tinjauan pustaka pediatri

Upload: ngurahdwiky

Post on 07-Aug-2018

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/20/2019 Tinjauan pustaka pediatri

    1/12

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. DEFINISI

    Kolestasis neonatal di definisikan sebagai hiperbilirubin terkonjugasi yang terjadi

    pada bayi baru lahir yang terjadi sebagai akibat dari aliran empedu yang berkurang

    atau terhambat. Hiperbilirubinemia yang terjadi pada neonatus didefinisikan apabila

    bilirubin terkonjunggasi atau bilirubin direk memiliki kadar >1mg /dl, bila bilirubin

    total

  • 8/20/2019 Tinjauan pustaka pediatri

    2/12

  • 8/20/2019 Tinjauan pustaka pediatri

    3/12

    (ytomegalo 8irus ini tidak dapat digunakan dalam mendiagnosis dari penyebab

    terjadinya kolestasis. enilaianatau pengukuran pp 5 antigen dan B;C dan B

    lebih spesifik dan lebih dapat diukur bila uji biokimia dan histologi juga

    menunjukan kearah kolestasis tersebut, sebagai pertanda peningkatan dari serum

    ferritin dan tidak terkoreksinyakoagulopati berhubungan dengan biopsi dari

    mukosa bukal dari mulut 2,

    b. Kelainan hepatosit

    Kelainan primer terjadi pada hepatosit menyebabkan gangguan

    pembentukan dan aliran empedu. Hepatosit neonatus mempunyai (adangan asam

    empedu yang sedikit, fungsi transport masih prematur, dan kemampuan sintesa

    asam empedu yang rendah sehingga mudah terjadi kolestasis.+nfeksi merupakan

    penyebab utama yakni 8irus, bakteri, dan parasit. ada sepsis misalnya kolestasis

    merupakan akibat dari respon hepatosit terhadap sitokin yang dihasilkan pada

    sepsis. 2

    Hepatitis neonatal adalah suatu deskripsi dari 8ariasi yang luas dari

    neonatal hepatopati, suatu inflamasi nonspesifik yang disebabkan oleh kelainan

    genetik, endokrin, metabolik, dan infeksi intra#uterin. ;empunyai gambaran

    histologis yang serupa yaitu adanya pembentukan multinucleated giant cell

    dengan gangguan lobuler dan serbukan sel radang, disertai timbunan trombus

    empedu pada hepatosit dan kanalikuli. $iagnosa hepatitis neonatal sebaiknya

    tidak dipakai sebagai diagnosa akhir, hanya dipakai apabila penyebab 8irus,

    bakteri, parasit, gangguan metabolik tidak dapat ditemukan. 2

    2.0. PATOFISIOLOGI

    Metaboli&-e E-*e/,

    ?ahapan metabolisme bilirubin berlangsung dalam fase yaitu fase

    prehepatik, intrahepatik dan ekstrahepatik.

    # Aase rehepatik

    =ilirubin merupakan hasil peme(ahan hemoglobin. Hemoglobin yang

    dilepaskan dari sel se'aktu sel darah merah pe(ah, akan segera difagosit oleh

    jaringan makrofag sistem retikuloendotelial 3 di hampir seluruh tubuh, terutama di

    hati sel-sel kupffer 3, limpa, sumsum tulang. Hemoglobin dipe(ah menjadi heme dan

    globin yang mana globin akan didegradasi menjadi asam amino dan akan kembali ke

    sirkulasi, sedangkan heme akan dioksidasi oleh heme oksigenase menjadi bili8erdin,

    3

  • 8/20/2019 Tinjauan pustaka pediatri

    4/12

    Ae dan karbon monoksida. Kemudian bili8erdin akan direduksi menjadi bilirubin

    indirek/tak terkonjugasi oleh en%im bili8erdin reduktase. 6emua proses tersebut

    terjadi di limpa. =ilirubin indirek kemudian diba'a ke hati melalui aliran darah.

