tinjau ulang tatrawil provinsi di....
TRANSCRIPT
Laporan Akhir (Final Report)
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan 3-1
A. LANDASAN PEMIKIRAN
Keselamatan transportasi jalan saat ini sudah merupakan masalah
global yang bukan hanya menjadi permasalahan transportasi saja tetapi
sudah menjadi permasalahan sosial kemasyarakatan. Hal ini terlihat
dari kepedulian WHO terhadap keselamatan transportasi jalan ini
dengan dicanangkannya Hari Keselamatan Dunia Tahun 2004 dengan
tema Road Safety is No Accident. Selain itu juga telah dilakukan
peluncuran program Deklarasi Aksi Keselamatan Jalan oleh PBB
sebagai tindak lanjut dari ditetapkannya Resolusi PBB No. 64/255
tanggal 2 Maret 2010. Resolusi itu sendiri merupakan kelanjutan dari
langkah-langkah yang telah dilakukan PBB sejak beberapa tahun serta
rekomendasi dari Ministerial Meeting yang diselenggarakan pada
Nopember 2009 di Moscow yang juga dihadiri wakil Indonesia
(www.dephub.go.id).
Pada tanggal 11 Mei 2011 PBB mencanangkan Decade of Action for
Road Safety 2010-2011 (www.un.org).Aksi ini bertujuan untuk
mengurangi tingkat keparahan kecelakaan lalu lintas di seluruh dunia
dalam sepuluh tahun dengan melakukan berbagai kegiatan di setiap
METODOLOGI
PENELITIAN 33
Laporan Akhir (Final Report)
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan 3-2
negara yang mendukung gerakan ini. Kegiatan-kegiatan tersebut
dilaksanakan dengan mengimplementasikan lima pilar keselamatan
jalan, yaitu manajemen keselamatan jalan, infrastruktur, kendaraan,
perilaku pengguna jalan, dan penanganan pascakecelakaan.
Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai
tingkat kecelakaan lalu lintas cukup tinggi. Menurut laporan Kepolisian
RI tahun 2010, jumlah kematian akibat kecelakaan telah mencapai
31.186 jiwa, atau rata-rata 84 orang meninggal dunia setiap harinya
atau 3 sampai 4 orang meninggal setiap jamnya. Sementara itu di
seluruh dunia, lebih dari 1,3 juta orang menjadi korban meninggal
dunia setiap tahunnya dengan 50 juta korban luka - luka menjadi cacat.
Bila tidak dilakukan apapun, jumlahnya diperkirakan meningkat
menjadi 1,9 juta di tahun 2020. Yang memprihatinkan, sebanyak 67
persen korban kecelakaan berada pada usia produktif (22 sampai 50
tahun) atau yang bertugas sebagai pencari nafkah. Hal ini diduga
sebagai salah satu penyebab terjadinya peningkatan angka kemiskinan
karena kepala keluarganya menjadi korban kecelakaan.
Salah satu komponen penting dalam mengatasi permasalahan
kecelakaan lalu lintas adalah ketersediaan data yang berkaitan dengan
kecelakaan.Data tersebut meliputi data sebelum kecelakaan, dan
sesudah kecelakaan. Semua unsur yang terlibat dalam kecelakaan
seperti manusia, kendaraan, jalan, dan lain lain juga harus terdata
dengan baik. Hal yang tidak kalah pentingnya dalam mengatasi
permasalahan kecelakaan dan faktor-faktor penyebab kecelakaan.
Langkah identifikasi harus diawali dengan analisis data-data
Laporan Akhir (Final Report)
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan 3-3
kecelakaan, baik secara makro (statistik) maupun secara mikro (klinis).
Dengan analisis kecelakaan yang baik maka akan diketahui penyebab
kecelakaan dengan lebih akurat, sehingga kebijakan yang akan diambil
untuk mengatasi permasalahan tersebut menjadi tepat sasaran.
Khusus untuk pangkalan data kecelakaan di Indonesia, belum adanya
koordinasi antar instansi menyebabkan data korban kecelakaan lalu
lintas antar instansi sulit didapatkan dan menjadi berbeda beda. Belum
lagi, tidak lancarnya sistem informasi membuat pencatatan korban
kecelakaanpun tidak akurat.Dibandingkan dengan negara ASEAN
lainnya, Indonesia merupakan negara yang paling buruk dalam sistem
pencatatan informasinya.Ini terbukti dari perbedaan antara data korban
mati yang dilaporkan dengan data sebenarnya (Dephub, 2004).
Data kecelakaan yang terpadu dan akurat, sistem data dan informasi
Kecelakaan Jalan seharusnya menghasilkan informasi yang berguna
bagi analisis kebijakan maupun menfasilitasi program - program
kecelakaan yang berbasis pada data.Pengembangan sistem
pengumpulan, penyimpanan, pemanggilan dan analisis data kecelakaan
yang memadai dan mudah diakses serta dilaksanakan menyeluruh
dalam tingkatan nasional untuk dapat dilakukan penentuan prioritas
tindakan keselamatan lalu lintas jalan secara komprehensif.
