tesis oleh - lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20333987-t32510-mussa giovani.pdf ·...
TRANSCRIPT
PENGARUH KEBIJAKAN PELEPASAN SAHAM
BADAN USAHA MILIK NEGARA KE PUBLIK
TERHADAP PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR NASIONAL
(Studi: PT. Jasa Marga (Persero) Tbk)
TESIS
Oleh :
Nama : Mussa Giovani
NPM : 1106110783
UNIVERSITAS INDONESIA
FAKULTAS HUKUM
PASCASARJANA
JAKARTA, 2013
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
i
UNIVERSITAS INDONESIA
PENGARUH KEBIJAKAN PELEPASAN SAHAM BADAN USAHA
MILIK NEGARA KE PUBLIK TERHADAP PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR NASIONAL
(Studi: PT. Jasa Marga (Persero) Tbk)
TESIS
(Diajukan sebagai salah satu syarat guna memperoleh
gelar Magister Hukum)
MUSSA GIOVANI
1106110783
FAKULTAS HUKUM
PROGRAM PASCA SARJANA
HUKUM EKONOMI
JAKARTA
JANUARI 2013
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
ii
PERNYATAAN ORISINALITAS
Tesis ini adalah hasil karya saya sendiri,
dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk
telah saya nyatakan dengan benar.
Nama : Mussa Giovani
NPM : 1106110783
Tanda Tangan :
Tanggal : 21 Januari 2012
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
iii
PENGESAHAN
Tesis ini diajukan oleh :
Nama : Mussa Giovani
NPM : 1106110783
Program Studi : Pascasarjana
Judul Tesis : Pengaruh Kebijakan Pelepasan Saham Badan Usaha Milik
Negara Ke Publik Terhadap Pembangunan Infrastruktur
Nasional (Studi: PT. Jasa Marga (Persero) Tbk)
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan
diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk
memperoleh gelar Magister Hukum pada Program Studi
Pascasarjana, Fakultas Hukum Universitas Indonesia.
DEWAN PENGUJI
Pembimbing : Arman Nefi, SH., M.M. ……………..
Penguji : Akhmad Budi Cahyono, S.H., M.H. ……………..
Penguji : Dr. Tri Hayati, S.H., M.H. ……………..
Ditetapkan di : Jakarta
Tanggal : 21 Januari 2013
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
iv
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
rahmatNya lah penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Adapun maksud dari
penyusunan tesis ini adalah untuk memenuhi sebagian dari tugas dan persyaratan
untuk mencapai gelar Magister Hukum Program Pascasarjana Hukum Ekonomi,
Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Pada kesempatan ini, penulis
mengucapkan rasa terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah memberikan dorongan, bantuan dan bimbingan dalam
menyelesaikan tesis ini, terutama kepada:
1. Ayah dan Ibu, serta Adik-adik yang telah memberikan dukungan moril.
2. Ibu Prof. Dr. Rosa Agustina, SH., MH selaku Ketua Program Pascasarjana
Fakultas Hukum Universitas Indonesia.
3. Bapak Arman Nefi, SH., LL.M. selaku Pembimbing Tesis.
4. Staff Pengajar/Dosen dan Civitas Universitas Indonesia yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan tesis.
5. Pimpinan dan Staff PT. Jasa Marga (Persero) Tbk, terutama Bapak Adik
Supriatno, SE, selaku Kabag Manajemen Investasi, Biro Perencanaan
Perusahaan yang telah membantu penulis dalam melaksanakan riset di
perusahaan.
6. Rekan-rekan sesama Program Pascasarjana Fakultas Hukum Universitas
Indonesia yang telah memberikan masukan yang positif dalam proses
penyelesaian tesis.
Penulis menyadari sepenuhnya atas kekurangan dan kelemahan dalam
penyelesaian tesis ini. Akhir kata, penulis berharap mudah-mudahan tesis ini dapat
bermanfaat bagi yang memerlukan.
Jakarta, 21 Januari 2013
Penulis
Mussa Giovani
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
v
PERNYATAANA PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
. .
Sebagai Civitas Akademika Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di
bawah ini:
Nama : Mussa Giovani
NPM : 1106110783
Program Studi : Hukum Ekonomi
Departemen : Pascasarjana
Fakultas : Hukum Universitas Indonesia
Jenis Karya : Tesis
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Indonesia Hak bebas Royalti Nonekslusif (Non-exclusive Royalty-
Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul: Pengaruh Kebijakan
Pelepasan Saham Badan Usaha Milik Negara Ke Publik Terhadap
Pembangunan Infrastruktur Nasional (Studi: PT. Jasa Marga (Persero)
Tbk).
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan,
mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya tanpa meminta izin dari saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai
pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Jakarta
Pada tanggal : 21 Januari 2013
Yang menyatakan
(Mussa Giovani)
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
vi
ABSTRAK
Nama : Mussa Giovani
Jurusan : Hukum Ekonomi
Judul : Pengaruh Kebijakan Pelepasan Saham Badan Usaha Milik Negara
Ke Publik Terhadap Pembangunan Infrastruktur Nasional (Studi:
PT. Jasa Marga (Persero) Tbk).
Kebijakan pelepasan saham PT. Jasa Marga (Persero) Tbk ke publik sebagai
Badan Usaha Milik Negara merupakan bagian dari wujud komitmen pemerintah
terhadap negara, sebagai mana yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 17
Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Infrastruktur Nasional 2010 – 2025.
Pelepasan ini diharapkan akan lebih meningkat transparansi dan akuntabilitasnya,
serta dapat dijadikan contoh, dari perspektif harga saham Jasa Marga di bursa
yang kian membaik. Aset jalan tol yang dimiliki dan yang akan dibangun juga
memberikan dampak yang positif tidak hanya untuk perseroan namun juga bagi
kegiatan ekonomi di daerah sekitar jalan tol. Didukung dengan baru
dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah
Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum dan Peraturan Presiden Nomor 71
Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan
Untuk Kepentingan Umum yang dinilai akan dapat lebih mempercepat
pembangunan nasional, dan juga akan mempermudah penyelesaian pembangunan
khususnya ruas tol yang sering kali terhambat.
Kata Kunci :
Pelepasan Saham, Infrastruktur, Jalan Tol
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
vii
ABSTRACT
Name : Mussa Giovani
Subject : Economic Law
Title : The Effect of Release of State-Owned Enterprises Shares to
Public Against National Infrastructure Development (Study: PT.
Jasa Marga (Persero) Tbk).
The policy of release of shares of PT. Jasa Marga (Persero) Tbk to the public as a
State-Owned Enterprises is part of the government's commitment to the state,
which as stated in Law No. 17 Year 2007 on National Infrastructure Development
Plan 2010 to 2025. The release is expected to further increase transparency and
accountability, and can be used as an example, from the perspective of Jasa
Marga's share price on the stock are getting better. Assets owned of toll roads to
be built well and have a positive impact not only for the company but also for
economic activities in the area around the highway. Powered by the new issuance
of Law Number 2 Year 2012 on Land Procurement for Development for Public
Interest and Presidential Decree No. 71 Year 2012 concerning Land Procurement
for Development for Public Interest will be assessed further accelerate national
development, and will also facilitate the completion of the construction in
particularly on toll roads which are often hampered
Keywords :
Release of Shares, Infrastructure, Toll Road
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
viii
DAFTAR ISI
halaman
1. PENDAHULUAN .............................................................................................1
1.1. Latar Belakang ............................................................................................1
1.2. Permasalahan ............................................................................................. 11
1.3. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 11
1.4. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 11
1.4. Landasan Teori dan Kerangka Konseptual ............................................... 12
1.4.1. Landasan Teori................................................................................ 12
1.4.2. Kerangka Konseptual ...................................................................... 15
1.5. Metode Penelitian ...................................................................................... 19
1.6. Sistematika Penulisan ................................................................................ 20
2. PERLUNYA KEBIJAKAN PELEPASAN SAHAM BADAN USAHA
MILIK NEGARA (BUMN) KE PUBLIK .................................................... 22
2.1. Sejarah Singkat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ............................. 22
2.2. Kebijakan Pelepasan Saham Badan Usaha Milik Negara ke Publik ......... 33
2.3. Dasar Hukum Pelepasan Saham Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
ke Publik ................................................................................................... 51
3. KEBIJAKAN PELEPASAN SAHAM PT. JASA MARGA (PERSERO)
TBK KE PUBLIK .......................................................................................... 62
3.1. Sejarah Singkat dan Jejak Langkah Perseroan .......................................... 62
3.2. Kebijakan Pelepasan Saham dan Kesejahteraan Karyawan Perseroan ..... 67
3.3. Perubahan Peraturan Perundang-undangan dan Kebijakan Terkait
Perseroan ................................................................................................... 81
4. DAMPAK KEBIJAKAN PELEPASAN SAHAM PT. JASA MARGA
(PERSERO) TBK KE PUBLIK .................................................................... 86
4.1. Penerapan Prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) ............. 86
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
ix
4.2. Pelaksanaan Kewajiban Tanggung Jawab Sosial Perseroan ..................... 96
4.3. Program Perseroan dan Proyek Pembangunan Infrastruktur Ditinjau
dari Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah
Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum ......................................106
5. PENUTUP .......................................................................................................121
5.1. Kesimpulan ...............................................................................................121
5.2. Saran .........................................................................................................123
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................126
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
1
Universitas Indonesia
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Infrastruktur merupakan roda penggerak pertumbuhan ekonomi.1
Pengertian (terminologi) infrastruktur dapat dilihat dari aspek “engineering”,
ekonomi, sosial-politik, dan hukum. Di dalam konteks ini, maka pengertian
infrastruktur akan dilihat dari sudut ekonomi dan hukum. Dari sudut pandang
ekonomi, infrastruktur merupakan fasilitas publik yang melingkupi transportasi,
jalan, pengairan, air minum dan sanitasi, telekomunikasi (telematika), listrik dan
pengangkutan migas. Sedang pengertian hukum infrastruktur adalah peraturan
(ketentuan) yang mengatur mengenai pembangunan konstruksi dari infrastruktur
termasuk di dalamnya segi komersil dan kontrak (perjanjian) pembangunan
infrastruktur. Pengertian tersebut diambil dari pola yang digunakan World Bank.2
Mengutip dari sebuah karya ilmiah Tesis dengan judul Privatisasi Sektor
Telekomunikasi di Indonesia 2001-2006 (Studi Kasus: PT. Telkom. Tbk) sebagai
perbandingan pembahasan, bahwasannya diakui atau tidak, sektor telekomunikasi
telah berperan signifikan bagi perkembangan perekonomian global. Hal ini
disebabkan telekomunikasi merupakan infrastruktur pendukung utama bagi
kegiatan ekonomi di belahan dunia manapun. Artinya, keberadaan dan peran
telekomunikasi telah menjadi urat nadi (lifeblood) kegiatan perekonomian secara
modal dan berfungsi sebagai sarana peningkatan kesejahteraan masyarakat.3
Regulasi telekomunikasi perlu diatur untuk mendorong pasar yang kompetitif.
Jika pasar kompetitif, diharapkan suplai jasa telekomunikasi akan efisien. Selain
1 Kementrian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Nasional
(BAPPENAS), Infrastruktur Indonesia, Sebelum, Selama dan Pasca Krisis (Perum Percetakan
Negara RI, 2003), hal. 10.
2 Danang Parikesit, Catur Sugiyanto, dkk., Kajian Aspek Kemasyarakatan di dalam
Pengembangan Infrastruktur Indonesia (Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas
Indonesia, 2007), hal. 41.
3 Amy Imelda Meliala, “Privatisasi Sektor Telekomunikasi di Indonesia 2001-2006 Studi
Kasus: PT. Telkom, Tbk.” Tesis untuk gelar Magister Hukum. Jakarta: Fakultas Hukum
Pascasarjana Universitas Indonesia, 2007, hal. 26. Lihat juga, “Telekomunikasi dan Implementasi
Privatisasi,” http://www.google.com/harian_bisnis_Indonesia/berita/09/09/2004.htm.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
2
Universitas Indonesia
itu, regulasi telekomunikasi juga membantu menciptakan iklim kondusif agar
dapat menarik investor asing.4
Pertumbuhan ekonomi pada dasarnya mengacu pada konsep pertumbuhan
ekonomi. Pembangunan pada hakikatnya diupayakan dalam rangka untuk
mencapai suatu kesejahteraan rakyat sesuai dengan yang diamanatkan dalam
Pembukaan UUD 1945, di mana tujuan dari berdirinya Negara Republik
Indonesia adalah mewujudkan sebuah kesejahteraan bangsa.5
Menurut Friedman, struktur hukum yaitu: “The shape size and power of
legislature is another element of structure. A written constitution is still another
important feature in structural landscape of law. It is, or attempts to be, the
expression or blue print of basic features of the country’s legal process, the
organization and framework of government”. (Lawrence Friedman, 1984).
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka struktur hukum yang merupakan
bagian dari sistem hukum meliputi institusi yang diciptakan seperti lembaga
hukum, dan organisasi pemerintah. Dalam kaitan ini maka peran dari pemerintah
dan lembaga-lembaga Negara untuk mendorong sebuah proses pembangunan
sangat diperlukan.6
Jalan sebagai salah satu prasarana perhubungan pada hakekatnya
merupakan unsur penting dalam pembangunan ekonomi suatu bangsa dan dalam
upaya memelihara kesatuan dan persatuan bangsa. Oleh karena itu, jalan harus
dikembangkan melalui serangkaian program pembangunan yang menyeluruh,
terarah dan terpadu, serta berlangsung terus menerus. Dalam kerangka tersebut
maka jalan mempunyai peran yang penting dalam mewujudkan sasaran
pembangunan nasional, terutama pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya,
terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat, berkembangnya ekonomi rakyat
4 Ibid.
5 Fokky Fuad, Fokky Fuad, Hukum, Demokrasi dan Pembangunan Ekonomi, Lex
Jurnalica Vol.5 No. 1, Desember 2007, Fakultas Hukum Universitas Indonuda Esa Unggul,
Jakarta, hal. 9.
6 Ibid.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
3
Universitas Indonesia
yang cukup tinggi, serta dalam jangka panjang tercipta pertumbuhan dan
perkembangan ekonomi atas kekuatan sendiri.7
Kebijakan pembangunan jalan tol di Indonesia didasari atas tingginya
kebutuhan akan prasarana jalan, sementara kemampuan anggaran pemerintah
sangat terbatas. Untuk itu langkah-langkah kebijakan yang diambil pihak
pemerintah dan penyelenggara jalan tol di Indonesia dalam hal ini PT. Jasa Marga
(Persero) Tbk (selanjutnya disebut Jasa Marga) meliputi pelaksanaan konstruksi
bertahap, pelaksanaan konstruksi dengan investasi rendah, dan penerapan sistem
jalan pungutan langsung atau jalan tol.8
Penyusunan perencanaan kebutuhan investasi dan sumber pembiayaan
pembangunan, serta pencapaiannya, merupakan bagian penting dalam
perencanaan pembangunan. Hal ini tidak lain karena keberhasilan pembangunan
akan sangat ditentukan oleh kemampuan penyediaan sumber pembiayaan, selain
faktor-faktor dominan lainnya, seperti sumber daya alam dan sumber daya
manusia yang terlatih. Usaha penghimpunan dana tersebut harus dapat
dilaksanakan tanpa menimbulkan gejolak atau ketegangan struktural.9
Penyusunan rencana kebutuhan investasi meliputi aspek yang sangat luas
ditinjau dari sasaran yang hendak dicapai. Kebutuhan invetasi harus
memperhitungkan laju pertumbuhan secara agregat dan laju pertumbuhan secara
sektoral yang kemudian perlu dirinci lebih lanjut dalam program–program.
Sebaliknya, ditinjau dari sumbernya, rencana kebutuhan investasi harus pula
memperhatikan kemampuan sumber pembiayaan yang dapat disediakan, baik dari
sektor pemerintah maupun sektor swasta dan masyarakat, serta sumber-sumber
7 Kementrian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Nasional
(BAPPENAS), Infrastruktur Indonesia, Sebelum, Selama dan Pasca Krisis (Perum Percetakan
Negara RI, 2003), hal. 161.
8 Ibid., hal 173.
9 Marzuki Usman, Widjanarko, Sjahrir, Pembangunan Investasi, Kendala dan Prospek
(Jakarta: Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia, 1990), hal. Xiii.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
4
Universitas Indonesia
pelengkap lainnya.10
Dari sudut teoritis, “ekonomi adalah cara manusia memenuhi
kebutuhannya”.11
Secara empiris dan intuitif dapat dikaitkan bahwa investasi infrastruktur
mempunyai pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara
atau wilayah. Khusus untuk Indonesia, diperlukan suatu model matematika yang
komprehensif tentang pengaruh infrastruktur terhadap ekonomi dan
pengembangan wilayah. Oleh karena itu dapat disimpulkan ada keterkaitan antara
perekonomian global, nasional dan lokal, serta hubungan yang erat antara
ekonomi dengan ketersediaan infrastruktur di suatu negara.12
Jasa Marga merupakan perusahaan perintis penyelenggaraan jalan tol di
Indonesia, yang didirikan pada tanggal 01 Maret 1978.13
Mantan Dirut Jasa Marga
Frans Satyaki Sunito mengatakan, semakin kuatnya struktur modal perseroan
memungkinkan bagi Badan Usaha Milik Negara (selanjutnya disingkat BUMN)
jalan tol tersebut untuk mencari pendanaan eksternal. Menurutnya bahwa, “Rasio
utang terhadap modal yang melemah bisa dimanfaatkan perseroan untuk mencari
pendanaan dari luar.” Privatisasi Jasa Marga telah mendapatkan persetujuan dari
Komisi XI DPR melalui Surat Nomor KD.01/3406/DPR RI/2007.14
Kebijakan terkait pelepasan saham BUMN ke publik selalu menjadi hal
yang diperdebatkan dalam masyarakat, termasuk juga di dalamnya karyawan
perusahaan yang bersangkutan itu sendiri. Padahal kegiatan privatisasi adalah hal
yang normal pada dunia usaha. Namun ketika menyangkut perusahaan milik
negara (BUMN) privatisasi tidak lagi menyentuh proses bisnis. Namun seringkali
10
Ibid.
11
Ismail Saleh, SH, Hukum dan Ekonomi (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1990),
hal. x.
12
Kementrian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Nasional
(BAPPENAS), Infrastruktur Indonesia, Sebelum, Selama dan Pasca Krisis (Perum Percetakan
Negara RI, 2003), hal. 11-12.
13
http://www.jasamarga.com/id_/profil-perusahaan/sekilas-jasa-marga.html, diakses pada
awal 2012.
14
M. Munir Haikal, Jasa Marga isyaratkan harga nominal Rp500 per saham,
http://www.bumn.go.id/17555/publikasi/berita/jasa-marga-isyaratkan-harga-nominal-rp500-per-
saham/.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
5
Universitas Indonesia
menimbulkan benturan antara kepentingan ekonomi dan politik yang pada
akhirnya menimbulkan isu pro-kontra terhadap kebijakan privatisasi.15
Selain mereka yang pro terhadap kebijakan privatisasi, ada pula
pandangan-pandangan yang kontra. Pandangan kontra tersebut mempunyai
berbagai alasan seperti halnya privatisasi bukanlah suatu langkah yang baik yang
diambil oleh negara untuk melakukan pembaharuan. Beberapa pandangan lain
yang dikemukakan oleh mereka yang kontra adalah diantaranya, bahwa hal
tersebut justru dipanadang akan memperbesar biaya yang timbul dari prosesnya,
kemudian akan menambahnya jumlah pengangguran dan beban biaya sosial akibat
adanya pengangguran sebagai akibat dari adanya efisiensi perusahaan, pandangan
lainnya bahwa hal tersebut tidak selalu menghasilkan pelayanan yang bermutu,
termasuk membuka peluang terjadinya korupsi, mengurangi fleksibilitas dan
berdampak pada lemahnya akuntabilitas perusahaan karena terjadi perubahan
sistem, dan juga dipandang akan membahayakan kedudukan perempuan dan
kelompok minoritas.16
Bila melihat pada salah satu dorongan untuk dirumuskannya kebijakan
pelepasan saham BUMN ke publik adalah efisiensi ekonomi, maka argument yang
diajukan oleh mereka yang kontra terhadap privatisasi adalah bahwa tidak adanya
suatu landasan yang kuat yang mengatakan bahwa kepemilikan swasta dalam
perusahaan negara merupakan suatu pre-kondisi menuju efisiensi. Tidak
efisiennya perusahaan negara yang berdampak pada rendahnya kontribusi kepada
negara dipandang tidak sejalan dengan teori ekonomi neo-klasik. Bahkan
dikatakan lagi bahwa privatisasi berarti negara melepaskan asset negara.17
Mendapatkan pemasukan bagi negara dari penjualan aset perusahaan negara justru
akan bersinggungan dengan tujuan negara dalam hal efisiensi ekonomi.
Pemasukan yang besar ini justru bertentangan dengan upaya menuju persaingan
karena pengalihan aset belum tentu akan memperbaiki kinerja perusahaan yang
15
Amy Imelda Meliala, Op Cit., hal. 69-70. Lihat juga, Yusuf Senopati Riyanto,
“Privatisasi dan Pelayanan Publik BUMN”, Suara Karya (3 Juli 2007) : 11.
16
Ibid., hal. 77-79. Lihat juga, Artikel suatu organisasi yang menentang privatisasi,
berjudul Against Privatization, http://www.afscme.org.
17
Ibid., hal. 79-80. Lihat juga, Jose Pinera dan William Glade, “Privatization In Chile”,
edited by William Glade, In International Center for Economic Growth: Privatization of Public
Enterprises In Latin America, San Fransisco: ICS-Press, 1991. hal. 33.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
6
Universitas Indonesia
pada akhirnya perekonomian tidak kemudian menjadi baik. Yang kemudian
disimpulkan bahwa kebijakan pelepasan saham BUMN ke publik bukanlah satu-
satunya solusi untuk memperbaiki buruknya perekonomian.
Ekonomi dinilai memiliki karakteristik gerak perkembangan yang cepat
dan fleksibel, sementara hukum justru dianggap berjalan lambat dan kaku.18
Antara ekonomi dan hukum berkaitan erat di mana yang satu dengan yang lainnya
saling mempengaruhi. Sejarah pertumbuhan ekonomi dan perkembangan hukum
di seluruh dunia menunjukkan hal itu. Suatu perkembangan ekonomi akan
mempengaruhi peta hukum. Sebaliknya perubahan hukum juga akan memberikan
dampak yang luas terhadap ekonomi. Deregulasi yang dilaksanakan pemerintah,
yang menyangkut peraturan, sudah terbukti memberikan dampak yang luas dalam
kehidupan perekonomian nasional.19
Hal ini sesuai dengan Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025 yang selanjutnya disebut sebagai
RPJP Nasional, yang merupakan dokumen perencanaan pembangunan nasional
untuk periode 20 (dua puluh) tahun terhitung sejak tahun 2005 sampai dengan
tahun 2025.20
Sebagai jalan tol pertama di Indonesia yang dioperasikan oleh Jasa Marga,
Jalan tol Jagorawi (Jakarta-Bogor-Ciawi) merupakan tonggak sejarah bagi
perkembangan industri jalan tol di Tanah Air. Berbekal pengalaman selama lebih
dari tiga dasawarsa, perseroan membuktikan kepiawaiannya dengan tetap menjadi
pemimpin pasar di industri jalan tol di Tanah Air. Hingga saat ini perseroan telah
mengoperasikan 531 km jalan tol atau 72% dari total panjang jalan tol di
Indonesia.21
Perseroan berhasil memenangkan 3 (tiga) konsesi baru yaitu Bogor Ring
Road, Semarang-Solo, dan Gempol-Pasuruan pada tahun 2004 serta 2 (dua) ruas
JORR 2 yaitu Cengkareng-Kunciran dan Kunciran-Serpong pada tahun 2007. Tiga
ruas tol baru lainnya yaitu Surabaya-Mojokerto, JORR W2, serta Gempol-
18
Ismail Saleh, SH, Hukum dan Ekonomi (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1990),
hal. ix.
19
Ibid.
20
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025, Pasal 1, Angka 1.
21
http://www.jasamarga.com.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
7
Universitas Indonesia
Pasuruan juga menambah jumlah ruas tol yang saat ini dimiliki perseroan.
Sebanyak 8 (delapan) ruas tol baru dengan panjang sekitar 200 km yang saat ini
sedang dipersiapkan perseroan tersebut diharapkan dapat beroperasi secara
bertahap antara 2011-2013.22
Perseroan telah melalui berbagai peristiwa penting dan perubahan dalam
perjalanannya. Pada awal berdirinya, perseroan berperan tidak hanya sebagai
operator, tetapi juga memikul tanggung jawab sebagai otoritas jalan tol di
Indonesia. Tahun 2004, peran otorisator dikembalikan kepada pemerintah dengan
dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan. Peran
otorisator dilaksanakan oleh Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT). Sebagai
konsekuensinya, Jasa Marga menjalankan fungsi sepenuhnya sebagai sebuah
perusahaan pengembang dan operator jalan tol dengan berorientasi pada kaidah-
kaidah korporasi.23
Kemudian dengan baru dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 2 Tahun
2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum
yang dinilai akan dapat lebih mempercepat pembangunan nasional, yang diperkuat
dengan Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum yang dinilai
juga akan mempermudah penyelesaian pembangunan khususnya ruas tol yang
sering kali terhambat.
Keseluruhan dari perubahan ini mendorong perseroan untuk lebih fokus
dalam mengembangkan bisnis jalan tol, mulai dari perencanaan, pembangunan
hingga pengoperasian jalan tol. Perseroan pun semakin mendapatkan kepercayaan
pemangku kepentingan terutama investor karena perseroan dapat lebih
berkonsentrasi dalam meningkatkan nilai perseroan.24
Globalisasi dan pasar bebas menuntut pemerintah untuk menciptakan daya
saing perusahaan (BUMN) untuk dikelola secara profesional, salah satunya adalah
dengan melibatkan pihak swasta dalam tata perekonomian nasional. Perubahan
22
Ibid.
23
Ibid.
24
Ibid.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
8
Universitas Indonesia
kepemilikan akan memiliki pengaruh terhadap kinerja perusahaan.25
BUMN juga
mempunyai fungsi bisnis yaitu sebagai unit ekonomi, alat kebijaksanaan
pemerintah/agen pembangunan. Sebagai unit ekonomi, BUMN dituntut untuk
mencari keuntungan sebagaimana perusahaan swasta umumnya. Sedangkan
sebagai agen pembangunan, BUMN dituntut untuk menjalankan misi pemerintah
dengan sebaik-baiknya. Berarti setiap BUMN harus menjalankan fungsi tersebut
sekaligus, meskipun dengan bobot yang berbeda antara yang satu dengan yang
lainnya.26
Pemerintah akan melakukan pelepasan saham perdana (IPO/Initial Public
Offering) terhadap 7 BUMN. BUMN didorong go public agar lebih transparan.
Demikian disampaikan Mantan Menko Perekonomian Hatta Rajasa. Beberapa
BUMN yang diperkirakan bisa melakukan IPO pada tahun depan di antaranya
holding PT. Perkebunan Nusantara (PTPN) dan Semen Baturaja. Sementara untuk
rights issue BUMN, Hatta meminta agar BUMN yang ingin melakukan rights
issue untuk tetap menyisakan saham pemerintah sebesar 60%. Terutama untuk
BUMN sektor perbankan. Jika terdaftar di bursa, maka BUMN bakal lebih
meningkat transparansi dan akuntabilitasnya.27
Hatta Rajasa mendorong BUMN go public, karena masyarakt akan lebih
menikmati, lebih sehat, lebih transparan dan terkontrol karena ada kontrol publik.
Kemudian ada banyak pemegang saham yang memungkinkan untuk melaporkan.
Menurutnya, “Dengan kata lain corporate governance-nya pasti sehat”. IPO
tersebut tidak ditujukan untuk memberikan sumbangan kepada negara melainkan
untuk menyehatkan BUMN. Bahwa menurutnya, “IPO bukan untuk menginjeksi
dana APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) tapi untuk menyehatkan
struktur keuangan dari perusahaan itu sendiri”.28
25
Riant Nugroho dan Randy R. W.. Manajemen Privatisasi BUMN (Jakarta: PT. Elex
Media Komputindo, 2008), hal. xii.
26
Ibrahim, BUMN dan Kepentingan Umum (Jakarta: PT. Citra Aditya, 1997), hal. 135.
27
Pemerintah Lakukan Pelepasan Saham Pada 7 BUMN di 2012,
http://www.vibiznews.com/news/stock/2011/09/16/pemerintah-lakukan-pelepasan-saham-pada-7-
bumn-di-2012/60.
28
Ibid.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
9
Universitas Indonesia
Dari pandangan kelembagaan, corporate governance terkait langsung
dengan pembuat kebijakan publik karena hukum, regulasi dan institusi-institusi
yang ada merupakan sumber yang paling penting bagi pembentukan kerangka
normatif tata kelola perusahaan (corporate governance framework) di suatu
negara. Peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal, perseroan terbatas,
perbankan, asuransi, kepailitan akan mempengaruhi kebijakan dan perilaku setiap
perusahaan.29
Dari perangkat peraturan perundang-undangan, pasar modal Indonesia
memiliki ciri kekhasan tersendiri yang membedakannya dengan kegiatan Pasar
Modal di negara lainnya. Kekhasan Pasar Modal di Indonesia tersebut terletak
pada visi dan misi yang menjangkau segi-segi idealisme sebagai yang terkandung
dalam dasar falsafah dasar negara Indonesia, yaitu Pancasila. Visi dan misi
idealisme tersebut tampak pada segi pemerataan pemilikan saham perusahaan,
sehingga dapat terjangkau oleh masyarakat luas, agar mereka dapat ikut
menikmati hasil-hasil pembangunan, khususnya pembangunan di bidang ekonomi.
Hal ini dapat dilihat pada Keputusan Presiden Nomor 52 Tahun 1979 tentang
Pasar Modal tersebut.30
Pemerintahan yang baik (good governance) senantiasa berbuat yang
terbaik bagi rakyat dan bangsanya, yaitu berupaya memikirkan bagaimana agar
rakyat yang dipimpinnya dapat hidup lebih sejahtera dan bangsanya mempunyai
martabat di tengah-tengah pergaulan bangsa yang lain.31
Dalam proses
demokratisasi politik, negara dituntut untuk menyusutkan atau membatasi
perannya, termasuk perannya di bidang ekonomi.32
Pelepasan ke publik saham Jasa Marga sebagai BUMN ditegaskan oleh
Hatta Rajasa sebagai salah satu orang yang mendukung IPO BUMN, bahwa
29
Indra Surya, SH, LL.M dan Ivan Yustiavanda, SH, LL.M, Penerapan Good Corporate
Governance Mengesampingkan Hak-hak Istimewa demi Kelangsungan Usaha (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2006), hal. 9-10.
30
Dr. Nindyo Pramono, SH, MS, Sertifikasi Saham PT. Go Public dan Hukum Pasar
Modal di Indonesia (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1997), hal. 145.
31
Bambang Sutiyoso, SH, M.Hum, Aktualita Hukum dalam Era Reformasi (Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada, 2004), hal: 34.
32
M. Dawan Rahardjo, “Peran Negara dalam Proses Demokratisasi Ekonomi,” Jurnal
Reformasi Ekonomi, Vol. 2, No. 1 Januari – April 2001, hal.19.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
10
Universitas Indonesia
menurutnya, jika terdaftar di bursa maka BUMN akan lebih meningkat
transparansi dan akuntabilitasnya.33
Pelepasan saham Jasa Marga ke publik dapat
dijadikan contoh, dari perspektif permodalan, pelepasan sebagian saham
kepemilikan pemerintah dapat dikatakan sukses, secara bertahap, harga saham
Jasa Marga di bursa kian membaik. Aset jalan tol yang saat ini dimiliki oleh Jasa
Marga dan aset-aset jalan tol baru yang akan dibangun juga memberikan dampak
turunan yang positif tidak hanya untuk perseroan namun juga dampak kegiatan
ekonomi di daerah sekitar jalan tol.34
Penelitian ini dilandasi oleh keingintahuan akan bagaimana perkembangan
sektor jalan tol di Indonesia setelah dilakukannya pelepasan saham Jasa Marga.
Ditambah lagi dengan diterbitkannya kebijakan-kebijakan dan beberapa peraturan
perundang-undangan yang baru sebagai pembanding dengan yang telah ada
sebelumnya, juga sebagai dasar hukum yang berdampak lebih spesifik terhadap
pembangunan infrastruktur nasional, khususnya jalan tol.
Berdasarkan latar belakang seperti yang sudah penulis kemukakan
sebelumnya, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian untuk menyusun
tesis yang berjudul : Pengaruh Kebijakan Pelepasan Saham Badan Usaha
Milik Negara Ke Publik Terhadap Pembangunan Infrastruktur Nasional
(Studi: PT. Jasa Marga (Persero) Tbk).
33
Pemerintah Lakukan Pelepasan Saham Pada 7 BUMN di 2012,
http://www.vibiznews.com/news/stock/2011/09/16/pemerintah-lakukan-pelepasan-saham-pada-7-
bumn-di-2012/60.
34
Laporan Tahunan Jasa marga, tahun 2010, Op Cit.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
11
Universitas Indonesia
1.2. Permasahalan
Mengingat pentingnya pengetahuan tentang pengaruh kebijakan pelepasan
saham Jasa Marga ke publik terhadap perkembangan infrastruktur jalan tol, maka
dalam tulisan ini permasalahan yang hendak dikemukakan akan dibatasi pada :
1. Apakah kebijakan pemerintah atas pelepasan saham BUMN ke publik telah
sesuai dengan rencana pembangunan nasional?
2. Apakah regulasi dari pelaksanaan kebijakan pelepasan saham PT. Jasa Marga
ke publik adil terhadap karyawan perseroan?
3. Apakah peraturan perundang-undangan yang berlaku saat ini menjamin PT.
Jasa Marga dan investor dalam melaksanakan proyek pembangunan
infrastruktur jalan tol?
1.3. Tujuan Penelitian
Dari permasalahan yang diajukan sebelumnya, maka penelitian ini
dilakukan dengan tujuan :
1. Untuk mengetahui lebih mendalam, apakah pelepasan saham Jasa Marga
sebagai BUMN ke publik membawa manfaat bagi pemerintah, masyarakat,
perusahaan dan pemegang saham itu sendiri.
2. Untuk mengetahui yang terjadi di lapangan terkait dengan pelaksanaan
kebijakan pelepasan saham Jasa Marga.
3. Untuk mengetahui lebih mendalam lagi dari segi regulasi termasuk
kebijakan berkaitan dengan perkembangan infrastruktur jalan tol setelah
dilakukannya pelepasan saham Jasa Marga.
1.4. Manfaat Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang menjadi fokus kajian penelitian ini dan
tujuan yang ingin dicapai, maka diharapkan penelitian ini :
1. Dapat menjadi masukan bagi semua pihak yang membutuhkan, maupun
mahasiswa sebagai bahan bagi penelitian lebih lanjut, khususnya masalah
kebijakan pelepasan saham BUMN ke publik.
2. Dapat menjadi masukan bagi seluruh perusahaan baik BUMN maupun swasta,
khususnya Jasa Marga dalam mengelola saham yang dibeli oleh karyawan
perusahaan dari hasil penjualan saham perusahaannya ke publik.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
12
Universitas Indonesia
3. Penelitian ini kiranya juga dapat memberikan gambaran dari sisi yang berbeda
kepada semua pihak, khususnya pemerintah terkait dengan pelepasan saham
Jasa Marga ke publik dan perkembangan infrastruktur jalan tol di Indonesia
untuk lebih maju.
1.5. Landasan Teori dan Kerangka Konseptual
1.5.1 Landasan Teori
Penelitian ini dilakukan berkenaan dengan pelepasan saham Jasa
Marga sebagai bagian dari penghimpunan modal berkaitan dengan
pembangunan infrastruktur jalan tol di Indonesia.
Dalam bahasa Belanda, saham disebut dengan andeel, dan dalam
bahasa Inggris disebut dengan istilah share atau stock. Yang dimaksud
dengan saham adalah suatu kepentingan kepemilikan (ownership interest)
dalam suatu perusahaan, yang biasanya tercipta dengan memberikan
kontribusi ke dalam modal dari perusahaan yang bersangkutan.35
Lebih lanjut ada yang memberikan arti kepada saham (saham
perusahaan) sebagai bagian dalam kepemilikan suatu perusahaan atau
suatu modal yang ditanam dalam suatu perusahaan seperti yang diwakili
oleh bagian-bagian dari modal itu yang dimiliki oleh individu masing-
masing dalam bentuk sertifikat saham.36
Sementara itu, dalam Black’s Law Dictionary disebutkan bahwa
yang dimaksudkan dengan saham (share of corporate stock) adalah bagian
yang proposional selama masa eksistensinya, dan dalam asetnya manakala
perusahaan dibubarkan.37
Usaha restrukturisasi perusahaan di samping dilakukan dengan
tujuan untuk perluasan usaha, sering juga dilakukan justru untuk
merampingkan usaha, baik dalam rangka back to basic (kembali ke bisnis
pokok), atau tidak. Dari segi yuridis, terdapat beberapa macam ekspansi
35
Gifis dan Steven H, Law Dictionary (New York: Harper Collins Publishers Inc, 1994),
hal. 428.
36
Abdurrahman. A, Ensiklopedi Ekonomi Keuangan dan Perdagangan (Jakarta: PT.
Pradnya Paramita, 1991), hal. 1029.