    Karena sifatnya yang tidak larut dalam air maka dibutuhkan ikatan dengan albumin

    plasma dan di transport dalam kombinasi ini melalui darah dan (airan interstisial.

    =ilirubin ini mempunyai daya larut yang tinggi terhadap lemak dan ke(il sekali

    terhadap air, sehingga pada reaksi van den Bergh , %at ini harus dilarutkan dahulu

    dalam akselerator seperti methanol atau etanol, oleh karena itu disebut bilirubin

    indirek. 7at ini sangat toksik terutama untuk otak. engikatan dengan albumin

    merupakan upaya tubuh untuk menyingkirkan bilirubin indirek dari tubuh dengan

    segera. $aya ikat albumin#bilirubin kapasitas ikat total3 berkisar #4 mg/dl. Dbat

    seperti asetil salisilat, tiroksin dan sulfonamid dapat mengadakan kompetisi terhadap

    ikatan ini.

    # Aase +ntrahepatik

    $alam beberapa jam, bilirubin indirek diabsorpsi melalui membran sel hati.

    =ilirubin indirek mudah memasuki hepatosit berkat adanya protein akseptor

    sitoplasmik E dan 7 hepatosit. roses tersebut dapat dihambat oleh anion organik

    seperti asam flavasidik , beberapa bahan kolestogarafik.

    6e'aktu memasuki sel hati, bilirubin dilepaskan dari albumin plasma dan segera setelah itu kira#kira : !

    dikonjugasi dengan asam glukoronat yang berasal dari asam uridin

    diposfoglukoronat dengan bantuan enzim glukoronil transferase . Hasil gabungan ini

    larut dalam air, sehingga disebut bilirubin direk atau bilirubin terikat bilirubin

    konjugasi3. 6elain dalam bentuk diglukoronida dapat juga dalam bentuk ikatan

    monglukoronida atau ikatan dengan glukosa, Fylosa dan sulfat. =ilirubin konjugasi

    dikeluarkan melalui proses yang tergantung dari energi ke dalam sistem bilier.=ilirubin yang diekskresikan ke dalam usus akan dirubah menjadi sterkobilin. n%im

    glukoronil transferase diinduksi oleh fenobarbital. Aenobarbital juga menambah

    protein akseptor E. strogen dan progestin yang berasal dari ibu dan steroid dapat

    menghambat konjugasi bilirubin dalam hati. =ilirubin direk atau bilirubin konjugasi

    dikeluarkan melalui membran kanalikuli ke saluran empedu proses traspor aktif.

    Dbat seperti klorpromazin dapat memblokade proses ini demikian juga adanya

    bendungan ekstrahepatal dan kerusakan sel hati. =ila terjadi blokade, maka bilirubin

    direk akan mengalami regurgitasi sehingga kembali ke dalam plasma. =ilirubin direk

    4

  • 8/20/2019 Tinjauan pustaka pediatri

    5/12

    ditampung dalam kantong empedu yang kemudian dikeluarkan ke dalam saluran

    pen(ernaan.

    # Aase kstrahepatik 6ekali berada didalam usus, kira#kira setengah dari bilirubin direk akan

    direduksi oleh bakteri menjadi urobilinogen, yang mudah larut. 6ebagian besar

    diekskresikan kembali oleh hati ke dalam usus, masuk ke dalam darah, dan kira#kira

