tinjauan hukum perjanjian terhadap tanggung
TRANSCRIPT
-
7/25/2019 Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung
1/208
Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi
Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.USU Repository 2009
1
TINJAUAN HUKUM PERJANJIAN TERHADAP TANGGUNG
JAWAB PARA PIHAK ATAS WANPRESTASI YANG
TERJADI DALAM JUAL BELI SOFTWARE SECARA
ELEKTRONIK
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum
Oleh:
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2007
FAVE CHAYO SAPUTRA
02 0200 146
Departemen Hukum Keperdataan
Program Kekhususan Hukum Perdata BW
-
7/25/2019 Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung
2/208
Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi
Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.USU Repository 2009
2
TINJAUAN HUKUM PERJANJIAN TERHADAP TANGGUNG
JAWAB PARA PIHAK ATAS WANPRESTASI YANG
TERJADI DALAM JUAL BELI SOFTWARE SECARA
ELEKTRONIK
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum
Oleh:
FAVE CHAYO SAPUTRA
02 0200 146
Departemen Hukum Keperdataan
Program Kekhususan Hukum Perdata BW
Menyetujui,
Ketua Departemen
PROF. Dr. H. TAN KAMELLO, SH., MS.
NIP. 131 764 556
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Prof. Dr. H. Tan Kamello, SH., MS. Rabiatul Syahriah, SH., M.Hum.
NIP. 131 764 556 NIP. 131 571 772
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2007
-
7/25/2019 Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung
3/208
Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi
Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.USU Repository 2009
3
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam atas segala limpahan nikmat,rahmat taufik dan hidayah-Nya baik yang disadari dan tidak disadari ataupun barudisadari setelah kehilangan nikmat tersebut. Shalawat serta salam semoga senantiasatercurah kepada Nabiyullah, hamba Allah dan Rasul-Nya, pembawa kebenaran, yangmengajak dan membimbing ke jalan Allah dan mengeluarkan manusia dari kegelapanjahiliyah kepada cahaya Islam. Shalawat serta keridhoan yang sempurna atas keluarga
dan para sahabatnya yang setia melaju menjadi pengganti di atas jalan dakwah hinggahari kiamat. Kemudian penulis mohonkan rahmat sepenuhnya atas para mereka yangmeneruskan perjuangan dalam iman, Islam dan ikhsan dan orang-orang yang jujur dalam
agama dan umat Muhammad SAW.Alhamdulillah, tiada ungkapan yang lebih pantas diucapkan selain rasa syukur
yang sedalam-dalamnya kepada Allah SWT, karena hanya atas pertolongannya makapenulis telah berhasil menyelesaikan study di Fakultas Hukum Universitas SumateraUtara dan merampungkan penulisan skripsi yang berjudul TINJAUAN HUKUM
PERJANJIAN TERHADAP TANGGUNG JAWAB PARA PIHAK ATAS
WANPRESTASI YANG TERJADI DALAM JUAL BELI SOFTWATE SECARAELEKTRONIKTiada daya dan upaya melainkan hanya pertolongan Allah yang Maha
Tinggi lagi Maha Agung. Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain apayang telah Engkau ajarkan, sesungguhnya Engkaulah yang Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana.
Sesungguhnya banyak pihak yang memberikan dorongan dan pencerahanserta dukungan dan bantuan dalam penulisan skripsi ini, sehingga penulis merasa
sangat terhutang budi terhadap mereka yang telah memberikan kontribusi dan
wawasan keilmuan di bidang hukum. Melalui kesempatan ini, Penulismenyampaikan terima kasih, penghormatan dan penghargaan yang tinggi kepada :
1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H., M.Hum., selaku Dekan Fakultas HukumUniversitas Sumatera Utara.
2. Prof. Dr. Suhaidi, S.H., M.H., selaku Pembantu Dekan I Fakultas HukumUniversitas Sumatera Utara.
3. Bapak Syafruddin Hasibuan, S.H., selau Pembantu Dekan II Fakultas HukumUniversitas Sumatera Utara.
4. Bapak Husni, S.H., M.Hum., selaku Pembantu Dekan III Fakultas HukumUniversitas Sumatera Utara.
5. Prof. Dr. H. Tan Kamello, S.H., M.S., selaku Ketua Departemen HukumKeperdataan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara dan juga selaku DosenPembimbing I.
-
7/25/2019 Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung
4/208
Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi
Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.USU Repository 2009
4
6. Ibu T. Darwini, S.H., M.Hum., selaku Ketua Program Kekhususan HukumPerdata BW Departemen Hukum Keperdataan Fakultas Hukum UniversitasSumatera Utara.
7. Ibu Rabiatul Syahriah, S.H., M.Hum., selaku Sekretaris Program KekhususanHukum Perdata BW Departemen Hukum Keperdataan Fakultas HukumUniversitas Sumatera Utara dan juga selaku Dosen Pembimbing II.
8. Bapak M. Eka Putra, S.H., M.Hum., selaku Dosen Penasehat Akademik.
9. Dan seluruh Dosen Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, terima kasihatas segala bimbingan dan ilmu yang diberikan. Dan seluruh Tenaga Administrasi
serta staf pegawai Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
10.Secara khusus Penulis juga ingin mengungkapkan penghargaan danpenghormatan serta menghaturkan ribuan terima kasih kepada seluruhkeluargaku:
Bapak, Ayahku tercinta Alm. Paimin yang telah mencintai dan berkorban
jiwa dan raga demi anak-anaknya melebihi cintanya kepada diri sendiri.Akhirnya Aku dapat meneruskan cita-cita mu, Walaupun harus lamamenunggu dengan berbagai halangan terus datang menghadang, onak dan
duri selalu saja menghampiri. Dan biarpun kau tidak dapat menyaksikan,tetapi, Pak. anakmu telah menjadi seorang Sarjana Hukum.
Mamak, Ibuku tersayang Rubiah atas segala kasih sayang, cinta, nasehat,doa dan ridho yang tak hentinya hingga kini. Apa jadinya Aku tanpa
kesabaran, ketabahanmu, doa mu terus memayungiku dalam menghadapikerasnya hidup ini. Engkau menjalani takdir Ilahi, memperjuangkan hidup
kami dan menyerahkan pengabdian hidupmu hanya untuk kami. Terima kasihMak, memang wajar dan indahnya hadits Rasulullah surga itu beradadibawah telapak kakimu. Maaf jika hingga kini Aku belum dapat
membuatmu menitikkan air mata bahagia. Hanya skripsi yang sederhana inisebagai awal persembahan baktiku padamu. Semoga Engkau senang,akhirnya ada juga anak Mamak yang wisuda sarjana. Sabar ya Mak...,semoga skripsi ini menjadi langkah awal dalam usahaku untuk bisamenghantar Mamak ke Tanah Suci. Aku akan terus berusaha.
Abang-abangku, Bang Putra dan Bang Wiwik, terima kasih atas doa,
nasehat, bantuan moril dan materilnya. Hidup ini cuma sekali, jadi,ayo...Bang kamu bisa.
Adik-adikku, Endang, Toto, Restu, Dedek (Rijwan). Enggak cuma satujalan ke Roma, banyak jalan untuk berhasil dan bahagia, takdir dankondisilah yang membuat kita seperti sekarang, tapi jangan patah semangatterus berusahalah dengan jalan kita masing-masing, nasib tidak akan berubahtanpa ada usaha kita untuk merubahnya Ok !, Aku nggak mau banyakngomong, cuma satu pesanku, inget, Bapak udah gak ada, orang tua tinggalMamak, jadi tolong sama-sama kita jaga.
-
7/25/2019 Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung
5/208
Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi
Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.USU Repository 2009
5
Saudara sepupuku dimanapun berada, terima kasih atas kebaikan dandoanya. Special for Dodi, semoga sukses coy!.
Keponakan-keponakan yang Om harapkan, Ipan, Jaka, Uci (the spacial one)danRizki, semoga kalian dapat menjadi orang yang berguna.
Seluruh sanak famili, kerabat dan handai tolan di Pantai Pakam, Stabat, BuluCina, Brastagi, Brandan dan dimana pun berada, terima kasih atas doa dan
kasih sayangnya, semoga Allah tetap mempersatukan kita di dunia dan diakhirat kelak, Amin.
11.Sahabat-sahabatku seperjuangan, Alumnus MIK-20, Gembel Camp danKonco-konconya, Robin, Edu, Dewi, Zulsandi, Sofi, Jhoni, jugaspecial toekspesies yang sama-sama terancam punah di Cafe Tengku, Coen-coen nHerman, makasih Coen atas segala bantuan dan supportnya selama ini, terutamauntuk motivasinya, makasih Bro.
Tax Generation, yang setia menghuni dan/atau menyambangi Tengku, WakTomp....!!!! (Ical/Faisal, yang sok cute,) Bang Hendro (the real ketua), Bang
Pai (ketua II), Hardi, Hazril (mantan myroom mate), Rais danMilan.Teman-teman seangkatan di Fakultas Hukum yang udah pada tamat duluan Deni,Dion, Boy, Hitler, Fernandus, Mada, Piteng, Felix, Aan, Edi bokep Santa
Sembiring, Jeki, Mores dan seluruh angkatan 2002 lainnya yang tak dapatdisebutkan satu persatu.Rasanya harus menambah banyak halaman untuk menyebutkan satu persatu
mereka yang telah mendorong dan memberikan pencerahan dalam menghadapiperjuangan hidup ini menuju kebahagian dunia dan akhirat. Semoga Allah SWT selalu
memberikan hidayah, limpahan rahmat dan karuniaNya, dan membalas kebaikan yangdiberikan dengan yang lebih baik lagi.
Tak ada gading yang tak retak. Sebagai karya anak manusia, skripsi ini tidakluput dari kesalahan. Kepada para pembacalah, penulis mengharapkan agar dapatmembaca dan menyimak lembar demi lembar, kata demi kata, kalimat demi kalimatdalam skripsi ini dan untuk kemudian memberikan kritik dan saran untuk membenahi apa
saja yang terasa kurang dalam skripsi ini. Bila ada kebenaran dalam skripsi ini,sesungguhnya itu datang semata-mata dari Allah Azza Wajalla Yang Maha sempurna.Ada pun bila banyak kesalahan dan kekhilafan, itu semata-mata kedhaifan penulis dansemoga Allah berkenan memberikan rakhmat dan maghfiroh-Nya.
