tesis manajemen pendidikan karakter disiplin dan...
TRANSCRIPT
i
TESIS
MANAJEMEN PENDIDIKAN KARAKTER DISIPLIN DAN
TANGGUNG JAWAB DI MADRASAH TSANAWIYAH
PESANTREN SATU ATAP MANBAUS SA’DIYAH
KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG
Disusun Oleh:
NUR SAID
12010160047
Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan
untuk gelar Magister Pendidikan
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2019
v
ABSTRAK
Nur Said. Manajamen Karakter Disiplin dan Tanggung Jawab di Madrasah
Tsanawiyah Pesantren Satu Atap Manbaus Sa‟diyah Kecamatan Bandungan
Kabupaten Semarang. Tesis Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Program
Pascasarjana, Institut Agama Islam Negeri Salatiga, 2019, Pembimbing Dr. Muna
Erawati, M.Si.
Penelitian ini dilatar belakangi tentang adanya pendidikan karakter yang
marak dirancang untuk merealisasikan gambaran pendidikan yang tidak hanya
menekankan pada ranah kognitif saja, melainkan bagaimana caranya pendidikan
mempunyai dampak dalam sisi kearifan bagi anak didik dalam berperilaku.
Dekadensi moral dan merosotnya tanggung jawab di masyarakat, menjadi alasan
bagi MTs PSA Manbaus Sa‟diyah untuk memfokuskan pendidikan karakter di
lingkungannya, terkhusus pada karakter disiplin dan tanggung jawab. Peneliti
merasa tertarik dengan pendidikan karakter di MTs tersebut karena pendidikan
karakter yang dibangun melalui kurikulum yang terintegrasi anatara pendidikan
sekolah dan pendidikan psantren.
Metode penelitian yang digunakan untuk menyusun penelitian ini adalah
field research (penelitian lapangan), dengan metode tersebut peneliti melakukan
wawancara langsung terhadap guru, siswa dan kepala sekolah, dan menggali data
melalui arsip madrasah. Penelitian ini bertujuan untuk mendalami pendidikan
karakter yang disusunoleh Manbaus Sa‟diyah dan diterapkan pada seluruh pelaku
pendidikan di lingkungan madrasah tersebut. Selain itu peneliti juga memberikan
fokus tambahan dalam regulasi manajemen pendidikan karakter disiplin dan
tanggung jawab yang dipraktikkan di MTs Manbaus Sa‟diyah.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa penemuan
terkait pendidikan karakter disiplin dan tanggung jawab di MTs Manbaus
Sa‟diyah, yaitu: 1) Perencanaan pendidkan karakter melibatkan guru, kepala
sekolah dan persetujuan dari komite madrasah. Bahan rancangan pendidikan
karakter di MTs Manbaus Sa‟diyah adalah kurikulum pendidikan agama dan budi
pekerti dari kirikulum nasional dan pendidikan agama yang ada di pesantren
Manbaus Sa‟diyah. 2) Pelaksanaan program pendidikan karakter merupakan
semua komponen di MTs Manbaus Sa‟diyah, seperti guru, kepala madrasah,
pegawai dan melibatkan pihak pesantren sebagai pengawas. 3) Evaluasi yang
dilakukan untuk memperbaiki manajemen pendidikan karakter disiplin dan
tanggung jawab, dilakukan secara struktural dari bawah ke atas, dari anak didik
sampai kepala MTs Manbaus Sa‟diyah.
Kata Kunci: Peraksanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi Pendidikan Karakter,
Karakter Disiplin, Karakter Tanggung Jawab.
vi
ABSTRACT
Nur Said. Manajemen Pendidikan Karakter Disiplin dan Tanggung Jawab di
Madrasah Tsanawiyah Pesantren Satu Atap Manbaus Sa‟diyah Kecamatan
Bandungan Kabupaten Semarang. Tesis Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI).
Program Pascasarjana, Institut Agama Islam Negeri Salatiga, 2019, Pembimbing
Dr. Muna Erawati, M.Si.
The background of this research is that the existence of character
education is rife designed to realize the picture of education that not only
emphasizes the cognitive domain, but how education has an impact on the
wisdom of students in behaving. Moral decadence and deterioration of
responsibility in the community, became the reason for MTs PSA Manbaus
Sa'diyah to focus on character education in their environment, especially in the
character of discipline and responsibility. Researchers felt interested in character
education at MTs because character education was built through an integrated
curriculum between the moral education of Manbaus Sa'diyah Islamic boarding
school and the curriculum of the ministry of religion.
The research method used to compile this research is field research (field
research), with this method researchers conduct direct interviews with teachers,
students and principals, and explore data through madrasa archives. This study
aims to explore the character education compiled by Manbaus Sa‟diyah and
applied to all education actors in the madrasa environment. In addition, the
researcher also provided additional focus in the management regulation of
character education in discipline and responsibility practiced at MTs Manbaus
Sa'diyah.
Based on the research that has been done, there are several findings related
to character education discipline and responsibility at MTs Manbaus Sa'diyah,
namely: 1) Character education planning involves teachers, principals and
approval from the madrasa committee. The design material for character
education at MTs Manbaus Sa‟diyah is a religious education curriculum and
character from the Ministry of Religion and religious education in the Manbaus
Sa'diyah boarding school. 2) Executors of character education programs are all
components of MTs Manbaus Sa'diyah, such as teachers, madrasa principals,
employees and involve boarding schools as supervisors. 3) Evaluations conducted
to improve education management character of discipline and responsibility are
carried out structurally from the bottom up, from students to the heads of MTs
Manbaus Sa'diyah
Keywords: Implementation, Implementation and Evaluation of Character
Education, Discipline Character, Character Responsibility
vii
MOTTO
Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah
untuk Allah, Tuhan semesta alam.(Q.S Al An’am, 6:162)
viii
PRAKATA
Puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT yang senantiasa
memberikan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya, serta pertolongannya sehingga tesis
ini dapat terselesaikan. Salawat serta salam tak lupa penulis sampaikan untuk
baginda Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan tauladan yang baik
kepada umatnya, sehingga memberikan motivasi tersendiri bagi penulis dalam
menuntut ilmu pengetahuan dan menyelesaikan tesis ini.
Tesis yang berjudul “Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi Pendidikan
Karakter Disiplin dan Tanggung Jawab di Madrasah Tsanawiyah Pesantren Satu
Atap Manbaus Sa‟diyah Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang .”ini
disusun guna memberikan kontribusi di bidang keilmuan. Dalam penyusunannya,
penelitian ini tidak dapat terselesaikan dengan mudah tanpa adanya dukungan,
arahan, bantuan, bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan penuh
rasa hormat dan kerendahan hati penulis ingin berterima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Zakiyuddin Baidhawy, M.Ag. selaku Rektor IAIN
Salatiga
2. Bapak Prof. Dr. Widiyanto, M. A Selaku Direktur Pascasarjana IAIN Salatiga
dengan segala kebiksanaannya memudahkan dalam terselesaikannya tesis ini.
3. Bapak Dr. Ruwandi, M.A selaku Kaprodi Pendidikan Agama Islam
Pascasarjana IAIN Salatiga, yang memberikan arahan terhadap pembahasan
Tesis.
4. Ibu Dr. Muna Erawati M.Si. Selaku dosen pembimbing tesis, yang senantiasa
memberikan bimbingan, arahan, petunjuk-petunjuk penyusunan tesis, dan
memberikan tambahan wawasan mengenai penulisan dan karya ilmiah.
5. Guru Besar dan dosen beserta staff Pascasarjana IAIN Salatiga.
6. Kepala sekolah MTs PSA Manbaus Sa‟diyah, beserta segenap guru dan
siswa-siswi yang telah membantu dalam penggalain informasi terkait data
penelitian.
ix
7. Teman-teman perkuliahan di Pascasarjana IAIN Salatiga, yang selalu
memberikan suport untuk tercapainya cita-cita sebagai seorang magister
pendidikan.
8. Rekan-rekan kerja di kantor KORWIL bidang pendidikan Kecamatan
Bandungan Kabupaten Semarang.
Semarang, 31 Juli 2019
Nur Said
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ..................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN DARI TIM SIDANG TESIS ................ iii
PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................. iv
ABSTRAK ............................................................................................... v
MOTTO ................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ............................................................................. viii
DAFTAR ISI ............................................................................................ x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................... 4
C. Signifikansi Penelitian ..................................................... 4
D. Kajian Pustaka ................................................................. 6
E. Metode Penelitian ............................................................ 11
F. Sistematika Penulisan ...................................................... 13
BAB II PROFIL DAN PERENCANAAN PENDIDIKAN
KARAKTER DI MTs PSA MANBAUS SA’DIYAH
A. Sejarah Singkat Madrasah Tsanawiyah Pesantren Atap 14
xi
Manbaus Sa‟diyah………………………………………
B. Pendidikan Karakter Di Lingkungan Pendidikan
Formal…………………………………..……………… 17
C. Perencanaan Pendidikan Karakter Karakter Tanggung
Jawab Bagi Siswa………………………………..……..
22
BAB III PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER
DISIPLIN DAN TANGGUNG JAWAB DI MADRASAH
TSANAWIYAH PESANTREN SATU ATAP
MANBAUS SA’DIYAH
A. Pentingnya Karakter Disiplin Bagi Siswa……………… 24
B. Pentingnya Karakter Tanggung Jawab Bagi Siswa…….. 24
C. Pelaksanaan Pendidikan Karakter Disiplin Dan
Tanggung Jawab………………………………………...
27
BAB IV EVALUASI PENDIDIKAN KARAKTER DAN
TANGGUNG JAWAB DI MADRASAH
TSANAWIYAH PESANTREN SATU ATAP
MANBAUS SA’DIYAH
A. Instrumen Evaluasi Pendidikan Karakter Disiplin Dan
Tanggung Jawab………………………………………...
32
B. Realisasi Evaluasi Pendidikan Karakter Disiplin Dan
Tanggung Jawab………………………………………...
35
BAB V PENUTUP
A. Simpulan……………………………………………….. 38
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan di Indonesia dewasa ini sedang mendapatkan sorotan,
baik dari pemerintah maupun pihak-pihak yang berkaitan langsung dengan
aspek pendidikan. Pada mulanya pertumbuhan pendidikan selalu berawal
dari bentuk pembelajaran yang terselenggara di masyarakat dalam bentuk
informal atau sistem pembelajaran tradisional. Wujud pendidikan yang ada
mengikuti dalam kehidupan sehingga prosesnya bercorak simbiosis yaitu
menyatu dengan hidup dan interaksi sosial.
Lembaga pendidikan setidak-tidaknya mampu memberikan bekal
pengetahuan dan kecakapan terhadap peserta yang dididik. Pemberian
informasi serta pengetahuan itupun semata-mata tidak melulu saklek pada
teks yang tertulis, namun perlu disesuaikan dengan perkembangan
peradaban jaman. Dalam Suprayogo dan Tobroni dikemukakan bahwa
perkembangan ilmu pengetahuan terjadi antara lain disebabkan oleh fitrah
manusia sebagai makhluk yang memiliki rasa ingin tahu, mencari dan
berpihak pada hal kebenaran. Di samping itu manusia juga memiliki sikap
hanif (akal budi) yaitu keinginan yang tidak terbatas untuk menggapai
yang terbaik dalam kehidupanya. Tuntunan fitrah dan hanif manusia
tersebut dapat terpenuhi apabila manusia memperoleh pengetahuan yang
sistematis dan mampu memecahkan masalah yang dihadapi teknologi.1
Ketakwaan yang dimiliki manusia, maka akan melahirkan karakter
yang baik. Manusia yang mempunyai karakter yang baik, apabila diberi
amanah menjadi pemimpin sebuah negara, maka negara tersebut akan
dikelola menjadi negara yang adil dan makmur. Sebaliknya, jika manusia
mempunyai karakter buruk, maka tunggulah kehancuran. Menyadari
begitu pentingnya karakter bangsa yang harus dimiliki manusia, para
founding father (bapak pendiri bangsa) paling tidak ada tiga tantangan
1 Suprayogo & Tobroni, Metodologi Sosial Agama, Bandung: Rosdakarya, 2003, 3.
2
besar yang harus dihadapi, pertama, mendirikan negara yang bersatu dan
berdaulat. Kedua, membangun bangsa. Ketiga, pembangunan karakter
bangsa (nation and character building).2
Lembaga pendidikan adalah suatu tempat institusi pendidikan
yang menawarkan kegiatan dalam proses belajar baik itu pendidikan
formal ataupun nonformal. Seperti sekolah pada umumnya MTs Manbaus
Sa‟diyah merupakan sekolah menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar
secara formal. Sesuai dengan tujuan Undang-Undang Nomor 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3, tujuan pendidikan
nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab3. Peran pendidikan
sekolah merupakan salah satu faktor penting untuk membentuk
kepribadian siswa selain lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat.
