tinjauan maqÂṢid asy-syarÎ’ah terhadap the code of …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/bab i, v,...

58
TINJAUAN MAQÂID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF PERSONAL STATUS TAHUN 1958 PASAL 18 TENTANG POLIGAMI DI TUNISIA SKRIPSI DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN SYARAT-SYARAT MEMPEROLEH GELAR SARJANA STRATA SATU DALAM ILMU HUKUM ISLAM OLEH: MUHAMMAD FARIED NABIL NIM: 11350038 PEMBIMBING: Hj. FATMA AMILIA, S.Ag., M.Si. JURUSAN AL-AHWAL ASY-SYAKHSIYYAH FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2015

Upload: doandien

Post on 20-Mar-2019

216 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah

TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH

TERHADAP THE CODE OF PERSONAL STATUS TAHUN 1958 PASAL 18

TENTANG POLIGAMI DI TUNISIA

SKRIPSI

DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN SYARAT-SYARAT MEMPEROLEH GELAR

SARJANA STRATA SATU DALAM ILMU HUKUM ISLAM

OLEH:

MUHAMMAD FARIED NABIL

NIM: 11350038

PEMBIMBING:

Hj. FATMA AMILIA, S.Ag., M.Si.

JURUSAN AL-AHWAL ASY-SYAKHSIYYAH

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

2015

Page 2: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah

ii

ABSTRAK

Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah satu pihak (suami) megawini

beberapa (lebih dari satu) istri dalam waktu yang bersamaan. Masalah poligami

meskipun Islam membolehkannya, tetapi oleh kaum wanita seiring dengan

meningkatnya kesadaran akan hak dan martabat status mereka dipandang sebagai

suatu upaya eksploitasi wanita demi kebutuhan biologis kaum adam. Sementara

bagi kaum adam pada umumnya, poligami adalah sesuatu yang legal dan telah

dipraktekkan oleh Nabi Muhammad SAW. Meskipun Nabi Muhammad SAW

mempraktekkannya, tetapi dalam perkembangannya, tidak semua ulama

berpendapat seragam, sebagian mereka ada yang menolak kebolehannya. Ada

sebagian Negara yang membatasi poligami dan ada juga yang melarang poligami

secara tegas dengan menghukum dan mendenda bagi warga negaranya bila

melakukan poligami yakni Tunisia. Islam tidak melarang poligami akan tetapi

membolehkan asalkan sesuai syarat yang tertera didalam al-Qur‟an yakni bisa

berlaku adil. Tunisia dalam melarang dengan tegas dengan alasan kemaslahatan

dan ingin mengangkat derajat wanita Tunisia. Oleh karena itu penulis tertarik

untuk meneliti factor-faktor apa saja yang melatarbelakangi pembentukan undang-

undang pelarangan poligami dan bagaimana undang-undang pelarangan poligami

tersebut jika ditinjau dengan Maqâṣid asy-Syarî’ah.

Penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah termasuk

dalam kategori penelitian pustaka dan bersifat deskriptif analitik. Sumber data

berasal dari data primer yang diperoleh dengan melihat buku-buku yang

membahas The Code of Personal Status Tunisia dan data sekunder yang didapat

dari buku-buku, artikel, skripsi, jurnal dan tulisan yang berkaitan dengan

permasalahan yang menjadi pembahasan dalam skripsi ini. Untuk mendapatkan

data tersebut maka digunakan metode pengumpulan data dengan mencari bahan

pustaka yang berkaitan dengan The Code of Personal Status kemudian data yang

terkumpul dianalisis secara deduktif dan pendekatan yang digunakan adalah

pendekatan normatif.

Berdasarkan penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwasanya faktor

mendasar dibentuknya undang poligami yakni yang pertama praktik poligami

yang dilakukan sebagian masyarakat banyak yang menyengsarakan isteri dan

anak-anaknya, yang kedua pelarangan poligami dimaksudkan untuk mengangkat

harkat dan martabat wanita, karena fakta lapangan wanita ditunisia banyak yang

dikucilkan, mengalami diskriminasi dibanding dengan laki-laki. Bila ditinjau

dengan Maqâṣid asy-Syarî’ah undang-undang pelarangan poligami banyak

mempertimbangkan dari kemaslahatan darûriyyah, yakni Hifẓ ad-Dîn, Hifẓ an-

nafs, Hifẓ an-nasl.

Page 3: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah
Page 4: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah
Page 5: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah
Page 6: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah

vi

MOTTO

“What Man Can Do, I Can Do”

“Every New Day Is a New Chance to Change Your Life”

“Umur yang lebih tua tidak menjadi patokan untuk

seseorang bisa dihargai, tetapi ilmu lah yang

menjadikan seseorang bisa dihargai. Keep Young and

Healthy”

Page 7: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah

vii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Seiring rasa syukur kehadirat Allah SWT karya ini saya persembahkan kepada:

Guru Besar saya yang mendidik dari kecil hingga saya bisa menjadi

sarjana, tak lain dan tak bukan adalah kedua orangtua saya Bapak

Ahmad Muthohar As’ad dan Ibunda Zaumi. Berkat kasih sayang, didikan

dan Motivasi dari beliau saya bisa menyelesaikan tugas akhir ini dan

menjadi seorang sarjana.

kepada almamater kebanggaan saya Jurusan Al-Ahwal Asy-Syakhsiyyah

Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Page 8: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah

viii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Transliterasi Arab-Latin yang di pakai dalam penyusunan skripsi ini

berpedoman pada surat keputusan bersama Menteri Agama dan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 158/1987 dan

0543b/u/1987 tertanggal 22 Januari 1988.

A. Konsonan Tunggal

Huruf

Arab Nama Huruf Latin Keterangan

Alīf اTidak

dilambangkan

Ba‟ B Be ة

Ta‟ T Te ث

ṡa‟ ṡ s (dengan titik di atas) ث

Jīm J Je ج

Hâ‟ ḥ Ha (dengan titik di bawah) ح

Kha‟ Kh K dan h خ

Dāl D De د

Żāl Ż Z (dengan titik di atas) ذ

Ra‟ R Er ر

Za‟ Z Zet ز

Sīn S Es ش

Syīn Sy Es dan ye ظ

Sâd ṣ Es (dengan titik di bawah) ص

Dâd ḍ De (dengan titik di bawah) ض

Tâ‟ ṭ Te (dengan titik di bawah) ط

Zâ‟ ẓ ظZet (dengan titik di

bawah)

Aīn „ Koma terbalik ke atas„ ع

Page 9: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah

ix

Gaīn G Ge غ

Fa‟ F Ef ف

Qāf Q Qi ق

Kāf K Ka ك

Lām L „el ل

Mīm M „em و

Nūn N „en

Wāwu W W

Ha‟ H Ha

Hamzah „ Apostrof ء

Ya‟ Y Ye

B. Konsonan Rangkap Karena Syaddah ditulis rangkap

دة Ditulis Muta’addidah يتعد

Ditulis ‘iddah عدة

C. Ta’ Marbūtâh di akhir kata

1. Bila ta’ Marbūtâh dibaca mati ditulis dengan h, kecuali kata-kata

Arab yang sudah terserap menjadi bahasa Indonesia, seperti salat,

zakat dan sebagainya.

ت Ditulis ḥikmah حك

Ditulis Jizyah جسيت

2. Bila ta’ Marbūtâh diikuti dengan kata sandang “al’ serta bacaan

kedua itu terpisah, maka ditulis dengan h

نيبء ’Ditulis Karāmah al-auliyā كرايت ال

Page 10: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah

x

3. Bila ta’ Marbūtâh hidup dengan hârakat fathâḥ, kasraḥdan dâmmah

ditulis t

Ditulis Zakāt al-fiṭr زكبة انفطر

D. Vokal Pendek

fatḥaḥ Ditulis A ـ

Kasrah ـDitulis I

ḍammah ـDitulis U

E. Vokal Panjang

1 fatḥaḥ+alif

هيت جبDitulis

Ditulis

Ā

jāhiliyyah

2 fatḥaḥ+ya’ mati

ط تDitulis

Ditulis

Ā

Tansā

3 Kasrah+ya’ Mati

كريىDitulis

Ditulis

karīm

4 ḍammah+wawu mati

فرضDitulis

Ditulis

Ū

furūḍ

F. Vokal Rangkap

1 fatḥaḥ+ya’ mati

بيكى Ditulis

Ditulis

Ai

bainakum

2 fatḥaḥ+wawu mati

ل قDitulis

Ditulis

Au

Qaul

G. Vokal pendek yang berurutan dalam satu kata

Penulisan vokal pendek yang berurutan dalam satu kata dipisahkan

dengan tanda apostrof (‘).

تى 1 Ditulis a’antum أأ

شكرتى 2 Ditulis La’in syakartum نئ

Page 11: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah

xi

H. Kata Sandang Alīf+Lām

1. Bila kata sandang Alīf+Lām diikuti huruf qamariyyah ditulis dengan

al.

Ditulis Al-Qur’ān أنقرآ

Ditulis Al-Qiyās آنقيبش

2. Bila kata sandang Alīf+Lām diikuti Syamsiyyah ditulis dengan

menggunakan huruf Syamsiyyah yang mengikutinya, serta

dihilangkan huruf l (el)-nya.

بء Ditulis as-Samā انط

ص Ditulis asy-Syams انش

I. Huruf Besar

Penulisan huruf besar disesuaikan dengan Ejaan Yang Disempurnkan

(EYD).

J. Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat

Kata-kata dalam rangkaian kalimat ditulis menurut bunyi atau

pengucapannya.

ض انفر Ditulis Żawȋ al-furūḍ ذ

ت م انط Ditulis ahl as-Sunnah أ

Page 12: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah

xii

KATA PENGANTAR

الرحيم الرحمن هللا بسم

هلل رة انعبني ب طتعي عه أيرانديب اندي. أشد أ ال إن إالهللا نحد ا

يحدا رضل هللا. أنهى صم ضهى عه رضل هللا يحد عه أن أشد أ

أيب بعد. صحب أجعي.

Segala puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

yang telah memberikan kenikmatan, pertolongan, rahmat, hidayah dan kekuatan

kepada penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas akhir penulisan

skripsi untuk memperoleh gelar sarjana strata satu di bidang hukum Islam pada

Fakultas Syari‟ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi

Muhammad SAW, keluarga serta sahabat yang telah membawa perubahan bagi

peradaban dunia dengan munculnya Islam sebagai peradaban terbesar yang tak

lekang oleh zaman, dan telah memberikan contoh suri tauladan bagi seluruh umat.

Beribu Syukur rasanya tak mampu mewakili rahmat dan petunjuk yang

telah Allah SWT berikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini yang berjudul: “Tinjauan Maqâṣid asy-Syarî’ah Terhadap The Code of

Personal Status Tahun 1958 Pasal 18 Tentang Poligami di Tunisia”

Skripsi ini disusun guna memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana

Hukum Islam pada Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Dalam

penyusunannya, skripsi ini tidak lepas dari bantuan, petunjuk serta bimbingan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penyusun ingin

mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Drs. H. Akh. Minhaji, MA., Ph.D selaku Rektor

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

2. Bapak Dr. Syafiq Mahmadah Hanafi, M.Ag selaku Dekan Fakultas

Syari‟ah dan Hukum, beserta para Wakil Dekan I, II, dan III beserta

staf-stafnya.

