tips perawatan burung

10
TIPS PERAWATAN BURUNG Bagi hobies kicauan tentu tidak asing dengan pertanyaan berikut jika ada burung rekannya yang moncer di arena lomba, “share dong perawatannya”. Lantas rekan yang burungnya moncer pun membeberkan “rahasia” perawatan burungnya hingga bisa berjaya di arena lomba. Tanggapan yang diberikan oleh sang pemilik jawarapun bermacam- macamada yang menjawab sekedarnya namun tidak jarang ada mau menjelaskannya secara detail. Yang sering terjadi adalah jawaban klasik berupa mandi, jemur dan pemberian EF (Extra Fooding/ kroto, jangkrik, ulat hongkong, ulat kandang, dll) secara teratur. Pertanyaannya, apakah dengan dibongkarnya rahasia perawatan sang juara lantas burung kita bisa ikut-ikutan moncer jika rahasia tersebut diterapkan ke “jagoan” kita ? Jawabannya bisa ” ya ” bisa ” tidak ” Mengapa demikian ? Jawabannya adalah setiap burung mempunyai karakter, volume suara, gaya, dan tingkat kecerdasan meniru suara burung lain yang berbeda. Sepertinya hampir semua penghobi burung sudah mengetahui akan hal tersebut. Lantas….? kira-kira perawatan seperti apa yang cocok untuk jagoan kita supaya bisa moncer dilapangan ? Faktor apa saja yang menjadi penentu ? Sedikit tips berikut mungkin bisa berguna dalam memelihara burung sehingga diharapkan kita memiliki dasar dalam merawat “jagoan” kita. 1. MAKANAN Pada dasarnya makanan bagi burung peliharaan bisa dibagi menjadi 2 (dua) bagian utama. Yang pertama adalah makanan pokok yang umumnya berupa voor bagi burung sejenis Muray Batu, Anis, Pentet,

Upload: andriawan-bram

Post on 24-Oct-2015

19 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tips Perawatan Burung

TIPS PERAWATAN BURUNG

Bagi hobies kicauan tentu tidak asing dengan pertanyaan berikut jika ada

burung rekannya yang moncer di arena lomba, “share dong perawatannya”.

Lantas rekan yang burungnya moncer pun membeberkan “rahasia”

perawatan burungnya hingga bisa berjaya di arena lomba. Tanggapan yang

diberikan oleh sang pemilik jawarapun bermacam-macamada yang

menjawab sekedarnya namun tidak jarang ada  mau menjelaskannya secara

detail. Yang sering terjadi adalah jawaban klasik berupa mandi, jemur dan

pemberian EF (Extra Fooding/ kroto, jangkrik, ulat hongkong, ulat kandang,

dll) secara teratur. Pertanyaannya, apakah dengan dibongkarnya rahasia

perawatan sang juara lantas burung kita bisa ikut-ikutan moncer jika rahasia

tersebut diterapkan ke “jagoan” kita ? Jawabannya bisa ” ya ” bisa ” tidak ”

Mengapa demikian ? Jawabannya adalah setiap burung mempunyai karakter,

volume suara, gaya, dan tingkat kecerdasan meniru suara burung lain yang

berbeda. Sepertinya hampir semua penghobi burung sudah mengetahui akan

hal tersebut. Lantas….? kira-kira perawatan seperti apa yang cocok untuk

jagoan kita supaya bisa moncer dilapangan ? Faktor apa saja yang menjadi

penentu ? Sedikit tips berikut mungkin bisa berguna dalam memelihara

burung sehingga diharapkan kita memiliki dasar dalam merawat “jagoan”

kita.

1. MAKANAN

Pada dasarnya makanan bagi burung peliharaan bisa dibagi menjadi 2 (dua)

bagian utama. Yang pertama adalah makanan pokok yang umumnya berupa

voor bagi burung sejenis Muray Batu, Anis, Pentet, Kacer, dan lainnya.

