tinjauan kritis terhadap motivasi perjalanan ziarah ke
TRANSCRIPT
i
Tinjauan kritis terhadap motivasi perjalanan ziarah ke tanah suci menurut jemaat Pola
Tribuana Kalabahi
Oleh:
Novirina Pulek
(712014046)
TUGAS AKHIR
Diajukan kepada program Studi: Teologi, Fakultas: Teologi
guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Sains Teologi
(S.Si-Teol)
Program Studi Teologi
FAKULTAS TEOLOGI
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2018
ii
iii
iv
v
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena atas kasih dan
kemurahan-Nya yang selalu menyertai dan menolong penulis dalam menyelesaikan tugas
akhir ini dengan baik. Penulis bersyukur atas segala hikmat dan pengetahuan yang selalu
dilimpahkan Tuhan selama masa pendidikan yang ditempuh penulis di Fakultas Teologi
Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
Tugas akhir ini adalah bukti dari segala kebaikan Tuhan dan merupakan akhir dari
sebagian perjuangan penulis dalam menyelesaikan tugas dan kewajiban di Fakultas Teologi.
Atas segala pencapaian ini, tidak henti-hentinya penulis mengucap syukur kepada Tuhan
yang Maha Esa. Tugas akhir ini dibuat selain sebagai persyaratan mencapai gelar sarjana
sains dalam bidang Teologi (S.Si-Teol), penulis pun berharap agar karya tulis ini dapat
bermanfaat dan menjadi berkat untuk menambah wawasan dari pembaca karena perjalanan
ziarah ke tanah suci merupakan hal penting yang harus terus dipahami oleh bebagai pihat
terlebih khususnya bagi kehidupan bergereja.
Penulis
vii
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus Sang pemberi kehidupan dan hikmat yang senantiasa
memampukan penulis dalam menjalani pendidikan di Universitas Kristen Satya
Wacana, sejak September 2014-September 2018, sehingga penulis dapat
menyelesaikan studi S1 di fakultas Teologi dengan memperoleh gelar Sarjana Sains
Teologi (S.Si-Teol).
2. Kedua orang tua, Bapak Mikha B. Pulek dan Mama Ery Y. Illu, yang tidak pernah
meninggalkan, dengan setia dan tekun mendukung penulis dari awal kulia sampai
penulis dapat menyelesaikan studi S1. kaka Ronald P. Pulek, adik Graselia D. Pulek,
adik Rando Pulek, Bapak pdt Marten Lakalet bersama istri dan anak-anak, Ibu pdt
Rona salmau bersama suami dan anak-anak, Ibu pdt Susan Mauko bersama suami dan
anak-anak, mama Matilda Illu, mama Marsale Illu, Bapak Erik Pulek bersama Istri
dan anak-anak, Opa Paulus Pulek, Ibu pdt Astry Ndoe, kaka Diana Waang, kaka Viko
Kolihar dan seluruh keluarga besar Pulek-Illu atas segala dukungan moril maupun
materil kepada penulis selama mejalani proses pendidikan di UKSW.
3. Bapak David Samiyono dan Ibu Merry K. Rungkat yang penuh kesabaran, ketulusan
telah membimbing dan mengarahakan penulis dalam proses penulisan tugas akhir.
4. Bapak Tony Tampake yang telah menjadi dosen wali dan orang tua selama penulis
menjalani studi di UKSW, yang selalu ada untuk mengarahkan penulis agar menjalani
kulia dengan baik dan tekun.
5. Seluruh dosen, Ibu Budi selaku TU singkatnya seluruh staff, serta semua mentor
lapangan selama penulis menjalankan praktek lapanagan atas segala pelayanan,
dukungan dan kerja sama bagi penulis.
6. kepada seluruh pendeta yang melakukan perjalanan ziarah ke tanah suci serta jemaat
Pola Tribuana Kalabahi yang bersedia menjadi narasumber bagi penulis ketika
penelitian.
7. Kepada seluruh Majelis Jemaat dan warga jemaat Oe’feu, klasis Fatuleu Timur yang
merupakan lokasi penulis dalam melakukan PPL X. Terima Kasih untuk segala kerja
sama, dukungan dan doa yang diberikan.
8. Sinode GMIT yang menjadi wadah pendukung dalam melakukan PPL X di wilayah
GMIT.
viii
9. Sahabat Ariance Bende Pesang yang selalu ada, bersama penulis dari awal kulia
sampai akhir. Serta semua sahabat Extwogether yang selalu ada Elkar, Ester, Dian,
Peno, Cobas, Endi, Indar, Desi, Sule, Engki, April, Nita, Nomung.
10. kaka perempuan Purna Nike Herndarti Octovia Ninu dan adik perempuan Ekha Mace
Moanley yang selalu ada, selalu setia, selalu tulus membantu dan mencintai penulis
dalam segala hal dengan penuh kesabaran.
11. saudara-saudari di tanah rantau yang selalu mendukung Melkias Papilaya, Risvanli
tongo-tongo, Vitri Sihotang, Ema Mariani Pada, Mareta Kurnia Sari, Froboneta Paling
Boling, Nezia Mavitau, Hani Hawu, Putri Matalu, Rebeka Rubu, Mone Buling, Reda
ayu.
12. Saudara-saudari HIMASAL untuk semua kebersamaan, kehadiran dan dukungan.
13. Teman-teman Teologi 2014 untuk kebersamaan, canda tawa, pengalaman hidup
bersama dalam menyelesaikan pendidikan di fakultas Teologi ini.
14. Terima kasih kepada orang-orang terdekat yang pernah hadir memberikan dukungan,
motivasi dan doa kepada penulis.
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………... i
LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………………….... ii
PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT…………………………………………………….. iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN AKSES…………………………………………….... iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ……………………………………….. v
KATA PENGANTAR………………………………………………………………….... vi
UCAPAN TERIMA KASIH…………………………………………………………….. vii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………... ix
MOTTO………………………………………………………………………………….. x
ABSTRAK………………………………………………………………………………. xi
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah, Tujuan , Manfaat dan Metode Penelitian.............................. 3
1.3 Sistematika Penulisan………………………………………................................ 4
2. Teori Motivasi perjalanan ziarah ke tanah suci 5
2.1 Devenisi motivasi……………………………………….................................... 5
2.2 Pemahaman tentang tanah suci (tanah perjanjian) ………………………………. 8
2.3 Devenisi tanah………………………………………......................................... 9
3. Hasil Penelitian
3.1 Gambaran Tempat Penelitian………………………………………................... 14
3.2 Latar belakang program pemerintah tentang perjalanan ziarah ke tanah suci…. 15
3.3 Motivasi perjalanan ziarah ke tanah suci………………………………………. 16
3.4 Tanggapan jemaat Pola Tribuana Kalabahi dengan perjalanan ziarah ke tanah
suci.......................................................................................................... …. 17
4. Analisa motivasi perjalanan ziarah ke tanah suci menurut jemaat Pola Tribuana
Kalabahi………………………………………………………………………………… 19
5. Penutup
5.1 Kesimpulan …………………………………………………………………….. 22
5.2 Saran ……………………………………………………………………………. 23
Daftar pustaka ………………………………………………………………………….. 25
x
Motto
Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan
jalanmu.
Amsal 3:6
Dengarlah nasihat dan terimalah didikan, supaya engkau menjadi
bijak di masa depan. Banyaklah rencana di hati manusia, tetapi
keputusan Tuhanlah yang terlaksana
Amsal 19: 20-21
Jangan putus asa, tetap berdoa dan tetap yakin bahwa setiap jeri
lelahmu, Tuhan akan senantiasa melihat dan memberkati selalu.
٭ Bapak ٭ Mama ٭
xi
ABSTRAK
Motivasi perjalanan ziarah ke tanah suci merupakan sesuatu yang sangat penting
untuk dimiliki oleh para peziarah, karena motivasi para peziatah tumbuh dan berkembang
melalui dirinya sendiri. motivasi merupakan sesuatu yang ada dalam diri para peziarah dan
tidak nampak dari luar diri. Motivasi akan terlihat atau nampak melalui dampak yang
diberikan para peziarah ketika mereka selesai melakukan perjalanan ziarah ke tanah suci. Ada
para peziarah yang memiliki motivasi untuk melakukan perjalanan ziarah ke tanah suci tetapi
ada juga para peziarah yang tidak memiliki motivasi untuk melakukan perjalanan ziarah ke
tanah suci dan hanya untuk memenuhi permintaan Pemerintah Daerah kabupaten Alor.
masalah yang akan dijawap dalam penelitian ini adalah apa yang menjadi motivasi dari
perjalanan ziarah ke tanah suci oleh para tokoh-tokoh agama yang dianggap telah
berkontribusi bagi masyarakat dan jemaat serta bagaimana dampak yang dapat diberikan
kepada masyarakat dan jemaat dengan perjalanan ziarah ke tanah suci. Adapun teknik
pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara dengan informan yang merupakan
bagian dari Pemerintah Daerah Kabupaten Alor, para peziarah yang adalah pendeta, serta
jemaat yang merasakan dampak dari perjalanan ziarah ke tanah suci. Data yang diperoleh
akan dianalisi dengan memakai teori motivasi.
Kata kunci: Jemaat Pola Tribuana Kalabahi, ziarah ke tanah suci, motivasi, dampak.
1
Latar Belakang
Ziarah ke tanah suci (Gunung Sinai, kota kelahiran Tuhan Yesus, laut mati, sungai
Yordan, danau Galilea, gunung Nebo) merupakan sebuah simbol perjalanan spiritual dimana
dasarnya ialah seruan Yohanes Paulus II pada tahun 1998 untuk menandai tibanya milenium
baru dengan mengajak semua umat Kristiani untuk berziarah ke tanah suci sebagai
“kewajiban suci” umat Kristiani di seluruh dunia untuk menegaskan bahwa semangat hidup
Kristiani dalam aspek-aspek yang paling mendasar masih bertumpuh pada tanah sebagai
pemberian. Disebut tanah suci karena merupakan tanah perjanjian yang merupakan janji
Allah kepada umat Israel. Seruan ini menyebabkan banjir perziarah Kristen yang
mengunjungi tanah suci di tengah kekacauan Israel-Palestina, gerakan intifadah, bom bunuh
diri dan invasi pasukan Israel. Momentum ziarah ini menjadi amat penting karena: pertama,
sebagai jalan pintas untuk merekonstruksi nubuat Alkitabiah di dalam proses perdamaian
Timur Tengah; kedua, menghadirkan sebuah pandangan religius yang utuh mengenai kaitan
konflik dan proses perdamaian di kawasan Timur Tengah dengan tibanya milenium baru.