3. Bapak H. Wawan Gunawan, S.Ag., M.Ag., selaku Ketua Jurusan dan

Bapak Yasin Baidi, S.Ag., M.Ag., selaku Sekretaris Jurusan Al-

Page 13: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah

xiii

Ahwal Asy-Syakhsiyyah Fakultas Syari‟ah dan Hukum Universitas

Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

4. Bapak Prof. Dr. Khoiruddin Nasution, MA. selaku Dosen Penasehat

Akademik yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan

pengarahan yang menyangkut masalah akademik selama kuliah di

UIN Sunan Kalijaga.

5. Ibu Hj. Fatma Amilia, S.Ag., M.Si. selaku pembimbing skripsi yang

telah meluangkan waktunya untuk mengoreksi, memberikan

pengarahan dalam pengerjaan skripsi.

6. Segenap Dosen Jurusan Al-Ahwal Asy-Syakhsiyyah dan Dosen

Fakultas Syari‟ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,

semoga ilmu yang telah diberikan krpada penyusun bermanfaat bagi

agama, bangsa dan negara.

7. Segenap Staf Tata Usaha Jurusan Al-Ahwal Asy-Syakhsiyyah dan

Staf Tata Usaha Fakultas Syari‟ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta terima kasih telah memberi pelayanan bagi penysusun

selama masa perkuliahan.

8. Guru Besar saya yakni Bapak dan Ibu saya yang selalu saya cinta

dan sayangi, serta saudara saudariku tersayang, terimakasih atas doa,

didikan serta kasih sayang dan dukungan moriil maupun materiil

kepada penulis dalam menyelesaiakan skripsi ini.

9. Teman-teman seperjuangan Al-Ahwal Asy-Syakhsiyyah angkatan

2011 dan teman-teman seperjungan lainnya di Yogyakarta yang

tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu dan

memberikan motivasi dalam proses penyelesaian skripsi ini.

10. Partner in Crime Mumtaaaaz, Haliems24, Ali Kecap, Ridhonvgroho,

Buddin peak, Alvin trimakasih sudah memberikan kebodohan yang

kita ciptakan.

11. Sahabat-sahabat Asrama Mahasiswa Sunan (Komplek H), Saeful,

Roni, Ardian, Faizin, Lukman dan masih banyak lagi yang tidak bisa

saya sebut satu persatu. Terimakasih atas keceriaan, kekonyolan dan

Page 14: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah

xiv

kebodohan-kebodohan yang selama empat tahun menuntut ilmu dan

mengaji di Yogyakarta ini. Mudah-mudahan kebersamaan kita dapat

menjadi manfaat kita semua dan menjadi kenangan indah dan

mengasyikkan.

a kumull hu khairan katsîran a ja akumull hu ahsanal ja ’.

Tiada suatu hal apapun yang sempurna yang diciptakan seorang hamba

karena kesempurnaan itu hanyalah milik-Nya. Dengan rendah hati penyusun

menyadari betul keterbatasan pengetahuan serta pengalaman berdampak pada

ketidaksempurnaan skripsi ini. Akhirnya harapan penyusun semoga skripsi ini

menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi semua pihak. Amin.

Yogyakarta, 2 Sya‟ban 1436 H

20 Mei 2015 M

Penulis

Muhammad Faried Nabil

NIM: 11350038

Page 15: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah

xv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

ABSTRAK ................................................................................................. ii

HALAMAN SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI ..................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI .................................................... iv

HALAMAN SURAT PERNYATAAN SKRIPSI ..................................... v

HALAMAN MOTTO ................................................................................ vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................ vii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN ....................................... viii

KATA PENGANTAR ............................................................................... xii

DAFTAR ISI .............................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................... 1

B. Pokok Masalah .................................................................. 8

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ...................................... 8

D. Telaah Pustaka .................................................................. 9

E. Kerangka Teoretik ............................................................. 13

F. Metode Penelitian .............................................................. 24

G. Sistematika Pembahasan ................................................... 26

BAB II TINJAUAN UMUM KONSEP MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH ... 29

A. Pengertian Maqâṣid asy-Syarî’ah ...................................... 29

B. Pembagian Maqâṣid asy-Syarî’ah ..................................... 37

1. Maslahah al-Dharûriyyah ..................................... 39

2. Maslahah al-Hâjjiyah ........................................... 41

3. Maslahah Tahsîniyyah .......................................... 41

Page 16: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah

xvi

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG THE CODE OF

PERSONAL STATUS TAHUN 1958 PASAL 18

TENTANG POLIGAMI DI TUNISIA ................................... 44

A. Sejarah Singkat Negara Tunisia ........................................ 44

1. Masa Sebelum Protektorat Prancis ....................... 46

2. Masa Protektorat Prancis ....................................... 48

3. Masa Setelah Kemerdekaan .................................. 52

B. Pengaruh The Code of Personal Status

Terhadap Perubahan Masyarakat di Tunisia ..................... 54

C. Reformasi Hukum Keluarga di Tunisia ............................ 63

1. Sebelum Protektorat Prancis ................................. 64

2. Protektorat Prancis ................................................ 65

3. Setelah Kemerdekaan ............................................ 68

BAB IV ANALISIS MAQASHID ASY-SYARI’AH TERHADAP

THE CODE OF PERSONAL STATUS 1958

PASAL 18 TENTANG POLIGAMI DI TUNISIA ................. 74

A. Alasan dan Faktor-Faktor Pembentukan

Undang-undang Pelarangan Poligami di Tunisia .............. 74

B. Analisis Terhadap Aturan Pembentukan

Undang-undang Poligami di Tunisia ................................ 76

BAB V PENUTUP ................................................................................ 90

A. Kesimpulan ....................................................................... 90

B. Saran-saran ........................................................................ 92

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 93

LAMPIRAN-LAMPIRAN

LAMPIRAN I : Terjemahan ................................................. I

LAMPIRAN II : Biografi Tokoh dan Ulama ......................... IV

LAMPIRAN III : Curriculum Vitae ........................................ VII

Page 17: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah satu pihak (suami)

megawini beberapa (lebih dari satu) istri dalam waktu yang bersamaan.1

Masalah poligami meskipun Islam membolehkannya,2 tetapi oleh kaum

wanita seiring dengan meningkatnya kesadaran akan hak dan martabat status

mereka dipandang sebagai suatu upaya eksploitasi wanita demi kebutuhan

biologis kaum adam. Sementara bagi kaum adam pada umumnya, poligami

adalah sesuatu yang legal dan telah dipraktekkan oleh Nabi Muhammad

SAW. Meskipun Nabi Muhammad SAW mempraktekkannya, tetapi dalam

perkembangannya, tidak semua ulama berpendapat seragam, sebagian mereka

ada yang menolak kebolehannya.3

Persoalan hak-hak dan kesetaraan bagi wanita selalu menarik untuk

dikaji, khususnya di negara-negara Muslim. Upaya peningkatan status wanita

terus diupayakan terutama dalam wacana pembaruan hukum keluarga

Muslim. Hal ini peting dikemukakan, karena stigma yang selalu muncul

1 Musdah Mulia, Pandangan Islam tentang Poligami (Jakarta: Lembaga Kajian dan

Jender, Perserikatan Solidaritas Perempuan, The Asia Foundation, 1999), hlm. 2.

2 Abdul Nasir Taufiq al-„Attar, Ta‟addud az-Zaujât fi asy-Syarî‟ah al-Islâmiyyah (ttp.:

tnp., tt), hlm. 43.

3 Khoiruddin Nasution, Riba dan Poligami; Sebuah Studi atas Pemikiran Muhammad

Abduh (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, ACAdeMIA, 1996), hlm. 83.

Page 18: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah

2

adalah kondisi wanita selalu termarginalkan dan mengalami subordinasi

dalam kehidupan keluarga dan masyarakat. Faktor penyebab munculnya

masalah ini erat kaitannya dengan konstruksi hukum Islam yang telah

tertanam dalam struktur masyarakat muslim yang menampilkan bias

patriarkhi.4

Salah satu isu yang paling mengemuka dan banyak mendapat sorotan

dari kalangan feminis adalah masalah poligami. Bentuk perkawinan semacam

ini dalam hukum Islam juga selalu mengundang perdebatan di kalangan

pemikir Muslim dari dulu hingga sekarang. Bahkan perdebatan tersebut tidak

akan pernah berakhir dikarenakan poligami tidak hanya mempunyai legalitas

hukum, tetapi juga didukung oleh tradisi masyarakat.5

Bagi mereka yang menerima poligami beralasan bahwa poligami

dapat menjadi solusi alternatif terhindari dari perzinaan, mengangkat dan

memberdayakan wanita. Di samping juga faktor biologis, karena kebutuhan

seksual laki-laki berlangsung sampai tua sedangkan jumlah wanita secara

demografi lebih banyak dari laki-laki. Karena itu, mayoritas ulama klasik dan

abad pertengahan berpendapat bahwa poligami boleh secara mutlak maksimal

empat orang istri. Sementara mayoritas pemikir Muslim kontemporer dan

perundang-undangan Muslim modern membolehkan poligami dengan syarat-

syarat dan dalam kondisi tertentu. Bahkan ada yang mengharamkan poligami

4 Patriarkhi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem pengelompokan sosial

yang sangat mementingkan garis keturunan bapak.

5 Hamim Ilyas, “Poligami dalam Tradisi dan Ajaran Islam” dalam Jurnal Musawa Vol.I

No.I tanggal 1 Maret 2002, hlm. 23.

Page 19: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah

3

secara mutlak, karena dianggap bertentangan dengan prinsip dasar Islam dan

tidak sesuai dengan kesetaraan jender.

Walaupun dengan alasan yang berbeda-beda, umumnya pemikir Islam

modern, termasuk Muhammad Abduh, berpendapat bahwa tujuan ideal Islam

dalam perkawinan adalah monogami.6 Asas monogami adalah asas yang

hanya memperbolehkan seorang laki-laki mempunyai satu istri pada jangka

waktu tertentu.7 Asas monogami menjadi asas penting yang dianut sistem

undang-undang perkawinan Islam di Dunia Islam pada umumnya.8

Dalam Islam, semua mazhab pemikiran menyatakan bahwa al-Qur‟an

mengizinkan poligami, sepanjang syarat adil itu terpenuhi. Namun bagi

Negara Tunisia, secara radikal telah melarang praktek poligami. Tunisia

merupakan salah satu di antara negara-negara Muslim yang berusaha

melakukan pembaruan hukum keluarga. Pembaruan yang cukup fenomenal

adalah larangan poligami secara mutlak. Secara formal, Undang-undang

Keluarga Tunisia menerapkan aturan yang tegas, dengan melarang praktik

poligami secara mutlak. Berdasarkan Undang-undang (UU) Keluarga (The

Code of Personal Status) No. 7 Tahun 1981, Tunisia melarang poligami

secara mutlak. Hal ini dapat dilihat pada Pasal 18 ayat (i) yang menyatakan

6 Dikutip oleh Khoiruddin Nasution, Riba dan Poligami; Sebuah Studi atas Pemikiran

Muhammad Abduh, hlm. 83.

7 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar

Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), hlm. 591.

8 Muhammad Amin Summa, Hukum Keluarga Islam di Dunia (Jakarta: PT. Rajagrafindo

Persada, 2004), hlm. 178.

Page 20: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah

4

bahwa poligami adalah dilarang. Hukum poligami yang ditetapkan

pemerintah Tunisia sangat bertolak belakang dengan teks al-Qur‟an. Para ahli

hukum Islam Tunisia sebenarnya menyandarkan pandangannya pada al-

Qur‟an dan sumber-sumber hukum dasar lainnya dalam melarang poligami.

