titik hidayati program studi pendidikan ipa fakultas matematika dan ilmu...
TRANSCRIPT
PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK UNTUK
MENGIDENTIFIKASI KETERAMPILAN PROSES
SAINS DENGAN TEMA ENERGI PADA
PEMBELAJARAN IPA TERPADU
SKRIPSI
disajikan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Progam Studi Pendidikan IPA
Oleh
Titik Hidayati
4001409110
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG2013
ii
iii
iv
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Semua yang ada dalam kehidupan ini adalah berpasangan, bahkan ALLAH
SWT berfirman dalam surat Al Insyirah bahwa sesungguhnya setelah
kesulitan ada kemudahan, dan begitupula sebaliknya, maka nikmatilah
dengan bijak yang sekarang kau dapatkan karena itu adalah yang terbaik.
Hanya kepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu
kami memohon pertongan. (Surat Al-Fatihah: 5 )
Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sholat dan sabarmu sebagai
penolongmu. Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.
(Surat Al-Baqoroh: 153)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada :
1. Ibu & Bapak ku “sayang” yang selalu mendo’akan, menyayangi, mendukung,
dan berkorban, semua ini hanya untukmu seorang.
2. Dek Inay, Dek Ilmy, Kak Hendry dan seluruh keluarga besarku.
3. Almamaterku, khususnya Prodi Pendidikan IPA.
4. Kecerdasan & Kebangkitan Indonesia-ku.
vi
PRAKATA
Puji syukur tak henti-hentinya terpanjatkan kepada Allah SWT, Tuhan
semesta alam yang senantiasa memberikan taufiq, hidayah, inayah, serta ni’mah
kepada hamba-hamba-Nya. Sehingga, atas ridha-Nya akhirnya penulis mampu
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan Tes Diagnostik Untuk
Mengidentifikasi Keterampilan Proses Sains Dengan Tema Energi Pada
Pembelajaran IPA Terpadu”.
Penulis menyadari penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak yang telah memberikan bantuan berupa saran, bimbingan, maupun
petunjuk dan bantuan dalam bentuk lain. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terima kasih yang setulus-tulusnya kepada:
1. Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri
Semarang yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk melakukan
penelitian.
2. Ketua Prodi Pendidikan IPA yang telah memberikan izin kepada penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini.
3. Dr. Sunyoto Eko Nugroho, M. Si., Dosen pembimbing utama yang telah sabar
dalam memberikan bimbingan, saran, masukan, dan kritik selama penyusunan
skripsi ini.
4. Dr. Sudarmin, M. Si., Dosen pembimbing pendamping yang telah memberikan
bimbingan, arahan, serta saran selama penyusunan skripsi ini.
5. Dr. Achmad Sopyan, M.Pd. sebagai Dosen Penguji yang telah memberikan
masukan demi kebaikan skripsi ini.
6. Semua Dosen Prodi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam beserta segenap
jajaran kepengurusan Prodi IPA Unnes yang telah membagi ilmunya.
7. Muhamad Bisri, sebagai TU Prodi Pendidikan IPA yang telah membantu
kelancaran administrasi.
8. Kepala Madrasah dan bapak/ibu guru serta siswa MTs Sabilurrahman Gubug
Kab. Grobogan yang telah memberikan ijin dan kesempatan kepada kami
dalam penelitian ini.
vii
9. Bapak, Ibu, dan Adik-adikku yang tak putus dalam memberikan do’a,
dukungan dan kasih sayangnya.
10. Kak Hendry yang selalu menasehati, menghibur dan memberi motivasi dalam
menyelesaikan skripsi ini.
11. Sahabat dan teman seperjuangan Pendidikan IPA Unnes (Uswatun dan
Susanto) yang selalu memberikan semangat dan memotivasi dalam
menyelesaikan skripsi ini.
12. Teman-teman rombel 03 pend. IPA angkatan 09, terimakasih atas kebersamaan
dan semangat dari kalian.
13. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya penyusunan skripsi ini,
yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.
Akhirnya, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pembaca yang
telah berkenan membaca skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pembaca semua.
Semarang, 2013
Penulis
viii
ABSTRAK
Hidayati, T. 2013. Pengembangan Tes Diagnostik Untuk Mengidentifikasi Keterampilan Proses Sains Dengan Tema Energi Pada Pembelajaran IPA Terpadu.Skripsi, Program Studi Pendidikan IPA Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Utama Dr. Sunyoto Eko Nugroho, M.Si dan Pembimbing Pendamping Dr. Sudarmin, M.Si.
Kata kunci: Pengembangan, Tes Diagnostik, Keterampilan Proses Sains, IPATerpadu, Tema Energi.
Pembelajaran IPA Terpadu seharusnya lebih mengedepankan keterampilan-keterampilan proses sains “Science as procces” yang memberi penekanan pada keterampilan berpikir ilmiah yang dapat berkembang pada siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar. Suatu penilaian yang dapat memberikan informasi mengenai kelemahan-kelemahan, kesulitan-kesulitan, tingkat pencapaian, dan kemampuan dasar siswa dalam keterampilan proses sains sebaiknya adalah menggunakan tes diagnostik. Model pembelajaran yang dibutuhkan adalah yang mampu menghasilkan kemampuan untuk belajar, bukan saja diperolehnya sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap, tetapi yang lebih penting adalahbagaimana pengetahuan keterampilan proses, dan sikap itu diperoleh siswa. Penelitian ini merupakan penelitian research and development (R & D), denganmodel pengembangan 4-D (Four D). Hasil pengembangan tes diagnostik yang menggunakan pendekatan keterampilan proses sains telah diujicobakan di MTs Sabilurrahman Gubug Kab. Grobogan pada siswa kelas VIII di semester genap tahun pelajaran 2012/2013. Tes diagnostik yang dikembangkan adalah tes yang menggunakan pendekatan keterampilan proses sains. Bentuk tes yang dikembangkan adalah pilihan ganda disertai alasan menjawab. Soal yang dihasilkan dari penelitian ini adalah 35 soal. Terdiri atas 24 soal yang berdaya beda cukup antara 0,21-0,40. 7 soal berdaya beda baik yaitu antara 0,41-0,60 dan 4 soal berdaya beda baik sekali yaitu antara 0,61-0,80 dan 0,81-1,00. Tes diagnostik yang dihasilkan sudah reliabel dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,95. Karena reliabelitas instrumen lebih besar dari reliabilitas tabel (r11>rtabel= Reliabel) dan Siswa yang mendapatkan nilai ≥70 berjumlah ≥80% atau lebih.
ix
ABSTRACT
Hidayati, T. 2013. Development of Diagnostic Tests To Identify Skills of SainsProcess Under The Theme Energy In Integrated Natural Science Learning. Final Project, Sains Education Program, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, State University of Semarang. Main supervisor Dr. Sunyoto Eko Nugroho, M.Si.,and Assistance Supervisor Dr. Sudarmin, M.Si.
Keywords: Development, Diagnostic Tests, Skills Of Sains Process, Integrated Natural Science, Energy theme.
The study of Integrated natural science should give priority to the skill of sains process "Science as procces" which gives emphasis on scientific thinking skills that can be developed in students in the learning process. An assessment that can provide information about the weaknesses, difficulties, achievement levels, and the basic ability of students in skills of sains process preferably using diagnostic tests. Learning model which is needed is the learning that capable of generating capacity to learn, not only gained some knowledge, skills, and attitudes, but more important is how about the knowledge of science process skills, and attitudes that students acquired. This research are as research and development (R & D), with a 4-D model of development (Four D). The results of the development of diagnostic tests using skills of sains process approach has been tested in MTs Sabilurrahman Gubug, Grobogan Regency on eighth grade students in the evensemester of academic year 2012/2013. Diagnostic test which is developed is the test that use skills of sains process approach. The form of the tests that weredeveloped are multiple choice answer with reasons. Questions generated from this study were 35 questions. Consisting of 24 questions that empowered enough between 0.21 to 0.40. seven questions empowered good between 0.41 to 0.60 and 4 questions empowered very good between 0.61 to 0.80 and 0.81 to 1.00. The result of diagnostic tests are reliable with a reliability coefficient of 0.95. Because the instrument of reliability is greater than the table (r11> rtable = Reliable) and students who get total value ≥ 75 are equal or more than 75 %.
x
DAFTAR ISI
PRAKATA............................................................................................. vi
ABSTRAK ............................................................................................. viii
DAFTAR ISI .......................................................................................... x
DAFTAR TABEL .................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................... xiv
BAB
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 8
1.3 Batasan Masalah ......................................................................... 8
1.4 Tujuan Penelitian ........................................................................ 8
1.5 Manfaat Penelitian ...................................................................... 9
1.6 Penegasan Istilah......................................................................... 10
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Peranan Tes Diagnostik............................................................... 12
2.2 Hakikat Keterampilan Proses Sains ............................................. 13
2.3 Pembelajaran IPA Terpadu.......................................................... 15
2.4 Karakteristik Konsep Energi dalam IPA Terpadu ........................ 20
3. METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian......................................................................... 23
3.2 Subyek Penelitian........................................................................ 23
3.3 Jenis Penelitian ........................................................................... 23
3.4 Prosedur Penelitian...................................................................... 23
3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data.................................... 27
3.6 Teknik Analisis Data…………………………………….. ........... 28
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ........................................................................... 33
4.2 Pembahasan ................................................................................ 46
xi
5. PENUTUP
5.1 Simpulan..................................................................................... 56
5.2 Saran........................................................................................... 56
DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 57
LAMPIRAN........................................................................................... 59
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Macam-macam KPS dan Indikatornya ............................................ 14
2.2 Empat Model Pembelajaran IPA Terpadu ......................................... 18
2.3 Peta Kompetensi Dasar IPA Terpadu Tema Energi............................ 21
2.4 Pengembangan Nilai Karakter .......................................................... 22
3.1 Kriteria Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba Instrumen....................... 31
3.2 Kriteria Daya Pembeda Soal Uji Coba Instrumen ........................... 32
3.3 Kriteria Keefektifan Soal Tes Diagnostik ........................................ 32
4.1 Kelayakan Validatas Tes Diagnostik Menutur Validator .................. 34
4.2 Data Tanggapan Siswa Terhadap Tes Diagnostik ............................. 35
4.3 Nilai Daya Pembeda Soal Tes Diagnostik ........................................ 37
4.4 Indeks Kesukaran KPS ( Mengamati ).............................................. 43
4.5 Indeks Kesukaran KPS ( Mengelompokan/klasifikasi ) .................... 43
4.6 Indeks Kesukaran KPS ( Menafsirkan/interpretasi) .......................... 44
4.7 Indeks Kesukaran KPS(Memprediksi atau meramalkan) .................. 44
4.8 Indeks Kesukaran KPS (Mengajukan pertanyaan) ............................ 45
4.9 Indeks Kesukaran KPS ( Berhipotesis)............................................. 45
4.10 Indeks Kesukaran KPS (Merencanakan percobaan/penyelidikan)..... 45
4.11 Indeks Kesukaran KPS (Menerapkan Konsep).................................. 46
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Jaringan Tema Energi .................................................................... 19
2.2 Contoh Perubahan Bentuk Energi ................................................. 20
3.1 Pengambangan Tes Diagnostik untuk mengidentifikasi KPS ......... 26
4.1 Persentase Profil Tiap Aspek Keterampilan Proses Sains .............. 42
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Hasil Wawancara ............................................................................ 59
2. Silabus Tema Energi ....................................................................... 61
3. RPP Tema Energi............................................................................ 63
4. Kisi-kisi Soal Tes Diagnostik.......................................................... 68
5. Soal Tes Diagnostik KPS ................................................................ 70
6. Kunci Jawaban Soal Tes Diagnostik................................................ 83
7. Lembar Jawaban Soal Tes Diagnostik (Skala Terbatas)................... 89
8. Lembar Jawaban Soal Tes Diagnostik (Skala Luas) ........................ 94
9. Lembar Validasi Oleh Validator 1................................................... 99
10. Lembar Validasi Oleh Validator 2................................................... 101
11. Rekapitulasi Penilaian Validator ..................................................... 103
12. Angket tanggapan Guru IPA 1 pada Uji Coba Skala Terbatas ......... 104
13. Angket tanggapan Guru IPA 2 pada Uji Coba Skala Terbatas ......... 106
14. Rekapitulasi Hasil Tanggapan Guru IPA pada Uji Coba Skala
Terbatas .......................................................................................... 108
15. Angket Tanggapan Siswa pada Uji Coba Skala Terbatas................. 110
16. Daftar Perhitungan Tanggapan Siswa pada Uji Coba Terbatas ........ 112
17. Rekapitulasi Hasil Tanggapan Siswa pada Uji Coba Skala
Terbatas .......................................................................................... 114
18. Angket Tanggapan Guru IPA 1 pada Uji Coba Skala Luas.............. 115
19. Angket Tanggapan Guru IPA 2 pada Uji Coba Skala Luas.............. 117
20. Rekapitulasi Hasil Tanggapan Guru IPA pada Uji Coba Skala
Luas................................................................................................ 119
21. Angket Tanggapan Siswa pada Uji Coba Skala Luas....................... 121
22. Daftar Perhitungan Tanggapan Siswa pada Uji Coba
Skala Luas ...................................................................................... 123
23. Rekapitulasi Hasil Tanggapan Siswa pada Uji Coba
Skala Luas ...................................................................................... 125
24. Kriteria Penilaian Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains..... 127
25. Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains Siswa....................... 128
xv
26. Perhitungan Korelasi Antara Aktivitas Siswa Dan Hasil Belajar...... 129
27. Analisis Hasil Uji Coba Skala Terbatas ........................................... 131
28. Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa pada Uji Coba Skala Terbatas....... 135
29. Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa pada Uji Coba Skala Luas ............ 136
30. Daftar Nama Siswa Kelas Terbatas ................................................. 137
31. Daftar Nama Siswa Kelas Luas ....................................................... 138
32. Surat Penetapan Dosen Pembimbing ............................................... 139
33. Surat Ijin Penelitian......................................................................... 140
34. Surat Keterangan telah Melaksanakan Penelitian............................. 141
35. Dokumentasi Penelitian .................................................................. 142
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Berdasarkan data hasil PISA (Program for International Assessment of
Student) tahun 2009, peringkat Indonesia baru menduduki 10 besar terbawah dari
65 negara. Ada tiga aspek yang diteliti PISA, yakni kemampuan membaca,
matematika, dan sains, berikut hasil survey PISA tahun 2009; Reading (57),
Matematika (61) dan Sains (60). Berdasarkan data hasil PISA tahun 2009 tersebut,
anak Indonesia masih rendah dalam kemampuan literasi sains diantaranya
mengidentifikasi masalah ilmiah, menggunakan fakta ilmiah, memahami sistem
kehidupan dan memahami penggunaan peralatan sains (BSNP, 2008).
Sejalan dengan perkembangan kurikulum di sekolah/madrasah, siswa
dituntut untuk berorientasi dalam proses pembelajaran di kelas. Kurikulum yang
dibutuhkan oleh sekolah/madrasah yang diperlukan untuk membekali siswa dalam
kemampuan dirinya untuk menghadapi tantangan hidup dikemudian hari secara
mandiri, cerdas, kritis, rasional, dan kreatif. Sekolah/madrasah harus menciptakan
kurikulum yang berbasis kompetensi, supaya kompetensi-kompetensi siswa dapat
lebih meningkat. Pada kenyataannya di sekolah/madrasah belum menerapkan
kurikulum yang berbasis kompetensi, dan lebih mengutamakan hasil akhir dari
siswa-siswanya itu lulus dengan nilai tinggi dan memuaskan, tetapi tidak
mempedulikan siswanya apakah siswa-siswanya itu telah benar-banar menguasai
standar kompetensi dan kompetensi dasarnya.
Keberhasilan suatu pendidikan di sekolah merupakan salah satu kuncinya
adalah keberhasilan guru dalam menyajikan materi pelajaran yang dapat
memfasilitasi siswanya untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Pada setiap
kurikulum yang berlaku guru diharapkan mengembangkan model
pembelajarannya sesuai dengan kondisi lapangan, misalnya intake/asupan siswa
dan kelengkapan media pembelajaran.
2
Berdasarkan pengamatan di lapangan masih ada guru yang menyajikan
pembelajaran hanya dengan “ Transfer of knowledge” atau mentransfer ilmu saja
tanpa mengembangkan bagaimana cara belajar apalagi yang mengembangkan
keterampilan proses pada siswa. Hasil wawancara seorang guru di MTs
Sabilurrahman Gubug Kabupaten Grobogan belum pernah ada satupun guru yang
menggunakan keterampilan proses sains dalam proses pembelajaran disetiap mata
pelajaran dan khususnya pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA).
Alasan guru tersebut biasanya karena kurangnya fasilitas laboratorium atau
persiapan untuk menyediakan bahan praktikum memerlukan waktu yang lama. Ini
menunjukkan masih adanya pandangan bahwa pendekatan keterampilan proses
hanya disajikan pada pembelajaran secara eksperimen saja, padahal pembelajaran
IPA non-eksperimenpun dapat dilakukan dengan pendekatan keterampilan proses.
Bentuk kegiatan non-eksperimen meliputi kegiatan pada konsep-konsep abstrak
dan konsep yang tidak mungkin dilakukan melalui eksperimen dengan alasan
prakteknya memerlukan alat-alat yang banyak, bahan berbahaya atau memerlukan
waktu yang lama.
Menurut standar mengajar IPA dan standar untuk pengembangan
professional guru IPA, guru harus menyajikan belajar IPA melalui proses
penelitian dan inkuiri. Lebih lanjut dikatakan dalam NSES (1996) bahwa “Science
as procces” maka siswa belajar IPA melalui keterampilan-keterampilan proses
sains seperti mengamati, menyimpulkan, menafsirkan, mengelompokan, dsb.
Keterampilan-keterampilan proses yang diajarkan dalam pendidikan sains
memberi penekanan pada keterampilan-keterampilan berpikir yang dapat
berkembang pada siswa. Dengan keterampilan-keterampilan proses ini siswa
dapat mempelajari sains sebanyak mereka dapat mempelajarinya dan ingin
mengetahuinya. Penggunaan keterampilan-keterampilan proses ini merupakan
suatu proses yang berlangsung selama hidup. Pengembangan keterampilan proses
sangat diperlukan siswa sejak awal belajar IPA, sebab pada dasarnya siswa
memiliki keingintahuan yang besar terhadap sesuatu. Menurut hasil penelitian
Piaget dan Bruner terungkap bahwa siswa itu dapat berpikir secara tingkat tinggi
bila ia mempunyai cukup pengalaman secara kongkret dan bimbingan yang
3
memungkinkan pengembangan konsep-konsep dan menghubungkan fakta-fakta
yang diperlukan (Kamalia, 2010).
Sesuai dengan kurikulum pembelajaran di atas, maka terdapat referensi
kurikulum pembelajaran dalam konteks mempersiapkan sumber daya manusia
pada abad 21 harus lebih mengacu pada konsep belajar yang dicanangkan oleh
Komisi UNESCO dalam wujud “the four pillars of education” (Delors, 1996:86),
yaitu belajar untuk mengetahui “learning to know”, belajar melakukan sesuatu
“learning to do”, belajar hidup bersama sebagai dasar untuk berpartisipasi dan
bekerjasama dengan orang lain dalam keseluruhan aktivitas kehidupan manusia
“learning to life together”, dan belajar menjadi dirinya “learning to be”. Model
pembelajaran yang diperlukan adalah yang memungkinkan terbudayakannya
kecakapan berpikir ilmiah, terkembangkannya “sense of inquiry” dan kemampuan
berpikir kreatif siswa (Alfred, 1989:120). Model pembelajaran yang dibutuhkan
adalah yang mampu menghasilkan kemampuan untuk belajar (Joice & Weil,
1996:7), bukan saja diperolehnya sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap,
tetapi yang lebih penting adalah bagaimana pengetahuan, keterampilan, dan sikap
itu diperoleh siswa (Zamroni, 2000:30; Semiawan, 1998:13).
Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru juga
menyebutkan bahwa kompetensi guru mata pelajaran IPA SMP/MTs salah
satunya adalah memahami hubungan antar berbagai cabang IPA, dan hubungan
IPA dengan matematika dan teknologi. Sebagai usaha untuk memenuhi tuntutan
tersebut, guru-guru IPA SMP/MTs dan calon guru IPA SMP/MTs hendaknya
disiapkan untuk memiliki kompetensi dalam biologi, kimia, fisika, bumi, dan
antariksa serta bidang IPA lainnya, seperti kesehatan, lingkungan, dan astronomi.
Guru-guru IPA seharusnya bukan hanya mempunyai kompetensi guru saja, tetapi
harus mempelajarkannya kepada siswanya.
Menurut Carin dan Sund (1993) mendefinisikan IPA sebagai
“pengetahuan yang sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku umum
(universal), dan berupa kumpulan data hasil observasi dan eksperimen”. Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara
4
sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang
berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan
suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi
peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek
pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari.
Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk
mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara
ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat
membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam
tentang alam sekitar.
Secara umum Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di SMP/MTs, meliputi
bidang kajian energi dan perubahannya, bumi antariksa, makhluk hidup dan
proses kehidupan, dan materi dan sifatnya yang sebenarnya sangat berperan dalam
membantu peserta didik untuk memahami fenomena alam. Ilmu Pengetahuan
Alam merupakan pengetahuan ilmiah, yaitu pengetahuan yang telah mengalami
uji kebenaran melalui metode ilmiah, dengan ciri: objektif, metodik, sistimatis,
universal, dan tentatif. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan ilmu yang pokok
bahasannya adalah alam dan segala isinya.
Kementerian Pendidikan Nasional telah menyusun panduan
pengembangan pembelajaran IPA terpadu sejak tahun 2005, namun kenyataan di
lapangan hampir semua guru IPA SMP/MTs masih belum menerapkan
pembelajaran IPA terpadu tersebut dengan berbagai alasan (Wilujeng, 2011).
Sejalan dengan perkembangan kurikulum yang mengacu pada ketuntasan
pencapaian kompetensi, maka diperlukan sistem penilaian yang berbasis kelas
yang mengarah pada penilaian autentik. Penilaian ini mengharuskan guru untuk
mengumpulkan informasi selengkap-lengkapnya untuk tujuan pembuatan
keputusan pengajaran, sehingga diharapkan keputusan yang diambil dapat tepat
sasaran. Suatu penilaian yang dapat memberikan informasi mengenai kesulitan-
kesulitan, tingkat pencapaian, dan kemampuan dasar siswa adalah menggunakan
tes diagnostik.
5
Tes diagnostik adalah salah satu tes yang digunakan untuk mengetahui
kelemahan-kelemahan siswa sehingga dari kelemahan-kelemahan tersebut dapat
diberikan perlakuan yang tepat (Suharsimi, 2006: 34). Tes diagnostik dapat
digunakan untuk mengidentifikasi permasalahan utama yang menyebabkan siswa
belum mencapai hasil belajar yang ditentukan (Depdiknas, 2003: 2). Dengan
menggunakan tes diagnostik diharapkan guru dapat mengidentifikasi ketuntasan
pencapaian kompetensi yang telah dikuasai oleh siswa. Berdasarkan tes
diagnostik, guru dapat mengetahui kelemahan-kelemahan yang dimiliki siswa
sehingga, dapat memberikan program-program remidial dan pengambilan
kebijaksanaan sesuai dengan kebutuhan siswa. Kesulitan dan kelemahan yang
dialami siswa ketika belajar IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) disebabkan oleh
banyak faktor, di antaranya adalah penguasaan pengetahuan, kemampuan
matematika, serta keterampilan proses sains (kemampuan merumuskan masalah,
menyusun hipotesis, menyusun eksperimen, menyajikan data, menarik
kesimpulan, dll ).
Bentuk tes yang lain dari tes diagnostik adalah tes formatif dan tes
sumantif, tes formatif (formative test) yaitu tes yang dilaksanakan setelah
selesainya satu pokok bahasan. Tes ini berfungsi untuk menetukan tuntas tidaknya
satu pokok bahasan, tes formatif disusun untuk mengukur ketuntasan belajar atau
ketuntasan kompetensi minimal (KKM). Apabila dari hasil tes formatif tersebut
diketahui ada siswa yang belum tuntas, maka guru melakukan tes untuk
mendiagnosis kemungkinan-kemungkinan sumber masalahnya. Sedangkan tes
sumatif (summative test), yaitu tes yang diberikan setelah sekumpulan satuan
program pembelajaran selesai diberikan. Disekolah tes ini dikenal sebagai ulangan
umum (ujian akhir semester).
