tetapi tetap saja orang-orang Kafir tersebut meyebut para
pejuang Palestina (Hamas) tersebut sebagai teroris karena telah menyerang
negaranya, padahal mereka sendiri yang telah berbuat kejam kepada kaum
Muslimin di Palestina tanpa ampun dan sangat sadis dengan alasan yang tidak
rasional. Di sisi lain ada juga yang namanya ISIS (Islamic State of Iraq and Syria)
yang juga katanya bertujuan untuk memerangi orang-orang kafir. ISIS sendiri
sering disebut sebagai jejaring terorisme di dunia, sampai saat ini pun ISIS masih
melakukan serangkaian aksi-aksi untuk memerangi orang-orang kafir yang sama
dengan para pejuang Palestina (Hamas) tetapi saya anggap berbeda.
HUKUMAN TERORISME DALAM HUKUM ISLAM
Hukuman bagi orang yang melakukan aksi terorisme yang menyebabkan
kerusakan (dalam arti luas) yang pada hukum syari’at secara umum mewajibkan
untuk menjaga 5 perkara pokok dan menjaga kelestariannya dan keselamatannya
(tujuan hukum Islam: Dzaruriyat) yaitu: agama, jiwa, harta, akal, dan keturunan. 10 Bernard Lewis. Krisis Islam. Hal.XXVI-XXVII
Yang telah memperoleh gambaran akan bahaya-bahaya yang sangat besar yang
timbul akibat Jarimah (perbuatan keji) pelampauan batas terhadap Hurumat (hak-
hak suci) kaum muslimin pada jiwa, kehormatan dan harta mereka dan apa-apa
yang disebabkan oleh aksi-aksi perusakan ini berupa hilangnya rasa keamanan
umum dalam negara, timbulnya kekacauan dan kegoncangan dan membuat takut
kaum muslimin atas dirinya maupun harta bendanya.
Al-Ma’idah : 32
Artinya: Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil,
bahwa: barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu
(membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi,
maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang
memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara
kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka
rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian
banyak diantara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam
berbuat kerusakan dimuka bumi.
Al-Ma’idah : 33
Artinya: Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi
Allah dan Rasul-Nya dan membuat kerusakan di muka bumi, hanyalah mereka
dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal
balik, atau dibuang dari negeri (tempat kediamannya). Yang demikian itu (sebagai)
suatu penghinaan untuk mereka didunia, dan di akhirat mereka beroleh siksaan
yang besar.
Dan penerapan hal tersebut merupakan jaminan untuk meratakan
(menyebarkan) rasa aman dan ketentraman dan mencegah orang yang akan
menjerumuskan dirinya dalam perbuatan dosa dan melampaui batas tehadap kaum
muslimin pada jiwa-jiwa dan harta benda mereka. Dan jumhur (kebanyakan) ulama
berpendapat bahwasanya hukum muharabah (memerangi pembuat kerusakan) di
kota-kota dan selainnya adalah sama.
Kerusakan yang mengakibatkan hilangnya jiwa seseorang atau orang banyak
merupakan salah satu yang dinamakan pembunuhan.
An-Nisa : 92
Artinya: Dan tidak layak bagi seorang mukmin membunuh seorang mukmin
(yang lain), kecuali karena tersalah (tidak sengaja), dan barangsiapa membunuh
seorang mukmin karena tersalah (hendaklah) ia memerdekakan seorang hamba
sahaya yang beriman serta membayar diat yang diserahkan kepada keluarganya (si
terbunuh itu), kecuali jika mereka (keluarga terbunuh) bersedekah. Jika ia (si
terbunuh) dari kaum (kafir) yang ada perjanjian (damai) antara mereka dengan
kamu, maka (hendaklah si pembunuh) membayar diat yang diserahkan kepada
keluarganya (si terbunuh) serta memerdekakan hamba sahaya yang beriman.