Akhirnya penulis bermohon pada Allah agar skripsi ini bermanfaat bagi penuliskhususnya, dan bagi para pembaca dan juga bagi dunia pendidikan. Harapan penulismudah-mudahan Allah SWT menjadikannya niat yang murni, ikhlas hanya karena Allahsemata, hanya kepada Allah SWT Saya datang bersujud dan menyembah, hanya karena
rahmat, kasih sayang dan ridho-Nya skripsi ini dapat ditulis dan dipersembahkan, Dialahyang dapat memberikan semua ini, semoga termasuk dalam perbuatan yang menambah
berat amal baik penulis di akhirat nanti, serta menjadikannya amal yang bermanfaat fi-dini wad-dun-ya wal akhiroh, Allahumma Amin, Ya Rabbal Alamin.
Medan, November 2007Penulis
FAVE CHAYO SAPUTRA
-
7/25/2019 Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung
6/208
Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi
Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.USU Repository 2009
6
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... iv
ABSTRAKSI ................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Perumusan Masalah ......................................................................... 6
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan ......................................................... 7
D. Keaslian Penulisan ........................................................................... 8
E. Tinjauan Pustaka .............................................................................. 9
F. Metode Penulisan ............................................................................. 16
G. Sistematika Penulisan ...................................................................... 17
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERJANJIAN
A. Pengertian Perjanjian Pada Umumnya ............................................. 19
B. Objek dan Subjek Perjanjian ............................................................ 21
C. Syarat Sah dan Asas-Asas Perjanjian ............................................... 24
D. Jenis-jenis dan Hapusnya Perjanjian ................................................ 26
BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG JUAL BELI SOFTWARE SECARA
ELEKTRONIK
A. Pengertian Umum Jual Beli Menurut KUHPerdata .......................... 39
B. Pengertian Umum Software .............................................................43
1. Defenisi software ........................................................................43
2. Kedudukan Software Dalam Sistem Hukum Indonesia ................ 47
-
7/25/2019 Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung
7/208
Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi
Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.USU Repository 2009
7
3. Software Sebagai Objek Jual Beli ............................................... 65
C. Jual Beli Software Secara Elektronik ................................................ 70
1. Jual Beli Software Secara Elektronik danE-Commerce............... 71
2. Kewajiban Para Pihak Dalam Jual Beli Software
Secara Elektronik ........................................................................ 84
3. Mekanisme Transaksi Jual Beli Software Secara Elektronik ....... 96
D. Hubungan Antara Jual Beli Umumnya Dengan Jual Beli
Secara Elektronik ........................................................................... 104
BAB IV TINJAUAN HUKUM PERJANJIAN TERHADAP TANGGUNG
JAWAB PARA PIHAK ATAS WANPRESTASI YANG TERJADI
DALAM JUAL BELI SOFTWARE SECARA ELEKTRONIK.
A. Pengertian Perjanjian Secara Elektronik ........................................... 109
B. Kedudukan Pacta Sunt Servanda Dalam Jual Beli
Secara Elektronik ............................................................................ 115
C. Wanprestasi Dalam Jual Beli SoftwareSecara Elektronik ................ 126
D. Tanggung Jawab Atas Wanprestasi Dalam Jual Beli
SoftwareSecara Elektronik ............................................................... 135
E. Mekanisme Penyelesaian Sengketa .................................................. 170
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ..................................................................................... 182
B. Saran ............................................................................................... 186
KEPUSTAKAAN ............................................................................................ 188
-
7/25/2019 Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung
8/208
Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi
Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.USU Repository 2009
8
ABSTRAKSI
Prof. Dr. H. Tan Kamello, SH., MS.1
Rabiatul Syahriah, SH., M.Hum.
2
Fave Chayo Saputra
3
1Dosen Pembimbing I, Staf Penganjar Fakultas Hukum USU.
2Dosen Pembimbing II, Staf Pengajar Fakultas Hukum USU.
3Mahasiswa Fakultas Hukum USU, NIM : 020200146.
Dalam kehidupan masyarakat modern yang telah mengenal uang sebagaialat tukar, maka kegiatan jual beli adalah suatu hal yang lazim dilakukan guna
memenuhi kebutuhan hidupnya. Seiring dengan perkembangan jaman yang telah
bergeser ke era digital, secara otomatis melahirkan suatu sistem jual beli baru
yang disebut dengan e-commerce. Sebuah sistem e-commerce mustahil akan dapat
berjalan tanpa adanya sistem jaringan komputer yang mendukungnya, dan sebuah
komputer mustahil dapat bekerja dan berfungsi tanpa adanya software yang
menggerakannya.
Jadi secara singkat dapat dikatakan jual beli, komputer, dan softwareadalah
3 (tiga) hal yang saling terkait dan mendukung dalam sebuah proses jual beli
secara elektronik (e-commerce). 3 (tiga) hal tersebutlah yang mendorong penulis
untuk menjadikannya tema dalam karya ilmiah ini. Karena mengingat dalamsebuah jual beli secara elektronik (e-commerce) akan melibatkan banyak pihak
dan rawan akan tindakan wanprestasi, maka untuk itu penelitian ini akan penulissempitkan pada masalah tentang bagaimana tanggung jawab para pihak atas
wanprestasi yang terjadi dalam jual beli software secara elektronik.Guna mendapatkan jawaban yang memuaskan tentang permasalahan
tersebut, maka penelitian ini tidak hanya penulis batasi dengan data-data skunderdan tersier yang didapat dari hasil penelitian normatif, akan tetapi juga akan
penulis coba lengkapi dengan dukungan dari penelitian empiris berupapengamatan penulis atas beberapa website yang menyediakan layanan jual beli
software. Namun pada dasarnya penelitian ini tetap akan menggunakan metodepenelitian normatif sebagai metode penulisannya.
Setelah melalui beberapa tahap dan proses akhirnya penelitian yangdilakukan memberikan jawaban bahwa secara kondisional pada dasarnya ada 3
(tiga) pihak yang dapat dimintakan tanggung jawab akibat telah terjadinyawanprestasi dalam jual beli softwaresecara elektronik yaitu pihak penjual, pihak
pembeli dan pihak ketiga. Kemudian sesuai dengan asaspacta sunt servanda dan
asas kebebasan berkontrak yang sifatnya universal, untuk menentukan bagaimana
tanggung jawab yang dapat dibebankan kepada para pihak adalah sesuai dengan
apa yang ditentukan dalam perjanjian, walaupun pada prakteknya tanggung jawab
tersebut akan lebih berat dibebankan kepada pihak pembeli sebagai konsekwensi
dari dari penggunaan klausula baku dalam jual beli secara elektronik tersebut.Adapun bentuk tanggung jawab yang umumnya digunakan adalah ganti rugi, yang
apabila dilihat dalam konsepsi KUHPerdata ganti rugi tersebut dapat meliputi
penggantian biaya, rugi dan bunga yang dalam bahasa Inggris disebut remedies.
Kata Kunci :Hukum Perjanjian, Tanggung Jawab akibat Wanprestasi, Jual Beli
Secara Elektronik, Software.
-
7/25/2019 Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung
9/208
Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi
Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.USU Repository 2009
9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini disadari dunia sedang berada dalam era informasi (information
age), yang merupakan tahapan selanjutnya dari era prasejarah, era agraris, dan era
industri. Dalam era informasi keberadaan suatu informasi mempunyai arti dan
peranan yang sangat penting dalam semua aspek kehidupan, serta merupakan
suatu kebutuhan hidup bagi semua orang baik secara individual maupun
organisasional, sehingga dapat dikatakan informasi berfungsi sebagai layaknya
aliran darah pada tubuh manusia. Perubahan bentuk masyarakat menjadi suatu
masyarakat informasi (information society) memicu perkembangan teknologi
informasi (information technologi revolution) menjadi kian pesat sehingga
terciptalah perangkat-perangkat informatika yang semakin canggih dan jaringan-
jaringan sistem informasi yang semakin rumit dan handal.
Hal ini dapat dilihat dari kenyataan sekarang ini yaitu, jika dahulu produk
teknologi informatika seperti komputer dan perangkat informasi hanya dapat
dinikmati sebatas pada kalangan organisasi bisnis besar sekarang bisa dinikmati
oleh perusahaan kecil dan bahkan sudah merambah masuk ke dalam lingkup
rumah tangga. Dahulu komputer berukuran besar dan berharga mahal kini
komputer menjadi kian kecil, semakin tinggi performanya dan semakin murah
-
7/25/2019 Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung
10/208
Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi
Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.USU Repository 2009
10
harganya. Singkatnya sekarang ini kita telah berada dalam perkembangan
teknologi informasi yang berbasiskan lingkungan digital.4
Sebagai salah satu komponen utama dari teknologi informasi selain
komunikasi (comunication) dan keterampilan (know how) perkembangan
komputer yang terjadi saat ini sangatlah pesat, baik perkembangan perangkat-
perangkat kerasnya (hardware) maupun perangkat-perangkat lunaknya (software),
perkembangan tersebut merupakan tuntutan kebutuhan para pemakai komputer
yang semakin kompleks, efesien dan efektif. Pada saat ini kebutuhan akan
penggunaan komputer telah merambah hampir di segala bidang pekerjaan dan
kehidupan masyarakat.
5
Oleh karena itu pada dasarnya karena kebutuhan terhadap suatu data
dan/atau informasi, maka komputer sebagai perangkat pengolah data atau
informasi sebenarnya merupakan perwujudan sistem elektronik terhadap sistem
pengolahan informasi yang sebelumya telah dilakukan secara manual. Ringkasnya
komputer sebagai suatu sistem elektronik akan terdiri atas perangkat keras
elektronik (hardware), perangkat lunak program komputer (software), prosedur-
prosedur (procedures) dan penggunaannya (brainware) serta data dan atau
informasi itu sendiri (content) yang tersaji dalam tahap tatap muka dengan
komputer.
6
Keberadaan software sebagai salah satu bagian penting dari komputer yang
antara lain berfungsi sebagai modul pengantar peralatan fisik yang terdiri dari
4 Edmon Makarim I. 2004. Kompilasi Hukum Telematika. Ed 1. cet2. Jakarta: Raja
Grafindo: 23-245 Abdul Rajaq, Bachrul Ulum. 2003. Cara Praktis Menguasai Komputer: Aplikasi
Perkantoran. Surabaya: Indah: 96 Edmon Makarim I. Op:cit. 54
-
7/25/2019 Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung
11/208
Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi
Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.USU Repository 2009
11
kumpulan beberapa perintah yang diproses dalam peralatan proses (procesing
unit) sehingga akhirnya dapat menyelesaikan masalah, hanya dapat dirancang dan
dibuat oleh orang yang sangat mengerti tentang komputer atau biasa disebut
dengan seorangprogramer.7
Hal tersebut disebabkan karena peranti lunak atau software yang terdiri dari
beberapa program komputer bukanlah bentuk program yang biasa ditemukan
dalam radio atau televisi. Program-program yang dimaksud di sini adalah
instruksi-instrusi yang berupa kode-kode numerik (0 dan 1) yang berada dalam
memori komputer yang akan memberitahukan ke perangkat-perangkat keras
komputer tentang pekerjaan apa yang harus diselesaikan, namun sekali lagi
apabila kita hendak menulis sendiri software tersebut sangatlah sulit karena selain
harus mengetahui bahasa pemrograman juga harus diketahui pula karakteristik
dari sebuah hardware.
