tipoid

20
BAB III LAPORAN KUNJUNGAN 3.1 IDENTITAS Nama : SC Jenis Kelamin : Perempuan Tanggal Lahir : 10 April 2007 Umur : 6 tahun 2 bulan 11 hari Nama Ayah : IS, 29 tahun Pendidikan Ayah : SMP Nama Ibu : SL, 26 tahun Pendidikan Ibu : SMA Alamat : Jl. Pulau Galang GG 1 No.7, Denpasar Selatan Alamat Asal : Banyuwangi Tanggal pemeriksaan : 11 Juni 2013, di rumah penderita 14 April 2013, di rumah penderita Anggota Keluarga Nama Umur Jenis Kelam in Status Pekerjaan/ Pendidikan Iman Sutanto 29 Tahun L Ayah Kandung Pasien Pegawai Swasta Sulistiawati 26 Tahun P Ibu Kandung Pasien Ibu Rumah Tangga Stefani 6 Tahun P Pasien TK 16

Upload: bakta-giri

Post on 09-Jul-2016

9 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

PBL ttg tipoid

TRANSCRIPT

Page 1: tipoid

BAB III

LAPORAN KUNJUNGAN

3.1 IDENTITAS

Nama : SC

Jenis Kelamin : Perempuan

Tanggal Lahir : 10 April 2007

Umur : 6 tahun 2 bulan 11 hari

Nama Ayah : IS, 29 tahun

Pendidikan Ayah : SMP

Nama Ibu : SL, 26 tahun

Pendidikan Ibu : SMA

Alamat : Jl. Pulau Galang GG 1 No.7, Denpasar Selatan

Alamat Asal : Banyuwangi

Tanggal pemeriksaan : 11 Juni 2013, di rumah penderita

14 April 2013, di rumah penderita

Anggota Keluarga

Nama Umur Jenis

Kelamin

Status Pekerjaan/ Pendidikan

Iman Sutanto 29 Tahun L Ayah Kandung Pasien Pegawai Swasta

Sulistiawati 26 Tahun P Ibu Kandung Pasien Ibu Rumah Tangga

Stefani Cecilia 6 Tahun P Pasien TK

Kadek Bunga 5 Tahun L Adik Kandung Pasien -

3.2 ANAMNESIS

Heteroanamnesis (Ayah dan Ibu Kandung Pasien)

Keluhan Utama

Demam

16

Page 2: tipoid

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang diantar oleh orang tuanya ke Poli Anak RSUP Sanglah pada tanggal 27 Mei 2013

pada pukul 08.00 WITA dengan keluhan demam dan nyeri. Pasien merupakan pasien rujukan

dari RS Alhuda di Banyuwangi , dengan prolonged febris dan myalgia. Keluhan ini dialami sejak

sebulan sebelum masuk rumah sakit (15/4/2013). Keluhan demam dikatakan naik pada malam

hari dan turun pada siang hari, dan keluhan nyeri sendi dirasakan berpindah-pindah. Terdapat

riwayat ISPA berulang sebelum sakit berulang positif sepanjang hari dengan frekuensi mencapai

+ 15 kali per hari.

Pasien dikeluhkan mengalami kejang kurang lebih 3 jam sebelum masuk rumah sakit. Kejang

dikatakan sebanyak 1 kali dengan tangan dan kaki kaku, mata mendelik ke atas, terdapat busa

yang keluar dari mulut, kemudian kejang berhenti sendiri setelah ± 1 menit. Selama kejang

pasien dikatakan tidak mengalami panas badan dan tidak sadarkan diri saat dipanggil orang

tuanya. Setelah kejang, kesadaran pasien dikatakan membaik dan dapat berkomunikasi dengan

baik, namun tidak ingat kondisi saat kejang berlangsung.