Kondisi tidak adanya informasi yang lengkap dan mendetail mengenai
daerah rawan kecelakaan serta sistem data kecelakaan jalan yang ada
sekarang menjadi kurang efektif dan efisien, untuk itu diperlukan suatu
metode melalui pendekatan partisipasi masyarakat dalam
meningkatkan keselamatan jalan dalam hal ini untuk mengidentifikasi
Laporan Akhir (Final Report)
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan 3-4
daerah rawan kecelakaan yang dalam banyak kasus, tidak ada saluran
untuk mendengarkan informasi, pendapat atau kebutuhan dari
warga/masyarakat sebagai pengguna jalan sehingga diperoleh
informasi yang dapat ditindak lanjuti dalam meningkatkan keselamatan
di jalan.
1. Konsepsi Umum Evaluasi Lokasi Rawan Kecelakaan
Konsepsi penyusunan Studi Evaluasi Lokasi Black spot di Jalur
Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program
Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan meliputi kriteria
lokasi rawan kecelakaan lalu lintas, prinsip dasar penanganan
lokasi rawan kecelakaan, strategi peningkatan keselamatan jalan,
kriteria penanganan lokasi kecelakaan lalu lintas,sistem pendataan
kecelakaan lalu lintas, pemilihan teknik penanganan, dan
monitoring penanganan lokasi rawan kecelakaan dapat dijelaskan
sebagai berikut.
a. Kriteria Lokasi Rawan Kecelakaan Lalu Lintas
Suatu lokasi dinyatakan sebagai lokasi rawan kecelakaan lalu
lintas apabila:
1) Memiliki angka kecelakaan yang tinggi;
2) Lokasi kejadian kecelakaan relatif menumpuk;
3) Lokasi kecelakaan berupa persimpangan atau segmen ruas
jalan sepanjang 100 - 300 m untuk jalan perkotaan, ruas
jalan sepanjang 1 km untuk jalan antar kota;
4) Kecelakaan terjadi dalam ruang dan rentang waktu yang
Laporan Akhir (Final Report)
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan 3-5
relatif sama; dan
5) Memiliki penyebab kecelakaan dengan faktor yang
spesifik.
b. Prinsip Dasar Penanganan Lokasi Rawan Kecelakaan
Prinsip dasar penanganan lokasi rawan kecelakaan, antara
lain:
1) Penanganan lokasi rawan kecelakaan sangat bergantung
kepada akurasi data kecelakaan, karenanya data yang
digunakan untuk upaya ini harus bersumber pada instansi
resmi;
2) Penanganan harus dapat mengurangi angka dan korban
kecelakaan semaksimal mungkin pada lokasi kecelakaan;
3) Solusi penanganan kecelakaan dipilih berdasarkan
pertimbangan tingkat pengurangan kecelakaan dan
pertimbangan ekonomis;
4) Upaya penanganan yang ditujukan meningkatkan kondisi
keselamatan pada lokasi kecelakaan dilakukan melalui
rekayasa jalan, rekayasa lalu lintas dan manajemen lalu
lintas.
2. Strategi Peningkatan Keselamatan Jalan
Di dalam terminologi keselamatan jalan ada dua strategi
peningkatan keselamatan jalan, yaitu strategi pencegahan
kecelakaan lalu lintas dan pengurangan kecelakaan lalu lintas.
a. Pencegahan kecelakaan yang berorientasi kepada peningkatan
Laporan Akhir (Final Report)
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan 3-6
keselamatan lalu lintas melalui perbaikan disain geometri
jalan;
b. Pengurangan kecelakaan yang berorientasi kepada penanganan
masalah yang bersifat eksisting.
3. Kriteria Penanganan Lokasi Kecelakaan Lalu Lintas
a. Kriteria penanganan lokasi tunggal
Penanganan lokasi tunggal merupakan penanganan
persimpangan atau segmen ruas jalan tertentu. Kriteria lokasi
tunggal antara lain:
1) Lokasi penanganannya merupakan titik (persimpangan)
atau segmen ruas jalan sepanjang 200 m sampai dengan
300 m;
2) Lokasi kecelakaannya relatif mengelompok (clustered);
3) Memiliki faktor penyebab yang relatif sama yang terjadi
secara berulang dalam suatu ruang dan rentang waktu
yang relatif sama;
4) Identifikasi lokasi kecelakaan didasarkan atas tingkat
kecelakaan dan tingkat fatalitas kecelakaan tertinggi yang
dilakukan dengan teknik analisis statistik tertentu serta
berdasarkan peringkat kecelakaan;
5) Rata-rata tingkat pengurangan kecelakaan dengan
pendekatan ini umumnya mencapai 33% dari total
kecelakaan.
Laporan Akhir (Final Report)
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan 3-7
b. Kriteria penanganan ruas atau rute
Penanganan ruas atau route jalan merupakan penanganan
terhadap ruas-ruas jalan dengan kelas atau fungsi tertentu dan
tingkat kecelakaannya di atas rata-rata. Kriteria penanganan
ruas atau route antara lain:
1) Lokasi penanganan merupakan ruas jalan atau segmen
ruas jalan (minimum1km).
