thaharah dan shalat

Upload: rofa-yulia-azhar

Post on 16-Oct-2015

141 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Shalat, Thaharah, Cara Shalat, Cara Thaharah. Shalat dan Thaharah

TRANSCRIPT

  • 5/26/2018 Thaharah Dan Shalat

    1/19

    MAKALAH

    THAHARAH DAN SHALAT

    Dipresentasikan pada tanggal 7 September 2009Di jurusan Pendidikan Kimia semester III

    Dalam rangka melengkapi perkuliahan mata kuliah Fiqih dan Ushul FiqihYang dibina leh Dr!"nde#i Suhartini$ %!"g!

    Oleh:

    Rofa Yulia Azhar 208 204 137

    Tonny Fahruroji 208 204 147

    Irma Rahmawati 208 204 117

    Widia Fuji Gusniarti 208 204 152

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    SUNAN GUNUNG DJATI

    BANDUNG

    2009 M / 1430 H

  • 5/26/2018 Thaharah Dan Shalat

    2/19

    Shalat dan &haharah

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Masalah

    Ibadah merupakan suatu kewajiban bagi umat manusia terhadap Tuhannya

    dan dengan ibadah manusia akan mendapat ketenangan dan kebahagiaan di dunia

    dan di akhirat nanti. Bentuk dan jenis ibadah sangat bermacam macam, seperti

    Sholat puasa, naik haji, jihad, membaca Al-Qur'an, dan lainnya. Dan setiap ibadah

    memiliki syarat syarat untuk dapat melakukannya, dan ada pula yang tidak

    memiliki syarat mutlak untuk melakukannya. Diantara ibadah yang memiliki

    syarat syarat diantaranya haji, yang memiliki syaratsyarat, yaitu mampu dalam

    biaya perjalannya, baligh, berakal, dan sebagainya. Dan contoh lain jika kita akan

    melakukan ibadah sholat maka syarat untuk melakukan ibadah tersebut ialah kita

    wajib terbebas dari segala najis maupun dari hadats, baik hadats besar maupun

    hadats kecil.

    Kualitas pahala ibadah juga dipermasalah jika kebersihan dan kesucian diri

    seseorang dari hadats maupun najis belum sempurna. Maka ibadah tersebut tidak

    akan diterima. Ini berarti bahwa kebersihan dan kesucian dari najis maupun hadats

    merupakan keharusan bagi setiap manusia yang akan melakukan ibadah, terutama

    sholat, membaca Al-Qur'an, naik haji, dan lain sebagainya.

    2.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan atas latar belakang masalah beserta tujuan yang ingin kami

    capai dalam pembuatan makalah ini. Maka dapat dirumuskan beberapa pokok

    permasalahan yang akan penyusun sajikan di dalam makalah ini. Salah satunya

    sebagai berikut:

    1. Pengertian Thaharah dan Shalat.2. Bagaimana pelaksanaan Thaharah dan Shalat.3. Hikmah dari Thaharah dan Shalat.4. Hal-hal lainnya yang berkaitan dengan Thaharah dan Shalat.

  • 5/26/2018 Thaharah Dan Shalat

    3/19

    Shalat dan &haharah

    2

    BAB II

    THAHARAH

    2.1 Pengertian dan Konsep Dasar Thaharah

    Thaharah berarti bersih (nadlafah), suci (nazahah),terbebas (khulus) dari

    kotoran (danas). Seperti tersebut dalamsurat Al- Baqarah ayat 222:

    ....... }222{

    Yang artinya : Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan

    orang-orang yang mensucikan diri .

    Dan dalam surat Al- Araf ayat 82:

    ....... !"# $"}%2{

    Yang artinya : sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang berpura-pura

    mensucikan diri .

    Menurut syara thaharah itu adalah mengangkat (menghilangkan)penghalang yang timbul dari hadats dan najis. Dengan demikian thaharah syara

    terbagi menjadi dua yaitu thaharah dari hadats dan thaharah dari najis. Pada

    umumnya benda yang lazim digunakan untuk bersuci adalah dengan

    menggunakan air, tetapi pada keadaan tertentu tidak tertutup kemungkinan ada

    penggunaan bahan lain selain air. Adapun macam-macam air dan

    pembagiannyaadalah sebagai berikut:

    a)Air yang suci dan menyucikan.b)Air suci tetapi tidak menyucikan.c)Air yang najis.