8
Namun metode yang lazim digunakan untuk memperoleh perangkat lunak
yaitu dengan melalui lisensi baik ekslusif maupun non eklusif yang diberikan oleh
penerbit perangkat lunak kepada orang-orang atau perusahaan yang membutuhkan
Apabila seseorang atau suatu organisasi membutuhkan perangkat lunak
komputer yang baru atau tambahan maka ada beberapa macam pilihan untuk
mendapatkannya, yaitu dengan membeli perangkat lunak yang sudah disediakan
sebagai suatu off-the-shelf atau dapat digunakan cara lain yaitu mengembangan
sendiri perangkat lunak yang dibutuhkan atau dimungkinkan juga menggunakan
jasa dari software hause.
7 Abdul rajaq. Op:cit. 12
8 Edmon Makarim I. Op:cit. 72
-
7/25/2019 Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung
12/208
Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi
Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.USU Repository 2009
12
perangkat lunak terkait, dengan memberikan izin untuk menggunakan perangkat
lunak itu sebagai penukar atas pembayaran lisensi yaitu harga lisensi.9
9 David I. Bainbride. 1993. Komputer dan Hukum. Jakarta: Sinar Grafika: 13, 120
Belanja software saat ini dapat dilakukan dengan dua pilihan, yaitu bisa
mendatangi toko komputer secara langsung di pusat perbelanjaan atau apabila
ingin praktis bisa membelinya secara online di internet. Akan tetapi bila dicermati
keterangan-keterangan yang disampaikan oleh produsen software di layar
komputer, salah satu keterangan tersebut menyatakan bahwa bila anda berminat
dan setuju dengan syarat dan keterangan dalam perjanjian anda tinggal menekan
tombolyesdan bila anda tidak setuju tombolyes tersebut tidak perlu ditekan.
Kondisi yang hampir sama juga terjadi jika pembelian software langsung
dilakukan di toko, melalui telepon atau faximail dimana pada bagian penutup
kemasan akan ditemukan redaksi kalimat yang antara lain menyatakan bahwa
dengan membuka paket tersebut maka telah terjadi kesepakatan terhadap
ketentuan perjanjian.
Dalam proses jual beli software ini baik yang secara langsung mendatangi
toko ataupun melalui media elektronik, kedudukan sebuah perjanjian sangat
penting bagi pembeli sebab pembelian yang dilakukan tanpa melalui pabrikan
langsung maka akan terikat 3 (tiga) pihak sekaligus yaitu produsen (pabrikan),
toko penjual dan pemakai. Antara toko penjual dan pemakai akan ada keterikatan
hukum secara langsung karena terjadi kesepakatan dalam perjanjian jual beli
barang, akan tetapi tidak demikian halnya antara produsen dengan pemakai
dimana diantara mereka tidak ada hubungan secara langsung.
-
7/25/2019 Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung
13/208
Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi
Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.USU Repository 2009
13
Dalam jual beli software sering terjadi bahwa pembeli tidak menyadari
ketika membeli suatu program software terdapat kerusakan atau cacat pada
produk tersebut karena perhatian mereka hanya terfokus pada pemasangan
software baru yang akan dipakai, kemudian sering juga terjadi ketentuan-
ketentuan yang memuat larangan bagi konsumen dan bentuk pertanggungjawaban
dari produsen dari kerusakan barang sama sekali tidak diperhatikan, karena
umumnya pembeli hanya memaklumi adanya kesepakatan jual beli barang-barang
software antara mereka dan toko komputer dan tidak menyangkut ijin lisensi
pemakaian software yang merupakan perjanjian terpisah dari perjanjian jual beli
tersebut.10
Kemudian dalam suatu proses jual beli, kesepakatan penjual dan pembeli
terjadi manakala telah ada pembayaran (pasal 1320 KUHPerdata) tetapi pada saat
pembeli softwarebermaksud memakainya ternyata masih ada syarat-syarat yang
menyertai dan perlu dituruti yakni larangan-larangan untuk melakukan sesuatu
dan tentang jaminan terbatas (limited liability) dari produsen softwareatas produk
yang dijualnya itu.
11
Seperti telah disebutkan di atas bahwa selain cara konvensional yaitu
dengan cara membeli software langsung mendatangi tokonya, belanja software
sekarang dapat dilakukan melalui telepon, faximail, atau internet dan seiring
dengan perkembangan jaman belanja software melalui internet dianggap lebih
cepat, mudah dan murah. Namun berbelanja di dunia maya sama sekali jauh
berbeda dengan di dunia nyata.
10 Iman Syahputra. 2002. Problematika Hukum Internet Indonesia. Jakarta: Prehalindo: 7-11
11Ibid
-
7/25/2019 Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung
14/208
Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi
Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.USU Repository 2009
14
Membeli suatu produk atau jasa yang diiklankan di internet, dengan cukup
menekan tombol send tentunya setelah terpenuhinya segala kondisi yang
disyaratkan (term of conditions) oleh penjual untuk kemudian membeli barang
yang dibeli cukup hanya dengan menggesekan credit card. Begitu pula pihak
penjual produk cukup menunggu dengan pasif persetujuan pembayaran dari bank
atas credit card yang dipakai.
Idealnya transaksi diadakan sedemikian praktis, tapi dalam kenyataannya
transaksi tersebut dapat mengundang banyak persoalan, mungkin dapat sangat
merugikan pihak-pihak yang bertransaksi, terlebih lagi transaksi melalui internet
terkadang tidak hanya meliputi satu wilayah karena dapat mencakup antar benua
yang tidak mengenal batas geografis dan yurisdiksi hukum.
Atas dasar fenomena tersebut dapat dikatakan transaksi software secara
elektronik dapat menimbulkan berbagai aspek termasuk aspek hukum bagi pihak-
pihak penjual, pembeli dan produsen serta pihak ketiga mengenai siapakah yang
tidak melakukan kewajiban, cedera janji (wanprestasi) sebagaimana yang
diperjanjikan dan ketentuan mengenai tanggung jawab yang mengikutinya.12
Didasarkan atas latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, adapun
pokok permasalahan yang akan diangkat dalam skripsi ini adalah mengenai
tinjauan hukum perjanjian terhadap tanggung jawab para pihak atas wanprestasi
B. Perumusan Masalah
12ibid. 91-94
-
7/25/2019 Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung
15/208
Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi
Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.USU Repository 2009
15
yang terjadi dalam jual beli software secara elektronik, yang diantaranya
menyangkut beberapa hal yaitu :
1. Bagaimana ketentuan jual beli software secara elektronik ?
2. Bagaimana bentuk jual beli software secara elektronik ?
3. Bagaimana tanggung jawab para pihak atas wanprestasi dalam transaksi jual
beli software secara elektronik.
4. Bagaimana mekanisme penyelesaian sengketa yang terjadi dalam suatu
transaksi jual beli software secara elektronik.
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
Tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui bagaimana ketentuan jual beli software secara elektronik.
2. Untuk mengetahui bagaimana bentuk jual beli software secara elektronik.
3. Untuk mengetahui tanggung jawab para pihak atas wanprestasi yang terjadi
dalam transaksi jual beli software secara elektronik.
4. Untuk mengetahui mekanisme penyelesaian sengketa yang terjadi dalam suatu
transaksi jual beli software secara elektronik.
Sebuah karya tulis yang dibuat diharapkan dapat memberikan suatu
manfaat, demikian pula yang diharapkan dari penulisan skripsi ini. Adapun
manfaat yang diharapkan tersebut adalah :
-
7/25/2019 Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung
16/208
Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi
Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.USU Repository 2009
16
1. Secara teoretis, penulisan skripsi ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan
kajian terhadap perkembangan hukum khususnya yang berkaitan dengan jual
beli softwaresecara elektronik.
2. Secara praktis, dengan ditulisnya skripsi ini maka diharapkan akan dapat
memberikan sumbangan pemikiran yuridis terhadap perkembangan hukum
agar nantinya lebih dapat mengikuti atau bahkan mengimbangi perkembangan
teknologi informasi yang semakin cepat. Dan selain itu diharapkan agar dapat
memberikan pemahaman dan wawasan ilmiah baik secara khusus maupun
secara umum berkenaan dengan masalah tanggung jawab para pihak atas
wanprestasi yang terjadi dalam jual beli software secara elektronik.
Penulis sangat menyadari bahwa keberadaan skripsi ini masih sangat jauh
dari kata sempurna, namun besar harapan penulis agar skripsi ini dapat berguna
menjadi bahan bacaan bagi peminat hukum serta yang berkenaan dengannya pada
khususnya dan masyarakat pencinta ilmu pengetahuan pada umumnya.
D. Keaslian Penulisan
Penulisan skripsi ini didasarkan pada ide, gagasan, maupun pemikiran
penulis secara pribadi yang didasarkan dengan melihat perkembangan media
elektronik khususnya internet sebagai bagian dari teknologi informasi yang
mendukung semakin canggih dan praktisnya sebuah proses jual beli.
Berdasarkan observasi yang penulis lakukan baik melalui media internet
maupun perpustakaan maka sepengetahuan penulis didapat fakta bahwa belum
ada skripsi yang mengkhususkan diri untuk membahas masalah tentang tinjauan
-
7/25/2019 Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung
17/208
Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi
Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.USU Repository 2009
17
hukum perjanjian terhadap tanggung jawab para pihak atas wanprestasi yang
terjadi dalam jual beli software secara elektronik.
Sehingga penulis sampai kepada satu kesimpulan tulisan ini bukanlah hasil
penggandaan ataupun jiplakan dari karya tulis orang lain. Mengenai keberadaan
kutipan pendapat dalam penulisan skripsi ini adalah hal yang tidak perlu untuk
diperdebatkan karena sebuah kutipan merupakan hal yang lumrah dan wajar
karena diajukan semata-mata demi kesempurnaan tulisan ini, jadi sama sekali
tidak ada maksud penulis untuk melakukan suatu tindakan plagiat.