Pada dasarnya MTs Mambaus Sa‟diyah merupakan sekolah yang
menerapkan sekolah berbasis pesantren, sekolah ini menanamkan nilai-
nilai pedidikan agama yang di terapkan pada kegiatan belajar mengajar di
sekolah. Karakter bangsa yang mulai luntur di tengah arus globalisasi dan
modernisasi seperti sekarang ini harus segera diatasi. Salah satu upaya
yang dapat dilakukan adalah melalui sistem pendidikan yang
mencerdaskan sekaligus mencerahkan seperti yang diterapkan di sekolah
berbasis pesantren. Pilihan memadukan sistem pendidikan di sekolah
formal dan di pondok peantren ini diambil setelah melihat dan mengamati
secara seksama mutu pendidikan yang dilahirkan oleh masing-masing
sistem. Secara umum, sekolah dan pondok pesantren merupakan dua
lembaga pendidikan yang masing-masing memiliki keunggulan yang
berbeda satu sama lain. Apabila keunggulan dari kedua lembaga
2 Samani, Muchlas dan Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter, Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2011, 1. 3 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3,
Tujuan Pendidikan Nasional.
3
pendidikan itu dipadukan, maka akan tercipta sebuah kekuatan pendidikan
yang kuat dan berpotensi mampu menghasilkan generasi muda Indonesia
yang unggul, handal, dan berkarakter.
Dengan pertimbangan dalam rangka mewujudkan bangsa yang
berbudaya melalui penguatan nilai-nilai religius, jujur, toleran, disiplin,
bekerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat
kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta
damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan bertanggung
jawab, pemerintah memandang perlu penguatan pendidikan karakter. Atas
dasar pertimbangan tersebut, pada 6 September 2017, Presiden Joko
Widodo telah menandatangani Peraturan Presiden (Perpres) Nomor: 87
Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter. Menurut Perpres ini,
memiliki tujuan: a. membangun dan membekali Peserta Didik sebagai
generasi emas Indonesia Tahun 2045 dengan jiwa Pancasila dan
pendidikan karakter yang baik guna menghadapi dinamika perubahan di
masa depan; b. mengembangkan platform pendidikan nasional yang
meletakkan pendidikan karakter sebagai jiwa utama dalam
penyelenggaraan pendidikan bagi Peserta Didik dengan dukungan
pelibatan publik yang dilakukan melalui pendidikan jalur formal,
nonformal, dan informal dengan memperhatikan keberagaman budaya
Indonesia; dan c. merevitalisasi dan memperkuat potensi dan kompetensi
pendidik, tenaga kependidikan, Peserta Didik, masyarakat, dan lingkungan
keluarga dalam mengimplementasikan penguatan pendidikan karakter4.
Sekolah yang menerapkan pendidikan integrasi antara sekolah
formal dan pendidikan pesantren merupakan salah satu sekolah yang unik
untuk diteliti. Pendidikan karakter pada pengembangan diri siswa juga
mempunyai hal yang unik untuk di teliti. Secara fokus pada pendidikan
karakter disiplin dan tanggung jawab untuk mencapai kesuksesan dalam
hal belajar di sekolah.
4 Perpres Nomor: 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter.
4
Secara geografis sekolah MTs Manbaus Sa‟diyah terletak di
lingkungan wisata. Lokasi sekolah di kecamatan Bandungan yang tidak
jauh dari pusat keramaian sehingga lingkungan sekolah ini di pengaruhi
oleh beberapa faktor yang memungkinkan siswa untuk absen mengikuti
kegiatan belajar mengajar. Dengan keadaan tersebut, menjadi sebuah
tantangan tersendiri untuk mengadakan penelitian yang berkaitan dengan
pedidikan karakter disiplin dan tanggung jawab di sekolah yang
mempunyai pengaruh lingkungan kurang kondusif dalam mengadakan
kegiatan belajar mengajar.
Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan penulis untuk
melakukan penelitian di sekolah tersebut. Pertama lingkungan sekolah
yang cenderung menstimulus siswa berfikir kurang baik. Kedua respon
guru dalam menyikapi sekolah tersebut dan menjaga siswa didiknya agar
tetap dalam jalur berfikir positif dan menjadi siswa yang disiplin dan
bertanggung jawab. Ketiga langkah-langkah guru dalam memformulasikan
dan mengevaluasi pendidikan karakter sehingga pelajaran yang di berikan
dapat tertanam pada anak didik agar tidak mengikuti lingkungan yang
kurang baik.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah perencanaan pendidikan karakter disiplin dan tanggung
jawab di MTs Pesantren Satu Atap Manbaus Sa‟diyah dan kecamatan
Bandungan kabupaten Semarang?
2. Bagaimana pelaksanaan pendidikan karakter kedisiplinan dan
tanggung jawab siswa di MTs Pesantren Satu Atap Manbaus Sa‟diyah
kecamatan Bandungan kabupaten Semarang?
3. Bagaimana evaluasi pendidikan karakter kedisiplinan dan tanggung
jawab siswa dalam mengikuti kegiatan-kegiatan formal di MTs
Pesantren Satu Atap Manbaus Sa‟diyah kecamatan Bandungan
kabupaten Semarang?
5
C. Signifikansi Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini sangat penting dilakukan, agar kita dapat
mengetahui apa sajakah yang memberikan fondasi dalam lembaga
pendidikan di Indonesia yang terwujudkan dalam MTs PSA Nurul
Amal, dan seperti apakah corak pendidikan Islam yang kita anut,
maka tujuan penelitain ini yaitu:
a. Untuk mengetahui deskriptif pendidikan karakter disiplin dan
tanggung jawab di MTs Pesantren Satu Atap Manbaus Sa‟diyah.
b. Untuk mengetahui pelaksanaan pendidikan karakter disiplin dan
tanggung jawab siswa di MTs Pesantren Satu Atap Manbaus
Sa‟diyah.
c. Untuk mengetahui evaluasi pendidikan karakter kedisiplinan dan
tanggung jawab siswa dalam mengikuti kegiatan formal di MTs
Pesantren Satu Atap Manbaus Sa‟diyah.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat teoritis
Penelitian ini, diharapkan dapat memberikan sumbangsih
keilmuan dalam dunia pendidikan di sekolah. Dalam pendidikan
karakter sekolah yang bisa di terapkan pada mata pelajaran
Aqidah Akhlaq. Lembaga pendidikan, agar menjadi referensi
tambahan bagi peneliti selanjutnya dan bisa membuka tabir
keilmuan dari sisi yang berbeda, seperti geneologi keilmuan yang
diformulasi dan diimplementasi lembaga pendidikan yang
berkaitan.
b. Manfaat praktis
Sedangkan bagi peneliti sendiri, agar bisa membuka
wawasan seluas-luasnya tentang pelaksanaan dan evaluasi
pendidikan karater disekolah. Sehingga guru bisa menjadikan
hasil penelitian ini untuk menjadi acuan dalam pengembangan
pendidikan karakter di sekolah.
6
D. Kajian Pustaka
Penelitian yang dilakukan ini mempunyai kemiripan dengan penelitian-
penelitian terdahulu yang membahas tentang perilaku sosial Islami, berikut
adalah beberapa penelitiannya:
1. Kajian terdahulu
Penelitian yang dilakukan Jacques S. Benninga dari California
State University, Fresno. Dengan judul “The Relationship Of Character
Education Implementation And Academic Achievement In Elementary
Schools” dengan hasil penemuan sekolah yang menerapkan pendidikan
karakter akan menghasilkan nilai akademis yang maksimal. Hal ini
sudah di terapkan selama dua tahun. 5 Sebelum menanamkan
pendidikan karakter sekolah tersebut di rasa kurang dalam penilaian
pendidikan karakter.
Penelitian yang dilakukan Hibur Tanis dengan judul
“Pendidikan “Character Building” Dalam Membentuk Kepribadian
Mahasiswa” dengan hasil penemuan pentingnya pembelajaran
character building sebagai bagian pendidikan karakter dalam sistem
pendidikan formal.6
Penelitian yang dilakukan oleh Nur Ainiyah yang berjudul
“Pembentukan Karakter Melalui Pendidikan Agama Islam” dengan
hasil pembahasanya bahwa pembelajaran PAI adalah pembentukan
kepribadian pada diri siswa yang tercermin dalam tingkah laku dan
polanya dalam kehidupan sehari-hari.7
Penelitian yang dilakukan oleh M. Ihsan Dacholfany yang
berjudul “Leadership style in character education” penelitian ini
5 Jacques S. Benninga,”The Relationship Of Character Education Implementation And
Academic Achievement In Elementary Schools”, Journal of Research in Character Education,
Vol. 1, No. 1 (2003): 19-32 . 6 Hibur Tanis, “Pendidikan Character Dalam Membentuk Kepribadian Mahasiswa”,
INSANI, Vol. 13 No. 2 (2012): 92-98. 7 Nur Ainiyah, “Pembentukan Karakter Melalui Pendidikan Agama Islam”, Al-Ulum, Vol
13, No.1 (2013): 25-38.
7
menghasilan tentang tujuan pendidikan dalam memahami gaya
kepemimpinan dan membangun karakter sehingga bisa menghasilkan
peserta didik yang berperilaku sebagai seorang insan kamil.8
Penelitian yang dilakukan oleh Nana Herdiana Abdurrahman
yang berjudul “Character education in islamic boarding school based
SMA Amanah”. Penelitian ini menghasilkan tentang kebijakan kepala
sekolah, metode yang digunakan, karakter siswa, dan masalah yang
dihadapi serta upaya yang dilakukan dalam penyelenggaraan
pendidikan karakter di SMA berbasis pesantren.9
Beberapa penelitian yang ada di atas mempunyai fokus utama
dalam pendidikan karakter, akan tetapi tidak memberikan penekanan
terhadap karakter disiplin dan tanggung jawab dalam mengikuti
pembelajaran formal dalam sekolah yang berada dalam suatu lingkup
yayasan, sehingga peneliti merasa tertarik untuk membuat penelitian
terkait pendidikan karakter disiplin dan tanggung jawab yang berada di
madrasah yang berafiliasi dengan pondok pesantren di MTs Manbaus
Sa‟diyyah.
2. Kerangka teori
a. Perencanaan
Perperencanaan merupakan salah satu prinsip manajemen
dalam pendidikan , tanpa perencanaan pendidikan yang matang
tidak akan berjalan dengan baik. Adapun arti perencanaan dapat
dikemukakan dalam The Free Encyclopedia, planning in
organizations and public policy is both the organizational process
of creating and maintaining a plan; and the psychological process
of thingking about the activities required to create a desired goal
on some scale. Perencanaan dalam organisasi dan kebijakan publik
adalah proses menciptakan dan memelihara rencana, serta proses
8 M. Ihsan Dacholfany, “Leadership Style Character Education at The Darussalam
Gontor”, Al-Ulum, Vol. 15, No. 2 (2015): 447-464. 9 Nana Herdiana Abdurrahman, ”Character Education In Islamic Boarding School Based
SMA Amanah”, Pendidikan Islam, Vol. 2, No. 2 (2016): 287-305
8
psikologis berfikir tentang kegiatan yang dibutuhkan untuk
membuat suatu tujuan yang di kehendaki pada skala tertentu.10
Secara sederhana perencaan merupakan kegiatan menyusun
segala sesuatu yang dibutuhkan untuk mendapatkan hasil yang
ingin di capai.
b. Pelaksanaan
Menurut George R. Terry penggerakan adalah tindakan
mengusahakan hubungan-hubungan kelakuan ang efektif antara
orang-orang, sehingga mereka dapat bekerjasama secara efisien.
Dengan demikian mereka dapat memperoleh kepuasan pribadi
dalam melaksanakantugas-tugas tertentu dalam kondisi lingkungan
tertentu guna mencapai tujuan atau sasaran tertentu11
.
Dalam dunia pendidikan khususnya pendidikan lembaga
Islam perlu dilakukan beberapa hal untuk menunjang semua
kegiatan yang akan dilaksanakan. Dalam proses actuating
(penggerakan) ini hal yang perlu dilakukan yaitu memilh seorang
pemimpin yang akan bertanggung jawab pada semua kegiatan yang
akan dilaksanakan. Karena pada hakikatnya pemimpin adalah
seorang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi
perilaku orang lain didalam kerjanya dengan menggunakan
kekuasaan. Jadi dalam hal ini pimpinan dalam lembaga pendidikan
mempunyai kekuasaan untuk mengatur segala aktifitas yang akan
berlangsung dilaksanakan.
c. Evaluasi
Evaluasi merupakan bagian dari kegiatan kehidupan
manusia sehari hari. Didasari ataun tidak orang sering melakukan
evaluasi, baik pada dirinya sendiri, keluarga, atau lingkungan.
