tim penyusun · 2020. 7. 7. · kualitas air dan pengendalian pencemaran air (lembaran negara tahun...

48
Executive Summary i

Upload: others

Post on 30-Nov-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tim Penyusun · 2020. 7. 7. · Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara tahun 2001 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4161). 8. Peraturan Pemerintah Republik

Executive Summary i

Page 2: Tim Penyusun · 2020. 7. 7. · Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara tahun 2001 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4161). 8. Peraturan Pemerintah Republik

Executive Summary i

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat rahmat yang dilimpahkan-Nya,

Kami, dapat menyelesaikan Executive Summary untuk pekerjaan Kajian Tentang Perekayasaan

Teknologi Dalam Pengelolaan Sungai Berbasis Networked Society di Jawa Tengah Tahun Anggaran

2020. Laporan Antara ini berisi tentang keseluruhan substansi yang memuat pendahuluan, Tinjauan

Kebijakan dan Kajian Teori; Metodologi, Pembahasan dan Penutup serta Lampiran.

Kami menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu tersusunnya

exsume ini. Melalui kegiatan ini kami berharap dapat ikut serta dalam membantu laporan ini, sehingga

hasil dari kegiatan ini dapat bermanfaat bagi stakeholders terkait di masa yang akan datang.

Tim

Penyusun

Page 3: Tim Penyusun · 2020. 7. 7. · Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara tahun 2001 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4161). 8. Peraturan Pemerintah Republik

Executive Summary ii

KATA PENGANTAR ................................................................................................................. i

DAFTAR ISI .................................................................................................................. ii

PENDAHULUAN ........................................................................................................................ 1

Latar Belakang............................................................................................................... 7

Maksud Dan Tujuan ....................................................................................................... 7

Waktu Pelaksanaan ....................................................................................................... 7

Sasaran ......................................................................................................................... 7

Ruang Lingkup .............................................................................................................. 7

Dasar Hukum ................................................................................................................. 8

ANALISIS TIPOLOGI PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) DI PROVINSI

JAWA TENGAH ....................................................................................................................... 10

Analisis Tipologi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Garang ................................ 11

Analisis Tipologi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengawan Solo .................. 13

Analisis Tipologi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Lampir ................................. 15

Analisis Tipologi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Tengguli .............................. 17

Analisis Tipologi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Citanduy .............................. 19

Analisis Tipologi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Karimun ............................... 21

Analisis Tipologi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Pemali ................................. 23

Analisis Tipologi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Progo .................................. 25

Analisis Tipologi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Serayu ................................. 27

Page 4: Tim Penyusun · 2020. 7. 7. · Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara tahun 2001 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4161). 8. Peraturan Pemerintah Republik

Executive Summary iii

Analisis Tipologi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Banjaran .............................. 29

REGULASI DAN KEWENANGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH TERHADAP

PENGELOLAAN DAS ............................................................................................................... 31

PERAN TEKNOLOGI DALAM MENDETEKSI BANJIR DI JAWA TENGAH BERBASIS NETWORK

SOCIETY .................................................................................................................................. 35

SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN SUNGAI BERBASIS NETWORK SOCIETY ......................... 38

PENUTUP ................................................................................................................................ 45

Page 5: Tim Penyusun · 2020. 7. 7. · Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara tahun 2001 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4161). 8. Peraturan Pemerintah Republik

Executive Summary 4

LATAR BELAKANG

Masyarakat berjejaring (networked society) saat ini merupakan unsur dominan dalam teori

dan praktek governance. Kata governance menjadi populer setelah kebangkrutan pemerintah

akibat krisis hutang di tahun 1980-an. Governance mengimplikasikan bahwa layanan publik

tidak lagi menjadi tanggung jawab mutlak pemerintah, tetapi juga melibatkan aktor non

pemerintah termasuk swasta didalamnya. Masyarakat berjejaring mengindikasikan adanya

simpul-simpul ikatan aktor dalam masyarakat yang menunjukkan adanya hubungan, atau

tidak adanya hubungan, antar simpul. Tahun 2015 Jurnal Water Alternatives menurunkan

edisi khusus tentang Information and Knowledge for Water Governance in the Networked

Society. Belum lagi topik ini mapan secara teoritik apalagi praktek dalam manajemen air,

komunikasi berjejaring telah berkembang lebih maju lagi. Perkembangan dunia digital saat

ini mengarah pada pelibatan warga untuk meningkatkan legitimasi dan kecepattanggapan

mekanisme dalam governance.

Implementasi konsep masyarakat berjejaring dalam pengelolaan air mensyaratkan adanya

kebijakan data yang terbuka secara efektif. Penelitian di Australia, Denmark, Spanyol,

Inggris, dan Amerika Serikat menyisakan masalah terkait hal ini, yaitu (1) kultur

pemerintahan yang tertutup, (2) aturan tentang privasi, (3) terbatasnya data yang berkualitas,

(4) terbatasnya informasi yang ramah pengguna, (5) belum mapannya standarisasi data. Ada

3 (tiga) tahapan penting dalam konsep masyarakat berjejaring, yaitu (1) tahap penyadaran,

(2) tahap peningkatan kapasitas (capacity building) yang meliputi peningkatan kapasitas

Page 6: Tim Penyusun · 2020. 7. 7. · Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara tahun 2001 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4161). 8. Peraturan Pemerintah Republik

Executive Summary 5

manusia, organisasi, dan sistem nilai, serta (3) tahap pemberian daya (empowerment) yaitu

pemberian kekuasaan, otoritas, atau peluang. Dalam proses pemberdayaan masyarakat,

kegiatan penyuluhan dan pendampingan merupakan kegiatan yang harus dilakukan. Hal

tersebut juga tertuang dalam pasal-pasal tentang pemberdayaan masyarakat yang ada

dalam peraturan perundangan yang berkaitan dengan pengelolaan DAS. Selain itu, untuk

mencapai masyarakat yang berjejaring, ada beberapa upaya yang juga perlu mendapat

perhatian yaitu: (1) Menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat

berkembang. Kerja sama dengan masyarakat membutuhkan komitmen yang kuat dari

pemerintah dan para pihak terkait yang lain. Pihak-pihak tersebut dituntut untuk

menciptakan suasana atau iklim mendukung agar potensi masyarakat berkembang. Peran

serta masyarakat harus didorong seluas-luasnya melalui program-program pendampingan

menuju suatu kemandirian mereka. (2) Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh

masyarakat (empowering). Penguatan ini meliputi langkah-langkah nyata dan menyangkut

penyediaan berbagai masukan, serta pembukaan akses kedalam berbagai peluang

(opportunities) yang akan membuat masyarakat menjadi makin berdaya.