  • 5/26/2018 Thaharah Dan Shalat

    4/19

    Shalat dan &haharah

    3

    Pokok permasalahan dalam bersuci adalah najis yang wajib untuk

    dihilangkan.

    Benda-benda yang termasuk najis:

    a) Bangkai binatang darat yang berdarah, kecuali mayat manusia.b) Darah.c) Nanah.d) Segala benda cair yang keluar dari dua pintu1.e) Arak.f) Anjing dan Babi.Sebelum kita melangkah dalam pembahasan selanjutnya ada beberapa hal

    yang perlu kita ketahui. Dalam bersuci dari najis, terlebih dahulu diterangkan

    bahwa najis terbagi menjadi tiga bagian:

    a) Najis Mugallazah (tebal), yaitu najis anjing. Cara bersucinya adalah denganmembasuh tujuh kali dengan tanah dan satu kali dengan air.

    b) Najis Mukhaffafah (ringan), misalnya kencing seorang bayi laki-laki yangbelum makan (hanya minum susu). Cara bersucinya adalah dengan

    memercikan air pada benda yang terkena najis. Adapun untuk kencing seorang

    bayi wanita hukumnya sama dengan mencuci kencing orang dewasa. Dibasuh

    sampai hilang najis dan sifat-sifatnya.

    c) Najis Mutawassitah (pertengahan). Terdiri dari dua macam, yaitu hukmiah(tidak nyata). Seperti air kencing yang telah lama kering. Bersuci dapat

    dilakukan dengan mengalirkan air pada benda yang terkena najis. ainiyah

    (nyata), yaitu yang masih ada zat, rasa, warna dan bau. Bersuci dilakukan

    sampai hilang zat, rasa, baud an warnanya.

    2.2 Wudhu

    Menurut lughat ( bahasa ), adalah perbuatan menggunakan air pada

    anggota tubuh tertentu. Dalam istilah syara wudhu adalah perbuatan tertentu

    yang dimulai dengan niat. Mula-mula wudlu itu diwajibkan setiap kali hendak

    1Dua pintu tempat buang air besar dan air kecil.

  • 5/26/2018 Thaharah Dan Shalat

    5/19

    Shalat dan &haharah

    4

    melakukan shalat tetapi kemudian kewajiban itu dikaitkan dengan keadaan

    berhadats.

    Syarat-syarat Wudlu:

    a) Islam.b) Mumayiz.c) Tidak sedang berhadas besar.d) Bersuci menggunakan air yang suci dan menyucikan.e) Tidak ada yang menghalangi sampainya air pada kulit.Fardhu (rukun) wudlu:

    a) Niat karena Allah semata2.b) Membasuh muka3.c) Membasuh kedua tangan sampai siku4.d) Menyapu sebagian kepala5.e) Membasuh kedua telapak kaki sampai kedua mata kaki6.f) Tertib (berurutan).Sunah wudlu:

    a) Membaca basmalah pada awalnya7.b) Membasuh ke dua telapak tangan sampai ke pergelangan sebanyak tiga kali,

    sebelum berkumur-kumur., walaupun diyakininya tangannya itu bersih8.

    c) Madmanah, yakni berkumur-kumur memasukan air ke mulut sambilmengguncangkannya lalu membuangnya

    9.

    d) Istinsyaq, yakni memasukan air ke hidung kemudian membuangnya10.e) Meratakan sapuan keseluruh kepala11.f) Menyapu kedua telinga12.2Karena Hadits : "Sesungguhnya semua pekerjaan itu disertai dengan niatnya".

    3HR. Bukhari-Muslim dari Humran.

    4

    Ayat ttg. mrmbasuh tangan sampai siku, idem no. 3 dan HR Ahmad yang dishahihkan oleh IbnuKhuzaimah dari Abdullah bin Zaid bin 'Ashim.

    5Al-Maidah : 6 dan idem no. 3

    6Al-Maidah : 6, idem no. 3 dan HR. Ahmad dari Abdullah bin Zaid bin 'Ashim.7HR. Abdul Kadir Ar-Ruhawi dari Abu Hurairah.

