tinjauan maqÂshid asy- syarÎ ah dan regulasi …
TRANSCRIPT
TINJAUAN MAQÂSHID ASY- SYARÎ’AH DAN REGULASI
TERHADAP PRAKTIK IHTIKÂR PADA MASA PANDEMI
COVID-19 DI INDONESIA
Skripsi ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Hukum (S.H)
Oleh:
Atiqah Maulidiah
NIM. 16110864
PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ)
JAKARTA 1441 H/ 2020 M
TINJAUAN MAQÂSHID ASY- SYARÎ’AH DAN REGULASI
TERHADAP PRAKTIK IHTIKÂR PADA MASA PANDEMI
COVID-19 DI INDONESIA
Skripsi ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Hukum (S.H)
Oleh:
Atiqah Maulidiah
NIM. 16110864
Pembimbing:
Indra Marzuki, Lc. MA.
PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ)
JAKARTA 1441 H/ 2020 M
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi dengan judul “Tinjauan Maqâshid Asy-Syarî‟ah dan Regulasi
Terhadap Praktik Ihtikâr Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Indonesia” yang
disusun oleh Atiqah Maulidiah Nomor Induk Mahasiswa: 16110864 telah
diperiksa dan disetujui untuk diujikan ke sidang munaqasyah.
Jakarta, 20 Agustus 2020
Pembimbing,
Indra Marzuki, Lc. MA.
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi dengan judul “Tinjauan Maqâshid Asy-Syarî‟ah dan Regulasi
Terhadap Praktik Ihtikâr Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Indonesia” oleh
Atiqah Maulidiah dengan NIM 16110864 telah diujikan pada sidang
Munaqasyah Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam Institut Ilmu Al-Qur‟an
(IIQ) Jakarta pada tanggal 24 Agustus 2020 Skripsi telah diterima sebagai
salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Hukum (S.H)
Jakarta, 24 Agustus 2020
Dekan Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam
Ketua Sidang Sekretaris Sidang
Dra. Hj. Muzayanah, MA Dra. Hj. Nur Izzah Anshor, MA.
Penguji I Penguji II
Dr. Hj. Romlah Widayati, M.Ag Dra. Hj. Muzayanah, MA
Pembimbing,
Indra Marzuki, Lc. MA.
iii
PERNYATAAN PENULIS
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Atiqah Maulidiah
NIM : 16110864
Tempat/Tgl Lahir : Malaysia, 14 Juli 1998
Menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Tinjauan Maqâshid Asy-Syarî‟ah
dan Regulasi Terhadap Praktik Ihtikâr Pada Masa Pandemi Covid-19 Di
Indonesia” adalah benar-benar asli karya saya kecuali kutipan-kutipan yang
sudah disebutkan. Kesalahan dan kekurangan didalam karya ini sepenuhnya
menjadi tanggung jawab saya.
Pondok Gede, 7 Agustus 2020
Penulis,
Atiqah Maulidiah
iv
MOTTO
ٹ ڤ ڤ ڤ ڤ ڦ ڦ ڦ ڦ ڄ ڄ ڄ ڄ
ڃ ڃڃ ڃ چ چچ چ ڇ ڇ ڇ ڇ ڍ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu
membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.
(QS. An-Nisa‟ (4): 29)
v
ٱ ٻ ٻ ٻ
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan seluruh rahmat, karunia serta hidayah-Nya yang tak terhingga
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini yakni berupa skripsi.
Shalawat dan salam senantiasa terlimpah kepada Nabi Muhammad SAW,
yang telah menyampaikan risalah untuk menyelamatkan kehidupan manusia
baik di dunia maupun di akhirat kelak.
Dengan izin Allah SWT serta berkat bantuan, dorongan dan nasihat dari
semua pihak, penulis telah menyelesaikan skripsi ini guna melengkapi salah
satu syarat memperoleh gelar Sarjana Hukum (S.H) pada Fakultas Syariah
dan Ekonomi Islam Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta, dengan judul
“Tinjauan Maqâshid Asy-Syarî’ah dan Regulasi Terhadap Praktik
Ihtikâr Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Indonesia”.
Penulis sepenuhnya menyadari telah banyak mendapatkan dukungan,
bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak yang telah menyumbangkan
pikiran, waktu, tenaga dan lain sebagainya. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak-pihak yang sangat berjasa
bagi penulis, terutama kepada:
1. Ibu Prof. Dr. Hj. Huzaemah T. Yanggo, MA. Rektor Institut Ilmu Al-
Qur‟an (IIQ) Jakarta.
2. Ibu Dra. Hj. Muzayanah, MA. Dekan Fakultas Syariah dan Ekonomi
Islam Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta, yang selalu memberikan
dukungan.
vi
3. Ibu Dra. Hj. Nur Izzah Anshor, MA. Ketua Program Studi Hukum
Ekonomi Syariah Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta.
4. Bapak Indra Marzuki, Lc. MA. Sebagai pembimbing skripsi penulis,
yang telah meluangkan waktunya dalam membimbing dan selalu
memberikan arahan serta motivasi kepada penulis selama proses
penyusunan skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam Institut
Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta yang telah memberikan ilmu yang
bermanfaat dan pengalaman yang berharga selama duduk di bangku
perkuliahan ini.
6. Para instruktur tahfidz yang tidak pernah lelah untuk membimbing,
memberi nasihat dan memotivasi penulis dalam menghafal Al-Qur‟an
serta menjaganya.
7. Staf Fakultas Syariah kak putri dan kak mila yang telah membantu
kelancaran akademik penulis.
8. Kedua orang tua tercinta, ayahanda H. Mukhlas Syarkun, MA.,
Ibunda Hj. Masbahah Hanim yang tak henti-hentinya mendoakan,
memberikan motivasi dan dukungan baik yang bersifat materi dan
imateri sehingga membuat penulis dapat menyelesaikan masa
perkuliahan dan menyelesaikan skripsi ini.
9. Kakak tersayang Mufizul Izzi Asy dan kedua adik tersayang Sifrotun
Najahah dan M. Dakhiluz Zaman yang selalu memberikan semangat
dan dukungan.
10. Mas Jalaluddin M. Akbar, S.Sos., yang telah banyak memberikan
motivasi, dukungan dan penyemangat penulis dalam menyelesaikan
skrips ini.
11. Nipan Squad (Yuk Rul, Kabunga, Firdar, mba Bie, Ulin) yang selalu
menemani dalam canda tawa dan saling memberi semangat.
vii
12. Seluruh teman-teman seperjuangan angkatan 2016 Fakultas Syariah
dan Ekonomi Islam Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta.
13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu-persatu yang telah
membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Dengan rasa hormat dan terima kasih kepada seluruh pihak atas segala
bantuan, dukungan serta doanya, semoga Allah SWT membalas segala
kebaikan yang telah mereka berikan kepada penulis dengan berlipat ganda
serta menjadi amal dan ibadah untuk bekal di akhirat kelak. Aamin.
