tips wawancara

6
Pernahkah Anda merasa bingung harus menjawab apa dalam suatu wawancara kerja? Saya pernah, dulu. Pertanyaan yang diajukan rasanya seperti jebakan. Mau dijawab jujur tapi khawatir malah jadi tidak lulus. Dijawab tidak jujur nanti ketahuan dan akhirnya tidak diterima juga. Bingung kan! Ada banyak pertanyaan menjebak yang biasa muncul dalam wawancara kerja. Pertanyaan seperti ini memang sengaja dikeluarkan selain untuk mengetahui jawaban calon karyawan, juga untuk melihat respon dan bagaimana tanggapan terhadap pertanyaan seperti itu. Tidak sedikit orang yang jadi terdiam sejenak, memandang kosong ke atas, atau aaa… eee… baru kemudian bisa menjawab. Ini malah menandakan kalau ia sedang mengarang sesuatu… Saran saya tetaplah santai dan perhatikan bicara Anda, seperti yang pernah saya tulis sebelumnya tentangtips berbicara saat wawancara . Berikut ini 3 pertanyaan menjebak yang pernah saya temui ketika mengikuti sesi wawancara. Apa kekurangan terbesar Anda? Dari beberapa kali wawancara, pertanyaan ini selalu saja keluar. Beberapa buku dan artikel yang saya baca menyarankan untuk menjawabnya secara jujur namun positif. Hmmm… bagaimana maksudnya? Saya kasih contoh aja, misalnya saya ini orangnya perfeksionis. Kadang saya terlalu sering memeriksa hasil pekerjaan untuk memastikan semuanya sudah sesuai dengan permintaan. Tapi, saya bisa mengatasi kekurangan saya ini dengan membuat jadwal kapan saja review hasil pekerjaan harus dilakukan, jadi tidak mengganggu anggota tim yang lain. Kenapa Anda ingin pindah dari perusahaan Anda yang sekarang? Pertanyaan ini juga pernah membuat saya bingung sejenak, kenapa ya saya mau pindah? Apa mau jawab karena gajinya kecil, bosnya galak, atau masuknya kepagian? Gak mungkin kan, karena semua itu akan menjadi nilai negatif bagi Anda. Ada banyak jawaban sebenarnya sesuai situasi Anda, misalnya di kantor lama karir saya sudah mentok, agar lebih berkembang saya harus mencari tantangan baru. Atau saya merasa bosan di perusahaan lama dan tidak ingin kebosanan saya mengganggu kinerja yang lain. Itu lebih bagus dibanding harus menjelek-jelekkan perusahaan lama Anda. Mengapa saya harus menerima Anda, bukan pelamar yang lain? Nah, ini biasanya pertanyaan pamungkas. Setelah bincang-bincang banyak hal, pertanyaan terakhir keluarlah yang ini. Jawablah dengan menonjolkan keahlian Anda dan kesesuaiannya dengan kebutuhan perusahaan. Misalnya karena saya memiliki keahlian dan sudah berpengalaman, dengan itu saya yakin dapat memberi kontribusi bagi kemajuan perusahaan ke depan. Demikianlah 3 pertanyaan menjebak dalam wawancara kerja dan bagaimana menjawabnya. Semoga bermanfaat…

Upload: james-anggi-cristopher-sitompul

Post on 08-Apr-2016

2 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Pernahkah Anda merasa bingung harus menjawab apa dalam suatu wawancara kerja? Saya pernah, dulu.

Pertanyaan yang diajukan rasanya seperti jebakan. Mau dijawab jujur tapi khawatir malah jadi tidak lulus. Dijawab

tidak jujur nanti ketahuan dan akhirnya tidak diterima juga. Bingung kan!

Ada banyak pertanyaan menjebak yang biasa muncul dalam wawancara kerja. Pertanyaan seperti ini memang

sengaja dikeluarkan selain untuk mengetahui jawaban calon karyawan, juga untuk melihat respon dan bagaimana

tanggapan terhadap pertanyaan seperti itu.