    8HR. Bukhari-Muslim dari Humran.

    9HR. Malik, Ahmad dan nasa'i; HR. Bukhari dalam Tarikhnya dan Thabarani dari Abu KhairahShubahi.r.a.

    10Idem no. 9.

    11HR. Bukhari Muslim dari Abdullah bin Zain bin 'Aishim.

  • 5/26/2018 Thaharah Dan Shalat

    6/19

    Shalat dan &haharah

    5

    g) Menyela-nyela janggut dengan jari13.h) Mendahulukan yang kanan atas yang kiri14.i) Melakukan perbuatan bersuci itu tiga kali- tiga kali.

    j) Menghadap kiblat.k) Mengosok-gosok anggota wudlu khususnya bagian tumit.l) Menggunakan air dengan hemat15.Hal-hal yang membatalkan wudlu:

    a) Keluar Sesuatu dari dua pintu atau dari salah satunya16.b) Hilang akal17.c) Bersentuhan kulit laki-laki dan perempuan18.d) Menyentuh kemaluan atau pintu dubur dengan telapak tangan19.e) Tidur nyenyak, kecuali duduk tegap.Menyapu Sepatu:

    Dan usaplah kedua khuf atau sesamanya sebagai pengganti membasuh

    (mencuci) kedua kaki dalam wudlu20

    , untuk tiga hari dalam perjalanan dan satu

    hari dalam waktu tidak bepergian, selama tidak membuka keduanya, sedang

    waktu memakainya di waktu suci (belum batal wudlunya)21

    .

    Setelah kamu berwudlu dengan cara-cara yang tersebut di atas, maka kamu

    dalam keadaan suci, selagi belum ada sesuatu yang keluar dari salah satu dari dua

    jalan22

    .

    12HR. Abu Dawud dan Nasa'i yang dishahihkan Ibnu Khuzaimah dari abdullah bin Uma.

    13HR. Tirmidzi dan dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah, Daruquthni dan Hakim dan Utsman bin

    Affan.14

    HR. Bukhari dan Muslim dari 'Aisyah.15HR. Bukhari-Muslim dari Anas.

    16An-Nisa: 43.

    17Riwayat Abu Dawud.18

    Idem no. 15.19

    Ibnu Majah yang disahkan oleh Ahmad.20

    HR. Abu Dawud dari Mughirah bin Syu'bah; HR Abu Dawud dan Daru Quthni dari Ali r.a. danHR Ahmad dari Bilal.

    21HR. Ahmad dan Ibnu Khuzaimah dari Safwan bin Assal.

    22Al-Maidah 6, idem no. 20 dan HR. Bukhari-Muslim dari Abu Hurairah.

  • 5/26/2018 Thaharah Dan Shalat

    7/19

    Shalat dan &haharah

    6

    2.3 Mandi Wajib

    Menurut lughat, mandi di sebut al-ghasl atau al-ghusl yang berarti

    mengalirnya air pada sesuatu. Sedangkan di dalam syara ialah mengalirnya air

    keseluruh tubuh disertai dengan niat23

    . Sedangkan bersuci dari hadats ialah

    membersihkan pakaian, tempat atau benda-benda lain dari suatu keadaan yang

    merusak thaharah, seperti keluarnya sesuatu dari dua lubang (dubur dan qubul).

    Sebab-sebab wajib mandi:

    a) Bersetubuh, baik keluar mani ataupun tidak24.b) Keluar air mani, baik disengaja ataupun tidak25.c) Meninggal, hukumnya fardhu kifayah26.d) Haid27.e) Nifas, darah yang keluar dari kemaluan perempuan sesudah melahirkan28.f) Melahirkan, baik normal, prematur, dan keguguran.Fardhu (rukun) mandi wajib:

    a) Niat karena Allah semata.b) Mengalirkan air ke seluruh badan.Sunah-sunah Mandi:

    Maka hendaklah kamu mandi dan mulailah membasuh (mencuci) kedua

    tanganmu29dengan ikhlas niyatmu karena Tuhan Allah30lalu basuhlah (cucilah)

    kemaluanmu dengan tangan kirimu dan gosoklah tanganmu pada tanah atau apa

    yang menjadi gantinya31

    lalu berwudlulah sebagai yang tersebut di atas; kemudian

    ambillah air dan masukkanlah jari-jarimu pada pokok rambut dengan sedikit

    wangi-wangian32

    , sesudah dilepaskan rambutnya33

    . Dan mulailah pada sisi yang

    23Al-Maidah:6

    24H.R Muslim

    25

    Al-Maidah 6; HR. Muslim dari Abu Said Khudri; HR. Ahmad, Ibnu Majah, Tirmidzi dari Alir.a. dan HR. Bukhari Muslim dari Ummi Salamah.