E. Tinjauan Pustaka
Sesuai dengan tujuan dari penulisan skripsi ini yang ingin membahas lebih
lanjut mengenai tinjauan hukum perjanjian terhadap tanggung jawab para pihak
atas wanprestasi yang terjadi dalam jual beli software secara elektronik, maka ada
baiknya penulis memaparkan terlebih dahulu tentang pendapat hukum yang
dianggap relevan dan sekiranya dapat digunakan sebagai landasan teori dalam
penulisan skripsi ini. Adapun teori yang dimaksud adalah postal rule dan
acceptance rule yang akan menjelaskan tentang kepada siapa beban tanggung
jawab akan dibebankan jika terjadi wanprestasi dalam suatu proses jual beli
melalui media elektronik.
Karena permasalahan utama yang ingin diangkat dalam skripsi ini adalah
tentang masalah tanggung jawab akibat wanprestasi maka pada bagian lain
penulis juga akan mencoba untuk melengkapi hal tersebut dari beberapa literatur.
1. Postal Acceptance Rule
-
7/25/2019 Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung
18/208
Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi
Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.USU Repository 2009
18
Pendapat hukum ini antara lain menyatakan bahwa ketika syarat-syarat
dalam term of conditions yang ditentukan penjual dalam sebuah situs telah
disetujui oleh pembeli, maka dengan menekan tombol send pembeli telah
menandakan persetujuan terhadap ketentuan perjanjian yang ditawarkan oleh
penjual dalam internet. Pendapat hukum ini disebut juga dengan teori kantor pos.
Secara praktis teori ini mengandung pengertian bahwa dengan surat di
tangan kantor pos, pembeli dianggap telah melepaskan tanggung jawabnya dan
apabila suatu saat terdapat keadaan dimana penjual mengatakan surat atau pesan
melalui e-mailbelum diterima sehingga barang yang dipesan pembeli belum dapat
dikirim maka pihak pembeli dapat menuntut pihak penjual bertanggung jawab
karena telah melakukan wanprestasi.
2.Acceptance Rule
Pendapat yang kedua menyatakan bahwa kata sepakat dalam transaksi
internet terjadi pada saat surat pesanan suatu produk melalui e-mail diterima oleh
penjual atau informasi telah ada di bawah kontrol penjual. Pendapat hukum ini
berpedoman, walaupun pembeli telah memenuhi segala terms of conditionsdalam
suatu transaksi jual beli melalui internet, misalnya telah melakukan pembayaran,
hal ini bukan merupakan jaminan penjual akan mengirimkan produknya karena
pengiriman e-mailoleh pembeli harus diterima terlebih dahulu dan telah berada di
bawah kontrol pihak penjual.13
Dengan demikian seandainya pesan atau surat (e-mail) hilang di perjalanan,
tanggung jawab tidak dapat dibebankan kepada pihak penjual karena adanya
13Zulfi Chairi. 2005. Aspek Hukum Perjanjian Jual Beli Melalui Internet. Medan: FakultasHukum Universitas Sumatera Utara: 41-43
-
7/25/2019 Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung
19/208
Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi
Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.USU Repository 2009
19
wanprestasi atau tidak dipenuhinya kewajiban baru dapat ditentukan saat apakah
penjual telah menerima pesan e-mail. Dalam pendapat kedua ini pihak pembeli
mempunyai hak untuk mengecek apakah informasi atau keterangan e-mail
tersebut benar-benar telah diterima atau tidak oleh pihak penjual.14
Tanggung jawab adalah kewajiban dalam melakukan tugas tertentu,
tanggung jawab timbul karena telah diterima wewenang, seperti wewenang
tanggung jawab juga membentuk hubungan tertentu (interpersonal relationship)
antara pemberi wewenang dan penerima wewenang, tanggung jawab seimbang
dengan wewenang.
Berkaca pada dua teori di atas maka terjawab sudah permasalahan tentang
pihak mana atau siapa yang harus bertanggung jawab, namun bila kita kembali
kepada pokok masalah yang ingin dibahas dalam skripsi ini maka akan timbul
sebuah pertanyaan yaitu bagaimana bentuk pertanggung jawaban akibat
wanprestasi tersebut ?.
3. Bentuk Tanggung Jawab Akibat Wanprestasi
15
Perjanjian adalah sesuatu yang sangat berkaitan dengan tanggung jawab
sebab perjanjian yang dibuat akan menimbulkan hubungan hukum. Sebuah
perjanjian berisikan suatu tujuan bahwa pihak yang satu akan memperoleh
prestasi dan pihak yang lain berhak atas pemenuhan prestasi atau kewajiban.
Dalam setiap perjanjian debitur wajib bertanggung jawab melakukan kewajiban
14Ibid.
15Ensiklopedia Umum. 1973. Jakarta: Penerbit Kanisius: 1078
-
7/25/2019 Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung
20/208
Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi
Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.USU Repository 2009
20
sesuai dengan isi perjanjian termasuk di dalamnya kewajiban untuk bertanggung
jawab terhadap tuntutan kreditur akibat terjadinya wanprestasi.
Prof. Dr. Mariam Darus Badrulzaman, S.H. berpendapat bahwa :....... hak-hak yang dimiliki kreditur apabila terjadi ingkar janji yaitu :
a) Hak menuntut pemenuhan perikatan (nokamen)b) Hak menuntut pemutusan perikatan atau apabila perikatan itu bersifat
timbal balik menuntut pembatalan perikatan (outbinding)
c) Hak menuntut ganti rugi (schade vergoeding)d) Hak menuntut pemenuhan perikatan dengan ganti rugie) Hak menuntut pemutusan atau pembatalan perikatan dengan ganti
rugi..16
Sedangkan menurut J. Satrio,S.H.
....... akibat-akibat hukum berupa tuntutan dari kreditur dapat menimpa
debitur apabila debitur tidak memenuhi kewajiban-kewajibannya. Tuntutandari kreditur ini dapat berupa :
a) Pertama-tama sebagaimana yang disebutkan dalam pasal 1236 dan 1243KUHPerdata bahwa dalam hal debitur lalai untuk memenuhi
kewajibannya kreditur berhak untuk menuntut penggantian kerugianyang berupa ongkos-ongkos kerugian dan bunga. Akibat hukum seperti
ini menimpa debitur baik dalam perikatan untuk memberikan sesuatuuntuk melakukan sesuatu ataupun tidak melakukan sesuatu.
b) Selanjutnya pasal 1237 KUHPerdata mengatakan bahwa sejak krediturlalai maka resiko atas objek perikatan menjadi tanggung jawab debitur.
c) Yang ketiga ialah kalau perjanjian itu berupa perjanjian timbal balikmaka berdasarkan pasal 1266 kreditur berhak untuk menuntut
pembatalan perjanjian dengan atau tanpa disertai tuntutan ganti rugitetapi kesemuanya itu tidak mengurangi hak dari kreditur untuk tetap
menuntut pemenuhan prestasi.17
Masih dalam hal akibat dari wanprestasi ini Subekti berpendapat
....... bahwa terhadap kelalaian atau kealpaan si berhutang (debitur)
diancam dengan beberapa sanksi atau hukuman, hukuman atau akibat-akibat
yang tidak enak bagi debitur yang lalai tadi ada 4 (empat) macam, yaitu :a) Membayar kerugian yang diderita oleh kreditur atau dengan singkatdinamakan dengan ganti rugi
b) Pembatalan perjanjian atau juga dinamakan pemecahan perjanjianc) Peralihan resiko
16Mariam Darus I. 1996. KUH Perdata Buku II Hukum Perikatan Dengan Penjelasan.Bandung: Alumni: 26
17J.Satrio I. 1993. Hukum Perikatan: Perikatan Pada Umumnya. Bandung: Alumni: 144
-
7/25/2019 Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung
21/208
Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi
Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.USU Repository 2009
21
d) Pembayaran biaya perkara, kalau sampai diperkarakan di mukahakim.18
Kemudian untuk sekedar memenuhi prinsip kemutakhiran dalam sebuah
tinjauan pustaka serta agar dapat memberikan tambahan uraian tentang bentuk
tanggung jawab maka di sini penulis juga akan mencoba sedikit memaparkan
sebuah artikel yang masih ada hubungannya dengan masalah bentuk tanggung
jawab tersebut.
Dalam artikelnya yang berjudul Product Liability dan Perlindungan
Konsumen, Tanggung Jawab Pelaku Usaha ?, Rosewitha Irawaty
mengungkapkan antara lain bahwa product liability meletakan beban tanggung
jawab produk terhadap produsen atau dikenal dengan strict liability yaitu apabila
terdapat kesalahan atau cacat pada produk akibat/dianggap kesalahan dari pihak
produsen dan menyebabkan kerugian konsumen atau pihak lain, maka hal tersebut
menjadi tanggung jawab produsen secara mutlak. Dengan penerapan tanggung
jawab mutlak ini maka pelaku usaha/pembuat produk dianggap bersalah atas
kerugian yang ditimbulkan, kecuali apabila pihak produsen dapat membuktikan
bahwa kerugian yang terjadi tidak dapat dipersalahkan padanya.
Product liability diartikan sebagai tanggung jawab secara hukum dari
produsen dan penjual untuk mengganti kerugian yang diderita oleh pembeli,
pengguna atau pihak lain akibat dari cacat dan kerusakan yang terjadi karena
kesalahan pada saat mendapatkan barang, khususnya jika produk tersebut dalam
keadaan cacat yang berbahaya bagi konsumen dan pengguna. 19
18
Idris Zainal. 1996. Segi-Segi Hukum Pada Perjanjian Jual Beli. Medan: FH USU: 49-5019
Rosewitha Irawaty. Product Liability dan Perlindungan Konsumen Tanggung JawabPelaku Usaha. http://www.lkht.net/artikel lengkap.php?id=18
-
7/25/2019 Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung
22/208
Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi
Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.USU Repository 2009
22
4. Ketentuan Ganti Rugi Dalam KUHPerdata
Uraian di atas menggambarkan bahwa ganti rugi merupakan hal dominan
yang paling sering timbul akibat terjadinya suatu wanprestasi, ganti rugi sendiri
dapat diartikan sebagai sanksi yang dapat dibebankan kepada debitur yang tidak
memenuhi prestasi dalam suatu perikatan untuk memberikan penggantian biaya,
rugi atau bunga, hal ini diatur dalam Pasal 1243 sampai dengan Pasal 1252
KUHPerdata.
Sedangkan biaya merupakan segala pengeluaran atau pengongkosan yang
nyata-nyata telah dikeluarkan oleh kreditur. Sedangkan rugi adalah segala
kerugian karena musnahnya atau rusaknya barang-barang milik kreditur akibat
kelalaian debitur. Kemudian bunga adalah segala keuntungan yang diharapkan
atau sudah diperhitungkan.
