trans kultur al
TRANSCRIPT
DISUSUN OLEH :
1. Andreas Kristanto ( 2011.01.003 )2. Benediktus Vinsensius Beo Dey ( 2011.01.005 )3. Inge Pratiwi ( 2011.01.013 )4. Muhammad Afnan Agus. P ( 2011.01.019 )5. Septy Rostya Arum ( 2011.01.023 )
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WILLIAM BOOTH SURABAYA
2011/2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala
berkat dan rahmat-Nya, sehingga pada tahun ajaran 2011/2012 ini kami masih
diberi kesempatan dan kemampuan untuk menyusun Makalah tentang “Dilema
IPTEK dalam Perspektif Transkultural Nursing”. Makalah ini sebagai tugas mata
kuliah Keperawatan Transkultural.
Makalah ini dibuat bertujuan agar mahasiswa memahami tentang Dilema
IPTEK dalam Perspektif Transkultural Nursing. Dalam proses pembuatan
makalah ini kami menyadari adanya kekurangan dan keterbatasan namun berkat
bimbingan dan bantuan dari semua pihak sehingga makalah ini dapat selesai tepat
pada waktunya. Maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Pandeirot M. Nancye M.Kep.,Sp.Jiwa selaku Direktur STIKES WILLIAM
BOOTH
2. Erika Untari Dewi, S.Kep., Ns selaku dosen pembimbing dalam pembuatan
makalah ini
3. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Tidak lupa penulis memohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini
banyak kekurangan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca.
Surabaya, 10 April 2012
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................ ii
DAFTAR ISI........................................................................................................ iii
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................ 1
1.3 Tujuan.............................................................................................. 1
BAB 2 PEMBAHASAN.................................................................................... 2
2.1 ............................................................................................. 2
2.2 ................................................................................................ ..6
2.3 .............................................................................................. 11
BAB 3 PENUTUP.............................................................................................. 14
3.1 Kesimpulan...................................................................................... 14
3.2 Saran-Saran...................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengertian Transkultural
Bila ditinjau dari makna kata , transkultural berasal dari kata trans dan culture,
Trans berarti aluar perpindahan , jalan lintas atau penghubung.Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia; trans berarti melintang , melintas , menembus , melalui.
Cultur berarti budaya . Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kultur berarti :
- kebudayaan , cara pemeliharaan , pembudidayaan.
- Kepercayaan , nilai – nilai dan pola perilaku yang umum berlaku bagi suatu
kelompok dan diteruskan pada generasi berikutnya , sedangkan cultural berarti :
Sesuatu yang berkaitan dengan kebudayaan.
Budaya sendiri berarti : akal budi , hasil dan adat istiadat.
Dan kebudayaan berarti : - Hasil kegiatan dan penciptaan batin ( akal budi )
manusia seperti kepercayaan , kesenian dan adat istiadat. - Keseluruhan
pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakan untuk menjadi
pedoman tingkah lakunya
Jadi , transkultural dapat diartikan sebagai :
- Lintas budaya yang mempunyai efek bahwa budaya yang satu mempengaruhi
budaya yang lain
- Pertemuan kedua nilai – nilai budaya yang berbeda melalui proses interaksi
sosial
- Transcultural Nursing merupakan suatu area kajian ilmiah yang berkaitan
dengan perbedaan maupun kesamaan nilai– nilai budaya ( nilai budaya yang
berbeda , ras , yang mempengaruhi pada seorang perawat saat melakukan asuhan
keperawatan kepada klien / pasien ). Menurut Leininger ( 1991 ).
Definisi IPTEK dan Perkembangannya
Seperti yang kita ketahui, teknologi kini telah merembes dalam kehidupan kebanyakan manusia bahkan dari kalangan atas menengah ke bawah sekalipun. Dimana upaya tersebut merupakan cara atau jalan di dalam mewujudkan kesejahteraan dan peningkatan harkat martabat manusia.
Atas dasar kreatifitas akalnya, manusia mengembangkan IPTEK dalam rangka untuk mengolah SDA yang di berikan oleh Tuhan YME. Dimana dalam
pengembangan IPTEK harus di dasarkan terhadap moral dan kemanusiaan yang adil dan beradab, agar semua masyarakat mengecam IPTEK secara merata.
Di satu sisi telah terjadi perkembangan yang sangat baik sekali di aspek kesehatan yang baynyak di temukan alat-alat seperti ENDOSCOPY, MAGNETIC RESSONACE IMAGI NG (MRI), TERMOGRAFI, PULSE OXYMETRY, X-RAY (SINAR X), CT-SCAN(COMPUTERIZED TOMOGRAPHY SCANNING), PET (Positron Emission Tomography), FETAL ECG, ELECTROMYOGRAPH (EMG), ELECTROENCEPHALOGRAPHY (EEG): PENGUKURAN KELISTRIKAN PADA JARINGAN OTAK, DLL.
1.2 Rumusan masalah
1.2.1
1.3 Tujuan
1.3.1 Agar pembaca mengerti dan lebih memahami tentang Perawatan Diri
Pada Mata.
BAB 2
Tinjauan Teori
2.1 Definisi Dilema IPTEK dalam Transkultural
Ilmu atau ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk
menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari
berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar
dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian
dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu
diperoleh dari keterbatasannya.
