titipan yudi

22

Click here to load reader

Upload: ogiekz-gie-gie

Post on 14-Aug-2015

93 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: titipan yudi

Detak jantung janin

Image by : Dokumentasi Ayahbunda

Heart rate (HR) atau detak jantung janin dapat dideteksi kurang lebih pada usia kehamilan 6 minggu dan lebih jelas digambarkan pada usia kehamilan 7 minggu. 

Normalnya, denyut jantung janin usia 6 minggu adalah 90 hingga 110 denyut per menit (dpm) sedangkan pada usia 9 minggu ke atas berkisar antara 140 dpm dengan variasi normal 20 dpm di atas atau di bawah nilai rata-rata tersebut. Jadi, nilai normal denyut jantung bayi berkisar antara 120 hingga 160 dpm. HR pada janin normalnya memang jauh lebih cepat dibanding HR orang dewasa atau bahkan anak-anak. Ditambah lagi bahwa perkembangan jantung janin itu telah cukup fungsional setelah mencapai umur kehamilan kurang lebih 12 minggu.

Bila pada usia kehamilan 5 hingga 8 minggu terjadi perlambatan denyut jantung (kurang dari 90 denyut per menit) atau istilahnya bradycardia, bisa dikaitkan dengan risiko tinggi terjadinya keguguran. Ibu hamil harus mengonsumsi makanan cukup gizi dan mudah dicerna, agar nutrisi yang penting untuk perkembangan bayi bisa tercukupi dengan baik. Tenangkan hati dan pikiran agar aliran darah ke dalam rahim berjalan normal dan lancar. Keadaan psikis dan emosional Bunda yang tertekan dapat menimbulkan reaksi "cepat” atau “terburu-buru" pada pertumbuhan janin, oleh sebab itu HR janin dapat menjadi tinggi sebagai kompensasi dalam memenuhi kebutuhan nutrisi untuk perkembangan organ-organ tubuhnya. (me)

Page 2: titipan yudi

Pemeriksaan Denyut Jantung Janin

Pemeriksaan DJJ dilakukan sebagai acuan untuk mengetahui kesehatan ibu dan perkembangan janin khususnya denyut jantung janin dalam rahim. Detak jantung janin normal permenit yaitu : 120-60x / menit Pemeriksaan denyut jantung janin harus dilakukan pada ibu hamil. Denyut jantung janin baru dapat didengar pada usia kehamilan 16 minggu / 4 bulan. Gambaran DJJ:

a. Takikardi berat; detak jantung diatas 180x/mnt

b. Takikardi ringan: antara 160-180x/mnt

c. Normal: antara 120-160x/mnt

d. Bradikardia ringan: antara 100-119x/mnt

e. Bradikardia sedang: antara 80-100x/mnt

f. Bradikardia berat: kurang dari 80x/mnt

Alat-alat yang dapat digunakan sebagai alat dalam pemeriksaan DJJ:

1. Stetoskop Laennec

Stetoskop yang dirancang khusus untuk dapat mendengarkan detak jantung janin secara manual oleh pemeriksa dapat digunakan pada usia kehamilan 17-22 minggu

Cara pemeriksaan menggunakan leanec:

a. Baringkan Ibu hamil dengan posisi telentang

b. Lakukan pemeriksaan Leopold untuk mencari posisi punggung janin

c. Letakkan stetoskop pada daerah sekitar punggung janin

d. Hitung total detak jantung janin

e. Catat hasil dan beritahu hasil pada klien

2. USG

(Ultra sonografi). USG adalah suatu alat dalam dunia kedokteran yang memanfaatkan gelombang ultrasonik, yaitu gelombang suara yang memiliki frekuensi yang tinggi (250 kHz – 2000 kHz) yang kemudian hasilnya ditampilkan dalam layar monitor.

a. skema cara kerja usg

1) Transduser

Transduser adalah komponen USG yang ditempelkan pada bagian tubuh yang akan diperiksa, seperti dinding perut atau dinding poros usus besar pada pemeriksaan prostat. Di dalam transduser terdapat kristal yang digunakan untuk menangkap pantulan gelombang yang disalurkan oleh transduser. Gelombang yang diterima masih dalam bentuk gelombang akusitik (gelombang pantulan) sehingga fungsi kristal disini adalah untuk mengubah gelombang tersebut menjadi

Page 3: titipan yudi

gelombang elektronik yang dapat dibaca oleh komputer sehingga dapat diterjemahkan dalam bentuk gambar.

2) Monitor Monitor yang digunakan dalam USG

3) Mesin USG

Mesin USG merupakan bagian dari USG dimana fungsinya untuk mengolah data yang diterima dalam bentuk gelombang. Mesin USG adalah CPUnya USG sehingga di dalamnya terdapat komponen-komponen yang sama seperti pada CPU pada PC, USG merubah gelombang menjadi gambar

b. cara pemeriksaan

Pemeriksaan USG dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:

a) Pervaginam

Memasukkan probe USG transvaginal/seperti melakukan pemeriksaan dalam.