Dari sinilah wisata rohani ini di mulai. Istilah wisata rohani muncul bersamaan dengan seruan
Yohanes Paulus II tetapi dalam perkembangan ternyata banyak kelompok karismatik yang
memanfaatkan itu dengan motif yang berbeda antara lain menunggu Yesus datang kembali
pada malam tahun baru.1
Tanah adalah sebuah topik yang paling penting dalam Perjanjian Lama. Israel dan
tanah, merupakan dua entitas yang tidak bisa dipisahkan dalam perjanjian lama. Tanah adalah
ajang pergumulan umat (bangsa Israel), sekaligus di situlah letak jati diri Israel sebagai umat.
Karena itu sejarah Allah dalam Perjanjian Lama sebenarnya hanya sekedar relasi Allah
dengan umat-Nya, lebih tepat lagi, Allah dengan umat-Nya di tanah. Pemberian tanah
dilakukan supaya umat memiliki relasi yang permanen dengan Tuhan. Tanah merupakan
bukti adanya hubungan istimewa itu. Tanah diberikan karena kasih dan kesetiaan Tuhan
kepada sumpah yang pernah diikrarkan-Nya kepada leluhur Israel, sedikit pun bukan karena
kehebatan bangsa Israel. Tanah diberikan supaya bangsa Israel memperoleh perhentian dan
tidak mengembara kesana kemari lagi. Godaan yang paling berbahaya hidup di tanah yang
diberkati adalah berpaling dari Tuhan yang memberikan tanah dan berpaling kepada dewa-
dewa lain.2
1Jhon M. Court, Approaching the Apocalypse: A Short History of Christian Millenarianism, (I. B.
Tauris & Co Ltd, 2008), 190-194. 2 Yongki Karman, Bunga Rampai Teologi Perjanjian Lama, (Jakarta: Gunung Mulia), 76-86.
2
Allah pernah bertindak secara khusus dan luar biasa yang tiada bandingnya
disepanjang sejarah Kerajaan Allah, di Kanaan, di "tanah suci yang termasyur itu. Tuhan
telah memberikan kepada umat Israel tanah Kanaan (Kejadian 12:7) menjadi tempat
kediaman dan milik pusaka bersama, sesuai dengan janji-Nya kepada bapak leluhur mereka
dahulu. Peristiwa pemberian ini merupakan suatu pokok puji-pujian, dasar kepercayaan dan
pengaharapan bagi Israel, namun juga suatu amanat untuk menguduskan hidupnya sebagai
umat TUHAN di dalam tanah milik TUHAN sendiri. Allah menghendaki agar Israel hidup
tentram, bebas dari penindasan dan perbudakan, dari kelaparan atau bahaya dan ketakutan
mana pun juga, bahagia di dalam keluarga dan di atas tanah garapannya masing-masing.3
Dengan demikian penggenapan janji itu tidak sama sekali tergantung pada kepemimpinan
yang hebat atau kesalehan umat Israel melainkan hanya pada kasih dan kuasa Allah.4 Kasih
Allah ini adalah kasih yang bertujuan tertentu, yang menghendaki agar Israel menggenapi
rencana-rencana Allah bagi dunia ini.5
Ziarah ke tanah suci termasuk dalam prosesi simbol umat manusia.6 Ketika kita
sebagai orang Kristen memikirkan tanah Israel, kita sering menyautnya sebagai tanah suci.
Umat Kristen menganggap tanah Israel sebagai tanah suci, karena sejarah keselamatan
berlangsung di situ.7 Pada pusatnya terdapat bagian paling kudus dari bait Allah yaitu ruang
maha kudus, lingkaran terjauh adalah tanah Israel sendiri, yang adalah suci (Ini merupakan
salah satu arti dari tanah suci, tanah ini suci dan harus dijaga tetap suci). Berziarah ke tanah
suci merupakan persembahan perpaduan hati, jasmani dan harta benda umat manusia
terutama bagi umat Islam.8 Pada akhir-akhir ini umat Kristiani melakukan ziarah rohani ke
tanah suci Yerusalem dan sekitarnya. Mereka mengunjungi tempat-tempat suci, dan banyak
tempat-tempat suci yang mereka kunjungi, salah satunya ialah Betlehem (tempat kelahiran
Yesus) dan ada juga beberapa tempat lainnya.9
Ziarah ke tanah suci memiliki makna memorial, yaitu mengenang kembali karya-
karya Allah dalam Yesus, dengan menelusuri tempat-tempat bersejarah bagi umat Kristen
3 C Barth, Theologi Perjanjian Lama 2, (Jakarta: Gunung Mulia, 2001), 7-44.
4 Dr. David L. Balker, Satu Alkitab Dua Perjanjian, (Jakarta: Gunung Mulia, 2006), 240.
5 Robert Davidson, Alkitab Berbicara, (Jakarta: Gunung Mulia, 1986), 91.
6 Rachman Rasid, Hari Raya Liturgi: Sejarah dan Pesan Pastoral Gereja, (Jakarta: Gunung Mulia,
2005), 168. 7 Hans Ucko, Akar Bersama Belajar Tentang Iman Kristen dari Dialok Kristen-Yahudi, (Jakarta:
Gunung Mulia, 2001), 22-23. 8 M Ikhsan Tanggok, Yusuf Sutanto, Menghidupkan Kembali Jalur SUTRA BARU, (Jakarta: Gramedia,
2010), 143. 9 Setiawan M Nur Kholis dan soetapa, Meneliti Kelam Kerukunan, (Jakarta: Gunung Mulia, 2010),
508.
3
dimana Yesus pernah hidup dan berkarya, melihat dari dekat kekayaan suatu umat yang
melalui-Nya Allah bertindak menyelamatkan umat manusia. Dalam ziarah bukan program
tour biasa, tetapi dikemas khusus, dengan menekankan pada mengenal berbagai macam doa
dalam bahasa aslinya, bahkan berbagai macam bentuk doa yang di pakai umat Allah pada
zaman Yesus Kristus, yang dapat dilacak dari buku-buku doa umat Yahudi, yaitu umat Allah
dalam penantian. Menyiapkan teks-teks pilihan Alkitab dalam bahasa Ibrani, Yunani, Aram
dan Arab yang disesuaikan dengan sejarah tempat-tempat yang kunjungi, supaya benar-benar
dapat membidik masa silam yang maha penting, dengan menyanyi dan bermazmur dalam
bahasa asli.10
Nehsher Holyland Tour merupakan sebuah sebutan yang digunakan dalam perjalanan
wisata ke Tanah Suci oleh orang-orang yang melakukan perjalanan. Rute perjalanannya ialah
Jakarta – Mesir – Israel – Palestina – Petra – Deadsea – Amman – Jakarta. Misi utama ialah
untuk menjadi teman terbaik perjalanan rohani dengan mengunjungi, menyaksikan dan
menghayati kasih Tuhan melalui keberadaan tempat-tempat kudus di mana Yesus Kristus
lahir dan menjalankan karya penyelamatan-Nya pada masa silam di Israel dan sekitarnya.
Tujuan utama dari perjalanan ini ialah untuk membuktikan bahwa apa yang ditulis Alkitab
adalah benar serta untuk memuji, memuliakan dan mengagungkan Tuhan Yesus
Juruselamat.11
Program ziarah ke tanah suci dilakukan oleh Pemerintah Daerah. sejak tahun 2015,
orang-orangnya dipilih dari tokoh-tokoh jemaat dedominasi di Alor. Salah satu gereja yang
beberapa pendetanya pernah mengikuti ziarah ke tanah suci ialah jemaat Pola Tribuana
Kalabahi, Klasis Alor Barat Laut. Letak keberadaan jemaat Pola Tribuana Kalabahi, berada
di tengah-tengah kota Kalabahi. Ziarah ke tanah suci biasanya diikuti oleh para pendeta.
Pemerintah Daerah Kabupaten Alor, memfasilitasi perjalanan pendeta yang berziarah dengan
biaya ditanggung oleh pemerintah PP (pergi pulang). Program ini belum ada atau termasuk
dalam program tahunan gereja. Program Perjalanan ziarah ke tanah suci yang dilakukan
sampai saat ini belum ditemukan pasti apa yang menjadi motivasi mereka, sehingga ini yang
menjadi titik fokus penilitian yang akan saya lakukan untuk dapat mengetahui apa sebenarnya
yang menjadi motivasi perjalanan ziarah ke tanah suci bagi para pendeta di Kabupaten Alor.
Rumusan Masalah
10
Bambang noersena, Refleksi Ziarah Ke Tanah Suci, (malang: Katalog Dalam Terbitan, 2016), 8-9. 11
Pieter Otta, Nehsher Indotama Tour Dan Travel, (Bogor: 2017), 3.
4
Berdasarkan uraian di atas, maka diperoleh rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah: Pertama, Apa motivasi dari perjalanan ziarah ke tanah suci yang dilakukan? Kedua,
Bagaimana tanggapan jemaat Pola Tribuana Kalabahi dengan perjalanan ziarah ke tanah
suci?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang sudah disebutkan tentu memiliki tujuan-tujuan dalam
penelitian ini yaitu: Pertama, Mendeskripsikan motivasi dari perjalanan ziarah ke tanah suci.
Kedua, Mendeskripsikan tanggapan jemaat Pola Tribuana Kalabahi dengan program ziarah
ke tanah suci.
Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan manfaat sebagai berikut:
Pertama, Memberikan sumbangan pemikiran kepada para peziarah yang melakukan
perjalanan ziarah ke tanah suci dan juga kepada jemaat Pola Tribuana Kalabahi. Kedua,
Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi yang selanjutnya dapat ditindak
lanjuti oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Alor terhadap para peziarah agar semua para
peziarah dapat memberikan kontribusi dari perjalanan ziarah yang dilakukan.
Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif.12
Dalam
penilitian ini digunakan dua metode pengumpulan data. Pertama, Data primer adalah
pengumpulan data yang diperoleh langsung pada subjek penelitian dengan menggunakan alat
pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari. Kedua, Data
sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti
dari subjek penelitian melainkan berwujud dokumen atau buku.13
Penelitian akan dilakukan
pada orang-orang yang berusia 30-an tahun ke atas, sehingga dapat mendukung kekuatan
hasil penelitian. Informasi yang diharapkan diperoleh penilitian adalah difokuskan pada
jemaat dan pendeta Jemaat Pola Tribuana Kalabahi.
Sistematika Penulisan
12
Dr. Saifuddin Azwar, Metode Penilitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), 5. 13
Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, 91.