Teknologi adalah metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis; ilmu
pengetahuan terapan atau dapat pula diterjemahkan sebagai keseluruhan
sarana untuk menyediakan barang-barang yg diperlukan bagi kelangsungan
dan kenyamanan hidup manusia. Sebagian beranggapan teknologi adalah
barang atau sesuatu yang baru. namun, teknologi itu telah berumur sangat
panjang dan merupakan suatu gejala kontemporer. Setiap zaman memiliki
teknologinya sendiri.
Bila ditinjau dari makna kata, transkultural berasal dari kata trans dan
culture, Trans berarti aluar perpindahan, jalan lintas atau penghubung.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia; trans berarti melintang, melintas,
menembus, melalui. Cultur berarti budaya. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia kultur berarti : kebudayaan, cara pemeliharaan, pembudidayaan.
Kepercayaan, nilai–nilai dan pola perilaku yang umum berlaku bagi suatu
kelompok dan diteruskan pada generasi berikutnya, sedangkan cultural
berarti : Sesuatu yang berkaitan dengan kebudayaan. Budaya sendiri berarti:
akal budi, hasil dan adat istiadat. Dan kebudayaan berarti: Hasil kegiatan
dan penciptaan batin (akal budi) manusia seperti kepercayaan, kesenian dan
adat istiadat. Keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial
yang digunakan untuk menjadi pedoman tingkah lakunya. Jadi, transkultural
dapat diartikan sebagai: Lintas budaya yang mempunyai efek bahwa budaya
yang satu mempengaruhi budaya yang lain, Pertemuan kedua nilai –nilai
budaya yang berbeda melalui proses interaksi sosial, Transcultural Nursing
merupakan suatu area kajian ilmiah yang berkaitan dengan perbedaan
maupun kesamaan nilai– nilai budaya ( nilai budaya yang berbeda, ras, yang
mempengaruhi pada seorang perawat saat melakukan asuhan keperawatan
kepada klien / pasien ). Menurut Leininger ( 1991 ).
2.1.1 Konsep Transkultural
Kazier Barabara ( 1983 ) dalam bukuya yang berjudul
Fundamentals of Nursing Concept and Procedures mengatakan bahwa
konsep keperawatan adalah tindakan perawatan yang merupakan
konfigurasi dari ilmu kesehatan dan seni merawat yang meliputi
pengetahuan ilmu humanistic , philosopi perawatan, praktik klinis
keperawatan , komunikasi dan ilmu sosial . Konsep ini ingin
memberikan penegasan bahwa sifat seorang manusia yang menjadi
target pelayanan dalam perawatan adalah bersifat bio-psycho-social-
spiritual . Oleh karenanya, tindakan perawatan harus didasarkan pada
tindakan yang komperhensif sekaligus holistik.
Budaya merupakan salah satu dari perwujudan atau bentuk
interaksi yang nyata sebagai manusia yang bersifat sosial. Budaya
yang berupa norma, adat istiadat menjadi acuan perilaku manusia
dalam kehidupan dengan yang lain . Pola kehidupan yang berlangsung
lama dalam suatu tempat, selalu diulangi, membuat manusia terikat
dalam proses yang dijalaninya. Keberlangsungaan terus menerus dan
lama merupakan proses internalisasi dari suatu nilai-nilai yang
mempengaruhi pembentukan karakter, pola pikir, pola interaksi
perilaku yang kesemuanya itu akan mempunyai pengaruh pada
pendekatan intervensi mkeperawatan. ( cultural nursing approach )
2.1.2 Peran dan Fungsi Transkultural
Budaya mempunyai pengaruh luas terhadap kehidupan individu.
Oleh sebab itu, penting bagi perawat mengenal latar belakang budaya
orang yang dirawat (Pasien). Misalnya kebiasaan hidup sehari – hari,
seperti tidur, makan, kebersihan diri, pekerjaan, pergaulan social,
praktik kesehatan, pendidikan anak, ekspresi perasaan, hubungan
kekeluargaaan, peranan masing – masing orang menurut umur. Kultur
juga terbagi dalam sub – kultur. Subkultur adalah kelompok pada
suatu kultur yang tidak seluruhnya mengaanut pandangan keompok
kultur yang lebih besar atau member makna yang berbeda. Kebiasaan
hidup juga saling berkaitan dengan kebiasaan cultural. Nilai-nilai
budaya Timur, menyebabkan sulitnya wanita yang hamil mendapat
pelayanan dari dokter pria. Dalam beberapa setting, lebih mudah
menerima pelayanan kesehatan pre-natal dari dokter wanita dan bidan.
Hal ini menunjukkan bahwa budaya Timur masih kental dengan hal-
hal yang dianggap tabu.
Perawatan transkultural adalah berkaitan dengan praktik budaya
yang ditujukan untuk pemujaan dan pengobatan rakyat (tradisional).
Caring practices adalah kegiatan perlindungan dan bantuan yang
berkaitan dengan kesehatan. Menurut Dr. Madelini Leininger, studi
praktik pelayanan kesehatan transkultural adalah berfungsi untuk
meningkatkan pemahaman atas tingkah laku manusia dalam kaitan
dengan kesehatannya. Dengan mengidentifikasi praktik kesehatan
dalam berbagai budaya (kultur), baik di masa lampau maupun zaman
sekarang akan terkumpul persamaan-persamaan. Lininger
berpendapat, kombinasi pengetahuan tentang pola praktik
transkultural dengan kemajuan teknologi dapat menyebabkan makin
sempurnanya pelayanan perawatan dan kesehatan orang banyak dan
berbagai kultur.