1. Dilakukan pada kehamilan di bawah 8 minggu.

2. Lebih mudah dan ibu tidak perlu menahan kencing.

3. Lebih jelas karena bisa lebih dekat pada rahim.

4. Daya tembusnya 8-10 cm dengan resolusi tinggi.

5. Tidak menyebabkan keguguran.

b) Perabdominan

1. Probe USG di atas perut.

2. Biasa dilakukan pada kehamilan lebih dari 12 minggu.

3. Karena dari atas perut maka daya tembusnya akan melewati otot perut, lemak baru menembus rahim.

c. jenis pemeriksaan usg

1. USG 2 Dimensi

Menampilkan gambar dua bidang (memanjang dan melintang). Kualitas gambar yang baik sebagian besar keadaan janin dapat ditampilkan.

2. USG 3 Dimensi

Dengan alat USG ini maka ada tambahan 1 bidang gambar lagi yang disebut koronal. Gambar yang tampil mirip seperti aslinya. Permukaan suatu benda (dalam hal ini tubuh janin) dapat dilihat dengan jelas. Begitupun keadaan janin dari posisi yang berbeda. Ini dimungkinkan karena gambarnya dapat diputar (bukan janinnya yang diputar).

3. USG 4 Dimensi

Sebetulnya USG 4 Dimensi ini hanya istilah untuk USG 3 dimensi yang dapat bergerak (live 3D). Kalau gambar yang diambil dari USG 3 Dimensi statis, sementara pada USG 4 Dimensi, gambar janinnya dapat “bergerak”. Jadi pasien dapat melihat lebih jelas dan membayangkan keadaan janin di dalam rahim.

Page 4: titipan yudi

4. USG Doppler

Pemeriksaan USG yang mengutamakan pengukuran aliran darah terutama aliran tali pusat. Alat ini digunakan untuk menilai keadaan / kesejahteraan janin. Penilaian kesejahteraan janin ini meliputi:

a. Gerak napas janin (minimal 2x/10 menit).

b. Tonus (gerak janin).

c. Indeks cairan ketuban (normalnya 10-20 cm).

d. Doppler arteri umbilikalis.

e. Reaktivitas denyut jantung janin.

d. saat tepat pemeriksaan

Pemeriksaan dengan USG wajib semasa kehamilan sebetulnya hanya dua kali, yaitu:

1. Saat pertama kali pemeriksaan kehamilan (usia kehamilan berapa pun namun biasanya pada usia kehamilan 10-12 minggu). Pemeriksaan ini dilakukan sebagai skrining awal. Gambaran janin yang masih sekitar 8 cm akan terlihat tampil secara utuh pada layar monitor.

2. Usia kehamilan 20-24 minggu sebagai skrining lengkap. Setelah usia kehamilan lebih dari 12 minggu gambaran janin pada layar monitor akan terlihat sebagian-sebagian/tidak secara utuh. Karena alat scan USG punya area yang terbatas, sementara ukuran besar janin sudah bertambah atau lebih dari 8 cm. Jadi, untuk melihat kondisi janin dapat per bagian, misalnya detail muka, detail jantung, detail kaki dan sebagainya. Selain itu, penggunaan alat USG dapat dilakukan atas dasar indikasi yakni:

a) Pemeriksaan USG serial untuk mengukur pertumbuhan berat badan janin.

b) Bila perlu pada usia kehamilan 38-42 minggu untuk melihat bagaimana posisi bayi apakah melintang, kepala turun, dan lainnya.

e. Manfaat

1. Trimester I

a) Memastikan hamil atau tidak.

b) Mengetahui keadaan janin, lokasi hamil, jumlah janin dan tanda kehidupannya.

c) Mengetahui keadaan rahim dan organ sekitarnya.

d) Melakukan penapisan awal dengan mengukur ketebalan selaput lendir, denyut janin, dan sebagainya.

2. Trimester II:

a) Melakukan penapisan secara menyeluruh.

b) Menentukan lokasi plasenta.

c) Mengukur panjang serviks.

3. Trimester III:

Page 5: titipan yudi

a) Menilai kesejahteraan janin.

b) Mengukur biometri janin untuk taksiran berat badan.

c) Melihat posisi janin dan tali pusat.

d) Menilai keadaan plasenta.

3. NST

NST adalah cara pemeriksaan janin dengan menggunakan kardiotokografi, pada umur kehamilan ≥ 32 minggu. Pemeriksaan ini dilakukan dengan maksud melihat hubungan perubahan denyut jantung dengan gerakan janin. Pemeriksaan ini dapat dilakukan baik pada saat kehamilan maupun persalinan.

Pemeriksaan NST dilakukan untuk menilai gambaran djj dalam hubungannya dengan gerakan / aktivitas janin. Adapun penilaian NST dilakukan terhadap frekuensi dasar djj (baseline), variabilitas (variability) dan timbulnya akselerasi yang sesuai dengan gerakan / aktivitas janin (Fetal Activity Determination / FAD).

Dilakukan untuk menilai apakah bayi merespon stimulus secara normal dan apakah bayi menerima cukup oksigen. Umumnya dilakukan pada usia kandungan minimal 26-28 minggu, atau kapanpun sesuai dengan kondisi bayi.

