titik hidayati program studi pendidikan ipa fakultas matematika dan ilmu...

156
PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK UNTUK MENGIDENTIFIKASI KETERAMPILAN PROSES SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN IPA TERPADU SKRIPSI disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Progam Studi Pendidikan IPA Oleh Titik Hidayati 4001409110 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013

Upload: doanlien

Post on 11-Apr-2018

227 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK UNTUK

MENGIDENTIFIKASI KETERAMPILAN PROSES

SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA

PEMBELAJARAN IPA TERPADU

SKRIPSI

disajikan sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Progam Studi Pendidikan IPA

Oleh

Titik Hidayati

4001409110

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG2013

Page 2: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

ii

Page 3: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

iii

Page 4: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

iv

Page 5: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Semua yang ada dalam kehidupan ini adalah berpasangan, bahkan ALLAH

SWT berfirman dalam surat Al Insyirah bahwa sesungguhnya setelah

kesulitan ada kemudahan, dan begitupula sebaliknya, maka nikmatilah

dengan bijak yang sekarang kau dapatkan karena itu adalah yang terbaik.

Hanya kepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu

kami memohon pertongan. (Surat Al-Fatihah: 5 )

Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sholat dan sabarmu sebagai

penolongmu. Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.

(Surat Al-Baqoroh: 153)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada :

1. Ibu & Bapak ku “sayang” yang selalu mendo’akan, menyayangi, mendukung,

dan berkorban, semua ini hanya untukmu seorang.

2. Dek Inay, Dek Ilmy, Kak Hendry dan seluruh keluarga besarku.

3. Almamaterku, khususnya Prodi Pendidikan IPA.

4. Kecerdasan & Kebangkitan Indonesia-ku.

Page 6: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

vi

PRAKATA

Puji syukur tak henti-hentinya terpanjatkan kepada Allah SWT, Tuhan

semesta alam yang senantiasa memberikan taufiq, hidayah, inayah, serta ni’mah

kepada hamba-hamba-Nya. Sehingga, atas ridha-Nya akhirnya penulis mampu

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan Tes Diagnostik Untuk

Mengidentifikasi Keterampilan Proses Sains Dengan Tema Energi Pada

Pembelajaran IPA Terpadu”.

Penulis menyadari penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan

berbagai pihak yang telah memberikan bantuan berupa saran, bimbingan, maupun

petunjuk dan bantuan dalam bentuk lain. Oleh karena itu, penulis mengucapkan

terima kasih yang setulus-tulusnya kepada:

1. Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri

Semarang yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk melakukan

penelitian.

2. Ketua Prodi Pendidikan IPA yang telah memberikan izin kepada penulis untuk

menyelesaikan skripsi ini.

3. Dr. Sunyoto Eko Nugroho, M. Si., Dosen pembimbing utama yang telah sabar

dalam memberikan bimbingan, saran, masukan, dan kritik selama penyusunan

skripsi ini.

4. Dr. Sudarmin, M. Si., Dosen pembimbing pendamping yang telah memberikan

bimbingan, arahan, serta saran selama penyusunan skripsi ini.

5. Dr. Achmad Sopyan, M.Pd. sebagai Dosen Penguji yang telah memberikan

masukan demi kebaikan skripsi ini.

6. Semua Dosen Prodi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam beserta segenap

jajaran kepengurusan Prodi IPA Unnes yang telah membagi ilmunya.

7. Muhamad Bisri, sebagai TU Prodi Pendidikan IPA yang telah membantu

kelancaran administrasi.

8. Kepala Madrasah dan bapak/ibu guru serta siswa MTs Sabilurrahman Gubug

Kab. Grobogan yang telah memberikan ijin dan kesempatan kepada kami

dalam penelitian ini.

Page 7: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

vii

9. Bapak, Ibu, dan Adik-adikku yang tak putus dalam memberikan do’a,

dukungan dan kasih sayangnya.

10. Kak Hendry yang selalu menasehati, menghibur dan memberi motivasi dalam

menyelesaikan skripsi ini.

11. Sahabat dan teman seperjuangan Pendidikan IPA Unnes (Uswatun dan

Susanto) yang selalu memberikan semangat dan memotivasi dalam

menyelesaikan skripsi ini.

12. Teman-teman rombel 03 pend. IPA angkatan 09, terimakasih atas kebersamaan

dan semangat dari kalian.

13. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya penyusunan skripsi ini,

yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.

Akhirnya, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pembaca yang

telah berkenan membaca skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

pembaca semua.

Semarang, 2013

Penulis

Page 8: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

viii

ABSTRAK

Hidayati, T. 2013. Pengembangan Tes Diagnostik Untuk Mengidentifikasi Keterampilan Proses Sains Dengan Tema Energi Pada Pembelajaran IPA Terpadu.Skripsi, Program Studi Pendidikan IPA Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Utama Dr. Sunyoto Eko Nugroho, M.Si dan Pembimbing Pendamping Dr. Sudarmin, M.Si.

Kata kunci: Pengembangan, Tes Diagnostik, Keterampilan Proses Sains, IPATerpadu, Tema Energi.

Pembelajaran IPA Terpadu seharusnya lebih mengedepankan keterampilan-keterampilan proses sains “Science as procces” yang memberi penekanan pada keterampilan berpikir ilmiah yang dapat berkembang pada siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar. Suatu penilaian yang dapat memberikan informasi mengenai kelemahan-kelemahan, kesulitan-kesulitan, tingkat pencapaian, dan kemampuan dasar siswa dalam keterampilan proses sains sebaiknya adalah menggunakan tes diagnostik. Model pembelajaran yang dibutuhkan adalah yang mampu menghasilkan kemampuan untuk belajar, bukan saja diperolehnya sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap, tetapi yang lebih penting adalahbagaimana pengetahuan keterampilan proses, dan sikap itu diperoleh siswa. Penelitian ini merupakan penelitian research and development (R & D), denganmodel pengembangan 4-D (Four D). Hasil pengembangan tes diagnostik yang menggunakan pendekatan keterampilan proses sains telah diujicobakan di MTs Sabilurrahman Gubug Kab. Grobogan pada siswa kelas VIII di semester genap tahun pelajaran 2012/2013. Tes diagnostik yang dikembangkan adalah tes yang menggunakan pendekatan keterampilan proses sains. Bentuk tes yang dikembangkan adalah pilihan ganda disertai alasan menjawab. Soal yang dihasilkan dari penelitian ini adalah 35 soal. Terdiri atas 24 soal yang berdaya beda cukup antara 0,21-0,40. 7 soal berdaya beda baik yaitu antara 0,41-0,60 dan 4 soal berdaya beda baik sekali yaitu antara 0,61-0,80 dan 0,81-1,00. Tes diagnostik yang dihasilkan sudah reliabel dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,95. Karena reliabelitas instrumen lebih besar dari reliabilitas tabel (r11>rtabel= Reliabel) dan Siswa yang mendapatkan nilai ≥70 berjumlah ≥80% atau lebih.

Page 9: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

ix

ABSTRACT

Hidayati, T. 2013. Development of Diagnostic Tests To Identify Skills of SainsProcess Under The Theme Energy In Integrated Natural Science Learning. Final Project, Sains Education Program, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, State University of Semarang. Main supervisor Dr. Sunyoto Eko Nugroho, M.Si.,and Assistance Supervisor Dr. Sudarmin, M.Si.

Keywords: Development, Diagnostic Tests, Skills Of Sains Process, Integrated Natural Science, Energy theme.

The study of Integrated natural science should give priority to the skill of sains process "Science as procces" which gives emphasis on scientific thinking skills that can be developed in students in the learning process. An assessment that can provide information about the weaknesses, difficulties, achievement levels, and the basic ability of students in skills of sains process preferably using diagnostic tests. Learning model which is needed is the learning that capable of generating capacity to learn, not only gained some knowledge, skills, and attitudes, but more important is how about the knowledge of science process skills, and attitudes that students acquired. This research are as research and development (R & D), with a 4-D model of development (Four D). The results of the development of diagnostic tests using skills of sains process approach has been tested in MTs Sabilurrahman Gubug, Grobogan Regency on eighth grade students in the evensemester of academic year 2012/2013. Diagnostic test which is developed is the test that use skills of sains process approach. The form of the tests that weredeveloped are multiple choice answer with reasons. Questions generated from this study were 35 questions. Consisting of 24 questions that empowered enough between 0.21 to 0.40. seven questions empowered good between 0.41 to 0.60 and 4 questions empowered very good between 0.61 to 0.80 and 0.81 to 1.00. The result of diagnostic tests are reliable with a reliability coefficient of 0.95. Because the instrument of reliability is greater than the table (r11> rtable = Reliable) and students who get total value ≥ 75 are equal or more than 75 %.

Page 10: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

x

DAFTAR ISI

PRAKATA............................................................................................. vi

ABSTRAK ............................................................................................. viii

DAFTAR ISI .......................................................................................... x

DAFTAR TABEL .................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR.............................................................................. xiii

DAFTAR LAMPIRAN........................................................................... xiv

BAB

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 8

1.3 Batasan Masalah ......................................................................... 8

1.4 Tujuan Penelitian ........................................................................ 8

1.5 Manfaat Penelitian ...................................................................... 9

1.6 Penegasan Istilah......................................................................... 10

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Peranan Tes Diagnostik............................................................... 12

2.2 Hakikat Keterampilan Proses Sains ............................................. 13

2.3 Pembelajaran IPA Terpadu.......................................................... 15

2.4 Karakteristik Konsep Energi dalam IPA Terpadu ........................ 20

3. METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian......................................................................... 23

3.2 Subyek Penelitian........................................................................ 23

3.3 Jenis Penelitian ........................................................................... 23

3.4 Prosedur Penelitian...................................................................... 23

3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data.................................... 27

3.6 Teknik Analisis Data…………………………………….. ........... 28

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian ........................................................................... 33

4.2 Pembahasan ................................................................................ 46

Page 11: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

xi

5. PENUTUP

5.1 Simpulan..................................................................................... 56

5.2 Saran........................................................................................... 56

DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 57

LAMPIRAN........................................................................................... 59

Page 12: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Macam-macam KPS dan Indikatornya ............................................ 14

2.2 Empat Model Pembelajaran IPA Terpadu ......................................... 18

2.3 Peta Kompetensi Dasar IPA Terpadu Tema Energi............................ 21

2.4 Pengembangan Nilai Karakter .......................................................... 22

3.1 Kriteria Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba Instrumen....................... 31

3.2 Kriteria Daya Pembeda Soal Uji Coba Instrumen ........................... 32

3.3 Kriteria Keefektifan Soal Tes Diagnostik ........................................ 32

4.1 Kelayakan Validatas Tes Diagnostik Menutur Validator .................. 34

4.2 Data Tanggapan Siswa Terhadap Tes Diagnostik ............................. 35

4.3 Nilai Daya Pembeda Soal Tes Diagnostik ........................................ 37

4.4 Indeks Kesukaran KPS ( Mengamati ).............................................. 43

4.5 Indeks Kesukaran KPS ( Mengelompokan/klasifikasi ) .................... 43

4.6 Indeks Kesukaran KPS ( Menafsirkan/interpretasi) .......................... 44

4.7 Indeks Kesukaran KPS(Memprediksi atau meramalkan) .................. 44

4.8 Indeks Kesukaran KPS (Mengajukan pertanyaan) ............................ 45

4.9 Indeks Kesukaran KPS ( Berhipotesis)............................................. 45

4.10 Indeks Kesukaran KPS (Merencanakan percobaan/penyelidikan)..... 45

4.11 Indeks Kesukaran KPS (Menerapkan Konsep).................................. 46

Page 13: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Jaringan Tema Energi .................................................................... 19

2.2 Contoh Perubahan Bentuk Energi ................................................. 20

3.1 Pengambangan Tes Diagnostik untuk mengidentifikasi KPS ......... 26

4.1 Persentase Profil Tiap Aspek Keterampilan Proses Sains .............. 42

Page 14: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Hasil Wawancara ............................................................................ 59

2. Silabus Tema Energi ....................................................................... 61

3. RPP Tema Energi............................................................................ 63

4. Kisi-kisi Soal Tes Diagnostik.......................................................... 68

5. Soal Tes Diagnostik KPS ................................................................ 70

6. Kunci Jawaban Soal Tes Diagnostik................................................ 83

7. Lembar Jawaban Soal Tes Diagnostik (Skala Terbatas)................... 89

8. Lembar Jawaban Soal Tes Diagnostik (Skala Luas) ........................ 94

9. Lembar Validasi Oleh Validator 1................................................... 99

10. Lembar Validasi Oleh Validator 2................................................... 101

11. Rekapitulasi Penilaian Validator ..................................................... 103

12. Angket tanggapan Guru IPA 1 pada Uji Coba Skala Terbatas ......... 104

13. Angket tanggapan Guru IPA 2 pada Uji Coba Skala Terbatas ......... 106

14. Rekapitulasi Hasil Tanggapan Guru IPA pada Uji Coba Skala

Terbatas .......................................................................................... 108

15. Angket Tanggapan Siswa pada Uji Coba Skala Terbatas................. 110

16. Daftar Perhitungan Tanggapan Siswa pada Uji Coba Terbatas ........ 112

17. Rekapitulasi Hasil Tanggapan Siswa pada Uji Coba Skala

Terbatas .......................................................................................... 114

18. Angket Tanggapan Guru IPA 1 pada Uji Coba Skala Luas.............. 115

19. Angket Tanggapan Guru IPA 2 pada Uji Coba Skala Luas.............. 117

20. Rekapitulasi Hasil Tanggapan Guru IPA pada Uji Coba Skala

Luas................................................................................................ 119

21. Angket Tanggapan Siswa pada Uji Coba Skala Luas....................... 121

22. Daftar Perhitungan Tanggapan Siswa pada Uji Coba

Skala Luas ...................................................................................... 123

23. Rekapitulasi Hasil Tanggapan Siswa pada Uji Coba

Skala Luas ...................................................................................... 125

24. Kriteria Penilaian Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains..... 127

25. Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains Siswa....................... 128

Page 15: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

xv

26. Perhitungan Korelasi Antara Aktivitas Siswa Dan Hasil Belajar...... 129

27. Analisis Hasil Uji Coba Skala Terbatas ........................................... 131

28. Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa pada Uji Coba Skala Terbatas....... 135

29. Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa pada Uji Coba Skala Luas ............ 136

30. Daftar Nama Siswa Kelas Terbatas ................................................. 137

31. Daftar Nama Siswa Kelas Luas ....................................................... 138

32. Surat Penetapan Dosen Pembimbing ............................................... 139

33. Surat Ijin Penelitian......................................................................... 140

34. Surat Keterangan telah Melaksanakan Penelitian............................. 141

35. Dokumentasi Penelitian .................................................................. 142

Page 16: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Berdasarkan data hasil PISA (Program for International Assessment of

Student) tahun 2009, peringkat Indonesia baru menduduki 10 besar terbawah dari

65 negara. Ada tiga aspek yang diteliti PISA, yakni kemampuan membaca,

matematika, dan sains, berikut hasil survey PISA tahun 2009; Reading (57),

Matematika (61) dan Sains (60). Berdasarkan data hasil PISA tahun 2009 tersebut,

anak Indonesia masih rendah dalam kemampuan literasi sains diantaranya

mengidentifikasi masalah ilmiah, menggunakan fakta ilmiah, memahami sistem

kehidupan dan memahami penggunaan peralatan sains (BSNP, 2008).

Sejalan dengan perkembangan kurikulum di sekolah/madrasah, siswa

dituntut untuk berorientasi dalam proses pembelajaran di kelas. Kurikulum yang

dibutuhkan oleh sekolah/madrasah yang diperlukan untuk membekali siswa dalam

kemampuan dirinya untuk menghadapi tantangan hidup dikemudian hari secara

mandiri, cerdas, kritis, rasional, dan kreatif. Sekolah/madrasah harus menciptakan

kurikulum yang berbasis kompetensi, supaya kompetensi-kompetensi siswa dapat

lebih meningkat. Pada kenyataannya di sekolah/madrasah belum menerapkan

kurikulum yang berbasis kompetensi, dan lebih mengutamakan hasil akhir dari

siswa-siswanya itu lulus dengan nilai tinggi dan memuaskan, tetapi tidak

mempedulikan siswanya apakah siswa-siswanya itu telah benar-banar menguasai

standar kompetensi dan kompetensi dasarnya.

Keberhasilan suatu pendidikan di sekolah merupakan salah satu kuncinya

adalah keberhasilan guru dalam menyajikan materi pelajaran yang dapat

memfasilitasi siswanya untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Pada setiap

kurikulum yang berlaku guru diharapkan mengembangkan model

pembelajarannya sesuai dengan kondisi lapangan, misalnya intake/asupan siswa

dan kelengkapan media pembelajaran.

Page 17: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

2

Berdasarkan pengamatan di lapangan masih ada guru yang menyajikan

pembelajaran hanya dengan “ Transfer of knowledge” atau mentransfer ilmu saja

tanpa mengembangkan bagaimana cara belajar apalagi yang mengembangkan

keterampilan proses pada siswa. Hasil wawancara seorang guru di MTs

Sabilurrahman Gubug Kabupaten Grobogan belum pernah ada satupun guru yang

menggunakan keterampilan proses sains dalam proses pembelajaran disetiap mata

pelajaran dan khususnya pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA).

Alasan guru tersebut biasanya karena kurangnya fasilitas laboratorium atau

persiapan untuk menyediakan bahan praktikum memerlukan waktu yang lama. Ini

menunjukkan masih adanya pandangan bahwa pendekatan keterampilan proses

hanya disajikan pada pembelajaran secara eksperimen saja, padahal pembelajaran

IPA non-eksperimenpun dapat dilakukan dengan pendekatan keterampilan proses.

Bentuk kegiatan non-eksperimen meliputi kegiatan pada konsep-konsep abstrak

dan konsep yang tidak mungkin dilakukan melalui eksperimen dengan alasan

prakteknya memerlukan alat-alat yang banyak, bahan berbahaya atau memerlukan

waktu yang lama.

Menurut standar mengajar IPA dan standar untuk pengembangan

professional guru IPA, guru harus menyajikan belajar IPA melalui proses

penelitian dan inkuiri. Lebih lanjut dikatakan dalam NSES (1996) bahwa “Science

as procces” maka siswa belajar IPA melalui keterampilan-keterampilan proses

sains seperti mengamati, menyimpulkan, menafsirkan, mengelompokan, dsb.

Keterampilan-keterampilan proses yang diajarkan dalam pendidikan sains

memberi penekanan pada keterampilan-keterampilan berpikir yang dapat

berkembang pada siswa. Dengan keterampilan-keterampilan proses ini siswa

dapat mempelajari sains sebanyak mereka dapat mempelajarinya dan ingin

mengetahuinya. Penggunaan keterampilan-keterampilan proses ini merupakan

suatu proses yang berlangsung selama hidup. Pengembangan keterampilan proses

sangat diperlukan siswa sejak awal belajar IPA, sebab pada dasarnya siswa

memiliki keingintahuan yang besar terhadap sesuatu. Menurut hasil penelitian

Piaget dan Bruner terungkap bahwa siswa itu dapat berpikir secara tingkat tinggi

bila ia mempunyai cukup pengalaman secara kongkret dan bimbingan yang

Page 18: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

3

memungkinkan pengembangan konsep-konsep dan menghubungkan fakta-fakta

yang diperlukan (Kamalia, 2010).

Sesuai dengan kurikulum pembelajaran di atas, maka terdapat referensi

kurikulum pembelajaran dalam konteks mempersiapkan sumber daya manusia

pada abad 21 harus lebih mengacu pada konsep belajar yang dicanangkan oleh

Komisi UNESCO dalam wujud “the four pillars of education” (Delors, 1996:86),

yaitu belajar untuk mengetahui “learning to know”, belajar melakukan sesuatu

“learning to do”, belajar hidup bersama sebagai dasar untuk berpartisipasi dan

bekerjasama dengan orang lain dalam keseluruhan aktivitas kehidupan manusia

“learning to life together”, dan belajar menjadi dirinya “learning to be”. Model

pembelajaran yang diperlukan adalah yang memungkinkan terbudayakannya

kecakapan berpikir ilmiah, terkembangkannya “sense of inquiry” dan kemampuan

berpikir kreatif siswa (Alfred, 1989:120). Model pembelajaran yang dibutuhkan

adalah yang mampu menghasilkan kemampuan untuk belajar (Joice & Weil,

1996:7), bukan saja diperolehnya sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap,

tetapi yang lebih penting adalah bagaimana pengetahuan, keterampilan, dan sikap

itu diperoleh siswa (Zamroni, 2000:30; Semiawan, 1998:13).

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia

Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru juga

menyebutkan bahwa kompetensi guru mata pelajaran IPA SMP/MTs salah

satunya adalah memahami hubungan antar berbagai cabang IPA, dan hubungan

IPA dengan matematika dan teknologi. Sebagai usaha untuk memenuhi tuntutan

tersebut, guru-guru IPA SMP/MTs dan calon guru IPA SMP/MTs hendaknya

disiapkan untuk memiliki kompetensi dalam biologi, kimia, fisika, bumi, dan

antariksa serta bidang IPA lainnya, seperti kesehatan, lingkungan, dan astronomi.

Guru-guru IPA seharusnya bukan hanya mempunyai kompetensi guru saja, tetapi

harus mempelajarkannya kepada siswanya.

Menurut Carin dan Sund (1993) mendefinisikan IPA sebagai

“pengetahuan yang sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku umum

(universal), dan berupa kumpulan data hasil observasi dan eksperimen”. Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara

Page 19: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

4

sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang

berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan

suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi

peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek

pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari.

Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk

mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara

ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat

membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam

tentang alam sekitar.

Secara umum Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di SMP/MTs, meliputi

bidang kajian energi dan perubahannya, bumi antariksa, makhluk hidup dan

proses kehidupan, dan materi dan sifatnya yang sebenarnya sangat berperan dalam

membantu peserta didik untuk memahami fenomena alam. Ilmu Pengetahuan

Alam merupakan pengetahuan ilmiah, yaitu pengetahuan yang telah mengalami

uji kebenaran melalui metode ilmiah, dengan ciri: objektif, metodik, sistimatis,

universal, dan tentatif. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan ilmu yang pokok

bahasannya adalah alam dan segala isinya.

Kementerian Pendidikan Nasional telah menyusun panduan

pengembangan pembelajaran IPA terpadu sejak tahun 2005, namun kenyataan di

lapangan hampir semua guru IPA SMP/MTs masih belum menerapkan

pembelajaran IPA terpadu tersebut dengan berbagai alasan (Wilujeng, 2011).

Sejalan dengan perkembangan kurikulum yang mengacu pada ketuntasan

pencapaian kompetensi, maka diperlukan sistem penilaian yang berbasis kelas

yang mengarah pada penilaian autentik. Penilaian ini mengharuskan guru untuk

mengumpulkan informasi selengkap-lengkapnya untuk tujuan pembuatan

keputusan pengajaran, sehingga diharapkan keputusan yang diambil dapat tepat

sasaran. Suatu penilaian yang dapat memberikan informasi mengenai kesulitan-

kesulitan, tingkat pencapaian, dan kemampuan dasar siswa adalah menggunakan

tes diagnostik.

Page 20: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

5

Tes diagnostik adalah salah satu tes yang digunakan untuk mengetahui

kelemahan-kelemahan siswa sehingga dari kelemahan-kelemahan tersebut dapat

diberikan perlakuan yang tepat (Suharsimi, 2006: 34). Tes diagnostik dapat

digunakan untuk mengidentifikasi permasalahan utama yang menyebabkan siswa

belum mencapai hasil belajar yang ditentukan (Depdiknas, 2003: 2). Dengan

menggunakan tes diagnostik diharapkan guru dapat mengidentifikasi ketuntasan

pencapaian kompetensi yang telah dikuasai oleh siswa. Berdasarkan tes

diagnostik, guru dapat mengetahui kelemahan-kelemahan yang dimiliki siswa

sehingga, dapat memberikan program-program remidial dan pengambilan

kebijaksanaan sesuai dengan kebutuhan siswa. Kesulitan dan kelemahan yang

dialami siswa ketika belajar IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) disebabkan oleh

banyak faktor, di antaranya adalah penguasaan pengetahuan, kemampuan

matematika, serta keterampilan proses sains (kemampuan merumuskan masalah,

menyusun hipotesis, menyusun eksperimen, menyajikan data, menarik

kesimpulan, dll ).

Bentuk tes yang lain dari tes diagnostik adalah tes formatif dan tes

sumantif, tes formatif (formative test) yaitu tes yang dilaksanakan setelah

selesainya satu pokok bahasan. Tes ini berfungsi untuk menetukan tuntas tidaknya

satu pokok bahasan, tes formatif disusun untuk mengukur ketuntasan belajar atau

ketuntasan kompetensi minimal (KKM). Apabila dari hasil tes formatif tersebut

diketahui ada siswa yang belum tuntas, maka guru melakukan tes untuk

mendiagnosis kemungkinan-kemungkinan sumber masalahnya. Sedangkan tes

sumatif (summative test), yaitu tes yang diberikan setelah sekumpulan satuan

program pembelajaran selesai diberikan. Disekolah tes ini dikenal sebagai ulangan

umum (ujian akhir semester).