5
Adapun sistem penulisannya terdiri dari bagian pertama yang berisikan tentang latar
belakang pemilihan topic atau judul, rumusan masalah, tujuan penenelitian manfaat
penelitian, metode penelitian dan sistem penulisan. Bagian kedua berisi landasan teori yang
akan dipergunakan dalam mengkaji penulisan tugas akhir ini. Pada bagian ketiga, berisi hasil
penelitian mengenai motivasi perjalanan ziarah ke tanah suci serat tanggapan jemaat terkait
dampak yang mereka rasakan dari perjalanan ziarah ke tanah suci yang diperoleh saat
melakukan penelitian dengan wawancara. Sedangkan pada bagian keempat berisi analisa
tentang teori dan hasil yang didapatkan dari penelitian. Dan bagian kelima diisi dengan
kesimpulan dan saran dari seluruh penulisan.
Teori Motivasi di Balik Perjalanan Ziarah ke Tanah Suci
Devinisi Motivasi
Motivasi berasal dari kata motif, dalam bahasa inggris adalah motive atau motion, lalu
motivation, yang berarti gerakan atau sesuatu yang bergerak. Artinya sesuatu yang
menggerakan terjadinya tindakan, atau disebut dengan niat. Pada dasarnya, perbuatan
manusia dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu perbuatan yang direncanakan, artinya
digerakan oleh suatu tujuan yang akan dicapai; perbuatan yang tidak direncanakan, yang
bersifat spontanitas, artinya tidak bermotif; perbuatan yang ada diantara kedua keadaan, yaitu
direncanakan dan tidak direncanakan, yang disebut dengan semi direncanakan.
Motivasi atau dorongan sangat kuat dalam terwujudnya suatu perbuatan yang
direncanakan. Dengan demikian, motivasi dapat didefinisikan sebagai dorongan atau
rangsangan yang diberikan kepada seseorang agar memiliki kemauan untuk bertindak.
Maslow memberikan rumusan hidup bagi manusia, terutama mengenai kepuasan hidup
sehingga manusia akan mengalami masa-masa aktualisasi diri. Menurutnya, puaskanlah
kebutuhan terendah sebelum mencari kepuasan yang lebih tinggi. Jika kepuasan telah final
ditingkat terendah, maka jiwa akan memotivasi untuk meraih kepuasan yang lebih tinggi.
Demikian seharusnya, meskipun dalam kehidupan manusia sering terombang-ambing oleh
kebutuhan yang bersifat naik-turun tidak teratur.14
Motivasi adalah suatu proses dimana kebutuhan-kebutuhan mendorong seseorang
untuk melakukan serangkaian kegiatan yang mengarah ke tercapainya tujuan tertentu. Tujuan
14
H. Andi Rafsyid dan Pananrangi, SH, M. Pd, Manajemen Pendidikan, (Makasar: Celebes media
perkasa, 2017), 206-212.
6
yang, jika berhasil dicapai, akan memuaskan atau memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut.
Dengan kebutuhan dimaksudkan suatu keadaan dalam diri yang menyebabkan hasil-hasil atau
keluaran-keluaran tertentu menjadi menarik. Kebutuhan yang belum dipuaskan menciptakan
suatu ketegangan yang menimbulkan dorongan-dorongan untuk melakukan serangkaian
kegiatan (berperilaku mencari) untuk menemukan dan mencapai tujuan-tujuan khusus yang
akan memuaskan kebutuhan tadi yang berakibat berkurangnya ketegangan. Perilaku mencari
dapat merupakan perilaku aktif atau proaktif, mencari sesuatu yang dapat memenuhi
kebutuhan, dapat pula merupakan perilaku yang lebih reaktif.15
Motivasi yang muncul secara terpaksa oleh keadaan tidak akan bertahan lama. Sering
dengan hilangnya faktor eksternal, maka motivasi dapat hilang. Motivasi yang muncul dari
dalam diri sendirilah yang akan membawa pada kesuksesan yang besar. Sering motivasi
internal merupakan tujuan yang jauh lebih besar dari kepentingan diri dan lebih ingin
melakukan sesuatu yang berguna untuk orang banyak.16
Yang penting motivasi dan interaksi
pelayanan tetaplah bersih dan murni. Artinya, apa yang dilakukan kiranya benar-banar jauh,
dari egoisme, dan niat untuk mencari pujian yang sia-sia. Kalau motivasi tidak murni,
menjadi percuma dan sia-sialah perjuangan dan usaha, pelayanan dan pengorbanan, serta
tidak akan membawakan kegembiraan, kepuasan dan kebahagiaan.17
Motivasi adalah mengarahkan orang lain melakukan sesuatu karena mereka ingin
melakukannya. Motivasi dan kekuatan saling berkaitan erat sehingga orang bisa mengatakan
bahwa ada kekuatan dalam diri seseorang yang memiliki motivasi. Harapan adalah kriteria
bagi seorang untuk bisa termotivasi. Harapan inilah yang menjadi penyebab motivasi,
sebagaimana bahan bakar mengarahkan mesin. Tanpa harapan seorang pun tak bisa
termotivasi. Seseorang yang termotivasi adalah sesorang yang bisa digambarkan oleh orang
lain sebagai seorang yang positif. Yakni memperlihatkan karakteristik perilaku yang positif
dan termotivasi oleh suatu tujuan.
Motivasi pada asasnya ialah semangat dalaman yang kuat untuk mencapai sesuatu. Ia
juga merupakan suatu keinginan yang kuat untuk mendapatkan kejayaan. Motivasi juga
merunjuk pada desakan dari hati dan nurani yang menggerakan seseorang untuk membuat
15
Ashar Sunyoto Munandar, Psikologi Industry dan Organisasi, (Jakarta: Penerbit Universitas
Indonesia, 2001), 323-324. 16
Cahyadi kurniawan, It’s Easy Building Up A Business, 6 Langkah Membangun Bisnis yang
Menguntungkan dan Terus Berkembang Tanpa Perlu di Awasi, (Jakarta: Gramedia, 2013), 6. 17
Hubert Leteng, Spiritualitas Iman Praja, (Yogyakarta: Kanisius, 2010), 55.
7
suatu tindakan yang merangkum segala jenis rangsangan, keperluan, kehendak, kemauan dan
kuasa lain untuk mencapai sesuatu yang dikehendaki dalam hidup ini.18
Motivasi menjadi dasar utama bagi seseorang memasuki bebagai organisasi adalah
dalam rangka usaha orang yang bersangkutan memuaskan berbagai kebutuhannya, baik yang
bersifat politik, ekonomi, sosial, dan berbagai kebutuhan lainya yang semakin lama semakin
kompleks. Motif juga menyangkut dengan persepsi seseorang, sebab persepsi juga di
pengaruhi oleh motif. Motif berkaitan dengan pemuasan kebutuhan dan intensitas motif dan
sangat mendesak ketidak puasan keutuhan tersebut. Kepentingan seseorang pun biasanya
mempengaruhi persepsinya. Telah terbukti bahwa pengalaman pun turut mempengaruhi
persepsi sesorang. Hal-hal tertentu sudah berulang kali di alami sesorang akan dipandang
dengan cara yang berbeda dari cara pandang orang lain yang belum pernah mengalaminya.
Dapat dinyatakan bahwa pada dasarnya motivasi merupakan suatu proses Psikologis
yang sangat fundamental sifatnya. Sebab motivasi merupakan proses yang amat penting
dalam pemuasan berbagai kebutuhan dan menjamin berbagai kepentingan. Memang benar
bahwa pemuasan kebutuhan seseorang tidak dapat dijelaskan dan di pahami semata-mata
berdasarkan pemahaman motivasi saja karena memang ada faktor-faktor lain yang turut
berpengaruh.
Manusia adalah makluk yang mempunyai keinginan dan jarang berada dalam keadaan
puas sepenuhnya kecuali untuk waktu yang singkat. Setelah memuaskan suatu keinginan,
timbul lagi keinginan berikutnya. Merupakan ciri khas manusia bahwa ia praktis selalu
mendambakan sesuatu selama hidupnya. Kita lantas berhadapan dengan kebutuhan
mempelajari hubungan setiap motivasi terhadap diri kita. Kebutuhan yang lebih tinggi,
menurut Maslow, tidak hanyak mencangkup kebutuhan memuaskan diri, melainkan juga
kebutuhan kognitif dan etestika- kebutuhan mengetahui dan memahami. Kita membutuhkan
kebenaran, disamping keindahan didalam kehidupan kita.19
Motivasi seseorang dapat tumbuh dan timbul berkembang melalui dirinya sendiri –
intrinsik dan dari lingkungan- ekstrinsik. Motivasi instrinsik bermakna sebagai keinginan dari
diri sendiri untuk bertindak tanpa adanya rangsangan dari luar. Motivasi instrinsik akan lebih
menguntungkan. Motivasi ekstrinsik di jabarkan sebagai motivasi yang datang dari luar
18
Richard Denny, Motivate to Win, Cara Memotivasi Diri dan Orang Lain, (Jakarta: Gramedia, 2007),
7-17. 19
Jhon Adair, Kepemimpinan yang Memotivasi, Aturan Lima Puluh – Lima Puluh dan Delapan Prinsip
Utama Untuk Memotivasi, (Jakarta: Gramedia, 2008), 46-65.
8
individu dan tidak dapat dikendalikan oleh individu tersebut. Contohnya nilai, hadiah atau
penghargaan yang di gunakan untuk motivasi seseorang.20
Motivasi merupakan sesuatu yang ada dalam diri seseorang dan tidak nampak dari
luar. Motivasi akan kelihatan atau akan tampak melalui perilaku seseorang yang dapat dilihat
dan diamati. Motivasi dapat didefinisikan pula sebagai kesediaan untuk mengeluarkan tingkat
upaya yang tinggi kearah tujuan-tujuan yang hendak dicapainya, yang dikondisikan oleh
kemampuan upaya untuk memenuhi suatu kebutuhan individual.21
Motivasi yang senantiasa bekerja dalam diri seseorang mempunyai kekuatan yang
berbeda-beda. Untuk mengetahui kekuatan relatif yang sedang menguasai diri seseorang pada
umumnya dapat dilihat melalui: besarnya kemauan seseorang untuk berbuat, jumlah waktu
yang disediakan, Memiliki kerelaan untuk meninggalkan kewajiban dan tugas yang lain,
kerelaan untuk mengelurkan biaya, dll. Kuat lemahnya motivasi seringkali juga dipengaruhi
oleh emosi yang disertai dengan tindakan.22
Dengan adanya motivasi maka hadirlah sebuah
tindakan dalam diri seseorang. Sehinga seseorang seringkali merencanakan suatu perjalanan
ke suatu tempat, disebabkan karena adanya suatu maksud tertentu, tujuan atau motivasi, entah
itu untuk maksut kepentingan bisnis (bussines purposes), seperti perdagangan, invertasi dll.
