tinjauan pustaka

4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PETA 2.1.1 PETA TOPOGRAFI Berasal dari bahasa yunani, topos yang berarti tempat dan graphi yang berarti menggambar. Peta topografi memetakan tempat-tempat dipermukaan bumi yang berketinggian sama dari permukaan laut menjadi bentuk garis-garis kontur, dengan satu garis kontur mewakili satu ketinggian. Peta topografi mengacu pada semua ciri-ciri permukaan bumi yang dapat diidentifikasi, apakah alamiah atau buatan, yang dapat ditentukan pada posisi tertentu. Oleh sebab itu, dua unsur utama topografi adalah ukuran relief (berdasarkan variasi elevasi axis) dan ukuran planimetrik (ukuran permukaan bidang datar). Peta topografi menyediakan data yang diperlukan tentang sudut kemiringan, elevasi, daerah aliran sungai, vegetasi secara umum dan pola urbanisasi. Peta topografi juga menggambarkan sebanyak mungkin ciri-ciri permukaan suatu kawasan tertentu dalam batas-batas skala. Kelebihan Peta Topografi yaitu : 1. Untuk mengetahui ketinggian suatu tempat. 2. Untuk memperkirakan tingkat kecuraman atau kemiringan lereng. Beberapa ketentuan pada peta topografi: 1. Makin rapat jarak kontur yang satu dengan yang lainnya menunjukkan daerah tersebut semakin curam. Sebaliknya semakin jarang jarak antara kontur menunjukkan daerah tersebut semakin landai.

Upload: renita-elizabeth

Post on 26-Sep-2015

9 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Tinjauan Pustaka

TRANSCRIPT

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1PETA

2.1.1PETA TOPOGRAFI

Berasal dari bahasa yunani,toposyang berarti tempat dangraphiyang berarti menggambar. Peta topografi memetakan tempat-tempat dipermukaan bumi yang berketinggian sama dari permukaan laut menjadi bentuk garis-garis kontur, dengan satu garis kontur mewakili satu ketinggian. Peta topografi mengacu pada semua ciri-ciri permukaan bumi yang dapat diidentifikasi, apakah alamiah atau buatan, yang dapat ditentukan pada posisi tertentu.

Oleh sebab itu, dua unsur utama topografi adalah ukuran relief (berdasarkan variasi elevasi axis) dan ukuran planimetrik (ukuran permukaan bidang datar). Peta topografi menyediakan data yang diperlukan tentang sudut kemiringan, elevasi, daerah aliran sungai, vegetasi secara umum dan pola urbanisasi. Peta topografi juga menggambarkan sebanyak mungkin ciri-ciri permukaan suatu kawasan tertentu dalam batas-batas skala.

Kelebihan Peta Topografi yaitu :

1.Untuk mengetahui ketinggian suatu tempat.

2.Untuk memperkirakan tingkat kecuraman atau kemiringan lereng.

Beberapa ketentuan pada peta topografi:

1.Makin rapat jarak kontur yang satu dengan yang lainnya menunjukkan daerah tersebut semakin curam. Sebaliknya semakin jarang jarak antara kontur menunjukkan daerah tersebut semakin landai.

2.Garis kontur yang diberi tanda bergerigi menunjukkan depresi (lubang/cekungan) di puncak, misalnyapuncak gunung yang berkawah.

3.Peta topografi menggunakan skala besar, antara 1 : 50.000 sampai 1 : 100.000.

Peta topografi dapat juga diartikan sebagai peta yang menggambarkan kenampakan alam (asli) dan kenampakan buatan manusia, diperlihatkan pada posisi yang benar. Selain itu peta topografi dapatdiartikan peta yang menyajikan informasi spasial dari unsur-unsur pada muka bumi dan dibawah bumi meliputi, batas administrasi, vegetasi dan unsur-unsur buatan manusia.

2.1.2PETA TEMATIK

Peta tematikadalah peta yang isinya mengutamakan penggambaran objek tertentu.Petatematik juga disebut sebagai peta statistik ataupun peta khusus, yaitupetadengan obyek khusus.