    5! diekskresikan oleh ginjal ke dalam urin. =ilirubin direk sebagian besar diserap

    oleh ileum terminal se(ara aktif, sebagian ke(il yang tidak diserap masuk ke dalam

    kolon, dirusak oleh bakteri usus manjadi bilirubin indirek. 6ebagian dari bilirubin ini

    diserap se(ara pasif oleh kolon melalui 8ena porta bilirubin ini memasuki hati dan

    dikeluarkan lagi ke dalam sistem bilier sirkulasi enterohepatik 3.4

    Ketika kolestasis terjadi konjugasi dari bilirubin terus berlanjut sedangkan

    ekskresinya berkurang. ;ekanisme yang mana menyebabkan bilirubin terkonjugasi

    teregurgitasi kedalam serum kurang jelas dipahami. $iduga pada kolestasis tipe

    hepatoseluler pembentukan dari bilirubin terkonjugasi akan ter efflux langsung dari

    hepatosit melalui proses difusi atau eksositosis dari 8esikuler. 6edangkan pada

    kolestasis tipe obstruktif bilirubin terkonjugasi memasuki daerah kanalikuler melaluitight junction yang melemah. 4

    ?ingkat dari bilirubin terkonjugasi dipengaruhi oleh pembentukan bilirubin,

    derajat dari kolestasis dan juga eliminasi terutama eliminasi melalui ginjal. ?ingkat

    kenaikan dari bilirubi terkonjugasi tidaklah signifikan se(ara klinis karena tidak

    menunjukan tipe ataupun derajat dari kolestasis. ?ingkat produksi bilirubin mungkin

    juga meningkat sebagai akibat dari hemolisis yang biasanya menyertai kolestasis.

    2. . MANIFESTASI KLINIS

    ?anpa memandang etiologinya, gejala klinik utama pada kolestasis pada bayi adalah

    ikterus, tinja ber'arna lebih pu(at sampai dempul akolik3, dan urin yang ber'arna

    kuning tua seperti teh. 6elanjutnya akan mun(ul manifestasi klinis lainnya, sebagai

    akibat terganggunya aliran empedu dan bilirubin. ,4

    &dapun manifestasi klinis utama terjadinya kelainan yang menyebabkan

    kolestasis adalah *

    1. eningkatan kadar bilirubin direk serum > 1 mg/dl pada bilirubin total < 5mg/dl atau bilirubin direk > 2 ! kadar bilirubin total bila kadar bilirubin

    total > 5 mg/dl.

    5

  • 8/20/2019 Tinjauan pustaka pediatri

    6/12

    2. eningkatan asam empedu serum >2 mmol/@3

    . Garna tinja akolik seperti dempul3 dengan 8ariasinya.

    4. rin 'arna kuning tua seperti teh.

    5. Hepatomegali

    . "atal#gatal

    6e(ara klinis, kolestasis dihubungkan dengan gejala ikterik serta pruritus berdasarkan

    peningkatan kadar bilirubin direk, γ-glutamil transferase, alkali-fosfatase dan

    malabsorpsi lemak. erubahan 'arna tinja serta urobilinogen urin sejalan dengan

    jenis serta beratnya hambatan empedu tersebut dan berkorelasi pula dengan lamanya

    kolestasis berlangsung. ada kolestsis kronik, anak akan mengalami malnutrisi dan

    retardasi dalam pertumbuhan serta gejala defisiensi 8itamin yang larut dalam lemak,

    yaitu terjadi penebalan kulit, rabun senja, osteopenia, degenerasi neuromuskular,

    anemia hemolitik, hipoprotrombinemia serta kelainan hati menjadi progresif dan

    selanjutnya terjadi sirosis bilier dengan berbagai komplikasinya. 4

    2. . DIAGNOSIS

    ?ujuan utama e8aluasi bayi dengan kolestasis adalah membedakan antara

    kolestasis intrahepatik dengan ekstrahepatik sendini mungkin. $iagnosis dini

    obstruksi bilier ekstrahepatik akan meningkatkan keberhasilan operasi. Kolestasis

    intrahepatik seperti sepsis, galaktosemia atau endrokinopati dapat diatasi dengan

    medikamentosa.

    A a- e&i&

    a. &danya ikterus pada bayi usia lebih dari 14 hari, tinja akolis yang persisten

    harus di(urigai adanya penyakit hati dan saluran bilier.

    b. ada hepatitis neonatal sering terjadi pada anak laki#laki, lahir prematur atau

    berat badan lahir rendah. 6edang pada atresia bilier sering terjadi pada anak

    perempuan dengan berat badan lahir normal, dan memberi gejala ikterus dan

    tinja akolis lebih a'al.