Menurut David Pearl sebagaimana dikutip Khoiruddin Nasution, Tunisia

dalam menetapkan pelarangan poligami tetap berlandaskan pada al-Qur‟an

karena Tunisia ingin modern tetapi tetap berada pada koridor agama.9

Landasan hukum yang digunakan oleh negara-negara Muslim dalam

merumuskan ketentuan tentang poligami menjadi aturan negara, pada

dasarnya merujuk pada ayat al-Qur‟an yang sama yakni surah an-Nisa‟ (4):3

dan 129,10

di samping hadis nabi.

ثهث ساء يثى ب نكى ي ان ال تقسطا فى انيتى فاكحا ياطاإ خفتى أ

هكت أيكى ذ نك أد ى أال حدج أ يا يا فاال تعدنأتى فإ خف زتع

11 انتع

Firman Allah SWT. dalam Surah an-Nisa‟ ayat 129 juga mengatakan:

ن حسصتى فال تيها كم انيم فتر ن تستطيعا أ تعدنا تي انساء

غفزا زحيا هللا كا تتقا فإ إ تصهحا قح زا كا نعه 12

9 Khoiruddin Nasution dkk., Hukum Perkawinan dan Warisan di Dunia Muslim Modern

(Yogyakarta: ACAdeMIA, 2012), hlm. 54.

10 Nashruddin Baidan, Tafsir bi Al-Ra‟yi: Upaya Penggalian Konsep Wanita dalam Al-

Qur‟an, cet.I (Yogyakrta: Pustaka Pelajar, 1999), hlm. 98.

11 An-Nisa (4):3.

12 An-Nisâ‟ (4):129.

Page 21: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah

5

Namun ternyata para pakar hukum di masing-masing negara Muslim

berbeda pendapat dalam menginterpretasikan dan menuangkannya dalam

bentuk aturan hukum formal. Hal ini disebabkan adanya perbedaan metode

hukum yang digunakan oleh masing-masing negara Muslim tersebut dalam

melakukan pembaruan hukum keluarga. Pada kelompok masyarakat modern,

terdapat suatu kecenderungan bahwa poligami tidak diperkenankan dalam

Islam. Menurut pendapat mereka persyaratan untuk berbuat adil tidak

mungkin dilakukan terhadap semua istrinya. Kewajiban berlaku adil

merupakan syarat sahnya poligami, dikarenakan berlaku adil ini tidak

mungkin, maka seseorang harus membatasi dirinya dengan monogami

(beristri seorang saja). Persoalan inilah yang menjadi latar belakang

pelarangan poligami.

Undang-undang keluarga Tunisia mengalami beberapa kali

perubahan, yakni dari UU No. 70 Tahun 1958, Hukum No. 77 Tahun 1959,

UU No. 61 Tahun 1961, UU No. 1 dan 17 Tahun 1964, UU No. 49 Tahun

Tahun 1966 dan UU No. 7 Tahun 1981. Walaupun beberapa kali mengalami

amandemen, pasal yang mengatur tentang poligami secara substansi tidak

berubah.

Berkenaan dengan aturan tentang poligami dalam Undang-undang

Keluarga Tunisia diatur dalam The Code of Personal Status Tunisia Pasal 18,

UU No.7 Tahun 1981, menyatakan bahwa :

Poligami dilarang, bagi siapa saja yang telah menikah sebelum

perkawinan pertamanya benar-benar berakhir (cerai), kemudian

Page 22: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah

6

menikah lagi, akan dikenakan hukuman penjara selama satu tahun

atau membayar denda sebesar 240.000 Franch atau dengan kedua-

duanya.13

Tunisia melakukan modernisasi besar-besaran dengan berkiblat ke

Barat. Poligami dilarang dan wanita diberi kebebasan yang sama dengan pria.

Bahkan, sekarang ini di universitas-universitas Tunisia para mahasiswi

dengan bebas merokok bersama teman-teman prianya. Di Tunisia juga

banyak ditemui pekerjaan-pekerjaan pria yang dilakukan oleh wanita, hal ini

menunjukan bahwasanya Tunisia dengan sungguh-sungguh mengangkat

derajat wanita dan menganggap wanita dengan pria setara dalam hal

pekerjaan dan kebebasan berekspresi. Pemerintah Tunisia juga melakukan

modernisasi kultural, yakni dengan merenggangkan keterikatan masyarakat

umum terhadap Islam (Klasik) dan mengarahkan mereka kepada pola

kehidupan barat yang sekuler. Hal ini banyak dipengaruhi oleh Pemikiran

Musthafa Kemal Pemimpin Pertama Turki sejak berdirinya Negara Turki

pada tahun 1923.14

Para ahli hukum modern di Tunisia juga banyak yang dipengaruhi

oleh pola kehidupan barat yang sekuler. Mereka menyatakan bahwa petunjuk

al-Qur‟an surat an-Nisa‟ (4):3 sebagai suatu persyaratan hukum yang

mendahului poligami, sehingga tidak ada perkawinan kedua sebelum terdapat

bukti bahwa dia dapat berlaku adil terhadap istri-istrinya. Dalam kondisi

13

Khoiruddin Nasution, Hukum Perkawinan dan Warisan..., hlm. 56.

14 Ibid.,hlm. 87.

Page 23: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah

7

sosial dan perekonomian modern tidak mungkin seseorang dapat berbuat adil.

Dengan demikian, para ahli hukum Tunisia melarang poligami.

Tunisia bukan negara satu-satunya yang melarang poligami secara

mutlak, akan tetapi Turki adalah negara Muslim pertama yang melarang

poligami secara mutlak. Aturan itu tertera dalam undang-undang Civil Turki

Tahun 1926 (The Turkish Civil Code 1926).15

Di negara-negara lain selain

Turki dan Tunisia Poligami tidak dilarang secara mutlak, namun

menggunakan syarat-syarat tertentu. Salah satunya seperti di Indonesia.16

Dalam Islam Poligami tidak dilarang, namun di Tunisia dengan tegas

melarang poligami bahkan sampai menghukum dan mendenda bagi warga

negaranya yang melakukan poligami. Sehingga agar tidak terjadi perselisihan

pendapat, penulis mencoba memahami dalam kerangka hukum Islam dengan

menggunakan Maqâṣid asy-Syarî‟ah.

Berdasarkan penjelasan latar belakang, penulis tertarik untuk meneliti

tentang Tinjauan Maqâṣid asy-Syarî‟ah terhadap The Code of Personal Status

Tahun 1958 Pasal 18 Tahun 1958 tentang Poligami di Tunisia.

B. Pokok Masalah

15

Khoiruddin Nasution, Status Wanita di Asia Tenggara: Studi terhadap Perundang-

undangan Perkawinan Muslim Kontemporer di Indonesia dan Malaysia (Jakarta: INIS, 2002),

hlm. 117.

16 Baca Undang-undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974 Pasal 3.

Page 24: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah

8

Berdasarkan latar belakang di atas yang menjadi pokok masalah

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Faktor apa yang melatarbelakangi Tunisia membentuk The Code of

Personal Status Tahun 1958 Pasal 18 tentang poligami di Tunisia?

2. Bagaimana tinjauan Maqâṣid asy-Syarî‟ah terhadap The Code of

Personal Status Tahun 1958 Pasal 18 tentang poligami di Tunisia?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Dengan memperhatikan latar belakang masalah dan pokok masalah

yang telah di deskripsikan di atas, maka tujuan dari skripsi ini adalah:

1. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan faktor apa yang

menyebabkan terbentuknya The Code of Personal Status Tahun

1958 Pasal 18 tentang poligami di Tunisia.

2. Untuk memahami dan menjelaskan tinjauan Maqâṣid asy-Syarî‟ah

terhadap The Code of Personal Status Tahun 1958 Pasal 18 tentang

poligami di Tunisia.

Setelah memperhatikan semua permasalahan di atas, maka manfaat

atau kegunaan dari penulisan skripsi ini adalah:

1. Dengan penelitian dari skripsi ini diharapkan bisa menambah

pengetahuan tentang berbagai macam aturan poligami di dunia

muslim modern, khususnya Tunisia.

Page 25: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah

9

2. Sebagai kontribusi pemikiran baru dan memperluas keilmuan

hukum Islam di dunia muslim modern khususnya seputar masalah

Status Personal atau al-Ahwal asy-Syakhsiyyah.

D. Telaah Pustaka

Dalam perkembangan Hukum Islam di Negara-negara Muslim

Modern berkembang cukup dinamis, seiring dengan berjalannya waktu

problematika dalam masyarakat di dunia muslim modern semakin bermacam-

macam dan membutuhkan suatu solusi yang dapat dilakukan dengan jalan

ijtihadiah.

Hukum Keluarga Islam di dunia muslim modern sudah menjadi bahan

penelitian bagi para peniliti dan penulis, sehingga sudah banyak dibahas

dalam berbagai macam literatur. Seperti buku-buku, jurnal, Tesis dan yang

lainnya. Di dalam buku H.M. Atho‟ Muzdhar dan Khoiruddin Nasution (ed.),

Hukum Keluarga di Dunia Islam Modern: Studi Perbandingan dan

Keberanjakan UU Modern dari Kitab-kitab Fikih terbitan Ciputat Press yang

memuat tulisannya Zudi Rahmanto yang berjudul “Hukum Keluarga Islam

Republik Tunisia”, dalam tulisannya ia menjelaskan mengenai berbagai

macam peraturan hukum keluarga di Tunisia, termasuk poligami.17

Prof. Muhammad Amin Summa di dalam buku “Hukum Keluarga

Islam di Dunia” menjelaskan pemberlakuan hukum keluarga Islam di dunia,

17

Zudi Rahmanto, “ Hukum Keluarga Islam di Republik Tunisia” dalam H.M. Atho‟

Muzdhar dan Khoiruddin Nasution (ed.), Hukum Keluarga di Dunia Islam Modern: Studi

Perbandingan dan Keberanjakan UU Modern dari Kitab-kitab Fikih (Jakarta: Ciputat Press,

2003).

Page 26: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah

10

ia tidak menjelaskan berbagai macam hukum keluarga Islam di dunia namun

ia lebih menjelaskan berbagai macam undang-undang di negara-negara Islam

dan negara-negara yang berpenduduk muslim yang telah memiliki hukum

keluarga Islam tertulis, khususnya masalah perkawinan. Ia juga menjelaskan

penerapan sistem hukum keluarga Islam kepada masyarakat atau penduduk

setempat.18

Kemudian dalam buku Khoiruddin Nasution yang berjudul “Hukum

Perkawinan & Warisan di Dunia Muslim Modern” didalam sub babnya

memuat tulisan Siti Munadziroh yang membahas mengenai Pembaharuan

Hukum Keluarga di Tunisia, tidak jauh berbeda dengan tulisan Zudi

Rahmanto, dalam tulisannya ia juga menjelaskan berbagai macam peraturan

hukum keluarga Islam di Tunisia dan perkembangan hukum keluarga Islam

dari mulai masa Protektorat Prancis, masa Kemerdekaan hingga terjadinya

reformasi hukum keluarga di Tunisia. Masalah poligami dibahas secara

umum dari mulai historical background pembentukan undang-undang (UU)

Poligami sampai pemberlakuan UU tersebut.19

Musfir Husain Ajjahrani dalam “Nashratun fi Ta‟addudi az-Zaujât”

yang diterjemahkan Muh. Suten Ritonga yang berjudul “Poligami dari

berbagai persepsi”. Ia menjelaskan poligami menurut berbagai macam

18

Muhammad Amin Summa, Hukum Keluarga Islam di Dunia. (Jakarta: PT.