2.1.3 Kepercayaan Kuno dan Praktik Pengobatan
Sistem pengobatan tradisional merupakan sub unsur kebudayaan
masyarakat sederhana, pengetahuan tradisional. Dalam masyarakat
tradisional, sistem pengobatan tradisional ini adalah pranata sosial
yang harus dipelajari dengan cara yang sama seperti mempelajari
pranata social umumnya dan bahwa praktek pengobatan asli
(radisional) adalah rasional dilihat dari sudut kepercayaan yang
berlaku mengenai sebab akibat.
Beberapa hal yang berhubungan dengan kesehatan (sehat-sakit)
menurut budaya – budaya yang ada di Indonesia diantaranya adalah
a. Budaya Jawa
Menurut orang Jawa, “sehat “ adalah keadaan yang
seimbang dunia fisik dan batin. Bahkan, semua itu berakar pada
batin. Jika “batin karep ragu nututi“, artinya batin berkehendak,
raga/badan akan mengikuti. Sehat dalam konteks raga berarti
“waras“. Apabila seseorang tetap mampu menjalankan peranan
sosialnya sehari-hari, misalnya bekerja di ladang, sawah, selalu
gairah bekerja, gairah hidup, kondisii inilah yang dikatakan
sehat. Dan ukuran sehat untuk anak-anak adalah apabila
kemauannya untuk makan tetap banyak dan selalu bergairah
main.
Untuk menentukan sebab-sebab suatu penyakit ada dua
konsep, yaitu konsep personalistik dan konsep naluralistik.
Dalam konsep personalistik, penyakit disebabkan oleh makhluk
supernatural (makhluk gaib, dewa), makhluk yang bukan
manusia (hantu, roh leluhur, roh jahat) dan manusia (tukang
sihir, tukang tenung) . Penyakit ini disebut “ora lumrah“ atau
“ora sabaene“ (tidak wajar/tidak biasa). Penyembuhannya
adalah berdasarkan pengetahuan secara gaib atau supernatural,
misalnya melakukan upacara dan sesaji. Dilihat dari segi
personalistik jenis penyakit ini terdiri dari kesiku, kebendhu,
kewalat, kebulisan, keluban, keguna-guna, atau digawe wong,
kampiran bangsa lelembut dan lain sebagainya. Penyembuhan
dapat melalui seorang dukun atau “wong tuo“.
Pengertian dukun bagi masyarakat Jawa adalah yang
pandai atau ahli dalam mengobati penyakit melalui “Japa
Mantera“, yakni doa yang diberikan oleh dukun kepada pasien.
Ada beberapa kategori dukun pada masyarakat Jawa yang
mempunyai nama dan fungsi masing-masing:
a. Dukun bayi : khusus menangani penyembuhan terhadap
penyakit yang berhubungan dengan kesehatan bayi, dan
orang yang hendak melahirkan.
b. Dukun pijat / tulang (sangkal putung) : Khusus menangani
orang yang sakit terkilir , patah tulang , jatuh atau salah
urat.
c. Dukun klenik : khusus menangani orang yang terkena
guna – guna atau “ digawa uwong
d. Dukun mantra : khusus menangani orang yang terkena
penyakit karena kemasukan roh halus.
e. Dukun hewan : khusus mengobati hewan.
Sedangkan konsep naturalistik, penyebab penyakit bersifat
natural dan mempengaruhi kesehatan tubuh, misalnya karena
cuaca, iklim, makanan racun, bisa, kuman atau kecelakaan. Di
samping itu ada unsur lain yang mengakibatkan
ketidakseimbangan dalam tubuh, misalnya dingin, panas, angin
atau udara lembab .Oleh orang Jawa hal ini disebut dengan
penyakit “Lumrah“ atau biasa.
Adapun penyembuhannya dengan model keseimbangan
dan keselarasan, artinya dikembalikan pada keadaan semula
sehingga orang sehat kembali. Misalnya orang sakit masuk
angin, penyembuhannya dengan cara “ kerokan“ agar angin
keluar kembali. Begitu pula penyakit badan dingin atau disebut
“ndrodok” (menggigil, kedinginan), penyembuhannya dengan
minum jahe hangat atau melumuri tubuhnya dengan air garam
dan dihangatkan dekat api. Di samping itu juga banyak
pengobatan yang dilakukan dengan pemberian ramuan atau
“dijamoni“. Jamu adalah ramuan dari berbagai macam
tumbuhan atau dedaunan yang di paur, ditumbuk, setelah itu
diminum atau dioleskan pada bagian yang sakit. Di samping itu
ada juga ramuan tumbuhan lain sebagai pelengkap, misalnya
kulit pohon randu yang sudah diberi mantera.
Dari perhitungan-perhitungan jawa, dapat ditarik berbagai
jenis penyakit yaitu:
a. Dari Allah
b. Karena perkataannya sendiri
c. Dari jin / setan
d. Dari perbuatan jahat orang lain ( teluh tarangyana ).
Selain hari-hari biasa, Budaya Jawa juga memiliki hari–
hari yang disebut hari pasaran dengan urutan: Pon, Wage,
kliwon, legi, pahing.
Budaya jawa beranggapan bahwa nama yang “berat “ bisa
mendatangkan sial. Pendapat yang lain mengatakan “nama yang
buruk” akan mempengaruhi aktivitas pribadi dan sosial pemilik
nama itu.
