tingkat pengetahuan ibu tentang higienitas botol … · higienitas adalah bersih, perilaku baik,...

72
TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS BOTOL SUSU DI POSYANDU MAWAR III DESA NGUMBUL KELURAHAN KALIMACAN KECAMATAN KALIJAMBE KABUPATEN SRAGEN KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan Disusun Oleh Wildania Astrini Shintawati NIM. B12 164 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015

Upload: hakhanh

Post on 07-Mar-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS BOTOL … · Higienitas adalah bersih, perilaku baik, dan aman untuk kesehatan, kebersihan fisik dan mental yang dapat menciptakan lingkungan

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS BOTOL

SUSU DI POSYANDU MAWAR III DESA NGUMBUL

KELURAHAN KALIMACAN KECAMATAN

KALIJAMBE KABUPATEN SRAGEN

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Akhir

Pendidikan Diploma III Kebidanan

Disusun Oleh

Wildania Astrini Shintawati

NIM. B12 164

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2015

Page 2: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS BOTOL … · Higienitas adalah bersih, perilaku baik, dan aman untuk kesehatan, kebersihan fisik dan mental yang dapat menciptakan lingkungan

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS BOTOL

SUSU DI POSYANDU MELATI DESA NGUMBUL KELURAHAN

KALIMACAN KECAMATAN KALIJAMBE

KABUPATEN SRAGEN

Diajukan Oleh :

Wildania Astrini Shintawati

NIM. B12 164

Telah diperiksa dan disetujui

Pada tanggal Agustus 2015

Pembimbing

Anis Nurhidayati, SST., M.Kes

NIK 200685025

Page 3: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS BOTOL … · Higienitas adalah bersih, perilaku baik, dan aman untuk kesehatan, kebersihan fisik dan mental yang dapat menciptakan lingkungan

iii

HALAMAN PENGESAHAN

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS BOTOL

SUSU DI POSYANDU MELATI DESA NGUMBUL KELURAHAN

KALIMACAN KECAMATAN KALIJAMBE

KABUPATEN SRAGEN

Karya Tulis Ilmiah

Diajukan Oleh :

Wildania Astrini Shintawati

NIM. B12 164

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Ujian Akhir Program D III Kebidanan

Pada tanggal Agustus 2015

Penguji I Penguji II

Yunia Renny Andhikatias, SST Anis Nurhidayati, SST., M.Kes

NIK 201188092 NIK 200685025

Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan

untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan

Mengetahui,

Ka.Prodi D III Kebidanan

Retno Wulandari, SST

NIK. 200985034

Page 4: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS BOTOL … · Higienitas adalah bersih, perilaku baik, dan aman untuk kesehatan, kebersihan fisik dan mental yang dapat menciptakan lingkungan

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis

Ilmiah yang berjudul ”Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Higienitas Botol Susu di

Posyandu Desa Ngumbul Kelurahan Kalimacan Kecamatan Kalijambe Kabupaten

Sragen”.

Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas

akhir sebagai salah satu syarat kelulusan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak,

Karya Tulis Ilmiah ini tidak diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.

2. Retno Wulandari, SST, selaku Ka.Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma

Husada Surakarta.

3. Anis Nurhidayati, SST, M.Kes selaku Dosen Pembimbing yang telah

meluangkan waktunya untuk memberi arahan dan bimbingan kepada penulis.

4. Bapak Rodli Slamet selaku Kepala Desa Kalimacan Kecamatan Kalijambe

Kabupaten Sragen yang telah memberi ijin kepada penulis untuk pelaksanaan

penelitiandalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah.

5. Seluruh Dosen dan Staff STIKes Kusuma Husada Surakarta terima kasih atas

segala bantuan yang telah diberikan.

Page 5: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS BOTOL … · Higienitas adalah bersih, perilaku baik, dan aman untuk kesehatan, kebersihan fisik dan mental yang dapat menciptakan lingkungan

v

6. Seluruh ibu yang memiliki bayi dan balita yang bersedia menjadi responden

dalam penelitian ini.

7. Semua teman-teman angkatan 2012 yang telah membantu dalam penulisan

Karya Tulis Ilmiah ini.

8. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Imiah ini masih

banyak kekurangan, oleh karena itu penulis membuka kritik dan saran demi

kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi

semua pihak.

Surakarta, Agustus 2015

Penulis

Page 6: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS BOTOL … · Higienitas adalah bersih, perilaku baik, dan aman untuk kesehatan, kebersihan fisik dan mental yang dapat menciptakan lingkungan

vi

Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Karya Tulis Ilmiah, Juli 2015

Wildania Astrini Shintawati

B12 164

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS BOTOL

SUSU DI POSYANDU MAWAR III DESA NGUMBUL

KELURAHAN KALIMACAN KECAMATAN

KALIJAMBE KABUPATEN SRAGEN

xiii + 57 halaman + 17 lampiran + 7 tabel + 2 gambar

ABSTRAK

Latar Belakang : Higienitas adalah bersih, perilaku baik, dan aman untuk

kesehatan, kebersihan fisik dan mental yang dapat menciptakan lingkungan sehat

dan tubuh yang sehat (UNICEF, 2009). Menjaga kesehatan bayi dapat dilakukan

melalui langkah sederhana dengan membersihkan botol susu secara rutin dan

menyimpan botol susu di tempat yang tepat. Hal ini memang sebuah langkah

sederhana, namun mampu memberi dampak besar bagi kesehatan bayi. Angka

kesakitan yang terkena diare pada bayi yang diberi ASI hanya 6%, yang diberi

ASI dan susu botol 14% sedang bayi yang hanya diberi susu botol saja meningkat

hingga 18% (Adiningsih, 2011).

Tujuan : Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang higienitas botol susu di

Posyandu Mawar III Desa Ngumbul Kelurahan Kalimacan Kecamatan Kalijambe

Kabupaten Sragen pada tingkat baik, cukup dan kurang.

Metode Penelitian : Jenis penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif.

Penelitian ini dilakukan di Posyandu Mawar III Desa Ngumbul Kelurahan

Kalimacan Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen pada tanggal 5 - 10 Juni

2015. Sampel penelitian sebanyak 46 responden dengan menggunakan total

sampling. Variabel penelitian menggunakan variabel tunggal dan Instrumen yang

digunakan yaitu kuesioner. Teknik pengumpulan data dari primer dan data

sekunder. Analisis data menggunakan analisis univariat.

Hasil Penelitian : Tingkat pengetahuan ibu tentang higienitas botol susu di

Posyandu Mawar III Desa Ngumbul Kelurahan Kalimacan Kecamatan Kalijambe

Kabupaten Sragen dapat dikategorikan tingkat pengetahuan baik sebanyak 8

responden (17,4%), tingkat pengetahuan cukup sebanyak 32 responden (69,6%)

dan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 6 responden (13,0%).

Kesimpulan : Tingkat pengetahuan ibu tentang higienitas botol susu di Posyandu

Mawar III Desa Ngumbul Kelurahan Kalimacan Kecamatan Kalijambe Kabupaten

Sragen pada tingkat pengetahuan cukup.

Kata Kunci : Pengetahuan, higienitas, botol susu

Kepustakaan : 19 literatur (tahun 2007 – 2013)

Page 7: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS BOTOL … · Higienitas adalah bersih, perilaku baik, dan aman untuk kesehatan, kebersihan fisik dan mental yang dapat menciptakan lingkungan

vii

MOTTO

1. Jangan takut pada masa depan dan jangan pernah menangis untuk masa lalu

2. Pelajari apapun yang anda bisa, kapanpun, dan dari siapapun. Di sanalah nanti

akan tiba waktunya anda mendapat sesuatu yang menyenangkan (Sarah

Caldwell)

3. Kesalahan adalah sekolah tempat kebenaran selalu tumbuh lebih kuat (Henry

Ward Beecher)

PERSEMBAHAN

1. Sujud syukur kepada Allah SWT atas Rahmad dan HidayahNya dan

kemudahan sehingga KTI ini bisa terselesaikan

2. Trimakasih Bapak dan Ibu, tanpamu aku bukanlah apa-apa

3. Ibu Anis Nurhidayati., M.Kes,selaku pembimbing Karya Tulis Ilmiah terima

kasih atas bimbingannya selama ini.

4. Tri Haryanta tercinta terima kasih atas semangat, do’a dan dukungan selama

ini

5. Sahabat Duwi Murniati, Ayong Suliyati, Oki Wijayanto, Banteng Arif Saputra,

Vino Admadja Widjaya yang selalu mengisi hari hariku semoga kebersamaan

ini akan menjadikan kita dewasa

6. Teman-teman seperjuangan Angkatan 2012, semangat…!!!!

7. Almamater tercinta

Page 8: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS BOTOL … · Higienitas adalah bersih, perilaku baik, dan aman untuk kesehatan, kebersihan fisik dan mental yang dapat menciptakan lingkungan

viii

CURICULUM VITAE

BIODATA

Nama : Wildania Astrini Shintawati

Tempat / Tanggal Lahir : Sragen, 16 Oktober 1994

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Ngumbul RT 08 RW 02 Kalimacan, Kalijambe Sragen

RIWAYAT PENDIDIKAN

1. SD Muhammadiyah Siboto Sragen Lulus tahun 2006

2. SMP Negeri 1 Gondangrejo Karanganyar Lulus tahun 2009

3. SMA Negeri 1 Gondangrejo Karanganyar Lulus tahun 2012

4. Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Angkatan 2012

Page 9: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS BOTOL … · Higienitas adalah bersih, perilaku baik, dan aman untuk kesehatan, kebersihan fisik dan mental yang dapat menciptakan lingkungan

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii

KATA PENGANTAR .................................................................................... iv

ABSTRAK ..................................................................................................... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ vii

CURICULUM VITAE .................................................................................. viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................ 3

C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 3

D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 4

E. Keaslian Penelitian ...................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori ............................................................................. 6

1. Pengetahuan ........................................................................... 6

2. Balita ...................................................................................... 17

3. Higienitas Botol ..................................................................... 24

Page 10: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS BOTOL … · Higienitas adalah bersih, perilaku baik, dan aman untuk kesehatan, kebersihan fisik dan mental yang dapat menciptakan lingkungan

x

B. Kerangka Teori............................................................................. 33

C. Kerangka Konsep ........................................................................ 34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian .................................................. 35

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... 35

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel .................... 36

D. Variabel Penelitian ...................................................................... 37

E. Definisi Operasional .................................................................... 37

F. Instrumen Penelitian .................................................................... 38

G. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 41

H. Metode Pengolahan dan Analisis Data ........................................ 42

I. Etika Penelitian ............................................................................ 44

J. Jadwal Penelitian ......................................................................... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambara Lokasi Penelitian ......................................................... 48

B. Hasil Penelitian ........................................................................... 49

C. Pembahasan ................................................................................. 52

D. Keterbatasan Penelitian ............................................................... 55

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................. 56

B. Saran ............................................................................................ 57

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS BOTOL … · Higienitas adalah bersih, perilaku baik, dan aman untuk kesehatan, kebersihan fisik dan mental yang dapat menciptakan lingkungan

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori .......................................................................... 33

Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian ...................................................... 34

Page 12: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS BOTOL … · Higienitas adalah bersih, perilaku baik, dan aman untuk kesehatan, kebersihan fisik dan mental yang dapat menciptakan lingkungan

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional .................................................................... 37

Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner ..................................................................... 38

Tabel 4.1 Karakteristik berdasarkan umur responden .................................. 49