Rajagrafindo Persada, 2004).

19 Khoiruddin Nasution dkk., Hukum Perkawinan dan Warisan di Dunia Muslim Modern

(Yogyakarta: ACAdeMIA, 2012).

Page 27: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah

11

persepsi sebagian ulama di dunia dan mengaitkannya dengan kehidupan

sekarang.20

Dalam karya KH. Saiful Islam Mubarak “Poligami Antara Pro dan

Kontra” beliau menjelaskan sejarah poligami sebelum turun al-Qur‟an,

poligami menurut masyarakat jahiliyah, ia banyak menjelaskan secara

mendalam makna poligami dan poligami ditinjau dari berbagai aspek sosial,

pribadi hingga poligami yang dilakukan Rasulullah.21

Musdah Mulia dalam buku Pandangan Islam tentang Poligami, dalam

bukunya ia menjelaskan tentang makna poligami, asal-usul poligami. ia juga

menjelaskan poligami dalam perspektif Islam mulai dari prinsip-prinsip

perkawinan, landasan teologis poligami hingga praktek poligami yang

dilakukan Rasulullah SAW.22

Tesis Rahmat Arijaya yang berjudul “Hukum Perkawinan Tunisia:

Studi Pemikiran Hukum Islam di Tunisia”. Dari hasil penelitiannya, ia

menjelaskan berbagai macam persoalan mengenai hukum perkawinan yang

terjadi di Tunisia. Terdapat banyak aturan-aturan mengenai hukum

perkawinan meliputi perkawinan, perceraian, warisan, wasiat sampai dengan

poligami.23

20

Musfir Husain Ajjahrani, “Nashratun fi Ta‟addudi az-Zaujât”, alih bahasa Muh. Suten

Ritonga, (Jakarta: Gema Insani Press, 1996).

21 K.H. Saiful Islam Mubarak, “Poligami Antara Pro dan Kontra”, cet. ke-2 (Bandung:

Syaamil, 2007).

22 Musdah Mulia, Pandangan Islam tentang Poligami (Jakarta: Lembaga Kajian dan

Jender, Perserikatan Solidaritas Perempuan, The Asia Foundation, 1999).

23 Rahmat Arijaya, “Hukum Perkawinan Tunisia: Studi Pemikiran Hukum Islam di

Tunisia”, Tesis UIN Sunan Kalijaga 2000, tidak diterbitkan.

Page 28: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah

12

Asafri Jaya Bakri dalam bukunya Konsep Maqâṣid asy-Syarî‟ah

Menurut al-Syatibi, ia menjelaskan berbagai hal mengenai maqashid syariah

mulai dari riwayat hidup al-Syatibi seorang pelopor maqashid Syariah,

maqashid syariah dalam pandangannya, lalu maqashid syariah dalam

perkembangan ilmu Ushul Fiqh hingga urgensi maqashid syariah dengan

ijtihad hukum Islam pada zaman sekarang.24

Berikutnya Tesis Wardian yang berjudul “Poligami dalam Undang-

undang Perkawinan (Studi Atas Metode Pembaruan Hukum Tunisia)”.

Tesisnya berisi perkembangan hukum keluarga di Tunisia. Ia menjelaskan

perundang-undangan keluarga muslim Tunisia mulai dari kondisi sosial-

poltik negara Tunisia hingga alasan terbentuknya UU tentang poligami di

Tunisia.25

Berdasarkan telaah pustaka di atas, belum ada penelitian yang

membahas tinjauan Maqâṣid asy-Syarî‟ah terhadap Pasal 18 Tahun 1958

tentang Poligami di Tunisia. Penulis tertarik mengangkat penelitian ini karena

belum ada penelitian yang mengangkat tentang alasan pemerintah Tunisia

membentuk undang-undang pelarangan poligami dibentuk dan belum ada

yang meneliti tentang undang-undang pelarangan poligami Tunisia bila

ditinjau dengan Maqâṣid asy-Syarî‟ah, kemaslahatan apa saja yang

dipertimbangkan. Maka dengan ini penulis mencoba untuk meneliti dan

menganalisa peraturan tersebut dengan menggunakan Maqâṣid asy-Syarî‟ah

24

Asafri Jaya Bakri, Konsep Maqashid Syari‟ah Menurut al-Syatibi (Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 1996).

25 Wardian, “Poligami dalam Undang-undang Perkawinan (Studi Atas Pembaruan Hukum

Islam)”, Tesis UIN Sunan Kalijaga 2004, tidak ditebitkan.

Page 29: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah

13

sehingga nantinya bisa menjadi bahan referensi dalam penelitian-penelitian

selanjutnya.

E. Kerangka Teoretik

Hukum Islam dituntut memiliki fleksibilitas yang memadai agar ia

tidak kehilangan daya jangkaunya, baik dalam fungsinya sebagai social

control maupun dalam batas-batas tertentu sebagai social engineering.

Diskursus demikian dalam pembaharuan hukum Islam merupakan kata kunci

yang tidak bisa dilepaskan dari tuntutan historis sebuah komunitas Islam agar

tidak kehilangan peran vitalnya dalam upaya memberi arah dan bimbingan

bagi masyarakat pemeluknya.26

Tujuan diberlakukannya hukum adalah demi kemaslahatan manusia,

baik di dunia maupun di akhirat. Namun pemberlakuan hukum tersebut harus

melihat konteks sosio-kultural masyarakat setempat agar dapat diterapkan

dengan baik. Bahkan, hukum tersebut dapat mengalami perubahan

disebabkan oleh adanya tuntutan perubahan sosial. Karena itu, dilakukan

reinterpretasi dan mereformulasi ketentuan hukum yang ada agar hukum

tersebut selaras dengan perkembangan dan tuntutan jaman. Dengan kata lain,

yang perlu dipertahankan dan dijunjung tinggi adalah nilai-nilai atau pesan

26

Ahmad Rafiq, Pembaharuan Hukum (Jakarta: Sinar Baru Al-Gesindo), hlm.1-2.

Page 30: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah

14

moral sedangakan aturan (hukum) dapat diubah kapan saja sesuai dengan

tuntutan tempat dan zaman, termasuk aturan tentang poligami.

إ خفتى أال تقسطا فى انيتى فاكحا يا طا ب نكى ي انساء يثى

د ى أال ال تعدن فا حدج أ يا يهكت أيكى ذ نك أأثهث ز تع فإ خفتى

27تع ن

Dalam tafsirannya Quraish Shihab menuturkan bahwa ayat ini

berkaitan dengan anjuran menikahi anak yatim yang berada dibawah

pemeliharaan walinya, padahal mereka tertarik dengan kecantikan dan

hartanya. Adapun tentang penyebutan bilangan dua, tiga atau empat bukanlah

dibuat untuk poligami melainkan tuntunan untuk berlaku adil terhadap anak

yatim. Perlu digaris bawahi ayat ini tidak membuat peraturan poligami karena

praktek seperti ini sudah dikenal dan dilakukan oleh berbagai syariat agama

serta adat istiadat masyarakat sebelum ayat ini turun.28

Lebih jauh lagi Quraish Shihab menyebutkan, bahwa hendaklah

pembahasan poligami lebih ditinjau dari sudut pandang penetapan hukum

dalam berbagai kondisi yang mungkin terjadi. Seandainya ayat ini merupakan

anjuran, terlebih sebagai kewajiban, tentulah Allah menciptakan wanita 4 kali

27

An-Nisa‟ (4): 3.

28 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah (Jakarta: Lentera Hati, 2002), II:338-342.

Page 31: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah

15

lipat dibanding pria. Padahal bila dilihat pada kenyataan sosiologis

perbandingan itu 2 banding 1.29

Dalam menafsiri sebuah ayat al-Qur‟an banyak metode yang bisa

digunakan, sehingga pemaknaan al-Qur‟an tidak hanya dilihat secara tekstual

tetapi juga secara kontekstual. al-Farmawi, ada empat metode tafsir, yaitu (1)

metode tahlili (metode analitis). (2) metode ijmâlî (metode global), (3)

metode muqâran (metode perbandingan), dan metode mauḍû‟î (metode

tematik).30

Al-farmawi juga menambahkan satu metode lagi yakni metode

kullî (metode holistik). Quraish Shihab juga merujuk pada tulisan al-Farmawi

yang mengelompokkan menjadi seperti halnya al-Farmawi kelompokkan.

Otoritas pembuat undang-undang pelarangan poligami di Tunisia dalam

membuat hukum pelarangan poligami tersebut pasti menggunakan berbagai

metode dalam menafsiri ayat surat an-Nisa (4):3 dan 129. Sehingga undang-

undang pelarangan poligami tidak serta merta menghiraukan aturan dalam

nash al-Qur‟an tetapi menafsiri dengan cara dan metode tafsir yang sesuai

dengan konteks keadaan sosio-kultural di negara Tunisia.

Adapun kerangka teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan metode holistik, salah satu metode tafsir yang paling

cocok dengan menyesuaikan konteks zaman. Metode ini adalah metode yang

29

Wahbah az-Zuhaili, al-Fiqh al-Islâmy wa „adillatuh (Baerut: Darul Fikr, 1984),

VIII:6667.

30 Al-Farmawi, Metode Tafsir Maudhu‟iy: Suatu Pengantar, terj. Suryan A. Jamrah

(Jakarta: Rajawali Pers, 1996), hlm. 11.

Page 32: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah

16

digagas oleh Fazlur Rahman. Metode tafsir Holistik, ada yang menyebut

tafsir Kontekstual, biasa disebut juga tafsir Hermeneutik. Ada kebutuhan

yang luar biasa terhadap teori hermeneutik yang akan dapat mebantu kita

memahami makna al-Qur‟an sebagai satu kesatuan agar baik isi teologi

maupun isi etis dan yuridisnya menjadi satu kesatuan. Metode tafsir holistik

menekankan pada pentingnya pemahaman al-Qur‟an dengan metode silang

(cross-referential), atau induktif. Metode ini kelihatannya diilhami oleh

konsep yang mengatakan „seluruh al-Qur‟an saling menafsirkan‟ انقسأ

Asy-Syatibi .(one part of the Qur‟an interprets another)يفسس تعض تعضا

dalam karyanya al-Muwâfaqât misalnya, ia menekankan pentingnya tafsir

holistik. Konsep holistik bagi asy-Syâtibî merupakan perwujudan dari

pandangan „kalam Allah adalah kalam yang menyatu‟. Tafsir seperti ini dapat

juga disebut sebagai tafsir silang (cross-referential) atau tafsir induktif.

Dimasa sahabat tafsir seperti lebih menekankan pada tafsir bi al-ma‟ṡur, baik

antar al-Qur‟an maupun antar al-Qur‟an dan sunnah Nabi Muhammad SAW.

Tafsir holistik juga menekankan pada upaya menjamin keutuhan al-Qur‟an

sebagai sumber ajaran Islam (weltanschauung al-Qur‟an) dan menemukan

ruh (spirit) atau prinsip-prinsip umum al-Qur‟an secara keseluruhan.

Karenanya, seluruh al-Qur‟an dipahami sebagai satu kesatuan yang utuh dan

menyatu.31

31

Khoiruddin Nasution, Pengantar Studi Islam, (Yogyakarta: ACAdeMIA, 2010), hlm.

143.