    (. 6epsis diduga sebagai penyebab kuning pada bayi bila ditemukan ibu yang

    demam atau disertai tanda#tanda infeksi.

    d. &danya ri'ayat keluarga menderita kolestasis, maka kemungkinan besar

    merupakan suatu kelainan genetik/metabolik fibro#kistik atau defisiensi -1#

    antitripsin3. 4

    6

  • 8/20/2019 Tinjauan pustaka pediatri

    7/12

    Pe-e(i'&aa i&i'

    ada umumnya gejala ikterik pada neonatus baru akan terlihat bila kadar

    bilirubin sekitar 9 mg/dl. 6e(ara klinis mulai terlihat pada bulan pertama. Garna

    kehijauan bila kadar bilirubin tinggi karena oksidasi bilirubin menjadi bili8erdin.

    aringan sklera mengandung banyak elastin yang mempunyai afinitas tinggi terhadap

    bilirubin, sehingga pemeriksaan sklera lebih sensitif. ,4

    $ikatakan pembesaran hati apabila tepi hati lebih dari ,5 (m diba'ah arkus

    kota pada garis midkla8ikula kanan. ada perabaan hati yang keras, tepi yang tajam

    dan permukaan noduler diperkirakan adanya fibrosis atau sirosis. Hati yang teraba

    pada epigastrium men(erminkan sirosis atau lobus iedel pemanjangan lobus kanan

    yang normal3. Iyeri tekan pada palpasi hati diperkirakan adanya distensi kapsul

    "lisson karena edema. =ila limpa membesar, satu dari beberapa penyebab seperti

    hipertensi portal, penyakit storage, atau keganasan harus di(urigai. Hepatomegali

    yang besar tanpa pembesaran organ lain dengan gangguan fungsi hati yang minimal

    mungkin suatu fibrosis hepar kongenital. erlu diperiksa adanya penyakit ginjal

    polikistik. &sites menandakan adanya peningkatan tekanan 8ena portal dan fungsi

    hati yang memburuk. ada neonatus dengan infeksi kongenital, didapatkan

    bersamaan dengan mikrosefali, korioretinitis, purpura, berat badan rendah, dangangguan organ lain. 4

    &lagille mengemukakan 4 keadaan klinis yang dapat menjadi patokan untuk

    membedakan antara kolestasis ekstrahepatik dan intrahepatik. $engan kriteria

    tersebut kolestasis intrahepatik dapat dibedakan dengan kolestasis ekstrahepatik )

    :2! dari 1 penderita. ;oyer menambah satu kriteria lagi gambaran histopatologi

    hati. 4

    Pe-e(i'&aa *e , 4a g

    8aluasi a'al bayi dengan kolestasis neonatal termasuk pemeriksaan fungsi

    hati yang lengkap, tes hormon tiroid dan skrining sepsis yang diikuti pemeriksaan

    radiologi yang spesifik dan uji patohistologi. rinsip utama dalam mendiagnosis

    adalah untuk menentukan atau membedakan penyakit hepatoseluler ini dari kelainan

    anatomi atau memerlukan tindakan pembedahan. +nfestigasi a'al yang paling

    penting adalah untuk menentukan kolestasis dengan menilai kadar bilirubun total

    maupun deferentsial. $erajat keparahan dari disfungsi hati dapat dinilai denganmemperkirakan 'aktu protrombin atau internasional normali%ed ratio +I 3 dan

    serum albumin, tidak ada pemerisaan laboratorium tunggal atau uji radiologi yang

    7

  • 8/20/2019 Tinjauan pustaka pediatri

    8/12

    bisa membedakan apakah ini suatu obstruksi biliaris ataukah kelainan lainnya. 6erum

