tinjauan maqÂṢid asy-syarÎ’ah terhadap the code of …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/bab i, v,...
TRANSCRIPT
![Page 1: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah](https://reader038.vdocuments.pub/reader038/viewer/2022110113/5c91d4ca09d3f24c328c77e5/html5/thumbnails/1.jpg)
TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH
TERHADAP THE CODE OF PERSONAL STATUS TAHUN 1958 PASAL 18
TENTANG POLIGAMI DI TUNISIA
SKRIPSI
DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN SYARAT-SYARAT MEMPEROLEH GELAR
SARJANA STRATA SATU DALAM ILMU HUKUM ISLAM
OLEH:
MUHAMMAD FARIED NABIL
NIM: 11350038
PEMBIMBING:
Hj. FATMA AMILIA, S.Ag., M.Si.
JURUSAN AL-AHWAL ASY-SYAKHSIYYAH
FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2015
![Page 2: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah](https://reader038.vdocuments.pub/reader038/viewer/2022110113/5c91d4ca09d3f24c328c77e5/html5/thumbnails/2.jpg)
ii
ABSTRAK
Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah satu pihak (suami) megawini
beberapa (lebih dari satu) istri dalam waktu yang bersamaan. Masalah poligami
meskipun Islam membolehkannya, tetapi oleh kaum wanita seiring dengan
meningkatnya kesadaran akan hak dan martabat status mereka dipandang sebagai
suatu upaya eksploitasi wanita demi kebutuhan biologis kaum adam. Sementara
bagi kaum adam pada umumnya, poligami adalah sesuatu yang legal dan telah
dipraktekkan oleh Nabi Muhammad SAW. Meskipun Nabi Muhammad SAW
mempraktekkannya, tetapi dalam perkembangannya, tidak semua ulama
berpendapat seragam, sebagian mereka ada yang menolak kebolehannya. Ada
sebagian Negara yang membatasi poligami dan ada juga yang melarang poligami
secara tegas dengan menghukum dan mendenda bagi warga negaranya bila
melakukan poligami yakni Tunisia. Islam tidak melarang poligami akan tetapi
membolehkan asalkan sesuai syarat yang tertera didalam al-Qur‟an yakni bisa
berlaku adil. Tunisia dalam melarang dengan tegas dengan alasan kemaslahatan
dan ingin mengangkat derajat wanita Tunisia. Oleh karena itu penulis tertarik
untuk meneliti factor-faktor apa saja yang melatarbelakangi pembentukan undang-
undang pelarangan poligami dan bagaimana undang-undang pelarangan poligami
tersebut jika ditinjau dengan Maqâṣid asy-Syarî’ah.
Penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah termasuk
dalam kategori penelitian pustaka dan bersifat deskriptif analitik. Sumber data
berasal dari data primer yang diperoleh dengan melihat buku-buku yang
membahas The Code of Personal Status Tunisia dan data sekunder yang didapat
dari buku-buku, artikel, skripsi, jurnal dan tulisan yang berkaitan dengan
permasalahan yang menjadi pembahasan dalam skripsi ini. Untuk mendapatkan
data tersebut maka digunakan metode pengumpulan data dengan mencari bahan
pustaka yang berkaitan dengan The Code of Personal Status kemudian data yang
terkumpul dianalisis secara deduktif dan pendekatan yang digunakan adalah
pendekatan normatif.
Berdasarkan penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwasanya faktor
mendasar dibentuknya undang poligami yakni yang pertama praktik poligami
yang dilakukan sebagian masyarakat banyak yang menyengsarakan isteri dan
anak-anaknya, yang kedua pelarangan poligami dimaksudkan untuk mengangkat
harkat dan martabat wanita, karena fakta lapangan wanita ditunisia banyak yang
dikucilkan, mengalami diskriminasi dibanding dengan laki-laki. Bila ditinjau
dengan Maqâṣid asy-Syarî’ah undang-undang pelarangan poligami banyak
mempertimbangkan dari kemaslahatan darûriyyah, yakni Hifẓ ad-Dîn, Hifẓ an-
nafs, Hifẓ an-nasl.
![Page 3: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah](https://reader038.vdocuments.pub/reader038/viewer/2022110113/5c91d4ca09d3f24c328c77e5/html5/thumbnails/3.jpg)
![Page 4: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah](https://reader038.vdocuments.pub/reader038/viewer/2022110113/5c91d4ca09d3f24c328c77e5/html5/thumbnails/4.jpg)
![Page 5: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah](https://reader038.vdocuments.pub/reader038/viewer/2022110113/5c91d4ca09d3f24c328c77e5/html5/thumbnails/5.jpg)
![Page 6: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah](https://reader038.vdocuments.pub/reader038/viewer/2022110113/5c91d4ca09d3f24c328c77e5/html5/thumbnails/6.jpg)
vi
MOTTO
“What Man Can Do, I Can Do”
“Every New Day Is a New Chance to Change Your Life”
“Umur yang lebih tua tidak menjadi patokan untuk
seseorang bisa dihargai, tetapi ilmu lah yang
menjadikan seseorang bisa dihargai. Keep Young and
Healthy”
![Page 7: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah](https://reader038.vdocuments.pub/reader038/viewer/2022110113/5c91d4ca09d3f24c328c77e5/html5/thumbnails/7.jpg)
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Seiring rasa syukur kehadirat Allah SWT karya ini saya persembahkan kepada:
Guru Besar saya yang mendidik dari kecil hingga saya bisa menjadi
sarjana, tak lain dan tak bukan adalah kedua orangtua saya Bapak
Ahmad Muthohar As’ad dan Ibunda Zaumi. Berkat kasih sayang, didikan
dan Motivasi dari beliau saya bisa menyelesaikan tugas akhir ini dan
menjadi seorang sarjana.
kepada almamater kebanggaan saya Jurusan Al-Ahwal Asy-Syakhsiyyah
Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
![Page 8: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah](https://reader038.vdocuments.pub/reader038/viewer/2022110113/5c91d4ca09d3f24c328c77e5/html5/thumbnails/8.jpg)
viii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Transliterasi Arab-Latin yang di pakai dalam penyusunan skripsi ini
berpedoman pada surat keputusan bersama Menteri Agama dan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 158/1987 dan
0543b/u/1987 tertanggal 22 Januari 1988.
A. Konsonan Tunggal
Huruf
Arab Nama Huruf Latin Keterangan
Alīf اTidak
dilambangkan
Ba‟ B Be ة
Ta‟ T Te ث
ṡa‟ ṡ s (dengan titik di atas) ث
Jīm J Je ج
Hâ‟ ḥ Ha (dengan titik di bawah) ح
Kha‟ Kh K dan h خ
Dāl D De د
Żāl Ż Z (dengan titik di atas) ذ
Ra‟ R Er ر
Za‟ Z Zet ز
Sīn S Es ش
Syīn Sy Es dan ye ظ
Sâd ṣ Es (dengan titik di bawah) ص
Dâd ḍ De (dengan titik di bawah) ض
Tâ‟ ṭ Te (dengan titik di bawah) ط
Zâ‟ ẓ ظZet (dengan titik di
bawah)
Aīn „ Koma terbalik ke atas„ ع
![Page 9: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah](https://reader038.vdocuments.pub/reader038/viewer/2022110113/5c91d4ca09d3f24c328c77e5/html5/thumbnails/9.jpg)
ix
Gaīn G Ge غ
Fa‟ F Ef ف
Qāf Q Qi ق
Kāf K Ka ك
Lām L „el ل
Mīm M „em و
Nūn N „en
Wāwu W W
Ha‟ H Ha
Hamzah „ Apostrof ء
Ya‟ Y Ye
B. Konsonan Rangkap Karena Syaddah ditulis rangkap
دة Ditulis Muta’addidah يتعد
Ditulis ‘iddah عدة
C. Ta’ Marbūtâh di akhir kata
1. Bila ta’ Marbūtâh dibaca mati ditulis dengan h, kecuali kata-kata
Arab yang sudah terserap menjadi bahasa Indonesia, seperti salat,
zakat dan sebagainya.
ت Ditulis ḥikmah حك
Ditulis Jizyah جسيت
2. Bila ta’ Marbūtâh diikuti dengan kata sandang “al’ serta bacaan
kedua itu terpisah, maka ditulis dengan h
نيبء ’Ditulis Karāmah al-auliyā كرايت ال
![Page 10: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah](https://reader038.vdocuments.pub/reader038/viewer/2022110113/5c91d4ca09d3f24c328c77e5/html5/thumbnails/10.jpg)
x
3. Bila ta’ Marbūtâh hidup dengan hârakat fathâḥ, kasraḥdan dâmmah
ditulis t
Ditulis Zakāt al-fiṭr زكبة انفطر
D. Vokal Pendek
fatḥaḥ Ditulis A ـ
Kasrah ـDitulis I
ḍammah ـDitulis U
E. Vokal Panjang
1 fatḥaḥ+alif
هيت جبDitulis
Ditulis
Ā
jāhiliyyah
2 fatḥaḥ+ya’ mati
ط تDitulis
Ditulis
Ā
Tansā
3 Kasrah+ya’ Mati
كريىDitulis
Ditulis
Ῑ
karīm
4 ḍammah+wawu mati
فرضDitulis
Ditulis
Ū
furūḍ
F. Vokal Rangkap
1 fatḥaḥ+ya’ mati
بيكى Ditulis
Ditulis
Ai
bainakum
2 fatḥaḥ+wawu mati
ل قDitulis
Ditulis
Au
Qaul
G. Vokal pendek yang berurutan dalam satu kata
Penulisan vokal pendek yang berurutan dalam satu kata dipisahkan
dengan tanda apostrof (‘).
تى 1 Ditulis a’antum أأ
شكرتى 2 Ditulis La’in syakartum نئ
![Page 11: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah](https://reader038.vdocuments.pub/reader038/viewer/2022110113/5c91d4ca09d3f24c328c77e5/html5/thumbnails/11.jpg)
xi
H. Kata Sandang Alīf+Lām
1. Bila kata sandang Alīf+Lām diikuti huruf qamariyyah ditulis dengan
al.
Ditulis Al-Qur’ān أنقرآ
Ditulis Al-Qiyās آنقيبش
2. Bila kata sandang Alīf+Lām diikuti Syamsiyyah ditulis dengan
menggunakan huruf Syamsiyyah yang mengikutinya, serta
dihilangkan huruf l (el)-nya.
بء Ditulis as-Samā انط
ص Ditulis asy-Syams انش
I. Huruf Besar
Penulisan huruf besar disesuaikan dengan Ejaan Yang Disempurnkan
(EYD).
J. Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat
Kata-kata dalam rangkaian kalimat ditulis menurut bunyi atau
pengucapannya.
ض انفر Ditulis Żawȋ al-furūḍ ذ
ت م انط Ditulis ahl as-Sunnah أ
![Page 12: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah](https://reader038.vdocuments.pub/reader038/viewer/2022110113/5c91d4ca09d3f24c328c77e5/html5/thumbnails/12.jpg)
xii
KATA PENGANTAR
الرحيم الرحمن هللا بسم
هلل رة انعبني ب طتعي عه أيرانديب اندي. أشد أ ال إن إالهللا نحد ا
يحدا رضل هللا. أنهى صم ضهى عه رضل هللا يحد عه أن أشد أ
أيب بعد. صحب أجعي.
Segala puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan kenikmatan, pertolongan, rahmat, hidayah dan kekuatan
kepada penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas akhir penulisan
skripsi untuk memperoleh gelar sarjana strata satu di bidang hukum Islam pada
Fakultas Syari‟ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW, keluarga serta sahabat yang telah membawa perubahan bagi
peradaban dunia dengan munculnya Islam sebagai peradaban terbesar yang tak
lekang oleh zaman, dan telah memberikan contoh suri tauladan bagi seluruh umat.
Beribu Syukur rasanya tak mampu mewakili rahmat dan petunjuk yang
telah Allah SWT berikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini yang berjudul: “Tinjauan Maqâṣid asy-Syarî’ah Terhadap The Code of
Personal Status Tahun 1958 Pasal 18 Tentang Poligami di Tunisia”
Skripsi ini disusun guna memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana
Hukum Islam pada Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Dalam
penyusunannya, skripsi ini tidak lepas dari bantuan, petunjuk serta bimbingan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penyusun ingin
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Drs. H. Akh. Minhaji, MA., Ph.D selaku Rektor
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
2. Bapak Dr. Syafiq Mahmadah Hanafi, M.Ag selaku Dekan Fakultas
Syari‟ah dan Hukum, beserta para Wakil Dekan I, II, dan III beserta
staf-stafnya.
