tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai · pdf file“kerja adalah makna hidup, ... mdgs...
TRANSCRIPT
i
TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BALITA
TENTANG POSYANDU BALITA DI DUSUN BENDUNGAN
DESA PILANGSARI NGRAMPAL SRAGEN
TAHUN 2013
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh :
IIT PUJI LESTARI
NIM : B10.025
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2013
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah
TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BALITA
TENTANG POSYANDU BALITA DI DUSUN BENDUNGAN
DESA PILANGSARI NGRAMPAL SRAGEN
TAHUN 2013
Diajukan Oleh:
IIT PUJI LESTARI
NIM : B10.025
Telah diperiksa dan disetujui
Pada tanggal 22 Juli 2013
(RETNO WULANDARI, S.ST)
NIK. 200985034
ii
iii
HALAMAN PENGESAHAN
TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BALITA
TENTANG POSYANDU BALITA DI DUSUN BENDUNGAN
DESA PILANGSARI NGRAMPAL SRAGEN
TAHUN 2013
Karya Tulis Ilmiah
Disusun oleh:
IIT PUJI LESTARI
NIM : B10.025
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Ujian Akhir Program D III Kebidanan
Pada tanggal 3 Agustus 2013
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : “Tingkat Pengetahuan Ibu yang Mempunyai
Balita Tentang Posyandu Balita di Dusun Bendungan Desa Pilangsari Ngrampal
Sragen Tahun 2013”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk
memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan Program DIII
Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak,
Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada
Surakarta.
2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ketua Prodi DIII Kebidanan STIKes
Kebidanan Kusuma Husada Surakarta.
3. Ibu Retno Wulandari, S.ST, selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada
penulis.
4. Ibu Erlyn Hapsari, S.ST, selaku Dosen Penguji yang telah meningkatkan
pemahaman bagi penulis
5. Bapak Kepala Desa Pilang Sari Kecamatan Ngrampal Sragen atas pemberian
ijin pengambilan data awal dan penelitian.
iv
v
6. Seluruh dosen dan staff Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.
7. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih banyak
kekurangannya, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian
selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, Juli 2013
Penulis
v
vi
Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2013
Iit Puji Lestari
B10.025
TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BALITA
TENTANG POSYANDU BALITA DI DUSUN BENDUNGAN
DESA PILANGSARI NGRAMPAL SRAGEN TAHUN 2013
xiii + 45 halaman + 16 lampiran + 5 tabel + 3 gambar
ABSTRAK
Latar belakang : Berbagai upaya telah dilakukan untuk menurunkan kematian
ibu, bayi baru lahir, bayi dan balita. Salah satu diantaranya adalah melalui
Posyandu. Posyandu merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan dan
merupakan bagian dari pembangunan kesehatan yang diprogramkan oleh
pemerintah yang bertujuan untuk mempercepat penurunan angka kematian bayi
(lnfan tmortalily rate), angka kelahiran bayi dan angka kematian ibu serta dalam
rangka mempercepat terwuiudnya Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera
(NKKBS). Studi pendahuluan pada 10 orang ibu yang mempunyai anak balita
diketahui bahwa sebanyak 4 ibu (40%) mempunyai pengetahuan yang cukup
tentang posyandu dan sebanyak 6 ibu (60%) mempunyai pengetahuan yang
kurang tentang posyandu.
Tujuan : mengetahui tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang
Posyandu Balita di Dusun Bendungan Desa Pilangsari Ngrampal Sragen Tahun
2013 pada kategori baik, cukup dan kurang.
Metode Penelitian : jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Lokasi penelitian di
Dusun Bendungan Desa Pilangsari Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen pada
2-3 April 2013. Sampel sebanyak 54 responden yang mempunyai balita dengan
teknik sampling jenuh. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner.
Teknik analisis data adalah analisis univariat dengan program SPSS.
Hasil Penelitian : Tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang
posyandu balita pada tingkat baik sebanyak 8 orang (14,8%), pada tingkat cukup
31 orang (57,4%) dan pada tingkat kurang sebanyak 15 orang (27,8%).
Kesimpulan : Tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang posyandu
balita pada tingkat cukup 31 orang (57,4%).
Kata Kunci: Pengetahuan, ibu yang mempunyai balita, posyandu balita
Kepustakaan: 26 literatur (Tahun 2004 s/d 2012)
vi
vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Segala perjuangan pasti menghadirkan keberhasilan, jadi raihlah keberhasilan
walaupun harus bersimbah darah dan peluh di seluruh tubuhmu”
(Penulis)
“Kerja adalah makna hidup, kerja adalah suratan takdir, kerja adalah kewajiban
dan kerja adalah kunci keberhasilan”
(Iwan Fals)
PERSEMBAHAN :
Karya Tulis Ilmiah ini kupersembahkan kepada :
1. Ayah dan Ibuku, yang telah memberikan motivasi
dan doa
2. Saudara-saudaraku yang selalu memberikan
keceriaan.
3. Ibu Retno Wulandari, SST, yang telah membimbing
dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
4. Kumbang terakhirku.
5. Teman-teman seperjuangan Fafa, Ria, Destri dan
kost Princess yang telah bersama-sama
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini
6. Almamater tercinta
vii
viii
CURICULUM VITAE
Nama : Iit Puji Lestari
Tempat/ Tanggal Lahir : Sragen, 23 April 1992
Agama : Islam
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Bendungan RT 15/ 05 Pilangsari, Ngrampal, Sragen
Institusi : Diploma III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Riwayat Pendidikan
1. SD N Jenar 2 Sragen Lulus Tahun 2004
2. SMP N 1 Jenar, Sragen Lulus Tahun 2007
3. SMA N 1 Sambungmacan Sragen Lulus Tahun 2010
viii
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
ABSTRAK ...................................................................................................... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ vii
CURRICULUM VITAE ................................................................................ viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ................................................................... 5
E. Keaslian Penelitian .................................................................. 5
F. Sistematika Penulisan ............................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori ......................................................................... 8
1. Pengetahuan ......................................................................... 8
ix
x
2. Balita ................................................................................... 16
3. Posyandu .............................................................................. 19
B. Kerangka Teori ........................................................................ 26
C. Kerangka Konsep ..................................................................... 27
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ............................................ 28
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................ 28
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ............. 29
D. Instrumen Penelitian .............................................................. 30
E. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 33
F. Variabel Penelitian ................................................................ 34
G. Definisi Operasional .............................................................. 34
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data ................................. 35
I. Etika Penelitian ...................................................................... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Lokasi Penelitian ...................................................... 38
B. Hasil Penelitian ........................................................................... 39
C. Pembahasan ................................................................................ 43
D. Keterbatasan ................................................................................ 44
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................. 44
B. Saran ........................................................................................... 44
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1. Kisi – kisi Kuesioner ...................................................................... 32
Tabel 3.2. Definisi Operasional Variabel ......................................................... 34
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur ......................................... 39
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan ................................ 40
Tabel 4.3. Nilai Mean dan Standar Deviasi dengan Program SPSS ................ 40
Tabel 4.4. Tingkat Pengetahuan Ibu yang Mempunyai Balita tentang Posyandu 42
xi
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Kerangka Konsep............................................................ 26
Gambar 2.2. Kerangka Teori................................................................ 27
xii
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian
Lampiran 2. Permohonan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 3. Surat Jawaban
Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Validitas
Lampiran 5. Surat Jawaban Uji Validitas
Lampiran 6. Permohonan Ijin Penelitian
Lampiran 7. Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 8. Hasil Kuesioner Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 9. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 10. Permohonan untuk Menjadi Responden
Lampiran 11. Persetujuan untuk Menjadi Responden
Lampiran 12. Kuesioner
Lampiran 13. Kunci Jawaban Kuesioner
Lampiran 14. Hasil Kuesioner Responden
Lampiran 15. Hasil Analisis
Lampiran 16. Lembar Konsultasi
xiii
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka kematian Balita berdasarkan Survey Demografi Kesehatan
(SDKI) pada tahun 2007 adalah 44 per 1.000 kelahiran hidup. Angka kematian
bayi 34 per 1. 000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Angka kematian
neonatal 19 kematian per 1.000 kelahiran hidup. Sementara target Millenium
Development Goals (MDGs) tahun 2015 adalah 32/1.000 kelahiran hidup
untuk Angka Kematian Balita dan 23 per 1. 000 kelahiran hidup untuk angka
kematianbayi (Muhyasir, 2011).