Page 33: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah

17

Tujuan dari penggunaan metode holistik dengan demikian adalah

untuk menemukan nilai dasar, prinsip dan etika (spirit) dari nilai partikular-

partikular ayat yang dipahami secara sepotong-sepotong (juz‟i).

Fazlur Rahman, sebagai ilmuwan pertama yang memperkenalkan

metode holistik secara sistematis dan metodologis, tidak memberikan definisi

secara tekstual. Hanya saja terlihat dengan jelas Rahman sungguh-sungguh

mengkritik metode tafsir Klasik dan Pertengahan yang menggunakan metode

Parsial (atomistic approach); yakni memahami al-Qur‟an berdasar ayat demi

ayat yang berdiri sendiri. Fazlur Rahman menulis sebagai mana yang dikutip

Khoiruddin Nasution:

Mufassir Klasik dan pertengahan menggunakan tafsir parsial, yakni

memahaminya berdasar ayat per ayat secara terpisah. Meskipun kadang

digunakan kajian silang, ketika menafsirkan satu ayat, operasionalnya

dilakukan bukan secara sistematis. Karena itu, dengan cara tersebut al-Qur‟an

tidak dijadikan „weltanschauung‟ yang efektif, yakni sebagai satu kesatuan

yang amat berharga untuk kehidupan dalam segala aspek kehidupan.

Masih di tempat lain Rahman juga mencatat bahwasanya ada satu

kegagalan umum dalam memahami keutuhan ajaran al-Qur‟an, yakni praktek

pemahaman kata yang ada dalam surat secara terpisah-pisah. Hasil akhir dari

pemahaman al-Qur‟an dengan menggunakan metode parsial adalah bahwa

Page 34: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah

18

hukum-hukum yang diambil dari al-Qur‟an sama sekali tidak sejalan dengan

nilai yang semestinya.32

Demikian juga Quraish Shihab mencatat minimal satu akibat negatif

dari pemahaman al-Qur‟an berdasar ayat demi ayat secara terpisah, yaitu al-

Qur‟an terlihat seolah-olah sebagai petunjuk yang terpisah-pisah.33

Rahman sangat setuju dengan pentingnya pemahaman corak (style)

dan idiom al-Qur‟an, penggunaan bahasa murni (literal) dan kiasan (majâz),

seperti yang ditekankan para mufassir Klasik dan Pertengahan, bahkan juga

oleh sejumlah ilmuwan kontemporer, diantaranya Bint al-Syâthi‟. Namun

kepentingan ilmu ini hanya terbatas pada pemahaman teks al-Qur‟an.

Sementara memahami teks al-Qur‟an tidak cukup untuk dapat memahami al-

Qur‟an secara keseluruhan. Dengan ungkapan ini dapat disimpulkan bahwa

memahami al-Qur‟an tidak cukup memahami teks, tetapi memahaminya

harus lengkap dengan konteksnya. Fazlur Rahman mengusulkan pentingnya

pemahaman al-Qur‟an yang menyatu (coherently). Untuk pemahaman ini,

rahman menawarkan satu teori yang disebutnya teori hermeneutik

(hermeneutical theory).34

Tidak dapat dipungkiri bahwa perubahan waktu, tempat, kondisi, dan

kebiasaan dapat mempengaruhi perubahan hukum. Maka penting utnuk

32

Ibid., hlm. 148.

33 M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur‟an: Tafsir Maudhu‟i atas Pelbagai Persoalan

Ummat, (Bandung: Mizan, 1996), hlm. 112.

34 Khoiruddin Nasution, Pengantar Studi Islam, hlm. 149.

Page 35: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah

19

memahami nash al-Qur‟an maupun sunnah secara kontekstual bukan secara

tekstual. Sebagaimana dalam kaidah disebutkan:

35يس األحكاو تتغيس األ يكح األ حل انعائداليكس تغ

Tujuan Allah SWT mensyariatkan hukum-Nya adalah untuk

memelihara kemaslahatan manusia sekaligus untuk menghindari mafsadat

baik di dunia dan akhirat.

Keadaan umat manusia dan peradabannya tidak statis pada satu gerak,

ruang dan waktu saja. Akan tetapi selalu berubah dan berbeda-beda sesuai

dengan perubahan zaman dan keadaan. Begitu pula kemaslahatan akan

berbeda dan berubah sesuai dengan perubahan yang ada dalam masyarakat.

Kemaslahatan sebagaimana diketahui merupakan dasar dari segala hukum.

Hal inilah yang dilakukan pemerintah Tunisia dalam pelarangan poligami.

Tujuan puncak yang hendak dicapai oleh hukum Islam adalah

maslahat. Menurut Abu Zahrah, tidak sekali-kali suatu perkara disyari‟atkan

oleh Islam melalui al-Qur‟an maupun Sunnah melainkan di situ terkandung

maslahat yang hakiki, walaupun maslahat itu tersamar pada sebagian orang

yang tertutup oleh hawa nafsunya. Sedangkan maslahat yang dikehendaki

oleh hukum bukanlah maslahat yang seiring dengan keinginan hawa nafsu,

35

Asjumi A. Rahman, Qaidah-qaidah Fiqh, (Jakarta: Bulan Bintang, 1976), hlm. 71.

Page 36: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah

20

akan tetapi maslahat yang hakiki yang menyangkut kepentingan umum,

bukan kepentingan individu atau kelompok tertentu (khusus).36

Maslahat itu ada dua bentuk:

1. Kemaslahatan untuk mewujudkan manfaat, kebaikan, dan

kesenangan untuk manusia yang disebut جهة انافع (Membawa manfaat).

Kebaikan dan kesenangan itu ada yang langsung dirasakan oleh yang

melakukan saat melakukan perbuatan yang disuruh itu, seperti orang yang

haus lalu disuruh meminum minuman segar. Ada juga yang dirasakannya

dikemudian hari, seperti orang sakit yang meminum obat pahit. Pada waktu

melaksanakannya tidak dirasakan sebagai suatu kenikmatan tetapi justru

ketidakenakan, pada akhirnya bisa menjadikan badan sehat kembali. Segala

suruhan Allah berlaku untuk mewujudkan kebaikan dan manfaat seperti ini.

2. Kemaslahatan untuk menghindarkan umat manusia dari kerusakan

dan keburukan yang disebut انفاسد ءزد (menolak kerusakan). Kerusakan

dan keburukan itu ada yang langsung dirasakannya setelah melakukan

perbuatan yang dilarang, ada juga yang pada waktu berbuat, dirasakannya

sebagai suatu yang menyenangkan tetapi setelah itu dirasakan kerusakan dan

36

Muhammad Abu Zahrah, Ushul Fiqh, cet. ke-10 (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2007), hlm.

543.

Page 37: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah

21

keburukannya. Seperti halnya berzina dengan pelacur yang terkena penyakit

HIV AIDS atau meminum minuman manis bagi yang berpenyakit gula.37

Adapun yang dijadikan tolok ukur untuk menentukan baik buruknya

(manfaat dan mafsadatnya) sesuatu yang dilakukan dan yang menjadi tujuan

pokok pembinaan hukum itu adalah apa yang menjadi kebutuhan dasar bagi

kehidupan manusia. Tuntutan kebutuhan bagi kehidupan manusia itu

bertingkat-tingkat. Secara berurutan, peringkat kebutuhan itu adalah: primer

(Maslahah al-ḍarûriyyah), sekunder (Maslahah al-hâjjiyah), tersier

(Maslahah Tahsîniyyah).

Menurut asy-Syatibi sebagaimana dikutip Nasrun Haroen bahwa

dilihat dari segi kualitas dan kepentingan kemaslahatan itu, para ahli ushul

fiqih membaginya kepada tiga macam (Maslahah ad-ḍarûriyyah), (Maslahah

al-hâjjiyah), (Maslahah Tahsîniyyah). Tunisia dalam melakukan

pembentukan undang-undang pelarangan poligami The Code of Personal

Status Tahun 1958 Pasal 18 tidak terlepas dari mempertimbangkan

kemaslahatan pokok (Maslahah ad-ḍarûriyyah).

Maslahah ad-ḍarûriyyah yaitu kemaslahatan yang berhubungan

dengan kebutuhan pokok umat manusia di dunia dan akhirat. Menurutnya

Haroen, kemaslahatan seperti ini ada lima macam yaitu memelihara agama,

37

Amir Syarifuddin, Ushul Fiqh Jilid II, cet. ke-5 (Jakarta:Kencana, 2009), II:222.

Page 38: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah

22

memelihara jiwa, memelihara harta, memelihara akal dan memelihara

keturunan. Kelima kemaslahatan ini disebut dengan al-Masali al-Khamsah.

Pertama, agama. Agama merupakan keharusan bagi manusia. Dengan

nilai-nilai kemanusiaan yang dibawa ajaran agama, manusia menjadi lebih

tinggi derajatnya dari derajat hewan. Sebab beragama adalah salah satu ciri

khas manusia. Dala memeluk suatu agama, manusia harus memperoleh rasa

aman dan damai, tanpa adanya intimidasi. Islam dengan peraturan-peraturan

hukumnya melindungi kebebasan beragama. Firman Allah SWT:

38يال إكسا في اند ي قد تثي انسشد ي انغ

Dalam rangka memelihara dan mempertahankan kehidupan beragama

serta membentengi jiwa dengan nilai-nilai keagamaan itulah, maka berbagai

macam ibadah disyari‟atkan. Ibadah-ibadah tersebut dimaksudkan untuk

membersihkan jiwa dan menumbuhkan semangat keberagamaan.

Kedua, memelihara jiwa, yaitu memelihara hak utuk hidup secara

terhormat dan memelihara jiwa agar terhindar dari tindakan penganiayaan,

berupa pembunuhan, maupun melukai anggota badan lainnya. Memelihara

jiwa yaitu juga bisa berupa memelihara kemuliaan atau harga diri manusia.

Ketiga, memelihara akal, yaitu menjaga akal agar tidak terkena

bahaya (kerusakan) pengaruh dari doktrin-doktrin sesat yang mengakibatkan

38

Al-Baqarah (2):256.

Page 39: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah

23

orang yang bersangkutan tak berguna lagi di masyarakat, menjadi sumber

keburukan dan penyakit bagi orang lain.

Keempat, memelihara keturunan, yaitu memelihara kelestarian jenis

makhluk manusia dan membina sikap mental generasi penerus agar terjalin

rasa persahabatan dan persatuan diantara sesama umat manusia. Misalnya,

setiap anak dididik langsung oleh kedua orang tuanya, perilakunya terus

menerus dijaga dan diawasi. Dengan demikian perkawinan antara orang yang

berbeda agama tidak dapat menjaga dan mengawasi anaknya serta

mendidiknya dengan akhlak yang menjadi tuntunan agama.

Kelima, memelihara harta, yaitu dilakukan dengan mencegah

perbuatan yang menodai harta. Misalnya, pencurian dan ghasab, mengatur

sistem muamalat dengan sistem yang berkeadilan dan kerelaan dan berusaha

mengembangkan harta kekayaan dan menyerahkannya ke tangan orang yang

mampu menjaga dengan baik. Sebab harta yang ada ditangan perorangan

menjadi kekuatan bagi umat secara keseluruhan. karena itu, harus dipelihara

dengan menyalurkannya secara baik. 39

Ketiga kemaslahatan premier, sekunder, tersier perlu dibedakan,

sehingga seorang muslim dapat menentukan prioritas dalam mengambil

suatu kemaslahatan. Menurut Nasrun Haroen, kemaslahatan ḍarûriyyah

harus didahulukan daripada kemaslahatan hâjiyyah dan kemaslahatan

hâjiyyah lebih didahulukan dari kemaslahatan tahsîniyyah.