Tabel 4.2 Karakteristik berdasarkan Pendidikan responden ........................ 49

Tabel 4.3 Karakteristik berdasarkan pekerjaan responden........................... 50

Tabel 4.4 Mean dan Standar Deviasi ........................................................... 50

Tabel 4.5 Tingkat pengetahuan ibu tentang higienitas botol susu

di Posyandu Mawar III Desa Ngumbul Kelurahan Kalimacan

Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen .................................... 51

Page 13: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS BOTOL … · Higienitas adalah bersih, perilaku baik, dan aman untuk kesehatan, kebersihan fisik dan mental yang dapat menciptakan lingkungan

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penelitian

Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan

Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan

Lampiran 4. Surat Permohonan Uji Validitas

Lampiran 5. Surat Balasan Uji Validitas

Lampiran 6. Surat Permohonan Penelitian

Lampiran 7. Surat Balasan Penelitian

Lampiran 8. Surat Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 9. Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 10. Kuesioner Penelitian

Lampiran 11. Kunci Jawaban Kuesioner

Lampiran 12. Data Tabulasi Hasil Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 13. Hasil Uji Validitas

Lampiran 14. Hasil Uji Reliabilitas

Lampiran 15. Hasil Penelitian

Lampiran 16. Dokumentasi

Lampiran 17. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

Page 14: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS BOTOL … · Higienitas adalah bersih, perilaku baik, dan aman untuk kesehatan, kebersihan fisik dan mental yang dapat menciptakan lingkungan

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Higienitas adalah bersih, perilaku baik, dan aman untuk kesehatan,

kebersihan fisik dan mental yang dapat menciptakan lingkungan sehat dan

tubuh yang sehat. Orang yang menjaga kebersihan dan lingkungannya serta

makanan yang dikonsumsi. Higienitas botol merupakan salah satu cara untuk

mendorong berperilaku higienis untuk mencegah penyebaran penyakit diare.

Selain itu, perilaku higienis dapat mencegah penyebaran penyakit lain yang

berhubungan dengan lingkungan seperti cacingan atau demam berdarah

(UNICEF, 2009).

Menjaga kesehatan bayi dapat dilakukan melalui langkah sederhana

dengan membersihkan botol susu secara rutin dan menyimpan botol susu di

tempat yang tepat. Hal ini memang sebuah langkah sederhana, namun mampu

memberi dampak besar bagi kesehatan bayi (Destika, 2012)

Cemaran bakteri E.Sakazakii dalam susu formula menyadarkan

masyarakat mengenai pentingnya pemberian Air Susu Ibu (ASI). ASI akan

steril apabila diminum langsung dari sumbernya. Tetapi gaya hidup modern

yang menuntut kaum ibu untuk bekerja diluar rumah menyebabkan

pemberian ASI secara langsung dari sumbernya menjadi menyulitkan.

Penyelesaiannya, air susu terpaksa diperah dan disimpan supaya bisa

dikonsumsi oleh bayi kapan saja. Ketika ASI diperah, ASI bersentuhan

dengan berbagai obyek, mulai dengan manusia, alat pemerah, botol susu yang

Page 15: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS BOTOL … · Higienitas adalah bersih, perilaku baik, dan aman untuk kesehatan, kebersihan fisik dan mental yang dapat menciptakan lingkungan

2

semuanya tidak steril. Walaupun ASI sendiri steril, bersentuhan dengan

benda-benda asing itu, menyebabkan pencemaran bakteri. Pencegahan

pencemaran E.sakazakii merupakan hal penting yang diperlukan untuk

menjaga kebersihan tangan dan botol susu (Tejo, 2011).

Susu formula merupakan media yang baik bagi pertumbuhan bakteri,

sehingga kontaminasi mudah terjadi terutama jika persiapan dan pemberian

kurang memperhatikan segi antiseptik. Pemberian susu formula yang tidak

higienis dapat meningkatkan resiko terjadinya diare pada bayi. Faktor

penyebab diare tidak berdiri sendiri akan tetapi saling terkait dan saling

kompleks. Susu formula sebagai salah satu pengganti ASI pada anak yang

penggunaanya semakin meningkat. Cara pemberian susu formula yang benar

merupakan salah satu faktor yang dapat menurunkan angka kejadian diare

pada bayi dan balita akibat minum susu formula (Amiruddin, 2007)

Penelitian yang pernah dilakukan di Indonesia, penyakit diare nenjadi

penyebab kematian nomor dua pada balita, nomor tiga pada bayi dan nomor

lima pada semua umur. Angka kesakitan yang terkena diare pada bayi yang

diberi ASI hanya 6%, yang diberi ASI dan susu botol 14% sedang bayi yang

hanya diberi susu botol saja meningkat hingga 18% (Adiningsih, 2011).

Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan di Posyandu

Mawar III Desa Ngumbul Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen pada

tanggal 25 September diperoleh 88 ibu yang mempunyai bayi dan balita

dimana 42 ibu memberikan ASI secara langsung kepada bayinya dan 46 ibu

menggunakan botol susu dalam memberikan ASI dan susu formula kepada

bayinya. Hasil wawancara yang dilakukan terhadap 10 ibu yang

Page 16: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS BOTOL … · Higienitas adalah bersih, perilaku baik, dan aman untuk kesehatan, kebersihan fisik dan mental yang dapat menciptakan lingkungan

3

menggunakan botol susu terdapat 7 ibu kurang mengerti tentang higienitas

botol susu dan 3 ibu sudah mengerti tentang higienitas botol susu.

Berdasarkan data di atas masih banyak ibu yang menggunakan botol

untuk memberikan ASI atau fusu formula pada anaknya, sehingga penulis

ingin mengetahui lebih lanjut “Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Higienitas

Botol Susu di Posyandu Mawar III Desa Ngumbul Kelurahan Kalimacan

Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas penulis ingin meneliti

“Bagaimana Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Higienitas Botol Susu di

Posyandu Mawar III Desa Ngumbul Kelurahan Kalimacan Kecamatan

Kalijambe Kabupaten Sragen?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang higienitas botol susu di

Posyandu Mawar III Desa Ngumbul Kelurahan Kalimacan Kecamatan

Kalijambe Kabupaten Sragen.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang higienitas botol susu di

Posyandu Mawar III Desa Ngumbul Kelurahan Kalimacan

Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen pada tingkat pengetahuan

baik.

Page 17: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS BOTOL … · Higienitas adalah bersih, perilaku baik, dan aman untuk kesehatan, kebersihan fisik dan mental yang dapat menciptakan lingkungan

4

b. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang higienitas botol susu di

Posyandu Mawar III Desa Ngumbul Kelurahan Kalimacan

Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen pada tingkat pengetahuan

cukup.

c. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang higienitas botol susu di

Posyandu Mawar III Desa Ngumbul Kelurahan Kalimacan

Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen pada tingkat pengetahuan

kurang.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Ilmu Pengetahuan

Sebagai bahan referensi dan sumber pengetahuan tentang higienitas botol

susu.

2. Bagi Peneliti

Menambah wawasan pengetahuan serta pengalaman dalam menerapkan

ilmu yang diperoleh di bangku kuliah khususnya tentang metodologi

penelitian dan biostatistik

3. Bagi Institusi

a. Bagi Posyandu Mawar III Desa Ngumbul

Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan

yang lebih baik kepada warganya untuk memperhatikan higienitas

botol bayi sebelum diberikan kepada bayi atau balitanya.

Page 18: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS BOTOL … · Higienitas adalah bersih, perilaku baik, dan aman untuk kesehatan, kebersihan fisik dan mental yang dapat menciptakan lingkungan

5

b. Bagi Pendidikan

Sebagai bahan referensi peneliti lain untuk mengadakan penelitian

lebih lanjut tentang higienitas botol susu.

E. Keaslian Penelitian

Berikut ini penelitian-penelitian yang berhubungan dengan Tingkat

Pengetahuan Ibu tentang Higienitas Botol Bayi yang pernah dilakukan

sebelumnya :

1. Hapsari (2012), STIKes Kusuma Husada Surakarta dengan judul “Tingkat

Pengetahuan Ibu tentang Higienitas Botol Bayi di Desa Sambirejo

Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen”. Jenis penelitian deskriptif

kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 30 orang. Jumlah

sampel dalam penelitian ini 30 responden dengan teknik sampling jenuh,

instrumen yang digunakan dalam penelitian ini kuesioner. Analisis data

dengan menggunakan analisis univariat. Hasil dari penelitian ini tingkat

pengetahuan ibu tentang higienitas botol bayi di Desa Sambirejo

Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen dengan tingkat pengetahuan baik

sebanyak 3 ibu (10%), tingkat pengetahuan cukup sebanyak 12 ibu (40%)

dan pengetahuan kurang sebanyak 15 ibu (50%).

2. Agusulistiana (2013), STIKes Kusuma Husada Surakarta dengan judul “

Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Higienitas Botol Bayi di Posyandu

Teratai VIII Desa Gabus Etan Sragen”. Jenis penelitian deskriptif

kuantitatif. Populasi dalam penleitian ini yaitu sebanyak 43 orang. Jumlh

Page 19: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS BOTOL … · Higienitas adalah bersih, perilaku baik, dan aman untuk kesehatan, kebersihan fisik dan mental yang dapat menciptakan lingkungan

6

sampel dalam penelitian ini 43 responden dengan teknik sampling jenuh,

instrumen yang digunakan dalam penelitian ini kuesioner. Analisis data

dengan menggunakan analisis univariat. Hasil dari penelitian ini tingkat

pengetahuan ibu tentang higienitas botol bayi di Posyandu Teratai VIII

Desa Gabus Etan Sragen dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 8 ibu

(18,6%), tingkat pengetahuan cukup sebanyak 26 ibu (60,5%), dan

pengetahuan kurang sebanyak 9 ibu (20,9%).

Persamaan penelitian ini dengan keaslian di atas yaitu variabel penelitian,

jenis penelitian dan analisis data sedangkan perbedaan yaitu pada waktu,

lokasi dan sampel penelitian.

Page 20: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS BOTOL … · Higienitas adalah bersih, perilaku baik, dan aman untuk kesehatan, kebersihan fisik dan mental yang dapat menciptakan lingkungan

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Pengetahuan

a. Definisi pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil tahu dari manusia terhadap

sesuatu, atau segala perbuatan manusia untuk memahami suatu objek

tertentu. Pengetahuan dapat berwujud barang-barang baik lewat indera

maupun lewat akal, dapat pula objek yang dipahami oleh manusia

berbentuk ideal atau yang bersangkutan dengan masalah kejiwaan

(Notoatmodjo, 2010).

b. Jenis Pengetahuan

Menurut Nasir (2011), jenis pengetahuan meliputi:

1) Pengetahuan biasa

Pengetahuan biasa disebut juga knewledge of the man in the street

atau ordinary knowledge atau common sense knowledge.

Pengetahuan seperti ini memiliki inti kebenaran yang sifatnya

subyektif artinya sangat terikat pada subjek yang mengenal dengan

demikian pengetahuan tahap pertama ini memiliki sifat selalu benar

sejauh mana untuk memperoleh pengetahuan bersifat normal atau

tidak ada penyimpangan.

Page 21: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS BOTOL … · Higienitas adalah bersih, perilaku baik, dan aman untuk kesehatan, kebersihan fisik dan mental yang dapat menciptakan lingkungan

8

2) Pengetahuan ilmiah

Pengetahuan yang telah menetapkan objek khas dengan menerapkan

metodologis yang khas pula.