Dalam hal kerugian ini tidak dapat dituntut dengan sekehendak hati oleh
kreditur, melainkan dibatasi oleh undang-undang yang meliputi :
a) Pembatasan pertama yaitu untuk segala macam wanprestasi disebutkan dalam
Pasal 1248 KUHPerdata yang menentukan tentang tuntutan ganti rugi
disebabkan karena adanya akibat langsung dari tidak dipenuhinya perikatan.
b) Pembatasan kedua termuat dalam Pasal 1247 KUHPerdata yang menentukan
bahwa penggantian kerugian oleh debitur jujur hanya terbatas pada ganti rugi
yang sejak semula dapat dikira akan terjadi, sedangkan untuk debitur yang
tidak jujur juga harus mengganti kerugian yang tidak dapat diperkirakan orang
akan terjadi.
-
7/25/2019 Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung
23/208
Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi
Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.USU Repository 2009
23
c) Pembatasan berikutnya diatur dalam Pasal 1250 KUHPerdata yang mengatur
bahwa debitur yang lalai membayar sejumlah uang kepada kreditur
diwajibkan membayar penggantian kerugian berupa bunga yaitu bunga
maratoir, bunga maratoir ini hanya terdiri atas bunga yang ditentukan
undang-undang dan terhitung mulai gugatan diajukan di muka pengadilan.20
Dalam hal ganti rugi ini Mariam Darus berpendapat bahwa rugi (schade)
adalah kerugian nyata (faitelijknadee) yang dapat diduga atau diperkirakan pada
saat perikatan itu diadakan yang timbul sebagai akibat ingkar janji, jumlahnya
ditentukan dengan suatu perbandingan diantara keadaan kekayaan seandainya
tidak terjadi ingkar janji.
Pada dasarnya bentuk ganti rugi yang lazim digunakan adalah uang, oleh
karena menurut ahli hukum perdata maupun yurisprudensi uang merupakan alat
yang paling praktis dan paling sedikit menimbulkan perselisihan dalam
menyelesaikan suatu sengketa. Selain uang masih ada bentuk lain yang
dipergunakan sebagai bentuk ganti rugi yaitu pemulihan pada keadaan semula (in
natura) dan larangan utuk mengulangi.
Mengenai masalah ganti kerugian immateril tidak ada pengaturannya di
dalam KUHPerdata tetapi berdasarkan yurisprudensi dan pendapat para ahli
hukum perdata, dinyatakan bahwa ganti rugi juga layak diberikan kepada kerugian
immateril.21
Dari pendapat-pendapat di atas, maka kiranya telah terjawab tentang hal
konkrit apa yang harus ditanggung oleh seorang debitur apabila ia melakukan
20Ridwan Syahrani. 1992. Seluk Beluk dan Asas-asas Hukum Perdata. Bandung: Alumni:232-236.
21Mariam Darus I. Op;cit: 29-30
-
7/25/2019 Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung
24/208
Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi
Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.USU Repository 2009
24
wanprestasi. Namun sekali lagi penulis ingin menyatakan bahwa uraian tersebut
dianggap masih bersifat sangat umum dan dapat dianggap belum dapat menjawab
pokok permasalahan seutuhnya, seperti apakah ketentuan tersebut berlaku juga
bagi debitur mancanegara yang tunduk pada mekanisme hukum yang berbeda,
kemudian apakah bentuk pertanggungjawaban tersebut juga berlaku bagi pihak
ketiga yang juga ikut berperan dalam sebuah proses jual beli software secara
elektronik.
Ketidakmampuan teori, pendapat dan artikel di atas memberikan jawaban
atas beberapa pertanyaan yang dianggap menjadi substansi utama permasalahan
yang ingin diangkat, mendorong penulis untuk melakukan penelitian dalam hal
tersebut yang kesemuahasilnya akan dituangkan dalam skripsi ini.
F. Metode Penulisan
Metode penulisan yang penulis gunakan dalam skripsi yang berjudul
TINJAUAN HUKUM PERJANJIAN TERHADAP TANGGUNG JAWAB
PARA PIHAK ATAS WANPRESTASI YANG TERJADI DALAM JUAL BELI
SOFTWARE SECARA ELEKTRONIK ini adalah metode penelitian normatif
dengan menggunakan studi pustaka (library research) atau studi dokumentasi
sebagai alat pengumpul datanya, serta menggunakan bahan-bahan dengan tipe
datanya yang meliputi :
-
7/25/2019 Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung
25/208
Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi
Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.USU Repository 2009
25
1. Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan hukum yang mempunyai kekuatan
mengikat antara lain :
a) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata)
b) Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD)
c) Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang
d) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten
e) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta
f) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
g) UNCITRALModel Law on Electronic Commerce (1996) with additional
article 5 bis as adopted in 1998and guide to enactment.
2. Bahan hukum skunder yaitu bahan-bahan hukum yang dapat menjelaskan
bahan hukum primer, seperti rancangan Undang-undang, rancangan peraturan
pemerintah, hasil penelitian hukum, buku-buku, artikel, majalah, dan koran,
atau internet maupun makalah-makalah yang berhubungan dengan topik
dalam skripsi ini, adapun rancangan undang-undang (RUU) yang
berhubungan dengan penulisan skripsi ini yaitu RUU tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik
3. Bahan hukum tertier, yaitu bahan hukum penunjang yang memberikan
petunjuk atau penjelelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum
skunder seperti kamus hukum, kamus bahasa, ensiklopedia dan lain
sebagainya.22
22
Soerjono Soekanto. 1986. Pengantar Penelitian Hukum. Cet. 3. Jakarta: UniversitasIndonesia (UI-Press): 50-52
-
7/25/2019 Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung
26/208
Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi
Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.USU Repository 2009
26
G. Sistematika Penulisan
Sistematika dalam penulisan skripsi ini seluruhnya merupakan satu kesatuan
yang saling berhubungan satu sama lain. Untuk memberikan kemudahan dalam
penulisan skripsi ini maka penulis menggunakan sistematika sebagai berikut :
BAB I adalah pendahuluan yang mencakup atas latar belakang masalah,
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, keaslian penulisan,
tinjauan kepustakaan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II akan menjelaskan tinjauan umum tentang hukum perjanjian yang meliputi
pengertian perjanjian pada umumnya, subjek dan objek perjanjian, syarat
sah dan asas-asas perjanjian, serta kemudian akan diuraikan jenis-jenis
dan hapusnya perjanjian.
BAB III menguraikan tinjauan umum tentang jual beli software secara elektronik
yang terdiri atas empat bagian yakni mengenai pengertian umum jual beli
menurut KUHPerdata, pengertian umum software yang terbagi atas
defenisi software, kedudukan software dalam sistem hukum Indonesia dan
software sebagai objek jual beli. Kemudian juga akan dibahas mengenai
jual beli secara elektronik dan hubungan antara jual beli umumnya dengan
jual beli secara elektronik.
BAB IV adalah analisis mengenai tinjauan hukum perjanjian terhadap tanggung
jawab para pihak atas wanprestasi yang terjadi dalam jual beli software
secara elektronik yang mencakup pengertian perjanjian secara elektronik,
kedudukan pacta sunt servanda dalam jual beli secara elektronik,
tanggung jawab atas wanprestasi dalam jual beli software secara
-
7/25/2019 Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung
27/208
Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi
Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.USU Repository 2009
27
elektronik, kemudian yang terakhir adalah tentang mekanisme
penyelesaian sengketa.
BAB V merupakan bab penutup yang berisikan kesimpulan dan saran-saran atas
pembahasan pada bab-bab sebelumnya.
BAB II
TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERJANJIAN
A. Pengertian Perjanjian Pada Umumnya
-
7/25/2019 Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung
28/208
Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi
Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.USU Repository 2009
28
Sebelum diuraikan lebih jauh mengenai pengertian umum dari perjanjian
ini, maka ada baiknya dipaparkan terlebih dahulu mengenai pengertian dari
perjanjian dan perikatan.
Subekti berpendapat bahwa perikatan adalah suatu perhubungan hukum
antara dua orang atau dua pihak berdasarkan mana pihak yang satu (kreditur/si
berpiutang) berhak menuntut suatu hak dan pihak yang lain (debitur/si berhutang)
yang berkewajiban memenuhi tuntutan itu.
Sedangkan dalam hal perjanjian Subekti berpendapat bahwa perjanjian
adalah suatu peristiwa dimana seorang berjanji kepada seorang yang lain atau
dimana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan suatu hal. Perjanjian
tersebut menerbitkan suatu perikatan antara dua orang yang membuatnya. Dalam
bentuknya perjanjian itu berupa suatu rangkaian perkataan yang mengandung
janji-janji atau kesanggupan yang diucapkan atau ditulis. Disatu kesempatan
subekti juga berpendapat bahwa perkataan kontrak adalah lebih sempit dari
perjanjian karena ditujukan kepada perjanjian atau persetujuan yang tertulis.
Perikatan dan perjanjian menunjukan pada dua hal yang berbeda, perikatan
adalah suatu istilah atau pernyataan yang bersifat abstrak sedangkan perjanjian
adalah sesuatu hal yang bersifat konkrit, suatu perikatan tidak dapat dilihat dengan
mata kepala tetapi perjanjian dapat dilihat, dibaca atau diraba.
23
Hukum perikatan merupakan istilah yang paling luas cakupannya, istilah
perikatan merupakan kesepadanan dari istilah belanda verbentenis istilah
hukum perikatan ini mencakup semua ketentuan dalam buku III KUHPerdata,
23Subekti. 1970. Hukum Perjanjian. Jakarta: PT Pembimbing Masa: 1-2
-
7/25/2019 Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung
29/208
Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi
Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.USU Repository 2009
29
karena itu hukum perikatan terdiri atas dua golongan besar yaitu hukum perikatan
yang berasal dari undang-undang dan hukum perikatan yang berasal dari
perjanjian (Pasal 1233 KUHPerdata). Eksistensi sebuah perjanjian sebagai salah
satu sumber perikatan juga berlandaskan pada ketentuan Pasal 1313 KUHPerdata
yang menyatakan bahwa suatu perjanjian adalah suatu perbuatan yang mana satu
orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih.
Dengan membuat perjanjian berarti para pihak secara sukarela telah
mengikatkan diri untuk melakukan prestasi dengan jaminan berupa harta
kekayaan yang dimiliki atau akan dimiliki oleh pihak-pihak yang berjanji. Sifat
sukarela di sini merupakan indikator bahwa perjanjian tersebut harus lahir dari
kehendak dan harus dilaksanakan sesuai dengan maksud dari pihak-pihak yang
membuat perjanjian, pernyataan sukarela ini menunjukan bahwa perikatan
merupakan hasil dari sebuah perjanjian dan bukan undang-undang.
