textual criticsm.rtf

Upload: ibnu-maulana

Post on 09-Oct-2015

26 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

TEXTUAL CRITICSMOleh:Hasan Mahfudh(07530062), Zulfa Afifah (07530063), Asep Setiawan (07530072) dan Avif Alfiyah (07530082)

Tiap orang yang menulis tentang tema textual criticsm itu haruslah dimulai dari menyebutkan definisi terlebih dahulu, kalau dipandang lebih jauh lagi, yang dimaksud adalah mengkritisi musik atau literatur. Di (dalam) terminologi paling sederhana, Kritik teks adalah koreksi kesalahan di (dalam) teks. Sarjana klasik adalah salah satunya A. E. Housman mendefinisikan textual kritik sebagai ilmu pengetahuan menemukan kesalahan di (dalam) teks dan seni memindahkannya. Tetapi hal itu bukanlah ilmu eksakta.Bagaimanapun definisi yang ada, sangat disayangkan benar karena pembelajaran al-Quran dinilai tidak menguntungkan banyak hal. Kebanyakan sarjana muslim tidak berkenan untuk menutupi dan membenarkan teks yang salah pada al-Quran, malahan sarjana non-muslimlah yang mencurahkan perhatiannya dalam teks-teks tersebut secara langsung. Meskipun begitu, pengecualian pun ada dalam kaidah ini yang akan disebutkan selanjutnya.Sarjana ahli sastra itu membagi proses kritik text menjadi 3 fase: RECENSION (revisi): pembentukan dari persiapan teks. untuk menentukan apakah teks kemungkinan terbaik bukanlah usaha memperbaiki. Hasilnya ditinjau kembali versi itu semakin dekat dg authors asli atau memilih, setelah memeriksa segala material yang tersedia dari bukti yang paling dapat dipercaya, yang menjadi dasar kepada sebuah teks. Sejak edisinya orang mesir cukup bagus, maka proses resensi tidaklah dibutuhkan dalam text al-quran dalam berbagai hal. Sebuah resensi mampu mendapatkan suatu ide atau gagasan yang berbeda dari teks yang berkasusteraan biasa.Al-Quran itu awalnya adalah suatu susunan ucapan, komposisinya selama kurang lebih 20 tahun untuk menyelesaikannya. Yang telah ditulis dalam bahasa arab. Hal itu dicopy melalui imla nabi. karena alfabet arab tidak ada huruf vokalnya, melainkan konsonan (rasm) yang bisa ditulis. Lebih dari itu, diacritics itu menciri beberapa huruf mati meskipun [demikian] mereka yang hidup pada wakti itu tidaklah digunakan, sebab peniru harus lebih dulu tulis dengan cepat untuk [menyimpan/pelihara] atas dikte [itu]. Keistimewaan dari otographi itu adalah bisa membuat bacaan per kata yang masih samar (tidak meyakinkan), meskipun begitu, kesulitan itu jarang dibesar-besarkan. Kebanyakan kata-kata dalam al-Quran itu bisa dibaca dengan satu bacaan saja yang berdasarkan pada pengertian dan sintaksisnya. Transmisi lewat oral itu bersifat norma, hampir tidak ada bukti seseorang pun di awal tahun yang membaca teks tertulis lewat dunia publik. Tradisi tersebut semakin lama akhirnya berkembang mejadi tulisan versinya Ustman. Mereka tidak hanya mampu menghilangkan makna ambigu, meskipun mereka membaca 1 atau 2 varian dalam 1 rasm. Mereka punya banyak pilihan. Rasm utsmani telah dipakai oleh banyak orang.Hafalan murid Quranic menjadi professionalized dan banyak reciters buat koleksi tentang varian untuk penggunaan mereka sendiri. Hasil yang agak kacau tetapi secara berangsur-angsur beberapa [order/ pesanan] telah diperkenalkan seperti Recension Uthmanic telah diterima oleh semakin banyak pembaca. Kecocokan Resensi utsmani telah menjadi sine-qua-non untuk pembaca. Karena bisa ditunjukkan dengan adanya fakta kalau transmisi tsb adalah tepat, kurang lebih selama 1300 tahun. Tidak bisa diragukan bahwa recensi utsmani yang memelihara al-Quran dari disintegrasi lengkap. Bersaing menganggap berasal dari ke Ibn Masud, Ubayy, Ali dan yang lain, dan akhirnya diumumkan tidak kanonik.Pada abad ke-4H/10 sarjana muslim melakukan kajian khusus tentang fenomena mashahif, ibnu munjahid tentang qiraah tujuh. Ex: shad, tidak digunakan untuk bacaan tertentu. Tidak semua orang setuju akan keputusan yang ada, akan tetapi jelas terkadang di lain waktu, hal itu dipergunakan. Keutamaan yang lain adalah adanya perkembangan tanda fokal dan pengguanaan diakronik.Ini tidak ada hubungannya dengan badan hukum yang masuk ke dalam teks yang kosong yang kemudian dicopy dari al-Quran, yang mana diperoleh dari kombinasi dari mushaf usmani dengan salah satu keterangan bacaan. Biar tepat, maka resensi digunakan pada waktu itu juga dalam mushaf usmani, hal itu masih digunakan oleh Imam Ashim bin Abu al-Najud. Sarjana Kufah Salah satunya adalah imam ashim yang ditransmisikan oleh muridnya hafsh. Sementara percetakannya itu dari orang mesir, atas usaha king fuad tahun 1342 dalam beberapa edisi. EXAMINATION: usaha pengujian untuk menjauhkan dari kemungkinan adanya kesalahan, Petunjuk yang paling penting adalah kesalahan yang terjadi itu disebabkan kekurangan dari penggunaan yang baik dalam kata dari hasil pendapat para sarjana terhadap makna yang dimaksud. Sebenarnya yang membedakan adalah dari dialeknya dari orang2 asing aja sehingga tidak sampai merusak makna atau arti yang dimaksud. Ada yang mengatakan kalau kesalahan itu dikarenakan kata-kata tersebut belum dikenal oleh kalangan ahli kitab dan pembaca lainnya, hal itu temasuk kajian semantik. Generasi