tor sc xxi kp hmi cab smg

8

Click here to load reader

Upload: rowscribd

Post on 05-Nov-2015

245 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

SENIOR COURSE HMI

TRANSCRIPT

  • Senior Course XXI Korps Pengader HMI Cabang Semarang 2015

    Term of Reference

    SENIOR COURSE XXI

    KORPS PENGADER HMI CABANG SEMARANG 2015

    A. Nama Kegiatan

    Nama kegiatan ini adalah Senior Course XXI Korps Pengader HMI Cabang

    Semarang

    B. Tema kegiatan

    Tema kegiatan yang diambil dalam kegiatan ini adalah Transformasi

    Kesadaran Pengader menuju Konsistensi Perjuangan HMI

    C. Dasar Pemikiran

    .Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah dirinya sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap

    suatu kaum, maka tak ada pelindung bagi mereka selain Dia (QS.AR-RAD:11)

    Sepenggal ayat di atas menandakan bahwa situasi di luar tidak akan berubah

    sebelum situasi di dalam berubah. Dunia ini tidak akan berubah sebelum

    manusianya berubah. Ubahlah manusianya, maka akan berubah pula konsep,

    aktivitas, kreativitas, dan akhirnya akan berubah situasinya1. Namun,

    kebanyakan manusia merasa takut, khawatir, atau tak sanggup mengubah diri.

    Begitupula dalam menghadapi masalah dan musibah kadang manusia takut

    untuk berubah. Padahal keberuntungan, musibah, adalah keniscayaan hidup.

    Dengan demikian kita tidak akan mempersoalkan musibah atau masalah lalu

    menyalahkan Tuhan. Jika tuhan berkehendak, tidak ada seorang pun yang dapat

    menghindar. Jalaluddin Rakhmat dalam bukunya Tafsir Kebahagiaan

    menekankan kepada kita kita untuk mengubah sudut pandang kita agar setiap

    masalah tak menjadi derita. Perubahan itu salah satunya adalah dengan

    mengubah sudut pandang.2

    Transformasi Kesadaran Lewat Transendensi Dan Imanensi

    Muhammad zuhri dalam bukunya Mencari Nama Allah Yang Keseratus

    menjelaskan, transformasi kesadaran manusia untuk memainkan perannya

    dalam menejerial Tuhan melewati proses transendensi yang akurat yaitu dengan

    melakukan ibadah ritual yang telah diajarkan dalam doktrin Islam secara

    1 Zuhri, Muhammad. 2007. Hidup Lebih Bermakna. Jakarta: Serambi. Hal. 228

    2 Jalaluddin Rakhmat. 2010. Tafsir Kebahagiaan; Pesan Al-Quran Menyikapi Kesulitas Hidup. Jakarta:

    Serambi. Hal. 68

  • Senior Course XXI Korps Pengader HMI Cabang Semarang 2015

    sistematis dan tersusun dengan rapih, beliau menyebutnya dengan istilah

    metodologi proses. Saat itulah manusia akan memahami esensi dari spiritualitas

    Islam.

    Untuk masuk ke dalam mekanisme tersebut, kita membutuhkan empat tahap

    transformasi kesadaran dengan berteladan pada uswah yang terpuji yaitu

    Rasulullah SAW. Dua tahap yang pertama bersifat Eksistensial dan dua tahap

    berikutnya bersifat Esensial.3

    Tahap transformasi yang pertama adalah untuk mencapai kesadaran jagad-raya

    yang dengannya kita mendapatkan hak berada di tengah alam semesta. Untuk itu

    kita perlu mengenakan jubah kebesaran yang dikenakan oleh setiap warga alam,

    yang berupa sifat Ikhlas menjadi dirinya sendiri dengan segala muatan (hak) dan

    beban (kewajiban) yang telah ditentukan. Jika tidak, kita akan menjadi sengsara

    hidup di dalamnya. Langkah pertama adalah mencari hingga menemukan

    identitas diri kita yang paling final, yaitu sebagai hamba Allah. Untuk

    menumbuhkan kesadaran tersebut, kita membutuhkan penghayatan sebagai

    hamba yang berupa Shalat. Setelah sifat ikhlas terkondisi di dalam diri, semua

    persaksian kita tentang kenyataan akan sama dengan persaksian setiap warga

    alam yang lain, yaitu jujur (Siddiq).