Atau pun motivasi pesiar, atau maksud kunjungan lainnya seperti kunjungan resmi,
konferensi, pendidikan. Motivasi perjalanan itu dirangsang atau ditimbulkan oleh adanya
sesuatu yang menarik, yang lazim disebut daya tarik wisata, yang dimiliki tempat kunjungan
tersebut, baik untuk kepentingan bisnisnya maupun sebagai tempat pesiat. Tujuan wisatawan
melakukan perjalanan adalah untuk memperoleh kesenangan hidup dengan cara menikmati
atau mengerjakan seuatu yang ada ditempat yang dikunjunginya yang membuatnya senang
tanpa memikirkan imbalan atau bersifat sukarela.23
Pemahaman Tentang Tanah Suci (Tanah Perjanjian)
Israel yang menjadi aktor utama dalam Alkitab sering kali dipahami secara dangkal
sebagai representasi “umat pilihan Allah” yang terwujud dalam entitas negara Israel modern.
Ini juga di alami oleh banyak orang Kristen Indonesia. Bisnis perjalanan wisata yang cukup
bergairah adalah “wisata rohani ke tanah suci Israel”. Saya tidak tahu apakah ini semacam
20
Nursalam Ferry Efendi, Pendidikan Keperawatan, (Semarang: Selemba Madika, 2018), 14. 21
Nugroho. J. Setiadi, Perilaku Konsumen, Perspektif Kontenporer Pada Motif, Tujuan dan Keinginan
Konsumen (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2013), 26. 22
Handoko Martin, Motivasi Daya Pengerak Tingkah Laku, (Yogyakarta: Kanisius, 1992), 59-60. 23
M, Liga Suryadana, Sosiologi Pariwisata; Kajian Kepariwisataan Dalam Paradigma Integrative
Transformative Menuju Wisata Spiritualitas, (Bandung: Katalog Dalam Terbit), 165.
9
counter-culture terhadap ritual haji dalam Islam, tetapi beberapa pihak memang sempat
mengatakan bahwa wisata ke Israel memberikan nuansa spiritual-emosiaonal yang besar
dalam diri mereka. Oleh karena itu mereka (yang berduit tentunya) akan melakukan
perjalanan. Perjalanan ke Israel seperti “membasuh dosa-dosa” dan menjadikan mereka
menjadi “manusia baru”. Menurut seorang yang bekerja di salah satu trevel, orang Kristen
Indonesia adalah orang yang peling banyak melakukan ritual babtisan di sungai Yordan dan
ritual perkawinan di Kana.24
Bagi orang Kristen, perjalanan ke tanah suci lebih dari sekedar istirahat dan relaksasi.
Ketika orang tua Crouch mulai memimpin suatu kelompok untuk melakukan perjalanan
ziarah ke tanah suci, sudah lebih dari empat puluh tahun lalu, itu bukan sebuah liburan yang
hebat, tetapi mereka menganggap serius janji Allah bahwa Ia akan memberkati orang-orang
yang memberkati umat-Nya Israel. Mereka bukan hanya menikmati tanah dalam Alkitab akan
tetapi secara langsung turut merasakan melalui doa, untuk memberkati tanah Israel dan umat
Israel.25
Definisi Tanah
Tanah dalam arti yang sempit mengacu pada perjanjian. Tanah adalah bagian penting
dari janji Allah dengan Abraham dan menjadi tahap dimana umat hidup dalam perjanjian
dalam kebenaran di hadapan Allah dan taat pada perjanjian. Tetapi dalam arti yang luas tanah
adalah paradikma dari berkat Tuhan kepada manusia. Alur dari kisah ini di mulai dari
penciptaan, kehidupan Israel, ajaran Yesus, langit baru dan bumi baru. Bruegemman
mengacu pada tanah sebagai prisma untuk Iman Alkitab. Dia menegaskan bahwa tanah
merupakan tema sentral bagi seluruh iman Alkitab.
Menurut Brugemmen,26
tidak berakar adalah penyebab keputusasaan dan rasa tidak
berarti di dunia kita hidup. Kita selalu mencari ruang yang dimana merupakan arena
kehidupan untuk kita mendapatkan kebebasan, tidak ada akuntabilitasi, dan tidak ada otoritas.
Yang sebenarnya kita butuhkan adalah tempat.
24
Steve Gaspersz, Iman Tidak Pernah Amin. Mejadi Kristen dan Menjadi Indonesia. (Jakarta: BPK
Gunung mulia, 2009), 189. 25
Paul Crouch, Ahead Of Historic G16 Holy Land Tour, Trinity Broadcasting Network Re-Affirms
Strong Commitment To Nation Of Israel, http://web.a.ebscohost.com. Diunduh tgl 25 juni 2018. 26
Walter Brueggemann “The land”, Love, mark, leaven: vol 1. Iss 2, Article 17 (1990) Available at:
http://digitalcommons.pepperdine.edu/leaven/vol1/iss2/17 ,2, di unduh juli, 02 2018.
10
Tempat adalah ruang yang memiliki makna historis, di mana beberapa hal telah
terjadi yang sekarang diingat dan yang memberikan kontinuitas serta identitas lintas generasi.
Tempat adalah ruang dimana kata-kata penting yang telah diucapkan untuk membentuk
identitas, panggilan yang ditentukan dan takdir yang diharapkan. Tempat adalah ruang
dimana sumpah telah di pertukarkan, janji –janji telah dibuat, ditentutan, dan telah
dikeluarkan. Tanah adalah tempat yang Israel rindukan karena merupakan tempat dengan
Yahweh, tempat yang penuh dengan kenangan kehidupan dengan-Nya dan janji dari-Nya
serta bersumpah kepada-Nya. Tanah adalah kisah kasih karunia Tuhan.27
Di kalangan petani, di seluruh dunia, tanah mempunyai arti simbolis yang sangat
penting. Memiliki sebidang tanah, sekecil apapun, memberi keyakinan jati diri dan
keamanan, merupakan tanda yang jelas sekali mengenai kesinambungan antar masa lalu,
masa sekarang dan masa depan serta menyediakan sumber makanan yang dapat diandalkan
dari tahun ke tahun. Pandangan pertama, tanah adalah simbol yang berharga, pandangan
kedua, tanah adalah alat, sarana. Tanah adalah simbol seluruh proses ilahi.
Sifat hakiki sehubungan dengan tanah adalah bahwa tanah itu seluruhnya menjadi
milik dan kuasa Yahwe, Allah Israel. Tanah itu adalah tempat Allah Israel dan tempat inilah
Allah Israel harus dihormati dan disembah. Hal ini berarti bahwa hukum (Taurat),
pewahyuan-Nya yang unik berkaitan sangat erat dengan tanah. Memenuhi hukum dengan
segala detailnya di dalam tanah terjanji – inilah cita-cita dan visi orang Yahudi sejati. Dengan
kata lain bagi orang Yahudi tanah adalah simbol, bukan pertama-tama dan terutama simbol
persediaan sumber daya alami yang berlimpah-limpah, melainkan sebagai tempat ketaatan
kepada perintah Allah tanpa ada orang yang merintangi atau mengekang.28
Sistem keterikatan tanah telah diperluas menjadi tanah suci, kemudian tanah nasional
oleh suatu proses budaya. Tanah sering di anggap tidak dapat digali, karena menjadi sumber
daya manusia dan budayanya sejarah. Tanah memainkan peran sentral dalam banyak politik
dan arus konflik yang termasuk didalamnya Irlandia utara, Irak, Taiwan, Palestina dan Sri
27
Walter Brueggemann “The land”, Love, mark, leaven: vol 1. Iss 2, Article 17 (1990) Available at:
http://digitalcommons.pepperdine.edu/leaven/vol1/iss2/17, 2, di unduh juli, 02 2018. 28
F. W. Dillistone, Daya Kekuatan Symbol; The Power Of Symbol, (Yogyakarta: Kanisius, 2002), 50-
53.
11
langka. Tanah dianggap sebagai bagian dari orang (bangsa). Tanah merupakan manifestasi
yang paling penting dari nilai simbolis dalam memperkuat suatu kelompok.29
Allah menjanjikan berkat, keturunan dan tanah kepada Abraham, Isak dan Yakub.
Janji-janji itu dapat disertai sumpah, dihubungkan dengan perjanjian atau berdiri sendiri
sebagai firman Allah; janji-janji itu merupakan benang merah dalam cerita leluhur.
1. Berkat yang Allah berikan hendaklah memantul dari leluhur dan keturunannya
kepada sekalian bangsa di dunia.
2. Sementara para leluhur hidup sebagai orang asing di Kanaan, Allah menjanjikan
keturunan yang tak terhilang banyaknya dan tanah seluruhnya.
3. Allah sudah memberikan janji dan tanda kesetiaan-Nya, tetapi janji itu baru akan
digenapkan pada masa depan.
4. Cerita leluhur dijuruskan pada janji ketika menjadi pra-sejarah Israel.
Cerita leluhur dipentingkan umat Israel karena mereka hidup dan penggenapan janji-
janji yang Allah berikan itu: keturunan Abraham, Isak dan Yakub bertambah menjadi suatu
bangsa dan hidupnya akan turun-temurun. Tanah yang akan mereka diami adalah tanah yang
dijanjikan Allah. Khusus ketika ia diancam oleh musuh, maka Israel mengingat janji-janji
itu.30
Konteks Perjanjian Lama yang paling utama adalah kehidupan bangsa Israel, baik
sebagai suatu masyarakat maupun sebagai suatu umat. Sebagai suatu masyarakat, kehidupan
bangsa Israel tidak banyak berbeda dengan kehidupan masyarakat-masyarakat lain di
sekitarnya. Masyarakat Israel tidak terlepas dari masalah-masalah sosial yang dihadapi oleh
masyarakat umum saat itu. Seperti masalah perbudakan, perbedaan sosial antara yang kaya
dan miskin, perbedaan gaya hidup antara masyarakat kota dan masyarakat pedesaan,
masalah-masalah perlakuan pada orang asing, masalah-masalah di lapangan hukum dan
keadilan, kecenderungan untuk mengabaikan hukum resmi (Torah) dalam masyarakat,
konflik-konflik sosial, masalah dekadensi moral dan sebagainya.
Tuhan telah memberikan kepada umat Israel tanah Kanaan yang menjadi tempat
kediaman dan menjadi milik pusaka bersama, sesuai dengan janji-Nya dengan bapak leluhur
29
Paul Rozin and Sharo wolf, Attacment to land: The case of the land of Israel for American and
Israeli jews and the role of contagion, judgment and decision making, vol 3, no 4 (april 2008)
https://www.sas.upenn.edu/~baron/journal/jdm7909.pdf di unduh juli 2, 2018, 325-326. 30
Christoph Bart dan Marie-Claire Bart-Frommel, Teologi perjanjian lama 1, (Gunung mulia, Jakarta
2008), 102.
12
mereka dahulu. Peristiwa pemberiaan ini merupakan suatu pokok puji-pujian, dasar
kepercayaan dan penghargaan kepada umat Tuhan di dalam tanah milik Tuhan sendiri.