Tata pengelolaan yang baik (good governance) dalam pengelolaan daerah aliran sungai

(DAS) diperlukan karena pada hakekatnya kerusakan sumber daya alam yang terjadi dalam

DAS disebabkan oleh tata pengelolaan yang buruk (bad governance). Tata pengelolaan yang

baik diperlukan untuk menopang kehidupan manusia dan kehidupan pada umumnya, baik

makro maupun mikroorganisme, di wilayah DAS dan sekitarnya. Optimalisasi pengelolaan

DAS di Jawa Tengah perlu lebih difokuskan pada penggunaan lahan, salah satu kasus belum

optimalnya penggunaan lahan pada DAS di Jawa Tengah adalah Daerah Aliran Sungai (DAS)

Keduang, Wonogiri, Jawa Tengah yang memiliki luas 39.733 hektare dengan 16 sub DAS

yang mengalir ke waduk Wonogiri serta memiliki fungsi strategis bagi perlindungan daerah

aliran sungai Solo. Namun dikarenakan tingginya tingkat sedimentasi yang masuk ke waduk

Wonogiri ditengarai akibat tidak optimalnya penggunaan lahan di sekitar DAS tersebut

(Hakim,2019). Lebih lanjut Hakim menyatakan bahwa terdapat variasi kinerja sub DAS

Keduang yakni sebanyak 10 DAS masuk kategori buruk dan 6 sub DAS kategori sedang. Dari

sisi parameter buruknya kondisi lahan, kondisi tata air, dan sosial ekonomi diketahui

berdampak pada penurunan kinerja DAS. Oleh karena itu, diperlukan optimalisasi

Page 7: Tim Penyusun · 2020. 7. 7. · Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara tahun 2001 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4161). 8. Peraturan Pemerintah Republik

Executive Summary 6

penggunaan lahan yang dilakukan dengan cara penggabungan dari pendekatan kinerja DAS

dan evaluasi lahan seacara berkelanjutan.

Penelitian lain menunjukkan sulitnya membangun kepercayaan dalam masyarakat

bberjejaring khususnya dalam pengelolaan DAS. Kenyataan tersebut menunjukkan bahwa

upaya pengelolaan DAS berbasis masyarakat berjejaring sangat diperlukan. Hal tersebut

dikarenakan sebagian besar lahan yang berada di DAS, khususnya DAS yang padat penduduk

seperti di Pulau Jawa, merupakan lahan milik masyarakat yang pengelolaannya ditentukan

oleh masyarakat sendiri selaku pemilik lahan. Saat ini dari 450 DAS di Indonesia terdapat 118

DAS yang dalam kondisi kritis. Indikator DAS yang sehat adalah sungai yang sehat dan sungai

yang sehat ditandai oleh kecilnya perbedaan debit air antara musim kemarau dan musim

hujan. Ciri DAS di Provinsi Jawa Tengah adalah DAS yang secara geografis melewati lebih

dari satu wilayah administrasi kabupaten/kota dan secara potensial dapat dimanfaatkan oleh

lebih dari satu kabupaten/kota, maka peran pengendalian pemanfaatan ruang tidak dapat

secara langsung oleh Kabupaten/Kota, dibutuhkan peran Provinsi dalam pengelolaan DAS

dan pengendalian pemanfaatan ruang. Tujuan jangka panjang penelitian ini adalah

terbentuknya pengelolaan sungai berjejaring di seluruh Indonesia, sementara tujuan

khususnya adalah bagaimana melalui topik penelitian ini DAS dapat dikelola dengan lebih

baik.

Penelitian ini berusaha untuk mengaplikasikan manajemen sungai berjejaring dengan

menggunakan rekayasa teknologi informasi dan komunikasi yang melibatkan warga melalui

mobile application sehingga sungai dapat dimanajemeni secara berkelanjutan. Sebelum

sampai pada pengembangan aplikasi yang akan dilakukan adalah bagaimana membangun

kepercayaan dan kesamaan platforms di antara para pihak baik pemerintah, swasta maupun

lembaga swadaya masyarakat yang terlibat dalam pengelolaan “Sungai”, yang karena

pemanfaatannya bagi masyarakat Kota Semarang menjadi tanggung jawab mitra penelitian

ini yaitu BAPPEDA Provinsi Jawa Tengah. Metode penelitian yang digunakan adalah modifikasi

dari Social Network Analysis dimulai dengan kegiatan susur sungai, diikuti dengan wawancara

untuk mengidentifikasi data, platforms, dan pihak-pihak lain yang berjejaring dengan

responden (seperti melalui pertanyaan dengan siapa saja anda berkomunikasi tentang topik

penelitian) dan hambatan berjejaring, dan hasilnya divalidasi melalui diskusi kelompok fokus.

Page 8: Tim Penyusun · 2020. 7. 7. · Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara tahun 2001 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4161). 8. Peraturan Pemerintah Republik

Executive Summary 7

MAKSUD DAN TUJUAN

Secara Umum Maksud Dari Kajian Tentang Perekayasaan Teknologi Dalam Pengelolaan Sungai

Berbasis Networked Society Di Jawa Tengah Ini Adalah Untuk Mengetahui bagaimana

Pemanfaatan Teknologi dalam Pegelolaan Sungai di Jawa Tengah.

Adapun tujuan khusus dari kajian ini adalah sebagai berikut:

1. Menelaah dan memetakan regulasi dan kewenangan pemerintahan provinsi

terhadap Pengelolaan Sungai.

2. Menggambarkan Peran perakayasaan teknologi dalam mendeteksi peringatan

bencana banjir di Jawa tengah berbasis networked society.

3. Mengambarkan Peran teknologi dalam mendeteksi Kuantitas dan kualitas Air sungai

dalam Pencemaran Lingkungan di Jawa Tengah

4. Merumuskan kebijakan dalam pengelolaan sungai berbasis perekayasaan teknologi.

WAKTU PELAKSANAAN

Waktu pelaksanaan kegiatan penyusunan Kajian Tentang Perekayasaan Teknologi Dalam

Pengelolaan Sungai Berbasis Networked Society Di Jawa Tengah, selama 60 (enam puluh) hari

kalender dari waktu ditetapkannya pelaksanaan kegiatan ini.

SASARAN

Sasaran kegiatan adalah tersusunnya dokumen Kajian Tentang Perekayasaan Teknologi Dalam

Pengelolaan Sungai Berbasis Networked Society Di Jawa Tengah sesuai dengan kondisi objektif di

lapangan serta sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

RUANG LINGKUP

Ruang lingkup Kajian Tentang Perekayasaan Teknologi Dalam Pengelolaan Sungai Berbasis

Networked Society Di Jawa Tengah

antara lain meliputi :

a. Penelaahan terhadap regulasi dan aturan tentang Pegelolaan Sungai di Jawa Tengah.

b. Penyerapan informasi dan masukan dari seluruh instansi dan/atau dinas terkait,

1) BAPPEDA Provinsi Jawa Tengah;

2) Dinas Pudataru

Page 9: Tim Penyusun · 2020. 7. 7. · Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara tahun 2001 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4161). 8. Peraturan Pemerintah Republik

Executive Summary 8

3) BPS Provinsi Jawa Tengah

c. Adapun materi yang dibutuhkan dari masing-masing instansi tersebut adalah :

1) Kewenangan dan Kelembagaan (regulasi, Kewenangan, Kelembagaan)

2) Data Sekunder yang sudah ada.

3) Permasalahan yang dihadapi di lapangan

DASAR HUKUM

Kegiatan penelitian berlandaskan beberapa dasar hukum yang dijadikan acuan, antara lain:

1. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi

Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor

3419).

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan

Bencana.

3. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4377).

4. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan

dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

5. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan

Daerah.

6. Undang – Undang Republik Indonesian Nomor 17 Tahun 2019 Tentang Sumber Daya

Air.