2) Memiliki tingkat kecelakaan yang tinggi dibandingkan
segmen ruas jalan lain.
3) Identifikasi lokasi kecelakaan didasarkan atas tingkat
kecelakaan atau tingkat fatalitas kecelakaan tertinggi per
km ruas jalan.
4) Rata-rata pengurangan tingkat kecelakaan dengan
pendekatan ini mencapai 15% dari total kecelakaan.
4. Sistem Pendataan Kecelakaan Lalu Lintas
Penanganan lokasi rawan kecelakaan didasarkan kepada data
kecelakaan dan akurasi data kecelakaan.Untuk tujuan identifikasi
lokasi rawan kecelakaan, analisis harus didukung oleh sistem
pendataan yang sistematis dan komprehensif. Sistem-3L
merupakan salah satu data base kecelakaan lalu lintas yang
disarankan digunakan untuk tujuan penyelidikan kecelakaan.
Jika sistem data base kecelakaan bukan merupakan Sistem-3L,
perlu dipastikan beberapa persyaratan berikut:
a. Sistem data base memiliki data yang berkaitan dengan aspek
Laporan Akhir (Final Report)
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan 3-8
jalan dan lingkungan, aspek kendaraan, dan aspekmanusianya
sebagai pengguna;
b. Memiliki fasilitas analisis data untuk mengeluarkan tabel-
tabel;
c. Mampu mengeluarkan daftar lokasi kecelakaan dengan angka
terburuk;
d. Memiliki fasilitas untuk menganalisis data kecelakaan pada
lokasi yang spesifik.
5. Pemilihan Teknik Penanganan
Pemilihan teknik penanganan lokasi rawan kecelakaan terutama
didasarkan atas pertimbangan efektifitas.Selain itu, suatu
penanganan yang diusulkan perlu memperhitungkan ekonomis
tidaknya penanganan tersebut untuk diterapkan.
Karena itu, suatu teknik penanganan dapat diusulkan apabila:
a. Dapat dipastikan teknik tersebut memiliki pengaruh signifikan
dalam mengurangi kecelakaan dan fatalitas kecelakaan;
b. Sedapat mungkin tidak mengakibatkan timbulnya tipe
kecelakaan lain;
c. Tidak mengakibatkan dampak terhadap kinerja jalan, seperti
kemacetan.
Berkaitan dengan prinsip tersebut, maka:
a. Teknik penanganan dipilih berdasarkan tingkat pengurangan
kecelakaan yang optimal dari faktor-faktor penyebab
kecelakaan yang teridentifikasi;
Laporan Akhir (Final Report)
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan 3-9
b. Pemilihan teknik penanganan sangat bergantung kepada tipe
kecelakaan dan penyebabnya yang dinilai lebih mendominasi
tipe lainnya;
c. Desain penanganan yang disiapkan merupakan suatu paket
penanganan yang terdiri atas beberapa paket penanganan dan
biasanya dipersiapkan lebih dari satu alternatif paket
penanganan;
d. Suatu paket penanganan yang optimal merupakan serangkaian
teknik penanganan yang terintegrasi satu sama lain yang dapat
menghasilkan tingkat pengurangan kecelakaan yang lebih
maksimal.
6. Monitoring Penanganan Lokasi Rawan Kecelakaan
Monitoring lokasi rawan kecelakaan dimaksudkan untuk
memonitor dan menilai dampak dari teknik penanganan yang telah
diimplementasikan di lapangan, pada dasarnya adalah:
a. Untuk memastikan apakah teknik penanganan yang telah
diterapkan memenuhi syarat keselamatan;
b. Untuk mengetahui tingkat kinerja atau keefektifannya dalam
mengurangi kecelakaan;
c. Untuk mengevaluasi secara ekonomi tingkat pengembalian
dari biaya penanganan tersebut.
Dari beberapa pertimbangan di atas, maka pola pikir penelitian
dan bagan alir pelaksanaan pekerjaan studi evaluasi lokasi black
spot di jalur utara dan selatan Pulau Jawa dalam mendukung
Laporan Akhir (Final Report)
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan 3-10
program pemerintah menurunkan angka kecelakaan dapat dilihat
pada Gambar 3.1dan Gambar 3.2 berikut.
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan 3-11
Laporan Akhir – Final Report
Gambar 3. 1Pola Pikir Penelitian Studi Evaluasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa
Laporan Akhir (Final Report)
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
3-12
Gambar 3.2 Bagan Alir Pelaksanaan Studi Evaluasi Black Spot di Jalur
Utara dan Selatan Pulau Jawa
Laporan Akhir (Final Report)
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
3-13
B. ANALISIS EVALUASI LOKASI RAWAN KECELAKAAN
Terdapat beberapa tahap yang harus dilaksanakan di dalam
mengevaluasi lokasi black spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa
dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka
Kecelakaan, yaitu:
1. Identifikasi Lokasi Rawan Kecelakaan
Identifikasi lokasi rawan kecelakaan lalu lintas pada dasarnya
memberikan suatu persyaratan penentuan lokasi kecelakaan
terburuk atau lokasi rawan kecelakaan yang memiliki prioritas
tertinggi untuk mendapatkan penanganan.
a. Identifikasi lokasi kecelakaan terburuk berdasarkan frekuensi
kecelakaan. Identifikasi 15 atau sekurang-kurangnya 10
lokasi kecelakaan (bila memungkinkan) atau kurang dari 10
lokasi kecelakaan terburuk dilakukan berdasarkan frekuensi
kecelakaan tertinggi dari data kecelakaan selama 3 tahun
berturut-turut atau sekurang-kurangnya 2 tahun berturut-turut.