Karakteristik tes diagnostik dibandingkan dengan tes yang biasa di buat
yaitu tes diagnostik memiliki karakteristik: (a) dirancang untuk mendeteksi
kesulitan belajar siswa, karena itu format dan respons yang dijaring harus didesain
memiliki fungsi diagnostik, (b) dikembangkan berdasar analisis terhadap sumber-
sumber kesalahan atau kesulitan yang mungkin menjadi penyebab munculnya
masalah (penyakit) siswa, dan (c) menggunakan soal-soal bentuk supply response
6
(bentuk uraian atau jawaban singkat), sehingga mampu menangkap informasi
secara lengkap. Bila ada alasan tertentu sehingga mengunakan bentuk selected
response (misalnya bentuk pilihan ganda), harus disertakan penjelasan mengapa
memilih jawaban tertentu sehingga dapat meminimalisir jawaban tebakan, dan
dapat ditentukan tipe kesalahan atau masalahnya. Sedangkan tes yang biasa dibuat
adalah tes yang di desain hanya untuk mengetahui ketuntasan kompetensi minimal
siswa dan perolehan hasil belajar siswa yang baik.
Sepanjang hidup kita berhubungan dengan pengalaman yang berhubungan
dengan Energi. Siswa memiliki konsep dan keterampilan tersendiri dalam
memahami pengalaman yang berhubungan dengan energi. Terkadang suatu
keterampilan proses siswa dalam memahami sebuah pengalaman ataupun sebuah
kejadian, itu tidak sesuai dengan teman yang satu dengan teman yang lain, dapat
jadi dengan sang guru juga, serta konsep sebenarnya. Hal tersebut akan
mengakibatkan siswa mengalami kesalah pahaman dalam mengasah keterampilan
proses siswa pada saat proses belajar mengajar di dalam kelas maupun di luar
kelas. Para ilmuwan juga berpengalaman bahwasanya dengan sebuah energi
dalam kehidupan sehari-hari akan dapat dirubah menjadi energi yang berbeda-
beda. Hal yang diukur di dalam tes diagnostik antara lain adalah untuk
mengidentifikasi kesulitan- kesulitan belajar siswa (Ditjen Pendidikan Dasar dan
Menengah, 2003 :1). Salah satu sumber kesulitan belajar adalah keterampilan
proses siswa ketika sedang melakukan kegiatan belajar mengajar. Tingkat
keterampilan proses siswa dalam pembelajaran dapat diketahui dengan tes
diagnostik berpendekatan keterampilan proses.
Hal tersebut sesuai dengan hasil studi TIMSS (Trends in International
Mathematics and Science Study) menunjukkan siswa Indonesia berada pada
ranking amat rendah dalam kemampuan (1) memahami informasi yang komplek,
(2) teori, analisis dan pemecahan masalah, (3) pemakaian alat, prosedur dan
pemecahan masalah dan (4) melakukan investigasi. Hasil studi ini menunjukkan
perlu ada perubahan orientasi kurikulum dengan tidak membebani peserta didik
dengan konten namun pada aspek kemampuan esensial yang diperlukan semua
7
warga negara untuk berperan serta dalam membangun negara pada masa
mendatang.
Didukung juga dengan pentingnya tes diagnostik keterampilan proses
dalam konten kurikulum 2013 yang sebagian berisi tentang prinsip pengembangan
kurikulum yang salah satu isinya memfokuskan pada model kurikulum berbasis
kompetensi ditandai oleh pengembangan kompetensi berupa sikap, pengetahuan,
keterampilan berpikir, dan keterampilan psikomotorik yang dikemas dalam
berbagai mata pelajaran. Kompetensi yang termasuk pengetahuan dikemas secara
khusus dalam satu mata pelajaran. Kompetensi yang termasuk sikap dan
ketrampilan dikemas dalam setiap mata pelajaran dan bersifat lintas mata
pelajaran dan diorganisasikan dengan memperhatikan prinsip penguatan
(organisasi horizontal) dan keberlanjutan (organisasi vertikal) sehingga memenuhi
prinsip akumulasi dalam pembelajaran. Kurikulum didasarkan pada prinsip bahwa
setiap sikap, keterampilan dan pengetahuan yang dirumuskan dalam kurikulum
berbentuk Kemampuan Dasar dapat dipelajari dan dikuasai setiap peserta didik
(mastery learning) sesuai dengan kaedah kurikulum berbasis kompetensi.
Tes diagnostik keterampilan proses digunakan untuk menilai proses
pemahaman siswa dalam suatu mata pelajaran. Biasanya guru menggunakan tes
diagnostik untuk mendiagnosis kesulitan pencapaian kompetensi siswa, sehingga
dalam menyusun tes diagnostik hanya berdasarkan identifikasi saat mengajar
(Ditjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, 2007: 5). Agar dapat
menghasilkan diagnostik yang benar, diperlukan suatu tes diagnostik yang baku,
sahih, dan handal. Berkaitan dengan uraian dan pemikiran di atas, penulis telah
merancang penelitian yang berjudul “Pengembangan Tes Diagnostik Untuk
Mengidentifikasi Keterampilan Proses Sains Dengan Tema Energi Pada
Pembelajaran IPA Terpadu”.
8
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang dikaji dalam
penelitian ini adalah “Apakah pengembangan tes diagnostik untuk
mengidentifikasi keterampilan proses sains dengan tema energi pada pembelajaran
IPA terpadu efektif diterapkan dalam pembelajaran”?
1.3 Batasan Masalah
Untuk menghindari adanya kesalahan pemahaman maka dalam penelitian
ini ada beberapa batasan masalah yang perlu diperhatikan :
1) Tes diagnostik dapat dikembangkan untuk setiap pokok bahasan mata
pelajaran IPA (fisika, kimia, dan biologi), tetapi dalam penelitian ini dibatasi
pada pokok bahasan energi dan perubahan energi.
2) Pengembangan tes diagnostik dapat menggunakan beberapa jenis pendekatan.
Namun, dalam penelitian ini tes diagnostik yang dikembangkan menggunakan
pendekatan keterampilan proses sains.
3) Pengujian instrumen tes diagnostik dapat diuji pada beberapa sekolah, tapi
dalam penelitian ini peneliti hanya menggunakan MTs Sabilurrahman Gubug
Grobogan.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah:
1) Mengembangkan tes diagnostik yang dapat mengidentifikasi keterampilan
proses sains dengan tema energi pada pembelajaran IPA terpadu.
2) Mengetahui efektifitas tes diagnostik yang dapat mengidentifikasi
keterampilan proses sains dengan tema energi pada pembelajaran IPA
terpadu.
9
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Teoritis
Manfaat teori dari penelitian ini adalah penelitian ini diharapkan dapat
bermanfaat sebagai referensi yang dapat menunjang untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan dan sebagai bahan masukan bagi penelitian-penelitian yang akan
datang mengenai perkembangan keterampilan proses sains yang mempengaruhi
prestasi siswa.
1.5.2 Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat tidak hanya bagi
guru atau mahasiswa calon guru, siswa, sekolah, tetapi juga bagi peneliti sendiri.
1) Bagi Guru atau Mahasiswa Calon Guru
Tes diagnostik keterampilan proses sains yang dikembangkan oleh peneliti
diharapkan dapat memberikan informasi dalam mengembangkan
keterampilan proses sains untuk siswa, sehingga kemampuan dasar yang
dimiliki oleh siswa dapat berkembang dan banyak digunakan dalam
mempelajari konsep, fenomena alam dalam bentuk sederhana sesuai dengan
taraf perkembangan siswa.
2) Bagi Siswa
Tes diagnostik keterampilan proses sains yang dikembangkan oleh peneliti
diharapkan dapat menjadi bahan alternatif belajar siswa.
3) Bagi Sekolah
Tes diagnostik keterampilan proses sains yang dikembangkan oleh peneliti
diharapkan dapat dijadikan sebagai model tes dalam menentukan kebijakan
pengembangan tes diagnostik IPA terpadu sesuai kurikulum yang berlaku di
Sekolah yang bersangkutan.
4) Bagi Peneliti
Tes diagnostik keterampilan proses sains yang dikembangkan oleh peneliti
diharapkan dapat meningkatkan semangat untuk menulis dan terus menggali
pengetahuan serta keterampilan dalam mengembangkan tes diagnostik
keterampilan proses sains sebagai model tes pada pembelajaran IPA Terpadu
di Sekolah.
10
1.6 Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalah pahaman dalam penafsiran terhadap istilah-
istilah dalam penelitian ini, maka perlu peneliti berikan penegasan dan
pembatasan istilah yang berkaitan dengan judul. Adapun istilah-istilah yang perlu
ditegaskan adalah sebagai berikut.
1) Pengembangan
Metode penelitian pengembangan biasa disebut penelitian Research and
Development (R&D). Penelitian pengembangan adalah metode penelitian yang
digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk
tersebut (Sugiyono, 2008: 297). Dalam penelitian ini produk yang akan dihasilkan
adalah instrumen tes diagnostik yang dapat mengidentifikasi keterampilan proses
sains energi yang berbentuk soal pilihan ganda, dari soal pilihan ganda tersebut
siswa diharapkan mampu untuk menjawabnya dengan benar dan tepat.
2) Tes Diagnostik
Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-
kelemahan siswa sehingga berdasarkan kelemahan-kelemahan tersebut dapat
diberikan perlakuan-perlakuan yang tepat (Suharsimi, 2006: 34). Kelemahan yang
hendak diidentifikasi adalah keterampilan proses sains siswa pada kegiatan belajar
mengajar. Tes diagnostik digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam
mengembangkan keterampilan proses dan langkah-langkah seperti mengamati,
berhipotesa, merencanakan, merumuskan masalah, menafsirkan, menyimpulkan,
dan mengkomunikasikan.
Tes diagnostik dapat berupa sejumlah pertanyaan atau permintaan
melakukan sesuatu untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, intelegensi,
bakat, atau kemampuan lain yang dimiliki oleh siswa. Tes diagnostik memiliki
dua fungsi utama, yaitu: (a) mengidentifikasi masalah atau kesulitan yang dialami
siswa, (b) merencanakan tindak lanjut berupa upaya-upaya pemecahan sesuai
masalah atau kesulitan yang telah teridentifikasi.
11
3) Keterampilan Proses Sains
Dimyati dan Mudjiono (2009) menyatakan bahwa menggunakan
keterampilan proses untuk mengajar ilmu pengetahuan, membuat siswa belajar
proses dan produk ilmu pengetahuan alam sekaligus. Dalam proses pembelajaran
siswa dituntut untuk mendapat pengalaman secara langsung untuk
mengembangkan keterampilan-keterampilan yang dimilikinya. Keterampilan
proses didalam pembelajaran akan membuat siswa belajar proses dan produk
secara bersamaan.
Pendekatan keterampilan proses sains dapat diartikan sebagai pendekatan
pembelajaran yang dapat mengembangkan keterampilan-keterampilan intelektual,
sosial, dan fisik yang bersumber dari kemampuan-kemampuan mendasar yang
pada prinsipnya telah ada dalam diri siswa. Untuk mengukur komponen-
komponen keterampilan proses sains adalah dengan melibatkan keterampilan-
keterampilan kognitif atau intelektual, manual, dan sosial. Keterampilan kognitif
atau intelektual terlibat karena dengan melakukan keterampilan proses sains siswa
menggunakan pikiranya. Keterampilan manual jelas terlibat dalam keterampilan
proses sains karena mereka melibatkan penggunaan alat dan bahan, pengukuran,
penyusunan, atau perakitan alat. Keterampilan sosial juga terlibat dalam
keterampilan proses sains karena mereka berinteraksi dengan sesamanya dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar, misalnya mendiskusikan hasil
pengamatan, membuat hipotesis, merumuskan masalah, dan menarik kesimpulan.
12
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Peranan Tes Diagnostik
Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-
kelemahan siswa sehingga berdasarkan kelemahan-kelemahan tersebut dapat
diberikan perlakuan-perlakuan yang tepat (Suharsimi, 2006: 34). Menurut Ditjen
Pendidikan Dasar dan Menengah (2003 :1) tes diagnostik dapat mengidentifikasi
kesulitan belajar siswa dalam menjawab soal tes diagnostik baik yang berbentuk
pilihan ganda atau jawaban singkat, penjelasan, merumuskan masalah, dan
penarikan kesimpulan yang dibuat berdasarkan tema, masalah, fakta yang ditemui,
dll. Namun, dalam penelitian ini akan dikembangkan suatu tes diagnostik yang
dapat mengidentifikasi keterampilan proses sains.
Menurut Ditjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah (2007: 2) tes
diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan
siswa sehingga hasil tersebut dapat digunakan sebagai dasar untuk memberikan
tindak lanjut berupa perlakuan yang tepat sesuai dengan kondisi siswa. Sebelum
memberikan bantuan dengan tepat guru harus memberikan tes diagnostik. Sebuah
tes diagnostik dapat memberikan dengan segera umpan balik pada perbuatan
siswa, jadi pendidik dapat memberikan pengajaran tentang kelemahan siswa.
Tes diagnostik diperlukan untuk mengetahui dan menganalisis kesulitan siswa
agar dapat membantu siswa secara tepat (Ditjen Manajemen Pendidikan Dasar
dan Menengah, 2007: 1). Berdasarkan uraian tersebut tes diagnostik adalah suatu
tes yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi kesulitan belajar siswa.
Fungsi dari tes diagnostik adalah untuk mengidentifikasi masalah atau
kesulitan yang dialami siswa, dan merencanakan tindak lanjut berupa upaya
pemecahan kesulitan (Ditjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, 2007:
2). Berdasarkan hal tersebut maka tes diagnostik harus dirancang agar format dan
responnya memiliki fungsi diagnostik. Tes diagnostik harus dikembangkan
berdasarkan analisis kemungkinan kesulitan yang dialami siswa. Format tes yang
12
13
dapat digunakan untuk mendapatkan informasi secara lengkap diantaranya adalah
dengan bentuk pilihan ganda atau jawaban singkat, penjelasan, merumuskan
masalah, dan penarikan kesimpulan.
Perkembangan kurikulum sekarang ini menuntut adanya pencapaian
ketuntasan kompetensi yang harus dicapai oleh siswa. Berdasarkan hal tersebut
maka diperlukan tindakan-tindakan yang tepat oleh guru dalam menentukan
keputusan yang berhubungan dengan pembelajaran berkaitan dengan kesulitan
yang dialami siswa. Tes diagnostik dapat membantu guru dalam memberikan
informasi yang lengkap mengenai kelemahan-kelemahan siswa. Dalam proses
pembelajaran diharapkan siswa dapat memperoleh perlakuan yang tepat untuk
dapat mencapai kompetensi yang diharapkan. Penyusunan dan Pengembangan
Tes Diagnostik Menurut Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah (2003), tahapan
penyusunan dan pengembangan tes diagnostik adalah penentuan tujuan,
penyusunan kisi-kisi tes, penulisan soal, penelaahan soal dan revisi soal, uji coba
soal, analisis dan intrepetasi, perakitan soal, dan implementasi tes.
2.2 Hakikat Keterampilan Proses Sains
Keterampilan proses merupakan suatu strategi untuk meningkatkan mutu
pendidikan. Keterampilan dapat dididik dengan cara melatih kemampuan-
kemampuan yang dimiliki. Oleh karena itu sebagai seorang guru harus dapat
menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan-kemampuan yang ada dalam
diri siswa, yang nantinya diharapkan siswa mempu menemukan dan
mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta nilai yang dituntut. Menurut
Sugandi (2004: 77) menjelaskan bahwa pada keterampilan proses perlu adanya
pemikiran, bagaimana memproses hasil belajar yang berupa konsep dan fakta
yang diperoleh untuk mengembangkan diri dan untuk menemukan sesuatu yang
baru. Dengan konsep dan fakta yang tidak banyak, tetapi dipahami betul, dapat
untuk menguasai dan atau menemukan fakta dan konsep yang lebih banyak. Justru
pemberian konsep dan fakta yang terlalu banyak yang dapat menghambat
kreativitas siswa.
14
Pendekatan keterampilan proses adalah strategi yang dilakukan oleh
seorang guru dalam melakukan pembelajaran. Pendekatan keterampilan proses
merupakan pendekatan pembelajaran yang mengarah kepada pengembangan
kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak
kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa dan menerapkan
keterampilan ilmiah untuk memproses konsep atau pengukuran yang telah siswa
peroleh. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009) mengungkapkan bahwa
pendekatan keterampilan proses bukanlah tindakan instruksional yang berada
diluar jangkauan kemampuan siswa. Pendekatan ini bermaksud mengembangkan
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa. Maka pendekatan keterampilan
proses adalah keterampilan intelektual pada pertumbuah dan pengembangan
sejumlah keterampilan tertentu pada diri siswa agar mampu memproses informasi
sehingga ditemukan hal-hal baru yang bermanfaat baik berupa konsep, fakta
maupun pengembangan nilai dan sikap.
Keterampilan proses sains pada penelitian ini adalah keterampilan siswa
MTs Sabilurrahman Gubug, Kabupaten Grobogan dalam mengamati,
merumuskan masalah, merancang eksperimen, mengklasifiaksikan, memprediksi,
menafsirkan, berhipotesis, menerapkan konsep dan menarik kesimpulan melalui
tes diagnostik pada pembelajaran IPA terpadu pada tema energi.
Tabel 2.1 Macam-macam Keterampilan Proses Sains dan Indikatornya (Rustaman, 2005: 86-87)
NoKeterampilan Proses Sains
Indikator
1 Mengamati a) Mengamati dengan indrab) Mencari persamaan dan perbedaanc) Mengumpulkan/menggunakan fakta yang relevan.
2 Mengelompokan/klasifikasi
a) Mencatat setiap hasil pengamatan secara terpisahb) Mencari perbedaan, persamaanc) Mengontraskan ciri-cirid) Membandingkane) Mencari dasar pengelompokkan atau
penggolongan.
15
Lanjutan
NoKeterampilan Proses Sains
Indikator
3. Menafsirkan/interpretasi
a) Menghubungkan hasil-hasil pengamatanb) Menemukan pola dalam satu seri pengamatanc) Menyimpulkan.
4. Memprediksi/meramalkan
a) Menggunakan pola-pola pengamatanb) Mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada
keadaan yang belum diamati.
5 Mengajukan pertanyaan
a) Bertanya apa, bagaimana, dan mengapab) Bertanya untuk meminta penjelasanc) Mengajukan petanyaan yang berlatar belakang
hipotesis.
6 Berhipotesis a) Mengetahui bahwa ada lebih dari satu kemungkinan penjelasan dalam satu kejadian
b) Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu diuji kebenarannya dengan memperoleh bukti lebih banyak atau melakukan cara pemecahan masalah.
7 Merencanakan percobaan atau penyelidikan
a) Menentukan alat, bahan, dan sumber yang akan digunakan
b) Menentukan variabelc) Menentukan apa yang akan diamati, diukur, dan
ditulisd) Menentukan langkah-langkah kerja
8 Menerapkan konsep a) Menggunakan konsep yang telah dipelajari dalam situasi yang baru.
b) Menggunakan konsep pada pengalaman baru untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi.
2.3 Pembelajaran IPA Terpadu
Model pembelajaran terpadu adalah suatu pendekatan pembelajaran yang
melibatkan beberapa bidang studi untuk memberikan pengalaman yang bermakna
kepada siswa. Bermakna artinya dalam pembelajaran terpadu, siswa akan
memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung
dan menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah mereka pahami
(Kementrian Pendidikan Nasional, 2010:6). IPA terpadu adalah sebuah
16
pendekatan integratif yang mensintesis perspektif (sudut pandang/tinjauan) semua
bidang kajian dalam IPA untuk memecahkan permasalahan. IPA terpadu adalah
suatu pendekatan pembelajaran IPA yang menghubungkan atau menyatu-padukan
berbagai bidang kajian IPA menjadi satu kesatuan bahasan. Pembelajaran IPA
secara terpadu juga harus mencakup dimensi sikap, proses, produk, aplikasi, dan
kreativitas (Wilujeng, 2011).
Model pembelajaran IPA terpadu direkomendasikan di tingkatan
SMP/MTs, karena memiliki beberapa tujuan, yaitu: meningkatkan efesiensi dan
efektivitas pembelajaran, meningkatkan minat dan motivasi, serta beberapa
kompetensi dasar dapat dicapai sekaligus. Model pembelajaran IPA terpadu juga
memiliki beberapa kekuatan dan manfaat, yaitu: penggabungan berbagai bidang
kajian terjadi penghematan waktu, karena tiga disiplin ilmu (fisika, kimia dan
biologi) dapat sekaligus dibelajarkan (Kemdiknas, 2005: 1).
Tumpang tindih materi dapat menjadi lebih efesien dan efektif untuk
dibelajarkan; peserta didik dapat melihat hubungan yang bermakna antara konsep
dari tiga bidang kajian; meningkatkan taraf kecakapan berpikir peserta didik,
karena mereka dihadapkan pada gagasan atau pemikiran yang lebih luas dan lebih
mendalam ketika menghadapi situasi pembelajaran; menyajikan penerapan atau
aplikasi tentang dunia nyata yang dialami dalam kehidupan sehari-hari, sehingga
memudahkan pemahaman konsep dan kepemilikan kompetensi IPA; motivasi
belajar peserta didik dapat diperbaiki dan ditingkatkan; membantu menciptakan
struktur kognitif yang dapat menjembatani antara pengetahuan awal peserta didik
dengan pengalaman belajar yang terkait, sehingga pemahaman menjadi lebih
terorganisasi dan mendalam, serta memudahkan memahami hubungan materi IPA
dari satu konteks ke konteks lainnya; serta mampu meningkatkan kerja sama
antara guru, guru dengan peserta didik, peserta didik dengan peserta didik, peserta
didik/guru dengan nara sumber; sehingga belajar lebih menyenangkan, belajar
dalam situasi nyata, dan dalam konteks yang lebih bermakna (Kemdiknas,
2005:2).
Sejumlah model pembelajaran IPA terpadu yang dikemukakan Fogarty
(1991: xv) terdapat empat model yang potensial untuk diterapkan dalam pembela-
17
jaran IPA terpadu, yaitu connected, webbed, shared, dan integrated. Empat model
tersebut dipilih karena konsep-konsep dalam Kompetensi Dasar (KD) IPA
memiliki karakteristik yang berbeda-beda, sehingga memerlukan model yang
sesuai agar memberikan hasil yang optimal.
Ada sejumlah KD yang mengandung konsep saling beririsan/tumpang
tindih, sehingga bila dibelajarkan secara terpisah-pisah menjadi tidak efisien.
Konsep-konsep semacam ini memerlukan pembelajaran model integrated atau
shared. Pada model integrated, materi pembelajaran adalah KD-KD atau konsep-
konsep dalam KD yang sepenuhnya beririsan; sedangkan pada model shared, KD-
KD atau konsep-konsep dalam KD yang dibelajarkan tidak sepenuhnya beririsan,
tetapi dimulai dari bagian yang beririsan.
Sejumlah KD lain mengandung konsep yang saling berkaitan tetapi tidak
beririsan. Untuk menghasilkan kompetensi yang utuh, konsep-konsep atau KD-
KD tersebut harus dikaitkan dengan suatu tema tertentu hingga menyerupai jaring
laba-laba. Model semacam ini disebut webbed. Oleh karena selalu memerlukan
tema pengait, maka model webbed lazim disebut model tematik. Sejumlah KD
yang contoh atau terapan konsepnya bertautan dengan KD lain. Agar
pembelajarannya menghasilkan kompetensi yang utuh, maka konsep-konsep
tersebut harus dipertautkan (connected) dalam pembelajarannya. Pada model
connected ini KD atau konsep pokok menjadi materi pembelajaran inti, sedangkan
contoh atau terapan konsep yang dikaitkan berfungsi untuk memperkaya. Pada
Tabel 2.2 disajikan karakteristik pembelajaran terpadu model integrated, shared,
webbed, dan connected (Fogarty, 1991: xv).
18
Tabel 2.2 Empat Model Pembelajaran IPA Terpadu yang Potensial untuk Diterapkan(Fogarty, 1991: xv).
Model Karakteristik Kelebihan Keterbatasan
integrated Membelajarkan konsep pada beberapa KD yang beririsan atau tumpang tindihhanya konsep yang
beririsan yang dibelajarkan
Contoh:
Membelajarkan semua konsep dari beberapa KD, dimulai dari konsep yang beririsan sebagai unsur pengikatContoh:
Pemahaman terhadap konsep lebih utuh (holistik) Lebih efisien Sangat
kontekstual
KD-KD yang konsepnya beririsan tidak selalu dalam semester atau kelas yang sama Menuntut wawasan
dan penguasaan materi yang luas Sarana-prasarana,
misalnya buku belum mendukung
Shared Pemahaman terhadap konsep utuh Efisien Kontekstual
KD-KD yang konsepnya beririsan tidak selalu dalam semester atau kelas yang sama Menuntut wawasan
dan penguasaan materi yang luas Sarana-prasarana,
misalnya buku belum mendukung
Webbed Membelajarkan beberapa KD yang berkaitan melalui sebuah tema
Pemahaman terhadap konsep utuh Kontekstual Dapat dipilih
tema-tema menarik yang dekat dengan kehidupan
Melihat perma-salahan tidak hanya dari satu bidang kajian Pembelajaran
dapat mengi-kuti KD-KD dalam standar isi
KD-KD yang konsepnya berkaitan tidak selalu dalam semester atau kelas yang sama Tidak mudah
menemukan tema pengait yang tepat.
connected Membelajarkan sebuah KD, konsep-konsep pada KD tersebut dipertautkan dengan konsep pada KD yang lain
Kaitan antara bidang kajian sudah tampak tetapi masih didominasi oleh bidang kajian tertentu
temaa
19
Empat model keterpaduan dipilih karena konsep-konsep dalam KD IPA
memiliki karakteristik yang berbeda-beda, sehingga memerlukan model yang
sesuai agar memberikan hasil yang optimal. Dalam penelitian ini yang digunakan
adalah model Webbed. Karena terdapat beberapa kompetensi dasar yang
konsepnya berkaitan ataupun dalam semester yang berbeda sehingga untuk
mendapatkan pemahaman yang utuh dan kontekstual maka dipilihlah tema-tema
yang menarik yang dekat dengan kehidupan sehari-hari.