7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan

Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara tahun 2001 Nomor

153, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4161).

8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesian Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Rencana

Tata Ruang Wilayah Nasional.

9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan

Sumber Daya Air.

10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2011 Tentang Sungai.

Page 10: Tim Penyusun · 2020. 7. 7. · Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara tahun 2001 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4161). 8. Peraturan Pemerintah Republik

Executive Summary 9

11. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan

Daerah Aliran Sungai.

12. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Penetapan

Wilayah Sungai.

13. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11A Tahun 2006 Tentang Kriteria dan

Penetapan Wilayah Sungai.

14. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 1 Tahun 2007 Tentang Pedoman

Pangkajian Teknis untuk Menetapkan Kelas Air.

15. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 110 Tahun 2003 Tentang Pedoman

Penetapan Daya Tampung Beban Pencemaran Air Pada Sumber Air.

16. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.115 Tahun 2003 Tentang Pedoman

Penentuan Status Mutu Air.

17. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 114 Tahun 2003 Tentang Pedoman

Pengkajian Untuk Menetapkan Kelas Air.

18. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No. 20 Tahun 2003 Tentang Pengelolaan

Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air Lintas Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa

Tengah.

19. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No. 10 Tahun 2004 Tentang Baku Mutu Air

Limbah.

20. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No. 5 Tahun 2007 Tentang Pengendalian

Lingkungan Hidup di Provinsi Jawa Tengah.

21. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No. 5 Tahun 2019 Tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018 - 2023.

Page 11: Tim Penyusun · 2020. 7. 7. · Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara tahun 2001 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4161). 8. Peraturan Pemerintah Republik

Executive Summary 10

Pengelolaan DAS dapat dianggap sebagai suatu sistem dengan input manajemen dan input

alam untuk menghasilkan barang dan jasa yang diperlukan baik di tempat (on site) maupun

di luar (off-site). Secara ekonomi ini berarti bentuk dari proses produksi dengan biaya ekonomi

untuk penggunaan input manajemen dan input alam serta hasil ekonomi berupa nilai dari

outputnya. Analisis Tipologi Pengelolaan DAS pada kajian ini dilakukan dengan mengambil

sample 1 (satu) DAS dalam 1 (satu) WS dalam lingkup Provinsi Jawa Tengah. Dalam

menganalisis tipologi pengelolaan DAS pada kajian ini dilakukan beberapa analisis yang

meliputi:

a. Analisis Tipologi Lahan yang akan menunjukan tingkat kerentanan lahan terhadap erosi.

b. Analisis Tipologi Banjir yang akan memberikan nilai tingkat kerentanan banjir pada DAS

di Jawa Tengah.

c. Analisis Tipologi Sosial Ekonomi yang akan menunjukan formula tipologi/kerentanan

penduduk terhadap lahan berdasarkan kepadatan penduduk dan struktur ekonomi.

d. Analisis Tipologi DAS yang akan memberikan gambaran kondisi DAS baik dari kondisi

daerah tangkapan airnya maupun kondisi banjirnya.

e. Analisis Tipologi Kewilayahan yang akan menunjukan skala kerentanan kewilayahan

pengelolaan DAS berdasarkan pada Luas DAS dan kewilayahan secara administrasi.

f. Analisis Tipologi Pengelolaan DAS yang akan memberikan hasil terhadap pengelolaan

DAS berdasarkan 5 (lima) analisis sebelumnya.

Page 12: Tim Penyusun · 2020. 7. 7. · Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara tahun 2001 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4161). 8. Peraturan Pemerintah Republik

Executive Summary 11

TIPOLOGI PENGELOLAAN DAS GARANG

Tipologi pengelolaan DAS Garang memiliki kelas kerentanan sangat rentan seluas 2439,28 Ha

atau 11 % yang tersebar dibagian hulu dan bagian tengah. Kelas kerentanan rentan seluas

4628,96 Ha atau 22 % yang tersebar di bagian hulu dan dominan di bagian tengah. Kelas

kerentanan sedang seluas 14190,22 Ha atau 67 % yang tersebar dari bagian hulu sampai

bagian hilir. Kelas kerentanan tidak rentan seluas 58,73 Ha atau 0,3%. Perlu dicatat bahwa

Tipologi Pengelolaan DAS hanya menunjukkan tingkat kemudahan atau kesulitan dalam

sistem pengelolaannya.

Hasil Analisis Tipologi Pengelolaan DAS Garang KATEGORI KECAMATAN LUAS (Ha) TOTAL LUAS (Ha) TOTAL LUAS (%)

Tidak Rentan

Gajah Mungkur 1,86

58,73 0,3% Gunung Pati 3,47

Ngaliyan 10,48

Semarang Barat 40,89

Semarang Utara 2,04

Sedang

Boja 1841,73

14190,22 67%

Limbangan 827,59

Banyumanik 740,94

Candisari 0,15

Gajah Mungkur 479,26

Gunung Pati 2519,38

Mijen 1066,43

Ngaliyan 63,93

Semarang Barat 993,21

Semarang Selatan 38,46

Semarang Tengah 37,97

Semarang Utara 291,03

Ambarawa 1,06

Bawen 164,09

Bergas 569,14

Somowono 6,03

Ungaran 4549,83

Rentan

Banyumanik 107,85

4628,96 22%

Candisari 57,62

Gajah Mungkur 329,74

Gunung Pati 2237,71

Mijen 724,37

Ngaliyan 155,95

Semarang Barat 26,57

Bergas 415,81

Ungaran 573,33

Sangat Rentan

Gunung Pati 1323,71

2439,28 11%

Mijen 184,48

Ngaliyan 29,23

Bawen 12,49

Bergas 306,23

Ungaran 583,15

Page 13: Tim Penyusun · 2020. 7. 7. · Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara tahun 2001 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4161). 8. Peraturan Pemerintah Republik

Executive Summary 12

Page 14: Tim Penyusun · 2020. 7. 7. · Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara tahun 2001 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4161). 8. Peraturan Pemerintah Republik

Executive Summary 13

TIPOLOGI PENGELOLAAN DAS BENGAWAN SOLO

Tipologi pengelolaan DAS Bengawan Solo memiliki kelas kerentanan agak rentan seluas

2848,25 Ha atau 0,5%. Kelas kerentanan sedang seluas 41393,89 Ha atau 7% dan Kelas

kerentanan rentan seluas 583304,90 Ha atau 93 % yang tersebar diseluruh DAS Bengawan

Solo.