    Tahap transformasi yang kedua adalah untuk mencapai kesadaran umat (sosial),

    supaya kita mendapatkan hak di tengah ummat sebagai warganya. Untuk itu kita

    perlu melakukan kebaktian sosial (Al-Bir) dengan menunaikan Zakat, infaq, dan

    shodaqoh. Pengamalannya akan mengangkat nilai keberadaan diri kita di tengah

    lingkung umat, dan puncaknya adalah tumbuhnya kesadaran bahwa semua milik

    yang ada hanyalah titipan Allah (Amanah).

    Tahap transformasi yang ketiga adalah untuk mendapatkan kemampuan atau

    potensi ilahi (Qodratullah) dengan Bertaqwa kepadaNya. Untuk itu kita butuh

    menunaikan ibadah Puasa. Dengan demikian kita akan mendapatkan potensi-

    ekstra dari Robbul-'alamin , sebagai supporting-power yang mampu menguakkan

    terobosan (makhrojan) buat semua stagnasi. Kebahagiaan spiritual yang kita

    rasakan dari perolehan tersebut membuat kita perlu menyampaikannya kepada

    pihak lain supaya dapat ikut serta menghayatinya (Tabligh).

    Tahap transformasi keempat adalah untuk menundukkan iradah insaniah kita di

    bawah iradah Allah (Iradatullah) dengan menunaikan apapun yang

    diperintahkanNya tanpa komentar (Tawakkal). Meskipun di dalam

    3 Zuhri, Muhammad 2007. Mencari Nama Allah Yang Keseratus. Jakarta: Serambi. Hal. 179

  • Senior Course XXI Korps Pengader HMI Cabang Semarang 2015

    menunaikannya kita harus meninggalkan semua yang kita cintai, seperti

    keluarga, tanah air, segala fungsi dan peran kita di tengah lingkungan dengan

    ibadah Haji. Lenyapnya kehendak insani di dalam Amr (Perintah) Illahi

    mengantarkan kita pada kenyataan baru di dalam diri kita, sehingga apa yang kita

    amalkan pasti akan terwujud,karena bukan kita yang melakukannya melainkan

    Allah-lah pelakunya (Fathonah).

    Jadi moment transendensi dan imanensi manusia didalam mentransformir

    kesadarannya yang bersifat eksistensial adalah seseorang menjadi bagian dari

    ummat manusia dan ummat manusia ada dalam dirinya, maka dia menjadi

    bertanggung jawab penuh terhadap nasib dan kondisi ummat manusia secara

    luas. Orang Islam telah menemukan identitas dirinya sebagai Hamba Allah. Maka,

    segala sesuatu yang datang kepadanya bukan dianggapnya sebagai miliknya

    sendiri, melainkan sebagai amanah (titipan Allah). Semesta amanah harus kita

    kelola sebagaimana kemauan Yang Menitipkan (Allah).

    Sadar bahwa segala sesuatu yang datang kepadanya adalah amanah (titipan

    Allah), maka di dalam mendayagunakan amanah itu umat Islam tidak sekehendak

    hatinya. Titipan Tuhan dikelola sebagaimana kemauan Yang Menitipkan; tidak

    semata-mata dikelola menurut ketajaman intelektualnya atau menurut

    pertimbangan untung-ruginya, melainkan atas batas-batas (aturan-aturan) dari

    Yang Menitipkan.

    Konsistensi Pengader

    Pengader adalah guru di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Ia menjadi tiang

    utama penyangga perkaderan dan perjuangan di HMI, organisasi yang telah

    mentasbihkan dirinya sebagai organisasi perkaderan dan perjuangan. Karenanya

    Ia pun menjadi refrensi atau rujukan bagi seluruh kader. Referensi atau rujukan

    tersebut bukan hanya dipandang dalam aspek intelektualitas namun juga

    perpaduan utuh dari potensi dasar yang dimiliki setiap manusia yaitu, intelekual,

    emosional dan spiritual. Sehingga pengader mengemban tugas dan tanggung

    jawab besar yang harus dijalaninya atas dasar laku kesadaran dan keamanahan.

