tinjauan psikodinamik psikoterapi dalam studi pencitraan neurologik

6
Tinjauan Psikodinamik Psikoterapi dalam Studi Pencitraan Neurologik Abstrak Akhir akhir ini para peneliti telah mempelajari efek dari terapi pada metabolisme otak atau sinaptik, tapi beberapa penemuan tersebut belum pernah ditinjau ulang. Tinjauan ini secara objektif mendeskripsikan penemuan dari semua studi pencitraan neurologik sebagai bentuk dari terapi psikodinamiik. 11 serial penelitian termasuk dalam sampel akhir, terdiri dari 2 randomized controlled trials, 5 controlled trials, dan 4 serial kasus yang melibatkan 200 orang, 94 orang sehat dan 116 orang dengan gangguan mood, gangguan cemas, gangguan somatoform dan gangguan kepribadian lainnya. Bermacam tehnik pencitraan neurologi digunakan untuk memeriksa aktivitas metabolik regional pada otak dan neurotransmitter sinaps sebelum dan sesudah pengobatan. Penemuan yang paling sering didapat yaitu terjadi peningkatan hasil secara klinis pada aktivitas sinaps yang normal atau aktivitas metabolik di limbik, otak tengah dan bagian prefrontalis. Pendahuluan Keuntungan klinis dari pendekatan terapetik PDT didukung pleh metaanalisis dari beberapa percobaan acak antara lain, 1; perasaan, 2; somatoform, 3; kepribadian dan 4; gangguan campuran. 1

Upload: rianiputri

Post on 18-Nov-2015

222 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Tinjauan Psikodinamik Psikoterapi Dalam Studi Pencitraan Neurologik