Secara etimologi, evaluasi berasal dari bahasa inggeris, yaitu 10
Hamdani, Dasar-dasar Kependidikan, Bandung: Pustaka Setia, 2011, 22. 11 Syahrial Abbas, Manajemen perguruan tinggi: Beberapa Catatan. Jakarta: Prenada
Media Group. 2009, 101.
9
„evaluations”. Sementara dalam bahasa arab disebut dengan Al
Taqdir. Dalam bahasa Indonesia disebut dengan penilaian.
Menurut Slameto (1998:6), evaluasi dapat diartikan sebagai
kegiatan yang direncanakan dengan cermat. Selain itu harus
bernilai positif mendorong dan mengembangkan kemampuan
siswa, kemampuan guru, serta menyempurnakan program
pengajaran.12
karakter dapat diartikan sebagai seperangkat kegiatan yang
telah di programkan, sehingga proses pelaksanaannya memerlukan
tinjauan ulang untuk melihat proses program tersebut dilaksanakan,
apa-apa yang telah dicapai, bagaimana kuantitas dan kualitas
keluarannya, apakah sasaran telah dicapai, dan serentetan
pertaanyaan lainnya. Semua hal itu dapat diketahui setelah
diadakan pengukuran dan penilaian secara objektif.
d. Karakter Disiplin
Disiplin menurut Johar (2010) merupakan suatu keadaan
yang terbentuk dari proses serta rangkaian perilaku yang
menggambarkan nilai-nilai kepatuhan, ketaatan, kesetiaan,
keteraturan, atau ketertiban. Jadi, disiplin berarti kepatuhan pada
peraturan atau taat pada pengawasan, serta pengendalian untuk
mengembangkan diri berperilaku tertib. Disiplin individu serta
masyarakat sangat penting dan harus dikembangkan pada semua
lini kehidupan. Kemajuan seseorang maupun sebuah kelompok
masyarakat mungkin dapat terjadi apabila diterapkan disiplin yang
baik dalam kehidupan sehari-harinya. Sumber daya manusia yang
unggul sangat diperlukan dalam era globalisasi. Sumber daya
manusia yang unggul akan tercipta apabila ada kesadaran diri dari
hati nurani untuk menerapkan disiplin diri yang baik.13
12
Anas Salahudin, Pendidikan Karakter Pendidikan Berbasis Agama dan Budaya,
Bandung: Pustaka Setia, 2013, 264. 13
Faizatul Lutfia Yasmin, “Hubungan Disiplin Dan Tanggung Jawab Siswa”, Jurnal
Pendidikan, Vol. 1, No. 4 (April 2016), 692-697.
10
Jadi pada dasarnya disiplin adalah perbuatan segala sesuatu
yang dudah menjadi peraturan dan kebijakan yang di buat dan di
sepakati dalam suatu kelompok.
e. Karakter Tanggung jawab
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), tanggung
jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya (kalau
ada sesuatu hal, boleh dituntut, dipersalah-kan, diperkarakan dsb.
Menurut Narwanti (2011: 30) dalam Fitriastuti (2014) tanggung
jawab adalah sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan
tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap
diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya),
Negara dan Tuhan Yang Maha Esa. Menurut Aziz (2012) dalam
Pasani, dkk (2016), menciptakan peserta didik menjadi orang-
orang bertang-gung jawab harus dimulai dari memberikan tugas-
tugas yang kelihatan sepele. Misalnya tidak membuang sampah di
dalam kelas atau sembarang tempat. Tidak perlu ada sanksi untuk
pembelajaran ini, cukup peserta didik ditumbuhkan akan kesadaran
akan tugas. Sehingga tugas itu akhirnya berubah menjadi
kewajiban membuang sampah pada tempatnya. Karakter tanggung
jawab sebagai salah satu pendidikan karakter tentunya terdapat
karakteristik dalam pelaksanaanya. Dikutip dari Direktorat Tenaga
Kependidikan (2007:6) dalam Pasani, dkk (2016), tanggung jawab
individu berarti seorang yang berani berbuat, berani bertanggung
jawab tentang segala resiko dari perbuatannya.14
Segala perbuatan yang telah kita lakukan baik sengaja
maupun tidak segaja pasti ada resiko yang harus kita tanggung.
Segala yang diperperbuat juga harus menerima konsekuensinya
dengan cara mempertanggungjawabkan segala perbuatan.
14
Risma Fadila Ardila, “Pendidikan Karakter Tanggung Jawab dan Pembelajarannya di
Sekolah”, Inovasi Pendidikan Bunga Rampai Kajian Pendidikan Karakter, Literasi, dan
Kompetensi Pendidik dalam Menghadapi Abad 21, Solo, 2017, FKIP, Universitas Sebelas
Maret.
11
E. Metode Penelitian
1. Jenis penelitian
Penelitian ini tergolong penelitian penelitian lapangan (Field
Research). Penelitian ini dilakukan secara intensif, terperinci dan
mendalam terhadap suatu objek tertentu dengan mempelajari sebagai
suatu kasus.15
Pengumpulan data data dilapangan sebagai
pemusatannya seperti pendidikan sekolah merupakan penelitian
deskriptif kualitatif.
2. Lokasi penelitian dan subyek penelitian
Lokasi penelitian dilakukan menunjuk pada MTs Pesantren
Satu Atap Manbaus Sa‟diyah kecamatan Bandungan.Sekolah ini
adalah sekolah yang terintegrasi dengan lembaga pondok pesantren.
Subjek penelitian yang dituju yaitu dewan guru, siswa dan materi
pelajar yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar.
3. Metode pengumpulan data
Metode pengumpulan data untuk memeperoleh data yang
akurat mengenahi obyek penelitian, maka penulis akan menggunakan
ciri khas penelitian kualitatif, yaitu melalui hasil wawancara,
pengamatan, dan dokumentasi.16
a. Wawancara
Dalam hal ini wawancara akan dilakukan oleh peneliti
kepada responden diantara yaitu kepala sekolah, guru dan murid.
Informasi yang perlu di gali dalam wawancara adalah bagaimana
konsep pendidikan karakter disiplin dan tanggung jawab yang
telah dilaksanakan di sekolah tersebut.
b. Pengamatan
Untuk mencari data peneliti terjun langsung ke lapangan,
dan akan mengamati semua hal kegiatan sekolah dan materi
pelajaran yang berkenaan dengan kedisiplinan dan tanggung
15
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitaif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005,9. 16
Lexy J, Moleong, Metode Penelitian Kualitatif..., 9.
12
jawab siswa di sekolah khususnya pada kegiatan belajar
mengajar. Pengamat di lakukan supaya mendapat hasil yang
sesuai di lapangan.
c. Dokumentasi
Dokumen-dokumen yang terhimpun kemudian dipilih dan
disesuaikan dengan tujuan dan fokus masalah. Agar lebih dapat
memahami hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan siswa peneliti
akan mencoba menggali informasi dari sumber dokumentasi
yakni mulai dari buku siswa, buku absen, buku kegiatan siswa di
kelas. Dari dokumen tersebut peneliti dapat memilih data yang
akan ditulis dalam penelitiannya.
4. Tehnik analisis data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
dengan menggunakan prisip-prinsip deskriptif.17
Aktifitas dalam
analisis data pada penelitian ini terdiri dari empat komponen yang
inheren, yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan
penarikan kesimpulan/verifikasi.
5. Triangulasi Data
Triangulasi data merupakan sebuah cara untuk mendapatkan
data secara absah dengan menggunakan metode ganda, dalam
triangulasi data juga tercantum teknik pemeriksaan keabsahan data
dengan cara memanfaatkan sesuatu di luar data itu sendiri, guna
pengecekan atau pembanding data itu sendiri.18
Jadi sebagai sara
mengurangi subjektivitas dalam penyajian data, peneliti melakukan
tinjauan dari berbagai aspek. Data yang disajikan oleh peneliti
berdsarkan realita yang ada, dan setelah disajikan, data tersebut
dicross check dari berbagai sumber yang ada. Pertama, dari
wawancara yang ditujukan kepada informan, baik guru, TU dan siswa.
17
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kpmpetensi dan Praktiknya, Jakarta: Bumi
Aksara. 2009, 86. 18
Bachtiar. S Bachri, “Meyakinkan Validitas Data Melalui Triangulasi Pada penelitian
Kualitatif”, Jurnal Teknologi Pendidikan, Vol. 10 No 1 (April, 2010), 56
13
Kedua dari hasil pengamatan saat observasi di lapangan, apakah sudah
sesuai dengan hasil yang didapat saat wawancara ataukah muncul hal-
hal yang sifatnya kontradiktif. Dan yang ketiga, dengan menyesuaikan
arsip-arsip kegiatan yang sudah dilakukan oleh sekolah.
F. Sistematika Penulisan
Bab pertama, Pendahuluan, bab ini membahas latar belakang
masalah, rumusan masalah, signifikansi penelitian, kajian pustaka,
kerangka teori, dan metode penelitian.
Bab kedua, profil sekolah dan perencanaan pendidikan karakter
disiplin dan tanggung jawab di MTs PSA Nurul Amal kecamatan
Bandungan yang berkaitan dengan kedisiplinan dan tanggung jawab siswa.
Bab ketiga, berisi tentang mengenai pelaksaaan dan penerapan
yang dilakukan sekolah dalam melaksanaakan pendidikan karakter disiplin
dan tanggung jawab.
Bab keempat, dalam bab ini penulis mendiskripsikan tentang
evaluasi pendidikan karakter kedisiplinan dan tanggung jawab siswa
dalam sekolah.
Bab kelima, mengemukakan tentang simpulan, saran, dilengkapi
dengan daftar putaka, dan lampiran-lampiran.
14
BAB II
PROFIL DAN PERENCANAAN PENDIDIKAN KARAKTER MADRASAH
TSANAWIYAH PESANTREN SATU ATAP MANBAUS SA’DIYAH
A. Sejarah Singkat Madrasah Tsanawiyah Pesantren Satu Atap Manbaus
Sa’diyah
Letak Geografis Madrasah Tsanawiyah Pesantren Satu Atap Manbaus
Sa‟diyah terletak di dusun Kaliwinong, yaitu di Desa Banyukuning,
Kecamatan Bandungan, Kabupaten semarang. Madrasah ini terletak sebalah
selatan obyek wisata Candi Gedong Songo, Taman Bunga Celosia Bandungan
dan Taman King Garden. Dari kantor kecamatan Bandungan kearah barat
kurang lebih 2 km. Madrasah Tsanawiyah Pesantren Satu Atap Manbaus
Sa‟diyah kemudian disingkat menjadi MTs PSA Manbaus Sa‟diyah berdiri
atau beroperasi sejak tanggal 01 Juli 2009 dengan tahun pelajaran 2009/2010,
yang mana dalam proses pembelajaara mengajarnya menggunakan gedung
sekolah yang belum sepenuhnya jadi. Ketika itu sebagian santri tidak di
asrama melainkan pulang pergi dari rumah ke madrasah. Seiring berjalannya
waktu setelah sekolah mengadakan evaluasi terhadap santri-santri yang
mukim ataupun yang tidak mukim ternyata kondisinya sangat
mengkhawatirkan mengingat kawasan atau lingkungan Bandungan merupakan
kawasan wisata dimana banyak sekali terdapat tempat-tempat hiburan yang
tidak pantas untuk dilihat oleh pelajar sehingga di waktu bermusyawarah
dengan pihak-pihak pesantren dan ditetapkan bahwa tahun pelajaran
berikutnya diwajibkan untuk semua peserta didik mukim di asrama yang
letaknya tidak begitu jauh dari gedung sekolah. Pendidri sekolah ini adalah
Kyai Parmadi sebagai ketua yayasan dan Kyai Ahmat Muthohar sebagai wakil
yayasan. Tanah yang diatasnya dibangun gedng sekolah merupakan tanah
waqaf. Dinamakan Madrasah Tsanawiyah Pesantren Satu Atap karena
15
merupakan madrasah dan sekaligus berada dibawah bianaan pondok
pesantren.19
1. Identitas sekolah
1. Nama Madrasah : MTs PSA Manbaus Sa‟diyah
2. NSM : 11233220038
3. NPSN : 20364424
4. Provinsi : Jawa Tengah
5. Kabupaten : Kab. Semarang
6. Kecamatan : Bandungan
7. Desa : Banyukuning
8. Jalan dan Nomor : Jl. Kalipawon-Jambu Km.1.5 Banyukuning
9. Kod Pos : 50663
10. Telepon : 085326251561
11. E-mail : mts.mansayahoo.com
12. Daerah : Pedesaan
13. Status Madrasah : Swasta
14. Akreditasi : B
15. Penerbit SK : Kepala Kantor Kemenag Prop. Jawa Tengah
16. Tahun Berdiri : 2009
17. KBM : Pagi
18. Bangunan Madrasah : Milik Yayasan Manbaus Sa‟diyah
19. Luas Bangunan : 1300 M220
2. Visi dan Misi Madrasah Tsanawiyah PSA Manbaus Sadiyah
a. Visi Madrasah
Madrasah Tsanawiyah PSA Manbaus Sa‟diyah Banyukuning
Bandungan Kabupaten Semarang Jawa Tengah sebagai lembaga
pendidikan menengah berciri khas Islam perlu mempertimbangkan
19
Observasi dan wawancara Kepala Madrasah MTs PSA Manbaus Sa‟diyah 2019. Senin
4 Maret 2019, Pukul 09.30-11.00 20
Hasil observasi MTs PSA Manbaus Sa‟diyah pada tanggal 27 Februari 2019
16
harapan murid, orang tua lembaga pengguna madrasah dan masyarakat
dalam merumuskan visinya yaitu, “Membangun Manusia Cerdas
Mandiri serta Berahklakul Mulia” (Mansa CERIA).
