theri punnika

3
Theri Puṇṇikā therīgāthāpāḷi, 12. soḷasanipāto, 1. puṇṇātherīgāthā (KN 9.65) Thig 12.1; PTS: Thig 236-251 Theri: Saya adalah pembawa air, kedinginan, selalu turun ke air karena takut dihukum, dimarahi, dicaci-maki oleh nyonya besar. Tetapi kamu brahmana, apa yang kamu takutkan, yang menyebabkan kamu selalu turun ke air dengan tubuh kedinginan, menggigil? Brahmana: Puṇṇikā, 1 kamu pasti tahu, kamu bertanya kepada orang yang melakukan karma baik dan menghilangkan karma buruk. Siapapun, tua atau muda, yang melakukan karma buruk melalui ritual air ini, dibebaskan dari karma buruk. Theri: Siapa yang mengajarimu, dengan berendam di air seseorang dibebaskan dari karma buruk? Pasti dari si bodoh ke si bodoh. 2 Bila demikian, semua katak, kura-kura, naga, buaya, dan yang lainnya yang hidup di air, pasti masuk surga. Penjagal sapi, penjagal babi, nelayan, pemburu, pencuri, algojo, dan pelaku kejahatan lainnya melalui ritual air ini, akan bebas dari karma buruk. Jika sungai-sungai ini dapat menghanyutkan karma buruk dari masa lalu, mereka juga akan menghanyutkan karma baikmu, dan kamu tidak akan punya apa-apa lagi. Apapun itu yang membuatmu takut, jangan turun ke air, jangan sampai dinginnya air merusak kulitmu. Brahmana: Saya telah mengikuti jalan yang salah, Nona yang baik, 3 dan kamu telah membuatku kembali ke jalan mulia. Nona, saya berikan jubah untuk ritual air ini kepadamu. Theri: Biar jubah itu tetap menjadi milikmu, saya tidak membutuhkannya. Jika kau takut penderitaan, jika kau tidak suka penderitaan, maka, jangan lakukan perbuatan buruk, baik secara terbuka ataupun sembunyi-sembunyi. Jika kau – saat ini ataupun nanti – melakukan perbuatan buruk, kau tidak akan terbebas dari penderitaan, bahkan meskipun kau melarikan diri. Jika kau takut penderitaan, jika kau tidak suka penderitaan,

Upload: u-sikkhananda-andi-kusnadi

Post on 25-Nov-2015

77 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Siapa yang mengajarimu, dengan berendam di air seseorang dibebaskan dari karma buruk? Pasti dari si bodoh ke si bodoh. Bila demikian, semua katak, kura-kura, naga, buaya, dan yang lainnya yang hidup di air, pasti masuk surga.

TRANSCRIPT

  • Theri Puik

    thergthpi, 12. soasanipto, 1. puthergth (KN 9.65)

    Thig 12.1; PTS: Thig 236-251

    Theri: Saya adalah pembawa air, kedinginan, selalu turun ke air

    karena takut dihukum, dimarahi, dicaci-maki oleh nyonya besar.

    Tetapi kamu brahmana, apa yang kamu takutkan,

    yang menyebabkan kamu selalu turun ke air

    dengan tubuh kedinginan, menggigil?

    Brahmana: Puik,1 kamu pasti tahu, kamu bertanya kepada orang

    yang melakukan karma baik dan menghilangkan karma buruk.

    Siapapun, tua atau muda, yang melakukan karma buruk

    melalui ritual air ini, dibebaskan dari karma buruk.

    Theri: Siapa yang mengajarimu, dengan berendam di air

    seseorang dibebaskan dari karma buruk?

    Pasti dari si bodoh ke si bodoh. 2

    Bila demikian, semua katak, kura-kura, naga, buaya, dan

    yang lainnya yang hidup di air, pasti masuk surga.

    Penjagal sapi, penjagal babi, nelayan, pemburu, pencuri, algojo, dan

    pelaku kejahatan lainnya melalui ritual air ini, akan bebas dari karma buruk.

    Jika sungai-sungai ini dapat menghanyutkan karma buruk dari masa lalu,

    mereka juga akan menghanyutkan karma baikmu, dan

    kamu tidak akan punya apa-apa lagi.

    Apapun itu yang membuatmu takut, jangan turun ke air,

    jangan sampai dinginnya air merusak kulitmu.

    Brahmana: Saya telah mengikuti jalan yang salah, Nona yang baik, 3

    dan kamu telah membuatku kembali ke jalan mulia.

    Nona, saya berikan jubah untuk ritual air ini kepadamu.

    Theri: Biar jubah itu tetap menjadi milikmu, saya tidak membutuhkannya.

    Jika kau takut penderitaan,

    jika kau tidak suka penderitaan,

    maka, jangan lakukan perbuatan buruk,

    baik secara terbuka ataupun sembunyi-sembunyi.