Tidak sedikit orang yang jadi terdiam sejenak, memandang kosong ke atas, atau aaa… eee… baru kemudian bisa

menjawab. Ini malah menandakan kalau ia sedang mengarang sesuatu…   Saran saya tetaplah santai dan

perhatikan bicara Anda, seperti yang pernah saya tulis sebelumnya tentangtips berbicara saat wawancara.

Berikut ini 3 pertanyaan menjebak yang pernah saya temui ketika mengikuti sesi wawancara.

Apa kekurangan terbesar Anda? Dari beberapa kali wawancara, pertanyaan ini selalu saja keluar.

Beberapa buku dan artikel yang saya baca menyarankan untuk menjawabnya secara jujur namun positif. Hmmm…

bagaimana maksudnya? Saya kasih contoh aja, misalnya saya ini orangnya perfeksionis. Kadang saya terlalu sering

memeriksa hasil pekerjaan untuk memastikan semuanya sudah sesuai dengan permintaan. Tapi, saya bisa

mengatasi kekurangan saya ini dengan membuat jadwal kapan saja review hasil pekerjaan harus dilakukan, jadi

tidak mengganggu anggota tim yang lain.

Kenapa Anda ingin pindah dari perusahaan Anda yang sekarang? Pertanyaan ini juga pernah membuat

saya bingung sejenak, kenapa ya saya mau pindah? Apa mau jawab karena gajinya kecil, bosnya galak, atau

masuknya kepagian? Gak mungkin kan, karena semua itu akan menjadi nilai negatif bagi Anda. Ada banyak jawaban

sebenarnya sesuai situasi Anda, misalnya di kantor lama karir saya sudah mentok, agar lebih berkembang saya

harus mencari tantangan baru. Atau saya merasa bosan di perusahaan lama dan tidak ingin kebosanan saya

mengganggu kinerja yang lain. Itu lebih bagus dibanding harus menjelek-jelekkan perusahaan lama Anda.

Mengapa saya harus menerima Anda, bukan pelamar yang lain? Nah, ini biasanya pertanyaan

pamungkas. Setelah bincang-bincang banyak hal, pertanyaan terakhir keluarlah yang ini. Jawablah dengan

menonjolkan keahlian Anda dan kesesuaiannya dengan kebutuhan perusahaan. Misalnya karena saya memiliki

keahlian dan sudah berpengalaman, dengan itu saya yakin dapat memberi kontribusi bagi kemajuan perusahaan ke

depan.

Demikianlah 3 pertanyaan menjebak dalam wawancara kerja dan bagaimana menjawabnya. Semoga

bermanfaat… 

Berikut ini adalah tips sukses wawancara kerja untuk membantu Anda melewati salah satu tahapan yang sangat

krusial dalam proses rekruitmen. Wawancara kerja bisa menjadi momok tersendiri bagi pelamar kerja. Mengapa?

Karena harus bertatap muka langsung dengan calon pemberi kerja. Sehingga, semuanya bisa menjadi penilaian.

Bukan hanya jawaban yang dilontarkan, namun juga cara menjawab, bahkan ekpresi ketika wawancara berlangsung.

Beda halnya jika hanya berhadapan dengan kertas.

Tips Sukses Wawancara Kerja

Datang lebih awal dari jadwal. Jangan datang terlalu mepet apalagi telat dari jadwal yang ditentukan.

Dengan datang lebih awal Anda mempunyai kesempatan untuk menyesuaikan diri dengan tempat wawancara.

Punya waktu untuk menenangkan diri. Ada waktu ke toilet, bukan sekadar buang air kecil, tapi untuk merapikan

kembali penampilan Anda.

Penampilan terbaik. Muncullah di hadapan pewawancara dengan penampilan terbaik Anda. Bukan

sekadar menarik perhatian, namun mengesankan dan profesional.

Antusias dan percaya diri. Tampillah dengan antusias, tunjukkan bahwa Anda benar-benar menginginkan

pekerjaan tersebut. Jawablah dengan percaya diri, tunjukkan bahwa Anda adalah orang yang tepat untuk posisi yang

ditawarkan.

Amunisi ilmu pengetahuan dalam kepala. Ilmu pengetahun yang memadai akan sangat menunjang

kepercayaan diri Anda dalam menghadapi tes wawancara. Dan tentu saja penting untuk menjawab pertanyaan

wawancara kerja dengan benar bukan asal jawab.