Karakteristik tes diagnostik dibandingkan dengan tes yang biasa di buat

yaitu tes diagnostik memiliki karakteristik: (a) dirancang untuk mendeteksi

kesulitan belajar siswa, karena itu format dan respons yang dijaring harus didesain

memiliki fungsi diagnostik, (b) dikembangkan berdasar analisis terhadap sumber-

sumber kesalahan atau kesulitan yang mungkin menjadi penyebab munculnya

masalah (penyakit) siswa, dan (c) menggunakan soal-soal bentuk supply response

Page 21: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

6

(bentuk uraian atau jawaban singkat), sehingga mampu menangkap informasi

secara lengkap. Bila ada alasan tertentu sehingga mengunakan bentuk selected

response (misalnya bentuk pilihan ganda), harus disertakan penjelasan mengapa

memilih jawaban tertentu sehingga dapat meminimalisir jawaban tebakan, dan

dapat ditentukan tipe kesalahan atau masalahnya. Sedangkan tes yang biasa dibuat

adalah tes yang di desain hanya untuk mengetahui ketuntasan kompetensi minimal

siswa dan perolehan hasil belajar siswa yang baik.

Sepanjang hidup kita berhubungan dengan pengalaman yang berhubungan

dengan Energi. Siswa memiliki konsep dan keterampilan tersendiri dalam

memahami pengalaman yang berhubungan dengan energi. Terkadang suatu

keterampilan proses siswa dalam memahami sebuah pengalaman ataupun sebuah

kejadian, itu tidak sesuai dengan teman yang satu dengan teman yang lain, dapat

jadi dengan sang guru juga, serta konsep sebenarnya. Hal tersebut akan

mengakibatkan siswa mengalami kesalah pahaman dalam mengasah keterampilan

proses siswa pada saat proses belajar mengajar di dalam kelas maupun di luar

kelas. Para ilmuwan juga berpengalaman bahwasanya dengan sebuah energi

dalam kehidupan sehari-hari akan dapat dirubah menjadi energi yang berbeda-

beda. Hal yang diukur di dalam tes diagnostik antara lain adalah untuk

mengidentifikasi kesulitan- kesulitan belajar siswa (Ditjen Pendidikan Dasar dan

Menengah, 2003 :1). Salah satu sumber kesulitan belajar adalah keterampilan

proses siswa ketika sedang melakukan kegiatan belajar mengajar. Tingkat

keterampilan proses siswa dalam pembelajaran dapat diketahui dengan tes

diagnostik berpendekatan keterampilan proses.

Hal tersebut sesuai dengan hasil studi TIMSS (Trends in International

Mathematics and Science Study) menunjukkan siswa Indonesia berada pada

ranking amat rendah dalam kemampuan (1) memahami informasi yang komplek,

(2) teori, analisis dan pemecahan masalah, (3) pemakaian alat, prosedur dan

pemecahan masalah dan (4) melakukan investigasi. Hasil studi ini menunjukkan

perlu ada perubahan orientasi kurikulum dengan tidak membebani peserta didik

dengan konten namun pada aspek kemampuan esensial yang diperlukan semua

Page 22: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

7

warga negara untuk berperan serta dalam membangun negara pada masa

mendatang.

Didukung juga dengan pentingnya tes diagnostik keterampilan proses

dalam konten kurikulum 2013 yang sebagian berisi tentang prinsip pengembangan

kurikulum yang salah satu isinya memfokuskan pada model kurikulum berbasis

kompetensi ditandai oleh pengembangan kompetensi berupa sikap, pengetahuan,

keterampilan berpikir, dan keterampilan psikomotorik yang dikemas dalam

berbagai mata pelajaran. Kompetensi yang termasuk pengetahuan dikemas secara

khusus dalam satu mata pelajaran. Kompetensi yang termasuk sikap dan

ketrampilan dikemas dalam setiap mata pelajaran dan bersifat lintas mata

pelajaran dan diorganisasikan dengan memperhatikan prinsip penguatan

(organisasi horizontal) dan keberlanjutan (organisasi vertikal) sehingga memenuhi

prinsip akumulasi dalam pembelajaran. Kurikulum didasarkan pada prinsip bahwa

setiap sikap, keterampilan dan pengetahuan yang dirumuskan dalam kurikulum

berbentuk Kemampuan Dasar dapat dipelajari dan dikuasai setiap peserta didik

(mastery learning) sesuai dengan kaedah kurikulum berbasis kompetensi.

Tes diagnostik keterampilan proses digunakan untuk menilai proses

pemahaman siswa dalam suatu mata pelajaran. Biasanya guru menggunakan tes

diagnostik untuk mendiagnosis kesulitan pencapaian kompetensi siswa, sehingga

dalam menyusun tes diagnostik hanya berdasarkan identifikasi saat mengajar

(Ditjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, 2007: 5). Agar dapat

menghasilkan diagnostik yang benar, diperlukan suatu tes diagnostik yang baku,

sahih, dan handal. Berkaitan dengan uraian dan pemikiran di atas, penulis telah

merancang penelitian yang berjudul “Pengembangan Tes Diagnostik Untuk

Mengidentifikasi Keterampilan Proses Sains Dengan Tema Energi Pada

Pembelajaran IPA Terpadu”.

Page 23: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

8

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang dikaji dalam

penelitian ini adalah “Apakah pengembangan tes diagnostik untuk

mengidentifikasi keterampilan proses sains dengan tema energi pada pembelajaran

IPA terpadu efektif diterapkan dalam pembelajaran”?

1.3 Batasan Masalah

Untuk menghindari adanya kesalahan pemahaman maka dalam penelitian

ini ada beberapa batasan masalah yang perlu diperhatikan :

1) Tes diagnostik dapat dikembangkan untuk setiap pokok bahasan mata

pelajaran IPA (fisika, kimia, dan biologi), tetapi dalam penelitian ini dibatasi

pada pokok bahasan energi dan perubahan energi.

2) Pengembangan tes diagnostik dapat menggunakan beberapa jenis pendekatan.

Namun, dalam penelitian ini tes diagnostik yang dikembangkan menggunakan

pendekatan keterampilan proses sains.

3) Pengujian instrumen tes diagnostik dapat diuji pada beberapa sekolah, tapi

dalam penelitian ini peneliti hanya menggunakan MTs Sabilurrahman Gubug

Grobogan.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah:

1) Mengembangkan tes diagnostik yang dapat mengidentifikasi keterampilan

proses sains dengan tema energi pada pembelajaran IPA terpadu.

2) Mengetahui efektifitas tes diagnostik yang dapat mengidentifikasi

keterampilan proses sains dengan tema energi pada pembelajaran IPA

terpadu.

Page 24: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

9

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Teoritis

Manfaat teori dari penelitian ini adalah penelitian ini diharapkan dapat

bermanfaat sebagai referensi yang dapat menunjang untuk mengembangkan ilmu

pengetahuan dan sebagai bahan masukan bagi penelitian-penelitian yang akan

datang mengenai perkembangan keterampilan proses sains yang mempengaruhi

prestasi siswa.

1.5.2 Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat tidak hanya bagi

guru atau mahasiswa calon guru, siswa, sekolah, tetapi juga bagi peneliti sendiri.

1) Bagi Guru atau Mahasiswa Calon Guru

Tes diagnostik keterampilan proses sains yang dikembangkan oleh peneliti

diharapkan dapat memberikan informasi dalam mengembangkan

keterampilan proses sains untuk siswa, sehingga kemampuan dasar yang

dimiliki oleh siswa dapat berkembang dan banyak digunakan dalam

mempelajari konsep, fenomena alam dalam bentuk sederhana sesuai dengan

taraf perkembangan siswa.

2) Bagi Siswa

Tes diagnostik keterampilan proses sains yang dikembangkan oleh peneliti

diharapkan dapat menjadi bahan alternatif belajar siswa.

3) Bagi Sekolah

Tes diagnostik keterampilan proses sains yang dikembangkan oleh peneliti

diharapkan dapat dijadikan sebagai model tes dalam menentukan kebijakan

pengembangan tes diagnostik IPA terpadu sesuai kurikulum yang berlaku di

Sekolah yang bersangkutan.

4) Bagi Peneliti

Tes diagnostik keterampilan proses sains yang dikembangkan oleh peneliti

diharapkan dapat meningkatkan semangat untuk menulis dan terus menggali

pengetahuan serta keterampilan dalam mengembangkan tes diagnostik

keterampilan proses sains sebagai model tes pada pembelajaran IPA Terpadu

di Sekolah.

Page 25: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

10

1.6 Penegasan Istilah

Untuk menghindari kesalah pahaman dalam penafsiran terhadap istilah-

istilah dalam penelitian ini, maka perlu peneliti berikan penegasan dan

pembatasan istilah yang berkaitan dengan judul. Adapun istilah-istilah yang perlu

ditegaskan adalah sebagai berikut.

1) Pengembangan

Metode penelitian pengembangan biasa disebut penelitian Research and

Development (R&D). Penelitian pengembangan adalah metode penelitian yang

digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk

tersebut (Sugiyono, 2008: 297). Dalam penelitian ini produk yang akan dihasilkan

adalah instrumen tes diagnostik yang dapat mengidentifikasi keterampilan proses

sains energi yang berbentuk soal pilihan ganda, dari soal pilihan ganda tersebut

siswa diharapkan mampu untuk menjawabnya dengan benar dan tepat.

2) Tes Diagnostik

Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-

kelemahan siswa sehingga berdasarkan kelemahan-kelemahan tersebut dapat

diberikan perlakuan-perlakuan yang tepat (Suharsimi, 2006: 34). Kelemahan yang

hendak diidentifikasi adalah keterampilan proses sains siswa pada kegiatan belajar

mengajar. Tes diagnostik digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam

mengembangkan keterampilan proses dan langkah-langkah seperti mengamati,

berhipotesa, merencanakan, merumuskan masalah, menafsirkan, menyimpulkan,

dan mengkomunikasikan.

Tes diagnostik dapat berupa sejumlah pertanyaan atau permintaan

melakukan sesuatu untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, intelegensi,

bakat, atau kemampuan lain yang dimiliki oleh siswa. Tes diagnostik memiliki

dua fungsi utama, yaitu: (a) mengidentifikasi masalah atau kesulitan yang dialami

siswa, (b) merencanakan tindak lanjut berupa upaya-upaya pemecahan sesuai

masalah atau kesulitan yang telah teridentifikasi.

Page 26: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

11

3) Keterampilan Proses Sains

Dimyati dan Mudjiono (2009) menyatakan bahwa menggunakan

keterampilan proses untuk mengajar ilmu pengetahuan, membuat siswa belajar

proses dan produk ilmu pengetahuan alam sekaligus. Dalam proses pembelajaran

siswa dituntut untuk mendapat pengalaman secara langsung untuk

mengembangkan keterampilan-keterampilan yang dimilikinya. Keterampilan

proses didalam pembelajaran akan membuat siswa belajar proses dan produk

secara bersamaan.

Pendekatan keterampilan proses sains dapat diartikan sebagai pendekatan

pembelajaran yang dapat mengembangkan keterampilan-keterampilan intelektual,

sosial, dan fisik yang bersumber dari kemampuan-kemampuan mendasar yang

pada prinsipnya telah ada dalam diri siswa. Untuk mengukur komponen-

komponen keterampilan proses sains adalah dengan melibatkan keterampilan-

keterampilan kognitif atau intelektual, manual, dan sosial. Keterampilan kognitif

atau intelektual terlibat karena dengan melakukan keterampilan proses sains siswa

menggunakan pikiranya. Keterampilan manual jelas terlibat dalam keterampilan

proses sains karena mereka melibatkan penggunaan alat dan bahan, pengukuran,

penyusunan, atau perakitan alat. Keterampilan sosial juga terlibat dalam

keterampilan proses sains karena mereka berinteraksi dengan sesamanya dalam

melaksanakan kegiatan belajar mengajar, misalnya mendiskusikan hasil

pengamatan, membuat hipotesis, merumuskan masalah, dan menarik kesimpulan.

Page 27: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

12

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Peranan Tes Diagnostik

Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-

kelemahan siswa sehingga berdasarkan kelemahan-kelemahan tersebut dapat

diberikan perlakuan-perlakuan yang tepat (Suharsimi, 2006: 34). Menurut Ditjen

Pendidikan Dasar dan Menengah (2003 :1) tes diagnostik dapat mengidentifikasi

kesulitan belajar siswa dalam menjawab soal tes diagnostik baik yang berbentuk

pilihan ganda atau jawaban singkat, penjelasan, merumuskan masalah, dan

penarikan kesimpulan yang dibuat berdasarkan tema, masalah, fakta yang ditemui,

dll. Namun, dalam penelitian ini akan dikembangkan suatu tes diagnostik yang

dapat mengidentifikasi keterampilan proses sains.

Menurut Ditjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah (2007: 2) tes

diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan

siswa sehingga hasil tersebut dapat digunakan sebagai dasar untuk memberikan

tindak lanjut berupa perlakuan yang tepat sesuai dengan kondisi siswa. Sebelum

memberikan bantuan dengan tepat guru harus memberikan tes diagnostik. Sebuah

tes diagnostik dapat memberikan dengan segera umpan balik pada perbuatan

siswa, jadi pendidik dapat memberikan pengajaran tentang kelemahan siswa.

Tes diagnostik diperlukan untuk mengetahui dan menganalisis kesulitan siswa

agar dapat membantu siswa secara tepat (Ditjen Manajemen Pendidikan Dasar

dan Menengah, 2007: 1). Berdasarkan uraian tersebut tes diagnostik adalah suatu

tes yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi kesulitan belajar siswa.

Fungsi dari tes diagnostik adalah untuk mengidentifikasi masalah atau

kesulitan yang dialami siswa, dan merencanakan tindak lanjut berupa upaya

pemecahan kesulitan (Ditjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, 2007:

2). Berdasarkan hal tersebut maka tes diagnostik harus dirancang agar format dan

responnya memiliki fungsi diagnostik. Tes diagnostik harus dikembangkan

berdasarkan analisis kemungkinan kesulitan yang dialami siswa. Format tes yang

12

Page 28: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

13

dapat digunakan untuk mendapatkan informasi secara lengkap diantaranya adalah

dengan bentuk pilihan ganda atau jawaban singkat, penjelasan, merumuskan

masalah, dan penarikan kesimpulan.

Perkembangan kurikulum sekarang ini menuntut adanya pencapaian

ketuntasan kompetensi yang harus dicapai oleh siswa. Berdasarkan hal tersebut

maka diperlukan tindakan-tindakan yang tepat oleh guru dalam menentukan

keputusan yang berhubungan dengan pembelajaran berkaitan dengan kesulitan

yang dialami siswa. Tes diagnostik dapat membantu guru dalam memberikan

informasi yang lengkap mengenai kelemahan-kelemahan siswa. Dalam proses

pembelajaran diharapkan siswa dapat memperoleh perlakuan yang tepat untuk

dapat mencapai kompetensi yang diharapkan. Penyusunan dan Pengembangan

Tes Diagnostik Menurut Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah (2003), tahapan

penyusunan dan pengembangan tes diagnostik adalah penentuan tujuan,

penyusunan kisi-kisi tes, penulisan soal, penelaahan soal dan revisi soal, uji coba

soal, analisis dan intrepetasi, perakitan soal, dan implementasi tes.

2.2 Hakikat Keterampilan Proses Sains

Keterampilan proses merupakan suatu strategi untuk meningkatkan mutu

pendidikan. Keterampilan dapat dididik dengan cara melatih kemampuan-

kemampuan yang dimiliki. Oleh karena itu sebagai seorang guru harus dapat

menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan-kemampuan yang ada dalam

diri siswa, yang nantinya diharapkan siswa mempu menemukan dan

mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta nilai yang dituntut. Menurut

Sugandi (2004: 77) menjelaskan bahwa pada keterampilan proses perlu adanya

pemikiran, bagaimana memproses hasil belajar yang berupa konsep dan fakta

yang diperoleh untuk mengembangkan diri dan untuk menemukan sesuatu yang

baru. Dengan konsep dan fakta yang tidak banyak, tetapi dipahami betul, dapat

untuk menguasai dan atau menemukan fakta dan konsep yang lebih banyak. Justru

pemberian konsep dan fakta yang terlalu banyak yang dapat menghambat

kreativitas siswa.

Page 29: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

14

Pendekatan keterampilan proses adalah strategi yang dilakukan oleh

seorang guru dalam melakukan pembelajaran. Pendekatan keterampilan proses

merupakan pendekatan pembelajaran yang mengarah kepada pengembangan

kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak

kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa dan menerapkan

keterampilan ilmiah untuk memproses konsep atau pengukuran yang telah siswa

peroleh. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009) mengungkapkan bahwa

pendekatan keterampilan proses bukanlah tindakan instruksional yang berada

diluar jangkauan kemampuan siswa. Pendekatan ini bermaksud mengembangkan

kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa. Maka pendekatan keterampilan

proses adalah keterampilan intelektual pada pertumbuah dan pengembangan

sejumlah keterampilan tertentu pada diri siswa agar mampu memproses informasi

sehingga ditemukan hal-hal baru yang bermanfaat baik berupa konsep, fakta

maupun pengembangan nilai dan sikap.

Keterampilan proses sains pada penelitian ini adalah keterampilan siswa

MTs Sabilurrahman Gubug, Kabupaten Grobogan dalam mengamati,

merumuskan masalah, merancang eksperimen, mengklasifiaksikan, memprediksi,

menafsirkan, berhipotesis, menerapkan konsep dan menarik kesimpulan melalui

tes diagnostik pada pembelajaran IPA terpadu pada tema energi.

Tabel 2.1 Macam-macam Keterampilan Proses Sains dan Indikatornya (Rustaman, 2005: 86-87)

NoKeterampilan Proses Sains

Indikator

1 Mengamati a) Mengamati dengan indrab) Mencari persamaan dan perbedaanc) Mengumpulkan/menggunakan fakta yang relevan.

2 Mengelompokan/klasifikasi

a) Mencatat setiap hasil pengamatan secara terpisahb) Mencari perbedaan, persamaanc) Mengontraskan ciri-cirid) Membandingkane) Mencari dasar pengelompokkan atau

penggolongan.

Page 30: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

15

Lanjutan

NoKeterampilan Proses Sains

Indikator

3. Menafsirkan/interpretasi

a) Menghubungkan hasil-hasil pengamatanb) Menemukan pola dalam satu seri pengamatanc) Menyimpulkan.

4. Memprediksi/meramalkan

a) Menggunakan pola-pola pengamatanb) Mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada

keadaan yang belum diamati.

5 Mengajukan pertanyaan

a) Bertanya apa, bagaimana, dan mengapab) Bertanya untuk meminta penjelasanc) Mengajukan petanyaan yang berlatar belakang

hipotesis.

6 Berhipotesis a) Mengetahui bahwa ada lebih dari satu kemungkinan penjelasan dalam satu kejadian

b) Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu diuji kebenarannya dengan memperoleh bukti lebih banyak atau melakukan cara pemecahan masalah.

7 Merencanakan percobaan atau penyelidikan

a) Menentukan alat, bahan, dan sumber yang akan digunakan

b) Menentukan variabelc) Menentukan apa yang akan diamati, diukur, dan

ditulisd) Menentukan langkah-langkah kerja

8 Menerapkan konsep a) Menggunakan konsep yang telah dipelajari dalam situasi yang baru.

b) Menggunakan konsep pada pengalaman baru untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi.

2.3 Pembelajaran IPA Terpadu

Model pembelajaran terpadu adalah suatu pendekatan pembelajaran yang

melibatkan beberapa bidang studi untuk memberikan pengalaman yang bermakna

kepada siswa. Bermakna artinya dalam pembelajaran terpadu, siswa akan

memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung

dan menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah mereka pahami

(Kementrian Pendidikan Nasional, 2010:6). IPA terpadu adalah sebuah

Page 31: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

16

pendekatan integratif yang mensintesis perspektif (sudut pandang/tinjauan) semua

bidang kajian dalam IPA untuk memecahkan permasalahan. IPA terpadu adalah

suatu pendekatan pembelajaran IPA yang menghubungkan atau menyatu-padukan

berbagai bidang kajian IPA menjadi satu kesatuan bahasan. Pembelajaran IPA

secara terpadu juga harus mencakup dimensi sikap, proses, produk, aplikasi, dan

kreativitas (Wilujeng, 2011).

Model pembelajaran IPA terpadu direkomendasikan di tingkatan

SMP/MTs, karena memiliki beberapa tujuan, yaitu: meningkatkan efesiensi dan

efektivitas pembelajaran, meningkatkan minat dan motivasi, serta beberapa

kompetensi dasar dapat dicapai sekaligus. Model pembelajaran IPA terpadu juga

memiliki beberapa kekuatan dan manfaat, yaitu: penggabungan berbagai bidang

kajian terjadi penghematan waktu, karena tiga disiplin ilmu (fisika, kimia dan

biologi) dapat sekaligus dibelajarkan (Kemdiknas, 2005: 1).

Tumpang tindih materi dapat menjadi lebih efesien dan efektif untuk

dibelajarkan; peserta didik dapat melihat hubungan yang bermakna antara konsep

dari tiga bidang kajian; meningkatkan taraf kecakapan berpikir peserta didik,

karena mereka dihadapkan pada gagasan atau pemikiran yang lebih luas dan lebih

mendalam ketika menghadapi situasi pembelajaran; menyajikan penerapan atau

aplikasi tentang dunia nyata yang dialami dalam kehidupan sehari-hari, sehingga

memudahkan pemahaman konsep dan kepemilikan kompetensi IPA; motivasi

belajar peserta didik dapat diperbaiki dan ditingkatkan; membantu menciptakan

struktur kognitif yang dapat menjembatani antara pengetahuan awal peserta didik

dengan pengalaman belajar yang terkait, sehingga pemahaman menjadi lebih

terorganisasi dan mendalam, serta memudahkan memahami hubungan materi IPA

dari satu konteks ke konteks lainnya; serta mampu meningkatkan kerja sama

antara guru, guru dengan peserta didik, peserta didik dengan peserta didik, peserta

didik/guru dengan nara sumber; sehingga belajar lebih menyenangkan, belajar

dalam situasi nyata, dan dalam konteks yang lebih bermakna (Kemdiknas,

2005:2).

Sejumlah model pembelajaran IPA terpadu yang dikemukakan Fogarty

(1991: xv) terdapat empat model yang potensial untuk diterapkan dalam pembela-

Page 32: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

17

jaran IPA terpadu, yaitu connected, webbed, shared, dan integrated. Empat model

tersebut dipilih karena konsep-konsep dalam Kompetensi Dasar (KD) IPA

memiliki karakteristik yang berbeda-beda, sehingga memerlukan model yang

sesuai agar memberikan hasil yang optimal.

Ada sejumlah KD yang mengandung konsep saling beririsan/tumpang

tindih, sehingga bila dibelajarkan secara terpisah-pisah menjadi tidak efisien.

Konsep-konsep semacam ini memerlukan pembelajaran model integrated atau

shared. Pada model integrated, materi pembelajaran adalah KD-KD atau konsep-

konsep dalam KD yang sepenuhnya beririsan; sedangkan pada model shared, KD-

KD atau konsep-konsep dalam KD yang dibelajarkan tidak sepenuhnya beririsan,

tetapi dimulai dari bagian yang beririsan.

Sejumlah KD lain mengandung konsep yang saling berkaitan tetapi tidak

beririsan. Untuk menghasilkan kompetensi yang utuh, konsep-konsep atau KD-

KD tersebut harus dikaitkan dengan suatu tema tertentu hingga menyerupai jaring

laba-laba. Model semacam ini disebut webbed. Oleh karena selalu memerlukan

tema pengait, maka model webbed lazim disebut model tematik. Sejumlah KD

yang contoh atau terapan konsepnya bertautan dengan KD lain. Agar

pembelajarannya menghasilkan kompetensi yang utuh, maka konsep-konsep

tersebut harus dipertautkan (connected) dalam pembelajarannya. Pada model

connected ini KD atau konsep pokok menjadi materi pembelajaran inti, sedangkan

contoh atau terapan konsep yang dikaitkan berfungsi untuk memperkaya. Pada

Tabel 2.2 disajikan karakteristik pembelajaran terpadu model integrated, shared,

webbed, dan connected (Fogarty, 1991: xv).

Page 33: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

18

Tabel 2.2 Empat Model Pembelajaran IPA Terpadu yang Potensial untuk Diterapkan(Fogarty, 1991: xv).