3. Bapak H. Wawan Gunawan, S.Ag., M.Ag., selaku Ketua Jurusan dan
Bapak Yasin Baidi, S.Ag., M.Ag., selaku Sekretaris Jurusan Al-
![Page 13: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah](https://reader038.vdocuments.pub/reader038/viewer/2022110113/5c91d4ca09d3f24c328c77e5/html5/thumbnails/13.jpg)
xiii
Ahwal Asy-Syakhsiyyah Fakultas Syari‟ah dan Hukum Universitas
Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
4. Bapak Prof. Dr. Khoiruddin Nasution, MA. selaku Dosen Penasehat
Akademik yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan
pengarahan yang menyangkut masalah akademik selama kuliah di
UIN Sunan Kalijaga.
5. Ibu Hj. Fatma Amilia, S.Ag., M.Si. selaku pembimbing skripsi yang
telah meluangkan waktunya untuk mengoreksi, memberikan
pengarahan dalam pengerjaan skripsi.
6. Segenap Dosen Jurusan Al-Ahwal Asy-Syakhsiyyah dan Dosen
Fakultas Syari‟ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,
semoga ilmu yang telah diberikan krpada penyusun bermanfaat bagi
agama, bangsa dan negara.
7. Segenap Staf Tata Usaha Jurusan Al-Ahwal Asy-Syakhsiyyah dan
Staf Tata Usaha Fakultas Syari‟ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta terima kasih telah memberi pelayanan bagi penysusun
selama masa perkuliahan.
8. Guru Besar saya yakni Bapak dan Ibu saya yang selalu saya cinta
dan sayangi, serta saudara saudariku tersayang, terimakasih atas doa,
didikan serta kasih sayang dan dukungan moriil maupun materiil
kepada penulis dalam menyelesaiakan skripsi ini.
9. Teman-teman seperjuangan Al-Ahwal Asy-Syakhsiyyah angkatan
2011 dan teman-teman seperjungan lainnya di Yogyakarta yang
tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu dan
memberikan motivasi dalam proses penyelesaian skripsi ini.
10. Partner in Crime Mumtaaaaz, Haliems24, Ali Kecap, Ridhonvgroho,
Buddin peak, Alvin trimakasih sudah memberikan kebodohan yang
kita ciptakan.
11. Sahabat-sahabat Asrama Mahasiswa Sunan (Komplek H), Saeful,
Roni, Ardian, Faizin, Lukman dan masih banyak lagi yang tidak bisa
saya sebut satu persatu. Terimakasih atas keceriaan, kekonyolan dan
![Page 14: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah](https://reader038.vdocuments.pub/reader038/viewer/2022110113/5c91d4ca09d3f24c328c77e5/html5/thumbnails/14.jpg)
xiv
kebodohan-kebodohan yang selama empat tahun menuntut ilmu dan
mengaji di Yogyakarta ini. Mudah-mudahan kebersamaan kita dapat
menjadi manfaat kita semua dan menjadi kenangan indah dan
mengasyikkan.
a kumull hu khairan katsîran a ja akumull hu ahsanal ja ’.
Tiada suatu hal apapun yang sempurna yang diciptakan seorang hamba
karena kesempurnaan itu hanyalah milik-Nya. Dengan rendah hati penyusun
menyadari betul keterbatasan pengetahuan serta pengalaman berdampak pada
ketidaksempurnaan skripsi ini. Akhirnya harapan penyusun semoga skripsi ini
menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi semua pihak. Amin.
Yogyakarta, 2 Sya‟ban 1436 H
20 Mei 2015 M
Penulis
Muhammad Faried Nabil
NIM: 11350038
![Page 15: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah](https://reader038.vdocuments.pub/reader038/viewer/2022110113/5c91d4ca09d3f24c328c77e5/html5/thumbnails/15.jpg)
xv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
ABSTRAK ................................................................................................. ii
HALAMAN SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI ..................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI .................................................... iv
HALAMAN SURAT PERNYATAAN SKRIPSI ..................................... v
HALAMAN MOTTO ................................................................................ vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................ vii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN ....................................... viii
KATA PENGANTAR ............................................................................... xii
DAFTAR ISI .............................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................... 1
B. Pokok Masalah .................................................................. 8
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ...................................... 8
D. Telaah Pustaka .................................................................. 9
E. Kerangka Teoretik ............................................................. 13
F. Metode Penelitian .............................................................. 24
G. Sistematika Pembahasan ................................................... 26
BAB II TINJAUAN UMUM KONSEP MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH ... 29
A. Pengertian Maqâṣid asy-Syarî’ah ...................................... 29
B. Pembagian Maqâṣid asy-Syarî’ah ..................................... 37
1. Maslahah al-Dharûriyyah ..................................... 39
2. Maslahah al-Hâjjiyah ........................................... 41
3. Maslahah Tahsîniyyah .......................................... 41
![Page 16: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah](https://reader038.vdocuments.pub/reader038/viewer/2022110113/5c91d4ca09d3f24c328c77e5/html5/thumbnails/16.jpg)
xvi
BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG THE CODE OF
PERSONAL STATUS TAHUN 1958 PASAL 18
TENTANG POLIGAMI DI TUNISIA ................................... 44
A. Sejarah Singkat Negara Tunisia ........................................ 44
1. Masa Sebelum Protektorat Prancis ....................... 46
2. Masa Protektorat Prancis ....................................... 48
3. Masa Setelah Kemerdekaan .................................. 52
B. Pengaruh The Code of Personal Status
Terhadap Perubahan Masyarakat di Tunisia ..................... 54
C. Reformasi Hukum Keluarga di Tunisia ............................ 63
1. Sebelum Protektorat Prancis ................................. 64
2. Protektorat Prancis ................................................ 65
3. Setelah Kemerdekaan ............................................ 68
BAB IV ANALISIS MAQASHID ASY-SYARI’AH TERHADAP
THE CODE OF PERSONAL STATUS 1958
PASAL 18 TENTANG POLIGAMI DI TUNISIA ................. 74
A. Alasan dan Faktor-Faktor Pembentukan
Undang-undang Pelarangan Poligami di Tunisia .............. 74
B. Analisis Terhadap Aturan Pembentukan
Undang-undang Poligami di Tunisia ................................ 76
BAB V PENUTUP ................................................................................ 90
A. Kesimpulan ....................................................................... 90
B. Saran-saran ........................................................................ 92
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 93
LAMPIRAN-LAMPIRAN
LAMPIRAN I : Terjemahan ................................................. I
LAMPIRAN II : Biografi Tokoh dan Ulama ......................... IV
LAMPIRAN III : Curriculum Vitae ........................................ VII
![Page 17: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah](https://reader038.vdocuments.pub/reader038/viewer/2022110113/5c91d4ca09d3f24c328c77e5/html5/thumbnails/17.jpg)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah satu pihak (suami)
megawini beberapa (lebih dari satu) istri dalam waktu yang bersamaan.1
Masalah poligami meskipun Islam membolehkannya,2 tetapi oleh kaum
wanita seiring dengan meningkatnya kesadaran akan hak dan martabat status
mereka dipandang sebagai suatu upaya eksploitasi wanita demi kebutuhan
biologis kaum adam. Sementara bagi kaum adam pada umumnya, poligami
adalah sesuatu yang legal dan telah dipraktekkan oleh Nabi Muhammad
SAW. Meskipun Nabi Muhammad SAW mempraktekkannya, tetapi dalam
perkembangannya, tidak semua ulama berpendapat seragam, sebagian mereka
ada yang menolak kebolehannya.3
Persoalan hak-hak dan kesetaraan bagi wanita selalu menarik untuk
dikaji, khususnya di negara-negara Muslim. Upaya peningkatan status wanita
terus diupayakan terutama dalam wacana pembaruan hukum keluarga
Muslim. Hal ini peting dikemukakan, karena stigma yang selalu muncul
1 Musdah Mulia, Pandangan Islam tentang Poligami (Jakarta: Lembaga Kajian dan
Jender, Perserikatan Solidaritas Perempuan, The Asia Foundation, 1999), hlm. 2.
2 Abdul Nasir Taufiq al-„Attar, Ta‟addud az-Zaujât fi asy-Syarî‟ah al-Islâmiyyah (ttp.:
tnp., tt), hlm. 43.
3 Khoiruddin Nasution, Riba dan Poligami; Sebuah Studi atas Pemikiran Muhammad
Abduh (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, ACAdeMIA, 1996), hlm. 83.
![Page 18: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah](https://reader038.vdocuments.pub/reader038/viewer/2022110113/5c91d4ca09d3f24c328c77e5/html5/thumbnails/18.jpg)
2
adalah kondisi wanita selalu termarginalkan dan mengalami subordinasi
dalam kehidupan keluarga dan masyarakat. Faktor penyebab munculnya
masalah ini erat kaitannya dengan konstruksi hukum Islam yang telah
tertanam dalam struktur masyarakat muslim yang menampilkan bias
patriarkhi.4
Salah satu isu yang paling mengemuka dan banyak mendapat sorotan
dari kalangan feminis adalah masalah poligami. Bentuk perkawinan semacam
ini dalam hukum Islam juga selalu mengundang perdebatan di kalangan
pemikir Muslim dari dulu hingga sekarang. Bahkan perdebatan tersebut tidak
akan pernah berakhir dikarenakan poligami tidak hanya mempunyai legalitas
hukum, tetapi juga didukung oleh tradisi masyarakat.5
Bagi mereka yang menerima poligami beralasan bahwa poligami
dapat menjadi solusi alternatif terhindari dari perzinaan, mengangkat dan
memberdayakan wanita. Di samping juga faktor biologis, karena kebutuhan
seksual laki-laki berlangsung sampai tua sedangkan jumlah wanita secara
demografi lebih banyak dari laki-laki. Karena itu, mayoritas ulama klasik dan
abad pertengahan berpendapat bahwa poligami boleh secara mutlak maksimal
empat orang istri. Sementara mayoritas pemikir Muslim kontemporer dan
perundang-undangan Muslim modern membolehkan poligami dengan syarat-
syarat dan dalam kondisi tertentu. Bahkan ada yang mengharamkan poligami
4 Patriarkhi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem pengelompokan sosial
yang sangat mementingkan garis keturunan bapak.
5 Hamim Ilyas, “Poligami dalam Tradisi dan Ajaran Islam” dalam Jurnal Musawa Vol.I
No.I tanggal 1 Maret 2002, hlm. 23.
![Page 19: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah](https://reader038.vdocuments.pub/reader038/viewer/2022110113/5c91d4ca09d3f24c328c77e5/html5/thumbnails/19.jpg)
3
secara mutlak, karena dianggap bertentangan dengan prinsip dasar Islam dan
tidak sesuai dengan kesetaraan jender.
Walaupun dengan alasan yang berbeda-beda, umumnya pemikir Islam
modern, termasuk Muhammad Abduh, berpendapat bahwa tujuan ideal Islam
dalam perkawinan adalah monogami.6 Asas monogami adalah asas yang
hanya memperbolehkan seorang laki-laki mempunyai satu istri pada jangka
waktu tertentu.7 Asas monogami menjadi asas penting yang dianut sistem
undang-undang perkawinan Islam di Dunia Islam pada umumnya.8
Dalam Islam, semua mazhab pemikiran menyatakan bahwa al-Qur‟an
mengizinkan poligami, sepanjang syarat adil itu terpenuhi. Namun bagi
Negara Tunisia, secara radikal telah melarang praktek poligami. Tunisia
merupakan salah satu di antara negara-negara Muslim yang berusaha
melakukan pembaruan hukum keluarga. Pembaruan yang cukup fenomenal
adalah larangan poligami secara mutlak. Secara formal, Undang-undang
Keluarga Tunisia menerapkan aturan yang tegas, dengan melarang praktik
poligami secara mutlak. Berdasarkan Undang-undang (UU) Keluarga (The
Code of Personal Status) No. 7 Tahun 1981, Tunisia melarang poligami
secara mutlak. Hal ini dapat dilihat pada Pasal 18 ayat (i) yang menyatakan
6 Dikutip oleh Khoiruddin Nasution, Riba dan Poligami; Sebuah Studi atas Pemikiran
Muhammad Abduh, hlm. 83.
7 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), hlm. 591.
8 Muhammad Amin Summa, Hukum Keluarga Islam di Dunia (Jakarta: PT. Rajagrafindo
Persada, 2004), hlm. 178.