MDGs adalah suatu kesepakatan yang dibuat dalam komunitas
internasional melalui Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Milenium PBB di
New York yang menghasilkan suatu deklarasi global yang disebut Deklarasi
Milenium. Deklarasi tersebut disetujui oleh 189 negara dan ditandatangani
oleh 147 kepala pemerintahan, kepala negara dantokoh-tokoh dunia ini
menghasilkan 8 sasaran pembangunan milenium atau MDGs. Kedelapan
sasaran pembangunan milenium ini telah menjadi salah satu acuan penting
yang ingin dicapai dalam pembangunan di Indonesia sejak tahun 2000 sampai
2015 (Depkes RI, 2007). Satu diantara ke delapan target atau sasaran
Pembangunan Milenium atau MDGs yang sedang diupayakan untuk dicapai
Indonesia adalah MDGs ke-4 yaitu menurunkan kematian anak-anak di bawah
usia lima tahun (Syafrawati, 2006).
2
Berbagai upaya telah dilakukan untuk menurunkan kematian ibu, bayi
baru lahir, bayi dan balita. Antara lain melalui penempatan bidan di desa,
pemberdayaan keluarga dan masyarakat dengan menggunakan Buku
Kesehatan Ibu dan Anak (Buku KIA) dan Program Perencanaan Persalinan
dan Pencegahan Komplikasi (P4K), serta penyediaan fasilitas kesehatan
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) di Puskesmas
perawatan dan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif
(PONEK) di rumah sakit (DirektoratBinaKesehatanAnak, 2012).
Posyandu merupakan salah satu pelayanan kesehatan untuk
memudahkan masyarakat untuk mengetahui atau memeriksakan kesehatan
terutama untuk ibu dan anak balita dengan berdasarkanbuku KIA. Pos
Pelayanan Terpadu atau posyandu merupakan ujung tombak pelayanan
kesehatan dan merupakan bagian dari pembangunan kesehatan yang
diprogramkan oleh pemerintah yang bertujuan untuk mempercepat penurunan
angka kematian bayi (lnfantmortalilyrate), angka kelahiran bayi (birthrale),
dan angka kematian ibu (maternal mortalilyrate), serta dalam rangka
mempercepat terwuiudnya Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera
(NKKBS) (Nugroho &Nurdiana, 2008).
Posyandumempunyai manfaat bagi masyarakat antara lain adalah
pertumbuhan anak balita terpantau sehingga tidak menderita gizi kurang/gizi
buruk, bayi dan anak balita mendapat Kapsul Vitamin A setiap bulan Februari
dan Agustus, bayi memperoleh imunisasi lengkap, stimulasi tumbuh kembang
balita dengan fasilitas alat permainan edukatif di posyandu, dan mendeteksi
3
dini tumbuh kembang, anak belajar bersosialisasi dengan sesama balita dan
orang tua, memperoleh penyuluhan kesehatan tentang kesehatan ibu dan anak,
apabila terdapat kelainan pada anak balita, ibu hamil, ibu nifas dan ibu
menyusui akan dirujuk ke Puskesmas serta berfungsi untuk berbagi
pengetahuan dan pengalaman tentang kesehatan ibu dan anak balita
(KementrianKesehatan RI, 2012).
Studi pendahuluan yang dilakukan di Dusun Bendungan Desa
Pilangsari Ngrampal Sragen pada tanggal 21 Oktober 2012 melalui
wawancara dengan kader posyandu diketahui bahwa jumlah balita sebanyak
54 balita, sedangkan balita yang datang ke Posyandu rata-rata sebanyak 35
balita (65%), sehingga rata-rata cakupan balita tersebut masihkurang dari
target yang ditetapkan yaitu 80%.
Hasil wawancara dengan 10 orang ibu yang mempunyai anak balita
diketahui bahwa sebanyak 4 ibu (40%) mempunyai pengetahuan yang cukup
tentang posyandu dan sebanyak 6 ibu (60%) mempunyai pengetahuan yang
kurang tentang posyandu. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut banyak
ibu yang kurang mengetahui tentang Posyandu, maka mendorong penulis
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu
yang Mempunyai Balita Tentang PosyanduBalita di Dusun Bendungan Desa
PilangsariNgrampal SragenTahun 2013”.
4
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut “Bagaimana Tingkat Pengetahuan Ibu yang
MempunyaiBalitaTentang PosyanduBalita di Dusun Bendungan Desa
PilangsariNgrampal SragenTahun 2013 ? ”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang
Posyandu Balita di Dusun Bendungan Desa Pilangsari Ngrampal
SragenTahun 2013.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai balita
tentang Posyandu Balita di Dusun Bendungan Desa Pilangsari
Ngrampal Sragen pada tingkat baik.
b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu yang
mempunyaibalitatentang Posyandu Balita di Dusun Bendungan Desa
Pilangsari Ngrampal Sragen pada tingkat cukup.
c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai balita
tentang Posyandu Balita di Dusun Bendungan Desa Pilangsari
Ngrampal Sragen pada tingkat kurang.
5
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Ilmu Pengetahuan
Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam menambah
wawasan pengetahuan di bidang kesehatan khususnya tentang Posyandu.
2. Bagi Peneliti
Mendapat pengalaman langsung dalam melakukan penelitian dan
menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama pendidikan.
3. Bagi Institusi
a. Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi tentang
posyandu balita pada institusi pendidikan yang dapat digunakan untuk
meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang posyandu balita.
b. Lahan
Sebagai masukan dan bahan pertimbangan dalam upaya
pengembangan Posyandu khususnya dalam meningkatkan tingkat
kunjungan balita ke Posyandu.
E. Keaslian Penelitian
1. Prihatiningsih (2012), melakukan penelitian dengan judul“ Tingkat
Pengetahuan Ibu Balita Tentang Posyandu di Posyandu Cempaka I Dusun
Tenggak Sidoharjo Sragen Tahun 2012. Desain penelitian ini
menggunakan studi observasional deskriptif. Teknik sampling
menggunakan Incidental sampling. Instrumen penelitian ini adalah
6
kuesioner tertutup. Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan ibu
balita tentang posyandu di Dusun Tenggak Sidoharjo Sragen dapat
dikategorikan pengetahuan baik sebanyak 6 responden (14%),
pengetahuan cukup sebanyak 31 responden (72%) dan pengetahuan
kurang sebanyak 6 responden (14%).
2. Handayaningsih (2010), dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Balita
tentang Posyandu di Kelurahan Sangkrah Kecamatan Pasar Kliwon
Surakarta”. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian analitik
dengan studi observasional deskriptif. Instrumen yang digunakan yaitu
kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan
tentang ibu balita tentang posyandu pada kategori baik sebanyak 12 ibu
(18,5%), pengetahuan cukup sebanyak 35 responden (53,8%) dan
pengetahuan kurang sebanyak 18 orang (27,7%).
Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah pada waktu
penelitian, sampel dan lokasi penelitian sedangkan persamaannya adalah pada
jenis dan rancangan penelitian, variabel penelitian serta teknik analisis data.
F. Sistematika Penelitian
Sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah (KTI) dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini terdiri dari latar belakang, perumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian dan sistematika
penelitian.
7
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini terdiri dari teori tentang pengetahuan yang terdiri dari :
pengertian pengetahuan, faktor-faktor yang mempengaruhi,
tingkatan pengetahuan, cara memperoleh pengetahuan. Teori
tentang balita yang terdiri dari pengertian balita, perkembangan
balita, komunikasi pada balita. Teori tentang posyandu yang terdiri
dari : pengertian posyandu, sasaran posyandu, fungsi
penyelenggaraan dan kegiatan pokok posyandu. Bab ini juga
terdiri dari kerangka teori dan kerangka konsep.