37
Black dan Henry Campbell, Black’s Law Dictionary (Minnesota: West Publishing Co.,
1968), 1542.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
13
Universitas Indonesia
perusahaan, yaitu ekspansi struktural, ekspansi bisnis, dan ekspansi
finansial yang akan dijelaskan berikut ini.38
Kebijakan pengambilalihan tanah terkait dengan pengaturan
mengenai proses pengambilan tanah yang dimiliki oleh masyarakat atau
individu-individu oleh negara dan individu-individu atau kelompok
masyarakat lainnya. Pengambilan tanah tersebut berhubungan dengan
penggunaan tanah yang diambil untuk tujuan pembangunan (jalan,
perumahan, pemanfaatan, pemilikan dan penguasaan tanah sejalan dengan
penatagunaan tanah.39
Pengertian pengambilalihan tanah memiliki makna yang sama
dengan perolehan tanah untuk kepentingan publik yang dilakukan oleh
sektor publik (negara) dan sektor privat (swasta). Tanah tersebut diperoleh
dari tanah milik individu-individu, sehingga dalam proses perolehan tanah
tersebut hendaknya dapat diperhatikan prinsip-prinsip keadilan sehingga
tidak merugikan pemilik asal. Salah satu prinsip dasar dari perolehan tanah
yang universal adalah no private property shall be taken for public use
without just and fair compensation, yang mengandung arti penting dari
kompensasi yang jujur dan adil dalam proses tersebut.40
Dari uraian sebelumnya, maka dalam pembahasan penelitian lebih
lanjut akan digunakan teori Laissez Faire (biarkan sendiri) yang
dikemukakan oleh Adam Smith41
(ahli ekonomi klasik) yang menyatakan
38
Munir Fuady, SH, MH, LL.M, Hukum Perusahaan: Dalam Paradigma Hukum Bisnis
(Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2002), hal. 151.
39
Adrian Sutedi, SH, MH, Implementasi Prinsip Kepentingan Umum dalam Pengadaan
Tanah untuk Pembangunan (Jakarta: Sinar Grafika, 2007), hal. 392-393.
40
Ibid.
41
Amy Imelda Meliala, Op Cit., hal. 26. Lihat juga, Mochtar Kusuma Atmadja dan Arief
Sidharta, Pengantar Ilmu Hukum, Suatu Pengenalan Pertama Ruang Lingkup Berlakunya Ilmu
Hukum, Buku I (Bandung: Alumni, 2000), hal. 28. Lihat, terbitnya buku The Wealth of Nations
karya Adam Smith pada tahun 1776 biasanya dipandang sebagai titik awal perkembangan ilmu
ekonomi. Dengan semboyan laissez faire, yang artinya “biarkanlah”. Sebagai pandangan untuk
melawan pandangan aliran Merkantilisme (1500-1750), dimana paham Merkantilisme ini
mempunyai pokok pikiran, yaitu: Negara perlu campur tangan dalam perekonomian nasional untuk
mengelola kegiatan ekonomi menuju kemakmuran bersama. Dan negara perlu ikut campur tangan
khususnya dalam hal perdagangan internasional dan harus mengusahakan supaya neraca
perdagangan selalu positif, sebab dari situlah negara mendapatkan uang yang dibutuhkan untuk
pembangunan ekonomi nasional. Pada saat paham ini berkembang, para negarawan mulai mencari
uang untuk membiayai tentara dan pegawai negeri serta mulai menggunakan kekuasaannya untuk
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
14
Universitas Indonesia
bahwa pengawasan terhadap produksi pemerintah itu tidak perlu. Para
pengusaha seharusnya dibiarkan untuk menghasilkan barang-barang yang
dapat member laba. Dalam bukunya yang berjudul “An Inquiry into the
nature and causes of the wealth of nations” (1776), memuat beberapa
pokok pikiran berikut:42
1) Sumber kemakmuran suatu bangsa adalah kerja (bukan uang atau
perdagangan saja, juga bukan hanya pertanian saja).
2) Produktivitas kerja dapat sangat ditingkatkan dengan spesialisasi dan
pembagian kerja. Spesialisasi memerlukan pasar yang cukup luas. Oleh
karena itu, Adam Smith memperjuangkan kebebasan berusaha dan
perdagangan bebas.
3) Kemajuan ekonomi tergantung dari faktor-faktor dinamis seperti:
pertambahan penduduk, perluasan pasar dan investasi atau
pembentukan modal. Untuk itu golongan masyarakat yang kaya perlu
mengadakan tabungan yang kemudian disalurkan ke tujuan produktif
(=investasi).
4) Kemakmuran suatu bangsa akan paling terjamin kalau setiap orang
diberi kebebasan untuk menentukan sendiri apa, berapa, dimana dan
bagaimana melakukan kegiatan ekonomi. Tata ekonomi yang paling
mendukung kesejahteraan bangsa adalah tata ekonomi dimana
pemerintah memberikan kebebasan kepada usaha swasta untuk
menyelenggarakan produksi dan konsumsi menurut seleranya sendiri.
5) Kebebasan yang diberikan kepada swasta ini tidak akan
mengakibatkan kekacauan atau keliaran. Memang dalam menentukan
kegiatan ekonomi orang pertama-tama memikirkan kepentingannya
sendiri. Tetapi karena bekerjanya mekanisme harga di pasar bebas
memperkuat kedudukan ekonomi negara. Dengan adanya revolusi industri pada pertengahan abad
18, ditandai dengan adanya penemuan mesin uap, mesin pintal dan mesin tenun, dimana
pertumbuhan industri sangat cepat. Produksi bertambah dengan cepatnya, dan penduduk desa
mulai mengalir ke kota mencari pekerjaan di pabrik-pabrik. Pertumbuhan industri yang cepat
memerlukan kebebasan berusaha dan perluasan pasar. Tak mengherankanlah bahwa falsafah
“Laissez Faire” dan penolakan terhadap Merkantilisme segera menjalar ke Inggris. Lihat juga, T.
Gilarso, “Pengantar Ilmu Ekonomi Bagian Mikro”, Jilid 2, (Yogyakarta: Kanisius, 1994), hal. 144
dan 146.
42
Ibid., hal. 28. Lihat juga, Ibid,. hal. 146-147.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
15
Universitas Indonesia
dengan adanya persaingan, orang sekaligus akan menghasilkan apa
yang terbaik bagi masyarakat luas.
Ungkapan yang dipakai Adam Smith menjadi sangat terkenal
“Laksana dibimbing oleh suatu tangan yang tak terlihat” (an invisible
hand) orang sebenarnya hanya mau mengejar kepentingan umum.
Mekanisme harga di pasar bebas inilah yang menyebabkan adanya
“keselarasan” antara kepentingan individu dan kepentingan masyarakat.43
1.5.2. Kerangka Konseptual
Makalah ini berawal dari sebuah konsep bahwa hukum merupakan
kaidah-kaidah yang mengatur kehidupan manusia di dalam masyarakat.44
Menurut John Austin, hukum sebagai himpunan aturan yang berlaku di
dalam masyarakat, pada dasarnya merupakan sebuah sistem pemikiran
konseptual dan dimaksudkan untuk menguji bentuk-bentuk hakiki dari
sistem pemikiran konseptual tersebut.45
Bermula dari didirikannya perseroan berdasarkan Akta Nomor 1
tanggal 1 Maret 1978, dengan nama, “PT. Jasa Marga (Indonesia Highway
Corporation), yang kemudian diubah berdasarkan Akta Nomor 187
tanggal 19 Mei 1981 dan nama perseroan diubah menjadi “PT. Jasa Marga
(Persero)”, dan perubahan terakhir dalam rangka penawaran umum
berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Nomor 27 tanggal 12
September 2007. Dalam perubahan ini nama perseroan diubah menjadi
“Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Jasa Marga (Indonesia Highway
Corporatama) Tbk.” atau disingkat “PT. Jasa Marga (Persero) Tbk.”46
Maksud dan tujuan, serta kegiatan usaha perseroan berdasarkan
anggaran dasar perseroan adalah sebagai berikut:
43
Ibid., hal. 29-30.
44
Ibid., hal. 26. Lihat juga, Mochtar Kusuma Atmadja dan Arief Sidharta, Pengantar Ilmu
Hukum, Suatu Pengenalan Pertama Ruang Lingkup Berlakunya Ilmu Hukum, Buku I (Bandung:
Alumni, 2000), hal. 49.
45
Ibid. Lihat juga, Salviona Tri P, Positivisme Hukum dan Legalitas Hukum, dalam Prof.
DR. Jimly Asshiddiquie, SH. Beberapa Persoalan dalam Ilmu Hukum Kontemporer, Ed (Jakarta:
Pusat Studi Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2003), hal. 193.
46
Laporan Tahunan Jasa Marga, tanggal 5 Nopember 2007.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
16
Universitas Indonesia
a. Maksud dan tujuan perseroan ialah turut serta melaksanakan dan
menunjang kebijaksanaan dan program pemerintah di bidang ekonomi
dan pembangunan nasional pada umumnya, khususnya pembangunan
di bidang Pengusahaan jalan tol dengan sarana penunjangnya dengan
menerapkan prinsip-prinsip perseroan terbatas.
b. Untuk mencapai maksud dan tujuan yang dimaksud, perseroan dapat
melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut :
Melakukan perencanaan teknis, pelaksanaan konstruksi,
pengoperasian dan/atau pemeliharaan jalan tol.
Mengusahakan lahan di ruang milik jalan tol (Rumijatol) dan lahan
yang berbatasan dengan Rumijatol untuk tempat istirahat dan
pelayanan berikut dengan fasilitas-fasilitasnya dan usaha lainnya,
baik diusahakan sendiri maupun bekerja sama dengan pihak lain.
Menjalankan kegiatan dan usaha lain dalam rangka pemanfaatan
dan pengembangan sumber daya yang dimiliki perseroan, baik
secara langsung maupun melalui penyertaan, dengan
memperhatikan peraturan perundang-undangan.47
Dalam Pasal 1, angka 2, Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003
tentang Badan Usaha Milik Negara, disebutkan bahwa perusahaan
perseroan, yang selanjutnya disebut persero, adalah BUMN yang
berbentuk perseroan terbatas yang modalnya terbagi dalam saham yang
seluruh atau paling sedikit 51 % (lima puluh satu persen) sahamnya
dimiliki oleh Negara Republik Indonesia yang tujuan utamanya mengejar
keuntungan.48
Kemudian dalam Angka 3, disebutkan bahwa perusahaan perseroan
terbuka, yang selanjutnya disebut persero terbuka, adalah persero yang
modal dan jumlah pemegang sahamnya memenuhi kriteria tertentu atau
47
Ibid.
48
Lembaran Negara Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang
Badan Usaha Milik Negara, Pasal 1, Angka 2.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
17
Universitas Indonesia
persero yang melakukan penawaran umum sesuai dengan peraturan
perundang-undangan di bidang pasar modal.49
Selanjutnya menurut ketentuan yang terdapat dalam Pasal 1, angka
22, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal,
disebutkan bahwa perusahaan publik adalah perseroan yang sahamnya
telah dimiliki sekurang-kurangnya oleh 300 (tiga ratus) pemegang saham
dan memiliki modal disetor sekurang-kurangnya Rp. 3.000.000.000,00
(tiga miliar rupiah) atau suatu jumlah pemegang saham dan modal disetor
yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah.50
Dengan terjualnya seluruh saham yang ditawarkan perseroan dalam
penawaran umum, maka perseroan sebelum dan sesudah penawaran
umum, secara proforma menjadi sebagai berikut:
1. Jumlah saham sebesar 2.040.000.000 (dua miliar empat puluh juta);
2. Nilai nominal Rp. 500,00 (lima ratus rupiah);
3. Harga penawaran umum perdana Rp. 1.700,00 (seribu tujuh ratus
rupiah);
4. Jumlah penawaran umum Rp. 3.468.000.000.000,00 (tiga triliun empat
ratus enam puluh delapan miliar rupiah).51
Selanjutnya dalam Pasal 3, Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004
tentang Jalan, disebutkan bahwa pengaturan penyelenggaraan jalan
bertujuan untuk:
a. Mewujudkan ketertiban dan kepastian hukum dalam penyelenggaraan
jalan;
b. Mewujudkan peran masyarakat dalam penyelenggaraan jalan;
c. Mewujudkan peran penyelenggara jalan secara optimal dalam
pemberian layanan kepada masyarakat;
d. Mewujudkan pelayanan jalan yang andal dan prima serta berpihak
pada kepentingan masyarakat;
49
Ibid., Pasal 1, Angka 3.
50
Indonesia, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Pasal 1, angka
22.
51
Laporan Jasa Marga, Op Cit., tanggal 5 Nopember 2007.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
18
Universitas Indonesia
e. Mewujudkan sistem jaringan jalan yang berdaya guna dan berhasil
guna untuk mendukung terselenggaranya sistem transportasi yang
terpadu, dan;
f. Mewujudkan pengusahaan jalan tol yang transparan dan terbuka.52
Perseroan akan mempertanggungjawabkan kepada pemegang
saham realisasi penggunaan dana hasil Penawaran Umum ini secara
periodik kepada pemegang saham dalam RUPS dan melaporkan kepada
BAPEPAM dan LK sesuai dengan Peraturan Nomor X.K.4 Lampiran
Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor 81/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996
yang diubah dengan Nomor Kep-15/PM/1997 tanggal 30 April 1997 dan
terakhir diubah dengan Nomor Kep.27/PM/2003 tanggal 17 Juli 2003
tentang Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum.53
Perseroan bergerak dalam bidang industri yang diatur oleh undang-
undang dan peraturan. Kegiatan usaha perseroan diatur oleh pemerintah
dan diatur dengan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan,
serta Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol.
Perseroan juga diharuskan untuk mematuhi peraturan yang berkaitan
dengan lingkungan, kesehatan, operasional dan peraturan tentang
keselamatan kerja selama masa pembangunan konstruksi-konstruksi dan
masa operasi jalan tol. Seperti umumnya pada industri yang diatur atau
bersifat “regulated”, maka perubahan di masa yang akan datang yang
terjadi pada peraturan khususnya pada proses pembebasan lahan atau
desentralisasi pihak otoritas yang berkaitan dengan pekerjaan jalan atau
pengembangan jalan kepada pemerintah daerah, akan menyebabkan
timbulnya biaya tambahan dan penundaan, yang kemudian dapat
memberikan dampak negatif terhadap kegiatan usaha, prospek, kondisi
keuangan dan hasil usaha perseroan.54
Program perseroan juga tidak terlepas dengan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional, yang merupakan penjabaran dari
52
Indonesia, Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan, Pasal 3.
53
Laporan Jasa Marga, Op Cit., tanggal 5 Nopember 2007.
54
Ibid.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
19
Universitas Indonesia
tujuan dibentuknya pemerintahan negara Indonesia yang tercantum dalam
pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun
1945, yaitu untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah
Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial dalam bentuk
rumusan visi, misi dan arah Pembangunan Nasional.55
Ijin atau lisensi yang didapatkan oleh perseroan berdasarkan
peraturan perundangan yang berlaku dapat tergantung kepada kondisi yang
berkaitan dengan kepatuhan yang mungkin mahal secara ekonomis dalam
mendapatkannya, sulit atau mungkin tidak mungkin untuk didapatkan.
Terdapat kemungkinan bahwa pemerintah dapat memberlakukan sanksi
kepada perseroan atas kegagalan perseroan dalam hal kepatuhan terhadap
peraturan-perundangan yang berlaku. Sanksi tersebut dapat berupa
pengenaan denda dan pencabutan izin atau lisensi. Upaya untuk memenuhi
peraturan atau ketentuan yang dibuat oleh pemerintah dapat menyebabkan
perseroan untuk melakukan pengeluaran investasi dalam jumlah yang
signifikan dan selanjutnya menyedot dana dari rencana proyek perseroan
dalam pembangunan konstruksi-konstruksi jalan tol yang sudah
direncanakan. Perseroan juga dapat mengalami penundaan dalam
pengerjaan konstruksi atau jadwal pemeliharaan sebagai akibat dari
pemenuhan peraturan atau ketentuan pemerintah. Masing-masing dari hal
tersebut di atas dapat memberikan dampak negatif terhadap kegiatan
usaha, prospek, kondisi keuangan dan hasil usaha perseroan.56
1.6. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian yuridis normatif atau
penelitian normatif.57
Dengan demikian, jenis penelitian yang dilakukan adalah
55
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025, Pasal 3.
56
Laporan Jasa Marga, Op Cit., tanggal 5 Nopember 2007.
57
Amy Imelda Meliala, Op Cit., hal. 31. Lihat juga, Mamudji, Sri, et. al.,Metode
Penelitian dan Penulisan Hukum (Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia), hal. 9-11.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
20
Universitas Indonesia
penelitian tidak langsung dengan alat-alat pengumpulan data berupa studi
dokumen.58
Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari data-data yang
dikumpulkan seperti:
1) Bahan Hukum Primer: yaitu peraturan perundang-undangan.
2) Bahan Hukum Sekunder: yaitu berupa buku-buku literature yang terkait
dengan bahasan makalah sebagai bahan ilmiah.
3) Bahan Hukum Tertier: yaitu kamus dan internet.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan studi kepustakaan guna
mengumpulkan berbagai data dan sumber informasi yang relevan dengan
penulisan59
penelitian.
1.7. Sistematika Penulisan
Dalam permasalahan yang telah disebutkan di atas, kemudian penulis akan
membagi isi tesisi ini dalam beberapa bab, dengan sistematika sebagai berikut:
Bab pertama merupakan pendahuluan. Pada bagian ini diuraikan mengenai
latar belakang penelitian untuk mengangkat permasalahan dalam perkembangan
dari infrastruktur hingga pelepasan saham Jasa Marga ke publik ditinjau dari segi
hukum, permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian, landasan teori dan kerangka
konseptual, metode penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan bahan
penelitian serta sistematika pembahasan.
Bab kedua merupakan pembahasan awal tesisi ini yaitu tentang perlunya
pelepasan saham Badan Usaha Milik Negara ke publik. Di mana di dalamnya
akan dibahas mengenai sejarah singkat Badan Usaha Milik Negara, pelepasan
saham Badan Usaha Milik Negara ke publik, hingga dasar hukum pelepasan
saham Badan Usaha Milik Negara ke publik.
Bab ketiga, akan dibahas secara lebih mendalam mengenai pelepasan
saham PT. Jasa Marga (Persero) Tbk ke publik, yang di antaranya membahas
mengenai sejarah singkat dan jejak langkah perseroan, pelepasan saham
perseroan, dan perubahan peraturan perundang-undangan dan kebijakan terkait
perseroan.
58
Ibid, hal. 31-32.
59
Ibid, hal. 33.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
21
Universitas Indonesia
Dalam bab keempat, penulis akan membahas mengenai dampak dari
pelepasan saham PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Ke Publik. Di antaranya terkait
penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG), pelaksanaan
Kewajiban Tanggung Jawab Sosial perseroan dan program perseroan dan proyek
pembangunan infrastruktur ditinjau dari Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012
tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.
Dan terakhir dalam bab kelima, penulis akan memberikan kesimpulan dari
penelitian, berupa jawaban yang diajukan pada bab 1. Serta penulis akan
memberikan saran-saran yang diharapkan dapat memberikan masukan bagi ilmu
pengetahuan secara umum, para praktisi hukum dan dunia usaha, serta khususnya
para pihak yang terkait secara langsung.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
22
Universitas Indonesia
BAB 2
KEBIJAKAN PELEPASAN SAHAM
BADAN USAHA MILIK NEGARA (BUMN) KE PUBLIK
2.1. Sejarah Singkat Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang seluruh atau sebagian besar
modalnya berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan, merupakan salah satu
pelaku ekonomi dalam sistem perekonomian nasional, di samping usaha swasta
dan koperasi. Dalam menjalankan kegiatan usahanya, BUMN, swasta dan
koperasi melaksanakan peran saling mendukung berdasarkan demokrasi
ekonomi.60
BUMN dalam bahasa asing adalah Public enterprise. Dengan demikian
BUMN berisikan dua elemen esensial, yakni unsur pemerintah (public) dan unsur
bisnis (enterprise). (Chairuman Armia, 1989).61
Kemudian, karena BUMN
diciptakan dengan undang-undang, artinya pengadaannya diusulkan oleh
pemerintah dan disetujui oleh DPR, maka jadilah dia suatu produk politis. Oleh
sebab itu keberadaannya atau eksistensinya tergantung kepada pemerintah.62
BUMN mempunyai keistimewaan karakteristik yang tidak dipunyai oleh badan
usaha lain, yang dirumuskan sebagai: “A corporation clothed with the power of
government but possessed the flexibility an initiative of a private enterprise (suatu
badan usaha yang “berbaju” pemerintah tetapi mempunyai fleksibilitas dan
inisiatif sebagai perusahaan swasta)”. Di sanalah letak keampuhannya lembaga
BUMN.63
Pendapat dari para ahli hukum mengenai definisi Badan Usaha Milik
Negara, antara lain, menurut Abdul Hafeezh Shaikh, Public Enterprises adalah
merupakan kesatuan produktif yang dimiliki dan di kontrol oleh pemerintah,
60
Indonesia, Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003, Op Cit., Penjelasan atas Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara.
61
Pandji Anoraga, BUMN, Swasta dan Koperasi, Cet. I (Jakarta : Dunia Pustaka Jaya,
1995), hal. 1.
62
Ibid.
63
Pandji Anoraga, SE, ME, BUMN, Swasta dan Koperasi (Tiga Pelaku Ekonomi),
Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya, 1995, hal: 2.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
23
Universitas Indonesia
dengan menghasilkan pendapatan dari penjualan.64
Demikian juga Michael P.
Todaro memberikan pendapat, bahwa State Owned Enterprises (SOE) adalah unit-
unit ekonomi yang dimiliki dan dioperasikan oleh pemerintah.65
Di Indonesia sebagai negara hukum mempunyai tujuan untuk
mensejahterakan rakyat. Sebagaimana prinsip dari suatu negara kesejahteraan
(Welfare State). Salah satu bidang penting yang menjadi tanggung jawab negara
dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat adalah bidang yang diatur dalam
Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, Pasal 33. Sebagai negara kesejahteraan,
negara bertanggung jawab secara luas untuk ikut campur dalam berbagai
kehidupan rakyat untuk mewujudkan apa yang menjadi tujuan dari negara dengan
berlandaskan pada ketentuan hukum yang ada dan kewenangan diskresi atau
Freies Ermessen.66
Kewenangan Diskresi atau Freis Ermassen, atau Discretionair
yang dimaksud oleh Kotan Y. Stefanus, sesungguhnya adalah suatu ketentuan
yang dibuat menurut kebijaksanaan atau menurut wewenang atau kekuasaan yang
tidak, baik seluruhnya atau sebagian terikat pada suatu ketentuan undang-
undang.67
Dengan demikian kedudukan BUMN dalam kerangka kenegaraan tidak
otomatis menjadikan BUMN sebagai bagian dalam susunan lembaga-lembaga
Negara, tetapi BUMN tersebut berdiri di luar kerangka tersebut dan hanya
memiliki sebagian dari sifat-sifat pemerintah dan sebagian lainnya sifat-sifat
bisnis.68
Dalam kaitan dengan pengelolaan BUMN, pada awal orde baru
pemerintah menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan BUMN, yang terdiri atas
dekonsentrasi, debirokrasi, dan desentralisasi. Hal ini ditujukan untuk membuka
kesempatan bagi pihak swasta agar terlibat dalam proses pembangunan. Upaya
64
Abdul Hafeez Shaikh, “The Rise, Decline and Future of Public Enterprises : Review of
International Experlence and Lessons for Indonesia (Usahawan No. 7 Thn. XXI Juli, 1992), hal.
21.
65
Michael Todaro, Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, Jakarta: PT. Erlangga, 1998,
hal. 266.
66
Kotan Y. Stefanus, “Deregulasi Pembinaan dan Pengavasan Pemerintah Terhadap
BUMN”, Disunting oleh S.F. Marbun dalam “Dimensi-dimensi Pemikiran Hukum Administrasi
Negara” (UI Press : Yogyakarta, 2001), Cet. 1, hal. 418-419.
67
N.E. Algra., et.al, “Kamus Istilah Hukum - Fockema Andreae : Belanda Indonesia”,
Terjemahan Saleh Adiwinata, dkk. (Bandung : Binacipta, 1983), hal. 98 & 145.
68
Michael Todaro, Op Cit., hal. 266.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
24
Universitas Indonesia
perbaikan kinerja BUMN dilakukan melalui ditetapkannya Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1969 tentang Bentuk Badan Usaha
Negara. Dalam peraturan ini BUMN dipisahkan berdasarkan fungsi dan peran
sosial ekonomisnya, yakni perusahaan jawatan, perusahaan umum, dan
perusahaan perseroan. Dalam perkembangan selanjutnya BUMN di Indonesia
mengalami beberapa perubahan, yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat
dan kebijakan pemerintah.69
Program privatisasi yang dijalankan oleh pemerintah orde baru Soeharto
pada dasawarsa awal 1980-an kemudian dilanjutkan oleh pemerintah-pemerintah
berikutnya setelah reformasi 1998. Beberapa alasan mengapa pemerintah
Indonesia melakukan privatisasi terhadap BUMN, yaitu (1) untuk menutupi defisit
APBN, (2) tidak memiliki dana segar menyubsidi BUMN agar terus berkembang
demi kepentingan masyarakat, (3) banyak BUMN yang tidak dapat menghasilkan
keuntungan maksimal untuk dikontribusikan bagi kemakmuran rakyat melalui
APBN, (4) maraknya praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) yang
menyebabkan BUMN bekerja tidak efisien.70
Pasca-reformasi, pengelolaan BUMN diatur dalam ketetapan MPR Nomor
IV/MPR/1999 mengenai: (1) Penataan BUMN secara efisien, transparan, dan
profesional; (2) Penyehatan BUMN yang berkaitan dengan kepentingan umum;
dan (3) Mendorong BUMN yang tidak berkaitan dengan kepentingan umum untuk
melakukan privatisasi dipasar modal. Untuk melaksanakan TAP MPR tersebut,
diterbitkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik
Negara, yang peraturan pelaksanaannya diatur melalui peraturan pemerintah,
keputusan presiden, dan keputusan menteri.
Setelah dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang
Badan Usaha Milik Negara, bentuk BUMN terbagi atas 2, yaitu: perusahaan
perseroan, yang selanjutnya disebut persero, adalah BUMN yang berbentuk
perseroan terbatas yang modalnya terbagi dalam saham yang seluruhnya atau
paling sedikit 51% (lima puluh satu persen) sahamnya dimiliki oleh Negara
Republik Indonesia yang tujuan utamanya mengejar keuntungan. Bagi BUMN
69
Riant Nugroho dan Randy R. W., Op Cit., hlm. 11.
70
http://massofa.wordpress.com/2008/02/23/privatisasi-bumn-masalah-hutang-luar-
negeri/, diakses pada awal 2012.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
25
Universitas Indonesia
yang seluruh modalnya dimiliki oleh Negara, maka hanya terdapat satu pemegang
saham, yaitu pemerintah sebagai wakil kepentingan publik yang kemudian
diwakili oleh menteri keuangan atau menteri-menteri yang ditunjuk khusus untuk
itu.71
Pada tahun 2005 diterbitkan 2 (dua) peraturan pemerintah yang berkaitan
dengan BUMN yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2005 tentang
Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan dan Perubahan Badan Hukum dan
Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2005 tentang Tata Cara Penyertaan dan
Penatausahaan Modal Negara pada BUMN dan Perseroan Terbatas (PT). Pada
tahun yang sama, pemerintah juga menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 33
Tahun 2005 tentang Tata Cara Privatisasi Perseroan (Persero) yang merupakan
kebijakan tentang privatisasi BUMN. Pada tanggal 23 September 2009,
pemerintah menetapkan kebijakan tentang privatisasi BUMN melalui penetapan
Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 33 Tahun 2005 tentang Tata Cara Privatisasi Perusahaan
Perseroan (Persero). Kebijakan ini merupakan kebijakan turunan untuk
melaksanakan Pasal 83, Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan
Usaha Milik Negara, yang menyatakan perlunya menetapkan Peraturan
Pemerintah tentang Tata Cara Privatisasi Perusahaan Perseroan (Persero) BUMN.
Kekayaan Negara yang dipisahkan adalah kekayaan negara yang berasal dari
APBN untuk dijadikan penyertaan modal negara pada persero dan/atau perum
serta perseroan terbatas lainnya.72
Dengan bertitik tolak pada Pasal 33, UUD 1945, negara sebagai salah satu
pelaku ekonomi mempunyai perpanjangan tangan untuk mengelola perekonomian
terutama pengelolaan terhadap cabang-cabang perekonomian yang penting bagi
negara dan menguasai hajat hidup orang banyak. Kemudian negara membentuk
Badan Usaha Milik Negara sebagai salah satu badan usaha dalam dunia
perekonomian. Karena berstatus BUMN, di masa lalu beberapa BUMN juga
ditugasi mengemban misi sosial. Misi yang satu ini bisa dilaksanakan karena
negara memiliki daya untuk mensubsidi perusahaan-perusahaan itu. Namun,
71
Amy Imelda Meliala, Op Cit., hal. 41.
72
Indonesia, Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003, Op Cit., Pasal 1, Angka 10.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
26
Universitas Indonesia
ketika negara sudah tak berkemampuan menyusui BUMN-BUMN untuk
melaksanakan tugas sosial itu, masalah pun mulai muncul. Persoalan menjadi
semakin rumit bagi pemerintah dewasa ini, karena di masa lalu manajemen
BUMN diintervensi birokrasi yang korup.73
Pasal 33, UUD 1945 tersebut telah secara jelas menyatakan cabang-cabang
produksi yang penting, bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya
dikuasai oleh Negara. Namun, pada masa pemerintahan Presiden Megawati
tindakan privatisasi aset negara banyak dilakukan, baik terhadap BUMN maupun
perusahaan negara lainnya. Padahal tindakan tersebut tidak selamanya
menguntungkan bagi pemerintah maupun rakyat Indonesia. Bahkan sebaliknya,
dengan privatisasi aset negara oleh pribadi maupun asing ini dapat merugikan
bangsa.74
Kinerja BUMN sebenarnya telah memburuk sejak awal 1980-an, ketika
liberalisasi ekonomi Indonesia mulai dilaksanakan. BUMN terbiasa mendapat
fasilitas khusus pemerintah. Ketika ekonomi pasar mulai, BUMN belum siap. Di
tahun 1990-an, kondisi BUMN lebih parah dengan laba rata-rata BUMN di tahun
1996 dan 1997, hanya 3% dari modal yang ditanamkan. Dibandingkan swasta,
tingkat keuntungan tersebut hanya seperempat atau seperlima dari laba perusahaan
swasta sejenis. Akibatnya adalah ketidakmampuan untuk membiayai perluasan
usahanya, atau untuk membayar utang BUMN. Di tahun 1997, Indonesia dilanda
krisis moneter pada pertengahan tahun1997.
Itulah sebabnya dikatakan politik merupakan sifat yang tidak dapat
dipisahkan dari BUMN. Dari itu, kalau ada usaha untuk memisahkan BUMN dari
politik akan sia-sia, karena berlawanan dengan kodratnya. Dapat disimpulkan
BUMN dan politik adalah bagaikan sebuah mata uang yang mempunyai dua
muka, dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan. Apabila elemen politik dari
BUMN sampai ditiadakan maka akan hilanglah relevansi dari keberadaan BUMN
73
Kontribusi BUMN dan Kesejahteraan Rakyat, http://www.yourcompany.com/suara
karya online.
74
Asset Negara, www.bphn.go.iddatadocumentsassetnegara, diakses pada 12 September
2012.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
27
Universitas Indonesia
itu. Akan lain kepribadiannya. Apabila hal itu terjadi, bukan BUMN lagi
namanya.75
Kondisi kinerja BUMN semakin parah. Dengan rekomendasi IMF
(International Monetary Fund) dan Bank Dunia, pemerintah lebih serius
meningkatkan kinerja BUMN. Pemerintah menyebut langkah perbaikan itu
meliputi:76
1. Restrukturisasi;
2. Penggabungan Usaha (Merger);
3. Pelaksanaan Kerja Sama Operasi (Joint Operation).
Dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1983 tentang Tata
Cara Pembinaan dan Pengawasan Perjan, Perum dan Persero, yaitu:
a. Perjan adalah BUMN yang berusaha di bidang penyediaan jasa-jasa bagi
masyarakat termasuk pelayanan kepada masyarakat, permodalannya termasuk
bagian dari APBN yang dikelola oleh Departemen yang membawahinya, dan
statusnya berkaitan dengan hukum publik (IBW dan ICW);
b. Perum adalah BUMN yang berusaha di bidang penyediaan pelayanan bagi
kemanfaatan umum di samping mendapatkan keuntungan, modal seluruhnya
milik negara dari kekayaan negara yang dipisahkan dan berstatus badan
hukum yang diatur dengan undang-undang;
c. Persero adalah BUMN yang bertujuan untuk memupuk keuntungan dan
berusaha di bidang-bidang yang dapat mendorong perkembangan sektor
swasta dan koperasi, di luar bidang usaha Perjan dan Perum. Dengan adannya
peraturan pemerintah ini pemerintah memiliki kewenangan yang sangat besar
dalam hal pengelolaan BUMN dan sekaligus membatasi kewenangan
pengelolanya (manajemen). Penerbitan peraturan perundangan tentang BUMN
dimaksudkan untuk menciptakan landasan hukum yang kuat dan jelas bagi
pemangku kepentingan (stake holers).
Melalui peraturan perundangan tersebut diharapkan dapat dirumuskan arah,
sasaran, program, dan kebijakan pemerintah terhadap BUMN secara jelas
sehingga dapat menjadi pedoman bagi semua pihak yang terkait. Peraturan
75
Pandji Anoraga, SE, ME, Op Cit., hal: 2.
76
Indra Bastian, Model Pengelolaan Privatisasi (Yogyakarta: BPFE, 2000), hlm.94-95.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
28
Universitas Indonesia
tentang BUMN merupakan kebutuhan mutlak karena landasan hukum tentang
BUMN yang ada sebelumnya belum sempurna, termasuk beberapa ketentuan
tentang restruksturisasi dan privatisasi.77
Perusahaan umum, yang selanjutnya disebut Perum adalah BUMN yang
seluruh modalnya dimiliki negara dan tidak terbagi atas saham, yang bertujuan
untuk kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang bermutu
tinggi dan sekaligus mengejar keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan
perusahaan.78
Sedangkan modal BUMN merupakan dan berasal dari kekayaan negara
yang dipisahkan. Penyertaan modal negara dalam rangka pendirian atau
penyertaan pada BUMN bersumber dari:
a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
b. kapitalisasi cadangan;
c. sumber lainnya.
Setiap penyertaan modal negara dalam rangka pendirian BUMN atau perseroan
terbatas yang dananya berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
ditetapkan dengan peraturan pemerintah. Setiap perubahan penyertaan modal
negara sebagaimana dimaksud, baik berupa penambahan maupun pengurangan,
termasuk perubahan struktur kepemilikan negara atas saham persero atau
perseroan terbatas, ditetapkan dengan peraturan pemerintah.79
Dalam Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha
Milik Negara, yang dimaksud dengan Badan Usaha Milik Negara, yang
selanjutnya disebut BUMN, adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar
modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal
dari kekayaan negara yang dipisahkan. Perusahaan perseroan, yang selanjutnya
disebut persero, adalah BUMN yang berbentuk perseroan terbatas yang modalnya
terbagi dalam saham yang seluruh atau paling sedikit 51 % (lima puluh satu
persen) sahamnya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia yang tujuan utamanya
mengejar keuntungan. Dan perusahaan perseroan terbuka, yang selanjutnya
77
Riant Nugroho dan Randy R. W., Op Cit., hlm. 11-12.
78
Indonesia, Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003, Op Cit., Pasal 1.
79
Ibid, Pasal 4.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
29
Universitas Indonesia
disebut persero terbuka, adalah persero yang modal dan jumlah pemegang
sahamnya memenuhi kriteria tertentu atau persero yang melakukan penawaran
umum sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal.80
Pengendalian BUMN oleh pemerintah memang merupakan permasalahan
(issue) yang tidak sederhana, karena di sinilah letak kunci dari pengembangan dan
pengarahan dari kegiatan BUMN. Pengalaman kita di masa lalu menunjukkan
bahwa seringkali pengendalian yang dilaksanakan BUMN birokratis dan
kehilangan keluwesan usaha. Mungkin yang perlu dicari adalah mekanisme yang
memungkinkan pengendalian BUMN sebagai badan usaha yang luwes dalam
menghadapi tuntutan bisnis. Dalam pengendalian ini perlu dipikirkan juga
berbagai cara tidak langsung pemerintah dapat juga mengarahkan kegiatan
BUMN kepada misi yang dikehendaki. Pengembangan iklim usaha yang
mendorong pengembangan BUMN harus dikaji sehingga perkembangan BUMN
dalam kaitannya dengan sektor-sektor lain dalam tata perekonomian Indonesia ini
dapat diarahkan dengan baik.81
Kinerja BUMN dalam perkembangannya terkesan dipandang negatif.
Sering kali BUMN dituduh sebagai badan usaha yang tidak efisien dan memiliki
profitabilitas yang rendah. Boleh dikatakan bahwa terciptanya kesan dan kondisi
seperti itu dipengaruhi orientasi pendirian BUMN, yang semula diprioritaskan
pada pemenuhan kebutuhan publik dan peningkatan kesejahteraan masyarakat
kemudian dibandingkan dengan perolehan laba (profitability). Agar dapat
memainkan perannya secara optimal, BUMN tidak dapat lagi bergerak semata-
mata untuk memenuhi kebutuhan publik, karena adanya tuntutan lingkungan
usaha di era globalisasi agar manajemen BUMN lebih kompetitif sehingga mampu
menyediakan fasilitas publik dengan kualitas yang lebih baik dan harga yang
terjangkau masyarakat. Di samping itu, disadari pula bahwa hak monopoli yang
selama ini diberikan kepada BUMN telah menyebabkan BUMN menjadi sulit
80
Ibid, Pasal 1, Angka 1-3.
81
Pandji Anoraga, SE, ME, Op Cit., hal 35-36.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
30
Universitas Indonesia
beradaptasi dengan perubahan yang terjadi akibat berlangsungnya mekanisme
pasar yang begitu kompetitif.82
BUMN sebagai salah satu tulang punggung perekonomian (asset produktif
yang dimiliki pemerintah) diharapkan mampu memberikan kontribusi positif bagi
pemerintah dalam bentuk dividen dan pajak. Pemerintah sangat berkepentingan
atas kesehatan BUMN. Akan tetapi, kenyataannya banyak BUMN yang
mengalami kerugian karena pengelolaan yang tidak profesional, tidak berdasarkan
prinsip ekonomi perusahaan, dan tidak transparan.