Dan juga kebiasaan bagi orang jawa yakni jika ada salah
satu pihak keluarga atau sanak saudara yang sakit, maka untuk
menjenguknya biasanya mereka mengumpulkan dulu semua
saudaranya dan bersama-sama mengunjungi saudaranya yang
sakit tersebut. Karena dalam budaya Jawa dikenal prinsip
“mangan ora mangan, seng penting kumpul“ Adapun beberapa
contoh pengobatan tradisional masyarakat jawa yang tidak
terlepas dari tumbuhan dan buah –buahan yang bersifat alami
adalah
Daun dadap sebagai penurun panas dengan cara ditempelkan
di dahi.
Temulawak untuk mengobati sakit kuning dengan cara di
parut, diperas dan airnya diminum 2 kali sehari satu sendok
makan , dapat ditambah sedikit gula batu dan dapat juga
digunakan sebagai penambah nafsu makan.
Akar ilalang untuk menyembuhkan penyakit hepatitis B.
Mahkota dewa untuk menurunkan tekanan darah tinggi,
yakni dengan dikeringkan terlebih dahulu lalu diseduh seperti
teh dan diminum seperlunya.
Brotowali sebagai obat untuk menghilangkan rasa nyeri,
peredam panas, dan penambah nafsu makan.
Jagung muda (yang harus merupakan hasil
curian=berhubungan dengan kepercayaan) berguna untuk
menyembuhkan penyakit cacar dengan cara dioleskan
dibagian yang terkena cacar.
Daun sirih untuk membersihkan vagina.
Lidah buaya untuk kesuburan rambut.
Cicak dan tokek untuk menghilangkan gatal – gatal.
Mandi air garam untuk menghilangkan sawan.
Daun simbung dan daun kaki kuda untuk menyembuhkan
influenza.
Jahe untuk menurunkan demam/panas, biasanya dengan
diseduh lalu diminum ataupun dengan diparut dan
detempelkan di ibu jari kaki.
Air kelapa hijau dengan madu lebah untuk menyembuhkan
sakit kuning yaitu dengan cara 1 kelapa cukup untuk satu
hari, daging kelapa muda dapat dimakan sekaligus, tidak
boleh kelapa yang sudah tua.
b. Budaya Sunda
Konsep sehat sakit tidak hanya mencakup aspek fisik saja,
tetapi juga bersifat sosial budaya. Istilah lokal yang biasa dipakai
oleh masyarakat Jawa Barat (orang sunda) adalah muriang untuk
demam, nyerisirah untuk sakit kepala, yohgoy untuk batuk dan
salesma untuk pilek/flu. Penyebab sakit umumnya karena
lingkungan, kecuali batuk juga karena kuman. Pencegahan sakit
umumnya dengan menghindari penyebabnya. Pengobatan sakit
umumnya menggunakan obat yang terdapat di warung obat yang
ada di desa tersebut, sebagian kecil menggunakan obat tradisional.
Pengobatan sendiri sifatnya sementara, yaitu penanggulangan
pertama sebelum berobat ke puskesmas atau mantri.
c. Budaya Flores
Damianus Wera orang Flores satu ini punya karunia yang
sangat langka. Dami dikenal sebagai penyembuh alternative unik.
Damianus wera bukan dokter , buta huruf , tak makan sekolah , tapi
buka praktik layaknya dokter professional. Dia melakukan operasi
hanya menggunakan pisau. Menurut Dami ada tiga jenis penyakit
yang dikeluhkan para pasien. Pertama, jenis penyakit nonmedis
atau santet / guna-guna. Biasanya tubuh korban dirusak dengan
paku, silet, lidi, kawat, beling, jarum, benang kusut. Kedua,
penyakit medis seperti jantung koroner, batu ginjal, tumor, kanker,
dll.Dami mengangkat penyakit ini dengan operasi dan juga sedot
darah melalui selang. Ketiga, sakit psikologis misalnya: banyak
utang, stress, sulit hamil, dll. Dami mengingatkan kunci sehat itu
sebenarnya ada di pikiran yang sehat. Sebaliknya, pikiran yang
ruwet, penuh beban dan tekanan, justru memicu munculnya
penyakit dalam tubuh manusia.
Dami di datangi ayahnya yang sudah meninggal dan dikasih
gelang. Dan saat dia bermimpi ia akan di di karuniai penyembuhan.
Pagi-pagi ia menemukan pisau di bawah bantal. Pisau itu untuk
mengoprasi orang sakit. Dami mempunyai 7 metode untuk
mengatasi penyakit :
Berdoa : dilakukan sebelum dan sesudah pengobatan, pasien
berdoa menurut agamanya.
Air putih : Pasien diminta membawa air putih dalam botol 1, 5
liter. Setelah didoakan, pasien minum di rumah masing-masing
. Kalau mau habis, tambahkan dengan air yang baru.
Kapsul ajaib : Pasien diminta minum kapsul ajaib seperti obat
biasa.
Pijat refleksi : Pasian menjerit kesakitan karena “ diestrum “
listrik tegangan tinggi.
Suntik : Jarum suntik diperoleh dengan cara muntah. Cairan
atau obat diperoleh lewat doa tertentu.