3) Pengetahuan filsafat

Pengetahuan filsafat adalah sejenis pengetahuan yang pendekatannya

melalui metodologi pemikiran filsafat yang bersifat mendasar dan

menyeluruh dengan model pemikiran yang analitis, kritis dan

spekulatif.

4) Pengetahuan agama

Pengetahuan agama adalah jenis pengetahuan yang terkandung

dalam pengetahuan agama. Pengetahuan agama memiliki sifat

dogmatis, artinya pernyataan dalam suatu agama selalu dihampiri

oleh keyakinan yang telah ditentukan sehingga pernyataan-

pernyataan dalam ayat-ayat kitab suci pada agam memiliki nilain

kebenaran sesuai dengan keyakinan.

c. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2011), ada 6 tingkat pengetahuan yang

dicapai dalam domain kognitif yaitu :

1) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Pengetahuan tingkat ini adalah mengingat

kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang

dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, ini

Page 22: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS BOTOL … · Higienitas adalah bersih, perilaku baik, dan aman untuk kesehatan, kebersihan fisik dan mental yang dapat menciptakan lingkungan

9

merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Untuk

mengukur bahwa seseorang, tahu tentang apa yang dipelajari antara

lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan

sebagainya.

2) Memahami (Comprehention)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat

menginterprestasikan materi tersebut secara benar, orang yang telah

paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya

terhadap objek yang dipelajari.

3) Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenamya,

aplikasi ini diartikan dapat sebagai aplikasi atau penggunaan

hukum-hukum, rumus metode, prinsip dan sebagainya dalam

konteks atau situasi yang lain.

4) Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

atau suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih

dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya

satu sama lain. Kemampuan analisa ini dapat dilihat dari

penggunaan kata kerja dapat menggambarkan, membedakan,

Page 23: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS BOTOL … · Higienitas adalah bersih, perilaku baik, dan aman untuk kesehatan, kebersihan fisik dan mental yang dapat menciptakan lingkungan

10

mengelompokkan dan seperti sebagainya. Analisis merupakan

kemampuan untuk mengidentifikasi, memisahkan dan sebagainya.

5) Sintesa (Syntesis)

Sintesa adalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menggabungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan

yang, baru dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk

menyusun formasi baru dari informasi-informasi yang ada

misalnya dapat menyusun, dapat menggunakan, dapat

meringkaskan, dapat menyesuaikan terhadap suatu teori atau

rumusan yang telah ada.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

Penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau

menggunakan kriteria yang telah ada.

d. Cara memperoleh pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010), cara untuk memperoleh kebenaran

pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi dua yakni cara tradisional

atau non ilmiah yakni tanpa melalui penelitian ilmiah dan cara modern

atau cara ilmiah yakni melalui proses penelitian. Lebih jelasnya dapat

dijelaskan sebagai berikut :

Page 24: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS BOTOL … · Higienitas adalah bersih, perilaku baik, dan aman untuk kesehatan, kebersihan fisik dan mental yang dapat menciptakan lingkungan

11

1) Cara tradisional atau non ilmiah terdiri dari:

a) Cara coba – salah (Trial and Error)

Cara ini dipakai orang sebelum adanya kebudayaan,

bahkan mungkin sebelum adanya peradaban apabila seseorang

menghadapi persoalan atau masalah upaya pemecahannya

dilakukan dengan coba-coba. Cara coba-coba ini dilakukan

dengan menggunakan beberapa kemungkinan dalam

memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak

berhasil, dicoba kemungkinan yang lain sampai masalah

tersebut dapat terpecahkan.

b) Secara kebetulan

Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak

disengaja oleh orang yang bersangkutan.

c) Cara kekuasaan atau otoritas

Kehidupan sehari-hari ditemukan banyak sekali kebiasaan

dan tradisi yang dilakukan oleh orang tanpa melalui penalaran

apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan

seperti ini bukan hanya terjadi pada masyarakat tradisional saja,

melainkan juga terjadi pada masyarakat modern. Kebiasaan ini

seolah diterima dari sumbernya sebagai kebenaran yang mutlak.

Sumber pengetahuan tersebut dapat berupa pemimpin-pemimpin

masyarakat baik formal maupun informal. Para pemuka agama,

pemegang pemerintahan dan lain sebagainya. Dengan kata lain,

Page 25: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS BOTOL … · Higienitas adalah bersih, perilaku baik, dan aman untuk kesehatan, kebersihan fisik dan mental yang dapat menciptakan lingkungan

12

pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada pemegang

otoritas, yakni orang mempunyai wibawa atau kekuasaan, baik

tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun

ahli ilmu pengetahuan atau ilmuwan.

d) Berdasarkan pengalaman sendiri

Pengalaman adalah guru terbaik demikian bunyi pepatah.

Pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu

merupakan sumber pengetahuan atau pengalaman itu merupakan

suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh

sebab itu pengalaman pribadipun dapat digunakan sebagai upaya

memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara

mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam

memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu.

e) Cara akal sehat (common sense)

Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat

menemukan teori atau kebenaran. Misalnya pemberian hadiah

dan hukuman merupakan cara yang masih dianut oleh banyak

orang untuk mendisiplinkan anak dalam konteks pendidikan.

f) Kebenaran melalui wahyu

Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang

diwahyukan dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini harus

diterima dan diyakini oleh pengikut agama yang bersangkutan,

terlepas dari apakah kebenaran tersebut rasional atau tidak.

Page 26: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS BOTOL … · Higienitas adalah bersih, perilaku baik, dan aman untuk kesehatan, kebersihan fisik dan mental yang dapat menciptakan lingkungan

13

Sebab kebenaran ini diterima oleh para Nabi adalah sebagai

wahyu dan bukan karena hasil usaha penalaran atau

penyelidikan manusia.

g) Kebenaran secara intuitif

Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara cepat

sekali melalui proses di luar kesadaran dan tanpa melalui proses

penalaran atau berpikir. Kebenaran yang diperoleh melalui

intuitif sukar dipercaya karena kebenaran ini tidak menggunakan

cara yang rasional dan yang sistematis.

h) Melalui jalan pikiran

Sejalan dengan perkembangan perkembangan kebudayaan

umat manusia cara manusia berfikir ikut berkembang. Dari sini

manusia mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh

pengetahuan. Induksi dan deduksi pada dasarnya merupakan

cara melahirkan pemikiran secara tidak langsung melalui

pernyataan-pernyataan yang dikemukan. Apabila proses

pembuatan kesimpulan itu melalui pernyataan-pernyataan yang

khusus kepada yang umum dinamakan induksi sedangkan

deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-

pernyataan umum ke khusus.

i) Induksi

Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai

dari pernyataan-pernyataan khusus ke pernyataan yang bersifat

Page 27: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS BOTOL … · Higienitas adalah bersih, perilaku baik, dan aman untuk kesehatan, kebersihan fisik dan mental yang dapat menciptakan lingkungan

14

umum. Hal ini berarti dalam berpikir induksi pembuatan

kesimpulan tersebut berdasarkan pengalaman-pengalaman

empiris yang ditangkap oleh indra kemudian disimpulkan ke

dalam suatu konsep yang memungkinkan seseorang untuk

memahami suatu gejala.

j) Deduksi

Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-

pernyataan umum ke khusus. Di dalam proses berpikir deduksi

berlaku bahwa sesuatu yang dianggap benar secara umum pada

kelas tertentu, berlaku juga kebenarannya pada semua persitiwa

yang terjadi pada setiap yang termasuk dalam kelas itu.

2) Cara ilmiah atau modern

Cara baru atau dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa

ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut metode

penelitian ilmiah, atau metodologi penelitian (research metodology).

Cara ini dikembangkan oleh Francis Bacon yang mengembangkan

metode berpikir induktif kemudian dikembangkan oleh Deobold van

Dallen yang menyatakan bahwa dalam memperoleh kesimpulan

dilakukan dengan mengadakan observasi langsung dan membuat

pencatatan-pencatatan terhadap semua fakta sehubungan dengan

objek yang diamatinya. Pencatatan ini mencakup tiga hal pokok :

a) Segala sesuatu yang positif yakni gejala tertentu yang muncul

pada saat dilakukan pengamatan.

Page 28: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS BOTOL … · Higienitas adalah bersih, perilaku baik, dan aman untuk kesehatan, kebersihan fisik dan mental yang dapat menciptakan lingkungan

15

b) Segala sesuatu yang negatif, yakni gejala tertentu yang tidak

muncul pada saat dilakukan pengamatan.

c) Gejala-gejala yang muncul secara bervariasi yaitu gejala-gejala

yang berubah-ubah pada kondisi-kondisi tertentu.

e. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Menurut Mubarak (2012), terdapat 7 faktor yang mempengaruhi

pengetahuan seseorang, yaitu:

1) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada

orang lain agar dapat memahami hal. Tidak dapat dipungkiri bahwa

semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah pula mereka

menerima informasi dan pada akhirnya pengetahuan yang

dimilikinya akan semakin banyak. Sebaliknya jika seseorang

memiliki tingkat pendidikan yang rendah, maka akan menghambat

perkembangan sikap orang tersebut terhadap penerimaan informasi

dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan. Pendidikan adalah suatu

usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di

dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.

Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan

seeorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi.

Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan

formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non

formal.

Page 29: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS BOTOL … · Higienitas adalah bersih, perilaku baik, dan aman untuk kesehatan, kebersihan fisik dan mental yang dapat menciptakan lingkungan

16

2) Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang memperoleh

pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak

langsung. Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan

memberikan pengetahuan dan keterampilan professional serta

pengalaman belajar selama bekerja akan dapat mengembangkan

kemampuan mengambil keputusan yang merupakan manifestasi

dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari

masalah nyata dalam bidang kerjanya.

3) Umur

Bertambahnya umur seseorang akan mengalami perubahan aspek

fisik dan psikologis (mental). Pada aspek psikologis atau mental,

taraf berpikir seseorang menjadi semakin matang dan dewasa. Usia

mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang.

Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya

tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang

diperolehnya semakin membaik. Pada usia madya, individu akan

lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta

lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya

menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang usia madya

akan lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca.

Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan

verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini.

Page 30: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS BOTOL … · Higienitas adalah bersih, perilaku baik, dan aman untuk kesehatan, kebersihan fisik dan mental yang dapat menciptakan lingkungan

17

4) Minat

Minat sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi

terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan

menekuni suatu hal, sehingga seseorang memperoleh pengetahuan

yang lebih mendalam.

5) Pengalaman

Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang

dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Orang cenderung

berusaha melupakan pengalaman yang kurang baik. Sebaliknya jika

pengalaman tersebut menyenangkan, maka secara psikologis

mampu menimbulkan kesan yang sangat mendalam dan membekas

dalam emosi kejiawaan seseorang. Pengalaman baik ini akhirnya

dapat membentuk sikap positif dalam kehidupannya.

6) Kebudayaan lingkungan sekitar

Lingkungan sangat berpengaruh dalam pembentukan sikap pribadi

atau seseorang. Kebudayaan lingkungan tempat kita hidup dan

dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan

sikap kita. Apabila dalam suatu wilayah mempunyai sikap menjaga

kebersihan lingkungan maka sangat mungkin masyarakat

sekitarnya mempunyai sikap selalu menjaga kebersihan

lingkungan. Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang

tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk.