Beragam jenis biji-bijian untuk jenis finch seperti Kenari, Blackthroat, Sanger,

Mozambik dan lainnya.. Yang kedua adalah makanan penunjang atau lebih

sering disebut dengan istilah Extra Fooding (EF) yang bisa berupa jangkrik,

kroto, cacing, ulat, buah-buahan, sayuran dan lainnya.

1.A. Makanan Pokok

Page 2: Tips Perawatan Burung

Sering ada yang bertanya, voor apa yang cocok bagi burung saya? Apa

komposisi biji-bijian yang baik untuk kenari saya? Jawaban untuk kedua

pertanyaan diatas sebenarnya gampang-gampang susah. Pada dasarnya,

semua voor baik untuk burung kita sepanjang voor tersebut dalam keadaan

baik alias belum kadaluarsa dan tidak terkontaminasi. Hindari pemberian

voor yang kandungan lemaknya terlalu tinggi. Ini bisa di cek dengan

membandingkan komposisi yang biasanya tertera pada bungkus pakan

tersebut. Begitu juga dengan biji-bijian bagi burung jenis finch.

Hal lain yang harus diperhatikan adalah bentuk kotoran burung setelah

mengkonsumsi voor bersangkutan. Jika kotoran bentuknya padat dan kering,

bisa dipastikan bahwa voor tersebut cocok bagi burung kita. Sebaliknya jika

kotoran lembek dan cair, bisa jadi voor tersebut tidak cocok buat burung kita.

Namun masih ada kemungkinan kotoran yang lembek dan cair bukan

disebabkabn oleh makanan tapi burung tersebut mengalami gangguan

sistem pencernaan.

1.B. Makanan Penunjang (Ekstra Fooding – EF)

Seperti telah disebut diatas bahwa makanan penunjang biasanya adalah

berupa jangkrik, kroto, cacing, ulat, buah-buahan, sayuran dan lainnya. Yang

menjadi masalah adalah berapa banyak dan apa jenis EF yang cocok untuk

burung kita?

Sebaiknya biasakanlah memberikan EF yang variatif kepada burung kita.

Mengapa demikian ? Jika burung sudah terbiasa dengan berbagai jenis EF,

maka dikemudian hari akan memudahkan kita untuk melakukan “settingan”

terhadap burung tersebut. Ada beberapa penghobi yang dengan setengah

mengeluh bahwa burungnya tidak doyan jangkrik. Dilain waktu, ada lagi yang

bilang bahwa burungnya tidak doyan cacing. Bahkan ada yang setengah

tidak percaya bahwa burung yang baru dibelinya ternyata tidak doyan kroto.

Demikian juga dengan jenis buah-buahan. Ada yang tidak doyan papaya tapi

maunya apel atau pisang, dan sebaliknya.

Page 3: Tips Perawatan Burung

Kembali ke pertanyaan diatas, berapa banyak dan jenis EF apa yang cocok

untuk burung kita ? Pertanyaan ini hanya bisa dijawab oleh si pemilik burung

jika sudah memahami fungsi dari setiap jenis EF. Walaupun belum ada

penelitian yang bisa membuktikan, namun sejak lama “diyakini” bahwa EF

berupa jangkrik bisa mendongkrak volume suara dan menimbulkan sifat fight

dari sang burung. Namun porsi jangkrik yang berlebihan juga sering

membuat burung menjadi “nakal” atau galak sehingga menggangu

performanya saat diadu.

EF berupa kroto dan ulat diyakini mampu memancing burung untuk rajin

bunyi. Kelebihan kroto bisa menimbulkan efek yang sama dengan jangkrik.

Sementara pemberian ulat yang berlebihan diyakini bisa mengakibatkan

gangguan pencernaan bahkan tidak sedikit yang berasumsi bisa penyakit

katarak. Yang relatif aman menurut sebagain besar penghobi adalah cacing.