Barangsiapa yang tidak memperolehnya, maka hendaklah ia (si pembunuh)
berpuasa dua bulan berturut-turut untuk penerimaan taubat dari pada Allah. Dan
adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
KESIMPULAN
Terorisme yang masih menjadi trending topic pada saat ini yang disangkut-
paut kan kepada ummat Islam dan dengan cara berjihad yang menjadi suatu
masalah ummat Islam dalam memahaminya dalam sisi jihad dan terorisme yang
sering para teroris menyebutkan bahwa melakukan aksi teror sama saja dengan
jihad. Jihad sendiri dalam konteks Islam bermakna sebagai “berjuang menegakkan
syariat Islam”. Jihad sendiri juga tidak selalu harus identik dengan perang fisik
tetapi Jihad juga dapat berbentuk perjuangan dalam diri sendiri, perjuangan untuk
orang lain, dan perang dijalan Allah. Padahal Islam sendiri sangat membenci
peperangan tetapi mewajibkan berperang , jika dan hanya jika , muslim diserang
(karena agama) terlebih dahulu dan diusir dari negeri-nya ( sampai suatu batas
mutlak yang ditentukan . Terlalu luas untuk dijabarkan disini ). Contohnya bisa
kita ambil, seperti para pejuang di Palestina (Hamas) mereka memperjuangkan
semua hak-hak mereka yang telah direbut oleh orang-orang kafir dan mereka
memerangi mereka (orang kafir), maka sesungguhnya dalam pengertian diatas para
pejuang Palestina tersebut (Hamas) bisa dibilang mereka (Hamas) sedang ber-Jihad
bukan sebagai Teroris.
An-Nisa : 84
Artinya: Maka berperanglah kamu pada jalan Allah, tidaklah kamu dibebani
melainkan dengan kewajiban kamu sendiri. Kobarkanlah semangat para mukmin
(untuk berperang). Mudah-mudahan Allah menolak serangan orang-orang yang
kafir itu. Allah amat besar kekuatan dan amat keras siksaan(Nya).
Sedangkan terorisme orang yang telah membuat kerusakan di Bumi yang
mengakibatkan kerusakan yang sangat dibenci oleh Allah. Orang yang membuat
kerusakan tersebut seakan menyebutkan mereka sedang ber-Jihad kepada Allah.
Tetapi yang dilakukan malah sebaliknya, mereka malah membuat kerusakan. Yang
bisa membuat nyawa orang melayang. Maka para pelaku terorisme bisa juga
dihukum sebagai seorang pembunuh dalam Hukum Islam.
Ya Allah, jagalah kami dari perbuatan dosa, ampunilah kami dan jagalah kesejahteraan
batin kami.
DAFTAR PUSTAKA
Lewis, Bernard.The Crisis Of Islam: Holy War and Unholy War, atau Krisis
Islam: Antara Jihad Dan Teror Yang Keji, Terj. Ahmad Lukman.Jakarta:
Ina Publikatama, 2004
Adz-Dzahabi, Imam.Al-Kabair, atau Dosa-Dosa Besar.Solo: Pustaka
Arafah, 2007
Al-Maliki, Abdurrahman.Nidzam al-Uqubat, atau Sistem Sanksi Dalam
Islam, Terj. Syamsuddin Ramadlan.Bogor: Pustaka Thariqul Izzah, 2002
Ali, Mahrus.Hukum Pidana Terorisme: Teori dan Praktik.Bekasi: Gratama
Publishing, 2012
Wibowo, Ari.Hukum Pidana Terorisme: Kebijakan Formulatif Hukum
Pidana dalam Penanggulangan Tindak Pidana Terorisme di
Indonesia.Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012
A.M. Hendropriyono.Terorisme; Fundamentalis Kristen, Yahudi,
Islam.,,,,:Kompas, 2009
Wira Mandiri (2008).Hukum bagi Pelaku Terorisme dalam Syari’at
Islam.From http://ulamasunnah.wordpress.com/2008/08/13/hukum-bagi-
pelaku-terorisme-dalam-syariat-islam/
T2ufik.Apasih Jihad itu?.From https://pejuan6.wordpress.com/apa-sih-
jihad-itu/
Zuhairi Misrawi.Islam dan Terorisme.From http://islamlib.com/?
site=1&aid=286&cat=content&cid=11&title=islam-dan-terorisme
Holiq (2013).Terorisme dalam Kacamata Islam.From
http://www.eramuslim.com/konsultasi/konspirasi/terorisme-dalam-kaca-
mata-islam.htm#.VHTqRTSUeSo