timbo el

9
Nama kelompok = Pengertia n T ermokimia Bagian dari ilmu kimia yang mempelajari perubahan kalor atau panas suatu z at yang menyertai suatu reaksi atau proses kimia dan fisika disebut termokimia . Secara operasional termokimia  berkaitan dengan pengukuran dan pernafsiran perubahan kalor yang men yertai reaksi kimia,  perubahan keadaan, dan pembentukan larutan. Termokimia merupakan pengetahuan dasar yang perlu diberikan atau yang dapat diperoleh dari reaksi-reaksi kimia, tetapi juga perlu sebagai pengetahuan dasar untuk pengkajian teori ikatan kimia dan struktur kimia. Fokus bahasan dalam termokimia adalah tentang jumlah kalor yang dapat dihasilkan oleh sejumlah tertentu pereaksi serta cara pengukuran kalor reaksi. Supaya lebih muda memahami energi yang menyertai perubahan suatu zat, maka perlu dijawab  beberapa pertanyaan berikut ini: 1. Energi apa yang dimiliki oleh suatu zat? 2. Hukum apa yang berlaku untuk energi suatu zat? 3. Bagaimana menentukan jumlah energi yang menyertai suatu reaksi? 4. Bagaimana energi suatu zat dapat diukur? 5. Bagaimana kaitan antara energi yang dibebaskan atau diserap pada perubahan kimia dengan ikatan kimia? Termokimia merupakan penerapan hukum pertama termodinamika terhadap peristiwa kimia yang membahas tentang kalor yang menyertai reaksi kimia. Untuk memahami termokimia perlu dibahas tentang: (a) Sistem, lingkungan, dan alam semesta. (b) Energi yang dimiliki setiap zat. (c) Hukum kekekalan energi. Pengertian Reaksi Eksoterm dan Endoterm Ditulis oleh Bambang Sugianto  pada 07-06-2009

Upload: danu-prasetyo-aji

Post on 15-Oct-2015

7 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ytyu

TRANSCRIPT

Nama kelompok =

Pengertian TermokimiaBagian dari ilmu kimia yang mempelajari perubahan kalor atau panas suatu zat yang menyertai suatu reaksi atau proses kimia dan fisika disebut termokimia. Secara operasional termokimia berkaitan dengan pengukuran dan pernafsiran perubahan kalor yang menyertai reaksi kimia, perubahan keadaan, dan pembentukan larutan.Termokimia merupakan pengetahuan dasar yang perlu diberikan atau yang dapat diperoleh dari reaksi-reaksi kimia, tetapi juga perlu sebagai pengetahuan dasar untuk pengkajian teori ikatan kimia dan struktur kimia. Fokus bahasan dalam termokimia adalah tentang jumlah kalor yang dapat dihasilkan oleh sejumlah tertentu pereaksi serta cara pengukuran kalor reaksi.Supaya lebih muda memahami energi yang menyertai perubahan suatu zat, maka perlu dijawab beberapa pertanyaan berikut ini:1. Energi apa yang dimiliki oleh suatu zat?2. Hukum apa yang berlaku untuk energi suatu zat?3. Bagaimana menentukan jumlah energi yang menyertai suatu reaksi?4. Bagaimana energi suatu zat dapat diukur?5. Bagaimana kaitan antara energi yang dibebaskan atau diserap pada perubahan kimia dengan ikatan kimia?Termokimia merupakan penerapan hukum pertama termodinamika terhadap peristiwa kimia yang membahas tentang kalor yang menyertai reaksi kimia.Untuk memahami termokimia perlu dibahas tentang:(a) Sistem, lingkungan, dan alam semesta.(b) Energi yang dimiliki setiap zat.(c) Hukum kekekalan energi.Pengertian Reaksi Eksoterm dan EndotermDitulis oleh Bambang Sugianto pada 07-06-2009Perubahan entalpi (H) positif menunjukkan bahwa dalam perubahan terdapat penyerapan kalor atau pelepasan kalor.Reaksi kimia yang melepaskan atau mengeluarkan kalor disebut reaksi eksoterm, sedangkan reaksi kimia yang menyerap kalor disebut reaksi endoterm. Aliran kalor pada kedua jenis reaksi diatas dapat dilihat pada gambar 11 berikut:

