titrasi kompleksometri

70
FG 3 ABBF B TITRASI KOMPLEKSOMETRI

Upload: dimasaph

Post on 18-Jan-2016

521 views

Category:

Documents


37 download

DESCRIPTION

Penjelasan tentang titrasi kompleksometri

TRANSCRIPT

Page 1: Titrasi Kompleksometri

FG 3 ABBF B

TITRASI KOMPLEKSOMETRI

Page 2: Titrasi Kompleksometri

OutlineTeori Titrasi Kompleksometri

Pentingnya Titrasi Kompleksometri

Indikator

Prinsip dan Reaksi

Contoh Aplikasi

Langkah-Langkah Persiapan

Pelaksanaan dan Cara Perhitungan

Page 3: Titrasi Kompleksometri

Arini Dyah S. P. D.

TEORI TITRASI KOMPLEKSOMETRI DAN

PENTINGNYA TITRASI KOMPLEKSOMETRI

Page 4: Titrasi Kompleksometri

• Ion logam (Cu, Co, Ni, Zn, Cd, dan Hg2+) membentuk kompleks stabil dengan ligan nitrogen seperti amonia dan trietilendiamin.

• Ion logam lain (Al, Pb dan Bi) dikomplekskan oleh ligan yang mengandung atom oksigen sebagai penyumbang pasangan elektron.

• Zat pengkhelat tertentu yang mengandung baik oksigen maupun nitrogen efektif dalam membentuk kompleks yang stabil dengan logam, yang sangat beraneka ragam antara lain etilendiamintetraesetat (EDTA), EGTA, CDTA.

TEORI TITRASI KOMPLEKSOMETRI

Definisi

salah satu jenis titrasi

berdasarkan pembentukan

senyawa kompleks antara analit dan titran

titrasi berdasarkan pembentukan

senyawa kompleks antara kation dengan zat

pembentuk kompleks

Page 5: Titrasi Kompleksometri

Salah satu tipe reaksi kimia melibatkan pembentukan kompleks/ion kompleks yang larut namun sedikit terdisosiasi. Kompleks tersebut dibentuk melalui

reaksi ion logam (kation) dengan anion/molekul netral.

Titrasi kompleksometri juga dikenal sebagai reaksi yang meliputi reaksi pembentukan

ion-ion kompleks/molekul netral yang terdisosiasi dalam larutan. Persyaratan

mendasar terbentuknya kompleks demikian adalah tingkat kelarutan tinggi.

Titrasi kompleksometri yang dikenal sebagai titrasi kelatometri, seperti

penggunaan EDTA. 

Page 6: Titrasi Kompleksometri

PENTINGNYA TITRASI KOMPLEKSOMETRI

Digunakan untuk menentukan

campuran logam yang berbeda dalam

larutan

Dapat menganalisis ion

dalam jumlah banyak/sedikit

Sangat peka terhadap perubahan

pHdigunakan dalam analisis sel

biologis

Reaksi kompleksasi cepat mencapai TE

dengan penambahan titran yang kecil

Situasi penganggu

tidak mudah muncul

Indikator dapat mendeteksi TE secara akurat

Page 7: Titrasi Kompleksometri

INDIKATOR TITRASI KOMPLEKSOMETRIAzka Afina 1306397002

Page 8: Titrasi Kompleksometri

INDIKATOR

• Digunakan untuk menentukan titik akhir titrasi• Umumnya digunakan indikator ion logam atau

metal indikator atau metal ion indikator, yaitu zat warna yang bersifat sebagai komplekson, sehingga dapat membentuk kompleks dengan ion logam yang mempunyai warna yang berbeda dengan warna indikator itu sendiri

Indikator dalam titrasi kompleksiometri tidak berubah

karena perubahan pH, tidak juga karna daya oksidasi titrat berubah, akan tetapi krn perubahan pM (M

adalah khelat logam)(Roth 1988)

