tiga hal yang mengikuti jenazah

9
Tiga Hal Yang Mengikuti Jenazah Karya: Dr. Amin Bin Abdullah Asy Syaqawy Segala puji hanya bagi Allah Subhanahu wa Ta ala , shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Rasulullah Muhammad shallallohu alaihi wasallam, dan aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya selain Allah yang Maha Esa dan tiada sekutu bagi -Nya dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan -Nya.. Amma Ba’du. Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan di dalam kitab shahihnya dari hadits Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallambersabda, « ُ هُ لَ مَ ع ىَ قْ بَ يَ وُ هُ الَ مَ وُ هُ لْ هَ ُ عِ جْ رَ يَ فُ هُ لَ مَ عَ وُ هُ الَ مَ وُ هُ لْ هَ ُ هُ عَ بْ " تَ يٌ دِ ح َ ى وَ قْ بَ يَ وِ ( انَ نْ , ي ُ عِ جْ رَ يَ فٌ هَ . ثَ لاَ . ثَ تِ ّ يَ مْ ل ُ عَ بْ " تَ ي». Mayit itu diikuti oleh tiga golongan, akan kembali dua golongan dan satu golongan akan tetap menemaninya, dia akan diikuti oleh keluarganya, hartanya dan amalnya. Maka keluarga dan hartanya akan kembali pulang sementara amalnya akan tetap menemaninya”. Hadits ini telah dijelaskan oleh Al-Hafiz Ibnu Rajab Al- Hambali di dalam risalah yang sangat berharga, aku merangkum penjelasannya dalam bahasan yang singkat ini: Beliau berkata, “Tafsir hadits ini adalah bahwa anak Adam mesti memiliki keluarga yang selalu bergaul dengan dirinya, harta sebagai bekal hidupnya, dua sahabat ini selalu menyertainya dan suatu saat akan berpisah dengannya. Maka orang yang berbahagia adalah orang yang menjadikan harta sebagai sarana untuk berdzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan menafkahkannya untuk kepentingan akhirat, dan dia mengambil harta itu sebatas kebutuhan yang bisa menyampaikannya untuk kehidupan akherat, dia mencari istri yang shalehah yang bisa menjaga keimanannya. Adapun orang yang menjadikan harta dan keluarga yang menyibukkannya sehingga melalaikan Allah Subhanahu wa Ta’alamaka dia temasuk

Upload: dani-rusdani

Post on 23-Oct-2015

23 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tiga Hal Yang Mengikuti Jenazah

Tiga Hal Yang Mengikuti Jenazah

Karya: Dr. Amin Bin Abdullah Asy Syaqawy

Segala puji hanya bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala, shalawat dan salam

semoga tetap tercurahkan kepada baginda Rasulullah Muhammad shallallohu

alaihi wasallam, dan aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah

dengan sebenarnya selain Allah yang Maha Esa dan tiada sekutu bagi -Nya dan

aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan -Nya.. Amma Ba’du.

Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan di dalam kitab shahihnya dari hadits

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi Muhammad shallallahu alaihi

wasallambersabda,

ع� » ج� ي�ر� ل�ه� ف� ال�ه� و�ع�م� ل�ه� و�م� د* ي�ت�ب�ع�ه� أ�ه� ى و�اح� ي�ب�ق� ع� اث�ن�ان� و� ج� ي�ر� ي6ت� ث�ال�ث�ة* ف� ي�ت�ب�ع� ال�م�

ل�ه� ى ع�م� ي�ب�ق� ال�ه� و� ل�ه� و�م� .« أ�ه�

Mayit itu diikuti oleh tiga golongan, akan kembali dua golongan dan satu

golongan akan tetap menemaninya, dia akan diikuti oleh keluarganya, hartanya

dan amalnya. Maka keluarga dan hartanya akan kembali pulang sementara

amalnya akan tetap menemaninya”.