    26H.R Bukhari-Muslim.

    27QS. al-Baqarah : 222 dan HR. Bukhari dari 'Aisyah r.a.28

    Idem no. 26.29

    HR. Bukhari-Muslim dari 'Aisyah.30

    idem no. 2.31HR. Bukhari-Mislim dari Maemunah.32

    HR. Bukhari-Muslim dan HR. Muslim dari 'Aisyah.33

    HR. Ibnu Majah dari 'Aisyah dalam isnad yang shahih.

  • 5/26/2018 Thaharah Dan Shalat

    8/19

    Shalat dan &haharah

    7

    kanan34

    , lalu tuangkan air ke atas kepalamu tiga kali, lalu ratakanlah atas badanmu

    semuanya35

    , serta digosok36

    , kemudian basuhlah (cucilah) kedua kakimu dengan

    mendahulukan yang kanan daripada yang kiri37

    , dan janganlah berlebih-lebihan

    dalam menggunakan air38

    .

    2.4 Tayamum

    Tayammum menurut lughat yaitu menyengaja. Menurut istilah syara

    yaitu menyampaikan tanah ke wajah dan tangan dengan beberapa syarat dan

    ketentuan39

    .

    Macam thaharah yang boleh di ganti dengan tayamum yaitu bagi orang

    yang junub. Tayamum sebagai rukhsah(keringanan) untuk orang sebagai berikut:

    a) uzur, sehingga tidak dapat menggunakan air.b) Karena dalam perjalanan.c) Karena tidak ada air.Syarat Tayamum:

    a) Sudah masuk waktu shalay.b) Sudah diusahakan mencari air, tetapi tidak dapat, sedangkan waktu sudahmasuk waktu shalat.

    c) Dengan tanah suci dan berdebu.d) Menghilangkan najis sebelum bertayamum.Fardhu (rukun) tayamum:

    a) Niat karena Allah semata.b) Mengusap muka dengan tanah.c) Mengusap kedua tangan sampai ke siku dengan tanah.d) Tertib.

    34Idem no. 32.35

    Idem no.29.36

    Al-Maidah : 6 dengan penekanan pada kata "tathahhur" yang berarti lebih daripada mandi biasa,

    ialah dengan digosok.37Idem no. 36.38

    Idem no. 15.39

    Idem no. 23.

  • 5/26/2018 Thaharah Dan Shalat

    9/19

    Shalat dan &haharah

    8

    Sunah Tayamum:

    a) Membaca basmalah40.b) Meniup tanah agar tanah menjadi tipis di atas telapak tangan41.c) Membaca dua kalimat syahadat ketika selesai tayamum.Masalah yang berkaitan dengan tayamum:

    a) Orang yang bertayamum wajib mengulangi shalatnya apabila telah mendapatair.

    b) Satu kali tayamum dapat dipakai untuk beberapa kali shalat (baik fardhumaupun sunah).

    c) Boleh tayamum apabila luka atau karena cuaca yang sangat dingin42.Hal-hal yang membatalkan tayamum :

    a) Sama halnya dengan apa yang membatalkan wudlu.b) Ada air43.

    2.5 Istinja dan istijmar

    Jika seseorang selesai buang hajat maka dia boleh memilih satu dari tiga

    cara berikut untuk mensucikan diri dari najis:

    a) Bersuci dengan air.b) Bersuci dengan batu. Dalilnya adalah sabda Nabi saw dan perbuatannya.

    Salman berkata, Rasulullah saw melarang kami beristijmar dengan kurang

    dari tiga batu. (HR. Muslim).