Dengan demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya

Page 31: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS BOTOL … · Higienitas adalah bersih, perilaku baik, dan aman untuk kesehatan, kebersihan fisik dan mental yang dapat menciptakan lingkungan

18

walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan

menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk

kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan

mempengaruhi pengetahuan seseorang.

7) Informasi

Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat mempercepat

seseorang memperoleh pengetahuan yang baru. Informasi yang

diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat

memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga

menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Sebagai

sarana komunikasi, berbagai bentuk media masa seperti televisi,

radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh

besar terhadap pembentukan opini dan kepercayan orang. Dalam

penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media masa

membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat

mengarahkan opini seseorang.

f. Kriteria tingkat pengetahuan

Menurut Riwidikdo (2010), pengetahuan seseorang dapat diketahui

dalam 3 (tiga) kriteria, yaitu:

1) Baik: Bila nilai (x) > mean + 1 SD

2) Cukup: Bila nilai mean – 1 SD ≤ x ≤ mean +1 SD

3) Kurang: Bila nilai (x) <mean ─ 1 SD

Page 32: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS BOTOL … · Higienitas adalah bersih, perilaku baik, dan aman untuk kesehatan, kebersihan fisik dan mental yang dapat menciptakan lingkungan

19

2. Bayi dan Balita

a. Pengertian bayi dan balita

Neonatus adalah bayi baru lahir – 28 hari dari kehamilan yang

aterm (37-42 minggu) dengan berat badan lahir 2500-4000 gr

(Saifuddin, 2006).

Menurut Soetjiningsih (2004), bayi adalah usia 0 bulan hingga 1

tahun yang ditandai dengan pertumbuhan dan perubahan fisik yang

cepat disertai dengan perubahan dalam kebutuhan zat gizi.

Balita adalah anak usia 12 sampai 59 bulan. Masa balita adalah

periode penting dalam tumbuh kembang anak (Depkes RI, 2005).

b. Tahapan Perkembangan Bayi dan Balita

Tahapan perkembangan bayi dan balita meliputi:

1) Umur 1 bulan

a) Motorik : bayi akan mulai berusaha untuk mengangkat kepala

dengan dibantu oleh orang tua, tubuh tengkurap, kepala

menoleh ke kiri ataupun ke kanan.

b) Sensori : mengikuti sinar ke tengah

2) Umur 2- 3 bulan

a) Motorik : mengangkat kepala, dada dan berusaha memasukkan

tangan ke mulut, mulai untuk meraih benda-benda yang

menarik yang ada disekitarnya.

b) Sensori : sudah bisa mengikuti arah sinar ke tepi, koordinasi ke

atas dan ke bawah, mulai mendengarkan suara yang

didengarnya..

Page 33: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS BOTOL … · Higienitas adalah bersih, perilaku baik, dan aman untuk kesehatan, kebersihan fisik dan mental yang dapat menciptakan lingkungan

20

3) Umur 4 – 6 bulan

Bayi jika didudukan kepada sudah bisa seimbang dan punggung

sudah mulai kuat bila ditengkurapkan sudah bisa mulai miring dan

kepala sudah bisa tegak lurus. Sudah bisa mengenal orang-orang

yang sering berada di dekatnya, akomodasi mata positif.

4) Umur 6 – 7 bulan

Bayi sudah bisa membalikkan badan sendiri, memindahkan

anggota badan dari tangan yang satu ke tangan yang lainnya,

mengambil mianan dengan tangannya, senang memasukkan kaki

ke mulut, sudah mulai bisa memasukkan makanan ke mulut

sendiri. Sudah dapat membedakan orang yang dikenalnya dengan

yang tidak dikenalnya, jika bersama dengan orang yang belum

dikenalnya bayi akan merasa cemas (stanger anxiety), sudah dapat

mengeluarkan em.... emm... em, bayi biasa cepat menangis jika

terhadap hal-hal yang tidak diinginkannya akan tetapi akan cepat

tertawa lagi.

5) Umur 8 – 9 bulan

Bayi sudah bisa duduk dengan sendiri, koordinasi tangan ke mulut

sangat sering, bayi mulai tengkurap sendiri dan mulai belajar untuk

merangkak, sudah bisa mengambil benda dengan menggunakan

jari-jarinya. Bayi tertarik dengan benda-benda kecil yang ada di

sekitarnya.

Page 34: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS BOTOL … · Higienitas adalah bersih, perilaku baik, dan aman untuk kesehatan, kebersihan fisik dan mental yang dapat menciptakan lingkungan

21

6) Umur 10 – 12 bulan

Sudah mulai belajar berdiri tetapi tidak bertahan lama, belajar

berjalan dengan bantuan, sudah bisa berdiri dan duduk sendiri,

mulai belajar dengan menggunakan sendok akan tetapi lebih

senang menggunakan tangan, sudah bisa bermain ci… luk… ba..

dan mulai senang mencoret-coret kertas.. Visual aculty 20 – 50

positif, sudah dapat membedakan bentuk. Emosi positif, cemburu,

marah, lebih senang pada lingkungan yang sudah diketahuinya,

meras takut pada situasi yang asing, sudah mengerti namanya

sendiri, sudah bisa menyebut ibu, ayah.

7) Umur 15 bulan

a) Motorik kasar sudah berjalan sendiri tanpa bantuan orang lain

b) Motorik halus : sudah bisa memegangi cangkir, memasukkan

jari ke lubang, membuka kotak, melempar benda.

8) Umur 18 bulan

a) Motorik kasar

Mulai berlari masih sering jatuh, menarik-narik mainan, mulai

senang naik tangga tetapi masih dengan bantuan

b) Motorik halus

Sudah bisa makan dengan menggunakan sendok, bisa

membuka halaman buku belajar balok-balok.

9) Umur 24 bulan

a) Motorik kasar

Berlari sudah baik, dapat naik tangga sendiri dengan kedua

kaki tiap tahap.

Page 35: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS BOTOL … · Higienitas adalah bersih, perilaku baik, dan aman untuk kesehatan, kebersihan fisik dan mental yang dapat menciptakan lingkungan

22

b) Motorik halus

Sudah bisa membuka pintu, membuka kunci, menggunting

sederhana, minum dengan menggunakan gelas atau cangkir,

sudah dapat menggunakan sendok dengan baik.

10) Umur 36 bulan

a) Motorik kasar

Sudah bisa naik turun tangga tanpa bantuan, memakai baju

dengan bantuan, mulai bisa naik sepeda beroda tinga

b) Motorik halus

Bisa menggambar lingkaran, mencuci tangan sendiri,

menggosok gigi.

11) Umur 4 tahun

a) Motorik kasar

Berjalan jinjit, melompat, melompat dengan satu kaki,

menangkap bola dan melemparkannya.

b) Motorik halus

Sudah bisa menggunakan gunting dengan lancar, sudah bisa

menggambar kotak, menggambar garis vertikal maupun

horizontal, belajar membuka dan memasang kancing baju.

12) Usia 5 tahun

a) Motorik kasar

Berjalan mundur sambil berjinjit, sudah dapat menangkap dan

melempar bola dengan baik, sudah dapat melompat dengan

kaki secara bergantian.

Page 36: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS BOTOL … · Higienitas adalah bersih, perilaku baik, dan aman untuk kesehatan, kebersihan fisik dan mental yang dapat menciptakan lingkungan

23

b) Motorik halus

Menulis dengan angka-angka, menulis dengan huruf, menulis

dengan kata-kata, belajar menulis nama, belajar mengikat tali

sepatu.

c) Sosial emosional

Bermain sendiri mulai berkurang, sering berkumpul dengan

teman sebaya, interaksi sosial selama bermain meningkat,

sudah siap untuk menggunakan alat-alat bermain.

(Riyadi dan Ratnaningsih, 2012).

c. Pertumbuhan Fisik

Menurut Soetjiningsih (2010), pertumbuhan fisik meliputi:

1) Lingkar kepala

Ukuran kepala bayi merupakan salah satu ukuran yang penting

diketahui, yaitu untuk mengetahui perubahan dalam pertumbuhan

otak. Lingkar kepala bayi normal adalah 33 – 35 cm, tahun pertama

naik 10 cm, kenaikan semakin lama semakin sedikit, usia 5 tahun

kenaikan hanya 0,5 cm, setiap tahun sampai ukuran dewasa

dicapai. Usia 2 tahun kurang lebih 1/6 panjang badan. Usia satu

tahun adalah 44 – 47 cm.

2) Panjang badan

Dalam tahun pertama, panjang badan bayi bertambah 23 cm. Balita

pada umur 1 tahun panjangnya menjadi 71 cm. Kemudian

kecepatan pertumbuhan berkurang, sehingga setelah umur 2 tahun,

Page 37: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS BOTOL … · Higienitas adalah bersih, perilaku baik, dan aman untuk kesehatan, kebersihan fisik dan mental yang dapat menciptakan lingkungan

24

kecepatan pertambahan panjang badan kira-kira 5 cm per tahun.

Rumusan panjang anak dari usia 3 tahun sampai remaja 80 + 5 cm.

3) Berat badan

Sesudah tahun pertama kenaikan 1,5 – 2 kg atau 2 – 3 kg setiap

tahun. Rumusan berat badan 7 – 2 kg (n = tahun) berat badan umur

1 tahun adalah 3 kali berat badan lahir, 2,5 tahun adalah 4 kali berat

badan lahir, dan 6 tahun adalah 2 kali berat badan umur 1 tahun.

d. Permasalahan pada Balita

Menurut Hidayat (2009), ada beberapa gejala penyakit yang

umum terjadi pada balita dan kemungkinan penyebabnya, yaitu :

1) Batuk-batuk

Penyebab yang paling umum dari kondisi ini kemungkinan ISPA

(infeksi saluran pernafasan atas). Selain itu ada juga penyebab

lainnya seperti lendir dari hidung yang mengalir ke tenggorokan,

asma, batuk rejan atau pneumonia.

2) Diare

Balita yang mengalami diare pada umumnya memiliki kotoran

yang encer dan berair. Diare di sebabkan oleh gastroenteritis, alergi

suatu makanan. Pada bayi dibawah 3 tahun terkadang diare

disebabkan oleh sistem pencernaan yang belum sempurna.

3) Demam

Pada umumnya demam merupakan pertanda terjadinya infeksi

yang disebabkan oleh bakteri atau virus. Usaha pertama yang

Page 38: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS BOTOL … · Higienitas adalah bersih, perilaku baik, dan aman untuk kesehatan, kebersihan fisik dan mental yang dapat menciptakan lingkungan

25

dilakukan jika bayi demam tinggi adalah memberinya obat penurun

demam, karena demam yang terlalu tinggi bisa menyebabkan

kejang.

4) Kejang

Balita yang kejang adalah suatu kondisi menakutkan bagi orang

tua. Namun, jika kejang terjadi akibat demam tinggi biasanya

jarang berbahaya. Penyebab lain dari balita yang kejang adalah

epilepsi dan kejang tanpa ada alasan yang khusus pada bayi yang

baru lahir dalam keadaan sehat.

5) Muntah

Muntah bisa disebabkan oleh infeksi seperti gastroentritis, infeksi

saluran kemih, keracunan makanan.

3. Higienitas Botol

a. Pengertian

Higienitas adalah bersih, perilaku baik, dan aman untuk

kesehatan, kebersihan fisik dan mental yang dapat menciptakan

lingkungan sehat dan tubuh yang sehat. Orang yang menjaga

kebersihan dan lingkungannya serta makanan yang dikonsumsi

(UNICEF, 2009).