Teknik identifikasi lokasi kecelakaan tersebut antara lain:
1) Lokasi kecelakaan terburuk pada jaringan jalan
perkotaan diidentifikasikan dengan:
a) Sistem node berdasarkan nomor persimpangan.
b) Sistem link berdasarkan nomor ruas jalan.
Penomoran grid, simpul dan ruas jalan yang digunakan
dapat mengacu pada pedoman penomoran grid, simpul,
dan ruas jalan perkotaan yang berlaku.Selain itu sistem
3-L menyediakan fasilitas identifikasi node, ruas, dan
Laporan Akhir (Final Report)
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
3-14
sel yang berlaku khusus untuk aplikasi tersebut.
Gambar 3.3 Sistem Penomoran Jaringan Jalan Perkotaan sesuai
dengan Sistem 3-L
2) Lokasi kecelakaan pada ruas jalan antar kota Untuk
mengeluarkan lokasi ruas jalan terburuk pada jalan antar
kota dapat dilakukan dengan sistem nomor ruas dan km
melalui perangkat lunak Sistem-3L.
Gambar 3.4 Sistem Penomoran Jaringan Jalan Luar Kota
Laporan Akhir (Final Report)
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
3-15
b. Teknik pemeringkatan lokasi kecelakaan
Teknik pemeringkatan lokasi kecelakaan antara lain
dilakukan dengan pendekatan tingkat kecelakaan dan
statistik kendali mutu (quality control statistic) atau
pembobotan berdasarkan nilai kecelakaan.
1) Tingkat kecelakaan
Perhitungan tingkat kecelakaan lalu lintas untuk lokasi
persimpangan,menggunakan rumus:
8
kk
LLP
F X 10T (100JPKP)
V X n X 0,1 X 365
Dengan:
Tk : Tingkat kecelakaan, 100 JPKP
Fk : Frekwensi Kecelakaan di persimpangan
untuk n tahun data
VLLP : Volume Lalulintas persimpangan
n : jumlah tahun data
100 JPKP : Satuan tingkat kecelakaan:
kecelakaan/Seratus Juta Perjalanan
Kendaraan Per-kilometer
2) Perhitungan tingkat kecelakaan untuk ruas jalan,
menggunakan rumus:
8
kk
T
F X 100T (100JPKP)
LHR X n X L X 365
Dengan:
LHRT : Volume Lalu lintas Rata-rata
L : Panjang ruas jalan dalam km
Laporan Akhir (Final Report)
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
3-16
3) Pemeringkatan dengan pendekatan statistik kendali mutu
untuk jalan antar kota
a) Penentuan lokasi rawan kecelakaan menggunakan
statistik kendali mutu sebagaikontrol-chart UCL
(Upper Control Limit)
UCL = λ + [2.576 √ (λ/m)] + [0,829/m] +
[1/2m]
Dengan:
UCL : Garis kendali batas atas
λ : Rata-rata tingkat kecelakaan dalam
satuankecelakaan pereksposure
m : Satuan eksposure, km
b) Segmen ruas jalan dengan dengan tingkat kecelakaan
yang berada di atas garis UCL didefinisikan sebagai
lokasi rawan kecelakaan.
c) Pemeringkatan dengan pembobotan tingkat
kecelakaan menggunakan konversi biayakecelakaan
(1) Memanfaatkan perbandingan nilai moneter dari
biaya kecelakaan dengan perbandingan:
M: B: R: K = M/K: B/K: R/K: 1
DenganM adalah meninggal dunia, B adalah
luka berat, R adalah luka ringan, K adalah
kecelakaan dengan kerugian materi
(2) Menggunakan angka ekivalen kecelakaan
dengan sistem pembobotan, yang mengacu
Laporan Akhir (Final Report)
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
3-17
kepada biaya kecelakaan:
M: B: R: K = 12: 3: 3: 1
Dengan M adalah meninggal dunia, B adalah
luka berat, R adalah luka ringan, K adalah
kecelakaan dengan kerugian materi
C. ANALISIS KARAKTERISTIK DATA KECELAKAAN
Analisis data menitik-beratkan kepada kajian antara tipe kecelakaan
yang dikelompokkan atas tipe kecelakaan dominan.