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini terdiri dari jenis dan rancangan penelitian, lokasi
dan waktu penelitian, populasi, sampel dan teknik pengambilan
sampel, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, variabel
penelitian, definisi operasional, metode pengolahan dan analisa
data, etika penelitian dan jadwal penelitian.
BAB IV HASIL PENELITIAN
Bab ini terdiri dari gambaran lokasi penelitian, hasil penelitian,
pembahasan dan keterbatasan penelitian.
BAB V PENUTUP
Bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran dari hasil penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Pengetahuan
a. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah
orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil
penggunaan panca indera (Notoatmodjo, 2010).
Pengetahuan merupakan penalaran, penjelasan dan pemahaman
manusia tentang segala sesuatu, juga mencakup praktek atau
kemampuan teknis dalam memecahkan berbagai persoalan hidup yang
belum dibuktikan secara sistematis (Purba, 2010).
b. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2005), faktor-faktor yang mempengaruhi
pengetahuan yaitu :
1) Tingkat Pendidikan
Pendidikan adalah upaya untuk memberikan pengetahuan sehingga
terjadi perubahan perilaku positif yang meningkat.
2) Informasi
Seorang yang mempunyai sumber informasi lebih banyak akan
memiliki pengetahuan yang lebih luas.
8
9
3) Budaya
Tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam memenuhi
kebutuhan yang meliputi sikap dan kepercayaan.
4) Pengalaman
Sesuatu yang pernah dialami seseorang akan menambah
pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat informal.
5) Sosial-Ekonomi
Tingkat kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup
semakin tinggi, tingkat sosial ekonomi akan bertambah tingkat
pengetahuan.
c. Tingkat dalam Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2005), tingkatan dalam pengetahuan antara
lain:
1) Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya dan merupakan tingkat pengetahuan yang paling
rendah.
2) Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara
benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan
materi tersebut secara benar.
3) Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya).
10
4) Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam
suatu struktur organisasi tersebut dan yang masih saling berkaitan.
5) Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan
atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru. Dengan kata lain, sintesis adalah
kemampuan untuk menyusun formulasi baru formulasi-formulasi
yang ada.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melaksanakan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek dimana
kriteria penilaian suatu materi atau obyek ditentukan oleh diri
sendiri.
d. Cara Memperoleh Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2010), dari berbagai macam cara yang
telah digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang
sejarah, dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni :
1) Cara Tradisional atau Non Ilmiah (tanpa melalui penelitian ilmiah)
Cara tradisional atau non ilmiah ini dipakai orang untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan, sebelum diketemukannya
metode ilmiah atau metode penemuan secara sistematis dan logis.
Cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain meliputi :
11
a) Cara coba-salah (Trial and Eror)
Metode ini telah digunakan orang dalam waktu yang cukup
lama untuk memecahkan berbagai masalah. Bahkan sampai
sekarang pun metode ini masih digunakan terutama oleh
mereka yang belum atau tidak mengetahui suatu cara tertentu
dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Metode ini telah
banyak jasanya terutama dalam meletakkan dasar-dasar
menemukan teori-teori dalam berbagai ilmu pengetahuan.
b) Secara Kebetulan
Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak
disengaja oleh orang yang bersangkutan. Salah satu contoh
adalah penemuan enzim urease oleh Summers pada tahun
1926. Pada suatu hari Summers sedang bekerja dengan ekstrak
acetone dan karena terburu-buru ingin bermain tenis, maka
ekstrak acetone tersebut disimpan di dalam kulkas. Keesokan
harinya ketika ingin meneruskan percobaannya, ternyata
ekstrak acetone yang disimpan di dalam kulkas tesebut timbul
kristal-kristal yang kemudian disebut enzim urease.
c) Cara Kekuasaan atau Otoritas
Prinsip ini adalah orang lain menerima padahal yang
dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoriter tanpa
terlebih dulu menguji atau memberikan kebenaran baik -
12
berdasarkan fakta empiris ataupun berdasarkan penalaran
sendiri.
d) Berdasarkan Pengalaman Pribadi
Pengalaman pribadi adalah pengalaman untuk
mempengaruhi kebenaran pengetahuan. Hal ini dilakukan
dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh
dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa
yang lalu. Tidak semua pengalaman pribadi dapat menuntun
seseorang untuk menarik kesimpulan dari pengalaman dengan
benar diperlukan berfikir kritis dan logis.
e) Cara Akal Sehat (Common Sense)
Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat
menemukan teori atau kebenaran. Sebelum ilmu pendidikan ini
berkembang, para orang tua zaman dahulu agar anaknya
menuruti nasihat orang tuanya, atau anak disiplin
menggunakan cara hukuman fisik bila anaknya berbuat salah,
bahwa hukuman adalah merupakan metode bagi pendidikan
anaknya. Pemberian hadiah dan hukuman (reward dan
punishment) merupakan cara yang masih dianut oleh banyak
orang untuk mendisiplinkan anak dalam konteks pendidikan.
f) Kebenaran Melalui Wahyu
Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang
diwahyukan dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini -
13
harus diterima dan diyakini oleh pengikut-pengikut agama
yang bersangkutan, terlepas dari apakah kebenaran tersebut
rasional atau tidak. Sebab kebenaran ini diterima oleh para
Nabi adalah sebagai hasil usaha wahyu dan bukan karena hasil
usaha penalaran atau penyelidikan manusia.
g) Kebenaran Melalui Intuitif
Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara cepat
sekali melalui proses di luar kesadaran dan tanpa melalui
proses penalaran berpikir. Kebenaran yang diperoleh melalui
intuitif sukar dipercaya karena kebenaran ini tidak
menggunakan cara-cara yang rasional dan yang sistematis.
Kebenaran ini diperoleh seseorang hanya berdasarkan intuisi
atau suara hati atau bisikan hati saja.
h) Melalui Jalan Pikiran
Dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah
menggunakan jalan pikiran baik melalui induksi maupun
deduksi. Pada dasarnya merupakan cara melahirkan pemikiran
secara tidak langsung melalui pertanyaan-pertanyaan yang
dikemukakan kemudian dari hubungannya sehingga dapat
dibuat suatu kesimpulan.
i) Induksi
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, bahwa induksi
adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari -
14
pernyataan-pernyataan khusus ke pernyataan yang bersifat
umum. Hal ini berarti dalam berpikir induksi pembuatan
kesimpulan tersebut berdasarkan pengalaman-pengalaman
empiris yang ditangkap oleh indra. Kemudian disimpulkan ke
dalam suatu konsep yang memungkinkan seseorang untuk
memahami suatu gejala. Karena proses berpikir induksi, itu
beranjak dari hasil pengamatan indra atau hal-hal yang nyata,
maka dapat dikatakan bahwa induksi beranjak dari hal-hal
yang konkret kepada hal-hal yang abstrak.
Proses berpikir secara induksi dikelompokkan menjadi dua,
yakni induksi sempurna dan induksi tak sempurna. Induksi
sempurna terjadi apabila kesimpulan diperoleh dari
penjumlahan dari kesimpulan khusus. Sedangkan induksi tak
sempurna terjadi apabila kesimpulan tersebut diperoleh dari
lompatan, dari pernyataan-pernyataan khusus.
j) Deduksi
Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-
pernyataan umum ke khusus. Aristoteles (384-322 SM)
mengembangkan ara deduksi ini ke dalam suatu cara yang
disebut “silogisme”. Silogisme ini merupakan suatu bentuk
deduksi yang memungkinkan seseorang untuk dapat mencapai
kesimpulan yang lebih baik. Di dalam proses berpikir deduksi
berlaku bahwa sesuatu yang dianggap benar secara umum pada
15
kelas tertentu, berlaku juga kebenarannya pada semua
peristiwa yang terjadi pada setiap yang termasuk dalam kelas
itu. Di sini terlihat proses berpikir berdasarkan pada
pengetahuan yang umum mencapai pengetahuan yang khusus.