Pasien juga dikeluhkan muntah sejak tadi pagi. Muntah dikatakan sebanyak sebanyak 5

kali dengan volume ± ½ gelas aqua berisi makanan dan minuman yang dikonsumsi. Riwayat

muntah kehitaman, muntah menyemprot, diare, panas badan, batuk, maupun pilek disangkal

orang tua pasien. BAK dikatakan baik dengan BAK terakhir ± 4 jam SMRS warna kuning encer

volume ½ gelas aqua. BAB dikatakan normal.

Saat kunjungan, kondisi pasien dikatakan baik, keluhan kejang dikatakan tidak ada, sesak

tidak ada, nyeri kepala maupun batuk pilek juga dikatakan tidak ada. Aktivitas sehari-hari dapat

dilakukan dengan baik, seperti bermain dirumah maupun makan dan minum, dengan nafsu

makan dikatakan baik. pasien tidak pernah dikeluhkan sulit tidur atau tidur ngorok. Gangguan

konsentrasi tidak ada. Buang air besar dikatakan baik, BAB hingga 2 kali sehari warna kuning

lembek. Buang air kecil juga dikatakan baik, warna jernih kekuningan dengan frekuensi hingga

4-5 kali dengan volume tiap kencing ½ gelas aqua.

Riwayat Penyakit Sebelumnya

Pasien dikatakan blum pernah mengalami riwayat penyakit seperti sekarang.

17

Page 3: tipoid

Riwayat penyakit di keluarga

Ibu dan kakek penderita dikatakan pernah memiliki riwayat demam yang sama seperti yang

dialami penderita. Pada ibu penderita riwayat demam pernah dialami pada saat sebelum menikah

dan sembuh dengan pemberian obat-obatn dari puskesmas pada saat itu. Riwayat penyakit atopi

lainnya dalam keluarga dikatakan tidak ada.

Riwayat Personal Sosial

Pasien merupakan anak pertama dari 2 bersaudara. Penderita memiliki adik laki-laki dengan

berusia 5 tahun. Hubungan penderita cukup akrab dengan adiknya. Penderita merupakan anak

yang aktif, penderita memiliki beberapa teman sebaya di dekat rumahnya dan hubungan dengan

teman-teman penderita di sekolahnya baik.

Riwayat pengobatan

Sebelumnya penderita hanya datang berobat ke puskermas di dekat rumah untuk mengobati

keluhan demamnya. Penderita datang ke puskemas sampai 3 kali. Dikatakan penderita

mendapatkan obat dalam sediaan puyer untuk mengobati demannya. Pada saat kunjungan yang

ke 3 penderita dirujuk untuk melakukan tes laboratorium di rumah sakit. Rumah sakit yang

dikunjungi penderita adalah rumah sakit NU, Al Huda dan rumah sakit Banyuwangi. Pada rumah

sakit ini penderita melakukan tes darah dan tes kencing, namun penderita tetap dirujuk ke RSUP

Sanglah.

Riwayat Prenatal

Penderita merupakan kehamilan yang pertama dari ibunya yang telah menikah sejak 2006.

Selama hamil, ibu penderita rutin melakukan antenatal care di bidan setiap bulan dan di dokter

spesialis kandungan setiap dua bulan. Dalam masa kehamilan juga pernah di USG dan dikatakan

jenis kelaminnya perempuan. Ibu penderita mengaku tidak pernah mendapatkan imunisasi

khusus ibu hamil. Ibu penderita selalu mengkonsumsi makanan bergizi selama kehamilan dan

tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan. Ibu penderita pernah mengalami kecelakaan (trauma)

selama masa kehamilannya, namum telah sembuh dan tidak ada masalah pada janin ibu. Selama

kehamilan ibu penderita tidak bekerja.

18

Page 4: tipoid

Riwayat Intranatal

Ibu menderita merasakan sakit perut pada tanggal 9 April 2007 saat malam hari. Keluar air

ketuban saat menjelang melahirkan. Penderita langsung berangkat ke bidan diantar suaminya.