Model Karakteristik Kelebihan Keterbatasan

integrated Membelajarkan konsep pada beberapa KD yang beririsan atau tumpang tindihhanya konsep yang

beririsan yang dibelajarkan

Contoh:

Membelajarkan semua konsep dari beberapa KD, dimulai dari konsep yang beririsan sebagai unsur pengikatContoh:

Pemahaman terhadap konsep lebih utuh (holistik) Lebih efisien Sangat

kontekstual

KD-KD yang konsepnya beririsan tidak selalu dalam semester atau kelas yang sama Menuntut wawasan

dan penguasaan materi yang luas Sarana-prasarana,

misalnya buku belum mendukung

Shared Pemahaman terhadap konsep utuh Efisien Kontekstual

KD-KD yang konsepnya beririsan tidak selalu dalam semester atau kelas yang sama Menuntut wawasan

dan penguasaan materi yang luas Sarana-prasarana,

misalnya buku belum mendukung

Webbed Membelajarkan beberapa KD yang berkaitan melalui sebuah tema

Pemahaman terhadap konsep utuh Kontekstual Dapat dipilih

tema-tema menarik yang dekat dengan kehidupan

Melihat perma-salahan tidak hanya dari satu bidang kajian Pembelajaran

dapat mengi-kuti KD-KD dalam standar isi

KD-KD yang konsepnya berkaitan tidak selalu dalam semester atau kelas yang sama Tidak mudah

menemukan tema pengait yang tepat.

connected Membelajarkan sebuah KD, konsep-konsep pada KD tersebut dipertautkan dengan konsep pada KD yang lain

Kaitan antara bidang kajian sudah tampak tetapi masih didominasi oleh bidang kajian tertentu

temaa

Page 34: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

19

Empat model keterpaduan dipilih karena konsep-konsep dalam KD IPA

memiliki karakteristik yang berbeda-beda, sehingga memerlukan model yang

sesuai agar memberikan hasil yang optimal. Dalam penelitian ini yang digunakan

adalah model Webbed. Karena terdapat beberapa kompetensi dasar yang

konsepnya berkaitan ataupun dalam semester yang berbeda sehingga untuk

mendapatkan pemahaman yang utuh dan kontekstual maka dipilihlah tema-tema

yang menarik yang dekat dengan kehidupan sehari-hari.

Alasan pemilihan model webbed dalam penelitian ini adalah untuk

menggabungkan bidang kajian fisika dan biologi dalam suatu konsep energi baik

secara biologi maupun fisika, dengan melakukan percobaan untuk menyelidiki

beberapa perubahan energi dalam kehidupan sehari-hari. Berikut ini adalah

Gambar 2.1 Jaringan tema energi.

Gambar 2.1 Jaringan Tema Energi

Jejaring tema diatas merupakan contoh dari keterpaduan dibidang kajian

fisika dan biologi yang menitik beratkan pada tema energi dengan penggabungan

antar konsep yang dapat dipadukan antara konsep yang satu dengan konsep yang

lainnya. Pembelajaran terpadu membantu menciptakan struktur kognitif yang

dapat menjembatani antara pengetahuan awal peserta didik dengan pengalaman

belajar yang terkait, sehingga pemahaman menjadi lebih terorganisasi dan

mendalam, dan memudahkan memahami hubungan materi IPA dari satu konteks

ke konteks lainnya.

ENERGI

Perubahan energi matahari menjadi bentuk lain yang dapat digunakan makhluk hidup

Perubahan energi di alam

Hukum kekekalan

energi

Matahari sebagai sumber

energi

Page 35: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

20

Gambar jaringan tema energi diatas menuntut siswa agar dapat melihat

hubungan yang bermakna antar konsep matahari sebagai sumber energi , hukum

kekekalan energi, perubahan energi di alam, dan perubahan energi matahari

menjadi bentuk lain yang dapat digunakan makhluk hidup. Dengan keterpaduan

konsep energi ini bertujuan agar dapat meningkatkan taraf kecakapan berpikir

peserta didik, karena peserta didik dihadapkan pada gagasan atau pemikiran yang

lebih luas dan lebih dalam ketika menghadapi situasi dalam proses pembelajaran.

2.4 Karakteristik Konsep Energi Dalam IPA Terpadu

Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja atau usaha. Hukum

kekekalan energi menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat

dimusnahkan, tetapi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain (Karim,

2008). Bentuk energi dapat diperoleh karena suatu energi berubah menjadi energi

bentuk lain. Pada umumnya, manfaat energi akan terlihat setelah berubah bentuk

menjadi energi lain. Misalnya energi listrik akan bermanfaat ketika berubah

bentuk menjadi energi cahaya atau panas, contoh perubahan bentuk energi dapat

ditulis:

Gambar 2.2 Contoh Perubahan Bentuk Energi

Energi yang paling besar adalah energi matahari. Tuhan telah menciptakan

matahari khusus untuk kesejahteraan umat manusia. Jarak Matahari ke Bumi yang

telah diatur pada jarak 149.600 juta kilometer memungkinkan energi panas yang

diterima manusia di bumi tidak membahayakan. Energi panas dari sinar matahari

sangat bermanfaat bagi bumi dan dapat menghasilkan energi-energi yang lain di

muka bumi ini. Caranya adalah dengan mengubah energi matahari menjadi energi

yang lain, seperti energi kimia, energi listrik, energi bunyi, dan energi gerak.

Energi kimia Energi listrik

Energi cahaya Energi kalor

Page 36: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

21

Energi tidak dapat diciptakan dan juga tidak dapat dimusnahkan, tetapi

hanya dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain. Pada umumnya, manfaat

energi akan terlihat setelah berubah bentuk menjadi energi yang lain. Misalnya,

energi listrik akan bermanfaat ketika berubah bentuk menjadi energi cahaya atau

panas. Untuk memahami perubahan bentuk energi ini, Matahari sebagai sumber

energi terbesar yang diciptakan Tuhan telah mengalami beberapa perubahan

bentuk energi yang sangat bermanfaat bagi kehidupan umat manusia. Misalnya,

energi panas dan energi cahaya matahari menyinari tumbuhan sehingga tumbuhan

dapat melakukan fotosintesis. Dengan demikian, tumbuhan memiliki energi

kimia. Tumbuhan dimakan manusia atau hewan sehingga manusia atau tumbuhan

memiliki energi untuk melakukan usaha.

Karakteristik konsep energi dalam IPA terpadu mengacu pada standar

kompetensi dan kompetensi dasar dalam bidang kajian fisika dan biologi yang

dipadukan;

Tabel 2.3 Peta Kompetensi Dasar IPA Terpadu Tema Enegi

KIMIA FISIKA BIOLOGI TEMA- Standar Kompetensi: 5

Memahami peranan usaha, gaya dan energi dalam kehidupan sehari-hariKompetensi Dasar : 5.3Menjelaskan hubungan bentuk energi dan perubahannya, prinsip “usaha dan energi” serta penerapanya dalam kehidupan sehari-hari

Standar Kompetensi : 2Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan

Kompetensi dasar : 2.2Mendeskripsikan proses perolehan nutrisi dan transformasi energi pada tumbuhan hijau

Energi

Keterpaduan dalam kedua bidang kajian fisika dan biologi tersebut dapat

diterapkan agar siswa mampu:

a) Menunjukkan dan menjelaskan dengan cermat bentuk energi dan

perubahannya serta contohnya dalam kehidupan sehari-hari

b) Mengaplikasikan konsep energi dan perubahannya dengan teliti dalam kehidupan

sehari-hari

Page 37: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

22

c) Membedakan konsep energi kinetik dan energi potensial pada suatu benda dengan

penuh tanggung jawab

d) Menjelaskan dengan tekun hukum kekekalan energi melalui contoh dalam

kehidupan sehari-hari

e) Menjelaskan proses fotosintesis dengan cermat

f) Menjalaskan faktor-faktor yang mempengaruhi fotosintesis dengan cermat dan teliti

g) Menjelaskan dengan tekun matahari sebagai sumber energi utama dalam

kehidupan.

Pengembangan nilai karakter yang diterapkan dalam pembelajaran konsep

energi pada IPA terpadu ini adalah a) berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, b)

disiplin, c) tanggung jawab, dan d) jujur. Berikut merupakan Tabel 2.4 rincian

dari pengembangan nilai karakter di atas.

Tabel 2.4 Pengembangan Nilai Karakter.

No.Pengembangan

KarakterDeskripsi

1. Berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif

Berpikir dan melakukan sesuatu secara kenyataan atau logika untuk menghasilkan cara atau hasil baru dan termutakhir dari apa yang telah dimiliki.

2. Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.

3. Tanggung jawab

Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagaimana yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan YME.

4. Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, baik terhadap diri dan pihak lain.

Page 38: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

23

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kelas VIII pada semester genap di MTs

Sabilurrahman Gubug Kabupaten Grobogan dengan alamat Jl. Kauman No. 03/22

Kabupaten Grobogan Kode Pos 58164.

3.2 Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah siswa kelas VIII MTs Sabilurrahman Gubug

Kabupaten Grobogan, yang mengimplementasi dengan dua kali pengujian kelas.

Untuk implementasi pertama (kelas kecil) sebanyak 10 siswa, untuk implementasi

kedua (kelas besar) sebanyak 1 kelas atau 1 rombongan belajar.

3.3 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan yang

bertujuan mengembangkan tes diagnostik mata pelajaran IPA terpadu untuk siswa

SMP/MTs berdasarkan kurikulum tingkat satuan pendidikan. Metode yang

digunakan adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development).

Pengembangan suatu produk model tes diagnostik IPA terpadu. Produk yang

dikembangkan adalah model tes diagnostik pada pembelajaran IPA terpadu untuk

kelas VIII SMP/MTs. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan meliputi

silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dan tes diagnostik.

3.4 Prosedur Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode (R&D) atau penelitian dan

pengembangan, yaitu untuk mengembangkan tes diagnostik tema energi untuk

siswa MTs kelas VIII. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan meliputi:

silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dan tes diagnostik untuk

mengidentifikasi keterampilan proses sains.

23

Page 39: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

24

Penelitian ini mempunyai hasil akhir berupa produk, dalam hal ini

produknya berupa perangkat tes diagnostik keterampilan proses sains tema energi.

Tes yang dihasilkan tersebut merupakan tes yang dapat digunakan untuk

mengidentifikasi keterampilan proses sains tema energi.

Penelitian ini untuk menghasilkan tes diagnostik keterampilan proses sains

tema energi yang valid, serta mengetahui tingkat reliabilitas, daya beda, dan taraf

kesukaran soal tersebut. Hasil dari penelitian ini nantinya dapat digunakan sesuai

dengan kebutuhan, sesuai dengan indikator atau materi yang ingin diidentifikasi

keterampilan proses sains. Produk dari penelitian ini adalah tes diagnostik yang

digunakan untuk mengidentifikasi keterampilan proses sains. Setelah di

implementasikan hasilnya dapat digunakan oleh guru untuk membantu siswa yang

mengalami masalah dan kelemahan dalam keterampilan proses sains tema energi.

Pada gambar 3.1 diperlihatkan langkah-langkah penyusunan dan

pengembangan desain tes diagnostik untuk mengidentifikasi keterampilan proses

sains. Pada tahap penetapan (define) model dilakukan kegiatan analisis kebutuhan,

studi dokumen dan literatur. Studi dokumen dilakukan dengan menganalisis

silabus dan konsep-konsep materi energi, analisis permasalahan pembelajaran di

MTs Sabilurrahman Gubug, Kab. Grobogan dan untuk analisis dokumentasi

silabus dari konsep-konsep energi dilakukan pada struktur kurikulum yang

diterapkan di MTS Sabilurrahman Gubug, Grobogan yaitu KTSP tahun 2006.

Pada tahap perencanaan (design) tes diagnostik untuk mengidentifikasi

keterampilan proses sains siswa pada tema energi. Pada tahap kedua (design)

dilakukan penyusunan rancangan tes diagnostik untuk mengidentifikasi

keterampilan proses sains yang akan diterapkan, serta penetapan keterampilan

proses sains tema energi. Dengan demikian hasil tahap kedua ini berupa draft

awal tes diagnostik untuk mengidentifikasi keterampilan proses sains dalam

bentuk tes tema energi secara klasikal didalam kelas.

Pada tahap pengembangan (development) melalui kegiatan implementasi

terbatas draft awal tes diagnostik untuk mengidentifikasi keterampilan proses

sains tema energi kemudian dianalisis hasil implementasi, reivisi serta validasi

pakar IPA dan pendidikan, sehingga akhirnya diperoleh tes diagnostik untuk

Page 40: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

25

mengidentifikasi keterampilan proses sains yang siap dilakukan uji coba kedua.

Pada uji coba tes diagnostik untuk mengidentifikasi keterampilan proses sains

tahap kedua, difokuskan untuk efektifitas tes tema energi yang dikembangkan.

Pada Gambar 3.1 disajikan bagan dari langkah-langkah pengembangan tes

diagnostik untuk mengidentifikasi keterampilan proses sains tema energi untuk

siswa kelas VIII MTs dan penerapannya dalam pelaksanaan penelitian.

Page 41: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

26

Gambar 3.1 Pengambangan Tes Diagnostik untuk mengidentifikasi KPS

Development

Studi dokumen & literatur (Analisis silabus,RPP, dan konsep materi

Energi).

Kompetensi peserta didik

Materi subyek pada Tema

Energi Analisis Kebutuhan

Define

Tes Diagnostik

Penetapan konsep Energi untuk mengembangkan Tes

Desain Tes Diagnostik untuk mengidentifikasi KPSTema Energi

Design

Rancangan Tes Diagnostik untuk mengidentifikasi KPS

Uji coba Draft I

Analisis Hasil Implementasi, Revisi dan Validasi Oleh Pakar

Uji coba secara luas Draft II Tes Diagnostik untuk mengidentifikasi KPS Tema Energi

Analisis hasil implementasi,Revisi Tes Diagnostik untuk mengidentifikasi KPS

Implementasi Tes Diagnostik untuk mengidentifikasi KPS pada Pelaksanaan

Penelitian

Pelaporan Penelitian Tes Diagnostik untuk mengidentifikasi KPS

Page 42: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

27

3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

3.5.1 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data menggunakan teknik berikut:

a) Dokumentasi

Teknik dokumentasi digunakan untuk memperoleh informasi yang

berkaitan dengan daftar nama siswa, jumlah siswa, dan data lain yang berkaitan

dengan penelitian, dapat dilihat pada Lampiran 30.

b) Observasi

Teknik observasi bertujuan untuk mengumpulkan data penelitian tentang

tes diagnostik yang mungkin sudah ada sebelumnya, deskripsi aktivitas siswa

dalam pelaksanaan pembelajaran. Hasilnya berupa observasi dengan guru mata

pelajaran dan data deskripsi aktifitas siswa, dapat dilihat pada Lampiran 1.

c) Tes

Teknik tes digunakan untuk mengetahui ketercapaian kompetensi dasar

yang telah ditentukan menggunakan tes tertulis. Pada awal penelitian, teknik

pengumpulan data menggunakan dokumentasi dan wawancara. Sedangkan pada

tahap pengembangan, teknik pengumpulan data menggunakan lembar pengamatan

dan tes.

Teknik tes digunakan ketika mengadakan uji coba produk (instrumen tes

diagnostik keterampilan proses sains tema energi). Teknik tes digunakan pada

tiga tahapan pengembangan yaitu uji coba skala terbatas, uji coba skala luas, dan

implementasi. Berdasarkan data-data hasil tes dapat diketahui tingkat keterbacaan,

karakteristik dari instrumen tes yang sedang dikembangkan, serta tingkat

keterampilan proses sains siswa. Karakteristik yang dimaksud adalah validitas,

reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran.

3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan untuk pengambilan data dalam penelitian ini

adalah:

a) Instrumen Tes

Instrumen tes digunakan untuk menilai kualitas hasil belajar siswa yang

berupa tes diagnostik, dapat dilihat pada Lampiran 5.

Page 43: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

28

b) Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Lembar observasi digunakan untuk mengetahui dan menilai aktivitas siswa.

Siswa dinilai sejauh mana aktivitasnya ketika pembelajaran berlangsung

kemudian dicatat pada lembar observasi, dapat dilihat pada Lampiran 24.

c) Lembar Angket Tanggapan Siswa

Lembar angket tanggapan siswa digunakan untuk mengetahui bagaimana

tanggapan/respon siswa mengenai tes diagnostik untuk mengidentifikasi

keterampilan proses sains dengan tema energi yang digunakan selama

pembelajaran. Informasi yang didapatkan dari angket di antaranya adalah untuk

memastikan bahwa siswa sudah pernah mempelajari semua konsep yang ada di

dalam tes diagnostik, soal-soal tersebut merupakan permasalahan yang biasa

dilihat dalam kehidupan sehari-hari, dan tingkat pemahaman siswa terhadap

bahasa yang digunakan.

Berdasarkan hasil analisis pemahaman siswa terhadap bahasa yang

digunakan, maka dapat diketahui tingkat keterbacaan soal yang dikembangkan,

sehingga informasi yang didapatkan dari metode angket juga akan digunakan

sebagai pertimbangan dalam mengadministrasikan produk yang dihasilkan. Hal-

hal tersebut meliputi waktu yang diperlukan dalam mengerjakan tes, dan

pemahaman siswa terhadap bahasa yang digunakan.

3.6 Teknik Analisis Data

Data yang didapatkan dari metode tes adalah data keterampilan proses

sains, skor yang akan diberikan untuk jawaban benar adalah 1, jawaban salah

adalah 0, apapun jawaban yang ditulis tidak mempengaruhi skor. Skor ini akan

digunakan untuk mencari validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya

pembeda tes diagnostik yang dihasilkan.

Data yang berupa keyakinan menjawab alasan dan tingkat keyakinan

siswa dalam menjawab dapat dikategorikan menjadi pengetahuan ilmiah, kurang

pengetahuan, atau error. sesuai dengan tabel 2.1 setelah siswa dikategorikan maka

dapat dihitung jumlah siswa yang termasuk kategori tersebut, sehingga dapat

diketahui persentase siswa yang keterampilan proses sainsnya error.

Page 44: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

29

Validitas instrumen tes diagnostik yang dihasilkan adalah dengan

menggunakan validitas isi. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila

mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi yang tertera dalam

kurikulum (Suharsimi, 2006: 67). Validitas isi ini dapat dicapai dengan merinci

materi kurikulum. Pada tes diagnostik ini untuk memperoleh validitas isi yang

baik maka sebelum membuat tes terlebih dahulu dibuat kisi-kisi soal tes

diagnostik tersebut. Selain itu juga dilakukan penelaahan oleh ahli. Kualitas

instrumen tes dinilai dengan menentukan validitas tes, reliabilitas, tingkat

kesukaran dan daya beda soal.

3.6.1 Validitas Tes

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan

suatu instumen. Validitas digolongkan menjadi 3 kategori, yaitu validitas isi,

validitas konstruk, dan validitas berdasarkan kriteria. Validitas tes diketahui

dengan menggunakan rumus korelasi product moment (Suharsimi, 2006):

2222 (

))((

YYNXXN

YXXYNrxy

Keterangan:

rxy : koefisien antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang

dikorelasikan

X : skor butir

Y : skor total

Setelah diperoleh harga rxy kemudian dikembalikan dengan r kritik

product moment dengan taraf α = 5 %, jika rxy > r tabel maka soal dikatakan

valid dan sebaliknya. Soal diambil yang mempunyai kriteria cukup, tinggi, dan

sangat tinggi. Kriteria validitas soal yang digunakan adalah (Rudyatmi dan

Rusilowati, 2009).

0,800 ≤ r ≤ 1,000 : sangat tinggi

0,600 ≤ r <0,800 : tinggi

0,400 ≤ r < 0,600 : cukup

0,200 ≤ r < 0,400 : rendah

Page 45: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

30

3.6.2 Reliabilitas Tes

Reliabilitas skor tes menunjukkan bahwa suatu instrumen cukup dapat

dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut

sudah baik (Suharsimi, 2006). Tujuan utama menghitung reliabilitas skor tes

adalah untuk mengetahui tingkat ketepatan (precision) dan keajegan (consistency)

dari skor tes (Rudyatmi dan Rusilowati, 2009). Dalam penelitian ini relibialitas

diukur dengan menggunakan rumus K-R 20 karena alat evaluasi berbentuk tes

pilihan ganda. Rumus tersebut adalah (Kurder dan Richardson dalam Suharsimi,

2006).

11r

t

t

V

pqV

k

k )(

1

Keterangan:

11r : reliabilitas instrumen

k : banyaknya butir soal

Vt : varians total

p : proporsi subjek yang menjawab betul pada suatu butir (proporsi subjek

yang mendapat skor 1)

p : 1 skornyayangsubjek banyaknya

N

q : )1(

0skor mendapat yangsubjek proporsi

pq

Setelah 11r diketahui, kemudian dibandingkan dengan harga r tabel.

Apabila 11r > tabelr maka dikatakan instrumen tersebut reliabel.

3.6.3 Tingkat Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu

sukar. Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal disebut indeks

kesukaran (difficulty index). Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai

dengan 1,00 indeks kesukaran soal ini menunjukkan taraf kesukaran soal. Di

dalam istilah evaluasi, indeks kesukaran ini diberi simbol P (p besar), singkatan

dari kata “proporsi”.

Page 46: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

31

Rumus mencari P adalah (Rudyatmi dan Rusilowati, 2009).

JS

BIK

Keterangan:

IK : Indeks kesukaran

B : Jumlah siswa menjawab benar butir soal

JS : Jumlah seluruh siswa peserta

Tabel 3.1 Kriteria Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba InstrumenInterval Indeks Kesukaran Kriteria

0,00-0,29

0,30-0,70

0,71-1,00

Sukar

Sedang

Mudah

3.6.4 Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu butir soal untuk

membedakan siswa yang telah menguasai materi dan belum menguasai materi

(Rudyatmi dan Rusilowati 2009). Angka yang menunjukkan besarnya daya

pembeda disebut indeks diskriminasi, disingkat D (d besar).

Rumus mencari indeks diskriminasi (D) (Rudyatmi dan Rusilowati, 2009).

N

BBBADP

)(2

Keterangan:

DP : Daya pembeda Soal.

BA : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab pertanyaan

dengan benar.

BB : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab pertanyaan

dengan benar.

N : Jumlah siswa yang mengerjakan tes.

Page 47: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

32

Tabel 3.2 Kriteria Daya Pembeda Soal Uji Coba Instrumen (Suharsimi, 2006)

Interval daya pembeda Kriteria

0,00<DP 0,19

0,20<DP 0,29

0,30<DP 0,39

0,40<DP 1,00

Soal tidak dipakai

Soal diperbaiki

Soal diterima tetapi perlu diperbaiki

Soal diterima baik

3.6.5 Keefektifan Tes Diagnostik Keterampilan Proses Sains

Keefektifan tes diagnostik keterampilan proses sains dalam penelitian ini

adalah bertujuan untuk mengetahui seberapa efektifkah tes diagnostik

keterampilan proses sains digunakan. Keefektifan tes diagnostik keterampilan

proses sains dapat diperoleh dengan mengkorelasikan antara hasil tes diagnostik

keterampilan proses sains siswa dan keterampilan proses sains siswa, untuk

mencari korelasinya menggunakn rumus korelasi product moment.

Rumus korelasi product moment untuk mencari keefektifan tes diagnostik

keterampilan proses sains (Suharsimi, 2006).

= ∑∑

Keterangan:

rxy : Korelasi antara variabel x dan y

X : nilai aktivitas siswa

Y : nilai hasil belajar siswa.

Tabel 3.3 Kriteria Keefektifan Tes Diagnostik Keterampilan Proses Sains

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat kuat

Page 48: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

33

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Hasil Pengembangan Tes Diagnostik

4.1.1.1 Pengembangan Tes Diagnostik

Penelitian dan pengembangan bertujuan untuk menghasilkan suatu produk.

Hasil dari penelitian ini adalah seperangkat tes diagnostik yang dapat

mengidentifikasi keterampilan proses sains siswa. Pengembangan produk awal

dibuat setelah dilakukan observasi terhadap keterampilan proses sains siswa yang

biasa dialami siswa dan dibantu dengan peninjauan literatur yang mendukung.

Produk awal yang dikembangkan berupa kisi-kisi, 35 butir soal diagnostik

keterampilan proses sains siswa, serta kunci jawaban. Produk awal yang

dikembangkan selengkapnya terdapat pada lampiran. Setelah dilakukan

pengembangan produk awal maka tahapan selanjutnya adalah dilakukan validasi

ahli, uji coba skala terbatas, dan uji coba skala luas.

4.1.1.2 Validasi Ahli

Pengembangan produk dilakukan sesuai dengan kaidah pengembangan

soal diagnostik keterampilan proses sains diantaranya yaitu menggunakan kaidah

konstruksi, materi, bahasa yang baik dan lebih mudah dimengerti. Selain itu

penggunaan pilihan jawaban tidak menggunakan kata-kata negatif ganda dan

memberikan pilihan jawaban yang relatif sama. Sebelum itu juga dilakukan

penyusunan kisi-kisi soal untuk menjaga agar terjadi kesesuaian isi soal dengan

materi dan tujuan yang diinginkan.

Setelah dilakukan pengembangan produk awal, tahapan selanjutnya adalah

validasi ahli. Tahapan ini diperlukan untuk menelaah bahwa produk yang

dihasilkan mempunyai validitas isi yang baik (content validity). Validasi ahli

dilakukan oleh dua dosen. Berdasarkan validasi ahli, masih ada beberapa hal yang

perlu diperbaiki diantaranya adalah pertimbangan alokasi waktu pengerjaan,

33

Page 49: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

34

penggunaan bahasa, dan pemberian pilihan jawaban yang perlu dipertegas.

Setelah dilakukan revisi maka produk yang dikembangkan divalidasi. Produk

yang telah divalidasi telah ditelaah mempuyai validitas isi yang baik, bahasa yang

baku, dan tidak menggunakan pilihan jawaban yang negatif ganda. Tes diagnostik

yang mempunyai validitas isi yang baik, bisa dikatakan dapat digunakan untuk

mengidentifikasi keterampilan proses sains dengan baik. Kelayakan validitas tes

diagnostik disajikan dalam Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Kelayakan Validitas Tes Diagnostik Menurut Validator.