Dalam sistem perekonomian nasional, BUMN ikut berperan menghasilkan
barang dan/atau jasa yang diperlukan dalam rangka mewujudkan sebesar-besarnya
kemakmuran masyarakat. Peran BUMN dirasakan semakin penting sebagai
pelopor dan/atau perintis dalam sektor-sektor usaha yang belum diminati usaha
swasta. Di samping itu, BUMN juga mempunyai peran strategis sebagai pelaksana
pelayanan publik, penyeimbang kekuatan-kekuatan swasta besar, dan turut
membantu pengembangan usaha kecil/koperasi. BUMN juga merupakan salah
satu sumber penerimaan negara yang signifikan dalam bentuk berbagai jenis
pajak, dividen dan hasil privatisasi.83
Pelaksanaan peran BUMN tersebut
diwujudkan dalam kegiatan usaha pada hampir seluruh sektor perekonomian,
seperti sektor pertanian, perikanan, perkebunan, kehutanan, manufaktur,
pertambangan, keuangan, pos dan telekomunikasi, transportasi, listrik, industri
dan perdagangan, serta konstruksi.84
Karena BUMN diciptakan dengan undang-undang, artinya pengadaannya
diusulkan oleh pemerintah dan disetujui oleh DPR, maka jadilah dia suatu produk
politis. Oleh sebab itu keberadaannya atau eksistensinya tergantung kepada
pemerintah. Dengan demikian karena sejak dari kandungan sampai lahirnya dari
“perut ibu” pemerintah, sedangkan pemerintah itu sendiri adalah alat politik, maka
82
Riant Nugroho dan Randy R. W., Op Cit., hal. 37. Lihat juga, Makalah, Bab II,
Perlunya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Diprivatisasi, Sumber:
repository.usu.ac.idbitstream12345678928864...Chapter%20II.
83
Indonesia, Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003, Op Cit., Penjelasan atas Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara.
84
Ibid.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
31
Universitas Indonesia
tak dapat tidak “anak” yang dilahirkannya ini pun pasti mewarisi darah ibunya
yakni mengandung unsur politis.85
Apabila diuraikan lebih lanjut maka dalam public dari public enterprise
(BUMN) ada tiga makna terkandung di dalamnya yakni: public purpose, public
ownership, dan public control. Dari ketiga makna itu public purpose-lah yang
menjadi inti dari konsep BUMN. Public purpose ini dijabarkan sebagai hasrat
pemerintah untuk mencapai cita-cita pembangunan (sosial, politik dan ekonomi)
bagi kesejahteraan bangsa dan negara. Dalam hubungan inilah BUMN sering
dilukiskan berperan sebagai alat untuk pencapaian tujuan nasional.86
Pembagian bentuk ekonomi yang tercantum dalam Pasal 33, UUD 1945
memberikan pegangan bahwa segala sesuatu yang termasuk dalam kelompok
hajat hidup orang banyak harus dikuasai negara. Wujud penguasaannya antara lain
ditafsirkan dalam bentuk BUMN. BUMN secara keseluruhan disorot masyarakat
karena tata kerjanya yang tidak efisien dan tidak produktif. Inefisiensi dan
rendahnya produktivitas BUMN konon karena intervensi yang terlalu besar dari
departemen teknis yang membawahi BUMN tersebut. Untuk sebagian BUMN
mungkin sekali pendapat ini benar, tetapi untuk sebagian BUMN yang lain
barangkali tidak tepat. Hal ini perlu penelitian yang lebih mendalam dan tidak
dapat digeneralisasi.87
Analisis ekonomi atas hukum (the economic analysis of Law) merupakan
rekonstruksi perilaku ekonomi yang didukung dengan ketentuan hukum.
Pemahaman konsep analisis ekonomi atas hukum pada dasarnya mencerminkan
teori yang memperkirakan dampak ketentuan hukum terhadap tindakan ekonomi.
Konsep tindakan ekonomi ini tidak hanya berada pada tataran mikro, tetapi makro
sebagaimana tindakan ekonomi publik yang ditetapkan negara.88
Sebagai suatu organisasi BUMN memang memiliki sifat yang unik. Di
satu pihak, sebagai agen pembangunan dituntut mengemban kebijaksanaan dan
85
Pandji Anoraga, SE, ME, Op Cit., hal: 2.
86
Ibid, hal 2-3.
87
Ibid, hal 20.
88
Asset Negara, Op Cit., diakses pada 12 September 2012. Sebagai bahan diskusi dapat
dibaca referensi Robert Cooter and Thomas Ulen, Law and Economics (Masscahusetts: Addison-
Wesley, 1997), p. 3-4.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
32
Universitas Indonesia
program pemerintah, sementara itu di sisi lain harus tetap berfungsi sebagai unit
usaha komersial yang beroperasi berdasarkan kaidah dan prinsip-prinsip usaha
yang sehat. Dalam beberapa hal “ambivalensi” kedua fungsi tersebut seringkali
kurang bisa berjalan selaras bahkan tidak tertutup kemungkinan timbulnya
kerancuan persepsi dalam jajaran manajemen BUMN yang berakibat menyulitkan
manajemen dalam menentukan langkah-langkah strategis maupun operasional.89
Maksud dan tujuan pendirian BUMN di sini adalah untuk memberikan
sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional pada umumnya dan
penerimaan negara pada khususnya, mengejar keuntungan, menyelenggarakan
kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi
dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak, menjadi perintis
kegiatan-kegiatan usaha yang belum dapat dilaksanakan oleh sektor swasta dan
koperasi, turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha
golongan ekonomi lemah, koperasi, dan masyarakat.90
Oleh karena itu, salah satu jawabannya adalah dengan membangun jajaran
manajemen yang professional, yaitu yang memenuhi tuntutan kerja dengan tempo
tinggi, memiliki kepercayaan diri berinisiatif, inovatif serta memiliki etos kerja
yang tinggi untuk memenuhi keinginan pemerintah agar BUMN memiliki
keunggulan komparitis sehingga suatu saat nanti mampu bersaing dengan badan
usaha swasta nasional maupun trans-nasional, perlu adanya pembenahan yang
terintegrasi.91
Kondisi organisasi di masa lalu yang pada umumnya berusaha
mengembangkan organisasi tanpa acuan persyaratan yang tegas dan jelas, tetapi
cenderung lebih mengacu kepada “apa yang dirasakan” perlu untuk menduduki
suatu jabatan tertentu, agaknya sudah perlu segera diluruskan. Di sisi lain,
pertimbangan-pertimbangan mengenai performa kerja dan aspek senioritas kerja
juga perlu rumusan yang objektif dan akurat dalam kerangka pemikiran
manajemen modern yang berorientasi ke pangsa masa depan.92
89
Pandji Anoraga, SE, ME, Op Cit., hal 69.
90
Indonesia, Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003, Op Cit., Pasal 2.
91
Pandji Anoraga, SE, ME, Op Cit., hal 72.
92
Ibid, hal 72.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
33
Universitas Indonesia
Dalam mengantisipasi perkembangan pasar yang makin dinamis, yang
untuk menghadapinya membutuhkan sumber daya yang lebih besar, beberapa
BUMN yang relatif baik kemudian melakukan privatisasi melalui skema
penawaran saham umum perdana atau Initial Public Offering (IPO) atau go
public.93
2.2. Kebijakan Pelepasan Saham Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ke
Publik
BUMN sebagai unit ekonomi milik negara merupakan sektor yang penting
perannya dalam membantu pemerintah mengimplementasikan kebijakan
pembangunan yang telah digariskan. Dalam konteks pencarian alternatif sumber
dana, pemerintah memberikan perhatian atau mungkin semacam tuntutan yang
makin besar kepada BUMN, khususnya yang berstatus persero. Hal ini
mengingatkan untuk memupuk keuntungan, besarnya jumlah BUMN dalam status
persero dan besarnya investasi yang ditanamkan oleh negara. BUMN juga
merupakan sektor kunci dalam perkembangan perekonomian negara, mempunyai
potensi dalam pengembangan sumber daya manajerial dan keterampilan, serta
mempunyai potensi alih teknologi.94
Peningkatan efisiensi dan produktifitas BUMN harus dilakukan melalui
langkah-langkah restrukturisasi dan privatisasi. Restrukturisasi sektoral dilakukan
untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif sehingga tercapai efisiensi dan
pelayanan yang optimal. Sedangkan restrukturisasi perusahaan yang meliputi
penataan kembali bentuk badan usaha, kegiatan usaha, organisasi, manajemen,
dan keuangan. Privatisasi bukan semata-mata dimaknai sebagai penjualan
perusahaan, melainkan menjadi alat dan cara pembenahan BUMN untuk mencapai
beberapa sasaran sekaligus, termasuk didalamnya adalah peningkatan kinerja dan
nilai tambah perusahaan, perbaikan struktur keuangan dan manajemen, penciptaan
struktur industri yang sehat dan kompetitif, pemberdayaan BUMN yang mampu
93
Riant Nugroho dan Randy R. W., Op Cit., hal. 41-42.
94
Pandji Anoraga, SE, ME, Op Cit., hal 21-22.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
34
Universitas Indonesia
bersaing dan berorientasi global, penyebaran kepemilikan oleh publik serta
pengembangan pasar modal domestik.95
Dengan dilakukannya privatisasi BUMN, bukan berarti kendali atau
kedaulatan negara atas BUMN yang bersangkutan menjadi berkurang atau hilang
karena sebagaimana dinyatakan di atas, negara tetap menjalankan fungsi
penguasaan melalui regulasi sektoral dimana BUMN yang diprivatisasi
melaksanakan kegiatan usahanya.96
Kurangnya transparansi dalam proses
privatisasi, dapat mengancam seluruh proses privatisasi tersebut pada tahun-tahun
mendatang.97
Privatisasi di sini adalah berupa penjualan saham persero, baik sebagian
maupun seluruhnya, kepada pihak lain dalam rangka meningkatkan kinerja dan
nilai perusahaan, memperbesar manfaat bagi negara dan masyarakat, serta
memperluas pemilikan saham oleh masyarakat. Privatisasi dilakukan dengan
memperhatikan prinsip-prinsip transparansi, kemandirian, akuntabilitas,
pertanggungjawaban, dan kewajaran.98
Dalam melaksanakan reformasi ditubuh BUMN diperlukan adanya
penerapan pengelolaan usaha untuk mewujudkan profesionalisme dengan
berlandaskan kepada prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) di
dalam pengelolaan BUMN. Untuk membangun GCG tidak mungkin hanya
dengan retorika atau slogan semata-mata, untuk mencapai kinerja yang optimal,
BUMN memang perlu menerapkan coroprate governance yang baik. Dan
ketetapan itu barangkali bisa diawali dengan penegasan fungsi, wewenang, dan
tanggung jawab direksi, komisaris beserta seluruh jajaran manajemen perusahaan
tersebut.
95
Indonesia, Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003, Op Cit., Penjelasan atas Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara.
96
Ibid.
97
John Francies dan S. J. Masty, “Privatisation Manual A Simple Guide to Privatising
State-Owned Enterprise Using The Tender Method,” Jurnal Reformasi Ekonomi, Vol. 3 No. 2, Juli
– Desember 2002, hal. 16.
98
Indonesia, Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003, Op Cit., Penjelasan atas Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara., Pasal 1,
Angka 12 dan Pasal 75.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
35
Universitas Indonesia
Yang dimaksud dengan direksi di sini adalah organ BUMN yang
bertanggung jawab atas pengurusan BUMN untuk kepentingan dan tujuan
BUMN, serta mewakili BUMN baik di dalam maupun di luar pengadilan.
Kemudian komisaris adalah organ persero yang bertugas melakukan pengawasan
dan memberikan nasihat kepada direksi dalam menjalankan kegiatan pengurusan
persero.99
Persero di sini bermakna badan hukum yang merupakan persekutuan
modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal
dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham, dan memenuhi persyaratan yang
ditetapkan dalam undang-undang ini serta peraturan pelaksanaannya.100
Untuk dapat mengoptimalkan perannya dan mampu mempertahankan
keberadaannya dalam perkembangan ekonomi dunia yang semakin terbuka dan
kompetitif, BUMN perlu menumbuhkan budaya korporasi dan profesionalisme
antara lain melalui pembenahan pengurusan dan pengawasannya. Pengurusan dan
pengawasan BUMN harus dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip tata-kelola
perusahaan yang baik (good corporate governance).101
Ada beberapa masalah yang sering dihadapi BUMN dan selalu digunakan
sebagai pertimbangan yang mendorong dilakukannya kebijakan privatisasi di
beberapa negara, menurut hasil penelitian World Bank (2004), antara lain adalah
karena beberapa permasalahan dalam BUMN itu sendiri, yaitu:102
1) Pertama, inefisiensi, kelebihan karyawan, dan produktivitas rendah. Ketiga
masalah tersebut terbilang akut dan dominan pada BUMN yang sepenuhnya
berada di bawah pengawasan pemerintah.
2) Kedua, kualitas barang dan jasa rendah. Kualitas barang dan jasa yang
dihasilkan BUMN pada umumnya dinilai rendah oleh masyarakat karena
lemahnya kualitas sumber daya manusia dan keterbelakangan teknologi yang
digunakan oleh BUMN untuk memproduksi barang dan jasa.
99
Ibid, Pasal 1, Angka 7-9.
100
Indonesia, Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas,
Penjelasan atas Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
101
Indonesia, Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003, Op Cit., Penjelasan atas Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara.
102
Riant Nugroho dan Randy R. W., Op Cit., hal. 37-39. Lihat juga, repository.usu.ac.id,
Op Cit.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
36
Universitas Indonesia
3) Ketiga, rugi secara berkelanjutan dan peningkatan utang. Beberapa BUMN
yang merugi dan memiliki utang cukup besar tidak dapat segera melakukan
pembenahan untuk meningkatkan kinerjanya karena beberapa alasan. Salah
satunya adalah aset BUMN yang berasal dari penyisihan APBN (sebelum
ditetapkannya Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN) harus
dikonsultasikan kepada pemerintah dan bahkan dengan Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR).
4) Keempat, tidak responsif terhadap kebutuhan publik. Keterlambatan dalam
merespon kebutuhan publik, pada umumnya disebabkan oleh lambannya
proses pengambilan keputusan dan kurangnya jiwa wirausaha
(entrepreneurship) di lingkungan manajemen BUMN.
5) Kelima, ketiadaan dana untuk memenuhi kebutuhan modal investasi. Salah
satu hambatan pengembangan BUMN adalah kurangnya dana investasi
terutama untuk keperluan pengembangan usaha. Sebagian modal BUMN
berasal dari utang sehingga biaya modalnya (cost of capital) lebih tinggi
dibandingkan jika didanai dengan modal sendiri (ekuitas).
6) Keenam, intervensi vertikal secara berlebihan. Seringkali kebijakan
pemerintah dalam pengelolaan BUMN sangat intervensif sehingga manajemen
BUMN mengalami hambatan dalam pengambilan keputusan manajerial.
7) Ketujuh, beragam tujuan dan saling bertentangan. Dualisme tujuan BUMN,
yaitu tujuan untuk memperoleh keuntungan dan pelayanan sosial kepada
publik, merupakan salah satu penghambat BUMN untuk memasuki pasar yang
kompetitif.
8) Kedelapan, misi lembaga yang salah arah dan tidak relevan. Adanya intervensi
politik dan hambatan regulasi dapat mengacaukan misi BUMN sebagai entitas
bisnis.
9) Kesembilan, pemanfaatan dan kinerja aset yang tidak optimal. Investasi yang
dilakukan BUMN, terutama dalam bentuk infrastruktur, penggunaannya
belum dapat dioptimalkan (not fully employed), antara lain karena masalah
kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM), konflik kepentingan, birokrasi,
serta hambatan hukum.
10) Kesepuluh, praktik-praktik ilegal. Praktik ilegal seperti praktik suap,
pengadaan barang dan jasa yang tidak sesuai prosedur, kolusi dan nepotisme,
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
37
Universitas Indonesia
serta beberapa praktik ilegal lain dalam pengelolaan BUMN. Penerapan GCG
diharapkan dapat membersihkan praktik-praktik ilegal tersebut.103
11) Kesebelas, pencurian dan korupsi. Tingginya kasus pencurian dan korupsi
dalam tubuh BUMN merupakan masalah yang perlu dicermati secara serius
baik oleh pemerintah maupun oleh manajemen BUMN.104
Jika pengelolaan BUMN seperti sekarang ini terus dipertahankan,
bagaimana bisa berharap lebih. Maka, privatisasi bukan merupakan suatu hal yang
aib. Banyak negara telah melakukannya dan telah terbukti membawa manfaat.
Artinya privatisasi hanyalah alat untuk membentuk BUMN menjadi lebih
professional dan transparan. Dan dari sisi pemerintah akan dapat memperoleh
tambahan dana yang berasal dari investasi saham yang dimilikinya. Jadi
sebenarnya tidak ada masalah karena privatisasi adalah bisnis untuk bisnis.105
Prof. Safri Nugraha berpendapat bahwa tujuan privatisasi di negara-negara
maju berbeda dengan negara-negara berkembang, namun pada umumnya tujuan
privatisasi adalah mengurangi beban negara dalam melayani rakyatnya (dengan
cara mengurangi peran negara), mengoptimalkan pelayanan kepada masyarakat
melalui keterlibatan swasta yang dianggap lebih professional, meningkatkan
pendapatan negara melalui penjualan saham/kepemilikan perusahaan negara
kepada swasta, serta meningkatkan efisiensi dan performance perusahaan
negara.106
Tujuan-tnjuan tersebut dilatarbelakangi pada asumsi bahwa perusahaan
milik pemerintah umumnya tidak efisien, tidak dapat bersaing, dan sarat dengan
proteksi dan campur tangan birokrat yang tidak terbiasa berbisnis. Tentu saja tidak
semua perusahaan negara tidak efisien, beberapa contoh seperti Pohang Steel
Company di Korea Selatan dan beberapa perusahaan milik negara di Malaysia dan
103
Makalah, Bab II, Perlunya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Diprivatisasi,
Sumber: repository.usu.ac.idbitstream12345678928864...Chapter%20II, diakses pada awal 2012.
104
Dibyo Soemantri Priambodo, Refleksi BUMN 1993-2003 (Yogyakarta: Penerbit
Media Pressindo, 2004), hal. 61-62.
105
Arie Widiarto, “Privatisasi BUMN, Untung atau Buntung,”
http://www.google.com/harian_umum_suara_merdeka/eko5.htm, hal. 2-3.
106
Mengutip pendapat dari Prof. Safri Nugraha pada Tesis, Amy Imelda Meliala, Op Cit.,
hal. 63-64.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
38
Universitas Indonesia
Perancis107
membuktikan bahwa perusahaan milik pemerintah juga dapat efisien,
kompetitif dan menguntungkan. Menurut penulis, kinerja perusahaan milik
pemerintah tidak lepas dari sistem birokrasi yang melatar-belakanginya.108
Seperti diketahui, meskipun masing-masing BUMN memiliki masalah
spesifik akan tetapi secara umum BUMN mempunyai tantangan yang sama dalam
“memutar” roda manajemennya, yaitu masih belum terpadunya persepsi atau visi
dari masing-masing pimpinan terhadap misi dari sasaran perusahaan. Dari
fenomena yang ada, seringkali tampak bahwa manajemen cenderung dikelola
berdasarkan tradisi atau intuisi masing-masing dalam strata kepemimpinannya.
Dalam hal ini agaknya koordinasi dan integrasi antar pimpinan dari berbagai
sektor beserta tingkatan-tingkatannya masih perlu digalang secara lebih intensif,
sehingga kemungkinan-kemungkinan munculnya kebijaksanaan yang bersifat
“sektoral” ataupun cenderung “impulsif” dapat dihindari.109
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki BUMN yang
bermasalah yang memenuhi kriteria di atas, sehingga salah satu upaya dalam
mengatasi permasalahan yang dihadapi, sekaligus memperluas skala ekonomis,
langkah yang ditempuh sebagian besar BUMN yang berkinerja buruk adalah
dengan melakukan privatisasi. Memasuki era globalisasi seperti sekarang,
beberapa BUMN yang telah melakukan perbaikan manajemen, khususnya
efisiensi operasi, akan mampu menghadapi persaingan pasar. Langkah perbaikan
yang dilakukan meliputi restrukturisasi usaha, pengurangan jumlah karyawan,
penerapan sistem pengendalian manajemen, dan kebijakan strategis lainnya.
BUMN yang tidak melakukan perbaikan manajemen biasanya akan menghadapi
berbagai kesulitan, terutama di bidang finansial.110
Restrukturisasi di sini adalah
merupakan upaya yang dilakukan dalam rangka penyehatan BUMN yang
107
Safri Nugraha, “Privatization of State Enterprises In The 20th
Century A Step
Forwards Or Backwards? (Jakarta: University of Indonesia Faculty of Law Institute For Law and
Economic Studies, 2004), hal. 15.
108
Amy Imelda Meliala, Op Cit., hal. 64.
109
Pandji Anoraga, Op Cit., hal. 70.
110
repository.usu.ac.id, Op Cit.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
39
Universitas Indonesia
merupakan salah satu langkah strategis untuk memperbaiki kondisi internal
perusahaan guna memperbaiki kinerja dan meningkatkan nilai perusahaan.111
Kebijakan privatisasi di Indonesia, pertama kali diatur pada tahun 2001
dengan diterbitkannya Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 112 Tahun
2001 tentang Tim Kebijakan Privatisasi BUMN. Dalam Pasal 8 Kepres ini
dinyatakan bahwa tujuan privatisasi BUMN adalah untuk meningkatkan GCG,
serta memperluas partisipasi masyarakat dalam kepemilikan saham BUMN.
Selain itu, kebijakan ini juga ditujukan bagi menstimulasi pertumbuhan ekonomi
melalui penyerapan investasi dari luar negeri. Tujuan privatisasi dari prespektif
ekonomi menurut Ernst (1994) adalah sebagai berikut:112
1. Kebebasan ekonomi dan kepentingan konsumen (economic freedom and
consumer sovereignity); privatisasi yang dilakukan pemerintah diharapkan
dapat membuka kesempatan ekonomi yang lebih baik kepada pihak swasta
sehingga pihak swasta dapat memberikan pelayanan publik yang terjangkau
oleh pelanggan (Moore, 1986).
2. Meningkatkan efisiensi (improving efficiency); perusahaan publik secara
relatif menunjukkan kinerja yang lebih burk jika dibandingkan dengan
perusahaan swasta dalam posisi kompetisi serta penggunaan modal dan tenag
kerja yang kurang efisien dan kurang menguntungkan.
Di tengah-tengah persaingan ekonomi yang makin tajam, perusahaan
negara dituntut untuk memainkan peran dalam proses pembangunan nasional.
Sebagai badan usaha yang mempunyai tugas dan misi khusus, perusahaan negara
harus tumbuh berkembang dan mendapatkan laba usaha. Namun dalam
perjalanannya perusahaan-perusahaan negara menghadapi kendala yang
menghambat gerak langkahnya.113
David Osborne dan Ted Gaebler berpendapat, bahwa cukup banyak
pegawai pemerintah yang mempunyai kapasitas professional yang sangat baik dan
berdedikasi tinggi di pemerintahan, namun sistem pemerintahan itu sendiri
membuat kinerja orang-orang yang profesional tersebut menjadi tidak
111
Indonesia, Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003, Op Cit., Pasal 1, Angka 11.
112
Riant Nugroho dan Randy R. W., Op Cit., hal. 70-71. Lihat juga, repository.usu.ac.id,
Op Cit.
113
Pandji Anoraga, SE, ME, Op Cit., hal 69.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
40
Universitas Indonesia
produktif.114
Perbaikan kinerja perusahaan milik pemerintah sebenarnya dapat
juga dilakukan dengan menyesuaikan sistem birokrasi dengan kebutuhan
perekonomian negara. Dalam perkembangannya ternyata kemudian, tidak semua
tujuan itu berhasil.115
Setiap usaha (organisasi) berhubungan erat dengan lingkungannya. Suatu
organisasi tidak akan dapat berdiri sendiri dan selalu akan dipengaruhi oleh
lingkungannya. Demikian juga yang terjadi pada BUMN. Lingkungan BUMN
dewasa ini mengalami perubahan-perubahan mendasar yang dramatis dan
seringkali di luar dugaan.116
Mengingat bahwa organisasi BUMN pada umumnya cukup besar serta
spesifik pekerjaannya, tidak semata-mata untuk unit akan tetapi uraian yang jelas
bagi masing-masing jabatan. Seperti diketahui, karena pada akhirnya yang
melaksanakan keseluruhan roda organisasi adalah sumber daya manusia yang
memiliki karakter, kemauan dan kemampuan yang berbeda-beda, maka
keberadaan rincian pekerjaan sangat strategis dalam mendukung efisien dan
evektivitas kerja dalam suatu organisasi BUMN. Di samping itu, sejauh apresiasi
berbagai pihak mengenai masalah organisasi juga relatif masih rendah. Bahkan
diakui melakukan peningkatan perangkat keras berupa pengadaan teknologi, tetapi
sangat kurang dalam mengembangkan perangkat lunak harus berjalan paralel.117
Segi yang juga menjadi perhatian pemerintah adalah peningkatan efisiensi
dan disiplin pembangunan. Efisiensi berarti bahwa kita harus dapat meningkatkan
manfaat berbagai sumber daya yang kita miliki sebaik-baiknya untuk kepentingan
misi dan tujuan yang sedang diemban. Pemanfaatan sumber daya secara efisien ini
merupakan kunci keberhasilan kita dalam mempersiapkan sikap usaha yang
mandiri. Badan-badan usaha yang kita kembangkan perlu mempunyai kesadaran
114
David Osborne and Ted Gaebler, Reiventing Government, How The Enterpreneurial
Spirit is Transforming The Publik Sector, For Schoolhouse to Statehouse, City Hall to the
Pentagon (Boston: Addison-Wesley Publishing Company, Inc. 1992).
115
Amy Imelda Meliala, Op Cit., hal. 64-65.
116
Pandji Anoraga, SE, ME, Op Cit., hal 20.
117
Ibid, hal 71.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
41
Universitas Indonesia
biaya, menghindarkan pemborosan, serta terus-menerus meningkatkan
produktivitas.118
Menurut E.S. Savas : “Privatization is the act of reducing the role of
government, or increasing the role of government, or increasing the role of
private sector, in an activity or in ownership of assets”.119
Dengan pengertian ini setiap aktivitas yang mengurangi peran pemerintah
dan di sisi lain meningkatkan peran swasta adalah suatu privatisasi. Terdapat
bermacam-macam model privatisasi yang terjadi di negara-negara berkembang
mulai dari penjualan saham perusahaan negara hingga Built Operate Transfer
(BOT).120
Bentuk BOT umumnya dilakukan pada proyek-proyek infrastruktur
yang pada umumnya beresiko tinggi.121
Privatisasi telah menjadi amanat Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
yang tertuang dalam Ketetapan MPR RI Nomor IV/MPR/1999 tentang Garis-
Garis Besar Haluan Negara Tahun 1999-2004 (GBHN Tahun 1999-2004), yang
menyebutkan, bahwa; Menurut keterangan Kementerian Menteri Negara BUMN
sebagaimana yang termuat dalam Rapat Kerja Komisi VI DPR RI Dengan
Menteri Negara BUMN tentang Restrukturisasi dan Privatisasi Tahun 2008,
secara umum gambaran mengenai kinerja BUMN yang menjadi latar belakang
dilakukannya restrukturisasi dan privatisasi BUMN adalah sebagai berikut:122
a) BUMN-BUMN yang kegiatan usahanya tidak menyangkut hajat hidup orang
banyak (eksternalitas rendah) dan sektor usahanya kompetitif akan dilakukan
privatisasi dengan melepas sebagian atau seluruh saham negara (divestasi)
pada BUMN-BUMN tersebut.
118
Ibid, hal 36.
119
E.S. Savas, Privatization, The Key To Better Government (New Jersey: Chatham
House Publishers, Inc.), hal. 3.
120
Safri Nugraha, Op Cit., hal. 230.
121
Pandji Anoraga, Op Cit., hal. 69.
122
repository.usu.ac.id, Op Cit.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
42
Universitas Indonesia
b) Bagi BUMN-BUMN yang kinerjanya relatif bagus dan memiliki prospek
untuk dikembangkan, namun membutuhkan dana untuk pengembangan usaha
dalam rangka lebih meningkatkan kinerja dan value perusahaan akan
dilakukan privatisasi dengan penerbitan saham baru (saham dalam portepel)
yang hasilnya (proceed) akan masuk ke kas perusahaan untuk memperkuat
struktur permodalan. Metode yang akan dilakukan (IPO) disesuaikan dengan
kondisi pasar dan kondisi perusahaan.
c) Terhadap BUMN-BUMN yang kinerjanya kurang baik (merugi), namun
masih memiliki prospek untuk dikembangkan dan telah pernah dilakukan
restrukturisasi, sedangkan pemerintah tidak memiliki dana untuk penambahan
modal kerja perusahaan, maka akan dilakukan privatisasi melalui penerbitan
saham baru dan/atau melepas saham negara (divestasi) kepada mitra strategis.
d) BUMN-BUMN yang terus menerus merugi dan prospek usaha kurang bagus
akan dilakukan upaya penyelamatan melalui privatisasi kepada mitra strategis
sebelum alternatif likuidasi (alternatif terakhir) diakukan. Salah satu kekuatan
ekonomi nasional yang perlu ditingkatkan produktivitas dan efisiensinya
adalah BUMN, khususnya persero. Untuk dapat mengoptimalkan perannya
dan mampu mempertahankan keberadaanya dalam perkembangan ekonomi
dunia yang semakin terbuka dan kompetitif, BUMN perlu menumbuhkan
adanya profesionalisme. Pengurusan dan pengawasan BUMN harus dilakukan
berdasarkan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik (GCG).
Peningkatan efisiensi dan produktifitas BUMN harus dilakukan melalui
langkah-langkah restrukturisasi dan privatisasi.
Berdasarkan kenyataan tersebut diatas, dan memperhatikan amanat
ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1999, maka dipandang perlu untuk menetapkan
suatu undang-undang baru yang mengatur BUMN secara lebih komprehensif dan
sesuai dengan perkembangan dunia usaha.123
Pentingnya penataan yang
berkelanjutan atas pelaksanaan peran BUMN dalam sistem perekonomian
nasional, terutama upaya peningkatan kinerja dan nilai (value) perusahaan, telah
diamanatkan tersebut menggariskan bahwa BUMN, terutama yang usahanya
berkaitan dengan kepentingan umum, perlu terus ditata dan disehatkan melalui
123
Indonesia, Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003, Op Cit., Penjelasan atas Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
43
Universitas Indonesia
restrukturisasi dan bagi BUMN yang usahanya tidak berkaitan dengan
kepentingan umum dan berada dalam sektor yang telah kompetitif didorong untuk
privatisasi.124
Melalui privatisasi diharapkan juga akan dapat merubah citra BUMN
menjadi sebuah (commercial entity) dengan membebaskan dirinya dari intervensi
birokrat, menghilangkan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) dalam internal
manajemennya, dan memegang teguh prinsip GCG dalam seluruh jajaran BUMN
tersebut.125
Lemahnya penegakan hukum di masyarakat, ternyata juga dirasakan di
dalam sistem manajemen BUMN. Hal itu terjadi karena adanya sistem reward and
punishment di beberapa perusahaan negara memang belum berjalan efektif.
Dengan demikian sering kita dengar banyak pejabat BUMN yang memiiki kinerja
yang kurang baik, akan tetapi tidak mendapat sanksi yang memadai. Melalui
kajian komprehensif mengenai terjadinya KKN di berbagai instansi pemerintah
saat ini tampaknya bisa ditarik benang merah bahwa dalam masyarakat yang
sehat, berbagai organisasi atau badan usaha di dalmnya juga akan sehat.
Sebaliknya dalam masyarakat yang belum sehat dengan sendirinya “organ” yang
ada dalam masyarakat tersebut, termasuk badan usaha ataupun aparatnya juga
akan terimbas. Dengan istilah, jika ingin membenahi BUMN, maka benahi pula
seluruh lapisan masyarakat termasuk aparat pemeritah sampai ke pejabatnya.
Sarana penting dalam pengembangan BUMN adalah peningkatan
kemampuan tenaga manajerial yang akan mengelola usaha. Pengembangan
kemampuan ini tidak hanya didapat dengan penataran dan pendidikan saja tetapi
juga melalui berbagai penilaian dan evaluasi kemampuan yang memberi arah dari
apa yang sesuai dengan pencapaian tujuan badan usaha. Walaupun demikian
usaha pengembangan kemampuan manajerial melalui penataran dan program-
program lain, baik di dalam maupun di luar negeri akan terus dilakukan. Memang
pendidikan manajerial merupakan investasi yang harus dilaksanakan terus. Lepas
landas dan kemandirian dalam usaha tidak mungkin dapat kita laksanakan tanpa
suatu kemampuan manajerial yang memadai.126
124
Ibid.
125
repository.usu.ac.id, Op Cit.
126
Pandji Anoraga, SE, ME, Op Cit., hal. 36.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
44
Universitas Indonesia
Upaya BUMN dalam menjawab tantangan zaman memang tidak bisa
terlepas dari penyempurnaan manajemen sumber daya manusia, karena apa pun
yang timbul dalam suatu organisasi pastilah berawal dari kualitas sumber daya
manusia, dan terpulang pula pada profesionalisme mereka.127
Sebagai contoh, penjualan 55 persen saham PT. Lintas Marga Sedaya,
pemegang konsesi proyek jalan tol Cikampek-Palimanan, kepada PLUS
Expressways Berhad (Malaysia) masih memunculkan perdebatan. Peraturan
Presiden Nomor 67 Tahun 2005 tentang Kerjasama Pengadaan Infrastruktur
melarang konsesi berpindah tangan sebelum infrastruktur beroperasi. Apalagi
Lintas meneken perjanjian proyek pada 27 Juli 2006.128
Hal itu yang juga diperlukan oleh BUMN untuk menjawab tantangan
zaman. Kendati misi utama BUMN terkesan merupakan beban yang berat, akan
tetapi apabila penjabarannya proposional tentunya tidak akan terlampau
membebani langkah-langkah strategis dan operasionalnya, dan penjabaran
tersebut hanya mungkin dilaksanakan oleh orang-orang yang professional.129
Menteri BUMN Dahlan Iskan menyatakan dalam pelaksanaan privatisasi
perusahaan milik negara tidak akan lagi menggunakan metode atau penjualan
strategis kepada pihak asing. Menurutnya, “Penjualan saham BUMN kepada
pihak asing sudah distop. Sudah tidak zamannya lagi menjual saham atau aset
BUMN kepada asing”.130
Saat privatisi, kementerian BUMN hanya menyetujui
privatisasi melalui pola pelepasan saham perdana kepada publik (IPO). Beliau
berpendapat bahwa, “Jika asing masuk melalui pasar saham tidak masalah, tetapi
penjualan langsung (strategic sales) kepada asing jangan sampai terjadi lagi”.131
Keinginan untuk mengefisiensikan pada hakikatnya didasari oleh yang
lebih baik dan lebih efisien. Mengefisienkan, bukanlah hal yang tidak mungkin.
127
Ibid, hal. 72.
128
Investor Jalan Tol Tidak Harus Punya Uang!, 26 Juni 2007,
http://www.jasaraharja.co.id/investor-jalan-tol-tidak-harus-punya-uang,4065.html, diakses pada
awal 2012.
129
Pandji Anoraga, SE, ME, Op Cit., hal. 71.
130
Dahlan: Stop Penjualan Saham BUMN kepada Asing, 14/02/2012, 07:22,
http://berita.liputan6.com/read/377191/dahlan-stop-penjualan-saham-bumn-kepada-asing, diakses
pada awal 2012.
131
Ibid.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
45
Universitas Indonesia
Untuk itu dibutuhkan prakondisi yang kondusif dan mendorong upaya perbaikan
serta peyempurnaan operasional di tingkat perusahaan. Sebuah BUMN merupakan
bagian atau sub-sistem yang lebih besar. Jelas di sini bahwa sukses dari suatu
BUMN tertentu, tidak hanya ditentukan oleh aktivitas mikro di perusahaan
tersebut, tetapi juga oleh kondisi di lingkungannya. Keberhasilan suatu BUMN
tergantung dari interaksinya dengan sub sistem lainnya serta pada kekuatan-
kekuatan yang berada di luar pengaruh dari pengelola BUMN tersebut.132
Mantan Direktur Utama PT. PLN ini juga menyatakan bahwa dengan
pembenahan BUMN gencar dilakukan pemerintah, selain untuk menyehatkan
perusahaan juga agar mampu membeli perusahaan asing. Dikatakannya bahwa,
“Kita harus mendorong BUMN yang sudah memiliki aset dan kemampuan besar
untuk ekspansi ke luar negeri. Bila perlu perusahaan Indonesia mengambil alih
lagi perusahaan-perusahaan sawit yang berinvestasi di Indonesia saat ini”.133
Penawaran saham BUMN kepada umum (public offering of shares) dapat
dilakukan baik secara parsial maupun secara penuh. Di dalam transaksi ini
pemerintah menjual sebagian atau seluruh saham kepemilikannya atas BUMN
yang diasumsikan akan tetap beroperasi (going concern) dan menjadi perusahaan
publik. Seandainya pemerintah hanya menjual sebagian dari sahamnya, maka
BUMN berubah menjadi perusahaan patungan pemerintah dan swasta. Pendekatan
semacam ini dilakukan pemerintah agar masih dapat mengawasi manajemen
BUMN patungan tersebut sebelum kelak diserahkan sepenuhnya kepada
swasta.134
Meski demikian Dahlan mengakui saat ini di benak masyarakat awam
privatisasi melalui IPO sama dengan penjualan saham kepada pihak asing,
padahal tidak demikian.135
Pada kesempatan itu Dahlan juga berjanji bahwa setiap
IPO saham BUMN diupayakan pembelinya adalah mayoritas investor dalam
132
Pandji Anoraga, SE, ME, Op Cit., hal. 56.
133
http://berita.liputan6.com, Op Cit.
134
Pandji Anoraga, SE, ME, Op Cit., hal. 46-47.