Hasil Analisis Tipologi Pengelolaan DAS Bengawan Solo

KATEGORI KAB/KOTA LUAS (Ha) TOTAL LUAS (Ha) PERSENTASE (%)

Agak Rentan

Blora 1244,13

2848,25 0,5%

Grobogan 4,73

Karanganyar 319,67

Klaten 284,49

Rembang 5,74

Sragen 545,18

Sukoharjo 25,07

Wonogiri 419,24

Sedang

Blora 4892,61

41393,89 7%

Boyolali 3633,31

Grobogan 8,01

Karanganyar 8035,50

Klaten 1636,37

Surakarta 44,45

Rembang 2732,56

Sragen 547,11

Sukoharjo 897,89

Wonogiri 18966,07

Rentan

Blora 93805,17

583304,90 93%

Boyolali 54315,88

Grobogan 999,92

Karanganyar 71867,23

Klaten 64164,47

Surakarta 4667,40

Rembang 10408,52

Semarang 4372,45

Sragen 84922,41

Sukoharjo 48226,47

Wonogiri 145554,97

JUMLAH 627547,04 100%

Page 15: Tim Penyusun · 2020. 7. 7. · Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara tahun 2001 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4161). 8. Peraturan Pemerintah Republik

Executive Summary 14

Page 16: Tim Penyusun · 2020. 7. 7. · Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara tahun 2001 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4161). 8. Peraturan Pemerintah Republik

Executive Summary 15

TIPOLOGI PENGELOLAAN DAS LAMPIR

Tipologi pengelolaan DAS Lampir memiliki kelas kerentanan agak rentan seluas 36111,21 Ha

atau 99% dan kelas kerentanan tidak rentan seluas 518,01 Ha atau 1%. Perlu dicatat bahwa

Tipologi Pengelolaan DAS hanya menunjukkan tingkat kemudahan atau kesulitan dalam

sistem pengelolaannya.

Hasil Analisis Tipologi Pengelolaan DAS Lampir

KATEGORI KAB/KOTA LUAS (Ha) TOTAL LUAS (Ha) PERSENTASE (%)

Agak Rentan

Temanggung 0,027

36111,21 99%

Banjarnegara 135,319

Batang 27054,663

Wonosobo 1,250

Kendal 8919,946

Tidak Rentan Kendal 357,845

518,01 1% Batang 160,167

JUMLAH 36629,22 100%

Page 17: Tim Penyusun · 2020. 7. 7. · Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara tahun 2001 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4161). 8. Peraturan Pemerintah Republik

Executive Summary 16

Page 18: Tim Penyusun · 2020. 7. 7. · Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara tahun 2001 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4161). 8. Peraturan Pemerintah Republik

Executive Summary 17

TIPOLOGI PENGELOLAAN DAS TENGGULI

Tipologi pengelolaan DAS Tengguli memiliki kelas kerentanan agak rentan seluas 3958,15 Ha

atau 100% Perlu dicatat bahwa Tipologi Pengelolaan DAS hanya menunjukkan tingkat

kemudahan atau kesulitan dalam sistem pengelolaannya.

Hasil Analisis Tipologi Pengelolaan DAS Tengguli

KATEGORI KAB/KOTA LUAS (Ha)

TOTAL LUAS (Ha)

PERSENTASE (%)

Agak Rentan BREBES 3958,12 3958,15 100%

JUMLAH 3958,15 100%

Page 19: Tim Penyusun · 2020. 7. 7. · Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara tahun 2001 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4161). 8. Peraturan Pemerintah Republik

Executive Summary 18

Page 20: Tim Penyusun · 2020. 7. 7. · Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara tahun 2001 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4161). 8. Peraturan Pemerintah Republik

Executive Summary 19

TIPOLOGI PENGELOLAAN DAS CITANDUY

Tipologi pengelolaan DAS Citanduy memiliki kelas kerentanan agak rentan seluas 95.518,64

Ha atau 100% Perlu dicatat bahwa Tipologi Pengelolaan DAS hanya menunjukkan tingkat

kemudahan atau kesulitan dalam sistem pengelolaannya.

Hasil Analisis Tipologi Pengelolaan DAS Citanduy

KATEGORI KAB/KOTA LUAS (Ha)

TOTAL LUAS (Ha)

PERSENTASE (%)

Agak Rentan

Banyumas 379,15

95518,64 99,8% Brebes 433,98

Cilacap 94705,51

Tidak Rentan Cilacap 187,83 187,83 0,2%

JUMLAH 95706,47 100%

Page 21: Tim Penyusun · 2020. 7. 7. · Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara tahun 2001 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4161). 8. Peraturan Pemerintah Republik

Executive Summary 20

Page 22: Tim Penyusun · 2020. 7. 7. · Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara tahun 2001 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4161). 8. Peraturan Pemerintah Republik

Executive Summary 21

TIPOLOGI PENGELOLAAN DAS KARIMUN

Tipologi pengelolaan DAS Karimun memiliki kelas kerentanan tidak rentan seluas 3409,04 Ha

atau 100%. Perlu dicatat bahwa Tipologi Pengelolaan DAS hanya menunjukkan tingkat

kemudahan atau kesulitan dalam sistem pengelolaannya.

Hasil Analisis Tipologi Pengelolaan DAS Karimun

KATEGORI KAB/KOTA LUAS (Ha) TOTAL LUAS (Ha) PERSENTASE (%)

Tidak Rentan Jepara 3409,04 3409,04 100%

JUMLAH 3409,04 100%

Page 23: Tim Penyusun · 2020. 7. 7. · Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara tahun 2001 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4161). 8. Peraturan Pemerintah Republik

Executive Summary 22

Page 24: Tim Penyusun · 2020. 7. 7. · Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara tahun 2001 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4161). 8. Peraturan Pemerintah Republik

Executive Summary 23

TIPOLOGI PENGELOLAAN DAS PEMALI

Tipologi pengelolaan DAS Pemali memiliki kelas kerentanan agak rentan seluas 128.132,18

Ha atau 98% dan kerentanan tidak rentan seluas 3.243,43 Ha atau 2%. Perlu dicatat bahwa

Tipologi Pengelolaan DAS hanya menunjukkan tingkat kemudahan atau kesulitan dalam

sistem pengelolaannya.

Hasil Analisis Tipologi Pengelolaan DAS Pemali

KATEGORI KAB/KOTA LUAS (Ha) TOTAL LUAS (Ha) PERSENTASE (%)

Agak Rentan

Banyumas 184,85

128132,18 98% Brebes 100701,96

Cilacap 227,66

Tegal 27017,72

Tidak Rentan

Banyumas 68,50

3243,43 2% Brebes 3174,65

Tegal 0,29

JUMLAH 131375,61 100%

Page 25: Tim Penyusun · 2020. 7. 7. · Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara tahun 2001 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4161). 8. Peraturan Pemerintah Republik

Executive Summary 24

Page 26: Tim Penyusun · 2020. 7. 7. · Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara tahun 2001 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4161). 8. Peraturan Pemerintah Republik

Executive Summary 25

TIPOLOGI PENGELOLAAN DAS PROGO

Tipologi pengelolaan DAS Progo memiliki kelas kerentanan rentan seluas 147.935,22 Ha atau

85% serta kerentanan sedang seluas 26615,83 Ha atau 15% dan kerentanan agak rentan

seluas 334,89 Ha atau 0,2%. Perlu dicatat bahwa Tipologi Pengelolaan DAS hanya

menunjukkan tingkat kemudahan atau kesulitan dalam sistem pengelolaannya.