Riwayat Persalinan

Pasien dilahirkan dengan operasi sectio cesarian di bidan saat usia kehamilan sembilan bulan 12

hari, dengan berat badan lahir 3600 gram, panjang badan 59 cm, dan saat lahir bayi segera

menangis.

Riwayat Imunisasi

Riwayat imunisasi dasar diakui lengkap oleh ibu penderita. BCG 1 kali, Polio 3 kali, Hepatitis B

3 kali, DPT 3 kali, dan imunisasi Campak 1 kali.

Riwayat nutrisi

Pasien saat lahir diberikan Air Susu Ibu (ASI) eksklusif selama 1 tahun kemudian diteruskan

hingga usia 18 bulan. Pemberian ASI dikatakan sesuai dengan kebutuhan bayi (on demand).

Susu formula juga diberikan sebagai susu tambahan, susu childkid 6 bulan-2 tahun dan susu

dancow sejak usia 2 tahun hingga sekarang. Makanan tambahan seperti biskuit, dan pisang

diberikan diberikan sejak usia 6 bulan secara selang-seling. Nasi tim diberikan sejak usia 12

bulan dengan frekuensi 2-3 kali sehari. Makanan dewasa mulai diberikan saat berusia 2 tahun

dengan frekuensi 3 kali sehari sampai dengan sekarang.

Penderita hampir menyukai semua jenis makanan. Saat ini penderita tidak suka makan

sayur terutama bayam dan kangkung, menu makanan yang paling disukai adalah nasi, ayam , dan

buah. Sebelum sakit penderita sangat senang mengkonsumsi susu yang dijual di warung-warung.

Penderita kadang-kadang mengkonsumsi makanan-makanan yang banyak mengandung

pengawet/MSG, seperti snack-snack ringan yang biasa dikonsumsi anak kecil.

Konsumsi penderita sehari-hari di rumah biasanya (1 hari) :

Nasi tiga piring (nasi)

Sayur sop satu mangkuk kecil

Telur rebus dua butir

ayam goreng 2 potong

19

Page 5: tipoid

Susu 2 botol susu (200 cc)

Jumlah kalori yang dikonsumsi dalam sehari adalah 1450,5 kalori.

Riwayat Tumbuh Kembang

Personal Sosial

- Tersenyum spontan dan membalas senyuman : < 1 bulan

- Melambaikan dan menepuk-nepuk tangan : 9 bulan

- Meniru kegiatan : 9 bulan

- Memakai baju : 1,5 tahun

- Berpakaian tanpa bantuan : 2,5 tahun

Motorik Halus

- Mengamati benda-benda di sekitarnya : 2 bulan

- Berusaha meraih benda-benda dihadapannya : 5 bulan

- Mencoret-coret : 1 tahun

- Menggambar bentuk lingkaran : 2,5 tahun

Bahasa

- Bereaksi terhadap suara : 1 bulan

- Tertawa : 2 bulan

- Mengucapkan 2 huruf (pa/ma) : 6 bulan

- Berbicara 1 kata : 10 bulan

- Berbicara : 2 tahun

Motorik Kasar

- Menegakkan kepala : 2 bulan

- Berbalik : 4 bulan

- Duduk : 6 bulan

- Berdiri dengan bantuan : 9 bulan

- Berjalan : 11bulan

- Pertumbuhan dan perkembangan penderita termasuk sangat baik untuk anak seusianya.

- Penderita sudah dapat menyebutkan beberapa nama hewan.

20

Page 6: tipoid

- Penderita juga dikatakan sangat suka menonton tv dan suka menirukan gaya-gaya seperti

yang ia lihat di dalam televisi.

Berdasarkan pemeriksaan Denver II didapatkan :

Personal sosial = normal

Motorik halus = normal

Bahasa = normal

Motorik kasar = normal

Interpretasi Denver II pada penderita ini adalah Normal

Riwayat Sosial Ekonomi

Keluarga penderita termasuk dalam kategori keluarga yang cukup mampu. Ayah penderita

adalah seorang pegawai pabrik bangunan dan ibu penderita tidak bekerja. Penghasilan perbulan

keluarga penderita berkisar antara 800.000 hingga 1.000.000 rupiah per bulan.