Pondok Gede, 7 Agustus 2020
Penulis,
Atiqah Maulidiah
viii
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... ii
PERNYATAAN PENULIS ......................................................................... iii
MOTTO ........................................................................................................ iv
KATA PENGANTAR ................................................................................... v
DAFTAR ISI............................................................................................... viii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN ........................................ x
ABSTRAK .................................................................................................. xiii
BAB I .............................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
B. Identifikasi, Pembatasan, dan Rumusan Masalah ................................ 7
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 8
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 9
E. Metode Penelitian ................................................................................ 9
F. Tinjauan Pustaka ................................................................................ 12
G. Sistematika Penulisan ..................................................................... 16
BAB II .......................................................................................................... 17
MAQĀṢID ASY-SYARĪ‘AH DAN IHTIKÂR ............................................ 17
A. Maqâshid Asy-Syarî‟ah ...................................................................... 17
1. Pengertian Maqâshid Asy-Syarî‟ah ................................................ 17
2. Maksud dan Tujuan Syariah ........................................................... 20
3. Pembagian Maqâshid Asy-Syarî‟ah ............................................... 21
B. Ihtikâr ................................................................................................. 33
1. Pengertian Ihtikâr ........................................................................... 33
2. Dasar Hukum Ihtikâr ...................................................................... 36
3. Pendapat Para Ulama ..................................................................... 41
ix
4. Syarat-Syarat Dikatakan Ihtikâr ..................................................... 43
5. Kriteria Ihtikâr dalam Islam ........................................................... 45
6. Jangka Waktu dan Penentuan Wilayah .......................................... 46
7. Persamaan dan Perbedaan antara Ihtikâr dan monopoli ................ 47
8. Campur tangan pemerintah dalam Ihtikâr ...................................... 49
9. Hikmah dari larangan Ihtikâr ......................................................... 51
C. Fatwa dan Undang-undang ................................................................ 53
1. Fatwa .............................................................................................. 53
2. Undang-undang .............................................................................. 54
BAB III ......................................................................................................... 61
Masa Pandemi Covid-19 di Indonesia....................................................... 61
A. Covid-19 di Indonesia ........................................................................ 61
B. Dampak Terjadinya Covid-19............................................................ 63
C. Terjadinya Peristiwa Penimbunan dan Dampak Penimbunan ........... 67
D. Langkah Antisipasi Pemerintah (Otoritas) Negara ............................ 74
BAB IV ......................................................................................................... 76
HASIL PENELITIAN ................................................................................ 76
A. Perspektif Maqâshid Asy-Syarî‟ah Terhadap Praktik Ihtikâr Pada
Masa Pandemi Covid-19 ........................................................................... 76
B. Praktik Ihtikâr (Penimbunan Barang) Pada Masa Pandemi COVID-19
di Tinjau dari Aspek Undang-Undang dan Regulasi yang berlaku ........... 81
BAB V .......................................................................................................... 91
KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 91
A. Kesimpulan ........................................................................................ 91
B. Saran .................................................................................................. 92
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 94
LAMPIRAN-LAMPIRAN ......................................................................... 99
BIODATA DIRI
x
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
1. Konsonan
No. Arab Latin No. Arab Latin
th ط a 16 أ 1
zh ظ b 17 ب 2
„ ع t 18 ت 3
gh غ ts 19 ث 4
f ف j 20 ج 5
q ق h 21 ح 6
k ك kh 22 خ 7
l ل d 23 د 8
m و dz 24 ذ 9
r 25 n ر 10
z 26 w ز 11
s 27 h س 12
‟ ء sy 28 ش 13
y ي sh 29 ص 14
dh ض 15
2. Vokal
Vokal Tunggal Vokal Panjang Vokal Rangkap
Fathah : a آ: â ي...: ai
Kasrah : i ي: î ...: au
Dhammah : u : û
xi
3. Kata Sandang
a. Kata sandang yang diikuti alif lam (ال ) qamariyah Kata sandang
yang diikuti oleh alif lam (ال) qamariyah ditransliterasikan sesuai
dengan bunyinya. Contoh:
al-Madînah : المدينة al-Baqarah : البقرة
b. Kata Sandang yang diikuti oleh alif-lam (ال ) syamsiyah Kata
sandang yang diikuti oleh alif-lam (ال) syamsiyah ditransliterasikan
sesuai dengan aturan yang digariskan di depan dan sesuai dengan
bunyinya. Contoh:
as-Sayyidah : السيدة ar-rajul : الرجل
ad-Dârimî : الدارمي asy-syams : الشمس
c. Syaddah (Tasydid)
Syaddah (Tasydîd) dalam sistem aksara Arab digunakan lambang ( )
sedangkan untuk alih aksara ini dilambangkan dengan huruf, yaitu
dengan cara menggandakan huruf yang bertanda tasydîd. Aturan ini
berlaku secara umum, baik tasydîd yang berada di tengah kata, di
akhir kata ataupun yang terletak setelah kata sandang yang diikuti
oleh huruf-huruf syamsiyah. Contoh:
ام آ الل ب ن : Âmannâ billâhi
اء ن م آ فه الس : Âmana as-Sufahâ′u
الإ نيذ ن : Inna al-ladzîna
ع كرالو : wa ar-rukka„i
d. Ta Marbûthah (ة)
xii
Ta Marbûthah (ة ) apabila berdiri sendiri, waqaf atau diikuti oleh kata
sifat (na„at), maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf “h”.
Contoh:
فأئدة al-Af′idah : الأ
لاميةالأ سأ امعةالأ : al-Jâmi„ah al-Islâmiyyah.
Sedangkan ta marbûthah (ة) yang diikuti atau disambungkan (di-
washal) dengan kata benda (ism), maka dialih aksarakan menjadi
huruf “t”. Contoh:
ملةناصبةاع :‘Âmilatun Nâshibah
رى .al-Âyat al-Kubrâ: الآيةالأكب أ
e. Huruf Kapital
Sistem penulisan huruf Arab tidak mengenal huruf kapital, akan
tetapi apabila telah dialih aksarakan maka berlaku ketentuan Ejaan
yang Disempurnakan (EYD) bahasa Indonesia, seperti penulisan awal
kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan, nama diri dan lain-
lain. Ketentuan yang berlaku pada EYD berlaku pula dalam alih
aksara ini, seperti cetak miring (italic) atau cetak tebal (bold) dan
ketentuan lainnya. Adapun untuk nama diri yang diawali dengan kata
sandang, maka huruf yang ditulis kapital adalah awal nama diri,
bukan kata sandangnya. Contoh: „Alî Hasan al-„Âridh, al-„Asqallânî,
al-Farmawî dan seterusnya. Khusus untuk penulisan kata Alqur‟an
dan nama-nama surahnya menggunakan huruf kapital. Contoh: Al-
Qur‟an, Al-Baqarah, Al-Fâtihah dan seterusnya.
xiii
ABSTRAK
Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah membahas
tentang “Tinjauan Maqâshid Asy-Syarî‟ah dan Regulasi Terhadap
Praktik Ihtikâr Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Indonesia” dengan
latar belakang permasalahan merebaknya virus corona atau Covid-19
membuat panik banyak orang. Terlebih, pandemi ini akhirnya masuk
Indonesia setelah dua warga dinyatakan positif terjangkit virus
corona. Pengumuman dua WNI positif corona disampaikan langsung
oleh Presiden Jokowi pada Senin 2 Maret 2020. Hal ini
mengakibatkan kelangkaan barang serta naiknya harga suatu barang
dengan cara menimbun masker, handsanitizer, sembako dan bahan
pokok untuk di jual kembali dengan harga berlipat-lipat. Namun
dengan adanya praktik ihtikar ini Maqâshid Asy-Syarî‟ah akan
menjadi payung yang selalu memproteksi maṣlaḥah. Maqâshid Asy-
Syarî‟ah akan mengarahkan jalan untuk menuju maṣlaḥah secara
umum.