Yang dinilai adalah gambaran denyut jantung janin (djj) dalam hubungannya dengan gerakan atau aktivitas janin. Pada janin sehat yang bergerak aktif dapat dilihat peningkatan frekuensi denyut jantung janin. Sebaliknya, bila janin kurang baik, pergerakan bayi tidak diikuti oleh peningkatan frekuensi denyut jantung janin.

a. Cara Melakukan Persiapan tes tanpa kontraksi :

Sebaiknya pemeriksaan dilakukan pagi hari 2 jam setelah sarapan dan tidak boleh diberikan sedativa.

b. Prosedur pelaksanaan :

1) Pasien ditidurkan secara santai semi fowler 45 derajat miring ke kiri

2) Tekanan darah diukur setiap 10 menit

3) Dipasang kardio dan tokodinamometer

4) Frekuensi jantung janin dicatat

5) Selama 10 menit pertama supaya dicatat data dasar bunyi

6) Pemantauan tidak boleh kurang dari 30 menit

7) Bila pasien dalam keadaan puasa dan hasil pemantauan selama 30 menit tidak reaktif, pasien diberi larutan 100 gram gula oral dan dilakukan pemeriksaan ulang 2 jam kemudian (sebaiknya pemeriksaan dilakukan pagi hari setelah 2 jam sarapan)

8) Pemeriksaan NST ulangan dilakukan berdasarkan pertimbangan hasil NST secara individual

c. Indikasi

Semua pasien yang ada kaitannya dengan insufisiensi plasenta

f. Komplikasi

Page 6: titipan yudi

Hipertensi ortostatik

g. Cara Membaca

Pembacaan hasil :

a) Reaktif, bila :

1. Denyut jantung basal antara 120-160 kali per menit

2. Variabilitas denyut jantung 6 atau lebih per menit

3. Gerakan janin terutama gerakan multipel dan berjumlah 5 gerakan atau lebih dalam 20 menit

4. Reaksi denyut jantung terutama akselerasi pola ”omega” pada NST yang reaktif berarti janin dalam keadaan sehat, pemeriksaan diulang 1 minggu kemudian

5. Pada pasien diabetes melitus tipe IDDM pemeriksaan NST diulang tiap hari, tipe yang lain diulang setiap minggu

b) Tidak reaktif, bila :

1. Denyut jantung basal 120-160 kali per menit

2. Variabilitas kurang dari 6 denyut /menit

3. Gerak janin tidak ada atau kurang dari 5 gerakan dalam 20 menit

4. Tidak ada akselerasi denyut jantung janin meskipun diberikan rangsangan dari luar

Antara hasil yang reaktif dan tidak reaktif ini ada bentuk antar yaitu kurang reaktif. Keadaan ini interpretasinya sukar, dapat diakibatkan karena pemakaian obat seperti : barbiturat, demerol, penotiasid dan metildopa

Pada keadaan kurang reaktif dan pasien tidak menggunakan obat-obatan dianjurkan NST diulang keesokan harinya. Bila reaktivitas tidak membaik dilakukan pemeriksaan tes dengan kontraksi (OCT)

c) Sinusoidal, bila :

1. Ada osilasi yang persisten pada denyut jantung asal

2. Tidak ada gerakan janin

3. Tidak terjadi akselerasi, janin dalam keadaan bahaya. Bila paru-paru janin matur, janin dilahirkan. Gambaran ini didapatkan pada keadaan isoimunisasi-RH

Jika pemeriksaan menunjukkan hasil yang meragukan, hendaknya diulangi dalam waktu 24 jam. Atau dilanjutkan dengan pemeriksaan CST (Contraction Stress Test). Bayi yang tidak bereaksi belum tentu dalam bahaya, walau begitu pengujian lebih lanjut mungkin diperlukan.

d) Hasil pemeriksaan NST disebut abnormal (baik reaktif ataupun non reaktif) apabila ditemukan :

1. Bradikardi

2. Deselerasi 40 atau lebih di bawah (baseline), atau djj mencapai 90 dpm, yang lamanya 60 detik atau lebih

Page 7: titipan yudi

Pada pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan terminasi kehamilan bila janin sudah viable atau pemeriksaan ulang setiap 12-24 jam bila janin belum viable

Hasil NST yang reaktif biasanya diikuti oleh keadaan janin yang masih baik sampai 1 minggu kemudian (dengan spesifitas sekitar 90%), sehingga pemeriksaan ulang dianjurkan 1 minggu kemudian. Namun bila ada faktor resiko seperti hipertensi/gestosis, DM, perdarahan atau oligohidramnion hasil NST yang reaktif tidak menjamin bahwa keadaan janin akan masih tetap baik sampai 1 minggu kemudian, sehingga pemeriksaan ulang harus lebih sering (1 minggu).

Hasil NST non reaktif mempunyai nilai prediksi positif yang rendah <30%, sehingga perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan dengan CST atau pemeriksaan yang mempunyai nilai prediksi positif yang lebih tinggi (Doppler-USG). Sebaiknya NST tidak dipakai sebagai parameter tunggal untuk menentukan intervensi atau terminasi kehamilan oleh karena tingginya angka positif palsu tersebut (dianjurkan untuk menilai profil biofisik janin yang lainnya).

4. Doppler

Fetal Doppler adalah alat dalam biomedik yang sering digunakan untuk mendeteksi detak jantung janin pada ibu hamil. Fetal Doppler menggunakan sensor Ultrasound dengan frekuensi 2 MHz untuk mendeteksi detak jantung janin berdasarkan prinsip doppler, yaitu memanfaatkan prinsip pemantulan gelombang yang dipancarkan oleh sensor ultrasound.