Hasil Analisis Tipologi Pengelolaan DAS Progo

KATEGORI KAB/KOTA LUAS (Ha) TOTAL LUAS (Ha) PERSENTASE (%)

Rentan

Boyolali 802,04

147935,22 85%

Kota Magelang 1831,04

Magelang 97234,99

Purworejo 174,79

Semarang 814,17

Temanggung 46966,00

Wonosobo 112,18

Sedang

Boyolali 2496,78

26615,83 15%

Klaten 0,00

Kota Magelang 15,26

Magelang 11774,37

Purworejo 15,41

Semarang 2222,73

Temanggung 9946,29

Wonosobo 145,00

Agak Rentan Magelang 261,8070

334,89 0,2% Purworejo 73,0782

JUMLAH 174885,94 100%

Page 27: Tim Penyusun · 2020. 7. 7. · Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara tahun 2001 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4161). 8. Peraturan Pemerintah Republik

Executive Summary 26

Page 28: Tim Penyusun · 2020. 7. 7. · Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara tahun 2001 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4161). 8. Peraturan Pemerintah Republik

Executive Summary 27

TIPOLOGI PENGELOLAAN DAS SERAYU

Tipologi pengelolaan DAS Serayu memiliki kelas kerentanan rentan seluas 214.782,37 Ha atau

57,7% serta kerentanan sedang seluas 157532,22 Ha atau 42,3% dan kerentanan tidak rentan

seluas 221,52 Ha atau 0,1%. Perlu dicatat bahwa Tipologi Pengelolaan DAS hanya

menunjukkan tingkat kemudahan atau kesulitan dalam sistem pengelolaannya.

Hasil Analisis Tipologi Pengelolaan DAS Serayu

KATEGORI KAB/KOTA LUAS (Ha) TOTAL LUAS (Ha) PERSENTASE (%)

Rentan

Banjarnegara 35454,71

214782,37 57,7%

Banyumas 84895,87

Batang 0,06

Brebes 370,34

Cilacap 16266,77

Kebumen 4,89

Pekalongan 0,89

Pemalang 0,86

Purbalingga 52607,71

Temanggung 30,35

Wonosobo 25149,91

Sedang

Banjarnegara 71763,88

157532,22 42,3%

Banyumas 26915,13

Batang 199,51

Brebes 826,26

Cilacap 927,91

Kebumen 128,33

Kendal 11,75

Pekalongan 276,90

Pemalang 354,86

Purbalingga 27578,11

Temanggung 452,20

Wonosobo 28097,40

Tidak Rentan Cilacap 221,52 221,52 0,1%

JUMLAH 372536,11 100%

Page 29: Tim Penyusun · 2020. 7. 7. · Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara tahun 2001 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4161). 8. Peraturan Pemerintah Republik

Executive Summary 28

Page 30: Tim Penyusun · 2020. 7. 7. · Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara tahun 2001 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4161). 8. Peraturan Pemerintah Republik

Executive Summary 29

TIPOLOGI PENGELOLAAN DAS BANJARAN

Tipologi pengelolaan DAS Banjaran memiliki kelas kerentanan agak rentan seluas 5627,53 Ha

atau 99,7% serta kerentanan tidak rentan seluas 16,68 Ha atau 0,3%. Perlu dicatat bahwa

Tipologi Pengelolaan DAS hanya menunjukkan tingkat kemudahan atau kesulitan dalam

sistem pengelolaannya.

Hasil Analisis Tipologi Pengelolaan DAS Banjaran

KATEGORI KAB/KOTA LUAS (Ha) TOTAL LUAS (Ha) PERSENTASE (%)

Agak Rentan Jepara

5627,53 5627,53 99,7%

Tidak Rentan 16,68 16,68 0,3%

JUMLAH 5644,21 100%

Page 31: Tim Penyusun · 2020. 7. 7. · Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara tahun 2001 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4161). 8. Peraturan Pemerintah Republik

Executive Summary 30

Page 32: Tim Penyusun · 2020. 7. 7. · Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara tahun 2001 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4161). 8. Peraturan Pemerintah Republik

Executive Summary 31

Peran para pihak yang terlibat dalam pengelolaan DAS Jawa Tengah terdiri dari beberapa

SKPD/lembaga/kelompok masyarakat, yang mempunyai fungsi dan tugas pokok yang berbeda

tetapi saling melengkapi. Hasil inventarisasi regulasi dan kewenangan dari masing-masing

instansi terhadap peran para pihak yang terlibat dalam pengelolaan DAS di Jawa Tengah

dijabarkan sebagai berikut:

Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana

Dasar hukum pelaksanaan tugas BBWS Pemali Juana diatur dalam Permen PUPR No.

20/PRT/M/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Kementerian

Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Adapun visi dari Balai Besar Wilayah Sungai Pemali

Juana adalah Terwujudnya kemanfaatan sumber daya air di Wilayah Sungai Pemali Comal dan

Jratunseluna yang berkelanjutan untuk sebesar-besar kesejahteraan rakyat.

Tugas pokok dari Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana ialah Melaksanakan pengelolaan

sumber daya air di wilayah sungai yang meliputi perencanaan, pelaksanaan konstruksi,

operasi dan pemeliharaan dalam rangka konservasi dan pendayagunaan sumber daya air dan

pengendalian daya rusak air pada sungai, pantai, bendungan, danau, situ, embung, dan

tampungan air lainnya, irigasi, rawa, tambak, air tanah, dan air baku serta pengelolaan

drainase utama perkotaan. Dan memiliki fungsi sebagai berikut:

Page 33: Tim Penyusun · 2020. 7. 7. · Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara tahun 2001 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4161). 8. Peraturan Pemerintah Republik

Executive Summary 32

a. Penyusunan pola dan rencana pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai;

b. Penyusunan program pengelolaan sumber daya air dan rencana kegiatan pengelolaan

sumber daya air pada wilayah sungai;

c. Pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan /penerapan pola pengelolaan sumber daya

air dan rencana pengelolaan sumber daya air;

d. Penyusunan studi kelayakan dan perencanaan teknis/desain/pengembangan sumber

daya air;

e. Pelaksanaan pengadaan barang dan jasa serta penetapan pemenang selaku unit layanan

pengadaan (ulp);

f. Penyelenggaraan sistem manajemen mutu dan system manajemen keselamatan dan

kesehatan kerja (SMK3);

g. Pengelolaan sumber daya air yang meliputi konservasi dan pendayagunaan sumber daya

air serta pengendalian daya rusak air pada wilayah sungai;

h. Pengelolaan drainase utama perkotaan;

i. Pengelolaan sistem hidrologi;

j. Pengelolaan sistem informasi sumber daya air;

k. Pelaksanaan operasi dan pemeliharaan sumber daya air pada wilayah sungai;

l. Pelaksanaan bimbingan teknis pengelolaan sumber daya air yang menjadi kewenangan

provinsi dan kabupaten/kota;

m. Pelaksanaan bimbingan teknis pengelolaan sumber daya air yang menjadi kewenangan

provinsi dan kabupaten/kota;

n. penyusunan dan penyiapan rekomendasi teknis dalam pemberian izin penggunaan

sumber daya air dan izin pengusahaan sumber daya air pada wilayah sungai;

o. Fasilitasi kegiatan tim koordinasi pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai;

p. Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya air;

q. Pelaksanaan penyusunan laporan akuntansi keuangan dan akuntansi barang milik negara

selaku unit akuntansi wilayah;

r. Pelaksanaan pemungutan, penerimaan dan penggunaan biaya jasa pengelolaan sumber

daya air (bjpsda) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

s. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga balai serta komunikasi

public;Penyusunan perjanjian kinerja dan laporan kinerja Balai; dan.