Metode penelitian yang penulis gunakan adalah studi kepustakaan
(library research). Adapun sumber data yang digunakan adalah data-
data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data yang penulis
gunakan dalam penelitian ini adalah Deduktif, Induktif dan
Deskriptif.
Hasil penelitian menunjukan bahwa praktik ihtikar ini sudah
melanggar Maqâshid Asy-Syarî‟ah dilihat dari ketiga tingakatan
maqaṣid al-syari‟ah yaitu perlindungan jiwa (hifz al-Nafs),
perlindungan akal (hifz al-Aql) dan perlindungan harta (hifz al-mal).
Maka dari itu dengan adanya Undang-undang dan Peraturan untuk
menghalang terjadinya kejahatan penimbunan, sehingga Maqâshid
Asy-Syarî‟ah dapat terwujud dalam kehidupan masyarakat sehari
hari.
Kata Kunci: Maqâshid Asy-Syarî’ah, Ihtikâr, Pandemi Covid-19
xiv
ABSTRACT
The problem studied in this study is to discuss the “Maqâshid
Asy-Syarî'ah Review and Regulations on Ihtikâr Practices during the
Covid-19 Pandemic in Indonesia” against the background of the
problem of the spread of the corona virus or Covid-19 which makes
people panic. Moreover, this pandemic finally entered Indonesia after
two residents tested positive for the corona virus. The announcement
of two positive Indonesian citizens for corona was delivered directly
by President Jokowi on Monday, March 2, 2020. This resulted in a
scarcity of goods and an increase in the price of an item by hoarding
masks, handsanitizers, groceries and staples to be resold at multiple
prices. However, with the practice of ihtikar, Maqâshid Asy-Syarî'ah
will become an umbrella that always protects maṣlaḥah. Maqâshid
Asy-Syarî'ah will direct the way to maṣlaḥah in general.
The research method that I use is library research. The data
sources used are primary and secondary data. The data collection
techniques that the authors use in this study are deductive, inductive
and descriptive.
The results showed that the practice of ihtikar had violated
Maqâshid Asy-Syarî'ah seen from the three levels of maqaṣid al-
syari'ah, namely protection of the soul (hifz al-Nafs), protection of
reason (hifz al-Aql) and protection of property (hifz al- mall).
Therefore, with the existence of laws and regulations to prevent the
crime of hoarding, so that Maqâshid Asy-Syarî'ah can be manifested
in people's daily life.
Keywords: Maqâshid Asy-Syarî'ah, Ihtikâr, Pandemic Covid-19
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di zaman globalisasi dan modern ini, umat Islam dihadapkan
pada berbagai masalah ekonomi, sebagai akibat dari perkembangan
dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Suatu problema yang
cukup berat dirasakan oleh umat Islam dewasa ini khususnya sistem
ekonomi kontemporer yang bebas nilai yakni sistem ekonomi
kapitalis dan Sosialis yang sangat berlawanan prinsipnya dengan
ekonomi Islam. Sebab sistem ekonomi Islam mengandungi nilai-nilai
serta norma Ilahiah, yang secara keseluruhannya mengatur
kepentingan ekonomi individu dan masyarakat.1
Perbedaan yang sangat mendasar antara sistem ekonomi Islam
dengan sistem ekonomi Kapitalis dan Sosialis. Sistem ekonomi Islam
berlandaskan ketuhanan, yang sangat mengutamakan moral, nilai dan
norma agama. Sistem ekonomi Islam sangat mengutamakan keadilan,
kesatuan keseimbangan, bebas dan tanggung jawab dalam
mewujudkan kesejahteraan umat manusia.2
Tidak sama dengan norma kapitalis yang menganut pasar bebas.
Dalam sistem kapitalis, yang kuat memeras yang lemah, yang cerdik
1 Muhammad Najatullah Siddiqi, Muslim Economy Thinking, Edisi Indonesia A.M.
Saifuddin, Pemikiran Ekonomi Islam, (Jakarta: LLPPM, 1996), hlm. 20 2 Chuzaimah t. Yanggo dan HA. Anshary AZ, (ed) Prolematika Hukum Islam
Kontemporer, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1997), hlm. 91.
2
menipu yang bodoh. Dalam system kapitalis, bendera konglomerat
semakin berkibar, sedangkan yang melarat semakin terkapar.3
Allah menciptakan manusia dengan sifat saling membutuhkan
antara satu dengan lainnya. Tidak ada satu orang pun yang dapat
memiliki seluruh apa yang diinginkannya, akan tetapi sebagian orang
memiliki sesuatu yang orang lain tidak memiliki namun
membutuhkannya dan begitu juga sebaliknya.
Untuk itu Allah memberikan ilham kepada mereka, untuk
mengadakan pertukaran perdagangan dan semua kiranya bermanfaat,
baik dengan cara jual beli dan semua cara transaksi antar manusia.
Sehingga hidup manusia dapat berdiri dengan lurus dan irama
berjalan dengan baik dan produktif.
Pelbagai aneka macam perdagangan dan pertukaran yang
dilakukan ada yang dibenarkan oleh Islam dan ada pula yang dilarang
karena bertentangan dengan syari‟at. Larangan ini berkisar dalam
beberapa sebab, diantaranya:
1. Karena ada usaha membantu perbuatan maksiat.
2. Karena ada unsur-unsur penipuan.
3. Karena ada unsur-unsur pemaksaan.
4. Karena adanya perbuatan zalim oleh satu pihak yang sedang
mengadakan perjanjian, dan sebagainya.4
Dari perspektif agama, aktivitas perdagangan yang dilakukan
sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang digariskan oleh agama akan
3 Yusuf Qardhawi, Norma dan Etika Ekonomi Islam, (Jakarta: Gema Insani Press,
2016), Cet. II, h. 155 4 Yusuf Qardhawi, Halal dan Haram, Terjm Tim Kuadran, (Bandung: Jabal,2007),
h.258
3
bernilai ibadah. Artinya, dengan perdagangan itu, selain mendapatkan
keuntungan-keuntungan materiil guna memenuhi kebutuhan
ekonomi.