Cara pemeriksaan menggunakan Doppler:

Alat dan bahan

- Doppler

- Jelly

Langkah-langkah pemeriksaan

a. Baringkan ibu hamil dengan posisi terlentang

b. Beri jelly pada doppler /lineac yang akan digunakan

c. Tempelkan doppler pada perut ibu hamil didaerah punggung janin.

d. Hitung detak jantung janin :

i. Dengar detak jantung janin selama 1 menit, normal detak jantung janin 120-140 / menit.

ii. Beri penjelasan pada pasien hasil pemeriksaan detak jantung janin

e. Jika pada pemeriksaan detak jantung janin, tidak terdengar ataupun tidak ada pergerakan bayi, maka pasien diberi penjelasan dan pasien dirujuk ke RS.

f. Pasien dipersilahkan bangun

g. Catat hasil pemeriksaan jantung janin pada buku Kart Ibu dan Buku KIA

(kuliah Obstetri Penerbis buku Kedokteran ECG)

http://subijakto25.blog.com/2010/11/14/usg-ultra-sonography/

http://bidanshop.blogspot.com/2010/01/nst-dalam-kehamilan.html

http://puskesmas-oke.blogspot.com/2010/01/sop-pemeriksaan-denyut-jantung-janin.html

Page 8: titipan yudi

tanda janin tidak berkembang dan tidak normal

Beberapa penyebab janin tidak tidak berkembang atau tidak normal dalam rahim ibu dan gejala kelainan janin selama persalinan dapat di gambarkan seperti pada waktu di mana janin di bawah tekanan luar biasa. Inilah sebabnya, dokter cenderung untuk mengukur denyut jantung bayi selama proses persalinan.

Jika ada penurunan denyut jantung pada tingkat yang lebih rendah adalah tanda janin kurang normal. Namun, gejala janin dapat dirasakan oleh ibu selama kehamilan juga. Oleh karena itu, sangat penting untuk disadari akan sinyal penderitaan janin sebelum lahir.

Penyebab kesusahan janin

Kesusahan janin sangat umum dapat disebabkan oleh sejumlah alasan, beberapa di antaranya meliputi:

Tali yang membentuk sebuah lingkaran di sekitar leher bayi. Ini adalah yang paling umum yang menyebabkan janin yang hanya memiliki perkembangan sekitar 30% dari keadaan normal, hal lainnya kemungkinan besar karena: Detasemen plasenta,

Rahim pecah, Infeksi rahim, adanya beberapakasus seperti kembar tiga , Bahu bystocia, Posisi janin abnormal.

Gejala janin

Ketika bayi sehat di rahim, menunjukkan gerakan yang kuat, stabil dan menanggapi rangsangan berbagai dengan gerakan-gerakan yang sesuai. Ini berarti bahwa bayi tidak di bawah jenis janin selama persalinan. Namun, ketika gejala janin, ini menunjukkan bahwa ada sesuatu salah. Gejala ini meliputi:

Ketika detak jantung janin bergerak di bawah 100 untuk 120 denyut per menit. hal ini menunjukkkan keadaan yang tidak stabil atau tidak seperti basanya detak jantung janin yang normal

Posisi tidak normal pada bayi menyebabkan kekurangan oksigen. Oleh karena itu, dokter harus menemukan solusi untuk mengatasi kekurangan oksigen untuk mengatasi kemungkinan kerusakan otak atau kematian pada janin

Perubahan dalam pola gerakan atau gerakan janin berhenti tiba-tiba

Ketika bayi ini masih dalam rahim dan telah mengeluarkan feses pertamanya, ini adalah situasi yang sangat berbahaya. Penyakit, dicampur dengan cairan amniotik, dapat tertenelan oleh janin dan yang bisa menjadi campuran beracun untuk anak belum lahir

Tanda-tanda janin yang sehat atau tidak

Janin tekanan di atas gejala terlihat di bayi selama waktu kerja. Namun, para ibu harus selalu waspada untuk janin sinyal tekanan yang diberikan oleh tubuh mereka. Tubuh wanita adalah hal yang menakjubkan yang segera mengirim sinyal tertekan dari bayi ke ibu. Menyebutnya intuisi ibu atau tanda-tanda janin, perlu menghubungi dokter Anda segera jika Anda mengalami salah satu dari berikut ini:

Tidak adanya gerakan janin

Sebagai bayi tumbuh, ia cenderung untuk bergerak banyak selama waktu tertentu hari. Hal ini diperlukan untuk mengingat bahwa bayi Anda paling aktif dan jumlah tendangan yang merasa

Page 9: titipan yudi

selama ini. Misalnya, Anda harus ingat bahwa bayi Anda tendangan Anda 12 kali selama waktu tertentu hari. Namun, jika dalam satu hari pada khususnya, bayi Anda tidak menendang itu sering atau tidak bergerak apa-apa, Anda menelepon dokter Anda segera. Dokter akan dapat memandu Anda melalui langkah berikutnya yang harus Anda ikuti untuk menjaga janin-nya yang sehat.