    transaminase adalah merupakan indikartor yang spesifik dari kerusakan

    hepatoseluler, namun memiliki nilai spesifiksitas yang rendah dan prognosis yang

    rendah. ?ingginya kadar alkalin prospatase dapat dilihat pada obstruksi bilier, namun

    memiliki spesifisitas yang rendah. "ama "lutamy ?aranspeptidase ""? 3 adalah

    suatu pertanda dari obstruksi bilier dan akan meningkat pada sebagian besar kelainan

    kolestatik. kadar yang rendah atau normal dapat ditemukan pada pasien dengan

    rogresif Aamilial +ntrahepati( Bholestasis A+B3 dan kelainan pada sintesis

    pembentukan dari garam empedu 4

    6" abdominal bisa dilakukan untuk mendapatkan ke(urigaan adanya atresia

    bilier juga bisa digunakan untuk mengkonfirmasi jika diperlukannya tidakan

    pembedahan misalnya pada kista koledoktus dan hambatan yang menghambat

    koledoktus. 6" abdomen mampu mendeskripsikan atresia bilier termasuk di

    triangular core sign . Kandung empedu yang bentuknya tidak normal atau

    panjangnya kurang dari 1, (m atau tidak (ukup ekogenik dengan dinding yang

    ireguler dan berlobus lobus. ita tidak ada kontraksi dari kandung empedu setelah

    pemberian minum per oral bagaimanapun tidak menyingkirkan adanya artesia bilier

    yang proksimal. 6ehingga direkomendasikan bah'a 6" harus dilakukan setelah 4

    8

    ;enangananspesifik

    embedahan

    enangananspesifik

    ?ransplantasihati

    Kista(oledoktus

    Aeses berpigmen

    ?estB;C,H6C,(ekkadar ferritin

    6krining sepsis J

    ?idak 6akit

    &tresia bilier

    ;enge(il ;embesar Iormal

    6" 2 faseenanganansepsis denganmenggunakan=enedi(t s test

    Aeses pu(at6krining sepsis#

    6akit

    IB

    6" 2 faseuntukmenentukanmelakukantransplanasi

    hati/pembedahan

  • 8/20/2019 Tinjauan pustaka pediatri

    9/12

    jam setelah puasa. "epatobiliary +mino $i &(eti( &(id H+$&3 6(an memiliki fungsi

    yang kurang dalam mengefaluasi kolestasis neonatal terutama pada bayi bayi yang

    terbukti memiliki feses yang pu(at atau berpigmen. =iopsi hati merupakan infestigasi

    yang penting untuk mengefaluasi kolestasis neonatal. $iteksi dini dari atresia bilier

    melalui biopsi hati dapat menghindarkan dari laparostomi yang tidak perlu.

    Karakteristik histopatologi pada atresia bilier adalah ploreferasi dari duktus empedu,

    adanya sumbatan pada duktus empedu, fibrosis dan infiltrat dari limfositik pada

    portal traktus. $ilaporkan bah'a sensitifitas, efektifitas dan akurasi dari biopsi hati

    untuk mendiagnosis atresia bilier adalah sensitifitas : # !, efektifitas :2# :! dan

    akurasi # 5!, biopsi li8er perkutanius diba'ah pngaruh anastesi lokal sangat

    aman jika dilakukan dengan tenaga kesehatan yang berkompeten di bidang tersebut.