    Jika kau saat ini ataupun nanti melakukan perbuatan buruk,

    kau tidak akan terbebas dari penderitaan, bahkan

    meskipun kau melarikan diri.

    Jika kau takut penderitaan,

    jika kau tidak suka penderitaan,

  • ambillah perlindungan kepada Buddha, Dhamma, dan Sangha,

    ambil dan laksanakanlah sila demi kesejahteraanmu.

    Brahmana: Saya pergi berlindung kepada Buddha, Dhamma, dan Sangha,

    mengambil dan melaksanakan sila demi kesejahteraanku.

    Sebelumnya, saya adalah seorang kerabat dari Brahma,

    sekarang, menjadi seorang brahmana yang sesungguhnya. 4

    Saya adalah pemilik tiga pengetahuan supernormal, 5

    sempurna dalam pengetahuan.

    Seorang terpelajar dan termurnikan sempurna. 6

    Salam mett,

    U Sikkhnanda

    Benteng Satipahana

    Tangerang, 28 Maret, 2014

    1 Seorang bhikkhuni Arahat. Beliau terlahir sebagai anak dari salah satu budak pembawa air dari

    Anthapiika. Beliau dipanggil Pu karena dengan kelahirannya, jumlah anak-anak yang

    berada di lingkungan keluarga Anthapiika menjadi seratus orang. Beliau menjadi seorang

    Sotpanna ketika mendengar pembabaran Mah-Shanda Sutta (MN 12). Seperti yang

    dikisahkan dalam Sutta di atas, beliau berhasil mengubah pandangan brahmana Sotthiya yang

    mempercayai pemurnian melalui ritual berendam air, dengan demikian beliau mendapatkan

    pujian dari Anthapiika yang kemudian membebaskannya dari status seorang budak.

    Kemudian beliau menjadi seorang bhikkhuni dan dengan berjalannya waktu mencapai tingkat

    kesucian Arahat dan dilengkapi dengan empat pengetahuan analitis (paisambhid).

    Saat masa Buddha Vipass, Sikh, Vessabh, Kakussandha, Kogamana, dan Kassapa beliau juga

    menjadi seorang bhikkhuni yang baik terjaga moralitas dan indranya, luas pengetahuan

    Dhammanya, dan juga merupakan seorang penceramah Dhamma yang dikagumi. Sayangnya,

    beliau gagal membasmi kekotoran mentalnya karena kesombongannya.

    Puthergthvaan dan Puiktherapadna (KN 11.38).

    Dari kisah kehidupan beliau, kita bisa memetik pelajaran bahwa pencapaian kesucian tidak bisa

    didapat dengan usaha kacangan atau ecek-ecek. Maka dari itu, selagi kita mempunyai

    kesempatan untuk belajar dan mempraktikkan Dhamma Mulia ini, berjuanglah sungguh-

    sungguh, jangan sampai menyesal di kemudian hari.

    2 Kepercayaan yang salah ini termasuk dalam slabbataparmsa (mencengkeram pada

    pelaksanaan praktik Dhamma ataupun Non-Dhamma yang keliru). Contoh: mempercayai

    kesucian dapat dicapai dengan melaksanakan ritual atau praktik yang bukan merupakan Jalan

    Mulia Beruas Delapan, antara lain: dengan mengikuti gaya hidup hewan, menjadi vegetarian,

    membaca mantra, hanya melaksanakan sila, atau hanya melaksanakan sila dan meditasi

    samatha. Contoh lain: mempercayai bahwa berkah, umur panjang, kesembuhan, dan kelahiran di

    alam bahagia dapat dicapai dengan berdoa, membaca mantra, diperciki air, dll. Jangankan bagi

    yang tidak belajar Dhamma, yang katanya mengenal Dhamma saja masih sering berada dalam

  • kekuasaan slabbataparmsa. Hal ini baru hilang sepenuhnya saat seseorang menjadi

    Sotpanna. Sebagai informasi tambahan silakan baca Hal yang Diharapakan - Iha Sutta.

    3 Di sini terlihat perubahan cara menyapa sang brahmana dari Puik (menyebut namanya

    langsung) menjadi Nona, karena menghargai Puik sebagai penolongnya.

    4 Menjadi seorang Arahat.

    5 Tevijja: mengingat kehidupan masa lalu, melihat perjalanan kehidupan seseorang dari satu

    kehidupan ke kehidupan berikutnya sesuai dengan karmanya, lenyapnya semua kekotoran

    mental.

    6 Nhta: arti harfiahnya adalah seseorang yang telah mandi. Sebelumnya beliau membersihkan

    perbuatan buruknya dengan mandi (berendam) di air, tetapi sekarang beliau telah termurnikan

    (terbersihkan/termandikan) sempurna dengan pencapaian kesucian Arahat-nya.