Penghasilan yang diperoleh dalam keluarga cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

3.3 Pemeriksaan Fisik

Status present

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

Nadi : 116 kali/menit, reguler, isi cukup.

Respirasi : 28 kali/menit, reguler, tipe torakoabdominal

Toax : 36,7 C.

VAS : 0

Status gizi

Berat Badan : 13,5 kg

Berat Badan Ideal : 14,6 kg

Panjang Badan : 98 cm

Lingkar Kepala : 50,3 cm

Lingkar Lengan Atas : 16 cm

21

Page 7: tipoid

Status gizi menurut

1. Nelson : (BB/BBI) x 100% = 92,46% ~ gizi baik

2. Z score BB/TB : = - 1,01 SD

Nilai -1,01 SD terletak antara -2 SD sampai + 2 SD ~ kriteria normal.

Status General

Kepala : Normocephali

Mata : konjungtiva pucat (-/-), ikterus (-/-), Refleks Pupil (+/+) isokor,

THT

Telinga : bentuk normal, sekret (-)

Hidung : napas cuping hidung (-), ecret (-).

Tenggorokan : Faring hiperemis (-),Tonsil hiperemis (-)

Leher

Inspeksi : benjolan (-), bendungan vena jugularis (-)

Palpasi : Pembesaran kelenjar (-),

Kaku Kuduk : (-)

Thorak : simetris

Jantung

Palpasi : kuat angkat (-)

Auskultasi : S1 S2 normal regular murmur (-)

Paru

Inspeksi : gerakan dada simetris, retraksi (-)

Palpasi : gerakan dada simetris

Perkusi : perkusi paru sonor

Auskultasi : Vesikuler (+/+), ronchi (-/-), wheezing (-/-)

Abdomen

Inspeksi : Distensi (-)

Auskultasi : Bising Usus (+) Normal

Palpasi : Hepar tidak teraba, Lien tidak teraba, nyeri tekan (-), turgor normal

22

Page 8: tipoid

Extremitas : Akral hangat (+), tonus normal, trofik normal, tenaga normal,

refleks fisiologis positif, edema tidak ada, CRT <2 detik

Kulit : ptekie (-)

Genitalia Eksterna : tidak ada kelainan

3.4 Diagnosis Klinis

Epilepsi Umum Tonik Idiopatik + Gizi baik APA INI???

3.5 Penatalaksanaan

- Rawat Jalan

- Carbamazepine 5 mg/kgBB/hari ~ 2 x 35 mg peroral

- Kontrol ke poli anak 3 hari lagi

- KIE Keluarga

.

3.6 Analisis Kasus

Kebutuhan Dasar Anak

1. Kebutuhan fisik-biomedis (”ASUH”)

Kebutuhan pangan/gizi

Penderita mendapatkan kebutuhan pangan/gizi yang cukup baik di dalam keluarga dan

makanan yang diberikan bersama-sama keluarga cukup mengandung pola makanan

seimbang, mencakup nasi, daging, sayur, buah-buahan, dan penderita juga minum susu

formula.

Perawatan kesehatan dasar

Perawatan kesehatan dasar cukup diperhatikan. ASI diberikan sampai anak umur 18

bulan. Anak mendapatkan imunisasi secara teratur. Apabila sakit, orangtua biasanya

berobat ke dokter.

Keluarga penderita

Penderita tinggal bersama dengan ayah dan ibu, pada sebuah rumah dengan lingkungan

yang tenang, cukup bersih dan tingkat polusi udara yang rendah karena terletak di desa

dekat dengan sawah

.

23

Page 9: tipoid

Lingkungan rumah

Lingkungan rumah bersih, orang tua maupun penderita sangat memahami masalah

higiene dan sanitasi lingkungan. Penderita termasuk anak yang sangat memperhatikan

kebersihan diri.