Para pihak dalam perjanjian harus melaksanakan prestasi dan tahu
konsekwensi dari pelaksanaan atau alpa melaksanakan prestasi serta mengetahui
bagaimana pemaksaan pelaksanaan prestasi tersebut.24
Berdasarkan ketentuan KUHPerdata pada prinsipnya perjanjian yang kita
kenal merupakan perjanjian obligatoir kecuali undang-undang menentukan lain,
perjanjian obligatoir mengandung arti bahwa dengan ditutupnya perjanjian itu
pada dasarnya baru melahirkan perikatan saja, dalam arti hak atas objek perjanjian
belum beralih untuk perikatan tersebut.
25
24
Kartini Mulyadi, Gunawan Widjaja. 2003. Seri Hukum Perikatan: Perikatan Yang LahirDari Perjanjian, ed1. cet1. Jakarta: PT Raja Grafindo: 1-3
25J.Satrio I. Op:cit: 38
-
7/25/2019 Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung
30/208
Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi
Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.USU Repository 2009
30
Para sarjana hukum perdata pada umumnya berpendapat bahwa defenisi
perjanjian yang terdapat dalam Pasal 1313 KUHPerdata adalah t idak lengkap dan
terlalu luas, tidak lengkap karena yang dirumuskan hanya mengenai perjanjian
sepihak saja. Terlalu luas karena dapat mencakup mengenai perjanjian dalam
hukum keluarga.
Dalam hal bentuk perjanjian tertulis Mariam Darus berpendapat bahwa
suatu bentuk perjanjian tertulis tidak hanya bersifat sebagai alat pembuktian
apabila terjadi perselisihan, namun merupakan syarat untuk adanya perjanjian itu
(bestaandwaarde) sehingga apabila hal itu tidak dituruti maka perjanjian itu tidak
sah, misalnya perjanjian mendirikan PT harus dengan akta notaris (Pasal 38
KUHD).26
Intisari atau hakikat perjanjian tiada lain adalah prestasi, sesuai dengan
ketentuan Pasal 1234 KUHPerdata prestasi yang diperjanjikan itu adalah untuk
menyerahkan sesuatu, melakukan sesuatu atau untuk tidak melakukan sesuatu.
Memberikan sesuatu sesuai dengan ketentuan Pasal 1235 KUHPerdata berarti
suatu kewajiban untuk memberikan atau menyerahkan benda yang tidak hanya
terbatas pada benda yang berwujud ataupun benda yang tertulis tetapi juga
termasuk ke dalamnya penyerahan akan kenikmatan (genot) dari suatu barang,
misalnya sewa menyewa.
B. Objek Dan Subjek Perjanjian
1. Objek Perjanjian
27
26
Mariam Darus Badrulzaman I. Op:cit: 89-9027M.Yahya Harahap. 1986. Segi-segi Hukum Perjanjian, Bandung: Alumni. 9-10
-
7/25/2019 Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung
31/208
Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi
Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.USU Repository 2009
31
Menurut Pasal 1332 hanya barang-barang yang dapat diperdagangkan saja
yang dapat menjadi pokok-pokok perjanjian. Barang-barang yang dipergunakan
untuk kepentingan umum tidak dapat dijadikan objek perjanjian. Kemudian agar
suatu perjanjian dapat dikatakan memenuhi kekuatan hukum yang sah, bernilai
dan mempunyai kekuatan yang mengikat maka prestasi yang menjadi objek
perjanjian harus tertentu, atau sekurang-kurangnya jenis objek harus tertentu
(Pasal 1323 KUHPerdata).
Prestasi yang harus dilaksanakan debitur harus sesuatu yang benar-benar
mungkin dapat dilaksanakan. Akan tetapi dalam mempersoalkan masalah prestasi
yang tidak mungkin untuk dilaksanakan harus dapat dibedakan ketidakmungkinan
mutlak dan ketidakmungkinan dari segi debitur. Secara teoretis atas
ketidakmungkinan tersebut dapat diangkat 2 (dua) pendapat, yaitu :
a) Ketidakmungkinan yang subjektif yaitu didasarkan atas anggapan subjektif
debitur, hal ini tidak berimplikasi pada batalnya perjanjian.
b) Ketidakmungkinan objektif, prestasi secara nyata dan benar memang tidak
bisa dilaksanakan debitur.
Perjanjian yang prestasinya tidak mungkin dilakukan sejak dari semula
membuat perjanjian yang demikian dengan sendirinya dianggap tidak berharga,
tidak sah, tidak mengikat, dan tidak ada kewajiban dari pihak debitur untuk
memenuhinya, sebab ketidakmungkinan itu telah menghapus kewajiban itu
sendiri dan menghapuskan resiko yang dapat dipikulkan kepada debitur.
Apabila pada saat dibuat perjanjian prestasi semula memang benar-benar
mungkin namun kemudian oleh karena satu hal menjadi tidak mungkin maka
-
7/25/2019 Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung
32/208
Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi
Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.USU Repository 2009
32
perjanjian yang seperti itu dianggap sah dan berharga. Adapun masalah sampai
dimana pengaruh kejadian yang menyebabkan ketidakmungkinan tersebut
termasuk ke dalam ruang lingkup overmacht.
Prestasi yang menjadi objek perjanjian bisa saja yang tidak bernilai uang,
hal tersebut didasarkan pada pengertian penggantian suatu kerugian atau ganti
rugi tidak berwujud berupa pemulihan kerugian di bidang moral dan kesopanan.
Hal ini diatur dalam Pasal 1239, 1240, 1241, 1243 KUHPerdata. Akan tetapi
pendapat yang lain menyatakan bahwa prestasi harus dapat dinilai dengan uang
hal ini didasarkan pada pandangan bahwa setiap prestasi harus mempunyai nilai
ekonomi yang dengan sendirinya akan mempunyai nilai uang.
2. Subjek Perjanjian
Timbulnya perjanjian disebabkan oleh adanya hubungan hukum kekayaan
antara dua orang atau lebih yang menduduki tempat berbeda sebagai debitur dan
kreditur.
Sesuai dengan teori dan prektek hukum, kreditur terdiri dari :
a) Individu sebagai person yang bersangkutan, yang terdiri dari :
1) natuurlijke persoonatau manusia tertentu
2) recht persoon atau badan hukum
Jika badan hukum yang menjadi subjek, perjanjian yang diikat bernama
perjanjian atas nama (verbintenis op naam) dan kreditur yang bertindak
sebagai penuntut disebut tuntutan atas nama.
b) Seorang atau keadaan tertentu mempergunakan kedudukan/hak orang lain
tertentu, contohnya seorang penyewa rumah A. penyewa bertindak atas
-
7/25/2019 Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung
33/208
Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi
Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.USU Repository 2009
33
keadaan dan kedudukan sebagai penyewa sekalipun rumah telah dijual oleh
pemilik semula atau pemilik semula telah meninggal, perjanjian sewa
menyawa tetap berjalan.
c) Persoon yang dapat diganti, mengenai persoon yang dapat diganti berarti
penggantian kreditur telah ditetapkan dalam perjanjian. 28
Mariam Darus Badrulzaman berpendapat bahwa
....... yang dimaksud dengan subjek perjanjian adalah pihak-pihak yang
terikat dengan diadakannya suatu perjanjian, yang dapat dibedakan atas 3
golongan yakni :
1) para pihak yang mengadakan perjanjian itu sendiri
2) para ahli waris mereka dan mereka yang mendapat hak dari padanya3) pihak ketiga... 29
Pihak-pihak dalam perjanjian diatur secara sporadis di KUHPerdata yaitu di
dalam Pasal 1315, 1340, 1317, dan 1318.
C. Syarat Sah dan Asas-Asas Perjanjian
1. Syarat Sah Perjanjian
Ketentuan tentang syarat sah perjanjian diatur dalam Pasal 1320
KUHPerdata yang mengatakan bahwa untuk sahnya perjanjian diperlukan empat
syarat, yaitu :
a) Kesepakatan mereka yang mengikatkan dirinya
b) Kecakapan untuk membuat suatu perikatan
c) Suatu hal tertentu
d) Suatu sebab yang halal
28Ibid.11-16
29Mariam Darus Badrulzaman I. Op:cit: 7
-
7/25/2019 Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung
34/208
Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi
Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.USU Repository 2009
34
Keempat unsur tersebut selanjutnya dalam doktrin ilmu hukum yang
berkembang digolongkan ke dalam :
a) Unsur subjektif, yaitu unsur pokok yang menyangut subjek atau pihak yang
mengadakan perjanjian. Unsur ini meliputi unsur kesepakatan secara bebas
dan kecakapan dari para pihak yang berjanji. Jika terjadi pelanggaran pada
unsur ini maka suatu perjanjian dapat dibatalkan.
b) Unsur objektif yaitu unsur pokok lainnya yang berhubungan langsung dengan
objek perjanjian yang meliputi keberadaan dari pokok persoalan yang
merupakan objek yang diperjanjikan dan causa dari objek yang berupa
prestasi yang disepakati untuk dilaksanakan. Dalam hal tidak dipenuhinya
unsur objektif ini maka perjanjian dapat dinyatakan batal demi hukum. 30
2. Asas-Asas Perjanjian
Pasal 1313 KUHPerdata mengawali ketentuan yang diatur dalam bab II
buku III dengan judul tentang perikatan-perikatan yang dilahirkan dari kontrak
atau perjanjian perjanjian dengan menyatakan bahwa suatu perjanjian adalah
suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap
satu orang lain atau lebih.
Perumusan yang demikian memperlihatkan bahwa suatu perjanjian adalah ;
a) Suatu perbuatan
b) Antara sekurang kurangnya dua orang
c) Perbuatan tersebut melahirkan perikatan diantara para pihak
30Kartini Mulyadi. Op:cit: 93-94
-
7/25/2019 Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung
35/208
Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi
Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.USU Repository 2009
35
Perbuatan di sini mengandung maksud bahwa perjanjian hanya mungkin
terjadi jika ada suatu perbuatan nyata, yang tidak terbatas dalam bentuk pikiran
atas dasar inilah kemudian dikenal adanya perjanjian konsensuil, perjanjian formil
dan perjanjian riil.
Bagian kedua dari unsur Pasal 1313 tersebut menyatakan bahwa antara
sekurang-kurangnya dua orang menunjukan bahwa suatu perjanjian tidak
mungkin dibuat sendiri. Lalu pada bagian selanjutnya dinyatakan perbuatan
tersebut melahirkan perikatan diantara para pihak mempertegas bahwa debitur
pada satu pihak sebagai pihak yang berkewajiban dan kreditur pada pihak lain
yang berhak atas pelaksanaan prestasi oleh debitur.