Tujuan utamanya adalah untuk secara spesifik mengkomunikasikan konsep dan data. Contohpetatematik yang biasa digunakan dalam perencanaan termasukpetakadastral (batas pemilikan),petazona (yaitupetarancangan legal penggunaan lahan),petatata guna lahan,petakepadatan penduduk, petakelerengan, petageologi, petacurah hujan danpetaproduktivitas pertanian(Anonim, 1992).

Pemilihan sumber data disesuaikan dengan maksud dan tujuan pembuatanpetaserta keadaan medan yang dihadapi. Terdapat beberapa sumber data yang digunakan pada pemetaan yaitu dengan pengamatan langsung di lapangan, dengan penginderaan jauh atau daripetayang sudah ada (base map). Secara khusus,petapengelolaan hutan berisikan tentang kejelasan pemilikan (batas-batas kadastral maupun administratif), wilayah itu sendiri dan hasil inventarisasi yang menunjukkan unit-unit tegakan yang seragam. Karena kegiatan survey lapangan umumnya sangat mahal, makapetahutan biasanya digambarkan dari potret udara dengan penafsiran. Kegiatan di lapangan hanya diperlukan untuk pembuktian apakan penafsiran sudah betul atau belum dan juga melengkapi rincian di lapangan yang tidak dapat dilihat secara langsung pada potret(Sumaryono, 1995).

2.2KONVERSI DATA DIGITAL

Kemajuan di bidang teknologikhususnya di bidang Komputermengakibatkan suatu peta bukan tidak lagi disajikan dalam bentuk analog (pada selembar kertas,real maps, atau hardcopy) tetapi juga dapatdisimpan dalam bentuk digital. Hal ini dilakukan agar peta dapat disajikan pada layar monitor yangdikenal dengan peta maya (Virtualmapsatau softcopy).

Proses digitasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara manual dan digitasi on-screen. Cara manual dilakukan dengan menggunakan suatu interface yang disebut alat digitizer. Adanya alat yang disebut dengan scanner, memungkinkan cara manual dilakukan tanpa menggunakan digitizer tapi dengan suatu teknik yang disebut digitasi on screen.

Metode digitasi on-screen dilakukan menggunakan perangkat lunak (software). Perangkat lunak yang dapat digunakan dalam digitasi misalnya AutoCAD, R2V, ArcView, dan lain-lain.

Proses pendigitasian peta terdiri dari beberapa tahapan yaitu penyiapan peta-peta yang akan didigitasi, perekaman koordinat-koordinat peta (digitasi aktual), pengeditan dan perbaikan data sebelum penyimpanan dalam bentuk peta basis data, dan pemasukan data atribut yang beragam sesuai data spasial. Adapun cara kerja pembuatan peta digital dari peta analog adalah dengan mengkonversi fitur-fitur spasial pada peta menjadi kumpulan koordinat (x, y) menggunakan perangkat software.

Proses konversi peta analog menjadi peta digital dapat dilakukan dengan beberapa metode. Metode yang sering dilakukan adalah :

a. Digitasi peta analog dengan digitizer

b. Scanning peta

c. Produksi peta digital

d. Masukan manual dari koordinat terkomputasi dan perhitungan

e. Transfer dari sumber data digital

Hasil dari proses digitalisasi dapat disimpan dalam dua format yang berbeda yaitu raster dan vektor. Kedua format data digital tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri , namun perkembangan teknologi telah memungkinkan konversi dari kedua format dilakukan dalam waktu yang cepat sehingga perbedaan antara keduanya tidak terlalu dipermasalahkan.

Secara umum proses pemetaan digital dibagi ke dalam tiga tahap pekerjaan sebagai berikut:

1. Data input

Data input yang dimaksud dapat berupa data survei lapangan baik dengan menggunakan theodolite, total station, ataupun GPS yang telah diproses menjadi data koordinat, peta analog yang sudah ada, hasil interpretasi foto udara atau citra satelit. Data analog ini perlu dilakukan