![Page 20: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah](https://reader038.vdocuments.pub/reader038/viewer/2022110113/5c91d4ca09d3f24c328c77e5/html5/thumbnails/20.jpg)
4
bahwa poligami adalah dilarang. Hukum poligami yang ditetapkan
pemerintah Tunisia sangat bertolak belakang dengan teks al-Qur‟an. Para ahli
hukum Islam Tunisia sebenarnya menyandarkan pandangannya pada al-
Qur‟an dan sumber-sumber hukum dasar lainnya dalam melarang poligami.
Menurut David Pearl sebagaimana dikutip Khoiruddin Nasution, Tunisia
dalam menetapkan pelarangan poligami tetap berlandaskan pada al-Qur‟an
karena Tunisia ingin modern tetapi tetap berada pada koridor agama.9
Landasan hukum yang digunakan oleh negara-negara Muslim dalam
merumuskan ketentuan tentang poligami menjadi aturan negara, pada
dasarnya merujuk pada ayat al-Qur‟an yang sama yakni surah an-Nisa‟ (4):3
dan 129,10
di samping hadis nabi.
ثهث ساء يثى ب نكى ي ان ال تقسطا فى انيتى فاكحا ياطاإ خفتى أ
هكت أيكى ذ نك أد ى أال حدج أ يا يا فاال تعدنأتى فإ خف زتع
11 انتع
Firman Allah SWT. dalam Surah an-Nisa‟ ayat 129 juga mengatakan:
ن حسصتى فال تيها كم انيم فتر ن تستطيعا أ تعدنا تي انساء
غفزا زحيا هللا كا تتقا فإ إ تصهحا قح زا كا نعه 12
9 Khoiruddin Nasution dkk., Hukum Perkawinan dan Warisan di Dunia Muslim Modern
(Yogyakarta: ACAdeMIA, 2012), hlm. 54.
10 Nashruddin Baidan, Tafsir bi Al-Ra‟yi: Upaya Penggalian Konsep Wanita dalam Al-
Qur‟an, cet.I (Yogyakrta: Pustaka Pelajar, 1999), hlm. 98.
11 An-Nisa (4):3.
12 An-Nisâ‟ (4):129.
![Page 21: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah](https://reader038.vdocuments.pub/reader038/viewer/2022110113/5c91d4ca09d3f24c328c77e5/html5/thumbnails/21.jpg)
5
Namun ternyata para pakar hukum di masing-masing negara Muslim
berbeda pendapat dalam menginterpretasikan dan menuangkannya dalam
bentuk aturan hukum formal. Hal ini disebabkan adanya perbedaan metode
hukum yang digunakan oleh masing-masing negara Muslim tersebut dalam
melakukan pembaruan hukum keluarga. Pada kelompok masyarakat modern,
terdapat suatu kecenderungan bahwa poligami tidak diperkenankan dalam
Islam. Menurut pendapat mereka persyaratan untuk berbuat adil tidak
mungkin dilakukan terhadap semua istrinya. Kewajiban berlaku adil
merupakan syarat sahnya poligami, dikarenakan berlaku adil ini tidak
mungkin, maka seseorang harus membatasi dirinya dengan monogami
(beristri seorang saja). Persoalan inilah yang menjadi latar belakang
pelarangan poligami.
Undang-undang keluarga Tunisia mengalami beberapa kali
perubahan, yakni dari UU No. 70 Tahun 1958, Hukum No. 77 Tahun 1959,
UU No. 61 Tahun 1961, UU No. 1 dan 17 Tahun 1964, UU No. 49 Tahun
Tahun 1966 dan UU No. 7 Tahun 1981. Walaupun beberapa kali mengalami
amandemen, pasal yang mengatur tentang poligami secara substansi tidak
berubah.
Berkenaan dengan aturan tentang poligami dalam Undang-undang
Keluarga Tunisia diatur dalam The Code of Personal Status Tunisia Pasal 18,
UU No.7 Tahun 1981, menyatakan bahwa :
Poligami dilarang, bagi siapa saja yang telah menikah sebelum
perkawinan pertamanya benar-benar berakhir (cerai), kemudian
![Page 22: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah](https://reader038.vdocuments.pub/reader038/viewer/2022110113/5c91d4ca09d3f24c328c77e5/html5/thumbnails/22.jpg)
6
menikah lagi, akan dikenakan hukuman penjara selama satu tahun
atau membayar denda sebesar 240.000 Franch atau dengan kedua-
duanya.13
Tunisia melakukan modernisasi besar-besaran dengan berkiblat ke
Barat. Poligami dilarang dan wanita diberi kebebasan yang sama dengan pria.
Bahkan, sekarang ini di universitas-universitas Tunisia para mahasiswi
dengan bebas merokok bersama teman-teman prianya. Di Tunisia juga
banyak ditemui pekerjaan-pekerjaan pria yang dilakukan oleh wanita, hal ini
menunjukan bahwasanya Tunisia dengan sungguh-sungguh mengangkat
derajat wanita dan menganggap wanita dengan pria setara dalam hal
pekerjaan dan kebebasan berekspresi. Pemerintah Tunisia juga melakukan
modernisasi kultural, yakni dengan merenggangkan keterikatan masyarakat
umum terhadap Islam (Klasik) dan mengarahkan mereka kepada pola
kehidupan barat yang sekuler. Hal ini banyak dipengaruhi oleh Pemikiran
Musthafa Kemal Pemimpin Pertama Turki sejak berdirinya Negara Turki
pada tahun 1923.14
Para ahli hukum modern di Tunisia juga banyak yang dipengaruhi
oleh pola kehidupan barat yang sekuler. Mereka menyatakan bahwa petunjuk
al-Qur‟an surat an-Nisa‟ (4):3 sebagai suatu persyaratan hukum yang
mendahului poligami, sehingga tidak ada perkawinan kedua sebelum terdapat
bukti bahwa dia dapat berlaku adil terhadap istri-istrinya. Dalam kondisi
13
Khoiruddin Nasution, Hukum Perkawinan dan Warisan..., hlm. 56.
14 Ibid.,hlm. 87.
![Page 23: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah](https://reader038.vdocuments.pub/reader038/viewer/2022110113/5c91d4ca09d3f24c328c77e5/html5/thumbnails/23.jpg)
7
sosial dan perekonomian modern tidak mungkin seseorang dapat berbuat adil.
Dengan demikian, para ahli hukum Tunisia melarang poligami.
Tunisia bukan negara satu-satunya yang melarang poligami secara
mutlak, akan tetapi Turki adalah negara Muslim pertama yang melarang
poligami secara mutlak. Aturan itu tertera dalam undang-undang Civil Turki
Tahun 1926 (The Turkish Civil Code 1926).15
Di negara-negara lain selain
Turki dan Tunisia Poligami tidak dilarang secara mutlak, namun
menggunakan syarat-syarat tertentu. Salah satunya seperti di Indonesia.16
Dalam Islam Poligami tidak dilarang, namun di Tunisia dengan tegas
melarang poligami bahkan sampai menghukum dan mendenda bagi warga
negaranya yang melakukan poligami. Sehingga agar tidak terjadi perselisihan
pendapat, penulis mencoba memahami dalam kerangka hukum Islam dengan
menggunakan Maqâṣid asy-Syarî‟ah.
Berdasarkan penjelasan latar belakang, penulis tertarik untuk meneliti
tentang Tinjauan Maqâṣid asy-Syarî‟ah terhadap The Code of Personal Status
Tahun 1958 Pasal 18 Tahun 1958 tentang Poligami di Tunisia.
B. Pokok Masalah
15
Khoiruddin Nasution, Status Wanita di Asia Tenggara: Studi terhadap Perundang-
undangan Perkawinan Muslim Kontemporer di Indonesia dan Malaysia (Jakarta: INIS, 2002),
hlm. 117.
16 Baca Undang-undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974 Pasal 3.
![Page 24: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah](https://reader038.vdocuments.pub/reader038/viewer/2022110113/5c91d4ca09d3f24c328c77e5/html5/thumbnails/24.jpg)
8
Berdasarkan latar belakang di atas yang menjadi pokok masalah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Faktor apa yang melatarbelakangi Tunisia membentuk The Code of
Personal Status Tahun 1958 Pasal 18 tentang poligami di Tunisia?
2. Bagaimana tinjauan Maqâṣid asy-Syarî‟ah terhadap The Code of
Personal Status Tahun 1958 Pasal 18 tentang poligami di Tunisia?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Dengan memperhatikan latar belakang masalah dan pokok masalah
yang telah di deskripsikan di atas, maka tujuan dari skripsi ini adalah:
1. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan faktor apa yang
menyebabkan terbentuknya The Code of Personal Status Tahun
1958 Pasal 18 tentang poligami di Tunisia.
2. Untuk memahami dan menjelaskan tinjauan Maqâṣid asy-Syarî‟ah
terhadap The Code of Personal Status Tahun 1958 Pasal 18 tentang
poligami di Tunisia.
Setelah memperhatikan semua permasalahan di atas, maka manfaat
atau kegunaan dari penulisan skripsi ini adalah:
1. Dengan penelitian dari skripsi ini diharapkan bisa menambah
pengetahuan tentang berbagai macam aturan poligami di dunia
muslim modern, khususnya Tunisia.
![Page 25: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah](https://reader038.vdocuments.pub/reader038/viewer/2022110113/5c91d4ca09d3f24c328c77e5/html5/thumbnails/25.jpg)
9
2. Sebagai kontribusi pemikiran baru dan memperluas keilmuan
hukum Islam di dunia muslim modern khususnya seputar masalah
Status Personal atau al-Ahwal asy-Syakhsiyyah.
D. Telaah Pustaka
Dalam perkembangan Hukum Islam di Negara-negara Muslim
Modern berkembang cukup dinamis, seiring dengan berjalannya waktu
problematika dalam masyarakat di dunia muslim modern semakin bermacam-
macam dan membutuhkan suatu solusi yang dapat dilakukan dengan jalan
ijtihadiah.
Hukum Keluarga Islam di dunia muslim modern sudah menjadi bahan
penelitian bagi para peniliti dan penulis, sehingga sudah banyak dibahas
dalam berbagai macam literatur. Seperti buku-buku, jurnal, Tesis dan yang
lainnya. Di dalam buku H.M. Atho‟ Muzdhar dan Khoiruddin Nasution (ed.),
Hukum Keluarga di Dunia Islam Modern: Studi Perbandingan dan
Keberanjakan UU Modern dari Kitab-kitab Fikih terbitan Ciputat Press yang
memuat tulisannya Zudi Rahmanto yang berjudul “Hukum Keluarga Islam
Republik Tunisia”, dalam tulisannya ia menjelaskan mengenai berbagai
macam peraturan hukum keluarga di Tunisia, termasuk poligami.17
Prof. Muhammad Amin Summa di dalam buku “Hukum Keluarga
Islam di Dunia” menjelaskan pemberlakuan hukum keluarga Islam di dunia,
17
Zudi Rahmanto, “ Hukum Keluarga Islam di Republik Tunisia” dalam H.M. Atho‟
Muzdhar dan Khoiruddin Nasution (ed.), Hukum Keluarga di Dunia Islam Modern: Studi
Perbandingan dan Keberanjakan UU Modern dari Kitab-kitab Fikih (Jakarta: Ciputat Press,
2003).
![Page 26: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah](https://reader038.vdocuments.pub/reader038/viewer/2022110113/5c91d4ca09d3f24c328c77e5/html5/thumbnails/26.jpg)
10
ia tidak menjelaskan berbagai macam hukum keluarga Islam di dunia namun
ia lebih menjelaskan berbagai macam undang-undang di negara-negara Islam
dan negara-negara yang berpenduduk muslim yang telah memiliki hukum
keluarga Islam tertulis, khususnya masalah perkawinan. Ia juga menjelaskan
penerapan sistem hukum keluarga Islam kepada masyarakat atau penduduk
setempat.18
Kemudian dalam buku Khoiruddin Nasution yang berjudul “Hukum
Perkawinan & Warisan di Dunia Muslim Modern” didalam sub babnya
memuat tulisan Siti Munadziroh yang membahas mengenai Pembaharuan
Hukum Keluarga di Tunisia, tidak jauh berbeda dengan tulisan Zudi
Rahmanto, dalam tulisannya ia juga menjelaskan berbagai macam peraturan
hukum keluarga Islam di Tunisia dan perkembangan hukum keluarga Islam
dari mulai masa Protektorat Prancis, masa Kemerdekaan hingga terjadinya
reformasi hukum keluarga di Tunisia. Masalah poligami dibahas secara
umum dari mulai historical background pembentukan undang-undang (UU)
Poligami sampai pemberlakuan UU tersebut.19
Musfir Husain Ajjahrani dalam “Nashratun fi Ta‟addudi az-Zaujât”
yang diterjemahkan Muh. Suten Ritonga yang berjudul “Poligami dari
berbagai persepsi”. Ia menjelaskan poligami menurut berbagai macam
18
Muhammad Amin Summa, Hukum Keluarga Islam di Dunia. (Jakarta: PT.