Bercak atau vagina pendarahan

Banyak kali, wanita mengalami bercak atau pendarahan selama kehamilan. Jika Anda memiliki tempat, sementara itu hamil atau vagina pendarahan, ini dapat menunjukkan keguguran. Anda harus menghubungi dokter Anda segera, terutama jika Anda menderita dari pendarahan selama trimester pertama.

Keram

Kram selama kehamilan dapat timbul karena sejumlah alasan. Jika Anda mengalami kram, bersama dengan pendarahan, segera hubungi unit medis darurat. Ini dapat menjadi tanda keguguran atau gejala janin.

Berat badan

Perempuan cenderung untuk memenangkan sekitar 20-25 pon selama kehamilan. Namun, jika Anda mendapatkan nomor berat sangat rendah, dapat tanda janin. Hal ini menunjukkan bahwa bayi tidak mendapat cukup nutrisi dan mungkin memerlukan bantuan. Berlebihan berat badan mungkin menunjukkan diabetes gestational pada janin atau janin tumbuh terlalu besar untuk ibu untuk menangani selama persalinan.

Pecah prematur

Jika Anda mengalami air sebelum 37 minggu kehamilan, itu adalah indikasi janin. Anda berada di tenaga kerja selama periode kehamilan Anda yang tidak aman untuk bayi keluar. Anda harus berbicara dengan dokter Anda apa yang Anda butuhkan untuk memberikan segera.

Ini adalah beberapa gejala janin tertekan ibu harus selalu memperhitungkan. Anda harus berbicara dengan dokter Anda tentang risiko terlibat dalam pengiriman mereka, jika bayi Anda telah mengalami irama jantung normal dalam rahim. Anda harus mengambil semua tindakan pencegahan yang diperlukan untuk periode kehamilan dan persalinan yang aman.

BACA JUGA:

Stres ibu faktor penyebab asma pada janin

Cara dan solusi agar cepat hamil

Manfaat latihan dalam kehamilan

Kategori Ibu Hamil :: Kata Kunci: Denyut jantung bayi, Janin tidak tidak berkembang, Kelainan janin,tanda janin tidak berkembang, janin tidak berkembang, penyebab janin tidak berkembang, tanda tanda janin tidak berkembang, tanda-tanda janin tidak berkembang, gejala janin tidak berkembang, makalah anatomi panggul pada persalinan, tips agar bayi cepat lahir, kista sebaceous, penyebab detak jantung janin berhenti, cara menghilangkan noda putih di wajah, penyebab janin tidak berkembang dalam rahim, tanda tanda janin tak berkembang, penyebab janin tidak berkembang dalam kandungan, cara induksi alami, solusi janin tidak berkembang, tanda janin tak berkembang, ciri2 janin tidak berkembang, hubungan antara bblr dengan terjadinya asfiksia, tanda-tanda janin tidak normal, sindrom down pdf, tanda-tanda jika janin tidak berkembang, tanda janin

Page 10: titipan yudi

tidak normal, jenis-jenis induksi persalinan, janin tidak berkembang dalam kandungan, Jenis Obat induksi, tanda-tanda bayi dalam kandungan tidak berkembang, solusi untuk janin tidak berkembang, artikel dampak hipertensi pada persalinan, tanda bayi tidak berkembang, janin yang tidak berkembang, pencegahan Down Syndrome, cara mengobati Kista sebaceous, tanda tanda janin tdk berkembang, sirosis jantung, angka kejadian ketuban pecah dini di sumatera utara, penyebab polihidramnion, apa penyebab janin tidak berkembang, tanda-tanda janin tak berkembang, penyebab janin tidak tumbuh0 Komentar

Tanda gawat janin DJJ > 160/MNT

A. Definisi Takikardi (Menurut Tucker Martin 1997 Pemantauan Janin)

Takikardi adalah denyut jantung dasar di atas 160 dpm, yang bertahan selama 10 menit atau

lebih. Takikardi sulit dibedakan dengan akselerasi, yang merupakan perubahan periodik sementara.

Bila takikardi janin terjadi umumnya de hubungkan dengan penurunan variabilitas dasar karena

hilangnya aktivitas atomic parasimpatik.

B. Penyebab tanda-tanda gawat janin (Menurut Tuckor Martin 1997 Pemantauan janin)

1. Hipoksia awal pada janin

Janin melakukan kompensasi untuk mengurangi aliran darah dengan meningkatkan stimulasi

simpatik atau melepaskan epinefrin dari medulla adrenal atau keduanya.

2. Demam pada maternal

Mempercepat metabolisme dari miokardium janin, meningkatkan aktivitas kardia akselerasi simpatik

sampai 2 jam sebelum ibu demam.