    Ibnu Masud berkata, Nabi saw pergi buang hajat beliau memintaku mencari

    tiga batu, aku datang dengan dua batu dan kotoran hewan beliau menerima

    dua batu dan membuang kotoran seraya bersabda, Ia kotor. (HR. al-

    Bukhari).

    c) Bersuci dengan batu kemudian air.

    40Idem no. 7.

    41Riwayat Daruqutni.42

    Riwayat Abu Dawud dan Daruqutni43

    Riwayat Tirmizi.

  • 5/26/2018 Thaharah Dan Shalat

    10/19

    Shalat dan &haharah

    9

    2.6 Pekerjaan yang dilarang karena Hadast

    Hal-hal yang dilarang karena hadast kecil:

    a) Mengerjakan shalat.b) Tawaf.c) Menyentuh, mengangkat atau membawa Quran.

    Hal-hal yang dilarang karena hadast besar:

    a) Shalat.b) Tawaf.c) Menyentuh, membawa dan mengangkat Quran.d) Membaca Quran.e) Berhenti dalam masjid44.

    Hal-hal yang dilarang karena hadas, haid atau nifas:

    a) Shalat.b) Tawaf.c) Menyentuh atau membawa Quran.d) Diam di dalam masjid.e) Puasa.f) Menalak istri.g) Bersetubuh.

    44An-Nisa: 43.

  • 5/26/2018 Thaharah Dan Shalat

    11/19

    Shalat dan &haharah

    10

    BAB III

    SHALAT

    3.1 Pengertian dan Konsep Dasar Shalat

    Menurut bahasa shalat berarti doa. Sedang menurut syara berarti

    menghadapkan jiwa dan raga kepada Allah, karena taqwa kepada Tuhanya,

    mengagungkan kebesaranNya dengan khusyu dan ikhlas dalam bentuk perkataan

    dan perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam, menurut

    cara-cara yang telah ditentukan.45

    Seperti tersebut dalam Surat Al-Haj ayat 77 :

    $&'( )'(*$&+ 43+(1,/0,- 5!#! }'67}88

    Yang artinya : Hai orang-orang yang beriman, rukulah kamu, sujudlah

    kamu dan sembahlah olehmu akan Tuhanmu serta berbuatlah kebajikan agar

    kamu memperoleh kemenangan.

    Kemudian dalam surat Al-Baqarah ayat 43:

    93 }@?{(1#

  • 5/26/2018 Thaharah Dan Shalat

    12/19

    Shalat dan &haharah

    11

    3.2 Keutamaan Shalat

    1. Shalat itu mencegah dari semua perbuatan keji dan mungkar.46Sesuai dengan firman Allah :

    .....&4CD6 E7 :

  • 5/26/2018 Thaharah Dan Shalat

    13/19

    Shalat dan &haharah

    12

    b) Iqamah.Waktu shalat fardhu

    50:

    a) Dzuhur. Awal waktu setelah tergelincir matahari dari pertengahan langitdan akhir waktunya apabila bayang-bayang sesuatu telah sama panjang.

    b) Ashar. Awal waktu dari habis waktu dzuhur, sampai terbenam matahari.c) Maghrib. Waktunya dari terbenam matahari sampai terbenam syafaq(teja)

    merah.

    d) Isya. Dimulai dari terbenamnya syafaqmerah sampai terbit fajar kedua.e) Subuh. Mulai terbit fajar kedua sampai terbit matahari.Syarat wajib shalat lima waktu:

    a) Islam51.b) Suci dari haid dan nifas52.c) Berakal sehat.d) Baligh(dewasa)53.e) Telah sampai dakwah54.f) Melihat atau mendengar.g) Terjaga55.Syarat sah shalat:

    a) Suci dari hadast besar dan hadast kecil.b) Suci badan, pakaina dan tempat dari najis.c) Menutup aurat.d) Mengetahui masuknya waktu shalat.e) Menghadap Kiblat (kabah).Rukun Shalat:

    a) Niat semata-mata karena Allah.b) Berdiri bagi orang yang kuasa.c) Takbiratul ihram (membaca Allahu akbar)

    50Riwayat Abu Dawud, H.R Muslim dan lain-lainnya.

    51Al-Muddassir: 40-44.

    52Riwayat Muslim.

    53Riwayat Abu Dawud dan Ibnu Majah.54

    An-Nisa: 165.55

    Idem No. 45.