Ketika Allah membawa umat-Nya keluar dari Mesir, tempat perbudakan itu, Ia
hendak mengantarnya pada suatu negeri yang baik, dimana orang-orang itu dapat bermukim,
beribadah dan berkembang. Pada umumnya pokok tersebut dapat dikalimatkan dalam suatu
rumus yang tepat: “Tuhan memberikan tanah kepada Israel”. Dalam ajaran yang disampaikan
oleh Musa – atau ditempatkan ke dalam mulutnya – pemberiaan tanah mendasarkan
kepercayaan umat kepada Tuhan dan Tuhan kepada umat. Pada saat petani membawa buah
sulung kepada Tuhan, ia mengaku “Tuhan membawa kami ke tempat ini dan memberikan
kepada kami negeri ini, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madu. Oleh sebab itu,
disini aku membawa hasil pertama dari bumi yang telah kau berikan kepadaku, ya Tuhan”.
(Ul. 26: 9-10, Yer. 32: 21-22, Neh 9:8) atau pun untuk mendasari harapan akan masa depan (
Yer. 16:5; 30:3, Am 9:15).
Penulisan pokok pemberian tanah Kanaan sebagai tema yang berdiri sendiri belum
lama di akui dalam karya teologi perjanjian lama. G. Von Rad mengangkat hasil penilitian
Martin Noth dan menjadi pelopor pandangan tersebut. Ia diikuti oleh Chr. Barth (dalam buku
ini), oleh R. Rentdorff (yang menekankan hubungan antar jani dan penggenapan, serta
keyakinan bahwa umat hanya dapat hidup di tanah pemberian sejauh ia menjalankan taurat),
serta H. D. Preuss 9 & 10 yang menekankan bahwa tanah yang diberikan dapat juga diambil
kembali oleh Tuhan. W. Zimmerli hanya memandang tanah sebagai salah satu kebaikan
Tuhan terhadap umat-Nya.
Di situ “Allah berkuasa akan memberkati engkau dengan berkat dari langit di atas dan
dengan berkat samudra raya yang letaknya di bawah, dengan berkat buah dada dan
kandungan” (Kej 49:25, 27:28). Embun dan hujan serta sumber air, bahkan keturunan di
janjikan kepada mereka. “kiranya negeri diberkati dengan yang terbaik” (Ul. 33: 13-17).
Diberkatilah engkau waktu masuk dan diberkatilah engkau pada waktu keluar (Ul. 28:1-6,
Maz 3:9), bahkan Allah dapat mengubah kutuk menjadi berkat bagimu, karena Tuhan
Allahmu, menasihi engkau (Ul. 23:5b). berkat yang di janjikan kepada Abraham (Kej 12:3)
menjadi kenyataan.31
31
C Barth, Theologi Perjanjian Lama 2, (Jakarta: Gunung Mulia, 2001), 5-24.
13
Allah campur tangan dalam sejarah untuk membebaskan umat Israel dari perbudakan
di Mesir. Pembebasan mereka mengungkapkan bahwa Allah adalah Tuhan sejarah. Kemudia
melalui perjanjian Sinai, bangsa Israel menjadi bangsa terpilih, bangsa dengan sebuah masa
depan dan harapan.32
Semua persiapan untuk masuk ke tanah terjanji dan semua peraturan
untuk hidup dengan setia di Israel memiliki satu motivasi, yakni membuat Israel menjadi
suatu tempat yang kudus dan yang layak bagi Allah yang kudus yang berada di tengah-tengah
mereka.33
Apakah arti dari “mengikat atau mengadakan “perjanjian”? tak ada masyarakat yang
tidak mengenal lembaga hukum. Setiap perjanjian memiliki akibat hukum tertentu sesuai
dengan bidangnya. Melalui perjanjian dibentuklah suatu hubungan baru, lengkap dengan hak
dengan kewajibannya. Suatu pelanggaran dapat di tuntut dan dengan demikian hubungan
terjamin. Setiap perjanjian berisi janji, tetapi janji itu sah dan wajib dijalankan dalam
kerangka perjanjian. Patut diingat bahwa hanya dalam bahasa Indonesia kata “perjanjian” dan
“janji” seakar. Dalam bahasa asli, digunakan dua akar kata yang katanya berbeda.
Hubungan antar manusia secara perseorangan maupun bersama berbeda dengan
hubungan antar manusia dengan Allah. Sungguh ajaib bahwa Tuhan rela mengikat perjanjian
dengan Israel dan mengkokohkannya. Dengan cara seperti itulah Ia memilih Israel menjadi
umat-Nya. Rumus perjanjian “Aku Tuhan, Allahmu dan kamu umat-Ku” di jawab dengan
“Engkau Tuhan, Allah kami dan kami umat-Mu”, mensahkan hubungan antara umat manusia
dengan Tuhan.34
Kesimpulan
Penulis menyimpulkan bahwa, motivasi adalah dorongan dalam diri setiap orang
untuk mendapatkan sebuah tujuan yang diharapkan, dengan melakukan segala sesuatu
sehingga adanya tindakan nyata yang dapat diperlihatkan sehingga motivasi yang ada dalam
diri seseorang bisa dilihat serta dirasakan sendiri oleh diri sendiri, tetapi kiranya dapat dilihat
dan rasakan oleh orang lain melalui setiap tindakan yang dicapai dan dapat ditunjukan.
Motivasi merupakan sebuah proses penting dalam pemuasan kebutuhan dan dapat menjamin
setiap kepentingan. Manusia memiliki keinginan untuk terus mendapatkan sesuatu keinginan
dan kepuasan didalam diri, tetapi bukan saja kebutuhan memuasankan diri, melainkan
32
F. Hartono SJ, Pengharapan Kristen, (Yogyakarta: Kanisius, 2005), 44. 33
A. S Hadiwiyata, Tafsir Alkitab Perjanjian Lama (Yogyakarta: Kanisius, 2002), 196. 34
Christoph Bart dan Marie-Claire Bart-Frommel, Teologi Perjanjian Lama 1, (Jakarta: Gunung
Mulia, 2008), 279.
14
kebutuhan kognitif dan etestika serta kebutuhan mengetahun dan juga memahami menjadi
bagian dari kebutuhan manusia.
Pembahasan Motivasi Umat Untuk Berziarah ke Tanah Suci Menurut Jemaat Pola
Tribuana Kalabahi
Pada bagian ini penulis akan memaparkan hasil penelitian terhadap motivasi pendeta
untuk berziarah ke tanah suci serta melihat tanggapan jemaat Pola Tribuana kalabahi dengan
perjalanan para pendeta yang melakukan perjalanan ziarah ke tanah suci.
Gambaran tempat penilitian
Bumi dimana GMIT di anugerahi hak hidup dan berkembang ialah pulau Timor dan
pulau-pulau sekitarnya yang termasuk didalamnya, pulau Flores, pulau Alor (Kalabahi),
pulau Pantar yang berada di Propinsi Nusa Tengga Timur dan pulau Sumbawa, di nusa
Tenggara Barat. Batas geografis dari Nusa Tenggara Timur terletak antara 118° - 55’ dan
125° - 11’ BT dan antara 8°- 3’ dan 11° - 1’ LS.35
Kabupaten Alor sebagai salah satu dari 16
kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur adalah wilayah kepulauan dengan 15 pulau yaitu
9 pulau yang telah dihuni dan 6 pulau lainnya belum berpenghuni. Secara geografis kondisi
daerah Alor merupakan daerah dengan pegunungan yang tinggi. Iklim yang tidak menentu
merupakan hambatan bagi masyarakat di Alor. Keadaan geografis yang berbukit dan wilayah
yang terjal merupakan rintangan untuk percetakan atau perluasan lahan sawah dan ladang
untuk tanaman pangan.
Ketika GMIT berdiri pada tanggal 31 Oktober 1947, jemaat Kalabahi sebagai jemaat
induk bagi jemaat-jemaat di Alor Pantar mulai berkembang. Dalam hal pelayanan ada
kemajuan dalam bidang manusianya, daya dan juga dana. Pada tahun 1959 – 1960 klasis Alor
Pantar yang berpusat di jemaat Kalabahi dimekar menjadi lima klasis. Klasis Kolana berpusat
di Lantoka, klasis Kui berpusat di Moru, klasis Batulolong berpusat di Apui, klasis Alor
berpusat di Kalabahi, dan klasis Pantar. Pada tanggal 1 Maret 1964, jemaat Kalabahi di rubah
namanya menjadi jemaat Pola Tribuana Kalabahi. Gereja GMIT Pola Tribuana Kalabahi
adalah gereja terbesar di Kabupaten Alor dengan keberadaan jemaat yang sangat banyak.
35
Dr. Frank Cooley, Benih Yang Tumbuh XI, (Jakarta: Lembaga penilitian dan studi dewan gereja-
gereja di Indonesia, 1976), 17-18.
15
Gereja Pola Tribuana Kalabahi juga berada di tengah-tengah kota Kalabahi, Kabupaten Alor.
Dengan keadaan jemaat yang memiliki tingakat pendidikan dan penghasilan yang memadai.36
Latar Belakang Program Pemerintah Tentang Perjalanan Ziarah ke Tanah Suci
Perjalanan Ziarah rohani adalah kebijakan pemerintah kabupaten Alor didalam
mengimplementasikan program strategi pembangunan daerah gerakan membangun menuju
Alor mandiri dengan spirit tancap gas dengan empat percepatan pembangunan khusus untuk
penikatan sumber daya manusia di Alor. Ziarah ini dilakukan tanpa mengenal agama. Semua
agama yang ada di kabupaten alor di ikut sertakan. Pemikiran dasar program perjalanan
ziarah ke tanah suci adalah bahwa Alor bumi persaudaraan di Timur matahari ini, dihuni oleh
orang-orang bersauadara dengan berbagai pemeluk-pemeluk agama dan untuk bagaimana
merekatkan hubungan persaudaraan ini sehingga Pemerintah Daerah mengambil kebijakan
untuk mebuat program perjalanan ziarah. sehingga kerukunan di kabupaten Alor tidak
sekedar sebuah ungkapan saja, maka harus dilestarikan dan dijaga untuk setiap generasi.37
Ziarah rohani ke tanah suci bagi tokoh-tokoh agama dan umat beragama di Kabupaten
Alor, merupakan program tetap dari pemerintah Kabupaten Alor yang berdampak pada
pertumbuhan Iman, kepercayaan dan ketaqwaan umat beragama dalam mempertebal
keyakinan akan ajarannya yang diyakini sesuai dengan ajaran dalam kitab-kitab. Bahwa
peserta ziarah rohani merupakan tokoh agama dalam wilayah Kabupaten Alor yang telah
memberikan kontribusi bagi pembangunan daerah khususnya pengembangan rohani
masyarakat, maka dalam rangka meningkatkan semangat pelayanan khususnya dibidang
agama perlu di lakukan kegiatan ziarah rohani. Perjalanan ziarah ke tanah suci suda
dilakukan sejak tahun 2002, akan tetapi perjalanan dilakukan dengan menggunakan biaya
sendiri dan ada juga yang dibiayai oleh orang-orang tertentu. Lalu melalui pertimbangan
pemerintah kabupaten Alor, maka pada tahun 2015, program perjalanan ziarah ke tanah suci
menjadi program tetap oleh pemerintah kabupaten Alor dan program ini akan menjadi
program yang terus berlanjut (yang akan terus dilakukan).
