tinjauan pustaka diabetes melitus blok 2 modul 1 (backup)

13
Prinsip - Prinsip Dasar dan Pengelolaan Penyakit Diabetes Melitus Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta. Abstrak : Diabetes mellitus merupakan penyakit kronis yang membutuhkan penanganan serius secara terus menerus oleh tenaga kesehatan maupun oleh penderita sendiri. Proaktif sangat penting untuk mencegah timbulnya komplikasi. Banyak aspek yang harus dimengerti, diwaspadai, dan diperhatikan oleh penderita diabetes untuk tetap mempertahankan kondisi kesehatan mereka. Beberapa ciri atau gejala umum yang terlihat jika seseorang menderita diabetes melitus adalah banyak kencing, mudah haus dan lapar, badan lemas, kemampuan penglihatan berkurang, kelainan pada kulit, infeksi saluran kemih, dll. Untuk mendiagnosis penyakit diabetes melitus dapat dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium atau penunjang yang mencakup beberapa test. Terdapat empat prinsip dasar yang harus dilakukan oleh penderita untuk mengelola diabetes mellitus, yaitu edukasi, perencanaan makan dan diet, aktifitas jasmani, dan konsumsi obat bila perlu. Kata Kunci : diabetes melitus, diagnosis, gejala umum, mengelola. Tinjauan Heryputra MJ

Upload: mario-johan-heryputra

Post on 26-Oct-2015

40 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tinjauan Pustaka Diabetes Melitus Blok 2 Modul 1 (BackUp)

Prinsip - Prinsip Dasar dan Pengelolaan Penyakit Diabetes Melitus

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta.

Abstrak : Diabetes mellitus merupakan penyakit kronis yang membutuhkan penanganan serius secara terus menerus oleh tenaga kesehatan maupun oleh penderita sendiri. Proaktif sangat penting untuk mencegah timbulnya komplikasi. Banyak aspek yang harus dimengerti, diwaspadai, dan diperhatikan oleh penderita diabetes untuk tetap mempertahankan kondisi kesehatan mereka. Beberapa ciri atau gejala umum yang terlihat jika seseorang menderita diabetes melitus adalah banyak kencing, mudah haus dan lapar, badan lemas, kemampuan penglihatan berkurang, kelainan pada kulit, infeksi saluran kemih, dll. Untuk mendiagnosis penyakit diabetes melitus dapat dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium atau penunjang yang mencakup beberapa test. Terdapat empat prinsip dasar yang harus dilakukan oleh penderita untuk mengelola diabetes mellitus, yaitu edukasi, perencanaan makan dan diet, aktifitas jasmani, dan konsumsi obat bila perlu.

Kata Kunci : diabetes melitus, diagnosis, gejala umum, mengelola.

Abstract : Diabetes mellitus is a chronic disease that requires continually serious treatment by the health workers or by patients themselves. Proactive education is very important to prevent complications. Many aspects that must be understood, watch out for, and cared for by people with diabetes to maintain their health condition. Some common characteristics or symptoms that appear when a person suffering from diabetes mellitus is a lot of urine, easy thirsty and hungry, weak body, reduced vision capabilities, skin disorders, urinary tract infections, etc. To diagnose diabetes mellitus can be by anamnesis, physical examination, and laboratory examination or support that includes multiple tests. There are four basic principles that must be done by patients to manage diabetes mellitus, that is; education, meal planning and diet, physical activity, and consumption of drugs if necessary.

Keywords : diabetes melitus, diagnosis, general symptoms, managing.

Tinjauan Pustaka

Heryputra MJ

Page 2: Tinjauan Pustaka Diabetes Melitus Blok 2 Modul 1 (BackUp)

Pendahuluan

Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu penyakit kronis gangguan metabolisme

yang ditandai oleh adanya peningkatan kadar glukosa darah di atas normal, akibat gangguan

sekresi dan atau resistensi hormon insulin. Penyakit ini merupakan penyakit yang disandang

seumur hidup oleh penderitanya dan membutuhkan penanganan medis yang terus menerus

sepanjang umur agar kadar glukosa dalam darah dapat dikendalikan senormal mungkin.

Peningkatan kadar glukosa darah yang tidak terkendali dalam jangka waktu yang lama dapat

berpotensi menimbulkan kerusakan, gangguan fungsi dan kegagalan berbagai organ.