b. Misi Madrasah
a. Menumbuhkan penghayatan dan pengamalan agama Islam.
b. Menumbuhkan keunggulan budaya.
c. Menciptakan generasi bangsa yang disiplin dan berakhlakul
karimah.21
3. Struktur Organisasi dan Pembagian Tugas Guru
Struktur Organisasi MTs PSA Manbaus Sa‟diyah
Kepala Madrasah : Nur Rokhim, S.Pd M.Si
Komite : Mustagfirin
Waka Kurikulum : Sukadar, S.PdI
Ka Kesiswaan : Isa Mucodimah, S.Pd
Ka. Sarpras : Abd. Najmul Anam
Waka Humas : Mustofa22
Pembagian tugas guru dan pembagian tugas mengajar dan tambahan
guru MTs PSA Manbaus Sa‟diyah Banyukuning Kec. Bandungan.23
Kode NAMA
Gol/
Ruang
Jabatan Mapel
Kelas/
Jml
Jam
A Nur Rokhim, S.Pd. - Kamad B. Indonesia IX 28
B Trismun, S.HI - GTY Fiqh, Q. Hadist 12
C Sukadar, S.PdI - GTY IPS/Pkn 15
21
Hasil observasi MTs PSA Manbaus Sa‟diyah pada tanggal 27 Februari 2019 22
Hasil observasi MTs PSA Manbaus Sa‟diyah pada tanggal 27 Februari 2019 23
Hasil observasi MTs PSA Manbaus Sa‟diyah pada tanggal 27 Februari 2019
17
D Mustofa, S.PdI - GTY Penjas 9
E Budiyati, S.Pd - GTY Matematika/TIK 18
F Isa Mucodimah, S.Pd - GTY IPA/ B. Jawa 18
G Harsih Widaryuni - GTY B. Indonesia VII,
IX 10
H Abd. Najmul Anam - GTY Akidah Akhlaq/
Aswaja/ SKI 14
I Laila Khusul H - GTY B. Inggeris/SBK 18
J Chusaeni - GTY B.Arab 9
K Ahmad Syarif - PTY OB 24
L Ruhmiyati - PTY TU 24
B. Pendidikan karakter dalam lingkungan pendidikan formal
Pendidikan merupakan upaya yang dapat mempercepat pengembangan
potensi manusia untuk mampu mengemban tugas yang dibebankan padanya,
karena hanya manusia yang dapat dididik dan mendidik. Pendidikan dapat
mempengaruhi perkembangan fisik, mental, emosional, moral, serta keimanan
dan ketakwaan manusia.
Rencana strategis Kementrian Pendidikan Nasional (sekarang Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan) 2010-2014 telah mencanangkan penerapan
pendidikankarakter untuk seluruh jenjang pendidikan di Indonesia mulai dari
tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sampai Perguruan Tinggi (PT)
dalam sistem pendidikan di Indonesia. berkaitan dengan pelaksanaan rencana
straregis pendidikan karakter di semua jenjang tersebut maka sangat
diperlukan kerja keras semua pihak, tertama terhadap program-program yang
memiliki kontribusi besar terhadap peradaban bangsa harus benar-benar
18
dioptimalkan. Namun, penerapan pendidikan disekolah memerlukan
pemahaman tentang konsep, teori, metodologi dan aplikasi yan relevan
dengan pembentukan (character building) dan pendidikan karakter.
Kebijaksanaan pelaksanaan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) melalui
harmonisasi Olah Hati (Etik), Olah Rasa (Estetik), Olah Pikir (Literasi), Olah
Raga (Kinestetik) di tetapkan dengan memperhatikan empat peraturan
menteri, yaitu:
1. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun
2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Pendidikan
Dasar dan Menengah.
2. Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi
Pendidikan Dasar dan Menengah
3. Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses
Pendidikan Dasar dan Menengah.
4. Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian
Pendidikan
C. Strategi Pendidikan Karakter Disiplin dan Tanggung Jawab
Secara utuh, pemenuhan kompetensi inti yang mencakup sikap spritual,
sikap sosial, pengetahuan, serta kompetensi dasar dari tiap mata pelajaran
berjalan secara sinergis bersama program penguatan pendidikan karakter. PPK
juga dilaksanakan melalui kerjasama antara sekolah, keluarga, dan
masyarakatyang memberikan dukungan publik.24
Terdapat sejumlah hal yang sekurang-kurangnya harus menjadi rambu-
rambu bagi guru untuk mengembangngkan silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran: (1) dokumen-dokumen resmi kurikulum yang tercakup dalam
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun
2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, (2)
pedoman penyusunan silabus dan RPP, dan (3) teori-teori pendidikan karakter.
Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Bahwa kelompok
24
Diyah Sriwilujeng, Panduan Implementasi Penguatan Pendidikan Karakter,
Yogyakarta: Erlangga, 2017, 12-13
19
mata pelajaran dan cakupannya tidak lepas dari misi pendidikan karakter. Ini
berarti pembelajaran yang semata-mata kognitif, adalah tidak sejalan dengan
misi ini. Juga, Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang
merupakan dari kelompok mata pelajaran tersebut sudah sewajarnya tidak
menolak serta (to exlude) keberadaan nilai-nilai. Di samping itu, Standar
Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) mulai dari jenjang
pendidikan dasar, menengah, dan menengah kejuruan, juga mempertegas misi
pendidikan karakter. Begitu halnya dengan standar kompetensi mata pelajaran,
konsisten dengan misi pendidikan karakter.25
Sedagkan dalam buku panduan
penyelenggaraan pendidikan dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan ada
beberapa indikator dalam melaksanakan pendidikan karakter disiplin yaitu, a)
Membiasakan hadir tepat waktu. b) Membiasakan mematuhi aturan. c)
Menggunakan pakaian sesuai dengan ketentuan. 26
Pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah/madrasah seyogyanya
diawali dengan kesepakatan antara semua pihak (kepala sekolah, wakil kepala,
para guru, dan komite sekolah) tentang karakter yang akan diprioritaskan
pengembangannya. Pemilihan nilai-nilai tersebut beranjak dari
kepentingan dan kondisi satuan pendidikan masing-masing, yang
dilakukan melalui analisis konteks, sehingga dalam implementasinya
dimungkinkan terdapat perbedaan jenis nilai karakter yang dikembangkan
antara satu sekolah dan atau daerah yang satu dengan lainnya.
Implementasi nilai-nilai karakter yang akan dikembangkan dapat dimulai dari
nilai-nilai yang esensial, sederhana, dan mudah dilaksanakan, seperti: bersih,
rapi, nyaman, disiplin, sopan dan santun27
Pendidikan merupakan salah satu strategi dasar dari pembangunan
karakter bangsa yang dalam pelaksanaannya harys dilakukan secara koheren
dengan beberapa strategi lain. Strategi tersebut mencakup, yaitu sosialisasi/
25
Kesuma, Dharma dan Cepi Triatna, Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di
Sekolah, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012, 85 26
Kementrian Pendidikan Nasional. Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter
Bangsa. Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional.2010, 26 27
Sukirman Awal Hawi Alimron,”Pelaksanaan Pendidikan Karakter di Madrasah Aliyah
2 Palembang”, Tadrib, Vol. 03 No. 02 (2017): 305
20
penyadaran,berdayaan, pembudayaan, dan kerjasama seluruh komponen
bangsa. pembangunan karakter dilakukan dengan pendekatan sistematik dan
integrative dengan melibatkan keluarga, satuan pendidikan, pemerintah,
masyarakat sipil, anggota legislatif, media massa, dan dunia industri. Sehingga
satuan pendidikan adalah komponen penting dalam pelaksanaan karakter yang
berjalan secara sistemik dan integrative bersama dengan komponen lainnya.
Agar implementasi pendidikan karakter disekolah dapat berhasil, maka syarat
utama yang harus dipenuhi diantaranya: (1) teladan dari guru, karyawan
pimpinan sekolah dan para pemangku kebijakan di sekolah: (2) pendidikan
karakter dilakukan secara konsisten dan secara terus menerus; dan (3)
penanaman nilai-nilai karakter yang utama. Karena semua guru adalah guru
pendidikan, maka mereka memiliki kewajiban untuk memasukkan atau
menyelipkan nilai-nilai pendidikan karakter dalam kegiatan pembelajarannya
(intervensi). 28
Ada beberapa langkah yang digunakan pemerintah daerah dalam
pengembangan pendidikan karakter, dimana semuanya dilakukan secara
koheren.
1. Penyusunan perangkat kebijakan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota.
Pendidikan adalah tugas sekolah, keluarga, masyarakat dan pemerintah.
Untuk mendukung terlaksananya pendidikan karakter di tingkat satuan
pendidikan sangat dipengaruhi dan tergantung pada kebijakan pimpinan
daerah yang memiliki wewenang untuk mensinerjikan semua potensi yang
ada didaerah tersebut termasuk melibatkan instansi-instansi lain yang
terkait dan dapat menunjang pendidikan karakter ini. Untuk itu diperlukan
dukungan yang kuat dalam bentuk payung hukum bagi pelaksanaan
kebijakan, program dan kegiatan karakter.
2. Penyiapan dan penyebaran bahan pendidikan karakter yang diprioritaskan.
Bahan pendidikan karakter yang dibuat dari pusat, sebagian masih bersifat
umum dan belum mencirikan kekhasan daerah tertentu. Oleh karena itu
28
Wibowo, Agus, Pendidikan Karakter Strategi Membangun Karakter Bangsa
Berperadaban, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012, 45
21
diperlukan penyesuaian dan penambahan baik indikator maupun nilai itu
sendiri berdasarkan kekhasan daerah. Selain itu juga perlu disusun strategi
dan bentuk-bentuk dukungan untuk menggandakan dan menyebarkan
bahan – bahan yang dimaksud (bukan hanya dikalangan persekolahan tapi
juga di lingkungan masyarakat luas).
3. Pemberian dukungan kepada Tim Pengembang Kurikulum (TPK) tingkat
provinsi dan kabupaten/kota melalui Dinas Pendidikan. Pembinaan
persekolahan untuk pendidikan karakter yang bersumber nilai-nilai yang
diprioritaskan sebaiknya dilakukan terencana dan terprogram dalam
sebuah program di dinas pendidikan. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan
oleh tim professional tingkat daerah seperti TPK Provinsi dan
kabupaten/kota.
4. Pemberian Dukungan Sarana, Prasarana, dan Pembiayaan Dukungan
sarana, prasarana, dan pembiayaan ditunjang oleh Pemerintah Daerah,
dunia usaha dalam mengadakan tanaman hias atau tanaman produktif.
5. Sosialisasi ke masyarakat, Komite Pendidikan, dan para pejabat
pemerintah di lingkungan dan di luar diknas.29
Menurut Tarmansyah, dkk. (2012:15) Dalam pendidikan karakter yang
diintegrasikan didalam mata pelajaran, ada hal-hal yang perlu diperhatikan
seperti:30
a. Kebijakan sekolah dan dukungan administrasi sekolah terhadap
pendidikan karakter yang meliputi: Visi dan misi pendidikan karakter,
sosialisasi, dokumen pendidikan karakter dll.
b. Kondisi lingkungan sekolah meliputi: sarana dan prasarana yang
mendukung, lingkungan yang bersih, kantin kejujuran, ruang keagamaan
dll.
c. Pengetahuan dan sikap guru yang meliputi: konsep pendidikan karakter,
cara membuat perencanaan pembelajaran, perangkat pembelajaran,
29 Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter, Pusat Kurikulum dan Perbukuan, 2011
30 Yulia Citra,”Pelaksanaan Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran,”E-JupeKhu UNP,
vol.1 No. 1 (2012):237-249.
22
kurikulum, silabus, RPP, bahan ajar, penilaian, pelaksanaan pendidikan
karakter terintegrasi dalam mata pelajaran dll.
d. Peningkatan kompetensi guru.
e. Dukungan masyarakat.