    Tugas dan tanggung jawab pengader lahir dari fitrahnya yang terdiri dari

    pendidik, pemimpin dan pejuang.4 Trilogi ini menuntut adanya tindak rasional

    pengader sebagai proses objektifikasi nilai yang diyakininya. Objektifikasi adalah

    penerjemahan nilai-nilai internal ke dalam kategori-kategori objektif atau

    konkretisasi dari keyakinan internal.5 Nilai tersebut berasal dari khitoh

    4 Pedoman Korps Pengader

    5 Kuntowijoyo. 2007. Islam sebagai Ilmu; Epistemologi, Metodologi, dan Etika. Yogyakarta: Tiara Wacana.

  • Senior Course XXI Korps Pengader HMI Cabang Semarang 2015

    perjuangan yang merupakan tafsir integral HMI terhadap Islam. Nilai-nilai yang

    telah dikritisi, dengan pembacaan dekonstruksi dan rekonstruksi harus mampu

    diendapkanya dalam diri lalu dimaknai dan diejawantahkan. Di sini pengader

    menemukan konteks kesadarannya dalam setiap ruang makna dan aksi yang ada

    di HMI. dengan demikian, dia tidak hanya sekedar meyakini nilai-nilai tersebut,

    tetapi dia juga melakukan transformasi nilai-nilai itu sekaligus siap untuk

    menjadi martir dalam perjuangannya.

    Perjuangan HMI merupakan perjuangan yang mempunyai nilai etis idealis

    berlandaskan pada kesucian Islam. Hal itu sebagaimana termaktub dalam frase

    tujuan HMI terbinanya mahasiswa Islam menjadi insan ulul albab yang turut

    bertanggung jawab atas terwujudnya tatanan masyarakat yang diridhai Allah

    SWT, dan semua argument normatifnya yang berlandaskan pada Al-Quran dan

    as Sunah.6 Yang demikian merupakan cita-cita luhur dan mengandung makna

    yang sangat mendalam di mana setiap kader HMI diteguhkan kembali pemaknaan

    keimanannya melalui proses penyadaran terhadap makna ulil albab sebagai

    bentuk dari manusia pilihan yang mulia di sisi Allah SWT. Adapun kualifikasi dari

    karakter itu adalah: pertama, Muabid, insan yang tekun beribadah

    (mahdhah/ghoiru mahdhah). Kedua, sebagai sosok Mujahid, yang memiliki

    semangat juang yang tinggi da totalitas di dalamnya. Ketiga, Mujtahid, sosok yang

    senantiasa mereflesikan secara mendalam permasalahan keumatan dan

    kemanusian, sehingga segala tindakannya didasarkan pada pilihan sadar dan

    pertimbangan pemikiran yang benar. Dan keempat, menjadi sosok Mujaddid,

    yaitu sosok yang mampu memberikan pembaharuan-pembaharuan di setiap segi

    kehidupan, sehingga mampu melakukan dinamisasi di lingkungannya.7

    Oleh karena itu, sebagai insan pengemban amanah kenabian seorang pengader

    dituntut agar selalu konsisten dan istiqomah atas segala sesuatu yang

    dipercayakan orang lain kepada dirinya. Ia harus mampu mengawal segala

    bentuk, proses, indicator keberhasilan perkaderan dan perjuangan tercapai

    maksimal, Karena seluruh proses perkaderan dan perjuangan diarahkan untuk

    mewujudkan tujuan HMI.

    Dengan kata lain perkaderan di HMI bukan merupakan bentuk penanaman nilai

    yang bersifat dipaksakan dengan menerapkan berbagai aturan yang

    mengekakang. Tetapi perkaderan di HMI lebih kearah membangun kesadaran

    dari dalam hati setiap anggotangnya untuk menerima ajaran dan nilai-nilai

    6 Khittah Perjuangan

    7 Pedoman Perkaderan

  • Senior Course XXI Korps Pengader HMI Cabang Semarang 2015

    kebenaran Islam. Sehingga dalam upaya penanaman nilai-nilai inilah dibutuhkan

    pengader-pengader yang tidak hanya memiliki kemampuan intelektualitas yang

    mumpuni tetapi juga harus memiliki kesadaran akan sebuah keihklasan dalam

    menjalankan tugasnya sebagai pengader-pengader di HMI. Karena apabila tanpa

    kesadaran dan keikhlasan maka penananaman nilai yang dilakukan tidak akan

    dapat diterima dengan baik.