1. Pendekatan Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan pendekatan “5W + 1H”, yaitu
Why (penyebab kecelakaan), What(tipe tabrakan), Where (lokasi
kecelakaan), Who (pengguna jalan yang terlibat), When (waktu
kejadian) dan How (tipe pergerakan kendaraan).
a. Why: Faktor penyebab kecelakaan (modus operandi) Analisis
ini dimaksudkan untuk menemukenali faktor-faktor dominan
penyebab suatu kecelakaan. Faktor-faktor ini antara lain
(mengacu kepada formulir data kecelakaan atau Sistem-3L):
1) terbatasnya jarak pandang pengemudi,
2) pelanggaran terhadap rambu lalu lintas,
3) kecepatan tinggi seperti melebihi batas kecepatan yang
diperkenankan,
4) kurang antisipasi terhadap kondisi lalu lintas seperti
mendahului tidak aman,
5) kurang konsentrasi,
Laporan Akhir (Final Report)
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
3-18
6) parkir di tempat yang salah,
7) kurangnya penerangan,
8) tidak memberi tanda kepada kendaraan lain, dsb.
b. What: Tipe tabrakan
Analisis tipe tabrakan bertujuan untuk menemukenali tipe
tabrakan yang dominan di suatu lokasi kecelakaan. Tipe
tabrakan antara lain:
1) menabrak orang (pejalan kaki),
2) tabrak depan-depan,
3) tabrak depan-belakang,
4) tabrak depan-samping,
5) tabrak samping-samping,
6) tabrak belakang-belakang,
7) tabrak benda tetap di badan jalan,
8) kecelakaan sendiri / lepas kendali.
c. Who: Keterlibatan pengguna jalan
Keterlibatan pengguna jalan di dalam kecelakaan di
kelompokkan sesuai dengan tipe pengguna jalan atau tipe
kendaraan seperti yang termuat di dalam formulir data
kecelakaan atau Sistem-3L, antara lain:
1) pejalan kaki,
2) mobil penumpang umum,
3) mobil angkutan barang,
4) bus,
5) sepeda motor,
Laporan Akhir (Final Report)
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
3-19
6) kendaraan tak bermotor (sepeda, becak, kereta dorong,
dsb)
d. Where: Lokasi kejadian
Lokasi kejadian kecelakaan atau yang dikenal dengan tempat
kejadian perkara (TKP) mengacu kepada lingkungan lokasi
kecelakaan seperti:
1) lingkungan permukiman,
2) lingkungan perkantoran atau sekolah,
3) lingkungan tempat perbelanjaan,
4) lingkungan pedesaan,
5) lingkungan pengembangan, dsb.
e. When: Waktu kejadian kecelakaan
Waktu kejadian kecelakaan dapat ditinjau dari kondisi
penerangan di TKP atau jam kejadian kecelakaan.
1) Ditinjau dari kondisi penerangan, waktu kejadian dibagi
atas:
a) malam gelap/tidak ada penerangan,
b) malam ada penerangan,
c) siang terang,
d) siang gelap (hujan, berkabut, asap),
e) subuh atau senja.
2) Ditinjau dari jam kejadian mengacu kepada periode waktu
yang terdapat pada formulir data kecelakaan.
f. How: Kejadian kecelakaan
Suatu kecelakaan lalu lintas terjadi pada dasarnya didahului
Laporan Akhir (Final Report)
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
3-20
oleh suatu manuver pergerakan tertentu. Tipikal manuver
pergerakan kendaraan mengacu kepada formulir data
kecelakaan, antara lain:
1) gerak lurus,
2) memotong atau menyiap kendaraan lain,
3) berbelok (kiri atau kanan),
4) berputar arah,
5) berhenti (mendadak, menaik-turunkan penumpang),
6) keluar masuk tempat parkir,
7) bergerak terlalu lambat, dsb.
2. Teknik Analisis
Analisis data kecelakaan dilakukan dengan memanfaatkan
analisis diagram tongkat (stick diagram analysis) dari Sistem-3L.
Analisis diagram tongkat ini merupakan detail analisis dari suatu
lokasi kecelakaan yang bermanfaat untuk mengelompokkan
tipikal kecelakaan yang sejenis. Analisis diagram tongkat ini juga
dapat mengkaitkan antara satu faktor dengan faktor lainnya,
sehingga diperoleh faktor-faktor yang signifikan. Untuk
memanfaatkan analisis diagram tongkat ini, terlebih dahulu
disesuaikan dengan arah penyelidikan. Oleh karena itu, item-item
yang dimasukkan ke dalam diagram tongkat disesuaikan dengan
item-item yang akan diselidiki. Diagram tongkat dapat
dimodifikasi sesuai kebutuhan.
3. Analisis Statistik
Analisis statistik dimanfaatkan untuk melihat sejauh mana suatu
Laporan Akhir (Final Report)
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
3-21
tipe kecelakaan yang dianggap dominan pada suatu lokasi
kecelakaan akan berbeda nyata dengan kondisi kecelakaan di
suatu perkotaan atau ruas jalan. Uji statistik yang dapat
dimanfaatkan untuk ini adalah Uji-Chi Kuadrat atau Uji-Normal.