Alasan pemilihan model webbed dalam penelitian ini adalah untuk
menggabungkan bidang kajian fisika dan biologi dalam suatu konsep energi baik
secara biologi maupun fisika, dengan melakukan percobaan untuk menyelidiki
beberapa perubahan energi dalam kehidupan sehari-hari. Berikut ini adalah
Gambar 2.1 Jaringan tema energi.
Gambar 2.1 Jaringan Tema Energi
Jejaring tema diatas merupakan contoh dari keterpaduan dibidang kajian
fisika dan biologi yang menitik beratkan pada tema energi dengan penggabungan
antar konsep yang dapat dipadukan antara konsep yang satu dengan konsep yang
lainnya. Pembelajaran terpadu membantu menciptakan struktur kognitif yang
dapat menjembatani antara pengetahuan awal peserta didik dengan pengalaman
belajar yang terkait, sehingga pemahaman menjadi lebih terorganisasi dan
mendalam, dan memudahkan memahami hubungan materi IPA dari satu konteks
ke konteks lainnya.
ENERGI
Perubahan energi matahari menjadi bentuk lain yang dapat digunakan makhluk hidup
Perubahan energi di alam
Hukum kekekalan
energi
Matahari sebagai sumber
energi
20
Gambar jaringan tema energi diatas menuntut siswa agar dapat melihat
hubungan yang bermakna antar konsep matahari sebagai sumber energi , hukum
kekekalan energi, perubahan energi di alam, dan perubahan energi matahari
menjadi bentuk lain yang dapat digunakan makhluk hidup. Dengan keterpaduan
konsep energi ini bertujuan agar dapat meningkatkan taraf kecakapan berpikir
peserta didik, karena peserta didik dihadapkan pada gagasan atau pemikiran yang
lebih luas dan lebih dalam ketika menghadapi situasi dalam proses pembelajaran.
2.4 Karakteristik Konsep Energi Dalam IPA Terpadu
Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja atau usaha. Hukum
kekekalan energi menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat
dimusnahkan, tetapi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain (Karim,
2008). Bentuk energi dapat diperoleh karena suatu energi berubah menjadi energi
bentuk lain. Pada umumnya, manfaat energi akan terlihat setelah berubah bentuk
menjadi energi lain. Misalnya energi listrik akan bermanfaat ketika berubah
bentuk menjadi energi cahaya atau panas, contoh perubahan bentuk energi dapat
ditulis:
Gambar 2.2 Contoh Perubahan Bentuk Energi
Energi yang paling besar adalah energi matahari. Tuhan telah menciptakan
matahari khusus untuk kesejahteraan umat manusia. Jarak Matahari ke Bumi yang
telah diatur pada jarak 149.600 juta kilometer memungkinkan energi panas yang
diterima manusia di bumi tidak membahayakan. Energi panas dari sinar matahari
sangat bermanfaat bagi bumi dan dapat menghasilkan energi-energi yang lain di
muka bumi ini. Caranya adalah dengan mengubah energi matahari menjadi energi
yang lain, seperti energi kimia, energi listrik, energi bunyi, dan energi gerak.
Energi kimia Energi listrik
Energi cahaya Energi kalor
21
Energi tidak dapat diciptakan dan juga tidak dapat dimusnahkan, tetapi
hanya dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain. Pada umumnya, manfaat
energi akan terlihat setelah berubah bentuk menjadi energi yang lain. Misalnya,
energi listrik akan bermanfaat ketika berubah bentuk menjadi energi cahaya atau
panas. Untuk memahami perubahan bentuk energi ini, Matahari sebagai sumber
energi terbesar yang diciptakan Tuhan telah mengalami beberapa perubahan
bentuk energi yang sangat bermanfaat bagi kehidupan umat manusia. Misalnya,
energi panas dan energi cahaya matahari menyinari tumbuhan sehingga tumbuhan
dapat melakukan fotosintesis. Dengan demikian, tumbuhan memiliki energi
kimia. Tumbuhan dimakan manusia atau hewan sehingga manusia atau tumbuhan
memiliki energi untuk melakukan usaha.
Karakteristik konsep energi dalam IPA terpadu mengacu pada standar
kompetensi dan kompetensi dasar dalam bidang kajian fisika dan biologi yang
dipadukan;
Tabel 2.3 Peta Kompetensi Dasar IPA Terpadu Tema Enegi
KIMIA FISIKA BIOLOGI TEMA- Standar Kompetensi: 5
Memahami peranan usaha, gaya dan energi dalam kehidupan sehari-hariKompetensi Dasar : 5.3Menjelaskan hubungan bentuk energi dan perubahannya, prinsip “usaha dan energi” serta penerapanya dalam kehidupan sehari-hari
Standar Kompetensi : 2Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan
Kompetensi dasar : 2.2Mendeskripsikan proses perolehan nutrisi dan transformasi energi pada tumbuhan hijau
Energi
Keterpaduan dalam kedua bidang kajian fisika dan biologi tersebut dapat
diterapkan agar siswa mampu:
a) Menunjukkan dan menjelaskan dengan cermat bentuk energi dan
perubahannya serta contohnya dalam kehidupan sehari-hari
b) Mengaplikasikan konsep energi dan perubahannya dengan teliti dalam kehidupan
sehari-hari
22
c) Membedakan konsep energi kinetik dan energi potensial pada suatu benda dengan
penuh tanggung jawab
d) Menjelaskan dengan tekun hukum kekekalan energi melalui contoh dalam
kehidupan sehari-hari
e) Menjelaskan proses fotosintesis dengan cermat
f) Menjalaskan faktor-faktor yang mempengaruhi fotosintesis dengan cermat dan teliti
g) Menjelaskan dengan tekun matahari sebagai sumber energi utama dalam
kehidupan.
Pengembangan nilai karakter yang diterapkan dalam pembelajaran konsep
energi pada IPA terpadu ini adalah a) berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, b)
disiplin, c) tanggung jawab, dan d) jujur. Berikut merupakan Tabel 2.4 rincian
dari pengembangan nilai karakter di atas.
Tabel 2.4 Pengembangan Nilai Karakter.
No.Pengembangan
KarakterDeskripsi
1. Berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif
Berpikir dan melakukan sesuatu secara kenyataan atau logika untuk menghasilkan cara atau hasil baru dan termutakhir dari apa yang telah dimiliki.
2. Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
3. Tanggung jawab
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagaimana yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan YME.
4. Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, baik terhadap diri dan pihak lain.
23
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kelas VIII pada semester genap di MTs
Sabilurrahman Gubug Kabupaten Grobogan dengan alamat Jl. Kauman No. 03/22
Kabupaten Grobogan Kode Pos 58164.
3.2 Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa kelas VIII MTs Sabilurrahman Gubug
Kabupaten Grobogan, yang mengimplementasi dengan dua kali pengujian kelas.
Untuk implementasi pertama (kelas kecil) sebanyak 10 siswa, untuk implementasi
kedua (kelas besar) sebanyak 1 kelas atau 1 rombongan belajar.
3.3 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan yang
bertujuan mengembangkan tes diagnostik mata pelajaran IPA terpadu untuk siswa
SMP/MTs berdasarkan kurikulum tingkat satuan pendidikan. Metode yang
digunakan adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development).
Pengembangan suatu produk model tes diagnostik IPA terpadu. Produk yang
dikembangkan adalah model tes diagnostik pada pembelajaran IPA terpadu untuk
kelas VIII SMP/MTs. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan meliputi
silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dan tes diagnostik.
3.4 Prosedur Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode (R&D) atau penelitian dan
pengembangan, yaitu untuk mengembangkan tes diagnostik tema energi untuk
siswa MTs kelas VIII. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan meliputi:
silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dan tes diagnostik untuk
mengidentifikasi keterampilan proses sains.
23
24
Penelitian ini mempunyai hasil akhir berupa produk, dalam hal ini
produknya berupa perangkat tes diagnostik keterampilan proses sains tema energi.
Tes yang dihasilkan tersebut merupakan tes yang dapat digunakan untuk
mengidentifikasi keterampilan proses sains tema energi.
Penelitian ini untuk menghasilkan tes diagnostik keterampilan proses sains
tema energi yang valid, serta mengetahui tingkat reliabilitas, daya beda, dan taraf
kesukaran soal tersebut. Hasil dari penelitian ini nantinya dapat digunakan sesuai
dengan kebutuhan, sesuai dengan indikator atau materi yang ingin diidentifikasi
keterampilan proses sains. Produk dari penelitian ini adalah tes diagnostik yang
digunakan untuk mengidentifikasi keterampilan proses sains. Setelah di
implementasikan hasilnya dapat digunakan oleh guru untuk membantu siswa yang
mengalami masalah dan kelemahan dalam keterampilan proses sains tema energi.
Pada gambar 3.1 diperlihatkan langkah-langkah penyusunan dan
pengembangan desain tes diagnostik untuk mengidentifikasi keterampilan proses
sains. Pada tahap penetapan (define) model dilakukan kegiatan analisis kebutuhan,
studi dokumen dan literatur. Studi dokumen dilakukan dengan menganalisis
silabus dan konsep-konsep materi energi, analisis permasalahan pembelajaran di
MTs Sabilurrahman Gubug, Kab. Grobogan dan untuk analisis dokumentasi
silabus dari konsep-konsep energi dilakukan pada struktur kurikulum yang
diterapkan di MTS Sabilurrahman Gubug, Grobogan yaitu KTSP tahun 2006.
Pada tahap perencanaan (design) tes diagnostik untuk mengidentifikasi
keterampilan proses sains siswa pada tema energi. Pada tahap kedua (design)
dilakukan penyusunan rancangan tes diagnostik untuk mengidentifikasi
keterampilan proses sains yang akan diterapkan, serta penetapan keterampilan
proses sains tema energi. Dengan demikian hasil tahap kedua ini berupa draft
awal tes diagnostik untuk mengidentifikasi keterampilan proses sains dalam
bentuk tes tema energi secara klasikal didalam kelas.
Pada tahap pengembangan (development) melalui kegiatan implementasi
terbatas draft awal tes diagnostik untuk mengidentifikasi keterampilan proses
sains tema energi kemudian dianalisis hasil implementasi, reivisi serta validasi
pakar IPA dan pendidikan, sehingga akhirnya diperoleh tes diagnostik untuk
25
mengidentifikasi keterampilan proses sains yang siap dilakukan uji coba kedua.
Pada uji coba tes diagnostik untuk mengidentifikasi keterampilan proses sains
tahap kedua, difokuskan untuk efektifitas tes tema energi yang dikembangkan.
Pada Gambar 3.1 disajikan bagan dari langkah-langkah pengembangan tes
diagnostik untuk mengidentifikasi keterampilan proses sains tema energi untuk
siswa kelas VIII MTs dan penerapannya dalam pelaksanaan penelitian.
26
Gambar 3.1 Pengambangan Tes Diagnostik untuk mengidentifikasi KPS
Development
Studi dokumen & literatur (Analisis silabus,RPP, dan konsep materi
Energi).
Kompetensi peserta didik
Materi subyek pada Tema
Energi Analisis Kebutuhan
Define
Tes Diagnostik
Penetapan konsep Energi untuk mengembangkan Tes
Desain Tes Diagnostik untuk mengidentifikasi KPSTema Energi
Design
Rancangan Tes Diagnostik untuk mengidentifikasi KPS
Uji coba Draft I
Analisis Hasil Implementasi, Revisi dan Validasi Oleh Pakar
Uji coba secara luas Draft II Tes Diagnostik untuk mengidentifikasi KPS Tema Energi
Analisis hasil implementasi,Revisi Tes Diagnostik untuk mengidentifikasi KPS
Implementasi Tes Diagnostik untuk mengidentifikasi KPS pada Pelaksanaan
Penelitian
Pelaporan Penelitian Tes Diagnostik untuk mengidentifikasi KPS
27
3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
3.5.1 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data menggunakan teknik berikut:
a) Dokumentasi
Teknik dokumentasi digunakan untuk memperoleh informasi yang
berkaitan dengan daftar nama siswa, jumlah siswa, dan data lain yang berkaitan
dengan penelitian, dapat dilihat pada Lampiran 30.
b) Observasi
Teknik observasi bertujuan untuk mengumpulkan data penelitian tentang
tes diagnostik yang mungkin sudah ada sebelumnya, deskripsi aktivitas siswa
dalam pelaksanaan pembelajaran. Hasilnya berupa observasi dengan guru mata
pelajaran dan data deskripsi aktifitas siswa, dapat dilihat pada Lampiran 1.
c) Tes
Teknik tes digunakan untuk mengetahui ketercapaian kompetensi dasar
yang telah ditentukan menggunakan tes tertulis. Pada awal penelitian, teknik
pengumpulan data menggunakan dokumentasi dan wawancara. Sedangkan pada
tahap pengembangan, teknik pengumpulan data menggunakan lembar pengamatan
dan tes.
Teknik tes digunakan ketika mengadakan uji coba produk (instrumen tes
diagnostik keterampilan proses sains tema energi). Teknik tes digunakan pada
tiga tahapan pengembangan yaitu uji coba skala terbatas, uji coba skala luas, dan
implementasi. Berdasarkan data-data hasil tes dapat diketahui tingkat keterbacaan,
karakteristik dari instrumen tes yang sedang dikembangkan, serta tingkat
keterampilan proses sains siswa. Karakteristik yang dimaksud adalah validitas,
reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran.
3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan untuk pengambilan data dalam penelitian ini
adalah:
a) Instrumen Tes
Instrumen tes digunakan untuk menilai kualitas hasil belajar siswa yang
berupa tes diagnostik, dapat dilihat pada Lampiran 5.
28
b) Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Lembar observasi digunakan untuk mengetahui dan menilai aktivitas siswa.
Siswa dinilai sejauh mana aktivitasnya ketika pembelajaran berlangsung
kemudian dicatat pada lembar observasi, dapat dilihat pada Lampiran 24.
c) Lembar Angket Tanggapan Siswa
Lembar angket tanggapan siswa digunakan untuk mengetahui bagaimana
tanggapan/respon siswa mengenai tes diagnostik untuk mengidentifikasi
keterampilan proses sains dengan tema energi yang digunakan selama
pembelajaran. Informasi yang didapatkan dari angket di antaranya adalah untuk
memastikan bahwa siswa sudah pernah mempelajari semua konsep yang ada di
dalam tes diagnostik, soal-soal tersebut merupakan permasalahan yang biasa
dilihat dalam kehidupan sehari-hari, dan tingkat pemahaman siswa terhadap
bahasa yang digunakan.
Berdasarkan hasil analisis pemahaman siswa terhadap bahasa yang
digunakan, maka dapat diketahui tingkat keterbacaan soal yang dikembangkan,
sehingga informasi yang didapatkan dari metode angket juga akan digunakan
sebagai pertimbangan dalam mengadministrasikan produk yang dihasilkan. Hal-
hal tersebut meliputi waktu yang diperlukan dalam mengerjakan tes, dan
pemahaman siswa terhadap bahasa yang digunakan.
3.6 Teknik Analisis Data
Data yang didapatkan dari metode tes adalah data keterampilan proses
sains, skor yang akan diberikan untuk jawaban benar adalah 1, jawaban salah
adalah 0, apapun jawaban yang ditulis tidak mempengaruhi skor. Skor ini akan
digunakan untuk mencari validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya
pembeda tes diagnostik yang dihasilkan.
Data yang berupa keyakinan menjawab alasan dan tingkat keyakinan
siswa dalam menjawab dapat dikategorikan menjadi pengetahuan ilmiah, kurang
pengetahuan, atau error. sesuai dengan tabel 2.1 setelah siswa dikategorikan maka
dapat dihitung jumlah siswa yang termasuk kategori tersebut, sehingga dapat
diketahui persentase siswa yang keterampilan proses sainsnya error.
29
Validitas instrumen tes diagnostik yang dihasilkan adalah dengan
menggunakan validitas isi. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila
mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi yang tertera dalam
kurikulum (Suharsimi, 2006: 67). Validitas isi ini dapat dicapai dengan merinci
materi kurikulum. Pada tes diagnostik ini untuk memperoleh validitas isi yang
baik maka sebelum membuat tes terlebih dahulu dibuat kisi-kisi soal tes
diagnostik tersebut. Selain itu juga dilakukan penelaahan oleh ahli. Kualitas
instrumen tes dinilai dengan menentukan validitas tes, reliabilitas, tingkat
kesukaran dan daya beda soal.
3.6.1 Validitas Tes
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
suatu instumen. Validitas digolongkan menjadi 3 kategori, yaitu validitas isi,
validitas konstruk, dan validitas berdasarkan kriteria. Validitas tes diketahui
dengan menggunakan rumus korelasi product moment (Suharsimi, 2006):
2222 (
))((
YYNXXN
YXXYNrxy
Keterangan:
rxy : koefisien antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang
dikorelasikan
X : skor butir
Y : skor total
Setelah diperoleh harga rxy kemudian dikembalikan dengan r kritik
product moment dengan taraf α = 5 %, jika rxy > r tabel maka soal dikatakan
valid dan sebaliknya. Soal diambil yang mempunyai kriteria cukup, tinggi, dan
sangat tinggi. Kriteria validitas soal yang digunakan adalah (Rudyatmi dan
Rusilowati, 2009).
0,800 ≤ r ≤ 1,000 : sangat tinggi
0,600 ≤ r <0,800 : tinggi
0,400 ≤ r < 0,600 : cukup
0,200 ≤ r < 0,400 : rendah
30
3.6.2 Reliabilitas Tes
Reliabilitas skor tes menunjukkan bahwa suatu instrumen cukup dapat
dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut
sudah baik (Suharsimi, 2006). Tujuan utama menghitung reliabilitas skor tes
adalah untuk mengetahui tingkat ketepatan (precision) dan keajegan (consistency)
dari skor tes (Rudyatmi dan Rusilowati, 2009). Dalam penelitian ini relibialitas
diukur dengan menggunakan rumus K-R 20 karena alat evaluasi berbentuk tes
pilihan ganda. Rumus tersebut adalah (Kurder dan Richardson dalam Suharsimi,
2006).
11r
t
t
V
pqV
k
k )(
1
Keterangan:
11r : reliabilitas instrumen
k : banyaknya butir soal
Vt : varians total
p : proporsi subjek yang menjawab betul pada suatu butir (proporsi subjek
yang mendapat skor 1)
p : 1 skornyayangsubjek banyaknya
N
q : )1(
0skor mendapat yangsubjek proporsi
pq
Setelah 11r diketahui, kemudian dibandingkan dengan harga r tabel.
Apabila 11r > tabelr maka dikatakan instrumen tersebut reliabel.
3.6.3 Tingkat Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu
sukar. Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal disebut indeks
kesukaran (difficulty index). Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai
dengan 1,00 indeks kesukaran soal ini menunjukkan taraf kesukaran soal. Di
dalam istilah evaluasi, indeks kesukaran ini diberi simbol P (p besar), singkatan
dari kata “proporsi”.
31
Rumus mencari P adalah (Rudyatmi dan Rusilowati, 2009).
JS
BIK
Keterangan:
IK : Indeks kesukaran
B : Jumlah siswa menjawab benar butir soal
JS : Jumlah seluruh siswa peserta
Tabel 3.1 Kriteria Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba InstrumenInterval Indeks Kesukaran Kriteria
0,00-0,29
0,30-0,70
0,71-1,00
Sukar
Sedang
Mudah
3.6.4 Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu butir soal untuk
membedakan siswa yang telah menguasai materi dan belum menguasai materi
(Rudyatmi dan Rusilowati 2009). Angka yang menunjukkan besarnya daya
pembeda disebut indeks diskriminasi, disingkat D (d besar).
Rumus mencari indeks diskriminasi (D) (Rudyatmi dan Rusilowati, 2009).
N
BBBADP
)(2
Keterangan:
DP : Daya pembeda Soal.
BA : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab pertanyaan
dengan benar.
BB : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab pertanyaan
dengan benar.
N : Jumlah siswa yang mengerjakan tes.
32
Tabel 3.2 Kriteria Daya Pembeda Soal Uji Coba Instrumen (Suharsimi, 2006)
Interval daya pembeda Kriteria
0,00<DP 0,19
0,20<DP 0,29
0,30<DP 0,39
0,40<DP 1,00
Soal tidak dipakai
Soal diperbaiki
Soal diterima tetapi perlu diperbaiki
Soal diterima baik
3.6.5 Keefektifan Tes Diagnostik Keterampilan Proses Sains
Keefektifan tes diagnostik keterampilan proses sains dalam penelitian ini
adalah bertujuan untuk mengetahui seberapa efektifkah tes diagnostik
keterampilan proses sains digunakan. Keefektifan tes diagnostik keterampilan
proses sains dapat diperoleh dengan mengkorelasikan antara hasil tes diagnostik
keterampilan proses sains siswa dan keterampilan proses sains siswa, untuk
mencari korelasinya menggunakn rumus korelasi product moment.
Rumus korelasi product moment untuk mencari keefektifan tes diagnostik
keterampilan proses sains (Suharsimi, 2006).
= ∑∑
Keterangan:
rxy : Korelasi antara variabel x dan y
X : nilai aktivitas siswa
Y : nilai hasil belajar siswa.
Tabel 3.3 Kriteria Keefektifan Tes Diagnostik Keterampilan Proses Sains
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat kuat
33
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Hasil Pengembangan Tes Diagnostik
4.1.1.1 Pengembangan Tes Diagnostik
Penelitian dan pengembangan bertujuan untuk menghasilkan suatu produk.
Hasil dari penelitian ini adalah seperangkat tes diagnostik yang dapat
mengidentifikasi keterampilan proses sains siswa. Pengembangan produk awal
dibuat setelah dilakukan observasi terhadap keterampilan proses sains siswa yang
biasa dialami siswa dan dibantu dengan peninjauan literatur yang mendukung.
Produk awal yang dikembangkan berupa kisi-kisi, 35 butir soal diagnostik
keterampilan proses sains siswa, serta kunci jawaban. Produk awal yang
dikembangkan selengkapnya terdapat pada lampiran. Setelah dilakukan
pengembangan produk awal maka tahapan selanjutnya adalah dilakukan validasi
ahli, uji coba skala terbatas, dan uji coba skala luas.
4.1.1.2 Validasi Ahli
Pengembangan produk dilakukan sesuai dengan kaidah pengembangan
soal diagnostik keterampilan proses sains diantaranya yaitu menggunakan kaidah
konstruksi, materi, bahasa yang baik dan lebih mudah dimengerti. Selain itu
penggunaan pilihan jawaban tidak menggunakan kata-kata negatif ganda dan
memberikan pilihan jawaban yang relatif sama. Sebelum itu juga dilakukan
penyusunan kisi-kisi soal untuk menjaga agar terjadi kesesuaian isi soal dengan
materi dan tujuan yang diinginkan.
Setelah dilakukan pengembangan produk awal, tahapan selanjutnya adalah
validasi ahli. Tahapan ini diperlukan untuk menelaah bahwa produk yang
dihasilkan mempunyai validitas isi yang baik (content validity). Validasi ahli
dilakukan oleh dua dosen. Berdasarkan validasi ahli, masih ada beberapa hal yang
perlu diperbaiki diantaranya adalah pertimbangan alokasi waktu pengerjaan,
33
34
penggunaan bahasa, dan pemberian pilihan jawaban yang perlu dipertegas.
Setelah dilakukan revisi maka produk yang dikembangkan divalidasi. Produk
yang telah divalidasi telah ditelaah mempuyai validitas isi yang baik, bahasa yang
baku, dan tidak menggunakan pilihan jawaban yang negatif ganda. Tes diagnostik
yang mempunyai validitas isi yang baik, bisa dikatakan dapat digunakan untuk
mengidentifikasi keterampilan proses sains dengan baik. Kelayakan validitas tes
diagnostik disajikan dalam Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Kelayakan Validitas Tes Diagnostik Menurut Validator.