D. Perencanaan pendidikan karakter Disiplin dan Tanggung jawab.
Ada beberapa hal yang perlu diketahui dalam pengembangan pendidikan
yang diterapakan di MTs PSA Manbaus Sa‟diyah, hasil wawancara yang
disebutkan oleh kepala MTS PSA Manbaus Sa‟diyah sebagai berikut:
Banyak sekali nilai pendidikan karakter yang di terapkan di sekolah madrasah
ini termasuk yang di canangkan oleh pemerintah saat ini pada PPK yang
mana termasuk lebih utamnya ada 5 penguatan pendidikan karakter yaitu
religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas. Tetapi sekolah
ini juga masih mengembangkan pendidikan karakter yang dulu, yang
jumlahnya ada 18 butir diantaranya yaitu disiplin dan tanggung jawab”.31
Lebih lanjut kepala madrasah menjelaskan siapa saja yang terlibat dalam
merumuskan perencanaan pendidikan karakter. Perencanaan sebuah program
pendidikan merupakan hal yang mendasar untuk mencapai tujuan. Dalam
perencanaan pendidikan karakter disiplin dan tanggung jawab semua dewan
guru terlibat dalam perencanaan sepeti halnya yang disampaikan oleh kepala
madrasah dalam pernyataannya di sebuah wawancara yang dilakukan oleh
peneliti sebagai beriku:
Pada pendidikan karakter di sekolah semua dewan guru dan pengurus
yayasan sekolah madrasah ini tanpa terkecuali harus terlibat memberikan
rancangan pembelajaran yang menunjang kegiatan siswa dalam
pengembangan pendidikan karakter. Perencanaan yang dirangkum untuk
pembelajaran untuk keseluruhannya akan dirapatkan dan dibentuk serta
diputuskan pada rapat dewan guru dan komite yayasan diajaran tahun baru
madrasah.32
Khusus dalam pengembangan pendidikan karakter yang terfokuskan
pada karakter disiplin dan tanggug jawab, kepala madrasah menjelaskan
dalam wawancaranya sebagai berikut:
31
Observasi dan wawancara Kepala Madrasah MTs PSA Manbaus Sa‟diyah 2019. Senin
4 Maret 2019, Pukul 09.30-11.00 32
Observasi dan wawancara Kepala Madrasah MTs PSA Manbaus Sa‟diyah 2019. Senin
4 Maret 2019, Pukul 09.30-11.00
23
Beberapa yang perlu disiapkan dalam memulai pembelajaran dewan guru
bersama staf pengajar harus membuat program semester dan pedoaman
pelaksaan pembelajaran atau RPP.Berkaitan dengan pendidikan karakter
disiplin dan tanggung jawab di madrasah ini sudah mencantumkan
beberapa tata tertib yang harus di patuhi agar terbentuknya sikap karakter
siswa yang baik. Banyak program yang dilakukan dalam mengembangkan
pendidikan karakter contoh kecilnya dalam waktu pendidikan formal anak
didik wajib mengikuti jama‟ah salat dzuhur karena hal tersebut dapat
membentuk perilaku disiplin waktu. Selain itu di kegiatan ekstrakurikuler
banyak kegitan yang dapat di pilih anak didik kita, seperti pramuka dan
marching band.33
Dalam perencanaan pendidikan karakter di madrasah ini merupakan
representasi antara kurikulum yang berkaitan dengan pembangunan
kakarakter siswa yang diberikan oleh kemenag dan digabungkan dengan
kurikulum pendidikan pesantren Manbaus Sa‟diyah seperti yang di jelaskan
oleh kepala madrasah sebagai berikut:
Tentu saja seperti itu karena madrasah ini merupakan sekolah yang berada
di lingkup yayasan dimana juga ada pesantrennya, jadi selain dari
kurikulum kemenag, perencanaan pendidikan juga mengacu pada tata
tertib yayasan dan juga pesantren.34
33
Observasi dan wawancara Kepala Madrasah MTs PSA Manbaus Sa‟diyah 2019. Senin
4 Maret 2019, Pukul 09.30-11.00 34
Observasi dan wawancara Kepala Madrasah MTs PSA Manbaus Sa‟diyah 2019. Senin
4 Maret 2019, Pukul 09.30-11.00
24
BAB III
PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER DISIPLIN DAN
TANGGUNG JAWAB DI MADRASAH TSANAWIYAH PESANTREN
SATU ATAP MANBAUS SA’DIYAH
A. Pentingnya Karakter Disiplin Bagi Siswa
Karakter adalah unsur kepribadian yang ditinjau dari segi etis atau moral.
Karakter mengacu pada serangkaian sikap, perilaku, motivasi, dan
ketrampilan sebagai manisfestasinilai dan kapasitas moral manusia dalam
menghadapi kesulitan. Karakter mengandung nilai-nilai khas (misalnya, tahu
nilai, kebaikan, mampu berbuat baik, nyata berkehidupan baik, dan memberi
dampak baik terhadap lingkungan)
Menurut Lickona, inti karakter adalah tindakan. Karakter berkembang
ketika nilai-nilai diadaptasi menjadi keyakinan, dan digunakan merespon
suatu kejadian agar sesuai dengan nilai-nilai moral yang baik. Karakter yang
dibentuk dengan cara demikian memiliki tiga bagian yang saling berkaitan:
konsep moral (moral knowing), sikap moral (moral feeling), dan perilaku
moral (moral behavior). Karakter yang baik memiliki pengetahuan tentang
hal-hal yang baik dan keinginan melakukan perbuatan baik. Ketiganya
dibutuhkan menjalani hidup yang berpedoman nilai-nilai moral dan
membentuk kematangan moral.35
Menurut Prijadaminto “Disiplin adalah suatu kondisi yang tercoipta dan
terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-
nilai ketaatan pada tuhan, keteraturan dan ketertiban dalam memperoleh
ilmu”. Disiplin berarti adanya kesediaan untuk memahami peraturan-peraturan
atau larangan yang telah ditetapkan. Kedisplinan adalah kesadaran dan
kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma
sosial yang berlaku.36
35
Diyah Sriwilujeng, Panduan Implementasi Penguatan Pendidikan Karakter,
Yogyakarta: Erlangga, 2017, 3 36
Eti Hikmawati,”Upaya Kedisiplinan Belajar Peserta Didik Dalam Peningkatan
Pembelajaran di MAN Tegal Rejo dan MAN 1 Kota Magelang”, Tesis, IAIN Salatiga, 2017, 16
25
Strategi pertama dalam mencegah kenakalan teman sebaya adalah disiplin
berbasis karakter. Seluruh strategi disiplin yang membantu anak-anak
mengembangkan rasa hormat terhadap aturan dan hak-hak orang lain akan
membantu menahan tindakan intimidasi. Suatu bagian penting atau esensial
dari disiplin berbasis karakter adalah penegakan yang mempertahankan
akuntabilitas para siswa terhadap aturan melalui konsekuensi yang adil dan
tegas. Terhadap tindakan intimidasi, kontrak perilaku seringkali terbukti
berhasil. Misalnya, sebuah kontrak dapat menyatakan “saya tidak akan
memukul atau menyakiti orang lain. Jika saya melakukannya, saya akan
memanggil orang tua saya dan melaporkan apa yang saya lakukan.”37
Disiplin memiliki tujuan jangka panjang untuk membantu anak-anak dan
remaja berperilaku secara bertanggung jawab dalam setiap situiasi, bukan
hanya ketrika ada orang dewasa yang mengawasi. Disiplin moral berusaha
membangun sikap hormat siswa pada peraturan, hak-hak orang lain, dan
nkewenangan sah guru; tanggung jawab siswa atas perilaku mereka sendiri;
dan tanggung jawab mereka terhadap komunitas moral kelas. Ada empat hal
yang dilakukan oleh guru-guru yang mempraktekan disiplin moral:38
1. Guru-guru tersebut memproyeksikan pengertian kewenangan moral
secra jelas dan tegas-hak dan kewajiban mereka untuk mengajarkan
nilai moral seperti hormat dan bertanggung jawab dan membuat para
siswa bertanggung jawab terhadap standar perilaku tersebut.
2. Guru-guru memandang kedisiplinan, termasuk persoalan pembuatan
peraturan, sebagai bagian yang lebih besar dari pengembangan
komunitas moral yang lebih baik di dalam kelas.
3. Guru-guru tersebut menegakkan konsekuensi dengan cara yang
mendidik-cara yang membuat siswa menghargai tujuan peraturan,
37
Lickona, Thomas, Character Matters Persoalan Karakter Bagaimana Membantu Anak
Mengembangkan Penilaian Yang Baik, Integritas, Dan Kebajikan Penting Lainnya, Jakarta:Bumi
Aksara, 2016, 217 38
Lickona, Thomas, Pendidikan Karakter Panduan Lengkap Mendidik Siswa Menjadi
Pintar dan Baik. Bandung: Nusa Media, 2014, 149
26
4. bersedia mengubah perilaku yang salah, dan merasa bertanggung
jawab memperbaiki perilaku.
5. Guru-guru tersebut menunjukan sikap peduli dan hormat kepada siswa
dengan mencoba menemukan penyebab timbulnya persoalan
kedisiplinan dan solusi yang dapat membantu keberhasilan siswa
bersangkutan menjadi anggota komunitas kelas yang bertanggung
jawab.
Tanpa nilai-nilai kebajikan yang membentuk karakter yang baik, individu
tidak bisa hidup bahagia dan tidak ada masyarakat yang berfungsi secara
efektif. Tanpa karakter baik, seluruh umat manusia melakukan perkembangan
menuju dunia yan menjunjung tinggi martabat dan nilai dari setiap pribadi.
B. Pentingnya Karakter Tanggung Jawab Bagi Siswa
Tanpa nilai-nilai kebajikan yang membentuk karakter yang baik, individu
tidak bisa hidup bahagia dan tidak ada masyarakat yang berfungsi secara
efektif. Tanpa karakter baik, seluruh umat manusia melakukan perkembangan
menuju dunia yan menjunjung tinggi martabat dan nilai dari setiap pribadi.