2) Cara Modern atau Cara Ilmiah (melaui proses penelitian)
Dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih
sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian.
Menurut Notoatmodjo (2010), mengatakan bahwa dalam
memperoleh kesimpulan harus dilakukan dengan pencatatan
terhadap semua fakta sehubungan dengan objek yang diamatinya.
Pencatatan ini meliputi tiga hal pokok, yaitu :
a) Segala sesuatu yang positif, gejala tertentu yang muncul saat
dilakukan pengamatan.
b) Segala sesuatu yang negatif, yaitu gejala yang tidak muncul
saat dilakukan pengamatan.
c) Gejala-gejala yang muncul bervariasi, yaitu gejala yang
berubah-ubah pada kondisi tertentu.
e. Cara pengukuran pengetahuan
Menurut Riwidikdo (2009), hasil untuk mengetahui tingkat
pengetahuan ditunjukan pada skala pengukuran sebagai berikut :
1) Pengetahuan baik : (x) > mean + 1SD
2) Pengetahuan cukup : mean – 1SD � x � mean + 1SD
3) Pengetahuan kurang : (x) < mean – 1SD
16
2. Balita
a. Pengertian
1) Menurut Muaris (2006), anak balita adalah anak yang telah
menginjak usia di atas satu tahun atau lebih popular dengan
pengertian usia anak di bawah lima tahun.
2) Menurut Soetjiningsih (2012), menyatakan balita adalah anak
dengan usia dibawah 5 tahun.
3) Menurut Supartini dalam Suparyanto (2011), balita merupakan
istilah yang berasal dari kependekan kata bawah lima tahun. Istilah
ini cukup populer dalam program kesehatan. Balita merupakan
kelompok usia tersendiri yang menjadi sasaran program KIA
(Kesehatan Ibu dan Anak) di lingkup Dinas Kesehatan. Balita
merupakan masa pertumbuhan tubuh dan otak yang sangat pesat
dalam pencapaian keoptimalan fungsinya. Periode tumbuh kembang
anak adalah masa balita, karena pada masa ini pertumbuhan dasar
yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan
kemampuan berbahasa, kreatifitas, kesadaran sosial, emosional dan
intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan
perkembangan berikutnya.
17
b. Perkembangan Balita
Menurut Choirunisa (2009), beberapa bentuk-bentuk
perkembangan yang terjadi pada balita antara lain adalah sebagai
berikut :
1) Perkembangan fisik
Di awal balita, pertambahan berat badan balita merupakan
singkatan bawah lima tahun, satu periode usia manusia dengan
rentang usia dua hingga lima tahun, ada juga yang menyebut dengan
periode usia prasekolah. Pada fase ini anak berkembang dengan
sangat pesat. Periode ini, balita memiliki ciri khas perkembangan
menurun disebabkan banyaknya energi yang terserap untuk
bergerak.
2) Perkembangan Psikologis
Dari sisi psikomotor, balita mulai terampil dalam
pergerakannya (lokomotion), seperti berlari, memanjat, melompat,
berguling, berjinjit, menggenggam, melempar yang berguna untuk
mengelola keseimbangan tubuh dan mempertahankan rentang
atensi.
Pada akhir periode balita kemampuan motorik halus anak juga
mulai terlatih seperti meronce, menulis, menggambar,
menggunakan gerakan pincer yaitu memegang benda dengan hanya
menggunakan jari telunjuk dan ibu jari seperti memegang alat tulis
atau mencubit serta memegang sendok dan menyuapkan makanan
18
ke mulutnya, mengikat tali sepatu. Dari sisi kognitif, pemahaman
tehadap obyek telah lebih baik. Kemampuan bahasa balita tumbuh
dengan pesat. Pada periode awal balita yaitu usia dua tahun kosa
kata rata-rata balita adalah 50 kata, pada usia lima tahun telah
menjadi diatas 1.000 kosa kata. Pada usia tiga tahun balita mulai
berbicara dengan kalimat sederhana berisi tiga kata dan mulai
mempelajari tata bahasa dari bahasa ibunya (Choirunisa, 2009).
c. Komunikasi pada balita
Supartini dalam Suparyanto (2011), menyatakan bahwa aspek penting
dalam komunikasi pada balita, yaitu :
1) Karakteristik anak usia balita (terutama anak usia dibawah 3 tahun
atau todler) sangat egosentris. Selain itu, anak juga mempunyai
perasaan takut pada ketidaktahuannya sehingga anak perlu diberi
tahu tentang apa yang akan terjadi pada dirinya.
2) Aspek bahasa, anak belum mampu berbicara secara fasih, oleh
karena itu, saat menjelaskan, gunakan kata yang sederhana, singkat,
dan gunakan istilah yang dikenalnya. Posisi tubuh yang baik saat
berbicara pada anak adalah jongkok, duduk di kursi kecil, atau
berlutut sehingga pandangan mata ibu akan sejajar dengannya.
3) Satu hal yang akan mendorong anak untuk meningkatkan
kemampuan dalam berkomunikasi adalah dengan memberikan
pujian atas apa yang telah dicapainya atau ditunjukkannya terhadap
orang tuanya.
19
3. Posyandu
a. Pengertian Posyandu
1) Menurut Ismawati (2010), posyandu adalah kegiatan kesehatan
dasar yang diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat yang
dibantu oleh petugas kesehatan di suatu wilayah kerja Puskesmas
dimana program ini dapat dilaksanakan di balai dusun, balai
kelurahan, maupun tempat-tempat lain yang mudah didatangi oleh
masyarakat.
2) Menurut Depkes RI (2006), menyatakan bahwa posyandu
merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh,
untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan
pembangunan kesehatan.
3) Menurut Sembiring (2004), menyatakan posyandu adalah suatu
wadah komunikasi alih teknologi dalam pelayanan kesehatan
masyarakat dari Keluarga Berencana dari masyarakat, oleh
masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan
serta pembinaan teknis dari petugas kesehatan dan keluarga.
berencana yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan
sumber daya manusia sejak dini.
b. Sasaran Posyandu
Menurut Depkes RI (2006), sasaran Posyandu adalah bayi dan anak
balita.
20
c. Fungsi Penyelenggaraan Posyandu
Menurut Munif (2012), menyatakan fungsi dari
penyelenggaraan Posyandu bagi balita antara adalah sebagai berikut :
1) Pertumbuhan anak balita terpantau sehingga tidak menderita gizi
kurang/gizi buruk.
2) Bayi dan anak balita mendapat Kapsul Vitamin A setiap bulan
Februari dan Agustus.
3) Bayi memperoleh imunisasi lengkap.
4) Stimulasi tumbuh kembang balita dengan fasilitas alat permainan
edukatif di posyandu, dan mendeteksi dini tumbuh kembang
5) Anak belajar bersosialisasi dengan sesama balita dan orang tua.
6) Memperoleh penyuluhan kesehatan tentang kesehatan ibu dan
anak.
7) Apabila terdapat kelainan pada anak balita akan dirujuk ke
Puskesmas
8) Dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang kesehatan
ibu dan anak batita.
d. Penyelenggaraan Posyandu
Posyandu dapat dikembangkan dari pos penimbangan, pos
imunisasi, pos KB desa, pos kesehatan ataupun pembentukan yang
baru. Satu posyandu sebaiknya melayani seratus (100) balita/700
penduduk atau disesuaikan dengan kemampuan petugas dan keadaan
21
setempat, geografis, jarak antara rumah, jumlah kepala keluarga dalam
kelompok dan sebagainya (Depkes RI, 2006).
Posyandu sebaiknya berada pada tempat yang mudah didatangi
oleh masyarakat dan ditentukan sendiri. Dengan demikian kegiatan
posyandu dapat dilaksanakan di pos pelayanan yang sudah ada, rumah
penduduk, balai desa, tempat pertemuan RK/RT atau di tempat khusus
dibangun masyarakat. Menurut Depkes RI (2006), penyelenggaraan
Posyandu Balita dilakukan dengan “pola lima meja” sebagaimana
diuraikan antara lain:
Meja 1 : Pendaftaran
Meja Satu, merupakan meja pendaftaran. Disini balita
di daftar dalam formulir pancatatan balita. Bila sudah
mempunyai KMS, maka KMS tersebut diminta dan
kemudian diselipkan secarik kertas yang sudah diberi
nama balita yang bersangkutan. Apabila balita tidak
memiliki KMS, maka dibuatkan KMS baru yang juga
diselipkan kertas dengan nama balita di dalamnya.