Waktu bersama keluarga

Ayah penderita bekerja sebagai pegawai pabrik bangunan, sedangkan ibunya sudah tidak

bekerja lagi sehingga banyak memiliki waktu untuk anaknya. Apabila ayah penderita

tidak ada di rumah, anak diasuh oleh ibunya. Ayah penderita harus meninggalkan rumah

dalam beberapa waktu dikarenakan pekerjaan ayah yang harus bekerja di luar kota

2. Kebutuhan emosi/kasih sayang (”ASIH”)

Hubungan emosi dengan kedua orang tua

Orang tua tidak pernah memaksakan kehendak kepada anaknya, jarang memarahi

anaknya karena penderita termasuk anak yang cepat mengerti dan mau menurut bila

dinasehati.

Hubungan kasih sayang dengan kedua orang tua

Penderita memiliki hubungan yang sangat erat dengan kedua orang tuanya maupun

anggota keluarga yang lain. Walaupun orangtuanya sedang bekerja, namun selalu

menyempatkan diri untuk memberikan perhatian kepada anaknya.

3. Kebutuhan akan stimulasi mental (”ASAH”)

Ayah dan ibu penderita membantu penderita dalam proses perkembangan anak. Sejak

kecil orang tua memberikan pelatihan keterampilan kepada penderita di rumah. Penderita

sering dibelikan mainan-mainan berupa boneka, dan juga mengajak penderita untuk

bermain dan belajar misalnya menirukan gerakan-gerakan seperti di dalam televisi.

Ayah dan ibu mengajari anaknya untuk hidup mandiri.

Anak diberikan kebebasan untuk berkreatifitas dan melakukan hal-hal positif yang

disukai.

Orang tua mengajarkan anaknya dalam beretika, seperti mengucapkan salam selamat pagi

dan berpamitan bila keluar rumah.

24

Page 10: tipoid

Analisis Bio-Psiko-Sosial

Biologis

Secara fisik penderita tampak sehat, status gizinya juga baik. Status gizi menurut Nelson,

pada saat kunjungan didapatkan hasil dalam kriteria normal. Saat ini penderita masih

minum obat secara teratur untuk mencegah kejang. Pengetahuan orang tua penderita

untuk merawat anaknya cukup..

Psikologis

Penderita mendapat cukup perhatian dari kedua orang tuanya terutama masalah

kesehatannya. Orang tua terutama ibunya tetap menjaga dan memperhatikan kesehatan

penderita dengan mengajak penderita untuk kontrol ke rumah sakit secara rutin. Ibu

penderita tidak bekerja, hanya merawat penderita di rumah. Dan kurang lebih seminggu

sekali penderita diajak jalan-jalan oleh orang tuanya.

Sosial

Aktivitas penderita selama ini tidak terpengaruh oleh penyakit yang dideritanya.

Penderita dikatakan anak yang aktif. Walaupn di lingkungan rumahnya tidak banyak

anak-anak, tetapi penderita suka bermain dengan tetangga disekelilingnya yang sudah

dewasa.

Lingkungan Rumah

Keluarga penderita tinggal di sebuah rumah dengan ukuran sekitar 9 x 5 meter . Kamar

berukuran 3 x 4 meter. Disana terdapat 2 kamar tidur, satu ruang tamu, dan satu dapur.

Lantai berkeramik dan tembok permanen. Tempat tidur penderita dari spon, penyinaran

kamar masih kurang, kamar terasa gelap walaupun di siang hari. Dan sirkulasi udara juga

kurang begitu baik. Hanya terdapat sebuah jendela yang jarang dibuka dan selalu tertutup

gorden. Untuk kebutuhan air sehari-hari, keluarga penderita menggunakan air dari

PDAM. Keluarga ini sudah memiliki WC/kamar mandi. Pekarangan rumah cukup asri

dengan berbagai tanaman hias.

Faktor risiko

Tidak ditemukan masalah ataupun faktor risiko yang cukup memadai terhadap kejadian

demam tifoid yang dialami penderita.