Demam dalam kehamilan pada maternal menurut WHO 2005

Diagnosis demam dalam kehamilan

Gejala dan tanda selalu adaGejala dan tanda

kadang-kadang adaDiagnosis

kemungkinan

1. Disuria

2. Frekuensi kencing meningkat

1. Nyeri supra simfisis

2. Nyeri perut

Sistitis

Page 11: titipan yudi

1. Disuria

2. Demam

3. Frekuensi

4. Nyeri abdomen

1. Nyeri Pinggang

2. Nyeri Dada

3. Mual / muntah

4. Anoreksia

Pielonefritis akut

1. Cairan vagina berbau pada kehamilan < 22 minggu

2. Demam

3. Uterus nyeri

1. Nyeri abdomen bawah

2. Nyeri lapas

3. Perdarahan, nanah di serviks

Abortus septic

1. Demam/menggigil

2. Cairan vagina barbau pada kehamilan > 22 minggu

3. Nyeri abdomen

1. Ketuban pecah

2. Nyeri uterus

3. Djj cepat

4. Perdarahan sedikit

Amnionitis

1. Demam

2. Sesak nafas

3. Batuk beriak

4. Nyeri dada

1. Lendir (+)

2. Dada/tenggorokan sakit

3. Sesak

4. Rhonkhi

Pneumonia

1. Demam

2. Menggigil

3. Nyeri kepala

4. nyeri otot

1. Limpa membesar Malaria tanpa komplikasi

1. Gejala demam, menggigil, nyeri kepala, nyeri kepala, nyeri otot

2. Koma

3. Anemia

1. Kejang

2. Ikterus

Malaria dengan komplikasi

1. Demam

2. Nyeri kepala

3. Batuk kering

4. Lemas

1. Meracau

2. Tidak sadar

Tifus

Page 12: titipan yudi

5. Anoreksia

6. Limpa besar

1. Demam

2. Lemah

3. Anoreksia

4. Mual

5. Kencing coklat tua

6. Kuning

7. Hati bengkak

1. Nyeri otot

2. Urtikaria

3. Limpa besar

Hepatitis

Keterangan :

Di berikan ampisilin 1 gr per oral 4 kali sehari atau amoksilin 1 gr per oral 3 kali sehari

3. Obat-obatan simpatometik beta (ritodrine dan isoksuprin )

Obat-obatan tokolitik ini, di berikan untuk mengontrol persalinan, mempunyai efek jantung yang

mirip seperti efenefrin.

4. Obat-obatan parasimpatolitik (antropin, skopolamin, hidroksizin, fenotiazin).

Menghambat bagian parasimpatik dari sistem syaraf otonom.

5. Hiportiroid

Long lackting tyroid stimulating hormone kemungkinan menembus plasenta dan meningkatkan

curah jantung dan perfusi jaringan.

C. Intervensi tanda-tanda gawat janin (menurut Sarwono Prawiroharjo 2002 Pelayanan Kesehatan

Maternal dan Neonatal)

Intervensi tanda-tanda gawat janin tergantung pada faktor penyebab. Demam pada maternal dapat

di kurangi dengan antibiotic, hidrasi, dan tindakan pendinginan. Pemberian oksigen 8-12 L / menit

dapat membantu. Takikardi dapat menjadi tanda yang berbahaya bila berhubungan dengan

deselorasi lambat, deselorasi berubah-ubah yang berat atau tidak adanya variabilitas. Takikardi

persiston dengan variabilitas dasar rata-rata atau tidak adanya perubahan periodik, tidak muncul

serius pada kondisi bayi baru lahir, hal ini benar bila takikardi dihubungkan dengan maternal yang

demam.

Page 13: titipan yudi

Denyut jantung janin lebih dari 160 dpm dalam kehamilan variabilitas dasarnya dan menunjukkan

deselerasi lanjut pada kontaksi uterus. Bila Hipoksia menetap glikollsis anaerob menghasilkan asam

laktat dengan PH janin yang menurun.

Adapun janin yang beresiko tinggi untuk mengalami gawat janin adalah :

a. Janin yang pertumbuhannya terhambat.

b. Janin dari ibu dengan diabetes matitus.

c. Janin Proterm dan Posterm.

d. Janin dengan kelainan letak.

e. Janian kelainan bawahan atau infeksi.

D. Perencanaan

Data diagnostic tambahan menurut Sarwono Prawiroharjo

Pemantauan denyut jantung janin

Pemantauan denyut jantung janin yang segera dan continue dalam hubungan dengan kontraksi

uterus memberikan suatu penilaian\an kesehatan janin yang sangat membantu selama proses

persalinan. Akselerasi periodik pada gerakan janin merupakan ketenangan dari reaktivitas janin yang

normal. Indikasi-indikasi dari kemungkinan gawat janin:

1. Beradikardia, denyut jantung janin (+) yang kurang dari 120 DPM.

2. Takikardia, akselerasi denyut jantung janin yang memanjang lebih dari 160x/menit. Dapat

dihubungkan dengan demam ibu sekunder terhadap infeksi intrauteri. Prematuritas dan atropin juga

di hubungkan dengan denyut jantung dasar yang meningkat.

3. Variabililtas denyut jantung dasar yang menurun, yang berarti depresi sistem syaraf anatomi janin

untuk medikasi ibu (atropin, skopopamin, diazepam, fenolbarbitas, magnesium dan analgesic

naikotik)

4. Pola deselerasi, deselerasi lanjut menunjukkan hipoksia janin yang disebabkan oleh isufisiensi

uteroplasma. Deselerasi yang bervariasi tidak berhubungan dengan uterus adalah lebih sering dan

muncul untuk menjalankan kompresi sementara waktu saja dari pembuluh darah umbillikus.

Peningkatan hipoksia janin adalah deselerasi lanjut, penurunan variabilitas, bradikaria yang menetap

dan pola gelombang sinus.