Meja 2 : Penimbangan bayi dan anak balita
Melakukan kegiatan pelaksanaan penimbangan bayi dan
anak balita, yaitu bertugas menimbang bayi atau balita
dan mencatat hasil penimbangan pada secarik kertas
yang akan dipindahkan pada Kartu Menuju Sehat
(KMS).
22
Meja 3 : Pengisian KMS (Kartu Menuju Sehat)
Meja tiga bertugas untuk mengisi KMS atau
memindahkan catatan hasil penimbangan balita dari
secarik kertas ke dalam KMS anak tersebut. Pencatatan
yang dilakukan meliputi berat badan balita.
Meja 4 : Penyuluhan perorangan
Meja 4 bertugas menjelaskan data KMS atau keadaan
anak berdasarkan data kenaikan berat badan yang
digambarkan dalam grafik KMS kepada ibu dari anak
yang bersangkutan dan memberikan penyuluhan kepada
setiap ibu dengan mengacu pada data KMS anaknya
atau dari hasil pengamatan mengenai masalah yang
dialami sasaran.
Meja 5 : Pelayanan tenaga profesional
Meliputi pelayanan Kartu Ibu dan Anak (KIA),
imunisasi dan pengobatan, serta pelayanan disesuaikan
dengan kebutuhan setempat. Pelayanan oleh tenaga
professional yaitu petugas dari Puskesmas/kesehatan
meliputi kegiatan : pemeriksaan dan pengobatan ringan,
pelayanan imunisasi, pengobatan Pemberian pil
penambah darah (zat besi), vitamin A, dan obat-obatan
lainnya.
23
e. Kegiatan pokok posyandu
Menurut Depkes (2006), kegiatan utama Posyandu yang
berhubungan dengan balita meliputi:
1) Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
Salah satu tujuan program Kesehatan Ibu dan Anak adalah
meningkatkan kemandirian keluarga dalam memelihara kesehatan
ibu dan anak. Ibu dan anak merupakan kelompok yang paling
rentan dan peka, terhadap berbagai masalah kesehatan, seperti:
kejadian kesakitan (morbiditas) dan gangguan gizi (malnutrisi),
yang seringkali berakhir dengan kecacatan (disability) atau
kematian (mortalitas) (Sudayasa, 2010)
Pemanfaatan Buku KIA adalah buku catatan terpadu yang
digunakan dalam keluarga untuk tujuan meningkatkan praktek
keluarga dan masyarakat dalam memelihara atau merawat
kesehatan ibu dan anak, serta meningkatkan kualitas pelayanan
KIA.
Manfaat yang didapatkan dengan penggunaan buku KIA
tersebut adalah :
a) Ibu dan anak mempunyai catatan kesehatan yang lengkap, sejak
ibu mulai hamil sampai anak berumur lima tahun
b) Instrumen pencatatan dan pemantauan, informasi, komunikasi
dan penyuluhan tentang kesehatan, gizi dan standar pelayanan
KIA yang lengkap di tingkat keluarga termasuk rujukannya
24
c) Deteksi dini adanya gangguan atau masalah kesehatan ibu dan
anak
d) Menanggapi kebutuhan maupun keinginan ibu hamil dan balita
e) Meningkatkan komunikasi antara ibu dan petugas dalam rangka
mendidik ibu ataupun keluarga tentang perawatan dan
pemeliharaan KIA serta masalah gizi di rumah.
f) Meningkatkan jangkauan pelayanan KIA berkualitas.
g) Memperbaiki sistem kesehatan dalam menerapkan manajemen
pelayanan KIA yang lebih efektif (Sudayasa, 2010).
2) Imunisasi
Pelayanan imunisasi di Posyandu hanya dilaksanakan apabila
ada petugas Puskemas. Jenis imunisasi yang diberikan disesuaikan
dengan program, baik terhadap bayi dan balita maupun terhadap
ibu hamil (Depkes RI, 2006).
Imunisasi dasar adalah imunisasi wajib yang sesuai program
Pengembangan Imunisasi (PPI) yang terdiri dari BCG untuk
mencegah penyakit tubekulosis, DPT untuk mencegah penyakit
dipteri, pertusis dan tetanus, imunisasi campak untuk mencegah
penyakit campak, imunisasi polio untuk mencegah penyakit polio
dan hepatitis B untuk mencegah penyakit hepatitis B (penyakit
hati) (Ranuh, 2005)
Tujuan imunisasi adalah untuk mencegah penyakit tertentu
pada seseorang dan menghilangkan penyakit tertentu pada
25
sekelompok masyarakat (populasi) atau bahkan menghilangkan
penyakit tertentu dari dunia seperti imunisasi cacar (Ranuh, 2005).
3) Gizi
Pelayanan gizi di Posyandu dilakukan oleh kader. Sasaran
adalah bayi, balita. Jenis pelayanan yang diberikan meliputi
penimbangan berat badan, deteksi dini, gangguan pertumbuhan,
penyuluhan dan pemberian PMT, pemberian vitamin A dan
pemberian sirup Fe (Depkes RI, 2006).
4) Pencegahan dan Penanggulangan Diare
Pencegahan diare di Posyandu dilakukan antara lain dengan
Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Penanggulangan diare di Posyandu dilakukan antara lain
penyuluhan, pemberian larutan gula garam yang dapat dibuat
sendiri oleh masyarakat atau pemberian Oralit yang disediakan
(Depkes RI, 2006).
26
B. Kerangka Teori
Kerangka teroritis dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai
berikut :
Gambar 2.1 Kerangka Teori
Sumber : Notoatmodjo (2005), Sembiring (2004), Depkes RI (2006)
Pengetahuan Ibu
Faktor yang
mempengaruhi
pengetahuan :
1. Pendidikan
2. Informasi
3. Budaya
4. Pengalaman
5. Sosial ekonomi
Posyandu
1. Pengertian
2. Sasaran
3. Fungsi
4. Penyelenggaraan
posyandu
5. Kegiatan pokok
posyandu
27
C. Kerangka Konsep
diteliti
tidak diteliti
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
Sumber : Notoatmodjo (2005), Riwidikdo (2009)
Tingkat Pengetahuan ibu yang
mempunyai balita tentang
posyandu balita
Baik
Cukup
Kurang
Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan:
1. Pendidikan
2. Informasi
3. Budaya
4. Pengalaman
5. Sosial ekonomi
28
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan bersifat deskriptif kuantitatif.
Deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk menggambarkan suatu
keadaan di dalam masyarakat. Sedangkan kuantitatif adalah data yang
berhubungan dengan angka, baik yang diperoleh dari pengukuran maupun
nilai suatu data. Jadi deskriptif kuantitatif adalah gambaran suatu keadaan di
dalam masyarakat yang akan ditunjukkan dengan angka-angka
(Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini menggambarkan tentang tingkat
pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang posyandu balita di Dusun
Bendungan Desa Pilangsari Ngrampal Sragen Tahun 2013.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi merupakan tempat atau lokasi pengambilan penelitian
(Notoatmodjo, 2010). Lokasi penelitian ini adalah Dusun Bendungan Desa
Pilangsari Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah rentang waktu yang digunakan untuk
pelaksanaan penelitian (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini dilaksanakan
pada tanggal 2-3 April 2013.
28
29
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau
subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
(Sugiyono, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang
mempunyai balita di Dusun Bendungan Desa Pilangsari Ngrampal Sragen
sebanyak 54 orang.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti
(Sugiyono, 2010). Menurut Arikunto (2010), populasi yang kurang dari
100 lebih baik diambil semua, tetapi jika lebih dari 100 dapat diambil 20%
- 30%. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai balita di
Dusun Bendungan Desa Pilangsari Ngrampal Sragen sebanyak 54
responden.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini
adalah sampling jenuh yaitu cara pengambilan sampel dengan cara
mengambil semua anggota populasi menjadi sampel (Sugiyono, 2010).