Islam berpegang pada asas kebebasan dalam tatanan muamalah.
Setiap orang bebas membeli, menjual serta menukar barang dan jasa.
Mereka menawarkan dan menjual barang miliknya dan membeli
barang-barang yang dibutuhkannya. Ini berbeda dengan paham
sosialis yang menolak kebebasan pasar. Kebebasan yang digariskan
oleh Islam adalah Perdagangan yang dijalankan dengan cara yang
tidak jujur, mengandung unsur penipuan, yang karena itu ada pihak
yang dirugikan, dan praktik-praktik lain yang sejenis merupakan hal-
hal yang dilarang dalam Islam. Melakukan perdagangan dengan cara
menimbun barang (ihtikar) dengan tujuan agar harga barang tersebut
mengalami lonjakan sangat dilarang dalam Islam. Terlebih bila
barang tersebut sedang langka sementara masyarakat sangat
membutuhkannya.
Merebaknya virus corona atau Covid-19 membuat panik banyak
orang. Terlebih, pandemik ini akhirnya masuk Indonesia setelah dua
warga dinyatakan positif terjangkit virus corona. Pengumuman dua
WNI positif corona disampaikan langsung oleh Presiden Jokowi pada
Senin 2 Maret 2020.
Masyarakat pun geger. Tak sedikit dari mereka kemudian
bereaksi berlebihan dengan memborong sembako dan kebutuhan
pokok lainnya. Tak hanya itu, masker sebagai alat pelindung pertama
mencegah corona pun diborong oleh masyarakat. Alhasil, masker
menjadi barang langka di pasaran. Keberadaannya susah ditemui, jika
ada harganya naik berlipat dari harga sebelumnya.
4
Keresahan warga terkait langkanya masker di pasaran mendapat
respons langsung Presiden Jokowi. Dia memerintahkan Kapolri
Jenderal Pol Idham Azis untuk menindak tegas pihak-pihak yang
memanfaatkan kondisi Indonesia positif Corona ini untuk meraup
keuntungan.
Polisi pun langsung bergerak menyikapi 'menghilang' nya masker
di pasaran sesuai instruksi Jokowi. Selain memang tingginya
permintaan, aparat keamanan meyakini ada yang bermain-main
dengan harga masker. Ada pihaknya yang sengaja menimbun masker
yang membuat harganya melambung di pasaran. Penyelidikan
lapangan pun dilakukan. Hasilnya, petugas menemukan sejumlah
kasus penimbunan di sejumlah daerah dengan kisaran barang bukti
yang beragam.Terbaru, polisi menangkap seorang mahasiswi
berinisial TFH di Tanjung Duren Grogol, Jakarta Barat. Polisi
menemukan tersangka yang menimbun 350 dus masker siap jual.
Dia mengatakan mahasiswi tersebut menimbun sebanyak 350 dus
masker berbagai merek di apartemennya kawasan Tanjung Duren.
Tersangka sengaja menimbun masker selama satu bulan semenjak
awal isu virus Corona merebak di Indonesia. Kemudian, dijual
melalui media sosial Instagram dan WhatsApp dan viral di tengah
kelangkaan masker. Satu boks masker merek apapun, dijual seharga
Rp 300 ribu hingga Rp 350 ribu atau naik berlipat dari harga normal
yang hanya Rp 35 ribu hingga - Rp 50 ribu per boks. Tak berhenti di
situ, tak lama kemudian polisi juga menangkap dua orang penimbun
5
60 masker di kawasan Jakarta Utara. Mereka menyimpan 60 ribu
masker di dua lokasi yang berbeda-beda.5
Dari kasus di atas yang terjadi pada saat ini dalam kondisi
pandemi Covid-19 di Indonesia, sudah jelas para oknum yang
melakukan kecurangan sebagai pelaku ekonomi mengakibatkan
kelangkaan barang serta naiknya harga suatu barang dengan cara
menimbun masker, handsanitizer, sembako dan bahan pokok untuk
di jual kembali dengan harga berlipat-lipat. Maraknya penimbun
sembako, bahan pokok, masker oleh oknum itu pun sangat
meresahkan masyarakat. Perbuatan ini yang dikenal dengan istilah
ihtikar.
Itulah pentingnya pemerintah berperan besar dalam stabilitas
pasar dengan Ikut campur tangan dalam perekonomian pasar maka di
pasar akan stabil dalam perputarannya. Dengan adanya Undang-
undang dan regulasi yang berlaku adalah respon pemerintah
meminimalisir kejahatan penimbunan.
Dalam hal ini Imam Malik melarang penimbunan semua barang
dagangan baik itu berupa makanan pokok atau bukan, selagi hal itu
akan berdampak negatif terhadap orang banyak.6
Hal itu berdasarkan hadits Nabi SAW:7
خاطئ )رواهمسلم(لايأتكرإلا
5 Ady Anugrahadi, https://www.liputan6.com/news/read/4194775/memburu-
penimbun-masker-corona (Diakses pada tanggal 17 Juni 2020, pukul 14:235 WIB) 6 Ash-Shadiq Abdurrahman Al-Gharyani, Fatwa-Fatwa Mu‟amalah Kontemporer,
(Surabaya: Pustaka Progressif, 2004), Cet. I, h.48 7 Ibn Hajar al-„Asqalani, Bulughul Maram Hadis-hadis Ibadah, Muamalah, dan
Akhlak, terj. M. Arifin Kurnia (Bandung: Penerbit Marja, 2018), Cet. I, h. 160-161
6
“Tidak akan menimbun suatu barang kecuali orang yang
salah”.(HR. Muslim)
Allah SWT menurunkan aturan (syariat Islam) pasti mempunyai
tujuan untuk mengatur kehidupan manusia, baik selaku pribadi
maupun anggota masyarakat. Berbeda dengan konsep di luar Islam,
yang hanya ditujukan untuk mengatur kehidupan manusia sebagai
anggota masyarakat. Dalam pandangan hukum di luar Islam aturan
yang berkaitan dengan pribadi tidak dinamakan hukum, tetapi norma,
moral, budi pekerti atau asusila. Tujuan ini dalam istilah ilmu fiqh
dikenal dengan sebutan مقاصدالشريعة.
Tujuan di syariatkannya hukum islam adalah untuk
merealisasikan kemaslahatan, keadilan, dan menghindari
kemudharatan.
اهقيأقتألجلةعي أرشالتعضوتالاتايغالأية:ىعي أرشالداصقمنإ.ادبعالأةحلصأمل
“Sesungguhnya maksud syariat adalah tujuan dalam rangka
tercapainya kemaslahatan hamba/manusia”. 8
Maqâshid Asy-Syarî‟ah akan menjadi payung yang selalu
memproteksi maṣlaḥah. Maqashid al-Syariah juga akan mengarahkan
jalan untuk menuju maṣlaḥah yang benar.