No Responden Kriteria Total skor Persentase (%)1. Validator I Layak 66 86,842. Validator II Layak 60 78,94
Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran. Tabel 4.1 menunjukkan
bahwa validator memberi skor layak sesuai dengan kriteria masing-masing
substansi. Perhitungan hasil kelayakan tes diagnostik oleh validator I adalah
86,84%. Persentase hasil kelayakan tes diagnostik oleh validator II adalah
78,94%.
4.1.1.3 Uji Coba Skala Terbatas
Pelaksanaan uji coba skala terbatas dilaksanakan pada tanggal 01 Mei
2013 di kelas VIII MTs Sabilurrahman Gubug Kabupaten Grobongan. Pada uji
coba skala terbatas peneliti menggunakan 10 siswa dari kelas VIII. Tes diagnostik
keterampilan proses sains siswa yang diujikan merupakan tes diagnostik yang
telah divalidasi ahli, sehingga telah memiliki validitas isi yang baik. Pada uji coba
skala terbatas digunakan untuk menguji kelayakan dan keterlaksanaan tes. Tujuan
dari uji coba skala terbatas ini adalah untuk mengetahui, a) keterbacaan soal tes
diagnostik keterampilan proses sains menurut siswa, b) alokasi waktu
mengerjakan soal tes diagnostik keterampilan proses sains sudah cukup waktu,
kurang waktu, atau kelebihan waktu, c) bahasa yang digunakan pada soal tes
diagnostik keterampilan proses sains mudah dipahami. Dalam penelitian pada uji
coba terbatas ini peneliti mengalokasi waktu tes untuk tiap butir soal diagnostik
keterampilan proses sains adalah 1,7 sampai 2 menit. Tahapan pertama uji coba
35
skala terbatas menggunakan 35 butir soal tes diagnostik. Sebelum mengerjakan
soal tes diagnostik, siswa diberi pengarahan tentang cara menjawab soal.
a. Tanggapan Siswa
Data hasil tanggapan siswa yang berupa angket dianalisis dengan teknik
deskriptif persentase. Berdasarkan analisis angket yang diisi siswa, dapat
diketahui bahwa soal diagnostik keterampilan proses sains yang dikembangkan
ternyata sudah menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa. Hal
tersebut didukung oleh 78% siswa yang menyatakan bahwa bahasa yang
digunakan mudah dipahami dan sudah dapat dimengerti dengan baik maksud dari
soal tersebut. Selain menggunakan angket, juga dilakukan wawancara terhadap
sebagian siswa. Hasil dari wawancara tersebut adalah soal yang diberikan sudah
bisa dipahami maksudnya, karena soal sesuai dengan permasalahan yang bisa
dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan, sebanyak 93,75% siswa juga
mendukung pernyataan tersebut. Sebanyak 100% siswa menyatakan bahwa
konsep yang ada di dalam soal sudah pernah dipelajari sebelumnya, akan tetapi
terkadang siswa ada yang lupa dengan jawabanya. Hasil perhitungan tanggapan
siswa terhadap tes diagnostik di lihat pada Tabel 4.2
Tabel 4.2 Data Tanggapan Siswa Terhadap Tes Diagnostik
No Kriteria tanggapan Jumlah siswa Persentase (%)
1 Sangat baik 3 30
2 Baik 7 70
3 Cukup baik 0 0
Pada Tabel 4.2 diketahui bahwa siswa dengan tanggapan sangat baik
mencapai 30% dan 70% siswa memberi tanggapan baik. Siswa menginginkan tes
diagnostik serupa yang dapat digunakan pada pembelajaran lainnya karena
sebelumnya mereka belum pernah mengerjakan tes seperti tes diagnostik. Data
tanggapan siswa selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 15.
36
b. Tanggapan guru
Tanggapan guru digunakan untuk mengetahui sejauh mana kemudahan tes
diagnostik diberikan oleh peneliti. Berdasarkan angket tanggapan yang diberikan
kepada dua guru mapel IPA kelas VIII di MTs Sabilurrahman Gubug Kabupaten
Grobogan terhadap penggunaan tes diagnostik untuk mengidentifikasi
keterampilan proses sains pada pembelajaran IPA terpadu tema energi 89,6%
memberikan tanggapan positif dan sangat baik. Guru menyebutkan bahwa tes
dengan tes diagnostik ini menarik, karena tes-tes sebelumnya belum ada yang
seperti tes diagnostik dan tes yang ada seperti tes kemampuan mengingat konsep
tujuan tes diagnostik dapat dirumuskan dengan jelas, petunjuk penggerjaannya
jelas, gambar yang disajikan dapat membantu pemahaman siswa, sehingga
memberikan kemudahan bagi siswa, dan membuat siswa lebih aktif dan tertarik
untuk belajar. Selain itu tes diagnostik dapat digunakan secara mandiri. Pada
tanggapan guru disini guru memberikan saran atau masukan untuk alokasi waktu
pengerjaan tes sebaiknya ditambah karena terlalu sedikit dan pendek untuk siswa
berfikir dalam menentukan suatu jawaban yang benar dan tepat.
c. Hasil analisis uji coba skala terbatas
Hasil analisis dari data pada uji coba skala terbatas didapatkan bahwa nilai
koefisien reliabilitas dari tes diagnostik yang dikembangkan sebesar 0,95>0,31
dimana jika r11>rtabel maka soal tersebut reliabel. Nilai koefisien reliabilitas
lebih besar dibandingkan dengan harga tabel, jadi nilai koefisien reliabilitas tes
diagnostik keterampilan proses sains yang dikembangkan dapat dikatakan
reliabel.
Butir soal pada tes diagnostik juga dianalisis berdasarkan daya beda yang
dimiliki butir soal tersebut. Daya beda soal mempunyai rentang dari -1 sampai +1.
Apabila daya beda soal tersebut negatif maka soal tersebut tidak boleh digunakan,
karena akan memberikan hasil yang berlawanan. Berikut ini daya beda yang
dimiliki oleh soal diagnostik pada saat uji coba skala terbatas.
37
Tabel 4.3 Nilai Daya Beda Soal Tes Diagnostik Pada Uji Coba Skala
Terbatas
No. Daya beda Rentang Nilai Koefisien Daya Beda Jumlah soal1. Tinggi 0,81 – 1,00 12. Baik Sekali 0,61 – 0,80 33. Baik 0,41 – 0,60 74. Cukup 0,21 – 0,40 245. Rendah 0,00 – 0,20 _6. Negatif Semua yang bernilai negatif _
Jumlah 35
Berdasarkan hasil analisis uji coba skala terbatas dapat diketahui bahwa 1
soal termasuk kategori mudah, 28 soal termasuk kategori sedang, dan 6 soal
termasuk sukar. Analisis mengenai hasil uji coba skala terbatas dapat dilihat pada
lampiran.
Sesuai dengan Tabel 4.3 soal yang mempunyai kriteria daya beda dari
cukup, baik, dan baik sekali. Ada 24 soal yang mempunyai kriteria daya beda
cukup; nomor soal tersebut adalah nomor 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 12, 13, 16,1 7, 18, 20,
21, 22, 23, 24, 25, 26, 29, 31, 33, 34, dan 35. Ada 7 soal yang mempunyai kriteria
daya beda baik; nomor soal tersebut adalah nomor 4, 9, 11, 15, 19, 27, dan 32.
Serta 4 soal yang mempunyai kriteria daya beda baik sekali; nomor soal tersebut
adalah nomor 10, 14, 28, dan 30.
Alokasi waktu yang diberikan sebanyak 1,7 sampai 2 menit untuk tiap soal
ternyata terlalu sedikit. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan ketika
melakukan penelitian, siswa membutuhkan waktu sekitar 2,1 sampai 2,5 menit
untuk setiap soal yang diberikan. Hal tersebut didukung oleh angket yang diisi
siswa yaitu sebanyak 90% siswa mengatakan bahwa waktu yang diberikan kurang
sehingga siswa sedikit kecewa dengan keterbatasan waktu yang sangat kurang,
data selengkapnya dapat dilihat di Lampiran 15.
Setelah dilakukan analisis dari hasil uji coba skala terbatas maka dilakukan
revisi terhadap produk yang dikembangkan. Berdasarkan hasil uji coba skala
terbatas, ada masukan-masukan yang menyebabkan alokasi waktu dirubah dan
38
semua soal dalam tes diagnostik tetap baik digunakan. Tahapan selanjutnya
setelah dilakukan uji coba skala terbatas adalah uji coba skala luas. Soal tes
diagnostik yang digunakan dalam uji coba skala luas terdiri dari 35 soal.
4.1.1.4 Uji Coba Skala Luas
Uji coba skala luas dilaksanakan pada tanggal 6 Mei 2013 pada 26 siswa
MTs Sabilurrahman Gubug Grobogan. Sebelum mengerjakan soal diagnostik
keterampilan proses sains, siswa diberi pengarahan tentang petunjuk pengerjaan
tes tersebut. Setelah mengerjakan soal tes diagnostik keterampilan proses sains,
siswa disuruh untuk mengisi angket yang berisi tanggapan siswa mengenai tes
yang diberikan. Alokasi waktu yang diberikan dalam mengerjakan soal untuk uji
coba skala luas adalah 2,5 menit untuk setiap soal. Penentuan ini berdasarkan
pertimbangan pada hasil uji coba skala terbatas. Tujuan dilaksanakannya uji coba
skala luas adalah untuk menguji hasil dari produk yang telah dihasilkan pada uji
coba skala terbatas.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan ketika melaksanakan penelitian
alokasi waktu 2,5 menit yang diberikan untuk mengerjakan tiap soal kepada siswa
ternyata siswa masih agak sedikit kurang. Hal ini didukung dengan hasil analisis
angket yang diisi oleh siswa.
Pada uji coba skala luas, peneliti tidak menganalisis lagi semua soal tes
diagnostik yang dikembangkan. Karena pada uji coba skala terbatas soal tes
diagnostik telah dianalisis dan memiliki validitas isi yang baik, dan telah
mencapai kriteria reliabel sehingga soal tes diagnostik tersebut sudah mampu
digunakan untuk mengidentifikasi keterampilan proses sains siswa, siswa juga
telah mencapai nilai KKM, walaupun tidak sepenuhnya siswa tuntas. Tapi siswa
telah mendapatkan nilai ≥75 berjumlah ≥75% dari seluruh siswa. Produk akhir
dari pengembangan tes diagnostik merupakan hasil dari uji coba skala terbatas.
Produk hasil pengembangan dapat diimplementasikan pada uji coba skala luas.
Hasil dari implementasi uji coba skala luas dapat digunakan untuk mengetahui
tingkat keterampilan proses sains siswa.
39
Hasil dari uji coba skala luas akan digunakan untuk menyempurnakan
produk yang dikembangkan. Revisi dari produk yang dikembangkan pada uji coba
skala luas ini meliputi alokasi waktu yang diperlukan untuk mengerjakan, dan
memperbaiki (dapat menambah atau mengurangi) soal yang di rasa mempunyai
daya beda negatif. Selain itu soal yang tidak dapat diketahui nilai koefisien
korelasinya karena semua soal siswa bisa menjawab, atau tidak ada satupun siswa
yang mampu menjawab dengan benar. Dengan begitu maka soal tersebut dapat
diganti atau dihilangkan/dihapus. Tapi pada penelitian ini peneliti tidak merevisi
soal, tetapi cuma menambahkan alokasi waktu saja, karena soal tes diagnostiknya
sudah layak untuk di gunakan.
Setelah semua soal tersebut sudah dikatakan layak digunakan, maka soal-
soal tersebut disusun kembali dengan tambahan alokasi waktu yang semula 2,5
menit untuk setiap soal juga sudah direvisi menjadi 3 menit. Maka hasil akhir dari
pengembangan soal tes diagnostik adalah seperangkat soal tes diagnostik terdiri
atas kisi-kisi, panduan pengerjaan soal, 35 soal tes diagnostik, dan kunci jawaban.
Sebanyak 88,56% siswa memberikan tanggapan sangat baik dan 11,44%
siswa memberi tanggapan baik terhadap tes diagnostik dan dari hasil penelitian
juga menunjukkan bahwa tes diagnostik cukup efektif diterapkan pada
pembelajaran tema energi di SMP/MTs. Setelah melihat tanggapan siswa dan
guru serta hasil uji efektivitas, tes diagnostik sudah baik dan layak digunakan
sehingga tidak diperlukan revisi.
Setelah melalui tahapan-tahapan dalam pengembangan tes diagnostik
untuk mengidentifikasi keterampilan proses sains maka dapat dihasilkan produk
tes diagnostik yang valid dan efektif untuk digunakan pada pembelajaran IPA
terpadu tema energi di SMP/MTs.
4.1.2 Keefektifan Tes Diagnostik
Tingkat keefektifan tes diagnostik untuk mengidentifikasi keterampilan
proses sains yang dirasakan sudah efektif, karena telah dikorelasikan antara hasil
tes diagnostik dan observasi aktivitas keterampilan proses sains siswa. Data
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 25 dan 26.
40
Keefektifan tes diagnostik untuk mengidentifikasi keterampilan proses
sains dinyatakan efektif diterapkan dalam pembelajaran IPA terpadu dengan
mengkorelasikan antara hasil tes diagnostik dan hasil observasi aktivitas
keterampilan proses sains siswa dengan memakai rumus korelasi product moment,
hasilnya adalah sebagai berikut.
= ∑∑
= 1904,4(3544,35)(1186,96)
= 1904,44207002,56
= 1904,42051,1= 0,928
Berdasarkan hasil dari perhitungan korelasikan antara hasil tes diagnostik
dan hasil observasi aktivitas keterampilan proses sains siswa ada hubungan atau
korelasi positif sebesar 0,928 antara hasil tes diagnostik dan hasil observasi
aktivitas keterampilan proses sains siswa pada pembelajaran IPA terpadu tema
energi.
4.1.3 Profil Tiap Aspek Keterampilan Proses Sains (KPS)
Keterampilan proses sains (KPS) merupakan pendekatan pembelajaran
yang berorientasi kepada proses IPA. Namun dalam tujuan dan pelaksanaannya
terdapat perbedaan. SAPA (Science A Process Approach) tidak mementingkan
konsep. Selain itu SAPA menuntut pengembangan pendekatan proses secara utuh
yaitu metode ilmiah dalam setiap pelaksanaannya, sedangkan jenis-jenis
keterampilan proses dalam pendekatan KPS dapat dikembangkan secara terpisah-
pisah, bergantung metode yang digunakan. Umpamanya dalam metode
demonstrasi dapat dikembangkan keterampilan proses tertentu (observasi,
interpretasi, komunikasi, dan aplikasi konsep).
41
Keterampilan proses adalah keterampilan fisik dan mental terkait dengan
kemampuan-kemampuan yang mendasar yang dimiliki, dikuasai dan
diaplikasikan dalam suatu kegiatan ilmiah, sehingga para ilmuan berhasil
menemukan sesuatu yang baru. American Association for The Advancement of
Science (1970) mengklasifikasikan menjadi keterampilan proses dasar dan
keterampilan terpadu.
Pendekatan keterampilan proses adalah perlakuan yang diterapkan dalam
pembelajaran yang menekankan pada pembentukan keterampilan memperoleh
pengetahuan kemudian mengomunikasikan perolehannya. Keterampilan
memperoleh pengetahuan dapat dengan menggunakan kemampuan oleh pikir
(psikis) atau kemampuan oleh perbuatan (fisik).
Keterampilan proses perlu dilatihkan/dikembangkan dalam pengajaran
sains karena keterampilan proses mempunyai peran-peran sebagai berikut:
a) membantu siswa belajar mengembangkan pikirannya
b) memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan penemuan
c) meningkatkan daya ingat
d) memberikan kepuasan intrinsik bila siswa telah berhasil melakukan sesuatu
e) membantu siswa mempelajari konsep-konsep sains.
Berikut adalah gambar persentase profil tiap aspek keterampilan proses
sains siswa dalam menjawab soal tes diagnostik keterampilan proses sains.
42
Gambar 4.1 Persentase Profil Tiap Aspek Keterampilan Proses Sains
Keterangan;
KPS 1 adalah keterampilan proses sains mengamati
KPS 2 adalah keterampilan proses sains mengelompokan/klasifikasi
KPS 3 adalah keterampilan proses sains menafsirkan/interpretasi
KPS 4 adalah keterampilan proses sains memprediksi/meramalkan
KPS 5 adalah keterampilan proses sains mengajukan pertanyaan
KPS 6 adalah keterampilan proses sains berhipotesis
KPS 7 adalah keterampilan proses sains merencanakan percobaan/penyelidikan
KPS 8 adalah keterampilan proses sains menerapkan konsep.
4.1.4 Indeks Kesukaran Soal Tes Diagnostik Keterampilan Proses Sains
Pada penelitian ini dilakukan penilaian keterampilan proses sains. Hasil
penilaian keterampilan proses sains untuk masing-masing keterampilan proses
sains disajikan pada tabel berikutMengamati
Keterampilan proses sains mengamati indeks kesukaran soal pada masing-
masing soal diperoleh hasil sebagai berikut, dapat dilihat pada tabel 4.4 di bawah
ini.
0
10
20
30
40
50
60
70
KPS 1 KPS 2 KPS 3 KPS 4 KPS 5 KPS 6 KPS 7 KPS 8
KPS 1
KPS 2
KPS 3
KPS 4
KPS 5
KPS 6
KPS 7
KPS 8
Pers
enta
se
Keterampilan Proses Sains
43
Tabel 4.4 Indeks Kesukaran Keterampilan Proses Sains (Mengamati)
No. Nomor Soal Indeks Kesukaran KriteriaJumlah Siswa
Yang Menjawab Benar
1 1 0,6 Sedang 62 2 0,8 Mudah 83 3 0,6 Sedang 64 4 0,3 Sedang 35 18 0,2 Sukar 26 20 0,5 Sedang 57 25 0,2 Sukar 28 26 0,4 Sedang 49 27 0,6 Sedang 6
Indeks kesukaran soal keterampilan proses sains mengamati mempunyai
kriteria mudah sebanyak 1 butir soal, kriteria sedang sebanyak 6 butir soal, dan
kriteria sukar sebanyak 2 butir soal dengan jumlah keseluruha soal sebanyak 9
butir soal.
1. Mengelompokan/mengklasifikasi
Keterampilan proses sains mengelompokan/klasifikasi indeks kesukaran soal
pada masing-masing soal diperoleh hasil sebagai berikut, dapat dilihat pada tabel
4.5 di bawah ini.
Tabel 4.5 Indeks Kesukaran Keterampilan Proses Sains (Mengelompokan/mengklasifikasi)
No. Nomor Soal Indeks Kesukaran KriteriaJumlah Siswa
Yang Menjawab Benar
1 6 0.6 Sedang 62 24 0,4 Sedang 43 28 0,5 Sedang 5
Indeks kesukaran soal keterampilan proses sains mengelompokan/
mengklasifikasi mempunyai kriteria sedang sebanyak 3 butir soal dengan jumlah
keseluruha soal sebanyak 3 butir soal.
2. Menafsirkan/interpretasi
Keterampilan proses sains menafsirkan/interpretasi indeks kesukaran soal
pada masing-masing soal diperoleh hasil sebagai berikut, dapat dilihat pada tabel
4.6 di bawah ini.
44
Tabel 4.6 Indeks Kesukaran Keterampilan Proses Sains (Menafsirkan/interpretasi)
No. Nomor Soal Indeks Kesukaran KriteriaJumlah Siswa
Yang Menjawab Benar
1 12 0.6 Sedang 62 14 0,6 Sedang 63 15 0,5 Sedang 54 19 0,2 Sukar 25 22 0,2 Sukar 26 23 0,4 Sedang 47 29 0.4 Sedang 4
Indeks kesukaran soal keterampilan proses sains menafsirkan/interpretasi
mempunyai kriteria sedang sebanyak 5 butir soal, dan kriteria sukar sebanyak 2
butir soal dengan jumlah keseluruha soal sebanyak 7 butir soal.
3. Memprediksi/meramalkan
Keterampilan proses sains memprediksi/meramalkan indeks kesukaran soal
pada masing-masing soal diperoleh hasil sebagai berikut, dapat dilihat pada tabel
4.7 di bawah ini.
Tabel 4.7 Indeks Kesukaran Keterampilan Proses Sains (Memprediksi/ meramalkan)
No. Nomor Soal Indeks Kesukaran KriteriaJumlah Siswa
Yang Menjawab Benar
1 10 0.4 Sedang 42 33 0,2 Sukar 23 34 0,2 Sukar 2
Indeks kesukaran soal keterampilan proses sains memprediksi/meramalkan
mempunyai kriteria sedang sebanyak 1 butir soal, dan kriteria sukar sebanyak 2
butir soal dengan jumlah keseluruha soal sebanyak 3 butir soal.
4. Mengajukan pertanyaan
Keterampilan proses sains mengajukan pertanyaan indeks kesukaran soal pada
masing-masing soal diperoleh hasil sebagai berikut, dapat dilihat pada tabel 4.8 di
bawah ini.
45
Tabel 4.8 Indeks Kesukaran Keterampilan Proses Sains (Mengajukan pertanyaan)
No. Nomor Soal Indeks Kesukaran KriteriaJumlah Siswa
Yang Menjawab Benar
1 13 0.4 Sedang 42 17 0,2 Sukar 23 30 0,5 Sedang 54 35 0,4 Sedang 4
Indeks kesukaran soal keterampilan proses sains mengajukan pertanyaan
mempunyai kriteria sedang sebanyak 3 butir soal, dan kriteria sukar sebanyak 1
butir soal dengan jumlah keseluruha soal sebanyak 4 butir soal.
5. Berhipotesis
Keterampilan proses sains berhipotesis indeks kesukaran soal pada masing-
masing soal diperoleh hasil sebagai berikut, dapat dilihat pada tabel 4.9 di bawah
ini.
Tabel 4.9 Indeks Kesukaran Keterampilan Proses Sains (Berhipotesis)No. Nomor Soal Indeks Kesukaran Kriteria Jumlah Siswa
Yang Menjawab Benar
1 21 0.4 Sedang 42 32 0,3 Sedang 3
Indeks kesukaran soal keterampilan proses sains berhipotesis mempunyai
kriteria sedang sebanyak 2 butir soal dengan jumlah keseluruha soal sebanyak 2
butir soal.
6. Merencanakan percobaan/penyelidikan
Keterampilan proses sains merencanakan percobaan/penyelidikan indeks
kesukaran soal pada masing-masing soal diperoleh hasil sebagai berikut, dapat
dilihat pada tabel 4.10 di bawah ini.
Tabel 4.10 Indeks Kesukaran Keterampilan Proses Sains (Merencanakan percobaan/penyelidikan
No. Nomor Soal Indeks Kesukaran KriteriaJumlah Siswa
Yang Menjawab Benar
1 7 0.6 Sedang 62 8 0,4 Sedang 43 9 0,3 Sedang 34 11 0,5 Sedang 55 16 0,4 Sedang 4
46
Indeks kesukaran soal keterampilan proses sains merencanakan
percobaan/penyelidikan mempunyai kriteria sedang sebanyak 5 butir soal dengan
jumlah keseluruha soal sebanyak 5 butir soal.
7. Menerapkan Konsep
Keterampilan proses sains menerapkan konsep indeks kesukaran soal pada
masing-masing soal diperoleh hasil sebagai berikut, dapat dilihat pada tabel 4.11
di bawah ini.
Tabel 4.11 Indeks Kesukaran Keterampilan Proses Sains (Menerapkan Konsep)
No. Nomor Soal Indeks Kesukaran KriteriaJumlah Siswa
Yang Menjawab Benar
1 5 0.6 Sedang 62 31 0,6 Sedang 6
Indeks kesukaran soal keterampilan proses sains menerapkan konsep
mempunyai kriteria sedang sebanyak 2 butir soal dengan jumlah keseluruha soal
sebanyak 2 butir soal.
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru IPA di MTs Sabilurrahman
Gubug Grobogan menunjukan bahwa jenis tes pada pembelajaran yang biasa
digunakan adalah tes uji pengetahuan konsep-konsep biasa tidak berpendekatan
keterampilan proses baik yang diberikan guru maupun dari LKS juga belum
terpadu. Guru ingin menggunakan jenis tes pada pembelajaran yang lebih
bervariasi, salah satunya adalah dengan menggunakan tes diagnostik untuk
mengidentifikasi keterampilan proses sains. Alangkah lebih baik apabila jenis tes
pada pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran disertai dengan
keterampilan proses sains pada siswa. Keterampilan proses sains mempunyai
potensi yang penting dan besar dalam membangun proses belajar dan memotivasi
siswa dalam belajar.
Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific
inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berfikir, bekerja dan bersikap ilmiah
serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh
47
karena itu pembelajaran IPA di SMP/MTs menekankan pada pemberian
pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan
keterampilan proses dan sikap ilmiah ( BSNP. 2006 ). Menurut Jerry (1989) untuk
menyajikan pembelajaran yang mengembangkan keterampilan proses guru dapat
menggunakan berbagai pendekatan yang utama yaitu pendekatan keterampilan
proses sains.