D. Instrumen Penelitian
Alat pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner.
Kuesioner merupakan suatu daftar tertulis yang berisikan rangkaian-
rangkaian pertanyaan mengenai suatu hal tertentu untuk dijawab secara
30
tertulis pula (Sumarsono, 2004). Jenis kuesioner dalam penelitian ini adalah
kuesioner tertutup. Sumarsono (2004), menyatakan bahwa kuesioner tertutup
adalah kuesioner yang bila responden hanya diberi kesempatan untuk
memilih jawaban yang telah disediakan yaitu jawaban benar dan salah. Dalam
kuesioner terdiri dari pernyataan favourable dan unfavoureble. Pernyataan
favourable adalah pernyataan positif, apabila jawaban benar diberi nilai 1,
bila jawaban salah diberi nilai 0. Pernyataan unfavourable adalah pernyataan
negatif, dimana apabila jawaban benar diberi nilai 0, bila jawaban salah diberi
nilai 1. Kisi-kisi kuesioner pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang
posyandu balita dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 3.1. Kisi-Kisi Kuesioner
Variabel Sub Variabel No. item
Favourable
No. item
unfavourable
Jumlah
Item
Tingkat
pengetahuan
ibu yang
mempunyai
balita tentang
posyandu
balita
a. Pengertian
posyandu
1,3 2 3
b. Sasaran posyandu 4,5 6 3
c. Fungsi posyandu 7,8,9,10,11,
12,13,14
15,16,17 11
d. Penyelenggaraan
kegiatan
posyandu
18,
19*,20,21,2
2
23 7
e. Kegiatan pokok
posyandu
24*,25,
26,27,28*
29,30,31*,
32,33,34,35
12
22 13 31
* item kuesioner yang tidak valid
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang dapat menunjukkan tingkat
kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Sebuah instrumen
dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya hendak
diukur. Untuk mengetahui validitas item dalam penelitian ini
31
menggunakan uji validitas dengan rumus korelasi product moment. Rumus
korelasi product moment adalah:
Keterangan:
rxy : Koefisien korelasi product moment
n : Jumlah responden
x : Skor pertanyaan
y : Skor total
xy : Skor pertanyaan dikalikan skor total
Instrumen dikatakan valid jika nilai rhitung > rtabel (Arikunto, 2010),
yaitu nilai r hitung > 0,361. Uji instrumen penelitian dilakukan pada ibu
yang mempunyai balita di Dusun Pilangsari Desa Pilangsari Ngrampal
Sragen sebanyak 30 ibu yang mempunyai balita.
Hasil uji coba insrumen diperoleh hasil bahwa dari 35 soal
didapatkan 31 item soal dinyatakan valid karena (r hitung > 0,361)
sedangkan sebanyak 4 item soal yaitu item pernyataan nomor 19, 24, 28
dan 31 dinyatakan tidak valid karena (r hitung < 0,361) sehingga keempat
item ini selanjutnya dikeluarkan dan tidak digunakan dalam penelitian.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data
karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan
( ) ( ) }y - y{n }x x {
y) .x ( - xy)n.(
222 2ΣΣΣ−Σ
ΣΣΣ=
nrxy
32
bersifat tendensius, mengarahkan responden memilih jawaban-jawaban
tertentu. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya,
maka berapa kalipun diambil tetap akan sama hasilnya (Arikunto, 2010).
Untuk menguji reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan Alpha
Chronbach dengan bantuan program komputer SPSS for Windows. Rumus
Alpha Chronbach adalah sebagai berikut:
��
���
� Σ−��
���
�
−=
t
b
k
kr
2
2
11 11 σ
σ
Keterangan:
r11 = Reliabilitas Instrument
k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
��b2
= Jumlah varian butir
�t2
= Varians total
Dari uji coba reliabilitas apabila didapatkan nilai lebih besar dari nilai
alpha cronbach, maka soal dikatakan reliabel. Dinyatakan reliabel bila
nilai alpha cronbach’s > rkriteria (0,60) (Ghozali, 2005). Hasil uji reliabilitas
diperoleh nilai Alpha (0,882) > (0,60) sehingga dinyatakan reliabel.
E. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan pencatatan peristiwa–peristiwa atau hal
sebagian atau seluruh elemen populasi yang akan mendukung penelitian
(Arikunto, 2010). Pada teknik pengumpulan data dalam penelitian ini data
yang diperoleh terdiri dari :
33
1. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh sacara langsung diambil dari
obyek atau subyek penelitian oleh peneliti (Riwidikdo, 2009). Dalam
penelitian ini yang termasuk data primer adalah hasil jawaban kuesioner
pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang posyandu.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang didapatkan tidak secara
langsung dari subyek penelitian (Riwidikdo, 2009). Data sekunder dalam
penelitian ini jumlah ibu yang mempunyai balita di Dusun Bendungan
Desa Pilangsari Ngrampal Sragen melalui dokumen dari posyandu.
F. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang
hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Variabel
dalam penelitian ini merupakan variabel tunggal yaitu pengetahuan ibu yang
mempunyai balita tentang posyandu balita.
G. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan definisi yang membatasi ruang lingkup
atau pengertian variabel-variabel yang diamati atau diteliti
(Notoatmodjo, 2010). Definisi operasional variabel dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
34
Tabel 3.2. Definisi Operasional Variabel
Variabel Definisi Operasional Alat ukur Skala
pengukuran
Parameter dan
kriteria
Pengetahuan
ibu yang
mempunyai
balita
tentang
posyandu
balita
Segala sesuatu
informasi yang
diketahui dan
dimengerti oleh ibu
yang mempunyai
balita tentang
posyandu balita
Kuesioner Ordinal 1. Baik bila
(x) > mean
+ 1 SD
2. Cukup :
bila mean -
1 SD ≤ x
≤ mean +
1 SD
3. Kurang :
bila
(x) < mean
– 1 SD
Sumber : Riwidikdo (2009)
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data
1. Pengolahan Data
Proses pengolahan data menurut Arikunto (2010), adalah:
a. Editing
Kegiatan ini dilakukan dengan cara memeriksa data hasil jawaban dari
kuesioner yang telah diberikan kepada responden dan kemudian
dilakukan koreksi apakah telah terjawab dengan lengkap. Editing
dilakukan di lapangan sehingga bila terjadi kekurangan atau tidak
sesuai dapat segera dilengkapi.
b. Coding
Kegiatan ini memberi kode angka pada kuesioner terhadap tahap-tahap
dari jawaban responden agar lebih mudah dalam pengolahan data
selanjutnya.
35
c. Entry data
Kegiatan ini memasukkan data dalam program komputer untuk
dilakukan analisis lanjut.
d. Tabulating
Kegiatan ini dilakukan dengan cara menghitung data dari jawaban
kuesioner responden yang sudah diberi kode, kemudian dimasukkan ke
dalam tabel.
2. Analisis Data
Analisa univariat yaitu menganalisa terhadap tiap variabel dari hasil
tiap penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari
tiap variabel (Notoatmodjo, 2007). Menurut Riwidikdo (2009), hasil untuk
mengetahui tingkat pengetahuan ditunjukan pada skala pengukuran
sebagai berikut :
a. Pengetahuan baik : (x) > mean + 1SD
b. Pengetahuan cukup : mean – 1SD � x � mean + 1SD
c. Pengetahuan kurang : (x) < mean – 1SD
Keterangan :
X = Nilai total kuesioner
Mean = Nilai rata-rata
SD = Standar deviasi
Sebelum menentukan tingkat pengetahuan terlebih dahulu peneliti
menghitung nilai mean dan Standard Deviation. Menurut Riwidikdo
(2009), rumus menghitung nilai mean dan Standard Deviation yaitu :
36
a. Mean
Keterangan :
n : jumlah responden
xi : nilai responden
b. Standard Deviation
Keterangan :
SD : Standard Deviation
xi : nilai responden
n : jumlah responden
Setelah didapatkan hasil nilai mean dan Standard Deviation tiap
responden kemudian hasil tersebut dimasukkan dalam skala pengetahuan
untuk menghitung distribusi frekuensi responden. Rumus untuk
menghitung prosentase menurut Riwidikdo (2009), sebagai berikut :
Jumlah ibu menurut tingkat pengetahuan
Skor Prosentase = –––––––––––––––––––––––––––––––––––––– x 100%
Jumlah responden
I. Etika Penelitian
Menurut Hidayat (2007), masalah etika penelitian yang harus
diperhatikan antara lain adalah sebagai berikut:
nX
xi� ==
0
n
i
( )
1
2
2
SD−
�−�
=n
n
xiXI
37
1. Informed consent
Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti
dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.