E. Penatalaksanaan

Jika denyut jantung janin diketahui tidak normal, lakukan hal-hal sebagai berikut:

Page 14: titipan yudi

1. Tergantung faktor penyebab: perubahan posisi lataran dan pemberian O2 8-12 l/menit

membantu mengurangi demam pada maternal dengan hidrasi anti piretik dan tindakan pendinginan.

2. Jika sebab dari ibu diketahui (seperti demam, obat-obatan) mulailah penanganan yang sesuai

dengan kondisi ibu:

a. Istirahat baring

b. Banyak minum

c. Kompres untuk menurunkan suhu tubuh ibu

3. Jika sebab dari ibu tidak diketahui dan denyut jantung janin tetap abnormal sepanjang paling sedikit

3 kontraksi, lakukan pemeriksaan dalam untuk mencari penyebab gawat janin:

a. Jika terdapat perdarahan dengan nyeri yang hilang timbul atau menetap, pikirkan kemungkinan

solusio plasma.

b. Jika terdapat tanda-tanda infeksi (demam, sekret vagina berbau tajam) berikan anti biotik untuk

amnionitis.

c. Jika tali pusat terletak di bawah janin atau dalam vagina lakukan penanganan prolaps tali pusat.

4. Jika denyut jantung janin tetap abnormal atau jika terdapat tanda-tanda lain gawat janin (mekonium

kental pada cairan amnion, rencanakan persalinan).

DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo, Sarwono. 2005. Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Bina Pustaka: Jakarta

Matrin, Tucker Susan. 1997. Pemantauan Janin. EGC: Jakarta

Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Bina Pustaka: Jakarta

Supridi, Teddy. 1994. Kedokteran Observasi Dan Gynekologi. EGD: Jakarta

Kunjungi : Download KTI Kebidanan dan Keperawatan

Page 15: titipan yudi

SEKILAS TENTANG POSISI PERSALINAN

Tak ada posisi melahirkan yang paling baik. Posisi yang dirasakan paling nyaman oleh si ibu adalah hal yang terbaik. Namun umumnya, ketika melahirkan dokter akan meminta ibu untuk berbaring atau setengah duduk. Namun pada saat proses melahirkan berlangsung, tidak menutup kemungkinan dokter akan meminta ibu mengubah posisi agar persalinan berjalan lancar. Misalnya, pada awal persalinan ibu diminta berbaring, namun karena proses kelahiran berjalan lamban maka dokter menganjurkan agar ibu mengubah posisinya menjadi miring (Revina Pevi, 2010).

       Ada 4 posisi melahirkan. Masing-masing memiliki kelebihan maupun kekurangan sendiri yaitu:

a.Posisi Berbaring

Berbaring terlerlentang datar pada punggungnya atau dengan tubuh diangkat sedikit (kurang dari 45°). Kedua kakinya tidak lurus, ditekuk dengan telapak kaki di tempat tidur (Simkin Penny dan Ancheta Ruth, 2005).

Kelebihan:

1. Dokter bisa lebih leluasa membantu proses persalinan. Jalan lahir pun menghadap ke depan, sehingga dokter dapat lebih mudah mengukur perkembangan pembukaan dan waktu persalinan pun bisa diprediksi secara lebih akurat.

2. Kepala bayi lebih mudah dipegang dan diarahkan, sehingga apabila terjadi perubahan posisi kepala bayi, maka dokter langsung bisa mengarahkan pada posisi yang seharusnya (Revina Pevi, 2010).

Kelemahan:

1. Posisi berbaring membuat ibu sulit untuk mengejan. Hal ini karena gaya berat tubuh ibu yang berada di bawah dan sejajar dengan posisi bayi.

2. Posisi ini pun diduga bisa mengakibatkan perineum ( daerah di antara anus dan vagina ) meregang sedemikian rupa sehingga akan terjadi  ruptur perinium.

3. Menempatkan janin pada suatu sudut dorong yang tidak menguntungkan dalam berhubungan dengan panggul sehingga dapat mengakibatkan persalinan berjalan lama (Simkin Penny dan Ancheta Ruth, 2005).

4. Pengiriman oksigen melalui darah yang mengalir dari si ibu ke janin melalui plasenta pun jadi relatif berkurang. Hal ini karena letak pembuluh besar berada di bawah posisi bayi dan tertekan oleh massa/berat badan bayi. Apalagi jika letak ari-ari juga berada di bawah si bayi. Akibatnya, tekanan pada pembuluh darah bisa meninggi dan menimbulkan perlambatan peredaran darah balik ibu (Revina Pevi, 2010).

Page 16: titipan yudi

b.Posisi Miring atau Lateral

Ibu berbaring miring ke kiri atau ke kanan dengan salah satu kaki diangkat, sedangkan kaki lainnya dalam keadaan lurus. Posisi ini umumnya dilakukan bila posisi kepala bayi belum tepat (Revina Pevi, 2010).

Ibu berbaring miring

dengan kedua pinggul dan lutut dalam keadaan fleksi  dan ditempatkansebuah bantal, atau kaki atasnya diangkat dan disokong (Simkin Penny dan Ancheta Ruth, 2005).