EF ini sepertinya hampir merupakan menu wajib terutama untuk jenis burung

Anis, baik Merah maupun Kembang, bahkan Murai Batu sekalipun. Khusus

jenis Anis Merah, cacing dipercaya bisa membuat Anis Merah betah teller,

sedangkan untuk Anis Kembang bisa membuat burung rajin ngerol.

Untuk mengetahui berapa banyak porsi jangkrik, kroto dan cacing yang perlu

diberikan untuk burung kita, harus dilakukan uji coba atau trial and error.

Kalau sekedar untuk menikmati bunyi dirumah, tentu saja takaran EF tidak

terlalu menjadi masalah. Namun tidak demikian dengan burung yang

diniatkan untuk lomba. Porsi EF harus pas, tidak boleh lebih dan tidak boleh

kurang serta harus rutin dan disiplin dalam pemberiannya.

Dengan perawatan yang rutin, coba perhatikan bagaimana kerja burung kita

tersebut dilapangan. Jika burung tidak mau bunyi, ini bisa disebabkan

beberapa hal, antara lain karena belum terbiasa dengan situasi dilapangan,

treknya kurang lama, atau bahkan ada burung tertentu apabila akan

dilombakan sebelum digantang harus discharge dengan  burung betina

contohnya anis merah.

Jika burung “galak” dan seolah-olah mau menyerang burung disekitarnya,

bisa disebabkan karena ” jagoan ” kita over birahi. Untuk itu, settingan harus

Page 4: Tips Perawatan Burung

diubah, dimana jangkrik dan jemurnya harus dikurangi sedangkan intensitas

mandinya diperbanyak.

Untuk jenis anis merah jIka burung tidak mau teler, untuk rawatan berikutnya

bisa coba ditambah porsi cacingnya atau durasi treknya diperpanjang.

Selain permainan EF, tentu saja masih banyak factor lainnya yang harus kita

amati dan pahami sehingga jagoan kita bisa “ moncer ” di arena lomba.

Tentu saja kita juga harus menyadari bahwa factor lucky atau keberuntungan

juga menjadi hal yang harus diperhitungkan.

Sementara untuk jenis finch, EF protein hewani berupa kroto dan telur puyuh

diyakini bisa meningkatkan birahi sehingga burung mau fight dengan

lawannya. Jenis sayuran yang kaya serat selain berfungsi sebagai pembersih

pencernaan juga bisa sebagai media peredam birahi burung.

Bagaimana dengan fungsi buah ? Sebagaimana kita ketahui bahwa buah-

buahan banyak mengandung vitamin A dan C yang tidak diproduksi oleh

tubuh. Burung yang hidup dialam liar mungkin bisa mencari jenis buah yang

disukai dan sesuai dengan musim. Tapi tidak demikian halnya dengan burung

peliharaan. Usahakan untuk memberi buah-buahan yang variatif dan berganti

setiap harinya. Disaat musim kemarau, perbanyak pemberian buah pepaya

sementara dimusim penghujan pemberian pisang dan apel lebih diutamakan.

CATATAN: Usahakan untuk memberikan jenis EF yang mudah didapat dan

terjamin selalu ketersediannya.

2. MANDI & JEMUR Mandi dan jemur bagi burung peliharaan adalah wajib

hukumnya.

2.A. Mandi

Sama seperti kita, dengan mandi burung akan merasa lebih segar dan lebih

lincah. Selain itu, mandi juga merupakan salah satu sarana bagi burung

untuk melemaskan otot. Coba lihat pergerakan burung saat sedang mandi.

Seluruh anggota tubuhnya mulai dari kepala, sayap, kaki hingga ekor akan

Page 5: Tips Perawatan Burung

bergerak secara bersamaan dan sistematis. Mandi juga berfungi untuk

menjaga kesehatan dan kebersihan bulu burung.

Kapan waktu yang tepat untuk memandikan burung? Umumnya waktu

memandikan burung adalah pagi hari sekitar jam 7 – 10. Untuk burung jenis

tertentu seperti Anis, mandi bisa 2 hingga 3 kali sehari, yakni pagi, siang dan

malam hari.