  • 5/26/2018 Thaharah Dan Shalat

    14/19

    Shalat dan &haharah

    13

    d) Membaca surah Al-Fatihah. Rasulullah pernah bersabda:$ :

  • 5/26/2018 Thaharah Dan Shalat

    15/19

    Shalat dan &haharah

    14

    D J,! !1 a!!b A ,!-['G[cK3 deGfEI !&!!b 3 AgI" $['h",KNi!'Q-j'f4!! a!!b 3 A'

    e) Membaca taawwudz.$^!D3 ! ]#

    f) Mengucapkan amin setelah membaca Al-Fatihah.g) Membaca surah atau ayat quran.h) Sunah bagi makmum untuk mendengar bacaan imamnya.i) Mengeraskan bacaan pada shalat subuh dan pada dua rakaat yang pertama

    pada shalat Maghrib dan Isya serta pada shalat Jumah, shalat hari raya,

    tarawih dan witir.

    j) Takbir tatkala turun dan bangkit.k) Ketika bangkit dari rukuk membaca:

    90T,Pl) Tatkala itidal membaca:

    JN4U3 O* !S1+!-3 !S-gk Sf1 !+,( Z4ARLS,P , 3 YlR !3 4U3! !3 4U3m+e4U3m)Meletakan telapak tangan di atas lutut ketika rukuk.n) Membaca tasbih tiga kali ketika rukuk.

    $n(A+ !-0o) Membaca tasbih tiga kali ketika sujud.

    E'eA+ !-0p) Membaca doa ketika duduk diantara dua sujud.

    +A 6i G+ A 6i G+ A 6i GK6i $'AA"-^A",VA*!A>o+AP+

    q) Duduk iftirasy56pada semua duduk dalam shalat.

    56Duduk diatas mata kaki kiri, tapak kaki kanan ditegakan, ujung jari kanan dihadapkan ke kiblat.

  • 5/26/2018 Thaharah Dan Shalat

    16/19

    Shalat dan &haharah

    15

    r) Duduk tawaruk57di duduk akhir.s) Duduk istirahat sesudah sujud kedua sebelum berdiri.t) Bertumpu pada tanah tatkala hendak berdiri dari duduk.u) Memberi salam yang kedua.v) Ketika memberi salam disertai juga dengan niat memberi salam kepada

    yang di sebelah kanan dan kirinya, baik terhadap mausia maupun malaikat.

    Hal-hal yang membatalkan shalat:

    a) Meninggalkan salah satu rukun.b) Meninggalkan salah satu syarat.c) Sengaja berbicara.d) Banyak bergerak. Dalam beberapa hadis gerakan yang dilakukan tidak

    boleh lebih dari tiga kali.

    e) Makan dan minum.Sebab-sebab sujud sahwi:

    a) Ketinggalan tasyahud pertama atau ketinggalan kunut.b) Kelebihan rakaat, rukuk atau sujud karena lupa.c) Karena syak(ragu)tentang jumlah rakat.d) Apabila kurang rakaat shalat karena lupa.

    3.4 Shalat Berjamaah

    Apabila dua orang shalat bersama-sama dan salah seorang di antara

    mereka mengikuti yang lain, keduanya dinamakan shalat berjamaah. Shalat

    berjamaah hukumnya sunnat muakad, kecuali shalat berjamaah pada shalat

    jumat.

    Pahala shalat berjamaah adalah 27 derajat (kali) dibandingkan dengan

    shalat sendirian. Seperti hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim. Yang

    artinya : Dari Ibnu Umar r.a. berkata : bahwa Rasulullah bersanda : Shalat

    berjamaah lebih utama pahalanya dari pada shalat sendirian, sebanyak duapuluh

    tujuh derajat kelebihnnya dibandingkan dengan shalat sendirian.

    57Seperti iftirasy juga,tetapi tapak kaki yang kiri dikeluarkan ke sebelah kanan dan pantat sampai

    ke tanah.