Dot, yang juga dikenal sebagai dummy, soother atau pacifier,

adalah pengganti puting susu (ibu) yang biasanya terbuat dari karet

atau plastik. Non nutritive sucking seperti halnya botol, sudah lama

Page 39: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS BOTOL … · Higienitas adalah bersih, perilaku baik, dan aman untuk kesehatan, kebersihan fisik dan mental yang dapat menciptakan lingkungan

26

dikenal dalam sejarah umat manusia, penggunaannya merupakan

usaha orang tua untuk memberikan sesuatu yang dapat menenangkan

dan memberikan rasa nyaman untuk bayinya. Botol, secara universal

seakan menjadi simbol perlengkapan perawatan bayi, penggunaannya

sangat seluas di seluruh dunia (IDAI, 2009)

b. Manfaat Higienitas Botol Susu

Menurut UNICEF (2009), higienitas botol merupakan salah satu

cara untuk mendorong berperilaku higienis untuk mencegah

penyebaran penyakit diare. Selain itu, perilaku higienis dapat

mencegah penyebaran penyakit lain yang behubungan dengan

lingkungan seperti cacingan atau demam berdarah.

c. Cara memilih botol bayi yang baik

Menurut Melinda (2012), dalam memilih botol susu bayi, tentunya

harus ekstra hati-hati, yaitu:

1) Pilih botol susu yang sesuai dengan usia bayi. Perlu

memperhatikan ujung botol bayi dan pastikan sesuai dengan

ukuran mulut bayi. Botol susu plastik memerlukan perawatan

untuk menjaga kebersihannya.

2) Apabila menggunakan botol susu plastik untuk bayi, tentunya

harus benar-benar memperhatikan kebersihannya. Bisa

mensterilkan botol susu dengan menggunakan alat steril khusus

yang ada di pasaran, atau bisa juga menggunakan air panas.

Page 40: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS BOTOL … · Higienitas adalah bersih, perilaku baik, dan aman untuk kesehatan, kebersihan fisik dan mental yang dapat menciptakan lingkungan

27

3) Saat memilih botol susu, pastikan produk tersebut tidak

mengandung bahan kimia berbahaya. Memilih botol susu yang

terdapat tulisan “recycle” yang berarti bisa digunakan kembali.

Atau pilihlah produk dengan tanda “food grade”.

Perlu ketahui, kode-kode tersebut merupakan informasi tentang

jenis plastik botol tersebut. Berikut ini beberapa kode yang

biasanya ada pada botol yaitu:

a) PP atau Polypropylene adalah bahan yang paling aman digunakan

seperti untuk botol susu bayi atau tempat makanan.

b) LDPE atau Low Density Polyethylene adalah bahan yang dapat

didaur ulang. Bahan ini cocok untuk tempat makan.

c) PET atau Polyethylene Terephthalate adalah bahan yang biasanya

dipakai untuk kemasan air mineral dan hanya untuk sekali pakai.

Tidak untuk digunakan dengan air panas atau hangat.

d) HDPE atau High Density Polyethylene adalah bahan yang

direkomendasikan hanya untuk sekali pakai saja. Bahan jenis ini

biasanya digunakan untuk botol susu yang bewarna putih susu.

e) PVC atau Polyvinyl Chloride adalah bahan plastik yang berbahaya

untuk ginjal dan hati. Bahan jenis ini sulit di daur ulang.

Page 41: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS BOTOL … · Higienitas adalah bersih, perilaku baik, dan aman untuk kesehatan, kebersihan fisik dan mental yang dapat menciptakan lingkungan

28

f) PS atau Polystyrene adalah bahan yang biasa digunakan untuk tempat

minuman sekali pakai atau tempat makan dari styrofoam. Bahan

jenis styrene berbahaya untuk otak dan sistem saraf. Bahkan

beberapa negara sudah melarang pemakaian bahan ini.

g) Other. Jika mendapatkan produk dengan simbol yang

bertuliskan kata “other” artinya adalah produk tersebut

menggunakan salah satu bahan plastik yang berasal dari

Polycarbonate, Polylactic Acid, Acrylonitrile Butadiene Styrene

Acrylic, Nylon atau Fiberglass. Anda disarankan untuk

menghindari produk yang bertuliskan polycarbonate karena

mengandung bisphenol-A (BPA) yang bisa berbahaya bagi

perkembangan anak, sistem reproduksi, saraf, daya tahan tubuh

dan bisa menyebabkan kanker.

Menurut Farida (2008), beberapa hal yang perlu diperhatikan

ketika memilih botol susu, yaitu:

1) Sesuaikan ukuran botol

Di pasaran terdapat berbagai ukuran botol yang biasanya menyatu

dengan dot. Untuk ukuran kecil 30-50 ml, sedang 120 ml, dan

besar di atas 200 ml. Sesuaikan dengan kebutuhan asupan susu si

kecil pada setiap kali minum. Ingat, sangat tidak dianjurkan untuk

menyisakan susu dalam botol.

Page 42: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS BOTOL … · Higienitas adalah bersih, perilaku baik, dan aman untuk kesehatan, kebersihan fisik dan mental yang dapat menciptakan lingkungan

29

2) Bahan tahan panas, tak mudah pecah dan tak beracun

Sehingga proses sterilisasi bisa dilakukan dengan aman dan

mudah. Botol yang terbuat dari bahan gelas lebih awet, tahan lama,

dan proses sterilisasinya mudah. Hanya saja, botol ini cukup berat

hingga kurang nyaman digunakan, disamping mudah pecah.

Berbeda dengan botol plastik yang lebih tahan lama. Bayi pun

aman memegang botolnya sendiri.

3) Tidak banyak gambar

Sebab gambar-gambar itu berisiko terkelupas saat disterilisasi

dalam air mendidih. Sedangkan botol dengan aksesori, seperti

kepala boneka atau mainan boleh saja dijadikan pilihan, selama tak

menyulitkan proses sterilisasi atau pemberian susu kepada bayi.

4) Memiliki ring pengatur deras

Jika diputar ke arah tertentu, aliran susu akan semakin deras atau

sebaliknya. Ada tiga pengaturan yang baku, yaitu lambat, sedang,

dan cepat. Jadi, bisa distel sesuai kebutuhan. Jika bayi mengalami

kelainan jantung, sangat dianjurkan memiliki kelengkapan ini,

karena bayi tak dianjurkan mengisap air susu terlalu deras. Jika

tidak, napas bayi bisa tersengal-sengal bahkan menimbulkan

tersedak. Ini juga bisa digunakan terutama untuk bayi 0-3 bulan.

Dengan regulator, maka isi susu tidak keluar jika tidak diisap. Pun

saat sedang menyusu lalu bayi terlelap tidur, keberadaan regulator

sangat membantu. Tidak cuma itu. Sekat ini juga berguna untuk

Page 43: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS BOTOL … · Higienitas adalah bersih, perilaku baik, dan aman untuk kesehatan, kebersihan fisik dan mental yang dapat menciptakan lingkungan

30

menahan aliran susu jika botol miring/terbalik. Saat bepergian

dimana kita sering menyimpan botol dalam tas, tak ada

kekhawatiran lagi air susu akan tumpah.

5) Botol susu dengan pegangan

Untuk bayi 6 bulan ke atas, beri kesempatan pada si kecil untuk

memegang botolnya sendiri. Dengan begitu, selain menikmati

susu, kemampuan motoriknya juga akan terlatih.

d. Cara menjaga kebersihan botol

Menurut Destika (2012), menjaga kesehatan bayi dapat dilakukan

melalui langkah sederhana dengan membersihkan botol susunya secara

rutin dan menyimpan botol susu di tempat yang tepat. Hal ini memang

sebuah langkah sederhana, namun mampu memberi dampak besar bagi

kesehatan bayi. Karena itu, jika hendak memberi susu melalui botol,

cara menjaga kebersihan botol susu yaitu:

1) Menjaga kebersihan botol susu

Menjaga botol susu agar tetap steril. Botol susu perlu dicuci

menggunakan air panas. Merendamnya di dalam air panas selama

beberapa menit. Mencuci puting botol susu menggunakan air

panas agar terhindar dari kuman.

2) Jangan menyimpan susu lebih lama di dalam botol susu

membuang sisa susu di dalam botol. Sisa susu yang dibiarkan

tersimpan lama di dalam botol hanya akan menumbuhkan bakteri

dan bau busuk. Hal ini dapat menurunkan tingkat kebersihan botol

susu si kecil.

Page 44: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS BOTOL … · Higienitas adalah bersih, perilaku baik, dan aman untuk kesehatan, kebersihan fisik dan mental yang dapat menciptakan lingkungan

31

3) Jaga botol susu agar tetap kering

Botol yang basah dan dibiarkan tertutup dapat menjadi rumah bagi

bakteri dan kuman. Karena itu, setelah mencuci botol susu, harus

segera mengeringkannya menggunakan kain bersih.

4) Cuci puting botol susu

Mencuci puting botol setiap hari. Saat mencuci, perlu

membersihkan puting botol susu menggunakan spon lembut agar

tidak mudah sobek dan harus mencucinya dengan baik, terutama

pada sudut-sudut tutup botol dan putingnya.

e. Metode sterilisasi Botol Bayi

Menurut Safitri (2008), berbagai metode sterilisasi botol, yaitu:

1) Sterilisasi dengan uap listrik

Memerlukan waktu sekitar 10 menit, ditambah waktu untuk

mendinginkan peralatan. Kelebihannya tidak memerlukan

pembilasan lagi setelahnya dan memiliki kapasitas besar.

Kekurangannya alat ini tidak bisa dibawa kemana-mana karena

memerlukan daya listrik, harus sering dibersihkan. Langkah-

langkah sebagai berikut:

a) Cuci botol susu dengan menggunakan sabun khusus untuk

mencuci botol susu.

b) Mengisi bagian dasar penguap dengan air dingin secukupnya.

c) Membaca instruksi pemakaian untuk mengetahui jumlah pasti

botol susu yang bisa tampung.

Page 45: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS BOTOL … · Higienitas adalah bersih, perilaku baik, dan aman untuk kesehatan, kebersihan fisik dan mental yang dapat menciptakan lingkungan

32

d) Meletakkan botol susu ke dalam alat sterilisasi agar bagian

dalam terkena uap dari bagian dasar dari alat, Letakkan botol

susu dalam posisi terlungkup.

e) Tutup rapat alat sterilisasi

2) Steamer microwave

Membutuhkan waktu sekitar 5 menit, peralatan tetap steril dengan

3 jam jika penutup dibiarkan pada tempatnya. Alat ini juga

menggunakan uap untuk menghilangkan bakteri. Kapasitas yang

dimiliki tidak terlalu besar dan alat ini tidak bisa mensterilkan alat

makan seperti sendok atau mangkuk logam. Langkah-langkah:

a) Cuci botol dengan menggunakan sabun khusus untuk

mencuci botol susu.

b) Tuangkan 60ml air putih,

c) Masukkan botol/part breast pump yang akan di-steril,

d) Nyalakan microwave.

3) Merebus

Membutuhkan waktu sekitar 10 menit, panci tidak boleh

digunakan untuk keperluan lain karena dot dapat rusak lebih cepat.

Selain itu segera angkat dan meniriskan botol kemudian

menyimpan di tempat yang bersih dan kering. Jika dibiarkan

hingga air menjadi dingin akan membuat mikroorganisme masuk

dan menempel di botol.