Page 34: Tim Penyusun · 2020. 7. 7. · Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara tahun 2001 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4161). 8. Peraturan Pemerintah Republik

Executive Summary 33

t. Menyelenggarakan pemantauan dan pengawasan penggunaan sumber daya air dan

penyidikan tindak pidana bidang sumber daya air.

Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah

Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Nomor 67 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah Bab II, Pasal 4 dan 5,

Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah adalah

sebagai berikut :

• Perumusan kebijakan di Bidang Penataan, Pengkajian Dampak dan Pengembangan

Kapasitas Lingkungan Hidup, Pengelolaan Sampah, Limbah Bahan Berbahaya Beracun,

Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup, Penataan dan Pemanfaatan

Hutan, Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Konservasi Sumber Daya Alam,

Penyuluhan, Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Perlindungan Hutan;

• Pelaksanaan kebijakan di Bidang Penataan, Pengkajian Dampak dan Pengembangan

Kapasitas Lingkungan Hidup, Pengelolaan Sampah, Limbah Bahan Berbahaya Beracun,

Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup, Penataan dan Pemanfaatan

Hutan, Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Konservasi Sumber Daya Alam,

Penyuluhan, Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Perlindungan Hutan;

• Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di Bidang Penataan, Pengkajian Dampak dan

Pengembangan Kapasitas Lingkungan Hidup, Pengelolaan Sampah, Limbah Bahan

Berbahaya Beracun, Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup,

Penataan dan Pemanfaatan Hutan, Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Konservasi

Sumber Daya Alam, Penyuluhan, Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan

Perlindungan Hutan;

Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Tengah

Berdasarkan Peraturan Gubernur Provinsi Jawa Tengah Nomor 60 Tahun 2016 tanggal 30

Desember 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air

dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Tengah, Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air dan

Penataan Ruang Provinsi Jawa Tengah mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut :

a. Tugas

Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Tengah

mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan Bidang Pekerjaan Umum

Page 35: Tim Penyusun · 2020. 7. 7. · Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara tahun 2001 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4161). 8. Peraturan Pemerintah Republik

Executive Summary 34

Sub Urusan sumber daya air dan Penataan Ruang yang menjadi Kewenangan Daerah

dan Tugas Pembantuan yang ditugaskan kepada Daerah.

b. Fungsi

Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air

dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Tengah menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :

• Perumusan kebijakan di Bidang Pengembangan dan Pembinaan Teknis, Irigasi dan

Air Baku, Sungai, Bendungan dan Pantai serta Penataan Ruang;

• Pelaksanaan kebijakan di Bidang Pengembangan dan Pembinaan Teknis, Irigasi dan

Air Baku, Sungai, Bendungan dan Pantai serta Penataan Ruang;

• Pelaksanaan Monitoring, evaluasi dan pelaporan di Bidang Pengembangan dan

Pembinaan Teknis, Irigasi dan Air Baku, Sungai, Bendungan dan Pantai serta Penataan

Ruang;

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Provinsi Jawa Tengah

Bappeda Provinsi Jawa Tengah mempunyai tugas membantu Gubernur melaksanakan

pemerintahan bidang pemerintahan dan sosial budaya, bidang perekonomian, bidang

infrastruktur dan pengembangan wilayah, bidang penyusunan program, monitoring dan

evaluasi pembangunan, bidang riset dan pengembangan, dan bidang inovasi dan teknologi

yang menjadi kewenangan Daerah dan tugas pembantuan yang ditugaskan kepada Daerah

serta tugas Gubernur sebagai wakil pemerintah pusat di bidang perencanaan pembangunan

daerah. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana, Bappeda melaksanakan fungsi:

a. penyusunan kebijakan teknis di bidang perencanaan, penelitian dan pengembangan;

b. pelaksanaan tugas dukungan teknis di bidang perencanaan, penelitian dan

pengembangan;

c. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas dukungan teknis di bidang

perencanaan dan penelitian pengembangan;

d. Pelaksanaan tugas Gubernur sebagai wakil pemerintah pusat di bidang perencanaan

pembangunan daerah.

e. pembinaan teknis penyelenggaraan fungsi penunjang Urusan Pemerintahan Daerah di

bidang perencanaan pembangunan, penelitian dan pengembangan;

f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Gubernur, sesuai tugas dan fungsinya.

Page 36: Tim Penyusun · 2020. 7. 7. · Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara tahun 2001 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4161). 8. Peraturan Pemerintah Republik

Executive Summary 35

Dalam satu tahun terakhir bencana banjir di Provinsi Jawa Tengah berdasarkan data BNPB

telah terjadi 2.923 kejadian bencana banjir dari 1 Januari 2019 – 31 Desember 2019 dengan

rincian korban yaitu 33 jiwa meninggal dan hilang, 84 jiwa luka-luka dan 523.570 jiwa

terdampak dan mengungsi. Sedangkan jumlah rumah yang rusak akibat banjir di Jawa Tengah

yaitu 728 unit rumah rusak berat, 1.856 unit rumah rusak sedang dan 7.043 unit rumah rusak

ringan. Untuk fasilitas yang terdampak banjir di Jawa Tengah yaitu 2 fasilitas kesehatan, 47

fasilitas peribadatan dan 72 fasilitas pendidikan.

Data Jumlah Terdampak dan Mengungsi Akibat Bencana Banjir di Jawa Tengah Tahun 2019

Page 37: Tim Penyusun · 2020. 7. 7. · Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara tahun 2001 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4161). 8. Peraturan Pemerintah Republik

Executive Summary 36

Sedangkan berdasarkan data BNPB dari tanggal 1 Januari 2020 – 5 April 2020 data kejadian

bencana banjir di Jawa Tengah yaitu 554 kejadian dengan korban 3 jiwa meninggal dan

hilang, 6 jiwa luka-luka dan 649 terdampak dan mengungsi. Untuk bangunan rumah yang

terkena dampak banjir di Jawa Tengah yaitu 85 unit rumah rusak berat, 186 unit rumah rusak

sedang dan 350 unit rumah rusak ringan, serta beberapa fasilitas yang terdampak banjir yaitu

2 fasilitas kesehatan, 2 fasilitas peribadatan dan 2 fasilitas pendidikan.

Data Jumlah Terdampak dan Mengungsi Akibat Bencana Banjir di Jawa Tengah Tahun 2020 (Januari –

April)

Berdasarkan data diatas, dengan tingkat kerusakan dan kehancuran yang tinggi oleh bencana

banjir, maka perlu adanya upaya untuk meminimalkan kerusakan dan dampak yang mungkin

ditimbulkan oleh banjir. Salah satu upaya yang seharusnya dilakukan adalah dengan

pengantisipasian dan deteksi dini terhadap bencana bannjir dengan sistem teknologi.

Beberapa kasus yang telah menerapkan sistem tekonologi sebagai upaya mendeteksi dini

bencana banjir adalah Amerika Serikat melalui NASA. NASA atau Badan Antariksa Amerika

Serikat merupakan salah satu pihak yang mencoba memahami banjir. Pertama-tama, NASA

unggul karena dapat melihat wilayah-wilayah di bumi, dari ketinggian sekitar 400 Km.