    Begitu juga perjuangan dalam HMI memerlukan sebuah kesungguhan yang yang

    berasal dari kesadaran penuh keikhlasan dalam menjalankan ajaran Islam.

    Apabila sikap ini sudah tertanam maka akan melahirkan sikap konsisten dalam

    upaya mencapai keridhoan ALLAH SWT. Hal ini memang tidaklah mudah bagi

    pengader-pengader HMI yang notabene merupakan mahasiswa aktif di berbagai

    perguruan tinggi, dan tak jarang pangader-pengader di HMI menemui permasalah

    dengan pihak keluarga yang juga merupakan tanggung jawab pengader sebagai

    bagian dari keluarga tersebut. Permasalahan-permasalah diatas mungkin

    beberapa dari permasalahan-permasalah yang dihadapi, tetapi permasalahan-

    permasalahan itupun bukan merupakan permasalahan yang tidak memiliki

    solusi.

    Sebagai seorang Muslim kita harus yakin, bahwa setiap niat baik yang dilandasi

    dengan keikhlasan dalam menjalankan sesuatu pasti akan mendapat pertolongan

    dari ALLAH SWT sebagai Dzat yang Maha Penolong lagi Maha Penyayang, ini

    bukanlah sebuah kata-kata motivasi agar pengader-pengader HMI bersemangat,

    tetapi ini adalah sebuah janji, janji yang tidak mungkin di ingkari yaitu janji dari

    ALLAH SWT sebagai penguasa Jagad Raya ini.

    Oleh karena itu pengader-pengader HMI merupakan harapan dalam sebuah

    semangat perubahan yang dilandasi oleh keikhlasan dalam mencapai keridhoan

    ALLAH SWT sebagai suatu dzat yang selalu kita tunggu Ridho dariNya, saat

    pengader-pengader HMI sudah dalam posisi ini, maka hal ini akan menjadi sebuah

    kekuatan yang tiada batas, bahkan membangun sebuah masyarakat yang diridhoi

    ALLAH SWT bukanlah sebuah kemustahilan di dalamnya. Hanya saja hal ini

    tidaklah mudah seperti yang Nampak dari luar atau seperti yang diteorikan, tetapi

    semangat ini juga tidak sulit untuk dilakukan apabila semua pihak-pihak didalam

    HMI sadar akan permasalahan ini minimal di pahami oleh pengader-pengader di

    HMI, sehingga tugas pengader selanjutya adalah menularkan kepada semua

    kader-kader HMI. Apabila hal itu sudah kita lakukan maka yang harus kita

    lakukan selanjutnya adalah menjaga agar semangat itu tetap konsisten kita

  • Senior Course XXI Korps Pengader HMI Cabang Semarang 2015

    lakukan. Semoga Niat kepedulian menjadi langkah awal kita dalam mencapai

    sebuah keridhoan.

    D. LANDASAN KEGIATAN

    1. Al Quran

    Q.S Ali Imran 110

    Kamu (umat islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia,

    (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang

    munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu

    lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun

    kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik.

    2. Al Hadits

    Barangsiapa di antara kalian yang melihat suatu kemungkaran, maka

    hendaklah ia mengubahnya dengan tangannya. Kalau ia tidak mampu (dengan

    tangannya), maka dengan lisannya. Kalau ia tidak mampu (dengan lisannya),

    maka dengan hatinya dan itu adalah selemah-lemahnya iman. (H.R. Imam

    Muslim)