Page 46: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS BOTOL … · Higienitas adalah bersih, perilaku baik, dan aman untuk kesehatan, kebersihan fisik dan mental yang dapat menciptakan lingkungan

33

Langkah-langkah:

a) Cuci botol susu dengan menggunakan sabun khusus untuk

mencuci botol susu.

b) Masukkan semua botol dan peralatan ke dalam panci berisi air

mendidih dalam keadaan tengkurap dan terendam air

seluruhnya.

c) Rebus dan didihkan selama 10 menit, sedangkan untuk dot

selama 4 menit.

d) Angkat dan keringkan lalu simpan dalam wadah tertutup

sampai digunakan lagi.

Page 47: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS BOTOL … · Higienitas adalah bersih, perilaku baik, dan aman untuk kesehatan, kebersihan fisik dan mental yang dapat menciptakan lingkungan

34

B. Kerangka Teori

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Sumber: modifikasi Notoatmodjo (2010), Destika (2012)

Pengetahuan

Ibu

1. Pengertian higienitas

botol 2. Manfaat higienitas

botol

3. Cara memilih botol

bayi yang baik

4. Cara Menjaga

Kebersihan Botol

5. Metode sterilisasi

Botol Bayi

1. Definisi pengetahuan

2. Jenis Pengetahuan

3. Tingkat Pengetahuan

4. Cara memperoleh

pengetahuan

5. Faktor yang

mempengaruhi

pengetahuan

6. Kriteria tingkat

pengetahuan

Bayi dan Balita

Ibu

Higienitas Botol

1. Pengertian bayi dan

balita

2. Tahapan

Perkembangan Bayi

dan Balita

3. Pertumbuhan Fisik

4. Permasalahan pada

Balita

Page 48: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS BOTOL … · Higienitas adalah bersih, perilaku baik, dan aman untuk kesehatan, kebersihan fisik dan mental yang dapat menciptakan lingkungan

35

C. Kerangka Konsep

Keterangan :

= diteliti

= tidak diteliti

Gambar 2.2. Kerangka Konsep Penelitian

Baik

Cukup

Kurang

Pengetahuan Ibu

tentang Higienitas

Botol Susu

Faktor yang mempengaruhi

pengetahuan :

1. Pendidikan

2. Pekerjaan

3. Umur

4. Minat

5. Pengalaman

6. Kebudayaan

lingkungan sekitar

7. Informasi

1.

Page 49: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS BOTOL … · Higienitas adalah bersih, perilaku baik, dan aman untuk kesehatan, kebersihan fisik dan mental yang dapat menciptakan lingkungan

36

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif. Penelitian

deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel

mandiri, baik satu variabel atau lebih (independent), tanpa membuat

perbandingan atau penghubung dengan variabel lain (Nasir, 2011). Penelitian

kuantitatif adalah teknik yang digunakan untuk mengolah data yang berbentuk

angka, baik sebagai hasil pengukuran maupun hasil konvensi

(Notoatmodjo, 2010).

Penelitian ini menggambarkan tingkat pengetahuan ibu tentang

higienitas botol susu di Posyandu Mawar III Desa Ngumbul Kelurahan

Kalimacan Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi

Lokasi adalah tempat yang digunakan untuk pengambilan data

selama kasus berlangsung (Notoatmodjo, 2012). Penelitian ini dilakukan di

Posyandu Mawar III Desa Ngumbul Kelurahan Kalimacan Kecamatan

Kalijambe Kabupaten Sragen.

Page 50: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS BOTOL … · Higienitas adalah bersih, perilaku baik, dan aman untuk kesehatan, kebersihan fisik dan mental yang dapat menciptakan lingkungan

37

2. Waktu penelitian

Waktu penelitian adalah jangka waktu yang dibutuhkan penulis

untuk memperoleh data penelitian yang dilaksanakan

(Notoatmodjo, 2012). Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 5 - 10 Juni

2015.

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah total dari seluruh unit atau elemen dimana peneliti

tertarik. Populasi dapat berupa organisme, orang atau satu kelompok,

masyarakat, organisasi, benda, obyek, peristiwa atau laporan yang

semuanya memiliki ciri dan harus didefinisikan secara spesifik

(Silalahi, 2012). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 88

ibu yang mempunyai bayi dan balita yang menggunakan botol susu di

Posyandu Mawar III Desa Ngumbul Kelurahan Kalimacan Kecamatan

Kalijambe Kabupaten Sragen yang menggunakan botol susu dalam

memberikan ASI atau susu formula kepada anaknya.

2. Sampel

Sampel adalah bagian tertentu yang dipilih dari populasi

(Silalahi, 2010). Menurut Arikunto (2010), jika populasi kurang dari 100

maka lebih baik diambil semua dan jika jumlah subyek lebih dari 100,

maka dapat diambil 10 – 15% atau 20 – 25%. Sampel dalam penelitian ini

adalah ibu yang mempunyai bayi dan balita yang menggunakan botol susu

Page 51: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS BOTOL … · Higienitas adalah bersih, perilaku baik, dan aman untuk kesehatan, kebersihan fisik dan mental yang dapat menciptakan lingkungan

38

di Posyandu Mawar III Desa Ngumbul Kelurahan Kalimacan Kecamatan

Kalijambe Kabupaten Sragen yang menggunakan botol susu dalam

memberikan ASI atau susu formula kepada bayi dan balita yang

menggunakan botol susu yaitu sebanyak 46 responden.

3. Teknik Pengambilan sampling

Teknik pengambilan sampling adalah suatu proses seleksi sampel

yang digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah

sampel akan mewakili keseluruhan populasi yang ada. Dalam penelitian

ini menggunakan accidental sampling. Accidental sampling adalah cara

penentuan sampel berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja yang secara

kebetulan (accidental) bertemu dan cocok sebagai sampel penelitian

(Sugiyono, 2010).

D. Variabel penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010).

Dalam penelitian hanya menggunakan variabel tunggal yaitu tingkat

pengetahuan ibu tentang higienitas botol bayi di Posyandu Mawar III Desa

Ngumbul Kelurahan Kalimacan Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen.

Page 52: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS BOTOL … · Higienitas adalah bersih, perilaku baik, dan aman untuk kesehatan, kebersihan fisik dan mental yang dapat menciptakan lingkungan

39

E. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan definisi yang membatasi ruang lingkup

atau pengertian variabel-variabel yang diamati atau diteliti

(Notoatmodjo, 2010).

Tabel 3.1

Definisi Operasional

Nama

Variabel

Pengertian Indikator Alat

Ukur

Skala

Tingkat

pengetahuan

ibu tentang

higienitas

botol susu

Kemampuan ibu

menjawab dengan benar

tentang higienitas botol

susu

1. Pengertian

higienitas botol

2. Manfaat higienitas

botol

3. Cara memilih botol

susu yang baik

4. Cara Menjaga

Kebersihan Botol

susu

5. Metode sterilisasi

Botol Bayi

1. Baik

Bila nilai responden

yang diperoleh (x) >

mean + 1 SD

2. Cukup

Bila nilai responden

mean -1 SD ≤ x ≤

mean + 1 SD

3. Kurang

Bila nilai responden

yang diperoleh (x) <

mean – 1 SD

Kuesioner Ordinal

Sumber: Data Primer (2014)

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan

peneliti dalam kegiatan mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi

sistematis. Instrumen dalam penelitian ini yaitu kuesioner. Kuesioner adalah

daftar pernyataan yang diberikan kepada orang lain bersedia memberikan

respon (responden) sesuai dengan permintaan pengguna (Riduwan, 2012).

Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup. Kuesioner tertutup

adalah daftar pernyataan yang sudah disediakan jawabannya

Page 53: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS BOTOL … · Higienitas adalah bersih, perilaku baik, dan aman untuk kesehatan, kebersihan fisik dan mental yang dapat menciptakan lingkungan

40

(Arikunto, 2010). Kuesioner dalam penelitian ini dengan kriteria positif

(favorable) dengan skor 1 untuk jawaban benar dan skor 0 bila jawaban salah,

pernyataan negatif (unfavorable) dengan skor 0 untuk jawaban benar dan

dengan skor 1 untuk jawaban salah.

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Pernyataan

Variabel Indikator Pernyataan Jumlah

Soal Favourable Unfavourable

Tingkat

pengetahuan

ibu tentang

higienitas

botol susu

1. Pengertian

higienitas botol

1,3 2 3

2. Manfaat higienitas

botol

5 4 2

3. Cara memilih botol

susu yang baik

6,7,8,11* 9,10,12 7

4. Cara menjaga

kebersihan botol

susu

13,15,18,19

20,21

14,16,17 9

5. Metode sterilisasi

botol susu

23,25*,27,28

30

22,24,26,29 9

Jumlah 18 12 30

Sumber: Data Primer (2014) Ket: *) : Item tidak valid

Alat ukur atau instrumen penelitian yang dapat diterima sesuai standar

adalah alat ukur yang telah memenuhi uji validitas dan reliabilitas data.

Kuesioner untuk penelitian terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan

reliabilitas dengan karakteristik seperti sejenis di luar lokasi penelitian. Uji

validitas dan reliabilitas dilakukan Posyandu Melati Siboto Kelurahan

Kalimacan, Kalijambe, Sragen pada tanggal 10-13 Mei 2015 terhadap 30

responden. Menurut Riwidikdo (2013), uji coba validitas dan reliabilitas

minimal dilakukan terhadap 30 responden

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang dapat menunjukkan tingkat

kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto, 2010). Sebuah

Page 54: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS BOTOL … · Higienitas adalah bersih, perilaku baik, dan aman untuk kesehatan, kebersihan fisik dan mental yang dapat menciptakan lingkungan

41

instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya

hendak diukur. Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan bantuan

SPSS for windows versi 16.0 rumus product moment. Menurut Hidayat

(2011), rumus product moment yaitu:

Keterangan:

N : Jumlah responden

rxy : Koefisien korelasi product moment

x : Skor pertanyaan

y : Skor total

xy : Skor pertanyaan dikalikan skor total

Dikatakan valid jika rhitung > rtabel (0,361). Pada penelitian ini menggunakan

taraf signifikan 0,05. Setelah dilakukan uji validitas didapatkan 2 nomor

item tidak valid yaitu nomor 11 (0,280 < 0,361)dan 25 (0,027 < 0,361),

untuk selanjutnya nomor yang tidak valid tidak digunakan dalams

penelitian karena sudah terwakili dari nomor item yang valid. Sehingga

kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini terdapat 28 item pernyataan

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa instrumen

cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data

karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan

bersifat tendensius, mengarahkan responden memilih jawaban-jawaban

tertentu. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya,

maka berapa kalipun diambil tetap akan sama hasilnya (Arikunto, 2010).

}Y - Y {N }X X {

YX. - XY . N

222 2 YYXX

YX.XY

Nrxy

Page 55: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS BOTOL … · Higienitas adalah bersih, perilaku baik, dan aman untuk kesehatan, kebersihan fisik dan mental yang dapat menciptakan lingkungan

42

Untuk menguji reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan Alpha

Chronbach dengan bantuan program komputer SPSS for Windows. Rumus

Alpha Chronbach adalah sebagai berikut:

t

b

k

kr

2

2

11 11 t2

bb2

Keterangan:

r11 = Reliabilitas Instrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

∑σb2 = Jumlah varian butir

σt2

= Varians total

Instrumen dikatakan reliabel bila nilai alpha cronbach’s > rkriteria (0,70)

(Riwidikdo, 2013). Hasil uji validitas didapatkan nilai alpha cronbach’s

sebesar 0,839 > 0,7, sehingga instrumen cukup dapat dipercaya sebagai

instrumen penelitian.

G. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Hidayat (2011), teknik pengumpulan data adalah cara peneliti

mengumpulkan data yang akan dilakukan dalam penelitian. Teknik

pengumpulan data dari primer dan data sekunder, yaitu:

1. Data Primer

Data primer diperoleh secara langsung dari sumbernya atau objek

penelitian oleh peneliti perorangan atau organisasi (Riwidikdo, 2013).

Dalam penelitian ini data primer didapatkan dari pengisian kuesioner

tentang higienitas botol susu di Posyandu Mawar III Desa Ngumbul

Kelurahan Kalimacan Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen.

Page 56: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS BOTOL … · Higienitas adalah bersih, perilaku baik, dan aman untuk kesehatan, kebersihan fisik dan mental yang dapat menciptakan lingkungan

43

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari

objek penelitian (Riwidikdo, 2009). Data sekunder yang didapatkan pada

penelitian ini yaitu jumlah ibu yang memberikan ASI secara langsung

pada anaknya serta jumlah ibu yang memakai botol susu di Posyandu Desa

Ngumbul Kelurahan Kalimacan Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen,

yaitu sebanyak 46 ibu.

H. Metode Pengolahan dan Analisa Data

1. Pengolahan Data

Setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya

adalah pengolahan data. Proses pengolahan data (Notoatmodjo, 2010)

adalah:

a. Editing

Kegiatan ini dilakukan dengan cara memeriksa data hasil jawaban

dari kuesioner yang telah diberikan kepada responden dan kemudian

dilakukan koreksi apakah telah terjawab dengan lengkap. Editing

dilakukan di lapangan sehingga bila terjadi kekurangan atau tidak

sesuai dapat segera dilengkapi. Pada saat peneliti ada 2 kuesioner yang

tidak terjawab dengan lengkap oleh responden sehingga kuesioner

tersebut dikembalikan kepada responden untuk dilengkapi.

Page 57: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS BOTOL … · Higienitas adalah bersih, perilaku baik, dan aman untuk kesehatan, kebersihan fisik dan mental yang dapat menciptakan lingkungan

44

b. Coding

Kegiatan ini memberi kode angka pada kuesioner terhadap tahap-

tahap dari jawaban responden agar lebih mudah dalam pengolahan data

selanjutnya. Pada saat penelitian koding dilakukan untuk memberikan

kode pada pernyataan positif (favorable) dengan skor 1 jka responden

menjawab dengan benar dan jika salah dengan skor 0 sedangkan untuk

pernyataan negatif (unfavorable) jika benar dengan skor 0 dan jika

salah dengan skor 1.

c. Tabulating

Kegiatan ini dilakukan dengan cara menghitung data dari jawaban

kuesioner responden yang sudah diberi kode, kemudian dimasukkan ke

dalam tabel. Setelah jawaban dari 46 responden di beri kode untuk

selanjutnya dimasukkan ke dalam tabel dengan bantuan program

excell.

d. Memasukkan Data (Data Entri) atau processing

Memasukkan data yaitu jawaban dari masing-masing responden

dalam bentuk kode (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam program

atau soffware komputer. Dalam penelitian ini setelah dimasukkan ke

dalam tabel tahap berikutnya mencari mean dan standar deviasi dari

skor pernyataan responden.

e. Pembersihan data (Cleaning)

Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai

dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan adanya

kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan dan sebagainya,

Page 58: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS BOTOL … · Higienitas adalah bersih, perilaku baik, dan aman untuk kesehatan, kebersihan fisik dan mental yang dapat menciptakan lingkungan

45

kemudian di lakukan pembetulan atau koreksi, Proses ini disebut

pembersihan data (data cleaning). Dalam proses ini dilakukan meneliti

ulang dari proses editing, coding dan tabulating, cleaning agar tidak

terjadi kesalahan.

2. Analisis Data

Menurut Notoatmodjo (2010), analisis univariat yaitu menganalisis

terhadap tiap variabel dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan

distribusi frekuensi dan prosentase dari tiap variabel. Penelitian ini hanya

mendeskripsikan tingkat pengetahuan ibu tentang higienitas botol bayi di

Posyandu Mawar III Desa Ngumbul Kelurahan Kalimacan Kecamatan

Kalijambe Kabupaten Sragen.

Menurut Riwidikdo (2009), maka digunakan perhitungan sebagai

berikut:

Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD

Cukup : Bila nilai responden mean -1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD

Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD

Menurut Notoatmodjo (2007), rumus mean yaitu:

Rumus : X = n

xx

Keterangan :

X : Rata-rata ( mean )

x : Jumlah seluruh jawaban responden

n : Jumlah responden

Page 59: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS BOTOL … · Higienitas adalah bersih, perilaku baik, dan aman untuk kesehatan, kebersihan fisik dan mental yang dapat menciptakan lingkungan

46

Simpangan baku (standard deviation) adalah ukuran yang dapat

dipakai untuk mengetahui tingkat penyebaran nilai-nilai (data) terhadap

rata-ratanya.

Rumus :

SD = 1

)( 2

2

1

( )2

n

n

xixi

Keterangan:

x : Nilai responden

n : Jumlah responden

Untuk mendapatkan distribusi persentase tingkat pengetahuan ibu

tentang higienitas botol bayi di Posyandu Mawar III Desa Ngumbul

Kelurahan Kalimacan Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen.

digunakan rumus persentase. Menurut Riwidikdo (2010), rumus persentase

yaitu:

Jumlah responden menurut Tingkat Pengetahuan

Persentase = –––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––– x 100%

Jumlah total responden

I. Etika Penelitian

Setelah mendapat persetujuan, peneliti mulai melakukan penelitian

dengan memperhatikan masalah etika menurut Hidayat (2011), meliputi :

1. Informed Consent ( lembar persetujuan menjadi responden)

Sebelum lembar persetujuan diberikan pada subyek penelitian peneliti

menjelaskan maskud dan tujuan penelitian yang akan dilakukan serta

manfaat yang dilakukannya penelitian. Setelah diberikan penjelasan,

Page 60: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS BOTOL … · Higienitas adalah bersih, perilaku baik, dan aman untuk kesehatan, kebersihan fisik dan mental yang dapat menciptakan lingkungan

47

lembar persetujuan diberikan kepada subyek penelitian. Jika subyek

penelitian bersedia diteliti maka mereka harus menandatangani lembar

persetujuan, namun jika subyek penelitian menolak untuk diteliti maka

mereka harus menandatangani lembar persetujuan, namun jika subyek

penelitian menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan

tetap menghormati haknya. Dalam penelitian seluruh ibu menyetujui untuk

menjadi responden mau menandatangani lembar persetujuan menjadi

responden.

2. Anonimity (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasiaan subyek penelitian, peneliti tidak

mencantumkan namanya pada lembar pengumpulan data, cukup dengan

inisial dan memberi nomor pada masing–masing lembar tersebut. Dalam

penelitian untuk pengisian nama sudah dicantumkan inisial responden.

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Kerahasiaan semua informasi yang diperoleh oleh subyek penelitian

dijamin oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu saja yang akan

disajikan atau dilaporkan pada hasil penelitian. Dari jawaban pertanyaan

kuesioner peneliti tidak mempublikasikan jawaban responden.

J. Jadwal Penelitian

Bagian ini diuraikan langkah-langkah kegiatan dari mulai

menyusun proposal penelitian, sampai dengan penulisan laporan

penelitian, beserta waktu berjalan atau berlangsungnya tiap kegiatan

tersebut (Notoatmodjo, 2010). Jadwal penelitian (Terlampir).

Page 61: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS BOTOL … · Higienitas adalah bersih, perilaku baik, dan aman untuk kesehatan, kebersihan fisik dan mental yang dapat menciptakan lingkungan

48

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Posyandu Mawar III yang

beralamatkan di Desa Ngumbul Kelurahan Kalimacan Kecamatan Kalijambe

Kabupaten Sragen. Posyandu Mawar III berperan menyelenggarakan upaya

kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup

yang sehat bagi setiap penduduk agar memperoleh derajat kesehatan yang

optimal. Posyandu Mawar III memiliki 1 bidan dan 12 Kader yang terdiri dari

10 kader aktif dan 2 Kader non aktif. Pelayanan di Posyandu Mawar III

meliputi 4 meja yaitu meja 1 tempat pendaftaran, meja 2 tempat penimbangan

bayi dan anak balita, meja 3 pengisian KMS, dan meja 4 tentang peyuluhan

perorangan. Pelaksanaan kegiatan posyandu dilaksanakan tiap bulan pada

minggu pertama. Jumlah bayi dan balita yang mengikuti Posyandu Mawar III

sebanyak 88 ibu yang terdiri 46 bayi dan balita dengan menggunakan botol

susu dan 42 pemberian ASI langsung.

B. Hasil Penelitian

1. Karakteristik responden

a. Karakteristik berdasarkan umur responden

Tabel 4.1 Karakteristik berdasarkan umur responden

No Umur Jumlah Persentase

(%)

1

2

3

< 20 tahun

20 – 35 tahun

> 35 tahun

2

39

5

4,3

84,8

10,9

Total 46 100

Sumber: Data Primer, 2015

Page 62: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS BOTOL … · Higienitas adalah bersih, perilaku baik, dan aman untuk kesehatan, kebersihan fisik dan mental yang dapat menciptakan lingkungan

49

Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat diketahui umur responden kurang

dari 20 tahun sebanyak 2 responden (4,3%), umur 20 – 35 tahun

sebanyak 39 (84,9%) dan umur lebih dari 35 tahun sebanyak 5

responden (10,9%). Jadi sebagian besar responden berumur 20 – 35

tahun.

b. Karakteristik berdasarkan pendidikan responden

Tabel 4.2 Karakteristik berdasarkan pendidikan responden

No Pendidikan Jumlah Persentase

(%)

1

2

3

SMP

SMA

Sarjana

19

25

2

41,3

54,4

4.3

Total 46 100

Sumber: Data Primer, 2015

Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat diketahui pendidikan responden

pada pendidikan SMP sebanyak 19 responden (41,3%), pendidikan

SMA sebanyak 25 responden (54,4%) dan pendidikan sarjana

sebanyak 2 responden (4,3%). Jadi sebagian besar responden tingkat

pendidikan SMA.

c. Karakteristik berdasarkan pekerjaan responden

Tabel 4.3 Karakteristik berdasarkan pekerjaan responden

No Pekerjaan Jumlah Persentase

(%)

1

2

3

IRT

Swasta

PNS

25

19

2

54,4

41,3

4.3

Total 46 100

Sumber: Data Primer, 2015

Page 63: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS BOTOL … · Higienitas adalah bersih, perilaku baik, dan aman untuk kesehatan, kebersihan fisik dan mental yang dapat menciptakan lingkungan

50

Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat diketahui pekerjaan responden

sebagai ibu rumah tangga sebanyak 15 responden (54,4%), pekerjaan

di bidang swasta sebanyak 19 responden (41,3%) dan sebagai Pegawai

Negeri Sipil (PNS) sebanyak 2 responden (4,3%). Jadi mayoritas

pekerjaan responden bekerja di bidan swasta.