Rajagrafindo Persada, 2004).
19 Khoiruddin Nasution dkk., Hukum Perkawinan dan Warisan di Dunia Muslim Modern
(Yogyakarta: ACAdeMIA, 2012).
![Page 27: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah](https://reader038.vdocuments.pub/reader038/viewer/2022110113/5c91d4ca09d3f24c328c77e5/html5/thumbnails/27.jpg)
11
persepsi sebagian ulama di dunia dan mengaitkannya dengan kehidupan
sekarang.20
Dalam karya KH. Saiful Islam Mubarak “Poligami Antara Pro dan
Kontra” beliau menjelaskan sejarah poligami sebelum turun al-Qur‟an,
poligami menurut masyarakat jahiliyah, ia banyak menjelaskan secara
mendalam makna poligami dan poligami ditinjau dari berbagai aspek sosial,
pribadi hingga poligami yang dilakukan Rasulullah.21
Musdah Mulia dalam buku Pandangan Islam tentang Poligami, dalam
bukunya ia menjelaskan tentang makna poligami, asal-usul poligami. ia juga
menjelaskan poligami dalam perspektif Islam mulai dari prinsip-prinsip
perkawinan, landasan teologis poligami hingga praktek poligami yang
dilakukan Rasulullah SAW.22
Tesis Rahmat Arijaya yang berjudul “Hukum Perkawinan Tunisia:
Studi Pemikiran Hukum Islam di Tunisia”. Dari hasil penelitiannya, ia
menjelaskan berbagai macam persoalan mengenai hukum perkawinan yang
terjadi di Tunisia. Terdapat banyak aturan-aturan mengenai hukum
perkawinan meliputi perkawinan, perceraian, warisan, wasiat sampai dengan
poligami.23
20
Musfir Husain Ajjahrani, “Nashratun fi Ta‟addudi az-Zaujât”, alih bahasa Muh. Suten
Ritonga, (Jakarta: Gema Insani Press, 1996).
21 K.H. Saiful Islam Mubarak, “Poligami Antara Pro dan Kontra”, cet. ke-2 (Bandung:
Syaamil, 2007).
22 Musdah Mulia, Pandangan Islam tentang Poligami (Jakarta: Lembaga Kajian dan
Jender, Perserikatan Solidaritas Perempuan, The Asia Foundation, 1999).
23 Rahmat Arijaya, “Hukum Perkawinan Tunisia: Studi Pemikiran Hukum Islam di
Tunisia”, Tesis UIN Sunan Kalijaga 2000, tidak diterbitkan.
![Page 28: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah](https://reader038.vdocuments.pub/reader038/viewer/2022110113/5c91d4ca09d3f24c328c77e5/html5/thumbnails/28.jpg)
12
Asafri Jaya Bakri dalam bukunya Konsep Maqâṣid asy-Syarî‟ah
Menurut al-Syatibi, ia menjelaskan berbagai hal mengenai maqashid syariah
mulai dari riwayat hidup al-Syatibi seorang pelopor maqashid Syariah,
maqashid syariah dalam pandangannya, lalu maqashid syariah dalam
perkembangan ilmu Ushul Fiqh hingga urgensi maqashid syariah dengan
ijtihad hukum Islam pada zaman sekarang.24
Berikutnya Tesis Wardian yang berjudul “Poligami dalam Undang-
undang Perkawinan (Studi Atas Metode Pembaruan Hukum Tunisia)”.
Tesisnya berisi perkembangan hukum keluarga di Tunisia. Ia menjelaskan
perundang-undangan keluarga muslim Tunisia mulai dari kondisi sosial-
poltik negara Tunisia hingga alasan terbentuknya UU tentang poligami di
Tunisia.25
Berdasarkan telaah pustaka di atas, belum ada penelitian yang
membahas tinjauan Maqâṣid asy-Syarî‟ah terhadap Pasal 18 Tahun 1958
tentang Poligami di Tunisia. Penulis tertarik mengangkat penelitian ini karena
belum ada penelitian yang mengangkat tentang alasan pemerintah Tunisia
membentuk undang-undang pelarangan poligami dibentuk dan belum ada
yang meneliti tentang undang-undang pelarangan poligami Tunisia bila
ditinjau dengan Maqâṣid asy-Syarî‟ah, kemaslahatan apa saja yang
dipertimbangkan. Maka dengan ini penulis mencoba untuk meneliti dan
menganalisa peraturan tersebut dengan menggunakan Maqâṣid asy-Syarî‟ah
24
Asafri Jaya Bakri, Konsep Maqashid Syari‟ah Menurut al-Syatibi (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 1996).
25 Wardian, “Poligami dalam Undang-undang Perkawinan (Studi Atas Pembaruan Hukum
Islam)”, Tesis UIN Sunan Kalijaga 2004, tidak ditebitkan.
![Page 29: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah](https://reader038.vdocuments.pub/reader038/viewer/2022110113/5c91d4ca09d3f24c328c77e5/html5/thumbnails/29.jpg)
13
sehingga nantinya bisa menjadi bahan referensi dalam penelitian-penelitian
selanjutnya.
E. Kerangka Teoretik
Hukum Islam dituntut memiliki fleksibilitas yang memadai agar ia
tidak kehilangan daya jangkaunya, baik dalam fungsinya sebagai social
control maupun dalam batas-batas tertentu sebagai social engineering.
Diskursus demikian dalam pembaharuan hukum Islam merupakan kata kunci
yang tidak bisa dilepaskan dari tuntutan historis sebuah komunitas Islam agar
tidak kehilangan peran vitalnya dalam upaya memberi arah dan bimbingan
bagi masyarakat pemeluknya.26
Tujuan diberlakukannya hukum adalah demi kemaslahatan manusia,
baik di dunia maupun di akhirat. Namun pemberlakuan hukum tersebut harus
melihat konteks sosio-kultural masyarakat setempat agar dapat diterapkan
dengan baik. Bahkan, hukum tersebut dapat mengalami perubahan
disebabkan oleh adanya tuntutan perubahan sosial. Karena itu, dilakukan
reinterpretasi dan mereformulasi ketentuan hukum yang ada agar hukum
tersebut selaras dengan perkembangan dan tuntutan jaman. Dengan kata lain,
yang perlu dipertahankan dan dijunjung tinggi adalah nilai-nilai atau pesan
26
Ahmad Rafiq, Pembaharuan Hukum (Jakarta: Sinar Baru Al-Gesindo), hlm.1-2.
![Page 30: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah](https://reader038.vdocuments.pub/reader038/viewer/2022110113/5c91d4ca09d3f24c328c77e5/html5/thumbnails/30.jpg)
14
moral sedangakan aturan (hukum) dapat diubah kapan saja sesuai dengan
tuntutan tempat dan zaman, termasuk aturan tentang poligami.
إ خفتى أال تقسطا فى انيتى فاكحا يا طا ب نكى ي انساء يثى
د ى أال ال تعدن فا حدج أ يا يهكت أيكى ذ نك أأثهث ز تع فإ خفتى
27تع ن
Dalam tafsirannya Quraish Shihab menuturkan bahwa ayat ini
berkaitan dengan anjuran menikahi anak yatim yang berada dibawah
pemeliharaan walinya, padahal mereka tertarik dengan kecantikan dan
hartanya. Adapun tentang penyebutan bilangan dua, tiga atau empat bukanlah
dibuat untuk poligami melainkan tuntunan untuk berlaku adil terhadap anak
yatim. Perlu digaris bawahi ayat ini tidak membuat peraturan poligami karena
praktek seperti ini sudah dikenal dan dilakukan oleh berbagai syariat agama
serta adat istiadat masyarakat sebelum ayat ini turun.28
Lebih jauh lagi Quraish Shihab menyebutkan, bahwa hendaklah
pembahasan poligami lebih ditinjau dari sudut pandang penetapan hukum
dalam berbagai kondisi yang mungkin terjadi. Seandainya ayat ini merupakan
anjuran, terlebih sebagai kewajiban, tentulah Allah menciptakan wanita 4 kali
27
An-Nisa‟ (4): 3.
28 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah (Jakarta: Lentera Hati, 2002), II:338-342.
![Page 31: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah](https://reader038.vdocuments.pub/reader038/viewer/2022110113/5c91d4ca09d3f24c328c77e5/html5/thumbnails/31.jpg)
15
lipat dibanding pria. Padahal bila dilihat pada kenyataan sosiologis
perbandingan itu 2 banding 1.29
Dalam menafsiri sebuah ayat al-Qur‟an banyak metode yang bisa
digunakan, sehingga pemaknaan al-Qur‟an tidak hanya dilihat secara tekstual
tetapi juga secara kontekstual. al-Farmawi, ada empat metode tafsir, yaitu (1)
metode tahlili (metode analitis). (2) metode ijmâlî (metode global), (3)
metode muqâran (metode perbandingan), dan metode mauḍû‟î (metode
tematik).30
Al-farmawi juga menambahkan satu metode lagi yakni metode
kullî (metode holistik). Quraish Shihab juga merujuk pada tulisan al-Farmawi
yang mengelompokkan menjadi seperti halnya al-Farmawi kelompokkan.
Otoritas pembuat undang-undang pelarangan poligami di Tunisia dalam
membuat hukum pelarangan poligami tersebut pasti menggunakan berbagai
metode dalam menafsiri ayat surat an-Nisa (4):3 dan 129. Sehingga undang-
undang pelarangan poligami tidak serta merta menghiraukan aturan dalam
nash al-Qur‟an tetapi menafsiri dengan cara dan metode tafsir yang sesuai
dengan konteks keadaan sosio-kultural di negara Tunisia.
Adapun kerangka teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan metode holistik, salah satu metode tafsir yang paling
cocok dengan menyesuaikan konteks zaman. Metode ini adalah metode yang
29
Wahbah az-Zuhaili, al-Fiqh al-Islâmy wa „adillatuh (Baerut: Darul Fikr, 1984),
VIII:6667.
30 Al-Farmawi, Metode Tafsir Maudhu‟iy: Suatu Pengantar, terj. Suryan A. Jamrah
(Jakarta: Rajawali Pers, 1996), hlm. 11.
![Page 32: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah](https://reader038.vdocuments.pub/reader038/viewer/2022110113/5c91d4ca09d3f24c328c77e5/html5/thumbnails/32.jpg)
16
digagas oleh Fazlur Rahman. Metode tafsir Holistik, ada yang menyebut
tafsir Kontekstual, biasa disebut juga tafsir Hermeneutik. Ada kebutuhan
yang luar biasa terhadap teori hermeneutik yang akan dapat mebantu kita
memahami makna al-Qur‟an sebagai satu kesatuan agar baik isi teologi
maupun isi etis dan yuridisnya menjadi satu kesatuan. Metode tafsir holistik
menekankan pada pentingnya pemahaman al-Qur‟an dengan metode silang
(cross-referential), atau induktif. Metode ini kelihatannya diilhami oleh
konsep yang mengatakan „seluruh al-Qur‟an saling menafsirkan‟ انقسأ
Asy-Syatibi .(one part of the Qur‟an interprets another)يفسس تعض تعضا
dalam karyanya al-Muwâfaqât misalnya, ia menekankan pentingnya tafsir
holistik. Konsep holistik bagi asy-Syâtibî merupakan perwujudan dari
pandangan „kalam Allah adalah kalam yang menyatu‟. Tafsir seperti ini dapat
juga disebut sebagai tafsir silang (cross-referential) atau tafsir induktif.
Dimasa sahabat tafsir seperti lebih menekankan pada tafsir bi al-ma‟ṡur, baik
antar al-Qur‟an maupun antar al-Qur‟an dan sunnah Nabi Muhammad SAW.
Tafsir holistik juga menekankan pada upaya menjamin keutuhan al-Qur‟an
sebagai sumber ajaran Islam (weltanschauung al-Qur‟an) dan menemukan
ruh (spirit) atau prinsip-prinsip umum al-Qur‟an secara keseluruhan.
Karenanya, seluruh al-Qur‟an dipahami sebagai satu kesatuan yang utuh dan
menyatu.31
31
Khoiruddin Nasution, Pengantar Studi Islam, (Yogyakarta: ACAdeMIA, 2010), hlm.