Tokoh-tokoh agama antara lain; para Pendeta, Pastor, Romo, Imam Masjid, pemimpin
Hindu Dharma yang melakukan pelayanan keagamaan di kabupaten Alor. Tujuan ziarah
rohani ke tanah suci adalah untuk mengetahui tentang situs-situs keagamaan dan juga
memenuhi ibadah yang tertulis dalam kitab-kitab berdasarkan ajaran masing-masing agama
36
Pdt Marten Lakalet, wawancara (Kalabahi, 25 Mei 2018, Pukul 18:00). 37
Bapak Melky Beli, wawancara (Kalabahi, 03 Juni 2018, Pukul 09:12).
16
yang selanjutnya akan di sampaikan kepada umat akan kebenarannya. Usulan peserta ziarah
rohani dilakukan oleh pemimpin organisasi keagamaan kepada Bupati Alor untuk ditetapkan
dengan surat keputusan Bupati. Biro perjalanan adalah jasa perjalanan yang telah ditetapkan
untuk mengurus dan sekaligus bertanggungjawab atas perjalanan bagi peserta ziarah rohani
dari tempat asal sampai tempat tujuan dan sebaliknya. Penganggaran bagi peserta ziarah
rohani asal kabupaten Alor dibebankan dalam APBD setelah melalui mekanisme pembahasan
dan persetujuan DPRD.
Pemerintah daerah Kabupaten Alor, berkeinginan mewujudkan hubungan sosial
kemasyarakatan yang harmonis, pastisipatif, dan berdasarkan nilai-nilai agama, adat dan
budaya. Oleh karena itu melalui kegiatan ziarah rohani ini akan diperoleh pengetahuan baru
yang dapat diteruskan kepada umat beragama yang berada dalam asuhan masing-masing
melalui mimbar gereja, khotbah jumat maupun melalui sarana-sarana keagamaan lain untuk
mewujudkan kehidupan kemasyarakatan yang harmonis sesuai dengan nilai-nilai agama.38
Motivasi Perjalanan Ziarah ke Tanah Suci
Dari hasil wawancara yang saya lakukan, menurut pendeta Yeheskiel Laa yang
melakukan perjalanan ziarah ke tanah suci, mengatakan bahwa ziarah ke tanah suci ialah
menyelusuri jejak Tuhan Yesus secara dekat serta secara langsung, bukan saja membaca
dalam Alkitab, tetapi perjalanan ziarah ini menjadi pembelajaran bagi jiwa-jiwa yang
senantiasa berharap kepada Tuhan.39
Menurut pendeta Ratu Pay, perjalanan ziarah ke tanah
suci ialah kunjungan bersejarah seperti yang tercatat dalam PL dan PB, ini juga bukan
sekedar kunjungan tanpa makna tetapi melihat, merasakan, menikmati pengalaman iman
yang pernah dialami bangsa Israel melalui perbuatan besar Allah yang dilakukan serta
belangsung secara baik maupun buruk.40
Menurut pendeta Saul Hingmadi perjalanan ziarah
ke tanah suci sangat bermanfaat untuk bersaksi tentang kebenaran Allah, dan bukti-bukti
sejarah Allah di kota Yerusalem.41
Israel adalah tanah suci. Motivasi dari perjalanan ziarah ke tanah suci ialah untuk
melihat tempat-tempat suci serta jejak-jejak Tuhan Yesus.42
dari perjalanan ziarah ke tanah
suci, diamana ada keinginan dan kerinduan untuk mengetahui Yerusalem itu seperti apa dan
38
Keputusan Bupati Alor, penetapan peserta ziarah rohani kebupaten Alor. Nomor 298, 2017. 39
Pdt Yeheskiel Laa, wawancara (Kalabahi, 22 Mei 2018, Pukul 15:16). 40
Pdt Ratu Pay, wawancara (Kalabahi, 24 Mei 2018, Pukul 08:11). 41
Pdt Saul Hingmadi, wawancara (Kalabahi, 24 Mei 2018, Pukul 16:23). 42
Pdt Yeheskiel Laa, wawancara (Kalabahi, 22 Mei 2018, Pukul 15:16).
17
bagaimana. Selama ini hanya melihat di TV dan juga membaca dalam Alkitab tetapi, ketika
diberikan kesempatan untuk melakukan perjalanan ke tanah suci maka, dengan sukacita
menerima dan rasa ingin tahu selama ini terjawap.43
motivasi perjalanan ziarah ke tanah suci
yaitu bisa melihat dan menyaksikan langsung bukti-bukti sejarah serta dapat memperkokoh
iman dan pengharapan.44
Berbeda dengan pendapat Pendeta Yakobus Pulamau, tidak ada
motivasi dari perjalanan ziarah ke tanah suci, selain untuk menjawab permintaan pemerintah
serta mengikuti apa yang di atur oleh biro perjalanan. Perjalana ziarah ke tanah suci berlaku
secara gratis, tanpa mengeluarkan biaya kecuali ingin untuk membeli sesuatu tetapi selain
dari itu merupakan tanggung jawap pemerintah daerah. perjalanan wisata rohani sudah
menyatu dengan bisnis sehingga nilai keutungan selalu menjadi pertimbangan utama.45
Perasaan sukacita, bahagia, serta penuh ucapan syukur. yang dirasakan ketika
mengingat jejak perjalanan Tuhan di Tiberias, danau Galilea, Nazaret, Samaria, Betlehem,
jalan viadolorosa, laut mati dll. Semua yang dilihat, serta disaksikan secara langsung
merupakang sesuatu yang luar biasa dan tak akan terlupakan.46
Hampir 99% semua yang
tercatat dalam alkitab, tentang kisah bangsa Israel dan kisah pelayanan Yesus bisa dialami
bahwa semua itu adalah benar dan nyata. Langsung menyaksikan serta membenarkan semua
yang ada di tanah suci.47
Israel umat pilihan Allah, walau pun mereka mengalami tantangan peperang tetapi,
Allah tidak melupakan mereka. Dengan apa yang dilihat memiliki dampak yang bukan saja
dirasakan oleh diri sendiri tetapi dibagikan juga kepada keluarga serta jemaat dengan cara
meyakinkan mereka bahwa tetap memiliki iman yang kuat serta senantiasa mengandalkan
Tuhan dalam kehidupan. Dengan perjalanan ziarah iman percaya semakin teguh serta
menjadi pelajaran bagi jiwa-jiwa serta umat yang percaya kepada Tuhan.48
Tanggapan Jemaat Pola Tribuana Kalabahi dengan Perjalanan Ziarah ke Tanah Suci
Perjalanan ziarah ke tanah suci merupakan perjalanan yang baik, akan tetapi perlu
dilihat apa dampak dari perjalanan ziarah.49
Program ini adalah program dari Pemerintah
Daerah Kabupaten Alor, bukan dari gereja yang kalau ditelusuri apa dampak bagi jemaat atau
43
Pdt Ratu Pay, wawancara (Kalabahi, 24 Mei 2018, Pukul 08:11). 44
Pdt Saul Hingmadi, wawancara (Kalabahi, 24 Mei 2018, Pukul 16:23). 45
Pdt Yakobus Pulamau, wawancara (Kalabahi, 23 Mei 2018, Pukul 19:17). 46
Pdt Yeheskiel Laa, wawancara (Kalabahi, 22 Mei 2018, Pukul 15:16). 47
Pdt Ratu Pay, wawancara (Kalabahi, 24 Mei 2018, Pukul 08:11). 48
Pdt Saul Hingmadi, wawancara (Kalabahi, 24 Mei 2018, Pukul 16:23). 49
Ibu Kartini Maure, wawancara (Kalabahi, 23 Mei 2018, Pukul 10:23).
18
rakyat, karena jemaat atau rakyat masih dalam kondisi kemiskinan, serta keterbelakangan
pengetahuan. Yesus bilang berbahagialah orang yang tidak melihat namun percaya.50
Pemerintah tentu punya alasan serta pertimbangan yang cukup, serta dilandasi berbagai
regulasi sehingga program ini dilaksanakan. Harapannya sudah di kaji dari pihak pemerintah
dan masyarakat sehingga dapat menemukan berbagai dampak baik negatif maupun positif
terutama bagi gereja yang menerima program ini, harus dijelaskan baik pada lingkup
pendeta-pendeta maupun jemaat sehingga tidak menimbulkan berbagai macam penafsiran
yang berdampak negatif.51
Perjalanan ziarah ke tanah suci ini, disetujui oleh ibu Ningsi sebagai jemaat di gereja
GMIT Pola Tribuana Kalabahi, akan tetapi yang terpenting adalah harus berdampak bagi
kesana hidup iman jemaat, bukan saja sebuah perjalanan ziarah yang tidak bermakna. Tidak
disangkali bahwa ada juga peziarah yang setelah kembli tidak membawa nuansa baru bagi
jemaat.52
Berbeda dengan bapak Sepry, ia tidak setuju dengan perjalanan ziarah ke tanah suci
karena rakyat pada umumnya belum sejahtera dalam kehidupannya sehingga perlu
diperhatikan kehidupan rakyat dengan cara melakukan aksi nyata berupa pemberian modal
usaha.53
Bapak Samsudi mengatakan tidak setuju dengan perjalanan ziarah ke tanah suci,
sebab program seperti ini dimana penentuan peserta ziarah dipilih dan ditetapkan melalui
keputusan pemerintah selalu dicermati dari sisi politis dan oleh sebagian jemaat. Dari sudut
pandang ini pendeta dilihat sebagai alat politik pemerintah, sebab tidak ada suatu ajaran
ataupun ketentuan yang mengatakan bahwa pendeta dan warga jemaat harus berziarah ke
tanah suci. Disamping itu muncul juga kecemburuan diantara sesama pendeta.54
Dampak dari perjalanan ziarah ke tanah suci dapat dirasakan oleh jemaat melalui
pemberitaan-pemberitan Firman Tuhan. Sering, para pendeta langsung menyampaikan
beberapa tempat bersejarah baik itu yang tercatat dalam dunia perjanjian lama, maupun dunia
perjanjian baru dan itu membuat jemaat tidak bimbang dan ragu akan cerita-cerita alkitab
yang kemudian di Imani dalam hidup. Bahkan sebagai jemaat juga mendapat gambaran
tentang karakter hidup umat Israel di zaman kini dengan umat Israel di zaman lampau. Dan
salah satu cerita yang menarik untuk disimak adalah ketika para peziarah hendak
membagikan makanan ke salah satu pengarah, tetapi sang pengarah berkata bahwa “saya ragu
50
Bapak Sepry Datemoli, wawancara (Kalabahi, 24 Mei 2018, Pukul 11:04). 51
Bapak Samsudi Anie, wawancara (Kalabahi, 21 Mei 2018, Pukul 18:06). 52
Ibu Ningsi Maure, wawancara (Kalabahi, 23 Mei 2018, Pukul 10:23). 53
Bapak Sepry Datemoli, wawancara (Kalabahi, 24 Mei 2018, Pukul 11:04). 54
Bapak Samsudi Anie, wawancara (Kalabahi, 21 Mei 2018, Pukul 18:06).