25

Page 11: tipoid

3.7 Saran

ASUH

- Sebaiknya orangtua mencukupi kebutuhan anak akan sandang dan pangan yang memadai,

memperhatikan hal-hal yang harus diikuti dan yang harus dihindari baik untuk

perkembangan penyakit maupun tumbuh kembangnya.

- Tetap berusaha untuk selalu meluangkan waktu menemani anak disela-sela kesibukan

bekerja.

ASIH

- Memberikan lebih banyak waktu berkumpul bersama keluarga dalam memberikan kasih

sayang kepada anak dan meningkatkan kepekaan terhadap segala permasalahan anak.

ASAH

- Tetap menemani anak dalam bermain, memberikan barang-barang atau mainan yang

mendukung perkembangan anak sesuai dengan umurnya.

26

Page 12: tipoid

3.8 Silsilah / Pedigree Keluarga Penderita

3.9 Denah Rumah

27

1. Kakek dari ayah pasien2. Nenek dari ayah pasien3. Nenek dari ibu pasien4. Kakek dari ibu pasien5. Bibi dari ayah pasien6. Paman dari ayah pasien7. Ayah pasien8. Paman dari ayah pasien9. Bibi dari ibu pasien10. Bibi dari ibu pasien11. Paman dari ibu pasien12. Bibi dari ibu pasien13. Paman dari ibu pasien14. Bibi dari ibu pasien15. Bibi dari ibu pasien16. Ibu pasien17. Pasien18. Adik laki-laki pasien

Ruang Tamu

Ruang Keluarga

Ruang Makan

Kamar MandiDapur

Kamar Tidur

Kamar Tidur

Kamar Tidur

Kamar Tidur

U

Page 13: tipoid

3.10 Dokumentasi

28

Page 14: tipoid

DAFTAR PUSTAKA

1. Agoes, A. 2004, Pelatihan Epilepsi Mudah, Aman, dan Sederhana, Malang, pp. 1-24.

2. Aninimous.2005, Epileptic seizures and their classification, in : Panayiotopoulos, CP. (ed)

The Epilepsies, 1st ed, Bladon Medical Publishing, UK, pp.8-23

3. Budiarto, G. 1998, Patofisiologi Epilepsi, in : anonim (ed) PKB Neurologi, Surabaya, pp. 1-

20.

4. Hartono, B. 2004, The Cognitive Problems and Learning Disabilities in Epilepsy, in : anonim

(ed) Pertemuan Nasional – 1 Epilepsi PERDOSSI, Semarang, pp. 194-200.

5. Merrick dan Bernstam, F., Pollock, R.E. 2005, Neurology, in : Brunicardi, F Charles et al.

(eds) Schwartz’s Principles of Surgery, 8th ed, McGraw Hill, New York, pp.249-294.

6. Holmes GL.Epilepsi and other seizure disorders. Dalam: Bruce O.Berg, Ed. Principles of

child neurology; edisi ke-1. New York: McGraw-Hill, 1996; 221-33.

7. Duchowny M. Febrile seizures in childhood. Dalam: Elaine W, Ed. The treatment of

epilepsy : principle & Practice; edisi ke-2. Baltimore: William & Wilkins, 1996; 622-8.

8. Nelson K, Ellenberg JH. Predictors of epilepsy in children who have experience febrile

seizure. N Eng J Med 1976; 259:1029-33.

9. Pui C H, Crist W M. Epilepsy. In: Rudolf A M. Rudolf’s Pediatrics. 19th ed. International

edition: Appleton Lange, 1991

10. Kliegman R.M. Nelson Essentials of Pediatrics. 5th ed. China: Elsevier Saunders, 2005. p

737-40

29

Page 15: tipoid

11. Suraatmaja S., Soetjiningsih. Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kesehatan Anak RSUP

Sanglah. Denpasar: Lab/SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Unud/ RSUP Sanglah, 2000.

30