transaksi dlm mata uang asing n financial instrumen 2

Upload: liesdawe

Post on 15-Oct-2015

96 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

by Liesda

TRANSCRIPT

TUGAS KELOMPOK 1

PELAPORAN DAN AKUNTANSI KEUANGAN

FINANCIAL INSTRUMENT, TRANSAKSI DALAM

MATA UANG ASING

Oleh:

1. Muhammad Massaid 2. Lisdawati 3. Rizkie AwaliaPendidikan Profesi Akuntansi(PPAk)

Fakultas Ekonomi UNLAMBanjarmasin

2014

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangPerdagangan dunia telah mengalami kemajuan yang sangat pesat di berbagai bidang. Munculnya perdagangan bebas ini menyebabkan terbukanya kesempatan hubungan dagang antar negara sehingga kegiatan usaha tidak lagi berorientasi di dalam negeri saja. Dari perkembangan kegiatan usaha tersebut, transaksi yang terjadi di dalam perusahaan saat ini berhubungan erat dengan perdagangan valuta asing sehingga tidak hanya terbatas pada transaksi dalam bentuk mata uang domestik tapi juga transaksi dalam bentuk valuta asing. Transaksi valuta asing ini terjadi baik di negara maju maupun negara berkembang, besar atau kecil, pada belahan dunia yang satu ataupun yang lain sehingga menyebabkan adanya hubungan internasional yang lebih erat dan ketergantungan ekonomi yang lebih tinggi.

Transaksi dalam mata uang asing dapat terjadi dengan dua cara, yaitu melakukan transaksi dalam valuta asing (foreign activities) atau memiliki kegiatan usaha di luar negeri (foreign operations). Dengan adanya transaksi perdagangan tersebut maka diperlukan adanya nilai tukar yang disebut dengan kurs. Transaksi-transaksi ini memiliki pengaruh yang cukup signifikan dalam penyajian laporan keuangan perusahaan karena terdapat kemungkinan terjadi selisih kurs tersebut, ditambah lagi dengan nilai kurs yang berfluktuasi secara tidak menentu akibat gejolak moneter. Dalam praktek akuntansi yang formal di Indonesia, transaksi dalam valuta asing terkait selisih kurs ini diperlakukan secara berbeda agar penyajian laporan keuangan lebih akurat dan transparan. Standar akuntansi yang mengaturnya, yaitu PSAK 10 (revisi 2010) dan penjabaran laporan keuangan mata uang asing ini terdapat pada PSAK 11.1.2 Rumusan Masalah1. Bagaimana Financial instrument yang sesuai dengan PSAK ?2. Bagaimana transaksi dalam mata uang asing menurut PSAK ?BAB 2PEMBAHASAN1. Pengertian Financial InstrumentFinancial instrument atau Instrumen keuangan adalah kontrak yang mengakibatkan timbulnya asset keuangan bagi satu entitas dan kewajiban keuangan atau instrumen ekuitas bagi entitas lainnya.Asset keuangan (financial asset) adalah asset berupa:

1. kas

2. instrumen ekuitas entitas lain

3. hak kontraktual:

a. untuk menerima kas atau asset keuangan lainnya dari entitas lain

b. untuk menukarkan asset keuangan atau kewajiban keuangan dengan entitas lain yang persyaratan/kondisinya mungkin menguntungkan bagi entitas sendiri

4. kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dalam instrumen ekuitas entitas sendiri dan merupakan:

instrumen non-derivatif yang mewajibkan atau mungkin mewajibkan entitas itu untuk menerima instrumen ekuitas entitas sendiri dalam jumlah variabel , atau

instrumen derivatif yang akan atau mungkin diselesaikan selain melalui pertukaran kas atau asset keuangan lainnya dalam jumlah tetap dengan instrumen ekuitas entitas sendiri dalam jumlah tetap. Untuk maksud ini, instrumen ekuitas entitas sendiri tidak mencakup instrumen yang berupa kontrak untuk menerima dan menyerahkan instrumen ekuitas entitas sendiri di masa depan; instrumen ekuitas entitas sendiri juga tidak mencakup instrumen keuangan yang dapat dijual dengan harga tertentu di masa depan (puttable financial instrument).