4.2.1 Produk Tes Diagnostik
Setelah melalui proses pengembangan maka telah didapatkan seperangkat
tes diagnostik yang dapat mengidentifikasi keterampilan proses sains yang
berupa: (1) kisi-kisi soal, (2) petunjuk pengerjaan, (3) soal-soal tes diagnostik, (4)
kunci jawaban, dan (5) cara menginterpretasikan hasil tes diagnostik. Alokasi
waktu yang diperlukan dalam mengerjakan adalah 3 menit untuk setiap soal. Pada
penelitian ini semua soal diagnostik yang dikembangkan telah mempunyai
validitas isi yang baik dan menggunakan bahasa yang baku dan mudah dipahami.
Hasil akhir tes diagnostik ini terdiri atas 35 soal yang mempunyai daya beda
positif dan reliabel.
4.2.2 Keefektifan Tes Diagnostik
Keefektifan tes diagnostik untuk mengidentifikasi keterampilan proses
sains dinyatakan efektif diterapkan dalam pembelajaran IPA terpadu, karena
sudah dikorelasikan antara aktifitas keterampilan proses sains siswa dan hasil
belajar siswa dalam mengerjakan tes diagnostik keterampilan proses sains,
keefektifan tes diagnostik sebesar 0,928 sehingga dikatakan berkorelasi positif,
hal ini berarti semakin tinggi aktifitas keterampilan proses sains siswa maka akan
semakin tinggi pula hasil belajar siswa. Dalam analisis korelasi terdapat suatu
angka yang disebut dengan koefisien determinasi, yang besarnya adalah kuadrat
dari koefisien korelasi (r2). Koefisien ini disebut koefisien penentu, karena varians
yang terjadi pada variabel dependen dapat dijelaskan melalui varians yang terjadi
pada variabel independen. Untuk contoh diatas ditemukan r = 0,928 .Koefisien
determinasinya = r2 = 0,928 = 0,86. Hal ini berarti varians yang terjadi pada
variabel aktifitas atau hasil belajar 86% ditentukan oleh besarnya aktifitas dan
48
hasil belajar, 14% oleh faktor lain, misalnya terjadi kesalahan hitung pada saat
menjumlahkan hasil atau saat menghitung keefektifan tes diagnostik.
Korelasi terdapat tiga macam bentuk hubungan antar variabel, yaitu
hubungan simetris, hubungan sebab akibat (kausal) dan hubungan Interaktif
(saling mempengaruhi). Untuk mencari hubungan antara dua variabel atau lebih
dilakukan dengan menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari
hubungannya. Korelasi merupakan angka yang menunjukkan arah dan kuatnya
hubungan antar variabel atau lebih. Artinya dinyatakan dalam bentuk hubungan
positif atau negatif, sedangkan kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya
koefisien korelasi. Hubungan dua variabel atau lebih dinyatakan positif, bila nilai
satu variabel ditingkatkan, maka akan meningkatkan variabel yang lain, dan
sebaliknya bila nilai satu variabel diturunkan maka akan menurunkan variabel
yang lain. Sedangkan apabila hubungan dua variabel atau lebih dinyatakan
negatif, bila nilai satu variabel dinaikkan maka akan menurunkan nilai variabel
yang lain, dan juga sebaliknya bila nilai satu variabel diturunkan, maka akan
menaikkan nilai variabel yang lain. Hubungan antar variabel meliputi korelasi
product moment, korelasi ganda dan korelasi parsial. Pada analisis keefektifan tes
diagnostik keterampilan proses ini menggunakan korelasi product moment.
4.2.3 Profil Keterampilan Proses Sains (KPS)
Keterampilan proses sains itu banyak macamnya, namun disini peneliti
cuma menggunakan sebagian macam keterampilan proses sains pada tes
diagnostik yang dikembangkan karena disesuaikan dengan keterpaduan materi
yang digunakan. Pada pembahasan ini peneliti mengunakan uji skala terbatas
yang dijadikan sebagai data dan dianalisis berdasarkan validitas, reliabelitas,
indeks kesukaran, dan daya pembeda. Jumlah siswa yang diberikan soal tes
diagnostik pada uji coba skala terbatas berjumlah 10 siswa. Setelah dilakukan uji
coba terbatas dan penganalisisan soal diperoleh hasil yang reliabel dan valid pada
semua soal, sehingga semua soal tes diagnostik dapat digunakan pada tahap
berikutnya yaitu tahap uji coba skala luas. Sebelum pada tahap uji coba skala luas
guru dan siswa juga diberikan angket tanggapan guru dan siswa, angket tanggapan
guru dan siswa ini digunakan untuk mengetahui kelayakan soal tes diagnostik,
49
hasil dari angket tanggapan guru dan siswa adalah soal tes diagnostik ini layak
untuk digunakan dan sangat menarik. Dengan demikian penelitian ini dapat
dilanjutkan pada tahap berikutnya yaitu tahap uji coba skala luas.
ada tahap uji coba skala luas jumlah siswa yang diberikan soal tes
diagnostik sebanyak 26 siswa. Hasil dari tahap uji coba skala luas adalah sebagian
besar siswa tuntas dan dapat mengerjakan soal tes diagnostik tersebut dengan
benar. Dari hasil uji coba skala luas soal tes diagnostik seharusnya
diimplemetasikan/digunakan karena soal tes diagnostik sudah merupakan produk
akhir dari penelitian dan pengembangan. Pada tahap implementasi peneliti tidak
menggunakannya secara langsung akan tetapi pada saat uji coba skala luas
tersebut itu merupakan tahapan implementasi. Jadi tahapan implementasi
digabung menjadi satu pada tahap uji coba skala luas, dengan pertimbangan
semua soal telah dinyatakan valid dan reliabel. Dalam tes diagnostik terdapat
macam-macam keterampilan proses sains yang masing-masing keterampilan
proses sains di bagi pada masing-masing soal. Data Berikut ini merupakan
macam-macam dari keterampilan proses sains yang digunakan dalam tes
diagnostik;
a. Mengamati
Mengamati adalah penggunaan indera-indera seseorang. Seseorang
mengamati dengan penglihatan, pendengaran, pengecapan, perabaan, dan
pembauan. Beberapa perilaku yang dikerjakan siswa pada saat pengamatan
adalah: (a) penggunaan indera-indera tidak hanya penglihatan, (b)
pengorganisasian obyek-obyek menurut satu sifat tertentu, (c) pengidentifikasian
banyak sifat, (d) pengidentifikasian perubahan-perubahan dalam suatu obyek, (e)
melakukan pengamatan kuantitatif, dan (f) melakukan pengamatan kualitatif.
Pengamatan yang dilakukan hanya dengan menggunakan indera tanpa mengacu
kepada satuan pengukuran baku tertentu disebut pengamatan kualitatif, sedangkan
pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan alat ukur yang mengacu
kepada satuan pengukuran baku tertentu disebut pengamatan kuantitatif. Dalam
membuat tes diagnostik pada penelitian ini peneliti menggunakan pengamatan
50
yang bersifat pengamatan kualitatif karena data pengamatan kualitatif siswa itu
lebih mudah memahami pertanyaanya dibandingkan pengamatan kuantitatif.
Menurut Semiawan (1992) banyak anak/siswa yang sering menggunakan
semua indra, untuk melihat, mendengar, merasa, mengecap, dan mencium akan
tetapi mereka tidak mengamati sepenuhnya. Karena mereka mungkin tidak
mengamati hal-hal itu secara seksama. Semuanya meraka lihat, dengar, rasakan,
dan cium tetapi hal-hal itu berlalu begitu saja tanpa memperoleh suatu makna.
Dengan begitu para guru perlu melatih anak agar terampil dalam mengamati atau
mengobservasi sesuatu yang pada kenyataanya ada di lingkungan sekitar.
Tes diagnostik yang menerapkan keterampilan proses sains (mengamati)
terdiri dari 9 soal. Indeks kesukaran soal pada keterampilan proses sains
(mengamati) terdiri dari tiga kriteria, pada interval 0,00-0,30 soal tes diagnostik
mempunyai kriteria sukar sebanyak 3 soal, pada interval 0,31-0,70 soal tes
diagnostik mempunyai kriteria sedang sebanyak 5 soal, dan pada interval 0,71-
1,00 soal tes diagnostik mempunyai kriteria mudah sebanyak 1 soal, data
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.4.
b. Mengelompokan/klasifikasi
Mengelompokan/klasifikasi adalah pengelompokan obyek-obyek menurut
sifat-sifat tertentu. Beberapa perilaku siswa adalah: (a) pengidentifikasian suatu
sifat umum, (b) memilah-milahkan dengan menggunakan dua sifat atau lebih. Tes
diagnostik yang menerapkan keterampilan proses sains (Mengelompokan atau
klasifikasi) terdiri dari 3 soal. Indeks kesukaran dari ketiga soal adalah pada
interval 0,31-0,70. Maka ketiga soal tes diagnostik mempunyai kriteria sedang,
data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.5. Data tes dignostik menunjukkan
bahwa siswa itu telah bisa mengklasifikasikan/menggolongkan suatu ciri khusus,
tujuan atau kepentingan tertentu. Pengelompokkan dari suatu ciri, sifat, jenis,
warna, dsb, itu membutuhkan pembuatan klasifikasi dituntut kecermatan diri dari
seorang siswa dalam pengelompokan. Semakin tinggi tingkat pendidikan siswa,
maka akan semakin rumit jenis klasifikasi yang dapat dilatih oleh guru
(Semiawan, 1992).
51
c. Menafsirkan/interpretasi
Menafsirkan/interpretasi adalah menjelaskan makna informasi yang telah
dikumpulkan.Beberapa perilaku siswa adalah: (a) penyusunan data; (b)
pengenalan pola-pola atau hubungan-hubungan; (c) merumuskan inferensi yang
sesuai dengan menggunakan data; (d) pengikhtisaran secara benar. Tes diagnostik
yang menerapkan keterampilan proses sains (Menafsirkan/interpretasi) terdiri dari
7 soal. Indeks kesukaran soal pada interval 0,00-0,30 soal tes diagnostik
mempunyai kriteria sukar sebanyak 2 soal, pada interval 0,31-0,70 soal tes
diagnostik mempunyai kriteria sedang sebanyak 5 soal, data selengkapnya dapat
dilihat pada Tabel 4.6.
Data tes siswa sebagian telah ada yang bisa menginterpretasi data,
sebagian yang lain ada yang belum bisa menginterpretasi data, hal ini berarti
siswa ada yang kesulitan dalam menginterpretasi data dalam tes diagnostik. Guru-
guru dapat melatih siswanya dalam menginterpretasi data agar siswa mampu
menginterpretasi data, karena semakin tinggi tingkat sekolah siswa maka semakin
tingg pula menginterpretasi data yang disajikan.
d. Memprediksi/meramalkan
Memprediksi/meramalkan adalah pengajuan hasil-hasil yang mungkin
dihasilkan dari suatu percobaan. Ramalan-ramalan didasarkan pada pengamatan-
pengamatan dan inferensi-inferensi sebelumnya. Ramalan merupakan suatu
pernyataan tentang pengamatan apa yang mungkin dijumpai di masa yang akan
datang, sedangkan inferensi berupaya untuk memberikan alasan tentang mengapa
suatu pengamatan terjadi. Beberapa perilaku yang dikerjakan siswa adalah: (a)
penggunaan data dan pengamatan yang sesuai; (b) penafsiran generalisasi tentang
pola-pola; (c) pengujian kebenaran dari ramalan-ramalan yang sesuai.
Menurut Nur M, (2000) menyatakan bahwa memprediksi/meramalkan itu
dibuat untuk membuat keputusan setiap hari. Karena meramalkan itu bisa saja
susah-susah mudah, dikarenakan seseorang juga dapat menggunakn ramalan
untuk meramal cuaca. Tes diagnostik yang menerapkan keterampilan proses sains
(Memprediksi atau meramalkan) terdiri dari 3 soal. Indeks kesukaran soal pada
interval 0,00-0,30 soal tes diagnostik mempunyai kriteria sukar sebanyak 2 soal,
52
pada interval 0,31-0,70 soal tes diagnostik mempunyai kriteria sedang sebanyak 1
soal, data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.7.
e. Mengajukan pertanyaan
Pertanyaan yang diajukan dapat meminta penjelasan tentang apa,
mengapa, bagaimana, atau meminta penjelasan yang melibatkan pikiran. Data tes
menunjukkan siswa itu sedikit mengalami kesulitan dalam membuat sebuah
pertanyaan, hal ini berarti menunjukkan bahwa siswa masih kesulitan dalam
mengajukan pertanyaan. Berdasarkan pengamatan di lapangan menunjukkan
bahwasanya ketika siswa diminta untuk betanya oleh guru, siswa cuma diam saja
tidak ada satu patah katapun yang diucapkan oleh siswa. hal itu menandakan
bahwa bertanya itu tidak mudah (sulit). Menurut Parmin (2013) bahwa
mengajukan suatu pertanyaan itu tidak sekedar bertanya, tapi melibatkan pikiran
yang mendalam dan realistis juga. Karena bertanya itu bisa tentang apa, mengapa,
bagaimana, meminta penjelasan atau menanyakan latar belakang hipotesis.
Tes diagnostik yang menerapkan keterampilan proses sains (Mengajukan
Pertanyaan) terdiri dari 4 soal. Indeks kesukaran soal pada interval 0,00-0,30 soal
tes diagnostik mempunyai kriteria sukar sebanyak 1 soal, pada interval 0,31-0,70
soal tes diagnostik mempunyai kriteria sedang sebanyak 3 soal, data selengkapnya
dapat dilihat pada Tabel 4.8.
f. Berhipotesis
Perumusan hipotesis adalah perumusan dugaan yang masuk akal yang
dapat diuji tentang bagaimana atau mengapa sesuatu terjadi. Hipotesis sering
dinyatakan sebagai pernyataan jika dan maka. Tes diagnostik yang menerapkan
keterampilan proses sains (Berhipotesis) terdiri dari 2 soal. Indeks kesukaran soal
dari kedua soal tersebut adalah sedang dengan interval indeks kesukaran 0,31-
0,70, data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.9. Data tes diagnostik
menunjukan bahwasanya berhipotesis itu mudah dengan begitu siswa akan lebih
mudah membuat suatu dugaan/perkiraan yang sesuai dengan permasalahan yang
ada.
Menurut Semiawan (1992) hipotesis adalah suatu perkiraan yang beralasan
untuk menerangkan suatu kejadian atau pengamatan tertentu. Dalam kerja ilmiah,
53
seorang ilmuan biasanya membuat hipotesis yang kemudian diuji melalui
eksperimen. Para guru dapat melatih siswa dalam membuat hipotesis sederhana.
Misalnya dalam melakukan percobaan dengan baterai, jika lampu tidak menyala
siswa dapat membuat hipotesis mengapa terjadi demikian. Membuat hipotesis
yang sederhana akan lebih memudahkan siswa dalam menyusun hipotesis yang
salah satu kunci pembuka tabir penemuan berbagai hal yang baru.
g. Merencanakan percobaan/penyelidikan
Beberapa kegiatan menggunakan pikiran termasuk ke dalam keterampilan
proses merencanakan penyelidikan. Apabila dalam lembar kegiatan siswa tidak
dituliskan alat dan bahan secara khusus, tetapi tersirat dalam masalah yang
dikemukakan, berati siswa diminta merencanakan dengan cara menentukan alat
dan bahan untuk penyelidikan tersebut. Menentukan variabel atau peubah yang
terlibat dalam suatu percobaan. Selanjutnya menetukan variabel kontrol dan
variabel bebas, menentukan apa yang diamati, diukur atau ditulis, serta menetukan
cara dan langkah kerja juga termasuk merencanakan penyelidikan. Sebagaimana
dalam penyusunan rencana kegiatan penelitian perlu ditentukan cara mengolah
data untuk dapat disimpulkan, maka dalam merencanakan penyelidikanpun
terlibat kegiatan menetukan cara mengolah data sebagai bahan untuk menarik
kesimpulan. Tes diagnostik yang menerapkan keterampilan proses sains
(Merencanakan percobaan/penyelidikan) terdiri dari 5 soal. Indeks kesukaran soal
dari kelima soal tersebut mempunyai kriteria sedang yaitu pada interval indeks
kesukaran 0,31-0,70, data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.10.
Data tes menunjukan sebagian besar siswa sedikit kesulitan dalam hal
merencanakan percobaan/penyelidikan, berarti siswa masih binggung dalam
merencanakan percobaan. Dalam merencanakan percobaan/ penyelidikan atau
penelitian sederhana, guru perlu melatih siswa dalam merencanakan percobaan
atau penelitian sederhana itu, karena tanpa rencana bisa terjadi pemborosan
waktu, tenaga, dan biaya serta hasilnya mungkin tidak sesuai dengan yang
diharapkan. Dalam merencanakan siswa perlu menentukan alat dan bahan yang
akan digunakan, objek yang akan diteliti, faktor atau variabel yang perlu
54
diperhatikan, kriteria keberhasilan, cara dan langkah kerja, serta bagaimana
mencatatat dan mengeloladata untuk menarik kesimpulan (Semiawan, 1992).
h. Menerapkan konsep
Setelah memahami konsep, barulah seorang siswa dapat menerapkan
konsep tersebut. Apabila seorang siswa mampu menjelaskan peristiwa baru
dengan menggunakan konsep yang telah dimiliki, berarti ia menerapkan prinsip
yang telah dipelajarinya. Begitu pula apabila siswa menerapkan konsep yang telah
dipelajari dalam situasi baru. Tes diagnostik yang menerapkan keterampilan
proses sains (Menerapkan Konsep) terdiri dari 2 soal. Indeks kesukaran soal dari
kedua soal pada interval 0,31-0,70 dan mempunyai kriteria sedang, data
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.11.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas dapat dibuat
rekapitulasi grafik yang dapat dilihat pada lampiran gambar yang menunjukkan
bahwa indeks kesukaran tes diagnostik terdiri dari tiga macam kategori; kategori
mudah, sedang, dan sukar. Soal yang di kategorikan mudah berjumlah 1 soal, soal
yang dikategorikan sedang berjumlah 27 soal, dan soal yang dikategorikan sukar
berjumlah 7 soal dari semua jumlah soal tes diagnostik.
Pada gambar 4.2 diatas menunjukkan bahwa daya pembeda tes diagnostik
terdiri dari tiga macam kategori; kategori cukup, baik, dan baik sekali. Soal yang
di kategorikan cukup berjumlah 24 soal, soal yang dikategorikan baik berjumlah 7
soal, dan soal yang dikategorikan baik sekali berjumlah 4 soal dari semua jumlah
soal tes diagnostik.
Keterampilan proses sains pada hasil dan pembahasan diatas dapat dibuat
gambar grafik dengan memadukan jumlah semua soal dan jumlah siswa yang
dapat menjawab dengan benar. Gambar grafik keterampilan proses sains yang di
buat dari masing-masing keterampilan proses sains dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1 menunjukkan bahwa;
a. KPS 1. Mengamati; jumlah soal 9 butir soal, siswa yang dapat menjawab
dengan benar sebanyak 42 siswa, dengan persentase 46,67%.
b. KPS 2. Mengelompokan/klasifikasi; jumlah soal 3 butir soal, siswa yang dapat
menjawab dengan benar sebanyak 15 siswa, dengan persentase 50%.
55
c. KPS 3. Menafsirkan/interpretasi; jumlah soal 7 butir soal, siswa yang dapat
menjawab dengan benar sebanyak 29 siswa, dengan persentase 41,43%.
d. KPS 4. Memprediksi/meramalkan; jumlah soal 3 butir soal, siswa yang dapat
menjawab dengan benar sebanyak 8 siswa, dengan persentase 26,67%.
e. KPS 5. Mengajukan pertanyaan; jumlah soal 4 butir soal, siswa yang dapat
menjawab dengan benar sebanyak 15 siswa, dengan persentase 37,5%.
f. KPS 6. Berhipotesis; jumlah soal 2 butir soal, siswa yang dapat menjawab
dengan benar sebanyak 7 siswa, dengan persentase 35%.
g. KPS 7. Merencanakan percobaan/penyelidikan; jumlah soal 5 butir soal, siswa
yang dapat menjawab dengan benar sebanyak 22 siswa, dengan persentase
44%.
h. KPS 8. Menerapkan konsep; jumlah soal 2 butir soal, siswa yang dapat
menjawab dengan benar sebanyak 12 siswa, dengan persentase 60%.
4.2.4 Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menghadapi beberapa keterbatasan yang
dapat mempengaruhi kondisi dari penelitian yang dilakukan. Adapun keterbatasan
tersebut antara lain;
a. Waktu yang tersedia untuk menyelesaikan tes diagnostik relatif kurang,
sehingga siswa banyak yang protes.
b. Sebelumnya belum pernah ada tes diagnostik yang megidentifikasi
keterampilan proses sains, sehingga siswa sedikit kebinggungan.
c. Keterampilan proses siswa belum begitu terlihat pada siswa.
d. Setiap pembelajaran berlangsung belum pernah ada guru yang melakukan
keterampilan proses sains.
56
BAB 5
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian telah dapat diperoleh tes diagnostik yang
efektif dan dapat digunakan untuk mengidentifikasi keterampilan proses sains
siswa pada pembelajaran IPA tema energi. Soal-soal yang dikembangkan telah
memiliki validitas isi yang baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa tes diagnostik
yang dihasilkan sudah dapat digunakan untuk mengidentifikasi keterampilan
proses sains siswa. Tes diagnostik yang dihasilkan terdiri dari 35 soal tes yang
mempunyai daya beda positif dan sudah dikatakan reliabel dengan nilai koefisien
reliabilitas sebesar 0,95. Soal-soal tersebut terdiri dari 24 soal yang berdaya beda
cukup, 7 soal berdaya beda baik, dan 4 soal yang berdaya beda baik sekali.
Tes diagnostik yang dikembangkan ini merupakan tes diagnostik
keterampilan proses sains siswa yang terdiri atas sejumlah keterampilan yang satu
sama lain sebenarnya tidak dapat dipisahkan, namun ada penekanan khusus pada
masing-masing keterampilan tersebut. Keterampilan proses sains dalam penelitian
ini meliputi; mengamati, mengelompokkan/klasifikasi, menafsirkan/interpretasi,
memprediksi/meramalkan, mengajukan pertanyaan, berhipotesis, merencanakan
percobaan atau penyelidikan, dan menerapkan konsep.
5.2 Saran
Sebaiknya tes diagnostik keterampilan proses sains siswa yang masih
belum terlihat dalam diri siswa dapat segera diketahui dan diatasi oleh guru, dan
waktu yang tersedia untuk menyelesaikan tes diagnostik relatif kurang, sehingga
waktu harus ditambah. Penelitian pengembangan tes diagnostik untuk
mengidentifikasi keterampilan proses sains semacam ini perlu dikembangkan lagi,
supaya hasilnya dapat digunakan sesuai kebutuhan. Jika hal ini dapat dilakukan,
maka akan membantu dalam memutuskan kebijaksanaan akademik yang akan
diberlakukan.
56
57
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (edisi revisi). Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
BSNP. 2008. Pedoman Penyusunan Kurikulun Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar. Jakarta.
Carin, Arthur A and Robert B. Sund, 1993. Teaching Science Through Discovery.Columbus, Ohio: Merril Publishing Company.
Delor, Jacquis. 1996. Learning: The Treasure Within. Paris: UNESCO.
De Vito, Alfred. 1989. Creative Wellsprings for Science Teaching. West
Lafayette, Indiana: Creative Venture.
Depdiknas. 2003. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Jakarta: Depdiknas.
. 2006.Permen Diknas No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP.
. 2010. Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas
Devi, Poppy Kamalia. 2010. Ketrampilan Proses dalam Pembelajaran IPA. Bandung: P4TKIPA.
Dimyati, Mudjiono, 2006, Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah. 2003. Pedoman Pengembangan Tes Diagnostik Bahasa Inggris SMP. Jakarta: Ditjen Dikdasmen Depdiknas.
Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. 2007. Tes
Diagnostik. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama.
Fogarty, Robin.1991. How to Integrated The Curricula. USA: IRI/Skylight Publishing.Inc.
Gall, M.D., Gall, J.P. & Borg, W.R. (2003). Educational Research. Boston : Pearson Education, Inc.
57
58
Hamdani. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : CV Pustaka Setia.
Joice, Bruce and Marsha Weil. 1996. Model of Teaching. (Boston: Allyn and Bacon.
Karim Saeful, dkk.2008. Belajar IPA Membuka Cakrawala Alam Sekitar Untuk Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Nur, Mohamad. 2000. Proses Belajar Mengajar dengan Metode PendekatanKeterampilan Proses. Surabaya: SIC.
Parmin & Sudarmin. 2013. Strategi Belajar Mengajar IPA. Semarang: Fakultas MIPA UNNES.
Rudyatmi E & A Rusilowati. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Semarang: UPT MKK UNNES.