Page 9: Titrasi Kompleksometri

Sebagian besar titrasi kompleksometri menggunakan indikator yang juga bertindak sebagai pengompleks dan tentu saja kompleks logamnya mempunyai warna yang berbeda dengan pengompleksnya sendiri. Indikator demikian disebut indikator metalokromat, contohnya: Eriochrome black T dan Asam salisilat.Penentuan Ca dan Mg dapat dilakukan dengan titrasi EDTA, pH untuk titrasi adalah 10 dengan indikator Eriochrome black T. pada pH tinggi, 12, Mg(OH)2 akan mengendap, sehingga EDTA dapat dikonsumsi hanya oleh Ca2+

dengan indicator murexide.

Page 10: Titrasi Kompleksometri

1. Ikatan senyawa EDTA harus lebih kuat dari pada logam-logam indikator. Artinya ikatan logam – logam indikator logamnya harus dapat direbut oleh EDTA

2. Reaksi warnanya harus sensitif, dengan kepekaan yang besar terhadap logam

3. Perubahan warna pada titik ekivalen tajam4. Perbedaan warna dari indikator bebas dengan

indikator kompleks harus mempunyai kestabilan yang efektif dimana pH titrasi tidak boleh tidak teroksidasi dan tereduksi

5. Kestabian kompleks logam indikator harus cukup

SYARAT INDIKATOR

Page 11: Titrasi Kompleksometri

MACAM-MACAM INDIKATOR

Eriochrom-Black T (EBT)

Meruxide

Calmagite

Arzenazo NAS Calcon

Tiron Violet cathecol

Fast sulphon black F

Varjamin blue B

Bromopirogalol merah

Timolftalekson

Page 12: Titrasi Kompleksometri

Indikator ini peka terhadap perubahan kadar logam dan pH larutan. Pada pH 8-10, senyawa ini berwarna biru dan kompleksnya berwarna merah anggur. Pada pH 5, senyawa itu sendiri

berwarna merah, sehingga titik akhir sukar diamati, demikian juga pada pH 12. Umumnya titrasi dengan indikator ini dilakukan pada pH

10.

ERIOCHROM BLACK T

Page 13: Titrasi Kompleksometri
Page 14: Titrasi Kompleksometri

Merupakan indikator yang sering digunakan untuk titrasi Ca2+, pada pH=12.

MUREXIDE

Page 15: Titrasi Kompleksometri

Jingga xilenol.

Indikator ini berwarna kuning sitrun dalam suasana asam dan merah dalam suasana alkali. Kompleks logam-jingga xilenol berwarna merah, karena itu digunakan pada titrasi dalam suasana asam.

Biru hidroksi naftol.

Indikator ini memberikan warna merah sampai lembayung pada daerah pH 12-13 dan menjadi biru jernih, jika terjadi kelebihan EDTA.

CalmagiteDapat digunakan sebagai pengganti EBT, karena calmagite lebih stabil, daerah terjadinya pada pH 8,1-12,4 dan warna indikator bebasnya biru. Mengalami blocking dengan Cu, Ni, Fe³⁺, dan Al.

Page 16: Titrasi Kompleksometri

ArzenazoDigunakan untuk Ca maupun Mg, juga baik untuk titrasi Pb(IV) dengan EDTA. Keuntungan menggunakan indikator ini adalah :• Tidak mengalami blocking oleh Cu(II) dan Fe(III)

dalam jumlah kecil.• Bereaksi cepat sehingga terjadinya perubahan

warna juga lebih cepat.

NASDigunakan pada daerah pH 3-9. Dalam larutan yang sangat asam NAS berwarna merah violet pada pH 3,5 keatas berwarna merah jingga. Penggunaan NAS cukup luas dan dianjurkan untuk titrasi Cu, Co(II), Cd, Ni, Zn, Al dengan EDTA.