 

Tips Berbicara saat Wawancara KerjaSelain yang saya tulis di atas, keterampilan berbicara yang Anda miliki juga berperan penting saat wawancara.

Ben Jonson, seorang penyair dan penulis drama Inggris, mengatakan “berbicara dan berbicara dengan baik adalah

dua hal. Orang bodoh mengoceh, tapi orang bijak berbicara”. Anda tentu tidak ingin disebut mengoceh kan? Begitu

pula saat Anda mengikuti wawancara kerja, adalah penting untuk mengerti apa yang ditanyakan kepada Anda. Lebih

penting lagi untuk tahu apa yang akan Anda sampaikan dan bagaimana menyampaikannya dengan jelas dan

menarik. Tidak hanya asal jawab.

Patut Anda ketahui apa sebenarnya maksud dilakukannya wawancara kerja oleh perusahaan. Selain untuk menilai

secara langsung pengetahun yang Anda miliki, juga bertujuan untuk menggali lebih dalam tentang kepribadian Anda,

melihat relevansi yang diperlukan dengan pekerjaan, dan tentu saja untuk melihat apakah Anda layak untuk

pekerjaan yang ditawarkan. Berikut ini beberapa tips bagaimana berbicara saat wawancara kerja.

Berbicaralah tentang sesuatu yang menonjolkan kelebihan Anda. Pertanyaan saat wawancara tidak melulu

membicarakan hal teknis. Banyak hal lain yang bisa saja ditanyakan dan terkadang tidak diharapkan sebelumnya,

seperti problem solving, kemampuan komunikasi, tentang motivasi, kemampuan bersosialisasi, analisis diri, bahkan

kadang muncul pertanyaan-pertanyaan yang rasanya seperti jebakan. Dari pertanyaan-pertanyaan itu, Anda dituntut

untuk jeli melihat kesempatan bagi Anda untuk membicarakan kelebihan-kelebihan Anda yang relevan dengan apa

yang ditanyakan. Ingat, kelebihan yang relevan atau berhubungan dengan pertanyaan.

Bicaralah pada waktunya dan mengertilah kapan harus berhenti. Jangan sekali-kali memotong pertanyaan

pewawancara, pastikan pertanyaan sudah selesai baru Anda menjawab. Juga, ketahuilah kapan seharusnya Anda

berhenti berbicara. Ketika pewawancara mengangguk perlahan, itu mungkin isyarat dia mengerti jawaban Anda.

Namun, jika sudah mulai mengangguk dengan cepat dan sering, mungkin itu isyarat bagi Anda untuk berhenti.

Bicaralah yang sederhana, jangan dibuat rumit. Banyak orang ketika ditanya kadang menjawab dengan

kalimat yang sulit dimengerti, banyak mengandung istilah asing agar tampak cerdas. Namun ketika dikejar lebih jauh,

bahkan dia pun tidak memahami istilah-istilah yang digunakannya. Keep it simple.

Bicaralah apa adanya, jangan berbohong. Jujur itu penting, sebab satu kebohongan akan membuat Anda

membuat berjuta kebohongan lainnya untuk menutupi kebohongan yang Anda buat sebelumnya. Orang bisa

menerima jika Anda berbuat kesalahan, namun tidak bisa menerima kebohongan yang berlarut-larut. Jadi jujurlah

dalam menjawab setiap pertanyaan.

Demikianlah tips sukses wawancara kerja dari saya. Jika Anda memiliki tips sendiri dan ingin berbagi, silakan…

Wawancara merupakan salah satu tahapan yang cukup penting dalam penerimaan karyawan. Pada tahap ini terjadi

interaksi secara langsung antara pelamar dan pemberi kerja. Seorang pewawancara bisa menilai secara langsung

calon karyawan secara keseluruhan. Bukan hanya dari jawaban yang dilontarkan, melainkan penampilan dan bahasa

tubuh juga bisa jadi obyek penilaian.

Oleh karena itu, sangat penting untuk menarik perhatian saat wawancara. Agar segala usaha Anda mulai dari

membuat surat lamaran kerja yang baik, mengikuti tes tertulis, tidak sia-sia akibat gagal di wawancara.