2. Tingkat Pengetahuan Responden

a. Hasil Perhitungan mean dan standari deivasi

Tabel 4.4 Mean dan Standar Deviasi

Variabel N Mean Standar

Deviasi

Tingkat pengetahuan ibu tentang higienitas

botol susu di Posyandu Mawar III Desa

Ngumbul Kelurahan Kalimacan

Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen

46

19,4 3,6

Berdasarkan perhitungan mean dan standart deviasi pada tabel di atas

diperoleh data yaitu mean 19,4 dan standart deviasi sebesar 3,6.

b. Analisis Tingkat Pengetahuan

Berdasarkan nilai mean dan standar deviasi dapat dikategorikan 3

tingkat pengetahuan yaitu:

1) Baik : (x) > mean+1 SD

x) > 19,4 + 1 x 3,6

= (x) > 23,

Jadi tingkat pengetahuan baik jika nilai responden > 23

2) Cukup : mean – 1SD ≤ x ≤ mean + 1 SD

19,4 –1 x 3,6 ≤ x ≤ 19,4 + 1 x 3,6

= (x) 15,8 ≤ x ≤ 23

Page 64: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS BOTOL … · Higienitas adalah bersih, perilaku baik, dan aman untuk kesehatan, kebersihan fisik dan mental yang dapat menciptakan lingkungan

51

Jadi tingkat pengetahuan cukup jika nilai responden 15,8 ≤

x ≤ 23

3) Kurang : (x) < mean–1 SD

(x) < 19,4 –1 x 3,6

= (x) < 15,8

Jadi tingkat pengetahuan kurang jika nilai responden

< 15,8

Tingkat pengetahuan ibu tentang higienitas botol susu di

Posyandu Mawar III Desa Ngumbul Kelurahan Kalimacan Kecamatan

Kalijambe Kabupaten Sragen, dapat dilihat pada tabel di bawah ini,

sebagai berikut:

Tabel 4.5 Tingkat pengetahuan ibu tentang higienitas botol susu di

Posyandu Mawar III Desa Ngumbul Kelurahan Kalimacan

Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen

No Pengetahuan Jumlah Persentase

(%)

1

2

3

Baik

Cukup

Kurang

8

32

6

17,4

69,6

13,0

Total 46 100

Sumber: Data Primer, 2015

Berdasarkan tabel di atas Tingkat pengetahuan ibu tentang

higienitas botol susu di Posyandu Mawar III Desa Ngumbul

Kelurahan Kalimacan Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen dapat

dikategorikan tingkat pengetahuan baik sebanyak 8 responden

(17,4%), tingkat pengetahuan cukup sebanyak 32 responden (69,6%)

dan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 6 responden (13,0%).

Page 65: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS BOTOL … · Higienitas adalah bersih, perilaku baik, dan aman untuk kesehatan, kebersihan fisik dan mental yang dapat menciptakan lingkungan

52

Sehingga mayoritas tingkat pengetahuan ibu tentang higienitas botol

susu di Posyandu Mawar III Desa Ngumbul Kelurahan Kalimacan

Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen pada kategori pengetahuan

cukup.

C. PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian tingkat pengetahuan ibu tentang higienitas

botol susu di Posyandu Mawar III Desa Ngumbul Kelurahan Kalimacan

Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen dapat dikategorikan tingkat

pengetahuan baik sebanyak 8 responden (17,4%), tingkat pengetahuan cukup

sebanyak 32 responden (69,6%) dan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 6

responden (13,0%).

Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan merupakan hasil tahu dari

manusia terhadap sesuatu, atau segala perbuatan manusia untuk memahami

suatu objek tertentu. Pengetahuan dapat berwujud barang-barang baik lewat

indera maupun lewat akal, dapat pula objek yang dipahami oleh manusia

berbentuk ideal atau yang bersangkutan dengan masalah kejiwaan. Menurut

Mubarak (2012), terdapat 7 faktor yang mempengaruhi pengetahuan

seseorang, yaitu: pendidikan, pekerjaan, umur, minat, pengalaman,

kebudayaan lingkungan sekitar, informasi

Berdasarkan karakteristik diketahui umur kurang dari 20 tahun

sebanyak 2 responden (4,3%), umur 20 – 35 tahun sebanyak 39 (84,9%) dan

umur lebih dari 35 tahun sebanyak 5 responden (10,9%). Menurut Mubarak

Page 66: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS BOTOL … · Higienitas adalah bersih, perilaku baik, dan aman untuk kesehatan, kebersihan fisik dan mental yang dapat menciptakan lingkungan

53

(2012), bertambahnya umur seseorang akan mengalami perubahan aspek fisik

dan psikologis (mental). Semakin bertambah usia akan semakin berkembang

pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang

diperolehnya semakin membaik.

Karakteristik responden berdasarkan pendidikan responden pada

pendidikan SMP sebanyak 19 responden (41,3%), pendidikan SMA sebanyak

25 responden (54,4%) dan pendidikan sarjana sebanyak 2 responden (4,3%).

Menurut Mubarak (2012), bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang,

semakin mudah pula menerima informasi dan pada akhirnya pengetahuan

yang dimilikinya akan semakin banyak. Sebaliknya jika seseorang memiliki

tingkat pendidikan yang rendah, maka akan menghambat perkembangan sikap

orang tersebut terhadap penerimaan informasi dan nilai-nilai yang baru

diperkenalkan.

Berdasarkan pekerjaan responden sebagai ibu rumah tangga sebanyak

15 responden (54,4%), pekerjaan di bidang swasta sebanyak 19 responden

(41,3%) dan sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebanyak 2 responden

(4,3%). Menurut Mubarak (2012), pekerjaan dapat membuat seseorang

memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak

langsung. Bekerja yang dikembangkan memberikan pengetahuan dan

keterampilan professional serta pengalaman belajar selama bekerja akan dapat

mengembangkan kemampuan.

Page 67: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS BOTOL … · Higienitas adalah bersih, perilaku baik, dan aman untuk kesehatan, kebersihan fisik dan mental yang dapat menciptakan lingkungan

54

Menurut Mubarak (2012), faktor lain yang mempengaruhi pengetahuan

responden yaitu informasi, semakin banyak informasi yang diperoleh

responden akan semakin bertambah pula pengetahuan yang diperolehnya.

Higienitas adalah bersih, perilaku baik, dan aman untuk kesehatan,

kebersihan fisik dan mental yang dapat menciptakan lingkungan sehat dan

tubuh yang sehat. Orang yang menjaga kebersihan dan lingkungannya serta

makanan yang dikonsumsi. Menjaga kesehatan bayi dapat dilakukan melalui

langkah sederhana dengan membersihkan botol susu secara rutin dan

menyimpan botol susu di tempat yang tepat. Menjaga kehigienitasan botol

susu memang sebuah langkah sederhana, namun mampu memberi dampak

besar bagi kesehatan bayi. Higienitas botol merupakan salah satu cara untuk

mendorong berperilaku higienis untuk mencegah penyebaran penyakit diare.

Selain itu, perilaku higienis dapat mencegah penyebaran penyakit lain yang

berhubungan dengan lingkungan seperti cacingan atau demam berdarah

(UNICEF, 2009).

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa mayoritas tingkat

pengetahuan ibu tentang higienitas botol susu di Posyandu Mawar III Desa

Ngumbul Kelurahan Kalimacan Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen

pada kategori pengetahuan cukup. Hasil penelitian ini sama dengan hasil

penelitian Agusulistiana (2013), yang menyatakan bahwa tingkat pengetahuan

ibu tentang higienitas botol bayi di Posyandu Teratai VIII Desa Gabus Etan

Sragen”, mayoritas tingkat pengetahuan cukup sebanyak 26 ibu (60,5%).

Page 68: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS BOTOL … · Higienitas adalah bersih, perilaku baik, dan aman untuk kesehatan, kebersihan fisik dan mental yang dapat menciptakan lingkungan

55

D. Keterbatasan Penelitian

1. Kendala

Pada waktu pengambilan data saat pengisian kuesioner ada sebagian

responden mengisi pernyataan tidak lengkap sehingga peneliti harus

mengunjungi ke rumah responden untuk melakukan pengisian kuesioner.

2. Kelemahan

a. Variabel penelitian ini merupakan variabel tunggal, sehingga hasil

penelitian terbatas pada pengetahuan. Penelitian ini akan berbeda hasil

jika menggunakan lebih dari 1 variabel penelitian.

b. Kuesioner yang digunakan kuesioner tertutup sehingga responden

hanya bisa menjawab “benar” atau “salah” dan jawaban responden

belum bisa untuk mengukur ` pengetahuan secara mendalam.

Page 69: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS BOTOL … · Higienitas adalah bersih, perilaku baik, dan aman untuk kesehatan, kebersihan fisik dan mental yang dapat menciptakan lingkungan

56

56

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada bab ini penulis akan memberikan kesimpulan dari penelitian

yang telah dilakukan dengan judul tingkat pengetahuan ibu tentang higienitas

botol susu di Posyandu Mawar III Desa Ngumbul Kelurahan Kalimacan

Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen. Tingkat pengetahuan responden

dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Tingkat pengetahuan ibu tentang higienitas botol susu di Posyandu Mawar

III Desa Ngumbul Kelurahan Kalimacan Kecamatan Kalijambe Kabupaten

Sragen tingkat pengetahuan baik sebanyak 8 responden (17,4%),

2. Tingkat pengetahuan ibu tentang higienitas botol susu di Posyandu Mawar

III Desa Ngumbul Kelurahan Kalimacan Kecamatan Kalijambe Kabupaten

Sragen tingkat pengetahuan cukup sebanyak 32 responden (69,6%).

3. Tingkat pengetahuan ibu tentang higienitas botol susu di Posyandu Mawar

III Desa Ngumbul Kelurahan Kalimacan Kecamatan Kalijambe Kabupaten

Sragen tingkat pengetahuan kurang sebanyak 6 responden (13,0%).

Sehingga tingkat pengetahuan ibu tentang higienitas botol susu di

Posyandu Mawar III Desa Ngumbul Kelurahan Kalimacan Kecamatan

Kalijambe Kabupaten Sragen tertinggi pada tingkat pengetahuan cukup.

Page 70: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS BOTOL … · Higienitas adalah bersih, perilaku baik, dan aman untuk kesehatan, kebersihan fisik dan mental yang dapat menciptakan lingkungan

57

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas saran yang diberikan penulis yaitu:

1. Bagi Posyandu

Diharapkan lebih meningkatkan pengetahuan peserta posyandu

dengan memberikan penyuluhan-penyuluhan khususnya pemakaian botol

ASI yang higienis pada bayi sehingga tidak terjadi penyakit diare pada

bayi.

2. Bagi Responden

Diharapkan masyarakat khususnya ibu meningkatkan pengetahuan

tentang higienitas botol dengan aktif mengikuti penyuluhan-penyuluhan

yang diadakan tenaga kesehatan setempat dan lebih banyak membaca serta

mencari informasi dari media elektronik maupun media cetak.

3. Institusi pendidikan

Diharapkan menambah referesnsi kepustakaan tentang higienitas

botol susu sehingga dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian

selanjutnya.

4. Peneliti Selanjutnya

Diharapkan untuk peneliti selanjutnya dapat mengembangkan atau

menambah variabel penelitian dan kuesioner, sehingga didapatkan

penelitian yang lebih baik.

Page 71: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS BOTOL … · Higienitas adalah bersih, perilaku baik, dan aman untuk kesehatan, kebersihan fisik dan mental yang dapat menciptakan lingkungan
Page 72: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS BOTOL … · Higienitas adalah bersih, perilaku baik, dan aman untuk kesehatan, kebersihan fisik dan mental yang dapat menciptakan lingkungan