135
http://berita.liputan6.com, Op Cit.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
46
Universitas Indonesia
termasuk karyawan BUMN. Dikatakannya bahwa, “Yang pasti saham BUMN
harus dikuasai pemerintah tidak kurang dari 51 persen”.136
Perbaikan pada pelaku-pelaku ekonomi yang bergerak di bursa saham
hendaknya juga perlu untuk ditingkatkan, terutama pada kedisiplinan dan
kejujuran. Jangan sampai terjadi “crash” melalui kebocoran informasi, pemaksaan
harga saham, pemalsuan saham, kolusi antara badan penilai, pemeriksa dan
pelaksana atau adanya “insider trading”. Kalau hal ini terjadi maka kepercayaan
nasabah akan menurun. Apabila beberapa waktu yang lalu kredibilitas suatu
BUMN masih sering tergantung pada pemerintah, dalam pengertian pemerintah
tentu akan menopang BUMN jika kesulitan muncul, maka dengan adanya
deregulasi dan debirokratisasi diharapkan muncul sikap mandiri dari BUMN
termasuk dalam menjaga kredibilitasnya, terlebih dalam menghadapi era
globalisasi dewasa ini.137
BUMN didorong go public agar lebih transparan. Demikian disampaikan
Menko Perekonomian Hatta Rajasa.138
Ada yang memandang, bahwa terjunnya
BUMN ke pasar modal akan merusak mekanisme pasar yang baru akan terbentuk
karena nama pemerintah dibawanya. Ada pula yang beranggapan sebaliknya,
BUMN akan lebih menyehatkan pasar modal justru karena peran pemerintah. Di
sisi lain, pemerintah sendiri sampai saat ini masih tenang-tenang saja. Keputusan
tentang jadi tidaknya, kapan, dan BUMN mana yang diizinkan untuk go public
belum dikeluarkan, meskipun isyarat sudah dilontarkan menteri keuangan sejak
beberapa waktu lalu. Terlepas dari siapa yang memberikan komentar dan
komentar apa yang diberikan, masalahnya adalah, apakah reaksi yang diberikan
itu mengacu pada kepentingan kelompok usaha tertentu, ataukah memang
dikaitkan dengan kepentingan perekonomian nasional.139
Hatta Rajasa menegaskan dirinya salah satu orang yang mendukung IPO
BUMN. Karena jika terdaftar di bursa, maka BUMN akan lebih meningkat
transparansi dan akuntabilitasnya. Beliau berpendapat bahwa, “Saya termasuk
136
Ibid.
137
Pandji Anoraga, SE, ME,Op Cit., hal 46, 71-72.
138
http://www.vibiznews.com, Op Cit.
139
Pandji Anoraga, SE, ME, Op Cit., hal 99.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
47
Universitas Indonesia
yang sangat mendorong BUMN go public karena masyarakt kita akan lebih
menikmati, lebih sehat, lebih transparan dan terkontrol karena ada kontrol publik.
Ketiga, ada banyak pemegang saham yang memungkinkan dia melaporkan.
dengan kata lain corporate governance-nya pasti sehat”.140
Sebagai pelaku ekonomi yang berskala besar, wajar bila BUMN selalu
mendapat sorotan. Apalagi bila dikaitkan dengan rencana pemerintah untuk
“memasyarakatkan” BUMN melalui pasar modal, sementara kalangan swasta
sedang asyiknya menikmati berbagai manfaat dari pasar itu. Berbagai pihak sejak
awal telah memberikan berbagai reaksi. Kalangan emitmen dan calon emitmen
swasta, pengamat dan penjamin emisi telah memberikan berbagai tanggapan, yang
cenderung beragam. Hatta Rajasa menyatakan meskipun banyak perusahaan
BUMN yang IPO, tidak serta pemerintah meningkatkan target dividen BUMN
pada negara. Pasalnya, IPO tersebut tidak ditujukan untuk memberikan
sumbangan kepada negara melainkan untuk menyehatkan BUMN. Dikatakannya
bahwa, “IPO bukan untuk menginjeksi dana APBN tapi untuk menyehatkan
struktur keuangan dari perusahaan itu sendiri”.141
Dalam prespektif ekonomi kebijakan, manfaat pelaksanaan privatisasi
selain utnuk memperbaiki perekonomian nasional (makro), juga bertujuan
meningkatkan kinerja BUMN (mikro).
1) Manfaat privatisasi pada skala makro ekonomi
a. Pertama, membantu pemerintah memperoleh dana pembangunan.
b. Kedua, pengganti kewajiban setoran tambahan modal pemerintah.
c. Ketiga, mendorong pasar modal dalam negeri.142
2) Manfaat privatisasi pada skala mikro BUMN
a. Restrukturisasi modal (capital restructuring) privatisasi diarahkan untuk
membentuk struktur modal yang lebih baik bagi perusahaan. Privatisasi
melalui penerbitan saham baru dapat meningkatkan ekuitas perusahaan
sehingga dana yang dibuthkan untuk mendanai proyek investasi ataupun
operasi perusahaan dapat dipenuhi dari modal sendiri (equity).
140
http://www.vibiznews.com, Op Cit.
141
Pandji Anoraga, SE, ME, Op Cit., hal 98-99.
142
Riant Nugroho dan Randy R. W,. Op Cit., hal. 69-71.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
48
Universitas Indonesia
Penerbitan saham dapat memperkuat struktur modal perusahaan serta
mengurangi ketergantungan perusahaan atas utang kepada kreditor. Beban
yang tinggi akan menghambat pertumbuhan serta meningkatkan biaya
modal (cost of capital) yang ditanggung oleh perusahaan.
b. Keterbukaan dalam Pengelolaan Perusahaan. Keterlibatan sektor swasta
dan perubahan kepemilikan saham perusahaan menuntun manajemen
untuk lebih transparan dalam melaksanakan tata kelola perusahaan (GCG).
Pemegang saham sebagai salah satu pemangku kepentingan (stake holder)
memiliki hak untuk mengetahui pengelolaan perusahaan serta kinerja
perusahaan untuk periode tertentu.
c. Peningkatan Efisiensi dan Produktivitas. Perubahan kepemilikan
perusahaan dari pemerintah pada sektor swasta diharapkan mampu
meningkatkan kinerja manajemen. Privatisasi diharapkan mampu
meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan dalam menggunakan
sumber daya perusahaan. Beberapa prinsip good coporate governance
yang dijalankan manajemen diharapkan mampu meningkatkan kinerja
perusahaan.
d. Perubahan Budaya Perusahaan. Perubahan kepemilikan perusahaan
mendorong manajemen untuk melakukan revitalisasi manajemen serta
perubahan budaya perusahaan. Perubahan dari status BUMN menjadi
perusahaan swasta menuntut manajemen untuk bekerja lebih profesional di
segala lini.143
Dengan adanya privatisasi diharapkan BUMN akan mampu beroperasi
secara lebih profesional lagi serta adanya peningkatan partisipasi kontrol
masyarakat dalam BUMN tersebut.
Apabila dikaji secara lebih mendalam, masalah pengembangan organisasi
bukanlah pekerjaan yang sederhana. Apalagi dalam persaingan bisnis dan kondisi
sosial ekonomi dewasa ini yang selalu berubah, mengharuskan setiap kali ada
peninjauan kembali mengenai eksistensi suatu organisasi. Adalah suatu hal yang
keliru apabila keberadaan organisasi hanya dipandang sebagai sekedar persyaratan
formil, seyogianya organisasi memang harus diapresiasi dalam kerangka
143
Ibid, hal. 11. Lihat juga, repository.usu.ac.id, Op Cit.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
49
Universitas Indonesia
meningkatkan efektifitas kegiatan untuk mencapai sasaran.144
Tuntutan yang
makin besar di masa mendatang ini akan menuntut peningkatan pengelolaan yang
lebih efektif dan efisien. Dengan kata lain, pada masa-masa mendatang fungsi
BUMN khususnya persero sebagai unit bisnis strategis (SBU: Strategic Bussiness
Unit) akan lebih menonjol dibandingkan dengan fungsi-fungsi lainnya yang
majemuk itu.145
Pembangunan nasional di masa mendatang akan menghadapi tantangan
yang amat berat untuk dapat diatasi, terdapat beberapa di antaranya seperti
penciptaan lapangan kerja bagi jutaan angkatan kerja baru setiap tahunnya,
peningkatan kemakmuran rakyat secara menyeluruh, keseimbangan pembangunan
antar daerah, pembangunan dunia usaha swasta dan koperasi.146
Usaha
restrukturisasi perusahaan di samping dilakukan dengan tujuan untuk perluasan
usaha, sering juga dilakukan justru untuk merampingkan usaha, baik dalam rangka
back to basic (kembali ke bisnis pokok), atau tidak. Perampingan usaha dapat
dilakukan melalui pengalihan saham/asset, kepailitan, di samping metode
perampingan usaha lainnya.147
Hal ini sejalan dengan Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun
2005–2025 yang merupakan kelanjutan dari pembangunan sebelumnya untuk
mencapai tujuan pembangunan sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Untuk itu, dalam
20 tahun mendatang, sangat penting dan mendesak bagi bangsa Indonesia untuk
melakukan penataan kembali berbagai langkah-langkah, antara lain di bidang
pengelolaan sumber daya alam, sumber daya manusia, lingkungan hidup dan
kelembagaannya sehingga bangsa Indonesia dapat mengejar ketertinggalan dan
mempunyai posisi yang sejajar, serta daya saing yang kuat di dalam pergaulan
masyarakat Internasional.148
144
Pandji Anoraga, SE, ME, Op Cit. hal 71.
145
Ibid, hal 21-22.
146
Ibid, hal 32.
147
Munir Fuady, SH, MH, LL.M, Op Cit., hal. 175.
148
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025, Penjelasan Atas Undang-Undang
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
50
Universitas Indonesia
Dalam kenyataannya, walaupun BUMN telah mencapai tujuan awal
sebagai agen pembangunan dan pendorong terciptanya korporasi, namun tujuan
tersebut dicapai dengan biaya yang relatif tinggi. Kinerja perusahaan dinilai belum
memadai, seperti tampak pada rendahnya laba yang diperoleh dibandingkan
dengan modal yang ditanamkan. Dikarenakan berbagai kendala, BUMN belum
sepenuhnya dapat menyediakan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi bagi
masyarakat dengan harga yang terjangkau serta belum mampu berkompetisi
dalam persaingan bisnis secara global. Selain itu, karena keterbatasan sumber
daya, fungsi BUMN baik sebagai pelopor/perintis maupun sebagai penyeimbang
kekuatan swasta besar, juga belum sepenuhnya dapat dilaksanakan.149
Di lain pihak, perkembangan ekonomi dunia berlangsung sangat dinamis,
terutama berkaitan dengan liberalisasi dan globalisasi perdagangan yang telah
disepakati oleh dunia internasional seperti kesepakatan mengenai World Trade
Organization (WTO), ASEAN Free Trade Area (AFTA), ASEAN Framework
Agreement on Service, dan kerjasama ekonomi regional Asia Pacific (Asia Pacific
Economic Cooperation/APEC).150
Namun perlu diingat pula bahwa ketika
pemerintah (termasuk di dalamnya negara-negara yang menganut pasar bebas)
memiliki peran yang berlebihan dalam ekonomi, maka harus diakui akan
menurunkan daya saing, vitalitas ekonomi dan stabilitas ekonomi.151
Namun Prof. Safri Nugraha berkesimpulan bahwa menurutnya tidak
terdapat hubungan antara privatisasi dan efisiensi antara sebuah perusahaan.152
Efisiensi lebih merupakan isu manajemen dari pada isu privatisasi. Tanpa
perubahan sistem manajemen perusahaan yang baik, privatisasi tidak akan
menghasilkan efisiensi. Tidak hanya faktor internal sebagaimana telah disebutkan
di atas, privatisasi pada negara-negara berkembang juga dilatarbelakangi tekanan-
Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 –
2025.
149
Indonesia, Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003, Op Cit., Penjelasan atas Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara.
150
Ibid.
151
Richard L. Lesher, “Janji Demokrasi : Membangun Ekonomi Modern,” Jurnal
Reformasi Ekonomi, Vol. 2, No. 1, Januari – April 2001, hal. 55.
152
Safri Nugraha, Op Cit., hal. 230.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
51
Universitas Indonesia
tekanan lembaga-lembaga keuangan internasional seperti International Moneter
Fund (IMF) dan Bank Dunia (World Bank) kepada pemerintah Indonesia.153
2.3. Dasar Hukum Pelepasan Saham Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
ke Publik
Dalam UUD 1945 dikatakan bahwa cabang-cabang produksi yang penting
bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
Dalam perkembangannya banyak unit-unit produksi dan distribusi yang dulu
dikuasai/dimiliki oleh negara, ternyata banyak cabang-cabang produksi yang
menguasai hajat hidup orang banyak kemudian beralih dimiliki swasta. Ini dapat
dilihat adanya pengambilalihan peran negara oleh swasta dalam bentuk monopoli
yang mengakibatkan beban bagi perekonomian rakyat. Walaupun dapat dikatakan
bahwa pemilikan oleh swasta bisa juga diartikan sebagai “dikuasai oleh negara”,
karena ada pengaturan khusus. Dalam kondisi yang demikian, muncul
kebijaksanaan pemerintah tentang swastanisasi, karena kurang mampunya BUMN
dalam bidang manajemen perusahaan.154
Memajukan kesejahteraan bagi seluruh rakyat sebagaimana diamanatkan
dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang selanjutnya lebih rinci diatur
dalam Pasal 33, Undang-Undang Dasar 1945 merupakan tugas konstitusional bagi
seluruh komponen bangsa. Dalam kaitan di atas, dirasa perlu untuk meningkatkan
penguasaan seluruh kekuatan ekonomi nasional baik melalui regulasi sektoral
maupun melalui kepemilikan negara terhadap unit-unit usaha tertentu dengan
maksud untuk memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemakmuran
rakyat.155
Penataan sistem pengelolaan dan pengawasan BUMN telah dilakukan
pemerintah pada waktu yang lalu dan kiranya akan terus berlanjut. Salah satu
langkah yang telah dilakukan adalah dengan penataan terhadap peraturan
perundang-undangan yang mengatur BUMN. Pada tahun 1960, telah dikeluarkan
Undang-undang Nomor 19 Prp. Tahun 1960 dengan tujuan mengusahakan adanya
153
Amy Imelda Meliala, Op Cit., hal. 65.
154
Riant Nugroho dan Randy R. W., Op Cit.
155
Indonesia, Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003, Op Cit., Penjelasan atas Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
52
Universitas Indonesia
keseragaman dalam cara mengurus dan menguasai, serta bentuk hukum dari badan
usaha negara yang ada.156
Pada tahun 1969, ditetapkan Undang-undang Nomor 9 Tahun 1969. Dalam
undang-undang tersebut, BUMN disederhanakan bentuknya menjadi tiga bentuk
usaha negara yaitu perusahaan jawatan (perjan) yang sepenuhnya tunduk pada
ketentuan Indonesische Bedrijvenwet (Stbl. 1927: 419), perusahaan umum
(perum) yang sepenuhnya tunduk pada ketentuan Undang-Undang Nomor 19 Prp.
Tahun 1960 dan perusahaan perseroan (persero) yang sepenuhnya tunduk pada
ketentuan Kitab Undang-undang Hukum Dagang (Stbl. 1847 : 23) khususnya
pasal-pasal yang mengatur perseroan terbatas yang saat ini telah diganti dengan
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas. Sejalan
dengan amanat Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1969, pemerintah membuat
pedoman pembinaan BUMN yang mengatur secara rinci hal-hal yang berkaitan
dengan mekanisme pembinaan, pengelolaan dan pengawasan yang tertuang dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1983, kemudian diperbaharui dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 1998 tentang Perusahaan Perseroan
(Persero), Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1998 tentang Perusahaan
Umum (Perum) dan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2000 tentang
Perusahaan Jawatan (Perjan). Berbagai peraturan pemerintah tersebut memberikan
arahan yang lebih pasti mengenai sistem yang dipakai dalam upaya peningkatan
kinerja BUMN, yaitu berupa pemberlakuan mekanisme korporasi secara jelas dan
tegas dalam pengelolaan BUMN.157
Peningkatan pembangunan perkonomian nasional perlu didukung oleh
suatu undang-undang yang mengatur tentang perseroan terbatas yang dapat
menjamin iklim dunia usaha yang kondusif.158
Selama ini perseroan terbatas telah
diatur dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas,
yang menggantikan peraturan perundang-undangan yang berasal dari zaman
kolonial. Namun, dalam perkembangannya ketentuan dalam undang-undang
tersebut dipandang tidak lagi memenuhi perkembangan hukum dan kebutuhan
156
Ibid.
157
Ibid.
158
Indonesia, Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007, Op Cit., Penjelasan atas Undang-
Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
53
Universitas Indonesia
masyarakat karena keadaan ekonomi serta kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi,
dan informasi sudah berkembang begitu pesat khususnya pada era globalisasi. Di
samping itu, meningkatnya tuntutan masyarakat akan layanan yang cepat,
kepastian hukum, serta tuntutan akan pengembangan dunia usaha yang sesuai
dengan prinsip pengelolaan perusahaan yang baik menuntut penyempurnaan
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas.159
Dapat dikatakan bahwa hampir semua ketentuan dalam KUHD diambil
alih sehingga menjadi pasal-pasal dalam Undang-undang Perseroan Terbatas.
Bahkan pada prinsipnya pasal-pasal dalam Undang-undang Perseroan Terbatas
merupakan ketentuan dalam KUHD yang telah dikembangkan atau dijabarkan
selanjutnya.160
Jika misalnya ada klaim dari pihak luar karena aktivitas bisnis dari
anak perusahaan, siapakah yang bertanggung jawab secara hukum. Apakah anak
perusahaan, atau perusahaan holding, ataupun kedua-duanya. Dalam ilmu hukum
dikenal “doktrin keterbatasan tanggung jawab” dari suatu badan hukum.
Maksudnya secara prinsipil, setiap perbuatan yang dilakukan oleh badan hukum,
maka hanya badan hukum sendiri yang bertanggung jawab. Para pemegang saham
tidak bertanggung jawab, kecuali sebatas nilai saham yang dimasukkannya.161
Pasal 40, ayat (2) KUHD menyebutkan bahwa pemegang saham tidak
bertanggung jawab lebih daripada jumlah penuh dari saham-saham itu.162
Namun, berbagai peraturan perundang-undangan yang ada tersebut masih
belum memberi landasan hukum yang kuat di dalam pengembangan badan usaha
negara sejalan dengan perkembangan dunia korporasi seperti halnya upaya-upaya
privatisasi dan pelaksanaan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik.163
Kalau permodalan suatu perusahaan dapat ditingkatkan, maka modal
tersebut dapat juga diturunkan. Sehingga penurunan modal ini juga dianggap salah
satu metode dalam restrukturisasi perusahaan.164
Restrukturisasi dilakukan dengan
159
Ibid.
160
Munir Fuady, SH, MH, LL.M, Op Cit., hal. 1.
161
Ibid, hal. 125.
162
Indonesia, Kitab Undang-Undang Hukum Dagang, Pasal 40, Ayat (2).
163
Indonesia, Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003, Op Cit., Penjelasan atas Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
54
Universitas Indonesia
maksud untuk menyehatkan BUMN agar dapat beroperasi secara efisien,
transparan, dan profesional. Tujuan restrukturisasi adalah untuk meningkatkan
kinerja dan nilai perusahaan, memberikan manfaat berupa dividen dan pajak
kepada negara, menghasilkan produk dan layanan dengan harga yang kompetitif
kepada konsumen dan memudahkan pelaksanaan privatisasi. Kemudian dalam hal
Restrukturisasi BUMN di antaranya meliputi:
a. Restrukturisasi sektoral yang pelaksanaannya disesuaikan dengan kebijakan
sektor dan/atau ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. Restrukturisasi perusahaan/korporasi yang meliputi :
1) Peningkatan intensitas persaingan usaha, terutama di sektor-sektor yang
terdapat monopoli, baik yang diregulasi maupun monopoli alamiah;
2) Penataan hubungan fungsional antara pemerintah selaku regulator dan
BUMN selaku badan usaha, termasuk di dalamnya penerapan prinsip-
prinsip tata kelola perusahaan yang baik dan menetapkan arah dalam
rangka pelaksanaan kewajiban pelayanan publik.
3) Restrukturisasi internal yang mencakup keuangan, organisasi/ manajemen,
operasional, sistem, dan prosedur.165
Memperhatikan sifat usaha BUMN, yaitu untuk memupuk keuntungan dan
melaksanakan kemanfaatan umum, dalam Undang-undang BUMN
disederhanakan menjadi dua bentuk yaitu perusahaan perseroan (persero) yang
bertujuan memupuk keuntungan, namun demikian sebagai badan usaha
diupayakan untuk tetap mandiri dan untuk itu Perum harus diupayakan juga untuk
mendapat laba agar bias hidup berkelanjutan.166
Maksud dan tujuan pendirian
persero adalah :
a. Menyediakan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing
kuat;
b. Mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai perusahaan.167
164
Munir Fuady, SH, MH, LL.M, Op Cit., hal. 167.
165
Indonesia, Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003, Op Cit., Pasal 73.
166
Ibid, Penjelasan atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2003
tentang Badan Usaha Milik Negara.
167
Ibid, Pasal 12.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
55
Universitas Indonesia
Dengan pengaturan yang komprehensif yang melingkupi berbagai aspek
perseroan, maka Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas diharapkan memenuhi kebutuhan hukum masyarakat, serta lebih
memberikan kepastian hukum, khususnya kepada dunia usaha.168
Undang-undang Perseroan Terbatas memperkenankan dan mengatur
masalah penurunan modal perusahaan. Ini merupakan ketentuan baru, yang tidak
dikenal sebelumnya, baik dalam KUHD ataupun dalam praktek di bawah
komando KUHD. Undang-undang Perseroan Terbatas mengenal dua macam
penurunan model (equity dan non equity), yaitu yang disebut (1) pembelian
kembali saham, dan (2) pengurangan modal. Pembelian kembali saham tidak lain
dari pengurangan modal setor yakni berupa saham yang sedang beredar di
kalangan pemegang saham. Jadi, merupakan penarikan saham yang sedang
beredar.169
Khusus mengenai program privatisasi, dalam Undang-Undang Nomor 19
Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara ditegaskan bahwa privatisasi
hanya dapat dilakukan terhadap BUMN yang berbentuk persero sepanjang
dimungkinkan berdasarkan peraturan perundang-undangan di sektor kegiatan
yang dilakukan persero tersebut. BUMN persero dapat diprivatisasi karena selain
dimungkinkan oleh ketentuan di bidang pasar modal juga karena pada umumnya
hanya BUMN persero yang telah bergerak dalam sektor-sektor yang kompetitif.
Privatisasi senantiasa memperhatikan manfaat bagi rakyat.170
Di samping penurunan saham equity, mungkin pula dilakukan penurunan
modal non equity, seperti penurunan modal kerja, atau biaya. Hal ini akan
berdampak misalnya terhadap:
1. Perampingan tenaga kerja;
2. Pergantian manajemen;
3. Penutupan cabang;
4. Back to basic;
168
Indonesia, Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007, Op Cit., Penjelasan atas Undang-
Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
169
Munir Fuady, SH, MH, LL.M, Op Cit., hal. 167.
170
Indonesia, Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003, Op Cit., Penjelasan atas Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
56
Universitas Indonesia
5. Pergantian sistem manajemen, Pemasaran produksi, dan;
6. Pembedahan perusahaan, dan sebagainya.171
Selain itu, undang-undang mengatur pula ketentuan mengenai
restrukturisasi dan privatisasi sebagai alat dan cara pembenahan BUMN untuk
mencapai cita-citanya, serta hal-hal penting lainnya yang mendukung dan dapat
menjadi landasan bagi upayaupaya penyehatan BUMN.172
Ketentuan mengenai privatisasi dalam tubuh BUMN diatur dalam Pasal 1,
butir 12, Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) yang menyebutkan bahwa privatisasi merupakan pejualan saham
persero, baik sebagian maupun seluruhnya, kepada pihak lain dalam rangka
meningkatkan kinerja dan nilai perusahaan, memperbesar manfaat bagi negara dan
masyarakat, serta memperluas pemilikan saham oleh masyarakat.173
Di samping persero yang dapat diprivatisasi, Undang-Undang No. 19
Tahun 2003 juga mengatur mengenai persero yang tidak dapat diprivatisasi,
sebagaimana disebutkan dalam Pasal 77, antara lain:
1) Persero yang bidang usahanya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan hanya oleh dikelola oleh BUMN;
2) Persero yang bergerak di sektor usaha yang berkaitan dengan pertahanan dan
keamanan Negara;
3) Persero yang bergerak di sektor tertentu yang oleh pemerintah diberikan tugas
khusus untuk melaksanakan kegiatan tertentu yang berkaitan dengan
kepentingan masyarakat;
4) Persero yang bergerak di bidang usaha sumber daya alam yang secara tegas
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dilarang untuk
diprivatisasi.174
Agar suatu privatisasi dapat berjalan dengan baik dan tepat tujuan, tentu
harus diatur ketentuan mengenai bentuk-bentuk privatisasi yang dapat dilakukan
oleh BUMN. Bentuk-bentuk privatisasi tersebut sesungguhnya beraneka ragam,
171
Munir Fuady, SH, MH, LL.M, Op Cit., hal. 172-173.
172
Indonesia, Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003, Op Cit., Penjelasan atas Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara.
173
Ibid, Pasal 1, Butir 12.
174
Ibid, Pasal 77.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
57
Universitas Indonesia
sehingga Undang-undang Badan Usaha Milik Negara memberikan batasan bentuk
privatisasi yang dapat dilakukan oleh BUMN yang hendak melakukan privatisasi.
Dalam pasal 78, Undang-undang Badan Usaha Milik Negara privatisasi dapat
dilaksanakan dengan cara sebagai berikut:
1) Penjualan saham berdasarkan ketentuan pasar modal, hal ini berarti privatisasi
dilakukan dengan penjualan saham melalui penawaran umum (Initial Public
Offering atau go public), penerbitan obligasi konversi, dan efek lain yang
bersifat ekuitas. Termasuk dalam pengertian ini adalah penjualan saham
kepada mitra strategis (direct placement) bagi BUMN yang telah terdaftar di
bursa;
2) Penjualan saham langsung kepada investor, hal ini berarti suatu privatisasi
dilakukan dengan penjualan saham kepada mitra strategis (direct placement)
atau kepada investor lainnya termasuk financial investor. Cara ini khusus
berlaku bagi penjualan saham BUMN yang belum terdaftar di bursa. Hal ini
berarti saham milik suatu BUMN tersebut dijual kepada pihak tertentu yang
hendak menjadi mitra usaha BUMN tersebut sehingga mitra usaha tersebut
kemudian bertindak sebagai pemilik. Dengan kata lain, mitra usaha dapat juga
bertindak sebagai pemegang saham mayoritas yang kemudian juga sebagai
pengendali perusahaan.
3) Penjualan saham kepada menajemen dan/atau karyawan yang bersangkutan
merupakan penjualan sebagian besar atau seluruh saham suatu perusahaan
langsung kepada manajemen dan/atau karyawan perusahaan yang
bersangkutan. Dengan kata lain, kepemilikan perusahaan beralih pada pihak
yang terkait dengan perusahaan.175
Tata cara privatisasi yang diatur dalam Undang-undang Badan Usaha
Milik Negara adalah sebagai berikut:
1. Privatisasi harus didahului dengan tindakan seleksi atas perusahaan-
perusahaan dan mendasarkan pada kriteria yang ditetapkan dalam peraturan
dan mendasarkan pada kriteria yang ditetapkan dalam peraturan pemerintah.
Dalam hal ini, peraturan pemerintah yang mengatur ketentuan tersebut adalah
Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas
175
Ibid, Pasal 78.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
58
Universitas Indonesia
Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2005 tentang Tata Cara Privatisasi
Persero. Dalam peraturan pemerintah diatur antara lain mengenai:
a. Penentuan BUMN yang layak untuk dimasukkan dalam program
privatisasi;
b. Penyampaian program tahunan privatisasi kepada komite privatisasi;
c. Konsultasi dengan DPR dan Departemen/Lembaga Non Departemen
terkait;
d. Pelaksanaan privatisasi.
2. Terhadap perusahaan yang telah diseleksi dan memenuhi kriteria yang telah
ditentukan, setelah mendapat rekomendasi dari Menteri Keuangan, selanjutnya
disosialisasikan kepada masyarakat serta dikonsultasikan kepada Dewan
Perwakilan Rakyat.
Privatisasi yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2009
tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2005 tentang Tata
Cara Privatisasi Perusahaan Perseroan (Persero) adalah Negara tidak memiliki
seluruh saham. Dalam hal ini, kepemilikian saham akan disesuaikan dengan
pengaturan dari Undang-Undang Nomor 19 tahun 2003 tentang Badan Usaha
Milik Negara (BUMN), tetapi harus juga memperhatikan aspek-aspek perjanjian
dan atau kesepakatan dengan pemegang saham lainnya. Hal ini berarti, pemerintah
tidak dapat secara sepihak memutuskan jumlah saham yang menjadi haknya,
sekalipun jumlah saham yang dimiliki pemerintah minimal 51%. Pada ketentuan
umum dalam peraturan pemerintah ini disebutkan bahwa yang dimaksud dengan
perusahaan perseroan, yang selanjutnya disebut persero, adalah Badan Usaha
Milik Negara yang berbentuk perseroan terbatas yang modal seluruhnya terbagi
dalam saham yang seluruh sahamnya atau paling sedikit 51% (lima puluh satu
persen) sahamnya dimiliki Negara Republik Indonesia dan bertujuan mengejar
keuntungan.
Privatisasi BUMN dapat dilakukan apabila memperoleh persetujuan dari
DPR-RI yang di dalam persetujuannya memuat target penerimaan Negara dari
hasil privatisasi. Rencana privatisasi harus dituangkan dalam program tahunan.
Privatisasi yang pelaksanaannya dikonsultasikan kepada DPR-RI. Privatisasi
tersebut dapat dilakukan terhadap saham milik negara pada persero dan/atau
saham dalam simpanan. Dengan kata lain, terdapat beberapa macam pilihan untuk
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
59
Universitas Indonesia
melakukan privatisasi. Privatisasi memuat beberapa prinsip yang harus ditaati oleh
pemerintah, yaitu:
1. Transparansi;
2. Kemandirian;
3. Akuntabilitas;
4. Pertanggung jawaban;
5. Kewajaran; dan
6. Prinsip harga terbaik dengan memperhatikan kondisi pasar.
Dalam Pasal 5, Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2009 terdapat tata
cara melakukan privatisasi. Sebagaimana diatur dalam Peraturan pemerintah
tentang Tata Cara Privatisasi Perusahaan Perseroan (Persero), yaitu:
1. Penjualan sahan berdasarkan ketentuan pasar modal;
2. Penjualan sahan secara langsung kepada investor;
3. Penjualan saham kepada manajemen dan/atau karyawan persero yang
bersangkutan.176
Penetapan cara privatisasi dilakukan berdasarkan pengkajian yang
dilakukan oleh Menteri. Persero yang dapat diprivatisasi harus sekurang-
kurangnya memenuhi kriteria :
a. Industri/sektor usahanya kompetitif ; atau
b. Industri/sektor usahanya terkait dengan teknologi yang cepat berubah
Suatu perusahaan persero (persero) tidak dapat diprivatisasi apabila
memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut :
a. Persero yang bidang usahanya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan hanya boleh dikelola oleh BUMN.
b. Persero yang bergerak di sektor usaha yang berkaitan dengan pertahanan dan
keamanan Negara.
c. Persero yang bergerak di sektor tertentu yang oleh pemerintah diberikan tugas
khusus untuk melaksanakan kegiatan tertentu yang berkaitan dengan
kepentingan masyarakat.
176
Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2009 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2005 tentang Tata Cara Privatisasi Perusahaan Perseroan
(Persero), Pasal 5.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
60
Universitas Indonesia
d. Persero yang bergerak di bidang usaha sumber daya alam yang secara tegas
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dilarang untuk
privatisasi.
Undang-undang BUMN dirancang untuk menciptakan sistem pengelolaan
dan pengawasan berlandaskan pada prinsip efisiensi dan produktivitas guna
meningkatkan kinerja dan nilai (value) BUMN, serta menghindarkan BUMN dari
tindakan-tindakan pengeksploitasian di luar asas tata kelola perusahaan yang baik
(good corporate governance). Undang-undang ini juga dirancang untuk menata
dan mempertegas peran lembaga dan posisi wakil pemerintah sebagai pemegang
saham/pemilik modal BUMN, serta mempertegas dan memperjelas hubungan
BUMN selaku operator usaha dengan lembaga pemerintah sebagai regulator.177
Privatisasi ditujukan untuk peningkatan kinerja perusahaan agar mampu
memberikan pelayanan dan manfaat bagi negara dan masyarakat. Hal ini
dilakukan dengan adanya penjualan sejumlah saham kepada masyarakat, dengan
maksud agar dapat melakukan pengembangan usaha.178
Di Indonesia, pemerintah dapat melakukan privatisasi setelah DPR-RI
memberikan persetujuan atas Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Negara
(RAPBN) yang di dalamnya terdapat target penerimaan negara dari hasil
privatisasi. Rencana privatisasi sebagaimana dimaksud dituangkan dalam program
tahunan privatisasi yang pelaksanaannya dikonsultasikan kepada DPR-RI.
Privatisasi dilaksanakan berdasarkan pemikiran yang mensejajarkan peran
strategis BUMN dengan kemajuan ekonomi nasional. Dikemukakan bahwa
sejalan dengan makin meningkatnya pelaksanaan pembangunan dan hasil-hasil
yang dicapai, produktivitas dan efisiensi seluruh kekuatan ekonomi nasional perlu
ditingkatkan lagi sehingga peran dan sumbangannya dalam pembangunan dapat
memberikan hasil optimal bagi peningkatan kesejahteraan mayarakat.
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik
Negara dimaksudkan untuk memenuhi visi pengembangan BUMN di masa yang
akan datang dan meletakkan dasar-dasar atau prinsip-prinsip tata kelola
177
Indonesia, Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003, Op Cit., Penjelasan atas Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara.
178
I Putu Gede Ary Suta, Menuju Pasar Modal Modern, Cet II (Jakarta: Yayasan SAD
Satria Baktia, 2000), hal. 357.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
61
Universitas Indonesia
perusahaan yang baik (good corporate governance). Penerapan prinsip-prinsip
tersebut sangat penting dalam melakukan pengelolaan dan pengawasan BUMN.
Pengalaman membuktikan bahwa keterpurukan ekonomi di berbagai negara
termasuk Indonesia, antara lain disebabkan perusahaan-perusahaan di negara
tersebut tidak menerapkan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik (good
corporate governance) secara konsisten.179
179
Indonesia, Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003, Op Cit., Penjelasan atas Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
62
Universitas Indonesia
BAB 3
KEBIJAKAN PELEPASAN SAHAM PT. JASA MARGA (PERSERO) TBK
KE PUBLIK
3.1. Sejarah Singkat dan Jejak Langkah Perseroan
PT. Jasa Marga (Persero) Tbk (Perseroan/Jasa Marga) merupakan
perusahaan perintis penyelenggaraan jalan tol di Indonesia, yang didirikan pada
tanggal 01 Maret 1978. Sebagai jalan tol pertama di Indonesia yang dioperasikan
oleh Jasa Marga, Jalan tol Jagorawi (Jakarta-Bogor-Ciawi) merupakan tonggak
sejarah bagi perkembangan industri jalan tol di Tanah Air. Berbekal pengalaman
selama lebih dari tiga dasawarsa, perseroan membuktikan kepiawaiannya dengan
tetap menjadi pemimpin pasar di industri jalan tol di Tanah Air.180
Hingga saat ini
perseroan telah mengoperasikan 531 km jalan tol atau 72 % dari total panjang
jalan tol di Indonesia.181
Jasa Marga didirikan berdasarkan Akta Nomor 1 tanggal 1 Maret 1978,
dengan nama, PT. Jasa Marga (Indonesia Highway Corporation), Akta pendirian
memuat anggaran dasar dan keterangan lain berkaitan dengan pendirian
perseroan,182
yang kemudian diubah berdasarkan Akta Nomor 187 tanggal 19 Mei
1981 dengan nama perseroan dibuah menjadi PT. Jasa Marga (Persero) dan
didaftarkan dalam buku register di Kantor Pengadilan Negeri Jakarta berturut-
turut di bawah Nomor 766 dan Nomor 767 tanggal 2 Maret 1982, serta
diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia Nomor 73 tanggal 10
September 1982, Tambahan Nomor 1138.183
Sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam Pasal 1, angka 1, Undang-
undang Perseroan Terbatas, bahwasannya perseroan adalah badan hukum yang
merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan
kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan
memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang serta peraturan
180
Laporan Tahunan Jasa Marga, tahun 2010.
181
http://www.jasamarga.com, Op Cit.
182
Indonesia, Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007, Op Cit., Pasal 8, Ayat (1).
183
Laporan Tahunan Jasa Marga, tahun 2007, Op Cit.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
63
Universitas Indonesia
pelaksanaannya,184
seperti ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 1969 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1969 tentang Bentuk-bentuk Usaha Negara
menjadi undang-undang, Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 1969 tentang
Perusahaan Jasa Marga (Persero) dan Peraturan Pemerintah Nomor 4 tahun 1978
tentang Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia dalam pendirian
perusahaan Jasa Marga (Persero) di bidang pengelolaan, pemeliharaan dan
pengadaan jaringan jalan tol serta Surat Keputusan Menkeu RI Nomor
90/KMK.06/1978 tanggal 27 Pebruari 1978 tentang Penetapan Modal Perusahaan
Jasa Marga (Persero) di bidang jalan tol.185
Hal ini juga sesuai dengan ketentuan
yang menyatakan bahwa perseroan memperoleh status badan hukum pada tanggal
diterbitkannya keputusan menteri mengenai pengesahan badan hukum
perseroan.186
Bidang usaha Jasa Marga adalah membangun dan menyediakan jasa
pelayanan jalan tol. Untuk itu perseroan melakukan aktifitas usaha sebagai
berikut:
1. Melakukan investasi dengan membangun jalan tol baru.
2. Mengoperasikan dan memelihara jalan tol.
3. Mengembangkan usaha lain, seperti tempat istirahat, iklan, jaringan serat optik
dan lain-lain, untuk meningkatkan pelayanan kepada pemakai jalan dan
meningkatkan hasil usaha perusahaan.
4. Mengembangkan usaha lain dalam koridor jalan tol.187
Perusahaan telah mengelola dan mengoperasikan 13 hak pengusahaan
(konsesi) jalan tol melalui sembilan kantor cabang dan satu anak perusahaan
yaitu:
1. Jalan tol Jagorawi
2. Jalan Tol Jakarta-Tangerang
3. Jalan Tol Jakarta- Cikampek
184
Indonesia, Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007, Op Cit., Pasal 1, Angka 1.
