tr batubara(1)

8
TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Pembentukan Batubara Batubara adalah bahan bakar fosil padat yang terbentuk dari sisa tumbuhan sejak zaman prasejarah yang berubah bentuk yang awalnya berakumulasi di rawa dan lahan gambut. Batubara terbentuk dari fosil tumbuh-tumbuhan yang terkonsolidasi antara strata batuan lainnya dan mengalami perubahan kimia dan fisika akibat dari suhu dan tekanan yang tinggi selama jutaan tahun. Perubahan kimiawi dan fisika tersebut mengubah tumbuhan menjadi gambut dan kemudian batubara. Komposisi penyusun batu bara terdiri dari campuran hidrokarbon dengan komponen utama karbon. Di samping itu juga mengandung senyawa dari oksigen, nitrogen, dan belerang. Proses perubahan sisa-sisa tanaman menjadi gambut hingga batubara disebut dengan istilah pembatubaraan (coalification). Secara ringkas ada 2 tahap proses yang terjadi, yakni: Tahap Diagenetik atau Biokimia, dimulai pada saat material tanaman terdeposisi hingga lignit terbentuk. Agen utama yang berperan dalam proses perubahan ini adalah kadar air, tingkat oksidasi dan gangguan biologis yang dapat menyebabkan proses pembusukan (dekomposisi) dan kompaksi material organik serta membentuk gambut. Tahap Malihan atau Geokimia, meliputi proses perubahan dari lignit menjadi bituminus dan akhirnya antrasit. Pembentukan batubara dimulai sejak Carboniferous Period (Periode Pembentukan Karbon atau Batubara), dikenal sebagai zaman batubara pertama yang berlangsung antara 360 juta sampai

Upload: rezamauli

Post on 30-Jan-2016

214 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

MK batubara

TRANSCRIPT

Page 1: TR Batubara(1)

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian dan Pembentukan Batubara

Batubara adalah bahan bakar fosil padat yang terbentuk dari sisa tumbuhan sejak

zaman prasejarah yang berubah bentuk yang awalnya berakumulasi di rawa dan lahan

gambut. Batubara terbentuk dari fosil tumbuh-tumbuhan yang terkonsolidasi antara strata

batuan lainnya dan mengalami perubahan kimia dan fisika akibat dari suhu dan tekanan yang

tinggi selama jutaan tahun. Perubahan kimiawi dan fisika tersebut mengubah tumbuhan

menjadi gambut dan kemudian batubara. Komposisi penyusun batu bara terdiri dari campuran

hidrokarbon dengan komponen utama karbon. Di samping itu juga mengandung senyawa dari

oksigen, nitrogen, dan belerang.

Proses perubahan sisa-sisa tanaman menjadi gambut hingga batubara disebut dengan

istilah pembatubaraan (coalification). Secara ringkas ada 2 tahap proses yang terjadi, yakni:

Tahap Diagenetik atau Biokimia, dimulai pada saat material tanaman terdeposisi hingga

lignit terbentuk. Agen utama yang berperan dalam proses perubahan ini adalah kadar

air, tingkat oksidasi dan gangguan biologis yang dapat menyebabkan proses

pembusukan (dekomposisi) dan kompaksi material organik serta membentuk gambut.

Tahap Malihan atau Geokimia, meliputi proses perubahan dari lignit menjadi bituminus

dan akhirnya antrasit.

Pembentukan batubara dimulai sejak Carboniferous Period (Periode Pembentukan

Karbon atau Batubara), dikenal sebagai zaman batubara pertama yang berlangsung antara 360

juta sampai 290 juta tahun yang lalu. Secara umum tahapan pembentukan batubara yaitu

sebagai berikut :

a. Lapisan tumbuhan menyerap air dan kemudian tertekan, lalu membentuk materi cokelat

berpori yang disebut gambut.

b. Lapisan sedimen lain menumpuk di atas gambut tersebut dan menguburnya makin

dalam. Akibat dari tekanan dan panas yang tinggi mengubah gambut menjadi batubara

yang berwarna cokelat atau disebut batubara muda (Lignit)

c. Akibat dari tekanan dan panas yang lebih besar scara terus menerus selama jutaan tahun

mengubah batubara Lignit tersebut menjadi batubara sub-bitumen

d. Perubahan kimiawi dan fisika terus berlangsung hingga batubara menjadi lebih keras

dan warnanya lebih hitam dan membentuk batubara ‘bitumen’ atau ‘antrasit’.