Dalam rangka menciptakan keseimbangan dan memelihara hak-hak yang
dimiliki para pihak, sebelum perjanjian yang dibuat mengikat para pihak maka
oleh KUHPerdata diberikan berbagai asas umum yang menjadi batas serta
pedoman dalam mengatur dan membentuk perjanjian yang akan dibuat, yaitu :
asas personalia, asas konsensualitas, asas kebebasan berkontrak, asas perjanjian
berlaku sebagai undang-undang, asas kepercayaan, asas kekuatan mengikat, asas
persamaan hukum, asas keseimbangan, asas kepastian hukum, asas moral, asas
kepatutan. Selanjutnya mengenai asas-asas tersebut akan dijelaskan dan diuraikan
pada bagian pembahasan kedudukanpacta sunt servandadalam jual beli secara
elektronik di bab IV.
D. Jenis-jenis Dan Hapusnya Perjanjian
1. Jenis-jenis Perjanjian
-
7/25/2019 Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung
36/208
Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi
Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.USU Repository 2009
36
a) Perjanjian Timbal Balik
Perjanjian timbal balik sering kali juga disebut dengan perjanjian bilateral
atau bisa disebut dengan perjanjian dua pihak. Perjanjian timbal balik adalah
perjanjian yang menimbulkan kewajiban-kewajiban kepada kedua belah pihak dan
hal serta kewajiban itu saling berhubungan satu dengan yang lain.
Yang dimaksud dengan mempunyai hubungan antara yang satu dengan yang
lain adalah bahwa bilamana dalam perikatan yang muncul dari perjanjian tersebut,
yang satu mempunyai hak maka pihak yang lain di sana berkedudukan sebagai
pihak yang memikul kewajiban. Jadi pembagian di sini didasarkan atas perikatan
yang muncul dari perjanjian tersebut, apakah mengikat satu pihak atau kedua
belah pihak. Perjanjian timbal balik ini dapat dicontohkan dengan perjanjian jual
beli, sewa menyewa dan tukar menukar.
Selain itu ada juga yang merumuskan sebagai perjanjian yang bagi masing-
masing pihak menerbitkan perikatan bagi yang lain. Perumusan seperti ini
mendasarkan pada pikiran bahwa dalam tiap-tiap perikatan selalu ada dua pihak
dimana pihak yang satu mempunyai hak dan pihak yang lain mempunyai
kewajiban. Syarat bahwa kewajiban pada kedua belah pihak harus mempunyai
nilai yang sama (seimbang), baik objektif maupun subjektif tidak mempengaruhi
pengelompokan perjanjian tersebut ke dalam perjanjian timbal balik.
31
....... dari perjanjian yang timbal balik yang tidak sempurna senantiasa
timbul suatu kewajiban pokok bagi satu pihak sedangkan mungkin juga
pihak yang lainnya adalah wajib untuk melakukan sesuatu tanpa bahwa di
b) Perjanjian Timbal Balik Tidak Sempurna
H.F.A. Vollmar berpendapat bahwa
31J.Satrio II. 1995. Hukum Perikatan: Perikatan Yang Lahir dari Perjanjian. Bandung: PTCitra Aditya Bakti: 43-45
-
7/25/2019 Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung
37/208
Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi
Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.USU Repository 2009
37
situ dengan tegas ada prestasi-prestasi yang satu sama lain saling seimbang,
misalnya si penerima pesan senantiasa adalah wajib untuk melaksanakan
pesan yang dikenakan dan diterima, tetapi atas pundak orang yang memberi
pesan hanyalah meletakan kewajiban-kewajiban apabila si penerima pesan
telah mengeluarkan biaya-biaya atau olehnya telah diperjanjikanupah.32
Perjanjian timbal balik tidak sempurna pada dasarnya adalah perjanjian
sepihak karena kewajiban pokoknya hanya ada pada salah satu pihak saja. Tetapi
dalam hal-hal tertentu dapat timbul kewajiban-kewajiban pada pihak lain,
misalnya perjanjian pemberian kuasa (lastgeving) tanpa upah.
33
Redaksi kata memberikan keuntungan pada Pasal 1314 seperti tersebut di
atas sebenarnya lebih tepat kalau diganti dengan kata prestasi, sebab tidak menjadi
soal apakah pada akhirnya prestasi itu menguntungkan atau tidak.
c) Perjanjian cuma-cuma
KUHPerdata dalam Pasal 1314 telah memberikan perbedaan defenisi antara
perjanjian cuma-cuma dan perjanjian atas beban, yaitu :
suatu persetujuan dibuat cuma-cuma atau atas beban
suatu persetujuan dengan cuma-cuma adalah suatu persetujuan dengan manapihak yang satu memberikan suatu keuntungan kepada pihak yang lain tanpa
menerima suatu manfaat bagi dirinya sendirisuatu persetujuan atas beban adalah suatu persetujuan yang mewajibkan
masing-masing pihak memberikan sesuatu, berbuat sesuatu, atau tidakberbuat sesuatu
34
Dalam hal perjanjian cuma-cuma ini Mariam Darus berpendapat bahwa
perjanjian cuma-cuma adalah perjanjian yang memberikan keuntungan bagi salah
satu pihak saja, contoh dari perjanjian cuma-cuma ini yaitu hibah, pinjam pakai
cuma-cuma, penitipan barang cuma-cuma.
32H.F.A. Vollmar. 1984. Pengantar Studi Hukum Perdata: Diterjemahkan Oleh I.S.
Adiwimarto. Jakarta: CV Rajawali: 130
33J.Satrio II. Op:cit 45
34Ibid. 31-32
-
7/25/2019 Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung
38/208
Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi
Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.USU Repository 2009
38
Termasuk dalam perjanjian cuma-cuma ini adalah perjanjian-perjanjian
dimana ada prestasi pada kedua belah pihak tetapi prestasi yang satu adalah lebih
kecil atau tidak seimbang, sehingga tidak dapat dikatakan bahwa prestasi
dimaksudkan agar terjadi suatu kontra prestasi terhadap pihak lain.
d) Perjanjian Atas Beban
Defenisi perjanjian atas beban yang ada dalam Pasal 1314 KUHPerdata
dianggap lebih mengarah kepada perjanjian timbal balik, untuk itu para sarjana
telah memberikan perumusan lain tentang perjanjian atas beban yaitu :
Perjanjian atas beban yaitu persetujuan dimana terhadap prestasi yang satu
selalu ada kontraprestasi pihak lain, dimana kontraprestasinya tidak semata-mata
merupakan pembatasan atas prestasi yang satu atau hanya sekedar menerima
kembali prestasinya sendiri.
Beberapa hal yang dapat diperhatikan dari defenisi di atas yaitu :
1) Kata terhadap yang satu mencerminkan bahwa prestasi yang satu
mempunyai hubungan dengan prestasi yang lain.
2) Yang kontra prestasinya bukan merupakan pembatasan atas prestasi yang
lain dapat dicontohkan dengan hibah bersyarat dimana satu pihak bersedia
memberikan hibah (prestasi) asal si penerima hibah memberikan sesuatu
kepada pemberi hibah
3) Kemudian dalam kalimat yang kontra prestasinya bukan sekedar menerima
kembali prestasinya sendiri dapat dicontohkan dengan perjanjian pinjam
-
7/25/2019 Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung
39/208
Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi
Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.USU Repository 2009
39
pakai dimana kontra prestasinya adalah sekedar mengembalikan apa yang
dipinjam yang tak lain adalah prestasinya pihak lain itu sendiri.
Selanjutnya menurut Hofmann, kontraprestasi dapat merupakan :
1) Kontra kewajiban, artinya kewajiban yang masih harus dilaksanakan
2) Suatu prestasi yang telah dinikmati, seperti pada utang piutang dimana ada
kewajiban untuk mengembalikan uang pokok ditambah bunga, atas dasar
kredit yang telah diberikan.
3) Dipenuhinya syarat patistatif, misalnya A akan memberikan hadiah kepada B
kalau dalam waktu seminggu bisa mencarikan rumah kontrakan yang
memenuhi selera A. Sebenarnya B tidak mempunyai kewajiaban untuk
mencarikan rumah kontrakan bagi A.35
e) Perjanjian Bernama
Perjanjian khusus adalah perjanjian yang mempunyai nama sendiri,
maksudnya adalah bahwa perjanjian tersebut diatur dan dibatasi nama oleh
pembentuk undang-undang berdasarkan tipe yang paling banyak terjadi sehari-
hari. Perjanjian khusus terdapat dalam bab V sampai dengan bab XVIII
KUHPerdata.36
Nama-nama yang dimaksud adalah jual beli, sewa menyewa, perjanjian
pemborongan, perjanjian wesel, perjanjian asuransi dan lain-lain. Dan disamping
undang-undang memberikan nama tersendiri, undang-undang juga memberikan
pengaturan khusus atas perjanjian-perjanjian bernama. Dari contoh-contoh
35Ibid.39-41
36 Mariam Darus Badrulzaman II. 2001 Kompilasi Hukum Perikatan: Dalam RangkaMemperingati Memasuki Masa Purna Bakti Usia 70 Tahun. Bandung: PT Citra AdityaBakti. Op:cit 67
-
7/25/2019 Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung
40/208
Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi
Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.USU Repository 2009
40
terseburt nampak bahwa perjanjian bernama tidak hanya terdapat di dalam
KUHPerdata saja tetapi juga dalam KUHD bahkan dalam undang-undang
tersendiri. Jadi yang penting dalam perjanjian bernama yaitu perjanjian tersebut
telah daitur dalam undang-undang atau telah mendapat pengaturan khusus dalam
undang-undang.
f) Perjanjian Tidak Bernama
Pasal 1319 KUHPerdata menyebutkan dua kelompok perjanjian yang oleh
undang-undang diberikan suatu nama khusus yang kemudian disebut perjanjian
bernama (nominaatcontracten) dan perjanjian yang dalam undang-undang tidak
dikenal dengan suatu nama tertentu yang dikenal dengan perjanjian tidak bernama
(innominaat contracten).
Perjanjian tidak bernama merupakan perjanjian di luar perjanjian bernama
yang tidak diatur dalam KUHPerdata tetapi terdapat dalam masyarakat. Jumlah
perjanjian ini tidak terbatas dengan nama yang disesuaikan dengan kebutuhan
pihak-pihak yang mengadakannya, seperti perjanjian kerja sama, perjanjian
pemasaran, perjanjian pengelolaan. Terjadinya perjanjian ini di dalam praktek
adalah berdasarkan asas kebebasan berkontrak (partij otonomie).