Dalam memproteksi maṣlaḥah, Maqâshid Asy-Syarî‟ah menaungi
lima unsur penting. Kelima unsur ini merupakan hal yang sangat
8 Juanda, Fiqih Muamalah:Prinsip-prinsip Praktis Bermuamalah secara Syar‟i,
(Temanggung:Desa Pustaka Indonesia), Cet. II, h. 12
7
fundamental dan mencakup secara menyeluruh kehidupan manusia
sehingga sering disebut dengan al-kulliyah al-khamsah (5 aspek
menyeluruh), sehingga kerusakan pada salah satu aspek saja akan
menimbulkan implikasi negatif yang luar biasa. Sehingga maqāṣid
asy-syarī„ah memberi perhatian, perlindungan dan proteksi (ḥifẓ)
lebih terhadap lima unsur tersebut, yaitu menjaga agama atau
keyakinan (ḥifẓud-dīn), menjaga jiwa (ḥifẓun-nafs), menjaga
keturunan (ḥifẓun-nasl), menjaga akal atau intelektual (ḥifẓul-„aql)
dan menjaga harta atau pproperti (ḥifẓul-māl).9
Dengan adanya latar belakang di atas penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Tinjauan Maqâshid Asy-
Syarî’ah dan Regulasi Terhadap Praktik Ihtikâr Pada Masa
Pandemi Covid-19 Di Indonesia”.
B. Identifikasi, Pembatasan, dan Rumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diidentifikasi
masalah sebagai berikut:
a. Terdapat Perbedaan Pendapat Ulama tentang Ihtikâr.
b. Perbedaan antara Penerapan Ihtikar dengan Monopoli.
c. Praktik Ihtikâr (Penimbunan Barang) pada masa pandemi
covid-19.
d. Perspektif Maqâshid Asy-Syarî‟ah Terhadap Praktik
Ihtikar Di masa Kondisi Pandemi Covid 19.
9 Aminah, “Maqāṣid Asy-Syarī„Ah Pengertian Dan Penerapan Dalam Ekonomi
Islam”, dalam jurnal kajian ilmu-ilmu keislaman, Vol. 03 No. 1 Juni 2017, h. 172
8
e. Praktik Ihtikâr (Penimbunan Barang) Pada Masa Pandemi
Covid-19 di Tinjau dari Aspek Undang Undang dan
Regulasi yang Berlaku.
2. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka dapat dibuat
pembatasan masalah sebagai berikut:
a. Perbedaan antara Penerapan Ihtikâr dengan Monopoli.
b. Praktik Ihtikâr (Penimbunan Barang) pada masa pandemi
covid-19.
c. Perspektif Maqâshid Asy-Syarî‟ah Terhadap Praktik
Ihtikâr Di Tengah Kondisi Pandemi Covid 19.
3. Rumusan Masalah
a. Bagaimana Perspektif Maqâshid Asy-Syarî‟ah terhadap
Praktik Ihtikâr Pada Masa Pandemi Covid-19?
b. Bagaimana Praktik Ihtikâr (Penimbunan Barang) Pada
Masa Pandemi Covid-19 di Tinjau dari Aspek Undang
Undang dan Regulasi yang Berlaku?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang dilakukan adalah:
1. Untuk menambah Pengetahuan dan Wawasan Tentang Praktik
Ihtikâr Pada Masa Pandemi dilihat dari Perspektif Maqâshid
Asy-Syarî‟ah.
9
2. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan Praktik
Penimbunan Barang (Ihtikâr) dan akibat yang di
timbulkannya.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis:
Secara teoritis atau akademis kegunaan dari penelitian ini
diharapkan bisa menambah Khazanah keilmuan hukum syariah
untuk keberlangsungan dan pengembangan dalam studi ekonomi
syariah atau studi-studi lain dalam dunia keislaman lainnya serta
bisa menjadikan sebuah referensi atau perbandingan untuk
penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis:
Secara praktis, penelitian ini diharapkan bisa menjadi
pedoman bagi masyarakat umum dalam memahami masalah-
masalah yang beredar di masyarakat mengenai praktek
penimbunan barang.
E. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini bersifat kualitatif, ciri-ciri dari penelitian
kualitatif adalah pengamatan, wawancara, atau penelaahan
dokumen10
atau sering juga kita istilahkan library research, yaitu
penelitian yang menghimpun data dari bahan tertulis sebagai
objek utama analisanya. Library research juga sering diartikan
dengan sebuah penelitian yang dilakukan di perpustakaan dan
10
Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, vol. 29 (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2011), h. 9
10
dihadapkan dengan beberapa literatur yang ada sesuai dengan
masalah yang dihadapi dalam penelitian tersebut. Salah satu ciri
dari penelitain kualitatif yang penulis ambil yaitu menghimpun
beberapa sumber atau dokumen yang berkaitan dengan fokus
penelitian dan menelaah serta menelitinya.
2. Sumber Pengumpulan Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini hanya
terbatas pada sumber tertulis saja. Sumber data dalam penelitian
ini diklafikasikan menjadi sumber data primer dan sumber data
sekunder.
a. Sumber Data Primer
Jenis data primer merupakan data dasar yang di peroleh
langsung dari sumber pertama atau bahan yang di peroleh
langsung dari sumbernya, diamati dan dicatat untuk pertama
kalinya.11
b. Sumber Data Sekunder
Jenis data sekunder adalah jenis data yang dijadikan sebagai
pendukung data pokok, atau pun dapat didefinisikan sebagai
sumber data yang mampu atau dapat memberikan informasi
atau data tambahan yang dapat memperkuat data pokok.12
Adapun untuk sumber-sumber sekunder yang merupakan
penunjang dalam penelitian ini, penulis mengambil buku-
buku, artikel atau jurnal-jurnal yang berkaitan dengan
maqashid al-syariah, ihtikar dan kondisi pandemi Covid-19,
11
Marzuki, Metodologi Riset, (Yogyakarta: PT. Prasetia Widya Pratama, 2002) h.
56 12
Joko P. Subahyo, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta, 1991), h.87-88
11
baik itu yang melihatnya dari sudut pandang agama atau dari
sudut pandang umum.
3. Teknik pengumpulan data
Penelitian kepustakaan (library reseach) yaitu data
kepustakaan yang diperoleh melalui penelitian kepustakaan
yang bersumber dari peraturan perundang-undangan,
ketetapan fatwa, buku-buku, dokumen resmi, publikasi, dan
hasil penelitian.13
Semua data yang diperoleh akan
dikumpulkan dan dibagi sesuai dengan klasifikasinya.
Selanjutnya disusun secara sistematis menjadi kerangka
berfikir untuk dianalisis. Teknik pengumpulan data yang
penulis gunakan dalam penelitian ini adalah Deduktif,
Induktif dan Deskriptif.