  • 5/26/2018 Thaharah Dan Shalat

    17/19

    Shalat dan &haharah

    16

    Sedangkan shalat berjamaah bagi wanita, disunatkan puloa. Tetapi shalat

    mereka lebih utama dikerjakan di rumah dari pada di mesjid ; sesuai dengan hadits

    Nabi saw, yang artinya : dari Ibnu Masud bahwa sesungguhnya Nabi saw telah

    bersabda : Shalat seorang perempuan di rumahnya lebih utama dari pada

    shalatnya di ruangan (mesjid) dan shalat dalam kamar lebih utama dari pada

    shalatnya di rumahnya.(H.R. Abu Dawud).

    Syarat sah mengikuti imam:

    a) Makmum hendaklah berniat mengikuti imam.b) Makmum hendaklah mengikuti imam dalam setiap pekerjaannya.c) Mengetahui gerak-gerik perbuatan imam.d) Keduanya berada dalam satu tempat.e) Tempat berdiri makmum tidak boleh lebih depan dari imam.f) Imam hendaklah jangan mengikuti yang lain.g) Aturan shalat makmum dengan imam hendaklah sama.h) Laki-lak tidaklah sah mengikuti perempuan.i) Imam hendaklah orang yang baik bacaannya.

  • 5/26/2018 Thaharah Dan Shalat

    18/19

    Shalat dan &haharah

    17

    BAB IV

    PENUTUP

    4.1 Simpulan

    Bersuci merupakan persyaratan dari beberapa macam ibadah, karena itu

    bersuci memperoleh tempat yang utama dalam ajaran Islam. Berbagai aturan dan

    hukum ditetapkan oleh syara dengan maksud antara lain agar manusia menjadi

    suci dan bersih baik lahir maupun batin.

    Kesucian dan kebersihan lahir dan batin merupakan pangkal keindahan

    dan kesehatan. Oleh karena itu hubungan kesucian dan kebersihan dengan

    keindahan dan kesehatan erat sekali. Pokok dari ajaran ilam tentang pengaturan

    hidup bersih, suci dan sehat bertujuan agar setiap muslim dapat melaksanakan

    tugas dan kewajibannya sebagai khalifah di muka bumi.

    Kebersihan dan kesucian lahir dan batin merupakan hal yang utama dan

    terpuji dalam ajaran Islam, karena dengan kesucian an kebersihan dapat

    meningkatkan derajat harkat dan martabat manusia di hadirat Allah SWT.

    Shalat dan thaharah adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Shalat

    adalah salah satu tiangnya agama. Oleh maka itu, memahami hal-hal yang

    berkaitan dengan shalat adalah hal yang wajib bagi umat islam. Agar apa yang

    telah kita lakukan memperoleh ridha-Nya.

    4.2 Kritik dan Saran

    Penyusun sadari sepenuhnya dalam pembuatan makalah ini masih jauh

    dari harapan para pembaca. Hal itu tak pelak karena keterbatasan ilmu dan

    kemampuan yang penyusun miliki. Sebenarnya banyak sekali pokok pembahasan

    yang ingin penyusun masukan dalam makalah ini. Tapi inilah yang dinamakan

    keterbatasan, tak ada gading yang tak retak.

    Penyusun menyamoaikan saran kepada para pembaca sekalian agar lebih

    mamahami islam secara kaffah. Janganlah bigung dengan berbagai sekte yang ada

    dalam islam. Selalu ambilah jalan aman antara apa yang sedang dipertentangkan.

  • 5/26/2018 Thaharah Dan Shalat

    19/19

    Shalat dan &haharah

    18

    DAFTAR PUSTAKA

    Bahreisj, H.Salim. 1987. Tarjamah RIADHUS SHALIHIN II. Bandung : PT. Al-

    Maarif.

    Jawad, Muhammad Mughniyah. 2000. FIQIH LIMA MAZHAB. Jakarta : PT.

    Lentera Basritama.

    Rasjid, H. Sulaiman. 1997. FIQIH ISLAM. Edisi tiga puluh satu. Bandung : PT.

    Sinar Baru Algesindo Bandung.

    RifaI, Drs.H.Moh. 1978. ILMUFIQIH ISLAM LENGKAP. Semarang : CV.

    TOHA PUTRA.

    Shihab, M. Quraish.1999. FATWA-FATWA. Bandung : Mizan.

    Tim lima.2007. Kaidah dan Pelatihan Bahasa Indonesia. Edisi ketiga. Bandung :

    Maestro Bandung.

    www.islamhouse.com