Kewajiban keuangan (financial liability) mencakup:

1. kewajiban kontraktual:

a. untuk menyerahkan kas atau asset keuangan lainnya kepada entitas lainb. untuk menukarkan asset keuangan atau kewajiban keuangan yang persyaratan/kondisinya mungkin menguntungkan bagi perusahaan; atau

2. kontrak yang akan atau bisa diselesaikan dalam instrumen ekuitas entitas sendiri dan berupa:

a. instrumen non-derivatif yang mewajibkan atau mungkin mewajibkan entitas untuk menyerahkan instrumen ekuitas entitas sendiri dalam jumlah variabel atau

b. instrumen derivatif yang akan atau mungkin diselesaikan selain melalui pertukaran kas atau asset keuangan lainnya dalam jumlah tetap dengan instrumen ekuitas entitas sendiri dalam jumlah tetap. Untuk maksud ini, instrumen ekuitas entitas sendiri tidak mencakup instrumen keuangan yang dapat dijual dengan harga tertentu di masa depan (puttable financial instrument).

Ada beberapa jenis dokumen yang diidentifikasi sebagai instrumen keuangan. Di bawah cakupan yang luas dari instrumen keuangan, diklasifikasikan menjadi instrumen kas dan instrumen derivatif. Ketika kebanyakan orang berpikir dalam instrumen keuangan, mereka cenderung mengidentifikasi apa yang dikenal sebagai instrumen kas.

Jenis instrumen kas hanya dokumen-dokumen yang diakui sebagai kas yang dapat digunakan untuk berbagai transaksi. Kas dalam bentuk Mata uang adalah jenis yang paling mudah diidentifikasi dari semua instrumen kas, meskipun dokumen-dokumen seperti cek atau transfer dana dari rekening bank juga akan digolongkan sebagai sebuah instrumen keuangan dari jenis ini.

Instrumen derivatif adalah contoh lain dari instrumen keuangan. Klasifikasi ini akan mencakup instrumen seperti futures , opsi, dan swap., karena memungkinan untuk melunasi hutang dengan mentransfer kepemilikan saham dan obligasi. Dalam arti luas, instrumen derivatif adalah beberapa jenis kontrak yang memiliki nilai berdasarkan status aset yang mendasari / underlying asset. Beberapa analis juga memilih untuk menyertakan saham, obligasi, dan currency futures dalam kategori ini, sementara analis yang lain cenderung beranggapan instrumen-instrumen tersebut adalah setara kasKontrak masa depan (future contract) merupakan perjanjian dua atau lebih pihak untuk membeli atau menjual komoditas tertentu atau aktiva keuangan pada tanggal tertentu dimasa depan (yang disebut tanggal penyerahan) pada harga tertentu. Kontrak swap (swap contract) merupakan perjanjian antara dua pihak atau lebih untuk menukarkan arus kas masa depan. Kontrak ini umumnya digunakan sebagai perlindungan atas resiko seperti tingkat bunga dan resiko kurs valuta asing. Kontrak opsi (option contract) memberikan hak pada satu pihak-bukan kewajiban- untuk melakukan suatu transaksi. Opsi beli merupakan hak untuk membeli sekuritas (atau komoditas) dengan harga tertentu pada atau sebelum tanggal penyerahan. Opsi jual (put option) adalah merupakan opsi untuk menjual sekuritas dengan harga tertentu atau sebelum tanggal penyerahan. Opsi amerika dapat dieksekusi sebelum tanggal penyerahan, sementara opsi Eropa hanya dapat dieksekusi pada tanggal penyerahan.