    3. AD/ART HMI & Pedoman Perkaderan HMI

    - AD pasal 4 dan 5

    - ART pasal 51

    - Pedoman Perkaderan

    4. Program Kerja Korps Pengader HMI Cabang Semarang

    5. Rapat Korps Pengader HMI Cabang Semarang pada 15 Februari 2015

    E. TUJUAN KEGIATAN

    1. Tujuan Umum

    Terbentuknya kesadaran pengader dengan kepribadian yang utuh sebagai

    pendidik, pemimpin dan pejuang

    2. Tujuan Khusus

    a. Meningkatkan kuantitas anggota KP HMI

    b. Membina kader-kader HMI agar mampu menjadi pengader yang sadar akan

    peran kemanusiaannya dan perannya sebagai pengader di HMI

    c. Meningkatkan progresifitas perjuangan HMI

  • Senior Course XXI Korps Pengader HMI Cabang Semarang 2015

    F. TARGET KEGIATAN

    a. Terlaksananya agenda dengan rutin sesuai rencana

    b. Meningkatnya kuantitas anggota KP HMI

    c. Terbinanya kader-kader HMI agar mampu menjadi pengader yang sadar akan

    peran kemanusiaannya dan perannya sebagai pengader di HMI

    d. Meningkatnya progresifitas perjuangan HMI

    G. SASARAN KEGIATAN

    Sasaran kegiatan ini adalah kader HMI yang telah lulus LK II yang sudah siap

    untuk menggawangi proses perkaderan terutama di lingkungan HMI Cabang

    Semarang.

    H. PESERTA KEGIATAN

    Peserta kegiatan ini adalah kader HMI yang telah lulus LK II terutama di

    lingkungan HMI Cabang Semarang dengan batasan maksimal peserta 15 orang.

    I. SYARAT PESERTA

    1. Mendaftar sebagai peserta SC melalui SMS: ketik SENIOR COURSE XXI (spasi)

    NAMA (spasi) KOMISARIAT/CABANG. Dikirim ke 085642926510 (Edi

    Purwanto) paling lambat tanggal 12 Maret 2015

    2. Lulus LK II dengan menunjukkan sertifikat dan disertai surat rekomendasi

    pengurus Cabang.

    3. Mengumpulkan makalah dengan ketentuan;

    Makalah merupakan karya orisinil peserta

    Judul makalah merupakan break down dari tema SC XXI

    Minimal 5 ( Lima ) halaman F4 di luar cover dan daftar pustaka ( spasi

    1,5/font Times New Roman/ size 12, margin 3,2,2,2 )

    Referensi minimal 4 (empat) buku, dengan referensi wajib (Khittah

    Perjuangan, Pedoman Perkaderan dan Pedoman Pengader)

    Menggunakan footnote

    Print out makalah wajib dibawa saat mengikuti seleksi

    Pengumpulan paling lambat tanggal 13 Maret 2015 pukul 24.00 WIB via

    email.

    4. Mengumpulkan resume Khittoh Perjuangan dan Pedoman Perkaderan masing-

    masing minimal 4 (empat) halaman folio ditulis tangan.

  • Senior Course XXI Korps Pengader HMI Cabang Semarang 2015

    5. Membuat skenario pembelajaran

    6. Hafal Surat Adh-Dhuha sampai An-Naas

    7. Hafal ayat dari surat (yusuf : 111; Muhammad : 7; ar-radu : 2 ) beserta artinya.

    8. Mengikuti seleksi sesuai jadwal yang telah ditetapkan oleh panitia.

    9. Lulus seleksi yang telah ditetapkan oleh tim penyeleksi

    Membayar biaya pendaftaran sebesar Rp. 5.000,- dan registrasi peserta Rp.

    75.000,-

    10. Maksimal jumlah peserta luar semarang (jabagtengtim) 5 orang

    J. WAKTU SELEKSI

    Dalam Kota : Sabtu-Ahad/ 14-15 Maret 2015

    Luar Kota : Senin-selasa/ 16-17 Maret 2015

    K. WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN

    Hari : Rabu - Ahad

    Tanggal : 18-22 Maret 2015

    Tempat : Pondok Pesantren Soko Tunggal Semarang

    L. MATERI DAN KISI-KISI MATERI

    Terlampir

    M. PENUTUP

    Demikian Term of Reference ini kami buat sebagai acuan oleh pihak pihak

    yang terkait dalam Senior Course XXI Korps Pengader HMI Cabang Semarang ini.

    Semoga bermanfaat dan berkah.

    Billahittaufiq wal hidayah

    Semarang, 29 Rabiul Akhir 1436 H

    19 Februari 2015 M

    Tim Perumus SC