    Kelompok ini berpendapat bah'a biopsi harus di implementasikan oleh kelompok

    patologi yang berpengalaman untuk di kombinasikan atau dibandingkan dengan

    keadaan klinis dan hasil dari infestigasi lainnya untuk menghindarkan adanya

    keraguan dari diagnosis. 4

    ada galaktosemia, urin yang positif tidak mengandung non glucose reducing

    saat bayi tersebut mendapat makanan yang mengandung lakosa. 6epsis yang

    mengandung bakteri e#(oli yang terjadi pada disfungsi sel hati merupakan

    karakteristik dari galaktosemia. n%im "ala(tose 1 hosphate ridy 1 ?ransferase

    "&@?3 digunakan sebagai konfirmasi. &nalisis mutasi dari gen ini dari +ndia

    menunjukan struktur yang berma(am ma(am dari gennya dan menunjukan adanya

    mutasi no8el. Hereditary fru(tos intoleran(e HA+3 bukan merupakan penyebab yang

    umum di negara kita. ada infeksi kogenital, Bytomegalo 8irus adalah penyebab

    yang paling sering. Kadar serium ig; dari (ytomegalo 8irus ini tidak dapat

    digunakan dalam mendiagnosis dari penyebab terjadinya kolestasis. enilaianatau

    pengukuran pp 5 antigen dan B;C dan B lebih spesifik dan lebih dapat diukur

    bila uji biokimia dan histologi juga menunjukan kearah kolestasis tersebut, sebagai

    pertanda peningkatan dari serum ferritin dan tidak terkoreksinyakoagulopati

    berhubungan dengan biopsi dari mukosa bukal dari mulut

    &da 2 algoritme untuk membantu dalam menatalaksana kolestasis neonatal pada fig

    1 dan 2

    9

    &tresia bilier dengan bayi tidak sakit, feses pu(at,gall bladder yang ke(il atau membesar pada 6"

  • 8/20/2019 Tinjauan pustaka pediatri

    10/12

    2.8. PENATALAKSANAAN

    6ebagian besar bayi dengan kolestasis neonatal memiliki berat badan yang

    kurang dan memerlukan tunjangan nutrisi, tujuan dari penatalaksanaan adalah untuk

    memberikan kalori yang (ukup atau adekuat untuk menkompensasi dari steatorhea

    dan menangani malnutrisi. Kebutuhan kalori sekitar 125! dari $& berdasakan dari

    berat badan idealnya. ada bayi yang menyusui, pemberian asi harus ditingkatkan

    dan ;B?/minyak yang mengandung trigly(eride harus diberikan pada dosis 1#2

    ml/kg/hari dalam 2#4 dosis yang terpisah. ada bayi yang lebih tua sereal susu yang

    terfortifiksi dengan ;B? dianjurkan pemberiannya. enambahan dari bubuk beras

    dan ;B? ke susu dapat meningkatkan densitas dari energinya. &sam lemak esensial

    harus diberikan 2# ! dari energi yang dibutuhkan. rotein dari sayur diberikan 2#

    gram/kg/hari sangat dianjurkan pemberiannya. 4

    =ayi dengan kolestasis memerlukan suplementasi 8itamin yang larut dalam

    lemak per oral dan 8itamin yang larut dalam air. 6uplementasi 8itamin dan mineral

    10

    mur > 12 harimur > haridengan asitesmur L minggumur < minggu

    @akukan tes H+$&setelah hari

    ujuk ke pusat transplantasi hati&da atau tidak ada

    kskresi

    =iopsi hati

    ?erapi spesifik ?idak dapatdiketahui

    &tresia bilier

    $ilakukan intraoperati8ekolangiografi J kasai prosedur

    Fig.2

  • 8/20/2019 Tinjauan pustaka pediatri

    11/12

    perhari disarankan pada table ++. untuk menangani de8isiensi atau kekurangan

    8itamin, protokol standar de8isiensi harus diikuti, 1,25 dihidroksi 8itamin $

    direkomendasikan apabila terjadi perubahan tulang yang signifikan atau pasien

    menggalami kolestasis yang berat. Citamin K diberikan pada dosis 5 mg

    intramuskular, subkutan atau intra8ena, saat pasien di diagnosis untuk mengatasi

    kondisi koagulopati. ika +I atau pembekuannya memanjang, injeksi intramuskular

    8itamin K harus dihindari. 6uplementasi 8itamin harus dilanjutkan hingga bulan

    setelah kuningnya menunjukan perbaikan. ,4

    Pe a ga a &*e&i i'