Tanggung jawab adalah perluasan dari sikap hormat. Jika kita
menghormati orang lain, berarti kita menghargainya. Jika kita menghargai
mereka, berarti kita merasakan tanggung jawab tertentu terhadap
kesejahteraan mereka. Secara harfiah tanggung jawab berarti “ kemam[puan
untuk menanggung” ini berarti kita berorientasi pada orang lain, memberi
perhatian kepada mereka, dan tanggap terhadap kebutuhan mereka. Tanggung
jawab menekankan kewajiban-kewajiban positif kitauntuk peduli terhadap
satu sama lain.39
Menurut Wibowo dkk, Tanggung Jawab merupakan sikap dan perilaku
seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya terhadap diri sendiri,
masyarakat, lingkungan, negara, dan Tuhan YME. Indikator karakter
tanggung jawab yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
(1) Peserta didik melaksanakan tugas sepenuh hati; (2) Peserta didik belajar
39
Lickona, Thomas, Pendidikan Karakter Panduan Lengkap Mendidik Siswa Menjadi
Pintar dan Baik. Bandung: Nusa Media, 2014, 63
27
dengan semangat yang tinggi, (3) Peserta didik berusaha mencapai prestasi,
(4) Peserta didik mampu mengontrol diri, (5) Peserta didik akuntabel terhadap
pilihan yang diambil, (6) Peserta didik memiliki kedisiplinan, (7) Peserta didik
mengerjakan tugas dengan baik, (8) Peserta didik tertib melaksanakan tugas,
dan (9) Peserta didik melakukan perbaikan bila terjadi kesalahan.40
Ketika Natalie Douglas dipanggil untuk memberikan konsultasi kepada
150 orang remaja di sebuah sekolah alternative Indiana, beliau mengawalinya
dengan melatih fakultas tersebut untuk mengajarkan “lima prinsip tanggung
jawab” kepada para siswanya prinsip tanggung jawab tersebut adalah: 1)saya
bertanggung jawab atas perilaku saya. Apabila saya berperilaku baik, maka
saya memperoleh kredit. Apabila saya berperilaku buruk, maka saya harus
menanggung akibatnya dan tidak menyalahkan orang lain. 2)Saya
bertanggung jawab atas pembelajaran saya tidak ada seorangpun yang dapat
melakukannya bagi saya. 3)Saya bertanggung jawabuntuk memperlakukan
semua orang dengan pertimbangan dan rasa hormat. 4)Saya bertanggung
jawab memberikan kontribusi kepada kelas saya dan seko;lah saya. 5)Saya
bertanggung jawab atas lingkungan saya-untuk memperlakukannya dengan
kepeduliannya sehingga orang lain dapat menikmati lingkungan tersebut.41
C. Pelaksanaan Pendidikan Karakter Disiplin dan Tanggung Jawab
Untuk membangun budaya dalam rangka membentuk karakter pada siswa,
langkah yang perlu dilakukan adalah menciptakan suasana yang berkarakter
(penuh dengan nilai-nilai) terlebih dahulu. Penciptaan suasana berkarakter
sangat dipengaruhi oleh situasi dan kondisi tempat model itu ditetapkan
beserta penerapan nilai yang mendasarinya. Pertama, penciptaan budaya
berkarakter yang bersifat vertikal (ilahiah). Kegiatan ini dapat diwujudkan
dalam bentuk hubungan dengan Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, melalui
40
Wibowo, Agus dan Gunawan. Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal di
Sekolah. Yogyakarta: Pustaka pelajar. 2015. 171 41
Lickona, Thomas, Character Matters Persoalan Karakter Bagaimana Membantu Anak
Mengembangkan Penilaian Yang Baik, Integritas, Dan Kebajikan Penting Lainnya, Jakarta:Bumi
Aksara, 2016, 178
28
peningkatan secara kuantitas maupun kualitas kegiatan-kegiatan keagamaan di
sekolah yang bersifat ubudiyah, seperti sholat berjamaah, puasa Senin dan
Kamis, membaca Al-Qur‟an, doa bersama, dan lain sebagainya42
Implementasi atau pelaksanaan pendidikan karakter merupakan hal yang
akan dilakukan setelah terbentuknya rancangan pendidikan karakter yang akan
di terapkan. Lebih lanjut wakil kepala madrasah bagian kurikulum
menjelaskan tentang bagaimana penerapan pendidikan karakter yang sudah
dilakukan di madrasah ini. Selain itu wakil kepala madrasah bagian kurikulum
juga membagikan beberapa peranan guru terkait realisasi pendidikan karakter
yang berhubungan dengan kedisiplinan dan tanggung jawab. Berikut adalah
keterangan dari wakil kepala madrasah bagian kurikulum:
Pendidikan karakter yang sudah telaksana di madrasah ini merupakan
pendidikan karakter yang diintegrasikan dengan pendidikan non formal
karena madrasah ini masih dalam satu lingkungan pesantren dan dibawah
naungan yayasan.43
42
Reza Armin Abdillah Dalimunthe, “Strategi Dan Implementasi Pelaksanaan Pendidikan
Karakter Di SMP N 9 Yogyakarta”, Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun V, Nomor 1, April 2015 43
Observasi dan wawancara Waka Kurikulum MTs PSA Manbaus Sa‟diyah 2019. Senin
4 Maret 2019, Pukul 12.30-14.00
29
Bagan Regulasi Manajemen Pendidikan Kaakter di MTs PSA Manbaus
Sa’diyah
Selain itu guru mata pelajaran yang mengampu pendidikan agama Islam
juga menjelaskan sejauh mana pendidikan karakter yang sudah dilaksanakan
di madrasah ini. Guru pendidikan agama Islam tentunya mempunyai peranan
lebih kaitannya dengan pembangunan karakter anak didik. Pendidikan agama
Islam memang mempunyai syarat yang kental dengan etika, maka memang
Waka Kurikulum
Kurikulum Marasah
Komite Sekolah Kepala Sekolah
Kurikulum Pesantren Kurikulum Kemenag
Dewan Guru
mengontrol
Membagi tugas
mengorganisir
Melaksanakan tugas
koordinasi
30
semestinya harus lebih memahami perkembangannya. Berikut adalah
penuturan guru PAI MTs PSA Manbaus Sa‟diyah saat diwawancara:
Sampai saat ini pendidikan karakter yang di terapkan di sekolah ini sudah
berjalan dengan baik. Mulai dari disiplin dalam kegiatan belajar mengajar
di madrasah. Karena madrasah ini di lingkup pesantren maka siswa harus
selalu disiplin dan tanggung jawab. Selain itu juga harus mematuhi seluruh
tata tertib yang ada pada madrasah dan yayasan ini.44
Setelah mendapat penjelasan tentang bagaimana pengembangan
pendidikan karakter yang sudah dilaksanakan di MTs tersebut wakil kepala
madrasah bagian kurikulum juga menjelaskan tentang bahan ajar yang
dipergunakan dalam melaksanakan pendidikan krakter. Berikut adalah
penjelasan dari wakil kepala madrasah bagian kurikulum:
Banyak buku yang dipergunakan sebagai acuan pengembangan pendidikan
karakter seperti buku kurikulum 2013 yang membimbing anak didik untuk
meningkatkan pendidikan karakternya. Selain itu juga dalam pembuatan
adsminitrasi seperti RPP dan Silabus didalamnya juga di masukkan
pendidikan karakter.45 Dalam pengembangan pendidikan karakter, anak
didik yang mempunyai karakter baik pasti akan mempengaruhi prestasi
belajarnya, seperti yang dijelaskan responden kepada peneliti. Anak yang
karakternya berubah pasti akan mempengaruhi hasil prestasnya. Sebagai
contoh anak yang bertanggung jawab dalam mengerjakan PR, guru pasti
akan memberikan nilai yang baik kalau itu terus dilakukan. Dan pasti
prestasi anak didik tersebut meningkat.46
Dalam melaksanakan pengembangan pendidikan karakter pasti ada faktor
pendukung dan faktor penghambat yang harus dihadapi. hasil dari penelitian
yang ditemukan dilapangan, dituturkan oleh informan sebagai berikut:
Faktor pendukung dalam penerapan pendidikan karakter di madrasah ini,
karena addanya peran orang tua yang selalu memantau perkembangan
anaknya melalui guru, disamping itu orang tua juga akan memberikan
informasi berbagai hal yang terkait dengan kegiatan atau perilaku anak
didalam rumah atau di luar rumah. Sedangkan faktor penghambatnya
adalah lingkungan dan media sosial banyak anak menjadi “nakal” ketika
salah pergaulan di lingkungan bermain, serta berlebihan menggunakan
44
Observasi dan wawancara guru PAI MTs PSA Manbaus Sa‟diyah 2019. Senin 4 Maret
2019, Pukul 12.30-14.00 45
Observasi dan wawancara Waka Kurikulum MTs PSA Manbaus Sa‟diyah 2019. Senin
4 Maret 2019, Pukul 12.30-14.00 46
Observasi dan wawancara Waka Kurikulum MTs PSA Manbaus Sa‟diyah 2019. Senin
4 Maret 2019, Pukul 12.30-14.00
31
media sosial seperti “facebook”. Kalau salah dalam penggunaan media
sosial nantinya banyak perilaku negatif yang dilakukan.47
Pendidikan yang diterapkan dalam madrasah ini juga di integrasikan
dengan mata pelajaranyang ada di sekolah, seperti yang dipaparkan oleh
informan sebagai berikut:
Pendidikan karakter yang diintegrasikan dengan mata pelajaran yang lain
apalagi sekolah ini juga berbasis pesantren pasti dalam pelajaran
pendidikan agama islam yang dihubungkan dengan pendidikan karakter
seperi shalat tepat waktu itu kan juga mencerminkan perilaku disiplin.
Membayar zakat karena itu adalah tanggung jawab umat muslim.
Tanggung jawab juga merupakan pendidikan karakter.
Selain itu pendidikan karakter yang dilaksanakan tidak hanya dilaksanakan
di madrasah, tetapi juga dalam kegiatan ekstrakurikuler. Seperti keterangan
informan sebagai berikut:
Pendidikan karakter di terapkan pada pendidikan formal dan non formal.
Di kegiatan ekstrakurikuler juga menerapkan pendidikan karakter. Jadi
semua bentuk kegiatan yang dilaksanakan di sekolah ini memang harus
ada penanaman pendidikan karakternya.
47
Observasi dan wawancara Waka Kurikulum MTs PSA Manbaus Sa‟diyah 2019. Senin
4 Maret 2019, Pukul 12.30-14.00
32
BAB IV
EVALUASI PENDIDIK PENDIDIKAN KARAKTER DISIPLIN DAN
TANGGUNG JAWAB DI MTS MANBAUS SA’DIYAH
A. Instrumen Evaluasi Pendidikan Karakter Disiplin dan Tanggung Jawab
Pendidika karakter dapat diartikan sebagai seperangkat kegiatan yang
telah diprogram untuk menghasilkan peserta didik yang memiliki keunggulan
dan berjiwa kepemimpinan berdasarkan nilai-nilai luhur bangsa dan agama.
Peserta didik yang berkarakter adalah peserta didik yang memiliki potensi
dan daya merintis, membuat rencana, menetapkan tujuan dan mempunyai satu
unit kegiatan yang telah diprogram setiap hari dalam kehidupannya, seperti
kehidupan yang ada di dunia pendidikan, dan yang tergambarkan dalam
kurikulum MTs Manbaus Sa‟diyyah.
Pendidikan karakter merupakan sistem pendidikan yang fokus pada
pembangunan etika, sehingga proses pelaksanaanya memerlukan tinjauan
ulang untuk melihat proses program tersebut dilaksanakan, apa saja yang
telah dicapai, bagaimana kuantitas dan kualitas outputnya, apakah sasaran
yang diinginkan telah tercapai. Semua hal itu dapat diketahui setelah
diadakan pengukuran dan penilaian secara objektif. Pengukuran dan penilaian
itulah yang di sebut dengan evaluasi. Secara umum evaluasi pendidikan
adalah usaha untuk memperoleh informasi berupa umpan balik bagi
penyempurnaan pendidikan.48
Dalam konteks tertentu, kata “evaluasi” menjadi kata yang banyak
dikhawatirkan oleh para guru, khususnya guru yang mengajar pada mata
pelajaran yang di UN-kan. Evaluasi secara nasional saat ini dilakukan melalui
proses “Ujian Nasional” memiliki dampak psikologis yang meresahkan bagi
para guru, kepala sekolah, orang tua, dan juga anak yang bersangkutan.
48
Salahudin, Anas dan Irwanto, Pendidikan Karakter Berbasis Agama dan Budaya
Bangsa, Bandung: Pustaka Setia, 2013, 264
33
Fungsi evaluasi pendidikan karakter. Hasil tindakan evaluasi tidak
akan memiliki dampak yang baik jika tidak difungsikan semestinya. Ada tiga
hal penting yang menjadi fungsi evaluasi pendidikan karakter, yaitu:49
1. berfungsi untuk mengidentifikasi dan mengembangkan sistem
pengajaran (instructional) yang didesain oleh guru.
2. berfungsi untuk menjadi alat kendali dalam konteks manajemen
sekolah dan,
3. berfungsi untuk menjadi bahan pembinaan lebih lanjut (remedial,
pendalaman, atau perluasan) bagi guru kepada peserta didik.
Evaluasi merupakan penilaian dari hasil kerja yang telah dilakukan
dari awal perencanaan pembelajaran. Penjelasan wakil kepala madrasah
bagian kurikulum, terkait evaluasi atau penilaian pada pendidikan karakter,
dituturkan oleh informan pada saat diwawancara sebagai berikut:
Evaluasi berkaitan dengan kinerja guru dan kepala madrasah disini
kita bagi menjadi dua bagian. Pertama evaluasi dilakukan satu bulan
sekali ketika ada rapat bulanan yang di hadiri dari pengurus yayasan
dan madrasah. Evaluasi ini banyak membahas tentang hasil kinerja
selama satu bulan sekali. Kedua evaluasi dilakukan pada saat
penerimaan raport semester satu dan juga pada saat kenaikan kelas ,
pada saat pengambilan raport evaluasi dapat disampaikan langsung
kepada wali anak didik dan juga anak didik yang bersangkutan agar
kedepannya lebih baik lagi. Dalam evaluasi pendidikan karakter juga
dilakukan penilaian antar sesame guru melihat tingkat kedisiplinan
dari dokumentasi daftar hadir setiap hari.50
Manajemen pendidikan (karakter disiplin dan tanggung jawab) di
MTs Manbaus Sa‟diyyah tidak akan bertambah kemajuannya atau stagnan
jika tidak ada evaluasi dalam menjalankannya. Untuk terwujudnya
pendidikan karakter yang (mendekati) sempurna, maka kepala madrasah dan
guru-guru MTs Manbaus Sa‟diyah selalu melaksanakan evaluasi
49
Kesuma, Dharma dan Cepi Triatna, Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di
Sekolah, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012, 81 50
Observasi dan wawancara Waka Kurikulum MTs PSA Manbaus Sa‟diyah 2019. Senin 4
Maret 2019, Pukul 12.30-14.00
34
pembelajaran dan pendidikan karakter yang telah dilaksanakan. Dalam
evaluasi di MTs Manbaus Sa‟diyah ada tiga hal yang perlu diperhatikan:
1. Waktu Evaluasi
a. Harian
Evaluasi harian dilakukan ketika ada anak didik yang kurang disiplin
dalam kelas, misalnya terlambat, atau tidak mengerjakan tugas
b. Mingguan
Evaluasi yang dilakukan dalam waktu seminggu sekali ini sering
dilkaukan oleh guru kepada anak didiknya terkait pembelajaran dan
pendidikan karakter disiplin dan tanggung jawab. Disini guru akan
menegur anak didiknya yang pada minggu sebelumnya ada yang
melanggar, seperti bolos atau tidak masuk kelas.
c. Bulanan
Evaluasi bulanan dilakukan guru untuk menunjukkan kegiatan
selama satu bulan anak didik, kaitannya dengan kepribadian dan
prestasi anak didik. Dan jika ada yang sudah kelewatan batas dalam
pelanggaran akan diberi peringatan berat, seperti tidak boleh ikut
UTS atau UAS kecuali menyelesaikan tugas tertentu. Dalam evaluasi
bulanan juga ada evaluasi kepala madrasah kepada guru, apakah
sudah baik atau memerlukan arahan lagi dalam menjalankan
tugasnya sebagai pendi dik.
d. Semester
Evaluasi dalam satu semester mancakup pada evaluasi anak didik
melalui rapor. Evaluasi kinerja guru-guru oleh kepala madrasah. Dan
evaluasi tentang mobiliasi kepala madrasah kepada guru oleh pihak
yayasan dalam musyawarah anatara pengelola madrasah dan pihak
yayasan.