Gambar 11 Aliran kalor pada reaksi eksoterm dan endotermPada reaksi endoterm, sistem menyerap energi. Oleh karena itu, entalpi sistem akan bertambah. Artinya entalpi produk (Hp) lebih besar daripada entalpi pereaksi (Hr). Akibatnya, perubahan entalpi, merupakan selisih antara entalpi produk dengan entalpi pereaksi (Hp -Hr) bertanda positif. Sehingga perubahan entalpi untuk reaksi endoterm dapat dinyatakan:H = Hp- Hr > 0 (13 )Sebaliknya, pada reaksi eksoterm , sistem membebaskan energi, sehingga entalpi sistem akan berkurang, artinya entalpi produk lebih kecil daripada entalpi pereaksi. Oleh karena itu , perubahan entalpinya bertanda negatif. Sehingga p dapat dinyatakan sebagai berikut:H = Hp- Hr < 0 ( 14 )Perubahan entalpi pada reaksi eksoterm dan endoterm dapat dinyatakan dengan diagram tingkat energi. Seperti pada gambar 12. berikut

Perubahan energi dalam reaksi kimia selalu dapat dibuat sebagai panas, sebab itu lebih tepat bila istilahnya disebut panas reaksi. Kebanyakan, reaksi kimia tidaklah tertutup dari dunia luar. Bila temperatur dari campuran reaksi naik dan energi potensial dari zat-zat kimia yang bersangkutan turun, maka disebut sebagai reaksi eksoterm. Namun bila pada pada suatu reaksi temperatur dari campuran turun dan energi potensial dari zat-zat yang ikut dalam reaksi naik, maka disebut sebagai reaksi endoterm.Ada beberapa macam jenis perubahan pada suatu sistem. Salah satunya adalah sistim terbuka, yaitu ketika massa, panas, dan kerja, dapat berubah-ubah. Ada juga sistim tertutup, dimana tidak ada perubahan massa, tetapi hanya panas dan kerja saja. Sementara, perubahan adiabatis merupakan suatu keadaan dimana sistim diisolasi dari lingkungan sehingga tidak ada panas yang dapat mengalir. Kemudian, ada pula perubahan yang terjadi pada temperature tetap, yang dinamakan perubahan isotermik.Pada perubahan suhu, ditandai dengan t (t menunjukkan temperatur), dihitung dengan cara mengurangi temperatur akhir dengan temperatur mula-mula.t = takhir tmula-mulaDemikian juga, perubahan energi potensial;(E.P) = (E.P)akhir (E.P)mula-mulaDari definisi ini didapat suatu kesepakatan dalam tanda aljabar untuk perubahan eksoterm dan endoterm. Dalam perubahan eksotermik, energi potensial dari hasil reaksi lebih rendah dari energi potensial pereaksi, berarti EPakhir lebih rendah dari EPmula-mula. Sehingga harga (E.P) mempunyai harga negatif. Pada reaksi endoterm, terjadi kebalikannya sehingga harga (E.P) adalah positif.