Penyakit diabetes melitus (DM) atau yang biasa disebut kencing manis telah menjadi

penyebab kematian utama kedua pada penduduk usia 45-54 tahun di wilayah perkotaan. gaya

hidup yang tidak sehat menjadi pemicu utama peningkatan kasus diabetes di Indonesia.

Tujuan kita mengetahui gejala,faktor risiko,diagnosis dan mengelola diabetes adalah

untuk meningkatkan kualitas hidup diabetesi dan menghilangkan keluhan atau

gejala,mempertahankan rasa nyaman dan bisa mengendalikan gula darah kita,utamanya untuk

mencegah dan menghambat terjadinya komplikasi. Semua ini akan menurunkan angka kesakitan

dan risiko kematian akibat diabetes. Studi terbesar dan terlama yang dilakukan di Inggris,yaitu

United Kingdom Prospective Diabetes Study (UKPDS) menunjukkan bahwa mengendalikan

kadar gula darah dapat menurunkan risiko terjadinya komplikasi pada retina mata yang berakhir

dengan kebutaan,komplikasi ginjal, dan komplikasi saraf. Dengan mengendalikan tekanan darah

akan menurunkan risiko terjadinya stroke,kematian dan gagal jantung, komplikasi ginjal, retina.

Menurunkan kolesterol akan menguruangi risiko serangan jantung,stroke dan amputasi kaki.

Page 3: Tinjauan Pustaka Diabetes Melitus Blok 2 Modul 1 (BackUp)

Pembahasan

I ) Klasifikasi Diabetes Melitus

DM tipe 1

- Kerusakan fungsi sel beta di pankreas

- Autoimun, idiopatik

DM Tipe 2

Menurunnya produksi insulin atau berkurangnya

daya kerja insulin atau keduanya.

DM tipe lain:

Karena kelainan genetik, penyakit pankreas, obat, infeksi, antibodi, sindroma penyakit

lain.

DM pada masa kehamilan = Gestasional Diabetes

Pada DM dengan kehamilan, ada 2 kemungkinan yang dialami oleh si Ibu:

1. Ibu tersebut memang telah menderita DM sejak sebelum hamil

2. Si ibu mengalami/menderita DM saat hamil

Klasifikasi DM dengan Kehamilan menurut Pyke:

Klas I : Gestasional diabetes, yaitu diabetes yang timbul pada waktu hamil dan

Menghilang setelah melahirkan

Klas II : Pregestasional diabetes, yaitu diabetes mulai sejak sebelum hamil dan berlanjut

setelah hamil.

Klas III : Pregestasional diabetes yang disertai dengan komplikasi penyakit pembuluh

darah seperti retinopati, nefropati, penyakit pemburuh darah panggul dan

pembuluh darah perifer.

Page 4: Tinjauan Pustaka Diabetes Melitus Blok 2 Modul 1 (BackUp)

90% dari wanita hamil yang menderita Diabetes termasuk ke dalam kategori DM

Gestasional (Tipe II) dan DM yang tergantung pada insulin (Insulin Dependent Diabetes

Mellitus = IDDM, tipe I)

II) Gejala Klinis

Beberapa hal yang menyebabkan pasien memeriksakan diri ke dokter yang merupakan

gejala umum dan didiagnosis sebagai penderita diabetes mellitus ialah :

Banyak Kencing (poliuria)

Haus dan banyak minum (polidipsia), lapar (polifagia).

Letih Lesu

Pandangan Kabur

Kelainan pada kulit (gatal, bisul – bisul).

Kelainan ginekologis (keputihan).

Kesemutan, rasa baal.