Page 17: Titrasi Kompleksometri

CalconCalcon merupakan garam natrium dari Eriochrome Blue Black R, yang disebut juga Pontachrome Blue Black R. Molekul indikator berwarna hijau dan hanya terdapat dalam larutan asam kuat. Pada pH 7 sampai 10 berwarna merah, kemudian biru sampai pH 13,5 dan diatasnya jingga. Kelat Calcon dengan logam berwarna merah dan ternyata sangat cocok untuk titrasi Ca pada pH 12,5 – 13 tanpa terganggu oleh Mg. Perubahan warna dari merah menjadi biru. Dengan indikator ini maka dapat ditentukan kesadahan air yang disebabkan oleh Ca saja tidak termasuk kesadahan oleh Mg.

Titrasi kompleksometri umumnya dilakukan secara langsung untuk logam yang dengan

cepat membentuk senyawa kompleks, sedangkan yang lambat membentuk senyawa

kompleks dilakukan titrasi kembali.

Page 18: Titrasi Kompleksometri

PRINSIP DAN REAKSI TITRASI

KOMPLEKSOMETRIFransisca Fortunata

Page 19: Titrasi Kompleksometri

Titrasi berdasarkan pembentukan persenyawaan

kompleks (ion kompleks, garam yang sukar mengion, atau molekul netral) yang terdisosiasi dalam larutan

Persyaratan mendasarnya adalah tingkat kelarutan tinggi. 

Page 20: Titrasi Kompleksometri

Ag+ + 2CN- Ag(CN)2

Hg2+ + 2Cl- HgCl2

CONTOH REAKSI TITRASI KOMPLEKSOMETRI

Page 21: Titrasi Kompleksometri
Page 22: Titrasi Kompleksometri

Prinsip dan dasar reaksi dalam penentuan ion-ion logam secara titrasi kompleksometri umumnya digunakan komplekson III, EDTA (H4Y) sebagai zat pembentuk kompleks khelat, dimana EDTA bereaksi dengan ion-ion logam yang polivalent seperti Al , Bi , Ca dan Cu membentuk senyawa atau kompleks khelat yang stabil dan larut dalam air dengan perbandingan stoikiometri 1:1 sebagai berikut:

Mn+ + Y4-  MY- (4-n)

M adalah kation (logam)

Page 23: Titrasi Kompleksometri

Fraksi Y4- dari larutan EDTA dipengaruhi oleh pH, sehingga harga tetapan kesetimbangan yang dipengaruhi oleh pH disebut Keffektif (Kkondisional), Keff = Kabs.a4 dan a4 adalah fraksi Y4- pada pH tertentu. Supaya pH konstan, titrasi dilakukan dalam larutan yang dibuffer pada pH tertentu.Karena banyak ion-ion logam yang dapat bereaksi dengan EDTA, maka selektivitas dapat diatur dengan mencari pH serendah mungkin dimana titrasi masih layak dilakukan (Keff ≥ 108). Keselektifan ini dapat juga diatur dengan menggunakan “masking agent”.

Page 24: Titrasi Kompleksometri

Jika sebelum titrasi ditambahkan indikator, maka indikator akan membentuk kompleks dengan Mg2+ (berwarna merah) kemudian Mg2+

pada kompleks akan bereaksi dengan EDTA yang ditambahkan. Jika semua Mg2+ sudah bereaksi dengan EDTA, maka warna merah akan hilang, selanjutnya kelebihan sedikit EDTA akan menyebabkan terjadinya titik akhir titrasi yaitu terbentuknya warna biru.

Page 25: Titrasi Kompleksometri

Asam etilen diamin tetra asetat, merupakan salah satu jenis asam amina polikarboksilat.

EDTA sebenarnya adalah ligan seksidentat yang dapat berkoordinasi dengan suatu ion logam lewat kedua nitrogen dan keempat gugus karboksil-nya atau disebut ligan multidentat yang mengandung lebih dari dua atom koordinasi per molekul.