Telur ayam ( kampung ) dan gelas : Dipegang , diletakkan di
atas kepala pasien. Selain mendeteksi penyakit , telur ayam
kampung itu juga untuk mengobati penyakit dan untuk
mengambil benda – benda santet seperti jarum , benang , silet ,
beling , paku lewat telur ayam.
Operasi / bedah : Operasi atau bedah bisa untuk penyakit
medis maupun non medis.
Di samping itu, orang flores juga percaya adanya sejenis kain
yang berwarna hitam yang dipercaya dapat menyembuhkan orang
yang sakit panas / demam tinggi. yaitu dengan cara di selubungkan
atau ditutupkan di seluruh tubuhnya hingga tidak ada yang
kelihatan lagi , dan biarkan orang yang sakit panas tersebut hingga
ia merasa nyaman dan pansanya berkurang.
Bawang merah dipercaya untuk mengobati batuk, yakni
dengan cara dihancurkan (dikunyah ) lalu dibungkus dengan
sepotong kain, kemudian ditempelkan di tenggorokan. Cara ini baik
diterapkan pada waktu sebelum tidur malam.
Daun sirih untuk mengobati orang yang mimisan, yaitu
dengan digulung kemudian disumbatkan ke lubang hidung yang
keluar darah.
Daun papaya yang masih muda digunakan untuk
menghentikan keluarnya darah dari bagian tubuh yang luka, yaitu
dengan dikunyah sampai halus kemudian ditempelkan di bagian
yang luka tersebut.
Pengaruh Kepercayaan , Agama dan Aliran Lain , Jinis
Kelamin dan Masalah Analisis
a. Kepercayaan, agama dan aliran lain
Kepercayaan dan agama adalah pondasi penting untuk
kesehatan, agama dan kepercayaan memberikan kontribusi
penuh dalam tindakan keperawatan. Misalnya perawatan
pasien beragama berbeda harus dibedakan dengan pasien lain
yang mempunyai agama berbeda dalam hal kepercayaan.
b. Jenis Kelamin
Wanita mempunyai peranan (yang dianggap penting)
karena perempuan lebih professional. Terbukti dari awal mula
95-98 % perawat adalah perempuan. Status sosial wanita
dalam dunia medis maupun masyarakat dicirikan sebagai
seorang yang dapat merawat, seperti seorang ibu yang merawat
anak-anaknya.
c. Masalah Analisis
Sebuah masalah digambarkan dengan situasi dan
keadaan tertentu. Masalah selalu di luar rencana (tidak
direncanakan) dan lebih sering tidak diterima. Masalah bisa
lebih kompleks ataupun malah lebih sederhana, untuk itu
seorang perawat harus mampu menyesuaikan diri dengan
mengubah pola pikir terhadap analisa tersebut.
Ilmu atau ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk
menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari
berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar
dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian
dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu
diperoleh dari keterbatasannya.
Teknologi adalah metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis; ilmu
pengetahuan terapan atau dapat pula diterjemahkan sebagai keseluruhan
sarana untuk menyediakan barang-barang yg diperlukan bagi kelangsungan
dan kenyamanan hidup manusia. Sebagian beranggapan teknologi adalah
barang atau sesuatu yang baru. namun, teknologi itu telah berumur sangat
panjang dan merupakan suatu gejala kontemporer. Setiap zaman memiliki
teknologinya sendiri.
2.2 Dampak IPTEK dalam Kesehatan
2.2.1 Dampak Positif Perkembangan Teknologi Terhadap Kesehatan
Perkembangan teknologi dapat membuka banyak lapangan
pekerjaan baru,sehingga sumber daya manusia dapat berperan,baik
tenaga maupun pikiran.Perkembangan teknologi mempunyai dampak
positif,yaitu terpenuhinya kebutuhan manusia akan kemakmuran
materi,kemudahan serta manusia dapat mendayagunakan sumber daya
alam lebih efektif dan efisien. Manusia dapat mengubah sistem
transformasi dan komunikasi sehingga menimbulkan kemudahan .
Untuk usaha ini diperlukan tenaga dan pikiran manusia atau dengan
kata lain akan tercipta lapangan baru.
Teknologi yang semakin berkembang menuntut sebuah realisasi
yang berdampak positif terhadap kehidupan manusia khusunya di
bidang kesehatan. Seiring pesatnya perkembangan teknologi para
pendahulu telah berussaha untuk mneyempurnakan apa yang telah dan
akan diciptakan demi kesejahteraan manusia. Beberapa yang telah
diciptakannya kini dapat kita rassakan sedemikian rupa. Hal inilah
yang dianggap sebagai hal yang dinilai berdampak positif terhadap
kehidupan manusia terutama di bidang kesehatan. Berikut ini
merupakan beberapa yang kita ketahui dan lazim kita gunakan dalam
kehidupan sehari-hari.
a. Ditemukannya mikroskop, sinar-X, antibiotik, obat-obat bius,
transplantasi vaksinasi bidang kedokteran dan pengobatan dalam
rangka peningkatan kesehatan masyarakat telah maju dengan
pesat. Penemuan dalam bidang-bidang tersebut telah
membebaskan manusia dari bahaya maut, akibat penyebaran
wabah penyakit yang mengerikan seperticacar, pes, malaria,
TBC, tumor, kanker, dan lain-lain.
b. Ditemukannya alat-alat pengganti organ tubuh manusia yang
telah rusak. Misalnya mata (baik mata buatan maupun donor
mata), ginjal dan jantung.
c. Diketemukannya keahlian dalam bidang operasi plastik,
sehingga hidung yang pesek dapat menjadi mancung, dan lain-
lain.
d. Diketemukannya tata menu makan setiap hari. Dengan
diketemukannya cara ini, sebagian besar masyarakat telah
mengatur menu makan dengan zat vitamin sehingga dapat
memperlambat keausan setiap organ tubuh manusia dengan
begitu akan memberi kesempatan untuk lebih lama.
e. Diketemukannya peralatan untuk mengolah sampah dan limbah
sehingga sampah dan limbah tidak lagi mengganggu
kelangsungan hidup manusia.