Page 2: TR Batubara(1)

Jenis-Jenis Batubara

Tanaman merupakan unsur yang paling utama pembentuk batubara. Pertumbuhan

tanaman itu terakumulasi pada suatu lingkungan zona fisiografi dengan iklim dan topografi

tertentu. Tekanan merupakan faktor penentu terbentuknya berbagai jenis batubara selama

proses penimbunan gambut dan waktu. Tekanan dapat disebabkan oleh lapisan sedimen

penutup yang sangat tebal atau karena tektonik.

Menurut Mukhlis Akhadi, energi matahari yang semula diserap oleh tanaman masih

tetap tersimpan dalam batubara yang terbentuk. Energi itu akan keluar kembali ketika

batubara dibakar. Berdasarkan kandungan energi dan karakteristik pembakarannya, dikenal

ada empat jenis atau golongan batubara, yaitu :

1. Batubara Lignit

Batubara lignit merupakan jenis batubara paling muda yang berwarna cokelat dan

mempunyai kualitas paling rendah dibandingkan dengan jenis batubara lainnya. Batubara

muda ini mempunyai kadar tertinggi zat volatil yang mudah menguap dan lembab

sehingga menghasilkan suhu nyala yang rendah. Batubara lignit mengandung air 35%-

75% dari beratnya

2. Batubara Sub-Bituminus

Batubara sub-bituminus merupakan jenis batubara yang berwarna hitam dan tidak

menunjukkan sedikit pun zat kayu jika dilihat dengan mata telanjang. Golongan

batubara ini mengandung banyak air dan sedikit karbon lebih (40% karbon terikat dan

25% air) sehingga sumber panas yang dimiliki kurang efisien dibandingkan dengan jenis

batubara bituminus.

3. Batubara Bituminus

Batubara jenis ini memiliki kadar air kurang dari 15% dan berisi karbon terikat 70%.

Batubara ini dikenal dengan batubara yang mudah terbakar dengan nayala api yang

berwarna kuning. Nilai kalori yang dimiliki batubara ini tergolong relatif tinggi sehingga

dapat menghasilkan suhu nyala api yang lebih tinggi dibandingkan dengan batubara jenis

sub-bituminus.

Page 3: TR Batubara(1)

4. Batubara Antrasit

Batubara antrasit merupakan jenis batubara yang paling tinggi kualitasnya

dibandingkan dengan jenis batubara lainnya. Batubara jenis ini mengandung lebih dari

90% karbon terikat dan kurang dari 8% kadar air sehingga dapat menghasilkan api

berwarna biru. Kadar abu dan sulfur dari batubara antrasit ini relatif rendah sehingga

ketika dibakar tidak mengeluarkan asap dan hanya sedikit berbau.

Metode-Metode Pertambangan Batubara

Batubara dapat ditambang dengan menggunakan dua metode yaitu tambang terbuka

dan tambang bawah tanah. Pemilihan metode penambangan sangat ditentukan oleh unsur

geologi endapan batubara yang meliputi sifat lapisan batuan penutup, batuan lantai batubara,

struktur geologi, keadaan lapisan batubara dan bentuk deposit

Metode Tambang Terbuka

Pada saat ini sebagian besar penambangan batubara dilakukan dengan metode

tambang terbuka. Salah satu faktor menggunakan metode tambang terbuka adalah karena

dapat digunakannya alat-alat besar yang mempunyai kapasitas muat dan angkut yang besar

untuk membuang lapisan penutup batubara sehingga menjadi lebih murah dan menekan biaya

ekstraksi batubara lebih efektif. Tambang terbuka (open pit mine) adalah bukaan yang dibuat

di permukaan tanah, bertujuan untuk mengambil batubara dan akan dibiarkan tetap terbuka

(tidak ditimbun kembali) selama pengambilan batubara masih berlangsung. Untuk mencapai

badan batubara yang umumnya terletak di kedalaman, diperlukan pengupasan tanah/batuan

penutup (waste rock) dalam jumlah yang besar. Tujuan utama dari operasi penambangan

adalah menambang dengan biaya serendah mungkin sehingga dicapai keuntungan yang

maksimal.