Keunggulan EDTA

EDTA

Mudah larut

dalam air

Dapat diperoleh

dalam keadaan murni

Page 26: Titrasi Kompleksometri

STRUKTUR EDTA

Page 27: Titrasi Kompleksometri

Selalu membentuk kompleks ketika direaksikan dengan ion logam

Kestabilannya dalam membentuk kelat konstan

Dapat bereaksi cepat

Telah dikembangkan indikator khusus

Mudah diperoleh bahan baku primernya

Dapat digunakan sebagai bahan yang dianalisis atau standardisasi

FAKTOR YANG MEMBUAT EDTA SEBAGAI TITRIMETRI

Page 28: Titrasi Kompleksometri

Untuk dapat dipakai sebagai dasar suatu titrasi, reaksi harus memenuhi persyaratan umum amok titrasi, maka kompleks yang terjadi harus stabil. Titrasi ini biasanya digunakan untuk penetapan kadar logam polivalen atau senyawanya dengan menggunakan Na-EDTA sebagai titran pembentuk kompleks.

Page 29: Titrasi Kompleksometri

Klasifikasi ligan berdasarkan jumlah titik ikatannya dengan logam:- Ligan Monodentat - Ligan Bidentat- Ligan Multidentat

Syarat reaksi pembentukan kompleks untuk analisis kuantitatif:

1. Kompleks yang terbentuk harus stabil dan larut baik

Misal: Ag+ +2CN- AgCN2; Kstab>1021

2. Tidak boleh ada reaksi samping

3. Harus ada indikator yang sesuai untuk penentuan TA

KLASIFIKASI LIGAN

Page 30: Titrasi Kompleksometri

BEBERAPA TITRASI KOMPLEKSOMETRI

1. Merkurimetri

Adalah titrasi dengan garam merkuri (Hg2+) seperti Hg(NO2)2, HgCl2 (garam yang derajat ionisasinya besar).

Sampel yang dapat ditentukan kadarnya adalah ion halogen (Cl-, Br-), CNS-, dan CN-, dan indikatornya: Na-nitro prussid, difenil carbazid, difenil carbazon, dsb (pH 1,5-2)

Reaksi umum:Hg2+ + X- HgX2

Sampel Cl-

Hg2+ + 2Cl- HgCl2

Indikator Hg2+ + Na2Fe(CN)5NO HgFe(CN)5NO; TA: endapan putih

Sampel CN-

Hg2+ + 2CN- HgCN2

Hg2+ + CNS- Hg(CNS)2

CNS- + Fe3+ Fe(CNS)2+ warna merah (TA)

Page 31: Titrasi Kompleksometri

2. Titrasi Liebig (Argentometri untuk CN-)

Reaksi: Ag+ + 2CN- AgCN2-

AgCN2- + Ag+ Ag(AgCN2) endapan putih (TA)

Untuk mempertajam TA, dapat ditambahkan KI (modifikasi Deninges) sehingga TA menjadi kekuning-kuningan (AgI), dan agak menggumpal.

Ksp AgI (10-16) << Ksp AgCN (10-12)

Kelemahannya: TA dapat terjadi lebih cepat sebelum TE. Untuk mencegahnya dapat ditambahkan NH4OH ke dalam larutan titrat sehingga terbentuk kompleks Ag(NH3)+ yang larut sehingga konsentrasi Ag+ menjadi berkurang dan pembentukan AgI dapat ditunda.

Titrasi ini dapat juga untuk PK kation Ni2+, Co2+, dan Zn2+ secara tidak langsung (CN- sebagai titran 1 dan Ag+ sebagai titran 2).