185
Laporan Tahunan Jasa Marga, tahun 2007, Op Cit.
186
Indonesia, Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007, Op Cit., Pasal 7, Ayat (4).
187
http://www.jasamarga.com, Op Cit..
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
64
Universitas Indonesia
4. Jalan Tol Dalam Kota Jakarta
5. Jalan Tol Prof. Dr.Ir. Sedyatmo
6. Jalan Tol Serpong-Pondok Aren (dioperasikan oleh JLJ)
7. Jalan Tol Cikampek -Purwakarta-Cileunyi
8. Jalan Tol Padalarang –Cileunyi
9. Jalan Tol Palimanan-Kanci
10. Jalan Tol Semarang
11. Jalan Tol Surabaya Gempol
12. Jalan Tol Belawan-Medan-Tanjung Morawa
13. Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta (dioperasikan oleh JLJ).188
Pendapatan perusahaan sebagian besar diperoleh dari pendapatan hasil
pembayaran tol untuk jalan tol yang dimiliki.189
Faktor penting yang
mempengaruhi hasil operasi perseroan adalah tingkat volume lalu lintas kendaraan
pada jalan tol, tarif tol, beban operasi dan pendapatan (beban) lain-lain - bersih.190
Untuk mendukung gerak pertumbuhan ekonomi, Indonesia membutuhkan
jaringan jalan yang handal. Melalui Peraturan Pemerintah Nomor 04 Tahun 1978,
pada tanggal 01 Maret 1978 Pemerintah mendirikan PT. Jasa Marga (Persero)
Tbk. Tugas utama Jasa Marga adalah merencanakan, membangun,
mengoperasikan dan memelihara jalan tol serta sarana kelengkapannya agar jalan
tol dapat berfungsi sebagai jalan bebas hambatan yang memberikan manfaat lebih
tinggi daripada jalan umum bukan tol.191
Pada awal berdirinya, perseroan berperan tidak hanya sebagai operator
tetapi memikul tanggung jawab sebagai otoritas jalan tol di Indonesia. Hingga
tahun 1987 Jasa Marga adalah satu-satunya penyelenggara jalan tol di Indonesia
yang pengembangannya dibiayai pemerintah dengan dana berasal dari pinjaman
luar negeri serta penerbitan obligasi Jasa Marga. Sebagai jalan tol pertama di
Indonesia yang dioperasikan oleh perseroan, Jalan Tol Jagorawi (Jakarta-Bogor-
188
Ibid.
189
Laporan Tahunan Jasa Marga, tahun 2007, Op Cit.
190
Ibid.
191
Laporan Tahunan Jasa Marga, tahun 2011.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
65
Universitas Indonesia
Ciawi) merupakan tonggak sejarah bagi perkembangan industri jalan tol di Tanah
Air yang mulai dioperasikan sejak tahun 1978.192
Pada era tahun 1980-an, berbagai jalan tol lain dibangun Jasa Marga
bersama pemerintah.193
Kemudian pada akhir dasawarsa tahun 80-an pemerintah
Indonesia mulai mengikutsertakan pihak swasta untuk berpartisipasi dalam
pembangunan jalan tol melalui mekanisme Build, Operate and Transfer (BOT).
Pada dasawarsa tahun 1990-an perseroan lebih berperan sebagai lembaga otoritas
yang memberikan kuasa penyelenggaraan kepada investor-investor swasta, yang
pada saat krisis moneter 1998 sebagian besar gagal mewujudkan proyeknya,
sehingga sesuai ketentuan dan perundangan yang berlaku pada saat itu, perseroan
harus mengambil alih hak konsesinya. Beberapa jalan tol yang diambil alih Jasa
Marga antara lain adalah JORR dan Cipularang.194
Pada tahun 2004 Jasa Marga
berhasil memenangkan 3 (tiga) konsesi baru yaitu Bogor Ring Road, Semarang-
Solo, Gempol-Pasuruan dan 2 (dua) ruas JORR 2 (Cengkareng-Kunciran dan
Kunciran-Serpong) pada tahun 2007. Dua ruas tol baru lainnya yaitu Surabaya-
Mojokerto dan JORR W2 Utara menambah jumlah ruas tol yang dimiliki
perseroan. Saat ini perseroan sedang membangun 7 (tujuh) ruas tol baru dengan
panjang sekitar 200 km, yang diharapkan dapat beroperasi secara bertahap antara
2009-2013.195
Portofolio jalan tol yang dimiliki oleh perseroan membentang meliputi
wilayah geografis yang beragam termasuk jalan tol yang memberikan akses ke
dan di sekitar 3 kota terbesar di Indonesia, yaitu: Jakarta, Surabaya dan Medan,
sehingga perseroan tidak hanya bergantung kepada sebuah wilayah atau pada ruas
tol tertentu saja. Perusahaan meyakini bahwa portofolio aktiva perusahaan yang
terdiversifikasi membedakannya dengan operator jalan tol lainnya di Asia yang
memiliki portofolio yang relatif lebih kecil dan mengurangi dampak potensial dari
192
Ibid.
193
Laporan Tahunan Jasa Marga, tahun 2009.
194
Laporan Tahunan Jasa Marga, tahun 2011, Op Cit.
195
Laporan Tahunan Jasa Marga, tahun 2009, Op Cit.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
66
Universitas Indonesia
bencana alam maupun bencana yang dikarenakan oleh perbuatan manusia pada
pendapatan perusahaan dari kegiatan usaha.196
Perekonomian Indonesia saat ini terus tumbuh dan berkembang dengan
pertumbuhan ekonomi mencapai 6,1% pada tahun 2010. Dengan jumlah
penduduk keempat terbesar di dunia, pasar di Indonesia sangat menjanjikan dan
menjadikan Indonesia sebagai emerging market dimana potensi sebagai tujuan
investasi secara langsung juga semakin tinggi. Infrastruktur dibutuhkan selain
untuk meningkatkan investasi baik swasta maupun asing, juga dibutuhkan untuk
mendukung aktivitas perekonomian nasional. Namun demikian, saat ini kondisi
infrastruktur Indonesia masih jauh dari harapan untuk mendukung pertumbuhan
ekonomi tersebut karena berbagai kendala yang dihadapi.197
Saat ini konsep tol dalam penyediaan infrastruktur jalan masih sangat
dibutuhkan mengingat kondisi anggaran pemerintah yang terbatas dalam
penyediaan dan pengoperasian infrastruktrur jalan. Partisipasi BUMN dan swasta
dalam pembangunan jalan tol di masa yang akan datang masih sangat dibutuhkan
karena alokasi pembangunan infrastruktur tidak lagi bertumpu pada alokasi
anggaran pemerintah. Jasa Marga sebagai leader dalam industri jalan tol di
Indonesia dengan pangsa pasar 72,71% dari segi panjang jalan dalam kilometer
dan 83,27% dari segi lalu lintas harian jelas mempunyai kemampuan baik dari
sumber daya dan pendanaan untuk mewujudkan pembangunan jalan tol yang
semakin panjang.198
Di Indonesia kita menyongsong perkembangan basar sejalan dengan
pembangunan yang dilaksanakan. Cakrawala kehidupan Indonesia akan jauh lebih
luas dari sekarang sejalan dengan peningkatan kualitas hidup yang meningkat.
Untuk melayaninya perlu ada produksi barang penyediaan jasa dan penciptaan
kemudahan-kemudahan bagi hidup yang semakin luas cakrawalanya itu. Tidak
semua penggarapannya dapat diserahkan kepada hukum pasar. BUMN dapat
196
Laporan Tahunan Jasa Marga, tahun 2007, Op Cit.
197
Laporan Tahunan Jasa Marga, tahun 2010, Op Cit.
198
Ibid.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
67
Universitas Indonesia
diberi tugas, agar kebutuhan barang, jasa dan kemudahan masyarakat jangan ada
yang tertinggal.199
3.2. Kebijakan Pelepasan Saham dan Kesejahteraan Karyawan Perseroan
Pembangunan jalan tol yang merupakan salah satu infrastruktur penting
dalam menunjang distribusi barang dan jasa bergerak lambat, tidak sebanding
dengan pertumbuhan produksi kendaraan yang meningkat pesat. Hal ini
menyebabkan timbul banyaknya kemacetan, lamanya waktu tempuh perjalanan
sehingga menyebabkan tingginya biaya distribusi dan pada akhirnya
menyebabkan tidak kompetitifnya produk dan jasa yang dihasilkan. Pembangunan
infrastruktur termasuk jalan tol harus menjadi prioritas agar momentum
pertumbuhan perekonomian Indonesia dapat tetap terjaga dengan baik.200
Pada tahun 2007 Jasa Marga menjadi perusahaan terbuka dan tercatat di
Bursa Efek Indonesia (dahulu Bursa Efek Jakarta) sejak pemerintah melepas 30%
sahamnya kepada masyarakat pada tanggal 12 November 2007.201
Perseroan
Terbuka merupakan perseroan publik atau perseroan yang melakukan penawaran
umum saham, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang
pasar modal.202
Yang bertindak sebegai penjamin pelaksana emisi adalah PT.
Bahana Securities, PT. Danareksa Sekuritas dan PT. Mandiri Sekuritas.203
Pada tahun 2009 perseroan meningkatkan penyertaan kepemilikan saham
pada tiga perusahaan yaitu PT. Marga Kunciran Cengkareng pemegang konsesi
Jalan Tol Cengkareng-Kunciran, PT. Marga Trans Nusantara pemegang konsesi
Jalan Tol Kunciran-Serpong, PT. Marga Nujyasumo Agung pemegang konsesi
199
Pandji Anoraga, SE, ME, Op Cit., hal 107.
200
Laporan Tahunan Jasa Marga, tahun 2010, Op Cit.
201
Laporan Tahunan Jasa Marga, tahun 2011, Op Cit.
202
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007, Op Cit.,Pasal 1,Angka 7.
203
Oleh Wahyu Daniel – detikNews, Harga Saham Jasa Marga Ditentukan 8 Oktober,
Senin, 01/10/2007, 15:20 WIB,
http://preview.detik.com/detiknews/read/2007/10/01/152007/836432/6/harga-saham-jasa-marga-
ditentukan-8-oktober, diakses pada awal tahun 2012.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
68
Universitas Indonesia
Jalan Tol Surabaya- Mojokerto yang mempunyai konsesi 35 tahun. Di ketiga ruas
tersebut, perusahaan merupakan pemegang saham mayoritas.204
Kemudian pada tahun 2011 Jasa Marga meningkatkan penyertaan
kepemilikan saham hingga menjadi pemegang saham mayoritas dengan
melakukan pembelian saham pemegang saham eksisting pada PT. Margabumi
Adhikaraya sebagai pemilik konsesi Jalan Tol Gempol-Pandaan dengan masa
konsesi 35 tahun. Selain itu, bersama konsorsium tujuh BUMN, perusahaan
ditunjuk sebagai pemrakarsa proyek Jalan Tol Nusa Dua-Ngurah Rai- Benoa di
Bali dengan masa konsesi 50 tahun. Sehingga sampai dengan akhir tahun 2011
perusahaan mempunyai tambahan sembilan ruas jalan tol baru melalui anak
perusahaan dimana perusahaan menjadi pemegang saham mayoritas.205
Sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam Undang-Undang Nomor 38
Tahun 2004 tentang Jalan, bahwasannya setiap jalan tol baru harus dibangun dan
dikelola oleh satu perusahaan yang dibentuk khusus. Untuk jalan-jalan tol baru,
perseroan bekerja sama dengan mitra strategis, dan/atau perusahaan milik
pemerintah daerah (BUMD). Pada anak perusahaan pengelola jalan tol baru
tersebut, perseroan menjadi pemegang saham mayoritas agar dapat berperan
sebagai pengendali dalam percepatan pengoperasian jalan tol. Dalam menambah
panjang jalannya, selain melalui tender, perseroan juga mengakuisisi ruas-ruas
baru yang potensial, yang pemegang konsesinya memiliki hambatan untuk
membangun jalan tol tersebut, terutama jalan tol yang terletak di kota-kota besar
yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dan sedapat mungkin terhubung dengan
jalan tol eksisting perseroan/anak perusahaan.206
204
Laporan Tahunan Jasa Marga, tahun 2011, Op Cit.
205
Ibid.
206
Laporan Tahunan Jasa Marga, tahun 2010, Op Cit.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
69
Universitas Indonesia
207
Tabel J. 1: Kepemilikan Saham (Shareholders) Pada Periode Awal
Tahun 2012
Kuning: Pemerintah (Jasa Marga)
Biru: Publik
Tujuan utama Jasa Marga melakukan Initial Public Offering (IPO) adalah
untuk meningkatkan value perseroan melalui ekspansi pembangunan jalan-jalan
tol baru. Jalan tol baru yang dimiliki oleh perseroan tentunya jalan tol yang
mempunyai kriteria kelayakan secara finansial dengan risiko-risiko yang dapat
207
http://www.jasamarga.com/id, Op Cit.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
70
Universitas Indonesia
dimitigasi oleh perseroan.208
Perseroan juga telah memanfaatkan skema bantuan
pendanaan yang diberikan oleh pemerintah yaitu dana bergulir dan land capping
untuk pembebasan lahan. Kedua skema tersebut membantu perusahaan untuk
memitigasi risiko pendanaan proyek pada saat pembebasan lahan. Dana bergulir
meniadakan risiko “uang mati” perusahaan karena tersendatnya pembebasan lahan
dan land capping memberikan jaminan atas kelayakan proyek. Risiko pendanaan
dapat dimitigasi karena dana pembebasan lahan menggunakan dana pemerintah
terlebih dahulu, dan setelah 100% tanah bebas minimal untuk satu seksi, baru
perusahaan membayar, sedangkan kelebihan biaya tanah diatas biaya pada saat
rencana bisnis dibuat ditanggung oleh pemerintah.209
Dana yang diperoleh dari hasil Penawaran Umum ini, setelah dikurangi
biaya-biaya emisi, akan digunakan untuk:
- Sekitar Rp. 256,9 miliar untuk kontribusi modal pada anak perusahaan
perseroan, PT. Marga Sarana Jabar, untuk digunakan sebagai pendanaan
belanja modal konstruksi jalan tol Bogor Ring Road;
- Sekitar Rp. 1.229,4 miliar untuk kontribusi modal pada anak perusahaan
perseroan, PT. Trans Marga Jateng, untuk digunakan sebagai pendanaan
belanja modal konstruksi jalan tol Semarang-Solo;
- Sekitar Rp. 441,9 miliar untuk kontribusi modal pada anak perusahaan
perseroan, PT. Transmarga Jatim Pasuruan, untuk digunakan sebagai
pendanaan belanja modal konstruksi jalan tol Gempol-Pasuruan;
- Sekitar Rp. 150,0 miliar untuk pelunasan pokok Obligasi VIII Seri M Tahun
2000 dengan tingkat bunga 16,50% yang akan jatuh tempo pada Maret 2008;
- Sisanya akan digunakan untuk mendanai kebutuhan modal kerja dan belanja
modal pada proyek-proyek pembangunan jalan tol lainnya, perbaikan jalan tol
yang telah ada saat ini dan cost overrun yang dapat timbul dari proyek-proyek
jalan tol yang telah disebutkan di atas.210
Dana IPO yang telah digunakan sampai dengan akhir tahun 2010
mencapai Rp 1,01 triliun atau 29,90% dari proceeds yang telah didapatkan pada
208
Laporan Tahunan Jasa Marga, tahun 2010, Op Cit.
209
Ibid.
210
Laporan Tahunan Jasa Marga, tahun 2007, Op Cit.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
71
Universitas Indonesia
tahun 2007. Ini disebabkan karena adanya kebijakan dana bergulir dari pemerintah
untuk pembiayaan pembebasan lahan yang tidak mengharuskan perseroan untuk
menggunakan dananya sebelum lahan selesai dibebaskan. Realisasi Capital
Expenditures (Capex/belanja modal) untuk tahun 2010 mencapai Rp 1,18 triliun
atau turun sebesar 27,40% dibandingkan dengan jumlah Capex tahun 2009 dan
merupakan 47,02% rencana Capex tahun 2010.211
Perseroan akan mempertanggungjawabkan kepada pemegang saham
realisasi penggunaan dana hasil Penawaran Umum ini secara periodik kepada
pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan melaporkan
kepada Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) dan Lembaga Keuangan (LK)
sesuai dengan Peraturan Nomor X.K.4 Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM
Nomor 81/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996 yang diubah dengan Nomor Kep-
15/PM/1997 tanggal 30 April 1997 dan terakhir diubah dengan Nomor
Kep.27/PM/2003 tanggal 17 Juli 2003 tentang Laporan Realisasi Penggunaan
Dana Hasil Penawaran Umum. Apabila perseroan bermaksud mengubah rencana
penggunaan dananya tidak seperti yang tercantum dalam Prospektus, maka
rencana tersebut harus terlebih dahulu dilaporkan kepada BAPEPAM dan LK
dengan mengemukakan alasan beserta pertimbangannya dan perubahan
penggunaan dana tersebut harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari
RUPS.212
Saham yang dikeluarkan oleh perusahaan terdiri dari saham seri A
dwiwarna dan saham biasa atas nama seri B. Perseroan hanya mengeluarkan 1
(satu) saham seri A dwiwarna yang dimiliki oleh Negara Republik Indonesia dan
tidak dapat dipindahtangankan kepada siapapun. Saham seri A dwiwarna adalah
saham yang memberikan kepada Negara Republik Indonesia hak istimewa
sebagaimana diuraikan di bawah ini:
- Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk mengangkat dan
memberhentikan anggota direksi dan komisaris harus dihadiri dan keputusan
rapat tersebut harus disetujui oleh pemegang saham seri A Dwiwarna. Selain
itu anggota direksi dan komisaris diangkat oleh RUPS dari calon yang
211
Laporan Tahunan Jasa Marga, tahun 2010, Op Cit.
212
Laporan Tahunan Jasa Marga, tahun 2007, Op Cit.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
72
Universitas Indonesia
diajukan oleh pemegang saham seri A dwiwarna dan pencalonan tersebut
mengikat bagi RUPS.
- RUPS sehubungan dengan perubahan anggaran dasar harus dihadiri dan
keputusan RUPS tersebut harus disetujui oleh pemegang saham seri A
dwiwarna.
- RUPS sehubungan dengan penggabungan, peleburan dan pengambilalihan
harus dihindari dari keputusan RUPS tersebut harus disetujui oleh pemegang
saham seri A dwiwarna.
- RUPS sehubungan dengan pembubaran dan likuidasi dari perusahaan harus
dihadiri dan keputusan RUPS tersebut harus disetujui oleh pemegang saham
seri A dwiwarna.213
Hal ini sesuai dengan yang tertuang dalam Undang-undang Badan Usaha Milik
Negara, bahwasannya Rapat Umum Pemegang Saham, yang selanjutnya disebut
RUPS, adalah organ persero yang memegang kekuasaan tertinggi dalam persero
dan memegang segala wewenang yang tidak diserahkan kepada direksi atau
komisaris.214
Sesuai dengan anggaran dasar perusahaan, diutarakan bahwa sepanjang
dalam anggaran dasar tidak ditetapkan lain maka pemegang saham seri A
dwiwarna dan saham seri B mempunyai hak yang sama. Sehubungan dengan hal
tersebut, maka sesuai dengan anggaran dasar perusahaan, saham seri B
mempunyai hak yang sama antara lain untuk (i) menghadiri dan memberikan
suara dalam RUPS, (ii) menerima dividen, dan (iii) membeli saham baru
perusahaan. Sedangkan hak istimewa dari pemegang saham seri A telah
diterangkan di atas. Saham biasa atas nama seri B yang ditawarkan seluruhnya
terdiri dari saham baru yang dikeluarkan dari portepel yang memberikan
pemegangnya hak yang sama dan sederajat dalam segala hal dengan saham biasa
atas nama seri B lainnya dari perusahaan yang telah ditempatkan dan disetor
penuh.215
213
Ibid.
214
Indonesia, Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003, Op Cit., Pasal 1, Angka 13.
215
Laporan Tahunan Jasa Marga, tahun 2007, Op Cit.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
73
Universitas Indonesia
Mantan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara, Sofyan Djalil
mengatakan bahwa, “Kita juga jaga keseimbagan pasar sekunder karena investor
lokal yang jadi masalah adalah cuma cari capital gain saja.”216
Dengan
diterbitkannya Surat Ketua BAPEPAM dan LK Nomor S.5526/BL/2007 tanggal 1
November 2007, Pernyataan Pendaftaran yang diajukan oleh perusahaan dalam
rangka penawaran umum saham perdana ialah sejumlah 2.040.000.000 (dua miliar
empat puluh juta) saham biasa atas nama seri B yang dikeluarkan dari portepel,
dengan nilai nominal Rp. 500,00 (lima ratus rupiah) setiap saham telah menjadi
efektif,217
harga penawaran umum Rp. 1.700,00 (seribu tujuh ratus rupiah), dan
jumlah penawaran umum sebesar Rp. 3.468.000.000.000,00 (tiga triliun empat
ratus enam puluh delapan miliar rupiah).218
Privatisasi Jasa Marga ini juga telah
mendapatkan persetujuan dari Komisi XI DPR melalui Surat Nomor
KD.01/3406/DPR RI/2007.219
Saham Jasa Marga (JSMR) di pasar modal terus meningkat dan mencapai
harga Rp 3.425 pada penutupan perdagangan akhir tahun 2010 dan merupakan
kenaikan sebesar 89,23% dibandingkan dengan pembukaan harga di tahun yang
sama dan 101,47% terhadap harga perdana tahun 2007 sebesar Rp 1.700.
Peningkatan value tersebut sangat menggembirakan karena merupakan cermin
kepercayaan investor terhadap prospek dan reputasi pengelolaan perusahaan.
Kredibilitas yang baik tersebut diperkuat oleh keberhasilan Jasa Marga meraih
penghargaan sebagai Emiten Terbaik Sektor Infrastruktur pada Investor Awards
Best Listed Companies 2010 yang diselenggarakan oleh Majalah Investor dan The
Most Trusted Companies Based on Investor and Analysts’ Assessment Survey
yang diselenggarakan oleh Majalah SWA.220
216
Oleh Wahyu Daniel – detikFinance, Menneg BUMN: Pesanan Saham Jasa Marga Rp
17 T, Kamis, 01/11/2007, 17:07 WIB,
http://finance.detik.com/read/2007/11/01/170724/847529/6/pesanan-saham-jasa-marga-rp-17-t,
diakses pada awal 2012.
217
Laporan Tahunan Jasa Marga, tahun 2007, Op Cit.
218
Ibid.
219
Bisnis Indonesia, Jasa Marga tangguhkan penjualan CMNP, 3 Juni 2007,
http://www.bumn.go.id/24937/publikasi/berita/jasa-marga-tangguhkan-penjualan-cmnp/, diakses
pada awal 2012.
220
Laporan Tahunan Jasa Marga, tahun 2010, Op Cit.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
74
Universitas Indonesia
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada
tanggal 12 September 2007 sebelumnya, pemegang saham telah menyetujui
rencana Program Penjatahan Saham Karyawan dan Manajemen (Employee and
Management Stock Allocation/ESA). Program ESA Perseroan diimplementasikan
sesuai dengan Peraturan BAPEPAM Nomor IX.A.7 yang memperkenankan
maksimum 10% (sepuluh persen) dari saham yang ditawarkan kepada publik
dapat diberikan kesempatan untuk dimiliki oleh karyawan dan manajemen
perseroan dan/atau pihak-pihak tertentu yang ditetapkan dalam Surat Keputusan
yang diterbitkan oleh perseroan.221
Tujuan utama program ini adalah agar karyawan perseroan memiliki rasa
memiliki (sense of belonging) dan diharapkan terdapat peningkatan produktivitas
kerja dari masing-masing karyawan yang pada akhirnya akan meningkatkan pula
kinerja korporasi secara keseluruhan sehingga terdapat peningkatan nilai
perusahaan yang dapat dinikmati oleh stakeholder perseroan. Peserta program
ESA adalah karyawan dan manajemen perseroan dan/atau pihak-pihak tertentu
yang ditetapkan dan tercatat dalam administrasi Sistem Informasi Manajemen
Sumber Daya Manusia Perseroan posisi 31 Oktober 2007 sesuai dengan Surat
Keputusan yang diterbitkan oleh perseroan. Program ESA antara lain terdiri dari:
- Saham Bonus: Yang dimaksud dengan saham bonus dalam Program ESA ini
adalah saham yang diberikan sesuai dengan Program Penjatahan Saham
Karyawan dan Manajemen (Employee and Management Stock
Allocation/ESA) sebagaimana dimaksud sebelumnya. Komisaris perseroan
(selain komisaris independen), direksi perseroan dan seluruh karyawan tetap
yang memenuhi kriteria tertentu akan menerima saham bonus pada saat
penawaranm umum perdana sebesar ekuivalen dengan satu bulan gaji bulan
Juni 2007. Perseroan mengantisipasi untuk memberikan sekitar 11.862.000
saham di dalam skema saham bonus yang akan diberikan kepada komisaris
non independen/direksi dan karyawan masing-masing sebesar 1,7% dan
98,3%. Saham bonus tersebut tidak dapat dijual maupun dipindahtangankan
selama 3 (tiga) tahun (periode lock up). Kecuali dalam kasus-kasus tertentu
dimana pihak penerima saham bonus tidak bekerja lagi pada perseroan maka
221
Laporan Tahunan Jasa Marga, tahun 2007, Op Cit.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
75
Universitas Indonesia
periode lock up akan berakhir. Setelah periode lock up berakhir, pihak yang
menerima saham bonus tersebut sampai tiga tahun setelah diberikan dan
setelah seluruh persyaratan dipenuhi. Pemberian saham bonus diperlakukan
sebagai beban yang jumlahnya sama dengan total saham bonus yang dikalikan
dengan harga penawaran saham perdana.
- Saham Jatah Pasti: Selain pemberian saham bonus, peserta diberikan
kesempatan untuk membeli saham jatah pasti pada saat penawaran umum
perdana. Jumlah saham jatah pasti adalah maksimum sekitar 192.138.000
saham. Untuk pemesanan ini saham jatah pasti akan dilakukan penjatahan
secara proporsional berdasarkan gaji bulanan karyawan dan dilakukan
beberapa pembatasan tertentu.222
Selain daripada itu, bagi seluruh karyawan tetap, Jasa Marga memberikan
program kesejahteraan yang sudah memenuhi standar Upah Minimum Provinsi
(UMP). Program kesejahteraan tersebut meliputi Jaminan Sosial Tenaga Kerja
(JAMSOSTEK), fasilitas kesehatan, program pensiun, tunjangan pajak,
Tunjangan Hari Raya Keagamaan, tunjangan cuti, jaminan asuransi kecelakaan
tinggi (khusus petugas operasional), santunan kematian, seragam dinas, fasilitas
pinjaman, pendidikan, perumahan atau kendaraan, mobil dinas, pelatihan dan
pengembangan, pencegahan polusi kerja (khusus petugas pengumpul tol), jasa
produksi (sesuai kinerja pegawai) serta fasilitas olah raga, kesenian, keagamaan
dan rekreasi.223
Kemudian untuk memberikan jaminan hari tua kepada karyawan yang
telah pensiun, Jasa Marga mengadakan program pensiun bagi karyawan tetap
yang dikelola oleh Dana Pensiun Jasa Marga dan diatur dalam keputusan Direksi
Nomor 76 KPTS/2004 tentang Regulasi dan Pensiun Perseroan. Usia pensiun
karyawan adalah 56, dengan pengecualian usia 45 tahun untuk program pensiun
yang dipercepat. Jumlah manfaat pensiun yang diterima dihitung berdasarkan
penghasilan dasar pensiun dan masa bakti karyawan.224
222
Ibid.
223
Laporan Tahunan Jasa Marga, tahun 2008, Op Cit.
224
Ibid.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
76
Universitas Indonesia
Untuk mendukung pertumbuhan perseroan yang berkelanjutan, saat ini
perseroan berusaha mengoptimalisasi pendayagunaan SDM yang ada. Jumlah
karyawan pada tahun 2010 mencapai 5.303 orang turun 2,64% dibandingkan
dengan jumlah karyawan pada tahun 2009 yang mencapai 5.443 orang. Selama
lima tahun, jumlah karyawan perseroan terus turun namun penurunan ini
diimbangi oleh kenaikan panjang km jalan tol yang dikelola perseroan saat ini dan
lima tahun ke depan melalui pengoperasian jalan tol yang konsesinya saat ini telah
dimiliki oleh perseroan. Penurunan jumlah karyawan perseroan berada di lokasi
cabang di mana hal ini sejalan dengan upaya perseroan dalam melakukan upaya
modernisasi pada jenis pekerjaan pelayanan transaksi melalui implementasi
transaksi elektronik dan e-Toll Card. Ke depan perseroan akan terus memperluas
jangkauan pelayanan e-Toll Card untuk meningkatkan pelayanan transaksi serta
mengefisienkan biaya pengumpulan tol dan meredistribusi karyawan Jasa Marga
ke sejumlah anak perusahaan yang akan membangun dan mengelola jalan tol
baru.225
Sebagai upaya untuk mendorong karyawan untuk terus berkarya,
perseroan menerapkan sistem remunerasi berdasarkan kompetensi yang dikaitkan
dengan kinerja serta standar yang berlaku di industri (best industry practices).
Evaluasi dan perbaikan sistem pengelolaan SDM dilakukan secara terus menerus
sehingga kinerja karyawan terus meningkat yang pada akhirnya dapat
meningkatkan kinerja operasional perseroan.226
Sejak menjadi perusahaan publik, Jasa Marga wajib memenuhi ketentuan
sebagaimana yang telah digariskan oleh otoritas pasar modal dan otoritas bursa.
Jasa Marga juga bertanggung jawab terhadap komunikasi dengan para pelaku
industri pasar modal. Tugas ini dijalankan oleh satuan unit kerja Hubungan
Investor. Bagian Hubungan Investor Jasa Marga berada di bawah unit sekretaris
perusahaan yang bertugas menjembatani komunikasi investor dengan perusahaan
dan melakukan kegiatan kepatuhan terhadap peraturan pengawas pasar modal dan
otoritas bursa. Hubungan Investor bekerja sama dengan unit-unit kerja terkait
untuk mendapatkan informasi mengenai kondisi dan kegiatan perusahaan dan juga
225
Laporan Tahunan Jasa Marga, tahun 2010, Op Cit.
226
Laporan Tahunan Jasa Marga, tahun 2011, Op Cit.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
77
Universitas Indonesia
sebaliknya memberikan informasi atas respon, tanggapan, pertanyaan-pertanyaan,
kritik dan saran dari pelaku pasar modal ke perusahaan. Sepanjang tahun 2008
beberapa kegiatan yang dilakukan dalam rangka lebih memperkenalkan profile,
aktivitas bisnis dan prospek perusahaan kepada komunitas investor, Jasa Marga
telah berpartisipasi dalam konferensi investasi yang diselenggarakan oleh broker
international, di Singapura, Hongkong, New York, London, Tokyo, Bali dan
Jakarta.227
Selain itu kegiatan pemberian dan updating informasi tentang perusahaan
juga dilakukan dengan cara melakukan analyst meeting, one on one meeting
dengan investor dan analyst baik lokal maupun dari luar negeri, conference calls,
e-mail dan pembicaraan melalui telepon secara langsung. Ekpose juga dilakukan
oleh Jasa Marga dengan berpartisipasi dalam kegiatan Investor Summit yang
diselenggarakan oleh Bursa Efek Indonesia. Bagian Hubungan Investor juga terus
berusaha secara proaktif memberikan dan meningkatkan kualitas informasi yang
diberikan oleh karena itu penyempurnaan pada website, newsletter, ataupun
mailing list akan terus dilakukan. Selain kegiatan-kegiatan di atas bagian
Hubungan Investor juga membantu dalam persiapan penyelenggaraan RUPS, di
samping itu untuk memenuhi peraturan-peraturan BAPEPAM-LK dan Bursa Efek
Indonesia, bagian Hubungan Investor telah melakukan berbagai pelaporan dalam
rangka RUPS, laporan keuangan tahunan dan tengah tahunan, keterbukaan
informasi serta pembuatan laporan tahunan.228
Agar stakeholder dapat membuat keputusan terhadap risiko dan
keuntungan dari investasinya, Jasa Marga menghadirkan penyediaan informasi
yang memadai, akurat dan real time. Informasi tersebut menyangkut kebijakan
operasional, kondisi keuangan, dan risiko usaha serta nilai saham perusahaan,
yang dihadirkan melalui laporan berkala triwulan maupun tahunan seperti yang
tertuang dalam annual report maupun laporan di dalam website perusahaan
www.jasamarga.com. Secara internal Jasa Marga juga melakukan penyebaran
informasi antara lain melalui media Berita Jalan Tol dan Info Tol yang beredar di
seluruh Jasa Marga, dan majalah cabang seperti Halo Jagorawi, New Median,
227
Laporan Tahunan Jasa Marga, tahun 2008, Op Cit.
228
Ibid.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
78
Universitas Indonesia
Medali, Betta, Warta Palikanci, Bewara, Jangli dan Kobar, yang diterbitkan secara
rutin. Sepanjang tahun 2008, Jasa Marga telah membangun dan
mengkoordinasikan komunikasi dengan para pemangku kepentingan melalui
berbagai kegiatan pameran dan eksebisi seperti Public Expose, Pameran
konstruksi di Jakarta Convention Center, Konferensi Regional Teknik Jalan,
Pameran Capital Market dan Pameran Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional.229
Jasa Marga menjamin adanya perlakuan yang sama terhadap seluruh
pemegang saham, termasuk pemegang saham minoritas dan asing. Seluruh
pemegang saham memiliki kesempatan untuk mendapatkan penggantian atau
kompensasi jika terbukti terjadi pelanggaran yang merugikan hak-hak mereka.
Jasa Marga juga memberikan perlakuan yang adil terhadap saham-saham yang
berada dalam satu kelas, melarang praktek-praktek insider trading dan self-
dealing, dan mengharuskan Dewan Komisaris untuk melakukan keterbukaan jika
menemukan transaksi yang mengandung benturan kepentingan (conflict of
interest). Di samping itu Jasa Marga mengakui hak-hak stakeholders, seperti
ditentukan dalam undang-undang, dan mendorong kerja sama yang aktif antara
perusahaan dengan para stakeholders tersebut.230
Penjamin emisi penawaran umum Jasa Marga yakni Bahana Securities,
Danareksa Sekuritas, dan Mandiri Sekuritas. Ketiga broker itu dibantu oleh Credit
Suisse dan UBS Securities Indonesia.231
Menurut catatan Bisnis, alokasi investasi
Jamsostek per semester I/2007 di portofolio saham telah meningkat menjadi 14%
dari target awal tahun 12%. Perseroan mengalokasikan dan investasi Rp 54,2
triliun yang terdiri dari dana Jaminan Hari Tua (JHT) Rp.46,3 triliun dan dana non
JHT Rp 4,9 triliun.232
Menurut ketentuan yang terdapat dalam Undang-undang Badan Usaha
Milik Negara, bahwasannya privatisasi dilakukan dengan maksud untuk
229
Ibid.
230
Laporan Tahunan Jasa Marga, tahun 2010, Op Cit.
231
Jasa Marga raup Rp3,46 triliun dari publik, Sumber: Bisnis Indonesia, Fri, 26 Oct
2007, 16:33:00 WIB,
http://portal.cbn.net.id/cbprtl/Cybernews/detail.aspx?x=Economy&y=Cybernews|0|0|3|12476,
diakses pada awal 2012.
232
Arif Gunawan S, Humas, Investasi Jamsostek ke Saham naik 16 %, 24/10/2007,
http://www.jamsostek.co.id/content/news.php?id=55, diakses pada awal 2012.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
79
Universitas Indonesia
memperluas kepemilikan masyarakat atas persero, meningkatkan efisiensi dan
produktivitas perusahaan, menciptakan struktur keuangan dan manajemen
keuangan yang baik/kuat, menciptakan struktur industri yang sehat dan
kompetitif, menciptakan persero yang berdaya saing dan berorientasi global,
menumbuhkan iklim usaha, ekonomi makro, dan kapasitas pasar. Privatisasi
dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja dan nilai tambah perusahaan
dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam pemilikan saham persero. Dan
privatisasi tersebut dilaksanakan dengan cara di antaranya melalui penjualan
saham berdasarkan ketentuan pasar modal, penjualan saham langsung kepada
investor dan penjualan saham kepada manajemen dan/atau karyawan yang
bersangkutan.233
Pelaksanaan program privatisasi Jasa Marga memiliki maksud dan tujuan-
tujuan yang strategis dan praktis. Salah satu tujuan yang ingin dicapai melalui
privatisasi adalah memberikan kontribusi finansial kepada Negara dan badan
usaha, mempercepat penerapan prinsip-prinsip GCG, yang akan memberikan
umpan balik dalam merangsang minat investor, baik domestik maupun luar
negeri, untuk menambahkan modal. Sektor riil perekonomian nasional dengan
demikian dapat bergerak lebih cepat karena adanya insentif dan modal yang
memadai dan tentu saja akan diiringi pula dengan luasnya lapangan kerja dan
peningkatan pendapatan masyarakat.234
Investasi pada saham perusahaan tidak terlepas dari berbagai risiko.
Investor diharapkan untuk mempertimbangkan seluruh informasi yang terdapat di
dalam Prospektus termasuk penjelasan tentang risiko-risiko sebelum membuat
keputusan investasi. Harga pasar saham perseroan juga dapat mengalami
penurunan yang diakibatkan oleh risiko-risiko ini sehingga dapat menyebabkan
kerugian investasi.235
Faktor risiko fluktuasi harga saham perusahaan setelah penawaran umum
dapat berfluktuasi, tergantung dari beberapa faktor diantaranya:
233
Indonesia, Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003, Op Cit., Pasal 74 dan 78.
234
A. Efendy Choirie, Privatisasi Versus Neo-Sosialisme Indonesia (Jakarta: Pustaka
LP3ES Indonesia, 2003), hal. 8. Lihat juga, Makalah, Bab II, Perlunya Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) Diprivatisasi, Sumber: repository.usu.ac.idbitstream12345678928864...Chapter%20II,
diakses pada awal 2012.