143.
![Page 33: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah](https://reader038.vdocuments.pub/reader038/viewer/2022110113/5c91d4ca09d3f24c328c77e5/html5/thumbnails/33.jpg)
17
Tujuan dari penggunaan metode holistik dengan demikian adalah
untuk menemukan nilai dasar, prinsip dan etika (spirit) dari nilai partikular-
partikular ayat yang dipahami secara sepotong-sepotong (juz‟i).
Fazlur Rahman, sebagai ilmuwan pertama yang memperkenalkan
metode holistik secara sistematis dan metodologis, tidak memberikan definisi
secara tekstual. Hanya saja terlihat dengan jelas Rahman sungguh-sungguh
mengkritik metode tafsir Klasik dan Pertengahan yang menggunakan metode
Parsial (atomistic approach); yakni memahami al-Qur‟an berdasar ayat demi
ayat yang berdiri sendiri. Fazlur Rahman menulis sebagai mana yang dikutip
Khoiruddin Nasution:
Mufassir Klasik dan pertengahan menggunakan tafsir parsial, yakni
memahaminya berdasar ayat per ayat secara terpisah. Meskipun kadang
digunakan kajian silang, ketika menafsirkan satu ayat, operasionalnya
dilakukan bukan secara sistematis. Karena itu, dengan cara tersebut al-Qur‟an
tidak dijadikan „weltanschauung‟ yang efektif, yakni sebagai satu kesatuan
yang amat berharga untuk kehidupan dalam segala aspek kehidupan.
Masih di tempat lain Rahman juga mencatat bahwasanya ada satu
kegagalan umum dalam memahami keutuhan ajaran al-Qur‟an, yakni praktek
pemahaman kata yang ada dalam surat secara terpisah-pisah. Hasil akhir dari
pemahaman al-Qur‟an dengan menggunakan metode parsial adalah bahwa
![Page 34: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah](https://reader038.vdocuments.pub/reader038/viewer/2022110113/5c91d4ca09d3f24c328c77e5/html5/thumbnails/34.jpg)
18
hukum-hukum yang diambil dari al-Qur‟an sama sekali tidak sejalan dengan
nilai yang semestinya.32
Demikian juga Quraish Shihab mencatat minimal satu akibat negatif
dari pemahaman al-Qur‟an berdasar ayat demi ayat secara terpisah, yaitu al-
Qur‟an terlihat seolah-olah sebagai petunjuk yang terpisah-pisah.33
Rahman sangat setuju dengan pentingnya pemahaman corak (style)
dan idiom al-Qur‟an, penggunaan bahasa murni (literal) dan kiasan (majâz),
seperti yang ditekankan para mufassir Klasik dan Pertengahan, bahkan juga
oleh sejumlah ilmuwan kontemporer, diantaranya Bint al-Syâthi‟. Namun
kepentingan ilmu ini hanya terbatas pada pemahaman teks al-Qur‟an.
Sementara memahami teks al-Qur‟an tidak cukup untuk dapat memahami al-
Qur‟an secara keseluruhan. Dengan ungkapan ini dapat disimpulkan bahwa
memahami al-Qur‟an tidak cukup memahami teks, tetapi memahaminya
harus lengkap dengan konteksnya. Fazlur Rahman mengusulkan pentingnya
pemahaman al-Qur‟an yang menyatu (coherently). Untuk pemahaman ini,
rahman menawarkan satu teori yang disebutnya teori hermeneutik
(hermeneutical theory).34
Tidak dapat dipungkiri bahwa perubahan waktu, tempat, kondisi, dan
kebiasaan dapat mempengaruhi perubahan hukum. Maka penting utnuk
32
Ibid., hlm. 148.
33 M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur‟an: Tafsir Maudhu‟i atas Pelbagai Persoalan
Ummat, (Bandung: Mizan, 1996), hlm. 112.
34 Khoiruddin Nasution, Pengantar Studi Islam, hlm. 149.
![Page 35: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah](https://reader038.vdocuments.pub/reader038/viewer/2022110113/5c91d4ca09d3f24c328c77e5/html5/thumbnails/35.jpg)
19
memahami nash al-Qur‟an maupun sunnah secara kontekstual bukan secara
tekstual. Sebagaimana dalam kaidah disebutkan:
35يس األحكاو تتغيس األ يكح األ حل انعائداليكس تغ
Tujuan Allah SWT mensyariatkan hukum-Nya adalah untuk
memelihara kemaslahatan manusia sekaligus untuk menghindari mafsadat
baik di dunia dan akhirat.
Keadaan umat manusia dan peradabannya tidak statis pada satu gerak,
ruang dan waktu saja. Akan tetapi selalu berubah dan berbeda-beda sesuai
dengan perubahan zaman dan keadaan. Begitu pula kemaslahatan akan
berbeda dan berubah sesuai dengan perubahan yang ada dalam masyarakat.
Kemaslahatan sebagaimana diketahui merupakan dasar dari segala hukum.
Hal inilah yang dilakukan pemerintah Tunisia dalam pelarangan poligami.
Tujuan puncak yang hendak dicapai oleh hukum Islam adalah
maslahat. Menurut Abu Zahrah, tidak sekali-kali suatu perkara disyari‟atkan
oleh Islam melalui al-Qur‟an maupun Sunnah melainkan di situ terkandung
maslahat yang hakiki, walaupun maslahat itu tersamar pada sebagian orang
yang tertutup oleh hawa nafsunya. Sedangkan maslahat yang dikehendaki
oleh hukum bukanlah maslahat yang seiring dengan keinginan hawa nafsu,
35
Asjumi A. Rahman, Qaidah-qaidah Fiqh, (Jakarta: Bulan Bintang, 1976), hlm. 71.
![Page 36: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah](https://reader038.vdocuments.pub/reader038/viewer/2022110113/5c91d4ca09d3f24c328c77e5/html5/thumbnails/36.jpg)
20
akan tetapi maslahat yang hakiki yang menyangkut kepentingan umum,
bukan kepentingan individu atau kelompok tertentu (khusus).36
Maslahat itu ada dua bentuk:
1. Kemaslahatan untuk mewujudkan manfaat, kebaikan, dan
kesenangan untuk manusia yang disebut جهة انافع (Membawa manfaat).
Kebaikan dan kesenangan itu ada yang langsung dirasakan oleh yang
melakukan saat melakukan perbuatan yang disuruh itu, seperti orang yang
haus lalu disuruh meminum minuman segar. Ada juga yang dirasakannya
dikemudian hari, seperti orang sakit yang meminum obat pahit. Pada waktu
melaksanakannya tidak dirasakan sebagai suatu kenikmatan tetapi justru
ketidakenakan, pada akhirnya bisa menjadikan badan sehat kembali. Segala
suruhan Allah berlaku untuk mewujudkan kebaikan dan manfaat seperti ini.
2. Kemaslahatan untuk menghindarkan umat manusia dari kerusakan
dan keburukan yang disebut انفاسد ءزد (menolak kerusakan). Kerusakan
dan keburukan itu ada yang langsung dirasakannya setelah melakukan
perbuatan yang dilarang, ada juga yang pada waktu berbuat, dirasakannya
sebagai suatu yang menyenangkan tetapi setelah itu dirasakan kerusakan dan
36
Muhammad Abu Zahrah, Ushul Fiqh, cet. ke-10 (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2007), hlm.
543.
![Page 37: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah](https://reader038.vdocuments.pub/reader038/viewer/2022110113/5c91d4ca09d3f24c328c77e5/html5/thumbnails/37.jpg)
21
keburukannya. Seperti halnya berzina dengan pelacur yang terkena penyakit
HIV AIDS atau meminum minuman manis bagi yang berpenyakit gula.37
Adapun yang dijadikan tolok ukur untuk menentukan baik buruknya
(manfaat dan mafsadatnya) sesuatu yang dilakukan dan yang menjadi tujuan
pokok pembinaan hukum itu adalah apa yang menjadi kebutuhan dasar bagi
kehidupan manusia. Tuntutan kebutuhan bagi kehidupan manusia itu
bertingkat-tingkat. Secara berurutan, peringkat kebutuhan itu adalah: primer
(Maslahah al-ḍarûriyyah), sekunder (Maslahah al-hâjjiyah), tersier
(Maslahah Tahsîniyyah).
Menurut asy-Syatibi sebagaimana dikutip Nasrun Haroen bahwa
dilihat dari segi kualitas dan kepentingan kemaslahatan itu, para ahli ushul
fiqih membaginya kepada tiga macam (Maslahah ad-ḍarûriyyah), (Maslahah
al-hâjjiyah), (Maslahah Tahsîniyyah). Tunisia dalam melakukan
pembentukan undang-undang pelarangan poligami The Code of Personal
Status Tahun 1958 Pasal 18 tidak terlepas dari mempertimbangkan
kemaslahatan pokok (Maslahah ad-ḍarûriyyah).
Maslahah ad-ḍarûriyyah yaitu kemaslahatan yang berhubungan
dengan kebutuhan pokok umat manusia di dunia dan akhirat. Menurutnya
Haroen, kemaslahatan seperti ini ada lima macam yaitu memelihara agama,
37
Amir Syarifuddin, Ushul Fiqh Jilid II, cet. ke-5 (Jakarta:Kencana, 2009), II:222.
![Page 38: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah](https://reader038.vdocuments.pub/reader038/viewer/2022110113/5c91d4ca09d3f24c328c77e5/html5/thumbnails/38.jpg)
22
memelihara jiwa, memelihara harta, memelihara akal dan memelihara
keturunan. Kelima kemaslahatan ini disebut dengan al-Masali al-Khamsah.
Pertama, agama. Agama merupakan keharusan bagi manusia. Dengan
nilai-nilai kemanusiaan yang dibawa ajaran agama, manusia menjadi lebih
tinggi derajatnya dari derajat hewan. Sebab beragama adalah salah satu ciri
khas manusia. Dala memeluk suatu agama, manusia harus memperoleh rasa
aman dan damai, tanpa adanya intimidasi. Islam dengan peraturan-peraturan
hukumnya melindungi kebebasan beragama. Firman Allah SWT:
38يال إكسا في اند ي قد تثي انسشد ي انغ
Dalam rangka memelihara dan mempertahankan kehidupan beragama
serta membentengi jiwa dengan nilai-nilai keagamaan itulah, maka berbagai
macam ibadah disyari‟atkan. Ibadah-ibadah tersebut dimaksudkan untuk
membersihkan jiwa dan menumbuhkan semangat keberagamaan.
Kedua, memelihara jiwa, yaitu memelihara hak utuk hidup secara
terhormat dan memelihara jiwa agar terhindar dari tindakan penganiayaan,
berupa pembunuhan, maupun melukai anggota badan lainnya. Memelihara
jiwa yaitu juga bisa berupa memelihara kemuliaan atau harga diri manusia.
Ketiga, memelihara akal, yaitu menjaga akal agar tidak terkena
bahaya (kerusakan) pengaruh dari doktrin-doktrin sesat yang mengakibatkan
38
Al-Baqarah (2):256.
![Page 39: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah](https://reader038.vdocuments.pub/reader038/viewer/2022110113/5c91d4ca09d3f24c328c77e5/html5/thumbnails/39.jpg)
23
orang yang bersangkutan tak berguna lagi di masyarakat, menjadi sumber
keburukan dan penyakit bagi orang lain.
Keempat, memelihara keturunan, yaitu memelihara kelestarian jenis
makhluk manusia dan membina sikap mental generasi penerus agar terjalin
rasa persahabatan dan persatuan diantara sesama umat manusia. Misalnya,
setiap anak dididik langsung oleh kedua orang tuanya, perilakunya terus
menerus dijaga dan diawasi. Dengan demikian perkawinan antara orang yang
berbeda agama tidak dapat menjaga dan mengawasi anaknya serta
mendidiknya dengan akhlak yang menjadi tuntunan agama.
Kelima, memelihara harta, yaitu dilakukan dengan mencegah
perbuatan yang menodai harta. Misalnya, pencurian dan ghasab, mengatur
sistem muamalat dengan sistem yang berkeadilan dan kerelaan dan berusaha
mengembangkan harta kekayaan dan menyerahkannya ke tangan orang yang
mampu menjaga dengan baik. Sebab harta yang ada ditangan perorangan
menjadi kekuatan bagi umat secara keseluruhan. karena itu, harus dipelihara
dengan menyalurkannya secara baik. 39
Ketiga kemaslahatan premier, sekunder, tersier perlu dibedakan,
sehingga seorang muslim dapat menentukan prioritas dalam mengambil
suatu kemaslahatan. Menurut Nasrun Haroen, kemaslahatan ḍarûriyyah
harus didahulukan daripada kemaslahatan hâjiyyah dan kemaslahatan
hâjiyyah lebih didahulukan dari kemaslahatan tahsîniyyah.