Hadits ini telah dijelaskan oleh Al-Hafiz Ibnu Rajab Al-Hambali di dalam risalah

yang sangat berharga, aku merangkum penjelasannya dalam bahasan yang

singkat ini:

Beliau berkata, “Tafsir hadits ini adalah bahwa anak Adam mesti memiliki

keluarga yang selalu bergaul dengan dirinya, harta sebagai bekal hidupnya, dua

sahabat ini selalu menyertainya dan suatu saat akan berpisah dengannya. Maka

orang yang berbahagia adalah orang yang menjadikan harta sebagai sarana

untuk berdzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan menafkahkannya untuk

kepentingan akhirat, dan dia mengambil harta itu sebatas kebutuhan yang bisa

menyampaikannya untuk kehidupan akherat, dia mencari istri yang shalehah

yang bisa menjaga keimanannya. Adapun orang yang menjadikan harta dan

keluarga yang menyibukkannya sehingga melalaikan Allah Subhanahu wa

Ta’alamaka dia temasuk orang yang merugi, sebagaimana firman

Allah Subhanahu wa Ta’ala, tentang orang-orang Badui:

Page 2: Tiga Hal Yang Mengikuti Jenazah

لن�ا ر� ت�غ�ف� اس� ل�ون�ا ف� أ�ه� ال�ن�ا و� و� م�غ�ل�ت�ن�ا أ� ش�

“Harta dan keluarga kami telah merintangi kami, maka mohonkanlah ampunan

untuk kami…”(QS. Al-Fath: 11).

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

  ع�ل� د�ك�م� ع�ن ذ�ك�ر� اللBه� و�م�ن ي�ف� و�ال�ال�ك�م� و�ال� أ� و� م�

ك�م� أ� ن�وا ال� ت�ل�ه� ا الBذ�ين� آم� �يMه� ي�ا أ

ون� ر� اس� ل�ئ�ك� ه�م� ال�خ� و�أ� ذ�ل�ك� ف�

Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak anakmu

melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barang siapa yang membuat demikian

maka mereka itulah orang-orang yang rugi.. (QS. Al-Munafiqun: 9).

Al-Hakim meriwayatkan di dalam kitabnya Al-Mustadrok dari hadits Sahl bin

Sa’d radhiyallohu anhubahwa Jibril ‘alaihis salam datang kepada Nabi

Muhammad shallallahu alaihi wa sallam lalu berkata,

  ه�، و�اع�م�ل� ار�ق� إ�نBك� م�ف� ب�ب�ت� ف� ب�ب� م�ن� أ�ح� ح�أ� ، و� ي6ت* إ�نBك� م� ئ�ت� ف� ا ش� د�، ع�ش� م� Bم ي�ا م�ح�

ه� ب�اللBي�ل� ي�ام� ؤ�م�ن� ق� ف� ال�م� ر� د� ش� Bم ال� : ي�ا م�ح� ز�ي ب�ه�، ث�مB ق� إ�نBك� م�ج� ئ�ت� ف� ا ش� م�

ه� ع�ن� النBاس� ت�غ�ن�اؤ� ه� اس� Mز “ و�ع�

“Wahai Muhammad hiduplah sekehendakmu namun engkau pasti akan mati,

cintailah siapa saja yang engkau cintai namun engkau akan meninggalkannya,

dan berbuatlah apa yang engkau kehendaki namun engkau akan mendapat

balasannya, kemudian Jibril berkata: Wahai Muhamad kemulian seorang

mu’min ada pada saat melaksanakan qiyamullail dan kehormatannya pada

ketidakbutuhannya pada manusia”

Maka apabila anak Adam mati, dan meninggalkan dunia ini maka dia tidak

mengambil manfaat apapun dari

keluarga dan hartanya kecuali doa keluarga baginya, permohonan ampun

mereka untuk dirinya dan perbuatan-perbuatan yang dijelaskan oleh syara’ yang

Page 3: Tiga Hal Yang Mengikuti Jenazah

bisa mendatangkan manfaat untuk dirinya serta apa yang dikeluarkan dari

hartanya untuk kebutuhan dirinya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

 fل�يم ل�بf س� ع� م�ال* و�ال� ب�ن�ون� إ�الB م�ن� أ�ت�ى اللBه� ب�ق� ي�و�م� ال� ي�نف�

“(yaitu) di hari dimana harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna. kecuali orang-

orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih”. (QS. Al-Asyu’ara: 88-

89).