Page 32: Titrasi Kompleksometri

3. Titrasi dengan Komplekson (Ligan Multidentat)

Ada beberapa komplekson yang dapat digunakan:

a. Komplekson 1 (NTA), nitrilo tri asetat

b. Komplekson 2 (EDTA), etilen diamin tetra asetat

c. Komplekson 3 (Na2EDTA),

d. Komplekson 4 (DCTA), diamino cicloheksan tetra asetat

e. Komplekson 5 (EGTA), etilen glikol bis(2-amino etil eter) tetra asetat

f. Komplekson 6 (TTHA), trietilen tetra amin heksa asetat

Yang banyak digunakan adalah Komplekson 3 (H2Y2-)

Reaksi umum:

Karena BE EDTA berbeda-beda, perhitungan dengan M lebih disukai

Mn+ + H2Y2- MY(n-4)+ + 2H+

Misal Mg2+ + H2Y2- MgY2- + 2H+ ; BE = BM/2

Bi3+ + H2Y2- BiY- + 2H+ ; BE = BM/3

Page 33: Titrasi Kompleksometri

Larutan yang mengandung ion logam yang akan ditetapkan dibufferkan sampai pH yang dikehendaki (misal pH untuk logam Ca 10 dan untuk logam Mg 12) dan ditirasi langsung dengan Na-EDTA 0,01 M dan ditambah indikator EBT untuk Ca dan Murexide-NaCl untuk Mg. Amati titik akhir titrasi untuk Ca dari warna merah anggur menjadi biru sedangkan untuk Mg dari pink menjadi violet. 

CARA KERJA TITRASI KOMPLEKSOMETRI

Page 34: Titrasi Kompleksometri

Titrasi Langsung

Titrasi Kembali

Titrasi Subtitusi

Titrasi Tidak Langsung

METODE TITRASI KOMPLEKSOMETRI

Page 35: Titrasi Kompleksometri
Page 36: Titrasi Kompleksometri
Page 37: Titrasi Kompleksometri
Page 38: Titrasi Kompleksometri
Page 39: Titrasi Kompleksometri

Dimas Agus P.H. 1306479873

APLIKASI TITRASI KOMPLEKSOMETRI

Page 40: Titrasi Kompleksometri

PENETAPAN TOTAL KESADAHAN AIR

Pada umumnya kesadahan jumlah air, disebabkan oleh kandungan garam Kalsium atau Magnesium. Larutan ion

Mg2+ dan ion Ca2+ dititrasi secara kompleksometri dengan larutan EDTA dan digunakan indikator EBT.

Pertama EDTA akan bereaksi dengan ion Ca2+ , kemudian dengan ion Mg2+ dan akhirnya dengan senyawa rangkai Mg-EBT yang berwarna merah anggur. Titik akhir pada pH 7-11, dengan adanya perubahan warna dari merah

anggur menjadi biru yang berasal dari larutan indikator yang bebas.

Page 41: Titrasi Kompleksometri

PENETAPAN KADAR MG DAN MGCL2

Pada pH 10, Mg dapat ditetapkan secara kompleksometri. Mg2+ dalam contoh dapat bereaksi

dengan EDTA dan menggunakan indikator EBT. Mg dan EBT membentuk senyawa rangkai yang berwarna merah

anggur. Larutan indikator yang bebas berwarna biru pada pH 7-11 warna larutan pada titik akhir berubah

dari merah menjadi biru.

Page 42: Titrasi Kompleksometri

ANALISIS KADAR ATTAPULGITE DALAM

TABLET A

Attapulgite dalam tablet A dapat ditetapkan dengan cara titrasi kompleksometri. Attapulgite dapat dititrasi dengan EDTA 0,05 M. Dengan indikator EBT akan

menghasilkan titik akhir berwarna biru

Page 43: Titrasi Kompleksometri

PELAKSANAAN DAN CARA PENGHITUNGANNoviani Sugianto 1306480061

Page 44: Titrasi Kompleksometri

LANGKAH-LANGKAH PERSIAPAN

Aluminium

Bismut

Kalsium Magnesium

Page 45: Titrasi Kompleksometri

ALUMINIUM

1. Larutkan zat uji dalam 2 ml HCl 1 N dan 50 ml air.

2. Tambahkan 50 ml dinatrium edetat 0,05 M.

3. Netralkan dengan NaOH 1 N menggunakan indikator larutan merah metil P.

4. Panaskan larutan hingga mendidih, biarkan di atas tangas air 10 menit, segera dinginkan.

5. Tambahkan 5 g heksamida P.

6. Titrasi dengan timbal nitrat 0,05 M menggunakan indikator ± 50 mg jingga xilenol campur P hingga larutan berubah dari kuning menjadi merah jambu