Teknik analisis statistic adalah:
a. Variabel: tentukan variable/tipe kecelakaan sejenis baik untuk
lokasi yang diamati (site) maupun untuk keseluruhan lokasi
diluar lokasi yang ditinjau (control).
b. Hipotesis: buat suatu pernyataan dengan asumsi-asumsi untuk
menguji adanya persamaan atau perbedaan dari kondisi site
dengan control, dengan hipotesis nol (Ho) dan alternatifnya
(Hi) sebagai berikut:
Ho: tidak terdapat perbedaan yang berarti antara jumlah angka
kecelakaan pada grup kecelakaan pada suatu lokasi rawan
(site) dengan kelompok tipikal kecelakaan yang sejenis pada
ruas jalan atau pada suatu area (control) secara umum,
Hi: terdapat perbedaan yang berarti,
c. Hitung nilai observasi Chi-kuadrad atau nilai Z.
d. Signifikansi pengujian: signifikansi uji statistik diperoleh
dengan membandingkan nilai observasi dengan nilai tabel
dengan tingkat siginifikansi α tertentu baik untuk uji Chi-
kuadrad dan untuk Uji-Normal.
1) Bila nilai observasi > dari nilai tabel, maka hipotesis
menolak Ho dan menerima Hi. Dengan pengertian
terdapat perbedaan yang berarti antara jumlah angka
kecelakaan pada grup kecelakaan pada suatu lokasi rawan
Laporan Akhir (Final Report)
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
3-22
(site) dengan kelompok tipikal kecelakaan yang sejenis
pada ruas jalan atau pada suatu area (control) secara
umum.
2) Bila nilai observasi < atau sama dengan nilai tabel, maka
hipotesis menerima Ho dan menolak Hi. Dengan
pengertian tidak terdapat perbedaan yang berarti antara
jumlah angka kecelakaan pada grup kecelakaan pada
suatu lokasi rawan (site) dengan kelompok tipikal
kecelakaan yang sejenis pada ruas jalan atau pada suatu
area (control) secara umum.
4. Situasi Kecelakaan Dan Usulan Penanganan
Pada tahap ini merencanakan usulan penanganan berdasarkan
identifikasi lapangan yang telah dilakukan baik di ruas jalan
maupun di simpang.Usulan-usulan penanganan berdasarkan
penyebab kecelakaan yang diadop dari berbagai literatur.
5. Teknik Penanganan dan Tingkat Pengurangan Kecelakaan
Penanganan lokasi kecelakaan dengan tingkat pengurangan baik
pada simpang maupun ruas kemudian diusulkan sehingga
penurunan angka kecelakaan bisa sesuai dengan target yang
diinginkan.
6. Pertimbangan Ekonomis
Pertimbangan ekonomis merupakan salah satu teknik
pemeringkatan untuk menentukan lokasi penanganan yang secara
ekonomi memiliki manfaat tertinggi. Ada dua pendekatan yang
biasa dilakukan, yaitu:
Laporan Akhir (Final Report)
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
3-23
a. Analisis biaya dan manfaat Analisis biaya dan manfaat ini
dapat diterapkan bila perhitungan biaya penanganan serta
tingkat manfaat dari teknik penanganannya dapat ditentukan.
Nilai manfaat penanganan yang diterapkan ditentukan dengan
rumus:
Bn = Ac x AF x f
Dengan:
Bn : manfaat dalam n tahun periode.
Ac : biaya kecelakaan (rata-rata).
Af : adalah frekuensi kecelakaan dalam n tahun
periode.
F : prosentase pengurangan angka kecelakaan dari
teknik yang diterapkan.
Nilai manfaat ini kemudian dibandingkan dengan total
biaya penanganan.
b. Tingkat pengembalian pada tahun pertama Tingkat
pengembalian pada tahun pertama (FYYR: First Year Rate of
Return) ditentukan dengan rumus:
100% x TC
(NB) r(%)FYYR
Dengan:
FYYR : tingkat pengembalian pada tahun pertama.
TC : adalah total biaya penanganan
(NB)r : net-benefit yaitu keuntungan pada tahun
pertama dikurangi biaya perawatan (biaya
Laporan Akhir (Final Report)
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
3-24
kerugian) pada tahun pertama.
c. Nilai FYYR tertinggi merupakan peringkat utama pilihan
lokasi penanganan.
7. Evaluasi Tingkat Efektifitas Teknik Penanganan
Evaluasi tingkat efektifitas ini dimaksudkan untuk
mengidentifikasi kinerja teknik penanganan yang
diimplementasikan dalam mengurangi kecelakaan.Untuk tujuan
ini, beberapa teknik statistik seperti analisis statistik Chi-Kuadrad
dapat dimanfaatkan melalui analisis sebelum dan sesudah (before
and after analysis) penanganan.Analisis ini memerlukan
konsistensi data yang paling tidak membutuhkan 2 tahun data
kecelakaan untuk mendapatkan nilai efektifitas yang lebih
mendekati.
a. Analisis sebelum dan sesudah penanganan
1) Keluarkan variabel kecelakaan dengan tipe kecelakaan
tertentu dari data kecelakaan sebelum (before) dan
sesudah (after) adanya penanganan pada lokasi
pengamatan (site).
