tgs integumen.docx
TRANSCRIPT
A. Definisi
Menurut Joyce M. Black, Bedah plastic adalah subspesialisasi bedah yang berkonsentrasi
pada pengembalian fuingsi dan bentujk struktur tubuh yang rusak karena trauma karena
proses penuaan, berubah oleh proses penhyakit (seperti kanker kulit), atau berubah
bentuk akibat defek congenital. Bedah platik dapat dibagi menjadi 2 area mayor,
1. Estetika (kosmetik)
Bedah plastic estetik meningkatkan sifat yang sudah berada dalam rentan normal.
Dilakukan untuk perubahan yang terjadi akibat penuaan, untuk mengubah sifat yang
diwariaskan, atau karena keinginan personal klien. Oleh karena bedah estetika
dianggap sebagai “kosmetik”, ia tidak ditanggung oleh asuransi, klien membayar
dengan uangnya sendiri. Kebanyak klien antusias dan senang karena bedah adalah
puncak hasrat pribadi yang mungkin telah ditahan untuk waktu yang lama.
Sebaliknya, klien yang lainnya mungkin mendapat atau tidak mendapat dukungan
social untuk keputusaannya. Klien mungkin merasa sia-sia, malu, atau bersalah untuk
mengambil pelayanan kesehatan dari “orang yang sungguh menbutuhkannya”.
Jadilah orang sensitive terhadap perasaan pada klien dan bersikaplah nyaman dengan
hasrat normal orang untuk merasa baik dalam penampilannya.
2. Rekonstruktif
Bedah rekontruktif mencoba untuk mengembalikan penampilan normal atau fungsi
dari orang yang memiliki bagian tubuh abnormal atau pada seseorang yang bagian
tubuhnya hilang. Abnormalitasnya mungkin akibat dari cedera atau penyakit, dapat
bersifat congenital, atau mungkin penyebabnya adalah masalah medic yang lain.
Orang yang menjalani bedah rekontruktif biasanya termotivasi untuk mencoba
mendapatkan peningkatan fungsi Dario bagian tubuh dan untuk meningkatkan
penampilannya. Walaupun mereka dapat berharap bahwa bedah plastic akan
membuat mereka normal, mereka biasanya tahu bahwa hal tersebut tidak realistis.
B.
1.
C. Manifestasi klinis
D. Patofisiologi
E. Pathway
F. Pemeriksaan penunjang
G. Penatalaksanaan medis
Menurut Brunner & Suddart (2002) Tindakan bedah rekontruktif pada wajah
harus disesuaikan menurut kebutuhan pasien dan hasil akhir yang dikehendaki. Tindakan
ini dilakukan untuk memperbaiki deformitas atau sedapat mungkin memulihkan fungsi
normal. Tindakan bedah rekonstruktif dapat bervariasi dari penutupan defek luka yang
kecil hingga prosedur rumit yang melibatkan implantasi prostesa untuk menyembuhkan
defek yang lebar atau untuk rekonstruksi bagian wajah yang hilang (misalnya, hidung,
telinga, rahang). Setiap prosedur bedah disesuaikan dengan adat istiadat pasien yang
meliputi berbagai insisi, flap, serta graft.
Dalam memperbaiki defek primer, dokter bedah mungkin harus menciptakan
defek sekunder. Meskipun tindakan bedah tersebut dapat memulihkan sebagian fungsi,
seperti fungsi makan, atau berbicara, hasil-hasil kosmetik atau estetik dapat terbatas.
Penampakan asli pasien yang mengalami kerusakan hebat pada jaringan lunak dan
struktur tulang jarang dapat dikembalikan seperti aslinya. Tindakan bedah yang multiple
mungkin diperlukan. Proses rekontruksi vasial biasanya berlangsung lambat dan rumit.
Proses Keperawatan
A. Pengkajian
B. Diagnosa
C. Intervensi