Rustaman, N.Y. (2005). Perkembangan Penelitian Pembelajaran Berbasis Inkuiri Dalam Pendidikan Sains. Makalah Pada Seminar Nasional II Himpunan Ikatan Sarjana pada Pemerhati Pendidikan IPA Indonesia. FPMIPA UPI Bandung.
Semiawan, C. 1992. Pendekatan Keterampilan Proses: Bagaimana Mengaktifkan
Siswa dalam Belajar. Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Sugandi, A. Dan Haryanto.2004. Teori Pembelajaran. Semarang: UPT MKK UNNES.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: CV Alfabeta.
Trianto. 2010. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta. Prestasi Pustaka.
Wellington, J. 1989. Skill and Processes in Science Education. New York:Routledge.
Wilujeng, I. 2011. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Sains Terpadu. Yogyakarta: UNY Press.
Zamroni. 2000. Paradigma Pendidikan Masa Depan. Yogyakarta: Biografi
Publishing.
59
HASIL WAWANCARA
TES/SOAL YANG DIGUNAKAN OLEH GURU DALAM
PEMBELAJARAN IPA
Nama : Maulidatur Rokimah, S. Pd
NIP : 197904062006042009
Tanggal : 24 April 2013
No Pertanyaan
1 Pembelajaran IPA yang diterapkan di sekolah apa sudah bersifat terpadu?
Jawaban : pembelajaran IPA yang selama ini diterapkan sekolah belum bersifat
terpadu dan masih bersifat terpisah-pisah.
2 Bahan ajar IPA apa yang digunakan saat kegiatan belajar mengajar?
Jawaban : Bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran biasanya berupa Buku
Paket IPA dan LKS.
3 Apakah buku atau LKS IPA yang digunakan sudah bersifat terpadu dan ada
tes yang mengunakan keterampilan proses sains (KPS)?
Jawaban : Buku atau LKS IPA yang digunakan selama ini belum bersifat terpadu
dan masih bersifat terpisah-pisah serta belum pernah ada tes yang mengunakan
keterampilan proses sains (KPS).
4 Apakah tes yang ada dalam LKS yang selama ini ada di sekolah sudah bisa
melatih keterampilan proses sains siswa?
Jawaban : Tes yang ada dalam LKS yang selama ini digunakan sudah cukup bisa
melatih kemandirian siswa, akan tetapi belum bisa mengaktifkan siswa dalam
keterampilan-keterampilan proses sains karena soal dalam LKS cenderung terlalu
banyak tulisan dan soalnya juga hanya berupa pilihan ganda dan uraian saja.
.
Lampiran 1
60
1
SILABUS PEMBELAJARANSekolah : SMP/MTsMata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan AlamKelas : VIIIStandar Kompetensi : 5. Memahami peranan usaha, gaya dan energi dalam kehidupan sehari-hari
2. Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan
MA
P E
L
Kompetensi Dasar
Tema Indikator Kegiatan Pembelajaran
Penilaian Alokasi Waktu
Sumber BelajarTeknik Bentuk
Instrumen
Contoh Instrumen
F
isik
a
5.3 Menjelaskan hubungan bentuk energi dan perubahannya, prinsip “usaha dan energi” serta penerapanya dalam kehidupan sehari-hari
Energi a. Menunjukkan dengan cermat bentuk energi dan contohnya dalam kehidupan sehari-hari
b. Mengaplikasikan konsep energi dan perubahannya dengan teliti dalam kehidupan sehari-hari
c. Membedakan konsep energi kinetik dan energi potensial pada suatu benda dengan penuh tanggung jawab
d. Mengenalkan hukum kekekalan energi dengantekun melalui contoh dalam kehidupan sehari-hari.
1. Mendeskripsikan pengertian energi dan bentuk-bentuk energi dengan cermat
2. Membandingkandengan teliti pengertian energi kinetik dan energipotesial
3. Mencari informasidengan tekuntentang hukum kekekalan energi
Tes tulis
Tes pilihan ganda
Ketika kita melihat seorang pembalap sepeda agar dapat mencapai garis finish lebih dulu dari lawan-lawannya, seorang pembalap sepeda harus berusaha mengayuh sepeda secepat mungkin. Untuk itu, ia juga harus memiliki……yang besar.a. energi b. gayac. usaha d. daya
2 x 40’ - Buku siswa- Buku IPA Terpadu Erlangga
- Buku IPA BSE
Lampiran 2
2M
AP
EL Kompetensi
DasarMateri Pokok/
Pembelajaran
Indikator Kegiatan Pembelajaran
Penilaian Alokasi Waktu
Sumber BelajarTeknik Bentu
k Instrumen
Contoh Instrumen
B
iolo
gi
2.3 Mendeskripsikan proses perolehan nutrisi dan transformasi energi pada tumbuhan hijau
e. Menjelaskan proses fotosintesis dengan cermat
f. Menjalaskan faktor-faktor yang mempengaruhi fotosintesis dengan cermat dan teliti
4. Mencari dengan cermat hubungan energi dengan proses fotosintesis.
Tes tulis
Tes pilihan ganda
Pernyataan di bawah ini manakah yang merupakan persamaan reaksi proses fotosintesis?a. klorofil + O2 cahaya
matahari amilum + H2O + CO2
b. cahaya matahari + amilum + O2
klorofil + H2O + CO2
c. H2O + CO2
amilum + O2
d. H2O + CO2 cahaya
matahari amilum + klorofil + O2
- Buku siswa- Buku IPA Terpadu Erlangga
- Buku IPA BSE
Karakter siswa yang diharapkan : Cermat (Cerefull)Tekun ( diligence ) Tanggung jawab ( responsibility )Ketelitian ( carefulness)
63
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )Sekolah : SMP/MTs Kelas / Semester : VIII (delapan)/I dan IIMata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)Alokasi waktu : 2X40’
Standar KompetensiFisika (5) : Memahami peranan usaha, gaya dan energi dalam kehidupan sehari-
hariBiologi (2) : Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan Kompetensi Dasar Fisika (5.3) : Menjelaskan hubungan bentuk energi dan perubahannya, prinsip
“usaha dan energi” serta penerapanya dalam kehidupan sehari-hari
Biologi (2.2) :Mendeskripsikan proses perolehan nutrisi dan transformasi energi pada tumbuhan hijau
Indikator Pencapaian KompetensiSiswa mampu :
g. Menunjukkan dengan cermat bentuk energi dan contohnya dalam kehidupan sehari-hari
h. Mengaplikasikan konsep energi dan perubahannya dengan teliti dalam kehidupan sehari-hari
i. Membedakan konsep energi kinetik dan energi potensial pada suatu bendadengan penuh tanggung jawab
j. Mengenalkan hukum kekekalan energi dengan tekun melalui contoh dalam kehidupan sehari-hari.
k. Menjelaskan proses fotosintesis dengan cermatl. Menjalaskan faktor-faktor yang mempengaruhi fotosintesis dengan cermat
dan teliti
A. Tujuan PembelajaranSetelah mendengar penjelasan guru dan melihat slide presentasi dari
guru, siswa mampu:1. Menunjukkan dan menjelaskan dengan cermat bentuk energi dan
perubahannya serta contohnya dalam kehidupan sehari-hari.2. Mengaplikasikan konsep energi dan perubahannya dengan teliti dalam
kehidupan sehari-hari 3. Membedakan konsep energi kinetik dan energi potensial pada suatu benda
dengan penuh tanggung jawab4. Menjelaskan dengan tekun hukum kekekalan energi melalui contoh
dalam kehidupan sehari-hari5. Menjelaskan proses fotosintesis dengan cermat
Lampiran 3
64
6. Menjalaskan faktor-faktor yang mempengaruhi fotosintesis dengan cermat dan teliti
7. Menjelaskan dengan tekun matahari sebagai sumber energi utama dalam kehidupan.
B. Materi PembelajaranEnergi adalah kemampuan untuk melakukan kerja atau usaha. Hukum
kekekalan energi menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan dan tidakdapat
dimusnahkan, tetapi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain. Bentuk
energi dapat diperoleh karena suatu energi berubah menjadi energi bentuk lain.
Pada umumnya, manfaat energi akan terlihat setelah berubah bentuk menjadi
energy lain. Misalnya energy listrik akan bermanfaat ketika berubah bentuk
menjadi energi cahaya atau panas, contoh perubahan bentuk energy dapat ditulis:
Gambar 1.1: contoh perubahan bentuk energi
Tumbuhan dalam menjalankan kehidupannya memiliki suatu sistem untuk
hidupnya. Sistem tersebut ditunjang oleh beberapa organ, yaitu akar, batang,
daun, dan bunga. Pada tumbuhan air diangkut dari akar ke seluruh tubuh
sedangkan makanan diangkut dari daun ke seluruh tubuh. Proses lain yang sangat
penting dalam tubuh tumbuhan adalah fotosintesis. Fotosintesis merupakan suatu
proses pembuatan makanan dengan memanfaatkan energi dari sinar matahari.
Dalam fotosintesis dihasilkan karbohidrat dan oksigen yang keduanya sangat
dibutuhkan oleh makhluk hidup yang ada di Bumi ini.
Cahaya matahari6CO2 + 6H2O C6H12O6 + 6O2Karbon Air Klorofil Karbohidrat OksigenDioksida
Energi kimia Energi listrik
Energi cahaya Energi kalor
65
C. Metode Pembelajaran1. Ceramah (penyampaian informasi) 2. Diskusi kelompok3. Tanya jawab4. Tes/evaluasi
D. Langkah-langkah Kegiatan Pertemuan Pertama
NoKegiatan
pembelajaranAktivitas Pembelajaran
Sumber Belajar
Waktu
1. Pendahuluan a. Memberi salam dan mengawali pelajaran dengan berdo’a
b. Mengabsen siswac. Meminta siswa mempersiapkan alat
tulisd. Menyampaiakan tujuan Pembelajaran
Memotivasi siswa dengan bertanya “Apakah seseorang yang bermain bola basket/sepak bola memerlukan energi ? coba kalian fikirkan dari mana energi ia dapatkan?
Daftar Absen
10 menit
2. Kegiatan IntiEksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi:a. Siswa mendengarkan dengan penuh
perhatian penyampaian materi tentang energi yang disampaikan oleh guru.
b. Siswa memperhatikan dengan tekuncontoh bentuk dan perubahan energi dalam kehidupan sehari-hari.
c. Siswa bertanya dengan cermattentang hubungan energi dalam proses fotosintesis dalam kehidupan sehari-hari.
d. Siswa mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi (energi) yang akan dipelajari dari aneka sumber (buku paket, modul, LKS, internet, dll) dengan teliti.
Buku IPA Terpadu SMP VII yang relevan.
10menit
66
ElaborasiDalam kegiatan elaborasi:a. Guru membimbing siswa dalam
pembentukan kelompok dengan penuh tanggung jawab.
b. Siswa membentuk kelompok masing-masing kelompok terdiri dari 5 orang
c. Siswa (dibimbing oleh guru) mendiskusikan dengan cermat pengertian energi dan bentuk energi serta perubahan energi
d. Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk menyebutkan perubahan energi apa saja yang biasa ditemui dalam kehidupan sehari-hari dengan teliti.
e. Siswa berdiskusi dengan tekunmengenai hubungan energi dalam fotosintesis di dalam kehidupan sehari-hari
f. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal dengan penuh tanggung jawab.
Petunjuk percobaan, alat dan bahan percobaan,
LKS
Buku IPA Terpadu SMP VII yang relevan.
40 menit
KonfirmasiDalam kegiatan konfirmasi:a. Guru dan siswa menyamakan Persepsi
tentang konsep energi dengan cermat.
b. Siswa bertanya, dan guru menjawab/ meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan tentang tema energi dengan tekun dan teliti.
10menit
3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup:a. Bersama-sama dengan siswa dan atau
sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran dengan teliti
b. Siswa diberi tes evaluasi yang berkaitan dengan materi yang diajarkan dengan penuh tanggung jawab.
c. Menutup pelajaran dengan salam.
Lembar kerja Soal
10 menit
Jumlah 80 menit
67
68
Lampiran 4KISI-KISI SOAL
No Keterampilan
Proses Sains
Indikator Nomor
Soal
Jumlah
Soal
1 Mengamati d) Mengamati dengan indra
e) Mencari persamaan dan perbedaan
f) Mengumpulkan/menggunakan fakta
yang relevan.
4, 20, 25,
26, 27
18,
1, 2, 3,
9
2 Mengelompokan/
klasifikasi
f) Mencatat setiap hasil pengamatan
secara terpisah
g) Mencari perbedaan, persamaan
h) Mengontraskan ciri-ciri
i) Membandingkan
j) Mencari dasar pengelompokkan atau
penggolongan.
28,
24,
6,
3
3 Menafsirkan/
interpretasi
a) Menghubungkan hasil-hasil
pengamatan
b) Menemukan pola dalam satu seri
pengamatan
c) Menyimpulkan.
14, 23,
22,
15, 12, 19,
29
7
4 Memprediksi/
meramalkan
a) Menggunakan pola-pola pengamatan
b) Mengemukakan apa yang mungkin
terjadi pada keadaan yang belum
diamati.
34,
10, 33,
3
5 Mengajukan
pertanyaan
d) Bertanya apa, bagaimana, dan
mengapa
e) Bertanya untuk meminta penjelasan
f) Mengajukan petanyaan yang berlatar
13, 30,
17,
35,
4
69
belakang hipotesis
6 Berhipotesis c) Mengetahui bahwa ada lebih dari
satu kemungkinan penjelasan dalam
satu kejadian
d) Menyadari bahwa suatu penjelasan
perlu diuji kebenarannya dengan
memperoleh bukti lebih banyak atau
melakukan cara pemecahan masalah.
21,
32,
2
7 Merencanakan
percobaan atau
penyelidikan
e) Menentukan alat, bahan, dan sumber
yang akan digunakan
f) Menentukan variabel
g) Menentukan apa yang akan diamati,
diukur, dan ditulis
h) Menentukan langkah-langkah kerja
7,
8, 16,
9,
11,
5
8 Menerapkan
konsep
a) Menggunakan konsep yang telah
dipelajari dalam situasi yang baru
b) Menggunakan konsep pada
pengalaman baru untuk menjelaskan
apa yang sedang terjadi.
5,
31,
2
70
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan AlamMateri Pokok : Energi Kelas/Semester : VIII/1 dan 2Waktu : 60 menit
PETUNJUK 1. Tulis nama, kelas, dan nomor absen pada lembar jawab2. Jawablah soal-soal berikut dengan cara menyilang salah satu huruf pada
lembar jawaban 3. Cara mengganti jawaban yang salah
A. B. C. D.4. Periksalah jawaban sebelum diserahkan kepada pengawas5. Selamat mengerjakan
Kerjakan soal-soal berikut dengan memilih jawaban yang paling tepat dan benar pada lembar jawaban yang tersedia!
1. Ketika kita melihat seorang pembalap sepeda agar dapat mencapai garis finishlebih dulu dari lawan-lawannya, seorang pembalap sepeda harus berusaha mengayuh sepeda secepat mungkin. Untuk itu, ia juga harus memiliki……yang besar. e. energi c. usaha f. gaya d. daya
(KPS: Mengamati)Alasan memilih jawaban di atas:
________________________________________________________________________________________________________________________
Bacaan 1Perhatikan ruangan kamu pada malam hari. Tanpa lampu, ruangan akan
gelap. Tanpa cahaya kita tidak bisa melihat apapun. Kita bisa melihat karena ada sumber cahaya atau benda memantulkan cahaya ke mata kita. Selain itu, cahaya juga dibutuhkan oleh tumbuhan, dengan cahaya itu tumbuhan dapat membuat makanan, tumbuh dan berkembang biak.
2. Pengamatan tentang apakah yang dimaksud dari bacaan di atas …. a. gaya c. energi bunyib. energi cahaya d. usaha
(KPS: Mengamati)
70
Lampiran 5
71
Alasan memilih jawaban di atas:________________________________________________________________________________________________________________________
3. Energi cahaya apa saja yang dimaksud pada bacaan di atas…. a. cahaya lilin dan batu batrai c. cahaya matahari dan cahaya lampub. cahaya matahari dan kompor d. cahaya senter dan lilin
(KPS: Mengamati)Alasan memilih jawaban di atas:
________________________________________________________________________________________________________________________
4. Perhatikan pohon kelapa yang sedang berbuah, jika buah kelapa itu jatuh dari pohonya, maka buah itu akan jatuh ke tanah. Pada saa itu kita sedang mengamati terjadinya perubahan energi dari ….
(KPS: Mengamati)Alasan memilih jawaban di atas:
________________________________________________________________________________________________________________________
5. Berikut adalah empat dasar pemikiran menyangkut konservasi atau penghematan energi, yaitu ….(1) laju konsumsi energi dewasa ini cenderung meningkat(2) keterbatasan jumlah energi yang tidak dapat diperbarui(3) penggunaan energi yang terus menerus(4) ketergantungan masyarakat terhadap energi yang dapat diperbarui sangat
besar
(KPS: Menerapkan konsep)Alasan memilih jawaban di atas:
________________________________________________________________________________________________________________________
Pernyataan yang tidak benar adalah ….a. (1) saja c. (3) sajab. (2) saja d. (4) saja
a. energi potensial menjadi energi gerakb. energi potensial menjadi energi kinetikc. energi kinetik menjadi energi potensiald. energi kinetik menjadi energi mekanik
71
72
6. Berikut adalah empat contoh sumber energi, yaitu:(1) Minyak bumi,(2) Air,(3) Batu bara,(4) Matahari,
(KPS: Mengelompokan/klasifikasi)
Alasan memilih jawaban di atas:________________________________________________________________________________________________________________________
Bacaan 2 Suatu ketika, ada seorang pelaut malang yang terdampar di pulau kecil.
Dia berpikir hanya dengan tiga cara dia dapat mencari bantuan. Pertama, dia dapat menerbangkan layang-layang dan berharap ada kapal yang melihat layang-layangtersebut. Kedua, dia menyimpan pesan dalam botol dan membiarkannya mengapung di atas air sampai ada orang yang menemukannya. Ketiga, dia membuat rakit untuk mencoba pergi dari pulau itu. Perhatikan gambar di bawah ini!
Gambar 1. Gambar 2. Gambar 3.
7. Pada gambar 1 alat, dan bahan apa saja yang digunakan oleh seorang pelaut itu…. a. kertas, gunting, dan kayub. bambu, rotan, kertas, dan tinta c. kertas, benang, lem kertas, bambu, gunting, dan pisaud. pisau, pensil, kayu, dan kertas
(KPS: Merencanakan percobaan atau penyelidikan)
Yang tergolong sumber energi yang tidakdapat diperbarui adalah ….a. (1), (2), dan (3) c. (2) dan (4)b. (1) dan (3) d. (4)
72
73
Alasan memilih jawaban di atas:________________________________________________________________________________________________________________________
8. Pada gambar 2 variabel apa yang sedang diteliti oleh seorang pelaut itu adalah….a. penyimpanan pesan dalam botol bekas dan kosongb. penyimpanan pesan dalam botol dan membiarkannya mengapung di atas
air sampai ada orang yang menemukannya dan menolongnyac. penyimpanan angin dalam botold. penyimpanan resep masakan
(KPS: Mengelompokan/klasifikasi)Alasan memilih jawaban di atas:
________________________________________________________________________________________________________________________
9. Pada gambar 3 apa yang sedang diteliti oleh seorang pelaut itu adalah…. a. bagaimana cara membuat rakit untuk dapat digunakan untuk mencoba
pergi dari pulau itu. b. cara membuat perahuc. bagaimana cara membuat papan seluncurd. cara membuat rakit yang ingin dijualbelikan
(KPS: Mengelompokan/klasifikasi)Alasan memilih jawaban di atas:
________________________________________________________________________________________________________________________
10. Apabila ada seseorang yang sedang memanjat pohon mangga dan seseorang itu ingin memetik buah mangga tersebut, pada saat buah mangga dijatuhkan kebawah maka jatuhlah buah mangga tersebut ditanah. Apa yang dapat kamu prediksikan dari pernyataan ini …. a. setelah di jatuhkan buah mangga itu memiliki energi kinetikb. sebelum dijatuhkan buah mangga itu memiliki energi potensialc. ketika buah mangga masih diatas pohonnya, buah mangga hanya memiliki
energi potensial dan setelah buah mangga tersebut jatuh ke tanah buah mangga itu memiliki energi kinetik
d. terjadinya hukum kekekalan energi pada buah mangga.
(KPS: Memprediksi/meramalkan)Alasan memilih jawaban di atas:
________________________________________________________________________________________________________________________
73
74
11. Perhatikan gambar dibawah ini!- Tujuan percobaan: memahami bentuk
energi- Alat dan bahan: sebuah lampu 3 volt
DC, sakelar, baterai, dan kabel secukupnya.
- Langkah-langkah kerja mana yang tepat untuk gambar di samping?
a. (1) siapkan alat dan bahan, (2) rangkaikan alat dan bahan menjadi
rangkaian, (3) tekanlah saklar untuk menghidupkan rangkaian.b. (1) rangkaikan alat dan bahan menjadi rangkaian, (2) siapkan alat dan
bahan, (3) tekanlah saklar untuk menghidupkan rangkaianc. (1) siapkan alat dan bahan, (2) tekanlah saklar untuk menghidupkan
rangkaian, (3) rangkaikan alat dan bahan menjadi rangkaian d. (1) siapkan alat dan bahan, (2) rangkaikan alat dan bahan menjadi
rangkaian, seperti pada gambar di samping (setelah rangkaian jadi), (3) tekanlah saklar untuk menghidupkan rangkaian.
(KPS: Merencanakan percobaan atau penyelidikan)
Alasan memilih jawaban di atas:______________________________________________________________________________________________________________________________
12. Dari gambar di atas dapat kalian perhatikan ada sebuah lampu yang dihubungkan dengan batrai dan dihubungkan juga dengan saklar. Pada rangkaian tersebut perubahan energi apa yang dapat kalian simpulkan…. a. energi kimia energi cahaya energi kalor energi
listrikb. energi listrik energi cahaya energi kimia energi
kalorc. energi kimia energi listrik energi cahaya energi
kalord. energi kimia energi kalor energi listrik energi
cahaya(KPS: Menafsirkan/interpretasi)
Alasan memilih jawaban di atas:________________________________________________________________________________________________________________________
13. Faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi laju fotosintesis, kecuali ….. a. faktor genetik c. ketersediaan airb. akar pada tumbuhan d. cahaya
(KPS: Mengajukan pertanyaan)
lampu saklar
batrai
74
75
Alasan memilih jawaban di atas:________________________________________________________________________________________________________________________
14. Percobaan 1.
Ada dua bunga yang sama tumbuh di halaman rumah. Akan tetapi bunga 1 disiram 1 kali setiap hari sedangkan bunga 2 disiram dua hari sekali. Apa yang akan terjadi?
a. bunga 1 lama kelamaan akan tetap hidup dan tumbuh berkembang sedangkan bunga ke-2 akan gugur/mati
b. bunga 2 lama kelamaan akan tetap hidup dan tumbuh berkembang sadangkan bungake-1 lama kelamaan akan gugur/mati
c. bunga 1 lama kelamaan akan gugur/mati
d. bunga 2 lama kelamaan akan tetap hidup dan tumbuh berkembang.
Bunga 2
(KPS: Menafsirkan/interpretasi)Alasan memilih jawaban di atas:
________________________________________________________________________________________________________________________
15. Data observasi, yang isinya itu: - ia berwarna indah (hijau, merah, kuning, dll), - ia hidup di darat dengan menghasilkan makanannya sendiri melalui
bantuan cahaya matahari,- namanya dimulai dengan huruf Tdari data observasi diatas, kesimpulan apa yang dapat kalian buat ….a. tunasb. tikusc. teratai d. tumbuhan
(KPS: Menafsirkan/interpretasi)Alasan memilih jawaban di atas:
________________________________________________________________________________________________________________________
Bunga 1
75
76
Bacaan 3 Sinar matahari merupakan suatu bentuk energi. Energi tersebut
dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk membuat makanan melalui peristiwa fotosintesis yang secara sederhana dapat digambarkan sebagai berikut:a. Pertama, jika klorofil terkena sinar matahari, maka molekul air (H2O) yang
ada di klorofil akan terurai menjadi Hidrogen (H) dan Oksigen (O2). Oksigen pada akhirnya akan keluar dari daun melalui mulut daun (stomata). Energi dari sinar matahari juga ditangkap dan disimpan dalam bentuk energi kimia.
b. Kedua, dengan menggunakan energi yang telah disimpan tadi, karbon dioksida (CO2) yang berasal dari udara digabungkan dengan bahan yang telah disiapkan (namanya RuBP) sehingga terbentuklah molekul organik baru. Molekul oganik baru tersebut kemudian diproses lebih lanjut melalui beberapa tahapan sehingga terbentuklah karbohidrat (glukosa, amilum) dan bahan-bahan organik lainnya.
16. Pada peristiwa fotosintesis di atas variabel apa saja yang diteliti, kecuali….a. kertas aluminum foil dan zat kapurb. karbon dioksida (CO2) dan klorofilc. hidrogen (H) dan oksigen (O2)d. sinar matahari dan air (H2O).