Pada postingan saya sebelumnya, saya sudah menuliskan tips berbicara saat wawancara kerja. Kali ini saya ingin

mengulas secara luas bagaimana menarik perhatian saat wawancara.

Muncullah dengan penampilan terbaik. Mungkin pernah mendengar istilah “don’t judge a book by it’s cover“.

Saat mengikuti wawancara jangan pakai istilah itu, karena kesan pertama yang timbul akan sangat menentukan

proses selanjutnya. Jadi, tampillah yang terbaik. Terbaik untuk situasi wawancara, jangan berlebihan.

Perhatikan dress code pada undangan wawancara yang Anda terima. Jika tidak ditentukan, pakailah kemeja

berwarna lembut dan celana kain warna gelap.

Jagalah eye contact dengan pewawancara. Saat mendengar pertanyaan atau menjawab, jagalaheye

contact dengan pewawancara secara wajar. Jangan menunduk terus, sehingga kesannya Anda kurang percaya diri

atau menatap secara terus menerus seakan-akan Anda menantang. Sewajarnya saja.

Jawablah secara singkat dan relevan. Pernahkan Anda ditanya sesuatu yang kurang jelas kemudian

menjawab bertele-tele ke sana kemari tak jelas? Jika ada pertanyaan yang tidak jelas minta diulangi saja, kemudian

jawablah pertanyaan secara singkat dan relevan atau mengena dengan pertanyaan. Jangan karena ingin terlihat

pintar lantas menjawab panjang lebar yang akhirnya malah membingungkan pewawancara.

Jangan terlalu menggebu-gebu. Kadang, karena terlalu semangat jadinya menggebu-gebu. Akhirnya,

seakan-akan Anda ingin mendominasi jalannya wawancara. Jagalah irama bicara sehingga terjadi percakapan yang

hangat antara Anda dan pewawancara.

Berlatihlah selalu. “Practise make perfect“. Semakin sering Anda berlatih tentu akan semakin lancar Anda

melakukannya. Berlatihlah di depan cermin, ajukan pertanyaan-pertanyaan kepada diri Anda dan jawablah dengan

sungguh-sungguh.

Pada postingan sebelumnya, sudah saya tuliskan 3 contoh pertanyaan menjebak dalam wawancara kerja dan

bagaimana cara menjawabnya. Kali ini saya ingin menulis 7 contoh jawaban wawancara kerja lainnya yang juga

sering muncul dalam sesi interview. Pertanyaan-pertanyaan berikut ini bukan hanya sering muncul, tapi juga kadang-

kadang terasa bingung untuk menjawabnya.

Namun, perlu saya ingatkan, jawaban yang saya tuliskan hanya sekadar contoh untuk menambah wawasan saja.

Jika Anda menemui pertanyaan serupa, jawablah sesuai dengan situasi masing-masing. Tulisan ini hanya untuk

memberi inspirasi bagaimana menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini dalam sesi wawancara kerja.

1. Ceritakan siapa diri Anda!

Yang pernah mengalami wawancara mungkin pernah mendapatkan pertanyaan ini. Karena pertanyaan ini termasuk

yang paling sering dikeluarkan. Banyak orang yang kadang salah kaprah dengan menjawabnya dengan

menceritakan kisah perjalanan hidupnya. Mulai dari dilahirkan di kampung terpencil, kesusahan di kala kanak-kanak,

kisah-kisah melankolis, dsb. Tidak salah memang, karena tidak ada larangan untuk itu.

Sebaiknya, jawablah pertanyaan ini dengan menceritakan latar belakang pendidikan, pengalaman kerja, dan target

yang ingin dicapai dalam karir ke depan. Contoh jawaban, “Saya menyelesaikan S1 saya di Universitas Hasanuddin,

program studi Geofisika. Selama kuliah saya aktif di berbagai organisasi kemahasiswaan sebagai anggota dan

pengurus. Selesai kuliah, saya bekerja di perusahaan X sebagai Junior Seismic Processing. Saya berpengalaman

melakukan pengolahan data seismik 2D untuk berbagai lapangan di Indonesia. Dst…..”