39

Nasrun Harun, Ushul Fiqh I, cet. ke-1 (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1996), hlm.115.

Page 40: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah

24

Setiap perbuatan yang secara sadar dilakukan oleh seseorang pasti

mempunyai tujuan tertentu yang jelas, tanpa mempersoalkan apakah

perbuatan yang ditujuitu baik atau buruk, mendatangkan manfaat atau

menimbulkan mudarat. Sebelum sampai pada pelaksanaan perbuatan yang

dituju itu ada serentetan perbuatan yang mendahuluinya yang harus

dilaluinya. Kerangka teori dalam penelitian ini juga menggunakan Saddu az-

Żarî‟ah, menurut Amir Syarifuddin az-Żarî‟ah berarti:

40حسيا أ يعيايئ ساء كا م تا إنى انش تي يتص ان انسيهح

az-Żarî‟ah yakni jalan yang membawa, menghantarkan kepada

sesuatu hal yang baik atau buruk. Dalam ungkapan lain menurut Badran

sebagai mana yang dikutip Amir Syarifuddin az-Żarî‟ah berarti:

41 انصم إنى انشيئ انع انشتم عهى يفسدج

Badran memberikan definisi az-Żarî‟ah dengan tidak netral yang

menjelaskan tentang sesuatu yang menghantarkan kepada sesuatu yang

terlarang.

Untuk menempatkannya dalam bahasan sesuai dengan yang dituju,

kata az-Żarî‟ah itu didahului dengan Saddu ( سد) yang artinya “menutup",

maksudnya adalah menutup jalan terjadinya kerusakan.

40

Amir Syarifuddin, Ushul Fiqh Jilid II, hlm. 424.

41 Ibid.

Page 41: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah

25

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini termasuk penelitian pustaka (library research),

yaitu penelitian yang sumber datanya diperoleh dari pengumpulan data dan

informasi melalui penelitian buku-buku yang relevan dengan pembahasan

skripsi ini yakni tentang The Code of Personal Status Tahun 1958 Pasal 18

tentang Poligami di Tunisia, kemudian dianalis dan ditinjau dengan Maqâṣid

asy-Syarî‟ah.

2. Tipe Penelitian

Dalam penelitian ini penyusun menggunakan tipe penelitian deskriptif

analitik yaitu penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan (memaparkan)

peristiwa yang urgent terjadi pada masa kini. deskripsi peristiwa tersebut

dilakukan secara sistematik dan lebih menekankan pada data faktual daripada

penyimpulan, lalu data-data yang sudah diperoleh yang bersifat uraian di

analisis.42

3. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

normatif. Pendekatan normatif, yaitu untuk menganalisa data dengan

menggunakan pendekatan melalui dalil-dalil nash maupun kaidah yang

menjadi pedoman dalam masalah poligami.

42

Tim Penyusun Lembaga Penelitian IKIP Malang, Dasar-dasar Metodologi Penelitian,

cet. ke-2 (Malang: Lembaga penelitian IKIP Malang, 1997).

Page 42: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah

26

4. Sumber Data

Adapaun data-data yang digunakan dalam penelitian ini, bersumber dari:

a. Data Primer

Data Primer dalam penelitian ini yaitu The Code of Personal Status

Tahun 1958 Pasal 18 tentang poligami di Tunisia dan juga buku-buku

yang berkaitan dengan hukum keluarga Islam di Tunisia.

b. Data Sekunder

Data Sekunder dalam penelitian ini adalah data-data yang

diperoleh dari buku-buku yang berkenaan dengan penelitian ini, serta

tulisan-tulisan lain yang berkaitan langsung dengan tema penelitian

seperti artikel-artikel dan sejenisnya.

5. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah bahan pustaka yang membahas mengenai undang-undang poligami

di negara-negara muslim modern dengan bahan hukum primer yaitu The

Code of Personal Status Tahun 1958 Pasal 18 tentang poligami di Tunisia

dan data sekunder yaitu kitab-kitab fiqih serta ushul fiqih yang digunakan

membahas secara normatif tentang perkawinan beda agama.

6. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul langkah selanjutnya adalah analisis data.

Dalam hal ini penulis akan menggunakan cara berfikir deduktif. Deduktif

Page 43: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah

27

adalah cara memberi alasan dengan berfikir dan bertolak dari pernyataan

yang bersifat umum dan menarik kesimpulan yang bersifat khusus.43

G. Sistematika Pembahasan

Agar gagasan yang terdapat dalam penelitian ini dapat tersusun

dengan sistematis, efektif dan kronologis, maka pembahasan dalam skripsi ini

dapat dibagi menjadi beberapa bab yang terdiri dari sub bab dengan perincian

sebagai berikut:

Bab pertama, merupakan pendahuluan skripsi yang menguraikan

kearah mana orientasi yang diinginkan penyusun dalam penyusunan skripsi

ini. Secara umum terbagi ke dalam tujuh bagian yaitu pertama, latar belakang

masalah, yang memuat penjelasan mengapa penelitian ini perlu dilakukan,

apa yang melatar belakangi permasalahan ini. kedua, pokok permasalahan

yang dibahas, memberikan penegasan terhadap apa yang yang terkandung

dalam latar belakang. Ketiga, tujuan dan kegunaan yaitu tujuan yang akan

dicapai dalam penelitian ini. keempat, telaah pustaka, untuk memberikan

dimana posisi penulis dalam hal ini, dimana letak kebaruan penelitian (berisi

penelususran literatur yang telah ada sebelumnya dan ada kaitannya dengan

obyek penelitian). Kelima, kerangka teoritik, mengangkat pola pikir atau

kerangka berfikir yang ada dalam memecahkan masalah atau gambaran

beberapa pandangan secara urut yang berhubungan dengan penelitian ini.

keenam, metode penelitian, berupa penjelasan langkah-langkah yang akan

43

Moh. Nazir, Metode Penelitian, cet. Ke-3, (Jakarta:Ghalia Indonesia, 1998), hlm. 235.

Page 44: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah

28

ditempuh dalam mengumpulkan dan menganalisis data dan yang terakhir

sistematika pembahasan agar pembahasan lebih terarah.

Bab kedua, pada pembahasan dalam bab ini dijelaskan mengenai

gambaran umum tentang Maqâṣid asy-Syarî‟ah, meliputi sejarah Maqâṣid

asy-Syarî‟ah, pengertian Maqâṣid asy-Syarî‟ah beserta pembagian-

pembagian Maqâṣid asy-Syarî‟ah.

Bab ketiga, membahas tentang tinjauan umum tentang negara Tunisia

meliputi sejarah singkat negara Tunisia, sejarah singkat perundang-undangan

keluarga muslim di Tunisia, kondisi soial-politik di Tunisia hingga alasan

yang melatar belakangi lahirnya perundangan poligami di Tunisia. Dalam bab

ini lebih menekankan tentang kondisi negara Tunisia.

Bab keempat, merupakan analisis terhadap The Code of Personal

Status Tahun 1958 Pasal 18 tentang poligami di Tunisia. Bab ini merupakan

inti pembahasan dalam skripsi ini, yang dimaksudkan untuk memperoleh

jawaban bagaimana peraturan perundangan tersebut bila ditinjau dengan

kerangka hukum Islam dengan menggunakan Maqâṣid asy-Syarî‟ah.

Pertimbangan apa saja yang dilakukan pemerintah Tunisia dan kemaslahatan

apa yang menjadi alasan pemerintah Tunisia dalam pembentukan UU

poligami.

Bab kelima, merupakan bab terakhir dan penutup dari rangkaian

pembahasan skripsi ini, yang berisi kesimpulan pokok-pokok masalah yang

telah dirumuskan pada rumusan masalah, menyimpulkan hasil-hasil tinjauan

Page 45: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah

29

maqâṣid asy-asyarî‟ah terhadap The Code of Personal Status Tahun 1958

Pasal 18 tentang poligami di Tunisia dan saran-saran yang mungkin perlu

untuk dijadikan sebuah pertimbangan hukum, dengan daftar pustaka dan

lampiran-lampiran yang dianggap penting.

Page 46: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah

90

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Berdasarkan pemaparan analisis di bab IV dapat diambil kesimpulan

bahwasanya faktor-faktor penyebab pemerintah Tunisia mengeluarkan

aturan tentang larangan poligami yakni disebabkan oleh dua faktor, pertama

Faktor Politik dan kedua Faktor Sosial.

Faktor Politik, Perumusan dan penetapan UU Keluarga tentang

larangan poligami tidak lepas dari andil besa presiden pertama Tunisia,

Habib Bourguiba. Melalui kekuasaan politik yang dipegangnya dan

didukung dengan pemikiran Habib Bourguiba yang sekuler, ia berusaha

melakukan pembaharuan yang begitu signifikan terhadap pembentukan The

Code of Personal Status (CPST) Tunisia yang mengarah pada persamaan

hak dan kewajiban antara laki-laki dan wanita didepan hukum. Selain

karena pemikiran yang sekuler dari Habib Bourguiba juga didukung dengan

banyaknya legislator-legislator feminis yang berada di parlemen Tunisia.

Faktor Sosial, faktor kondisi sosial dalam masyarakat praktek

poligami yang dilakukan oleh sebagian pelaku masyarakat Tunisia pada

umumnya menyengsarakan pihak istri dan anak-anaknya. Selanjutnya,

poligami dilarang karena syarat utama poligami adalah berlaku adil dan bisa

Page 47: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah

91

mensejahterakan keluarga, sedangkan tidak ada pelaku poligami yang

benar-benar dapat berlaku adil terhadap istri-istrinya dan dapat menciptakan

keluarga yang harmonis.

2. Bila di analisis menggunakan Maqâṣid asy-Syarî’ah dengan menggunakan

kemaslahatan darûriyyah peraturan pelarangan poligami dilihat dengan

menggunakan empat pilar kemaslahatan darûriyyah;

a. Hifẓ ad-Dîn (memelihara agama), pelarangan poligami dengan cara

menjaga dan memelihara hal-hal yang dapat melanggengkan agama.

Dalam kaitan ini pelarangan poligami berusaha untuk tetap menjaga

kemaslahatan yang sesuai dengan masyarakat sekitar, karena tujuan

dari syariat untuk kemaslahatan manusia, Bila nash yang

membolehkan poligami tidak sesuai dengan kemaslahatan

masyarakat di Tunisia berarti tidak sesuai dengan tujuan syariat dan

akan menjadikan tidak terpeliharanya agama (bertentangan dengan

nash). Selain itu juga untuk memelihara makna miṡâqân galîẓâ,

Agar tetap memegang janji yang kokoh dan kuat dalam perkawinan

dan memelihara keutuhan rumah tangga dengan menyayangi anak

dan isteri sebagian dari pemeliharaan agama.

b. Hifẓ an-nafs (memelihara jiwa/diri), menjaga diri/jiwa menjadi

alasan kuat otoritas pembuat undang-undang pelarangan poligami di

Tunisia dengan maksud mengangkat derajat wanita yang pada masa

sebelum The Code of Personal Status dikeluarkan wanita

Page 48: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah

92

dikucilkan, dipingit yang mana menjadikan kondisi kejiwaan wanita

selalu tertekan dan diremehkan lelaki.

c. Hifẓ an-nasl (memelihara keturunan), Tunisia melakukan

pelarangan karena fakta lapangan banyak sebagian pelaku poligami

menyengsarakan isteri dan anak-anaknya, hal ini akan membawa

keburukan bagi keturunan dan sesuai dengan kaidah Saddu az-

Żarî’ah. Anak merupakan keturunan yang wajib kita jaga

kelangsungan hidupnya guna menjadikan dia seorang yang berguna.