Sehingga dengan bukti-bukti tersebut maka perkembangan
teknologi dapat dianggap memiliki banyak dampak positif yang
meluas dan berlaku secara umum di masyarakat. Dengan adanya
perkembangan teknologi seperti ini, berbagai upaya pencegahan dan
pemberantasan terhadap kemungkinan penyakit yang dapat
menyerang manusia seketika. Menurut penelitian penyakit menular
dapat disebabkan oleh bakteri, cacing dan jamur. Dengan
menggunakan mikroskop elektron dapat diketahui proses
perkembangbiakan suatu bakteri. Dengan demikian timbullah suatu
usaha pemberantasan penyakit menular dengan beberapa cara
diantaranya :
a. Melokalisasi dan memberikan pengobatan yang tuntas terhadap
penderita penyakit menular.
b. Dengan teknologi dan faslitas pengobatan yang memadai dapat
digunakan untuk memberantas penyakit menular.
Sehingga berawal dari pemikiran sederhana seperti ini, akan
berkembang menjadi suatu hal yang lebih modern dan kompleks
seperti diciptakannya suatu produk yang dinamakan dengan Body
Lotion. Dimana penggunaannya dapat disederhanakan sedemikian
rupa. Begitu halnya dengan perangkat alat kedokteran yang diciptakan
lebih dinamis dalam penggunaanya. Teknologi komputer misalnya,
banyak mengubah alat- alat kedokteran. Semua informasi medis,
termasuk yang dihasilkan dari sinar X, tes laboratorium, dan monitor
detak jantung, sekarang ini dapat ditransmisikan ke dokter lain dalam
format digital. Teknologi transfer gambar juga menjadikan gambar
radiologi, misal CT scan dan MRI, bisa segera dikirim ke diagram
elektronik dan meja dokter. Pasien rawat intensif, yang selalu
dimonitor perawat selama istirahat, juga dapat dimonitor oleh dokter
melalui “menara kontrol” dari jarak jauh. Rekam medik elektronik dan
perangkat komputerisasi lainnya membuat pasien serangan jantung
bisa mendapatkan obat yang sesuai, dan kadar gula darah pasien
diabetes pun bisa terukur. Telemedicine (pengobatan jarak jauh), yaitu
perawatan yang diberikan melalui telekomunikasi uga turut mambantu
dunia kedokteran. Sekarang Telemedicine telah diimplementasikan
oleh administrator penjara amerika, tempat di mana tahanan diberi
jaminan perawatan medis karena jumlah tahanan semakin banyak
maka biaya kesehatan pun perlu dikontrol.
2.2.2 Dampak Negatif Perkembangan Teknologi Terhadap Kesehatan
Kemampuan teknologi dalam mengatasi berbagai permasalahan
kesehatan tidak menutup kemungkinan juga akan menimbulkan dampak
negatif. Yaitu timbulnya penyakit-penyakit baru, baik langsung maupun
tidak langsung.
a. Efek Radiasi yang Berpotensi Menghasilkan Penyakit Baru
Salah satu contoh adalah penyakit kanker yang kita ketahui
bersama bahwa hingga saat ini penyakit tersebut belum memiliki
obat yang bisa mendeteksi hingga tercapainya suatu kesembuhan
yang sempurna bagi para penderitanya. Selain itu unsur zat
radioaktiv yang digunakan untuk mengobati penderita kanker juga
dapat menimbulkan radiasi yang berbahaya, dan tentunya hal
tersebut menjadi cikal bakal suatu penyakit baru yang berbahaya.
Begitu halnya dengan alat komunikasi yang sering kita gunakan.
Sejumlah penelitian yang dilakuan menunjukkan radiasi telepon
genggam berakibat buruk terhadap tubuh manusia. Misalnya
meningkatkan risiko terkena tumor telinga dan kanker otak,
berpengaruh buruk pada jaringan otak, merusak dan mengurangi
jumlah sperma hingga 30 persen, mengakibatkan meningioma,
neurinoma akustik, acoustic melanoma, dan kanker kelenjar ludah.
Sayangnya, tak satu pun 6 vendor telepon seluler terbesar dunia
merespon hasil-hasil penelitian tersebut. Boleh saja para ahli
mengingatkan bahayanya gelombang elektromagnetik, namun
hampir selalu ditanggapi produsen dengan statement, “Aman-aman
saja.” Meski belum ada kepastian terhadap hasil penelitian ini,
pimpinan proyek penelitian Franz Adlkofer menyarankan tindakan
pencegahan dengan menganjurkan penggunaan telepon genggam
hanya dalam keadaan darurat saja. Artinya, kalau di sekitar Anda
tersedia telepon biasa sebaiknya Anda menghindari memakai telepon
seluler. Atau, menggunakan peralatan hands-free kapan saja
memungkinkan.