Dalam mengantisipasi banjir, NASA menggunakan teknologi bernama Global Flood Monitory

System atau GFMS. Dalam situs web resmi NASA disebutkan bahwa sistem yang digunakan

mirip dengan apa yang kita kenal sebagai Google Maps. Perbedaannya ialah GFMS merupakan

peta bencana yang memetakan banjir dalam skala global. Ia memperoleh data secara real-

time melalui satelit-satelit yang dimiliki NASA. Data yang diterima kemudian diolah

Page 38: Tim Penyusun · 2020. 7. 7. · Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara tahun 2001 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4161). 8. Peraturan Pemerintah Republik

Executive Summary 37

ditampilkan melalui peta yang bisa digunakan para pembuat kebijakan untuk mengantisipasi

banjir. Selain itu, NASA juga bekerjasama dengan Badan Bantuan Pembangunan Internasional

Amerika untuk mencoba mengantisipasi bencana banjir dengan mengeluarkan alat yaitu.

“Servir”. Servir menerima data-data penunjang melalui pencitraan satelit, kemudian

menganalisis data yang diperoleh tersebut melalui bantuan teknologi yang dimiliki oleh NASA.

Penggunaan alat Servir sampai saat ini telah digunakan untuk memetakan banjir di Afrika dan

memprediksi kebakaran hutan di Himalaya.

Selain Amerika Serikat, penggunaan sistem teknologi untuk mendeteksi bencana banjir juga

digunakan di Banglades. Alat yang digunakan adalah servir yaitu untuk memprediksi banjir

tahunan yang terjadi dengan memahami pola aliran sungai. Pemahaman pola aliran sungai

bisa dilakukan karena Servir yang digunakan memanfaatkan data-data dari NASA dengan

melakukan pencitraan di wilayah Bangladesh dan menghasilkan analisis yang baik.

Dari studi kasus diatas dapat diketahui bahwa pada era saat ini penggunaan teknologi sangat

penting untuk dilakukan terumata berkaitan dengan informasi kejadian bencana banjir. Oleh

karena itu, pengunaan teknologi saat ini dinilai penting dalam penanggunaan maupun

mitigasi bencana banjir bahkan dapat memberikan informasi yang lebih awal tentang kejadian

bencana banjir. Selain itu juga manfaat teknologi saat ini tidak hanya berhenti sebagai media

informasi, akan tetapi dapat memberikan sumbangsih besar bagi pemulihan wilayah maupun

pemulihan korban yang telah terkena bencana alam melalui donasi-donasi yang dibuka secara

online. Ini membuktikan bahwa teknologi informasi berkembang untuk peradaban manusia,

menyesuaikan kebutuhan manusia untuk keberlangsungan hidup manusia. Sehingga

kebutuhan teknologi untuk mendeteksi peringatan bencana banjir di Jawa Tengah dinilai

sangat penting untuk dilakukan guna mengantisipasi dampak dari bencana banjir yang

ditimbulkan.

Page 39: Tim Penyusun · 2020. 7. 7. · Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara tahun 2001 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4161). 8. Peraturan Pemerintah Republik

Executive Summary 38

Sistem informasi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Jawa Tengah merupakan suatu aplikasi

program pengolahan data Daerah Aliran Sungai (DAS) yang meliputi berita terupdate tentang

DAS di Jawa Tengah, Profil DAS di Jawa Tengah, Peta Online yang terdiri dari peta

administrasi, peta pola ruang, peta penggunaan lahan, peta kawasan rawan bencana, peta

citra dan peta curah hujan. Selain itu terdapat juga informasi tentang ketinggian air, dokumen,

partisipasi dan kontak. Berikut adalah rancangan sistem informasi pengelolaan DAS di Jawa

Tengah:

1. Login

Pada halaman login terdapat 2 (dua) pilihan login yaitu login admin yang khusus

digunakan oleh pemerintah Provinsi Jawa Tengah dalam hal ini Badan Perencanaan

Page 40: Tim Penyusun · 2020. 7. 7. · Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara tahun 2001 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4161). 8. Peraturan Pemerintah Republik

Executive Summary 39

Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Tengah, serta login guest yang dapat diakses oleh

masyarakat luas khususnya masyarakat yang berada dalam lingkup Daerah Aliran Sungai

di Jawa Tengah.

2. Beranda

Pada halaman beranda akan disajikan informasi terupdate yang berkaitan dengan kondisi

Daerah Aliran Sungai di Jawa Tengah, serta akan dilengkapi dengan foto-foto kondisi

eksisting terbaru.

3. Menu

Pada menu akan disajikan profil Daerah Aliran Sungai di Jawa Tengah yang meliputi profil

administrasi DAS dan ruang lingkup wilayah DAS.

Page 41: Tim Penyusun · 2020. 7. 7. · Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara tahun 2001 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4161). 8. Peraturan Pemerintah Republik

Executive Summary 40

4. Menu Peta Online

Pada menu peta online akan disajikan beberapa peta yang berkaitan dengan DAS di Jawa

Tengah yaitu peta administrasi, peta jenis tanah, peta kawasan rawan bencana, peta

citra, peta curah hujan dan peta kelerengan dan lainnya. Berikut contoh tampilan peta

online pada sistem informasi pengelolaan DAS di Jawa Tengah:

Tampilan Peta Jenis Tanah

Page 42: Tim Penyusun · 2020. 7. 7. · Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara tahun 2001 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4161). 8. Peraturan Pemerintah Republik

Executive Summary 41

Tampilan Peta Rawan Bencana

Tampilan Peta Curah Hujan

Tampilan Peta Kelerengan

Page 43: Tim Penyusun · 2020. 7. 7. · Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara tahun 2001 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4161). 8. Peraturan Pemerintah Republik

Executive Summary 42

5. Menu Ketinggian Air

Pada menu ketinggian air akan ditampilkan beberapa data yaitu data ketinggian air, data

debit air, data status ketinggian air dan data status debit air. Data – data yang

ditampilkan akan terus diupdate hari per hari.

6. Menu Dokumen

Pada menu dokumen akan ditampilkan beberapa dokumen yang berkaitan dengan

ragulasi dan kebijakan terkait dengan pengelolaan Daerah Aliran Sungai serta kebijakan

yang berkaitan dengan Rencana Tata Ruang.

Page 44: Tim Penyusun · 2020. 7. 7. · Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara tahun 2001 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4161). 8. Peraturan Pemerintah Republik

Executive Summary 43

7. Menu Partisipasi

Pada menu dokumen akan ditampilkan beberapa informasi terkait dengan kejadian pada

Daerah Aliran Sungai di Jawa Tengah seperti ketinggian air, data kondisi air serta

informasi dan laporan dari masyarakat yang berkaitan dengan kondisi DAS di Jawa

Tengah. Pada menu ini masyarakat memberikan informasi pada kolom yang telah

disediakan kemudian menekan tombol save pada pojok kanan atas dan secara otomatis

informasi yang diberikan akan langsung ditampilkan sehingga dapat dilihat oleh

pengguna lainnya.