235
Laporan Tahunan Jasa Marga, tahun 2007, Op Cit.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
80
Universitas Indonesia
Perbedaan realisasi kinerja keuangan dan operasional aktual dengan yang
diharapkan oleh pemodal dan analis;
Perubahan rekomendasi para analis atau persepsi atas perseroan atau
Indonesia;
Perubahan pada kondisi ekonomi atau kondisi pasar di Indonesia;
Perubahan harga-harga saham di pasar internasional (terutama Asia) dan
emerging market;
Fluktuasi harga saham yang terjadi secara global.236
Di saat pertumbuhan ekonomi dunia berjalan stagnan bahkan berkontraksi,
pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap tumbuh secara meyakinkan, pada tahun
2011 perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 6,5%. Selain kredibilitas Indonesia
di mata investor asing terus meningkat, terbukti dengan masuknya Indonesia ke
dalam rating investment grade pada tahun 2010 lalu, menempatkan Indonesia
sebagai negara layak investasi, hal ini akan membuat investor semakin tertarik
untuk berinvestasi di Indonesia. Ke depan pertumbuhan ekonomi diperkirakan
akan tetap terus melaju. Untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan tersebut Indonesia membutuhkan kondisi infrastruktur yang
handal.237
Kepala Riset PT. Recapital Securities Pardomuan Sihombing mengatakan
bahwa, Jasa Marga merupakan salah satu emiten yang memiliki pertumbuhan
kinerja keuangan dan saham potensial tahun 2012. Rencana percepatan
pembangunan infrastruktur pemerintah yang didukung dengan selesainya undang-
undang pembebasan lahan, menjadi sentimen positif bagi JSMR. Dikatakannya
bahwa, “Ini membuat saham JSMR merupakan salah satu saham yang patut
dicermati di tahun 2012 ini”.238
236
Ibid.
237
Laporan Tahunan Jasa Marga, tahun 2011, Op Cit.
238
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/506702/, diakses pada
akhir 2012.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
81
Universitas Indonesia
Kepastian hukum mutlak perlu bagi pembangunan ekonomi.239
Pembangunan perekonomian nasional yang diselenggarakan berdasarkan
demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi yang berkeadilan,
berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta menjaga
keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional bertujuan untuk
mewujudkan kesejahteraan masyarakat.240
Kemudian dalam hal pengelolaan,
peranan pemerintah hendaknya tidak diperbesar, karena inefisiensi dan birokrasi
jelas sudah usang dan tidak cocok lagi dengan kecepatan bisnis pada millennium
mendatang, belajar dari pengalaman, hendaknya dengan disiplin tinggi untuk
menjadi perusahaan yang jujur sehingga dengan corporate governance akan
menjadi syarat untuk memperbaiki kredibilitas Indonesia sekaligus untuk
mengembalikan kepercayaan investor.241
3.3. Perubahan Peraturan Perundang-undangan dan Kebijakan Terkait
Perseroan
Anggaran dasar perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan,
terakhir diubah seluruhnya dalam rangka penawaran umum perdana saham kepada
masyarakat berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Nomor 27 tanggal 12
September 2007 yang dibuat dihadapan Ny. Poerbaningsih Adi Warsito SH,
Notaris di Jakarta. Dalam perubahan ini nama perseroan dibuah menjadi
“Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Jasa Marga (Indonesia Highway
Corporatama) Tbk.” atau disingkat “PT. Jasa Marga (Persero) Tbk.” Perubahan
anggaran dasar perseroan tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Keputusannya
Nomor W7-1048HT.01.04-TH2007 tanggal 21 September 2007, dan
pemberitahuan atas perubahan anggaran dasar tersebut telah diterima dan dicatat
dalam database di Sisminbakum Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia
239
Erman Rajagukguk, Kepastian Hukum Mutlak Bagi Pembangunan Ekonomi : Badan
Hukum, BUMN dan Perlunya Amendemen UU Keuangan Negara, UU BUMN dan UU Anti
Korupsi, www.ermanhukum.com, hal. 1.
240
Indonesia, Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007, Op Cit., Penjelasan atas Undang-
Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
241
Ahmad Fuad Afdhal, “Simiosis Hubungan Dunia Usaha dan Pemerintah,” Jurnal
Reformasi Ekonomi, Vol. 1, No. 1, Januari – Maret 2000, hal. 30.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
82
Universitas Indonesia
sebagaimana ternyata dari Surat Kepala Kanwil DKI Jakarta a.n. Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia Nomor W7-HT.0110-13313 tanggal 24 September 2007
dan telah didaftarkan dalam Daftar Perusahaan di Kantor Pendaftaran Perusahaan
Kodya Jakarta Timur Nomor 269/RUB/09.04/X/07 tanggal 4 Oktober 2007.242
Perseroan telah memperoleh izin untuk melakukan Penawaran Umum
Perdana sesuai dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
yang tertuang dalam Surat Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
Nomor KD.01/3406/DPR RI/2007 tanggal 26 April 2007, serta penetapan dari
pemerintah sebagaimana tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 52 tahun
2007 tanggal 4 September 2007 tentang Perubahan Struktur Kepemilikan Saham
Negara Melalui Penerbitan dan Penjualan Saham Baru Pada Perusahaan Perseroan
(Persero) PT. Jasa Marga.243
Perubahan ini mendorong perseroan untuk lebih fokus dalam
mengembangkan bisnis jalan tol, mulai dari perencanaan, pembangunan hingga
pengoperasian jalan tol. Perseroan pun semakin mendapatkan kepercayaan
pemangku kepentingan terutama investor karena perseroan dapat lebih
berkonsentrasi dalam meningkatkan nilai perseroan.244
Perubahan peran ini juga
menjadi basis transformasi perseroan untuk mencapai visinya yakni menjadi
perusahaan jalan tol yang modern dan menjadi pemimpin di industrinya.245
Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla pernah mengusulkan kepada
Kementerian BUMN agar PT. Jasa Marga (Persero) Tbk melepas aset-aset jalan
tol yang dikuasainya. Namun menurut Mantan Sekretaris Menteri BUMN
Muhammad Said Didu, pelepasan aset ini dilakukan setelah Jasa Marga
melakukan penawaran umum saham perdana (IPO).246
Ia mencontohkan,
pengalaman buruk dalam mengelola BUMN adalah ketika Pemerintah dan Dewan
Perwakilan Rakyat menyetujui penjualan saham Indosat kepada Singapura yang
242
Laporan Tahunan Jasa Marga, tahun 2007, Op Cit.
243
Ibid.
244
http://www.jasamarga.com/id, Op Cit.
245
Laporan Tahunan Jasa Marga, tahun 2009, Op Cit.
246
Jasa Marga Lepas Aset Setelah IPO, 7 Maret 2007, Source: Koran Tempo,
http://www.bumn.go.id/24389/publikasi/berita/jasa-marga-lepas-aset-setelah-ipo/, diakses pada
awal 2012.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
83
Universitas Indonesia
mengakibatkan kepemilikan saham pemerintah di perusahaan itu kurang dari 15
persen. Menurutnya bahwa, “Ini tidak akan terjadi lagi. Dulu alasannya melepas
saham di Indosat untuk menambal APBN. Saya memaklumi karena krisis harus
dicarikan jalan keluar ketika itu. Tapi sekarang fenomena itu sudah tidak akan ada
lagi”.247
Perseroan telah melalui berbagai peristiwa penting dan perubahan dalam
perjalanannya. Pada awal berdirinya, perseroan berperan tidak hanya sebagai
operator, tetapi juga memikul tanggung jawab sebagai otoritas jalan tol di
Indonesia. Tahun 2004, peran otorisator dikembalikan kepada pemerintah dengan
dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan. Peran
otorisator tersebut dilaksanakan oleh Badan Pengatur Jalan Tol. Sebagai
konsekuensinya, Jasa Marga menjalankan fungsi sepenuhnya sebagai sebuah
perusahaan pengembang dan operator jalan tol dengan berorientasi pada kaidah-
kaidah korporasi.248
Sejalan dengan perubahan perundang-undangan dan peraturan pemerintah
mengenai jalan tol melalui Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan
dan Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol, di mana peran
Jasa Marga yang semula sebagai otorisator, pengembang dan operator, berubah
menjadi pengembang dan operator saja.249
Kemudian terkait dengan masalah pembebasan lahan, menurut Badan
Pertanahan Nasional (BPN), diyakini dengan baru dikeluarkannya Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan
Untuk Kepentingan Umum akan mempercepat pembangunan nasional. Secara
lebih spesifik, beleid yang diperkuat dengan Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun
2012 ini dinilai akan mempermudah penyelesaian pembangunan ruas tol yang
sering kali terhambat.250
Meski sudah disahkan, Undang-Undang Pengadaan
247
http://berita.liputan6.com, Op Cit., diakses pada awal 2012.
248
http://www.jasamarga.com/id, Op Cit.
249
Laporan Tahunan Jasa Marga, tahun 2008, Op Cit.
250
BPN Yakin Pembangunan Tak Lagi Terhambat, Kamis, 27 September 2012 | 17:39
WIB, http://www.tempo.co/read/news/2012/09/27/090432347/BPN-Yakin-Pembangunan-Tak-
Lagi-Terhambat, diakses pada 19 November 2012.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
84
Universitas Indonesia
Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum Nomor 2 Tahun 2012
tersebut baru bisa berlaku efektif tahun 2013.251
Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum dimaksud
merupakan peraturan presiden yang mengatur mengenai tata cara pengadaan tanah
untuk kepentingan umum dari tahapan perencanaan, tahapan persiapan, tahapan
pelaksanaan, sampai dengan penyerahan hasil. Selanjutnya, kesiapan lain untuk
pemberlakuan efektif undang-undangnya, Badan Pertanahan Nasional (BPN) akan
mengubah struktur organisasi. BPN, sesuai arahan Presiden, diminta membentuk
struktur baru yaitu Deputi Pengadaan Tanah, yang bertugas mengurus
pembebasan lahan untuk pembangunan. Direktur Pengaturan dan Pengadaan
Tanah Pemerintah BPN, Noor Marzuki berpendapat bahwa, “Tanggung jawab
BPN akan lebih besar. Dulu kami hanya berfungsi sebagai sekretaris yang
mendata obyek dan subyek pembebasan lahan. Sekarang tanggung jawab
bertambah hingga pada proses penyerahan hasil”. Dengan berlakunya Undang-
undang Pengadaan Tanah ini dia berharap kontribusi pembangunan bisa
meningkat. Sebab menurutnya, stigma yang melekat di masyarakat saat ini
pembangunan sering terhambat karena masalah pengadaan tanah.252
Sebelumnya, di samping Undang-undang tentang Jalan, dilahirkan
Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah Untuk
Kepentingan Umum yang kemudian diperbaharui dengan Peraturan Presiden
Nomor 65 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 36
Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum untuk
memuluskan pembangunan jalan tol. Peraturan presiden tersebut dianggap sebagai
kebijakan pembaharuan agrarian, namun perihal sumber daya alamnya dianggap
dinomorduakan. Arah kebijakan reformasi agraria dan sumber daya alam yang
dijanjikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dinilai makin tidak jelas.
Ketidakjelasan itu disebabkan lahirnya sejumlah aturan yang lebih mendahulukan
pembangunan infrastruktur. Yang dianggap paling anyar adalah lahirnya
251
UU Pengadaan Tanah Berlaku Efektif 2013, Kamis, 27 September 2012 | 18:48 WIB,
http://www.tempo.co/read/news/2012/09/27/087432360/UU-Pengadaan-Tanah-Berlaku-Efektif-
2013, diakses pada 19 November 2012.
252
Ibid.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
85
Universitas Indonesia
Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah Untuk
Kepentingan Umum tersebut.253
Dalam hal pengaruh regulasi terkait kerjasama pembangunan dengan
investor, perseroan menyambut baik dengan diterbitkannya Peraturan Presiden
Nomor 13 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 67
Tahun 2005 tentang Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam
Penyediaan Infrastruktur yang mendukung perseroan untuk mengakuisisi proyek-
proyek jalan tol yang investornya memiliki kendala untuk memulai atau
menyelesaikan proyek. Seperti diketahui saat ini kendala utama pembangunan
infrastruktur di Indonesia adalah pembebasan lahan. Jasa Marga sangat berharap
Undang-undang Pengadaan Lahan Untuk Kepentingan Umum dapat segera
diberlakukan sehingga dapat memudahkan dan mempercepat proses pembebasan
lahan.254
Perubahan ini mendorong perseroan untuk lebih fokus dalam
mengembangkan bisnis jalan tol, mulai dari perencanaan, pembangunan hingga
pengoperasian jalan tol. Perseroan pun semakin mendapatkan kepercayaan
pemangku kepentingan terutama investor karena perseroan dapat lebih
berkonsentrasi dalam meningkatkan nilai perseroan. Dengan peraturan presiden
yang baru ini tentu diharapkan akan mendorong kerja sama pemerintah dengan
swasta lebih sejalan, terutama untuk pembangunan infrastruktur.255
Revisi peraturan presiden ini menjadi payung hukum bagi pengalihan
saham kepada investor jalan tol tanpa harus menunggu beroperasinya proyek tol
tersebut. Hal ini sejalan dengan usaha perseroan untuk mengambil alih ruas-ruas
jalan tol yang mengalami hambatan dalam penyelesaiannya karena mengalami
kendala pendanaan namun mempunyai kelayakan secara finansial dan terkoneksi
dengan jalan tol yang sudah ada.256
253
http://www.hukumonline.com, Op Cit.
254
Laporan Tahunan Jasa Marga, tahun 2010, Op Cit.
255
Ibid.
256
Ibid.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
86
Universitas Indonesia
BAB 4
DAMPAK KEBIJAKAN PELEPASAN SAHAM
PT. JASA MARGA (PERSERO) TBK KE PUBLIK
4.1. Penerapan Prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG)
Jasa Marga memandang pentingnya penerapan Tata Kelola Perusahaan
Yang Baik atau Good Corporate Governance (GCG).257
Semangat yang
terkandung dalam penerapan GCG di Jasa Marga adalah niat dan tekad
manajemen Jasa Marga untuk menjadikan perseroan sebuah perusahaan yang
terus tumbuh dan berkembang dengan kualitas Produk dan Proses Kerja yang
baik, serta memiliki Etika Usaha dan Etika Kerja yang baik, termasuk tanggung
jawab terhadap lingkungannya.258
Untuk mewujudkan hal tersebut, Jasa Marga secara konsisten menegakkan
penerapan GCG dengan mengacu kepada beberapa aturan formal yang menjadi
landasan bagi perseroan dalam penerapan GCG yaitu:
1. Undang-undang tentang BUMN (Pasal 5, Ayat 3).259
2. Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-01/
MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good
Corporate Governance) Pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
3. Peraturan Bapepam-LK Nomor XI Tahun 2004 tentang Keterbukaan
Informasi.
4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas yang
diperbaharui oleh Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tanggal 16 Agustus
2007.
5. Keputusan Direksi Nomor 77/KPTS/2005 tanggal 28 April 2005 tentang
Pedoman Penerapan Prinsip-prinsip Good Corporate Governance PT. Jasa
Marga (Persero) yang telah diperbaharui dengan Keputusan Direksi Nomor
199.1/KPTS/2010 tanggal 16 Desember 2010 tentang Pedoman Tata Kelola
257
Laporan Tahunan Jasa Marga, tahun 2008, Op Cit.
258
http://www.jasamarga.com/id, Op Cit.
259
Pasal 5, Ayat 3; Dalam melaksanakan tugasnya, anggota Direksi harus mematuhi
anggaran dasar BUMN dan peraturan perundang-undangan serta wajib melaksanakan prinsip-
prinsip profesionalisme, efisiensi, transparansi, kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban,
serta kewajaran.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
87
Universitas Indonesia
Perusahaan (Code of Corporate Governance) di PT. Jasa Marga (Persero)
Tbk. dan Keputusan Direksi Nomor 200.1/KPTS/2010 tanggal 16 Desember
2010 tentang Pedoman Perilaku (Code of Conduct) di PT. Jasa Marga
(Persero) Tbk.260
Perubahan status perseroan menjadi perusahaan publik semakin
memperkuat perseroan untuk menerapkan prinsip-prinsip GCG dalam setiap
kegiatannya. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka Jasa Marga bertekad
untuk menjadikan GCG sebagai bagian dari budaya perusahaan yang
pelaksanaannya didukung oleh nilai-nilai perusahaan yang melekat di setiap insan
Jasa Marga.261
Untuk menumbuhkembangkan perseroan secara konsisten dan
berkesinambungan diperlukan suatu pengelolaan dan pengawasan yang
professional, prudent dan modern. Hal tersebut ada dalam kaidah-kaidah GCG,
sehingga perlu menjadikan kaidah-kaidah GCG bagian dari budaya di perseroan.
Sasaran menjadikan GCG sebagai budaya di Jasa Marga antara lain:
1. Untuk pertumbuhan perseroan yang konsisten dan berkesinambungan yang
direfleksikan dari rasio marjin yang semakin membaik, yaitu peningkatan aset
(antara lain panjang jalan), pendapatan usaha, pangsa pasar dan ekuitas.
2. Meningkatnya kepercayaan stakeholders yang direfleksikan dari:
a. Naiknya nilai saham perseroan dan jumlah kapitalisasi pasar.
Meningkatnya nilai rating perseroan.
b. Mendapatkan tingkat bunga yang kompetitif dari kreditur.
c. Kemudahan mencari mitra dalam setiap kegiatan usaha perseroan.
d. Meningkatnya tingkat kepuasan pelanggan, dalam hal ini pengguna jalan
tol.
3. Memiliki Insan Jasa Marga yang berkualitas baik dari aspek hard skills
maupun soft skills.
4. Menjadi perusahaan yang dapat dijadikan tolok ukur baik di industrinya
maupun secara umum.
260
http://www.jasamarga.com/id, Op Cit.
261
Laporan Tahunan Jasa Marga, tahun 2010, Op Cit.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
88
Universitas Indonesia
Hal ini sesuai dengan prinsip-prinsip GCG yang dimaksudkan dalam
Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-01/
MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good
Corporate Governance) Pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN), antara lain:
1. Transparansi (transparency), yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses
pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengungkapkan informasi
material dan relevan mengenai perusahaan;
2. Akuntabilitas (accountability), yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan dan
pertanggungjawaban Organ sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana
secara efektif;
3. Pertanggungjawaban (responsibility), yaitu kesesuaian di dalam pengelolaan
perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan dan prinsip-prinsip
korporasi yang sehat;
4. Kemandirian (independency), yaitu keadaan di mana perusahaan dikelola
secara professional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari
pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan
prinsip-prinsip korporasi yang sehat;
5. Kewajaran (fairness), yaitu keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi hak-
hak Pemangku Kepentingan (stakeholders) yang timbul berdasarkan
perjanjian dan peraturan perundangundangan.262
Kemudian perihal manfaat yang hendak diraih oleh perseroan dengan
menjadikan GCG sebagai budaya di Jasa Marga adalah:
- Pencapaian visi dan misi perseroan yang dituangkan dalam Rencana Jangka
Panjang Perusahaan (RJPP) lebih mudah karena seluruh manajemen dan
karyawan memiliki komitmen dan paradigma yang sama dalam
pencapaiannya.
- Pelaksanaan program kerja dapat lebih efektif dan efisien karena sistem dan
prosedur kerja yang telah disusun berdasarkan kaidah GCG.263
262
Indonesia, Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-01/
MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance)
Pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Pasal 3.
263
http://www.jasamarga.com/id, Op Cit.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
89
Universitas Indonesia
GCG juga merupakan salah satu faktor penting dalam pembentukan
perusahaan modern dan profesional agar dapat memenangkan persaingan bisnis.
Dalam penerapannya, GCG Jasa Marga mengedepankan prinsip-prinsip
transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab, kemandirian dan kewajaran untuk
meningkatkan kinerja dan citra perusahaan. GCG diperlengkapi code of conduct,
yang berisi pedoman etika usaha dan etika kerja bagi pimpinan, karyawan dan
stakeholder lainnya. Penerapan tata kelola perusahaan tersebut bertujuan:
1. Memaksimalkan nilai perusahaan;
2. Terlaksananya pengelolaan perusahaan secara profesional dan mandiri;
3. Terciptanya pengambilan keputusan oleh seluruh organ perusahaan yang
didasarkan pada nilai moral yang tinggi serta kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan yang berlaku, dalam hal ini Undang-undang tentang
Perseroan Terbatas serta undang-undang dan peraturan lainnya yang berlaku
dan berkaitan dengan lingkup usaha Jasa Marga;
4. Terlaksananya tanggung jawab sosial perusahaan terhadap stakeholders;
5. Meningkatkan iklim investasi nasional yang kondusif, terutama menyangkut
bisnis jalan tol.264
Hal tersebut di dasarkan pada tujuan dari penerapan prinsip-prinsip GCG
yang dituangkan dalam Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara
Nomor PER-01/ MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang
Baik (Good Corporate Governance) Pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN):
1. Mengoptimalkan nilai BUMN agar perusahaan memiliki daya saing yang kuat,
baik secara nasional maupun internasional, sehingga mampu mempertahankan
keberadaannya dan hidup berkelanjutan untuk mencapai maksud dan tujuan
BUMN;
2. Mendorong pengelolaan BUMN secara profesional, efisien, dan efektif, serta
memberdayakan fungsi dan meningkatkan kemandirian Organ Persero/Organ
Perum;
3. Mendorong agar Organ Persero/Organ Perum dalam membuat keputusan dan
menjalankan tindakan dilandasi nilai moral yang tinggi dan kepatuhan
terhadap peraturan perundangundangan, serta kesadaran akan adanya
264
Laporan Tahunan Jasa Marga, tahun 2008, Op Cit.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
90
Universitas Indonesia
tanggung jawab sosial BUMN terhadap Pemangku Kepentingan maupun
kelestarian lingkungan di sekitar BUMN;
4. Meningkatkan kontribusi BUMN dalam perekonomian nasional;
5. Meningkatkan iklim yang kondusif bagi perkembangan investasi nasional.265
265
Indonesia, Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-01/
MBU/2011, Op Cit., Pasal 4.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
91
Universitas Indonesia
266
266
http://www.jasamarga.com/id, Op Cit.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
92
Universitas Indonesia
Dalam hal organ perusahaan, berdasarkan urutan hirarki, organ-organ
perusahaan pada Jasa Marga adalah sebagai berikut:
- Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS),
- Komisaris, dan
- Direksi.267
Hal ini sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam Pasal 1, angka 2, Undang-
Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
RUPS mempunyai kekuasaan tertinggi dalam struktur kepengurusan
perusahaan. RUPS memiliki segala wewenang yang tidak diberikan kepada
direksi atau komisaris seperti melakukan pengambilan keputusan tentang
pengubahan anggaran dasar perusahaan, penggabungan, peleburan,
pengambilalihan, kepailitan, dan pembubaran perseroan.268
Upaya meningkatkan penerapan prinsip-prinsip GCG di lingkungan dewan
komisaris sendiri dan pengawasan serta dorongan dewan komisaris terhadap
proses pembudayaan penerapannya di lingkungan direksi dan jajarannya di Jasa
Marga, membuahkan hasil yang baik dimana Jasa Marga berhasil meraih “The
Most Trusted Company Based on Corporate Governance Perception Index
assessment” oleh IICG, dengan nilai yang lebih baik dari tahun 2009.269
Pada
tahun 2010, perseroan berhasil meraih penghargaan tersebut serta berhasil meraih
skor 87,218 pada Assessment Good Corporate Governance yang dilakukan oleh
konsultan independen PT. Sinergi Daya Prima (SDP Consulting) dan tren skor
GCG perseroan terus meningkat dari tahun ke tahun.270
Dalam rangka meningkatkan kinerja Dewan Komisaris dalam melakukan
pengawasan dan pemberian nasihat kepada direksi dalam mengelola dan
mengembangkan perseroan, khususnya untuk meningkatkan budaya praktik-
praktik GCG, dewan komisaris melakukan self assessment dengan menggunakan
Key Performance Indicator (KPI) yang disepakati bersama. Untuk dapat
mengukur dan mengendalikan pencapaian hasil usaha secara lebih baik, Jasa
267
Indonesia, Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007, Op Cit., Pasal 1, Angka 2.
268
Laporan Tahunan Jasa Marga, tahun 2008, Op Cit. Lihat, Republik Indonesia,
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007, Op Cit., Pasal 1, Angka 4.
269
Laporan Tahunan Jasa Marga, tahun 2010, Op Cit.
270
Ibid.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
93
Universitas Indonesia
Marga telah melakukan finalisasi atas KPI yang lebih spesifik terhadap
karakteristik usaha Perseroan. KPI tersebut mulai dilaksanakan implementasinya
di tahun 2011. Modernisasi (modern = berazas kekinian) adalah salah satu kata
kunci untuk membawa perseroan ke tingkat yang lebih tinggi. Modernisasi bukan
saja pada peralatan dan teknologi, tetapi juga pada cara berpikir dan cara
bertindak yang dituangkan dalam berbagai standar prosedur yang didasarkan pada
kaidah-kaidah tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance)
yaitu transparency, accountability, responsibility, independence dan fairness.
Modernisasi ini bertujuan untuk terus meningkatkan daya saing perseroan melalui
cara kerja yang lebih efisien dan hasil kerja yang lebih bermutu. Dengan daya
saing yang tinggi, ini perseroan diyakini akan terus tumbuh dan berkembang
sebagai leader dalam industri jalan tol di Indonesia.271
Untuk mendukung perilaku dan cara berpikir modern ini, manajemen dan
seluruh karyawan perseroan mengembangkan nilai-nilai dasar yang mewarnai
budaya perusahaan Jasa Marga, yaitu: integrity, passion, learning dan trust. Insan
Jasa Marga yang diharapkan adalah insan yang yang jujur dalam bekerja,
memiliki kecintaan yang tinggi pada pekerjaannya, ingin terus belajar hal-hal baru
dan saling percaya serta dapat dipercaya. Manajemen senantiasa menyampaikan
hal ini pada setiap kesempatan di semua lapisan perseroan.272
Perseroan juga terus-menerus melakukan pelatihan dan pengembangan
seperti mengikutkan karyawan pada pelatihan-pelatihan yang mengarah pada
pembentukan sikap yang berkinerja prima, memberikan pelatihan kepemimpinan
yang berorientasi pada kepemimpinan bisnis dan teknis, meningkatkan frekuensi
pelatihan GCG, mengembangkan program pelatihan yang membangun budaya
kerja yang kompetitif secara berkesinambungan.273
Terkait dengan pendapatan usaha perseroan, pendapatan tersebut
merupakan pendapatan tol dan pendapatan lainnya yang berasal dari usaha
Perseroan lainnya yang terkait dengan pengoperasian jalan tol. Pendapatan usaha
tahun 2010 mencapai Rp 4,38 triliun dimana 98,34% berasal dari pendapatan tol
271
Ibid.
272
Ibid.
273
Laporan Tahunan Jasa Marga, tahun 2011, Op Cit.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
94
Universitas Indonesia
dan 1,66% berasal dari pendapatan lainnya. Pendapatan perseroan secara
keseluruhan meningkat sebesar 18,60% dibandingkan dengan tahun sebelumnya
yang mencapai Rp 3,69 triliun.274
Salah satu upaya perseroan untuk meningkatkan kinerja keuangan
perseroan adalah dengan melakukan efisiensi. Dalam pengelolaan operasional
perseroan, Jasa Marga tetap berkomitmen untuk tetap melakukan efisiensi-
efisiensi. Efisiensi ini dicapai melalui suatu kebijakan, strategi, perencanaan dan
pelaksanaan pekerjaan yang lebih berdisiplin agar sasaran kerja tetap tercapai
dengan kualitas yang baik namun dengan biaya yang lebih rendah dan
terencana.275
Selain itu strategi di bidang organisasi juga dilakukan dengan menjadikan
kantor pusat sebagai investment holding company sementara anak
perusahaan/kantor cabang sebagai SBU (Strategic Business Unit). Dengan strategi
tersebut sebagian besar wewenang operasional yang ada di kantor pusat
didelegasikan ke kantor cabang/anak perusahaan sehingga proses pengambilan
keputusan dapat menjadi lebih efisien dan efektif. Setiap SBU didorong untuk
menjadi organisasi yang memiliki knowledge capital. Jasa Marga terus-menerus
melakukan pelatihan dan pengembangan seperti mengikuti karyawan pada
pelatihan-pelatihan yang mengarah pada pembentukan sikap yang berkinerja
prima, memberikan pelatihan kepemimpinan yang berorientasi pada
kepemimpinan bisnis dan teknis, meningkatkan frekuensi pelatihan GCG,
mengembangkan program pelatihan yang membangun budaya kerja yang
kompetitif secara berkesinambungan.276
Sebagai pemimpin pasar di industri jalan tol, pengoperasian jalan tol yang
dilakukan Jasa Marga merupakan acuan dan telah mendapatkan pengakuan yang
dibuktikan dengan keberhasilan meraih Excellent Total Service Quality
Satisfaction untuk kategori Toll Road Provider dalam acara Service Quality
Award 2010 yang diselenggarakan oleh Majalah Marketing dan Carre-Center for
Customer Satisfaction and Loyalty (CCSL) dengan nilai yang didasarkan pada
274
Laporan Tahunan Jasa Marga, tahun 2010, Op Cit.
275
Ibid.
276
Laporan Tahunan Jasa Marga, tahun 2009, Op Cit.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
95
Universitas Indonesia
Survey Persepsi Pelanggan ISSI (Indonesian Service Satisfaction Index) yang
dilakukan lembaga tersebut. Selain itu beberapa Cabang terus meningkatkan mutu
pengoperasian jalan tol dan berhasil meraih kembali (resertifikasi) ISO
9001:2008, serta berbagai inovasi pelayanan yang bermanfaat bagi perseroan dan
diakui oleh berbagai pihak. Semua pelayanan diatas merupakan wujud komitmen
kami terhadap service excellence dan modernisasi pengoperasian jalan tol serta
kepuasan masyarakat luas pengguna jalan tol di Indonesia, melalui pemberian jasa
yang berkualitas dan semakin efisien.277
Di bidang organisasi, perseroan melakukan perubahan struktur organisasi
dalam rangka optimalisasi dan untuk lebih mengefektifkan kinerja perseroan.
Perubahan tersebut didasari oleh keinginan manajemen memberikan wewenang
dan tanggung jawab yang lebih besar kepada kantor cabang dan anak perusahaan,
selain itu manajemen juga memberikan kemandirian dan keleluasaan dalam
pengoperasian cabang serta meningkatkan peran cabang sebagai wakil perseroan
di wilayahnya. Cabang-cabang telah melakukan penandatanganan kontrak
manajemen agar kualitas perencanaan cabang dan pencapaian target dapat lebih
dipastikan. Dalam rangka memberi kerangka kerja dan panduan bagi
pengoperasian jalan tol, cabang-cabang juga telah menerapkan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja OHSAS 18001:2007, serta Sistem Manajemen
Mutu ISO 9001:2000 yang keduanya merupakan usaha untuk menjamin bahwa
perseroan melakukan praktik terbaik dalam pengelolaan operasional jalan tol.
Selain itu, untuk memastikan kualitas tata kelola perusahaan yang lebih baik,
perseroan menerapkan kriteria penilaian malcolm baldridge.278
Perubahan ini mendorong perseroan untuk lebih fokus dalam
mengembangkan bisnis jalan tol, mulai dari perencanaan, pembangunan hingga
pengoperasian jalan tol. Perseroan pun semakin mendapatkan kepercayaan
pemangku kepentingan terutama investor karena perseroan dapat lebih
berkonsentrasi dalam meningkatkan nilai perseroan. Perubahan peran ini juga
menjadi basis transformasi perseroan untuk mencapai visinya yakni menjadi
perusahaan jalan tol yang modern dan menjadi pemimpin di industrinya. Sebagai
277
Laporan Tahunan Jasa Marga, tahun 2010, Op Cit.
278
Ibid.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
96
Universitas Indonesia
perusahaan terbuka, perseroan bertekad untuk terus meningkatkan kinerjanya serta
memiliki komitmen untuk senantiasa menjaga kepercayaan dan memuaskan
seluruh pemangku kepentingannya, yaitu antara lain pemegang saham,
pemerintah, pengguna jalan tol dan masyarakat umum dengan menerapkan praktik
tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance).279
Penghargaan juga diberikan kepada direksi berserta seluruh jajarannya atas
prestasi yang berhasil diraih selama tahun 2010 dalam meningkatkan pengelolaan
dan peningkatan nilai perseroan, serta apresiasi kepada seluruh pemegang saham,
pemerintah dan masyarakat pengguna jalan tol serta para mitra kerja atas
dukungan, saran dan masukan serta kerja samanya, sehingga bisnis jalan tol Jasa
Marga memberikan manfaat bagi semua pihak, khususnya dalam mendukung
program pemerintah mempercepat pembangunan infrastruktur jalan tol untuk
mendorong memacu pertumbuhan perekonomian Nasional.280
4.2. Pelaksanaan Kewajiban Tanggung Jawab Sosial Perseroan
Secara literal Tanggung Jawab Sosial atau yang lebih dikenal dengan
istilah Corporate Social Responsibility (CSR) adalah usaha-usaha perseroan untuk
memastikan bahwa operasional perusahaan tidak membahayakan lingkungan,
bersikap adil terhadap karyawan dan secara aktif mengakomodasi kepentingan
masyarakat sekitar tempat usaha perseroan tersebut berada. Perseroan percaya
bahwa tanggung jawab sosial dan tanggung jawab terhadap pertumbuhan
perusahaan tumbuh dan berkembang dari akar yang sama atau dengan kata lain
bahwa kepentingan akan keberlanjutan terhadap pertumbuhan perusahaan dan
tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan merupakan dua usaha yang
dilakukan oleh perseroan yang datang dari visi yang sama dan saling
melengkapi.281
Berangkat dari hal tersebut di atas Program CSR merupakan bagian yang
penting dan menyatu dari strategi korporasi jangka panjang yang dijalankan oleh
perseroan. Perseroan tidak melihat program-program CSR sebagai biaya, tetapi
279
Ibid.
280
Ibid.
281
http://www.jasamarga.com/id, Op Cit.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
97
Universitas Indonesia
merupakan investasi yang hasilnya tidak hanya diukur secara kuantitatif. Banyak
hal yang secara intangible dapat diperoleh oleh perseroan dari pelaksanaan
program-program CSR, antara lain adanya hubungan yang baik antara perseroan
dengan masyarakat sekitar koridor jalan tol sehingga perseroan dan masyarakat
secara bersama-sama dapat menjaga dan memelihara aset jalan tol, serta manfaat
lain berupa naiknya citra perusahaan di mata masyarakat. Manfaat-manfaat
tersebut merupakan salah satu unsur penting dalam menopang pertumbuhan
perseroan. Program-program CSR yang dijalankan perseroan mencakup 5 (lima)
pilar utama yakni:
1. Kepatuhan pada etika tercermin dari adanya “pakta integritas” yang
merupakan komitmen bersama para direksi dan karyawan untuk melaksanakan
tugas dan kewajiban secara bersih, transparan dan professional sesuai dengan
prinsip-prinsip GCG.
2. Kepatuhan pada hukum, adalah komitmen perseroan untuk selalu patuh
(compliance) dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku. Perseroan
selalu melakukan AMDAL yaitu Analisa Mengenai Dampak Lingkungan yang
komprehensif dalam proses pengembangan sebuah proyek jalan tol, mulai
masa pra konstruksi hingga pengoperasian.
3. Kepedulian pada karyawan, tercermin pada upaya perseroan untuk terus
mengembangkan kompetensi dan potensi diri karyawan melalui pelatihan-
pelatihan maupun pendidikan agar mereka siap menghadapi berbagai
tantangan di industri jalan tol, serta penerapan prinsip-prinsip Keselamatan
Kerja (K3) yang ketat untuk mencegah risiko kecelakaan kerja.
4. Kepedulian kepada masyarakat melalui berbagai program Bina Lingkungan
atau program-program community development seperti program pendidikan
dan pelatihan bagi masyarakat sekitar koridor jalan tol, aktivitas peningkatan
kesehatan masyarakat, renovasi gedung sekolah dan bantuan prasarana
sekolah, bantuan bagi korban bencana alam, pemberian beasiswa bagi anak
yatim piatu, bhakti sosial serta kegiatan karitatif lainnya
5. Kepedulian pada lingkungan sekitar, dilakukan perseroan melalui program
penghutanan dengan menanam pohon di sepanjang koridor jalan tol yang
dioperasikan perseroan. Kepedulian kepada masyarakat juga dilakukan dengan
mengembangkan Program Kemitraan (PK), yang merupakan program
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
98
Universitas Indonesia
penyaluran pinjaman lunak kepada pelaku usaha mikro/kecil atau koperasi,
dengan mengutamakan pemberian modal kerja untuk pengembangan usaha.282
lnisiatif tanggung jawab sosial perusahaan selama ini diarahkan bagi
kepentingan masyarakat yang berada disekitar wilayah jalan tol dan ini menjadi
suatu kebijakan yang menjadi prioritas dalam menjalankan program-program
tanggung jawab sosial perseroan selama ini. Sesuai dengan Peraturan Menteri
Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-005/MBU/2007 tertanggal 27
April 2007 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha
Kecil dan Program Bina Lingkungan, perseroan menyalurkan dana bantuan untuk
program kemitraan dan bina lingkungan yang diambil dari bagian laba perseroan
maksimal sebesar 2%.283
Adapun dana program kemitraan tersebut sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara
bersumber dari penyisihan laba BUMN setelah pajak maksimal 2%.284
Sebagaimana yang telah ditentukan juga dalam Pasal 74, Undang-Undang
Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, bahwasannya perseroan yang
menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya
alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Tanggung jawab
sosial dan lingkungan sebagaimana dimaksud merupakan kewajiban perseroan
yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang
pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.285
Sebagai perusahaan milik negara (BUMN), Jasa Marga turut mendukung
berbagai program sosial BUMN Peduli bersama dengan BUMN lainnya. Dengan
dilakukan berbagai program CSR, perseroan menunjukkan tekadnya untuk terus
tumbuh, berubah, dan berkembang secara berkelanjutan, tidak hanya sekadar
mengejar profitabilitas tetapi juga memperhatikan aspek sosial dan lingkungan.286
282
Ibid.
283
Ibid.
284
Lihat juga, Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003, Op Cit., Pasal 88; BUMN dapat
menyisihkan sebagian laba bersihnya untuk keperluan pembinaan usaha kecil/koperasi, serta
pembinaan masyarakat sekitar BUMN.
285
Indonesia, Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007, Op Cit., Pasal 74, Ayat 1 dan 2.