awal dari transmitor dan pembaca mushaf usmani sadar bahwa itu ditemukan banyak kesalahan yang mana hal ini diklaim kalau kesalahan itu dari proses copy. Kesalahan2 yang berasal dari hafalan para murid tsb bisa dipecahkan dengan 3 cara: memperbaiki, memelihara teks dan dikoreksi hanya hafalan oleh murid-murid mereka; solusi tersebut sangatlah umum. G. Bergstrasser dalam Noldeke. Ex: dalam tulisannya yang berhubungan dengan konsonan adalah n hdhn ishrn dibaca oleh hafsh in hadhani la-sahirani ini adalah salah dalam penggunanan in dan la hanya menggunakan verb saja, kebanyakan dimulai dengan kaf khususnya kana dan kada. Oleh karena itu beliau memilih membaca inna hadhayni la-sahirani. Sementara Abu Umar sarjana dari basrah yang menyetujui akan teori ibnu mujahid mengatakan bahwa ya tidaklah ada, bisa dilihat dari struktur grammernya. Ya sebelum akhir nun dan sesudah spasi itu jarang sekali dan bisa dihilangkan. Sangat penting jika banyak kisah Musa sebelum pharaoh itu disebutkan sebanyak dua kali dalam al-Quran yang menggunakan kata-kata yang sama tapi dalam bentuk tunggal. Inna hadzani la sahirun alimun dan sekali saja yang ditujukan kepada Muhammad inna hadza la sahirun mubinun. Meskipun hadza tidak dapat digunakan untuk kalimat akusatip. Inna mengindikasikan bahwa akusatip itu bisa dimengerti, jadi tidak ada alasan yang baik untuk membaca yang berbeda.Pada bab yang kedua dalam Zur Sprache des Korans, Th. Noldeke memperlakukan antara ilmu gaya bahasa dan keanehan ilmu sintaksis dalam teks. Ex: cerita nabi yusuf yang dimkaan serigala, itu perkataan saudara2nya sehingga adanya tambahan kata wa-ma anta bi-muminin lana wa-law kunna sadiqin, Beliau memberikan penomoran catatan (perbaikan akan kesalahan). Nldeke menyebutnya dengan zu ungeschickt, karena pada hakekatnya mengakui bahwa mereka adalah bohong.bagaimanapun, bahwa Reckendorf ( Arabische Sintaksis, 494) memberi contoh hukum, ia katakan, [itu] tidaklah digunakan untuk menyampaikan apa [yang] adalah konter berdasar fakta tetapi hanya lebih betul-betul dibanding, memberi semata-mata obyek mental ( mati blosse Gedachtheit) tentang kasus, atau kadang-kadang, tentang titik pada waktunya, dan terkait [perasaan/pengertian] dan menggunakan ke idha. Statemen Nldeke dikutip dengan jelas sikap tentang nineteenth-century sarjana ke arah teks yang quranic. Intinya tidak semua ungkapan cacat mengandung kesalahan.EMENDATION: adalah menghapuskan kesalahan-kesalahan yang ditemukan sekalipun di dalam manuskrip-manuskrip yang terbaik diprakarsa oleh J.Barth, (Studien zur Kritik und Exegese des Qorans) yang mencoba mengetest apa yang ada dalam perhubungan/persambungan Zusammenhange dari surat yang ada dan kemungkinan mereka menyisipkan dalam konteks yang asli seperti halnya untuk membuat lain kritis dan text-critical kontribusi.Kebanyakan proposal J.Barth didasarkan pada asumsi kalau teks belum disusun sehingga banyak ayat, surat yang berbeda letaknya sesuai dengan asbabun nuzulnya. Dia membuka metode yang akan mengalami perkembangan skala yang pesat, hal ini diterapkan oleh R. Blachere dan masih ada perbedaan besar yang diprakarsa oleh R.Bell.Contoh metode Barth adalah pada surat 97: 4-5 yang berbunyi tanazzala l-malaikatu wa-l-ruhu fiha. Bi-idhni robbihinm min kulli amrin. Salamun hiya hatta matlai l-fajri. Dia mengklaim bahwasanya lafadh min kulli amr tidak dapat ditafsirkan. Sama halnya dengan makna bi-kulli amr, begitu juga wegen jeder sache yang tidak dapat ditandai dengan min. Menurutnya ada keraguan antara maksud kata min dan fi, bisa dilihat pada manuskrip belakangan.Sarjana seperti Barth dan Blachere adalah orang yang mencoba mengembalikan keaslian dengan cara memindah potongan2 teks dari satu tempat ke yang lainnya yang mengakibatkan kesulitan yang berat dalam memenuhi empat syarat menerima perbaikan tsb, minimal tahu bagian mana yang salah. Hampir dari awal Islam belajar Eropa, Kontroversi [muncul/bangkit] antar[a] dua kelompok sarjana, salah satu dari percaya yang (mana) yang Judaism, lain yang dari timur ( [Orang] Suriah) Kekristenan, mencoba-coba yang lebih besar infl uence pada [atas] Muammad, Quran dan pengembangan Islam. Para pendukung Kekristenan sudah hingga sekarang buat penggunaan [kecil/sedikit] tentang textual kritik di (dalam) argumentasi mereka, walaupu [itu] telah selalu [diakui/diijinkan] bahwa Yang mengenai Arab untuk Quran berisi suatu besar jumlah meminjam dari Syriac.