Media memandikan jenis burung yang berukuran sedang hingga besar

seperti Anis, Muari, Cucakrawa, dll, bisa dengan menggunakan bak keramba

yang banyak dijual di pasar burung. Untuk jenis burung yang berukuran agak

kecil seperti Tledekan, Kenari, Decu, dll bisa mengunakan “cepuk” yang

dimasukkan kedalam kandang.

Yang perlu diperhatikan adalah air yang digunakan untuk mandi. Paling baik

adalah air sumur. Jika menggunakan air PAM yang notabene banyak

kandungan kaporitnya, sebaiknya air diendapin dulu minimal satu malam

untuk memisahkan kaporit dan zat pembersih lainnya. Efek dari

menggunakan air PAM yang masih banyak mengandung kaporit adalah

hilangnya zat lemak pada bulu burung sehingga bulu menjadi kusam. Saat ini

tidak sedikit yang menggunakan air minum isi ulang sebagai air minum

sekaligus air mandi untuk burungnya. Shampoo dan cairan anti kutu khusus

burung bisa digunakan sebulan 1 atau 2 kali.

2.B. Jemur

Penjemuran sangat penting bagi burung. Dengan berjemur, burung akan

menyerap vitamin D dari sinar matahari sehingga metabolismenya bisa

berjalan dengan seimbang. Burung yang kurang jemur biasanya akan terlihat

lesu dan gemuk sehingga membuat burung malas bunyi. Sama seperti

mandi, penjemuran juga berfungsi untuk menjaga kesehatan dan keindahan

bulu burung.

Waktu yang tepat untuk menjemur burung adalah sekitar jam 7 hingga jam

10 pagi dimana panas matahari belum terlalu menyengat.. Sementara lama

Page 6: Tips Perawatan Burung

penjemuran sangat variatif dan tergantung dari kebiasaan burung itu sendiri.

Untuk jenis Anis Kembang, banyak penghobi yang hanya menjemur burung

kurang dari 1 jam. Semantara jenis lain seperti Murai, Kenari, Tledekan, Anis

Merah, durasinya bisa sekitar 2 hingga 3 jam. Beberapa jenis burung seperti

Branjangan, Pentet dan Blackthroat mungkin memerlukan waktu penjemuran

yang lebih lama.

3. KANDANG UMBARAN

Trend 2 tahun terakhir ini menunjukkan bahwa semakin banyak hobbies yang

mengumbar burungnya dalam kandang umbaran yang berukuran relative

cukup besar. Fungsi dari kandang umbaran sendiri adalah memberikan

kesempatan kepada burung untuk bergerak bebas. Ini dilakukan untuk :

a. mengurangi timbunan lemak pada sehingga burung bisa bergerak

dengan lebih lincah.

b. melatih stamina.

c. sarana pemulihan bagi burung yang stress dan baru sembuh dari

sakit.

Sudah banyak testimoni bahwa burungnya semakin fight, volumenya

semakin dahsyat dan bisa diturunkan berkali-kali setelah burungnya

menjalani “training” dikandang umbaran.

4. KERODONG

Bagi beberapa orang kerodong kelihatannya sangat sepele padahal kerodong

memiliki fungsi yang tidak kecil. Burung sejenis finch terutama kenari sangat

rentan dengan hawa (angin) dingin dan gigitan nyamuk. Sering kematian

datang karena serangan salah satu atau keduanya. Untuk jenis Kenari,

kerodong lebih bersifat protektif terhadap kedua unsur diatas.

Sementara untuk burung jenis lainnya seperti Anis, Muray, Pentet, Kacer, dll,

fungsi kerodong bukan hanya sebagai pemanis saja tapi lebih kepada fungsi

agar burung bisa beristirahat dengan tenang sehingga tidak selalu dalam

Page 7: Tips Perawatan Burung

keadaan siap tempur. Kerodong hanya dibuka pada saat akan melakukan

ritual mandi dan jemur serta pada saat lomba.