Begitu pula dengan halnya computer yang beregenerasi menadi
laptop. Mata adalah organ tubuh yang paling mudah mengalami
penyakit akibat kerja, karena terlalu sering memfokuskan bola mata
ke layar monitor.
Tampilan layar monitor yang terlalu terang dengan warna yang
panas seperti warna merah, kuning, ungu, oranye akan lebih
mempercepat kelelahan pada mata. Selain dari itu, pantulan cahaya
(silau) pada layar monitor yang berasal dari sumber lain seperti
jendela, lampu penerangan dan lain sebagainya, akan menambah
beban mata. Pencahayaan ruangan kerja juga berpengaruh pada
beban mata. (1,3)Pemakaian layar monitor yang tidak ergonomis
dapat menyebabkan keluhan pada mata. Berdasarkan hasil
penelitian, 77 % para pemakai layar monitor akan mengalami
keluhan pada mata, mulai dari rasa pegal dan nyeri pada mata, mata
merah, mata berair, sampai pada iritasi mata bahkan kemungkinan
katarak mata.
Bila operator komputer menggunakan soft lens (lensa mata),
kelelahan mata akan lebih cepat terasa, karena mata yang dalam
keadaan memfokuskan ke layar monitor akan jarang berkedip
sehingga bola mata cepat menjadi kering dan ini menyebabkan
timbulnya gesekan antara lensa dan kelopak mata. Ruang
berpendingin (AC) akan lebih memperparah gesekan tersebut,
karena udara ruangan ber AC akan kering sehingga air mata akan
ikut menguap. Menurut hasil penelitian yang penulis lakukan, untuk
operator komputer yang bekerja 8 jam per hari terus menerus,
ternyata radiasi yang keluar dari komputer (khususnya sinar-X)
sangat rendah yaitu sekitar 0,01739 m Rem per tahun. Harga tersebut
jauh lebih rendah dari pada radiasi yang berasal dari sinar kosmis
dan dari radiasi bumi (terresterial radiation) yang berkisar 145 m
Rem per tahun. Sedangkan laju dosis radiasi yang diizinkan untuk
masyarakat umum adalah 500 m Rem per tahun. Akhir-akhir ini
banyak dijual kaca filter untuk layar monitor yang dipromosikan
sebagai filter radiasi yang keluar dari komputer.kaca filter yang
dijual di pasaran lebih sesuai sebagai filter kesilauan (glare) dari
cahaya layar komputer, bukan sebagai filter radiasi.
b. Efek Ketergantungan
Teknologi yang kian berkembang juga dapat menimbulkan
timabl balik yang bersifat begatif seperti sifat ketergantungan. Para
pengkonsumsi obat antibiotik yang banyak beredar di masyarakat
ternyata tidak semata-mata hanya mengurangi keluhan yang ada
tetapi juga menimbulkan ketergantungan dengan intensitas yang
berbeda-beda dari masing-masing jenis antibiotik. Tidak hanya
sampai pada hal tersebut, akan tetapi timbula suatu kemungkian
yang menyebabkan penyakit tersebut memiliki tingkat kekebalan
terhadap antibiotik tertentu.
Pengaruh negatif lain bagi anak, adalah kecendrungan
munculnya ‘kecanduan’ anak pada komputer. Kecanduan bermain
komputer ditengarai memicu anak menjadi malas menulis,
menggambar atau pun melakukan aktivitas sosial.
Begitu halnya dengan kecenduan computer yang didominasi
oleh usia dini. Kecanduan bermain komputer bisa terjadi terutama
karena sejak awal orangtua tidak membuat aturan bermain komputer.
Seharusnya, orangtua perlu membuat kesepakatan dengan anak soal
waktu bermain komputer. Misalnya, anak boleh bermain komputer
sepulang sekolah setelah selesai mengerjakan PR hanya selama satu
jam. Waktu yang lebih longgar dapat diberikan pada hari libur.
Pengaturan waktu ini perlu dilakukan agar anak tidak berpikir bahwa
bermain komputer adalah satu-satunya kegiatan yang menarik bagi
anak. Pengaturan ini perlu diperhatikan secara ketat oleh orangtua,
setidaknya sampai anak berusia 12 tahun. Pada usia yang lebih besar,
diharapkan anak sudah dapat lebih mampu mengatur waktu dengan
baik demi mengurangi dampak teknologi ini.
c. Kesalahan Persepsi Diyakini Oleh Masyarakat
Efek negatif yang juga dapat timbul karena kesalahan dari
persepsi masyarakat dalam mengkaji suatu pengetahuan yang ia
dapatkan. Salah satu contoh yang terjadi di kalangan masyarakat
adalah maraknya keinginan para penikmat kolesterol berlebih.
