toksikologi arsen
TRANSCRIPT
HEMATOTOXICITY ARSEN PADA INDUSTRI KAYU
Clairine Maretha MPBurhanuddin LNurul YulaikaNur Chabibah
Ririn Indah PermatasariSofa NutrimaQueen Azizah
Hanifah FitrianaMade Cahya W
Milla Rosa MufidaFaihatul Mukhbitin
TUGAS TOKSIKOLOGI
KELOMPOK 2
HEMATOTOXICITY
Racun dalam tubuh manusia yang berinteraksi dengan darah , bergabung dengan hemoglobin yang mengakibatkan keadaan darah menjadi tidak normal dan menyebabkan gangguan pada sel sel syaraf pusat.
APA
Paparan darah sel secara sistemik Konsekuensi dari kerusakan sel darah Penurunan fungsi sumsum tulang belakang
FAKTOR KONTRIBUSI
HEMATOTOXICITY
AnemiaLeukopeniaBone Marrow SuppressionLeukimia
EFEK ARSEN PADA SISTEM HEMATOLOGI
1. Mengambat sintesis Hb dalam sumsum tulang2. Memperpendek umur Hb, karena Hb menjadi mudah pecah/ lisis3. Kedua hal diatas dapat menyebabkan anemia berat4. Gangguan metabolisme Fe dan sintesis globin dalam Hb
KARENA
ARSEN
Arsenik, atau arsenikum adalah unsur kimia yang dalam tabel periodik memiliki simbol As dan nomor atom 33 dan juga merupakan anggota kelompok Va tabel periodik yang mudah bersenyawa dengan unsur lainnyaArsen tidak berbau dan tidak berasa
Bahan metaloid yang terkenal beracun
Memiliki tiga bentuk senyawa terpopuler; Arsenik Trioksida (As2O3), Arsenik Triklorida (AsCl3), Gas Arsin (AsH3)
ANORGANIK
ORGANIKArsenobetaine, Arsenokolin, Arsenobetaime, dan Arsenocho
As+3 , (As2O3), (AsCl3), (AsH3) Pb-arsenat, Ca-arsenat
SUMBER ARSEN
1. Emisi Gunung Berapi
2. Proses Erosif Dan Pelapukan Batuan
3. Cat dan Pengawetan Kayu
4. Pengolahan Bijih Logam
5. Pestisida 6. Pertambanga
n 7. Pelapisan
Logam
PENGGUNAAN ARSEN
Digunakan sebagai bahan campuran untuk mengeraskan logam lainArsenik trioksid dan arsenik pentoksid biasanya dipakai di pabrik pestisida
Memberi warna (pigmen) dan agen pemurni dalam pabrik gelas
Bahan kimia CCA (Copper Chromated Arsenic) terkenal sebagai bahan pengawet kayu
Digunakan dalam obat-obatan hewan maupun bahan tambahan makanan hewan.
Digunakan dalam industri mikroelektronik dan industri bahan gallium arsenide.
KERACUNAN ARSEN
AKUT
KRONIK
KERACUNAN
ARSEN
1. Gangguan Sakit perut, mual,muntah,diare.
2. Nekrosis tubulus ginjal akut sehingga terjadi kegagalan ginjal.
3. Gejala rambut rontok alopesia.
4. Tidak berfungsinya saraf perifer
1. Kelainan pada kulit dan kuku2. Terjadinya kanker pada
kulit,paru-paru,hati,kandung kemih,ginjal, bahkan darah.
3. Napas dan keringat bau bawang putih, hipersalivasi, hiperhidrolisis, stomatitis
INDUSTRI PENGAWETAN KAYU
PENGAWETAN KAYU Menambah tingkat keawetan kayu, dengan perlakuan fisik maupun KIMIA.
Bahan kimia seperti arsen, krom, borax, timbal menjadi salah satu bahan yang digunakan untuk mengawetkan baik dalam metode vakum (tekanan) pencelupan dingin, pencelupan panas hingga metode pemolesan.
Jenis-jenis bahan pengawet yang telah dimintakan hak paten
dan dijual
Acnol, Celcure (Acid Copper Arsenat = ACC)Erdalith atau garam hijau(Chomated Copper
Arsenat = CCA tipe A)Garam Boliden K-33 (CCA tipe B),Klorida seng berkromat (Chomated Zinc
Chloride = CZC)Garam Boliden bertembaga (Copperized Chomated
Zinc Chloride = CuCZC) Garam wolman atau tanalith (Fluor Chrome
Arsenate Phenol = FCAP tipe A)Garam Osmosa (FCAP tipe B)
INDUSTRI PENGAWETAN KAYU
PROSES PENGAWETAN KAYU
Arsen dalam CCA, dilepaskan pada proses dalam keadaan trivalen As (III) yang bersifat toksik.
ABSORBSI
Jalur Keterangan
Gastro
Intestinal Tract
Untuk senyawa trivalen arsenik larut, sekitar 95% dari dosis yang tertelan diserap dari gastrointestinal (GI) saluran. [Rossman 2007].