39
Nasrun Harun, Ushul Fiqh I, cet. ke-1 (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1996), hlm.115.
![Page 40: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah](https://reader038.vdocuments.pub/reader038/viewer/2022110113/5c91d4ca09d3f24c328c77e5/html5/thumbnails/40.jpg)
24
Setiap perbuatan yang secara sadar dilakukan oleh seseorang pasti
mempunyai tujuan tertentu yang jelas, tanpa mempersoalkan apakah
perbuatan yang ditujuitu baik atau buruk, mendatangkan manfaat atau
menimbulkan mudarat. Sebelum sampai pada pelaksanaan perbuatan yang
dituju itu ada serentetan perbuatan yang mendahuluinya yang harus
dilaluinya. Kerangka teori dalam penelitian ini juga menggunakan Saddu az-
Żarî‟ah, menurut Amir Syarifuddin az-Żarî‟ah berarti:
40حسيا أ يعيايئ ساء كا م تا إنى انش تي يتص ان انسيهح
az-Żarî‟ah yakni jalan yang membawa, menghantarkan kepada
sesuatu hal yang baik atau buruk. Dalam ungkapan lain menurut Badran
sebagai mana yang dikutip Amir Syarifuddin az-Żarî‟ah berarti:
41 انصم إنى انشيئ انع انشتم عهى يفسدج
Badran memberikan definisi az-Żarî‟ah dengan tidak netral yang
menjelaskan tentang sesuatu yang menghantarkan kepada sesuatu yang
terlarang.
Untuk menempatkannya dalam bahasan sesuai dengan yang dituju,
kata az-Żarî‟ah itu didahului dengan Saddu ( سد) yang artinya “menutup",
maksudnya adalah menutup jalan terjadinya kerusakan.
40
Amir Syarifuddin, Ushul Fiqh Jilid II, hlm. 424.
41 Ibid.
![Page 41: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah](https://reader038.vdocuments.pub/reader038/viewer/2022110113/5c91d4ca09d3f24c328c77e5/html5/thumbnails/41.jpg)
25
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini termasuk penelitian pustaka (library research),
yaitu penelitian yang sumber datanya diperoleh dari pengumpulan data dan
informasi melalui penelitian buku-buku yang relevan dengan pembahasan
skripsi ini yakni tentang The Code of Personal Status Tahun 1958 Pasal 18
tentang Poligami di Tunisia, kemudian dianalis dan ditinjau dengan Maqâṣid
asy-Syarî‟ah.
2. Tipe Penelitian
Dalam penelitian ini penyusun menggunakan tipe penelitian deskriptif
analitik yaitu penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan (memaparkan)
peristiwa yang urgent terjadi pada masa kini. deskripsi peristiwa tersebut
dilakukan secara sistematik dan lebih menekankan pada data faktual daripada
penyimpulan, lalu data-data yang sudah diperoleh yang bersifat uraian di
analisis.42
3. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
normatif. Pendekatan normatif, yaitu untuk menganalisa data dengan
menggunakan pendekatan melalui dalil-dalil nash maupun kaidah yang
menjadi pedoman dalam masalah poligami.
42
Tim Penyusun Lembaga Penelitian IKIP Malang, Dasar-dasar Metodologi Penelitian,
cet. ke-2 (Malang: Lembaga penelitian IKIP Malang, 1997).
![Page 42: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah](https://reader038.vdocuments.pub/reader038/viewer/2022110113/5c91d4ca09d3f24c328c77e5/html5/thumbnails/42.jpg)
26
4. Sumber Data
Adapaun data-data yang digunakan dalam penelitian ini, bersumber dari:
a. Data Primer
Data Primer dalam penelitian ini yaitu The Code of Personal Status
Tahun 1958 Pasal 18 tentang poligami di Tunisia dan juga buku-buku
yang berkaitan dengan hukum keluarga Islam di Tunisia.
b. Data Sekunder
Data Sekunder dalam penelitian ini adalah data-data yang
diperoleh dari buku-buku yang berkenaan dengan penelitian ini, serta
tulisan-tulisan lain yang berkaitan langsung dengan tema penelitian
seperti artikel-artikel dan sejenisnya.
5. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah bahan pustaka yang membahas mengenai undang-undang poligami
di negara-negara muslim modern dengan bahan hukum primer yaitu The
Code of Personal Status Tahun 1958 Pasal 18 tentang poligami di Tunisia
dan data sekunder yaitu kitab-kitab fiqih serta ushul fiqih yang digunakan
membahas secara normatif tentang perkawinan beda agama.
6. Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul langkah selanjutnya adalah analisis data.
Dalam hal ini penulis akan menggunakan cara berfikir deduktif. Deduktif
![Page 43: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah](https://reader038.vdocuments.pub/reader038/viewer/2022110113/5c91d4ca09d3f24c328c77e5/html5/thumbnails/43.jpg)
27
adalah cara memberi alasan dengan berfikir dan bertolak dari pernyataan
yang bersifat umum dan menarik kesimpulan yang bersifat khusus.43
G. Sistematika Pembahasan
Agar gagasan yang terdapat dalam penelitian ini dapat tersusun
dengan sistematis, efektif dan kronologis, maka pembahasan dalam skripsi ini
dapat dibagi menjadi beberapa bab yang terdiri dari sub bab dengan perincian
sebagai berikut:
Bab pertama, merupakan pendahuluan skripsi yang menguraikan
kearah mana orientasi yang diinginkan penyusun dalam penyusunan skripsi
ini. Secara umum terbagi ke dalam tujuh bagian yaitu pertama, latar belakang
masalah, yang memuat penjelasan mengapa penelitian ini perlu dilakukan,
apa yang melatar belakangi permasalahan ini. kedua, pokok permasalahan
yang dibahas, memberikan penegasan terhadap apa yang yang terkandung
dalam latar belakang. Ketiga, tujuan dan kegunaan yaitu tujuan yang akan
dicapai dalam penelitian ini. keempat, telaah pustaka, untuk memberikan
dimana posisi penulis dalam hal ini, dimana letak kebaruan penelitian (berisi
penelususran literatur yang telah ada sebelumnya dan ada kaitannya dengan
obyek penelitian). Kelima, kerangka teoritik, mengangkat pola pikir atau
kerangka berfikir yang ada dalam memecahkan masalah atau gambaran
beberapa pandangan secara urut yang berhubungan dengan penelitian ini.
keenam, metode penelitian, berupa penjelasan langkah-langkah yang akan
43
Moh. Nazir, Metode Penelitian, cet. Ke-3, (Jakarta:Ghalia Indonesia, 1998), hlm. 235.
![Page 44: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah](https://reader038.vdocuments.pub/reader038/viewer/2022110113/5c91d4ca09d3f24c328c77e5/html5/thumbnails/44.jpg)
28
ditempuh dalam mengumpulkan dan menganalisis data dan yang terakhir
sistematika pembahasan agar pembahasan lebih terarah.
Bab kedua, pada pembahasan dalam bab ini dijelaskan mengenai
gambaran umum tentang Maqâṣid asy-Syarî‟ah, meliputi sejarah Maqâṣid
asy-Syarî‟ah, pengertian Maqâṣid asy-Syarî‟ah beserta pembagian-
pembagian Maqâṣid asy-Syarî‟ah.
Bab ketiga, membahas tentang tinjauan umum tentang negara Tunisia
meliputi sejarah singkat negara Tunisia, sejarah singkat perundang-undangan
keluarga muslim di Tunisia, kondisi soial-politik di Tunisia hingga alasan
yang melatar belakangi lahirnya perundangan poligami di Tunisia. Dalam bab
ini lebih menekankan tentang kondisi negara Tunisia.
Bab keempat, merupakan analisis terhadap The Code of Personal
Status Tahun 1958 Pasal 18 tentang poligami di Tunisia. Bab ini merupakan
inti pembahasan dalam skripsi ini, yang dimaksudkan untuk memperoleh
jawaban bagaimana peraturan perundangan tersebut bila ditinjau dengan
kerangka hukum Islam dengan menggunakan Maqâṣid asy-Syarî‟ah.
Pertimbangan apa saja yang dilakukan pemerintah Tunisia dan kemaslahatan
apa yang menjadi alasan pemerintah Tunisia dalam pembentukan UU
poligami.
Bab kelima, merupakan bab terakhir dan penutup dari rangkaian
pembahasan skripsi ini, yang berisi kesimpulan pokok-pokok masalah yang
telah dirumuskan pada rumusan masalah, menyimpulkan hasil-hasil tinjauan
![Page 45: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah](https://reader038.vdocuments.pub/reader038/viewer/2022110113/5c91d4ca09d3f24c328c77e5/html5/thumbnails/45.jpg)
29
maqâṣid asy-asyarî‟ah terhadap The Code of Personal Status Tahun 1958
Pasal 18 tentang poligami di Tunisia dan saran-saran yang mungkin perlu
untuk dijadikan sebuah pertimbangan hukum, dengan daftar pustaka dan
lampiran-lampiran yang dianggap penting.
![Page 46: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah](https://reader038.vdocuments.pub/reader038/viewer/2022110113/5c91d4ca09d3f24c328c77e5/html5/thumbnails/46.jpg)
90
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Berdasarkan pemaparan analisis di bab IV dapat diambil kesimpulan
bahwasanya faktor-faktor penyebab pemerintah Tunisia mengeluarkan
aturan tentang larangan poligami yakni disebabkan oleh dua faktor, pertama
Faktor Politik dan kedua Faktor Sosial.
Faktor Politik, Perumusan dan penetapan UU Keluarga tentang
larangan poligami tidak lepas dari andil besa presiden pertama Tunisia,
Habib Bourguiba. Melalui kekuasaan politik yang dipegangnya dan
didukung dengan pemikiran Habib Bourguiba yang sekuler, ia berusaha
melakukan pembaharuan yang begitu signifikan terhadap pembentukan The
Code of Personal Status (CPST) Tunisia yang mengarah pada persamaan
hak dan kewajiban antara laki-laki dan wanita didepan hukum. Selain
karena pemikiran yang sekuler dari Habib Bourguiba juga didukung dengan
banyaknya legislator-legislator feminis yang berada di parlemen Tunisia.
Faktor Sosial, faktor kondisi sosial dalam masyarakat praktek
poligami yang dilakukan oleh sebagian pelaku masyarakat Tunisia pada
umumnya menyengsarakan pihak istri dan anak-anaknya. Selanjutnya,
poligami dilarang karena syarat utama poligami adalah berlaku adil dan bisa
![Page 47: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah](https://reader038.vdocuments.pub/reader038/viewer/2022110113/5c91d4ca09d3f24c328c77e5/html5/thumbnails/47.jpg)
91
mensejahterakan keluarga, sedangkan tidak ada pelaku poligami yang
benar-benar dapat berlaku adil terhadap istri-istrinya dan dapat menciptakan
keluarga yang harmonis.
2. Bila di analisis menggunakan Maqâṣid asy-Syarî’ah dengan menggunakan
kemaslahatan darûriyyah peraturan pelarangan poligami dilihat dengan
menggunakan empat pilar kemaslahatan darûriyyah;
a. Hifẓ ad-Dîn (memelihara agama), pelarangan poligami dengan cara
menjaga dan memelihara hal-hal yang dapat melanggengkan agama.