19
dengan apa yang hendak kamu bagikan itu karena ada kemungkinan kami belum mengambil
sepersepuluhnya bagi Tuhan”. Ini menjadi inspirasi iman yang patut dicontohi dalam
komitmen iman kita orang percaya di zaman ini yang suda mulai lalai dalam hal
sepersepuluh.55
Dengan perjalanan ini timbul pertanyaan di kalangan jemaat; mau lihat
kedepan atau berbalik ke belakang? Bagi jemaat, yang didengar dan impikan sejak kecil
dengan melagukan lagu “Yerusalem kotaku yang mulia”, adalah Yerusalem baru yang
diyakini secara iman tanpa terlebih dahulu melihat Yerusalem yang menjadi tujuan ziarah
saat ini.56
Karena bagi jemaat program ini tidak penting. Perjalanan ini juga terkesan
menghambur-hamburkan uang rakyat oleh pemerintah dan tidak ada nilai tambah bagi
masyarakat.57
Tidak semua jemaat merasakan dampak dari perjalanan ziarah dari para
peziarah sehingga, perlu untuk di kaji ulang program ini, supaya tidak berkesan hanya ingin
menghambur-hamburkan uang dan bersenang-senang di atas pergumulan jemaat yang hidup
penuh dengan keterbatasan perekonomian.58
Analisa Motivasi perjalanan ziarah ke Tanah Suci Menurut Jemaat Pola Tribuana
Kalabahi
Dari data yang sudah didapatkan oleh penulis maka terlihat motivasi-motivasi dari
para peziarah yang melakukan perjalanan ziarah ke tanah suci. Ada motivasi yang berbeda-
beda dari para peziarah. Sesuai dengan pengertian dari motivasi sendiri yang artinya sesuatu
yang menggerakan terjadinya tindakan, atau disebut dengan niat. Pada dasarnya, perbuatan
manusia dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu perbuatan yang direncanakan, artinya
digerakan oleh suatu tujuan yang sudah ada dalam diri seseorang dan akan dicapai; perbuatan
yang tidak direncanakan, yang bersifat spontanitas, artinya tidak bermotiv, yang terjadi secara
langsung; perbuatan yang ada diantara kedua keadaan, yaitu direncanakan dan tidak
direncanakan, yang disebut dengan semi direncanakan. Motivasi ditentukan oleh yang
pertama, kekuatan yang dimana terlihat ada motivasi yang kuat untuk melakukan atau
mengerjakan sesuatu, dan yang kedua kebenaran yang dimana motivasi yang sudah kuat itu
mampu untuk menunjukan kebenaran. Dua unsur ini saling berkaitan dan bergantung.
Motivasi yang kuat dan benar akan menghasilkan kinerja dan hasil kerja yang maksimal.
Sebaliknya motivasi yang lemah dan tidak benar, atau tidak memiliki motivasi yang betul-
betul hadir dalam diri seseorang, akan menghasilkan kinerja dan hasil kerja yang dapat
55
Ibu Ningsi Maure, wawancara (Kalabahi, 23 Mei 2018, Pukul 10:23). 56
Bapak Samsudi Anie, wawancara (Kalabahi, 21 Mei 2018, Pukul 18:06). 57
Bapak Sepry Datemoli, wawancara (Kalabahi, 24 Mei 2018, Pukul 11:04). 58
Bapak Kris Salmau, wawancara (Kalabahi, 25 Mei 2018, Pukul 19:22).
20
menghasilkan kesan yang buruk dan tidak sesuai.59
Setiap orang memiliki motivasi tersendiri
untuk melakukan perjalanan ziarah ke tanah suci. Ada orang yang melakukan perjalanan
ziarah ke tanah suci dikarenakan memiliki motivasi sebelumnya untuk bisa mendapatkan
kesempatan sampai ke tanah suci, tetapi ada juga yang melakukan perjalanan ke tanah saci
hanya kerena permintaan yang dikeluarkan sesuai dengan kinerja atau kehadiran pelayanan
mereka selama ini. Ini merupakan perbuatan yang tidak direncanakan atau bersifat
spontanitas, Sehingga setelah kembali dari perjalanan ke tanah suci, tidak semua peziarah
mampu memberikan dampak dari perjalanan ziarah ke tanah suci. Sesuai dengan penjelasan
pengertian motivasi yang dimana adanya motivasi yang lemah dan tidak benar sehingga hasil
yang dtunjukan sangat minimal dan buruk untuk jemaat dapat merasakan dampaknya,
Dari pengertian motivasi yang telah di paparkan, maka bagi penulis motivasi
merupakan suatu proses yang pasti memerlukan waktu untuk dapat bisa menjawap apa yang
menjadi kebutuhan-kebutuhan dari para perziarah serta mendorong mereka untuk dapat
melakukan perjalanan ziarah ke tanah suci agar apa yang menjadi tujuan dari para peziarah
dapat tercapai. Tujuannya ialah bisa sampai ke tanah suci Israel dan merasakan secara
langsung apa yang telah di firmankan Tuhan dalam perjanjian Lama dan perjanjian baru.
Ketika tujuan ini tercapai maka akan memuaskan apa yang menjadi kebutuhan-kebutuhan
para peziarah yang dimana kerinduan mereka untuk bisa sampai ke tanah suci Israel dapat
terjawap. Dengan melakukan perjalan ziarah ke tanah suci, lebih memperkuat iman percaya
para peziarah serta dengan penuh semangat khotbah-khotbah yang disampaikan menjadi
khotbah yang hidup dan penuh tanggung jawap. karena mereka telah secara langsung
menyaksikan semua yang ada di tanah suci.
Kebutuhan untuk sampai ke tanah suci akan memuaskan keinginan para peziarah
setelah mereka sampai di Yerusalem yang menjadi tujuan utama mereka melakukan
perjalanan yang panjang dan memakan waktu berhari-hari dari Kabupaten Alor sampai ke
tanah suci di Yerusalem. Kepuasan ini terus mendorong para peziarah untuk terus mencari
serta menemukan apa yang sebelumnya tidak terpikirkan dan di harapkan untuk tercapai,
sehingga dengan perjalanan ini dapat mengurangi ketidak tahuan para peziarah yang
sebelumnya tidak mereka dapatkan dalam pelayanan yang mereka lakukan selama berada
ditengah-tengah jemaat. Dengan motivasi dalam diri peziarah untuk melakukan perjalanan
ziarah ke tanah suci, para peziarah bukan saja di tuntut untuk aktif tetapi dituntut untuk bisa
59
H. Andi Rafsyid, Manajemen Pendidikan, 206-217.
21
proaktif dalam artian para peziarah harus bertanggung jawap dengan apa yang telah mereka
saksikan ditanah suci, tanah yang telah di janjikan Allah, tanah yang diberkati, untuk
nantinya mereka aplikasikan kepada jemaat berdasarkan nilai apa yang mereka dapatkan di
tanah suci. Ketika apa yang dicari suda memenuhi kebutuhan peziarah maka akan timbul
perilaku reaktif yang dimana ada tanggapan atau respon ketika merasakan sesuatu yang
timbul atau mucul secara langsung. Bahwa janji Allah, Ya dan Amin. Semua itu ada dan
nyata karna bisa di saksikan dan dirasakan oleh para peziarah secara langsung. Dimana janji
Allah kepada Musa, sesuai dengan nyayian Musa (Ulangan 32), tergenapi bukan saja pada
saat dulu tetapi nyata sampai saat ini.
“Aku akan memulihkan kembali umat-Ku Israel: mereka akan membangun kota-kota
yang licin tandas dan mendiaminya: mereka akan menanami kebun-kebun anggur dan minum
anggurnya; mereka akan membuat kebun-kebun buah-buahan dan makan buah-buahan dan
makan buahnya. Maka Aku akan menanam mereka di tanah mereka, dan mereka tidak akan
dicabut lagi dari tanah yang telah Kuberikan kepada mereka, Firman Tuhan, Allahmu”. Amos
9 : 14-15.60
Janji Allah sesuai dengan Firman Tuhan, menjadi bukti nyata yang secara langsung
dilihat dan dirasakan oleh para peziarah. Perjalanan yang dilakukan bukanlah sebuah
perjalanan yang sia-sia. Sampai banyak hal yang tidak mampu untuk diungkapkan dengan
kata-kata karena hanya bisa dirasakan oleh para peziarah yang secara langsung membantu
para peziarah untuk memperkokoh Iman percaya mereka. Dalam kehidupan sebagai manusia,
kita memerlukan motivasi baik saat suka maupun duka, untung maupun rugi, kaya maupun
miskin, jadi pemimpin atau pun di pimpin, saat kesulitan maupun kesudahan. Dengan
motivasi kita dapat Tumbuh dan berkembang bila mana ada daya rangsangan, daya imajinasi
yang bersumber dari dalam diri dan luar diri, sehingga dapat membangkitkan rasa diri
seseorang sebagai kekuatan untuk mencapai suatu resiko dan tantangan untuk mencapai
target yang belum pernah tercapai atau memang yang sebelumnya tidak pernah dibayangkan
didalam benak dan pikiran. Sebuah kebenaran haruslah memiliki kekuatan, dan sebuah
kekuatan haruslah mencerminkan suatu kebenaran.61
Cara para peziarah merepon serta
menjalankan perjalanan ziarah ketanah suci dilakukan secara individual karena setiap orang
memiliki pemikiran serta motivasi dalam diri yang berbeda-beda pula. Cara menyikapi
perjalanan pun akan berbeda, sampai pada bagaimana pengaplikasian dari hasil perjalanan
60
Diaz Dwikomentari, Manajemen Solusi dan Spiritual, (Jakarta: Katalog Dalam Terbitan, 2005), 21. 61
Diaz Dwikomentari, Menejemen Solusi dan Spiritual, 21.