TRANSCRIPT

Tinjauan Psikodinamik Psikoterapi dalam Studi Pencitraan NeurologikAbstrakAkhir akhir ini para peneliti telah mempelajari efek dari terapi pada metabolisme otak atau sinaptik, tapi beberapa penemuan tersebut belum pernah ditinjau ulang. Tinjauan ini secara objektif mendeskripsikan penemuan dari semua studi pencitraan neurologik sebagai bentuk dari terapi psikodinamiik.11 serial penelitian termasuk dalam sampel akhir, terdiri dari 2 randomized controlled trials, 5 controlled trials, dan 4 serial kasus yang melibatkan 200 orang, 94 orang sehat dan 116 orang dengan gangguan mood, gangguan cemas, gangguan somatoform dan gangguan kepribadian lainnya. Bermacam tehnik pencitraan neurologi digunakan untuk memeriksa aktivitas metabolik regional pada otak dan neurotransmitter sinaps sebelum dan sesudah pengobatan.Penemuan yang paling sering didapat yaitu terjadi peningkatan hasil secara klinis pada aktivitas sinaps yang normal atau aktivitas metabolik di limbik, otak tengah dan bagian prefrontalis.Pendahuluan Keuntungan klinis dari pendekatan terapetik PDT didukung pleh metaanalisis dari beberapa percobaan acak antara lain, 1; perasaan, 2; somatoform, 3; kepribadian dan 4; gangguan campuran. Tinjauan efek dari psikoterapetik dari penanda pencitraan neurologik termasuk terapi kognitif dan terapi interpersonal telah dipublikasikan. Secara umum, beberapa tinjauan sudah mengatakan bahwa tidak ada perbedaaan yang signifikan jika dibandingkan dengan hasil yang diharapkan pada psikoterapi yang telah sukses. Lebih jauh lagi, perubahan pencitraan neurologik dikaitkan dengan gejala klinis yang berkurang. Bagian otak yang secara spesifik terkait dengan sistem regulasi yaitu amigdala, insula, korteks prefrontalis orbita dan korteks cingula subgenual, daya ingat dan daerah dorsalis prefrontalis.Pada studi ini, kami meninjau ulang studi neurologik yang terkait dengan PDT. Psikoterapi ini berfokus pada identifikasi dan bertujuan ke perasaan bawah sadar, impuls dan konflik yang menghasilkan gejala lebih luas dalam gangguan kepribadian. Dengan mengenali proses ini dan mendalami masalah emosi, pasien dapat dibebaskan dari efek lampau dan dapat mencapai hubungan yang baik serta pengutrangan gejala klinis.Kami berhipotesis bahwa PDT memiliki efek terhadap perbaikan klinis yang paralel pada otak.Metode Kriteria InklusiSemua studi pencitraan neurologik yang melaporkan pengobatan PDT pada orang dewasa yang bukan cedera kepala yang dipublikasikan di Inggris dengan menggunakan abstrak bahasa Inggris dalam kurun waktu sampai Agustus 2013.Prosedur Pencarian Melalui pencarian elektronik yang dilakukan menggunakan PubMed MedlinePsyInfo dan data dari Web of Science denagn diikuti kata kunci psikodinamik, psikoterapi, pengobatan, terapi, neuroimaging, PET, SPECT, SPET, fMRI, functional neuroimaging dan brain imaging. Permintaan juga dikirim kepada anggota peneliti di forum psikoterapi untuk artikel pada topik ini termasuk artikel pers. HasilDari total 107 artikel, 96 studi tereksklusi karena pengobatan bukan psikodinamik atau bahasa yang digunakan bukan bahasa Inggris. 11 studi diinklusi pada seleksi sampel akhir yang melibatkan 200 orang, 94 orang sehat dan 116 orang dengan gangguan mood, gangguan cemas, gangguan somatoform dan gangguan kepribadian lainnya.Intervensi pengobatan dikelompokkan sebagai PDS ketika teridentifikasi oleh protokol pengobatan manual dengan keuntungan yang didapat atau dengan kriteria pada metodologi, termasuk pemusatan intervensi terhadap hubungan dengan terapetik.Pengobatan intervensi diklasifikasikan sebagai PDT saat di definisikan sebagai protocol pengobatan secara manual. Beberapa psikoterapist membuktikan pengobatan intervensi bervaraiasi dari 1-16 secara berseri dilakukan pada pasien rawat jalan dan tidak secara spesifik 2 seri dilakukan terhadap pasien rawat inap. 5 seri dideskripsikan sebagai latihan formal dan pengalaman dari terapis.Pengaturan pengobatan termasuk klinik rawat jalan untuk 8 seri, dengan sesi psikoterapi individu terjadi sekali seminggu atau beberapa kali seminggu. Pengobatan ini melibatkan 16-120 jam dari pengobatan PDT tersebar dalam 4-16 bulan. 3 seri yang lainnya dilakukan pada pasien rawat inap.Metode pencitraan neurologis digunakan dalam seri ini termasuk CT emisi photon tunggal, tomografi emisi positron dan MRI fungsional.Perubahan neuroimaging pasca pengobatan Pada 1 seri, pasien pasca pengobatan dengan gangguan panik merespon terhadap kata-kata bervalensi menunjukkan tidak ada perbedaan dibandingkan dengan control; peningkatan aktivitas metabolic di cermati pada region ventral dan prefrontal, bersamaan dengan penurunan aktivitas di region temporal.Pada seri 2, pasien pasca pengobatan dengan depresi memiliki aktivitas metabolic yang sama terhadap control di region amygdala, hippocampus, dan prefrontal kortex dorsal pada respon terhadap stimulus hubungan-tambahan ; diperlakukan terhadap kasus dengan aktivasi sedikit dibanding control pada korteks subgenual singulata. Pada seri ke 3 dan 4, pasien dengan gangguan somatoform menunjukkan peningkatan yang signifikan menuju normalisasi.Sewaktu diperlihatkan dengan paradigm empati dibandingkan dengan paradigm control, pasien menunjukkan peningkatan yang signifikan terhadap normalisasi dari aktivitas otak dengan emosi marah di regio gyrus parahipocampus, amygdala, gyrus temporal superior, insula posterior dan gyrus postsentralis.Studi sinaps neurotransmitterDari 6 seri dari sinaps neurotransmitter dilaporkan peningkatan terhadap normalisasi pada pengukuran pencitraan neurologis setelah PDT.Peningkatan ikatan serotonin otak tengah (SERT) terhadap normalisasi atau nilai control yang diamati pada total agregasi 16 pasien dengan depresi yang atipikal berat sampai sedang atau borderline gangguan kepribadian dengan depresi ringan.Peningkatan SERT juga ditemukan di medial prefrontal korteks dan thalamus dari 1 pasien dengan gangguan kepribadian borderlinedenga depresi ringan.Dalam kasus yang lain, kasus tunggal dari gangguan distimik dan hipomanik menunjukkan penurunan di SERT otak tengah setelah pengobatan. Dengan memperhatikan berat jenis pengikat dopamine, level garis normal dan pasca pengobatan yang ditemukan pada striatum pada pasien depresi atipikal dan tipikal. Bagaimanapun, massa jenis ikatan dopamine pengikat berkurang terhadap normalisasi pada kasus depresi dan hipomanik. Diskusi Kesimpulannya, data menunjukkan bahwa PDT berkorelasi dengan perubahan spesifik neurobiologik pada berbagai populasi berbeda. Penelitian lebih lanjut diindikasikan untuk mempelajari perubahan otak, untuk mempelajari PDT dan antara model psikoterapi dalam hal mengidentifikasi komposisi spesifik dari terapaetik pada populasi yang lebih spesifik.1