4. Subjek-Objek Penelitian
Subjek pada penelitian ini adalah Maqâshid Asy-Syarî‟ah
sedangkan objek penelitian ini adalah kajian Ihtikâr dalam
Kondisi Covid-19
5. Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan penulis adalah analisis
kualitatif. Analisis kualitatif yang bersifat deskriptif merupakan
metode yang dipakai untuk menggambarkan suatu kondisi atau
keadaan yang sedang terjadi atau berlangsung, tujuannya agar
dapat memberikan data seteliti mungkin mengenai objek
13
Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), h.106
12
penelitian sehingga mampu menggali hal-hal yang bersifat ideal,
kemudian dianalisa berdasarkan pendapat para ulama dan
Maqâshid Asy-Syarî‟ah.14
F. Tinjauan Pustaka
1. Judul penelitian: Kriteria Komoditas Barang Dagangan Yang
Dilarang Di Ihtikar Menurut Imam Al-Ghazali, Anik Fitriyah
Ulfah, Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Syari‟ah Dan Ilmu
Hukum Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Pekanbaru
Riau 2010
Pembahasan: Penelitian tersebut menjelaskan kriteria komoditas
barang dagangan yang dilarang di Ihtikar (penimbunan barang)
menurut al-Ghazali
Aspek Pembeda: Pada penelitian ini tidak hanya menjelaskan
komoditas barang saja tetapi menjelaskan yang berkaitan dengan
praktik Ihtikâr pada kondisi covid-19
2. Judul penelitian: Pemikiran Yusuf Al-Qardhawi Tentang Ihtikar
(Dalam Kitab Halal Haram Fil Islam), Siti Baliza Binti Marukum,
Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Syariah Dan Ilmu Hukum
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Pekanbaru, Riau
2011
14 Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum (Jakarta : kencana, 2010), Cet-6, h.
132
13
Pembahasan: Penelitian tersebut menjelaskan konsep dan
pemikiran Yusuf Qardhawi tentang komoditas barang dagangan
yang haram di ihtikar, yang dikaitkan pada aspek waktu dan
dampaknya secara ekonomi.
Aspek Pembeda: Pada penelitian ini tidak menjelaskan konsep
dan pemikiran Yusuf Qardhawi tentang Ihtikâr tetapi akan
menjelaskan Ihtikâr pada kondisi covid-19.
3. Judul penelitian: Monopoli Perspektif Hadis (Kajian Fiqh Al-
Hadis), Caca Handika, Program Studi Ilmu Hadis Universitas
Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung 2019.
Pembahasan: Penelitian tersebut lebih memfokuskan pada bidang
hadis yang melarang praktek monopoli/penimbunan barang dan
dikhususkan untuk membahas Fiqh Al-Hadis (pemahaman suatu
hadis).
Aspek Pembeda: Pada penelitian ini tidak menjelaskan monopoli
perspektif hadis akan tetapi menjelaskan praktik Ihtikâr pada
kondisi covid-19 dalam tinjauan Maqâshid Asy-Syarî‟ah.
4. Judul jurnal: Hukum Melakukan Penimbunan Harta/Monopoli
(Ihtikâr) Dalam Perspektif Hadis, Sukiati, Fakultas Syari‟ah IAIN
Sumatera Utara 2009
Pembahasan: mencakup inventarisasi hadis-hadis tentang ihtikâr
melalui takhrîj al-hadîts, identifikasi asbâb al-wurûd hadis untuk
14
melihat konteks ketika Rasulullah menyatakannya, penelaahan
terhadap sanad dan matan hadis, analisis pemahaman hadis, dan
upaya istinbâth hukum untuk memperoleh kandungan hukum
yang berkaitan dengan ihtikâr.
Pembeda: Pada penelitian ini tidak menjelasakan hadis-hadis
tentang Ihtikâr melalui takhrîj al-hadîts tetapi akan menjelaskan
Ihtikâr pada kondisi covid-19 dalam tinjauan Maqâshid Asy-
Syarî‟ah.
5. Jurnal Al Mizan: Penimbunan Barang Dalam Perspektif Hukum
Islam, Dra. Hj. Afidah Wahyuni, M.Ag., Dosen Fakultas Syariah
Institut Ilmu Alquran Jakarta 2010
Pembahasan: Ihtikâr dalam perspektif hukum Islam merupakan
taktik perdagangan yang sangat tidak bermoral dan juga tidak
manusiawi, karena praktik perdagangan semacam itu banyak
menimbulkan mudlarat bagi kehidupan manusia.
Aspek Pembeda: Pada penelitian ini tidak menjelaskan Ihtikâr
perspektif hukum islam akan tetapi menjelaskan ihtikar pada
kondisi covid-19 ditinjau Maqâshid Asy-Syarî‟ah.
6. Judul Jurnal: Ihtikâr Dan Permasalahannya Dalam Perspektif
Hukum Islam, Lukman Hakim, Institut Agama Islam Ibrahimy
(IAII) Banyuwangi 2016
15
Pembahasan: Ihtikâr merupakan salah satu praktik bisnis yang
sangat tidak bermoral, dan tidak manusiawi. Olehkarena itu,
praktik bisnis semacam ini akan menimbulkan mudharat yang
berefek bagi kehidupan masyarakat secara umum.
Aspek Pembeda: Pada penelitian ini tidak hanya membahas
permasalahannya saja tetapi akan menjelaskan Ihtikâr pada
kondisi covid-19 ditinjau Maqâshid Asy-Syarî‟ah.
7. Judul jurnal: Penimbunan Barang Perspektif Hukum Ekonomi
Islam, Riska Ariska & Abdul Aziz, Fakultas Syari‟ah dan
Ekonomi Islam IAIN Syekh Nurjati Cirebon.
Pembahasan: penimbunan barang jual beli dalam perspektif
hukum ekonomi islam yang dilarang ialah berupa penimbunan
bahan pokok makanan. Secara ekonomi penjualan bahan pokok
makanan yang ditimbun oleh si penjual yaitu berupa sembako,
yang dapat mengakibatkan terjadinya inflasi, kenaikan harga pada
pasaran yang mengakibatkan pembeli pun merasa kesulitan untuk
mendapatkan barang tersebut tak lain merupakan kebutuhan
pangan tiap harinya
Aspek Pembeda: Pada penelitian ini akan menjelaskan Ihtikâr
pada kondisi covid-19 dalam Maqâshid Asy-Syarî‟ah
16
G. Sistematika Penulisan
Sitematika penulisan menjelaskan tahap-tahap penulisan
pelaporan hasil penelitian. Skripsi ini secara keseluruhan terdiri dari
lima bab sebagai berikut adalah uraian dari setiap bab:
BAB I PENDAHULUAN: Bab ini menjelaskan secara singkat
kenapa penulis memilih judul penelitian, yang didalamnya terdiri dari
latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah,
tujuan dan mafaat penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian dan
yang terakhir sistematika penelitian.
BAB II LANDASAN TEORI: Dalam bab ini, penulis
menjelaskan tentang teori Maqâshid Asy-Syarî‟ah dan Ihtikâr serta
undang-undang dan regulasi yang terkait dengan praktik Ihtikâr di
Indonesia karena merupakan teori utama yang akan digunakan dalam
penelitian ini.