Metode Tambang Bawah Tanah

Metode penambangan bawah tanah dilakukan karena letak cadangan batubara yang

akan di tambang berada jauh di bawah tanah. Tambang bawah tanah mengacu pada metode

pengambilan bahan mineral yang dilakukan dengan membuat terowongan menuju lokasi

mineral tersebut. Hal pertama yang dilakukan pada sistem penambangan bawah tanah yaitu

Page 4: TR Batubara(1)

dengan membuat lubang bukaan atau terowongan baik berupa lubang sumuran ataupun

berupa lubang mendatar atau menurun menuju ke lapisan batubara yang akan ditambang.

Selanjutnya dibuat lubang bukaan pada lapisan batubaranya sendiri. Cara penambangannya

sendiri dapat dilakukan secara manual dan mekanis. Sistem penambangan manual yaitu

menggunakan banyak alat yang memakai kekuatan tenaga manusia sedangkan sistem

penambangan secara mekanis yaitu mempergunakan alat sederhana sampai menggunakan

sistem elektronis dengan pengendalian jarak jauh.

Dampak Pertambangan Batubara

Menurut Salim (2004), Dampak adalah suatu perubahan atau efek yang terjadi sebagai

akibat suatu aktivitas yang tidak direncanakan atau di luar sasaran. Dampak dapat bersifat

biofisik dan/atau dapat juga bersifat sosial-ekonomi dan budaya. Dampak dapat bersifat negatif

maupun positif. Untuk mengetahui bahwa suatu dampak atau perubahan telah terjadi, kita harus

mempunyai bahan perbandingan sebagai acuan. Salah satunya adalah keadaan sebelum terjadi

perubahan.

Dampak Positif

Dampak positif dari pertambangan batubara yang di maksud adalah keuntungan-keuntungan

yang di dapatkan oleh warga sekitar, dan oleh pemerintah di sekitar lokasi pertambangan

batubara

Terbukanya Daerah Terisolasi

Menampung Tenaga Kerja Lokal

Sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Masyarakat Lokal

Dampak Negatif

Kurang memperhatikan kelestarian lingkungan

Penebangan hutan

Areal bekas pertambangan yang dibiarkan menganga Limbah kegiatan pertambangan

Kebijakan Negara Dalam Penggunaan Batubara

Page 5: TR Batubara(1)

Dalam kebijakan bauran energi nasional 2025, pemakaian batubara diharapkan

mencapai 33%. Pemerintah telah mengeluarkan peraturan yang digunakan sebagai landasan

di dalam kebijakan pengusahaan batubara, yaitu :

1) Kepmen ESDM No.1128 Tahun 2004, tentang Kebijakan Batubara Nasional.

2) Perpres No.5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional.

3) Inpres No.2 Tahun 2006 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Batubara yang Dicairkan

Sebagai Bahan Bakar Lain..

Di dalam sasaran bauran energi nasional tersebut, batubara menempati urutan pertama di

dalam penggunaan energi. Hal tersebut dikarenakan oleh :

a. Sumber daya batubara cukup melimpah, yaitu 61,3 miliar ton, dengan cadangan 6,7

miliar ton (Pusat Sumber Daya Geologi, 2005).

b. Dapat digunakan langsung dalam bentuk padat, atau dikonversi menjadi gas

(gasifikasi) dan cair (pencairan).

c. Harga batubara kompetitif dibandingkan energi lain.

d. Teknologi pemanfaatan batubara yang ramah lingkungan telah berkembang pesat,

yang dikenal sebagai Teknologi Batubara Bersih (Clean Coal Technology).

https://docs.google.com/file/d/0B9XXKUPJWN1pLTBxbDZub3hTNjg/edit?pli=1

http://info-pertambangan.blogspot.co.id/2015/02/pemilihan-sistem-penambangan-batu-

bara.html

https://zozongeologeous.wordpress.com/2014/08/13/metode-penambangan-batubara/

http://learnmine.blogspot.co.id/2013/05/bagaimana-batubara-di-tambang.html

Page 6: TR Batubara(1)