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

اء  ل�ن�اك�م� و�ر� Bو ا خ� Bك�ت�م م ت�ر� ةf و� Bر وBل� م�ن�اك�م� أ� ل�ق� ا خ� اد�ى ك�م� ر� ون�ا ف� ئ�ت�م� د� ج� ل�ق� و�

ور�ك�م� ظ�ه�

“Dan sesungguhnya kamu datang kepada Kami sendiri-sendiri sebagaimana

kamu Kami ciptakan pada mulanya, dan kamu tinggalkan di belakangmu (di

dunia) apa yang telah Kami kurniakan kepadamu;…”. (QS. Al-An’am: 94).

Imam Muslim meriwayatkan di dalam kitab shahihnya dari hadits Abu Hurairah

radhiyallohu anhu bahwa Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam bersabda:

« fل�م و� ع�ار�ي�ةf أ� ةf ج� د�ق� ل�ه� إ�الB م�ن� ث�ال�ث�ةf إ�الB م�ن� ص� ط�ع� ع�ن�ه� ع�م� ان� ان�ق� إ�ذ�ا م�ات� اإل�ن�س�

ال�حf ي�د�ع�و ل�ه� ل�دf ص� و� و�ع� ب�ه� أ� .« ي�ن�ت�ف�

Apabila anak Adam meninggal maka akan terputus amalnya kecuali tiga hal:

Shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak shaleh yang selalu

mendoakan kedua orang tuanya”. 

Adapun teman pertama adalah keluarga, maka keluarga tidak akan memberikan

manfaat apapun baginya setelah kematiannya kecuali orang yang memintakan

ampun baginya dan berdoa baginya seperti apa yang telah disebutkan

sebelumnya. Bisa jadi keluarganya tidak berdoa baginya, sebab bisa jadi orang

lain yang lebih jauh, lebih memberikan manfaat bagi keluarganya, sebagaimana

yang pernah diungkapkan oleh orang-orang shaleh: “Keluargamu sibuk membagi

Page 4: Tiga Hal Yang Mengikuti Jenazah

warisan yang telah engkau tinggalkan, sementara ada orang lain yang bersedih

dengan kematianmu dan berdoa untukmu pada saat dirimu berada di antara

himpitan lubang-lubang dalam tanah”, dan di antara keluarga itu ada yang

menjadi musuh bagimu, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

  وه�م� ذ�ر� اح� ا لBك�م� ف� tد�ك�م� ع�د�و و�ال�أ� ك�م� و� و�اج� ن�وا إ�نB م�ن� أ�ز� ا الBذ�ين� آم� �يMه� ي�ا أ

“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-

anakmu ada yang menjadi musuh bagimu” (QS. Al-Taghabun: 14).

Adapun teman yang kedua adalah harta, maka dia tidak mengikuti pemiliknya

dan tidak pula masuk ke dalam kuburnya, dan kembalinya harta tersebut sebagai

kalimat kiasan bahwa harta itu tidak menemani pemiliknya di dalam kuburnya

dan tidak masuk ke dalam liang kubur pemiliknya. Diriwayatkan oleh Muslim dari

hadits Abu Hurairah radhiyallohu anhu bahwa Nabi Muhammadshallallahu alaihi

wasallam bersabda:

و� ل�ب�س� » ن�ى أ� أ�ف� ا أ�ك�ل� ف� ال�ه� ث�ال�ث* م� ا ل�ه� م�ن� م� �نBم� ال�ى إ ال�ى م� ول� ال�ع�ب�د� م� ي�ق�

ت�ار�ك�ه� ل�لنBاس� و� ذ�اه�ب* و� ه� و�ى ذ�ل�ك� ف� ا س� ت�ن�ى و�م� اق� و� أ�ع�ط�ى ف�أ�ب�ل�ى أ� .« ف�

“Anak Adam berkata: Hartaku, hartaku, Allah berfirman: Apakah engkau memiliki

harta wahai anak Adam kecuali apa yang engkau telah makan dan habis, atau

engkau pakai lalu rusak, atau engkau sedekahkan lalu engkau berlalu

membawanya dan apa-apa selain itu maka dia pergi dan ditinggalkan untuk

orang lain”.

Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari hadits Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu

anhu bahwa Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam bersabda,

« Bد* إ�ال نBا أ�ح� ا م� ول� اللBه� م� س� ال�وا ي�ا ر� ال�ه� » . ق� �ل�ي�ه� م�ن� م� بM إ ث�ه� أ�ح� ار� ال� و� �يMك�م� م� أ

ر� Bا أ�خ ار�ث�ه� م� دBم� ، و�م�ال� و� ا ق� ال�ه� م� إ�نB م� ال� « ف� �ل�ي�ه� . ق� بM إ ال�ه� أ�ح� « م�

“Siapakah di antara kalian yang harta pewarisnya lebih dicintainya daripada

harta dirinya sendiri?. Para shahabat berkata: Wahai Rasulullah, tidak ada

Page 5: Tiga Hal Yang Mengikuti Jenazah

seorangpun di antara kita kecuali hartanya lebih dicintainya. Beliau bersabda:

Sesungguhnya harta miliknya yang sebenarnya adalah apa yang telah

dipersembahkan (sebagai amal shaleh) sementara harta pewarisnya adalah apa

yang ditinggalkan”.

Maka seorang hamba tidak akan mengambil manfaat apapun dari hartanya

kecuali apa yang dipersembahkannya untuk masa depan dirinya di (akherat

kelak) dan menafkahkan harta itu di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan apa

yang telah dimakan dan dipakainya, maka dia bukan bagian yang menjadi

miliknya (secara hakiki) dan bukan pula dosa baginya dalam pemanfaatannya.

Kecuali jika dia berniat dengan niat amal shaleh, maka dia akan diberikan

kepadanya pahala secara mutlak. Sebagian pembesar dan penguasa berkata

kepada Abu Hazim yang hidup zuhud: Kenapa kita membenci kematian?. Beliau

menjawab: Karena engkau mengagungkan dunia, engkau telah menjadikan

hartamu di hadapan kedua matamu maka engkau pasti benci meninggalkannya

dan seandainya engkau mempersiapkannya untuk akheratmu niscaya engkau

akan senang menggunakannya untuk mengejarnya. Allah Subhanahu wa

Ta’ala berfirman:

إ�نB اللxه� ب�ه�  ءf ف� ي� وا� م�ن ش� ق� ا ت�نف� بMون� و�م� ا ت�ح� Bم وا� م� ق� تBى ت�نف� ل�ن ت�ن�ال�وا� ال�ب�رB ح�

ع�ل�يم*

“Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebaikan (yang sempurna), sebelum

kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu

nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.” (QS. Ali Imron: 92) 

Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma tidak bangga kepada hartanya kecuali apa yang

telah dipersembahkannya sebagai amal shaleh karena Allah Subhanahu wa

Ta’ala, sehingga pada suatu ketika pada saat dia menunggang seekor onta, lalu

dia kagum dengannya, maka diapun segera turun darinya dan mengaraknya dan

menjadikannya sebagai sedekah di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Adapun teman yang ketiga: Dia adalah amal yang mengikuti pemiliknya ke

dalam kubur dan hidup bersamanya dalam kubur tersebut, dia bersamanya pada

saat dibangkitkan menghadap AllahSubhanahu wa Ta’ala. Amal itu menyertainya

pada saat dikumpulkan di padang mahsyar, di atasshiroth (titian), pada saat

Page 6: Tiga Hal Yang Mengikuti Jenazah

ditimbang dan dengan amal itu pula seseorang akan memperoleh tingkat

kedudukannya di surga atau di neraka. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

مf ل6ل�ع�ب�يد�  Bك� ب�ظ�الMب ا ر� ا و�م� ع�ل�ي�ه� اء ف� س�ه� و�م�ن� أ� س� ل�ن�ف� ا ف� ال�ح} م�ن� ع�م�ل� ص�

“Barang siapa yang mengerjakan amal yang saleh maka (pahalanya) untuk

dirinya sendiri dan barang siapa yang berbuat jahat maka (dosanya) atas dirinya

sendiri; dan sekali-kali tidaklah Tuhanmu menganiaya hamba-hamba (Nya). (QS.

Fushilat: 46).