Page 46: Titrasi Kompleksometri

BISMUT

1. Larutkan zat uji dalam sedikit HNO3 encer P.

2. Tambahkan 50 ml air dan atur pH larutan hingga 1-2 dengan penambahan tetes demi tetes HNO3 encer atau amonia encer.

3. Titrasi perlahan dengan dinatrium edetat 0,05 M menggunakan indikator ± 50 mg jingga xilenol campur P hingga larutan berubah dari violet menjadi kuning.

Page 47: Titrasi Kompleksometri

KALSIUM

1. Larutkan zat uji dalam beberapa ml air, jika perlu asamkan dengan sedikit HCl encer P.

2. Encerkan dengan air secukupnya hingga ± 100 ml.

3. Titrasi dengan dinatrium edetat 0,05 M, dan pada ± 2 ml sebelum TAT tambahkan 4 ml NaOH P 30 % b/v, dan 100 mg kalkon campur P atau asam kalkon karboksilat campur P.

4. Lanjutkan titrasi hingga larutan berubah dari merah jambu menjadi biru.

Page 48: Titrasi Kompleksometri

MAGNESIUM

1. Larutkan zat uji dalam 5-10 ml air, jika perlu diasamkan dengan sedikit HCl encer P.

2. Encerkan dengan air secukupnya hingga ± 50 ml.

3. Tambahkan 10 ml larutan dapar NH4Cl pH 10 P.

4. Titrasi dengan dinatrium edetat 0,05 M menggunakan indikator ± 100 mg hitam mordan campur hingga larutan berubah dari violet menjadi hijau.

Page 49: Titrasi Kompleksometri

SENG

1. Larutkan zat uji dalam 5-10 ml air, jika perlu diasamkan dengan CH3COOH P.

2. Encerkan dengan air secukupnya hingga ± 50 ml.

3. Tambahkan lebih kurang 50 mg jingga xilenol campur P dan 5 g heksamina hingga warna merah.

4. Titrasi dengan dinatrium edetat 0,05 M hingga larutan berubah dari merah jambu violet menjadi kuning.

Page 50: Titrasi Kompleksometri

TIMBAL

1. Larutkan zat uji dalam 5-10 ml air, jika perlu asamkan dengan sedikit CH3COOH encer P.

2. Encerkan dengan air secukupnya hingga ± 50 ml.

3. Tambahkan lebih kurang 50 mg jingga xilenol campur P dan 5 g heksamina P hingga warna merah.

4. Titrasi dengan dinatrium edetat 0,05 M hingga larutan berubah dari violet tua menjadi kuning.

Page 51: Titrasi Kompleksometri
Page 52: Titrasi Kompleksometri
Page 53: Titrasi Kompleksometri

CARA MENGHITUNG KURVA TITRASI

1. Hitung K’f (konstanta kondisional)

2. Sebelum titrasi pM= -log (Mn+)

3. Sebelum TE [Mn+]= (M1 x V1) – (M2 x V2)

Vtotal

K f : α4 x Kstab

Page 54: Titrasi Kompleksometri

4. Saat TE (Mn+) = CT

[Mn+]= (M x V) Vtotal

[Ca2+] 2 = [CaY2- ] K f

5. Setelah TECT ~ [EDTA] sisa. sehingga [Mn+]

dihitung dari K f

Contoh: Ca²⁺ + Y⁴¯ → CaY²¯Keadaan setimbang:

[Ca2+] = [Y⁴¯]