Dalam kaitan ini pelarangan poligami berusaha untuk tetap menjaga
kemaslahatan yang sesuai dengan masyarakat sekitar, karena tujuan
dari syariat untuk kemaslahatan manusia, Bila nash yang
membolehkan poligami tidak sesuai dengan kemaslahatan
masyarakat di Tunisia berarti tidak sesuai dengan tujuan syariat dan
akan menjadikan tidak terpeliharanya agama (bertentangan dengan
nash). Selain itu juga untuk memelihara makna miṡâqân galîẓâ,
Agar tetap memegang janji yang kokoh dan kuat dalam perkawinan
dan memelihara keutuhan rumah tangga dengan menyayangi anak
dan isteri sebagian dari pemeliharaan agama.
b. Hifẓ an-nafs (memelihara jiwa/diri), menjaga diri/jiwa menjadi
alasan kuat otoritas pembuat undang-undang pelarangan poligami di
Tunisia dengan maksud mengangkat derajat wanita yang pada masa
sebelum The Code of Personal Status dikeluarkan wanita
![Page 48: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah](https://reader038.vdocuments.pub/reader038/viewer/2022110113/5c91d4ca09d3f24c328c77e5/html5/thumbnails/48.jpg)
92
dikucilkan, dipingit yang mana menjadikan kondisi kejiwaan wanita
selalu tertekan dan diremehkan lelaki.
c. Hifẓ an-nasl (memelihara keturunan), Tunisia melakukan
pelarangan karena fakta lapangan banyak sebagian pelaku poligami
menyengsarakan isteri dan anak-anaknya, hal ini akan membawa
keburukan bagi keturunan dan sesuai dengan kaidah Saddu az-
Żarî’ah. Anak merupakan keturunan yang wajib kita jaga
kelangsungan hidupnya guna menjadikan dia seorang yang berguna.
Begitu juga istri juga harus kita jaga dan dirawat agar melahirkan
keturunan yang hebat dan sehat.
B. Saran-saran
Bagi otoritas pembuat undang-undang di Tunisia dalam membuat suatu
undang-undang harus dengan hati-hati dan mempertimbangkan segala aspek
baik dari segi sosial maupun agama, jangan hanya sekedar memodernkan hukum
tetapi juga harus melihat tradisi dan hukum adat masyarakat sekitar. Karena
dengan demikian, maka hukum dapat dilaksanakan dan tidak bertentangan
dengan perasaan hukum masyarakat.
![Page 49: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah](https://reader038.vdocuments.pub/reader038/viewer/2022110113/5c91d4ca09d3f24c328c77e5/html5/thumbnails/49.jpg)
93
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an/Tafsir
Depag, Al-Qur’an dan Terjemah, Bandung: PT. Syamil Cipta Media, 2005
Farmawi, Al, Metode Tafsir Maudhu’iy: Suatu Pengantar, terj. Suryan A. Jamrah,
Jakarta: Rajawali Pers, 1996.
Shihab, M. Quraish, Wawasan Al-Qur’an: Tafsir Maudhu’i atas Pelbagai
Persoalan Ummat, Bandung: Mizan, 1996.
__________________, Tafsir al-Mishbah Jilid II, Jakarta: Lentera Hati, 2002.
Fikih dan Ushul Fiqih
Ajjahrani, Musfir Husain , “Nashratun fi Ta’addudi az-Zaujât”, alih bahasa Muh.
Suten Ritonga, Jakarta: Gema Insani Press, 1996.
Anderson, Norman, Law Reform in The Muslim World, London: The Code of
Personal Status Athlone Press, 1976.
„Audah, Jaser, Al-Maqasid untuk Pemula, Penerjemah: „Ali‟Abdelmon‟im,
Yogyakarta: SUKA-Press, 2013.
Baidan, Nashruddin , Tafsir bi Al-Ra’yi: Upaya Penggalian Konsep Wanita dalam
Al-Qur’an, cet.I, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999.
Fazlurrahman “ Interdependensi-Fungsional Teologi dan Fikih”, dalam al-
Hikmah: Jurnal Studi-studi Islam, Bandung: Mizan, 1990.
Haq, Hamka, Aspek Teologis Konsep Maslaḥaḥ dalam Kitab al-Muwafaqat,
Jakarta: Erlangga, 2007.
Haroen, Nasrun, Ushul Fiqh I, cet. ke-1, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1996.
Ilyas, Hamim, “Poligami dalam Tradisi dan Ajaran Islam” dalam Jurnal Musawa,
Vol.I No.I tanggal 1 Maret 2002.
Ismail Muhammad Syah, dkk, Filsafat Hukum Islam, Cet. Ke-2, Jakarta: Bumi
Aksara, 1992.
Jaya Bakri, Asafri, Konsep Maqashid Syari’ah Menurut al-Syatibi, Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 1996.
Mahmood, Tahir, Statutes of Personal Law in Islamic Countries: History, Texts
and Analysis, Edisi Revisi II, New Delhi: ALR, 1995.
Mas‟ud, Muhammad Khalid, Filsafat Hukum Islam dan Perubahan Sosial,
Penerjemah: Yudian W. Asmin, Cet-1, Surabaya: Al Ikhlas, 1995.
![Page 50: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah](https://reader038.vdocuments.pub/reader038/viewer/2022110113/5c91d4ca09d3f24c328c77e5/html5/thumbnails/50.jpg)
94
Mas‟ud, Muhammad Khalid, Filsafat Hukum Islam Studi Tentang Hidup dan
Pemikiran Abu Ishaq al-Syathibi, Penerjemah: Ahsin Muhammad,
Bandung: Pustaka, 1996.
Mubarak, K.H. Saiful Islam, “Poligami Antara Pro dan Kontra”, cet. ke-2,
Bandung: Syaamil, 2007.
Mulia, Musdah, Pandangan Islam tentang Poligami, Jakarta: Lembaga Kajian dan
Jender, Perserikatan Solidaritas Perempuan, The Asia Foundation, 1999.
Nasution, Muhammad Syukri Albani, Filsafat Hukum Islam, Cet-1, Jakarta:
Rajawali Pers, 2013.
Nasution, Khoiruddin, dkk., Hukum Perkawinan dan Warisan di Dunia Muslim
Modern, Yogyakarta: ACAdeMIA, 2012.
__________, Hukum Perkawinan 1, Yogyakarta: ACAdeMIA, 2004.
__________, Riba dan Poligami; Sebuah Studi atas Pemikiran Muhammad
Abduh, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, ACAdeMIA, 1996.
__________, Pengantar Studi Islam, Yogyakarta: ACAdeMIA, 2010.
Rafiq, Ahmad, Pembaharuan Hukum, Jakarta: Sinar Baru Al-Gesindo.
Rahmanto, Zudi, “ Hukum Keluarga Islam di Republik Tunisia” dalam H.M.
Atho‟ Muzdhar dan Khoiruddin Nasution (ed.), Hukum Keluarga di Dunia
Islam Modern: Studi Perbandingan dan Keberanjakan UU Modern dari
Kitab-kitab Fikih, Jakarta: Ciputat Press, 2003.
Rahman, Asjumi A., Qaidah-qaidah Fiqh, Jakarta: Bulan Bintang, 1976.
Shiddieqy, Hasbi ash, Falsafah Hukum Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1975.
Summa, Muhammad Amin , Hukum Keluarga Islam di Dunia, Jakarta: PT.
Rajagrafindo Persada, 2004.
Syarifuddin, Amir, Ushul Fiqh Jilid II, cet. ke-5, Jakarta:Kencana, 2009.
Syatibi, Al, al-Muwâfaqat fi Ushûl asy-Syarî’ah, Kairo: Mustafa Muhammad, t.th.
Taufiq, Abdul Nasir, al-‘Attar, Ta’addud az-Zaujat fi asy-Syari’ah al-Islamiyyah
ttp.: t.np., tt.
Tonthowi, “Hukum Keluarga di Dunia Islam Kontemporer” dalam Mukaddimah,
No. 19 Th. IX (2005).
Zahrah, Muhammad Abu, Ushul Fiqh, cet. ke-10, Jakarta: Pustaka Firdaus, 2007.
Zuhaily, Wahbah az, al-Fiqh al-Islâmy wa ‘adillatuh, Baerut: Darul Fikr, 1984.
Zuhdi Mahmood, Undang-undang Keluarga Islam: Konsep dan Pelaksanaannya
di Malaysia, Kuala Lumpur: Karya Abazie, 1972.
![Page 51: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah](https://reader038.vdocuments.pub/reader038/viewer/2022110113/5c91d4ca09d3f24c328c77e5/html5/thumbnails/51.jpg)
95
Lain-lain
Afriqi, Ibn Mansur al, Lisan al-‘Arab, Beirut: Dar al-Sadr, t.th.
Anderson, JND., “The Tunisian Law of Personal Status”, dalam International and
Comparative Law Quartely, 7 April 1985.
Barakat, Halim, “The Arab Family and the Challenge of Social Transformation”,
dalam Women and the Family in the middle East: Voice of Chance, diedit
oleh Ellizabeth Wardock Fernea, Texas: University of Texas Press, Austin,
1985.
Esposito, John L., Ensiklopedi Oxford Dunia Islam Modern, terj. Eva Y.N, dkk,
Bandung: Mizan, 2001.
Ira M., Lapidus, Sejarah Sosial Ummat Islam, terj. Ghufron A. Mas‟adi, Jakarta:
PT. RajaGrafindo Persada, 2000.
Munawwir, Ahmad Warson, Kamus Al-Munawwir, Cet-1, Surabaya: Pustaka
Progresif, 1997.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1989.
Undang-undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974 Pasal 3
Valentine Moghadam, (ed)., Identity, Politic and Women, Boulder: Westriw Press,
1993.
Zayd, Nasr Hamid Abu, Dawair al-Khauf: Qiraah fi Khitab al-Mar’ah, terj.
Dekonstruksi Gender:Kritik Wacana Perempuan dalam Islam, Cet. 1,
Yogyakarta: SAMHA, 2003.
INC-Gender Propfile: Tunisia (April 2001), dalam www.Tunisia
http://en.wikipedia.org/wiki/Islam in Tunisia
http://en.wikipedia.org/wiki/main page
http://id.wikipedia.org/wiki/Habib_Burquibah
http://www.undp-pogar.org/countries/tunisia/gender.html
http://www.lib.Umich.edu/area/Near.East.makar65.pdf.
http://ark.cdlib.org/ark:/13030/ft05800335/
![Page 52: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah](https://reader038.vdocuments.pub/reader038/viewer/2022110113/5c91d4ca09d3f24c328c77e5/html5/thumbnails/52.jpg)
I
Lampiran I
DAFTAR TERJEMAHAN
No. Hlm. Foot
Note Terjemahan
BAB I
1. 4 11 Dan jika kamu khawatir tidak akan mampu berlaku
adil terhadap (hak-hak) perempuan yatim (bilamana
kamu menikahinya), maka nikahilah perempuan
(lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat.
Tetapi jika kamu khawatir tidak akan mampu
berlaku adil, maka (nikahilah) seorang saja, atau
hamba sahaya perempuan yang kamu miliki. Yang
demikian itu lebih dekat agar kamu tidak berbuat
zalim.
2. 5 12
Dan kamu tidak akan dapat berlaku adil di antara
istri-istri (mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat
demikian, karena itu janganlah kamu terlalu
cenderung (kepada yang kamu cintai), sehingga
kamu biarkan yang lain terkatung-katung. Dan jika
kamu mengadakan perbaikan dan memelihara diri
(dari kecurangan), maka sungguh, Allah Maha
Pengampun, Maha Penyayang.
3. 14 28 Dan jika kamu khawatir tidak akan mampu berlaku
adil terhadap (hak-hak) perempuan yatim (bilamana
kamu menikahinya), maka nikahilah perempuan
(lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat.
Tetapi jika kamu khawatir tidak akan mampu
berlaku adil, maka (nikahilah) seorang saja, atau
hamba sahaya perempuan yang kamu miliki. Yang
demikian itu lebih dekat agar kamu tidak berbuat
zalim.
4. 19 36 Tidak dipungkiri adanya perubahan hukum sebab
adanya perubahan waktu, tempat, kondisi dan
kebiasaan.
5. 22 39 Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama
(Islam), sesungguhnya telah jelas (perbedaan)
antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat.
![Page 53: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah](https://reader038.vdocuments.pub/reader038/viewer/2022110113/5c91d4ca09d3f24c328c77e5/html5/thumbnails/53.jpg)
II
6. 24 40 Jalan yang membawa kepada sesuatu, secara hissi
atau ma‟nawi, baik atau buruk.
7. 24 41 Apa yang menyampaikan kepada sesuatu yang
terlarang yang mengandung kerusakan.
BAB II
7. 33 11 Kemudian Kami jadikan engkau (Muhammad)
mengikuti syariat (peraturan) dari agama itu, maka
ikutilah (syariat itu) dan janganlah engkau ikuti
keinginan orang-orang yang tidak mengetahui.
8. 35 20 Sesungguhnya syariat itu bertujuan mewujudkan
kemaslahatan manusia didunia dan diakhirat.
9. 35 21 Hukum-hukum disyariatkan untuk kemaslahatan
hamba.
10. 41 35 Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama
(Islam), sesungguhnya telah jelas (perbedaan)
antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat.