(KPS: Merencanakan percobaan atau penyelidikan)
Alasan memilih jawaban di atas:________________________________________________________________________________________________________________________
17. Mengapa air (H2O) sangat dibutuhkan untuk proses fotosintesis…. a. karena air memerlancar proses fotosintesis, jadi air diperlukanb. karena air dalam proses fotosintesis itu sangat dibutuhkan dan juga
berperan, tetapi jika tidak tersedia air dengan cukup, dapat menggangu pembentukan karbohidrat (glukosa, amilum)
c. karena air merupakan salah satu sumber energi dalam kehidupan tumbuhand. karena air sangat berpengaruh terhadap kehidupan tumbuhan, tanpa air
tumbuhan akan mati/gugur(KPS: Mengajukan pertanyaan)
Alasan memilih jawaban di atas:________________________________________________________________________________________________________________________
18. Pernyataan di bawah ini manakah yang merupakan persamaan reaksi proses fotosintesis? a. klorofil + O2 cahaya matahari amilum + H2O + CO2
b. cahaya matahari + amilum + O2 klorofil + H2O + CO2
c. H2O + CO2 amilum + O2
d. H2O + CO2 cahaya matahari amilum + klorofil + O2
(KPS: Mengamati)
76
77
Alasan memilih jawaban di atas:________________________________________________________________________________________________________________________
19. Apa yang dapat kita simpulkan dari persamaan reaksi proses fotosintesis diatas….a. proses fotosintesis membutuhkan cahaya matahari dan amilum serta
oksigen dalam klorofil, maka dihasilkan karbon dioksida dan airb. proses fotosintesis membutuhkan karbon dioksida dan air yang
menggunakan cahaya matahari untuk menghasilkan amilum, klorofil, dan oksigen
c. proses fotosintesis membutuhkan klorofil dan oksigen yang menggunakan cahaya matahari untuk menghasilkan amilum, karbon dioksida dan air
d. proses fotosintesis membutuhkan karbon dioksida dan air, dengan menggunakan energi cahaya matahari melalui reaksi kimia tertentu, maka dihasilkan karbohidrat(glukosa, amilum) yang diperlukan untuk tumbuhan dan melepaskan oksigen ke udara.
(KPS: Menafsirkan/interpretasi)Alasan memilih jawaban di atas:
________________________________________________________________________________________________________________________
20. Perhatikan ketika kamu sedang menyalakan kipas angin pada siang hari, disaat kamu merasa kepanasan setelah selesai beraktivitas. Perubahan energi apa yang dapat kamu amati?a. perubahan energi listrik menjadi energi kinetikb. perubahan energi kalor menjadi energi cahayac. perubahan energi kinetik menjadi energi listrikd. perubahan energi kimia menjadi energi kinetik
(KPS: Mengamati)Alasan memilih jawaban di atas:
________________________________________________________________________________________________________________________
Bacaan 4Jika kamu sedang berada di daerah pegunungan, padahal kamu belum pernah
pergi ke pegunungan sebelumnya, dan ke pergian kamu itu baru pertama kalinya. Sesampainya kamu disana kamu merasa dingin dan lama kelamaan kamu merasa kedinginan sekali. Kemudian kamu membuat api unggun agar suasana di sekitar terasa hangat dan kamu menggosok-gosokan kedua telapak tangan kamu beberapa saat, agar kedua telapak tangan kamu panas dan kamu merasa hangat sehingga tidak kedinginan lagi.
77
78
21. Hipotesis (dugaan sementara yang dianggap benar) apa yang dapat kamu susun dari kegiatan diatas?a. dengan kamu membuat api unggun dapat menghangatkan badan dan tidak
dingin lagib. menggosok-gosokan kedua telapak tangan kamu beberapa saat, agar kedua
telapak tangan kamu panas dan kamu merasa hangat sehingga tidak kedinginan lagi
c. dengan menggosok-gosokan kedua telapak tangan kamu beberapa saat, agar kedua telapak tangan kamu panas dan kamu membuat api unggun agar suasana di sekitar terasa hangat sehingga tidak kedinginan lagi, karena kedua hal tersebut itu dapat menghasilkan energi panas yang bisa meredam dingin pada badan dan juga keadaan sekitar
d. terjadinya energi panas yang dihasilkan api unggun dan gosokan pada tanggan
(KPS: Berhipotesis)Alasan memilih jawaban di atas:
________________________________________________________________________________________________________________________
22. Kegiatan-kegiatan berikut ini kita jumpai dalam metode ilmiah:1) Membuat eksperimen2) Menyusun hipotesis3) Mengumpulkan data4) Menguji eksperimen5) Merumuskan masalah6) Menarik kesimpulanUrutan langkah-langkah metode ilmiah adalah….a. 5 – 3 – 2 – 1 – 6 – 4 b. 5 – 2 – 3 – 1 – 4 – 6 c. 2 – 3 – 5 – 1 – 6 – 4 d. 3 – 2 – 1 – 4 – 6 – 5 (KPS: Menafsirkan/interptetasi)Alasan memilih jawaban di atas:
________________________________________________________________________________________________________________________
23. Di dalam laboratorium, siswa mengadakan percobaan. Ada kelompok yang gagal dan seorang teman menyuruh mereka mengubah data laporan untuk menunjukkan keberhasilan percobaan mereka. Akan tetapi kelompok tersebut sepakat membuat laporan percobaan apa adanya. Sikap kelompok tersebut merupakan sifat ilmiah…. a. jujur dan objektifb. teliti dan terbukac. rasa ingin tahu dan keterbukaand. mau menerima masukan dan teliti
(KPS: Menafsirkan/interptetasi)Alasan memilih jawaban di atas:
________________________________________________________________________________________________________________________
78
79
24. Suatu ketika, ada seseorang petani yang menanam beberapa tanaman ada yang terkena sinar matahari langsung dan ada yang tidak terkena sinar matahari langsung. Dengan begitu secara tidak langsung seorang petani tersebut telah melakukan eksperimen tetapi seorang petani itu tidak menyadari dan mengetahuinya. Dengan demikian eksperimen yang dilakukan oleh seorang petani pastinya akan memperoleh hasil. Apa hasil dari eksperimen tersebut?a. tanaman yang tidak terkena sinar matahari secara langsung
perkembangbiakannya akan tumbuh sehat.b. tanaman yang terkena sinar matahari secara langsung
perkembangbiakannya akan lambat dan lama kelamaan akan mati,sedangkan tanaman yang tidak terkena sinar matahari secara langsung akantumbuh sehat
c. tanaman yang terkena sinar matahari secara langsung perkembangbiakannya akan lambat dan lama kelamaan akan mati
d. tanaman yang terkena sinar matahari secara langsung akan tumbuh sehat dan berkembangbiak, sedangkan tanaman yang tidak terkena sinar matahari secara langsung maka perkembangbiakannya akan lambat dan lama kelamaan akan mati.
(KPS: Mengelompokkan/klasifikasi)Alasan memilih jawaban di atas:
________________________________________________________________________________________________________________________
Bacaan 5Ketika kalian baru saja selesai bermain badminton. Sesampainya di rumah,
kalian membuka almari es dan melihat satu botol jus jeruk. Botol itu, terasa dingin pada saat kalian memegangnya. Kemudian kalian meminum jus jeruk itu, membau jus jeruk itu, dan menikmati rasanya di dalam mulut kalian. Pada saat kalian membayangkan diri kalian sendiri di dalam cerita itu, kalian menggunakanindera-indera kalian untuk membuat pengamatan.
25. Indera apa saja yang kalian gunakan untuk mengamati satu botol jus jeruk yang ada di dalam almari es, pada bacaan di atas? a. indera penglihatan dan indera perabab. indera pembau dan pengecapc. indera pendengarand. semua jawaban benar (KPS: Mengamati)Alasan memilih jawaban di atas:
_______________________________________________________________________________________________________________________
26. Ketika kalian mengamati (melihat) satu botol jus jeruk yang ada di dalam almari es, kalian mengunakan indera penglihatan. Apa fungsi dari indera penglihatan pada bacaan di atas tersebut?a. untuk menemukan satu botol jus jeruk yang ada di dalam almari esb. untuk merasakan dinginnya jus jerukc. untuk menikmati aroma dan rasa jus jerukd. untuk mendengarkan jus jeruk itu mengisi gelas.
79
80
80
(KPS: Mengamati)Alasan memilih jawaban di atas:
________________________________________________________________________________________________________________________
27. Pada saat kalian meminum jus jeruk tersebut, kalian pasti akan meraskan kesegaran dan aromanya yang khas pada jus jeruk tersebut. Dengan demikian kalian menggunakan indera. . . . a. Penglihatan c. perabab. pembau dan pengecap d. pendengaran
(KPS: Mengamati)Alasan memilih jawaban di atas:
________________________________________________________________________________________________________________________
28. Hasil suatu pengamatan di dapatkan hasil sebagai berikut:Tabel Hasil Pengamatan
Jenis Air Pertumbuhan Tanaman dalam CmMinggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4
Air Aqua 1 Cm 1 Cm 2 Cm 2,5 Cm
Air Kran 0,5 Cm 2 Cm 2 Cm 3 Cm
Dari hasil pengamatan di atas, dapat dianalisis dengan memeriksa kesamaan dan perbedaan antara dua tanaman yang disiram dengan menggunakan dua jenis air yang berbeda. Dari data hasil pengamatan, adakah persamaan pada pertumbuhan tanaman tersebut?
a. pertumbuhan kedua tanaman pada minggu ke-2 sama yaitu 1 Cmb. pertumbuhan tanaman yang disiram menggunakan air aqua pada minggu
ke-1 yaitu 0,5 Cm, sedangkan pertumbuhan tanaman yang disiram menggunakan air kran yaitu 1 Cm
c. Pertumbuhan kedua tanaman pada minggu ke-3 sama yaitu 2 Cm baik disiram menggunakan air aqua ataupun air kran.
d. pertumbuhan kedua tanaman pada minggu ke-4 adalah sama yaitu 2,5 Cm.(KPS: Mengelompokan/klasifikasi)
Alasan memilih jawaban di atas:________________________________________________________________________________________________________________________
Bacaan 6Seorang siswa melakukan percobaan tentang besar energi potensial gravitasi
suatu benda. Terdapat kelereng besar dan kelereng kecil, masing-masing berjumlah 1 buah. Masing-masing kelereng tersebut dijatuhkan di atas plastisin dengan ketinggian yang sama yaitu 0,5 M. Tidak lama kemudian siswa tersebut mengamati kedua bekas/jejak kelereng tersebut. Hasilnya adalah bekas/jejak kelereng besar lebih dalam dari pada bekas/jejak kelereng kecil.
80
81
29. Bagaimanakah simpulan yang dapat kalian buat dari percobaan di atas .... a. jika massa benda semakin besar, maka energi potensial semakin besar pulab. jika massa benda semakin kecil, maka energi potensial semakin besar c. jika massa benda semakin besar, maka energi potensial sama dengan nol (0)d. jika massa benda semakin kecil, maka energi potensial tetap.
(KPS: Menafsirkan/interpretasi)Alasan memilih jawaban di atas:
____________________________________________________________________________________________________________________________________
30. Energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan, tetapi dapat diubah dari satu bentuk energi menjadi bentuk energi lain. Pernyataan tersebut dikenal dengan hukum…. a. II Newtonb. I Newtonc. III Newtond. Kekekalan Energi
(KPS: Mengajukan pertanyaan)Alasan memilih jawaban di atas:
____________________________________________________________________________________________________________________________________
31. Apa yang dapat kalian sarankan pada seseorang yang ingin berolahraga, sedangkan orang tersebut belum makan dan minum walaupun cuma sedikit?a. sebaiknya seseorang yang ingin berolahraga itu tidak harus makan dan minumb. seharusnya seseorang yang ingin berolahraga itu harus dalam keadaan kenyangc. sebaiknya seseorang yang ingin berolahraga itu harus makan dan minum
walaupun sedikit, karena orang yang berolahraga itu memerlukan energi dengan energi
d. seharusnya seseorang yang ingin berolahraga itu harus dalam keadaan sehat.
(KPS: Menerapkan konsep)Alasan memilih jawaban di atas:
____________________________________________________________________________________________________________________________________
32. Pada saat petani menanam sebuah pohon jeruk dan petani itu ingin pohon jeruknya cepat tumbuh dan berkembang. Maka faktor apa yang dapat mempengaruhi kecepatan tumbuh dan berkembangnya pohon jeruk tersebut berdasarkan hipotesis kalian?
a. pohon jeruk harus dijaga dan dipelihara dengan baik b. pohon jeruk harus diberi pupuk yang cukup dan disiram setiap harinya,
supaya lebih cepat tumbuh dan berkembangc. memberikan pagar di sekeliling pohon jerukd. menyiram pohon jeruk sehari 3 kali.
(KPS: Berhipotesis)
81
82
Alasan memilih jawaban di atas:__________________________________________________________________
33. Energi yang paling besar adalah energi matahari. Tuhan telah menciptakan matahari khusus untuk kesejahteraan umat manusia. Energi panas yang diterima manusia di bumi tidak membahayakan. Energi panas dari sinar matahari sangat bermanfaat bagi bumi dan dapat menghasilkan energi-energi yang lain di muka bumi ini. Bagaimana kalian memprediksi caranya….a. dengan mengubah energi matahari menjadi energi yang lainb. dengan mengganti energi matahari menjadi energi yang lainc. dengan menghilangkan energi matahari dan mengganti dengan energi yang
laind. dengan membuat energi matahari menjadi energi baru.
(KPS: Memprediksi/meramalkan)Alasan memilih jawaban di atas:
___________________________________________________________
34. Sebuah kelereng yang mempunyai energi kinetik 0,125 J dan mempunyai massa sebesar 10 g, berapa kecepatan yang bisa kalian perkirakan?a. 2 m/sb. 3 m/sc. 5 m/sd. 7 m/s
(KPS: Memprediksi/meramalkan)Alasan memilih jawaban di atas:
____________________________________________________________
35. Sebuah buku dengan massa 0,5 kg berada di atas rak almari pada ketinggian 2 m. jika percepatan gravitasi 10 m/s2, berapakah energi potensial yang dimiliki buku pada ketinggian tersebut?a. 40 joule b. 30 joulec. 20 jouled. 10 joule
(KPS: Mengajukan pertanyaan)Alasan memilih jawaban di atas:
____________________________________________________________
82
83
KUNCI JAWABAN SOAL TES DIAGNOSTIK
1. A
Alasan : Karena energi sangat penting untuk seseorang dalam menjalankan
aktifitas sehari-hari. Termasuk juga dengan seorang pembalap
sepeda, dia harus memiliki energi yang besar untuk mencapai garis
finish lebih dulu dari lawan-lawannya.
2. B
Alasan : Karena bacaan di atas membahas tentang pengamatan pada energi
cahaya, yang tanpa adanya energi cahaya kita tidak dapat melihat
sesuatu di tempat yang gelap.
3. C
Alasan : Karena pada bacaan diatas cahaya matahari itu sangat dibutuhkan
tumbuhan untuk berfotosintesis dalam menghasilkan makanan,
sedangkan cahaya lampu dibutuhkan seseorang ketika berada dalam
ruangan yang gelap pada waktu malam hari.
4. B
Alasan : Karena pada saat buah kelapa masih pada posisinya buah kelapa
mempunyai energi potensial dan ketika buah kelapa itu telah jatuh
dari pohonnya, maka buah kelapa itu mempunyai energi kinetik.
5. D
Alasan : Karena hanya pemikiran nomor 4 saja yang tidak benar.
6. C
Alasan : Karena sumber energi air dan matahari yang merupakan sumber
energi yang tidak dapat diperbarui oleh manusia, karena kedua
sumber energi itu merupakan ciptaan Allah SWT.
7. C
Lampiran 6
84
Alasan : Karena pada jawaban pilihan huruf C merupakan jawaban yang
tepat, dan terdapat semua bahan-bahan yang dibuat untuk membuat
layang-layangdengan baik, benar dan lengkap.
8. B
Alasan : Karena maksud seorang pelaut itu adalah menyimpan pesan dalam
botol dan membiarkannya mengapung di atas air sampai ada orang
yang menemukannya. Dan pernyataan itu ada pada pilihan jawaban
huruf C.
9. A
Alasan : Karena terlihat jelas pada gambar bahwa seorang pelaut itu sedang
membuat rakit untuk mencoba pergi dari pulau tersebut, bukannya
dia membuat perahu, papan seluncur atau yang lainnya.
10. C
Alasan : Karena jawaban yang paling tepat dan benar untuk memprediksikan
pernyataan di atas adalah pada saat buah mangga masih diatas
pohonnya, maka buah mangga masih tetap pada posisinya (memiliki
energi kinetik, dan setelah buah mangga jatuh ke tanah, maka buah
mangga bergerak dan memiliki energi kinetik.
11. D
Alasan : Karena jawaban pilihan D yang paling lengkap dan sesuai dengan
langkah-langkah kerja.
12. C
Alasan : Karena rangkaian lampu itu akan bisa hidup/menyala dengan
berbagai perubahan energi, dari energi kimia menjadi energi kalor,
dari energi kalor menjadi energi listrik, dari energi listrik menjadi
energi cahaya.
13. B
Alasan : Karena akar pada tumbuhan tidak merupakan faktor yang
mempengaruhi laju fotosintesis.
85
14. A
Alasan : Karena jika bunga disiram 1 hari sekali pertumbuhan bunga itu akan
lebih bagus dan berkembang baik dari pada yang disiram 2 hari
sekali.
15. D
Alasan : Karena ciri-ciri diatas adalah ciri-ciri dari tumbuhan, tumbuhan
merupakan tanaman yang berwarna indah, hidupnya di darat dengan
menghasilkan makanannya sendiri melalui bantuan cahaya
matahari.
16. A
Alasan : Karena pilihan jawaban yang tepat adalah A, kertas aluminum foil
dan zat kapur tidak merupakan variabel pada peristiwa fotosintesis.
17. B
Alasan : Karena air dalam proses fotosintesis itu sangat dibutuhkan, jika
tidak ada air proses fotosintesis tidak akan berjalan dengan baik.
18. C
Alasan : Karena jawaban yang paling tepat dan sesuai dengan reaksi kimia
adalah C, dalam proses fotosintesis membutuhkan air dari dalam
tanah dan karbon dioksida dari udara, dengan menggunakan energi
dari cahaya matahari, melalui reaksi kimia tertentu, maka dihasilkan
karbohidrat yang diperlukan oleh tumbuhan untuk makan dan
melepaskan oksigen ke udara.
19. D
Alasan : Karena pilihan jawaban huruf D yang paling tepat dan benar untuk
simpulan pertanyaan diatas.
86
20. A
Alasan : Karena kipas angin yang dinyalakan itu memiliki perubahan energi
dari energi listrik menjadi energi kinetik.
21. C
Alasan : Karena pilihan jawaban yang paling tepat dan lengkap adalah C.
22. B
Alasan : Karena urutan langkah-langkah metode ilmiah yang paling benar
adalah mulai dari merumuskan masalah, menyusun hipotesis,
mengumpulkan data, membuat eksperimen, menguji eksperimen,
dan menarik kesimpulan.
23. A
Alasan : Karena sikap yang dimiliki oleh kelompok adalah merupakan sikap
ilmiah yaitu jujur dan objektif dengan membuat laporan hasil
percobaan kelompok dengan apa adanya tanpa memanipulasi hasil
percobaan.
24. D
Alasan : Karena sebagian tanaman yang terkena sinar matahari langsung
akan tumbuh baik dan dapat berfotosintesis (menghasilkan makan
sendiri) melalui bantuan sinar matahari, sedangkan sebagian
tanaman yang tidak terkena sinar matahari secara langsung lama
kelamaan tanaman itu akan mati yang mengakibatkan tanaman tidak
dapat berfotosintesis dengan baik.
87
25. D
Alasan : - Indera penglihatan dan indera peraba; pada saat melihat satu botol
jus jeruk, dan botol jus jeruk itu terasa dingin pada saat
memegangnya, - indera pembau dan pengecap; pada waktu
meminum jus jeruk itu, membau jus jeruk itu, dan menikmati
rasanya di dalam mulut, - indera pendengaran; untuk mendengarkan
jus jeruk itu mengisi gelas dan ketika jus jeruk itu melewati
tenggorokan.
26. A
Alasan : Karena fungsi mata adalah untuk melihat keberadaan satu botol jus
jeruk yang ada di dalam almari es.
27. B
Alasan : Karena indra pembau adalah hidung, yang berfungsi untuk
membau/mencium bau aroma khas pada jus jeruk, dan indra
pengecap yaitu lidah, yang berfungsi untuk merasakan kesegaran
jus jeruk.
28. C
Alasan : Karena hanya di minggu ke-3 yang ada persamaan dari
pertumbuhan tanaman yang disiram dengan menggunakan dua jenis
air yang berbada.
29. A
Alasan : Karena jawaban yang paling tepat adalah A, dapat disimpulkan
bahwa jika massa suatu benda semakin besar, maka energi potensial
benda tersebut akan semakin besar pula.
30. D
Alasan : Karena pernyataan hokum di atas merupakan bunyi hukum
kekekalan energi dan bukan merupakan hokum Newton.
88
31. C
Alasan : Karena saran yang benar dan tepat ada pada pilihan jawaban C.
32. B
Alasan : Karena dengan pohon jeruk di beri pupuk yang cukup dan disiram
setiap harinya, maka pohon jeruk tersebut akan lebih cepat tumbuh
dan berkembang.
33. A
Alasan : Karena energi matahari itu dapat dirubah dengan cara mengubah
energi matahari menjadi bentuk lain. Ex; energi matahari dapat
dijadikan untuk mengeringkan pakaian dan lain sebagainya.
34. C
Alasan : Karena rumus Ek = ½ mv2,
D1. Ek = 0,125 J m = 10 g (0,01 kg),
D2. v ?
D3. Ek = ½ mv2
0,125 J =½ x 0,01kg x v2
v2 = Ek/½m v2 = 0,125 / ½.0,01 v2 = 0.125 x 2/0.01
v2 = 0,25 / 0.01 = 25 v2 = √25 = 5
35. D
Alasan : Karena rumus EP = m.g.h, jadi semua yang telah diketahui nilainya
tinggal mengalikannya.
D1. m = 0,5 kg, g = 10 m/s2 h = 2 meter
D2. EP ?
D3. EP = m.g.h
= 0,5kg x 10m/s2 x 2 m
= 10 joule (J).
89
Uji Coba Terbatas
Lampiran 7
90
91
92
93
94
Lampiran 8
Uji Coba Luas
95
96
97
98
99
Lampiran 9
100
Lanjutan
101
Lampiran 10
102
Lanjutan
103
Lampiran 11
REKAPITULASI PENILAIAN VALIDATOR
No Validator Jumlah Skor
1 Dr. Achmad Sopyan, M.Pd 66
2 Dr. Sudarmin, M.Si 60
Jumlah skor total 126
Rata-rata 63
Skor maksimal 76
Persentase 82,89%
Kriteria Layak
104
Lampiran 12
105
Lanjutan
106
Lampiran 13
107
Lanjutan
108
Lampiran 14
REKAPITULASI HASIL TANGGAPAN GURU TERHADAP
TES DIAGNOSTIK SKALA TEBATAS
No Butir Guru 1
Guru 2
∑ni K Kriteria
1Penampilan Tes Diagnostik secara keseluruhan menarik
3 3 6 75% Sangat baik
2Pedoman mengerjakan Tes Diagnostik tersampaikan dengan jelas.
4 3 7 87,5% Sangat baik
3Bahasa yang digunakan dalam Tes Diagnostik mudah dipahami
3 4 7 87,5% Sangat baik
4Penyajian Tes Diagnostik tersusun secara sistematis.
4 4 8 100% Sangat baik
5Materi dalam Tes Diagnostik sesuai dengan tujuan pembelajaran.
4 3 7 87,5% Sangat baik
6Penggunaan gambar dalam Tes Diagnostik mudah jelas.
4 4 8 100% Sangat baik
7Kegiatan praktikum merangsang kemampuan berpikir kritis.
3 3 6 75% Sangat baik
8Jenis kegiatan Tes Diagnostik bervariasi
4 3 7 87,5% Sangat baik
9Penggunaan simbol dalam Tes Diagnostik sesuai dengan aturan yang ada.