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

د�ون� ه� م� ي�م� ه� س� �نف� أل� ا ف� ال�ح} ه� و�م�ن� ع�م�ل� ص� ر� ع�ل�ي�ه� ك�ف� ر� ف� م�ن ك�ف�

Barang siapa yang kafir maka dia sendirilah yang menanggung (akibat)

kekafirannya itu; dan barang siapa yang beramal saleh maka untuk diri mereka

sendirilah mereka menyiapkan (tempat yang menyenangkan), (QS. Al-Rum: 44)

Sebagian ulama salaf berkata tentang tafsir ayat di atas bahwa mereka

mempersiapkan bagi diri mereka kebutuhan di dalam kubur mereka. Maka amal

shaleh sebagai tempat yang menyejukkan bagi yang mengerjakannya di dalam

kubur, di mana saat di dalam kubur seorang hamba tidak memiliki apapun yang

pernah dinikmatinya selama di dunia seperti kasur yang empuk, bantal dan

ranjang-ranjang tidur namun setiap orang akan tidur dengan ranjang amal,

berbantal kebaikan atau keburukan. Maka orang yang berakal adalah orang

yang membangun rumah tempat dia menetap dalam jangka waktu yang panjang,

walau seandainya dia membangunnya dengan puing-puing rumahnya yang

roboh yang akan ditinggalkannya maka dia tidak akan merugi, bahkan dia

beruntung. Sebagian ulama salaf berkata, “Bekerjalah untuk kepentingan

duniamu sebatas lamanya masa kamu menetap padanya, dan berbuatlah untuk

akheratmu sebatas lamanya kamu tinggal padanya. Al-Hasan Al Bashri berkisah,

“Seorang lelaki dari kaum muslimin mengikuti jenazah saudaranya lalu pada saat

jenazah diturunkan di dalam liang kuburnya lelaki itu berkata: Aku tidak

mengetahui yang mengikutimu dari dunia ini kecuali tiga helai kain, demi Allah

aku meninggalkan rumahku dengan barang-barang yang begitu banyak, demi

Page 7: Tiga Hal Yang Mengikuti Jenazah

Allah seandainya aku diberi kesempatan untuk pulang ke rumah niscaya aku

akan sedekahkan rumahku untuk kepentingan diriku. Al-Hasan berkata: “Maka

lelaki itupun kembali ke rumahnya dan menyedekahkan harta-hartanya. Dan

mereka tahu bahwa orang yang dimaksud adalah Umar bin Abdul

Aziz rahimahullah”.

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, semoga shalawat dan salam tetap

tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad shallallahu alaihi wasallam dan

kepada keluarga, shahabat serta seluruh pengikut beliau.[]

Hidup selalu menghadirkan dua sisi yang tidak dapat dihindari, yaitu kebahagiaan dan kesedihan. Dua sisi

itu Allah hadirkan sebagai bagian dari perjalanan kehidupan.

Kesedihan yang terkadang membuat hidup tak nyaman, juga bahagia yang tak selalu menjadi kawan. Inti

dari perjalanan kehidupan itu adalah perjuangan hidup yang selalu berujung pada kondisi yang tidak bisa

dihindari manusia: kematian.

Kematian diibaratkan sebuah antrian, dan manusia hanya tinggal menunggu panggilan sesuai urutan. yang

sulit adalah,  kita tidak tahu ada dibaris keberapa kita berada, apakah dibaris paling belakang, atau dibaris

bagian tengah, atau jangan-jangan kita sudah berada di depan loket antrian tesebut, dan hikmah dari

perumpaan itu adalah kita dituntut untuk selalu berusaha mempersiapkan diri  dengan mempersiapkan

bekal amal-amal kebaikan.

 

Kita sering sekali mendengar kata-kata mati atau maut, tapi banyak diantara kita yang tidak peduli akan

kematian itu, bahkan tidak pernah mempersiapkan diri untuk menghadapi kematian itu, padahal kematian

adalah sesuatu yang pasti datang, kapan dan dimanapun, apa dan siapapun kita.

Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan

menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang

nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”. (QS Al-Jumuah: 8)

 

Rasulullah SAW barsabda: “Yang mengikuti janazah kekubur ada 3 kelompok (hal),  keluarga, harta dan

amal.  yang dua  kembali,  keluarga dan harta, dan yang satu tinggal, amal”.