286
http://www.jasamarga.com/id, Op Cit.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
99
Universitas Indonesia
Selain daripada itu, tanggung jawab sosial perusahaan merupakan suatu
wujud kepedulian Jasa Marga terhadap peningkatan taraf hidup kesejahteraan
masyarakat yang bermukim di seputar wilayah operasional perusahaan. Tanggung
jawab tersebut juga merupakan implementasi dari SK Menteri Negara BUMN
Nomor KEP-236/MBU/2003 tentang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan
(PKBL), dijabarkan ke dalam bentuk program-program kepedulian masyarakat,
yang mencakup bidang lingkungan, pendidikan, kesehatan, ekonomi maupun
relawan. Selain itu perusahaan juga mengalokasikan sejumlah dana untuk bantuan
sosial kepada masyarakat lingkungan. Bagi Jasa Marga, masyarakat merupakan
salah satu stakeholder penting. Oleh sebab itu terciptanya hubungan yang
harmonis antara perusahaan dan masyarakat sekitarnya sangatlah penting guna
mendukung keberlangsungan perusahaan secara jangka panjang.287
Wujud tanggung jawab perseroan terhadap lingkungan dan masyarakat
difokuskan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat khususnya yang
berada di lingkungan sekitar jalan tol. Sebagai BUMN yang bergerak dibidang
infrastruktur jalan, disadari bahwa kegiatan usaha jalan tol mempengaruhi
lingkungan dan masyarakat. Maka sejak awal pun kegiatan AMDAL merupakan
pra syarat mutlak sebelum suatu proyek berlangsung, agar keberadaan jalan tol
tidak menimbulkan disharmoni terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar jalan
tol. Usaha-usaha kepedulian Jasa Marga lainnya antara lain adalah bantuan bagi
korban bencana Merapi, banjir Wasior dan tsunami di Mentawai dengan
mengirimkan tenaga relawan dan bantuan logistik; penyelenggaraan pelatihan
pertukangan dan konstruksi; beasiswa kepada mahasiswa berprestasi; bantuan
kepada Rumah Pintar serta bantuan-bantuan kesehatan kepada masyarakat sekitar
jalan tol.288
Keseluruhan dari kegiatan tersebut dimuat dalam laporan tahunan
perseroan. Kemudian dalam hal perseroan tidak melaksanakan tanggung jawab
sosial dan lingkungan maka perseroan yang bersangkutan dikenai sanksi sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.289
Menurut ketentuan dalam
Pasal 74, ayat 3, Undang-undang tentang Perseroan Terbatas, bahwa perseroan
287
Laporan Tahunan Jasa Marga, tahun 2008, Op Cit.
288
Laporan Tahunan Jasa Marga, tahun 2010, Op Cit.
289
Indonesia, Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007, Op Cit., Penjelasan atas Undang-
Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
100
Universitas Indonesia
yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud dikenai sanksi sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.290
Selama tahun 2010 perseroan telah melakukan berbagai program bina
lingkungan yang sesuai dengan arah kebijakan seperti yang telah di jelaskan
diatas. Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi:
a. Pendidikan dan/atau pelatihan.
b. Peningkatan kesehatan.
c. Pengembangan prasarana dan sarana umum.
d. Penyediaan atau perbaikan sarana ibadah.
e. Bantuan pelestarian alam.
f. Bantuan korban bencana alam.
g. Bantuan melalui BUMN Peduli.291
Program bantuan pendidikan merupakan salah satu program utama
kegiatan (CSR) perseroan. Bantuan pendidikan yang diberikan Jasa Marga
merupakan bentuk keterlibatan Perseroan, sebagai pihak swasta, untuk
memberikan solusi terhadap beragai masalah yang ada di masyarakat khususnya
dunia pendidikan. Salah satu bentuk program bantuan pendidikan adalah bantuan
perbaikan gedung sekolah. Program ini dilakukan oleh hampir seluruh cabang
Jasa Marga di seluruh Indonesia. Kemudian dalam program pemberian beasiswa,
beasiswa yang diberikan Perseroan bertujuan untuk menunjang biaya yang harus
dikeluarkan oleh anak sekolah selama menempuh masa pendidikan di tempat
belajar yang diinginkan. Selanjutnya program Rumah Pintar, fungsi Rumah Pintar
adalah untuk menampung anak-anak atau komunitas berkumpul sekaligus untuk
mendapatkan mendapat ilmu pengetahuan. Penerbitan buku “Aku Tertib Berlalu
Lintas”, buku ini merupakan suatu bentuk komitmen Jasa Marga dalam mendidik
masyarakat agar dapat berperilaku baik dalam berlalu lintas, khususnya anak-anak
yang suatu saat nanti akan menjadi bagian dari lalu lintas di Indonesia. Program
kunjungan pelajar/mahasiswa, Jasa Marga selalu menyambut baik kehadiran para
siswa atau mahasiswa untuk kunjungan ke lokasi cabang, proyek pembangunan
ataupun magang. Tahun 2010 tercatat sebanyak 357 siswa dan mahasiswa yang
290
Ibid, Pasal 74, Ayat 3.
291
http://www.jasamarga.com/id, Op Cit.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
101
Universitas Indonesia
melakukan kunjungan dan magang di Jasa Marga. Program Pelatihan Anak
Jalanan, di mana Jasa Marga merangkul anak jalanan dan putus sekolah untuk
tidak mencari penghasilan di jalanan dengan metode yang berbeda. Sebanyak 30
anak jalanan dan putus sekolah terseleksi untuk mengikuti pelatihan dan
bimbingan mental sehingga mereka ke depannya mampu mencari nafkah yang
tidak menggangu kepentingan umum dan keselamatan.292
Untuk turut membantu meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat
sekitar jalan tol, perseroan secara aktif melakukan bantuan di bidang kesehatan
dalam bentuk pemeriksaan kesehatan dan pengobatan secara gratis, penyuluhan
kesehatan, pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah melalui fogging,
sunatan masal, serta operasi bibir sumbing dan katarak. Upaya ini dilakukan
terutama ditujukan kepada masyarakat yang kurang mampu dalam mengakses
pelayanan kesehatan.293
Kesemua dari tanggung jawab sosial dan lingkungan ini
bertujuan mewujudkan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan guna
meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat bagi perseroan
itu sendiri, komunitas setempat, dan masyarakat pada umumnya. Adanya hal ini
dimaksudkan untuk mendukung terjalinnya hubungan perseroan yang serasi,
seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma, dan budaya masyarakat
setempat.294
Sepanjang tahun 2008, bantuan kegiatan keagamaan disalurkan dalam
bentuk pembangunan sarana ibadah dan santunan kepada du’afa maupun
mengadakan pembagian sembako kepada masyarakat sekitar jalan tol pada bulan
suci Ramadhan sebesar Rp77,16 juta. Jasa Marga juga berpartisipasi dalam
memberikan bantuan sosial dalam bentuk sumbangan dan santunan kepada
beberapa yayasan dan lembaga sosial selain sebagai sponsor kegiatan atau acara
dan pemasangan iklan korporasi. Dalam upaya memperbaiki prasarana umum di
sekitar jalan tol, Jasa Marga telah mengeluarkan Rp866,58 juta yang antara lain
292
Ibid.
293
Ibid.
294
Indonesia, Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007, Op Cit., Penjelasan atas Undang-
Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
102
Universitas Indonesia
digunakan untuk mendanai pembuatan gorong-gorong di daerah Jati Asih, Jakarta
Timur, pada tahun 2008.295
Terkait dengan usaha-usaha di bidang pelestarian lingkungan, khususnya
lingkungan hidup. Dalam merencanakan pembangunan jalan tol, kegiatan
AMDAL telah dilakukan mulai dari pra konstruksi, proses konstruksi hingga jalan
tol beroperasi. Dengan adanya AMDAL, Jasa Marga membantu pemerintah
setempat untuk menyusun ulang perencanaan pembangunan dan pengembangan
wilayah sekitar jalan tol. Selain itu kajian AMDAL juga dapat dipergunakan untuk
menentukan solusi dalam meminimalisasi dampak negatif sebuah proyek
pembangunan jalan tol. Dalam penyusunan AMDAL sebuah proyek jalan tol, Jasa
Marga selalu melibatkan tokoh masyarakat dalam proses sosialisasi dan konsultasi
dengan masyarakat di sekitar proyek ataupun yang terkena dampak proyek jalan
tol. Beberapa hasil kajian AMDAL dalam pembangunan jalan tol antara lain,
pembangunan jalan setapak, pembangunan underpass, jembatan penyeberangan,
dan fasilitas pengelolaan air tanah.296
Selanjutnya program penghutanan jalan tol, program penghutanan Jasa
Marga ini merupakan program penanaman pohon yang dilakukan secara
berkesinambungan. Program penghutanan jalan tol dan di luar jalan tol merupakan
bentuk kepedulian Jasa Marga terhadap lingkungannya, khususnya di lingkungan
sekitar jalan tol. Penanaman pohon dapat membantu penyerapan gas buangan
kendaraan bermotor. Program ini juga merupakan bagian dari upaya memberikan
kenyamanan kepada para pengguna jalan tol pada saat melintas jalan tol. Program
ini telah dilakukan juga dengan bekerja sama dengan berbagai pihak untuk
menghutankan jalan tol. Perseroan menyediakan lahan-lahan di jalan tol bagi
mitra kerja yang juga berminat untuk melakukan penghutanan sebagai bagian dari
kepedulian terhadap lingkungan.297
Selain itu penghutanan juga dilakukan untuk
menghijaukan lingkungan. Kegiatan penghutanan serempak dilakukan di semua
cabang Jasa Marga dengan juga melibatkan mitra perseroan yang peduli dengan
lingkungan. Jasa Marga menyediakan lahan-lahan sepanjang koridor jalan tol bagi
295
Laporan Tahunan Jasa Marga, tahun 2008, Op Cit.
296
http://www.jasamarga.com/id, Op Cit.
297
Ibid.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
103
Universitas Indonesia
mitra kerja yang ingin ikut melakukan penghutanan. Kegiatan ini merupakan
wujud konsistensi perseroan terhadap lingkungan dalam ikut membantu
mengurangi efek pemanasan global.298
Terkait dengan masalah lingkungan dengan diterbitkannya Peraturan
Presiden Nomor 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum, kehadiran aturan tersebut terkesan
mendahulukan kepentingan yang saat ini dibandingkan dengan memikirkan arah
kebijakan pembaharuan agraria dan sumber daya alam. Pakar ekonomi Bustanul
Arifin, dalam sebuah diskusi yang diselenggarakan Wahana Lingkungan Hidup
Indonesia (WALHI), menilai bahwa salah satu tujuan dikeluarkannya peraturan
presiden tersebut antara lain adalah untuk memudahkan pembangunan jalan tol.
Ditambahkannya, bahwa ini dapat dilihat dari APBN yang menekankan pada
pembangunan infrastruktur, Jalan tol akan mudah dibuat. Apalagi dalam peraturan
presiden yang memperbaharui Keputusan Presiden Nomor 55 Tahun 1993, jalan
tol masuk dalam kategori kepentingan umum. Artinya, sewaktu-waktu negara
dapat meminta masyarakat untuk hengkang dari tanahnya yang akan dijadikan
sarana jalan tol. Menurutnya, pembangunan yang berdasar pada infrastruktur
belum tentu berdampak pada penyerapan tenaga kerja yang banyak. Sebaliknya,
malah semakin banyak hutang yang dibuat oleh pemerintah. Direktur Eksekutif
WALHI Halid Muhammad menambahkan, dengan banyaknya konversi lahan
maupun konflik pertanahan baik yang ada sekarang maupun yang akan datang,
maka posisi Indonesia sebagai negara agraris tidak lagi diindahkan. Berdasarkan
penelusuran hukumonline, sebelum keluarnya Peraturan Presiden Nomor 36
Tahun 2005, pembangunan jalan tol sendiri sebenarnya sudah diakomodir dalam
aturan yang lebih tinggi yaitu Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang
Jalan. Undang-undang yang ditandatangni di masa pemerintahan Presiden
Megawati Soekarnoputri itu sebenarnya telah mengatur tentang legalisasi
pembangunan jalan tol. Di situ ditekankan demi pembangunan jalan tol negara
berwenang untuk mencabut hak atas tanah seseorang jika tidak ditemukan
penyelesaiannya.299
298
Laporan Tahunan Jasa Marga, tahun 2010, Op Cit.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
104
Universitas Indonesia
Salah satu masalah lainnya yang terjadi di lingkungan jalan tol adalah
adanya masyarakat yang tinggal di sekitar jalan tol yang membuang sampah di
lingkungan jalan tol, untuk itu Jasa Marga berinisiatif melalui kepedulian Jasa
Marga untuk memberikan gerobak sampah dan pembangunan Tempat
Pembuangan Sampah sementara (TPS) kepada warga sekitar jalan tol dengan
harapan warga tidak membuang sampah sembarangan dan turut menjaga
lingkungan sekitar. Selain prasarana yang telah disediakan, wargapun
mendapatkan penyuluhan-penyuluhan agar ke depannya warga tetap menjaga
lingkungan dengan membuang sampah pada tempatnya. Selain memberikan
prasarana kebersihan, Jasa Marga juga secara rutin melakukan pembersihan
sungai dan kali yang melintas jalan tol hingga radius beberapa ratus meter dari
ruas jalan tol. Hal ini dilakukan agar aliran sungai dapat mengalir dengan lancar
dan tidak mengalami hambatan.300
Dalam hal bantuan korban bencana, Jasa Marga telah membentuk tim
relawan yang siap diterjunkan ke daerah-daerah bencana sewaktu-waktu. Ini
terbukti dengan kesigapan Jasa Marga dalam menerjunkan tim relawan ke
berbagai lokasi bencana di tahun 2010 yaitu meletusnya gunung merapi, tsunami
di Mentawai dan banjir bandang di Wasior. Kepedulian perseroan diwujudkan
dalam penyaluran bantuan korban bencana alam berupa bantuan obat-obatan,
makanan, pakaian serta tenaga medis, paramedic dan tim evakuasi yang terdiri
dari karyawan/ti Jasa Marga yang tergabung dengan tim Jasa Marga Penggiat
Alam (JASMAPALA). JASMAPALA dikenal sebagai tim yang kerap dan siap
membantu korban bencana secara cepat di berbagai kejadian bencana alam yang
sering terjadi di tanah air pada tahun-tahun sebelumnya. Perseroan mendukung
sepenuhnya keberadaan kegiatan karyawan yang tergabung dalam tim tersebut
sebagai bentuk kepedulian dan tanggung jawab sosial perseroan pada saat terjadi
bencana di tanah air walaupun secara geografis lokasi bencana memang jauh dari
koridor jalan tol.301
299
http://www.hukumonline.com/berita/baca/hol12851/perpres-pengadaan-tanah-makin-
memuluskan-pembangunan-jalan-tol, Rabu, 18 May 2005, diakses pada awal 2012.
300
http://www.jasamarga.com/id, Op Cit.
301
Ibid.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
105
Universitas Indonesia
Kemudian terkait dengan program kemitraan, program ini merupakan
program untuk meningkatkan kemampuan Usaha Kecil dan Menengah (UKM)
agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari bagian laba
BUMN. Program Kemitraan Perseroan dimulai sejak tahun 1992 yang
dilaksanakan oleh perseroan melalui Unit Program Kemitraan dan Program Bina
Lingkungan yang bertanggung jawab kepada direksi melalui direktur keuangan.
Tujuan dari pelaksanaan Program Kemitraan adalah mendorong kegiatan dan
pertumbuhan ekonomi dan terciptanya pemerataan pembangunan melalui
perluasan lapangan kerja dan kesempatan berusaha sehingga usaha kecil menjadi
tangguh dan mandiri. Dengan berkembangnya usaha kecil yang dibina oleh Jasa
Marga diharapkan dapat memberikan efek berupa peningkatan taraf hidup
masyarakat serta mendorong tumbuhnya kemitraan antara Jasa Marga dengan
usaha kecil yang berada di lingkungan operasional perseroan. Tercatat selama
tahun 2010, Program Bina Lingkungan telah menyalurkan dana kurang lebih
sebesar Rp. 7,2 milyar, dengan perincian sebagai berikut:
Uraian
Jumlah (Rp)
Bantuan Korban Bencana Alam 1.743.542.558
Bantuan Pendidikan dan/Pelatihan 2.397.082.038
Bantuan Peningkatan Kesehatan 314.800.000
Bantuan Pengembangan Prasarana & Sarana Umum 386.808.941
Bantuan Sarana Ibadah 721.657.470
Bantuan Pelestarian Alam 191.612.000
BUMN Peduli 1.450.000.000
302
302
Ibid.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
106
Universitas Indonesia
4.3. Program Perseroan dan Proyek Pembangunan Infrastruktur Ditinjau
dari Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah
Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum
Pembangunan berbagai infrastruktur di Indonesia termasuk jalan tol masih
terkendala oleh pembebasan lahan.303
Beberapa peraturan pemerintah telah
diterbitkan dalam rangka pembebasan tanah untuk jalan tol yaitu peraturan
mengenai dana bergulir Badan Layanan Umum (BLU). Dana bergulir (revolving
fund) tersebut merupakan dana talangan yang disediakan oleh pemerintah sebagai
salah satu bentuk dukungan terhadap proyek-proyek infrastruktur, termasuk jalan
tol. Mekanisme pengaturan dana BLU ini diatur oleh BPJT sebagai otoritas pada
industri jalan tol di Indonesia. 304
Penyediaan dana BLU ini mengurangi paparan investor terhadap risiko
keuangan karena terhambatnya pembebasan lahan. Lahan yang dibebaskan oleh
pemerintah hanya akan dibayar oleh investor apabila satu ruas atau seksi yang
dapat dioperasikan telah bebas 100% dan siap untuk dilakukan konstruksi jalan tol
di lahan tersebut, sementara pembayaran kepada pemilik lahan akan ditalangi oleh
pemerintah terlebih dahulu. Selain dana BLU tersebut pemerintah juga telah
mengeluarkan peraturan yang memberi batasan biaya pengadaan tanah yang harus
ditanggung oleh investor atau yang disebut land capping apabila biaya
pembebasan tanah melebihi dari biaya yang telah direncanakan dalam Perjanjian
Pengusahaan Jalan Tol.305
Untuk membebaskan lahan pemerintah juga dibantu oleh independent
appraiser yang membantu valuasi harga tanah yang wajar, sehingga tim
pembebasan tanah mempunyai referensi penentuan harga yang wajar dan dapat
dipertanggungjawabkan. Walaupun peraturan-peraturan tersebut dapat
303
Laporan Tahunan Jasa Marga, tahun 2011, Op Cit. Lihat juga, Peraturan Pemerintah
Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, Pasal 1, Angka 1;
Badan Layanan Umum yang selanjutnya disebut BLU, adalah instansi di lingkungan pemerintah
yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang
dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan
kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas.
304
Laporan Tahunan Jasa Marga, tahun 2008, Op Cit.
305
Ibid. Lihat juga, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 02/PRT/M/2011 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 12/PRT/M/2008 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Dukungan Pemerintah Terhadap Pengadaan Tanah Untuk Pembangunan Jalan Tol
Yang Dibiayai Oleh Badan Usaha.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
107
Universitas Indonesia
mengurangi risiko investor dan mendukung upaya percepatan namun masih ada
risiko mengenai tidak tercapainya jadwal penyelesaian pembebasan lahan sesuai
dengan waktu yang telah direncanakan.306
Pemerintah telah membantu investor dalam hal pendanaan, melalui dana
talangan badan layanan umum dan skema land capping. Dengan skema bantuan
tersebut investor pemegang konsesi jalan tol terbantu dalam hal pengelolaan arus
kas dan investasi pada saat pembebasan lahan belum rampung 100%, serta
menjaga proyek tetap layak. Bantuan tersebut tetap belum bisa mempercepat
terealisasinya jalan tol yang bisa dioperasikan, karena mekanisme pembebasan
lahan banyak terkendala oleh proses negosiasi yang berlarut-larut dan banyaknya
spekulan tanah yang sengaja memanfaatkan kesempatan. Hal ini membuat risiko
pembebasan lahan belum dapat sepenuhnya dimitigasi oleh investor.307
Berdasarkan data sebelum dilakukannya pelepasan saham Jasa Marga ke
publik, diketahui bahwa prospek ke depan perseroan, dapat diperkirakan
berdasarkan volume lalu lintas jalan tol. Sebagian besar jalan tol yang dikelola
oleh perseroan maupun jalan tol di bawah skema kerjasama operasi merupakan
jalan tol dengan tingkat kepadatan lalu lintas tertinggi di Indonesia dengan tingkat
rata-rata lalu lintas tahunan 2.240.323 kendaraan per hari pada tahun 2004 dan
tingkat rata-rata lalu lintas tahunan sejumlah 2.372.781 kendaraan per hari pada
tahun 2005 dan tingkat rata-rata lalu lintas tahunan sejumlah 2.315.517 kendaraan
per hari pada tahun 2006. Berikut adalah lalu lintas rata-rata harian per tahun pada
tahun 2004, 2005, 2006 dan periode enam bulan yang berakhir 30 Juni yang
dibagi berdasarkan kantor cabang :
1. Berdasarkan data lalu lintas bulanan yang dikompilasi oleh perseroan.
2. Volume lalu lintas untuk jalan tol Camareng termasuk volume lalu lintas
sebagian ruas Jakarta Inner Ring Road (JIRR) yang dioperasikan oleh PT.
Citra Marga Nusaphala Persada (CMNP).
3. Volume lalu lintas untuk kantor cabang Jakarta-Tangerang termasuk volume
lalu lintas pada jalan tol Jakarta-Tangerang dan jalan tol Ulujami-Pondok
Aren, yang tidak termasuk vo/ume lalu lintas Pondok Aren-Serpong yang
306
Ibid.
307
Laporan Tahunan Jasa Marga, tahun 2011, Op Cit.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
108
Universitas Indonesia
dioperasikan oleh perseroan berdasarkan perjanjian pembagian pendapatan
(revenue sharing) dengan Bumi Serpong Damai (BSD).308
Kantor
Cabang/Anak
Perusahaan(1)
Volume Lalu Lintas (‘000)(1)
2004 2005 2006 1H2007
Camareng(2)
JORR (JLJ)
Jagorawi
Jakarta – Cikampek
Jakarta – Tangerang(3)
Purbaleunyi
Palikanci
Surabaya – Gempol
Semarang
Belmera
258.111
68.353
115.841
108.833
109.598
44.833
11.951
62.816
24.223
15.399
259.115
84.371
119.338
109.777
124.696
49.031
13.271
63.269
25.820
16.236
257.262
86.042
116.716
105.230
122.406
48.792
12.605
55.919
24.248
15.950
126.978
51.792
58.158
51.873
63.107
24.863
6.184
25.816
12.161
8.302
Total 819.958 864.924 845.170 429.2341
308
Laporan Tahunan Jasa Marga, tahun 2007, Op Cit.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
109
Universitas Indonesia
Kemudian berdasarkan data pada tahun 2006, rata-rata volume lalu lintas
harian perseroan pada setiap jalan tol di tahun 2006 adalah seperti ditabelkan di
bawah ini :
Tabel J. 2: Camareng (1) – Cawang-Tomang-Cengkareng
Sumber : Perseroan
(1) Volume lalu lintas jalan tol Camareng termasuk volume lalu lintas sebagian
jalan tol Prof. Dr. Soedijatmo dan ruas JIRR yang dioperasikan oleh CMNP.
(2) Volume lalu lintas untuk kantor cabang Jakarta-Tangerang termasuk volume
lalu lintas pada jalan tol Jakarta-Tangerang dan jalan tol Ulujami-Pondok
Aren, yang tidak termasuk volume lalu lintas pada Pondok Aren-Serpong yang
dioperasikan oleh perseroan berdasarkan perjanjian pembagian pendapatan
(rerenue sharing) dengan BSD.
704.829
319.771 294.536
288.300
235.730
153.204
133.677 66.838 66.436
54.690 43.698 34.533 26.401
Kendaraan/hari
Jalan tol dioperasikan oleh Perseroan
Lain-lain
Cam
aren
g(1)
Jago
raw
i
Jaka
rta-
Tan
gera
ng(2
)
Jaka
rta-
Cik
amp
ek
JOR
R
Sura
bay
a-G
emp
ol
Pu
rbal
eun
yi
Tan
gera
ng-
Mer
ak
Sem
aran
g
Sura
bay
a-G
resi
k
Bel
mer
a
Pal
ikan
ci
Uju
ngp
and
ang
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
110
Universitas Indonesia
Jumlah kendaraan yang melintasi jalan tol perseroan terkait erat dengan
pertumbuhan ekonomi, yang dapat memberikan dampak langsung terhadap laba
bersih perseroan. Harga bahan bakar juga dapat mempengaruhi volume lalu lintas
jalan tol, seperti juga bulan suci Ramadhan dimana pada masa ini terdapat
penurunan volume kendaraan.309
Kemudian ruas-ruas tol baru yang sedang dan akan dibangun pada tahun
2008 dan berikutnya, di antaranya:
Jalan Tol Bogor Ring-Road
Menghubungkan Sentul Selatan dan Darmaga sepanjang 11 km, jalan
tol ini terhubung dengan Jalan Tol Jagorawi dan memungkinkan pengguna
jalan menuju Bogor utara tanpa harus melewati pusat kota Bogor.
Kepengusahaan jalan tol ini dilaksanakan oleh perusahaan patungan antara
Jasa Marga dengan BUMD Pemerintah Provinsi Jawa Barat yaitu PT. Marga
Sarana Jabar, dimana Jasa Marga memegang 55% kepemilikan sahamnya.
Jalan Tol Semarang-Solo
Melalui jalan tol sepanjang 76 km ini, diperkirakan Semarang-Solo
dapat ditempuh dalam waktu kurang dari satu jam. Pembangunan dan
pengoperasian jalan tol 8 ini dilaksanakan oleh perusahaan patungan antara
Jasa Marga dengan BUMD Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui PT.
Trans Marga Jateng dimana Jasa Marga memiliki 60% sahamnya. Ruas ini
terhubung dengan Jalan Tol Semarang yang telah beroperasi dan merupakan
bagian dari Jalan Tol Trans Jawa.
Jalan Tol Gempol-Pasuruan
Kepengusahaan jalan tol ini dilakukan oleh perusahaan patungan
antara Jasa Marga dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Pemda
Pasuruan melalui PT. Trans Marga Jatim Pasuruan, dimana Jasa Marga
memiliki 60% sahamnya. Direncanakan membentang sepanjang 32 km, jalan
tol yang menghubungkan Gempol dan Grati di wilayah Jawa Timur ini
tersambung dengan tol Surabaya-Gempol milik Jasa Marga. Ruas ini
merupakan bagian dari Jalan Tol Trans Jawa.
Jalan Tol Cengkareng-Kunciran
309
Ibid.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
111
Universitas Indonesia
Ruas ini merupakan bagian dari Jakarta Outer Outer Ring Road
(JORR2) yang menghubungkan Cengkareng dan Kunciran sepanjang 15,2 km.
Ruas ini terkoneksi dengan Jalan Tol Prof. Dr. Ir. Sedyatmo dan juga
merupakan rute alternatif menuju Bandara Soekarno-Hatta dari arah selatan
Jakarta dan Tangerang. Kepengusahaan jalan tol ini dilaksanakan oleh PT.
Marga Kunciran Cengkareng di mana Jasa Marga memiliki saham 20% yang
akan ditingkatkan menjadi 75% pada tahun 2009.
Jalan Tol Kunciran-Serpong
Ruas ini juga merupakan bagian dari JORR2 yang menghubungkan
Kunciran-Serpong sepanjang 11,2 km dan tersambung dengan Ruas Jakarta-
Tangerang. Kepengusahaan jalan tol ini dilaksanakan oleh PT. Marga Trans
Nusantara dimana Jasa Marga memiliki saham 30% dan ditingkatkan menjadi
60% pada tahun 2009.
Jalan Tol Surabaya-Mojokerto
Jalan tol ini menghubungkan Surabaya-Mojokerto sepanjang 36,3 km
dan tersambung dengan Jalan Tol Surabaya-Gempol. Kepengusahaan jalan tol
ini dilaksanakan oleh PT. Marga Nujyasumo Agung, dimana setelah proses
akuisisi kepemilikan saham Jasa Marga adalah 55% (awal 2009).310
Pada tanggal 16 Desember 2011, Dewan Perwakilan Rakyat telah
mengesahkan Rancangan Undang-undang Pembebasan Lahan Untuk Kepentingan
Umum. Dengan disahkannya Undang-Undang Nomor 02 Tahun 2012 tentang
Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum ini sangat
diperlukan untuk mempercepat pembangunan infrastruktur yang membutuhkan
dukungan lahan. Dengan Undang-undang Pengadaan Tanah ini, pemerintah
memiliki dasar hukum yang kuat serta mekanisme yang jelas dan terukur. Secara
umum, undang-undang yang terdiri atas 61 pasal ini cukup progresif terutama ada
pasal yang memuat batas waktu maksimal suatu perkara untuk diputuskan. Juga
ada pasal yang mengungkapkan ganti rugi tidak hanya berwujud uang tetapi juga
opsi-opsi ganti rugi yang lain.311
310
Laporan Tahunan Jasa Marga, tahun 2008, Op Cit.
311
Laporan Tahunan Jasa Marga, tahun 2011, Op Cit.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
112
Universitas Indonesia
Pengesahan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan
Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum menjadi langkah besar
pembangunan. Hal ini diharapkan memberi efek akseleratif bagi pembangunan
dan kesejahteraan masyarakat. Dampak pada pembangunan infrastruktur
diharapkan juga mempermudah dan menekan biaya yang dikeluarkan perseroan.
Pembangunan infrastruktur inilah yang diharapkan dapat menekan biaya logistik
yang mahal dan menurunkan daya saing Indonesia. Dua per tiga komponen
logistik adalah transportasi. Selesainya pembangunan infrastruktur diharapkan
dapat mengurangi biaya logistik barang secara bertahap. Perbaikan sistem
transportasi sering terhambat sulitnya pembebasan lahan termasuk jalan tol.
Sejumlah proyek jalan tol banyak yang mangkrak selama bertahun-tahun,
terhambat karena pembebasan lahan.312
Disetujuinya Undang-undang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk
Kepentingan Umum oleh Dewan Perwakilan Rakyat akan merealisasikan berbagai
proyek infrastruktur yang mangkrak akibat masalah pembebasan lahan, seperti
Jalan Tol Pantau Utara Jawa (Pantura). Menurut Menteri Pekerjaan Umum, Djoko
Kirmanto, “Banyak jalan tol yang kontraknya sudah siap, semennya sudah ada,
sudah siap kerja, tapi tanahnya belum bebas”. Untuk itu, Djoko berharap
persetujuan rancangan undang-undang tersebut menjadi jawaban dari
permasalahan ini. Menurutnya, “Permasalahan tanah akan segera terselesaikan
dengan adanya undang-undang itu”. Sebelumnya, persetujuan Rancangan
Undang-undang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum
diharapkan dapat mempercepat proyek pembangunan infrastruktur jalan tol di
Indonesia. Sebab, selama ini, beberapa proyek jalan tol tertunda karena
permasalahan pembebasan lahan dan adanya makelar tanah.313
Sektor infrastruktur diperkirakan akan mengalami gairah baru dengan
disahkannya undang-undang ini. Karena undang-undang ini akan memiliki
dampak terhadap pengembangan wilayah di suatu daerah, yang berimbas
terhadap perekonomian. Dikatakannya bahwa, “Akselerasi pembangunan jalan tol
akan mendorong pengembangan wilayah atau kawasan di sekitar jalan tol. Ini
312
Ibid.
313
http://bisnis.vivanews.com/news/read/273118-uu-pengadaan-lahan-pacu-proyek-jasa-
marga, Jum'at, 23 Maret 2012 | 10:54 WIB, diakses pada awal 2012.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
113
Universitas Indonesia
bakal dimanfaatkan bagi perusahaan properti yang memiliki proyek eksisting
maupun yang memiliki land bank di sekitar jalan tol”. Pengadaan lahan memang
menjadi salah satu permasalahan yang sulit dipecahkan selama ini.314
Namun di sisi lain, Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang
Pengadaan Tanah Bagi Kepentingan Umum dinilai tidak menguntungkan
masyarakat. Karena, aturan tersebut telah membuat masyarakat kehilangan lahan
penghasilan untuk pemenuhan kebutuhan ekonomi sehari-hari. Menurut Kurnia
Warman, dosen Hukum Agraria Fakultas Hukum Universitas Andalas, Padang,
bahwa menurutnya harus ada keseimbangan antara hukum dan kepentingan
masyarakat terkait tanah. Meski hukum harus menjamin tersedianya bidang-
bidang tanah untuk berbagai keperluan terkait penyelenggaraan negara, hukum
juga harus memperhatikan hak rakyat. Dikatakannya bahwa, “Hak rakyat harus
dijamin kepastiannya agar tidak menjadi korban kesewenang-wenangan
pemerintah dalam pembangunan”. Kurnia juga menggarisbawahi kepentingan
pengadaan tanah oleh pemerintah. Ia berpendapat bahwa, “Pengadaan tanah
merupakan perbuatan hukum publik, maka kegiatan pengadaan tanah pada
prinsipnya ditujukan untuk kepentingan umum, bukan kepentingan swasta”.
Caranya dengan mendasarkan pada prinsip musyawarah dimana musyawarah
diadakan untuk menyepakati dan menentukan bentuk dan besar ganti kerugian
atas pembebasan lahan tanah. Saksi ahli dari pemerintah, Setya Hermanto,
mengatakan bahwa pembentukan undang-undang ini justru untuk melaksanakan
prinsip utama negara hukum. Menurutnya, “Peningkatan jalan tol justru untuk
meningkatkan efisiensi transportasi”.315
Pengadaan tanah masih mengganjal proyek jalan tol, hal tersebut
disampaikan oleh Ahmad Gani Ghazali, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol,
Kementerian Pekerjaan Umum (PU). Ia mengatakan bahwa salah satu proyek
yang masih terganjal pembebasan lahan itu adalah ruas jalan tol Mojokerto-
Kertosono, yang semula direncanakan rampung 2011 lalu, ternyata masih tertunda
hingga kini. Ia menjelaskan, pengadaan lahan itu terkendala karena warga pemilik
314
http://www.beritasatu.com/mobile/bisnis/23160-uu-pengadaan-tanah-gairahkan-
infrastruktur.html, Senin, 26 Desember 2011 | 18:01, diakses pada awal 2012.
315
UU Pengadaan Tanah Dinilai Rugikan Warga, Selasa, 14 Agustus 2012 | 17:04 WIB,
http://www.tempo.co/read/news/2012/08/14/063423527/UU-Pengadaan-Tanah-Dinilai-Rugikan-
Warga, diakses pada 19 November 2012.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
114
Universitas Indonesia
tanah meminta harga ganti rugi tanah yang jauh lebih tinggi dibandingkan harga
rata-rata yang ditentukan. Namun begitu ia tetap optimistis, bahwa penyelesaian
proyek pembangunan ruas tol Trans Jawa bisa selesai sampai dengan tahun 2014
mendatang. Dikatakannya bahwa, “Kami masih berusaha mewujudkan, minimal
jalan tol dari Cikampek sampai Surabaya bisa selesai”. Permasalahan lain yang
menghambat pembangunan jalan tol adalah, kesulitan kredit pembiayaan dari
perbankan. Padahal menurutnya, investor yang ingin membangun proyek jalan tol
mengandalkan 70% dana investasi dari perbankan. “Kalau kredit perbankan tidak
bisa keluar, maka proyek tidak bisa jalan. Tapi kami akan berusaha mencari jalan
keluarnya”. Untuk pembangunan infrastruktur jalan tol secara nasional sampai
dengan tahun 2014 mendatang, pemerintah akan menggelontorkan dana investasi
sebesar Rp. 100 triliun.316
Dalam berinvestasi pada saham Jasa Marga tak luput dari sejumlah risiko
usaha, di antaranya sebagai berikut ini:
Pembebasan Lahan
Menurut Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 dan Peraturan
Pemerintah Nomor 15 Tahun 2005, pemerintah bertanggung jawab atas
pengadaan lahan untuk proyek jalan tol, sementara biaya pembebasan tanah
ditanggung oleh investor.
Pelaksanaan Konstruksi yang Tertunda dan Risiko Lainnya dalam
Membangun Jalan Tol
Proses pengadaan lahan yang tertunda-tunda berpotensi menyebabkan
terhambatnya proses pembangunan jalan tol dan membengkaknya biaya
konstruksi sehingga dapat mengurangi tingkat pengembalian proyek. Untuk
mengurangi risiko tersebut perusahaan melakukan upaya untuk mempercepat
penyelesaian proyek dengan membagi proyek yang dikerjakan oleh beberapa
kontraktor pada saat yang bersamaan serta melakukan rekayasa-rekayasa
teknik lainnya.
Perubahan Peraturan
Adanya perubahan peraturan, terutama yang mengatur proses
pembebasan lahan atau desentralisasi pihak yang berwenang terhadap
316
http://industri.kontan.co.id/news/pengadaan-tanah-masih-mengganjal-proyek-jalan-tol,
Oleh Rahajeng Kh - Kamis, 16 Februari 2012 | 14:55 WIB.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
115
Universitas Indonesia
pekerjaan pengembangan jalan kepada pemerintah daerah akan mendorong
timbulnya biaya tambahan yang dapat memberatkan kinerja usaha, prospek
dan kondisi keuangan perusahaan.317
Salah satu risiko utama yang mempengaruhi suksesnya konstruksi proyek
jalan tol adalah proses pembebasan lahan. Dengan diberlakukannya Undang-
Undang Nomor 38 Tahun 2004 dan Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2005,
pemerintah bertanggung jawab atas pengadaan lahan yang akan diperuntukkan
untuk proyek jalan tol dan terkait dengan biaya pendanaan untuk pembebasan
lahan ditanggung oleh perusahaan jalan tol. Lahan yang telah dibebaskan
kemudian diserahkan kepada perseroan oleh pemerintah untuk pekerjaan
konstruksi ruas tol yang direncanakan dan perseroan diharuskan untuk membayar
biaya pengadaan lahan pada saat penyerahan lahan tersebut yang terlebih dahulu
ditanggung oleh pemerintah, dengan turut mempertimbangkan batas biaya (cap)
yang sudah disetujui bersama terlebih dahulu. Tidak terdapat kepastian bahwa
pemerintah dapat membebaskan lahan yang dibutuhkan untuk konstruksi proyek
jalan tol dalam waktu yang ditetapkan, pada harga yang dianggap wajar.318
Selanjutnya, perseroan bertanggungjawabnya dari sisa pembebasan lahan
yang diperuntukkan untuk proyek jalan tol di mana hal ini sesuai dengan Undang-
Undang Nomor 38 Tahun 2004 dan Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2005.