[Yang] baru-baru ini, bagaimanapun, suatu buku telah nampak di bawah nama Christoph Luxenberg,di mana pengarang, [siapa] yang menyukai untuk tulis di bawah suatu nama samaran, sukses [yang] dengan kritis dengan apa yang ia anggap untuk;menjadi jejak Syriac di (dalam) teks yang quranic, yang meliputi kata-kata tunggal, ungkapan dan konstruksi syntactic.Ini pekerjaan harus secara hati-hati ditinjau oleh seseorang terbiasa dengan metoda textual kritik dan dengan sama senang/merasa serumah dengan kedua-duanya mengenai Arab Dan Syriac. Di sini, dalam beberapa contoh yang berikut, aku akan harus membatasi diri ku [bagi/kepada] mengutip beberapa kejadian LuxenbergS perbaikan dalam rangka kontras [mereka/nya] dengan ku sendiri, sedemikian sehingga pembaca dapat mendapat/kan beberapa gagasan untuk jenis textual kritik ia adalah praktek.Di (dalam) perbaikan yang diusulkan yang berikut, oleh karena pembatasan [ruang;spasi], aku mempunyai yang dihilangkan kebanyakan dari diskusi yang menemani penerbitan yang asli, yang berisi umumnya proposal oleh Sarjana barat dan komentar Komentator Orang Islam. Material ini adalah mengandung pelajaran untuk sejarah tentang tafsir dan memajang diffi [itu] culties bahwa sarjana pasti mempunyai berkelahi dengan teks, tetapi di (dalam) pertimbangan ku [itu] adalah tersesat dan tidak menyokong kebanyakan koreksi teks [itu]. Aku akan, bagaimanapun, menyebutkan komentar itu komentator yang adalah sangat menolong memperbaiki teks.Untuk/Karena banyak orang, mengenai Arab Adalah bahasa pribumi mereka sehingga mereka bisa kadang-kadang merasakan [itu] mengoreksi maksud/arti suatu diffi jalan lintasan pemujaan ( lihat jalan lintasan sulit) dan redefi moda kata[an] yang rumit [yang] maka, bahkan ketika inin menurut kamus mustahil. Yang modern [itu] Textual Kritikus hanya mempunyai untuk memperbaiki berikut [petunjuk/ ujung/ laju-awal] mereka. Ada beberapa contoh ini redefinition di (dalam) yang berikut perbaikan.hasab: bahan bakar. Hatab yang dibaca, dengan Ubayy b. Kab, di (dalam) q 21:98. hasab tidak bisa berarti bahan bakar; hatab terjadi dengan maksud/arti ini di (dalam) q 111:4 dan q 72:15. Kekeliruan adalah disebabkan oleh suatu peniru yang menghilangkan yang vertical yang aslinya dari ta menjadi shad.Ummah: Waktu, [selagi/sedang], q 11:8 dan q 12:45. Amad yang dibaca, Yang mempunyai maksud/arti ini empat waktu, di (dalam) q 3:30; 18:12; 57:16; 72:25. Akhir dal telah diubah menjadi ha, yang manapun sebab copyists pena memberi makan terlalu banyak tinta atau tangan nya adalah menaik twitched dan goyah dan untuk yang benar setelah dal adalah lengkapAbban: makanan hewan/ ternak, rumput-rumputan, Q 80:31 (Abasa: 31) dibaca lubban: biji-bijian. Abb di sini tidak bermakna tetapi lubb lebih cocok yakni dengan berkah-berkah yang lain yangmana Tuhan telah memberikannya kepada manusia. (Q: 80: 27-31; lihat Rahmat; Berkah). Seorang penyalin pena telah mengarahkan pena ke kiri yang kemudian lam dengan singkat berhenti mengalir, memutuskan koneksi dengan mengikuti ba dan mengubah lam menjadi alif (Bellamy, Beberapa perbaikan yang diusulkan, 564).Sijjil: penulis suatu dokumen, Q 21:104. Dibaca Musjil atau Musajjil. Sijill berarti dokumen. Dulu, mim setelah kata sandang tertentu tidak membalik ke bawah alif seperti di masa berikutnya tetapi tidak lebih daripada sebuah penebalan garis antara lam dan huruf berikutnya. Sebuah pena bocor kemungkinan telah menjalankan mim ke dalam gigi pertama dari sin, yang menyebabkan mim kehilangan identitasnya; kemungkinan salah satu dari gigi-gigi sin tidak jelas, dengan demikian merupakan kemudahan dalam kesalahan baca. (Bellamy, Beberapa perbaikan yang diusulkan, 566).Huttah: pengampunan, Q 2:58; 7:161 dibaca khithatan. Kata ini berbeda dengan , yang berarti yang diturunkan, tetapi datang dari kata kerja (khataa), yang di dalam dialek ijazi menjadi (khatiya) melakukan suatu dosa dengan masdar (khittah), menghilangkan hamzah. Ejaannya seperti Sahth: tunasnya dalam Q 48:29: al-Fath. Manusia memohon ampunan (q.v.), namun pertama kali mereka harus mengakui dosa-dosanya (lihat dosa, pelajaran tambahan; tobat dan penebusan dosa). termasuk penghilangan kaja kerja < , adalah sama dengan kami telah berdosa. (Bellamy, Beberapa perbaikan yang diusulkan, 566).Surhunna ilayka: cincanglah mereka (burung-burung) olehmu. Q 2:260. Dibaca jazzihinna (wa-) lbuk, atau wa-labbik. Ibrahim (q.v.; Ibrhm) diperintah oleh Tuhan Ambillah empat ekor burung, lalu cingcanglah mereka olehmu (fa surhunna ilayka) kemudian letakkan di atas tiap-tiap satu bukit satu bagian dari bagian-bagian itu, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera. Tafsr Al-Tabar (d. 310923; iii, 35f.; cf. Gilliot, Elt, 107) mengutip dua pendapat utama tentang (sur) lereng dan dipotong, dan memilih yang belakangan karena mayoritas penafsiran menerimanya; ia mengambil persoalan dengan sedikit Al-Tabar (d. 310923; ahli kamus Kufan yang mempertahankan bahwa tidak berarti dipotong. Masing-masing kelompok, bagaimanapun juga adalah benar mengenai pendapatnya. Sur tidak berarti dipotong tetapi menjadi memotong potongan dan mengacaukannya dengan perbaikan yang ditawarkan berarti menjadi, membuat mereka masuk ke dalam bagian dan mengacaukannyaPerubahan shad ke jim adalah mudah; jazzi adalah jazzi klasik, karena dalam dialek (logat) Hijaz, semua hamzah telah hilang. Tidak berarti ilayka dihilangkan oleh pembacaan ulbuk dengan tidak ada perubahan dalam rasm; ww dihilangkan bila kata dibaca salah sebagaimana ilayka. Kemungkinan yang lain adalah bahwa ungkapan awal dibaca wa-labbik, yang mempunyai persamaan arti, atas asumsi bahwa ww telah terjadi kekeliruan karena sebuah alif. ( Bellamy, Beberapa perbaikan diusulkan, 567).Saban min al-mathn: Tujuh mathn (?). Ini dan dua perbaikan yang menyusul adalah mengenai perhatian khusus karena mereka tergantung pada asumsi