BAB III GAMBARAN UMUM: berisi kajian tentang masa
pandemi covid di Indonesia, dampak praktik Ihtikâr dan pelarangan
perbuatan Ihtikâr di Indonesia.
BAB IV ANALISA: berisi tentang penjelasan mengenai hasil
analisa perspektif Maqâshid Asy-Syarî‟ah terhadap fenomena Ihtikâr
yang terjadi saat ini dan praktik Ihtikâr ditinjau dari UU dan regulasi
yang berlaku.
BAB V PENUTUP: Bab ini berisi kesimpulan dari penelitian
dan rekomendasi. Kesimpulan adalah penyederhanaan dari analisis
data dan dapat ditarik dari hasil pembuktian atau dari uraian yang
telah dideskripsikan pada bab sebelumnya yang behubungan erat
dengan pokok masalah.
91
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dalam bab terakhir ini, penulis berusaha untuk menyimpulkan
dari pembahasan yang telah penulis paparkan terdahulu ditambah
dengan beberapa pandangan untuk studi lebih lanjut dalam bidang
ekonomi secara umum, dan penimbunan barang secara khusus.
1. Dalam praktik Ihtikâr di tengah kondisi pandemi Covid-19
Ihtikâr merupakan praktik perdagangan yang sangat tidak
bermoral dan juga tidak manusiawi, karena praktik perdagangan
semacam itu banyak menimbulkan madlarat bagi kehidupan
manusia. Untuk itu praktik Ihtikâr ini sudah melanggar Maqâshid
Asy-Syarî‟ah yaitu perlindungan jiwa (hifz al-Nafs), perlindungan
akal (hifz al-Aql) dan perlindungan harta (hifz al-mal)
2. Praktik Ihtikâr pada masa pandemi Covid-19 ini banyak sekali
oknum-oknum yang memanfaatkannya dengan memborong
banyak barang untuk ditimbun, tidak hanya bahan makanan
pokok saja melainkan masker dan handsanitizer yang sangat di
butuhkan masyarakat. Dalam Praktik Ihtikâr ini dilarang dan
haram hukumnya berdasarkan oleh Fatwa MUI No. 14 Tahun
2020 Tentang Penyelenggaran Ibadah dalam Situasi Terjadi
Wabah Covid-19. Disamping itu melanggar Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Perdagangan pasal 29, dipertegas
oleh Peraturan Presiden Pasal 2 ayat (7) Nomor 71 Tahun 2015
Tentang Penetapan dan Penyimpanan Barang Kebutuhan Pokok
dan Barang Penting, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
92
5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat. Yang mana pelaku akan mendapat
sanksi pidana yang dapat menjerat pelaku usaha dalam ketentuan
pasal 48 ayat (1) dan (2) 5/1999:
Ayat (1) “Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 4, pasal 9
sampai dengan pasal 14, pasal 16 sampai dengan pasal 19, pasal
25, pasal 27, dan pasal 28 diancam pidana denda serendah-
rendahnya Rp 25.000.000.000,00 (dua puluh lima milyar rupiah)
dan setinggi-tingginya Rp 100.000.000.000,00 (seratus milyar
rupiah), atau pidana kurungan pengganti denda selama-lamanya 6
(enam) bulan”.
Ayat (2) “Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 5 sampai
dengan pasal 8, pasal 15, pasal 20 sampai dengan pasal 24, dan
pasal 26 diancam pidana denda serendah-rendahnya Rp
5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah) dan setinggi-tingginya Rp
25.000.000.000,00 (dua puluh lima milyar rupiah) atau pidana
kurungan pengganti denda selama-lamanya 5 (lima) bulan”.
B. Saran
1. Bahwa persoalan Ihtikâr adalah bentuk dari upaya monopoli
potensi ekonomi dan ini tentu bertentangan dengan Maqâshid
Asy-Syarî‟ah yang berusaha untuk menjaga kemaslahatan
agama, jiwa, akal, harta, dan keturunan. Oleh karena itu
disarankan ada UU dan Peraturan untuk menghalang terjadinya
monopoli sehingga Maqâshid Asy-Syarî‟ah dapat terwujud
dalam kehidupan masyarakat sehari hari.
2. Kepada pelaku ekonomi, khususnya umat islam, hendaklah
menjalankan aktivitas ekonominya sesuai dengan nilai-nilai
93
luhur ajaran islam. Dengan menolak praktik-praktik yang
bertentangan dengan syari‟at yang merugikan masyarakat
banyak. Seyogyanya mendahulukan kepentingan kolektif
daripada kepentingan pribadi di dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya.
94
DAFTAR PUSTAKA
Abdillah, Abu Ibn Muhammad Ibn Yazid al-Qazwini, Sunan Ibn Majah
Beirut: Darul Fikr, t.t
Abdurrahman, Jalaluddin bin Abi Bakr al-Suyuthi, Al-Asybah wa Nazhair,
Semarang: Maktabah wa Mathba‟ah Putra Semarang, t.th
Abu Umar Yusuf, al-Kafi fi Fiqhi Ahli al-Madinah, Bab al-Tas‟ir wa al-
Ihtikar, t.t: Mawqtu Ummi al-Islam, t.th.
Al Subaily, Yusuf, dalam Fiqh Perbankan Syariah : Pengantar Fiqh
Muamalat dan Aplikasinya dalam Ekonomi Modern, Universitas
Islam Imam Muhammad Saud, Riyadh.
Al-„Asqalani, Ibn Hajar, Bulughul Maram Hadis-hadis Ibadah, Muamalah,
dan Akhlak, terj. M. Arifin Kurnia, Bandung: Penerbit Marja, 2018.
Al-Gharyani, Ash-Shadiq Abdurrahman, Fatwa-Fatwa Mu‟amalah
Kontemporer, Surabaya: Pustaka Progressif, 2004.
Al-Ghazali, Benang Tipis Antara Halal dan Haram, Surabaya: Putra Pelajar,
2002.
Ali, Zainuddin, Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Sinar Grafika, 2009.
Al-Malibari, Fathul Mu‟in Syarh Qurrah al ain bi Muhimmatid Din, III, hlm.
24: Ibn Qudama, Asy Syarhul Kabir, IV.
Al-Misr, Ibn Nujaym, al-Bahr al-Raiq Syarh Kanz al-Daqaiq.
Al-Qazhwaini, Abu Abdullah Muhammad bin Yazid, Sunan Ibnu Majah,
Beirut: Dar ElFikr, 1995.
Aminah, Maqāṣid Asy-Syarī„ah Pengertian dan Penerapan dalam Ekonomi
Islam, dalam Jurnal Kajian Ilmu-ilmu Keislaman, Vol. 03 No. 1 Juni
2017.
95
Ariska, Riska dan Abdul Aziz, Penimbunan Barang Perspektif Hukum
Ekonomi Islam, Fakultas Syari‟ah dan Ekonomi Islam IAIN Syekh
Nurjati Cirebon.