Yang perlu diingat adalah jangan langsung mengkerodong burung setelah

penjemuran selesai karena bisa mengakibatkan rusaknya retina mata.

Biarkanlah burung beradaptasi terlebih dahulu dengan intensitas cahaya

yang diterima. Perlakuannya kira-kira seperti berikut:

- Pagi jam 5 atau jam 6 burung dikeluarkan ke teras rumah dalam

posisi kerodong masih tertutup.

- Setelah 10 menit, kerodong dibuka dan burung mulai diembunkan .

- 20 menit kemudian, burung boleh dijemur hingga waktunya (ada juga

yang memandikan dulu baru dijemur)

- Setelah penjemuran selesai, gantung burung ditempat teduh (jangan

dibawa masuk kedalam rumah) sambil diangin-anginkan sekitar 30

menit kemudian dilanjutkan dengan mandi.

- Biarkan bulu burung kering dulu sebelum dikerodong. Setelah

dikerodong biarkan posisinya tetap ditempat teduh. Tunggu sekitar 10

– 20 menit kemudian, baru burung dimasukkan ke dalam rumah.

5. TANGKRINGAN/ TENGGERAN

Jangan menyepelekan masalah tangkringan. Ukuran dan jenis bahan

tangkringan harus disesuaikan dengan jenis dan karakter burung. Umumnya

tangkringan yang digunakan adalah dahan kayu asam serta kayu bubut

buatan pabrik yang diberi amplas. Ukuran tangkringan bisa disebut sesuai

jika kaki burung hanya bisa mencengkeram 2/3 dari diameter tangkringan.

Sejauh ini, tangkringan kayu asam masih dianggap yang terbaik karena

teksturnya yang kasar hingga burung bisa mencengkeram dengan baik dan

juga tahan lama. Dewasa ini model dan jenis bahan tangkringan semakin

bervariasi sehingga kita harus jeli memilih jenis dan model tangkringan untuk

burung kita.

6. MABUNG/ NGURAK/ GANTI BULU

Page 8: Tips Perawatan Burung

Secara alami, burung akan mengalami mabung atau ngurak 1 kali dalam

setahun. Pada masa ini, burung sangat rentan terhadap stress dan penyakit.

Salah perawatan dalam masa mabung bisa berakibat fatal dan

mengakibatkan burung menjadi “mandeg” alias bisu.

Untuk burung yang memasuki masa ngurak, proses mandi sebaiknya

dihentikan sama sekali hingga bulu ekor yang baru sudah tumbuh kembali

minimal 50%. Penjemuran boleh dilakukan seminggu 1 – 2 kali dalam waktu

yang tidak terlalu lama. EF jangkrik dan kroto boleh tetap diberikan sesuai

dengan raatan sebelum mabung, namun pemberian cacing dan buah

sebaiknya dihentikan.

Sebaiknya burung selalu dalam keadaan kerodong sepanjang hari dan

dibersihkan kotorannya 3 hari sekali.

Masa mabung adalah waktu yang paling tepat dalam melakukan pemasteran.

Yang perlu diperhatikan adalah jarak pemasteran. Alih-alih dimaster malah

burung yang mabung menjadi stress karena suara yang terlalu kencang. Jika

kita menggunakan burung master, usahakan jarak nya minimal 2 meter dari

burung yang akan dimaster. Ingat, justru suara yang terdengar sayup-sayup

yang lebih mudah ditiru oleh burung yang sedang mabung.

Saat ini kita sangat dimudahkan dengan banyak beredarnya master

elektronik berikut petunjuk dalam melakukan pemasteran Salah satunya

adalah CD

Semoga sedikit ulasan ini bisa bermanfaat untuk para pemula yang baru

belajar pelihara burung. Tulisan ini masih jauh dari sempurna. Mohon saran

serta kritik dari rekan-rekan semuanya agar kita bisa saling berbagi dalam

hobby ini karena semahal mahalnya harga seekor burung, masih lebih mahal

” biaya sekolah ” hobby burung.