Luka atau bisul yang tak sembuh – sembuh

Infeksi Saluran Kemih

III) Komplikasi

Penanganan diabetes mellitus yang tidak baik dapat mengakibatkan timbulnya

komplikasi pada berbagai organ tubuh seperti mata, jantung, ginjal, kaki, saraf, pembuluh darah,

dll. Komplikasi diabetes mellitus dibagi menjadi :

Komplikasi Akut

- Koma hipoglikemi

- Koma ketoasidosis

Komplikasi Kronik

- Mikrovaskular (ginjal dan mata)

- Makrovaskular ( jantung koroner, pembuluh darah kaki, pembuluh darah otak)

Page 5: Tinjauan Pustaka Diabetes Melitus Blok 2 Modul 1 (BackUp)

- Mikro dan Makrovaskular (neuropati, mudah timbul infeksi)

IV) Diagnosis

Kriteria Diagnosis:

1. Gejala klasik DM + gula darah sewaktu ≥ 200 mg/dl. Gula darah sewaktu

merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa memerhatikan waktu

makan terakhir. Atau:

2. Kadar gula darah puasa ≥ 126 mg/dl. Puasa diartikan pasien tidak mendapat

kalori tambahan sedikitnya 8 jam. Atau:

3. Kadar gula darah 2 jam pada TTGO ≥ 200 mg/dl. TTGO dilakukan dengan

Standard WHO, menggunakan beban glukosa yang setara dengan 75 g glukosa

anhidrus yang dilarutkan dalam air.

Cara pelaksanaan TTGO (WHO, 1994)

• Tiga hari sebelum pemeriksaan tetap makan seperti kebiasaan sehari-hari

(dengan karbohidrat yang cukup) dan tetap melakukan kegiatan jasmani seperti

biasa.

• Berpuasa paling sedikit 8 jam (mulai malam hari) sebelum pemeriksaan, minum

air putih tanpa gula tetap diperbolehkan

• Diperiksa kadar glukosa darah puasa

• Diberikan glukosa 75 g (orang dewasa), atau 1,75 g/Kg BB (anak-anak), dilarutkan

dalam 250 ml air dan diminum dalam waktu 5 menit

• Berpuasa kembali sampai pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan 2 jam

Page 6: Tinjauan Pustaka Diabetes Melitus Blok 2 Modul 1 (BackUp)

setelah minum larutan glukosa selesai

• Diperiksa kadar glukosa darah 2 jam sesudah beban glukosa

• Selama proses pemeriksaan, subyek yang diperiksa tetap istirahat dan tidak

merokok.

Apabila hasil pemeriksaan tidak memenuhi kriteria normal atau DM, maka dapat digolongkan ke

dalam kelompok TGT (Toleransi Glukosa Terganggu) atau GDPT (Glukosa Darah Puasa

Terganggu) dari hasil yang diperoleh.

- TGT : glukosa darah plasma 2 jam setelah pembebanan antara 140 – 199 mg/dl

- GDPT : glukosa darah puasa antara 100 – 125

V) Penatalaksanaan

Beberapa hal yang harus dilakukan pada saat pertama kali :

1. Anamnesis

Perlu ditanyakan beberapa data yang diperlukan untuk informasi tenaga medis seperti

keluhan, data-data laboratorium yang pernah diperiksa, pola makan, aktifitas fisik sehari-

hari, riwayat pengobatan sebelumnya, komplikasi yang pernah dialamai, penyakit lain,

kebiasaan hidup, merokok, riwayat keluarga, dll.

2. Pemeriksaan fisik

Perlu dilakukan pemeriksaan fisik umum untuk mendeteksi penyakit, selain itu

diperlukan pula pemeriksaan tinggi dan berat badan, tekanan darah, denyut nadi, keadaan

mulut dan gigi geligi, kelenjar tiroid, jantung, pembesaran hati, kaki, kulit, dan

pemeriksaan neurologis.

3. Pemeriksaan Laboratorium dan Penunjang

Selain pemeriksaan fisik diperlukan juga beberapa pemeriksaan laboratorium, seperti;

glukosa darah puasa dan 2 jam setelah makan, profil lipid, kreatinin darah, urinalisis,

elektrokardiografi, foto toraks, serta konsultasi dengan dokter ahli mata untuk melihat

adanya retinopati diabetic.

Page 7: Tinjauan Pustaka Diabetes Melitus Blok 2 Modul 1 (BackUp)

VI) Pengelolaan Diabetes Melitus.

- Edukasi

Diabetes umumnya terjadi karena pola gaya hidup dan perilaku yang telah terbentuk

dengan kokoh. Keberhasilan pengelolaan diabetes mandiri membutuhkan partisipasi aktif

pasien, keluarga dan masyarakat. Untuk mencapai keberhasilan perubahan perilaku

dibutuhkan edukasi yang komprehensif, pengembangan ketrampilan dan motivasi.