Jenis dokumen lain yang sering berfungsi sebagai instrumen keuangan. Dalam dunia pendanaan real estate, hipotek memenuhi syarat sebagai instrumen keuangan. surat berharga atau indeks saham juga memenuhi definisi dasar untuk dikategorikan sebagai instumen keuangan. Bills of exchange-pun biasanya diakui sebagai instrumen keuangan juga.

Sebuah instrumen keuangan dapat berupa hard copy dokumen, atau dokumen virtual. Mata uang dan cek akan mewakili dokumen instrumen keuangan berbentuk fisik yang mewakili nilai-nilai moneter tertentu dan bebas digunakan untuk transaksi. Transfer dana antar rekening bank akan menjadi contoh instrumen keuangan virtual. Saham dan obligasi mungkin berupa hard copy atau mungkin berupa catatan virtual yang merupakan hak dan keistimewaan investor pemiliknya. Instrumen keuangan dapat dikategorikan dalam bentuk tergantung pada apakah mereka adalah instrumen kas atau instrumen derivative. Instruments kas adalah instrumen keuangan yang nilainya ditentukan langsung oleh pasar. Mereka dapat dibagi menjadi efek , yang mudah dipindahtangankan, dan instrumen kas lainnya seperti pinjaman dan deposito , di mana baik peminjam dan pemberi pinjaman harus setuju pada transfer. Instrumen Derivatif adalah instrumen keuangan yang berasal dari nilai nilai dan karakteristik dari satu atau lebih underlying asset / aset yang mendasari. Mereka dapat dibagi ke dalam derivatif yang diperdagangkan atau dipertukaran dan over-the-counter (OTC) derivatif. Over-the-counter (OTC) derivatif adalah kontrak yang diperdagangkan dan dinegosiasikan secara langsung antara dua pihak, tanpa melalui perantara Produk seperti swaps , forward rate agreements , dan exotic options hampir selalu diperdagangkan dengan cara ini. Pasar derivatif OTC adalah pasar terbesar untuk derivatif, dan sebagian besar tidak diatur sehubungan dengan keterbukaan informasi antara pihak-pihak yang berhubungan, karena pasar OTC terdiri dari bank dan pihak lain yang sangat moderat, seperti hedge fund .Jumlah transaksi di OTC sulit dilaporkan karena perdagangan dapat terjadi secara pribadi, tanpa aktivitas yang dapat dilihat pada setiap pertukaran. Menurut Bank for International Settlements, total Saldo nasional adalah $ 684.000.000.000.000 (per Juni 2008). [6] dari total jumlah nasional, 67% adalahinterest rate contracts /tingkat bunga kontrak, 8% adalah credit default swap (CDS), 9 % adalah kontrak valuta asing, 2% adalah kontrak komoditi, 1% adalah kontrak ekuitas, dan 12% yang lain.