Page 55: Titrasi Kompleksometri

HARGA Α4 UNTUK EDTA PADA BERBAGAI PH

pH 2 α4 = 3,7 x 10-14

pH 3 α4 = 2,5 x 10-11

pH 4 α4 = 3,6 x 10-9

pH 5 α4 = 3,5 x 10-7

pH 6 α4 = 2,2 x 10-5

pH 7 α4 = 4,8 x 10-4

pH 8 α4 = 5,4 x 10-3

pH 9 α4 = 5,2 x 10-2

pH 10 α4 = 3,5 x 10-1

pH 11 α4 = 8,5 x 10-1

pH 12 α4 = 9,8 x 10-1

Page 56: Titrasi Kompleksometri

HARGA KOSTANTA KESTABILAN KOMPLEKS LOGAM DAN EDTA

(Fritz dan Schenk, 1979).

Page 57: Titrasi Kompleksometri

Makin besar harga konstanta senyawa kompleks senyawa kompleks makin

stabil

Page 58: Titrasi Kompleksometri

CONTOH SOAL

50 mL 0,005 M Ca2+ dititrasi dengan 0,01 M EDTA pada pH 10,

Kurva titrasi ? (Kstab=5x1010)

Page 59: Titrasi Kompleksometri

JAWAB

1. Hitung K’f pH : 10 α4 = 3,5 x 10-1

K’f : α4 x Kstab = 3,5 x 10-1 x 5x1010 =

1,75.1010

2. Sebelum TitrasipCa = -log [Ca2+] = -log 5.10-3 = 2,30

Page 60: Titrasi Kompleksometri

3. Sebelum Titik Ekuivalen (mis. + 10 mL EDTA)

[Ca2+] = 50 x 0,005 – 10 x 0,01 = 2,5.10-3

60pCa = -log [Ca2+] = -log 2,5.10-3 = 2,6

Page 61: Titrasi Kompleksometri

4. Saat TE (mis. + 25 mL EDTA)

Ca2+ + Y4- ↔ CaY2-

[CaY2- ]= 50 x 0,005 = 3,33 x 10-3

75

[Ca2+] 2 = [CaY2- ] = 3,33 x 10-3 = 4,36 x 10-7

K’f 1,75.1010

p [Ca2+] = - log 4,36 x 10-7 = 6,36

Page 62: Titrasi Kompleksometri

5. Setelah TE (mis. + 35 mL EDTA)

Page 63: Titrasi Kompleksometri

1. Basset, J., 1994, Buku Ajar Vogel : Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. EGC. Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta

2. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia edisi III

3. Khopkar S. M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI Press. Jakarta

4. http://www.titrations.info/complexometric-titration diakses 8 November 2014

5. www.ilmukimia.org/titrasikompleksometri diakses 8 November 2014

6. Bisa kimia. Titrasi Kompleksometri. 2014 [Online], 1 halaman. Tersedia: http://bisakimia.com/2014/09/02/titrasi-komplesometri/. [Diakses, 8 November 2014 Pukul 11.06 WIB].

7. Pradipta, I Putu Wahyu. Laporan Praktikum Kimia Analisis Titrasi Kompleksometri. [Online], 11 halaman. Tersedia: https://www.academia.edu/6840502/LAPORAN_PRAKTIKUM_KIMIA_ANALISIS_TITRASI_KOMPLEKSOMETRI. [Diakses, 8 November 2014 Pukul 11.58 WIB].

8. Titrasi Kompleksometri. 2011 [Online], 8 halaman. Tersedia: http://www.slideshare.net/lee_walker94/titrasi-kompleksometri-17954634. . [Diakses, 8 November 2014 Pukul 11.59 WIB].