2) Keluarkan variabel kecelakaan dengan tipe kecelakaan
tertentu dari data kecelakaan sebelum (before) dan
sesudah (after) adanya penanganan pada seluruh
kecelakaan sejenis (control).
3) Buat suatu pernyataan dengan asumsi-asumsi untuk
menguji adanya persamaan atau perbedaan dari kondisi
sebelum dengan sesudah adanya penanganan, dengan
Laporan Akhir (Final Report)
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
3-25
hipotesis nol (Ho) dan alternatifnya (Hi) sebagai berikut:
Ho: tidak terdapat pengurangan angka kecelakaan yang
berarti antara jumlah kecelakaan sebelum dan
sesudah penanganan,
Hi: terdapat pengurangan yang berarti,
4) Uji-Chi Kuadrad Nilai obervasi diperoleh
b. Tingkat efektivitas penanganan
1) Tingkat efektivitas penanganan kecelakaan dari suatu
lokasi rawan kecelakaan dihitung dengan pendekatan uji-k
(k-test) seperti diberikan di bawah ini:
/
/
b ak
d c
Dengan:
a = angka kecelakaan sebelum (before)
penanganan pada lokasi site
b = angka kecelakaan sesudah (after) penanganan
pada lokasi site
c = angka kecelakaan sebelum (before)
penanganan pada lokasi control
d = angka kecelakaan sesudah (after) penanganan
pada lokasi control
2) Interpretasi nilai k:
Jika: k < 1, terdapat penurunan kecelakaan
k = 1, tidak terdapat penurunan
k> 1, terdapat peningkatan kecelakaan
Laporan Akhir (Final Report)
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
3-26
3) Persentase tingkat penurunannya ditentukan dari (k – 1) x
100%
8. Evaluasi Biaya dan Manfaat
Evaluasi biaya dan manfaat dari teknik penanganan yang
diimplementasikan sangat perlu dilakukan guna mengetahui
tingkat pengembalian biaya dari penerapan teknik penanganan
tersebut pada tahun pertama.Sekalipun evaluasi ekonomi
dilakukan pada tahap pemilihan teknik penanganan, hasil evaluasi
biaya dan manfaat setelah implementasi ini dinilai sangat penting
sebagai masukan untuk pemanfaatan kembali teknik penanganan
tersebut pada lokasi-lokasi lain yang relatif memiliki kesamaan.
Teknik evaluasinya menggunakan cara yang sama seperti
diuraikan dalam sub-bab di atas.
9. Prosedur Penanganan
Prosedur penanganan lokasi rawan kecelakan dirancang dalam
suatu rangkaian atau tahap pekerjaan yang diawali dengan tahap
identifikasi, tahap analisis, tahap seleksi, dan tahap monitoring
dan evaluasi, seperti ditunjukkan pada Gambar 4.5.
Laporan Akhir (Final Report)
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
3-27
Gambar 3.5 Prosedur Penyelidikan dan Penanganan Lokasi Rawan
Kecelakaan
Laporan Akhir (Final Report)
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
3-28
D. SURVEI DAN PENGUMPULAN DATA
1. Persiapan Survei Lapangan
Beberapa hal yang harus dipersiapkan di dalam pelaksanaan
penyelidikan lokasi rawan kecelakaan antara lain:
a. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait.
b. Mempersiapkan data kecelakaan lalu lintas sekurang-
kurangnya dua tahun.
c. Memeriksa kelengkapan data.
d. Menyiapkan peta jaringan jalan sesuai rencana penanganan
yang akan dilakukan.
e. Melakukan inputing data ke komputer, bila belum terinput ke
komputer.
f. Melakukan pengolahan data seperti pengeluaran daftar 15
atau 10 lokasi kecelakaan terburuk baik untuk persimpangan
(Node) maupun untuk segmen ruas jalan (Link) untuk ruas
jalan perkotaan.
g. Melakukan cara yang sama untuk ruas jalan antar kota 15 atau
10 lokasi, bila tidak memungkinkan dapat dilakukan kurang
dari 10 lokasi.
h. Mengkonfirmasikan kembali hasil pengolahan yang dilakukan
terutama lokasi-lokasi yang dianggap rawan kepada pihak
Kepolisian. Bila terdapat perbedaan lokasi-lokasi terburuk
tersebut lakukan editing data sesuai informasi terakurat yang
dimiliki Kepolisian.
Laporan Akhir (Final Report)
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
3-29
2. Pengumpulan Data Lapangan
Pada pengumpulan data lapangan, beberapa tahap yang perlu
dilakukan antara lain:
a. Melakukan persiapan survei lapangan untuk penyelidikan
lapangan yang lebih detail terhadap lokasi-lokasi kecelakaan
yang mencakup persiapan peralatan survei, formulir lapangan,
dan kelengkapan data kecelakaan. Data kecelakaan yang perlu
disiapkan antara lain:
1) Peta lokasi kecelakaan,
2) Titik/lokasi kecelakaan,
3) Karakteristik kecelakaan yang mencakup:
(a) Tipe tabrakan,
(b) Modus operandi,
(c) Kelas kecelakaan,
(d) Jam kejadian,
(e) Jenis kendaraan yang terlibat kecelakaan,
(f) Kondisi jalan saat terjadi kecelakaan.