Karena derivatif OTC tidak diperdagangkan di bursa, maka tidak ada institusi counter pusat (institusi yang mengatur jalannya kontrak). Oleh karena itu, mereka lebih berfokus pada risiko counter-party, seperti kontrak yang biasa terjadi, karena masing-masing pihak-counter bergantung pada yang lain dalam melakukan kontrak. Exchange-traded derivative contracts (ETD) /Exchange- kontrak derivatif yang diperdagangkan adalah instrumen derivatif yang diperdagangkan melalui bursa derivatif khusus atau bursa lainnya. derivatives exchange adalah pasar di mana individu memperdagangan kontrak standar yang telah ditentukan oleh bursa. Derivatives exchange bertindak sebagai perantara untuk seluruh transaksi yang terkait, dan mengambil margin awal dari kedua sisi perdagangan untuk digunakan sebagai jaminan. bursa derivatif terbesar di dunia ini (menurut jumlah transaksi) adalah Efek Korea (yang daftar KOSPI Indeks Futures & Options), Eurex (yang berisi berbagai macam produk Eropa seperti suku bunga & produk indeks), dan CME Group (terdiri dari penggabungan ditahun 2007 dari Chicago Mercantile Exchange dan Chicago Board of Trade dan akuisisi 2008 dari New York Mercantile Exchange ). Menurut BIS, omzet gabungan derivatif di bursa dunia sebesar $ 344.000.000.000.000 sebelum Q4 tahun 2005. Beberapa jenis instrumen derivatif juga mungkin diperdagangan di bursa tradisional.Misalnya, instrumen hybrid seperti konversi utang dan konversi preferen (konversi pilihan) mungkin terdaftar di bursa saham atau obligasi. Juga, waran (atau "rights") dapat terdaftar di bursa ekuity. Performance Rights/Kinerja Hak dan berbagai instrumen lain yang pada dasarnya terdiri dari seperangkat pilihan kompleks, digabungkan dalam paket sederhana dan secara rutin didaftarkan pada bursa ekuitas. Seperti derivative lainnya, derifatif yang diperdagangkan ke public ini, memberikan investor akses ke risiko / imbalan dan karakteristik volatilitas, sementara sedang terkait dengan suatu underlying komoditas. Instrumen keuangan dapat dikategorikan dengan "kelas aset" tergantung pada apakah berbasis ekuitas (mencerminkan kepemilikan dari entitas yang menerbitkan) atau berdasarkan utang (yang mencerminkan suatu pinjaman investor yang telah dilakukan entitas yang menerbitkan). Utang dapat dikategorikan lebih lanjut ke dalam jangka pendek (kurang dari satu tahun) atau jangka panjang. Sedangkan instrumen mata uang asing /Devisa dan transaksi yang ada didalamnya tidak berbasis hutang atau ekuitas dan termasuk dalam kategori mereka sendiri.

A. TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASINGPSAK 10 (revisi 2010) merupakan standar akuntansi yang mengatur mengenai pengaruh perubahan nilai tukar valuta asing pada laporan keuangan khususnya di Indonesia, ketika transaksi dalam valuta asing tersebut mempengaruhi pelaporan keuangan yang disajikan oleh suatu perusahaan. Dengan adanya bermacam-macam jenis valuta asing di dalam suatu perusahaan, maka manajemen perlu mempertimbangkan mengenai mata uang fungsional yang akan dipakai pada kegiatan operasional perusahaan. Mata uang fungsional merupakan mata uang pada lingkungan ekonomi utama tempat suatu entitas beroperasi, yang akan menjadi tolak ukur yang konsisten. Sekali mata uang fungsional ditentukan tidak dapat diubah kembali kecuali ada kejadian khusus yang mempengaruhi indikator dalam menentukan mata uang fungsional tersebut. Mata uang fungsional biasanya disebut sebagai mata uang dasar (base currency) dalam menentukan pengukuran dan nilai tukar atau dalam perhitungan selisih kurs.1. Definisi

Dalam PSAK 10 dan 11 menjelaskan tentang kegiatan usaha luar negeri (foreign operation) adalah suatu anak perusahaan (subsidiary), perusahaan asosiasi (associates), usaha patungan (joint venture) atau cabang perusahaan pelapor, yang aktivitasnya dilaksanakan di suatu negara di luar negara perusahaan pelapor. Kegiatan usaha tersebut dapat merupakan suatu bagian integral dari suatu perusahaan pelapor atau suatu entitas asing. Entitas asing (foreign entity) adalah suatu kegiatan usaha luar negeri (foreign operation), yang aktivitasnya bukan merupakan suatu bagian integral dari perusahaan pelapor.Mata uang pelaporan adalah mata uang yang digunakan dalam menyajikan laporan keuangan. Mata uang asing adalah mata uang selain mata uang pelaporan suatu perusahaan. Kurs adalah rasio pertukaran dua mata uang. Selisih kurs (exchange difference) adalah selisih yang dihasilkan dari pelaporan jumlah unit mata uang asing yang sama dalam mata uang pelaporan pada kurs yang berbeda. Kurs penutup (closing rate) adalah nilai tukar spot pada tanggal neraca. Investasi neto dalam suatu entitas asing adalah bagian (share) perusahaan pelapor dalam aktiva neto suatu entitas asing. Pos moneter adalah kas dan setara kas, aktiva dan kewajiban yang akan diterima atau dibayar yang jumlahnya pasti atau dapat ditentukan. Nilai wajar (fair value) adalah suatu jumlah yang dapat digunakan sebagai dasar pertukaran aktiva atau penyelesaian kewajiban antara pihak yang paham (knowledgeable) dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar (arm's length transaction).Suatu transaksi dalam mata uang asing adalah suatu transaksi yang didenominasi atau membutuhkan penyelesaian dalam suatu mata uang. asing, termasuk transaksi yang timbul ketika suatu perusahaan:

a. Membeli atau menjual barang atau jasa yang harganya didenominasi dalam suatu mata uang asing.

b. Meminjam (hutang) atau meminjamkan (piutang) dana yang didenominasi dalam suatu mata uang asing.

c. Menjadi suatu pihak untuk suatu perjanjian dalam valuta asing yang belum terlaksana; atau

d. Memperoleh atau melepaskan aktiva, menimbulkan atau melunasi kewajiban, yang didenominasi dalam suatu mata uang asing.

Transaksi dalam mata uang asing dibukukan dengan menggunakan kurs pada saat terjadinya transaksi. Kurs tunai yang berlaku pada tanggal transaksi sering disebut kurs spot (spot rate). Untuk alasan praktis, suatu kurs yang mendekati kurs tanggal transaksi sering digunakan. Jika kurs berfluktuasi secara signifikan, penggunaan kurs rata-rata untuk satu periode tidak dapat diandalkan.2. Pelaporan Pada Tanggal Neraca Berikutnya

Pos aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dilaporkan ke dalam mata uang rupiah dengan menggunakan kurs tanggal neraca. Apabila terdapat kesulitan dalam menentukan kurs tanggal neraca, maka dapat digunakan kurs tengah Bank Indonesia sebagai indikator yang obyektif. Pos non-moneter tidak boleh dilaporkan dengan menggunakan kurs tanggal neraca tetapi tetap harus dilaporkan dengan menggunakan kurs tanggal transaksi. Pos non-moneter yang dinilai dengan nilai wajar dalam mata uang asing harus dilaporkan dengan menggunakan kurs yang berlaku pada saat nilai tersebut ditentukan. Nilai terbawa dari suatu pos ditentukan sesuai dengan standar akuntansi yang relevan.3. Pengakuan Selisih Kurs (Recognition of Exchange Differences) Dalam PSAK 10 Paragraf 13 hingga 17 menjelaskan perlakuan akuntansi yang diharuskan. Pernyataan ini sehubungan dengan selisih kurs atas transaksi dalam mata uang asing. Paragraf tersebut juga mencakup perlakuan wajib (benchmark treatment) untuk selisih kurs sebagai akibat devaluasi atau depresiasi luar biasa suatu mata uang yang tidak memungkinkan dilakukannya hedging dan yang menimbulkan kewajiban tak terselesaikan sehubungan dengan perolehan aktiva dalam mata uang asing. Perlakuan alternatif yang diijinkan untuk selisih kurs seperti itu dijelaskan dalam paragraf 20.Pernyataan ini mengatur akuntansi hedge sebatas selisih kurs dalam transaksi hedge. Aspek lain dari akuntansi hedge diatur dalam standar akuntansi keuangan terkait. Kecuali untuk hal-hal yang diuraikan dalam paragraf 16 dan 18, selisih penjabaran pos aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing pada tanggal neraca dan laba rugi kurs yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing dikreditkan atau dibebankan pada laporan laba rugi periode berjalan.Selisih kurs timbul apabila terdapat perubahan kurs antara tanggal transaksi dan tanggal penyelesaian (settlement date) pos moneter yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing. Bila timbulnya dan penyelesaian suatu transaksi berada dalam suatu periode akuntansi yang sama, maka seluruh selisih kurs diakui dalam periode tersebut. Namun jika timbulnya dan diselesaikannya suatu transaksi berada dalam beberapa periode akuntansi, maka selisih kurs harus diakui untuk setiap periode akuntansi dengan memperhitungkan perubahan kurs untuk masing-masing periode.