No Responden Kriteria Total skor Persentase (%)1. Validator I Layak 66 86,842. Validator II Layak 60 78,94

Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran. Tabel 4.1 menunjukkan

bahwa validator memberi skor layak sesuai dengan kriteria masing-masing

substansi. Perhitungan hasil kelayakan tes diagnostik oleh validator I adalah

86,84%. Persentase hasil kelayakan tes diagnostik oleh validator II adalah

78,94%.

4.1.1.3 Uji Coba Skala Terbatas

Pelaksanaan uji coba skala terbatas dilaksanakan pada tanggal 01 Mei

2013 di kelas VIII MTs Sabilurrahman Gubug Kabupaten Grobongan. Pada uji

coba skala terbatas peneliti menggunakan 10 siswa dari kelas VIII. Tes diagnostik

keterampilan proses sains siswa yang diujikan merupakan tes diagnostik yang

telah divalidasi ahli, sehingga telah memiliki validitas isi yang baik. Pada uji coba

skala terbatas digunakan untuk menguji kelayakan dan keterlaksanaan tes. Tujuan

dari uji coba skala terbatas ini adalah untuk mengetahui, a) keterbacaan soal tes

diagnostik keterampilan proses sains menurut siswa, b) alokasi waktu

mengerjakan soal tes diagnostik keterampilan proses sains sudah cukup waktu,

kurang waktu, atau kelebihan waktu, c) bahasa yang digunakan pada soal tes

diagnostik keterampilan proses sains mudah dipahami. Dalam penelitian pada uji

coba terbatas ini peneliti mengalokasi waktu tes untuk tiap butir soal diagnostik

keterampilan proses sains adalah 1,7 sampai 2 menit. Tahapan pertama uji coba

Page 50: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

35

skala terbatas menggunakan 35 butir soal tes diagnostik. Sebelum mengerjakan

soal tes diagnostik, siswa diberi pengarahan tentang cara menjawab soal.

a. Tanggapan Siswa

Data hasil tanggapan siswa yang berupa angket dianalisis dengan teknik

deskriptif persentase. Berdasarkan analisis angket yang diisi siswa, dapat

diketahui bahwa soal diagnostik keterampilan proses sains yang dikembangkan

ternyata sudah menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa. Hal

tersebut didukung oleh 78% siswa yang menyatakan bahwa bahasa yang

digunakan mudah dipahami dan sudah dapat dimengerti dengan baik maksud dari

soal tersebut. Selain menggunakan angket, juga dilakukan wawancara terhadap

sebagian siswa. Hasil dari wawancara tersebut adalah soal yang diberikan sudah

bisa dipahami maksudnya, karena soal sesuai dengan permasalahan yang bisa

dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan, sebanyak 93,75% siswa juga

mendukung pernyataan tersebut. Sebanyak 100% siswa menyatakan bahwa

konsep yang ada di dalam soal sudah pernah dipelajari sebelumnya, akan tetapi

terkadang siswa ada yang lupa dengan jawabanya. Hasil perhitungan tanggapan

siswa terhadap tes diagnostik di lihat pada Tabel 4.2

Tabel 4.2 Data Tanggapan Siswa Terhadap Tes Diagnostik

No Kriteria tanggapan Jumlah siswa Persentase (%)

1 Sangat baik 3 30

2 Baik 7 70

3 Cukup baik 0 0

Pada Tabel 4.2 diketahui bahwa siswa dengan tanggapan sangat baik

mencapai 30% dan 70% siswa memberi tanggapan baik. Siswa menginginkan tes

diagnostik serupa yang dapat digunakan pada pembelajaran lainnya karena

sebelumnya mereka belum pernah mengerjakan tes seperti tes diagnostik. Data

tanggapan siswa selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 15.

Page 51: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

36

b. Tanggapan guru

Tanggapan guru digunakan untuk mengetahui sejauh mana kemudahan tes

diagnostik diberikan oleh peneliti. Berdasarkan angket tanggapan yang diberikan

kepada dua guru mapel IPA kelas VIII di MTs Sabilurrahman Gubug Kabupaten

Grobogan terhadap penggunaan tes diagnostik untuk mengidentifikasi

keterampilan proses sains pada pembelajaran IPA terpadu tema energi 89,6%

memberikan tanggapan positif dan sangat baik. Guru menyebutkan bahwa tes

dengan tes diagnostik ini menarik, karena tes-tes sebelumnya belum ada yang

seperti tes diagnostik dan tes yang ada seperti tes kemampuan mengingat konsep

tujuan tes diagnostik dapat dirumuskan dengan jelas, petunjuk penggerjaannya

jelas, gambar yang disajikan dapat membantu pemahaman siswa, sehingga

memberikan kemudahan bagi siswa, dan membuat siswa lebih aktif dan tertarik

untuk belajar. Selain itu tes diagnostik dapat digunakan secara mandiri. Pada

tanggapan guru disini guru memberikan saran atau masukan untuk alokasi waktu

pengerjaan tes sebaiknya ditambah karena terlalu sedikit dan pendek untuk siswa

berfikir dalam menentukan suatu jawaban yang benar dan tepat.

c. Hasil analisis uji coba skala terbatas

Hasil analisis dari data pada uji coba skala terbatas didapatkan bahwa nilai

koefisien reliabilitas dari tes diagnostik yang dikembangkan sebesar 0,95>0,31

dimana jika r11>rtabel maka soal tersebut reliabel. Nilai koefisien reliabilitas

lebih besar dibandingkan dengan harga tabel, jadi nilai koefisien reliabilitas tes

diagnostik keterampilan proses sains yang dikembangkan dapat dikatakan

reliabel.

Butir soal pada tes diagnostik juga dianalisis berdasarkan daya beda yang

dimiliki butir soal tersebut. Daya beda soal mempunyai rentang dari -1 sampai +1.

Apabila daya beda soal tersebut negatif maka soal tersebut tidak boleh digunakan,

karena akan memberikan hasil yang berlawanan. Berikut ini daya beda yang

dimiliki oleh soal diagnostik pada saat uji coba skala terbatas.

Page 52: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

37

Tabel 4.3 Nilai Daya Beda Soal Tes Diagnostik Pada Uji Coba Skala

Terbatas

No. Daya beda Rentang Nilai Koefisien Daya Beda Jumlah soal1. Tinggi 0,81 – 1,00 12. Baik Sekali 0,61 – 0,80 33. Baik 0,41 – 0,60 74. Cukup 0,21 – 0,40 245. Rendah 0,00 – 0,20 _6. Negatif Semua yang bernilai negatif _

Jumlah 35

Berdasarkan hasil analisis uji coba skala terbatas dapat diketahui bahwa 1

soal termasuk kategori mudah, 28 soal termasuk kategori sedang, dan 6 soal

termasuk sukar. Analisis mengenai hasil uji coba skala terbatas dapat dilihat pada

lampiran.

Sesuai dengan Tabel 4.3 soal yang mempunyai kriteria daya beda dari

cukup, baik, dan baik sekali. Ada 24 soal yang mempunyai kriteria daya beda

cukup; nomor soal tersebut adalah nomor 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 12, 13, 16,1 7, 18, 20,

21, 22, 23, 24, 25, 26, 29, 31, 33, 34, dan 35. Ada 7 soal yang mempunyai kriteria

daya beda baik; nomor soal tersebut adalah nomor 4, 9, 11, 15, 19, 27, dan 32.

Serta 4 soal yang mempunyai kriteria daya beda baik sekali; nomor soal tersebut

adalah nomor 10, 14, 28, dan 30.

Alokasi waktu yang diberikan sebanyak 1,7 sampai 2 menit untuk tiap soal

ternyata terlalu sedikit. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan ketika

melakukan penelitian, siswa membutuhkan waktu sekitar 2,1 sampai 2,5 menit

untuk setiap soal yang diberikan. Hal tersebut didukung oleh angket yang diisi

siswa yaitu sebanyak 90% siswa mengatakan bahwa waktu yang diberikan kurang

sehingga siswa sedikit kecewa dengan keterbatasan waktu yang sangat kurang,

data selengkapnya dapat dilihat di Lampiran 15.

Setelah dilakukan analisis dari hasil uji coba skala terbatas maka dilakukan

revisi terhadap produk yang dikembangkan. Berdasarkan hasil uji coba skala

terbatas, ada masukan-masukan yang menyebabkan alokasi waktu dirubah dan

Page 53: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

38

semua soal dalam tes diagnostik tetap baik digunakan. Tahapan selanjutnya

setelah dilakukan uji coba skala terbatas adalah uji coba skala luas. Soal tes

diagnostik yang digunakan dalam uji coba skala luas terdiri dari 35 soal.

4.1.1.4 Uji Coba Skala Luas

Uji coba skala luas dilaksanakan pada tanggal 6 Mei 2013 pada 26 siswa

MTs Sabilurrahman Gubug Grobogan. Sebelum mengerjakan soal diagnostik

keterampilan proses sains, siswa diberi pengarahan tentang petunjuk pengerjaan

tes tersebut. Setelah mengerjakan soal tes diagnostik keterampilan proses sains,

siswa disuruh untuk mengisi angket yang berisi tanggapan siswa mengenai tes

yang diberikan. Alokasi waktu yang diberikan dalam mengerjakan soal untuk uji

coba skala luas adalah 2,5 menit untuk setiap soal. Penentuan ini berdasarkan

pertimbangan pada hasil uji coba skala terbatas. Tujuan dilaksanakannya uji coba

skala luas adalah untuk menguji hasil dari produk yang telah dihasilkan pada uji

coba skala terbatas.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan ketika melaksanakan penelitian

alokasi waktu 2,5 menit yang diberikan untuk mengerjakan tiap soal kepada siswa

ternyata siswa masih agak sedikit kurang. Hal ini didukung dengan hasil analisis

angket yang diisi oleh siswa.

Pada uji coba skala luas, peneliti tidak menganalisis lagi semua soal tes

diagnostik yang dikembangkan. Karena pada uji coba skala terbatas soal tes

diagnostik telah dianalisis dan memiliki validitas isi yang baik, dan telah

mencapai kriteria reliabel sehingga soal tes diagnostik tersebut sudah mampu

digunakan untuk mengidentifikasi keterampilan proses sains siswa, siswa juga

telah mencapai nilai KKM, walaupun tidak sepenuhnya siswa tuntas. Tapi siswa

telah mendapatkan nilai ≥75 berjumlah ≥75% dari seluruh siswa. Produk akhir

dari pengembangan tes diagnostik merupakan hasil dari uji coba skala terbatas.

Produk hasil pengembangan dapat diimplementasikan pada uji coba skala luas.

Hasil dari implementasi uji coba skala luas dapat digunakan untuk mengetahui

tingkat keterampilan proses sains siswa.

Page 54: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

39

Hasil dari uji coba skala luas akan digunakan untuk menyempurnakan

produk yang dikembangkan. Revisi dari produk yang dikembangkan pada uji coba

skala luas ini meliputi alokasi waktu yang diperlukan untuk mengerjakan, dan

memperbaiki (dapat menambah atau mengurangi) soal yang di rasa mempunyai

daya beda negatif. Selain itu soal yang tidak dapat diketahui nilai koefisien

korelasinya karena semua soal siswa bisa menjawab, atau tidak ada satupun siswa

yang mampu menjawab dengan benar. Dengan begitu maka soal tersebut dapat

diganti atau dihilangkan/dihapus. Tapi pada penelitian ini peneliti tidak merevisi

soal, tetapi cuma menambahkan alokasi waktu saja, karena soal tes diagnostiknya

sudah layak untuk di gunakan.

Setelah semua soal tersebut sudah dikatakan layak digunakan, maka soal-

soal tersebut disusun kembali dengan tambahan alokasi waktu yang semula 2,5

menit untuk setiap soal juga sudah direvisi menjadi 3 menit. Maka hasil akhir dari

pengembangan soal tes diagnostik adalah seperangkat soal tes diagnostik terdiri

atas kisi-kisi, panduan pengerjaan soal, 35 soal tes diagnostik, dan kunci jawaban.

Sebanyak 88,56% siswa memberikan tanggapan sangat baik dan 11,44%

siswa memberi tanggapan baik terhadap tes diagnostik dan dari hasil penelitian

juga menunjukkan bahwa tes diagnostik cukup efektif diterapkan pada

pembelajaran tema energi di SMP/MTs. Setelah melihat tanggapan siswa dan

guru serta hasil uji efektivitas, tes diagnostik sudah baik dan layak digunakan

sehingga tidak diperlukan revisi.

Setelah melalui tahapan-tahapan dalam pengembangan tes diagnostik

untuk mengidentifikasi keterampilan proses sains maka dapat dihasilkan produk

tes diagnostik yang valid dan efektif untuk digunakan pada pembelajaran IPA

terpadu tema energi di SMP/MTs.

4.1.2 Keefektifan Tes Diagnostik

Tingkat keefektifan tes diagnostik untuk mengidentifikasi keterampilan

proses sains yang dirasakan sudah efektif, karena telah dikorelasikan antara hasil

tes diagnostik dan observasi aktivitas keterampilan proses sains siswa. Data

selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 25 dan 26.

Page 55: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

40

Keefektifan tes diagnostik untuk mengidentifikasi keterampilan proses

sains dinyatakan efektif diterapkan dalam pembelajaran IPA terpadu dengan

mengkorelasikan antara hasil tes diagnostik dan hasil observasi aktivitas

keterampilan proses sains siswa dengan memakai rumus korelasi product moment,

hasilnya adalah sebagai berikut.

= ∑∑

= 1904,4(3544,35)(1186,96)

= 1904,44207002,56

= 1904,42051,1= 0,928

Berdasarkan hasil dari perhitungan korelasikan antara hasil tes diagnostik

dan hasil observasi aktivitas keterampilan proses sains siswa ada hubungan atau

korelasi positif sebesar 0,928 antara hasil tes diagnostik dan hasil observasi

aktivitas keterampilan proses sains siswa pada pembelajaran IPA terpadu tema

energi.

4.1.3 Profil Tiap Aspek Keterampilan Proses Sains (KPS)

Keterampilan proses sains (KPS) merupakan pendekatan pembelajaran

yang berorientasi kepada proses IPA. Namun dalam tujuan dan pelaksanaannya

terdapat perbedaan. SAPA (Science A Process Approach) tidak mementingkan

konsep. Selain itu SAPA menuntut pengembangan pendekatan proses secara utuh

yaitu metode ilmiah dalam setiap pelaksanaannya, sedangkan jenis-jenis

keterampilan proses dalam pendekatan KPS dapat dikembangkan secara terpisah-

pisah, bergantung metode yang digunakan. Umpamanya dalam metode

demonstrasi dapat dikembangkan keterampilan proses tertentu (observasi,

interpretasi, komunikasi, dan aplikasi konsep).

Page 56: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

41

Keterampilan proses adalah keterampilan fisik dan mental terkait dengan

kemampuan-kemampuan yang mendasar yang dimiliki, dikuasai dan

diaplikasikan dalam suatu kegiatan ilmiah, sehingga para ilmuan berhasil

menemukan sesuatu yang baru. American Association for The Advancement of

Science (1970) mengklasifikasikan menjadi keterampilan proses dasar dan

keterampilan terpadu.

Pendekatan keterampilan proses adalah perlakuan yang diterapkan dalam

pembelajaran yang menekankan pada pembentukan keterampilan memperoleh

pengetahuan kemudian mengomunikasikan perolehannya. Keterampilan

memperoleh pengetahuan dapat dengan menggunakan kemampuan oleh pikir

(psikis) atau kemampuan oleh perbuatan (fisik).

Keterampilan proses perlu dilatihkan/dikembangkan dalam pengajaran

sains karena keterampilan proses mempunyai peran-peran sebagai berikut:

a) membantu siswa belajar mengembangkan pikirannya

b) memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan penemuan

c) meningkatkan daya ingat

d) memberikan kepuasan intrinsik bila siswa telah berhasil melakukan sesuatu

e) membantu siswa mempelajari konsep-konsep sains.

Berikut adalah gambar persentase profil tiap aspek keterampilan proses

sains siswa dalam menjawab soal tes diagnostik keterampilan proses sains.

Page 57: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

42

Gambar 4.1 Persentase Profil Tiap Aspek Keterampilan Proses Sains

Keterangan;

KPS 1 adalah keterampilan proses sains mengamati

KPS 2 adalah keterampilan proses sains mengelompokan/klasifikasi

KPS 3 adalah keterampilan proses sains menafsirkan/interpretasi

KPS 4 adalah keterampilan proses sains memprediksi/meramalkan

KPS 5 adalah keterampilan proses sains mengajukan pertanyaan

KPS 6 adalah keterampilan proses sains berhipotesis

KPS 7 adalah keterampilan proses sains merencanakan percobaan/penyelidikan

KPS 8 adalah keterampilan proses sains menerapkan konsep.

4.1.4 Indeks Kesukaran Soal Tes Diagnostik Keterampilan Proses Sains

Pada penelitian ini dilakukan penilaian keterampilan proses sains. Hasil

penilaian keterampilan proses sains untuk masing-masing keterampilan proses

sains disajikan pada tabel berikutMengamati

Keterampilan proses sains mengamati indeks kesukaran soal pada masing-

masing soal diperoleh hasil sebagai berikut, dapat dilihat pada tabel 4.4 di bawah

ini.

0

10

20

30

40

50

60

70

KPS 1 KPS 2 KPS 3 KPS 4 KPS 5 KPS 6 KPS 7 KPS 8

KPS 1

KPS 2

KPS 3

KPS 4

KPS 5

KPS 6

KPS 7

KPS 8

Pers

enta

se

Keterampilan Proses Sains

Page 58: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

43

Tabel 4.4 Indeks Kesukaran Keterampilan Proses Sains (Mengamati)

No. Nomor Soal Indeks Kesukaran KriteriaJumlah Siswa

Yang Menjawab Benar

1 1 0,6 Sedang 62 2 0,8 Mudah 83 3 0,6 Sedang 64 4 0,3 Sedang 35 18 0,2 Sukar 26 20 0,5 Sedang 57 25 0,2 Sukar 28 26 0,4 Sedang 49 27 0,6 Sedang 6

Indeks kesukaran soal keterampilan proses sains mengamati mempunyai

kriteria mudah sebanyak 1 butir soal, kriteria sedang sebanyak 6 butir soal, dan

kriteria sukar sebanyak 2 butir soal dengan jumlah keseluruha soal sebanyak 9

butir soal.

1. Mengelompokan/mengklasifikasi

Keterampilan proses sains mengelompokan/klasifikasi indeks kesukaran soal

pada masing-masing soal diperoleh hasil sebagai berikut, dapat dilihat pada tabel

4.5 di bawah ini.

Tabel 4.5 Indeks Kesukaran Keterampilan Proses Sains (Mengelompokan/mengklasifikasi)

No. Nomor Soal Indeks Kesukaran KriteriaJumlah Siswa

Yang Menjawab Benar

1 6 0.6 Sedang 62 24 0,4 Sedang 43 28 0,5 Sedang 5

Indeks kesukaran soal keterampilan proses sains mengelompokan/

mengklasifikasi mempunyai kriteria sedang sebanyak 3 butir soal dengan jumlah

keseluruha soal sebanyak 3 butir soal.

2. Menafsirkan/interpretasi

Keterampilan proses sains menafsirkan/interpretasi indeks kesukaran soal

pada masing-masing soal diperoleh hasil sebagai berikut, dapat dilihat pada tabel

4.6 di bawah ini.

Page 59: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

44

Tabel 4.6 Indeks Kesukaran Keterampilan Proses Sains (Menafsirkan/interpretasi)

No. Nomor Soal Indeks Kesukaran KriteriaJumlah Siswa

Yang Menjawab Benar

1 12 0.6 Sedang 62 14 0,6 Sedang 63 15 0,5 Sedang 54 19 0,2 Sukar 25 22 0,2 Sukar 26 23 0,4 Sedang 47 29 0.4 Sedang 4

Indeks kesukaran soal keterampilan proses sains menafsirkan/interpretasi

mempunyai kriteria sedang sebanyak 5 butir soal, dan kriteria sukar sebanyak 2

butir soal dengan jumlah keseluruha soal sebanyak 7 butir soal.

3. Memprediksi/meramalkan

Keterampilan proses sains memprediksi/meramalkan indeks kesukaran soal

pada masing-masing soal diperoleh hasil sebagai berikut, dapat dilihat pada tabel

4.7 di bawah ini.

Tabel 4.7 Indeks Kesukaran Keterampilan Proses Sains (Memprediksi/ meramalkan)

No. Nomor Soal Indeks Kesukaran KriteriaJumlah Siswa

Yang Menjawab Benar

1 10 0.4 Sedang 42 33 0,2 Sukar 23 34 0,2 Sukar 2

Indeks kesukaran soal keterampilan proses sains memprediksi/meramalkan

mempunyai kriteria sedang sebanyak 1 butir soal, dan kriteria sukar sebanyak 2

butir soal dengan jumlah keseluruha soal sebanyak 3 butir soal.

4. Mengajukan pertanyaan

Keterampilan proses sains mengajukan pertanyaan indeks kesukaran soal pada

masing-masing soal diperoleh hasil sebagai berikut, dapat dilihat pada tabel 4.8 di

bawah ini.

Page 60: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

45

Tabel 4.8 Indeks Kesukaran Keterampilan Proses Sains (Mengajukan pertanyaan)

No. Nomor Soal Indeks Kesukaran KriteriaJumlah Siswa

Yang Menjawab Benar

1 13 0.4 Sedang 42 17 0,2 Sukar 23 30 0,5 Sedang 54 35 0,4 Sedang 4

Indeks kesukaran soal keterampilan proses sains mengajukan pertanyaan

mempunyai kriteria sedang sebanyak 3 butir soal, dan kriteria sukar sebanyak 1

butir soal dengan jumlah keseluruha soal sebanyak 4 butir soal.

5. Berhipotesis

Keterampilan proses sains berhipotesis indeks kesukaran soal pada masing-

masing soal diperoleh hasil sebagai berikut, dapat dilihat pada tabel 4.9 di bawah

ini.

Tabel 4.9 Indeks Kesukaran Keterampilan Proses Sains (Berhipotesis)No. Nomor Soal Indeks Kesukaran Kriteria Jumlah Siswa

Yang Menjawab Benar

1 21 0.4 Sedang 42 32 0,3 Sedang 3

Indeks kesukaran soal keterampilan proses sains berhipotesis mempunyai

kriteria sedang sebanyak 2 butir soal dengan jumlah keseluruha soal sebanyak 2

butir soal.

6. Merencanakan percobaan/penyelidikan

Keterampilan proses sains merencanakan percobaan/penyelidikan indeks

kesukaran soal pada masing-masing soal diperoleh hasil sebagai berikut, dapat

dilihat pada tabel 4.10 di bawah ini.

Tabel 4.10 Indeks Kesukaran Keterampilan Proses Sains (Merencanakan percobaan/penyelidikan

No. Nomor Soal Indeks Kesukaran KriteriaJumlah Siswa

Yang Menjawab Benar

1 7 0.6 Sedang 62 8 0,4 Sedang 43 9 0,3 Sedang 34 11 0,5 Sedang 55 16 0,4 Sedang 4

Page 61: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

46

Indeks kesukaran soal keterampilan proses sains merencanakan

percobaan/penyelidikan mempunyai kriteria sedang sebanyak 5 butir soal dengan

jumlah keseluruha soal sebanyak 5 butir soal.

7. Menerapkan Konsep

Keterampilan proses sains menerapkan konsep indeks kesukaran soal pada

masing-masing soal diperoleh hasil sebagai berikut, dapat dilihat pada tabel 4.11

di bawah ini.

Tabel 4.11 Indeks Kesukaran Keterampilan Proses Sains (Menerapkan Konsep)

No. Nomor Soal Indeks Kesukaran KriteriaJumlah Siswa

Yang Menjawab Benar

1 5 0.6 Sedang 62 31 0,6 Sedang 6

Indeks kesukaran soal keterampilan proses sains menerapkan konsep

mempunyai kriteria sedang sebanyak 2 butir soal dengan jumlah keseluruha soal

sebanyak 2 butir soal.

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru IPA di MTs Sabilurrahman

Gubug Grobogan menunjukan bahwa jenis tes pada pembelajaran yang biasa

digunakan adalah tes uji pengetahuan konsep-konsep biasa tidak berpendekatan

keterampilan proses baik yang diberikan guru maupun dari LKS juga belum

terpadu. Guru ingin menggunakan jenis tes pada pembelajaran yang lebih

bervariasi, salah satunya adalah dengan menggunakan tes diagnostik untuk

mengidentifikasi keterampilan proses sains. Alangkah lebih baik apabila jenis tes

pada pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran disertai dengan

keterampilan proses sains pada siswa. Keterampilan proses sains mempunyai

potensi yang penting dan besar dalam membangun proses belajar dan memotivasi

siswa dalam belajar.

Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific

inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berfikir, bekerja dan bersikap ilmiah

serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh

Page 62: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

47

karena itu pembelajaran IPA di SMP/MTs menekankan pada pemberian

pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan

keterampilan proses dan sikap ilmiah ( BSNP. 2006 ). Menurut Jerry (1989) untuk

menyajikan pembelajaran yang mengembangkan keterampilan proses guru dapat

menggunakan berbagai pendekatan yang utama yaitu pendekatan keterampilan

proses sains.