Begitu juga istri juga harus kita jaga dan dirawat agar melahirkan

keturunan yang hebat dan sehat.

B. Saran-saran

Bagi otoritas pembuat undang-undang di Tunisia dalam membuat suatu

undang-undang harus dengan hati-hati dan mempertimbangkan segala aspek

baik dari segi sosial maupun agama, jangan hanya sekedar memodernkan hukum

tetapi juga harus melihat tradisi dan hukum adat masyarakat sekitar. Karena

dengan demikian, maka hukum dapat dilaksanakan dan tidak bertentangan

dengan perasaan hukum masyarakat.

Page 49: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah

93

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an/Tafsir

Depag, Al-Qur’an dan Terjemah, Bandung: PT. Syamil Cipta Media, 2005

Farmawi, Al, Metode Tafsir Maudhu’iy: Suatu Pengantar, terj. Suryan A. Jamrah,

Jakarta: Rajawali Pers, 1996.

Shihab, M. Quraish, Wawasan Al-Qur’an: Tafsir Maudhu’i atas Pelbagai

Persoalan Ummat, Bandung: Mizan, 1996.

__________________, Tafsir al-Mishbah Jilid II, Jakarta: Lentera Hati, 2002.

Fikih dan Ushul Fiqih

Ajjahrani, Musfir Husain , “Nashratun fi Ta’addudi az-Zaujât”, alih bahasa Muh.

Suten Ritonga, Jakarta: Gema Insani Press, 1996.

Anderson, Norman, Law Reform in The Muslim World, London: The Code of

Personal Status Athlone Press, 1976.

„Audah, Jaser, Al-Maqasid untuk Pemula, Penerjemah: „Ali‟Abdelmon‟im,

Yogyakarta: SUKA-Press, 2013.

Baidan, Nashruddin , Tafsir bi Al-Ra’yi: Upaya Penggalian Konsep Wanita dalam

Al-Qur’an, cet.I, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999.

Fazlurrahman “ Interdependensi-Fungsional Teologi dan Fikih”, dalam al-

Hikmah: Jurnal Studi-studi Islam, Bandung: Mizan, 1990.

Haq, Hamka, Aspek Teologis Konsep Maslaḥaḥ dalam Kitab al-Muwafaqat,

Jakarta: Erlangga, 2007.

Haroen, Nasrun, Ushul Fiqh I, cet. ke-1, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1996.

Ilyas, Hamim, “Poligami dalam Tradisi dan Ajaran Islam” dalam Jurnal Musawa,

Vol.I No.I tanggal 1 Maret 2002.

Ismail Muhammad Syah, dkk, Filsafat Hukum Islam, Cet. Ke-2, Jakarta: Bumi

Aksara, 1992.

Jaya Bakri, Asafri, Konsep Maqashid Syari’ah Menurut al-Syatibi, Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada, 1996.

Mahmood, Tahir, Statutes of Personal Law in Islamic Countries: History, Texts

and Analysis, Edisi Revisi II, New Delhi: ALR, 1995.

Mas‟ud, Muhammad Khalid, Filsafat Hukum Islam dan Perubahan Sosial,

Penerjemah: Yudian W. Asmin, Cet-1, Surabaya: Al Ikhlas, 1995.

Page 50: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah

94

Mas‟ud, Muhammad Khalid, Filsafat Hukum Islam Studi Tentang Hidup dan

Pemikiran Abu Ishaq al-Syathibi, Penerjemah: Ahsin Muhammad,

Bandung: Pustaka, 1996.

Mubarak, K.H. Saiful Islam, “Poligami Antara Pro dan Kontra”, cet. ke-2,

Bandung: Syaamil, 2007.

Mulia, Musdah, Pandangan Islam tentang Poligami, Jakarta: Lembaga Kajian dan

Jender, Perserikatan Solidaritas Perempuan, The Asia Foundation, 1999.

Nasution, Muhammad Syukri Albani, Filsafat Hukum Islam, Cet-1, Jakarta:

Rajawali Pers, 2013.

Nasution, Khoiruddin, dkk., Hukum Perkawinan dan Warisan di Dunia Muslim

Modern, Yogyakarta: ACAdeMIA, 2012.

__________, Hukum Perkawinan 1, Yogyakarta: ACAdeMIA, 2004.

__________, Riba dan Poligami; Sebuah Studi atas Pemikiran Muhammad

Abduh, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, ACAdeMIA, 1996.

__________, Pengantar Studi Islam, Yogyakarta: ACAdeMIA, 2010.

Rafiq, Ahmad, Pembaharuan Hukum, Jakarta: Sinar Baru Al-Gesindo.

Rahmanto, Zudi, “ Hukum Keluarga Islam di Republik Tunisia” dalam H.M.

Atho‟ Muzdhar dan Khoiruddin Nasution (ed.), Hukum Keluarga di Dunia

Islam Modern: Studi Perbandingan dan Keberanjakan UU Modern dari

Kitab-kitab Fikih, Jakarta: Ciputat Press, 2003.

Rahman, Asjumi A., Qaidah-qaidah Fiqh, Jakarta: Bulan Bintang, 1976.

Shiddieqy, Hasbi ash, Falsafah Hukum Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1975.

Summa, Muhammad Amin , Hukum Keluarga Islam di Dunia, Jakarta: PT.

Rajagrafindo Persada, 2004.

Syarifuddin, Amir, Ushul Fiqh Jilid II, cet. ke-5, Jakarta:Kencana, 2009.

Syatibi, Al, al-Muwâfaqat fi Ushûl asy-Syarî’ah, Kairo: Mustafa Muhammad, t.th.

Taufiq, Abdul Nasir, al-‘Attar, Ta’addud az-Zaujat fi asy-Syari’ah al-Islamiyyah

ttp.: t.np., tt.

Tonthowi, “Hukum Keluarga di Dunia Islam Kontemporer” dalam Mukaddimah,

No. 19 Th. IX (2005).

Zahrah, Muhammad Abu, Ushul Fiqh, cet. ke-10, Jakarta: Pustaka Firdaus, 2007.

Zuhaily, Wahbah az, al-Fiqh al-Islâmy wa ‘adillatuh, Baerut: Darul Fikr, 1984.

Zuhdi Mahmood, Undang-undang Keluarga Islam: Konsep dan Pelaksanaannya

di Malaysia, Kuala Lumpur: Karya Abazie, 1972.

Page 51: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah

95

Lain-lain

Afriqi, Ibn Mansur al, Lisan al-‘Arab, Beirut: Dar al-Sadr, t.th.

Anderson, JND., “The Tunisian Law of Personal Status”, dalam International and

Comparative Law Quartely, 7 April 1985.

Barakat, Halim, “The Arab Family and the Challenge of Social Transformation”,

dalam Women and the Family in the middle East: Voice of Chance, diedit

oleh Ellizabeth Wardock Fernea, Texas: University of Texas Press, Austin,

1985.

Esposito, John L., Ensiklopedi Oxford Dunia Islam Modern, terj. Eva Y.N, dkk,

Bandung: Mizan, 2001.

Ira M., Lapidus, Sejarah Sosial Ummat Islam, terj. Ghufron A. Mas‟adi, Jakarta:

PT. RajaGrafindo Persada, 2000.

Munawwir, Ahmad Warson, Kamus Al-Munawwir, Cet-1, Surabaya: Pustaka

Progresif, 1997.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar

Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1989.

Undang-undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974 Pasal 3

Valentine Moghadam, (ed)., Identity, Politic and Women, Boulder: Westriw Press,

1993.

Zayd, Nasr Hamid Abu, Dawair al-Khauf: Qiraah fi Khitab al-Mar’ah, terj.

Dekonstruksi Gender:Kritik Wacana Perempuan dalam Islam, Cet. 1,

Yogyakarta: SAMHA, 2003.

INC-Gender Propfile: Tunisia (April 2001), dalam www.Tunisia

http://en.wikipedia.org/wiki/Islam in Tunisia

http://en.wikipedia.org/wiki/main page

http://id.wikipedia.org/wiki/Habib_Burquibah

http://www.undp-pogar.org/countries/tunisia/gender.html

http://www.lib.Umich.edu/area/Near.East.makar65.pdf.

http://ark.cdlib.org/ark:/13030/ft05800335/

Page 52: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah

I

Lampiran I

DAFTAR TERJEMAHAN

No. Hlm. Foot

Note Terjemahan

BAB I

1. 4 11 Dan jika kamu khawatir tidak akan mampu berlaku

adil terhadap (hak-hak) perempuan yatim (bilamana

kamu menikahinya), maka nikahilah perempuan

(lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat.

Tetapi jika kamu khawatir tidak akan mampu

berlaku adil, maka (nikahilah) seorang saja, atau

hamba sahaya perempuan yang kamu miliki. Yang

demikian itu lebih dekat agar kamu tidak berbuat

zalim.

2. 5 12

Dan kamu tidak akan dapat berlaku adil di antara

istri-istri (mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat

demikian, karena itu janganlah kamu terlalu

cenderung (kepada yang kamu cintai), sehingga

kamu biarkan yang lain terkatung-katung. Dan jika

kamu mengadakan perbaikan dan memelihara diri

(dari kecurangan), maka sungguh, Allah Maha

Pengampun, Maha Penyayang.

3. 14 28 Dan jika kamu khawatir tidak akan mampu berlaku

adil terhadap (hak-hak) perempuan yatim (bilamana

kamu menikahinya), maka nikahilah perempuan

(lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat.

Tetapi jika kamu khawatir tidak akan mampu

berlaku adil, maka (nikahilah) seorang saja, atau

hamba sahaya perempuan yang kamu miliki. Yang

demikian itu lebih dekat agar kamu tidak berbuat

zalim.

4. 19 36 Tidak dipungkiri adanya perubahan hukum sebab

adanya perubahan waktu, tempat, kondisi dan

kebiasaan.

5. 22 39 Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama

(Islam), sesungguhnya telah jelas (perbedaan)

antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat.

Page 53: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah

II

6. 24 40 Jalan yang membawa kepada sesuatu, secara hissi

atau ma‟nawi, baik atau buruk.

7. 24 41 Apa yang menyampaikan kepada sesuatu yang

terlarang yang mengandung kerusakan.

BAB II

7. 33 11 Kemudian Kami jadikan engkau (Muhammad)

mengikuti syariat (peraturan) dari agama itu, maka

ikutilah (syariat itu) dan janganlah engkau ikuti

keinginan orang-orang yang tidak mengetahui.

8. 35 20 Sesungguhnya syariat itu bertujuan mewujudkan

kemaslahatan manusia didunia dan diakhirat.

9. 35 21 Hukum-hukum disyariatkan untuk kemaslahatan

hamba.

10. 41 35 Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama

(Islam), sesungguhnya telah jelas (perbedaan)

antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat.

BAB III

- - - -

BAB IV

11. 68 6 Dan (ingatlah) ketika kami mengambil perjanjian

dari nabi-nabi dan dari kamu (sendiri) dari Nuh,

Ibrahim, Musa, dan Isa putra Maryam, dan kami

telah mengambil dari mereka perjanjian yang teguh.