kesalahan yang sama. Seseorang dapat membantah bahwa mereka disalin oleh juru tulis yang sama dengan suatu keanehan tertentu di dalam penulisan tangannya. Mathn terdapat dalam Q 15:87: Kami telah berikan kepadamu tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang dan al-Qur'an yang agung. Dan juga dalam Q 39:23: Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) al-Qur'an yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Dibaca: matlyi and matlya, jamak pecahan dari matlw, berarti membaca, yang secara harfiah sesuatu yang atau dibaca. Penyalin salahmenduga lm untuk nn karena itu terlalu pendek. Kita juga memperbaiki saban menjadi shayan. Juru tulis telah menulis suatu pengulangan kecil tentang ya. Ahli kitab berikutnya, melihat apakah dia mengambil sin dan ain, yang dapat dilakukan adalah dengan menambahkan ya. Jadi Q 15:87 seharusnya dibaca wa la-qad taynka shayan min al-matlyi wa al-Qurna al-Adzim, Kami telah memberimu beberapa bacaan dan al-Quran yang agung. (Bellamy, Beberapa perbaikan yang diusulkan, 567). Tamann; f umniyatihi: menginginkan, atas keinginannya. Dalam Q 22:52 kita membaca: Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang rasul pun dan tidak (pula) seorang nabi, melainkan apabila ia mempunyai sesuatu keinginan (idh tamann syaitan pun memasukkan godaan-godaan terhadap keinginan itu (f umniyatihi) tetapi Allah menghilangkan apa yang dimasukkan oleh syaitan itu, dan Allah menguatkan ayat-ayat-Nya (q.v.). (lihat penghapusan; Iblis; ayat-ayat Setan). Kata keinginan (kata kerja dan kata benda) membuat arti kecil di sini; arti yang diperlukan adalah menceritakan, hafalan, yang dikenal oleh beberapa komentator, yang mendefinisikan ulang tamann bermakna qaraa, bahkan menemukan syawhid yang mendukung pendefinisian ulang (Ibn Ishq, Sra. 370 f.). definisi di sana adalah benar. Kami memperbaiki tamann menjadi yuml dan umniyatihi menjadi imlihi, dikte dan dalam pendikteannya. Kata yang berikutnya ditulis asli mlyh, tanpa alif untuk panjang. Nun ditulis untuk lm karena itu terlalu pendek seperti dalam mathn, dan salah satu setengah nada yang telah hilang. Setelah yuml dirusak menjadi tamann, umniyatihi tak bisa disepelekan. (Bellamy, Beberapa perbaikan diusulkan, 568). Ill amniyya: kecuali keinginan. Dibaca amliyya perintah. Q 2:78. wa-minhum ummiyyna (ketidaktahuan orang-orang yang tidak tahu kitab Injil, melihat ketidaktahuan, ummi, kitab Injil dan al-Quran) l yalamnal-kitba ill amniyya wa-in hum ill yadzunnna, Dan di antara mereka ada yang buta huruf, tidak mengetahui al-Kitab (Taurat), kecuali dongengan bohong belaka dan mereka hanya menduga-duga. Penafsiran tidak puas mengenai amniyya, dan mencoba untuk mendefinisikan lagi. Tabar (Tafsr, i, 297f.) lebih suka mengartikan bohong, kebohongan tapi usulan terbaik datang dari al-Zajjj (d. 311923) yang mengatakan dengan terus terang Mereka tidak tahu bukunya kecuali dengan hafalan. (ill tilwatan, Lisn al-Arab, xv, 294; Bellamy, Beberapa perbaikan yang diusulkan, 569).Sibghat Allh: Agama Alloh, q 2:138. Dibaca Sana atau kifya. Tetapi jika mereka menolak, mereka berada dalam perpecahan, tapi Tuhan akan merawat mereka untukmu [Muhammad; fa-sayakfkahumu llhu] untuk dia mendengar dan tahu (lihat penglihatan, pendengaran, pengetahuan dan pelajaran); Sibghat Tuhan dan siapa yang lebih baik dari sibgha Tuhan. Kata sibgha mengarah pada pembaptisan Kristen (q.v.), jadi, penafsiran diharuskan untuk mendefinisikannya lagi. Mereka mengambilnya untuk arti dn atau mn, atau mereka menyamakannya dengan millat Ibrhm, dalam q 2:135, yang mana mereka mengambil untuk arti Islam (lihat agama; kepercayaan). Ini sama halnya dengan tidak mungkin bahwa seseorang akan menemukan nama sakramen Christian digunakan dalam al-Quran bahkan secara metaphora- untuk Islam atau mn. Keseluruhan konter gagasan mengarah pada sikap umum terhadap agama Kristen dan agama Yahudi dalam al-Quran (lihat polemik dan bahasa polemik, permintaan maaf), dan amat mengganggu bahwa kata itu pada prakteknya memberitahukan dirinya sebagai sebuah kesalahan. Dalam pandangan saya, sibghat Allh mengacu pada kata yang terdahulu dengan segera, fa-sayakfkuhum Allh. Dengan demikian, sibgha adalah sebuah kalimat seru yang accusative, digunakan dalam memuji tindakan Tuhan dalam menghindarkan Nabi dalam masalah perjanjian dengan musuhnya (q.v; lihat juga musuh Muhammad).Terdapat dua perbaikan yang akan memberikan pengertian. Pertama adalah untuk membaca sana, kebaikan. Perbaikan ini dapat berpengaruh tanpa mengubah rasm jika kita berasumsi bahwa sd yang asli tidak memiliki sedikit intisari (persoalan) pada sisi kiri hal ini sering diabaikan di dalam manuskrip-manuskrip tapi bahwa salinan berikutnya nun menjadi intisari (persoalan). Di sisi lain, ini mungkin untuk menambah sedikit pada rasm, perubahan yang sedikit.Kemungkinan yang ke dua adalah membaca kifya, masdar dari kaf, yang mana diucapkan kfyh, panjang tanpa alif. Pada manuskrip tua, kf sering ditulis tanpa coretan diagonal yang kami tambah secara terpisah, tetapi ditulis pertama kali dan kemudian belok kiri dan di bawah kekomplitan surat. Penyalin salah dalam membaca kf seperti sd, dan