Pada suatu reaksi, reaksi pembentukannya didefinisikan sebagai reaksi yang membentuk senyawa tunggal dari unsur-unsur penyusunnya (contoh: C + O2 + 2H2 CH3OH). Sementara panas pembentukannya didasarkan pada 1 mol senyawa terbentuk. Panas pembentukan standar yaitu 298.15 K (Hf298).Panas standar adalah pada 25C, seperti contoh reaksi 4HCl(g) 2H2(g) + 2Cl2(g) H298 = (4)(92307) 2H2(g) + O2(g) 2H2O(g) H298 = (2)(-241818)Sementara, panas reaksi pada temperatur tidak standar HOT = H0298 + T298 Cp dTPERSAMAAN TERMOKIMIAPersamaan Termokimia Adalah persamaan reaksi yang mengikutsertakan perubahan entalpinya ( DH ). Nilai DH yang dituliskan di persamaan termokimia, disesuaikan dengan stoikiometri reaksinya, artinya = jumlah mol zat yang terlibat dalam reaksi kimia = koefisien reaksinya; ( fase reaktan maupun produk reaksinya harus dituliskan). Contoh :Pada pembentukan 1 mol air dari gas hidrogen dengan oksigen pada 298 K, 1 atm dilepaskan kalor sebesar 285, 5 kJ.Persamaan termokimianya :Jika koefisien dikalikan 2, maka harga DH reaksi juga harus dikalikan 2. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menuliskan persamaan termokimia :1. Koefisien reaksi menunjukkan jumlah mol zat yang terlibat dalam reaksi.2. Ketika persamaan reaksinya dibalik ( mengubah letak reaktan dengan produknya ) maka nilai DH tetap sama tetapi tandanya berlawanan.3. Jika kita menggandakan kedua sisi persamaan termokimia dengan faktor y maka nilai DH juga harus dikalikan dengan faktor y tersebut.4. Ketika menuliskan persamaan reaksi termokimia, fase reaktan dan produknya harus dituliskan.9). Jenis-Jenis Perubahan Entalpi Perubahan entalpi yang diukur pada suhu 25 oC dan tekanan 1 atm ( keadaan standar) disebut perubahan entalpi standar ( dinyatakan dengan tanda DHo atau DH298 ). Perubahan entalpi yang tidak merujuk pada kondisi pengukurannya dinyatakan dengan lambang DH saja. Entalpi molar = perubahan entalpi tiap mol zat ( kJ / mol ). Perubahan entalpi, meliputi :1. a. Perubahan Entalpi Pembentukan Standar ( DHf o ) = kalor pembentukanAdalah perubahan entalpi yang terjadi pada pembentukan 1 mol senyawa dari unsur-unsurnya pada suhu dan tekanan standar ( 25 oC, 1 atm ). Entalpinya bisa dilepaskan maupun diserap. Satuannya adalah kJ / mol.Bentuk standar dari suatu unsur adalah bentuk yang paling stabil dari unsur itu pada keadaan standar ( 298 K, 1 atm ).Jika perubahan entalpi pembentukan tidak diukur pada keadaan standar maka dinotasikan dengan DHfContoh :Catatan : DHf unsur bebas = nol Dalam entalpi pembentukan, jumlah zat yang dihasilkan adalah 1 mol. Dibentuk dari unsur-unsurnya dalam bentuk standar.1. b. Perubahan Entalpi Penguraian Standar ( DHd o )Adalah perubahan entalpi yang terjadi pada penguraian 1 mol senyawa menjadi unsur-unsur penyusunnya pada keadaan standar.Jika pengukuran tidak dilakukan pada keadaan standar, maka dinotasikan dengan DHd. Satuannya = kJ / mol.Perubahan entalpi penguraian standar merupakan kebalikan dari perubahan entalpi pembentukan standar, maka nilainya pun akan berlawanan tanda.Menurut Marquis de Laplace, jumlah kalor yang dilepaskan pada pembentukan senyawa dari unsur-unsur penyusunnya = jumlah kalor yang diperlukan pada penguraian senyawa tersebut menjadi unsur-unsur penyusunnya. Pernyataan ini disebut Hukum Laplace.Contoh :Diketahui DHf o H2O(l) = -286 kJ/mol, maka entalpi penguraian H2O(l) menjadi gas hidrogen dan gas oksigen adalah +286 kJ/mol.1. c. Perubahan Entalpi Pembakaran Standar ( DHc o )Adalah perubahan entalpi yang terjadi pada pembakaran 1 mol suatu zat secara sempurna pada keadaan standar.Jika pengukuran tidak dilakukan pada keadaan standar, maka dinotasikan dengan DHc. Satuannya = kJ / mol.Contoh :1. d. Perubahan Entalpi Netralisasi Standar ( DHn o )Adalah perubahan entalpi yang terjadi pada penetralan 1 mol asam oleh basa atau 1 mol basa oleh asam pada keadaan standar.Jika pengukuran tidak dilakukan pada keadaan standar, maka dinotasikan dengan DHn. Satuannya = kJ / mol.Contoh :DHn reaksi = -200 kJDHn NaOH = -200 kJ / 2 mol = -100 kJ/molDHn H2SO4 = -200 kJ / 1 mol = -200 kJ/mol1. e. Perubahan Entalpi Penguapan Standar ( DHovap)Adalah perubahan entalpi yang terjadi pada penguapan 1 mol zat dalam fase cair menjadi fase gas pada keadaan standar.Jika pengukuran tidak dilakukan pada keadaan standar, maka dinotasikan dengan DHvap. Satuannya = kJ / mol.Contoh :1. f. Perubahan Entalpi Peleburan Standar ( DHofus )Adalah perubahan entalpi yang terjadi pada pencairan / peleburan 1 mol zat dalam fase padat menjadi zat dalam fase cair pada keadaan standar.Jika pengukuran tidak dilakukan pada keadaan standar, maka dinotasikan dengan DHfus. Satuannya = kJ / mol.Contoh :1. g. Perubahan Entalpi Sublimasi Standar ( DHosub )Adalah perubahan entalpi yang terjadi pada sublimasi 1 mol zat dalam fase padat menjadi zat dalam fase gas pada keadaan standar.Jika pengukuran tidak dilakukan pada keadaan standar, maka dinotasikan dengan DHsub. Satuannya = kJ / mol.Contoh :1. h. Perubahan Entalpi Pelarutan Standar ( DHosol )Adalah perubahan entalpi yang terjadi ketika 1 mol zat melarut dalam suatu pelarut ( umumnya air ) pada keadaan standar.Jika pengukuran tidak dilakukan pada keadaan standar, maka dinotasikan dengan DHsol. Satuannya = kJ / mol.JENIS-JENIS PERUBAHAN ENTALPIJenis-Jenis Perubahan Entalpi Perubahan entalpi yang diukur pada suhu 25 oC dan tekanan 1 atm ( keadaan standar) disebut perubahan entalpi standar ( dinyatakan dengan tanda DHo atau DH298 ). Perubahan entalpi yang tidak merujuk pada kondisi pengukurannya dinyatakan dengan lambang DH saja. Entalpi molar = perubahan entalpi tiap mol zat ( kJ / mol ). Perubahan entalpi, meliputi :1. a. Perubahan Entalpi Pembentukan Standar ( DHf o ) = kalor pembentukanAdalah perubahan entalpi yang terjadi pada pembentukan 1 mol senyawa dari unsur-unsurnya pada suhu dan tekanan standar ( 25 oC, 1 atm ). Entalpinya bisa dilepaskan maupun diserap. Satuannya adalah kJ / mol.Bentuk standar dari suatu unsur adalah bentuk yang paling stabil dari unsur itu pada keadaan standar ( 298 K, 1 atm ).Jika perubahan entalpi pembentukan tidak diukur pada keadaan standar maka dinotasikan dengan DHfContoh :Catatan : DHf unsur bebas = nol Dalam entalpi pembentukan, jumlah zat yang dihasilkan adalah 1 mol. Dibentuk dari unsur-unsurnya dalam bentuk standar.1. b. Perubahan Entalpi Penguraian Standar ( DHd o )Adalah perubahan entalpi yang terjadi pada penguraian 1 mol senyawa menjadi unsur-unsur penyusunnya pada keadaan standar.Jika pengukuran tidak dilakukan pada keadaan standar, maka dinotasikan dengan DHd. Satuannya = kJ / mol.Perubahan entalpi penguraian standar merupakan kebalikan dari perubahan entalpi pembentukan standar, maka nilainya pun akan berlawanan tanda.Menurut Marquis de Laplace, jumlah kalor yang dilepaskan pada pembentukan senyawa dari unsur-unsur penyusunnya = jumlah kalor yang diperlukan pada penguraian senyawa tersebut menjadi unsur-unsur penyusunnya. Pernyataan ini disebut Hukum Laplace.Contoh :Diketahui DHf o H2O(l) = -286 kJ/mol, maka entalpi penguraian H2O(l) menjadi gas hidrogen dan gas oksigen adalah +286 kJ/mol.1. c. Perubahan Entalpi Pembakaran Standar ( DHc o )Adalah perubahan entalpi yang terjadi pada pembakaran 1 mol suatu zat secara sempurna pada keadaan standar.Jika pengukuran tidak dilakukan pada keadaan standar, maka dinotasikan dengan DHc. Satuannya = kJ / mol.Jika pengukuran tidak dilakukan pada keadaan standar, maka dinotasikan dengan DHvap. Satuannya = kJ / mol.Contoh :1. h. Perubahan Entalpi Pelarutan Standar ( DHosol )Adalah perubahan entalpi yang terjadi ketika 1 mol zat melarut dalam suatu pelarut ( umumnya air ) pada keadaan standar.Jika pengukuran tidak dilakukan pada keadaan standar, maka dinotasikan dengan DHsol. Satuannya = kJ / molHukum HessDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Belum Diperiksa