Setiap penundaan yang terjadi pada proses pembebasan lahan, termasuk hambatan
yang datang dari penolakan oleh pemilik lahan untuk menjual lahannya kepada
pemerintah, akan mengakibatkan keterlambatan pada pekerjaan konstruksi jalan
tol. Penundaan konstruksi tersebut yang berpotensi meningkatkan biaya
konstruksi di atas estimasi perseroan, dan terlambatnya pengoperasian jalan tol
tersebut. Bila hal-hal tersebut terjadi maka dapat memberikan dampak negatif
terhadap kegiatan usaha, prospek, kondisi keuangan dan hasil usaha perseroan.
Jika pemerintah tidak dapat mengadakan lahan yang cukup untuk pekerjaan
konstruksi jalan tol, hal ini juga dapat berdampak pada terbengkalainya proyek
jalan tol. Pada saat ini pemerintah sedang melakukan pengadaan lahan untuk tiga
jalan tol perseroan yaitu di antaranya, Bogor Ring Road, Semarang – Solo dan
317
Laporan Tahunan Jasa Marga, tahun 2008, Op Cit.
318
Laporan Tahunan Jasa Marga, tahun 2007, Op Cit.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
116
Universitas Indonesia
Gempol – Pasuruan. Tidak terdapat kepastian bahwa lahan yang dibutuhkan akan
dapat diperoleh pemerintah sesuai dengan jadwal, atau diperoleh sama sekali. Jika
hal tersebut terjadi maka akan dapat berdampak negatif terhadap tingkat
keuntungan, arus kas, kegiatan usaha, prospek, kondisi keuangan dan hasil usaha
perseroan.319
Perseroan juga dapat menghadapi tuntutan hukum maupun klaim dari para
pemilik lahan yang tergusur dalam proses pembebasan lahan yang dilakukan oleh
pemerintah sebelum atau sesudah lahan tersebut diserahkan kepada perseroan dari
pemerintah. Sebagai contoh, penyelesaian jalan tol JORR Seksi W2-Utara, yang
akan merampungkan konstruksi JORR. secara keseluruhan, telah tertunda akibat
kesulitan dalam pengadaan lahan untuk koridor jalan tol tersebut melalui wilayah
Jakarta Utara yang berpenduduk tinggi, dan pada tahun 2006, penyelesaian salah
satu ruas pada JORR sempat tertunda selama beberapa waktu karena proses
litigasi yang diajukan oleh pemilik lahan di Pengadilan Indonesia. Bila proses
litigasi yang dilakukan oleh para pemilik lahan berhasil, maka proyek pengerjaan
jalan tol dapat tertunda untuk waktu yang tidak dapat ditentukan atau memerlukan
perubahan-perubahan untuk mengakomodasi proses tersebut. Bila hal tersebut
terjadi, dapat memberikan dampak negatif terhadap tingkat keuntungan, arus kas,
kondisi keuangan dan hasil usaha perseroan.320
Selain daripada itu Jasa Marga saat ini tengah menghadapi sejumlah kasus
hukum lainnya yang sedang dalam upaya penyelesaian. Bahwa pada dasarnya
pembebasan lahan untuk jalan tol dilaksanakan oleh pemerintah karena lahan dan
jalan tol adalah milik pemerintah. Perseroan sebagai pihak yang mendapat hak
pengusahaan jalan tol hanya menyediakan dana yang merupakan bagian dari
investasi jalan tol.321
Perseroan juga tengah bernegosiasi untuk mengambil alih
ruas-ruas jalan tol yang mengalami hambatan. Ruas-ruas tersebut ialah yang
mempunyai kelayakan secara finansial dan terkoneksi dengan jalan tol perseroan
yang sudah beroperasi.322
319
Ibid.
320
Ibid.
321
Laporan Tahunan Jasa Marga, tahun 2008, Op Cit.
322
Laporan Tahunan Jasa Marga, tahun 2011, Op Cit.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
117
Universitas Indonesia
Dalam hal risiko pelaksanaan konstruksi dan risiko lain yang lazim dalam
proyek pembangunan jalan tol, perseroan bertindak sebagai project manager
untuk pekerjaan konstruksi yang dilakukan pada pengusahaan jalan tol dan proyek
konstruksi jalan tol perseroan. Sehingga perseroan menghadapi risiko pelaksanaan
pekerjaan konstruksi yang timbul dari karyawan perseroan maupun kontraktor
yang ditunjuk oleh perseroan. Pengeluaran investasi yang cukup besar diperlukan
untuk seluruh pelaksanaan konstruksi suatu proyek jalan tol baru, dan pada
umumnya diperlukan waktu beberapa tahun untuk menyelesaikan proyek tersebut
sehingga menjadi layak untul beroperasi. Selain dari penundaan proses pengadaan
lahan oleh pemerintah, penyelesaian konstruksi juga dapat terhambat dan biaya
konstruksi dapat meningkat karena beberapa faktor risiko lainnya seperti
kekurangan bahan baku dan tenaga kerja, meningkatnya harga bahan baku dan
upah tenaga kerja, kondisi pembiayaan yang sulit, kegagalan kontraktorator sub-
kontraktor untuk memenuhi kewajibannya kepada perseroan, kerusakan atau
cidera janji terhadap pihak ketiga, gangguan terhadap pekerjaan konstruksi yang
dikarenakan oleh cuaca buruk, masalah lingkungan atau teknik yang tidak dapat
diperkirakan sebelumnya, kecelakaan pada pekerjaan atau insiden lainnya, atau
hambatan yang menyebabkan tertundanya pemberian izin, dan perselisihan antara
kontraktor dengan sub-kontraktor.323
Tertundanya penyelesaian proyek atau pelonjakan biaya akan memberikan
dampak negatif terhadap kelayakan ekonomis dari sebuah proyek jalan tol dan
dapat mempengaruhi tingkat keuntungan, arus kas, kegiatan usaha, prospek,
kondisi keuangan dan hasil usaha perseroan sebagaimana beberapa yang telah
disebutkan sebelumnya. Di dalam prosedur tender terbaru yang digunakan oleh
pemerintah yang berhubungan dengan proses tender untuk proyek konstruksi jalan
tol baru, biaya konstruksi dan struktur tarif jalan tol baru adalah bersifat tetap
setelah diterimanya proposal tender oleh pemerintah dan pihak calon pemegang
hak pengusahaan jalan tol pada umumnya memiliki kemampuan terbatas untuk
melakukan perubahan terhadap syarat dan ketentuan yang berhubungan dengan
hal tersebut. Jika perseroan berhasil memenangkan tender hak pengusahaan jalan
tol, dan pekerjaan konstruksi jalan tol telah diselesaikan, perseroan diwajibkan
323
Laporan Tahunan Jasa Marga, tahun 2007, Op Cit.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
118
Universitas Indonesia
untuk mengenakan tarif perdana tol sesuai yang dicantumkan dalam PPJT.
Bilamana penyelesaian konstruksi tertunda atau bila biaya konstruksi meningkat
dan perseroan tidak berhasil untuk menegosiasikan tarif perdana tol, hal ini dapat
berdampak negatif terhadap periode waktu pengembalian, dan kelayakan
ekonomis proyek jalan tol perseroan dan dapat mempengaruhi tingkat keuntungan,
arus kas, kegiatan usaha, prospek, kondisi keuangan dan hasil usaha perseroan.324
Dalam hal pengembangan jalan tol baru, strategi usaha Jasa Marga adalah
pertama-tama mengidentifikasikan rute-rute yang dianggap potensial baik dari
segi volume lalu lintas maupun tingkat pengembalian investasi (IRR). Prioritas
pertama Jasa Marga diletakkan pada ruas-ruas jalan tol yang memiliki IRR yang
paling baik diantara beberapa pilihan pembangunan ruas jalan tol baru. Prioritas
berikutnya diletakkan pada penyertaan Jasa Marga dalam pembangunan ruas-ruas
jalan tol baru antar kota dan antar provinsi, yang dikembangkan bersama-sama
mitra usaha, dimana Jasa Marga memiliki saham mayoritas. Sesuai undang-
undang dan peraturan yang berlaku pengusahaan jalan tol merupakan suatu
perusahaan khusus yang menangani ruas tol tersebut. Jasa Marga juga menjadi
operator jalan tol yang konsesinya dimiliki oleh perusahaan lain dan
pengelolaannya dilakukan melalui kantor cabang operasional. Dari segi
pelaksanaan konstruksi pembangunan jalan tol, Jasa Marga menunjuk kontraktor
pelaksana berdasarkan proses seleksi (tender) yang ketat dan transparan, dengan
beberapa persyaratan pokok yang harus dipenuhi. Misalnya, Jasa Marga
mengharuskan kontraktor menjamin mutu jalan tol yang dibangunnya untuk
sekurang-kurangnya dua tahun sejak peresmian jalan tol bersangkutan.325
Perseroan konsisten untuk menjadi market leader dalam industri jalan tol
dengan memfokuskan usaha pada penambahan panjang jalan tol yang ada melalui
pembangunan jalan-jalan tol baru yang terkoneksi dengan jalan tol yang
beroperasi. Pembangunan jalan tol baru yang memiliki tingkat kelayakan yang
baik dan terkoneksi memberikan sinergi pertumbuhan yang lebih baik pada jalan
324
Ibid.
325
Laporan Tahunan Jasa Marga, tahun 2008, Op Cit.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
119
Universitas Indonesia
tol yang lama dan memberikan jaminan adanya volume lalu lintas yang
mendukung kelayakan proyek pada jalan tol baru tersebut. 326
Terkait dengan dana pembangunan jalan tol, menurut Mantan Direktur
Utama Jasa Marga Frans Sunito, dana yang didapat dari penawaran saham
perdana rencananya baru habis terserap pada tahun 2014. Anggaran untuk
pembangunan jalan tol tidak semuanya berasal dari hasil penjualan saham perdana
pada 2007. Dikatakannya bahwa, “Pembangunan itu dananya dari kas internal dan
pinjaman perbankan”. Kas internal diambil dari hasil pelepasan saham ke publik.
Meski optimistis menetapkan 2012 sebagai tahun konstruksi, Frans mengakui
target ini bisa terkendala pembebasan lahan, “Target pembangunan ini tergantung
kecepatan pembebasan lahan”. Pihak Jasa Marga berencana membangun tol
secara bertahap hingga tahun 2014, ruas yang akan dibangun pada semester tahun
2012 meliputi Bogor Ring Road Sektor 2A dan Jakarta Outer Ring Road W2,
yang menhubungkan Kebon Jeruk-Ulujami. Tol yang menghubungkan Ungaran-
Bawean dan Surabaya-Mojokerto juga sudah mulai dikonstruksikan. Frans
menargetkan penyelesaian lahan ruas Gempol-Pandaan dan Gempol-Kejapanan,
yang menjadi bagian relokasi tol yang terimbas lumpur Lapindo bisa selesai.
Selain itu, Jasa Marga juga akan mulai membangun ruas Gempol-Rembang dan
tol yang menghubungkan Benoa-Ngurah Rai-Nusa Dua di semester dua 2012.327
PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. sebagai salah satu Badan Usaha yang
bergerak dalam pembangunan dan pengelolaan bisnis jalan tol, sangat terkait
dengan permasalahan yang sedang dihadapi dalam upaya pemenuhan kebutuhan
infrastruktur di bidang jalan tersebut, khususnya jalan tol. Oleh karena itu, dalam
program jangka pendek maupun program jangka panjangnya, Jasa Marga
memfokuskan untuk mempercepat penyelesaian pembangunan jalan-jalan tol baru
dan meningkatkan program untuk menambah panjang jalan tol yang
dikelolanya.328
326
Laporan Tahunan Jasa Marga, tahun 2010, Op Cit.
327
Oleh Anggrita Desyani, Jasa Marga Targetkan Serap Separuh Dana IPO, Senin, 09
Januari 2012 | 18:55 WIB, http://www.tempo.co/read/news/2012/01/09/088376234/Jasa-Marga-
Targetkan-Serap-Separuh-Dana-IPO, diakses pada awal tahun 2012.
328
Laporan Tahunan Jasa Marga, tahun 2010, Op Cit.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
120
Universitas Indonesia
Untuk itu Rencana Jangka Panjang Perusahaan telah di-review dengan
tujuan mempercepat pembangunan dan pengoperasian jalan tol baru, sehingga dari
tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 diproyeksikan dapat menambah panjang
jalan tol baru sekitar 200 km dengan nilai investasi sebesar Rp. 21 triliun,
sehingga pada akhir tahun 2014 Jasa Marga ditargetkan memiliki 718 km jalan
tol. Selain itu juga diupayakan mengambil alih konsesi jalan tol swasta maupun
memacu pengembangan usaha lain sehingga secara agregat pada tahun 2014
perseroan mentargetkan pendapatan usaha sebesar Rp. 8,6 triliun dan laba bersih
sebesar Rp. 2,2 triliun.329
Ke depan Jasa Marga akan lebih meningkatkan aset-asetnya untuk dapat
dimanfaatkan semaksimal mungkin dan juga secara aktif terlibat langsung dalam
memanfaatkan peluang-peluang bisnis lain yang dapat disinergikan dengan bisnis
inti perseroan sehingga pada akhirnya dapat memberikan kontribusi pendapatan
yang lebih tinggi, baik dengan pengelolaan sendiri maupun dengan bermitra
dengan perusahaan yang mempunyai kompetensi dan pengalaman yang tinggi di
bidang usaha tersebut. Sejak tahun 2010 perseroan telah memulainya dengan
proses untuk mendirikan anak usaha di bidang properti, engineering dan fiber
optik. Diharapkan tiga lini usaha mandiri ini akan meningkatkan pendapatan
usaha lain Jasa Marga.330
329
Ibid.
330
Ibid.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
121
Universitas Indonesia
BAB 5
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1. Pembangunan nasional adalah rangkaian upaya pembangunan yang
berkesinambungan yang meliputi seluruh aspek kehidupan masyarakat, bangsa
dan negara, untuk melaksanakan tugas mewujudkan tujuan nasional
sebagaimana dirumuskan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. Tujuan yang ingin dicapai dengan
ditetapkannya Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional sebagaimana
yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005–2025 yang
antara lain adalah untuk: (a) mendukung koordinasi antarpelaku pembangunan
dalam pencapaian tujuan nasional, (b) menjamin terciptanya integrasi,
sinkronisasi dan sinergi baik antardaerah, antarruang, antarwaktu, antarfungsi
pemerintah maupun antara Pusat dan Daerah, (c) menjamin keterkaitan dan
konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan,
(d) menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif,
berkeadilan dan berkelanjutan, dan (e) mengoptimalkan partisipasi
masyarakat. Maka dalam hal ini, kebijakan pemerintah atas pelepasan saham
BUMN ke publik dapat dianggap telah sesuai dengan rencana pembangunan
nasional sebagaimana telah diuraikan sebelumnya.
2. Dengan dilaksanakannya kebijakan pelepasan saham PT. Jasa Marga ke
publik, berdampak positif bagi karyawan perseroan. Berdasarkan Rapat
Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang telah dilaksanakan pada
tanggal 12 September 2007, Pemegang Saham telah menyetujui rencana
Program Penjatahan Saham Karyawan dan Manajemen (Employee and
Management Stock Allocation/ESA) sesuai dengan Peraturan BAPEPAM No.
IX.A.7 yang memperkenankan maksimum 10% (sepuluh persen) dari saham
yang ditawarkan kepada publik dapat diberikan kesempatan untuk dimiliki
oleh karyawan dan manajemen perseroan dan/atau pihak-pihak tertentu. Di
mana maksud dari program ini adalah agar karyawan perseroan memiliki rasa
memiliki (sense of belonging) yang diharapkan terdapat peningkatan
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
122
Universitas Indonesia
produktivitas kerja. Selain daripada itu, bagi seluruh karyawan tetap, diadakan
program kesejahteraan yang sudah memenuhi standar Upah Minimum
Provinsi (UMP). Program kesejahteraan tersebut meliputi Jaminan Sosial
Tenaga Kerja (JAMSOSTEK), fasilitas kesehatan, program pensiun, tunjangan
pajak, Tunjangan Hari Raya Keagamaan, tunjangan cuti, jaminan asuransi
kecelakaan tinggi (khusus Petugas Operasional), santunan kematian, seragam
dinas, fasilitas pinjaman, pendidikan, perumahan atau kendaraan, mobil dinas,
pelatihan dan pengembangan, pencegahan polusi kerja (khusus petugas
pengumpul tol), jasa produksi (sesuai kinerja pegawai) serta fasilitas olah raga,
kesenian, keagamaan dan rekreasi. Ditambah lagi dengan jaminan hari tua
kepada karyawan yang telah pensiun, Jasa Marga mengadakan program
pensiun bagi karyawan tetap yang dikelola oleh Dana Pensiun Jasa Marga dan
diatur dalam keputusan Direksi No. 76 KPTS/2004 tentang Regulasi dan
Pensiun Perseroan. Kemudian lain daripada itu, kepedulian perseroan pada
karyawan yang juga merupakan salah satu dari program Corporate Social
Responsibility (CSR) yang dijalankan oleh perseroan yang tercermin pada
upaya perseroan untuk terus mengembangkan kompetensi dan potensi diri
karyawan melalui pelatihan-pelatihan maupun pendidikan agar mereka siap
menghadapi berbagai tantangan di industri jalan tol, serta penerapan prinsip-
prinsip Keselamatan Kerja (K3) yang ketat untuk mencegah risiko kecelakaan
kerja. CSR ini adalah bagian dari wujud usaha perseroan untuk memastikan
bahwa operasional perusahaan bersikap adil terhadap karyawan.
3. Mengenai pelaksanaan proyek pembangunan infrastruktur jalan tol, melalui
Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan dan Peraturan
Pemerintah Nomor 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol, di mana peran PT. Jasa
Marga yang semula sebagai otorisator, pengembang dan operator, berubah
menjadi pengembang dan operator saja. Pada awal berdirinya, perseroan
berperan tidak hanya sebagai operator, tetapi juga memikul tanggung jawab
sebagai otoritas jalan tol di Indonesia. Kemudian peran otorisator
dikembalikan kepada pemerintah dengan dikeluarkannya Undang-Undang
Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan tersebut. Peran otorisator sebagaimana
dimaksud dilaksanakan oleh Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT). Sebagai
konsekuensinya, perseroan menjalankan fungsi sepenuhnya sebagai sebuah
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
123
Universitas Indonesia
perusahaan pengembang dan operator jalan tol dengan berorientasi pada
kaidah-kaidah korporasi. Namun hal ini dianggap masih belum efektif, hingga
dikeluarkannya Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 yang dinilai lebih
mempermudah penyelesaian pembangunan ruas tol yang sering kali
terhambat. Ditambah lagi dengan disahkannya Undang-Undang Nomor 2
Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan
Umum yang baru berlaku efektif tahun 2013, ketentuan ini dianggap akan
dapat lebih menjamin lagi kemudahan kerja dan juga dapat menjadi payung
hukum bagi pengalihan saham kepada investor jalan tol tanpa harus menunggu
beroperasinya proyek tol tersebut. Hal ini juga sejalan dengan usaha perseroan
untuk mengambil alih ruas-ruas jalan tol yang mengalami hambatan dalam
penyelesaiannya dan yang mengalami kendala pendanaan, namun mempunyai
kelayakan secara finansial dan terkoneksi dengan jalan tol yang sudah ada.
5.2. Saran
1. Saat ini birokrasi belum mengalami perubahan yang mendasar. Banyak
permasalahan belum terselesaikan. Untuk itu, dalam rangka mendukung
terwujudnya Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional, maka
partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan negara termasuk dalam
pengawasan terhadap birokrasi, khusunya dalam hal ini BUMN yang dilepas
sahamnya ke publik, perlu terus dibangun dalam rangka mewujudkan tata
perusahaan yang baik sebagai wujud dari pemerintahan yang baik. Kesiapan
pemerintah dalam mengantisipasi proses pembangunan jangka panjang yang
perlu untuk dicermati agar mampu memberikan pelayanan yang dapat
memenuhi aspek transparansi, akuntabilitas dan kualitas yang prima dari
kinerja BUMN dimaksud. Perkembangan Teknologi dan Informasi (TI) akan
mempengaruhi terjadinya perubahan manajemen penyelenggaraan negara dan
pemerintahan, khususnya dalam hal pengelolaan perusahaan terbuka milik
pemerintah. Pemanfaatan TI dalam bentuk dokumentasi kegiatan perusahaan,
khususnya terkait masalah kebijakan maupun keuangan baik yang dilakukan
oleh para pengurus perusahaan maupun pihak-pihak lainnya yang terkait
dengan perusahaan yang dapat diakses oleh publik secara langsung seperti
melalui media internet berupa situs resmi perusahaan, akan menghasilkan
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
124
Universitas Indonesia
pelayanan publik yang lebih baik, juga akan meningkatkan transparansi
perusahaan dan prinsip-prinsip tata kepemerintahan yang baik. Peranan yang
paling berpengaruh dalam hal ini adalah pembangunan hukum untuk
mendukung terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,
menciptakan kepastian investasi, terutama penegakan dan perlindungan
hukum. Pembangunan hukum juga diarahkan untuk menghilangkan
kemungkinan terjadinya tindak pidana korupsi dan mampu menangani, serta
menyelesaikan secara tuntas permasalahan yang terkait Kolusi, Korupsi,
Nepotisme (KKN). Pembangunan hukum dilaksanakan melalui pembaruan
materi hukum dengan tetap memperhatikan kemajemukan tatanan hukum yang
berlaku dan pengaruh globalisasi sebagai upaya untuk meningkatkan kepastian
dan perlindungan hukum, serta menjadikan perusahaan yang berdaya saing
internasional.
2. Dampak yang secara langsung dialami oleh karyawan dan manajemen
perusahaan sebagai akibat dari dilaksanakannya kebijakan pelepasan saham
PT. Jasa Marga ke publik, seharusnya dipersiapkan oleh pihak perusahaan
secara rapi dan sistematis melalui kebijakan yang dapat dikeluarkan oleh
direksi. Sebagai mana hasil dari riset yang ditemukan di lapangan,
bahwasannya atas hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
(RUPSLB) yang telah dilaksanakan sebelumnya, Pemegang Saham telah
menyetujui rencana Program Penjatahan Saham Karyawan dan Manajemen
(Employee and Management Stock Allocation/ESA) yang memperkenankan
maksimum 10% (sepuluh persen) dari saham yang ditawarkan kepada publik
dapat diberikan kesempatan untuk dimiliki oleh karyawan dan manajemen
perseroan dan/atau pihak-pihak tertentu, namun pada kenyataannya banyak
karyawan yang masih memahami dan memperoleh informasi secara jelas
perihal kepemilikan saham atas perusahaannya sendiri tersebut. Di sini
seharusnya pihak perusahaan memberikan informasi serta menangani secara
keseluruhan atas saham yang dibeli oleh karyawan dan pihak lainnya tersebut,
yang dapat dilakukan melalui Inkopkar Jaga sebagai induk dari koperasi
perusahaan, sehingga karyawan dan pihak lainnya sebagai mana dimaksudkan
dapat mengurus sahammya melalui Inkopkar Jaga tersebut. Tidak sebagai
mana halnya yang telah terjadi bahwasannya karyawan dan pihak lainnya
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
125
Universitas Indonesia
tersebut melakukan pengurusan secara individu-individu atau pun kelompok-
kelompok kepada pihak yang bertindak sebegai penjamin pelaksana emisi,
yang di antaranya adalah PT. Bahana Securities, PT. Danareksa Sekuritas dan
PT. Mandiri Sekuritas. Dengan dilakukannya pengurusan melalui Inkopkar
Jaga selaku perwakilan tersebut, diharapkan akan dapat lebih meminimalisir
terjadinya “kekacauan” dalam hal penurusan saham karyawan dan pihak
lainnya tersebut. Hal ini juga dapat dijadikan contoh bagi Badan Usaha Milik
Negara Lainnya, atau pun perusahaan swasta bila mana akan melakukan
pelepasan saham ke publik.
3. Pembangunan nasional di masa mendatang akan menghadapi tantangan yang
amat berat untuk dapat diatasi, beberapa di antaranya adalah penciptaan
lapangan kerja bagi jutaan angkatan kerja baru setiap tahunnya, peningkatan
kemakmuran rakyat secara menyeluruh, keseimbangan pembangunan antar
daerah, pembangunan dunia usaha swasta dan koperasi. Jalan tol sebagai salah
satu infrastruktur jalan merupakan salah satu prioritas pembangunan
infrastruktur yang dilakukan oleh Pemerintah saat ini. Pembangunan jalan tol
terbukti memberikan multiplier effect untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi. Pembangunan jalan tol yang merupakan salah satu infrastruktur
penting dalam menunjang distribusi barang dan jasa yang dihasilkan.
Pembangunan infrastruktur termasuk jalan tol harus menjadi prioritas agar
momentum pertumbuhan perekonomian Indonesia dapat tetap terjaga dengan
baik. Sebagaimana pernah diungkapkan oleh pemerintah melalui Gubernur
Bank Indonesia (BI), bahwasannya Indonesia membutuhkan bank infrastruktur
dikarenakan bank komersial akan mengalami kesulitan untuk menyediakan
dana bagi proyek infrastruktur. Maka sudah seharusnya apabila pemerintah
benar-benar fokus dalam hal pembangunan, khususnya infrastruktur, maka ide
pembentukan bank khusus tersebut direalisasikan sedini mungkin. Sebagai
bagian dari upaya pemerintah dalam keseriusan terkait pembangunan
infrastruktur nasional.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
126
Universitas Indonesia
DAFTAR REFERENSI
A. Buku
Abdurrahman. A, Ensiklopedi Ekonomi Keuangan dan Perdagangan. Jakarta:
PT. Pradnya Paramita, 1991.
Algra, N.E., et.al, Kamus Istilah Hukum - Fockema Andreae: Belanda
Indonesia, Terjemahan Saleh Adiwinata, dkk. Bandung: Binacipta,
1983.
Anoraga, Pandji, BUMN, Swasta dan Koperasi, Cet. I. Jakarta : Dunia
Pustaka Jaya, 1995.
Anoraga, Pandji, SE, ME, BUMN, Swasta dan Koperasi. Tiga Pelaku
Ekonomi. Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya, 1995.
Bastian, Indra, Model Pengelolaan Privatisasi. Yogyakarta: BPFE, 2000.
Black dan Henry Campbell, Black’s Law Dictionary. Minnesota: West
Publishing Co., 1968.
Choirie, A. Efendy, Privatisasi Versus Neo-Sosialisme Indonesia Jakarta:
Pustaka LP3ES Indonesia, 2003.
Fuad, Fokky, Hukum, Demokrasi dan Pembangunan Ekonomi, Lex Jurnalica
Vol.5 No. 1. Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonuda Esa
Unggu, Desember 2007.
Fuady, Munir, SH, MH, LL.M, Hukum Perusahaan: Dalam Paradigma
Hukum Bisnis. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2002.
Gede Ary Suta, I Putu, Menuju Pasar Modal Modern, cet II. Jakarta: Yayasan
SAD Satria Baktia, 2000.
Gifis dan Steven H, Law Dictionary. New York: Harper Collins Publishers
Inc, 1994.
Hafeez Shaikh, Abdul, The Rise, Decline and Future of Public Enterprises:
Review of International Experlence and Lessons for Indonesia.
Usahawan No. 7 Thn. XXI Juli, 1992.
Ibrahim, 1997, BUMN dan Kepentingan Umum. Jakarta: PT. Citra Aditya.
Kementrian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan
Nasional (BAPPENAS), Infrastruktur Indonesia, Sebelum, Selama dan
Pasca Krisis. Perum Percetakan Negara RI, 2003.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
127
Universitas Indonesia
Nugraha, Safri, Privatization of State Enterprises In The 20th
Century A Step
Forwards Or Backwards?. Jakarta: University of Indonesia Faculty of
Law Institute For Law and Economic Studies, 2004.
Nugroho, Riant, dan Randy R. W., Manajemen Privatisasi BUMN. Jakarta. PT
Elex Media Komputindo, 2008.
Osborne, David and Ted Gaebler, Reiventing Government, How The
Enterpreneurial Spirit is Transforming The Publik Sector, For
Schoolhouse to Statehouse, City Hall to the Pentagon. Boston:
Addison-Wesley Publishing Company, Inc. 1992.
Parkesit, Danang, Catur Sugiyanto, dkk., Kajian Aspek Kemasyarakatan di
Dalam Pengembangan Infrastruktur Indonesia. Direktorat Riset dan
Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia, 2007.
Pramono, Dr. Nindyo, SH, MS, Sertifikasi Saham PT. Go Public dan Hukum
Pasar Modal di Indonesia. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1997.
Saleh, Ismail, SH, Hukum dan Ekonomi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama, 1990.
Savas, E.S., Privatization, The Key To Better Government. New Jersey:
Chatham House Publishers, Inc.
Soemantri Priambodo, Dibyo, Refleksi BUMN 1993-2003. Yogyakarta:
Penerbit Media Pressindo, 2004.
Stefanus, Kotan Y., Deregulasi Pembinaan dan Pengavasan Pemerintah
Terhadap BUMN”, Disunting oleh S.F. Marbun dalam “Dimensi-
dimensi Pemikiran Hukum Administrasi Negara, Cet. 1. UI Press:
Yogyakarta, 2001.
Surya, Indra, SH, LL.M dan Ivan Yustiavanda, SH, LL.M, Penerapan Good
Corporate Governance Mengesampingkan Hak-hak Istimewa demi
Kelangsungan Usaha. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006.
Sutedi, Adrian, SH, MH, Implementasi Prinsip Kepentingan Umum dalam
Pengadaan Tanah untuk Pembangunan. Jakarta: Sinar Grafika, 2007.
Sutiyoso, Bambang, SH, M.Hum, Aktualita Hukum dalam Era Reformasi.
Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2004.
Todaro, Michael, Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Jakarta: PT.
Erlangga, 1998.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
128
Universitas Indonesia
Usman, Marzuki, Widjanarko, Sjahrir, Pembangunan Investasi, Kendala dan
Prospek.. Jakarta: Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia, 1990.
B. Peraturan Perundang-undangan
Indonesia, Kitab Undang-Undang Hukum Dagang.
Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum.
Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2009 tentang Perubahan
atas Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2005 tentang Tata Cara
Privatisasi Perusahaan Perseroan (Persero).
Indonesia, Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah
Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.
Indonesia, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.
Indonesia, Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025.
Indonesia, Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha
Milik Negara.
Indonesia, Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan.
Indonesia, Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas.
C. Artikel
Ahmad Fuad Afdhal, “Simiosis Hubungan Dunia Usaha dan Pemerintah,”
Jurnal Reformasi Ekonomi, Vol. 1, No. 1, Januari – Maret 2000.
Amy Imelda Meliala, “Privatisasi Sektor Telekomunikasi di Indonesia 2001-
2006 Studi Kasus: PT. Telkom, Tbk.” Tesis untuk gelar Magister
Hukum. Jakarta: Fakultas Hukum Pascasarjana Universitas Indonesia,
2007.
Jasa Marga, Laporan Tahunan, tanggal 5 Nopember 2007.
Jasa Marga, Laporan Tahunan, tahun 2008.
Jasa Marga, Laporan Tahunan, tahun 2009.
Jasa Marga, Laporan Tahunan, tahun 2010.
Jasa Marga, Laporan Tahunan, tahun 2011.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
129
Universitas Indonesia
John Francies dan S. J. Masty, “Privatisation Manual A Simple Guide to
Privatising State-Owned Enterprise Using The Tender Method,” Jurnal
Reformasi Ekonomi, Vol. 3 No. 2, Juli – Desember 2002.
M. Dawan Rahardjo, “Peran Negara dalam Proses Demokratisasi Ekonomi,”
Jurnal Reformasi Ekonomi, Vol. 2, No. 1 Januari – April 2001.
Richard L. Lesher, “Janji Demokrasi : Membangun Ekonomi Modern,” Jurnal
Reformasi Ekonomi, Vol. 2, No. 1, Januari – April 2001.
D. Internet
Anggrita Desyani, Jasa Marga Targetkan Serap Separuh Dana IPO, Senin, 09
Januari 2012 | 18:55 WIB,
http://www.tempo.co/read/news/2012/01/09/088376234/Jasa-Marga-
Targetkan-Serap-Separuh-Dana-IPO, diakses pada awal tahun 2012.
Arie Widiarto, “Privatisasi BUMN, Untung atau Buntung,”
http://www.google.com/harian_umum_suara_merdeka/eko5.htm.
Arif Gunawan S, Humas, Investasi Jamsostek ke Saham naik 16 %,
24/10/2007, http://www.jamsostek.co.id/content/news.php?id=55,
diakses pada awal 2012.
Asset Negara, www.bphn.go.iddatadocumentsassetnegara, diakses pada 12
September 2012.
Bisnis Indonesia, Jasa Marga tangguhkan penjualan CMNP, 3 Juni 2007,
http://www.bumn.go.id/24937/publikasi/berita/jasa-marga-
tangguhkan-penjualan-cmnp/, diakses pada awal 2012.
BPN Yakin Pembangunan Tak Lagi Terhambat, Kamis, 27 September 2012 |
17:39 WIB,
http://www.tempo.co/read/news/2012/09/27/090432347/BPN-Yakin-
Pembangunan-Tak-Lagi-Terhambat, diakses pada 19 November 2012.
Dahlan: Stop Penjualan Saham BUMN kepada Asing, 14/02/2012, 07:22,
http://berita.liputan6.com/read/377191/dahlan-stop-penjualan-saham-
bumn-kepada-asing, diakses pada awal 2012.
Erman Rajagukguk, Kepastian Hukum Mutlak Bagi Pembangunan Ekonomi:
Badan Hukum, BUMN dan Perlunya Amendemen UU Keuangan
Negara, UU BUMN dan UU Anti Korupsi, www.ermanhukum.com.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
130
Universitas Indonesia
http://www.beritasatu.com/mobile/bisnis/23160-uu-pengadaan-tanah-
gairahkan-infrastruktur.html, Senin, 26 Desember 2011 | 18:01, diakses
pada awal 2012.
http://bisnis.vivanews.com/news/read/273118-uu-pengadaan-lahan-pacu-
proyek-jasa-marga, Jum'at, 23 Maret 2012 | 10:54 WIB, diakses pada
awal 2012.
http://industri.kontan.co.id/news/pengadaan-tanah-masih-mengganjal-proyek-
jalan-tol, Oleh Rahajeng Kh - Kamis, 16 Februari 2012 | 14:55 WIB.
http://massofa.wordpress.com/2008/02/23/privatisasi-bumn-masalah-hutang-
luar-negeri/, diakses pada awal 2012.
http://www.hukumonline.com/berita/baca/hol12851/perpres-pengadaan-tanah-
makin-memuluskan-pembangunan-jalan-tol, Rabu, 18 May 2005,
diakses pada awal 2012.
http://www.jasamarga.com/id_/profil-perusahaan/sekilas-jasa-marga.html,
diakses pada awal 2012.
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/506702/, diakses
pada akhir 2012.
Investor Jalan Tol Tidak Harus Punya Uang!, 26 Juni 2007,
http://www.jasaraharja.co.id/investor-jalan-tol-tidak-harus-punya-
uang,4065.html, diakses pada awal 2012.
Jasa Marga Lepas Aset Setelah IPO, 7 Maret 2007, Source: Koran Tempo,
http://www.bumn.go.id/24389/publikasi/berita/jasa-marga-lepas-aset-
setelah-ipo/, diakses pada awal 2012.
Jasa Marga raup Rp3,46 triliun dari publik, Sumber: Bisnis Indonesia, Fri, 26
Oct 2007, 16:33:00 WIB,
http://portal.cbn.net.id/cbprtl/Cybernews/detail.aspx?x=Economy&y=
Cybernews|0|0|3|12476, diakses pada awal 2012.
Kontribusi BUMN dan Kesejahteraan Rakyat,
http://www.yourcompany.com/suara karya online.
M. Munir Haikal, Jasa Marga isyaratkan harga nominal Rp500 per saham,
http://www.bumn.go.id/17555/publikasi/berita/jasa-marga-isyaratkan-
harga-nominal-rp500-per-saham/, berita tanggal 15 Agustus 2007,
diakses pada awal 2012.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013
131
Universitas Indonesia
Makalah, Bab II, Perlunya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Diprivatisasi,
Sumber: repository.usu.ac.idbitstream12345678928864Chapter%20II.
Pemerintah Lakukan Pelepasan Saham Pada 7 BUMN di 2012,
http://www.vibiznews.com/news/stock/2011/09/16/pemerintah-
lakukan-pelepasan-saham-pada-7-bumn-di-2012/60, berita Jumat, 16
September 2011, diakses pada awal 2012.
UU Pengadaan Tanah Berlaku Efektif 2013, Kamis, 27 September 2012 |
18:48 WIB,
http://www.tempo.co/read/news/2012/09/27/087432360/UU-
Pengadaan-Tanah-Berlaku-Efektif-2013, diakses pada 19 November
2012.
UU Pengadaan Tanah Dinilai Rugikan Warga, Selasa, 14 Agustus 2012 |
17:04 WIB,
http://www.tempo.co/read/news/2012/08/14/063423527/UU-
Pengadaan-Tanah-Dinilai-Rugikan-Warga, diakses pada 19 November
2012.
Wahyu Daniel – detikNews, Harga Saham Jasa Marga Ditentukan 8 Oktober,
Senin, 01/10/2007, 15:20 WIB,
http://preview.detik.com/detiknews/read/2007/10/01/152007/836432/6/
harga-saham-jasa-marga-ditentukan-8-oktober, diakses pada awal
tahun 2012.
Wahyu Daniel – detikFinance, Menneg BUMN: Pesanan Saham Jasa Marga
Rp 17 T, Kamis, 01/11/2007, 17:07 WIB,
http://finance.detik.com/read/2007/11/01/170724/847529/6/pesanan-
saham-jasa-marga-rp-17-t, diakses pada awal 2012.
Pengaruh kebijakan..., Mussa Giovani, FH UI, 2013