4.2.1 Produk Tes Diagnostik

Setelah melalui proses pengembangan maka telah didapatkan seperangkat

tes diagnostik yang dapat mengidentifikasi keterampilan proses sains yang

berupa: (1) kisi-kisi soal, (2) petunjuk pengerjaan, (3) soal-soal tes diagnostik, (4)

kunci jawaban, dan (5) cara menginterpretasikan hasil tes diagnostik. Alokasi

waktu yang diperlukan dalam mengerjakan adalah 3 menit untuk setiap soal. Pada

penelitian ini semua soal diagnostik yang dikembangkan telah mempunyai

validitas isi yang baik dan menggunakan bahasa yang baku dan mudah dipahami.

Hasil akhir tes diagnostik ini terdiri atas 35 soal yang mempunyai daya beda

positif dan reliabel.

4.2.2 Keefektifan Tes Diagnostik

Keefektifan tes diagnostik untuk mengidentifikasi keterampilan proses

sains dinyatakan efektif diterapkan dalam pembelajaran IPA terpadu, karena

sudah dikorelasikan antara aktifitas keterampilan proses sains siswa dan hasil

belajar siswa dalam mengerjakan tes diagnostik keterampilan proses sains,

keefektifan tes diagnostik sebesar 0,928 sehingga dikatakan berkorelasi positif,

hal ini berarti semakin tinggi aktifitas keterampilan proses sains siswa maka akan

semakin tinggi pula hasil belajar siswa. Dalam analisis korelasi terdapat suatu

angka yang disebut dengan koefisien determinasi, yang besarnya adalah kuadrat

dari koefisien korelasi (r2). Koefisien ini disebut koefisien penentu, karena varians

yang terjadi pada variabel dependen dapat dijelaskan melalui varians yang terjadi

pada variabel independen. Untuk contoh diatas ditemukan r = 0,928 .Koefisien

determinasinya = r2 = 0,928 = 0,86. Hal ini berarti varians yang terjadi pada

variabel aktifitas atau hasil belajar 86% ditentukan oleh besarnya aktifitas dan

Page 63: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

48

hasil belajar, 14% oleh faktor lain, misalnya terjadi kesalahan hitung pada saat

menjumlahkan hasil atau saat menghitung keefektifan tes diagnostik.

Korelasi terdapat tiga macam bentuk hubungan antar variabel, yaitu

hubungan simetris, hubungan sebab akibat (kausal) dan hubungan Interaktif

(saling mempengaruhi). Untuk mencari hubungan antara dua variabel atau lebih

dilakukan dengan menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari

hubungannya. Korelasi merupakan angka yang menunjukkan arah dan kuatnya

hubungan antar variabel atau lebih. Artinya dinyatakan dalam bentuk hubungan

positif atau negatif, sedangkan kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya

koefisien korelasi. Hubungan dua variabel atau lebih dinyatakan positif, bila nilai

satu variabel ditingkatkan, maka akan meningkatkan variabel yang lain, dan

sebaliknya bila nilai satu variabel diturunkan maka akan menurunkan variabel

yang lain. Sedangkan apabila hubungan dua variabel atau lebih dinyatakan

negatif, bila nilai satu variabel dinaikkan maka akan menurunkan nilai variabel

yang lain, dan juga sebaliknya bila nilai satu variabel diturunkan, maka akan

menaikkan nilai variabel yang lain. Hubungan antar variabel meliputi korelasi

product moment, korelasi ganda dan korelasi parsial. Pada analisis keefektifan tes

diagnostik keterampilan proses ini menggunakan korelasi product moment.

4.2.3 Profil Keterampilan Proses Sains (KPS)

Keterampilan proses sains itu banyak macamnya, namun disini peneliti

cuma menggunakan sebagian macam keterampilan proses sains pada tes

diagnostik yang dikembangkan karena disesuaikan dengan keterpaduan materi

yang digunakan. Pada pembahasan ini peneliti mengunakan uji skala terbatas

yang dijadikan sebagai data dan dianalisis berdasarkan validitas, reliabelitas,

indeks kesukaran, dan daya pembeda. Jumlah siswa yang diberikan soal tes

diagnostik pada uji coba skala terbatas berjumlah 10 siswa. Setelah dilakukan uji

coba terbatas dan penganalisisan soal diperoleh hasil yang reliabel dan valid pada

semua soal, sehingga semua soal tes diagnostik dapat digunakan pada tahap

berikutnya yaitu tahap uji coba skala luas. Sebelum pada tahap uji coba skala luas

guru dan siswa juga diberikan angket tanggapan guru dan siswa, angket tanggapan

guru dan siswa ini digunakan untuk mengetahui kelayakan soal tes diagnostik,

Page 64: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

49

hasil dari angket tanggapan guru dan siswa adalah soal tes diagnostik ini layak

untuk digunakan dan sangat menarik. Dengan demikian penelitian ini dapat

dilanjutkan pada tahap berikutnya yaitu tahap uji coba skala luas.

ada tahap uji coba skala luas jumlah siswa yang diberikan soal tes

diagnostik sebanyak 26 siswa. Hasil dari tahap uji coba skala luas adalah sebagian

besar siswa tuntas dan dapat mengerjakan soal tes diagnostik tersebut dengan

benar. Dari hasil uji coba skala luas soal tes diagnostik seharusnya

diimplemetasikan/digunakan karena soal tes diagnostik sudah merupakan produk

akhir dari penelitian dan pengembangan. Pada tahap implementasi peneliti tidak

menggunakannya secara langsung akan tetapi pada saat uji coba skala luas

tersebut itu merupakan tahapan implementasi. Jadi tahapan implementasi

digabung menjadi satu pada tahap uji coba skala luas, dengan pertimbangan

semua soal telah dinyatakan valid dan reliabel. Dalam tes diagnostik terdapat

macam-macam keterampilan proses sains yang masing-masing keterampilan

proses sains di bagi pada masing-masing soal. Data Berikut ini merupakan

macam-macam dari keterampilan proses sains yang digunakan dalam tes

diagnostik;

a. Mengamati

Mengamati adalah penggunaan indera-indera seseorang. Seseorang

mengamati dengan penglihatan, pendengaran, pengecapan, perabaan, dan

pembauan. Beberapa perilaku yang dikerjakan siswa pada saat pengamatan

adalah: (a) penggunaan indera-indera tidak hanya penglihatan, (b)

pengorganisasian obyek-obyek menurut satu sifat tertentu, (c) pengidentifikasian

banyak sifat, (d) pengidentifikasian perubahan-perubahan dalam suatu obyek, (e)

melakukan pengamatan kuantitatif, dan (f) melakukan pengamatan kualitatif.

Pengamatan yang dilakukan hanya dengan menggunakan indera tanpa mengacu

kepada satuan pengukuran baku tertentu disebut pengamatan kualitatif, sedangkan

pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan alat ukur yang mengacu

kepada satuan pengukuran baku tertentu disebut pengamatan kuantitatif. Dalam

membuat tes diagnostik pada penelitian ini peneliti menggunakan pengamatan

Page 65: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

50

yang bersifat pengamatan kualitatif karena data pengamatan kualitatif siswa itu

lebih mudah memahami pertanyaanya dibandingkan pengamatan kuantitatif.

Menurut Semiawan (1992) banyak anak/siswa yang sering menggunakan

semua indra, untuk melihat, mendengar, merasa, mengecap, dan mencium akan

tetapi mereka tidak mengamati sepenuhnya. Karena mereka mungkin tidak

mengamati hal-hal itu secara seksama. Semuanya meraka lihat, dengar, rasakan,

dan cium tetapi hal-hal itu berlalu begitu saja tanpa memperoleh suatu makna.

Dengan begitu para guru perlu melatih anak agar terampil dalam mengamati atau

mengobservasi sesuatu yang pada kenyataanya ada di lingkungan sekitar.

Tes diagnostik yang menerapkan keterampilan proses sains (mengamati)

terdiri dari 9 soal. Indeks kesukaran soal pada keterampilan proses sains

(mengamati) terdiri dari tiga kriteria, pada interval 0,00-0,30 soal tes diagnostik

mempunyai kriteria sukar sebanyak 3 soal, pada interval 0,31-0,70 soal tes

diagnostik mempunyai kriteria sedang sebanyak 5 soal, dan pada interval 0,71-

1,00 soal tes diagnostik mempunyai kriteria mudah sebanyak 1 soal, data

selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.4.

b. Mengelompokan/klasifikasi

Mengelompokan/klasifikasi adalah pengelompokan obyek-obyek menurut

sifat-sifat tertentu. Beberapa perilaku siswa adalah: (a) pengidentifikasian suatu

sifat umum, (b) memilah-milahkan dengan menggunakan dua sifat atau lebih. Tes

diagnostik yang menerapkan keterampilan proses sains (Mengelompokan atau

klasifikasi) terdiri dari 3 soal. Indeks kesukaran dari ketiga soal adalah pada

interval 0,31-0,70. Maka ketiga soal tes diagnostik mempunyai kriteria sedang,

data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.5. Data tes dignostik menunjukkan

bahwa siswa itu telah bisa mengklasifikasikan/menggolongkan suatu ciri khusus,

tujuan atau kepentingan tertentu. Pengelompokkan dari suatu ciri, sifat, jenis,

warna, dsb, itu membutuhkan pembuatan klasifikasi dituntut kecermatan diri dari

seorang siswa dalam pengelompokan. Semakin tinggi tingkat pendidikan siswa,

maka akan semakin rumit jenis klasifikasi yang dapat dilatih oleh guru

(Semiawan, 1992).

Page 66: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

51

c. Menafsirkan/interpretasi

Menafsirkan/interpretasi adalah menjelaskan makna informasi yang telah

dikumpulkan.Beberapa perilaku siswa adalah: (a) penyusunan data; (b)

pengenalan pola-pola atau hubungan-hubungan; (c) merumuskan inferensi yang

sesuai dengan menggunakan data; (d) pengikhtisaran secara benar. Tes diagnostik

yang menerapkan keterampilan proses sains (Menafsirkan/interpretasi) terdiri dari

7 soal. Indeks kesukaran soal pada interval 0,00-0,30 soal tes diagnostik

mempunyai kriteria sukar sebanyak 2 soal, pada interval 0,31-0,70 soal tes

diagnostik mempunyai kriteria sedang sebanyak 5 soal, data selengkapnya dapat

dilihat pada Tabel 4.6.

Data tes siswa sebagian telah ada yang bisa menginterpretasi data,

sebagian yang lain ada yang belum bisa menginterpretasi data, hal ini berarti

siswa ada yang kesulitan dalam menginterpretasi data dalam tes diagnostik. Guru-

guru dapat melatih siswanya dalam menginterpretasi data agar siswa mampu

menginterpretasi data, karena semakin tinggi tingkat sekolah siswa maka semakin

tingg pula menginterpretasi data yang disajikan.

d. Memprediksi/meramalkan

Memprediksi/meramalkan adalah pengajuan hasil-hasil yang mungkin

dihasilkan dari suatu percobaan. Ramalan-ramalan didasarkan pada pengamatan-

pengamatan dan inferensi-inferensi sebelumnya. Ramalan merupakan suatu

pernyataan tentang pengamatan apa yang mungkin dijumpai di masa yang akan

datang, sedangkan inferensi berupaya untuk memberikan alasan tentang mengapa

suatu pengamatan terjadi. Beberapa perilaku yang dikerjakan siswa adalah: (a)

penggunaan data dan pengamatan yang sesuai; (b) penafsiran generalisasi tentang

pola-pola; (c) pengujian kebenaran dari ramalan-ramalan yang sesuai.

Menurut Nur M, (2000) menyatakan bahwa memprediksi/meramalkan itu

dibuat untuk membuat keputusan setiap hari. Karena meramalkan itu bisa saja

susah-susah mudah, dikarenakan seseorang juga dapat menggunakn ramalan

untuk meramal cuaca. Tes diagnostik yang menerapkan keterampilan proses sains

(Memprediksi atau meramalkan) terdiri dari 3 soal. Indeks kesukaran soal pada

interval 0,00-0,30 soal tes diagnostik mempunyai kriteria sukar sebanyak 2 soal,

Page 67: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

52

pada interval 0,31-0,70 soal tes diagnostik mempunyai kriteria sedang sebanyak 1

soal, data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.7.

e. Mengajukan pertanyaan

Pertanyaan yang diajukan dapat meminta penjelasan tentang apa,

mengapa, bagaimana, atau meminta penjelasan yang melibatkan pikiran. Data tes

menunjukkan siswa itu sedikit mengalami kesulitan dalam membuat sebuah

pertanyaan, hal ini berarti menunjukkan bahwa siswa masih kesulitan dalam

mengajukan pertanyaan. Berdasarkan pengamatan di lapangan menunjukkan

bahwasanya ketika siswa diminta untuk betanya oleh guru, siswa cuma diam saja

tidak ada satu patah katapun yang diucapkan oleh siswa. hal itu menandakan

bahwa bertanya itu tidak mudah (sulit). Menurut Parmin (2013) bahwa

mengajukan suatu pertanyaan itu tidak sekedar bertanya, tapi melibatkan pikiran

yang mendalam dan realistis juga. Karena bertanya itu bisa tentang apa, mengapa,

bagaimana, meminta penjelasan atau menanyakan latar belakang hipotesis.

Tes diagnostik yang menerapkan keterampilan proses sains (Mengajukan

Pertanyaan) terdiri dari 4 soal. Indeks kesukaran soal pada interval 0,00-0,30 soal

tes diagnostik mempunyai kriteria sukar sebanyak 1 soal, pada interval 0,31-0,70

soal tes diagnostik mempunyai kriteria sedang sebanyak 3 soal, data selengkapnya

dapat dilihat pada Tabel 4.8.

f. Berhipotesis

Perumusan hipotesis adalah perumusan dugaan yang masuk akal yang

dapat diuji tentang bagaimana atau mengapa sesuatu terjadi. Hipotesis sering

dinyatakan sebagai pernyataan jika dan maka. Tes diagnostik yang menerapkan

keterampilan proses sains (Berhipotesis) terdiri dari 2 soal. Indeks kesukaran soal

dari kedua soal tersebut adalah sedang dengan interval indeks kesukaran 0,31-

0,70, data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.9. Data tes diagnostik

menunjukan bahwasanya berhipotesis itu mudah dengan begitu siswa akan lebih

mudah membuat suatu dugaan/perkiraan yang sesuai dengan permasalahan yang

ada.

Menurut Semiawan (1992) hipotesis adalah suatu perkiraan yang beralasan

untuk menerangkan suatu kejadian atau pengamatan tertentu. Dalam kerja ilmiah,

Page 68: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

53

seorang ilmuan biasanya membuat hipotesis yang kemudian diuji melalui

eksperimen. Para guru dapat melatih siswa dalam membuat hipotesis sederhana.

Misalnya dalam melakukan percobaan dengan baterai, jika lampu tidak menyala

siswa dapat membuat hipotesis mengapa terjadi demikian. Membuat hipotesis

yang sederhana akan lebih memudahkan siswa dalam menyusun hipotesis yang

salah satu kunci pembuka tabir penemuan berbagai hal yang baru.

g. Merencanakan percobaan/penyelidikan

Beberapa kegiatan menggunakan pikiran termasuk ke dalam keterampilan

proses merencanakan penyelidikan. Apabila dalam lembar kegiatan siswa tidak

dituliskan alat dan bahan secara khusus, tetapi tersirat dalam masalah yang

dikemukakan, berati siswa diminta merencanakan dengan cara menentukan alat

dan bahan untuk penyelidikan tersebut. Menentukan variabel atau peubah yang

terlibat dalam suatu percobaan. Selanjutnya menetukan variabel kontrol dan

variabel bebas, menentukan apa yang diamati, diukur atau ditulis, serta menetukan

cara dan langkah kerja juga termasuk merencanakan penyelidikan. Sebagaimana

dalam penyusunan rencana kegiatan penelitian perlu ditentukan cara mengolah

data untuk dapat disimpulkan, maka dalam merencanakan penyelidikanpun

terlibat kegiatan menetukan cara mengolah data sebagai bahan untuk menarik

kesimpulan. Tes diagnostik yang menerapkan keterampilan proses sains

(Merencanakan percobaan/penyelidikan) terdiri dari 5 soal. Indeks kesukaran soal

dari kelima soal tersebut mempunyai kriteria sedang yaitu pada interval indeks

kesukaran 0,31-0,70, data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.10.

Data tes menunjukan sebagian besar siswa sedikit kesulitan dalam hal

merencanakan percobaan/penyelidikan, berarti siswa masih binggung dalam

merencanakan percobaan. Dalam merencanakan percobaan/ penyelidikan atau

penelitian sederhana, guru perlu melatih siswa dalam merencanakan percobaan

atau penelitian sederhana itu, karena tanpa rencana bisa terjadi pemborosan

waktu, tenaga, dan biaya serta hasilnya mungkin tidak sesuai dengan yang

diharapkan. Dalam merencanakan siswa perlu menentukan alat dan bahan yang

akan digunakan, objek yang akan diteliti, faktor atau variabel yang perlu

Page 69: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

54

diperhatikan, kriteria keberhasilan, cara dan langkah kerja, serta bagaimana

mencatatat dan mengeloladata untuk menarik kesimpulan (Semiawan, 1992).

h. Menerapkan konsep

Setelah memahami konsep, barulah seorang siswa dapat menerapkan

konsep tersebut. Apabila seorang siswa mampu menjelaskan peristiwa baru

dengan menggunakan konsep yang telah dimiliki, berarti ia menerapkan prinsip

yang telah dipelajarinya. Begitu pula apabila siswa menerapkan konsep yang telah

dipelajari dalam situasi baru. Tes diagnostik yang menerapkan keterampilan

proses sains (Menerapkan Konsep) terdiri dari 2 soal. Indeks kesukaran soal dari

kedua soal pada interval 0,31-0,70 dan mempunyai kriteria sedang, data

selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.11.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas dapat dibuat

rekapitulasi grafik yang dapat dilihat pada lampiran gambar yang menunjukkan

bahwa indeks kesukaran tes diagnostik terdiri dari tiga macam kategori; kategori

mudah, sedang, dan sukar. Soal yang di kategorikan mudah berjumlah 1 soal, soal

yang dikategorikan sedang berjumlah 27 soal, dan soal yang dikategorikan sukar

berjumlah 7 soal dari semua jumlah soal tes diagnostik.

Pada gambar 4.2 diatas menunjukkan bahwa daya pembeda tes diagnostik

terdiri dari tiga macam kategori; kategori cukup, baik, dan baik sekali. Soal yang

di kategorikan cukup berjumlah 24 soal, soal yang dikategorikan baik berjumlah 7

soal, dan soal yang dikategorikan baik sekali berjumlah 4 soal dari semua jumlah

soal tes diagnostik.

Keterampilan proses sains pada hasil dan pembahasan diatas dapat dibuat

gambar grafik dengan memadukan jumlah semua soal dan jumlah siswa yang

dapat menjawab dengan benar. Gambar grafik keterampilan proses sains yang di

buat dari masing-masing keterampilan proses sains dapat dilihat pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1 menunjukkan bahwa;

a. KPS 1. Mengamati; jumlah soal 9 butir soal, siswa yang dapat menjawab

dengan benar sebanyak 42 siswa, dengan persentase 46,67%.

b. KPS 2. Mengelompokan/klasifikasi; jumlah soal 3 butir soal, siswa yang dapat

menjawab dengan benar sebanyak 15 siswa, dengan persentase 50%.

Page 70: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

55

c. KPS 3. Menafsirkan/interpretasi; jumlah soal 7 butir soal, siswa yang dapat

menjawab dengan benar sebanyak 29 siswa, dengan persentase 41,43%.

d. KPS 4. Memprediksi/meramalkan; jumlah soal 3 butir soal, siswa yang dapat

menjawab dengan benar sebanyak 8 siswa, dengan persentase 26,67%.

e. KPS 5. Mengajukan pertanyaan; jumlah soal 4 butir soal, siswa yang dapat

menjawab dengan benar sebanyak 15 siswa, dengan persentase 37,5%.

f. KPS 6. Berhipotesis; jumlah soal 2 butir soal, siswa yang dapat menjawab

dengan benar sebanyak 7 siswa, dengan persentase 35%.

g. KPS 7. Merencanakan percobaan/penyelidikan; jumlah soal 5 butir soal, siswa

yang dapat menjawab dengan benar sebanyak 22 siswa, dengan persentase

44%.

h. KPS 8. Menerapkan konsep; jumlah soal 2 butir soal, siswa yang dapat

menjawab dengan benar sebanyak 12 siswa, dengan persentase 60%.

4.2.4 Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menghadapi beberapa keterbatasan yang

dapat mempengaruhi kondisi dari penelitian yang dilakukan. Adapun keterbatasan

tersebut antara lain;

a. Waktu yang tersedia untuk menyelesaikan tes diagnostik relatif kurang,

sehingga siswa banyak yang protes.

b. Sebelumnya belum pernah ada tes diagnostik yang megidentifikasi

keterampilan proses sains, sehingga siswa sedikit kebinggungan.

c. Keterampilan proses siswa belum begitu terlihat pada siswa.

d. Setiap pembelajaran berlangsung belum pernah ada guru yang melakukan

keterampilan proses sains.

Page 71: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

56

BAB 5

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian telah dapat diperoleh tes diagnostik yang

efektif dan dapat digunakan untuk mengidentifikasi keterampilan proses sains

siswa pada pembelajaran IPA tema energi. Soal-soal yang dikembangkan telah

memiliki validitas isi yang baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa tes diagnostik

yang dihasilkan sudah dapat digunakan untuk mengidentifikasi keterampilan

proses sains siswa. Tes diagnostik yang dihasilkan terdiri dari 35 soal tes yang

mempunyai daya beda positif dan sudah dikatakan reliabel dengan nilai koefisien

reliabilitas sebesar 0,95. Soal-soal tersebut terdiri dari 24 soal yang berdaya beda

cukup, 7 soal berdaya beda baik, dan 4 soal yang berdaya beda baik sekali.

Tes diagnostik yang dikembangkan ini merupakan tes diagnostik

keterampilan proses sains siswa yang terdiri atas sejumlah keterampilan yang satu

sama lain sebenarnya tidak dapat dipisahkan, namun ada penekanan khusus pada

masing-masing keterampilan tersebut. Keterampilan proses sains dalam penelitian

ini meliputi; mengamati, mengelompokkan/klasifikasi, menafsirkan/interpretasi,

memprediksi/meramalkan, mengajukan pertanyaan, berhipotesis, merencanakan

percobaan atau penyelidikan, dan menerapkan konsep.

5.2 Saran

Sebaiknya tes diagnostik keterampilan proses sains siswa yang masih

belum terlihat dalam diri siswa dapat segera diketahui dan diatasi oleh guru, dan

waktu yang tersedia untuk menyelesaikan tes diagnostik relatif kurang, sehingga

waktu harus ditambah. Penelitian pengembangan tes diagnostik untuk

mengidentifikasi keterampilan proses sains semacam ini perlu dikembangkan lagi,

supaya hasilnya dapat digunakan sesuai kebutuhan. Jika hal ini dapat dilakukan,

maka akan membantu dalam memutuskan kebijaksanaan akademik yang akan

diberlakukan.

56

Page 72: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

57

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (edisi revisi). Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

BSNP. 2008. Pedoman Penyusunan Kurikulun Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar. Jakarta.

Carin, Arthur A and Robert B. Sund, 1993. Teaching Science Through Discovery.Columbus, Ohio: Merril Publishing Company.

Delor, Jacquis. 1996. Learning: The Treasure Within. Paris: UNESCO.

De Vito, Alfred. 1989. Creative Wellsprings for Science Teaching. West

Lafayette, Indiana: Creative Venture.

Depdiknas. 2003. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Jakarta: Depdiknas.

. 2006.Permen Diknas No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP.

. 2010. Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas

Devi, Poppy Kamalia. 2010. Ketrampilan Proses dalam Pembelajaran IPA. Bandung: P4TKIPA.

Dimyati, Mudjiono, 2006, Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.

Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah. 2003. Pedoman Pengembangan Tes Diagnostik Bahasa Inggris SMP. Jakarta: Ditjen Dikdasmen Depdiknas.

Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. 2007. Tes

Diagnostik. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama.

Fogarty, Robin.1991. How to Integrated The Curricula. USA: IRI/Skylight Publishing.Inc.

Gall, M.D., Gall, J.P. & Borg, W.R. (2003). Educational Research. Boston : Pearson Education, Inc.

57

Page 73: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

58

Hamdani. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : CV Pustaka Setia.

Joice, Bruce and Marsha Weil. 1996. Model of Teaching. (Boston: Allyn and Bacon.

Karim Saeful, dkk.2008. Belajar IPA Membuka Cakrawala Alam Sekitar Untuk Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Nur, Mohamad. 2000. Proses Belajar Mengajar dengan Metode PendekatanKeterampilan Proses. Surabaya: SIC.

Parmin & Sudarmin. 2013. Strategi Belajar Mengajar IPA. Semarang: Fakultas MIPA UNNES.

Rudyatmi E & A Rusilowati. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Semarang: UPT MKK UNNES.

Rustaman, N.Y. (2005). Perkembangan Penelitian Pembelajaran Berbasis Inkuiri Dalam Pendidikan Sains. Makalah Pada Seminar Nasional II Himpunan Ikatan Sarjana pada Pemerhati Pendidikan IPA Indonesia. FPMIPA UPI Bandung.