kemudian mengambil kesimpulan f untuk yang kecil. Pada awalnya, Ini adalah taksiran saya bahwa sana lebih baik, karena lebih sedikit perubahan yang diperlukan untuk membawanya ke dalam baris. (Bellami, Beberapa perbaikan diusulkan, 570), namun kifya dapat diduga memberikan sayakfkuhum dan pengertian baik yang dapat mengambil hak lebih tinggi daripada ilmu tulisan kuno.Ashb al-arf: orang-orang yang mulia (q.v.), Q 7:48(cf. q 7;46). Ayat-ayat yang mengacu pada sekelompok orang yang diposisikan dalam beberapa tempat yang menguntungkan dari mereka dapat mengamati keduanya yakni surga yang diberkahi dan neraka yang terkutuk. (Lihat pahala dan hukuman; surga; neraka dan hukuman neraka). Di antara mereka ada suatu tabir (hijab), dan pada arf (al al-arf) adalah orang-orang yang mengetahui tandanya (mereka), dan mereka memanggil orang-orang yang berada di surga... dan orang-orang dari araf memanggil orang yang mereka mengetahui tanda mereka; mereka berkata Uang yang kamu kumpulkan tidak dapat membantumu begitu juga dengan kesombonganmu (q.v.). Kata arf adalah jamak dari urf, yang berarti bulu tengkuk (kuda, singa, dll) atau jengger ayam, dan mungkin tidak salah. Dapat juga digunakan secara metaforis di beberapa tempat yang tinggi yang terdapat pengamat diatasnya. Apa yang membuatnya sedikit curiga dikiaskan (q.v.) tidak nampak digunakan baik sebelum atau setelah pembukaan rahasia di jalan ini. Lagipula, jika kata itu mengacu pada puncak hijab (lihat selubung), seperti berfikir, seseorang yang seharusnya mengharap al arfihi. Dua perbaikan yang dapat diusulkan di sini, baik yang berkenaan dengan metafora maupun yang kedua.Pertama adalah ajrf jamak dari jurf atau juruf, yang berarti bank, khususnya wdi yang menjual dengan harga yang lebih murah oleh zaman, atau, sederhana, sebuah bank yang kenaikan dengan tiba-tiba karena arus atau aliran. (Lane, 411). Menurut tulisan kuno tidak ada yang sulit. Terkadang di manuskrip-manuskrip awal dan lontar huruf awal h mulai dengan sebuah pensil- dalam baris seperti busur lingkaran kecil dengan melengkapi bagian utama surat. Jika busur dilebih-lebihkan, keseluruhan surat dapat terjadi kesalahan pada ayn. Usulan yang lain adalah aruf, jamak dari arf, yang berarti diantaranya, ujung, punggung bukit, kening, birai, dari sebuah gunung. (Lane, 550).Perbaikan yang sama, ayn menjadi h di sini diperlukan sebagaimana dalam ajrf, dan diberi alif tanpa masalah. Itu bisa diperkenalkan pada masa Resensi Usman, atau itu dapat telah ditambahkan oleh Ubaidillah b. Ziyad, yang selama jabatan gubernur Kufa (53-9/673-9) yang didirikan sebuah pembaharuan dalam ejaan Quranic, yang terdiri dari pengenalan sekitar 2,000 alif-alif ke dalam teks (Noldheke, GQ, iii, 255f). Menurut cara ini, ahruf tidak dikiaskan namun menemukan tunggal harf digunakan secara metafora dalan q 22:11: Dan di antara manusia ada orang yang menyembah Allah dengan berada di tepi; maka jika ia memperoleh kebajikan, tetaplah ia dalam keadaan itu, dan jika ia ditimpa oleh suatu bencana, berbaliklah ia ke belakan. (lihat kebaikan dan kejahatan; kepercayaan dan kesabaran). Orang-orang ini yang melayani Tuhan di atas suatu bukit harf adalah golongan yang tidak pasti yang mana mereka akan melompat karena keadaan yang silih berganti.Yang serupa adalah benar untuk ashb al-ahrf, yang tidak pasti apakah mereka akan berakhir di surga atau di neraka, karena hal itu tergantung pada kehendak Tuhan, yang mana mereka belum dapat mengetahui (lihat kebebasan dan takdir). Dua pemakaian tidak tepat paralel (sejajar), karena arf adalah jamak dan definite (pasti) dan harf adalah tunggal dan indefinite (tidak pasti); meskipun demikian persamaannya adalah sedang membentur. Secara umum, saya lebih suka dibaca ahruf namun akan menangguhkan pertimbangan pada apakah hal ini sebaiknya diambil secara metafora atau tidak. (Bellamy, Beberapa perrbaikan yang diusulkan, 571).Wa-inna kullan lamm la yuwaffi yannahum rabbuka amlahum, q 11:111. Hal yang terpenting adalah kata lamm, yang mana kita menemukan yang berbeda la-m, lamman (acc.), yang dikatakan semua (jaman); atau, inna diubah ke dalam negatif in, dan lamm diberi arti ill kecuali. Barth (Belajar, 136) seharusnya dibenarkan pada perkataan lamm tidak bisa diterangkan dan hendaknya dihapus. Kali ini dilakukan kalimat gramatikal Arab yang baik dan dapat secara sempurna dalam kontek. Sungguh bagi semua, rajamu akan memberi ganjaran penuh untuk perbuatan mereka lihat perbuatan- perbuatan; perbuatan- perbuatan jahat; buku surgawi). Barth tidak menjelaskan, bagaimanapun, bagaimana lamm dimasukkan ke dalam teks; itu, dia mengabaikan syarat ke empat untuk suatu perbaikan yang bisa diterima. Mata penyalin, setelah ia menulis kullan, menyimpang kembali ke surat 108, di mana kami menemukan wa-inn la-muwaffhum na_bahum, sungguh kami akan memberi mereka bagian yang penuh. Dia meneruskan untuk menulis la-muwaffhum namun menangkap kekeliruan setelah menulis hanya lm dan mm, yang mana dia membatalkan dengan coretan vertikal. Coretan dibaca oleh penyalin yang nanti sebagaimana alif kemudian mm, dengan demikian memproduksi lamm yang tak berarti. (Belammy, Perbaikan