3 4 7 87,5% Sangat baik
10Tes Diagnostik membantu siswa memahami materi Energi
4 4 8 100% Sangat baik
11Tes Diagnostik berpendekatan Keterampilan Proses Sains berbeda dari tes biasanya
4 3 7 87,5% Sangat baik
12Tes Diagnostik mempermudah guru mengetahui hasil belajar siswa
4 4 8 100% Sangat baik
Rata-rata 3,6 3,5 7,25 89,6%Sangat baik
109
Lanjutan
Perhitungan :
K = ∑ 100%
keterangan:
K = Presentase skor yang diperoleh
∑ni = jumlah skor yang diperoleh
N = Jumlah skor maksimal
Kriteria persentase skor penilaian
Interval % skorKriteria
81,25% <skor≤100% Sangat baik
62,50% <skor≤81,25% Baik
43,75% <skor≤62,50% Cukup Baik
25%<skor≤43,75% Tidak baik
110
Lampiran 15Uji Coba Skala Terbatas
111
Lanjutan
112
Lampiran 16
DAFTAR PERHITUNGAN HASIL TANGGAPAN SISWA
(UJI COBA SKALA TERBATAS)
No Butir ∑ni K Kriteria
1Ketertarikan untuk mengerjakan Tes Diagnostik
30 83% Sangat baik
2Tes Diagnostik berbeda dari tes yang biasanya
32 89% Sangat baik
3Bahasa yang digunakan dalam Tes Diagnostik mudah dipahami
28 78% Baik
4Gambar didalam Tes Diagnostik memudahkan dalam memahamai materi yang diteskan
28 78% Baik
5Kegiatan Tes Diagnostik menyenangkan
30 83% Sangat Baik
6Mempermudah mengerjakan Tes Diagnostik secara mandiri tanpa bantuan guru.
29 80,5% Baik
7
Tes Diagnostik berpendekatan Keterampilan Proses Sains mempermudah saudara memahami materi Energi
27 75% Baik
8Tes Diagnostik disajikan secara menarik
27 75% Baik
9Penggunaan simbol dalam Tes Diagnostik sesuai dengan aturan yang ada.
28 78% Baik
10
Tes Diagnostik menambah rasa ingin tahu untuk mengerjakan tes yang sama dengan materi berbada/lebih lanjut
29 80,5% Baik
Rata-rata 28,8 80% Baik
113
Lanjutan
Perhitungan :
K = ∑ 100%
keterangan:
K = Presentase skor yang diperoleh
∑ni = jumlah skor yang diperoleh
N = Jumlah skor maksimal
Kriteria presentase skor penilaian
Interval % Skor Kriteria
81,25% <skor≤100% Sangat Baik
62,50% <skor≤81,25% Baik
43,75% <skor≤62,50% Cukup Baik
25%<skor≤43,75% Tidak Baik
114
RespondenAspek Tanggapan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10UL-01 4 3 4 3 4 3 4 3 3 2UL-02 3 4 3 4 3 4 4 3 2 3UL-03 4 3 3 3 3 4 2 3 3 4UL-04 2 4 3 2 4 2 2 3 4 4UL-05 4 3 2 4 3 3 3 2 2 3UL-06 3 4 4 3 2 3 3 4 3 2UL-07 4 3 3 4 3 4 2 3 4 4UL-08 3 4 4 3 4 3 3 2 4 4
UL-09 3 4 2 2 4 3 4 4 3 3UL-10 4 3 3 3 3 4 2 3 3 4
Jumlah Skor 30 32 28 28 30 29 27 27 28 29Jumlah skor maksimal 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40Persentase (%) 83% 89% 78% 78% 83% 80,5% 75% 75 % 78% 80,5%
Kriteria SB SB B B SB B B B B BPersentase rata-rata 80% B
Kriteria persentase skor penilaian
Interval % Kriteria
81,25% <skor≤100%62,50% <skor≤81,25%43,75% <skor≤62,50% 25%<skor≤43,75%
Sangat baikBaikCukup BaikTidak baik
REKAPITULASI HASIL TANGGAPAN PESERTA DIDIK UJI COBA SKALA TERBATAS
Lampiran 17
115
Lampiran 18
116
Lanjutan
117
Lampiran 19
Lanjutan
118
119
Lampiran 20
REKAPITULASI HASIL TANGGAPAN GURU TERHADAP
TES DIAGNOSTIK SKALA LUAS
No Butir Guru 1
Guru 2
∑ni K Kriteria
1Penampilan Tes Diagnostik secara keseluruhan menarik
4 3 7 87,5% Sangat baik
2Pedoman mengerjakan Tes Diagnostik tersampaikan dengan jelas.
4 3 7 87,5% Sangat baik
3Bahasa yang digunakan dalam Tes Diagnostik mudah dipahami
3 4 7 87,5% Sangat baik
4Penyajian Tes Diagnostik tersusun secara sistematis.
4 4 8 100% Sangat baik
5Materi dalam Tes Diagnostik sesuai dengan tujuan pembelajaran.
4 4 8 100% Sangat baik
6Penggunaan gambar dalam Tes Diagnostik mudah jelas.
4 4 8 100% Sangat baik
7Kegiatan praktikum merangsang kemampuan berpikir kritis.
4 3 7 87,5% Sangat baik
8Jenis kegiatan Tes Diagnostik bervariasi
4 3 7 87,5% Sangat baik
9Penggunaan simbol dalam Tes Diagnostik sesuai dengan aturan yang ada.
4 4 8 87,5% Sangat baik
10Tes Diagnostik membantu siswa memahami materi Energi
4 4 8 100% Sangat baik
11Tes Diagnostik berpendekatan Keterampilan Proses Sains berbeda dari tes biasanya
4 4 8 100% Sangat baik
12Tes Diagnostik mempermudah guru mengetahui hasil belajar siswa
4 4 8 100% Sangat baik
Rata-rata 3,9 3,6 7,75 93,75%Sangat baik
120
Lanjutan
Perhitungan :
K = ∑ 100%
Keterangan:
K = Presentase skor yang diperoleh
∑ni = jumlah skor yang diperoleh
N = Jumlah skor maksimal
Kriteria persentase skor penilaian
Interval % Skor Kriteria
81,25% <skor≤100% Sangat baik
62,50% <skor≤81,25% Baik
43,75% <skor≤62,50% Cukup Baik
25%<skor≤43,75% Tidak baik
121Lampiran 21
Uji Coba Skala Luas
122
Lanjutan
123
Lampiran 22
DAFTAR PERHITUNGAN HASIL TANGGAPAN SISWA
(UJI COBA SKALA LUAS)
No Butir ∑ni K Kriteria
1Ketertarikan untuk mengerjakan Tes Diagnostik
90 86,5% Sangat Baik
2Tes Diagnostik berbeda dari tes yang biasanya
81 77,8% Baik
3Bahasa yang digunakan dalam Tes Diagnostik mudah dipahami
98 94,2% Sangat Baik
4Gambar didalam Tes Diagnostik memudahkan dalam memahamai materi yang diteskan
86 82,7% Sangat Baik
5Kegiatan Tes Diagnostik menyenangkan
94 90,4% Sangat Baik
6Mempermudah mengerjakan Tes Diagnostik secara mandiri tanpa bantuan guru.
85 81,7% Sangat Baik
7
Tes Diagnostik berpendekatan Keterampilan Proses Sains mempermudah saudara memahami materi Energi
96 92,3% Sangat Baik
8Tes Diagnostik disajikan secara menarik
92 88,4% Sangat Baik
9Penggunaan simbol dalam Tes Diagnostik sesuai dengan aturan yang ada.
83 79,8% Baik
10
Tes Diagnostik menambah rasa ingin tahu untuk mengerjakan tes yang sama dengan materi berbada/lebih lanjut
96 92,3% Sangat Baik
Rata-rata 90,1 86,6% Sangat Baik
Perhitungan :
K = ∑ 100%
124
Lanjutan
Keterangan:
K = Presentase skor yang diperoleh
∑ni = jumlah skor yang diperoleh
N = Jumlah skor maksimal
Kriteria presentase skor penilaian
Interval % Skor Kriteria
81,25% <skor≤100% Sangat baik
62,50% <skor≤81,25% Baik
43,75% <skor≤62,50% Cukup Baik
25%<skor≤43,75% Tidak baik
125
Lampiran 23
RespondenAspek Tanggapan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10UCL-01 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4UCL -02 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3UCL -03 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4UCL -04 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4UCL -05 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3UCL -06 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4UCL -07 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3UCL -08 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4UCL -09 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4UCL -10 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4UCL -11 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4UCL -12 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4UCL -13 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4UCL -14 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4UCL -15 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4UCL -16 4 3 4 4 3 2 3 2 3 4UCL -17 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3
REKAPITULASI HASIL TANGGAPAN PESERTA DIDIK UJI COBA SKALA LUAS
126
UCL -18 4 2 3 4 4 3 4 4 3 2UCL -19 3 2 4 2 4 3 2 3 2 4UCL -20 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3UCL -21 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4UCL -22 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4UCL -23 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4UCL -24 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3UCL -25 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4UCL -26 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4
Jumlah Skor 90 81 98 86 94 85 96 92 83 96Jumlah skor maksimal 104 104 104 104 104 104 104 104 104 104Persentase (%) 86,5% 77,8% 94,2% 82,7% 90,4% 81,7% 92,3% 88,4% 79,8% 92,3%Kriteria SB B SB SB SB SB SB SB B SBPersentase rata-rata 86,6% SB
Kriteria persentase skor penilaian
Interval % Kriteria
81,25% <skor≤100%
62,50% <skor≤81,25%
43,75% <skor≤62,50%
25%<skor≤43,75%
Sangat Baik
Baik
Cukup Baik
Tidak Baik
127
Lampiran 24
KRITERIA PENILAIAN LEMBAR OBSERVASI
KETERAMPILAN PROSES SAINS
No Aspek yang diamati
Skor Keterangan
1. Merencanakan Percobaan
4 Dapat menyiapkan alat dan bahan serta melakukan langkah-langkah kerja dengan benar dan tepat
3 Dapat menyiapkan alat dan bahan serta melakukan langkah-langkah kerja dengan benar tetapi kurang tepat
2 Dapat menyiapkan alat dan bahan serta melakukan langkah-langkah kerja dengan benar
1 Tidak dapat menyiapkan alat dan bahan serta melakukan langkah-langkah kerja
2. Mengamati 4 Dapat membaca hasil percobaan dengan benar, teliti, dan tepat
3 Dapat membaca hasil percobaan dengan benar dan teliti
2 Dapat membaca hasil percobaan dengan benar, tetapi tidak teliti
1 Tidak dapat membaca hasil percobaan3. Mengelompokkan 4 Dapat menggelompokkan sumber energi
dengan tepat dan benar 3 Dapat menggelompokkan sumber energi
dengan tepat tetapi kurang benar2 Dapat menggelompokkan sumber energi
dengan tepat tetapi salah1 Tidak dapat menggelompokkan sumber energi
4. Menyimpulkan 4 Dapat menyimpulkan hasil percobaan dengan baik dan benar
3 Dapat menyimpulkan hasil percobaan dengan baik tetapi kurang benar
2 Dapat menyimpulkan hasil percobaan dengan baik tetapi salah
1 Tidak dapat menyimpulkan hasil percobaan
128
Lampiran 25
LEMBAR OBSERVASI KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA
No Responden
Aspek yang dinilai
TotPersen
taseMerencanakan
percobaan Mengamati Mengelompokan Menyimpulkan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 41. UCL-01 √ √ √ √ 13 812. UCL-02 √ √ √ √ 15 943. UCL-03 √ √ √ √ 12 754. UCL-04 √ √ √ √ 13 815. UCL-05 √ √ √ √ 14 886. UCL-06 √ √ √ √ 10 637. UCL-07 √ √ √ √ 12 758. UCL-08 √ √ √ √ 8 509. UCL-09 √ √ √ √ 13 8110. UCL-10 √ √ √ √ 14 8811. UCL-11 √ √ √ √ 12 7512. UCL-12 √ √ √ √ 10 6313. UCL-13 √ √ √ √ 13 8114. UCL-14 √ √ √ √ 16 10015. UCL-15 √ √ √ √ 9 5616. UCL-16 √ √ √ √ 12 7517. UCL-17 √ √ √ √ 16 10018. UCL-18 √ √ √ √ 14 8819. UCL-19 √ √ √ √ 12 7520. UCL-20 √ √ √ √ 12 7521. UCL-21 √ √ √ √ 13 8122. UCL-22 √ √ √ √ 12 7523. UCL-23 √ √ √ √ 13 8124. UCL-24 √ √ √ √ 11 6925. UCL-25 √ √ √ √ 13 8126. UCL-26 √ √ √ √ 14 88
129
Lampiran 26
TABEL PERHITUNGAN KORELASIANTARA AKTIVITAS SISWA DAN HASIL BELAJAR
No RespondenAktivitas
SiswaHasil
Belajar(Xi - X) (Yi - Y)
x2 y2 xy(X) (Y) (x) (y)
1 UCL-01 81 80 2,58 -1,96 6,64 3,85 -5,052 UCL-02 94 91 15,58 9,04 242,64 81,69 140,793 UCL-03 75 77 -3,42 -4,96 11,72 24,62 16,984 UCL-04 81 86 2,58 4,04 6,64 16,31 10,415 UCL-05 88 89 9,58 7,04 91,72 49,54 67,416 UCL-06 63 74 -15,42 -7,96 237,87 63,39 122,797 UCL-07 75 77 -3,42 -4,96 11,72 24,62 16,988 UCL-08 50 71 -28,42 -10,96 807,87 120,16 311,569 UCL-09 81 80 2,58 -1,96 6,64 3,85 -5,0510 UCL-10 88 89 9,58 7,04 91,72 49,54 67,4111 UCL-11 75 77 -3,42 -4,96 11,72 24,62 16,9812 UCL-12 63 74 -15,42 -7,96 237,87 63,39 122,7913 UCL-13 81 86 2,58 4,04 6,64 16,31 10,4114 UCL-14 100 94 21,58 12,04 465,56 144,92 259,7515 UCL-15 56 71 -22,42 -10,96 502,79 120,16 245,7916 UCL-16 75 83 -3,42 1,04 11,72 1,08 -3,5517 UCL-17 100 94 21,58 12,04 465,56 144,92 259,7518 UCL-18 88 89 9,58 7,04 91,72 49,54 67,4119 UCL-19 75 83 -3,42 1,04 11,72 1,08 -3,5520 UCL-20 75 77 -3,42 -4,96 11,72 24,62 16,9821 UCL-21 81 86 2,58 4,04 6,64 16,31 10,4122 UCL-22 75 77 -3,42 -4,96 11,72 24,62 16,9823 UCL-23 81 80 2,58 -1,96 6,64 3,85 -5,0524 UCL-24 69 74 -9,42 -7,96 88,79 63,39 75,0225 UCL-25 81 83 2,58 1,04 6,64 1,08 2,6826 UCL-26 88 89 9,58 7,04 91,72 49,54 67,41
∑ 2039 2131 0 0 3544,35 1186,96 1904,4
Rata-rata 78,42 81,96
130
Lanjutan
= ∑∑
= 1904,4(3544,35)(1186,96)
= 1904,44207002,56
= 1904,42051,1= 0,928
131
ANALISIS HASIL UJI COBA SKALA TERBATAS
No KodeNo Butir Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 171 UL-01 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 12 UL-02 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 03 UL-03 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 04 UL-04 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 05 UL-05 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 16 UL-06 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 07 UL-07 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 08 UL-08 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 09 UL-09 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 010 UL-10 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0
vali
dita
s
∑X 6 8 6 3 6 6 6 4 3 4 5 6 4 6 5 4 2∑X² 6 8 6 3 6 6 6 4 3 4 5 6 4 6 5 4 2∑XY 112 138 118 70 115 118 115 89 81 97 106 114 78 124 110 89 54rхy 0,45 0,45 0,57 0,54 0,51 0,57 0,51 0,59 0,78 0,75 0,62 0,49 0,37 0,69 0,70 0,59 0,60
rtabel 0,31 0,31 0,31 0,31 0,31 0,31 0,31 0,31 0,31 0,31 0,31 0,31 0,31 0,31 0,31 0,31 0,31
keterangan valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid
Rel
iabi
litas
p 0,6 0,8 0,6 0,3 0,6 0,6 0,6 0,4 0,3 0,4 0,5 0,6 0,4 0,6 0,5 0,4 0,2q 0,4 0,2 0,4 0,7 0,4 0,4 0,4 0,6 0,7 0,6 0,5 0,4 0,6 0,4 0,5 0,6 0,8pq 0,24 0,16 0,24 0,21 0,24 0,24 0,24 0,24 0,21 0,24 0,25 0,24 0,24 0,24 0,25 0,24 0,16
∑pq 7,72 r11>rtabel= Reliabels² 100,8
r11 0,951
kriteria Reliabel
Lampiran 27
132
Inde
ks
kesu
kara
n B 6 8 6 3 6 6 6 4 3 4 5 6 4 6 5 4 2
Js 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
IK 0,6 0,8 0,6 0,3 0,6 0,6 0,6 0,4 0,3 0,4 0,5 0,6 0,4 0,6 0,5 0,4 0,2kriteria sedang mudah sedang sedang sedang sedang sedang sedang sedang sedang sedang sedang sedang sedang sedang sedang sukar
Day
a pe
mbe
da
BA 4 5 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 5 4 3 2BB 2 3 2 0 2 2 2 1 0 0 1 2 1 1 1 1 0JA 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5JB 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5PA 0,8 1 0,8 0,6 0,8 0,8 0,8 0,6 0,6 0,8 0,8 0,8 0,6 1 0,8 0,6 0,4PB 0,4 0,6 0,4 0 0,4 0,4 0,4 0,2 0 0 0,2 0,4 0,2 0,2 0,2 0,2 0D 0,4 0,4 0,4 0,6 0,4 0,4 0,4 0,4 0,6 0,8 0,6 0,4 0,4 0,8 0,6 0,4 0,4
kriteria cukup cukup cukup baik cukup cukup cukup cukup baikbaik
sekalibaik cukup cukup
baik sekali
baik cukup cukup
Keterangan Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai
133
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 Y Y2
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 33 10891 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 31 9610 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 17 2890 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 16 2560 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 21 4410 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 8 640 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 6 360 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 4 160 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 5 250 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 9 812 2 5 4 2 4 4 2 4 6 5 4 5 6 3 2 2 4 150 32582 2 5 4 2 4 4 2 4 6 5 4 5 6 3 2 2 464 64 106 90 64 91 90 49 94 110 110 97 118 111 81 52 50 89
0,85 0,85 0,62 0,61 0,85 0,63 0,61 0,47 0,69 0,41 0,70 0,75 0,86 0,43 0,78 0,55 0,50 0,59
0,31 0,31 0,31 0,31 0,31 0,31 0,31 0,31 0,31 0,31 0,31 0,31 0,31 0,31 0,31 0,31 0,31 0,31
valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid
0,2 0,2 0,5 0,4 0,2 0,4 0,4 0,2 0,4 0,6 0,5 0,4 0,5 0,6 0,3 0,2 0,2 0,40,8 0,8 0,5 0,6 0,8 0,6 0,6 0,8 0,6 0,4 0,5 0,6 0,5 0,4 0,7 0,8 0,8 0,60,16 0,16 0,25 0,24 0,16 0,24 0,24 0,16 0,24 0,24 0,25 0,24 0,25 0,24 0,21 0,16 0,16 0,24
134
2 2 5 4 2 4 4 2 4 6 5 4 5 6 3 2 2 4
10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
0,2 0,2 0,5 0,4 0,2 0,4 0,4 0,2 0,4 0,6 0,5 0,4 0,5 0,6 0,3 0,2 0,2 0,4sukar sukar sedang sedang sukar sedang sedang sukar sedang sedang sedang sedang sedang sedang sedang sukar sukar sedang
2 2 4 3 2 3 3 2 3 4 4 4 5 4 3 2 2 30 0 1 1 0 1 1 0 1 2 1 0 0 2 0 0 0 15 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
0,4 0,4 0,8 0,6 0,4 0,6 0,6 0,4 0,6 0,8 0,8 0,8 1 0,8 0,6 0,4 0,4 0,60 0 0,2 0,2 0 0,2 0,2 0 0,2 0,4 0,2 0 0 0,4 0 0 0 0,2
0,4 0,4 0,6 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,6 0,8 1 0,4 0,6 0,4 0,4 0,4
cukup cukup baik cukup cukup cukup cukup cukup cukup cukup baikbaik
sekalibaik
sekalicukup baik cukup cukup cukup
Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai
135
DAFTAR NILAI HASIL BELAJAR SISWAPADA UJI COBA SKALA TERBATAS
KELAS VIII MTs Sabilurrahman Gubug Grobogan
No. Urut
Nama Kode NIilai Kriteria
1 Achmad Sidiq UL-03 60 Tidak Tuntas 2 Azza Maulana UL-10 11 Tidak Tuntas3 Feby Dinta Rismaya UL-04 48 Tidak Tuntas4 Ilham Hadi Susanto UL-06 25 Tidak Tuntas5 M. Nafi’il Kharir UL-02 91 Tuntas6 Nita Utami UL-09 14 Tidak Tuntas7 Tatik Ilmiyati UL-01 94 Tuntas8 Veny Kanti Rahayu UL-08 17 Tidak Tuntas9 VeraSasmita UL-07 22 Tidak Tuntas
10 Yaqut Nuris Tsuraya UL-05 45 Tidak Tuntas
Lampiran 28
136
DAFTAR NILAI HASIL BELAJAR SISWAPADA UJI COBA SKALA LUAS
KELAS VIII.3 MTs Sabilurrahman Gubug Grobogan
No. Urut
Nama Kode Nilai Kriteria
1 Agung Widiyatmoko UCL-01 80 Tuntas 2 Abdul Azis UCL-02 91 Tuntas3 Abdul Wakid UCL-03 77 Tuntas4 Anis Linda Ayu UCL-04 86 Tuntas5 Dewi Fifi Andriani UCL-05 89 Tuntas6 Erix Setiyawan UCL-06 74 Tidak Tuntas7 Heni Syahputri Dewi UCL-07 77 Tuntas8 Hilmi Dwi Cahyo UCL-08 71 Tidak Tuntas9 Khalimatul Lania Ulfa UCL-09 80 Tuntas
10 Kholisotudz Dzihniyyah UCL-10 89 Tuntas11 Mila Rokhatun Ni'mah UCL-11 77 Tuntas12 M. Slamet Cahyono UCL-12 74 Tidak Tuntas 13 M. Fajar Imani UCL-13 86 Tuntas14 Nifa Isdatun Najah UCL-14 94 Tuntas15 Puput Novita Sari UCL-15 71 Tidak Tuntas16 Siti Karomah UCL-16 83 Tuntas17 Siti Muyassaroh UCL-17 94 Tuntas18 Tukul Adam Malik UCL-18 89 Tuntas19 Roy Tato Dagosta UCL-19 83 Tuntas20 Ummi Alifah UCL-20 77 Tuntas21 Vera Fitriani UCL-21 86 Tuntas22 Wawan Agus Gunawan UCL-22 77 Tuntas23 Yuliana UCL-23 80 Tuntas24 Yulfa Utami UCL-24 74 Tidak Tuntas25 Zaki Pasya UCL-25 83 Tuntas26 Izzatun Nasyikhah UCL-26 89 Tuntas
Lampiran 29
137
DAFTAR SISWA YANG MENGIKUTI UJI COBA SKALA TERBATAS
KELAS VIII MTs Sabilurrahman Gubug Grobogan
No. Urut
Nama Kode
1 Achmad Sidiq UL-032 Azza Maulana UL-103 Feby Dinta Rismaya UL-044 Ilham Hadi Susanto UL-065 M. Nafi’il Kharir UL-026 Nita Utami UL-097 Tatik Ilmiyati UL-018 Veny Kanti Rahayu UL-089 VeraSasmita UL-07
10 Yaqut Nuris Tsuraya UL-05
Lampiran 30
138
DAFTAR SISWA YANG MENGIKUTI UJI COBA SKALA LUAS
KELAS VIII.3 MTs Sabilurrahman Gubug Grobogan
No. Urut
Nama Kode
1 Agung Widiyatmoko UCL-01 2 Abdul Azis UCL-023 Abdul Wakid UCL-034 Anis Linda Ayu UCL-045 Dewi Fifi Andriani UCL-056 Erix Setiyawan UCL-067 Heni Syahputri Dewi UCL-078 Hilmi Dwi Cahyo UCL-089 Khalimatul Lania Ulfa UCL-09
10 Kholisotudz Dzihniyyah UCL-1011 Mila Rokhatun Ni'mah UCL-1112 M. Slamet Cahyono UCL-1213 M. Fajar Imani UCL-1314 Nifa Isdatun Najah UCL-1415 Puput Novita Sari UCL-1516 Siti Karomah UCL-1617 Siti Muyassaroh UCL-1718 Tukul Adam Malik UCL-1819 Roy Tato Dagosta UCL-1920 Ummi Alifah UCL-2021 Vera Fitriani UCL-2122 Wawan Agus Gunawan UCL-2223 Yuliana UCL-2324 Yulfa Utami UCL-2425 Zaki Pasya UCL-2526 Izzatun Nasyikhah UCL-26
Lampiran 31
139
Lampiran 32
SURAT PENETAPAN DOSEN PEMBIMBING
Lampiran 33SURAT IJIN PENELITIAN
140
Lampiran 33
141
Lampiran 34SURAT KETERANGAN