Infomed consent diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan
memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan
informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan
penelitian, mengetahui dampaknya. Apabila responden bersedia, maka
mereka harus menandatangani lembar persetujuan tersebut.
2. Anonimity (tanpa nama)
Masalah etika merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam
penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau
mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya
menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang
akan disajikan.
3. Kerahasiaan (confidentiality)
Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan
kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah
lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya
oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada
hasil riset (Hidayat, 2007).
38
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Lokasi Penelitian
Dusun Bendungan merupakan salah satu bagian Desa Desa Pilangsari
Ngrampal Sragen dengan luas wilayah sekitar 4,5 Ha. Jumlah penduduk
Dusun Bendungan sebanyak 626 orang yaitu 302 laki-laki dan 324
perempuan dan 54 ibu yang mempunyai balita.
Batas wilayah Dusun Bendungan Desa Pilangsari Kecamatan Ngrampal
Kabupaten Sragen meliputi sebelah utara berbatasan dengan Dusun Siwalan,
sebelah selatan berbatasan dengan Desa Bandung, sebelah timur berbatasan
dengan Dusun Karangmalang dan sebelah barat berbatasan dengan Dusun
Nglorog.
Jarak antara Dusun ke Kelurahan sekitar 2 km, jarak antara Dusun
Bendungan ke kecamatan sekitar 5 km, jarak antara Dusun Bendungan ke
Kabupaten sekitar 6 km. Jarak antara Dusun Bendungan ke RSUD Sragen
sekitar 5 km dan dapat ditempuh sekitar 20 menit. Tempat pelayanan
kesehatan yang ada di Dusun Bendungan adalah 1 Posyandu, 1 BPS, 1
Polides dan tenaga kesehatan di Dusun Bendungan adalah dokter praktek
swasta dan bidan.
38
39
B. Hasil Penelitian
Penelitian tingkat pengetahuan ibu taentang posyandu balita
dilaksanakan di Dusun Bendungan Desa Pilangsari dengan jumlah responden
sebanyak 54 orang ibu yang mempunyai balita.
1. Karakteristik Responden
a. Umur
Karakteristik responden berdasarkan umur diperoleh hasil sebagai
berikut :
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur
Umur Jumlah Persentase (%)
< 20 tahun
20 – 35 tahun
> 35 tahun
3
48
3
5,6
88,8
5,6
Total 54 100
Sumber : data primer, Mei 2013
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa responden dengan
umur kurang dari 20 tahun sebanyak 3 orang (5,6%), responden
dengan umur 20 – 35 tahun sebanyak 48 orang (88,8%) dan responden
yang berusia lebih dari 35 tahun sebanyak 3 orang (5,6%), sehingga
mayoritas usia responden adalah 20 – 35 tahun.
b. Pendidikan
Karakteristik responden berdasarkan pendidikan diperoleh hasil
sebagai berikut :
40
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan Jumlah Persentase (%)
SD
SMP
SMA
PT
7
22
23
2
13,0
40,7
42,6
3,7
Total 54 100
Sumber : data primer, Mei 2013
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa ibu yang
mempunyai balita dengan tingkat pendidikan SD sebanyak 7 orang
(13,0%), tingkat pendidikan SMP sebanyak 22 orang (40,7%), tingkat
pendidikan SMA sebanyak 23 orang (42,6%), dan PT sebanyak 2
orang (3,7%), sehingga mayoritas tingkat pendidikan responden
adalah SMA.
2. Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Posyandu
Hasil penelitian tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai balita
tentang posyandu di Dusun Bendungan Desa Pilangsari Ngrampal Sragen
Tahun 2013 menggunakan program SPSS untuk mencari nilai mean dan
standar deviasi. Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel sebagai
berikut :
Tabel 4.3 Nilai Mean dan Standar Deviasi dengan Program SPSS
Variabel N Min Max Mean Std. Deviation
Pengetahuan ibu yang
mempunyai balita
tentang posyandu
balita
52 11,00 24.00 18,89 2,79
Sumber : data primer, Mei 2013
41
Berdasarkan tabel 4.3 tersebut diketahui bahwa nilai mean sebesar 18,89
dan nilai standar deviasi sebesar 2,79. Hasil tersebut kemudian digunakan
untuk perhitungan tingkat pengetahuan ibu tentang posyandu balita di
Dusun Bendungan Desa Pilangsari Ngrampal Sragen yaitu :
Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean+1 SD
(x) > 18,89 + 1 (2,79)
(x) > 21,68
jadi nilai responden dikatakan baik bila nilai (x) > 21,68
Cukup : Bila nilai responden mean -1 SD ≤ x ≤ + 1 SD
18,89 – 1 (2,79) ≤ x ≤ 18,89 + 1 (2,79)
16,10 ≤ x ≤ 21,68
Jadi nilai responden dikatakan cukup bila : 16,10 ≤ x ≤ 21,68
Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean–1 SD
(x) < 18,89 – 1 (2,79)
(x) < 16,10
Jadi nilai responden dikatakan kurang bila nilai (x) < 16,10
Hasil penelitian tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang
posyandu balita di Dusun Bendungan Desa Pilangsari Ngrampal Sragen
dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 4.4. Tingkat Pengetahuan Ibu yang Mempunyai Balita tentang
Posyandu Balita
Pengetahuan Jumlah Persentase
(%)
Baik
Cukup
Kurang
8
32
14
14,8
59,3
25,9
Total 54 100
Sumber : data primer, Mei 2013
42
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa responden dengan
pengetahuan baik sebanyak 8 orang (14,8%), tingkat pengetahuan dalam
kategori cukup sebanyak 32 orang (59,3%), tingkat pengetahuan kurang
sebanyak 14 orang (25,9%) sehingga mayoritas responden mempunyai
tingkat pengetahuan cukup.
C. Pembahasan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada 54 responden
menunjukkan hasil bahwa responden dengan pengetahuan baik tentang
posyandu balita sebanyak 8 orang (14,8%), tingkat pengetahuan dalam
kategori cukup sebanyak 32 orang (59,3%), tingkat pengetahuan kurang
sebanyak 14 orang (25,9%). Berdasarkan hasil tersebut maka mayoritas
tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang posyandu balita di
Dusun Bendungan Desa Pilangsari Ngrampal Sragen adalah cukup.
Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil dari tahu
dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek
tertentu. Menurut Notoatmodjo (2010) faktor-faktor yang mempengaruhi
pengetahuan seseorang antara lain adalah pendidikan, informasi budaya,
pengalaman dan sosial ekonomi.
Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa mayoritas responden
mempunyai usia umur 20 – 35 tahun sebanyak 48 orang (88,8%).
Bertambahnya umur seseorang akan menyebabkan terjadinya perubahan pada
aspek psikis dan psikologis (mental). Pertumbuhan fisik secara garis besar
43
ada empat kategori perubahan, yaitu perubahan ukuran, perubahan proporsi,
hilangnya ciri-ciri lama dan timbulnya ciri-ciri baru. Ini terjadi akibat
pematangan fungsi organ. Pada aspek psikologis dan mental taraf berfikir
seseorang semakin matang dan dewasa. Selain itu umur seseorang
berhubungan dengan tingkat seseorang, dimana sesuatu hal yang pernah
dialami seseorang akan menambah pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat
informal.