yang diusulkan, 196).Versi paling awal dari kisah Nabi Syuaib (q.v.) ditemukan dalam Q 26:177-189, yang mana surat tersebut menceritakan bagaimana ia telah dkirim kepada orang-orang dari semak-belukar(q.v.; ashb al-ayka, cf. q 26:176), yang dia menghimbau untuk mematuhi Tuhan dan Nabi. Ia telah ditolak oleh kaumnya dan mereka telah dihukum oleh hari yang dinaungi awan. Ada dua masalah dalam kisah ini: format dari nama Nabi dan identitas ashb al-ayka. Nama Syuaib tidak tampaki dalam sumber sebelum Islam atau catatan proto-Arab dan tidak memiliki suatu etimologi Arab yang baik. Hal itu dilakukan, bagaimanapun, berisi ayn yang memperdebatkan asal bahasa Semit, sehingga tempat yang alami untuk mencari yang asli adalah al-Kitab orang Yahudi. Saya percaya bahwa Shuaib kesalahan untuk Shay (dieja dengan akhir alif), bahasa Arab dari kitab Isa. Perbedaan antara Shay dan Shuaiban (bersifat akusatif) hanya setengah nada tunggal, sehingga sumber nama asli (bahasa Arab) kemungkinan bersifat akusatif. Langkah selanjutnya adalah kembali pada buku Isa untuk melihat jika kita dapat menemukan banyak corak umum untuk teks Isa dan al-Quran yang akan membenarkan klaim kita baha keduanya adalah sama. Dalam kitab Isa 21:13-17 kita temukan: ramalan tentang Arab. Di semak belukar Arab kamu akan menginap, O kafilah Dedanites. Kepada yang haus membawa air, bertemu buronan dengan roti, O penduduk daratan Tema, untuk mereka yang melarikan diri dari pedang, dari pedang yang ditarik, dari busur yang dibengkokkan, dan dari tekanan pertempuran. Karena Tuhan berkata kepadaku, Di dalam se-tahun,menurut tahun orang sewaan, segala kemuliaan Kedar akan datang kepada suatu akhir, dan sisa pemanah dari pemanah perkasa dari para putra Kedar akan berkurang, untuk Tuhan, Tuhan Israel telah bicara. (terjemah Oxford).Saya yakin bahwa ashb al-ayka adalah para pedagang Dedanit yang mengemudi menuju semak-belukar Arab dengan serbuan dari para putra Kedar, yang dihukum untuk dosa-dosa mereka. Di sana ada beberapa kebingungan di antara dua versi atas siapa pendosa yang nyata yang tidak cukup serius untuk potongan bukti yang tidak valid, yang mana diambil bersama dengan perbaikan, cukup tidak hanya untuk mengidentifikasi ashb al-ayka, tetapi juga untuk mengkonfirmasikan bahwa bahwa Shuaib dan Isa adalah sama (Bellamy, Beberapa perbaikan yang diusulkan, 197).Q 74:49-51 menggambarkan penolakan oleh orang Mekah karena pesan Muhammad: Maka mengapa mereka (orang-orang kafir) berpaling dari peringatan (Allah) seakan-akan mereka ditakut-takuti keledai liar yang lari terkejut, lari daripada qaswara? Ada banyak ketidakpastian deantara penafsir-penafsir dan ahli kamus tentang kata ini, yang biasanya diterjemahkan seperti singa. Saya yakin bahwa ia berasal dari bahasa Suria pantr harimau kumbang, pada akhirnya kembali pada harimau kumbang Yunani.Yunani telah menuliskan ke dalam bahasa Suria dengan isi yang ambivalen p/f, ini kembali ditransliterasikan ke dalam bahasa Arab dengan isi ambivalen f/q, yang lekat menyerupai bahasa Suria p, dan yang tentu telah ditinggalkan tanpa titik. Satu-satunya kekeliruan nyata di dalam rasm al-Quran adalah suatu yang kesalahan (musik) setengah nada terjadi ketika penyalin menulis sebuah sn sebagai n-t. Harimau kumbang adalah suatu perbandingan lebih baik dalam jalan lintasan ini dibanding singa, karena ini tidak suka bahwa Arab pernah memiliki kesempatan untuk melihat seekor singa yang memburu onager. Cetah, bagaimanapun, pada nama fahd, yang berarti macan tutul dan harimau kumbang, dikenal orang Arab sebagai binatang pemburu.Fantrah tidak terdapat sajak yang sempurna, mungkin karena ini mengambil dari sebuah sumber tulisan yang tak ada ditunjuk maupun dibunyikan, sehingga pembaca yang pertama mencoba mengucapkan kata yang tidak familiar mengubah vokal menjadi konsonan w, sebagaimana ia membaca q untuk f. Jika pantrah dipinjam secara lisan ini mungkin diucapkan bamtrah, karena p dalam kata-kata asing dipinjam ke dalam bahasa Arab menjadi b (Bellamy, Beberapa perbaikan yang diusulkan, 198).Sebuah perbaikan alternatif diberikan oleh Luxenberg (Syro-Aramasche Lesart, 45f.) yang mengambil qaswarah dari bahasa Suria akar q-s-r (bahasa Arab qasura, tidak mampu), dari sebuah dialek kata qusr, juga qur, ditemukan, arti keledai tua tua renta yang tidak mampu untuk membawa suatu beban. Pertunjukan besar dari keledai yang melarikan diri dari keledai yang tua renta adalah dijelaskan sebagai sebuah tindakan bodoh, tidak pada tempatnya sebab tidak ada ancaman yang nyata. Demikian juga tidak ada alasan baik untuk orang yang melarikan diri dari peringatan. Bahasa Arab telah mempertahankan qasr pola Suria klasik. Nama Nabi atau manusia suci, Dzulkifli (q.v) muncul dua kali dalam al-Quran: Dan (q.v.; Ismail) Idris (q.v)dan Zulkifli Semua mereka termasuk orang-orang yang sabar dan Kami telah memasukkan mereka ke dalam rahmat Kami (q 21: 85-86); dan ingatlah Ismail, Elisha (q.v; al-Yasa) dan Dzulkifli mereka semua adalah yang terbaik. (q 38:48). Kifl dapat berarti janji, jaminan dan pergandaan, tetapi penafsiran nama yang ditawarkan tidak memuaskan. Saya berfikir bahwa Dh l-Kifl adalah