8. Menu Kontak

Pada menu kontak akan ditampilkan beberapa kontak cepat tanggap DAS Jawa Tengah

yang dapat diakses oleh masyarakat apabila memerlukan infromasi terkini terkait dengan

DAS di wilayah Jawa Tengah, dengan cara mengirim pesan halo atau hai dan akan

Page 45: Tim Penyusun · 2020. 7. 7. · Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara tahun 2001 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4161). 8. Peraturan Pemerintah Republik

Executive Summary 44

langsung diberikan menu pilihan informasi berupa kabar terkini kondisi DAS di Jawa

Tengah, ketinggian air, debit air dan status DAS Jawa Tengah. Selanjutnya masyarakat

mengetik pilihan huruf dan informasi yang dipilih akan muncul setelahnya.

Page 46: Tim Penyusun · 2020. 7. 7. · Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara tahun 2001 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4161). 8. Peraturan Pemerintah Republik

Executive Summary 45

Kesimpulan yang bisa ditari dari kajian ini adalah sebagai berikut:

1. Regulasi Kewenangan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terhadap pengelolaan sungai di

Jawa Tengah sebagai berikut:

a. Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana memiliki wewenang terhadap penyusunan

pola dan rencana pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai serta penyusunan

program dan rencana kegiatan pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai.

b. Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah memiliki wewenang

terhadap perumusan kebijakan hingga pelaksanaan evaluasi dan pelaporan dalam

pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan konservasi sumber daya alam.

c. Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Tengah

memiliki wewenang sebagai perumus kebijakan hingga monitoring, evaluasi dan

pelaporan dalam pengembangan dan pembinaan teknis, irigasi dan air baku, sungai,

bendungan dan pantai serta penataan ruang.

d. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Tengah memiliki wewenang

dalam penyusunan kebijakan teknis hingga pemantauan evaluasi, dan pelaporan

pelaksanaan dibidang perencanaan, penelitian dan pengembangan.

2. Pada era saat ini penggunaan teknologi sangat penting untuk dilakukan terumata berkaitan

dengan informasi kejadian bencana banjir. Pengunaan teknologi saat ini dinilai penting

dalam penanggunaan maupun mitigasi bencana banjir bahkan dapat memberikan

Page 47: Tim Penyusun · 2020. 7. 7. · Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara tahun 2001 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4161). 8. Peraturan Pemerintah Republik

Executive Summary 46

informasi yang lebih awal tentang kejadian bencana banjir. Selain itu juga manfaat

teknologi saat ini tidak hanya berhenti sebagai media informasi, akan tetapi dapat

memberikan sumbangsih besar bagi pemulihan wilayah maupun pemulihan korban yang

telah terkena bencana alam melalui donasi-donasi yang dibuka secara online. Ini

membuktikan bahwa teknologi informasi berkembang untuk peradaban manusia,

menyesuaikan kebutuhan manusia untuk keberlangsungan hidup manusia. Sehingga

kebutuhan teknologi untuk mendeteksi peringatan bencana banjir di Jawa Tengah dinilai

sangat penting untuk dilakukan guna mengantisipasi dampak dari bencana banjir yang

ditimbulkan.

3. Tipologi pengelolaan Daerah Aliran Sungai di Jawa Tengah adalah sebagai berikut:

a. Das Garang memiliki tipologi pengelolaan DAS yang terdiri dari kelas kerentanan

sangat rentan seluas 2439,28 Ha atau 11 % yang tersebar dibagian hulu dan bagian

tengah. Kelas kerentanan rentan seluas 4628,96 Ha atau 22 % yang tersebar di bagian

hulu dan dominan di bagian tengah. Kelas kerentanan sedang seluas 14190,22 Ha

atau 67 % yang tersebar dari bagian hulu sampai bagian hilir. Kelas kerentanan tidak

rentan seluas 58,73 Ha atau 0,3%.

b. Das Bengawan Solo memiliki tipologi pengelolaan DAS yang terdiri dari kelas

kerentanan agak rentan seluas 2848,25 Ha atau 0,5%. Kelas kerentanan sedang seluas

41393,89 Ha atau 7% dan Kelas kerentanan rentan seluas 583304,90 Ha atau 93 %

yang tersebar diseluruh DAS Bengawan Solo.

c. Das Lampir memiliki tipologi pengelolaan DAS yang terdiri dari kelas kerentanan agak

rentan seluas 36111,21 Ha atau 99% dan kelas kerentanan tidak rentan seluas 518,01

Ha atau 1%.

d. Das Tengguli memiliki tipologi pengelolaan DAS berupa kelas kerentanan agak rentan

seluas 3958,15 Ha atau 100%.

e. Das Citanduy memiliki tipologi pengelolaan DAS berupa kelas kerentanan agak rentan

seluas 95.518,64 Ha atau 100%.

f. Das Karimun memiliki tipologi pengelolaan DAS berupa kelas kerentanan tidak rentan

seluas 3409,04 Ha atau 100%.

Page 48: Tim Penyusun · 2020. 7. 7. · Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara tahun 2001 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4161). 8. Peraturan Pemerintah Republik

Executive Summary 47

g. Das Pemali memiliki tipologi pengelolaan DAS yang terdiri dari kelas kerentanan agak

rentan seluas 128.132,18 Ha atau 98% dan kerentanan tidak rentan seluas 3.243,43

Ha atau 2%.

h. Das Progo memiliki tipologi pengelolaan DAS yang terdiri dari kelas kerentanan rentan

seluas 147.935,22 Ha atau 85% serta kerentanan sedang seluas 26615,83 Ha atau

15% dan kerentanan agak rentan seluas 334,89 Ha atau 0,2%.

i. Das Serayu memiliki tipologi pengelolaan DAS yang terdiri dari kelas kerentanan

rentan seluas 214.782,37 Ha atau 57,7% serta kerentanan sedang seluas 157532,22

Ha atau 42,3% dan kerentanan tidak rentan seluas 221,52 Ha atau 0,1%.

j. Das Banjaran memiliki tipologi pengelolaan DAS yang terdiri dari kelas kerentanan

agak rentan seluas 5627,53 Ha atau 99,7% serta kerentanan tidak rentan seluas 16,68

Ha atau 0,3%

REKOMENDASI

Adapun rekomendasi secara umum yang dapat berlaku untuk semua Daerah Aliran Sungai

dalam Provinsi Jawa Tengah adalah:

1. Perlu adanya kebijakan yang tegas terkait penataan ruang pada kawasan-kawasan DAS

yang memiliki kelas kerentanan sangat rentan hingga rentan agar dapat difungsikan

sesuai dengan arahan tata ruang (RTRW),

2. Perlu adanya kebijakan terkait pembagian kewenangan ataupun kerjasama antar

kabupaten/kota yang dilintasi oleh 1 (satu) Daerah Aliran Sungai,

3. Pengembangan sistem informasi dalam pengelolaan sungai di Jawa Tengah sehingga

dapat memudahkan bagi pemerintah dan masyarakat umum dalam pemantauan dan

pemberian informasi terkait kondisi Daerah Aliran Sungai,

4. Sosialisasi terkait pemanfaatan ruang pada Daerah Aliran Sungai sampai dengan

masyarakat bawah yang dilakukan secara bertahap,

5. Sosialisasi terkait penggunaan dan pemanfaatan sistem informasi pengelolaan sungai di

Jawa Tengah khususnya pada masyarakat yang berada dalam lingkup DAS tersebut yang

dilakukan secara bertahap.