Berdasarkan tabel 4.2. diketahui bahwa mayoritas responden
mempunyai tingkat pendidikan SMA yaitu sebanyak 23 orang (42,6%).
Menurut Notoatmodjo (2005) pendidikan berarti bimbingan yang diberikan
seseorang kepada orang lain terhadap suatu hal agar seseorang dapat
memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang
semakin mudah pula seseorang menerima informasi, dan pada akhirnya
makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Sebaliknya, jika seseorang
tingkat pendidikannya rendah, akan menghambat perkembangan sikap
seseorang terhadap penerimaan, informasi dan nilai-nilai yang baru
diperkenalkan. Dari hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa
mayoritas tingkat pengetahuan ibu cukup, hal ini dikarenakan berdasarkan
kuesioner yang telah disebarkan sebagian besar ibu kurang mengetahui
tentang fungsi dan sasaran posyandu.
Menurut Depkes RI (2006), sasaran Posyandu adalah bayi dan anak
balita sedangkan fungsi Posyandu menurut Munif (2012) bagi balita adalah
pertumbuhan anak balita terpantau sehingga tidak menderita gizi kurang/gizi
44
buruk, bayi dan anak balita mendapat Kapsul Vitamin A, mendapatkan
imunisasi, mendapatkan stimulasi tumbuh kembang balita dengan fasilitas
alat permainan edukatif di posyandu dan mendeteksi dini tumbuh kembang,
anak belajar bersosialisasi dengan sesama balita dan orang tua, apabila
terdapat kelainan pada anak balita akan dirujuk ke Puskesmas
Dari hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa mayoritas tingkat
pengetahuan ibu cukup. Pengetahuan cukup tentang posyandu balita tersebut
kemungkinan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain pendidikan,
informasi, budaya, pengalaman dan sosial ekonomi.
D. Keterbatasan Penelitian
1. Kendala Penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian responden sering bertanya kepada peneliti
hal ini dikarenakan ibu juga kurang mengetahui maksud dari kuesioner
sehingga peneliti harus menjelaskan terlebih dahulu sebelum ibu
menjawab pertanyaan tersebut.
2. Keterbatasan Penelitian
a. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah kuesioner bersifat tertutup
sehingga tidak melakukan wawancara mendalam dengan responden,
selain itu dengan kuesioner tertutup yang hanya tinggal menjawab
benar atau salah dapat membuat responden memilih secara asal-asalan,
b. Penelitian ini menggunakan variabel tunggal yaitu pengetahuan
sehingga hasil penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan.
45
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang tingkat pengetahuan ibu yang
mempunyai balita tentang posyandu balita di Dusun Bendungan Desa
Pilangsari Ngrampal Sragen dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai
berikut :
1. Tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang posyandu balita
pada tingkat baik sebanyak 8 orang (14,8%).
2. Tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang posyandu balita
pada tingkat cukup sebanyak 32 orang (59,3%).
3. Tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang posyandu balita
pada tingkat kurang sebanyak 14 orang (25,9%).
B. Saran
Saran yang dapat diberikan antara lain adalah sebagai berikut :
1. Bagi ibu yang mempunyai balita
Ibu yang mempunyai balita perlu meningkatkan pengetahuan tentang
posyandu balita melalui penyuluhan dari tenaga kesehatan, media cetak
ataupun media elektronik sehingga dapat membantu meningkatkan
pemahaman ibu tentang posyandu.
45
46
2. Bagi tenaga kesehatan
Tenaga kesehatan perlu memantau atau melakukan monitoring
pelaksanaan posyandu di desa sekaligus memberikan informasi edukasi
kepada kader ataupun ibu yang mempunyai balita sehingga dapat
meningkatkan pengetahuan kader dan ibu tentang posyandu.
3. Bagi penelitian selanjutnya
Dapat mengembangkan variabel penelitian dan kuesioner penelitian
sehingga didapatkan hasil yang lebih baik.
4. Bagi Institusi
a. Pendidikan
Institusi pendidikan diharapkan dapat menambah referensi tentang
posyandu balita sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan
pengetahuan mahasiswa tentang posyandu balita.
b. Desa
Hendaknya aparat pemerintahan desa bekerjasama dengan kader
posyandu melakukan upaya pengembangan Posyandu khususnya
dalam meningkatkan tingkat kunjungan balita ke Posyandu.
47
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT.
Rineka Cipta
Direktorat Bina Kesehatan Anak. 2012. Upaya Percepatan Penurunan Angka
Kematian Ibu dan Bayi Baru Lahir di Indonesia.
http://www.kesehatananak.depkes.go.id. 14 November 2012.
Choirunisa. 2009. Panduan Terpenting Merawat Bayi dan Balita. Yogyakarta :
Moncer Publisher
Depkes RI. 2006. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Jakarta : Departemen
Kesehatan RI dan Kelompok Kerja Operasional (Pokjanal Posyandu)
_________. 2007. Kita Suarakan MDGs Demi Pencapaiannya di Indonesia.
Jakarta : BPS
Ghozali, I. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro
Handayaningsih. 2010. Tingkat Pengetahuan Ibu Balita tentang Posyandu di
Kelurahan Sangkrah Kecamatan Pasar Kliwon Surakarta. Karya Tulis
Ilmiah. Karanganyar: Akademi Kebidanan Mitra Husada Karanganyar
Hidayat, A.A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknis Analisis Data.
Jakarta: Salemba Medika
Kementrian Kesehatan RI. 2012. Ayo ke Posyandu Setiap Bulan. Jakarta :
Kementrian Kesehatan RI
Muaris, H. 2006. Lauk Bergizi Untuk Anak Balita. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama
Muhyasir. 2011. Angka Kematian Ibu, Bayi dan Balita Indonesia.
http://muhyasir.wordpress.com. 14 November 2012.
Munif. 2012. Peran Penting Posyandu dalam Memantau Status Gizi Balita
http://helpingpeopleideas.com. 14 November 2012
Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
48
Nugroho, HA., dan Nurdiana D. 2008. Hubungan Antara Pengetahuan dan
Motivasi Kader Posyandu dengan Keaktifan Kader Posyandu di Desa Dukuh
Tengah Kecamatan Ketanggungaii Kabupaten Brebes, Fikktis-Jurnal
Keperawatan, Volume 2 No. 1
Prihatiningsih, KA. 2012. Tingkat Pengetahuan Ibu Balita Tentang Posyandu di
Posyandu Cempaka I Dusun Tenggak Sidoharjo Sragen Tahun 2012. Karya
Tulis Ilmiah. Surakarta : STIKes Kusuma Husada
Purba, A. 2010, Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Manfaat Pos Pelayanan
Terpadu (Posyandu) Di Kelurahan Mekar Sentosa Kecamatan Rambutan
Tahun 2010. Jurnal Bunda Sejati, Volume III No. 5
Ranuh, I.G.N, 2005. Pedoman Imunisasi di Indonesia. Jakarta : Badan Penerbit
Ikatan Dokter Anak Indonesia
Riwidikdo, H. 2009. Statistik Kesehatan. Yokyakarta : Mitra Cendekia Press.
Saryono, AS. 2010. Metodologi Penelitian Kebidanan. Jakarta : Nuha Medika
Sembiring, N. 2004. Posyandu Sebagai Saran Peran Serta Masyarakat Dalam
Usaha Peningkatan Kesehatan Masyarakat. Universitas Sumatera Utara :
Bagian Kependudukan dan Biostatistik Fakultas Kesehatan Masyarakat
Soetjiningsih. 2012. Tumbung Kembang Anak. Jakarta : EGC
Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta
Sumarsono, S. 2004 Metode Riset Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : Graha
Ilmu
Syafrawati. 2006. Pencapaian Tujuan MDGs Bidang Kesehatan di Indonesia.
Jurnal Kesehatan Masyarakat. September. Volume I Nomor 1.
Suparyanto. 2011. Konsep Balita. http://dr-suparyanto.blogspot.com. 12
November 2012