BAB III
- - - -
BAB IV
11. 68 6 Dan (ingatlah) ketika kami mengambil perjanjian
dari nabi-nabi dan dari kamu (sendiri) dari Nuh,
Ibrahim, Musa, dan Isa putra Maryam, dan kami
telah mengambil dari mereka perjanjian yang teguh.
12. 68 7 Dan telah kami angkat ke atas (kepala) mereka
bukit Thursina untuk (menerima) perjanjian (yang
telah kami ambil dari) mereka. Dan kami
perintahkan kepada mereka: “Masuklah pintu
gerbang itu sambil bersujud”, dan kami perintahkan
(pula) kepada mereka:”Janganlah kamu melanggar
peraturan mengenai hari Sabtu”, dan kami telah
mengambil dari mereka perjanjian yang kokoh
13. 69 8 Bagaimana kamu akan mengambilnya kembali,
padahal sebagian kamu telah bergaul (bercampur)
dengan yang lain sebagai suami-isteri. Dan mereka
(isteri-isterimu) telah mengambil dari kamu
perjanjian yang kuat.
![Page 54: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah](https://reader038.vdocuments.pub/reader038/viewer/2022110113/5c91d4ca09d3f24c328c77e5/html5/thumbnails/54.jpg)
III
14. 85 13 Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang
dengan kewajibannya menurut cara yang ma‟ruf.
15. 87 14 Dan sesungguhnya hari kemudian itu lebih baik
bagimu daripada yang sekarang (permulaan)
![Page 55: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah](https://reader038.vdocuments.pub/reader038/viewer/2022110113/5c91d4ca09d3f24c328c77e5/html5/thumbnails/55.jpg)
IV
Lampiran II
BIOGRAFI TOKOH DAN ULAMA
A. Asy-Syatibi
Abu Ishaq asy-Syathibi (790 H/1388 M) adalah imam ahlussunnah
dari mazhab Maliki yang hidup di masa Spanyol Islam. Tempat dan tanggal
lahirnya tidak diketahui, ia wafat pada hari Selasa, 8 Sya‟ban 790 H di
Granada. Ia berasal dari kota Xativa yang kemudian ia dikenal dengan
julukan Imam Syathibi (Imam dari Xativa). Sedangkan keluarganya
merupakan migran keturunan bangsa Arab-Yaman dari Banu Lakhm yang
berasal dari Betlehem, Asy-Syam.
Ia tinggal di Granada yang waktu itu merupakan sebuah kerajaan
Islam yang berada di bawah pemerintahan Daulah Umawiyah yang mengikuti
aturan-aturan Andalusia Selatan.
Diantara karya-karya tulisnya yang dikenal adalah Al-Muwafaqat,
yang aslinya berjudul Unwan At-Ta'rif bi Ushul At-Taklif sebuah kitab
tentang ilmu ushul fikih yang menerangkan tentang hikmah-hikmah di balik
hukum taklif, Al-I‟tisham, kitab manhaj yang menerangkan tentang bid‟ah
dan seluk beluknya, Al-Maqashid al-Syafiyah fi Syarhi Khulashoh al-
Kafiyah, kitab bahasa tentang Ilmu nahwu yang merupakan syarah dari
Alfiyah Ibnu Malik, Al-Majalis, kitab fikih yang merupakan syarah dari
Kitabul Buyu‟ (Kitab Dagang) yang terdapat dalam Shahih al-Bukhari,
Unwan al-Ittifaq fi „ilm al-isytiqaq, kitab bahasa tentang Ilmu sharf dan Fiqh
Lughah, Ushul al-Nahw, kitab bahasa yang membahas tentang Qawaid
Lughah dalam Ilmu sharf dan Ilmu nahwu, Al-Ifadat wa al-Insyadat.
B. Prof. Dr. H. Muhammad Quraish Shihab, MA.
Prof. Dr. H. Muhammad Quraish Shihab, MA (lahir
di Rappang, Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan, 16 Februari 1944, umur
71 tahun) adalah seorang cendekiawan muslim dalam ilmu-ilmu Al-
Qur'an dan mantan Menteri Agama pada Kabinet Pembangunan VII (1998).
Ia berasal dari keluarga keturunan Arab Quraisy-Bugis yang terpelajar.
Ayahnya, Prof. Abdurrahman Shihab adalah seorang ulama dan guru besar
dalam bidang tafsir. Abdurrahman Shihab dipandang sebagai salah seorang
ulama, pengusaha, dan politikus yang memiliki reputasi baik di kalangan
masyarakat Sulawesi Selatan. Kontribusinya dalam bidang pendidikan
terbukti dari usahanya membina dua perguruan tinggi di Ujungpandang, yaitu
Universitas Muslim Indonesia (UMI), sebuah perguruan tinggi swasta
terbesar di kawasan Indonesia bagian timur, dan IAIN Alauddin
![Page 56: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah](https://reader038.vdocuments.pub/reader038/viewer/2022110113/5c91d4ca09d3f24c328c77e5/html5/thumbnails/56.jpg)
V
Ujungpandang. Ia juga tercatat sebagai rektor pada kedua perguruan tinggi
tersebut: UMI 1959-1965 dan IAIN 1972–1977.
Pendidikan formalnya di Makassar dimulai dari sekolah dasar sampai
kelas 2 SMP. Pada tahun 1956, ia di kirim ke kota Malang untuk “nyantri” di
Pondok Pesantren Darul Hadis al-Faqihiyah. Karena ketekunannya belajar di
pesantren, 2 tahun berikutnya ia sudah mahir berbahasa arab. Melihat bakat
bahasa arab yg dimilikinya, dan ketekunannya untuk mendalami studi
keislamannya, Quraish beserta adiknya Alwi Shihab dikirim oleh ayahnya ke
al-Azhar Cairo melalui beasiswa dari Propinsi Sulawesi, pada tahun 1958 dan
diterima di kelas dua I'dadiyah Al Azhar (setingkat SMP/Tsanawiyah di
Indonesia) sampai menyelasaikan tsanawiyah Al Azhar. Setelah itu, ia
melanjutkan studinya ke Universitas al-Azhar pada Fakultas Ushuluddin,
Jurusan Tafsir dan Hadits. Pada tahun 1967 ia meraih gelar LC. Dua tahun
kemudian (1969), Quraish Shihab berhasil meraih gelar M.A. pada jurusan
yang sama dengan tesis berjudul “al-I‟jaz at-Tasryri‟i al-Qur'an al-Karim
(kemukjizatan al-Qur'an al-Karim dari Segi Hukum)”.
M.Quraish Shihab juga dikenal sebagai penulis dan penceramah yang
handal. Berdasar pada latar belakang keilmuan yang kokoh yang ia tempuh
melalui pendidikan formal serta ditopang oleh kemampuannya
menyampaikan pendapat dan gagasan dengan bahasa yang sederhana, tetapi
lugas, rasional, dan kecenderungan pemikiran yang moderat, Quraish Shihab
memang bukan satu-satunya pakar al-Qur'an di Indonesia, tetapi
kemampuannya menerjemahkan dan meyampaikan pesan-pesan al-Qur'an
dalam konteks kekinian dan masa post modern membuatnya lebih dikenal dan
lebih unggul daripada pakar al-Qur'an lainnya. Quraish Shihab adalah seorang
ahli tafsir yang pendidik. Keahliannya dalam bidang tafsir tersebut untuk
diabdikan dalam bidang pendidikan. Kedudukannya sebagai Pembantu
Rektor, Rektor, Menteri Agama, Ketua MUI, Staf Ahli Mendikbud, Anggota
Badan Pertimbangan Pendidikan, menulis karya ilmiah, dan ceramah amat
erat kaitannya dengan kegiatan pendidikan. Dengan kata lain bahwa ia adalah
seorang ulama yang memanfaatkan keahliannya untuk mendidik umat. Hal ini
ia lakukan pula melalui sikap dan kepribadiannya yang penuh dengan sikap
dan sifatnya yang patut diteladani.
C. Norman Anderson.
Sir ( James ) Norman Dalrymple Anderson OBE , QC ( 1908-1994 )
adalah seorang misionaris Inggris dan Arabist akademik. Ia lahir pada tanggal
29 September 1908. Ia dididik di St Lawrence College, Ramsgate, Inggris,
dan pergi ke Trinity College, Cambridge, di mana ia memperoleh gelar BA
pada tahun 1930 dan LL.B. pada tahun 1931 dengan tripple first (kehormatan
kelas satu dalam tiga program utama yang berbeda dari studi terutama di
Cambridge). Ia pergi ke Mesir pada tahun 1932 di mana ia menghabiskan 8
tahun sebagai misionaris, belajar bahasa Arab di Universitas Amerika di
Kairo.
![Page 57: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah](https://reader038.vdocuments.pub/reader038/viewer/2022110113/5c91d4ca09d3f24c328c77e5/html5/thumbnails/57.jpg)
VI
Pada tahun 1939, ia disajikan dengan Angkatan Darat Inggris dan
pada tahun 1940 ia membuat Arab Liaison Officer untuk Arab Angkatan
Libya. Setelah perang ia menjadi Pejabat Politik untuk urusan Sanusi dan
Sekretaris Urusan Arab di Markas Umum (GHQ) Timur Tengah. Ia
dianugerahi MBE dan kemudian, pada tahun 1943, OBE. pada tahun 1945,
diangkat Counsel sebuah Ratu pada tahun 1974 dan gelar pada tahun 1975.
Dia kuliah di hukum Islam selama 3 tahun di Cambridge dan
kemudian 1947-1971 ia mengajar di SOAS, yang ditunjuk Profesor Hukum
Oriental di Universitas London pada tahun 1954. Dia adalah kepala dari
Departemen Hukum, Sekolah Oriental dan Afrika Studi, London 1953-1971;
Profesor Oriental Hukum, University of London 1954-1975; Direktur
Institute of Advanced Ilmu Hukum di Universitas London 1959-1976.
Penelitian Anderson hukum Islam terobosan baru di Inggris melalui
fokus pada kode hukum modern di Timur Tengah dan Afrika . Anderson
disorot campuran hibrida konsep Barat dan Islam yang kode seperti diadopsi
dan yang ia percaya akan mencirikan reformasi hukum di masa depan .
Sepanjang tulisannya ia menyatakan keprihatinan tentang moralitas dan
kepraktisan aturan dan ketentuan tertentu dalam korpus besar hukum Islam
klasik . Karena keahliannya dalam hukum Islam , Anderson menjadi saksi
dicari dalam kasus hukum , penasihat Kantor Kolonial dan Kementerian Luar
Negeri , dan konsultan untuk pemerintah
Karya tulis yang sudah diterbitkan adalah The Evidence for the
Resurrection, (1950), The World's Religions, (1950, 1975), Islamic Law in
Africa, (1954), Islamic Law in the Modern World, (1959), Changing Law in
Developing Countries, (1963), Family Law in Asia and Africa, (1968), Into
the World: The Need and Limits of Christian Involvement, (1968),
Christianity: the Witness of History - A Lawyer's Approach, (1969),
Christianity and Comparative Religion, (1970), Morality, Law and Grace,
(1972), Law Reform in the Muslim World, (1976), Liberty, Law and Justice,
(1978), The Mystery of the Incarnation, (1978), God's Law and God's Love:
An Essay in Comparative Religion, (1980), Christianity and World Religions:
The Challenge of Pluralism, (1984), An Adopted Son: The Story of My Life,
(1985), Freedom Under Law, (1988), Islam in the Modern World: a Christian
Perspective, (1990).
![Page 58: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah](https://reader038.vdocuments.pub/reader038/viewer/2022110113/5c91d4ca09d3f24c328c77e5/html5/thumbnails/58.jpg)
VII
CURRICULUM VITAE
Nama : Muhammad Faried Nabil
Tempat Tanggal Lahir : Semarang, 09 Januari 1995
Alamat Asal : Jalan Karang Ingas No. 33 RT. 03/VII Tlogosari
Kulon, Pedurungan, Kota Semarang 50196.
Alamat di Yogyakarta : Jalan KH. Ali Maksum, Asrama Mahasiswa Sunan
Komplek H Krapyak, Yogyakarta.
Nama Orangtua
1. Ayah : Drs. H. Ahmad Muthohar As’ad, M.S.I
2. Ibu : Hj. Zaumi Ahmad, S.Pd.I
Email : [email protected]
Riwayat Pendidikan Formal :
Tahun 2006 : MI. Darus Sa’adah Semarang.
Tahun 2009 : MTs. Futuhiyyah 1 Mranggen.
Tahun 2011 : MA. Darus Sa’adah Semarang.
Tahun 2011- Sekarang : Mahasiswa aktif UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.