Mereka memiliki anggapan yang mengatakan bahwa untuk
mngurangi berat badan maka salah satu hal yang harus dilakukan
adalah mengurangi jumlah porsi serta kuantiatas makanan yang
dikonsumsi. Dengan tidak mengkonsumsi nasi dibeberapa periode
tertentu serta menggantikannya dengan makanan yang memiliki
kadar karbohidrat yang lebih rendah. Ini merupakan suatu persepsi
yang kurang benar di mata peneliti dan pakar nutrisi. Bahwa yang
dimaksud sebagai solusi untuk mengurangi kadar kolesterol adalah
disebutkan oleh pakat nutrisi untuk mengatur pola makan dengan
memperhitungkan takaran nutrisi sesuai dengan kebutuhan energi
oleh tubuh. Maka dari hal tersebut, persepsi masyarakat juga
menentukan bagaimana penerapan teknologi yang sedemikian
modern tersebut dapat bermanfaat bagi kehidupan masyarakat.
d. Proses Publikasi Perangkat Kesehatan yang Tidak Tepat
Sebuah kalkulator online yang dikembangkan periset umur
panjang di Sekolah Kedokteran Harvard dan Pusat Kedokteran
Boston yang dialamatkanwww.livingto100. com, di publikasikan
begitu saja kepada masyarakat. Hal ini akan membawa dampak
buruk terhadap masyarakat yang meyakini bahwa hasil perhitungan
kalkulator tersebut benar adanya. Maka secara psikologis akan
mempengaruhi harapan untuk tetap hidup sejahtera. Berbahagia bagi
mereka yang tercatat memiliki umur yang panjang, tidak bagi yang
tercatat sebaliknya.
e. Kerahasiaan Seseorang Tidak Terjamin
Majunya peradaban teknologi juga tidak menjamin bahwa
penggunanya merasa aman atau terlindungi terhadap sesuatu yang
berhubungan dengan privasi. Sekarang telah diciptakan pula
perangkat lunak yang bisa mengukur risiko kanker payudara bagi
wanita. Pasien bisa mengirim email untuk meminta rekaman medik
ke dokter . Namun hal ini masih dinilai memiliki permaslahan yang
kaitannya dengan privasi pasien dan keamanan data tersebut.
f. Terganggunya Syaraf
Sara manusia merupakan organ vital yang perlu dilindungi.
Namun teknologi juga menunjukkan indikasi bahwa dalam hal ini
berbahaya bagi stabilitas syaraf. Slah satu contoh printer yang
menggunakan sistim buble jet kebisingannya relatif lebihrendah bila
dibandingkan dengan printer sistim dot matrix. Saat ini printer yang
paling rendah kebisingannya adalah sistim laser printer. Kebisingan
yang tinggi dapat mempengaruhi syaraf manusia dan hal ini dapat
berakibat pada kelelahan maupun rasa nyeri. Adapun batas
kebisingan yang diizinkan untuk bekerja selama kurang dari 8 jam
per hari adalah 80 dB. Sedangkan ruang kerja yang ideal adalah
dengan kebisingan sekitar 40 - 50 dB. Apabila di dalam ruang kerja
terdapat mesin pendingin (AC), maka kebisingan akan bertambah
selain dari suara printer.
g. Repetitive Strain Injury (RSI)
RSI merupakan sebuah terminologi yang mengacu pada
beberapa variasi keluhan kerangka otot (musculoskeletal). Ini
menyangkut keluhan yang dikenal dengan sakit urat otot. RSI
meliputi gangguan lengan atas berkaitan dengan kerja (Work-
Related Upper Limb Disorders) dan luka penggunaan berlebihan
yang berhubungan dengan kerja (Occupational Overuse Injuries).
Keluhan ini terutama diderita oleh para pekerja dengan posisi duduk
yang statis saat menggunakan komputer atau menggunakan gerakan
tangan yang berulang (repetitive) setiap hari, beban kerja yang statis
(seperti menggenggam mouse), membiarkan lengan membengkok,
dan sejenisnya dalam waktu yang cukup lama. Ini akan bertambah
buruk jika tempat kerja tidak didesain secara ergonomis, misalnya
posisi keyboard dan layar monitor yang terlalu tinggi atau terlampau
rendah, kursi tidak menopang badan untuk duduk tegak, dan
sebagainya.
Hal ini akan semakin parah bila ditambah lingkungan kerja
yang kurang bergerak, kurang istirahat, mengandung stress tinggi
dengan deadline dan laporan rutin serta lainnya. Apalagi jika Anda
perokok, menderita kegemukan (obesitas), lemah otot, memiliki
tangan yang terasa dingin serta kurang berolah raga. Gejala awal RSI
dapat muncul pada berbagai tempat dari pangkal lengan hingga ke
ujung tangan. Gejala yang menjadi tanda peringatan menyangkut:
Kesulitan membuka dan menutup tangan
Otot tangan terasa kaku (misalnya hingga kesulitan mengancing
baju)
Kesulitan menggunakan tangan (untuk membalik halaman buku,
memutar tombol atau bahkan memegang mug)
Bangun dengan rasa sakit di pergelangan tangan atau mati rasa
di tangan, terutama di awal pagi hari
Tangan terasa dingin
Tangan gemetar (tremor)
Tangan terasa canggung, bergetar atau bahkan mati rasa
2.3 Contoh kasus Dilema IPTEK dalam Kesehatan
BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi merupakan usaha sadar untuk
menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai
segi kenyataan dalam alam manusiatidak terkecuali dalam dunia keperawatan.
Perawat di era modern juga harus mempunyai pengetahuan tentang ilmu
pengetahuan yang berkembang dalam dunia kesehatan.
Saran
Perawat sebagai tenaga kesehatan di era modern hendaknya megetahui,
mampu menyelidiki dan meningkatkan pemahaman tentang ilmu teknologi
terutama dalam bidang kedokteran dan kesehatan agar perawat dapat menjadi
mitra yang baik bgi para dokter.
DAFTAR PUSTAKA