2. Mengapa Anda ingin bekerja di perusahaan ini?

Di postingan terdahulu saya pernah menyinggung masalah pentingnya melakukan riset terhadap perusahaan tempat

melamar. Tujuan utamanya adalah untuk menjawab pertanyaan seperti ini. Kemukakan nilai lebih perusahaan dan

kesesuaian dengan rencana karir Anda.

Contoh jawaban, “Perusahaan ini adalah perusahaan jasa seismik processing terkemuka di tanah air. Dan keahlian

saya adalah seismik processing. Saya yakin perusahaan dapat menunjang karir saya ke depannya, begitu pula

sebaliknya saya dapat berkontribusi kepada perusahaan”.

3. Jika Anda bisa memilih perusahaan lain untuk bekerja, perusahaan mana yang akan Anda pilih?

Nah, ini sebenarnya pertanyaan jebakan untuk tahu apakah Anda benar-benar ingin bekerja di perusahaan tersebut

atau hanya sekadar batu loncatan sambil menunggu kesempatan yang lain. Jika Anda benar-benar ingin diterima,

jangan sekali-kali menyebut perusahaan lain, apalagi kompetitor.

Contoh jawaban, “Sebelum memutuskan melamar ke perusahaan ini, saya telah melakukan riset terlebih dahulu dan

saya yakin perusahaan inilah yang paling tepat untuk saya berkarir sesuai dengan keahlian yang saya miliki”.

4. Apa yang ingin Anda capai dalam 5 tahun ke depan?

Ini untuk mengetahui apa sebenarnya rencana jangka panjang Anda. Jangan salah jawab dengan mengatakan 5

tahun yang akan datang akan bekerja di perusahaan lain dengan posisi dan gaji lebih baik. Jawablah rencana 5

tahun yang akan datang jika bekerja di perusahaan tersebut.

Contoh jawaban, “5 tahun lagi saya ingin menjadi seismic processor terbaik yang dimiliki perusahaan ini. Sudah

menjadi team leader yang bisa menangani dan mengatur proyek pengolahan data seismik”.

5. Apa yang menurut Anda bisa berikan buat perusahaan sedangkan pelamar lain tidak bisa?

Pertanyaan ini juga kadang susah dijawab. Bahkan, kadang ada yang malah balik bertanya. Apa ya? Ambillah

sesuatu yang tertulis dalam CV Anda yang mungkin tidak dimiliki oleh pelamar lainnya.

Contoh jawaban, “Saya tidak sekadar tugas akhir di bidang seismic processing. Saya sudah terjun langsung dalam

beberapa proyek pengolahan data seismik dan terbiasa berinteraksi dengan klien. Saya kira ini tidak dimiliki oleh

pelamar lainnya”.

6. Apakah Anda pernah bermasalah dengan atasan? Bagaimana mengatasinya?

Jangan pernah menjelek-jelekkan atasan Anda sebelumnya. Meskipun Anda mempunyai masalah yang berat

dengan bos sebelumnya sehingga ingin pindah, sebaiknya jangan diumbar. Jawablah secara diplomatis atau pura-

pura lupa.

Contoh jawaban, “Bukan masalah besar, hanya perbedaan pendapat biasa. Saya kira hal biasa, apalagi jika kita

bicara soal data seismik. Karena interpretasi kita bisa berbeda. Biasanya selesai setelah melalui diskusi, dst…”.

7. Berapa gaji yang Anda minta?

Ini juga pertanyaan yang susah dijawab, bahkan ketika sudah beberapa kali wawancara. Selalu saja muncul pikiran

“jangan-jangan kekecilan” atau “jangan-jangan kegedean”. Saran saya, coba cari referensi dahulu sebelum mengikuti

interview. Bisa tanya-tanya teman yang bekerja di perusahaan sejenis atau cari-cari di internet. Jika tidak yakin

dengan gajinya, tidak ada salahnya menyebut kisarannya. Kecuali Anda betul-betul yakin berapa gaji yang Anda

inginkan, silakan disebut saja.

Contoh jawaban, “Untuk posisi ini dengan job deskripsi demikian, saya ingin antara X – Y rupiah”.