Kelebihan:

1. Selain peredaran darah balik ibu ke janin mengalir lancar, pengiriman oksigen dalam darah dari ibu ke janin melalui plasenta juga tidak terganggu. Sehingga proses pembukaan akan berlangsung secara perlahan-lahan sehingga persalinan berlangsung lebih nyaman (Revina Pevi, 2010).

2. Menghindarkan tekanan terhadap tulang sakrum (berbeda dengan posisi duduk atau terlentang).

3. Dapat mengatasi masalah detak jantung janin, jika berkaitan dengan terjadinya kompresi tali pusat (Simkin Penny dan Ancheta Ruth, 2005).

Kelemahan:

1. Posisi miring ini menyulitkan dokter untuk membantu proses persalinan karena letal kepala bayi susah dimonitor, dipegang, maupun diarahkan.

2. Mengalami kesulitan saat melakukan tindakan episiotomy (Revina Pevi, 2010).

c.Posisi Jongkok

Merendahkan tubuhnya dari posisi berdiri ke jongkok dengan kedua kaki datar di lantai atau tempat tidur, biasanya ibu berjongkok di atas bantalan empuk yang berguna menahan kepala dan tubuh bayi (Simkin Penny dan Ancheta Ruth, 2005).

Kelebihan:

1. Merupakan posisi melahirkan yang alami karena memanfaatkan gaya gravitasi bumi (Revina Pevi, 2010).

2. Posisi ini dapat membantu mempercepat kemajuan persalinan kala II dan mengurangi rasa nyeri yang hebat (Asri dan Clervo,  2010).

3. Memperluas pintu bawah panggul dengan menambah diameter intertuberositas.

4. Membutuhkan usaha mengejan yang lebih sedikit dibandingkan dengan posisi horisontal (Simkin Penny dan Ancheta Ruth, 2005).

Page 17: titipan yudi

Kekurangan:

1. Selain berpeluang membuat cedera kepala bayi, posisi ini dinilai kurang menguntungkan karena menyulitkan pemantauan perkembangan pembukaan dan tindakan-tindakan persalinan lainnya, semisal episiotomy (Revina Pevi, 2010).

2. Jika dilanjutkan dalam waktu lama,posisi ini akan menekan pembuluh darah dan serat-serat saraf dibelakang sendi lutut,mengganggu sirkulasi dan mungkin akan menyebabkan neuropati akibat terjepit (Simkin Penny dan Ancheta Ruth, 2005).

d.Posisi Setengah Duduk

Pada posisi ini, ibu duduk dengan punggung bersandar bantal, kaki ditekuk dan paha dibuka ke arah samping (Revina Pevi, 2010).

Posisi duduk dengan tubuh membentuk sudut >45° terhadap tempat tidur (Simkin Penny dan Ancheta Ruth, 2005).

Posisikan si Ibu dengan bantal di punggungnya, atau minta suami untuk duduk membelakangi si Ibu. Pada waktu kontraksi, bungkukkan badan ke depan atau tarik kaki ke atas (Redoren, 2008).

 

Kelebihannya:

1. Sumbu jalan lahir yang perlu ditempuh janin untuk bisa keluar jadi lebih pendek. Suplai oksigen dari ibu ke janin pun juga dapat berlangsung secara maksimal (Revina Pevi, 2010).

2. Posisi ini seringkali nyaman bagi ibu dan ia bisa beristirahat dengan mudah diantara kontraksi jika merasa lelah (Hidayat Asri dan Sujiatini, 2010).

Kelemahan:

1. Posisi dapat menimbulkan rasa lelah dan keluhan punggung pegal. Apalagi jika proses persalinan tersebut berlangsung lama (Revina Pevi, 2010).

2. Tekanan pada tulang sakrum dan koksigis dapat mengganggu gerakan sandi panggul (Simkin Penny dan Ancheta Ruth, 2005).

DAFTAR PUSTAKA

1. Alimul, H.Aziz. 2009. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.

2. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

3. Asri, Dwi dan Clervo, Cristine. 2010. Asuhan Persalinan Normal. Yogyakarta: Nuha Medika.

4. Gupta, J.K., & Nikdem, V.C. (2003). Position for women during second stage of labor. In The Cochrane Review issue 2.www.lamaze.org diakses pada 10 April 2012.

Page 18: titipan yudi

5. Manuaba, Ida Bagus Gde. 2009. Ilmu Kebidanan, Penyakit kandungan, dan Keluarga berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.

6. Mochtar, Rustam. 2002. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC.

7. Mubarak, W Iqbal. 2011. Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.

8. Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka cipta.

9. Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

10. Nursalam. 2011. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Edisi III. Jakarta: Salemba Medika.

11. Revina, pevi. 2010. www.bidanku.com. Di akses pada 13 april 2012.

12. Setiadi. 2007. Konsep & Penulisan, Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

13. Simkin, Penny dan Ancheta Ruth. 2005. Buka Saku Persalinan. Jakarta: ECG.

14. Sofyan, Mustika. 2008. 50 Tahun Ikatan Bidan Indosesia Bidan Menyongsong masa Depan. Jakarta: PP IBI.

15. Supriatmaja. Hasil Penelitian Pengaruh Senam Hamil . (http:www. Kalbe. Co.id.), diakses pada 13 April 2012