Keluarga (Ahli) kita,  sanak family, kerabat, tetangga, semua yang ikut mengantar janazah kekubur akan

kembali,  siapapun, walaupun keluarga paling terdekat, atau teman sejati, teman sehidup semati, orang

yang paling dicintai semua kembali setelah proses pemakaman selesai, tidak ada yang mau untuk

Page 8: Tiga Hal Yang Mengikuti Jenazah

menemani, istri, suami, anak, tetangga, kawan, orang yang paling dicintai sekalipun, tidak ada, nafsi-nafsi,

selamat jalan-selamat jalan,

Harta, yang dibawa saat mengiringi janazah semuanya akan kembali, kendaraan roda empat, kendaraan

roda dua, sampai payung yang digunakan untuk menutupi keranda juga dibawa pulang, tidak ada yang di

tinggal satupun,  walaupun harta itu milik kesayangan almarhum.

Maka yang tinggal adalah amal,  amal ada dua macam, ada amal baik (shaleh)dan ada amal

buruk (tholeh),dan nanti, dan amal-amal kita nanti akan Allah serupakan menjadi makhluk-makhluk untuk

menemani kita didalam kubur.

Amal yang baik (sholeh) akan Allah serupakan menjadi makhluk yang sangat enak dipan-dang mata dan

menjadi sesuatu yang sangat menyenangkan, sambil terheran-heran, lalu kita bertanya; siapa engkau..!

didunia dahulu aku tidak pernah melihat makhluk seindah engkau; makhluk itu menjawab; aku adalah amal

baik (shaleh)mu.

Kalau, ketika kita hidup didunia, kita banyak beramal yang baik (shaleh) rajin mengerjakan shalat bahkan

dengan bejamaah, gemar berinfak, bersodakoh, pandai jaga lisan, pandai menjaga mata, telinga, (tidak

doyan gosip) maka sangat boleh jadi lalu kubur kita menjadi lapang, terang, sejuk, luas, nyaman, di tambah

yang menemani sesuatu yang sangat menyenangkan, seakan-akan kita sudah berada didalam surga

sebelum datangnya kiamat, kubur kita menjadi “raudhah min riyadil jannah”, seminggu rasanya baru sehari,

lalu tidur kita bagaikan tidurnya pengantin, rasa-rasanya malam berlalu begitu cepat, tau-tau sudah pagi,

Subhanallah…

 Sedangkan amal buruk, (amal tholeh), akan Allah serupakan dengan sesuatau yang sangat tidak enak

dipandang mata, sangat tidak menyenangkan, menyeramkan, dengan terheran-heran kitapun lalu

bertanya,siapa engkau..! dahulu didunia aku tidak pernah melihat makhluk sejelek dan seburuk engkau;

makhluk itu menjawab; aku adalah amal buruk (tholeh) mu.

Jika ketika hidup didunia, begitu banyak amal keburukan (tholeh), jangankan shalat bejamaah, shalat sendiri

saja kadang-kadang kita begitu malas, kadang suara azan sudah terdengar bersaut-sautan di mushalla atau

masjid memanggil-manggil, tetapi kita masih terus saja asik dengan kesibukan kita, padahal panggilan

adzan itu pada hakekatnya adalah panggilan Allah, tapi karena kita tidak hobi (suka) ke masjid, maka

panggi-lan Allah dianggap sepele, kita biarkan berlalu begitu saja, kita juga tidak suka berinfak, bersodakoh,

kita selalu menuruti hawa nafsu untuk hal-hal yang menjadikan kita lalu menjadi orang yang tergolong pelit,

kikir dengan harta.

Kita tidak bisa menjaga sikap atau prilaku yang membuat para tetangga merasa terusik kenyamanannya.

kita tidak mampu menjaga lisan untuk tidak bergunjing, membuka aib-aib orang lain, tidak mampu menjaga

telinga tetapi dengan senang  mendengarkan omongan-omongan kotor yang tidak berguna.

Maka sangat boleh jadi kubur kita lalu seperti neraka sebelum datangnya kiamat, sehingga kubur kita

bagaikan “Khuffat min khuffatin niiron”, begitu gelap, sempit, panas, dan ditemani sesuatu yang sangat

menyeramkan, menakutkan, sehari rasanya bagaikan setahun.

Laa haula wala kuwwata illa billah…

“Barang siapa megharap perjumpaan dengan  Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amalamal yang

shaleh .” (QS al-Kahfi : 110)

Wallahu a’lam Bisshowab.