2. Alat Bantu Evaluasi
a. Kertas Penilaian Guru
Kertas penilaian guru menjadi catatan tentang perkembangan
kecerdasan kognitif dan kepribadian anak didik.
35
b. Penilaian Antar Teman
Penilaian antar teman dilakukan dengan komentar antara teman satu
kepada yang lainnya, akan tetapi guru harus jeli dan hati-hati dalam
melakukannya karena akan menimbulkan pertangkaran antara anak
didik jika guru tidak cerdas dan bijak dalam mensiasati.
c. Daftar Hadir Anak didik dan Guru
Evaluasi tentang kehadiran tidak hanya dilakukan pada anak didik
saja, tetapi juga pada guru, agar guru juga lebih bisa mencontohkan
tentang kedisiplinan dan tanggung jawabnya sebagai pendidik.
B. Realisasi Evaluasi Pendidikan Karakter Disiplin dan Tanggung
Jawab
Realisasi perbaikan pendidikan karakter yang dilakukan oleh segenap guru
MTs Manbaus Sa‟diyyah mengalami perkembangan dari tahun ke tahun.
Perkembangan yang masif tersebut tidak lepas dari adanya evaluasi yang
dilakukan secara berkala oleh guru dan beberapa pihak terkait. Evaluasi
tersebut selain dilakukan secara berkala juga dirancang dengan instrumen-
instrumen evaluasi yang terstruktur dan berjenjang. Seperti evaluasi
karakter biasanya, dalam menjalankan evaluasi pendidikan karakter
disiplin dan tangung jawab juga tidak bisa lepas dari kontribusi anak didik
saat pelaksanannya, anak didik juga mempunyai peran dalam memberikan
evaluasi pendidikan karakter tersebut, sehingga perbaikan sistem yang ada
tidak hanya melalui guru saja, tapi juga melibatkan kepedulian anak didik.
Berikut bentuk evaluasi karakter disiplin dan tanggung jawab yang
dilakukan secara berjenjang:
1. Evaluasi Karakter Disiplin
Pelaksanaan evaluasi karakter disiplin di MTs Manbaus Sa‟diyyah
dilakukan setiap hari oleh guru. Untuk evaluasi tersebut, memang
dilakukan secara intensif, melihat keberadaan pendidikan yang
sering terganggu karena adanya anak didik yang tidak disiplin dalam
mengikuti pembelajaran, baik dari mulai masuk kelas, atau tidak
disiplin saat pembelajaran berlangsung.
36
Guru dalam melakukan evaluasi tentang kedisiplinan anak
didiknya selalu bekerja sama dengan guru lainnya, selain itu juga
menggandeng BP untuk memberikan data secara spesifik terkait
anak didik yang ketahuan terlambat atau bolos (pulang sebelum
waktu sekolah selesai) dalam beberapa waktu terakhir.
Selain tentang ketertiban di dalam kelas, guru dan pihak BP
juga sering memberikan evaluasi terhadap beberapa kegiatan
kurikulum tambahan yang bersifat wajib, seperti memulai
pembelajaran semua anak didik harus mengikuti apel pagi dengan
membaca asmaul khusna bersama dewan guru, setelah itu anak didik
juga diwajibkan mengikuti salat dhuha bersama-sama di sela-sela
pembelajaran pada waktu pagi. Dan pada siang hari, semua anak
didik diwajibkan mengikuti salat dzuhur berjamaah bersama dewan
guru. Beberapa evaluasi tersebut dilakukan secara simultan, agar
anak didik di MTs Manbaus Sa‟diyyah terbiasa hidup disiplin, dan
kedisiplinan tersebut menjadi tabiat atau cirikhas dalam
kehidupannya.
2. Evaluasi Karakter Tanggung Jawab
Kepribadian sesorang selalu dikaitkan dengan komitmen yang
dimiliki. Penilain tersebut tidak akan lepas dari kausalitas kehidupan
sosial manusia, termasuk pelajar. Dewan guru dan pihak BP di
Madrasah juga sering memberikan penilaian atau koreksi dalam
kesehariannya. Koreksi tersebut menyangkut kepribadian anak didik
yang harus selalu bertanggung jawab pada predikat yang
disandangnya. Baik presikat mereka sebagai pelajar, predikat sebagai
makhluk sosial dan predikat sebagai seorang anak yang mempunyai
tanggung jawab terhadap orang tuanya saat diberi hak pendidikan
(disekolahkan) dengan dibiayai oleh orang tuanya.
Evaluasi karakter tanggung jawab yang ditekankan oleh
dewan guru terkait kehidupan sehari-hari anak didik di lingkungan
madrasah dan juga komunikasi mereka terhadap orang tua. Yang
37
sering terjadi di lingkungan pendidikan, evaluasi pendidikan karakter
tanggung jawab ditujukan pada hal-hal yang nampak saja, terkait
mata pelajaran yang dibebankan pada anak didik, seperti saat mereka
punya beban pekerjaan rumah, dan anak didik dituntun harus
bertanggung jawab untuk menyelesaikannya. Beda dangen evaluasi
yang dilakukan oleh beberapa guru di lingkungan MTs Manbaus
Sa‟diyyah yang sering mengevaluasi anak didiknya terhadap
tanggung jawab pribadi sebagai manusia yang mempunyai beberapa
peran, peran sebagai anak didik guru di sekolah, peran sebagai
seorang anak dari orang tua yang membesarkannya dan peran
sebagai makhluk sosial.
38
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Manajemen pendidikan karakter di MTs Manbaus Sa‟diyah
mempunyai beberapa ciri khas dalam fokus karakter yang dibangun, dari
18 komponen pendidikan karakter ada dua karakter yang ditonjolkan di
dalamnya, yaitu karakter disiplin dan tanggung jawab. Dengan
kedisiplinan anak didik akan mempunyai rasa patuh terhadap peraturan
dan tata tertib yang berlaku dan dengan tanggung jawab anak didik akan
mempunyai rasa peduli terhadap tugas yang didapatnya.
Pendidikan karakter yang dibangun di dalam lingkungan MTs
Manbaus Sa‟diyah sangat terstruktur dan rapi dalam pelaksanaannya,
seperti dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Dari tiga hal
tersebut bisa diuraikan sebagai berikut:
1. Perencanaan
Dalam perencanaan pendidikan karakter disiplin dan tanggung jawab
subyek dalam membuat perencanaan pendidikan adalah Kepala
sekolah, Waka kurikuluum yang nantinya akan dirapatkan kembali
untuk meminta persetujuan dari pengurus yayasan sekolah. Selain itu
dalam menjalankan pendidikan karakter dilakukan oleh pihak
madrasah, seperti guru, kepala sekolah dan persetujuan dari komite
madrasah. Bahan yang dibuat acuan dalam merencanakan kurikulum
pendidikan karakter di MTs Manbaus Sa‟diyah adalah,
a. Membuat rancangan kurikulum yang di integrasikan antara
kurikulum sekolah dengan kurikulum pesantren.
39
b. Dewan guru membuat dan menyiapkan bahan ajar dalam KBM
khusunya mengenai pendidikan karakter disiplin dan tanggung
jawab
2. Pelaksanaan
Pihak yang melaksanakan kurikulum pendidikan karakter kedisiplinan
dan tanggung jawab adalah segenap dewan guru di MTs Manbaus
Sa‟diyah dan kepala sekolah. Dalam pelaksanaannya kepala madrasah
selalu mengkoordinasi dan memonitor guru dalam menjalankan
tugasnya sebagai pengajar dan pendidik, selain itu kepala madrasah
juga memberikan contoh yang baik sebagai pimpinan. Dalam
melaksanakan pendidikan karakter dan tanggung jawab di sekolah ini
dilakukan setiap hari seperti shalat berjamaah dan selalu patuh
terhadap tata tertib yang berlaku supaya selalu besikap disiplin. Dalam
kegiatan mingguan kegiatan ekstrakurikuler juga harus wajib di
ikuti.Posisi para guru sebagai pelaksana dan pengatur strategi dalam
menjalankan pendidikan karakter disiplin dan tanggung jawab tidak
ada bedanya antara satu guru dengan yang lainnya, karena yang wajib
memperbaiki karakter anak didik bukan hanya guru agama saja, tetapi
semua guru di MTs Manbaus Sa‟diyah.
3. Evaluasi
Proses evaluasi yang dilakukan untuk memperbaiki manajemen
pendidikan karakter disiplin dan tanggung jawab, dilakukan secara
struktural dari bawah ke atas. Mulai evaluasi anak didik, guru dan
40
kepala madrasah, semua diadakan evaluasi. Waktu pelaksanannya ada
yang harian dan mingguan, dilakukan untuk anak didik. Dan ada yang
perbulan dan persemester, dilakukan untuk guru dan kepala madrasah.
Bentuk dari evaluasi adanya buku penghubung yang di berikan kepada
siswa jika melanggar peraturan sekolah.
B. Saran
1. Kepala Sekolah Dalam upaya merencanakan, melaksanakan dan
mengevaluasi pendidikan karakter khususnya karakter disiplin dan
tanggung jawab supaya dapat berjalan dengan baik, kepala sekolah
diharapkan mampu memberi motivasi, arahan, serta bimbingan yang
lebih kepada guru, staf sekolah. Komite, dan siswa. Karena tugas
kepala sekolah bukan hanya sebagai pengatur dan penentu kebijakan
sekolah namun juga sebagai fasilitator di sekolah.
2. Guru Demi kemajuan pengembangan pendidikan karakter semua guru
atau dewan pendidik diupayakan untuk selalu mencari inovasi dalam
kegiatan pembelajaran dari berbagai sumber agar tujuan pembelajaran
dapat tercapai dengan baik.
3. Peneliti selanjutnya Hasil atau temuan penelitian diharapkan bisa
menjadi referensi serta menambah wawasan keilmuan tentang
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pendidikan karakter khususnya
disiplin dan tanggung jawab.
Daftar Pustaka
Abbas, Syahrizal. 2009. Manajemen perguruan tinggi: Beberapa Catatan.
Jakarta: Prenada Media Group.
Abdurrahman, Nana Herdiana. ”Character Education In Islamic Boarding School
Based SMA Amanah”, Pendidikan Islam, Vol. 2, No. 2 (2016): 287-305.
Ainiyah, Nur. “Pembentukan Karakter Melalui Pendidikan Agama Islam”, Al-
Ulum, Vol 13, No.1 (2013): 25-38.
Ardila, Risma Fadila. “Pendidikan Karakter Tanggung Jawab dan
Pembelajarannya di Sekolah”, Inovasi Pendidikan Bunga Rampai Kajian
Pendidikan Karakter, Literasi, dan Kompetensi Pendidik dalam Menghadapi
Abad 21, Solo, 2017, FKIP, Universitas Sebelas Maret.
Citra ,Yulia,”Pelaksanaan Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran,”E-JupeKhu
UNP, vol.1 No. 1 (2012):237-249.
Dacholfany, M. Ihsan. “Leadership Style Character Education at The Darussalam
Gontor”, Al-Ulum, Vol. 15, No. 2 (2015): 447-464.
Daymon, Chistie. Metode-metode Riset Kualitatif Dalam Public Relation dan
Marketing. Yogyakarta: Bentang Pustaka. 2008.
Departemen Pendidikan Agama RI. Jakarta, 2003, 30.
Hamdani. Dasar-dasar Kependidikan, Bandung: Pustaka Setia, 2011, 22.
Hawi Alimron, Sukirman Awal,”Pelaksanaan Pendidikan Karakter di Madrasah
Aliyah 2 Palembang”, Tadrib, Vol. 03 No. 02 (2017): 304-329
Hikmawati , Eti,”Upaya Kedisiplinan Belajar Peserta Didik Dalam Peningkatan
Pembelajaran di MAN Tegal Rejo dan MAN 1 Kota Magelang”, Tesis, IAIN
Salatiga, 2017, 16
Kesuma, Dharma dan Cepi Triatna. Pendidikan Karakter Kajian Teori dan
Praktik di Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012
Kesuma, Dharma dan Cepi Triatna. Pendidikan Karakter Kajian Teori dan
Praktik di Sekolah.Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012.