Semiawan, C. 1992. Pendekatan Keterampilan Proses: Bagaimana Mengaktifkan

Siswa dalam Belajar. Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

Sugandi, A. Dan Haryanto.2004. Teori Pembelajaran. Semarang: UPT MKK UNNES.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: CV Alfabeta.

Trianto. 2010. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta. Prestasi Pustaka.

Wellington, J. 1989. Skill and Processes in Science Education. New York:Routledge.

Wilujeng, I. 2011. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Sains Terpadu. Yogyakarta: UNY Press.

Zamroni. 2000. Paradigma Pendidikan Masa Depan. Yogyakarta: Biografi

Publishing.

Page 74: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

59

HASIL WAWANCARA

TES/SOAL YANG DIGUNAKAN OLEH GURU DALAM

PEMBELAJARAN IPA

Nama : Maulidatur Rokimah, S. Pd

NIP : 197904062006042009

Tanggal : 24 April 2013

No Pertanyaan

1 Pembelajaran IPA yang diterapkan di sekolah apa sudah bersifat terpadu?

Jawaban : pembelajaran IPA yang selama ini diterapkan sekolah belum bersifat

terpadu dan masih bersifat terpisah-pisah.

2 Bahan ajar IPA apa yang digunakan saat kegiatan belajar mengajar?

Jawaban : Bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran biasanya berupa Buku

Paket IPA dan LKS.

3 Apakah buku atau LKS IPA yang digunakan sudah bersifat terpadu dan ada

tes yang mengunakan keterampilan proses sains (KPS)?

Jawaban : Buku atau LKS IPA yang digunakan selama ini belum bersifat terpadu

dan masih bersifat terpisah-pisah serta belum pernah ada tes yang mengunakan

keterampilan proses sains (KPS).

4 Apakah tes yang ada dalam LKS yang selama ini ada di sekolah sudah bisa

melatih keterampilan proses sains siswa?

Jawaban : Tes yang ada dalam LKS yang selama ini digunakan sudah cukup bisa

melatih kemandirian siswa, akan tetapi belum bisa mengaktifkan siswa dalam

keterampilan-keterampilan proses sains karena soal dalam LKS cenderung terlalu

banyak tulisan dan soalnya juga hanya berupa pilihan ganda dan uraian saja.

.

Lampiran 1

Page 75: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

60

Page 76: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

1

SILABUS PEMBELAJARANSekolah : SMP/MTsMata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan AlamKelas : VIIIStandar Kompetensi : 5. Memahami peranan usaha, gaya dan energi dalam kehidupan sehari-hari

2. Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan

MA

P E

L

Kompetensi Dasar

Tema Indikator Kegiatan Pembelajaran

Penilaian Alokasi Waktu

Sumber BelajarTeknik Bentuk

Instrumen

Contoh Instrumen

F

isik

a

5.3 Menjelaskan hubungan bentuk energi dan perubahannya, prinsip “usaha dan energi” serta penerapanya dalam kehidupan sehari-hari

Energi a. Menunjukkan dengan cermat bentuk energi dan contohnya dalam kehidupan sehari-hari

b. Mengaplikasikan konsep energi dan perubahannya dengan teliti dalam kehidupan sehari-hari

c. Membedakan konsep energi kinetik dan energi potensial pada suatu benda dengan penuh tanggung jawab

d. Mengenalkan hukum kekekalan energi dengantekun melalui contoh dalam kehidupan sehari-hari.

1. Mendeskripsikan pengertian energi dan bentuk-bentuk energi dengan cermat

2. Membandingkandengan teliti pengertian energi kinetik dan energipotesial

3. Mencari informasidengan tekuntentang hukum kekekalan energi

Tes tulis

Tes pilihan ganda

Ketika kita melihat seorang pembalap sepeda agar dapat mencapai garis finish lebih dulu dari lawan-lawannya, seorang pembalap sepeda harus berusaha mengayuh sepeda secepat mungkin. Untuk itu, ia juga harus memiliki……yang besar.a. energi b. gayac. usaha d. daya

2 x 40’ - Buku siswa- Buku IPA Terpadu Erlangga

- Buku IPA BSE

Lampiran 2

Page 77: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

2M

AP

EL Kompetensi

DasarMateri Pokok/

Pembelajaran

Indikator Kegiatan Pembelajaran

Penilaian Alokasi Waktu

Sumber BelajarTeknik Bentu

k Instrumen

Contoh Instrumen

B

iolo

gi

2.3 Mendeskripsikan proses perolehan nutrisi dan transformasi energi pada tumbuhan hijau

e. Menjelaskan proses fotosintesis dengan cermat

f. Menjalaskan faktor-faktor yang mempengaruhi fotosintesis dengan cermat dan teliti

4. Mencari dengan cermat hubungan energi dengan proses fotosintesis.

Tes tulis

Tes pilihan ganda

Pernyataan di bawah ini manakah yang merupakan persamaan reaksi proses fotosintesis?a. klorofil + O2 cahaya

matahari amilum + H2O + CO2

b. cahaya matahari + amilum + O2

klorofil + H2O + CO2

c. H2O + CO2

amilum + O2

d. H2O + CO2 cahaya

matahari amilum + klorofil + O2

- Buku siswa- Buku IPA Terpadu Erlangga

- Buku IPA BSE

Karakter siswa yang diharapkan : Cermat (Cerefull)Tekun ( diligence ) Tanggung jawab ( responsibility )Ketelitian ( carefulness)

Page 78: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

63

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )Sekolah : SMP/MTs Kelas / Semester : VIII (delapan)/I dan IIMata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)Alokasi waktu : 2X40’

Standar KompetensiFisika (5) : Memahami peranan usaha, gaya dan energi dalam kehidupan sehari-

hariBiologi (2) : Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan Kompetensi Dasar Fisika (5.3) : Menjelaskan hubungan bentuk energi dan perubahannya, prinsip

“usaha dan energi” serta penerapanya dalam kehidupan sehari-hari

Biologi (2.2) :Mendeskripsikan proses perolehan nutrisi dan transformasi energi pada tumbuhan hijau

Indikator Pencapaian KompetensiSiswa mampu :

g. Menunjukkan dengan cermat bentuk energi dan contohnya dalam kehidupan sehari-hari

h. Mengaplikasikan konsep energi dan perubahannya dengan teliti dalam kehidupan sehari-hari

i. Membedakan konsep energi kinetik dan energi potensial pada suatu bendadengan penuh tanggung jawab

j. Mengenalkan hukum kekekalan energi dengan tekun melalui contoh dalam kehidupan sehari-hari.

k. Menjelaskan proses fotosintesis dengan cermatl. Menjalaskan faktor-faktor yang mempengaruhi fotosintesis dengan cermat

dan teliti

A. Tujuan PembelajaranSetelah mendengar penjelasan guru dan melihat slide presentasi dari

guru, siswa mampu:1. Menunjukkan dan menjelaskan dengan cermat bentuk energi dan

perubahannya serta contohnya dalam kehidupan sehari-hari.2. Mengaplikasikan konsep energi dan perubahannya dengan teliti dalam

kehidupan sehari-hari 3. Membedakan konsep energi kinetik dan energi potensial pada suatu benda

dengan penuh tanggung jawab4. Menjelaskan dengan tekun hukum kekekalan energi melalui contoh

dalam kehidupan sehari-hari5. Menjelaskan proses fotosintesis dengan cermat

Lampiran 3

Page 79: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

64

6. Menjalaskan faktor-faktor yang mempengaruhi fotosintesis dengan cermat dan teliti

7. Menjelaskan dengan tekun matahari sebagai sumber energi utama dalam kehidupan.

B. Materi PembelajaranEnergi adalah kemampuan untuk melakukan kerja atau usaha. Hukum

kekekalan energi menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan dan tidakdapat

dimusnahkan, tetapi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain. Bentuk

energi dapat diperoleh karena suatu energi berubah menjadi energi bentuk lain.

Pada umumnya, manfaat energi akan terlihat setelah berubah bentuk menjadi

energy lain. Misalnya energy listrik akan bermanfaat ketika berubah bentuk

menjadi energi cahaya atau panas, contoh perubahan bentuk energy dapat ditulis:

Gambar 1.1: contoh perubahan bentuk energi

Tumbuhan dalam menjalankan kehidupannya memiliki suatu sistem untuk

hidupnya. Sistem tersebut ditunjang oleh beberapa organ, yaitu akar, batang,

daun, dan bunga. Pada tumbuhan air diangkut dari akar ke seluruh tubuh

sedangkan makanan diangkut dari daun ke seluruh tubuh. Proses lain yang sangat

penting dalam tubuh tumbuhan adalah fotosintesis. Fotosintesis merupakan suatu

proses pembuatan makanan dengan memanfaatkan energi dari sinar matahari.

Dalam fotosintesis dihasilkan karbohidrat dan oksigen yang keduanya sangat

dibutuhkan oleh makhluk hidup yang ada di Bumi ini.

Cahaya matahari6CO2 + 6H2O C6H12O6 + 6O2Karbon Air Klorofil Karbohidrat OksigenDioksida

Energi kimia Energi listrik

Energi cahaya Energi kalor

Page 80: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

65

C. Metode Pembelajaran1. Ceramah (penyampaian informasi) 2. Diskusi kelompok3. Tanya jawab4. Tes/evaluasi

D. Langkah-langkah Kegiatan Pertemuan Pertama

NoKegiatan

pembelajaranAktivitas Pembelajaran

Sumber Belajar

Waktu

1. Pendahuluan a. Memberi salam dan mengawali pelajaran dengan berdo’a

b. Mengabsen siswac. Meminta siswa mempersiapkan alat

tulisd. Menyampaiakan tujuan Pembelajaran

Memotivasi siswa dengan bertanya “Apakah seseorang yang bermain bola basket/sepak bola memerlukan energi ? coba kalian fikirkan dari mana energi ia dapatkan?

Daftar Absen

10 menit

2. Kegiatan IntiEksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi:a. Siswa mendengarkan dengan penuh

perhatian penyampaian materi tentang energi yang disampaikan oleh guru.

b. Siswa memperhatikan dengan tekuncontoh bentuk dan perubahan energi dalam kehidupan sehari-hari.

c. Siswa bertanya dengan cermattentang hubungan energi dalam proses fotosintesis dalam kehidupan sehari-hari.

d. Siswa mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi (energi) yang akan dipelajari dari aneka sumber (buku paket, modul, LKS, internet, dll) dengan teliti.

Buku IPA Terpadu SMP VII yang relevan.

10menit

Page 81: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

66

ElaborasiDalam kegiatan elaborasi:a. Guru membimbing siswa dalam

pembentukan kelompok dengan penuh tanggung jawab.

b. Siswa membentuk kelompok masing-masing kelompok terdiri dari 5 orang

c. Siswa (dibimbing oleh guru) mendiskusikan dengan cermat pengertian energi dan bentuk energi serta perubahan energi

d. Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk menyebutkan perubahan energi apa saja yang biasa ditemui dalam kehidupan sehari-hari dengan teliti.

e. Siswa berdiskusi dengan tekunmengenai hubungan energi dalam fotosintesis di dalam kehidupan sehari-hari

f. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal dengan penuh tanggung jawab.

Petunjuk percobaan, alat dan bahan percobaan,

LKS

Buku IPA Terpadu SMP VII yang relevan.

40 menit

KonfirmasiDalam kegiatan konfirmasi:a. Guru dan siswa menyamakan Persepsi

tentang konsep energi dengan cermat.

b. Siswa bertanya, dan guru menjawab/ meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan tentang tema energi dengan tekun dan teliti.

10menit

3. Kegiatan Penutup

Dalam kegiatan penutup:a. Bersama-sama dengan siswa dan atau

sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran dengan teliti

b. Siswa diberi tes evaluasi yang berkaitan dengan materi yang diajarkan dengan penuh tanggung jawab.

c. Menutup pelajaran dengan salam.

Lembar kerja Soal

10 menit

Jumlah 80 menit

Page 82: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

67

Page 83: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

68

Lampiran 4KISI-KISI SOAL

No Keterampilan

Proses Sains

Indikator Nomor

Soal

Jumlah

Soal

1 Mengamati d) Mengamati dengan indra

e) Mencari persamaan dan perbedaan

f) Mengumpulkan/menggunakan fakta

yang relevan.

4, 20, 25,

26, 27

18,

1, 2, 3,

9

2 Mengelompokan/

klasifikasi

f) Mencatat setiap hasil pengamatan

secara terpisah

g) Mencari perbedaan, persamaan

h) Mengontraskan ciri-ciri

i) Membandingkan

j) Mencari dasar pengelompokkan atau

penggolongan.

28,

24,

6,

3

3 Menafsirkan/

interpretasi

a) Menghubungkan hasil-hasil

pengamatan

b) Menemukan pola dalam satu seri

pengamatan

c) Menyimpulkan.

14, 23,

22,

15, 12, 19,

29

7

4 Memprediksi/

meramalkan

a) Menggunakan pola-pola pengamatan

b) Mengemukakan apa yang mungkin

terjadi pada keadaan yang belum

diamati.

34,

10, 33,

3

5 Mengajukan

pertanyaan

d) Bertanya apa, bagaimana, dan

mengapa

e) Bertanya untuk meminta penjelasan

f) Mengajukan petanyaan yang berlatar

13, 30,

17,

35,

4

Page 84: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

69

belakang hipotesis

6 Berhipotesis c) Mengetahui bahwa ada lebih dari

satu kemungkinan penjelasan dalam

satu kejadian

d) Menyadari bahwa suatu penjelasan

perlu diuji kebenarannya dengan

memperoleh bukti lebih banyak atau

melakukan cara pemecahan masalah.

21,

32,

2

7 Merencanakan

percobaan atau

penyelidikan

e) Menentukan alat, bahan, dan sumber

yang akan digunakan

f) Menentukan variabel

g) Menentukan apa yang akan diamati,

diukur, dan ditulis

h) Menentukan langkah-langkah kerja

7,

8, 16,

9,

11,

5

8 Menerapkan

konsep

a) Menggunakan konsep yang telah

dipelajari dalam situasi yang baru

b) Menggunakan konsep pada

pengalaman baru untuk menjelaskan

apa yang sedang terjadi.

5,

31,

2

Page 85: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

70

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan AlamMateri Pokok : Energi Kelas/Semester : VIII/1 dan 2Waktu : 60 menit

PETUNJUK 1. Tulis nama, kelas, dan nomor absen pada lembar jawab2. Jawablah soal-soal berikut dengan cara menyilang salah satu huruf pada

lembar jawaban 3. Cara mengganti jawaban yang salah

A. B. C. D.4. Periksalah jawaban sebelum diserahkan kepada pengawas5. Selamat mengerjakan

Kerjakan soal-soal berikut dengan memilih jawaban yang paling tepat dan benar pada lembar jawaban yang tersedia!

1. Ketika kita melihat seorang pembalap sepeda agar dapat mencapai garis finishlebih dulu dari lawan-lawannya, seorang pembalap sepeda harus berusaha mengayuh sepeda secepat mungkin. Untuk itu, ia juga harus memiliki……yang besar. e. energi c. usaha f. gaya d. daya

(KPS: Mengamati)Alasan memilih jawaban di atas:

________________________________________________________________________________________________________________________

Bacaan 1Perhatikan ruangan kamu pada malam hari. Tanpa lampu, ruangan akan

gelap. Tanpa cahaya kita tidak bisa melihat apapun. Kita bisa melihat karena ada sumber cahaya atau benda memantulkan cahaya ke mata kita. Selain itu, cahaya juga dibutuhkan oleh tumbuhan, dengan cahaya itu tumbuhan dapat membuat makanan, tumbuh dan berkembang biak.

2. Pengamatan tentang apakah yang dimaksud dari bacaan di atas …. a. gaya c. energi bunyib. energi cahaya d. usaha

(KPS: Mengamati)

70

Lampiran 5

Page 86: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

71

Alasan memilih jawaban di atas:________________________________________________________________________________________________________________________

3. Energi cahaya apa saja yang dimaksud pada bacaan di atas…. a. cahaya lilin dan batu batrai c. cahaya matahari dan cahaya lampub. cahaya matahari dan kompor d. cahaya senter dan lilin

(KPS: Mengamati)Alasan memilih jawaban di atas:

________________________________________________________________________________________________________________________

4. Perhatikan pohon kelapa yang sedang berbuah, jika buah kelapa itu jatuh dari pohonya, maka buah itu akan jatuh ke tanah. Pada saa itu kita sedang mengamati terjadinya perubahan energi dari ….

(KPS: Mengamati)Alasan memilih jawaban di atas:

________________________________________________________________________________________________________________________

5. Berikut adalah empat dasar pemikiran menyangkut konservasi atau penghematan energi, yaitu ….(1) laju konsumsi energi dewasa ini cenderung meningkat(2) keterbatasan jumlah energi yang tidak dapat diperbarui(3) penggunaan energi yang terus menerus(4) ketergantungan masyarakat terhadap energi yang dapat diperbarui sangat

besar

(KPS: Menerapkan konsep)Alasan memilih jawaban di atas:

________________________________________________________________________________________________________________________

Pernyataan yang tidak benar adalah ….a. (1) saja c. (3) sajab. (2) saja d. (4) saja

a. energi potensial menjadi energi gerakb. energi potensial menjadi energi kinetikc. energi kinetik menjadi energi potensiald. energi kinetik menjadi energi mekanik

71

Page 87: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

72

6. Berikut adalah empat contoh sumber energi, yaitu:(1) Minyak bumi,(2) Air,(3) Batu bara,(4) Matahari,

(KPS: Mengelompokan/klasifikasi)

Alasan memilih jawaban di atas:________________________________________________________________________________________________________________________

Bacaan 2 Suatu ketika, ada seorang pelaut malang yang terdampar di pulau kecil.

Dia berpikir hanya dengan tiga cara dia dapat mencari bantuan. Pertama, dia dapat menerbangkan layang-layang dan berharap ada kapal yang melihat layang-layangtersebut. Kedua, dia menyimpan pesan dalam botol dan membiarkannya mengapung di atas air sampai ada orang yang menemukannya. Ketiga, dia membuat rakit untuk mencoba pergi dari pulau itu. Perhatikan gambar di bawah ini!

Gambar 1. Gambar 2. Gambar 3.

7. Pada gambar 1 alat, dan bahan apa saja yang digunakan oleh seorang pelaut itu…. a. kertas, gunting, dan kayub. bambu, rotan, kertas, dan tinta c. kertas, benang, lem kertas, bambu, gunting, dan pisaud. pisau, pensil, kayu, dan kertas

(KPS: Merencanakan percobaan atau penyelidikan)

Yang tergolong sumber energi yang tidakdapat diperbarui adalah ….a. (1), (2), dan (3) c. (2) dan (4)b. (1) dan (3) d. (4)

72

Page 88: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

73

Alasan memilih jawaban di atas:________________________________________________________________________________________________________________________

8. Pada gambar 2 variabel apa yang sedang diteliti oleh seorang pelaut itu adalah….a. penyimpanan pesan dalam botol bekas dan kosongb. penyimpanan pesan dalam botol dan membiarkannya mengapung di atas

air sampai ada orang yang menemukannya dan menolongnyac. penyimpanan angin dalam botold. penyimpanan resep masakan

(KPS: Mengelompokan/klasifikasi)Alasan memilih jawaban di atas:

________________________________________________________________________________________________________________________

9. Pada gambar 3 apa yang sedang diteliti oleh seorang pelaut itu adalah…. a. bagaimana cara membuat rakit untuk dapat digunakan untuk mencoba

pergi dari pulau itu. b. cara membuat perahuc. bagaimana cara membuat papan seluncurd. cara membuat rakit yang ingin dijualbelikan

(KPS: Mengelompokan/klasifikasi)Alasan memilih jawaban di atas:

________________________________________________________________________________________________________________________

10. Apabila ada seseorang yang sedang memanjat pohon mangga dan seseorang itu ingin memetik buah mangga tersebut, pada saat buah mangga dijatuhkan kebawah maka jatuhlah buah mangga tersebut ditanah. Apa yang dapat kamu prediksikan dari pernyataan ini …. a. setelah di jatuhkan buah mangga itu memiliki energi kinetikb. sebelum dijatuhkan buah mangga itu memiliki energi potensialc. ketika buah mangga masih diatas pohonnya, buah mangga hanya memiliki

energi potensial dan setelah buah mangga tersebut jatuh ke tanah buah mangga itu memiliki energi kinetik

d. terjadinya hukum kekekalan energi pada buah mangga.

(KPS: Memprediksi/meramalkan)Alasan memilih jawaban di atas:

________________________________________________________________________________________________________________________

73

Page 89: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

74

11. Perhatikan gambar dibawah ini!- Tujuan percobaan: memahami bentuk

energi- Alat dan bahan: sebuah lampu 3 volt

DC, sakelar, baterai, dan kabel secukupnya.

- Langkah-langkah kerja mana yang tepat untuk gambar di samping?

a. (1) siapkan alat dan bahan, (2) rangkaikan alat dan bahan menjadi

rangkaian, (3) tekanlah saklar untuk menghidupkan rangkaian.b. (1) rangkaikan alat dan bahan menjadi rangkaian, (2) siapkan alat dan

bahan, (3) tekanlah saklar untuk menghidupkan rangkaianc. (1) siapkan alat dan bahan, (2) tekanlah saklar untuk menghidupkan

rangkaian, (3) rangkaikan alat dan bahan menjadi rangkaian d. (1) siapkan alat dan bahan, (2) rangkaikan alat dan bahan menjadi

rangkaian, seperti pada gambar di samping (setelah rangkaian jadi), (3) tekanlah saklar untuk menghidupkan rangkaian.

(KPS: Merencanakan percobaan atau penyelidikan)

Alasan memilih jawaban di atas:______________________________________________________________________________________________________________________________

12. Dari gambar di atas dapat kalian perhatikan ada sebuah lampu yang dihubungkan dengan batrai dan dihubungkan juga dengan saklar. Pada rangkaian tersebut perubahan energi apa yang dapat kalian simpulkan…. a. energi kimia energi cahaya energi kalor energi

listrikb. energi listrik energi cahaya energi kimia energi

kalorc. energi kimia energi listrik energi cahaya energi

kalord. energi kimia energi kalor energi listrik energi

cahaya(KPS: Menafsirkan/interpretasi)

Alasan memilih jawaban di atas:________________________________________________________________________________________________________________________

13. Faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi laju fotosintesis, kecuali ….. a. faktor genetik c. ketersediaan airb. akar pada tumbuhan d. cahaya

(KPS: Mengajukan pertanyaan)

lampu saklar

batrai

74

Page 90: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

75

Alasan memilih jawaban di atas:________________________________________________________________________________________________________________________

14. Percobaan 1.

Ada dua bunga yang sama tumbuh di halaman rumah. Akan tetapi bunga 1 disiram 1 kali setiap hari sedangkan bunga 2 disiram dua hari sekali. Apa yang akan terjadi?

a. bunga 1 lama kelamaan akan tetap hidup dan tumbuh berkembang sedangkan bunga ke-2 akan gugur/mati

b. bunga 2 lama kelamaan akan tetap hidup dan tumbuh berkembang sadangkan bungake-1 lama kelamaan akan gugur/mati

c. bunga 1 lama kelamaan akan gugur/mati

d. bunga 2 lama kelamaan akan tetap hidup dan tumbuh berkembang.

Bunga 2

(KPS: Menafsirkan/interpretasi)Alasan memilih jawaban di atas:

________________________________________________________________________________________________________________________

15. Data observasi, yang isinya itu: - ia berwarna indah (hijau, merah, kuning, dll), - ia hidup di darat dengan menghasilkan makanannya sendiri melalui

bantuan cahaya matahari,- namanya dimulai dengan huruf Tdari data observasi diatas, kesimpulan apa yang dapat kalian buat ….a. tunasb. tikusc. teratai d. tumbuhan

(KPS: Menafsirkan/interpretasi)Alasan memilih jawaban di atas:

________________________________________________________________________________________________________________________

Bunga 1

75

Page 91: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

76

Bacaan 3 Sinar matahari merupakan suatu bentuk energi. Energi tersebut

dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk membuat makanan melalui peristiwa fotosintesis yang secara sederhana dapat digambarkan sebagai berikut:a. Pertama, jika klorofil terkena sinar matahari, maka molekul air (H2O) yang

ada di klorofil akan terurai menjadi Hidrogen (H) dan Oksigen (O2). Oksigen pada akhirnya akan keluar dari daun melalui mulut daun (stomata). Energi dari sinar matahari juga ditangkap dan disimpan dalam bentuk energi kimia.

b. Kedua, dengan menggunakan energi yang telah disimpan tadi, karbon dioksida (CO2) yang berasal dari udara digabungkan dengan bahan yang telah disiapkan (namanya RuBP) sehingga terbentuklah molekul organik baru. Molekul oganik baru tersebut kemudian diproses lebih lanjut melalui beberapa tahapan sehingga terbentuklah karbohidrat (glukosa, amilum) dan bahan-bahan organik lainnya.

16. Pada peristiwa fotosintesis di atas variabel apa saja yang diteliti, kecuali….a. kertas aluminum foil dan zat kapurb. karbon dioksida (CO2) dan klorofilc. hidrogen (H) dan oksigen (O2)d. sinar matahari dan air (H2O).