Pengetahuan yang menyeluruh merupakan inti keberhasilan dari pengelolaan diabetes

mellitus.

- Perencanaan Makan/Perencanaan Diet

Perencanaan makan merupakan salah satu pilar utama dalam pengelolaan diabetes

mellitus. Meskipun sampai saat ini tidak ada satupun pola perencanaan makan yang

sesuai untuk semua pasien, perencanaan makan tetap harus dibuat sesuai dengan

kebiasaan masing-masing individu. Makanan yang dikonsumsi sangat mempengaruhi

orang yang menderita diabetes mellitus. Orang yang menderita diabetes mellitus

hendaknya mengkonsumsi makanan yang memiliki kadar gula rendah.

- Latihan Jasmani

Pada waktu olahraga, ambilan glukosa oleh otot yang sedang aktif bergerak meningkat 7-

20 kali lipat, tergantung pada intensitas gerak yang dilakukan. Glikogen hati digunakan

untuk memenuhi kebutuhan glukosa, oleh karena itu glukosa tetap dalam keadaan

seimbang. Latihan jasmani berperan penting dalam mengelola diabetes mellitus. Latihan

jasmani mengatur kadar gula dalam darah agar tetap seimbang. Latihan jasmani yang

teratur dapat menurunkan berat badan dan memperbaiki sensitivitas terhadap insulin,

sehingga akan memperbaiki kendali glukosa darah.

- Intervensi Farmakologis

Page 8: Tinjauan Pustaka Diabetes Melitus Blok 2 Modul 1 (BackUp)

Intervensi farmakologik ditambahkan jika sasaran glukosa darah belum tercapai dengan

pengaturan makan dan latihan jasmani.

VII) Obat Diabetes Melitus.

Meningkatkan jumlah insulin :

- Sulfonilurea (glipizide GITS, glibenclamide, dsb.)

- Meglitinide (repaglinide, nateglinide)

- Insulin injeksi

Meningkatkan sensitivitas insulin

- Biguanid/metformin

- Thiazolidinedione (pioglitazone, rosiglitazone)

Memengaruhi penyerapan makanan

- Acarbose

Hati-hati risiko hipoglikemia berikan glukosa oral (minuman manis atau permen)

Kesimpulan

Pengetahuan dan edukasi akan diabetes melitus sangat diperlukan bagi para

penderita. Pengetahua yang menyeluruh dan mendalam akan membantu penderita diabetes

melitus untuk menjaga kondisi kesehatannya. Kualitas hidup dari penderita diabetes melitus juga

dapat meningkat dengan mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan diabetes melitus seperti

prinsip dasar, diagnosa, pencegahan, pengelolaan, dan pengobatan diabetes melitus.

Page 9: Tinjauan Pustaka Diabetes Melitus Blok 2 Modul 1 (BackUp)

Daftar Pustaka

1. Yunir Em. Prinsip pengelolaan diabetes mellitus tipe 2 pada tingkat pelayanan primer.

Maj Kedokt Indon 2005 Maret;55: 148-53.

2. Yuliana, Mayasari EKE, Santoso M, Ndraha S. Komplikasi diabetes melitus pada

anggota klub olahraga diabetes persadia RSUD Koja. Artikel Penelitian Fak Kedokt

Ukrida 2004; 1-16

3. Diabetes melitus. Edisi November 2003. Diunduh dari www.usupress.usu.ac.id, 17

November 2009.

4. Price SA, Wilson LMC. Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit. 6th ed.

Jakarta: EGC; 2006.

5. Tedjapranata M. Diabetes diusia lanjut memang berbahaya tapi dapat dijinakan. Edisi

Januari 2009. Diunduh dari http://gbimawarsaron.com/kesehatan/27-diabetes-mellitus, 17

November 2009.

6. Organisasi Org. Informasi diabetes melitus / kencing manis / penyakit gula darah-

pengertian, definisi, pencegahan, perawatan, petunjuk, dll. Edisi 25 Juni 2006. Diunduh

dari www.organisasi.org, 17 November 2009.

7. Kompas.com. Diabetes penyebab kematian utama kedua di perkotaan. Edisi 7 November

2009. Diunduh dari http://indodiabetes.com/diabetes-penyebab-kematian-utama-kedua-

di-perkotaan.html, 17 November 2009.