Gambaran visual dari hukum Hess dalam reaksi.Hukum Hess adalah sebuah hukum dalam kimia fisik untuk ekspansi Hess dalam siklus Hess. Hukum ini digunakan untuk memprediksi perubahan entalpi dari hukum kekekalan energi (dinyatakan sebagai fungsi keadaan H).Daftar isi 1 Penjelasan 2 Kegunaan 2.1 Contoh umum 2.2 Contoh lainnya 3 Lihat pulaPenjelasanMenurut hukum Hess, karena entalpi adalah fungsi keadaan, perubahan entalpi dari suatu reaksi kimia adalah sama, walaupun langkah-langkah yang digunakan untuk memperoleh produk berbeda. Dengan kata lain, hanya keadaan awal dan akhir yang berpengaruh terhadap perubahan entalpi, bukan langkah-langkah yang dilakukan untuk mencapainya.Hal ini menyebabkan perubahan entalpi suatu reaksi dapat dihitung sekalipun tidak dapat diukur secara langsung. Caranya adalah dengan melakukan operasi aritmatika pada beberapa persamaan reaksi yang perubahan entalpinya diketahui. Persamaan-persamaan reaksi tersebut diatur sedemikian rupa sehingga penjumlahan semua persamaan akan menghasilkan reaksi yang kita inginkan. Jika suatu persamaan reaksi dikalikan (atau dibagi) dengan suatu angka, perubahan entalpinya juga harus dikali (dibagi). Jika persamaan itu dibalik, maka tanda perubahan entalpi harus dibalik pula (yaitu menjadi -H).Selain itu, dengan menggunakan hukum Hess, nilai H juga dapat diketahui dengan pengurangan entalpi pembentukan produk-produk dikurangi entalpi pembentukan reaktan. Secara matematis.Untuk reaksi-reaksi lainnya secara umum