REFERENSI

Page 64: Titrasi Kompleksometri

1. Naja: indikator tadi ada yg blocking, itu maksudnya apa?

2. Rini: tadi dijelasin cara persiapan masing2 logam. Itu hanya untuk 1 sampel aja atau tidak? Campuran?

Jawaban

3. EBT Indikator. EBT tidak berubah warna karena ikatan logam dan ligan tidak reversible atau terlalu kuat, sehingga indikator kehilangan fungsinya. Hal ini dikarenakan EBT merupakan larutan yang tak stabil, bila disimpan akan terjadi peruraian secara lambat.

4. Bisa untuk dua sampel jg. Cuma perlu dibedakan indikatornya.

Page 65: Titrasi Kompleksometri

TITRASI CAMPURAN ION LOGAM

a. Dengan mengatur pH larutan titrat (sesuai kestabilan kompleks ion logam-EDTA)

b. Dengan penambahan masking agent terhadap ion logam tertentu. Masking agent adalah suatu zat yang mampu membentuk kompleks yang lebih stabil daripada kompleks ion logam EDTA.

c. Pemisahan dengan pengendapan selektifd. Pemisahan dengan ekstraksi pelarut organike. Pemilihan indikator yang sesuai

Page 66: Titrasi Kompleksometri

DENGAN MENGATUR PH LARUTAN TITRAT (SESUAI KESTABILAN KOMPLEKS ION LOGAM-EDTA)

Misal

Bi3+, Fe, Th pH stabil 1-3

Pb 2+, Cu, Co, Ni, Mn, Cd, Sn, Al pH stabil 4-6

Ca2+, Sr, Mg, Zn pH stabil 8-10

Page 67: Titrasi Kompleksometri

DENGAN PENAMBAHAN MASKING AGENT TERHADAP ION LOGAM

TERTENTU.

Misal:

CN- adalah masking agent untuk ion: Zn, Cd, Hg, Co, Ni, Ag, Pb,

Jika Cd2+ + CN- Cd(CN4)2-

Cd(CN4)2- + H2Y2- tidak bereaksi

Bila dalam suatu sampel terdapat campuran ion Ca dan Cd, maka campuran tersebut dapat langsung dititrasi dengan EDTA untuk PK Ca setelah ditambahkan KCN atau NaCN. Beberapa ion logam lain juga tidak membentuk kompleks dengan CN-, seperti Ba, Mg, Sr, Pb, Mn.

Trietanolamin : masking agent untuk Ti4+, Fe3+, Al3+

Iodida (KI) : masking agent untuk Hg2+ HgI42-

(endapan)

Amonium Fluorida : masking agent untuk Al3+, Fe3+, Ti3+, Sn2+

Page 68: Titrasi Kompleksometri

PEMISAHAN DENGAN PENGENDAPAN SELEKTIF

Misal:

Campuran kation Ca dan Mg, dipisahkan dengan penambahan asam oksalat sehingga terbentuk endapan Ca-oksalat, sedangkan Mg tidak mengendap. Endapan selanjutnya dipisahkan dengan cara filtrasi, dicuci, dan dilarutkan lagi dengan HCl, lalu didapar pada pH 12,3 dan dapat dititrasi dengan EDTA menggunakan indikator Calcon. Filtrat dapat langsung dititrasi dengan EDTA menggunakan indikator EBT (PK Kation Mg). Atau kadar Mg diperoleh dari: mmol Mg2+ = mmol total (EDTA) – mmol Ca

Page 69: Titrasi Kompleksometri

PEMISAHAN DENGAN EKSTRAKSI PELARUT

ORGANIK

Misalnya:

Zn2+ dapat dipisahkan dari campurannya dengan Pb dan Cu dengan mereaksikannya dengan CNS-, shingga terbentuk Zn(CNS)2 yang dapat diekstraksi dengan isobutyl metil keton. Lalu ekstrak diuapkan, dilarutkan kembali dalam air, dan ditirasi dengan EDTA.

Page 70: Titrasi Kompleksometri

PEMILIHAN INDIKATOR YANG SESUAI

Prinsipnya mirip dengan pengaturan pH larutan titrat