Baharuddin, Didin, “Tas‟ir (Price Fixing) dalam Perspektif Maqashid Al-
Syari‟ah”, dalam Jurnal Tahkim, Vol. XIII No. 2 Desember 2017.
Bahsoan, Agil, Maslahah Sebagai Maqashid Al Syariah “Tinjauan dalam
Perspektif Ekonomi Islam”, Jurnal : INOVASI, Volume 8, Nomor 1,
Maret 2011 ISSN 1693-9034.
Busyro, Maqashid Al-Syariah Pengetahuan Mendasar Memahami
Maslahah, Jakarta: Kencana, 2019.
Diana, Ilfi Nur, Hadis-hadis Ekonomi, Malang: UIN-Maliki Press, 2012.
Fauzia, Ika Yunia, Abdul Kadir Riyadi, Prinsip Dasar Ekonomi Islam
(Perspektif Maqashid al-Syariah), Jakarta: PT. Adhitya Andrebina
Agung, 2014.
Hasan, Ali, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam, Jakarta: PT. Raja
Gravindo Persada, 2004.
Indriani, Anggy Lia, “Dampak Covid-19 Terhadap Penimbunan Barang
(Panic Buying)”, Makalah, UIN Antasari: Banjarmasin, 2020.
Ismanto, Kuat, Asuransi Perspektif Maqashid Asy-Syariah, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2016.
Iswandoro, Ekonomi Mikro, Yogyakarta: UUP AMP YKPN, 1990.
Jauhar, Ahmad Al-Mursi Husain, Maqashid Syariah, Jakarta: Sinar Grafika
Offset, 2013.
Kansil, Christine S. T, pokok-pokok pengetahuan hukum dagang Indonesia,
Jakarta: Sinar Grafindo, 2010.
Karim, Adiwarman A, Ekonomi Mikro Islam, Jakarta: Rajawali Pers, 2018.
Marzuki, Metodologi Riset, Yogyakarta: PT. Prasetia Widya Pratama, 2002.
Marzuki, Peter Mahmud, Penelitian Hukum, Jakarta: kencana, 2010.
96
Moleong, Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2011.
Muhammad Ali, e-book Hukum Menimbun Barang Dagangan, hlm. 10, Al-
Furqon, Gresik, Edisi 7 Th. Ke-7, 1429 H
Mukri, Moh, Paradigma Maslahah dalam Pemikiran Al-Ghazali,
Yogyakarta: Pesantren Nawesea Press, 2011.
Qardhawi, Yusuf, Norma dan Etika Ekonomi Islam, Jakarta: Gema Insani
Press, 2016.
_______________, Halal dan Haram, Terjm Tim Kuadran, Bandung: Jabal,
2007.
Qudamah, Ibnu, al-mughni wa al-sarh al-kabir, Beirut: Dar El Fikr, 1992.
Sabiq, As-Sayyid, Fiqh as-Sunnah, Libanon: Dar al-Fikr, 1981.
Sarwat, Ahmad, Maqashid Syariah, Jakarta: Rumah Fiqah, 2019.
____________, Ensiklopedia Fikih Indonesia 7: Muamalat, Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, 2018.
Shidiq, Ghofar, Teori Maqashid Al-Syari'ah Dalam Hukum Islam, dalam
jurnal Sultan Agung, Vol. XLIV No. 118 Juni – Agustus 2009.
Siddiqi, Muhammad Najatullah, Muslim Economy Thinking, Edisi Indonesia
A.M. Saifuddin, Pemikiran Ekonomi Islam, Jakarta: LLPPM, 1996.
Subahyo, Joko P, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek, Jakarta:
Rineka Cipta, 1991.
Taqiyudin, Hilman, “Al-ikhtikar (Penimbunan Barang Dagangan) dan
Peran Pemerintah dalam Menanganinya Guna Mewujudkan
Stabilitas Ekonomi”, dalam Jurnal hukum ekonomi syariah, Vol. 10
No. 1 Januari-Juni 2018.
Tarmizi, Erwandi, Harta Haram Muamalat Kontemporer, Bogor: P.T.
Berkat Mulia Insani, 2018.
97
Yanggo, Chuzaimah T, dan HA. Anshary AZ, (ed) Prolematika Hukum
Islam Kontemporer, Jakarta: Pustaka Firdaus, 1997.
Abdillah, Abu Ibn Muhammad Ibn Yazid al-Qazwini, Sunan Ibn Majah
Beirut: Darul Fikr, t.t
Website
https://www.liputan6.com/news/read/4194775/memburu-penimbun-masker-
corona (Diakses pada tanggal 17 Juni 2020, pukul 14:23 WIB)
http://asyarihasanpas.blogspot.com/ (diakses pada tanggal 2 juni 2020, pukul
17:59)
http://asyarihasanpas.blogspot.com/2009/02/monopoli-dan-ihtikar-dalam-
hukum.html (Diakses pada tanggal 28 Mei 2020, pukul 19.37 WIB)
https://ridwan202.wordpess.com/istilah-agama/ihtikar/ (Diakses pada tanggal
1 Juni 2020, Pukul 12:37 WIB)
http://irwanto1990.blogspot.com/2014/1 0/penimbunan-barang-ihtikar-
menurut-hukum.html?m=1 (Diakses pada tanggal 3 Juni 2020, Pukul
11:27 WIB)
https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt5e4a383e0b8d9/hukum
nya-menimbun-masker-hingga-menyebabkan-kelangkaan-dan-harga-
tinggi/ (Diakses pada tanggal 17 Juli 2020, pukul 15:34 WIB)
https://stoppneumonia.id/informasi-tentang-virus-corona-novel-coronavirus/
(Diakses pada tanggal 11 Juli 2020, pukul 12:39 WIB)
https://id.wikipedia.org/wiki/Pandemi_COVID-19_di_Indonesia#Statistik
(Diakses pada tanggal 11 Juli 2020, pukul 20:16 WIB)
https://tirto.id/yuk-kolaborasi-lawan-covid-19-untuk-atasi-dampak-ekonomi-
eHzg (Diakses pada tanggal 19 Juni 2020, pukul 07:28 WIB)
129
DATA DIRI PENULIS
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Atiqah Maulidiah
Tempat/Tgl Lahir : Malaysia, 14 Juli 1998
Alamat asal : Jl. Jatimakmur Pondok Gede Bekasi
Jenjang Pendidikan : A. Pendidikan Formal
TK Melati Bekasi
MI Al-Muniroh 1 Ujungpangkah Gresik
MTs Al-Muniroh Ujungpangkah Gresik
MA Salafiyah Syafi‟iyah Khoiriyah
Hasyim Seblak Jombang
IIQ Jakarta
B. Pendidikan Non Formal
Pondok Pesantren Salafiyah Syafi‟iyah
Khoiriyah Hasyim Seblak Jombang
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya untuk
digunakan sebagaimana mestinya.
Penulis
Atiqah Maulidiah
16110864