suatu kesalahan penyalin untuk Dh l-Tifl, ia adalah anak, dan bahwa itu, seperti kisah Shuaib dan ashb al-ayka. Kembali pada akhirnya kepada buku Isa.Di dalam Isaiah 9:6 kita baca; untuk anak kita yang dilahirkan, untuk seorang putra yang diberikan, dan pemerintah akan menjadi bahunya, dan namanya akan dipanggil penasihat yang sangat hebat, Tuhan yang perkasa, Bapak yang kekal, Isa al-Masih dan dalam Isaiah 11:6, Serigala akan tinggal dengan anak biri-biri, dan macan tutul akan berbaring dengan anak kambing dan singa dan binatang sembelihan bersama-sama, dan anak kecil akan memimpin mereka. Ayat-ayat ini dihormati oleh orang-orang Kristen ketika meramalkan datangnya Kristus, sehingga mereka akan menjadi bagian dari Isaiah paling mungkin diambil oleh Muhammad atau sumbernya. Kegunaan partikel dh adalah sedikit membingungkan, namun karena anak tersebut disebutkan dalam buku Isaiah, ungkapan Dh l-Tifl kemungkinan mengacu pada Isaiah itu sendiri. Ia merupakan bagian seorang Nabi dan amat berhak untu disebut bersama Ismail, Idrs dan Elisa. Kebingungan dari t dan k adalah sebuah kesalahan umum dalam Manuskrip-manuskrip berbahasa Arab . (Bellamy, Beberapa perbaikan yang diusulkan, 199).Di (dalam) Q 44:23 Tuhan menyuruh Musa untuk memimpin Anak-Anak Israel ( q.v.) melalui Laut Merah: "Buatlah perjalanan para pelayanku di waktu malam hari (fa-asri bi-l-ibd laylan); tentu saja kamu akan dikejar; dan meninggalkan laut yang menganga lebar/luas (wa-truki l-bahra rahwan); tentu saja mereka adalah suatu angkatan perang yang akan ditenggelamkan" ( q 44:23-4; lihat korban banjir). Hal sangat penting berada kata-kata perintah yang mana para penafsir mengasumsikan Tuhan menunjukkan Musa setelah orang-orang Israel telah menyeberang, walaupun anak kalimat/ketentuan pertama bisa hanya telah mereka memulai tugas.Kata rahwan diambil oleh para penafsir yang berarti " menganga lebar," dan kebanyakan penerjemah menerima ini, meskipun Blachre (170) mencatat bahwa ungkapan tidak membuat arti kepada para komentator dan rahwan itu hanya berarti "Orang baris doucement." Perbaikan yang perlu adalah jelas nyata. Seseorang sebaiknya membaca wa-nzili l-bahra rahwan, "dan turun ke laut pada suatu langkah yang mudah. "Tidak ada lebih panjang yang membutuhkan untuk bergeser [peristiwa; pemandangan] [itu] dari [sebelum/di depan] [bagi/kepada] setelah persimpangan, dan rahwan sekarang mempunyai maksud/arti paling umum nya. Kebingungan terisolasi lm dan kf adalah umum dalam manuskrip-manuskrip arab. (Bellamy, beberapa perbaikan yang diusulkan, 198).Di dalam Q 70:10-14 al-Quran menguraikan situasi keputus-asaan orang-orang yang berdosa tentang yang dihukum di hari kiamat (lihat kiamat): "Dan para sahabat tidak akan bertanya kepada para sahabat (wa-l yasalu ammun amman; mereka akan dibuat untuk melihatnya (yuba arnahum); yang berdosa bermaksud menolong dirinya sendiri dari hukuman pada hari itu oleh anak-anak nya (q.v.), isteri nya, dan saudara nya, dan kaum kerabatnya (lihat kekerabatan) [siapa] yang memberi dia tempat perlindungan dan semua orang di atas bumi, kemudian (ia berpikir) ini akan menyelamatkannya. Yuba arnahum Namun membuat sedikit pengertian dalam kontek. Blachre (94) dan Paret (Quran, 482) mencatat maksud tidak tentu. Karena l yasalu membutuhkan suatu obyek ke dua, perbaikan terbaik di sini adalah untuk membaca yansurnahum tanpa mengubah rasm, dan terjemahan, Para sahabat tidak akan meminta sahabat untuk membantu mereka. Karena mereka akan menebus diri mereka sendiri dengan dunia seluruhnya, mereka tidak akan memikirkan pertanyaan semata-mata untuk membantu sahabat-sahabatnya (lihat sahabat-sahabat dan persahabatan; campur tangan). Kata hamm mungkin digunakan sebagai suatu jama yang membenarkan kata kerja jama (Lane, 637).Apabila an dihilangkan, kata kerja yang mengikuti adalah indikatif (menunjukkan waktu sekarang). Contoh yang lain ditemukan dalam Q 39:64; a-fa-ghayra llhi ta_murnn abudu, Apakah kamu menyuruh aku menyembah selain Allah? kontruksi ini ditemukan setelah kata kerja dari perintah, mencakup qla, penolakan, pelarangan, mengetahui dan pada sumpah dan asseferasi (Reckendorf, Sintaksis Arab, 384) . karena pertanyaan adalah suatu perintah bentu lembut, hal ini layak menerima kontruksi, meskipun saya tidak menemukan contoh yang lain saala (Bellamy, Beberapa perbaikan yang diusulkan, 200).Kata sra terjadi 9 dalam al-Quran dalam bentuk tunggal dan satu kali dalam bentuk jamak suwar. Kata tersebut selalu mengacu pada sebagian dari wahyu Tuhan namun bukan bagian yang khusus. Masalahnya dengan sra bukan artinya namun asal mulanya, dan maksud di sini banyak variasi di antara para penafsir dan sarjana penafsir non-Muslim. Karena sebuah penelitian luas dari proposal yang berikutnya, lihat Jeffery (untuk vocab, 180-182); tidak satupun mereka yang meyakinkan. Para ahli kamus sama-sama kehilangan. Mereka mencari asal kata, mencoba untuk asal dari s-w-r atau s--r. Kata sra berarti kedudukan bangsawan, status yang diagungkan, seperti halnya baris batu bata atau batu pada dindin (Lane, 1465). Sura berarti membiarkan sisa makanan atau minuman dalam kapal atau sisa tenaga yang