Lungs Arsenik udara di tempat kerja umumnya dalam bentuk arsenik trioksida [Ishinishi dkk. 1986]. Jumlah arsenik diserap terhirup belum ditentukan secara tepat, tetapi diperkirakan berada dalam 60% sampai 90% [Yip dan Dart 2001].
Dermal
Absorption
Penyerapan kulit umumnya tidak terlalu diperhatikan, meskipun beracun. Efek gangguan sistemik telah dihasilkan dari kecelakaan kerja di mana baik triklorida arsenik atau asam arsenik memercik di kulit pekerja.
DISTRIBUSI
GITLUNGS
DERMAL
BAGIAN TUBUH /ORGAN TARGET
ALIRAN DARAHARSEN
Pemeriksaan kandungan arsen dilakukan melalui uji darah
Pada keracunan arsen dapat terjadinya anemia, leukopenia, hiperbilirubinemia
METABOLISME
Reaksi Fasa 1 (Reaksi Fungsionalisasi)
memasukkan gugus fungsional yg sesuai (a.l : OH, COOH, NH2 dan SH) ke dalam toksin sehingga mengubah toksin non polar menjadi bentuk yang lebih polar secara langsung dan memodifikasi gugusfungsional yang ada dalam struktur molekul melalui reaksi oksidasi, reduksi maupun hidrolisis
1
Reaksi Fasa 2 (Reaksi Konjugasi)
Reaksi ini melibatkan beberapa jenis metabolit endogen (berupa enzim yang ada dalam tubuh )
2
METABOLISME
Sebelum diekskresikan arsen akan mengalami fase toksodinamik (interaksi antara toksin dengan reseptor pada tubuh) melalui interaksi dengan sistem enzim atau protein. Cara arsen berinteraksi dengan system enzim atau protein adalah dengan inhibisi secara bolak-balik(reversible /terpulihkan). Arsen merupakan toksik polar inhibitor enzim dan protein di mana terjadi ikatan non kovalen (ikatan yang lemah) antara arsen dengan enzim atau protein sehingga arsen bisa keluar dari enzim dengan mudah. Ikatan kovalen antara arsen tadi dengan gugus SH pada enzim, sehingga enzim tidak dapat berfungsi dan protein menjadi rusak
EKSKRESI
Hasil metabolisme dari arsenik bervalensi 3 adalah asam dimetil arsenic dan asam monometil arsenik yang keduanya dapat diekskresi melalui urine.
Arsen mempunyai waktu paruh yang singkat (hanya beberapa hari), sehingga dapat ditemukan dalam darah hanya pada saat terjadinya paparan akut
UPAYA PENGENDALIAN
Pengendalian Administratif
Rotasi Pekerjaan , Pengadaan Ruang Kontrol , Penyelenggaraan Pelatihan dan Pendidikan , Pemeriksaan Kesehatan Awal, Berkala dan Khusus.
Pengendalian Teknik
Eliminasi, subtitusi dan ventilasi
Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
DAFTAR PUSTAKA• ATSDR (Agency For Toxic Substance and Disease Registry). 2011. Arsenic Toxicity. U.S. Department of Health and Human Services.• Bahar,dkk.2012.RisikoPaparan Arsen Pada Masyarakat Sekitar Sungai Pangkajene Kecamatan Bungoro Kabupaten
Pangkep.Makasar:Universitas Hasanudin.• Departemen Kehutanan, Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Hasil
Hutan. 2005. Proses Pengawetan Kayu pada Pabrik Kayu• Fikri,dkk.2012.HubunganPaparan Pestisida Dengan Kandungan Arsen (As) Dalam Urin dan Kejadian Anemia (Studi : Pada Petani
Penyemprot Pestisida di Kabupaten Brebes). Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol. 11 No. 1.• Hensen, Lieve. 2003. Low-Temperature Pyrolysis of CCA Treated Wood Waste.. J. Anal. Appl. Pyrolysis, 52, 65-86• Ismunandar. 2004. Padatan Oksida Logam : Struktur, Sintesis dan Sifat-Sifatnya. FMIPA-ITB : Bandung.• Istarani,dkk .2014.Studi Dampak Arsen (As) Dan Kadmium (Cd) Terhadap Penurunan Kualitas Lingkungan.Jurnal Teknik Pomits Vol.
3, No. 1.• Oginawati, K. 2002. Konsep Ekotoksikologi Limbah B3 dan Kesehatan. Departemen Teknik Lingkungan ITB. Bandung.• Riyanto. 2014. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Deepublish : Yogyakarta• Saha dan Roy. Metabolism And Toxicity of Arsenic: A human carcinogen.Current Science, Vol. 82, No. 1, 10 January 2002• Tualeka, Abdul Rohim. 2013. Toksikologi Industri. Graha Ilmu Mulia : Surabaya• http://www.amazine.co/28324/arsenik-as-fakta-sifat-kegunaan-efek-kesehatannya/• http://www.indonesiaindonesia.com/f/84149-racun-arsenik/• http://www.mukono.blog.unair.ac.id/2009/09/• http://www.tralalaikrima.blogspot.com/2012/04/makalah-toksikologi-arsen-as.html• http://www.slideshare.net/BughisBerkata/arsen-28812123?from_action=save• http://www.slideshare.net/annierahmatillah/toksisitas-arsen-farmasiums-2011•