(KPS: Merencanakan percobaan atau penyelidikan)

Alasan memilih jawaban di atas:________________________________________________________________________________________________________________________

17. Mengapa air (H2O) sangat dibutuhkan untuk proses fotosintesis…. a. karena air memerlancar proses fotosintesis, jadi air diperlukanb. karena air dalam proses fotosintesis itu sangat dibutuhkan dan juga

berperan, tetapi jika tidak tersedia air dengan cukup, dapat menggangu pembentukan karbohidrat (glukosa, amilum)

c. karena air merupakan salah satu sumber energi dalam kehidupan tumbuhand. karena air sangat berpengaruh terhadap kehidupan tumbuhan, tanpa air

tumbuhan akan mati/gugur(KPS: Mengajukan pertanyaan)

Alasan memilih jawaban di atas:________________________________________________________________________________________________________________________

18. Pernyataan di bawah ini manakah yang merupakan persamaan reaksi proses fotosintesis? a. klorofil + O2 cahaya matahari amilum + H2O + CO2

b. cahaya matahari + amilum + O2 klorofil + H2O + CO2

c. H2O + CO2 amilum + O2

d. H2O + CO2 cahaya matahari amilum + klorofil + O2

(KPS: Mengamati)

76

Page 92: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

77

Alasan memilih jawaban di atas:________________________________________________________________________________________________________________________

19. Apa yang dapat kita simpulkan dari persamaan reaksi proses fotosintesis diatas….a. proses fotosintesis membutuhkan cahaya matahari dan amilum serta

oksigen dalam klorofil, maka dihasilkan karbon dioksida dan airb. proses fotosintesis membutuhkan karbon dioksida dan air yang

menggunakan cahaya matahari untuk menghasilkan amilum, klorofil, dan oksigen

c. proses fotosintesis membutuhkan klorofil dan oksigen yang menggunakan cahaya matahari untuk menghasilkan amilum, karbon dioksida dan air

d. proses fotosintesis membutuhkan karbon dioksida dan air, dengan menggunakan energi cahaya matahari melalui reaksi kimia tertentu, maka dihasilkan karbohidrat(glukosa, amilum) yang diperlukan untuk tumbuhan dan melepaskan oksigen ke udara.

(KPS: Menafsirkan/interpretasi)Alasan memilih jawaban di atas:

________________________________________________________________________________________________________________________

20. Perhatikan ketika kamu sedang menyalakan kipas angin pada siang hari, disaat kamu merasa kepanasan setelah selesai beraktivitas. Perubahan energi apa yang dapat kamu amati?a. perubahan energi listrik menjadi energi kinetikb. perubahan energi kalor menjadi energi cahayac. perubahan energi kinetik menjadi energi listrikd. perubahan energi kimia menjadi energi kinetik

(KPS: Mengamati)Alasan memilih jawaban di atas:

________________________________________________________________________________________________________________________

Bacaan 4Jika kamu sedang berada di daerah pegunungan, padahal kamu belum pernah

pergi ke pegunungan sebelumnya, dan ke pergian kamu itu baru pertama kalinya. Sesampainya kamu disana kamu merasa dingin dan lama kelamaan kamu merasa kedinginan sekali. Kemudian kamu membuat api unggun agar suasana di sekitar terasa hangat dan kamu menggosok-gosokan kedua telapak tangan kamu beberapa saat, agar kedua telapak tangan kamu panas dan kamu merasa hangat sehingga tidak kedinginan lagi.

77

Page 93: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

78

21. Hipotesis (dugaan sementara yang dianggap benar) apa yang dapat kamu susun dari kegiatan diatas?a. dengan kamu membuat api unggun dapat menghangatkan badan dan tidak

dingin lagib. menggosok-gosokan kedua telapak tangan kamu beberapa saat, agar kedua

telapak tangan kamu panas dan kamu merasa hangat sehingga tidak kedinginan lagi

c. dengan menggosok-gosokan kedua telapak tangan kamu beberapa saat, agar kedua telapak tangan kamu panas dan kamu membuat api unggun agar suasana di sekitar terasa hangat sehingga tidak kedinginan lagi, karena kedua hal tersebut itu dapat menghasilkan energi panas yang bisa meredam dingin pada badan dan juga keadaan sekitar

d. terjadinya energi panas yang dihasilkan api unggun dan gosokan pada tanggan

(KPS: Berhipotesis)Alasan memilih jawaban di atas:

________________________________________________________________________________________________________________________

22. Kegiatan-kegiatan berikut ini kita jumpai dalam metode ilmiah:1) Membuat eksperimen2) Menyusun hipotesis3) Mengumpulkan data4) Menguji eksperimen5) Merumuskan masalah6) Menarik kesimpulanUrutan langkah-langkah metode ilmiah adalah….a. 5 – 3 – 2 – 1 – 6 – 4 b. 5 – 2 – 3 – 1 – 4 – 6 c. 2 – 3 – 5 – 1 – 6 – 4 d. 3 – 2 – 1 – 4 – 6 – 5 (KPS: Menafsirkan/interptetasi)Alasan memilih jawaban di atas:

________________________________________________________________________________________________________________________

23. Di dalam laboratorium, siswa mengadakan percobaan. Ada kelompok yang gagal dan seorang teman menyuruh mereka mengubah data laporan untuk menunjukkan keberhasilan percobaan mereka. Akan tetapi kelompok tersebut sepakat membuat laporan percobaan apa adanya. Sikap kelompok tersebut merupakan sifat ilmiah…. a. jujur dan objektifb. teliti dan terbukac. rasa ingin tahu dan keterbukaand. mau menerima masukan dan teliti

(KPS: Menafsirkan/interptetasi)Alasan memilih jawaban di atas:

________________________________________________________________________________________________________________________

78

Page 94: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

79

24. Suatu ketika, ada seseorang petani yang menanam beberapa tanaman ada yang terkena sinar matahari langsung dan ada yang tidak terkena sinar matahari langsung. Dengan begitu secara tidak langsung seorang petani tersebut telah melakukan eksperimen tetapi seorang petani itu tidak menyadari dan mengetahuinya. Dengan demikian eksperimen yang dilakukan oleh seorang petani pastinya akan memperoleh hasil. Apa hasil dari eksperimen tersebut?a. tanaman yang tidak terkena sinar matahari secara langsung

perkembangbiakannya akan tumbuh sehat.b. tanaman yang terkena sinar matahari secara langsung

perkembangbiakannya akan lambat dan lama kelamaan akan mati,sedangkan tanaman yang tidak terkena sinar matahari secara langsung akantumbuh sehat

c. tanaman yang terkena sinar matahari secara langsung perkembangbiakannya akan lambat dan lama kelamaan akan mati

d. tanaman yang terkena sinar matahari secara langsung akan tumbuh sehat dan berkembangbiak, sedangkan tanaman yang tidak terkena sinar matahari secara langsung maka perkembangbiakannya akan lambat dan lama kelamaan akan mati.

(KPS: Mengelompokkan/klasifikasi)Alasan memilih jawaban di atas:

________________________________________________________________________________________________________________________

Bacaan 5Ketika kalian baru saja selesai bermain badminton. Sesampainya di rumah,

kalian membuka almari es dan melihat satu botol jus jeruk. Botol itu, terasa dingin pada saat kalian memegangnya. Kemudian kalian meminum jus jeruk itu, membau jus jeruk itu, dan menikmati rasanya di dalam mulut kalian. Pada saat kalian membayangkan diri kalian sendiri di dalam cerita itu, kalian menggunakanindera-indera kalian untuk membuat pengamatan.

25. Indera apa saja yang kalian gunakan untuk mengamati satu botol jus jeruk yang ada di dalam almari es, pada bacaan di atas? a. indera penglihatan dan indera perabab. indera pembau dan pengecapc. indera pendengarand. semua jawaban benar (KPS: Mengamati)Alasan memilih jawaban di atas:

_______________________________________________________________________________________________________________________

26. Ketika kalian mengamati (melihat) satu botol jus jeruk yang ada di dalam almari es, kalian mengunakan indera penglihatan. Apa fungsi dari indera penglihatan pada bacaan di atas tersebut?a. untuk menemukan satu botol jus jeruk yang ada di dalam almari esb. untuk merasakan dinginnya jus jerukc. untuk menikmati aroma dan rasa jus jerukd. untuk mendengarkan jus jeruk itu mengisi gelas.

79

80

Page 95: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

80

(KPS: Mengamati)Alasan memilih jawaban di atas:

________________________________________________________________________________________________________________________

27. Pada saat kalian meminum jus jeruk tersebut, kalian pasti akan meraskan kesegaran dan aromanya yang khas pada jus jeruk tersebut. Dengan demikian kalian menggunakan indera. . . . a. Penglihatan c. perabab. pembau dan pengecap d. pendengaran

(KPS: Mengamati)Alasan memilih jawaban di atas:

________________________________________________________________________________________________________________________

28. Hasil suatu pengamatan di dapatkan hasil sebagai berikut:Tabel Hasil Pengamatan

Jenis Air Pertumbuhan Tanaman dalam CmMinggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

Air Aqua 1 Cm 1 Cm 2 Cm 2,5 Cm

Air Kran 0,5 Cm 2 Cm 2 Cm 3 Cm

Dari hasil pengamatan di atas, dapat dianalisis dengan memeriksa kesamaan dan perbedaan antara dua tanaman yang disiram dengan menggunakan dua jenis air yang berbeda. Dari data hasil pengamatan, adakah persamaan pada pertumbuhan tanaman tersebut?

a. pertumbuhan kedua tanaman pada minggu ke-2 sama yaitu 1 Cmb. pertumbuhan tanaman yang disiram menggunakan air aqua pada minggu

ke-1 yaitu 0,5 Cm, sedangkan pertumbuhan tanaman yang disiram menggunakan air kran yaitu 1 Cm

c. Pertumbuhan kedua tanaman pada minggu ke-3 sama yaitu 2 Cm baik disiram menggunakan air aqua ataupun air kran.

d. pertumbuhan kedua tanaman pada minggu ke-4 adalah sama yaitu 2,5 Cm.(KPS: Mengelompokan/klasifikasi)

Alasan memilih jawaban di atas:________________________________________________________________________________________________________________________

Bacaan 6Seorang siswa melakukan percobaan tentang besar energi potensial gravitasi

suatu benda. Terdapat kelereng besar dan kelereng kecil, masing-masing berjumlah 1 buah. Masing-masing kelereng tersebut dijatuhkan di atas plastisin dengan ketinggian yang sama yaitu 0,5 M. Tidak lama kemudian siswa tersebut mengamati kedua bekas/jejak kelereng tersebut. Hasilnya adalah bekas/jejak kelereng besar lebih dalam dari pada bekas/jejak kelereng kecil.

80

Page 96: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

81

29. Bagaimanakah simpulan yang dapat kalian buat dari percobaan di atas .... a. jika massa benda semakin besar, maka energi potensial semakin besar pulab. jika massa benda semakin kecil, maka energi potensial semakin besar c. jika massa benda semakin besar, maka energi potensial sama dengan nol (0)d. jika massa benda semakin kecil, maka energi potensial tetap.

(KPS: Menafsirkan/interpretasi)Alasan memilih jawaban di atas:

____________________________________________________________________________________________________________________________________

30. Energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan, tetapi dapat diubah dari satu bentuk energi menjadi bentuk energi lain. Pernyataan tersebut dikenal dengan hukum…. a. II Newtonb. I Newtonc. III Newtond. Kekekalan Energi

(KPS: Mengajukan pertanyaan)Alasan memilih jawaban di atas:

____________________________________________________________________________________________________________________________________

31. Apa yang dapat kalian sarankan pada seseorang yang ingin berolahraga, sedangkan orang tersebut belum makan dan minum walaupun cuma sedikit?a. sebaiknya seseorang yang ingin berolahraga itu tidak harus makan dan minumb. seharusnya seseorang yang ingin berolahraga itu harus dalam keadaan kenyangc. sebaiknya seseorang yang ingin berolahraga itu harus makan dan minum

walaupun sedikit, karena orang yang berolahraga itu memerlukan energi dengan energi

d. seharusnya seseorang yang ingin berolahraga itu harus dalam keadaan sehat.

(KPS: Menerapkan konsep)Alasan memilih jawaban di atas:

____________________________________________________________________________________________________________________________________

32. Pada saat petani menanam sebuah pohon jeruk dan petani itu ingin pohon jeruknya cepat tumbuh dan berkembang. Maka faktor apa yang dapat mempengaruhi kecepatan tumbuh dan berkembangnya pohon jeruk tersebut berdasarkan hipotesis kalian?

a. pohon jeruk harus dijaga dan dipelihara dengan baik b. pohon jeruk harus diberi pupuk yang cukup dan disiram setiap harinya,

supaya lebih cepat tumbuh dan berkembangc. memberikan pagar di sekeliling pohon jerukd. menyiram pohon jeruk sehari 3 kali.

(KPS: Berhipotesis)

81

Page 97: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

82

Alasan memilih jawaban di atas:__________________________________________________________________

33. Energi yang paling besar adalah energi matahari. Tuhan telah menciptakan matahari khusus untuk kesejahteraan umat manusia. Energi panas yang diterima manusia di bumi tidak membahayakan. Energi panas dari sinar matahari sangat bermanfaat bagi bumi dan dapat menghasilkan energi-energi yang lain di muka bumi ini. Bagaimana kalian memprediksi caranya….a. dengan mengubah energi matahari menjadi energi yang lainb. dengan mengganti energi matahari menjadi energi yang lainc. dengan menghilangkan energi matahari dan mengganti dengan energi yang

laind. dengan membuat energi matahari menjadi energi baru.

(KPS: Memprediksi/meramalkan)Alasan memilih jawaban di atas:

___________________________________________________________

34. Sebuah kelereng yang mempunyai energi kinetik 0,125 J dan mempunyai massa sebesar 10 g, berapa kecepatan yang bisa kalian perkirakan?a. 2 m/sb. 3 m/sc. 5 m/sd. 7 m/s

(KPS: Memprediksi/meramalkan)Alasan memilih jawaban di atas:

____________________________________________________________

35. Sebuah buku dengan massa 0,5 kg berada di atas rak almari pada ketinggian 2 m. jika percepatan gravitasi 10 m/s2, berapakah energi potensial yang dimiliki buku pada ketinggian tersebut?a. 40 joule b. 30 joulec. 20 jouled. 10 joule

(KPS: Mengajukan pertanyaan)Alasan memilih jawaban di atas:

____________________________________________________________

82

Page 98: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

83

KUNCI JAWABAN SOAL TES DIAGNOSTIK

1. A

Alasan : Karena energi sangat penting untuk seseorang dalam menjalankan

aktifitas sehari-hari. Termasuk juga dengan seorang pembalap

sepeda, dia harus memiliki energi yang besar untuk mencapai garis

finish lebih dulu dari lawan-lawannya.

2. B

Alasan : Karena bacaan di atas membahas tentang pengamatan pada energi

cahaya, yang tanpa adanya energi cahaya kita tidak dapat melihat

sesuatu di tempat yang gelap.

3. C

Alasan : Karena pada bacaan diatas cahaya matahari itu sangat dibutuhkan

tumbuhan untuk berfotosintesis dalam menghasilkan makanan,

sedangkan cahaya lampu dibutuhkan seseorang ketika berada dalam

ruangan yang gelap pada waktu malam hari.

4. B

Alasan : Karena pada saat buah kelapa masih pada posisinya buah kelapa

mempunyai energi potensial dan ketika buah kelapa itu telah jatuh

dari pohonnya, maka buah kelapa itu mempunyai energi kinetik.

5. D

Alasan : Karena hanya pemikiran nomor 4 saja yang tidak benar.

6. C

Alasan : Karena sumber energi air dan matahari yang merupakan sumber

energi yang tidak dapat diperbarui oleh manusia, karena kedua

sumber energi itu merupakan ciptaan Allah SWT.

7. C

Lampiran 6

Page 99: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

84

Alasan : Karena pada jawaban pilihan huruf C merupakan jawaban yang

tepat, dan terdapat semua bahan-bahan yang dibuat untuk membuat

layang-layangdengan baik, benar dan lengkap.

8. B

Alasan : Karena maksud seorang pelaut itu adalah menyimpan pesan dalam

botol dan membiarkannya mengapung di atas air sampai ada orang

yang menemukannya. Dan pernyataan itu ada pada pilihan jawaban

huruf C.

9. A

Alasan : Karena terlihat jelas pada gambar bahwa seorang pelaut itu sedang

membuat rakit untuk mencoba pergi dari pulau tersebut, bukannya

dia membuat perahu, papan seluncur atau yang lainnya.

10. C

Alasan : Karena jawaban yang paling tepat dan benar untuk memprediksikan

pernyataan di atas adalah pada saat buah mangga masih diatas

pohonnya, maka buah mangga masih tetap pada posisinya (memiliki

energi kinetik, dan setelah buah mangga jatuh ke tanah, maka buah

mangga bergerak dan memiliki energi kinetik.

11. D

Alasan : Karena jawaban pilihan D yang paling lengkap dan sesuai dengan

langkah-langkah kerja.

12. C

Alasan : Karena rangkaian lampu itu akan bisa hidup/menyala dengan

berbagai perubahan energi, dari energi kimia menjadi energi kalor,

dari energi kalor menjadi energi listrik, dari energi listrik menjadi

energi cahaya.

13. B

Alasan : Karena akar pada tumbuhan tidak merupakan faktor yang

mempengaruhi laju fotosintesis.

Page 100: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

85

14. A

Alasan : Karena jika bunga disiram 1 hari sekali pertumbuhan bunga itu akan

lebih bagus dan berkembang baik dari pada yang disiram 2 hari

sekali.

15. D

Alasan : Karena ciri-ciri diatas adalah ciri-ciri dari tumbuhan, tumbuhan

merupakan tanaman yang berwarna indah, hidupnya di darat dengan

menghasilkan makanannya sendiri melalui bantuan cahaya

matahari.

16. A

Alasan : Karena pilihan jawaban yang tepat adalah A, kertas aluminum foil

dan zat kapur tidak merupakan variabel pada peristiwa fotosintesis.

17. B

Alasan : Karena air dalam proses fotosintesis itu sangat dibutuhkan, jika

tidak ada air proses fotosintesis tidak akan berjalan dengan baik.

18. C

Alasan : Karena jawaban yang paling tepat dan sesuai dengan reaksi kimia

adalah C, dalam proses fotosintesis membutuhkan air dari dalam

tanah dan karbon dioksida dari udara, dengan menggunakan energi

dari cahaya matahari, melalui reaksi kimia tertentu, maka dihasilkan

karbohidrat yang diperlukan oleh tumbuhan untuk makan dan

melepaskan oksigen ke udara.

19. D

Alasan : Karena pilihan jawaban huruf D yang paling tepat dan benar untuk

simpulan pertanyaan diatas.

Page 101: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

86

20. A

Alasan : Karena kipas angin yang dinyalakan itu memiliki perubahan energi

dari energi listrik menjadi energi kinetik.

21. C

Alasan : Karena pilihan jawaban yang paling tepat dan lengkap adalah C.

22. B

Alasan : Karena urutan langkah-langkah metode ilmiah yang paling benar

adalah mulai dari merumuskan masalah, menyusun hipotesis,

mengumpulkan data, membuat eksperimen, menguji eksperimen,

dan menarik kesimpulan.

23. A

Alasan : Karena sikap yang dimiliki oleh kelompok adalah merupakan sikap

ilmiah yaitu jujur dan objektif dengan membuat laporan hasil

percobaan kelompok dengan apa adanya tanpa memanipulasi hasil

percobaan.

24. D

Alasan : Karena sebagian tanaman yang terkena sinar matahari langsung

akan tumbuh baik dan dapat berfotosintesis (menghasilkan makan

sendiri) melalui bantuan sinar matahari, sedangkan sebagian

tanaman yang tidak terkena sinar matahari secara langsung lama

kelamaan tanaman itu akan mati yang mengakibatkan tanaman tidak

dapat berfotosintesis dengan baik.

Page 102: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

87

25. D

Alasan : - Indera penglihatan dan indera peraba; pada saat melihat satu botol

jus jeruk, dan botol jus jeruk itu terasa dingin pada saat

memegangnya, - indera pembau dan pengecap; pada waktu

meminum jus jeruk itu, membau jus jeruk itu, dan menikmati

rasanya di dalam mulut, - indera pendengaran; untuk mendengarkan

jus jeruk itu mengisi gelas dan ketika jus jeruk itu melewati

tenggorokan.

26. A

Alasan : Karena fungsi mata adalah untuk melihat keberadaan satu botol jus

jeruk yang ada di dalam almari es.

27. B

Alasan : Karena indra pembau adalah hidung, yang berfungsi untuk

membau/mencium bau aroma khas pada jus jeruk, dan indra

pengecap yaitu lidah, yang berfungsi untuk merasakan kesegaran

jus jeruk.

28. C

Alasan : Karena hanya di minggu ke-3 yang ada persamaan dari

pertumbuhan tanaman yang disiram dengan menggunakan dua jenis

air yang berbada.

29. A

Alasan : Karena jawaban yang paling tepat adalah A, dapat disimpulkan

bahwa jika massa suatu benda semakin besar, maka energi potensial

benda tersebut akan semakin besar pula.

30. D

Alasan : Karena pernyataan hokum di atas merupakan bunyi hukum

kekekalan energi dan bukan merupakan hokum Newton.

Page 103: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

88

31. C

Alasan : Karena saran yang benar dan tepat ada pada pilihan jawaban C.

32. B

Alasan : Karena dengan pohon jeruk di beri pupuk yang cukup dan disiram

setiap harinya, maka pohon jeruk tersebut akan lebih cepat tumbuh

dan berkembang.

33. A

Alasan : Karena energi matahari itu dapat dirubah dengan cara mengubah

energi matahari menjadi bentuk lain. Ex; energi matahari dapat

dijadikan untuk mengeringkan pakaian dan lain sebagainya.

34. C

Alasan : Karena rumus Ek = ½ mv2,

D1. Ek = 0,125 J m = 10 g (0,01 kg),

D2. v ?

D3. Ek = ½ mv2

0,125 J =½ x 0,01kg x v2

v2 = Ek/½m v2 = 0,125 / ½.0,01 v2 = 0.125 x 2/0.01

v2 = 0,25 / 0.01 = 25 v2 = √25 = 5

35. D

Alasan : Karena rumus EP = m.g.h, jadi semua yang telah diketahui nilainya

tinggal mengalikannya.

D1. m = 0,5 kg, g = 10 m/s2 h = 2 meter

D2. EP ?

D3. EP = m.g.h

= 0,5kg x 10m/s2 x 2 m

= 10 joule (J).

Page 104: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

89

Uji Coba Terbatas

Lampiran 7

Page 105: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

90

Page 106: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

91

Page 107: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

92

Page 108: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

93

Page 109: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

94

Lampiran 8

Uji Coba Luas

Page 110: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

95

Page 111: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

96

Page 112: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

97

Page 113: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

98

Page 114: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

99

Lampiran 9

Page 115: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

100

Lanjutan

Page 116: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

101

Lampiran 10

Page 117: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

102

Lanjutan

Page 118: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

103

Lampiran 11

REKAPITULASI PENILAIAN VALIDATOR

No Validator Jumlah Skor

1 Dr. Achmad Sopyan, M.Pd 66

2 Dr. Sudarmin, M.Si 60

Jumlah skor total 126

Rata-rata 63

Skor maksimal 76

Persentase 82,89%

Kriteria Layak

Page 119: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

104

Lampiran 12

Page 120: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

105

Lanjutan

Page 121: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

106

Lampiran 13

Page 122: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

107

Lanjutan

Page 123: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

108

Lampiran 14

REKAPITULASI HASIL TANGGAPAN GURU TERHADAP

TES DIAGNOSTIK SKALA TEBATAS

No Butir Guru 1

Guru 2

∑ni K Kriteria

1Penampilan Tes Diagnostik secara keseluruhan menarik

3 3 6 75% Sangat baik

2Pedoman mengerjakan Tes Diagnostik tersampaikan dengan jelas.

4 3 7 87,5% Sangat baik

3Bahasa yang digunakan dalam Tes Diagnostik mudah dipahami

3 4 7 87,5% Sangat baik

4Penyajian Tes Diagnostik tersusun secara sistematis.

4 4 8 100% Sangat baik

5Materi dalam Tes Diagnostik sesuai dengan tujuan pembelajaran.

4 3 7 87,5% Sangat baik

6Penggunaan gambar dalam Tes Diagnostik mudah jelas.

4 4 8 100% Sangat baik

7Kegiatan praktikum merangsang kemampuan berpikir kritis.

3 3 6 75% Sangat baik

8Jenis kegiatan Tes Diagnostik bervariasi

4 3 7 87,5% Sangat baik

9Penggunaan simbol dalam Tes Diagnostik sesuai dengan aturan yang ada.