kellihatan muda. Namun satu yang tidak bisa dipercaya bahwa Muhammad akan mempekerjakan sebuah arti kata ampas dan orts atau baris batu bata sebagai sebuah metafora dari wahyu Tuhan. Dalam perbaikan teks tersebut, pertimbangan utama adalah untuk menemukan sebuah kata yang mengepas dan tepat untuk wahyu yang dikirimkan oleh Tuhan dari tempat yang tinggi (lihat wahyu dan inspirasi). Saya yakin kita dapat menemukannya dalam Bible rang Yahudi. Besrh yang berarti kabar, kabar baik, berita(q.v.; lihat juga berita baik). Suatu kesalahan misal yang lain dari kesalahan minim pada penyalim yang menulis tiga minim bahkan empat. Seperti dalam kasus Shuaib dan qaswara, kesalahan yang mula-mula tidak dalam tradisi al-Quran, namun telah ada dalam sumber dari yang mana sra diambil. Peminjaman harus secara wajar, karena kata mendapat bentuk jamak yang rusak. (Bellamy, Beberapa Perbaikan yang diusulkan, 201).Dalam QS. 4: 51 menyebutkan bahwa barangsiapa yang telah diberi sebagian kitab namun percaya dengan jibt dan ta>ghu>t (lihat idols and images). Tidak ada yang mengetahui secara pasti apa atau siapa jibt itu. Para mufasir muslim menyamakannya dengan tha>ghu>t yakni berhala, pendeta dan tukang sihir. (lihat magic; polytheism and atheism; pre-islamic arabia and the qur_An). Adapun pendapat dari sarjana non muslim (lihat Jeffery (For vocab., 99). Jika kita mengoreksi lafal jibt sedikit, dengan memindahkan titik di bawah yakni ba> ke atas huruf, maka akan menjadi al-jinnat, yang mana artinya menjadi jin. Satu kata itu juga seringkali ditemukan di dalam Al-Quran. Hanya saja, hal itu tidaklah biasa menggunakan ta> panjang sebagai ganti dari ta> marbu>tah, yakni tanda akhir dari kata tunggal bentuk perempuan. Jinnah, yang mana juga diartikan dengan kegilaan (lihat insanity), terjadit pada sepuluh kali dalam Al-Quran yang selalu dieja dengan ta> marbbu>tah. (lihat G. Bergstrasser (in Noldeke, gq , iii, 27). Meski demikian, terdapat 36 daftar isi dalam Al-Quran di mana kata tunggal perempuan diakhiri dengan ta> dan dalam sejumlah keadaan baik tunggal maupun jamak.Kenyataaannya bahwa seluruh keadaan lain dari kata yang ber ta> marbuta>h, mungkin bertanggung jawab bagi para pembaca yang tidak mengakui adanya kata di sini. Di lain waktu, Muhammad menyebut jinn atau jinna yang tidak berkenaan dengan sifat ketuhanan dalam pernyataannya: Orang arab Mekah menuntut adanya nasab antara mereka dengan Allah (lihat Quran XXXVII, 158) menjadikan mereka kawan Allah (lihat VI, 100) dengan menawarkan pengorbanan kepada mereka (VI, 128) dan mencari pertolongan mereka (LXXII, 6) ) (Macdonald /Masse, Djinn, 547; lihat sacrifice; idolatry and idolaters). Terutama sekali berkaitan dengan ungkapan mereka beriman kepada jibt = jinnat (yu_minna bi-l-jibt) is q 72:6,ada umat manusia yang mencari perlindungan kepada manusia dari golongan jinn ( ya_dhna bi-rijlin mina l-jinni). Di sini kita tidak perlu lagi mengoreksi penulisan (lihat Bellamy, Textual criticism, 3). Dalam QS. 6: 74, Ibrahim meminta kepada ayahnya A atau ala> sebelum objek tersebut. Nsmun seseorang dapat berpendapat bahwa masdar di sini digunakan secara mutlak sehingga tidak perlu menyebutkan objeknya karena konteksnya sudah jelas. Adalah sungguh sangat perlu untuk mengganti penulisan ini. (Bellamy, Textual criticism, 3).Dalam QS. 110: 6-11, kita dapat membacanya jika dia mempunyai timbangan yang berat (lihat Weights and Textual Critism hal. 252) dia akan memperoleh kehidupan yang bahagia dan bagi siapa yang timbangannya ringan maka baginya faummuhu ha>wiyah (Neraka Hawiayah), namun bagaimana caranya untuk mengetahuinya bahwa neraka hawiyah itu adalah api yang panas? meskipun pernyataan dalam QS. 101: 9 ditegaskan pada ayat ke-11, tapi tidak ada seorangpun yang bisa menjelaskan bagaimana mungkin ungkapan tersebut bermaksud demikian. Arti kata itu secara literal adalah ibunya akan binasa atau ibunya akan kehilangan harapan, adapun api yang panas tidaklah dapat dijadikan arti dari kata tersebut. Beberapa sarjana barat yang telah mencoba untuk menafsrkan pernyataan ini adalah Blachere (lihat hal.26) ia berhasil menyelesaikan maslah ini. Ia mengaku bahwa ungkapan ini tidak mengandung arti ketuhanan. Ia menerjemahkannya sacheminera vers un abime, tapi ia berpendapat bahwa itu bisa lebih sederhana untuk kata umm (mungkin bisa dibca amm) sebagai kata benda yang berasal dari kata kerja ummse dirigervers, aller vers un but. Bagaimanapun juga, saya yakin bahwa apa yang dibutuhkan adalah kata benda yang bersifat perempuan yakni lafadz ummuhu, namun kata tersebut sebenarnya tidaklah tepat bila ditempatkan di sini. Sebagai pengganti bacaan, tanpa merubah penulisan ummatun yang artinya jalan kemudian diterjemahkan menjadi lalu ia melalui jalan yang menurun. Lafadz Ummatun hwiyatun tidak bisa disebut kalimat nominal sempurna, yang mana dapat dengan mudah disempurnakan dengan merujuk ke hubungan kata-katanya. Seperti kalimat yang umum dalam Al-Quran: mereka seringkali tertimp keadaan yang menyusahkan, sebagaimana yang terdapat dalam ayat berikut (lihat QS. 2:265, 4:92, 56: 88-94, untuk contoh lin lihat juga Bellamy, Fa-ummuhu hwiyah, hal.485)