Bahkan dalam kehidupan sehari-hari ada perjanjian yang mempunyai nama
yang sama dengan yang disebutkan dalam undang-undang tetapi dalam
masyarakat diberikan arti yang lain. Misalnya oleh masyarakat kontrak dan
perjanjian yang pada prinsipnya sama diartikan sebagai perjanjian tertulis yang
berlaku untuk jangka waktu tertentu.37
37J.Satrio II. Op:cit 148
-
7/25/2019 Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung
41/208
Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi
Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.USU Repository 2009
41
g) Perjanjian Obligatoir
Perjanjian obligatoir adalah perjanjian dimana pihak-pihak sepakat,
mengikatkan diri untuk melakukan penyerahan suatu benda kepada pihak lain,
menurut KUHPerdata perjanjian jual beli saja belum mengakibatkan beralihnya
hak milik dari suatu benda dari penjual kepada pembeli. Fase ini baru merupakan
kesepakatan (konsensuil) dan harus diikuti dengan penyerahan (perjanjian
kebendaan).
h) Perjanjian Kebendaan (zakelijk)
Perjanjian kebendaan merupakan perjanjian dengan mana seorang
menyerahkan haknya atas suatu benda kepada pihak lain yang membebankan
kewajiban (oblige) pihak itu untuk menyerahkan benda tersebut kepada pihak lain
(levering). Penyerahan itu sendiri merupakan perjanjian kebendaan. Dalam hal
jual beli benda tetap maka perjanjian jual belinya disebutkan perjanjian jual beli
sementara (voorlopig koopcontract). Untuk jual beli benda-benda bergerak maka
perjanjian obligatoir dan perjanjian kebendaan jatuh bersamaan.38
Perjanjian kebendaan dimaksudkan untuk mengoperkan atau mengalihkan
benda (hak atas benda) disamping untuk menimbulkan, mengubah atau
menghapuskan hak-hak kebendaan. Hal lain yang perlu diingat yaitu bahwa
peralihan, perubahan dan penghapusan hak-hak kebendaan tidak semata-mata
38Mariam Darus Badrulzaman II. Op:cit. 67-68
-
7/25/2019 Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung
42/208
Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi
Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.USU Repository 2009
42
didasarkan atas sepakat saja, tetapi undang-undang sering kali menyaratkan
bentuk sepakat tertentu misalnya tertulis membuat akta atau didaftarkan.
Sehubungan dengan hal tersebut maka ada dua kelompok pendapat para
sarjana yaitu kelompok yang menganggap hanya dengan sepakat saja sudah
menimbulkan akibat hukum kebendaan atau telah terjadi perjanjian kebendaan.
Sedangkan kelompok yang lain menganggap bahwa ada perjanjian kebendaan
kalau dalam sepakat sudah tersimpul adanya kehendak untuk menimbulkan akibat
kebendaan, timbulnya akibat hukum itu tidak cukup dengan sepakat saja.39
Perjanjian konsensuil adalah perjanjian dimana adanya kata sepakat antara
para pihak saja sudah cukup untuk timbulnya perjanjian yang bersangkutan.
Sedangkan Mariam Darus berpendapat bahwa perjanjian konsensuil adalah
perjanjian dimana diantara kedua belah pihak telah tercapai persetujuan kehendak
untuk mengadakan perikatan. Menurut KUHPerdata perjanjian ini sudah
mempunyai kekuatan mengikat.
i) Perjanjian Konsensuil
40
39
J.Satrio II. Op:cit 57-5840Mariam Darus Badrulzaman II. Op:cit. 68
j) Perjanjian Rill
Perjanjian rill adalah perjanjian yang baru terjadi kalau barang yang menjadi
pokok perjanjian telah diserahkan. Contohnya perjanjian utang piutang, pinjam
pakai, penitipan barang. Perjanjian jual beli menurut KUHPerdata pada asasnya
merupakan perjanjian konsensuil, tetapi perjanjian jual beli tanah menurut hukum
agraria merupakan perjanjian riil karena mendasarkan pada hukum adat yang
bersifat riil.
-
7/25/2019 Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung
43/208
Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi
Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.USU Repository 2009
43
Sebuah kesepakatan dianggap belum cukup untuk menimbulkan perjanjian
riil. Bahkan pada perjanjian riil sepakat mempunyai dua fungsi yaitu sebagai
unsur dari pada perjanjian riil dan unsur lainnya dapat menimbulkan perjanjian
yang berdiri sendiri.
k) Perjanjian Liberatoir
Perjanjian liberatoir yaitu perjanjian yang membebaskan orang dari
keterikatannya dari suatu kewajiban tertentu, jadi perjanjian liberatoir atau
perjanjian yang menghapuskan perikatan yaitu perjanjian antara dua orang atau
pihak yang maksudnya atau isinya adalah untuk menghapuskan perikatan yang
ada diantara mereka.41
Tidak terlalu jauh berbeda dengan defenisi di atas Vollmar berpendapat
bahwa sebuah perjanjian disebut perjanjian liberatoir kebalikan dari yang
obligatoir apabila itu mengenai perjanjian-perjanjian yang dari itu tidak terutama
timbul kewajiban-kewajiban malah dari itu dihapuskan kewajiban-kewajiban yang
ada
42
41
J.Satrio II. Op:cit. 49-5442H.F.A. Vollmar. Op:cit. 134
. Yang dapat dicontohkan dari perjanjian liberatoir yaitu novasi dan
pembebasan utang.
l) Perjanjian Pembuktian
Perjanjian pembuktian adalah perjanjian dimana para pihak menetapkan
alat-alat bukti apa yang dapat atau dilarang digunakan dalam hal terjadi
perselisihan antara para pihak. Di dalamnya dapat pula ditetapkan kekuatan
pembuktian yang bagaimana yang akan diberikan oleh para pihak terhadap satu
alat bukti tertentu.
-
7/25/2019 Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung
44/208
Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi
Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.USU Repository 2009
44
Ada yang menamakan perjanjian pembuktian sebagai perjanjian yang
berkaitan dengan hukum acara. Karena sebagai bagian dari suatu perjanjian yang
lebih luas perjanjian pembuktian bermanfaat dalam pelaksanaannya dalam suatu
proses perkara.
Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan pembuktian perjanjian pembuktian
adalah :
1. Memudahkan pembuktian dan karenanya menghindari proses perkara yang
berkepanjangan
2. Membatasi atau menyimpangi ketentuan undang-undang tentang
pembuktian.43
m) Perjanjian untung-untungan
Dapat dikatakan bahwa hampir setiap perjanjian bermaksud menguntungkan
atau merugikan para pihak sebagai akibat dari pada peristiwa yang masih tidak
pasti dan baru akan terjadi di kemudian hari. Hal yang istimewa dari perjanjian
untung-untungan adalah bahwa prestasi-prestasi timbal balik tidak akan seimbang
antara yang satu dengan yang lain, sedangkan pihak-pihak justru mengaharapkan
ketidaksamaan nilai dari pada prestasi-prestasinya.
Perjanjian untung-untungan bersifat timbal balik yaitu bahwa bagi kedua
belah pihak timbul kewajiban meskipun dengan syarat yang konsuil atau
kebetulan, dengan catatan bahwa kewajiban-kewajiban tersebut telah dimasukan
ke dalam daya berlakunya syarat yang konsuil tersebut dan bukan hanya
merupakan tambahan, unsur untung-untungan harus dominan itu merupakan
43J.Satrio II. Op:cit. 59-62
-
7/25/2019 Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung
45/208
Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi
Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.USU Repository 2009
45
bagian yang esensial dari perjanjian.44
Perajanjian publik merupakan perjanjian yang sebagian atau seluruhnya
dikuasai oleh hukum publik, karena salah satu pihak yang bertindak adalah
pemerintah, dan pihak lainnya swasta. Diantara keduanya terdapat hubungan
atasan dan bawahan (subrodinated) jadi tidak berada dalam kedudukan yang sama
(co-ordinated) misalnya perjanjian ikatan dinas.
Perjanjian untung-untungan dapat
dicontohkan dengan perjanjian asuransi.
n) Perjanjian Publik
45
44
H.F.A. Vollmar. Op:cit. 408-40945J.Satrio II. Op:cit. 63
o) Perjanjian Campuran (contarctus sui generis)
Perjanjian campuran adalah perjanjian yang mengandung berbagai unsur
perjanjian, misalnya pemilik hotel yang menyewakan kamar (sewa menyewa)
tetapi juga menyajikan makanan (jual beli) dan juga memberikan pelayanan.
Terhadap perjanjian campuran ini ada berbagai paham diantaranya :
1) teori kombinasi atau kumulasi
Teori ini berpendapat bahwa unsur-unsur perjanjian dipisah-pisahkan,
kemudian untuk masing-masing diterapkan ketentuan perjanjian bernama yang
cocok untuk unsur tersebut, atau dengan kata lain ketentuan mengenai perjanjian
khusus diterapkan secara analogi sehingga unsur dari setiap perjanjian khusus
tetap ada (contractus kombinasi). Dalam teori ini kesulitan akan timbul bila
ketentuan perjanjian tersebut bertentangan satu sama lain.
2) teori absorbsi
-
7/25/2019 Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung
46/208
Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi
Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.USU Repository 2009
46
Paham ini menyatakan bahwa ketentuan-ketentuan yang dipakai adalah
ketentuan-ketentuan dari perjanjian yang paling menguntungkan. Paham ini
melihat terlebih dahulu unsur mana dalam perjanjian tersebut yang paling
menonjol lalu diterapkan peraturan perjanjian yang sesuai dengan unsur-unsur
yang paling dominan tersebut, di sini unsur yang lain dikatakan seolah-olah
terhisap oleh unsur yang pokok atau dominan.46
Perjanjian sepihak adalah perjanjian yang menimbulkan kewajiban pada
salah satu pihak saja, sedang pada pihak yang lainnya hanya ada hak saja. Pada
tindakan hukum sepihak untuk timbulnya akibat hukum yang dikehendaki yang
bertindak cukup satu orang saja, tetapi dalam perjanjian sepihak karena ia
merupakan perjanjian maka ia harus didasarkan sepakat dan untuk itu paling
sedikit harus ada dua pihak. Contoh perjanjian sepihak yaitu hibah, kuasa tanpa
upah, penitipan barang cuma-cuma, dan lain-lain.
p) Perjanjian Sepihak
47
46Mariam Darus Badrulzaman II. Op:cit. 6947J.Satrio II. Op:cit. 42-43
q) perjanjian Untuk Menetapkan Kedudukan Hukum
Dalam perjanjian untuk menentukan kedudukan hukum para pihak sepakat
untuk menetapkan dan mengetahui kedudukan hukum masing-masing. Perjanjian
ini tidak dimaksudkan untuk menciptakan hak dan kewajiban baru, hanya
dimaksudkan untuk menghapuskan ketidakpastian mengenai adanya atau isinya
suatu hubungan hukum (hak dan kewajiban para pihak