    Aormula bayi yang khusus direkomendasikan pada anak dengan diagnosis

    yang spesifik seperti galaktosemia, fruktosemia, tirosinemia. =agaimanapun formula

    ini tidak tersedia di india. Kelompok ini merasakan bah'a tahapan tahapan harus

    diambil untuk mengadakan formula ini dengan sedera di india. ?erapi dengan

    niti(inone 1mg/kg/hari3 sebagai tambahan terhadap restriksi diet bertujuan untuk

    menurunkan dengan (epat kadar toksik pada galaktosemia. ?erapi spesifik juga

    dirkomendasikan pada pasien dengan B;C yan berhubungan dengan gangguan

    neurologisnya untuk memulihkan gangguan neurologis, herpes dan toFoplasmosis

    yang berhubungan dengan kolestasis. ada neonatal kolestasis tidak diperlukan

    pemberian steroid. 4

    ada bayi dengan pruritus gatal3 yang diakibatkan karena kolestasi berat,

    direkomendasikan pemberian ursodioksikolat a(id 2 mg/kg/hari3 rimfami(in 5#

    1 mg/kg/hari3 dan phenobarbitone 5#1 mg/kg/hari3. =erdasarkan dari derajat

    keparahan dan respon terhadap agen agen terapi ini, pemberian tambahan obat harus

    dipertimbangkan menurut gejala. &ntibiotik yang sesuai yang berdasarkan pada

    lokasi infeksi dan kultur yang spesifik harus diberikan pada pasien dengan sepsis

    yang dikarenakan oleh bakteri.

    rosedur kasai portoentrostomi adalah terdiri dari memindahkan jaringan atretik

    ekstra hepatik dan rouF#en#E jejunal loop anatomisis ke hepatik hilum.

    ortoentrostomi dikatakan berhasil bila kadar serum bilirubin terlihat normal setelah

    dilakukan pembedahan, se(ara umum, lebih dari setengah dari pasien, kadar

    bilirubinnya akan normal bulan setelah menjalani kasai proenteostomi. 2 ! dari

    semua pasien yang menjalani kasai proenteostomi pada saat bayi, bertahan hinggausia remaja dengan menggunakan hatinya sendiri. Kasai prosedur juga dapat

    dilakukan pada anak dengan rogresif Aamilial +ntrahepati( Bholestasis A+B3 tanpa

    11

  • 8/20/2019 Tinjauan pustaka pediatri

    12/12

    serosis yang tidak bisa dikompensasi. embedahan akan memberikan hasil yang baik

    pada kasus kista koledoktus dan pembedahan tersebut harus dilakukan sesegera

    mungkin dari saat ditegakkan diagnosis. Konsesus terakir yang telah ditetapkan oleh

    ediatri( "astroentrology pada gagal hati akut memberikan banyak hal hal penting

    untuk penatalaksanaan gagal hati pada kolestasis neonatal. %

    T(a &*la ta&i )ati

    ?ransplantasi hati merupakan terapi yang umum untuk serosis hati yang

    dekompensasi yang dapat disebabkan oleh etiologi apapun yang sekarang ini sudah

    sangat sering di lakukan di india. bulan setelah bayi yang telah menjalani kasai

    proenteostomi dan kadar bilirubin direk tetap > mg/dl, harus dikirim ke pusat

    transplantasi yang lebih tinggi. =ayi dengan atresia bilier yang menunjukan

    dekompensatit sirosis dengan albumin yang rendah, pemanjangan dari +I , asites di

    perut, tidak tidak membaik dengan kasai proenteostomi, harus dikirim untuk

    mendapatkan transplantasi hati. dari 55 traplantasi hati yang dilakukan padan anak

    yang sudah dilakukan di india sampai 2 12, ! nya dilakukan dengan indikasi

    adanya artesia bilier. :# ! dari anak yang melakukan transplantasi mampu

    bertahan hidup 5 #1 tahun dari saat dia melakukan tranplantasi hati. 4

    12