12. 68 7 Dan telah kami angkat ke atas (kepala) mereka

bukit Thursina untuk (menerima) perjanjian (yang

telah kami ambil dari) mereka. Dan kami

perintahkan kepada mereka: “Masuklah pintu

gerbang itu sambil bersujud”, dan kami perintahkan

(pula) kepada mereka:”Janganlah kamu melanggar

peraturan mengenai hari Sabtu”, dan kami telah

mengambil dari mereka perjanjian yang kokoh

13. 69 8 Bagaimana kamu akan mengambilnya kembali,

padahal sebagian kamu telah bergaul (bercampur)

dengan yang lain sebagai suami-isteri. Dan mereka

(isteri-isterimu) telah mengambil dari kamu

perjanjian yang kuat.

Page 54: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah

III

14. 85 13 Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang

dengan kewajibannya menurut cara yang ma‟ruf.

15. 87 14 Dan sesungguhnya hari kemudian itu lebih baik

bagimu daripada yang sekarang (permulaan)

Page 55: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah

IV

Lampiran II

BIOGRAFI TOKOH DAN ULAMA

A. Asy-Syatibi

Abu Ishaq asy-Syathibi (790 H/1388 M) adalah imam ahlussunnah

dari mazhab Maliki yang hidup di masa Spanyol Islam. Tempat dan tanggal

lahirnya tidak diketahui, ia wafat pada hari Selasa, 8 Sya‟ban 790 H di

Granada. Ia berasal dari kota Xativa yang kemudian ia dikenal dengan

julukan Imam Syathibi (Imam dari Xativa). Sedangkan keluarganya

merupakan migran keturunan bangsa Arab-Yaman dari Banu Lakhm yang

berasal dari Betlehem, Asy-Syam.

Ia tinggal di Granada yang waktu itu merupakan sebuah kerajaan

Islam yang berada di bawah pemerintahan Daulah Umawiyah yang mengikuti

aturan-aturan Andalusia Selatan.

Diantara karya-karya tulisnya yang dikenal adalah Al-Muwafaqat,

yang aslinya berjudul Unwan At-Ta'rif bi Ushul At-Taklif sebuah kitab

tentang ilmu ushul fikih yang menerangkan tentang hikmah-hikmah di balik

hukum taklif, Al-I‟tisham, kitab manhaj yang menerangkan tentang bid‟ah

dan seluk beluknya, Al-Maqashid al-Syafiyah fi Syarhi Khulashoh al-

Kafiyah, kitab bahasa tentang Ilmu nahwu yang merupakan syarah dari

Alfiyah Ibnu Malik, Al-Majalis, kitab fikih yang merupakan syarah dari

Kitabul Buyu‟ (Kitab Dagang) yang terdapat dalam Shahih al-Bukhari,

Unwan al-Ittifaq fi „ilm al-isytiqaq, kitab bahasa tentang Ilmu sharf dan Fiqh

Lughah, Ushul al-Nahw, kitab bahasa yang membahas tentang Qawaid

Lughah dalam Ilmu sharf dan Ilmu nahwu, Al-Ifadat wa al-Insyadat.

B. Prof. Dr. H. Muhammad Quraish Shihab, MA.

Prof. Dr. H. Muhammad Quraish Shihab, MA (lahir

di Rappang, Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan, 16 Februari 1944, umur

71 tahun) adalah seorang cendekiawan muslim dalam ilmu-ilmu Al-

Qur'an dan mantan Menteri Agama pada Kabinet Pembangunan VII (1998).

Ia berasal dari keluarga keturunan Arab Quraisy-Bugis yang terpelajar.

Ayahnya, Prof. Abdurrahman Shihab adalah seorang ulama dan guru besar

dalam bidang tafsir. Abdurrahman Shihab dipandang sebagai salah seorang

ulama, pengusaha, dan politikus yang memiliki reputasi baik di kalangan

masyarakat Sulawesi Selatan. Kontribusinya dalam bidang pendidikan

terbukti dari usahanya membina dua perguruan tinggi di Ujungpandang, yaitu

Universitas Muslim Indonesia (UMI), sebuah perguruan tinggi swasta

terbesar di kawasan Indonesia bagian timur, dan IAIN Alauddin

Page 56: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah

V

Ujungpandang. Ia juga tercatat sebagai rektor pada kedua perguruan tinggi

tersebut: UMI 1959-1965 dan IAIN 1972–1977.

Pendidikan formalnya di Makassar dimulai dari sekolah dasar sampai

kelas 2 SMP. Pada tahun 1956, ia di kirim ke kota Malang untuk “nyantri” di

Pondok Pesantren Darul Hadis al-Faqihiyah. Karena ketekunannya belajar di

pesantren, 2 tahun berikutnya ia sudah mahir berbahasa arab. Melihat bakat

bahasa arab yg dimilikinya, dan ketekunannya untuk mendalami studi

keislamannya, Quraish beserta adiknya Alwi Shihab dikirim oleh ayahnya ke

al-Azhar Cairo melalui beasiswa dari Propinsi Sulawesi, pada tahun 1958 dan

diterima di kelas dua I'dadiyah Al Azhar (setingkat SMP/Tsanawiyah di

Indonesia) sampai menyelasaikan tsanawiyah Al Azhar. Setelah itu, ia

melanjutkan studinya ke Universitas al-Azhar pada Fakultas Ushuluddin,

Jurusan Tafsir dan Hadits. Pada tahun 1967 ia meraih gelar LC. Dua tahun

kemudian (1969), Quraish Shihab berhasil meraih gelar M.A. pada jurusan

yang sama dengan tesis berjudul “al-I‟jaz at-Tasryri‟i al-Qur'an al-Karim

(kemukjizatan al-Qur'an al-Karim dari Segi Hukum)”.

M.Quraish Shihab juga dikenal sebagai penulis dan penceramah yang

handal. Berdasar pada latar belakang keilmuan yang kokoh yang ia tempuh

melalui pendidikan formal serta ditopang oleh kemampuannya

menyampaikan pendapat dan gagasan dengan bahasa yang sederhana, tetapi

lugas, rasional, dan kecenderungan pemikiran yang moderat, Quraish Shihab

memang bukan satu-satunya pakar al-Qur'an di Indonesia, tetapi

kemampuannya menerjemahkan dan meyampaikan pesan-pesan al-Qur'an

dalam konteks kekinian dan masa post modern membuatnya lebih dikenal dan

lebih unggul daripada pakar al-Qur'an lainnya. Quraish Shihab adalah seorang

ahli tafsir yang pendidik. Keahliannya dalam bidang tafsir tersebut untuk

diabdikan dalam bidang pendidikan. Kedudukannya sebagai Pembantu

Rektor, Rektor, Menteri Agama, Ketua MUI, Staf Ahli Mendikbud, Anggota

Badan Pertimbangan Pendidikan, menulis karya ilmiah, dan ceramah amat

erat kaitannya dengan kegiatan pendidikan. Dengan kata lain bahwa ia adalah

seorang ulama yang memanfaatkan keahliannya untuk mendidik umat. Hal ini

ia lakukan pula melalui sikap dan kepribadiannya yang penuh dengan sikap

dan sifatnya yang patut diteladani.

C. Norman Anderson.

Sir ( James ) Norman Dalrymple Anderson OBE , QC ( 1908-1994 )

adalah seorang misionaris Inggris dan Arabist akademik. Ia lahir pada tanggal

29 September 1908. Ia dididik di St Lawrence College, Ramsgate, Inggris,

dan pergi ke Trinity College, Cambridge, di mana ia memperoleh gelar BA

pada tahun 1930 dan LL.B. pada tahun 1931 dengan tripple first (kehormatan

kelas satu dalam tiga program utama yang berbeda dari studi terutama di

Cambridge). Ia pergi ke Mesir pada tahun 1932 di mana ia menghabiskan 8

tahun sebagai misionaris, belajar bahasa Arab di Universitas Amerika di

Kairo.

Page 57: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah

VI

Pada tahun 1939, ia disajikan dengan Angkatan Darat Inggris dan

pada tahun 1940 ia membuat Arab Liaison Officer untuk Arab Angkatan

Libya. Setelah perang ia menjadi Pejabat Politik untuk urusan Sanusi dan

Sekretaris Urusan Arab di Markas Umum (GHQ) Timur Tengah. Ia

dianugerahi MBE dan kemudian, pada tahun 1943, OBE. pada tahun 1945,

diangkat Counsel sebuah Ratu pada tahun 1974 dan gelar pada tahun 1975.

Dia kuliah di hukum Islam selama 3 tahun di Cambridge dan

kemudian 1947-1971 ia mengajar di SOAS, yang ditunjuk Profesor Hukum

Oriental di Universitas London pada tahun 1954. Dia adalah kepala dari

Departemen Hukum, Sekolah Oriental dan Afrika Studi, London 1953-1971;

Profesor Oriental Hukum, University of London 1954-1975; Direktur

Institute of Advanced Ilmu Hukum di Universitas London 1959-1976.

Penelitian Anderson hukum Islam terobosan baru di Inggris melalui

fokus pada kode hukum modern di Timur Tengah dan Afrika . Anderson

disorot campuran hibrida konsep Barat dan Islam yang kode seperti diadopsi

dan yang ia percaya akan mencirikan reformasi hukum di masa depan .

Sepanjang tulisannya ia menyatakan keprihatinan tentang moralitas dan

kepraktisan aturan dan ketentuan tertentu dalam korpus besar hukum Islam

klasik . Karena keahliannya dalam hukum Islam , Anderson menjadi saksi

dicari dalam kasus hukum , penasihat Kantor Kolonial dan Kementerian Luar

Negeri , dan konsultan untuk pemerintah

Karya tulis yang sudah diterbitkan adalah The Evidence for the

Resurrection, (1950), The World's Religions, (1950, 1975), Islamic Law in

Africa, (1954), Islamic Law in the Modern World, (1959), Changing Law in

Developing Countries, (1963), Family Law in Asia and Africa, (1968), Into

the World: The Need and Limits of Christian Involvement, (1968),

Christianity: the Witness of History - A Lawyer's Approach, (1969),

Christianity and Comparative Religion, (1970), Morality, Law and Grace,

(1972), Law Reform in the Muslim World, (1976), Liberty, Law and Justice,

(1978), The Mystery of the Incarnation, (1978), God's Law and God's Love:

An Essay in Comparative Religion, (1980), Christianity and World Religions:

The Challenge of Pluralism, (1984), An Adopted Son: The Story of My Life,

(1985), Freedom Under Law, (1988), Islam in the Modern World: a Christian

Perspective, (1990).

Page 58: TINJAUAN MAQÂṢID ASY-SYARÎ’AH TERHADAP THE CODE OF …digilib.uin-suka.ac.id/17278/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · ii ABSTRAK . Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah

VII

CURRICULUM VITAE

Nama : Muhammad Faried Nabil

Tempat Tanggal Lahir : Semarang, 09 Januari 1995

Alamat Asal : Jalan Karang Ingas No. 33 RT. 03/VII Tlogosari

Kulon, Pedurungan, Kota Semarang 50196.

Alamat di Yogyakarta : Jalan KH. Ali Maksum, Asrama Mahasiswa Sunan

Komplek H Krapyak, Yogyakarta.

Nama Orangtua

1. Ayah : Drs. H. Ahmad Muthohar As’ad, M.S.I

2. Ibu : Hj. Zaumi Ahmad, S.Pd.I

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan Formal :

Tahun 2006 : MI. Darus Sa’adah Semarang.

Tahun 2009 : MTs. Futuhiyyah 1 Mranggen.

Tahun 2011 : MA. Darus Sa’adah Semarang.

Tahun 2011- Sekarang : Mahasiswa aktif UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.