22
ziarah yang dilakukan. Sehingga terlihat jelas bahwa tidak semua peziarah mampu
memberikan dampak yang betul-betul membuat jemaat merasa bahwa dampak itu ada untuk
mereka rasakan.
Perjalanan ziarah adalah alat bantu mengajar, tidak saja mengajar tenang akar-akar
Iman yang dimana dengan pengalaman perjalanan ziarah ke tanah suci, para peziarah dapat
membantu jemaat dengan meyakinkan jemaat melalui Firman Tuhan yang secara langsung
telah mereka lihat serta saksikan, dengan cara melihat kenyataan dari tempat yang dituju.
Ziarah membuat mata terbuka untuk melihat dunia Allah apa adanya, dan bukan seperti yang
ingin kita bayangkan. Perjalanan ziarah adalah satu jalan doa: sebagai jalan untuk meminum
dalam kehadiran dan kasih Allah dalam Kristus, sambil mengunjungi tempat-tempat yang
Khusus dihubungkan denganNya, dan juga kini sebagai suatu jalan untuk berdiri ditempat
derita. Perjalanan ziarah adalah jelan kemuridan baik untuk dikuatkan dalam kehidupan
keseharian dan pekerjaan sebagai orang Kristen, dan semakin dikuatkan dalam Iman.62
Sebagaimana yang telah di paparkan pada bagian ke dua Bahwa, Yang penting
motivasi dan interaksi pelayanan tetaplah bersih dan murni. Artinya, apa yang dilakukan dan
didapatkan dari perjalanan ziarah ke tanah suci kiranya benar-banar jauh dari sisi egoisme,
kepentingan diri dan niat untuk mencari pujian yang sia-sia. Kalau motivasi yang dilakukan
tidak murni, maka akan menjadi percuma dan sia-sia perjuangan dan usaha, pelayanan dan
pengorbanan, serta tidak akan membawakan kegembiraan, kepuasan dan kebahagiaan bagi
kehidupan berjemaat karena dalam perjalanan ziarah ke tanah suci sudah ada unsur egoisme
yang sudah ada dalam diri para peziarah. Sehingga akan menghasilkan suatu penilaian yang
berbau negatif bagi jemaat. walau pun motivasi merupakan sesuatu yang ada dalam diri setiap
orang yang tidak tampat dari luar tetapi motivasi akan terlihat dari para peziarah melalu
perilaku dan tindakan nyata yang mereka buktikan serta tunjukan dalam kehidupan
berjemaat. Sehingga setiap tujuan perjalanan ziarah ke tanah suci yang telah meraka alami
bisa membawa dampak bagi jemaat.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penilitian, pembahasan dan analisa maka dapat di ambil kesimpulan
bahwa, ada motivasi yang berbeda-beda dalam pribadi para peziarah. Sesuai dengan
pengertian motivasi yang merupakan dorongan yang ada dalam diri setiap orang. Perjalanan
62
Tom Wright, Panduan Untuk Ziarah Geografis dan Spiritual, (Jakarta: Waskita Publishing, 2010),
150.
23
ke tanah suci yang dilakukan oleh para peziarah didasarkan motivasi dalam diri mereka
untuk dapat melihat serta menyaksikan secara langsung tanah perjanjian yang telah di
janjikan oleh Allah kepada bangsa Israel. Dengan perjalanan ini, para peziarah juga dapat
melihat bagaimana kota yang terjanji ini, sehingga dapat membantu para peziarah untuk
dapat bertanggung jawap dengan isi Alkitab yang dapat mereka saksikan secara langsung,
iman dan pengharapan dari para peziarah juga semakin diperkokoh. Inilah yang terjadi dalam
diri para peziarah yang mendapatkan kesempatan dari Pemerintah Daerah Kabupaten Alor
untuk melakukan perjalanan ziarah ke tanah suci, yang awalnya tidak pernah ada dalam
benak mereka tetapi pada akhirnya apa yang tidak pernah mereka pikirkan ini dapat mereka
rasakan secara langsung. Walau dari perjalanan ziarah ke tanah suci tidak semua peziarah
dapat membawa dampak bagi jemaat akan tetapi, tidak semua jemaat menilai perjalanan
ziarah ke tanah suci secara negatif. Ada jemaat yang setuju dengan perjalanan ziarah ke tanah
suci dengan berbagai pemikiran mereka tetapi ada juga jemaat yang tidak setuju dengan
perjalanan ziarah ke tanah suci dengan berbagai pemikiran mereka.
Saran
1. Pemerintah Daerah kabupaten Alor harus lebih memikirkan dengan baik program
perjalanan ziarah ke tanah suci. Program ini memang baik untuk dilakukan bagi para
tokoh-tokoh agama yang telah berkontribusi bagi Kabupaten Alor tetapi harus ada
penegasan dan penekanan kepada para peziarah ketika kembali dari tempat ziarah,
dampak atau manfaat apa yang harus mereka bagikan kepada jemaat atau aplikasi
seperti apa yang harus mereka lakukan bagi jemaat. Iman akan semakin bertumbuh
dan kokoh, tetapi bagaimana dengan pengapliksian setiap proses kehidupan yang
mereka dapatkan dari perjalanan ziarah ke tanah suci.
2. Para perziarah hendaknya membuat suatu hal seperti sosialisasi atau diskusi bersama
sesama para pendeta ketika kembali dari tanah Israel, sehingga para pendeta yang
belum pernah melakukan perjalanan ziarah juga bisa mendapatkan pembelajaran baru
tentang tanah Israel yang sekarang.
3. Untuk para peziarah, motivasi dalam diri untuk melakukan perjalanan ziarah ke tanah
suci kiranya bukan saja di rasakan sendiri untuk sementara waktu, akan tetapi dapat
memberikan dampak dalam jangka waktu yang panjang. Sehingga tidak menimbulkan
pandangan negativ dari jemaat untuk para peziarah yang melakukan perjalanan ziarah
ke tanah suci.
24
4. Hendaknya jemaat memandang, menerima dan menilai perjalanan ziarah ke tanah
suci yang telah di programkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Alor secara positif
sebagai upaya untuk memperkuat dan membangun iman jemaat, sehingga perjalanan
ziarah ke tanah suci tidak mejadi sebuah perjalanan yang berkesan negatif di dalam
pandangan jemaat.
25
Daftar Pustaka
Buku
Adair, Jhon. Kepemimpinan yang Memotivasi, Aturan Lima Puluh – Lima Puluh dan
Delapan Prinsip Utama Untuk Memotivasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama 2008.
Azwar, Saifuddin. Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011.
Balker, David L. Satu Alkitab Dua Perjanjian, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2006.
Bard, C. Theologi Perjanjian Lama 2, Jakarta: BPK Gunung mulia, 2001.
Bart, Christoph dan Bart-Frommel, Marie-Clair. Teologi Perjanjian Lama, Jakarta: Gunung
Mulia, 2008.
Cooley, Frank. Benih yang Tumbuh XI, Jakarta: Lembaga Penilitian dan Studi Dewan Gereja-
Gereja di Indonesia, 1976.
Davidson, Robert. Alkitab Berbicara, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1986.
Denny, Richard. Motivate to win, Cara Memotivasi Diri dan Orang Lain, Jakarta: Granmedia
Pustaka Utama, 2007.
Dwikomentari, Diaz. Menejemen Solusi dan Spiritual, Jakarta: Katalog Dalam Terbitan,
2005.
Efendi, Nursalam Ferry. Pendidikan Keperawatan, Semarang: Salemba Madika, 2018.
Gaspersz, Steve. Iman tidak Pernah Amin: Menjadi Kristen dan Menjadi Indonesia, Jakarta:
BPK Gunung Mulia, 2009.
Hadiwiyata, A S. Tafsir Alkitab Perjanjian Lama, Yogyakarta: Kanisius, 2002.
Hartono, F SJ. Pengharapan Kristen, Yogyakarta: Kanisius, 2005.
Karman, Yongki. Bunga Rampai Theologi Perjanjian Lama, Jakarta: BPK Gunung Mulia,
2015.
Kholis, Setiawan M Nur & Soetapa. Meneliti Kelam Kerukunan, Jakarta: BPK Gunung
mulia, 2010.
Leteng, Hubert. Spiritualitas Iman Praja,Yogyakarta: Kanisius, 2010.
Martin, Handoko. Motivasi Daya Penggerak Tingkah Laku, Yogyakarta: Kanisius, 1992.
Mawene, Marthinus Theodorus. Perjanjian Lama dan Teologi Kontekstual, Jakarta:
Gunung Mulia, 2012.
Munandar, Ashar Sunyoto. Psikologi Industry dan Organisasi, Jakarta: Universitas
Indonesia, 2001.
Noersena, Bambang. Refleksi Ziarah ke Tanah Suci, Malang: Katalog dalam Terbitan, 2016.
Otta, Pieter. Nehsher Indotama Tour dan Travel, Bogor: 2017.
26
Rafsyid, Andi, dan Pananrangi. Manajemen Pendidikan, Makasar: Celebes Media Perkasa,
2017.
Rasis, Rachman. Hari raya Liturgi: Sejaran dan Pesan Pastoral Gereja, Jakarta: BPK
Gunung mulia, 2005.
Setiadi, Nugroho J. Perilaku Konsumen, Perspektif Kontenporer pada Motif, Tujuan, dan
Keinginan Konsumen, Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2013.
Suryadana, M Liga. Sosiologi Pariwisata; Kajian Kepariwisataan dalam Paradigma
Integrative Transformative Menuju Wisata Spiritualitas, Bandung: Catalog dalam
Terbit.
Ucko, Hans. Akar Bersama Belajar tentang Iman Kristen dari Dialok Kristen-Yahudi,
Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2001.
Jurnal dan Dokumen:
Wright Tom. Panduan Untuk Ziarah Geografis Dan Spiritual, Jakarta: Waskita Publishing,
2010.
Court, Jhon M. Approaching the Apocalypse: A short history of Christian Millenarianism, I.
B. Tauris & Co Ltd, 2008.
Rozin, Paul and wolf, Sharo. Attacment to land: The case of the land of Israel for American
and Israeli jews and the role of contagion, judgment and decision making, (april 2008)
https://www.sas.upenn.edu/~baron/journal/jdm7909.pdf di unduh Juli 2, 2018.
Crouch, Paul. Ahead of historic G16 holy land tour, trinity broadcasting network Re-Affirms
strong commitment to nation of Israel, http://web.a.ebscohost.com. Diunduh tgl 25 Juni
2018.
Kallai, Zecharia. The patriarchal boundaries, canaan and the land of Israel: patterns and
application in biblical historiography, Israel exploration jurnal, Vol ½ (1997) 69-92,
http://www.jstor.org/stable/27926459, di unduh Juli, 02 2018.