4) Diagram tabrakan
Diagram tabrakan merupakan informasi kecelakaan lalu
lintas yang disajikan dalam suatu denah/peta. Denah peta
sebaiknya menggunakan skala 1 : 2500 dilengkapi
dengan garis kerb/pinggir jalan, fasilitas dan
persimpangan jalan, letak pohon-pohon (jika ada),
bangunan dan marka jalan.
b. Melakukan studi konflik lalu lintas pada lokasi-lokasi yang
Laporan Akhir (Final Report)
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
3-30
dianggap perlu. Survei konflik lalu lintas dimaksudkan untuk
mengidentifikasi tipikal manuver lalu lintas pada suatu lokasi
yang berpotensi atau dapat menyebabkan kecelakaan lalu
lintas. Survei konflik (mengacu kepada Manual Survey
Konflik Lalu Lintas), antara lain untuk menemukan:
(1) Konflik lalu lintas di persimpangan,
(2) Konflik lalu lintas pada segmen (100 m) ruas jalan,
(3) Konflik lalu lintas dengan pejalan kaki pada lokasi-lokasi
penyeberangan jalan.
c. Melakukan survei perilaku pengguna jalan (pengemudi dan
pejalan kaki). Survei ini bertujuan untuk mendapatkan
gambaran perilaku pengguna jalan seperti perilaku manuver
kendaraan pada suatu persimpangan tak bersinyal, atau pada
lokasi penyeberangan jalan. Beberapa hal yang dicatat seperti
perilaku pengemudi yang melakukan tindakan berhenti sesaat,
yang mengurangi kecepatan, dan yang mengabaikan kondisi
lalu lintas ketika memasuki persimpangan dari jalan minor
atau ketika melewati lokasi penyeberangan jalan.
d. Melakukan survei lalu lintas yang antara lain survei kecepatan,
survei volume lalu lintas, survei pejalan kaki. Survei lalu
lintas yang umum dilakukan antara lain:
(1) Survei volume lalu lintas dimaksudkan untuk mengetahui
jumlah lalu lintas dan populasi kendaraan yang bergerak
di suatu lokasi kecelakaan. Survei ini mengacu kepada
Manual Survey Volume Lalu Lintas yang ada.
Laporan Akhir (Final Report)
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
3-31
(2) Survei kecepatan lalu lintas kendaraan bertujuan untuk
mengidentifikasi kecepatan lalu lintas setempat. Survei ini
mengacu kepada Manual Survey Kecepatan yang ada.
(3) Survei pejalan kaki dimaksudkan terutama untuk
mengetahui volume pejalan kaki dan karakteristik
pergerakannya khususnya pada lokasi kecelakaan lalu
lintas. Survei ini mengacu kepada Manual Survey Pejalan
Kaki yang ada.
e. Melakukan survei kondisi jalan dan lingkungan jalan. Survei
kondisi jalan dan lingkungan jalan merupakan pemeriksaan
terhadap geometri jalan (kondisi phisik jalan) dan kondisi
lingkungan jalan.
Survei kondisi jalan, antara lain:
1) Kondisi permukaan jalan (bergelombang, licin, dsb)
2) Kondisi bahu jalan.
3) Survei pengaturan lalu lintas dan kondisi penerangan,
antara lain:
a) Jenis pengaturan,
b) Marka dan kondisi marka jalan,
c) Perambuan dan kondisi rambu,
d) Kondisi penerangan jalan.
4) Survei lingkungan jalan, antara lain:
a) Tipe lingkungan samping jalan (tata guna lahan dan
kegiatan samping jalan),
b) Kondisi lingkungan jalan (rawan longsor, berbatu,
Laporan Akhir (Final Report)
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
3-32
berpasir, berlumpur, berair, dsb).
c) Kondisi lingkungan jalan yang membosankan.
f. Melakukan survei wawancara dengan metode in dept
interview survey.Metode ini merupakan suatu proses
pengumpulan informasi mengenai suatu permasalahan
tertentu yang sangat spesifik melalui survei wawancara yang
mendalam. Survei ini dilakukan terhadap pengemudi dan
masyarakat di sekitar lokasi kecelakaan.
1) Survei wawancara terhadap pengemudi untuk
mengidentifikasi tingkat kemampuan pengemudi terhadap
sistem pengaturan lalu lintas (rambu, marka, dsb.), dan
persepsi pengemudi terhadap kondisi lalu lintas dan
kecelakaan lalu lintas serta perbaikan yang diharapkan.
2) Survei wawancara terhadap kelompok masyarakat lainnya,
misalnya kelompok pendidik, kelompok pengemudi ojek,
becak, sepeda, dan pengguna jalan lainnya yang dinilai
sering melihat atau terlibat di dalam kecelakaan lalu lintas.
Dari data yang dikumpulkan, maka dapat disusun diagram
kecelakaan di suatu lokasi sebagaimana yang ditunjukkan pada
Gambar 3.6 untuk kasus simpang yang menjadi daerah rawan
kecelakaan