3 4 7 87,5% Sangat baik

10Tes Diagnostik membantu siswa memahami materi Energi

4 4 8 100% Sangat baik

11Tes Diagnostik berpendekatan Keterampilan Proses Sains berbeda dari tes biasanya

4 3 7 87,5% Sangat baik

12Tes Diagnostik mempermudah guru mengetahui hasil belajar siswa

4 4 8 100% Sangat baik

Rata-rata 3,6 3,5 7,25 89,6%Sangat baik

Page 124: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

109

Lanjutan

Perhitungan :

K = ∑ 100%

keterangan:

K = Presentase skor yang diperoleh

∑ni = jumlah skor yang diperoleh

N = Jumlah skor maksimal

Kriteria persentase skor penilaian

Interval % skorKriteria

81,25% <skor≤100% Sangat baik

62,50% <skor≤81,25% Baik

43,75% <skor≤62,50% Cukup Baik

25%<skor≤43,75% Tidak baik

Page 125: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

110

Lampiran 15Uji Coba Skala Terbatas

Page 126: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

111

Lanjutan

Page 127: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

112

Lampiran 16

DAFTAR PERHITUNGAN HASIL TANGGAPAN SISWA

(UJI COBA SKALA TERBATAS)

No Butir ∑ni K Kriteria

1Ketertarikan untuk mengerjakan Tes Diagnostik

30 83% Sangat baik

2Tes Diagnostik berbeda dari tes yang biasanya

32 89% Sangat baik

3Bahasa yang digunakan dalam Tes Diagnostik mudah dipahami

28 78% Baik

4Gambar didalam Tes Diagnostik memudahkan dalam memahamai materi yang diteskan

28 78% Baik

5Kegiatan Tes Diagnostik menyenangkan

30 83% Sangat Baik

6Mempermudah mengerjakan Tes Diagnostik secara mandiri tanpa bantuan guru.

29 80,5% Baik

7

Tes Diagnostik berpendekatan Keterampilan Proses Sains mempermudah saudara memahami materi Energi

27 75% Baik

8Tes Diagnostik disajikan secara menarik

27 75% Baik

9Penggunaan simbol dalam Tes Diagnostik sesuai dengan aturan yang ada.

28 78% Baik

10

Tes Diagnostik menambah rasa ingin tahu untuk mengerjakan tes yang sama dengan materi berbada/lebih lanjut

29 80,5% Baik

Rata-rata 28,8 80% Baik

Page 128: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

113

Lanjutan

Perhitungan :

K = ∑ 100%

keterangan:

K = Presentase skor yang diperoleh

∑ni = jumlah skor yang diperoleh

N = Jumlah skor maksimal

Kriteria presentase skor penilaian

Interval % Skor Kriteria

81,25% <skor≤100% Sangat Baik

62,50% <skor≤81,25% Baik

43,75% <skor≤62,50% Cukup Baik

25%<skor≤43,75% Tidak Baik

Page 129: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

114

RespondenAspek Tanggapan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10UL-01 4 3 4 3 4 3 4 3 3 2UL-02 3 4 3 4 3 4 4 3 2 3UL-03 4 3 3 3 3 4 2 3 3 4UL-04 2 4 3 2 4 2 2 3 4 4UL-05 4 3 2 4 3 3 3 2 2 3UL-06 3 4 4 3 2 3 3 4 3 2UL-07 4 3 3 4 3 4 2 3 4 4UL-08 3 4 4 3 4 3 3 2 4 4

UL-09 3 4 2 2 4 3 4 4 3 3UL-10 4 3 3 3 3 4 2 3 3 4

Jumlah Skor 30 32 28 28 30 29 27 27 28 29Jumlah skor maksimal 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40Persentase (%) 83% 89% 78% 78% 83% 80,5% 75% 75 % 78% 80,5%

Kriteria SB SB B B SB B B B B BPersentase rata-rata 80% B

Kriteria persentase skor penilaian

Interval % Kriteria

81,25% <skor≤100%62,50% <skor≤81,25%43,75% <skor≤62,50% 25%<skor≤43,75%

Sangat baikBaikCukup BaikTidak baik

REKAPITULASI HASIL TANGGAPAN PESERTA DIDIK UJI COBA SKALA TERBATAS

Lampiran 17

Page 130: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

115

Lampiran 18

Page 131: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

116

Lanjutan

Page 132: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

117

Lampiran 19

Lanjutan

Page 133: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

118

Page 134: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

119

Lampiran 20

REKAPITULASI HASIL TANGGAPAN GURU TERHADAP

TES DIAGNOSTIK SKALA LUAS

No Butir Guru 1

Guru 2

∑ni K Kriteria

1Penampilan Tes Diagnostik secara keseluruhan menarik

4 3 7 87,5% Sangat baik

2Pedoman mengerjakan Tes Diagnostik tersampaikan dengan jelas.

4 3 7 87,5% Sangat baik

3Bahasa yang digunakan dalam Tes Diagnostik mudah dipahami

3 4 7 87,5% Sangat baik

4Penyajian Tes Diagnostik tersusun secara sistematis.

4 4 8 100% Sangat baik

5Materi dalam Tes Diagnostik sesuai dengan tujuan pembelajaran.

4 4 8 100% Sangat baik

6Penggunaan gambar dalam Tes Diagnostik mudah jelas.

4 4 8 100% Sangat baik

7Kegiatan praktikum merangsang kemampuan berpikir kritis.

4 3 7 87,5% Sangat baik

8Jenis kegiatan Tes Diagnostik bervariasi

4 3 7 87,5% Sangat baik

9Penggunaan simbol dalam Tes Diagnostik sesuai dengan aturan yang ada.

4 4 8 87,5% Sangat baik

10Tes Diagnostik membantu siswa memahami materi Energi

4 4 8 100% Sangat baik

11Tes Diagnostik berpendekatan Keterampilan Proses Sains berbeda dari tes biasanya

4 4 8 100% Sangat baik

12Tes Diagnostik mempermudah guru mengetahui hasil belajar siswa

4 4 8 100% Sangat baik

Rata-rata 3,9 3,6 7,75 93,75%Sangat baik

Page 135: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

120

Lanjutan

Perhitungan :

K = ∑ 100%

Keterangan:

K = Presentase skor yang diperoleh

∑ni = jumlah skor yang diperoleh

N = Jumlah skor maksimal

Kriteria persentase skor penilaian

Interval % Skor Kriteria

81,25% <skor≤100% Sangat baik

62,50% <skor≤81,25% Baik

43,75% <skor≤62,50% Cukup Baik

25%<skor≤43,75% Tidak baik

Page 136: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

121Lampiran 21

Uji Coba Skala Luas

Page 137: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

122

Lanjutan

Page 138: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

123

Lampiran 22

DAFTAR PERHITUNGAN HASIL TANGGAPAN SISWA

(UJI COBA SKALA LUAS)

No Butir ∑ni K Kriteria

1Ketertarikan untuk mengerjakan Tes Diagnostik

90 86,5% Sangat Baik

2Tes Diagnostik berbeda dari tes yang biasanya

81 77,8% Baik

3Bahasa yang digunakan dalam Tes Diagnostik mudah dipahami

98 94,2% Sangat Baik

4Gambar didalam Tes Diagnostik memudahkan dalam memahamai materi yang diteskan

86 82,7% Sangat Baik

5Kegiatan Tes Diagnostik menyenangkan

94 90,4% Sangat Baik

6Mempermudah mengerjakan Tes Diagnostik secara mandiri tanpa bantuan guru.

85 81,7% Sangat Baik

7

Tes Diagnostik berpendekatan Keterampilan Proses Sains mempermudah saudara memahami materi Energi

96 92,3% Sangat Baik

8Tes Diagnostik disajikan secara menarik

92 88,4% Sangat Baik

9Penggunaan simbol dalam Tes Diagnostik sesuai dengan aturan yang ada.

83 79,8% Baik

10

Tes Diagnostik menambah rasa ingin tahu untuk mengerjakan tes yang sama dengan materi berbada/lebih lanjut

96 92,3% Sangat Baik

Rata-rata 90,1 86,6% Sangat Baik

Perhitungan :

K = ∑ 100%

Page 139: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

124

Lanjutan

Keterangan:

K = Presentase skor yang diperoleh

∑ni = jumlah skor yang diperoleh

N = Jumlah skor maksimal

Kriteria presentase skor penilaian

Interval % Skor Kriteria

81,25% <skor≤100% Sangat baik

62,50% <skor≤81,25% Baik

43,75% <skor≤62,50% Cukup Baik

25%<skor≤43,75% Tidak baik

Page 140: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

125

Lampiran 23

RespondenAspek Tanggapan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10UCL-01 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4UCL -02 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3UCL -03 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4UCL -04 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4UCL -05 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3UCL -06 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4UCL -07 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3UCL -08 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4UCL -09 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4UCL -10 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4UCL -11 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4UCL -12 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4UCL -13 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4UCL -14 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4UCL -15 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4UCL -16 4 3 4 4 3 2 3 2 3 4UCL -17 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3

REKAPITULASI HASIL TANGGAPAN PESERTA DIDIK UJI COBA SKALA LUAS

Page 141: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

126

UCL -18 4 2 3 4 4 3 4 4 3 2UCL -19 3 2 4 2 4 3 2 3 2 4UCL -20 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3UCL -21 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4UCL -22 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4UCL -23 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4UCL -24 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3UCL -25 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4UCL -26 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4

Jumlah Skor 90 81 98 86 94 85 96 92 83 96Jumlah skor maksimal 104 104 104 104 104 104 104 104 104 104Persentase (%) 86,5% 77,8% 94,2% 82,7% 90,4% 81,7% 92,3% 88,4% 79,8% 92,3%Kriteria SB B SB SB SB SB SB SB B SBPersentase rata-rata 86,6% SB

Kriteria persentase skor penilaian

Interval % Kriteria

81,25% <skor≤100%

62,50% <skor≤81,25%

43,75% <skor≤62,50%

25%<skor≤43,75%

Sangat Baik

Baik

Cukup Baik

Tidak Baik

Page 142: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

127

Lampiran 24

KRITERIA PENILAIAN LEMBAR OBSERVASI

KETERAMPILAN PROSES SAINS

No Aspek yang diamati

Skor Keterangan

1. Merencanakan Percobaan

4 Dapat menyiapkan alat dan bahan serta melakukan langkah-langkah kerja dengan benar dan tepat

3 Dapat menyiapkan alat dan bahan serta melakukan langkah-langkah kerja dengan benar tetapi kurang tepat

2 Dapat menyiapkan alat dan bahan serta melakukan langkah-langkah kerja dengan benar

1 Tidak dapat menyiapkan alat dan bahan serta melakukan langkah-langkah kerja

2. Mengamati 4 Dapat membaca hasil percobaan dengan benar, teliti, dan tepat

3 Dapat membaca hasil percobaan dengan benar dan teliti

2 Dapat membaca hasil percobaan dengan benar, tetapi tidak teliti

1 Tidak dapat membaca hasil percobaan3. Mengelompokkan 4 Dapat menggelompokkan sumber energi

dengan tepat dan benar 3 Dapat menggelompokkan sumber energi

dengan tepat tetapi kurang benar2 Dapat menggelompokkan sumber energi

dengan tepat tetapi salah1 Tidak dapat menggelompokkan sumber energi

4. Menyimpulkan 4 Dapat menyimpulkan hasil percobaan dengan baik dan benar

3 Dapat menyimpulkan hasil percobaan dengan baik tetapi kurang benar

2 Dapat menyimpulkan hasil percobaan dengan baik tetapi salah

1 Tidak dapat menyimpulkan hasil percobaan

Page 143: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

128

Lampiran 25

LEMBAR OBSERVASI KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA

No Responden

Aspek yang dinilai

TotPersen

taseMerencanakan

percobaan Mengamati Mengelompokan Menyimpulkan

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 41. UCL-01 √ √ √ √ 13 812. UCL-02 √ √ √ √ 15 943. UCL-03 √ √ √ √ 12 754. UCL-04 √ √ √ √ 13 815. UCL-05 √ √ √ √ 14 886. UCL-06 √ √ √ √ 10 637. UCL-07 √ √ √ √ 12 758. UCL-08 √ √ √ √ 8 509. UCL-09 √ √ √ √ 13 8110. UCL-10 √ √ √ √ 14 8811. UCL-11 √ √ √ √ 12 7512. UCL-12 √ √ √ √ 10 6313. UCL-13 √ √ √ √ 13 8114. UCL-14 √ √ √ √ 16 10015. UCL-15 √ √ √ √ 9 5616. UCL-16 √ √ √ √ 12 7517. UCL-17 √ √ √ √ 16 10018. UCL-18 √ √ √ √ 14 8819. UCL-19 √ √ √ √ 12 7520. UCL-20 √ √ √ √ 12 7521. UCL-21 √ √ √ √ 13 8122. UCL-22 √ √ √ √ 12 7523. UCL-23 √ √ √ √ 13 8124. UCL-24 √ √ √ √ 11 6925. UCL-25 √ √ √ √ 13 8126. UCL-26 √ √ √ √ 14 88

Page 144: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

129

Lampiran 26

TABEL PERHITUNGAN KORELASIANTARA AKTIVITAS SISWA DAN HASIL BELAJAR

No RespondenAktivitas

SiswaHasil

Belajar(Xi - X) (Yi - Y)

x2 y2 xy(X) (Y) (x) (y)

1 UCL-01 81 80 2,58 -1,96 6,64 3,85 -5,052 UCL-02 94 91 15,58 9,04 242,64 81,69 140,793 UCL-03 75 77 -3,42 -4,96 11,72 24,62 16,984 UCL-04 81 86 2,58 4,04 6,64 16,31 10,415 UCL-05 88 89 9,58 7,04 91,72 49,54 67,416 UCL-06 63 74 -15,42 -7,96 237,87 63,39 122,797 UCL-07 75 77 -3,42 -4,96 11,72 24,62 16,988 UCL-08 50 71 -28,42 -10,96 807,87 120,16 311,569 UCL-09 81 80 2,58 -1,96 6,64 3,85 -5,0510 UCL-10 88 89 9,58 7,04 91,72 49,54 67,4111 UCL-11 75 77 -3,42 -4,96 11,72 24,62 16,9812 UCL-12 63 74 -15,42 -7,96 237,87 63,39 122,7913 UCL-13 81 86 2,58 4,04 6,64 16,31 10,4114 UCL-14 100 94 21,58 12,04 465,56 144,92 259,7515 UCL-15 56 71 -22,42 -10,96 502,79 120,16 245,7916 UCL-16 75 83 -3,42 1,04 11,72 1,08 -3,5517 UCL-17 100 94 21,58 12,04 465,56 144,92 259,7518 UCL-18 88 89 9,58 7,04 91,72 49,54 67,4119 UCL-19 75 83 -3,42 1,04 11,72 1,08 -3,5520 UCL-20 75 77 -3,42 -4,96 11,72 24,62 16,9821 UCL-21 81 86 2,58 4,04 6,64 16,31 10,4122 UCL-22 75 77 -3,42 -4,96 11,72 24,62 16,9823 UCL-23 81 80 2,58 -1,96 6,64 3,85 -5,0524 UCL-24 69 74 -9,42 -7,96 88,79 63,39 75,0225 UCL-25 81 83 2,58 1,04 6,64 1,08 2,6826 UCL-26 88 89 9,58 7,04 91,72 49,54 67,41

∑ 2039 2131 0 0 3544,35 1186,96 1904,4

Rata-rata 78,42 81,96

Page 145: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

130

Lanjutan

= ∑∑

= 1904,4(3544,35)(1186,96)

= 1904,44207002,56

= 1904,42051,1= 0,928

Page 146: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

131

ANALISIS HASIL UJI COBA SKALA TERBATAS

No KodeNo Butir Soal

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 171 UL-01 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 12 UL-02 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 03 UL-03 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 04 UL-04 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 05 UL-05 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 16 UL-06 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 07 UL-07 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 08 UL-08 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 09 UL-09 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 010 UL-10 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0

vali

dita

s

∑X 6 8 6 3 6 6 6 4 3 4 5 6 4 6 5 4 2∑X² 6 8 6 3 6 6 6 4 3 4 5 6 4 6 5 4 2∑XY 112 138 118 70 115 118 115 89 81 97 106 114 78 124 110 89 54rхy 0,45 0,45 0,57 0,54 0,51 0,57 0,51 0,59 0,78 0,75 0,62 0,49 0,37 0,69 0,70 0,59 0,60

rtabel 0,31 0,31 0,31 0,31 0,31 0,31 0,31 0,31 0,31 0,31 0,31 0,31 0,31 0,31 0,31 0,31 0,31

keterangan valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid

Rel

iabi

litas

p 0,6 0,8 0,6 0,3 0,6 0,6 0,6 0,4 0,3 0,4 0,5 0,6 0,4 0,6 0,5 0,4 0,2q 0,4 0,2 0,4 0,7 0,4 0,4 0,4 0,6 0,7 0,6 0,5 0,4 0,6 0,4 0,5 0,6 0,8pq 0,24 0,16 0,24 0,21 0,24 0,24 0,24 0,24 0,21 0,24 0,25 0,24 0,24 0,24 0,25 0,24 0,16

∑pq 7,72 r11>rtabel= Reliabels² 100,8

r11 0,951

kriteria Reliabel

Lampiran 27

Page 147: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

132

Inde

ks

kesu

kara

n B 6 8 6 3 6 6 6 4 3 4 5 6 4 6 5 4 2

Js 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

IK 0,6 0,8 0,6 0,3 0,6 0,6 0,6 0,4 0,3 0,4 0,5 0,6 0,4 0,6 0,5 0,4 0,2kriteria sedang mudah sedang sedang sedang sedang sedang sedang sedang sedang sedang sedang sedang sedang sedang sedang sukar

Day

a pe

mbe

da

BA 4 5 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 5 4 3 2BB 2 3 2 0 2 2 2 1 0 0 1 2 1 1 1 1 0JA 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5JB 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5PA 0,8 1 0,8 0,6 0,8 0,8 0,8 0,6 0,6 0,8 0,8 0,8 0,6 1 0,8 0,6 0,4PB 0,4 0,6 0,4 0 0,4 0,4 0,4 0,2 0 0 0,2 0,4 0,2 0,2 0,2 0,2 0D 0,4 0,4 0,4 0,6 0,4 0,4 0,4 0,4 0,6 0,8 0,6 0,4 0,4 0,8 0,6 0,4 0,4

kriteria cukup cukup cukup baik cukup cukup cukup cukup baikbaik

sekalibaik cukup cukup

baik sekali

baik cukup cukup

Keterangan Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai

Page 148: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

133

18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 Y Y2

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 33 10891 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 31 9610 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 17 2890 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 16 2560 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 21 4410 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 8 640 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 6 360 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 4 160 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 5 250 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 9 812 2 5 4 2 4 4 2 4 6 5 4 5 6 3 2 2 4 150 32582 2 5 4 2 4 4 2 4 6 5 4 5 6 3 2 2 464 64 106 90 64 91 90 49 94 110 110 97 118 111 81 52 50 89

0,85 0,85 0,62 0,61 0,85 0,63 0,61 0,47 0,69 0,41 0,70 0,75 0,86 0,43 0,78 0,55 0,50 0,59

0,31 0,31 0,31 0,31 0,31 0,31 0,31 0,31 0,31 0,31 0,31 0,31 0,31 0,31 0,31 0,31 0,31 0,31

valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid

0,2 0,2 0,5 0,4 0,2 0,4 0,4 0,2 0,4 0,6 0,5 0,4 0,5 0,6 0,3 0,2 0,2 0,40,8 0,8 0,5 0,6 0,8 0,6 0,6 0,8 0,6 0,4 0,5 0,6 0,5 0,4 0,7 0,8 0,8 0,60,16 0,16 0,25 0,24 0,16 0,24 0,24 0,16 0,24 0,24 0,25 0,24 0,25 0,24 0,21 0,16 0,16 0,24

Page 149: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

134

2 2 5 4 2 4 4 2 4 6 5 4 5 6 3 2 2 4

10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

0,2 0,2 0,5 0,4 0,2 0,4 0,4 0,2 0,4 0,6 0,5 0,4 0,5 0,6 0,3 0,2 0,2 0,4sukar sukar sedang sedang sukar sedang sedang sukar sedang sedang sedang sedang sedang sedang sedang sukar sukar sedang

2 2 4 3 2 3 3 2 3 4 4 4 5 4 3 2 2 30 0 1 1 0 1 1 0 1 2 1 0 0 2 0 0 0 15 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

0,4 0,4 0,8 0,6 0,4 0,6 0,6 0,4 0,6 0,8 0,8 0,8 1 0,8 0,6 0,4 0,4 0,60 0 0,2 0,2 0 0,2 0,2 0 0,2 0,4 0,2 0 0 0,4 0 0 0 0,2

0,4 0,4 0,6 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,6 0,8 1 0,4 0,6 0,4 0,4 0,4

cukup cukup baik cukup cukup cukup cukup cukup cukup cukup baikbaik

sekalibaik

sekalicukup baik cukup cukup cukup

Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai

Page 150: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

135

DAFTAR NILAI HASIL BELAJAR SISWAPADA UJI COBA SKALA TERBATAS

KELAS VIII MTs Sabilurrahman Gubug Grobogan

No. Urut

Nama Kode NIilai Kriteria

1 Achmad Sidiq UL-03 60 Tidak Tuntas 2 Azza Maulana UL-10 11 Tidak Tuntas3 Feby Dinta Rismaya UL-04 48 Tidak Tuntas4 Ilham Hadi Susanto UL-06 25 Tidak Tuntas5 M. Nafi’il Kharir UL-02 91 Tuntas6 Nita Utami UL-09 14 Tidak Tuntas7 Tatik Ilmiyati UL-01 94 Tuntas8 Veny Kanti Rahayu UL-08 17 Tidak Tuntas9 VeraSasmita UL-07 22 Tidak Tuntas

10 Yaqut Nuris Tsuraya UL-05 45 Tidak Tuntas

Lampiran 28

Page 151: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

136

DAFTAR NILAI HASIL BELAJAR SISWAPADA UJI COBA SKALA LUAS

KELAS VIII.3 MTs Sabilurrahman Gubug Grobogan

No. Urut

Nama Kode Nilai Kriteria

1 Agung Widiyatmoko UCL-01 80 Tuntas 2 Abdul Azis UCL-02 91 Tuntas3 Abdul Wakid UCL-03 77 Tuntas4 Anis Linda Ayu UCL-04 86 Tuntas5 Dewi Fifi Andriani UCL-05 89 Tuntas6 Erix Setiyawan UCL-06 74 Tidak Tuntas7 Heni Syahputri Dewi UCL-07 77 Tuntas8 Hilmi Dwi Cahyo UCL-08 71 Tidak Tuntas9 Khalimatul Lania Ulfa UCL-09 80 Tuntas

10 Kholisotudz Dzihniyyah UCL-10 89 Tuntas11 Mila Rokhatun Ni'mah UCL-11 77 Tuntas12 M. Slamet Cahyono UCL-12 74 Tidak Tuntas 13 M. Fajar Imani UCL-13 86 Tuntas14 Nifa Isdatun Najah UCL-14 94 Tuntas15 Puput Novita Sari UCL-15 71 Tidak Tuntas16 Siti Karomah UCL-16 83 Tuntas17 Siti Muyassaroh UCL-17 94 Tuntas18 Tukul Adam Malik UCL-18 89 Tuntas19 Roy Tato Dagosta UCL-19 83 Tuntas20 Ummi Alifah UCL-20 77 Tuntas21 Vera Fitriani UCL-21 86 Tuntas22 Wawan Agus Gunawan UCL-22 77 Tuntas23 Yuliana UCL-23 80 Tuntas24 Yulfa Utami UCL-24 74 Tidak Tuntas25 Zaki Pasya UCL-25 83 Tuntas26 Izzatun Nasyikhah UCL-26 89 Tuntas

Lampiran 29

Page 152: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

137

DAFTAR SISWA YANG MENGIKUTI UJI COBA SKALA TERBATAS

KELAS VIII MTs Sabilurrahman Gubug Grobogan

No. Urut

Nama Kode

1 Achmad Sidiq UL-032 Azza Maulana UL-103 Feby Dinta Rismaya UL-044 Ilham Hadi Susanto UL-065 M. Nafi’il Kharir UL-026 Nita Utami UL-097 Tatik Ilmiyati UL-018 Veny Kanti Rahayu UL-089 VeraSasmita UL-07

10 Yaqut Nuris Tsuraya UL-05

Lampiran 30

Page 153: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

138

DAFTAR SISWA YANG MENGIKUTI UJI COBA SKALA LUAS

KELAS VIII.3 MTs Sabilurrahman Gubug Grobogan

No. Urut

Nama Kode

1 Agung Widiyatmoko UCL-01 2 Abdul Azis UCL-023 Abdul Wakid UCL-034 Anis Linda Ayu UCL-045 Dewi Fifi Andriani UCL-056 Erix Setiyawan UCL-067 Heni Syahputri Dewi UCL-078 Hilmi Dwi Cahyo UCL-089 Khalimatul Lania Ulfa UCL-09

10 Kholisotudz Dzihniyyah UCL-1011 Mila Rokhatun Ni'mah UCL-1112 M. Slamet Cahyono UCL-1213 M. Fajar Imani UCL-1314 Nifa Isdatun Najah UCL-1415 Puput Novita Sari UCL-1516 Siti Karomah UCL-1617 Siti Muyassaroh UCL-1718 Tukul Adam Malik UCL-1819 Roy Tato Dagosta UCL-1920 Ummi Alifah UCL-2021 Vera Fitriani UCL-2122 Wawan Agus Gunawan UCL-2223 Yuliana UCL-2324 Yulfa Utami UCL-2425 Zaki Pasya UCL-2526 Izzatun Nasyikhah UCL-26

Lampiran 31

Page 154: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

139

Lampiran 32

SURAT PENETAPAN DOSEN PEMBIMBING

Lampiran 33SURAT IJIN PENELITIAN

Page 155: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

140

Lampiran 33

Page 156: Titik Hidayati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ...lib.unnes.ac.id/18648/1/4001409110.pdf ·  · 2013-11-04SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA PEMBELAJARAN

141

Lampiran 34SURAT KETERANGAN