Lickona, Thomas. Character Matters Persoalan Karakter Bagaimana Membantu
Anak Mengembangkan Penilaian Yang Baik, Integritas, Dan Kebajikan
Penting Lainnya, Jakarta:Bumi Aksara, 2016.
Lickona, Thomas. Pendidikan Karakter Panduan Lengkap Mendidik Siswa
Menjadi Pintar dan Baik. Bandung: Nusa Media, 2014.
Manullang, Belferik. “Grand Desain Pendidikan Karakter Generasi Emas 2045”,
Jurnal Pendidikan Karakter, Vol. 03, No. 1, (Februari 2013), 1-14.
Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitaif, Bandung: Remaja Rosdakarya,
2005.
Perpres Nomor: 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter.
S. Benninga. Jacques. ”The Relationship Of Character Education Implementation
And Academic Achievement In Elementary Schools”, Journal of Research
in Character Education, Vol. 1, No. 1 (2003): 19-32.
Salahudin, Anas dan Irwanto. Pendidikan Karakter Berbasis Agama dan Budaya
Bangsa. Bandung: Pustaka Setia, 2013.
Samani, Muchlas & Hariyanto. Konsep dan Model Pendidikan Karakter.
Bandung: Remaja Rosdakarya. 2011.
Sriwilujeng , Diyah. Panduan Implementasi Penguatan Pendidikan Karakter.
Yogyakarta: Erlangga, 2017
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, Jakarta:
Bumi Aksara. 2009.
Sumardi, Kamin. “Potret Pendidikan Karakter di Pondok Pesantren Salafiah”,
Pendidikan Karakter, Vol.02, No. 03, (Oktober, 2012), 280-292.
Suprayogo & Tobroni. Metodologi Sosial Agama. Bandung: Rosdakarya. 2003.
Tanis, Hibur, “Pendidikan Character Dalam Membentuk Kepribadian
Mahasiswa”, INSANI, Vol. 13 No. 2 (2012): 92-98.
Wibowo, Agus. Pendidikan Karakter Strategi Membangun Karakter Bangsa
Berperadaban. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2012
Yasmin, Faizatul Lutfia. “Hubungan Disiplin Dan Tanggung Jawab Siswa”,
Jurnal Pendidikan, Vol. 1, No. 4 (April 2016) 692-697.
Zuhriy, M. Syaifuddien. “Budaya Pesantren dan Pendidikan Karakter Pada
Pondok Pesantren Salaf”, Pendidikan Karakter, Vol. 19, No. 2, (November
2011), 292-293.
Zulkarnain. Transformasi Nilai-nilai Pendidikan Islam Manajemen Berorientasi
Link and Match. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008.
Hasil Wawancara
Hari/tanggal : Senin, 4 Maret 2019
Pukul : 09.30-11.00 WIB
Lokasi : MTs PSA Manbaus Sa‟diyah
Sumber Data : Bp. Nur Rokhim, S.Pd. M.Si
Jabatan : Kepala Madrasah
1. Bagaimana pendidikan karakter yang diterapkan di sekolah saat ini?
Jawab: Pendidikan karakter yang sudah telaksana di sekolah ini merupakan
pendidikan karakter yang diintegrasikan dengan pendidikan non formal karena
sekolah madrasah ini masih dalam satu lingkungan pesantren dan jdibawah
naungan yayasan.
2. Nilai pendidikan karakter apa saja yang di kembangkan di sekolah ini?
` Jawab: Banyak sekali nilai pendidikan karakter yang di terapkan di sekolah
madrasah ini termasuk yang di canangkan oleh pemerintah saat ini pada PPK
yang mana termasuk lebih utamnya ada 5 penguatan pendidikan karakter yaitu
religious, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas. Tetapi sekolah ini
juga masih mengembangngkan pendidikan karakter yang dulu yang ada 18
butir diantaranya yaitu disiplin dan tanggung jawab.
3. Siapa sajakah yang terlibat dalam perencanaan pendidikan karakter di sekolah
ini khususnya karakter dissiplin dan tanggung jawab?
Jwab: Pada pendidikan karakter di sekolah semua dewan guru dan pengurus
yayasan sekolah madrasah ini tanpa terkecuali harus terlibat memberikan
rancangan pembelajaran yang menunjang kegiatan siswa dalam pengembangan
pendidikan karakter. Prencanaan yang dirangkum untuk pembelajaran untuk
keseluruhannya akan dirapatkan dan di bentuk serta diputuskan pada rapat
dewan guru diajaran tahun baru sekolah.
4. Rancangan program apa saja yang akan dilaksanakan dalam mengembangkan
pendidikan khususnya karakter disiplin dan tanggung jawab tersebut?
Jawab: Berkaitan dengan pendidikan karakter disiplin dan tanggung jawab di
madrasah ini sudah mencantumkan beberapa tata tertib yang harus di patuhi
agar terbentuknya sikap karakter siswa yang baik. Banyak program yang
dilakukan dalam mengembangkan pendidikan karakter contoh kecil dalam
waktu pendidikan formal siswa dan siswi wajib mengikuti jamaah shalat
dzuhur karena hal tersebut dapat membentuk perilaku disiplin waktu. Selain itu
di kegiatan ekstrakurikuler banyak kegitan yang dapat di piling siswa seperti
halnya pramuka, marching band, PMI, dan sebagainya.
5. Apakah dalam perencanaan pendidikan disekolah ini merupakan representasi
dengan pendidikan pesantren?tentu saja seperti itu karena sekolah madrasah ini
merupakan sekolah yang berada di lingkup yayasan dimana juga ada
pesantrennya jadi perencanaan pendidikan juga mengacu pada tata tertib
yayasan dan juga pesantren serta sekolah.
6. Kapan evaluasi pendidikan karakter dilaksanakan? Bagaiana caranya?
Jawab: evaluasi disini kita bagi menjadi beberapa bagian. Pertama evaluasi
dilakukan satu bulan sekali ketika ada rapat bulanan yang di hadiri dari
pengurus yayasan dan sekolah. Evaluasi ini banyak membahas tentang hasil
kinerja selama satu bulan sekali. Kedua evaluasi dilakukan pada saat
penerimaan raport semester satu dan juga pada saat kenaikan kelas , pada saat
pengambilan raport evaluasi dapat disampaikan langsung kepada wali siswa
dan juga siswa yang bersangkutan agar kedepannya lebih baik lagi. Dalam
evaluasi pendidikan karakter juga dilakukan penilaian antar sesama guru
melihat tingkat kedisiplinan dari dokumen absen setiap hari.
Hasil Wawancara
Hari/tanggal : Senin, 4 Maret 2019
Pukul : 09.30-11.00 WIB
Lokasi : MTs PSA Manbaus Sa‟diyah
Sumber Data : Sukadar, S.PdI
Jabatan : Waka Kurikulum
1. Bersumber dari mana saja bahan ajar dalam mengembangkan pendidikan
karakter khususnya pendidikan disiplin dan tanggung jawab?
Jawab: Banyak buku yang dipergunakan sebagai acuan pengembangan
pendidikan karakter seperti buku kurikulum 2013 yang membimbing siswa
untuk meningkatkan pendidikan karakternya. Selain itu juga dalam pembuatan
adsminitrasi seperti RPP dan Silabus didalamnya juga di masukkan pendidikan
karakter.
2. Nilai pendidikan karakter apa saja yang di kembangkan di sekolah ini?
Jawab: Karena sekolah ini adalah sekolah berbasis pesantren maka banyak
pendidikan karakter yang di kembangkan seperti mandiri, disiplin, tanggung
jawab, gotong royong, religious, peduli, jujur
3. Siapa sajakah yang terlibat dalam perencanaan pendidikan karakter di sekolah
ini khususnya karakter disiplin dan tanggung jawab?
Jawab: Dalam perencanaan pendidikan karakter semuan dewan guru sekolah
terlibat dalam perencanaan pendidikan karakter tidak lupa juga pengurus dan
pimpinan yayasan sekolah madrasah ini juga ikut terlibat dalam perencanaan
pendidikan karakter.
4. Seperti apa standar penilaian keberhasilan dalam pengembangan pendidikan
karakter disiplin dan tanggung jawab?
Jawab: Stadar penilaian yang dilakukan dalam pendidikan disiplin dan
tanggung jawab berupa buku penghubung atau buku catatan siswa. Dalam
buku itu ada rentang pemberian nilai kepada siswa
5. Apakah perubahan karakter siswa dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa?
Jawab: Iya pasti lah mas. Anak yang karakternya berubah pasti akan
mempengaruhi hasil prestasi siswa. Contoh kecil ya mas, anak yang
bertanggung jawab mengerjakan PR guru pasti akan memberikan nilai yang
baik kalau itu terus dilakukan pasti prestasi siswa tersebut meningkat.
Hasil Wawancara
Hari/tanggal : Senin, 4 Maret 2019
Pukul : 12.30-14.00 WIB
Lokasi : MTs PSA Manbaus Sa‟diyah
Sumber Data : Trismun, S.HI
Jabatan : Guru Pendidikan Agama Islam
1. Nilai pendidikan karakter apa saja yang di kembangkan di sekolah ini?
Jawab: Pastinya banyak pendidikan karakter yang dikembangkan disiplin,
tanggung jawab, mandiri, jujur, kerja keras.
2. Sejauh ini pendidikan karakter yang sudah di laksanakan seperti apa?
Jawab: Sampai saat ini pendidikan karakter yang di terapkan di sekolah ini
sudah berjalan dengan baik. Mulai dari disiplin dalam kegiatan belajar
mengajar di sekolah karena sekolah ini di lingkup pesantren maka siswa harus
selalu disiplin dan mandiri. Selai itu juga harus mematuhi seluruh tata tertib
yang ada pada yayasan madrasah ini.
3. Apakah faktor pendukung dan penghambat dalam menerapkan pendidikan
karakter?
Jawab: Faktor pendukung dalam penerapan pendidikan karakter di sekolah ini
karena peran orang tua selalu memantau perkembangan anaknya melalui guru
disamping itu orang tua juga akan memberikan informasi berbagai hal yang
terkait dengankegiatan atau perilaku anak didalam rumah atau di luar rumah.
Sedangkan faktor penghambatnya adalah lingkungan dan media social banyak
anak menjadi “nakal” ketika salah pergaulan di lingkungan serta berlebihan
menggunakan media sosial seperti “facebook”. Kalau salah dalam penggunaan
media sosial nantinya banyak perilaku negatif yang dilakukan.
4. jelaskan contoh pembelajaran pendidikan karakter yang di integrasikan dengan
mata pelajaran yang lain?
Jawab: Banyak contoh pendidikan karakter yang di integrasikan dengan mata
pelajaran yang lain apalagi sekolah ini juga berbasis pesantren pasti dalam
pelajaran pendidikan agama islam yang dihubungkan dengan pendidikan
karakter seperi shalat tepat waktu itu kan juga mencerminkan perilaku disiplin.
Membayar zakat karena itu adalah tanggung jawab umat muslim. Tanggung
jawab juga merupakan pendidikan karakter.
5. Apakah dalam pembelajaran pendidikan karakter hanya terlaksana di dalam
kelas atau juga dengan pembelajaran ekstrakurikuler?
Jawab: Pendidikan karakter di terapkan pada pendidikan formal dan non
formal. Di kegiatan ekstrakurikulerpun juga menerapkan pendidikan karakter.
Jadi semua bentuk kegiatan yang dilaksanakan di sekolah ini memang harus
ada penanaman pendidikan karakternya.
6. Apakah perubahan karakter siswa dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa?
Jawab: Ya itu ada pengaruhnya terhadap prestasi siswa. Siswa yang
menerapkan pendidikan karakter pastinya prestasinya sedikit demi sedikit akan
meningkat.
BIOGRAFI PENULIS
Berikut ini adalah biografi penyusun tesis secara singkat:
Nama : Nur Said
NIM : 12010160047
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Ampel Gading RT.04/06 Kenteng Kec. Bandungan 50665
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Email : [email protected]
Biografi Pendidikan:
1. SDN Kenteng 01 : Lulus Tahun 2004
2. MTs Al-Manar : Lulus Tahun 2007
3. MA Al-Manar : Lulus Tahun 2010
4. S1 IAIN Salatiga : Lulus Tahun 2015
5. S2 IAIN Salatiga : Masuk Tahun 2016
Demikian biografi dan riwayat hidup penulis, semoga dapat menjadi awal
perkenalan yang baik dan dapat menjadikan hubungan Ukhuwah Islamiyah bagi
penulis dan pembaca tesis ini.
Demak, 31 Juli 2019
Penulis
Nur Said