4. Transaksi Valuta Berjangka

Salah satu transaksi valuta berjangka SWAP adalah transaksi pertukaran dua valuta asing melalui pembelian tunai dengan penjualan kembali secara berjangka atau penjualan tunai dengan pembelian kembali secara berjangka. Pada hakekatnya transaksi tersebut dilakukan untuk lebih mendapatkan kepastian tentang kurs penjabaran yang bersifat tetap selama dalam kontrak sehingga pembuat transaksi terhindar dari kerugian akibat perubahan kurs. Dalam transaksi SWAP pembuat transaksi umumnya memperhitungkan premi yang ditetapkan terlebih dahulu .

Perlakuan akuntansi transaksi valuta berjangka yang dilakukan untuk tujuan hedging hutang adalah sebagai berikut:

a. Selisih kurs tunai (spot rate) dan kurs masa depan (forward rate) dicatat sebagai diskonto atau premi yang harus diamortisasi sesuai dengan jangka waktu kontrak valuta berjangka.

b. (Setiap akhir periode harus dihitung selisih kurs untuk hutang dalam mata uang asing (yang diproteksi melalui hedging), forward receivable dan forward payable dalam mata uang asing. Selisih kurs yang timbul sebagai akibat perbedaan antara kurs tanggal neraca dengan kurs tunai pada saat terjadinya transaksi diakui sebagai keuntungan atau kerugian kurs periode berjalan.

c. Dalam neraca, forward receivable atau forward payable, dan diskonto atau premi yang belum diamortisasi yang timbul dari kontrak valuta berjangka yang berhubungan harus dijadikan satu di bagian aktiva atau kewajiban, tergantung pada posisi neto dari seluruh pos tersebut.5. Investasi Neto dalam suatu Entitas Asing

Selisih kurs yang timbul pada suatu pos moneter yang dalam substansinya membentuk bagian investasi neto perusahaan dalam suatu entitas asing harus diklasifikasikan sebagai ekuitas dalam laporan keuangan perusahaan hingga saat pelepasan (disposal) investasi neto dan pada saat tersebut harus diakui sebagai pendapatan atau beban. Suatu perusahaan mungkin memiliki suatu pos moneter berupa hutang piutang dengan suatu entitas asing. Apabila timbulnya dan penyelesaian pos moneter tersebut tidak terencana, dalam substansinya merupakan suatu perluasan, atau pengurangan dari, investasi neto perusahaan dalam entitas asing tersebut. Pos moneter itu mungkin mencakup piutang jangka panjang atau pinjaman tetapi tidak mencakup piutang dagang atau hutang dagang.

Selisih kurs yang timbul dari kewajiban valuta asing yang diperhitungkan sebagai suatu hedging dari investasi neto perusahaan dalam suatu entitas asing harus diklasifikasikan sebagai ekuitas dalam laporan keuangan perusahaan hingga pelepasan (disposal) investasi neto, dan pada saat tersebut harus diakui sebagai pendapatan atau sebagai beban.

6. Perlakuan Alternatif yang Diijinkan

Selisih kurs dapat disebabkan karena suatu devaluasi atau depresiasi luar biasa suatu mata uang dalam keadaan tidak tersedia fasilitas hedging dan menimbulkan kewajiban yang tak terselesaikan akibat-perolehan aktiva yang baru saja dilakukan dan harus dilunasi dalam mata uang asing. Selisih kurs tersebut dapat dimasukkan sebagai nilai tercatat (carrying amount) aktiva tersebut sepanjang nilai tercatat aktiva yang telah disesuaikan tidak melebihi jumlah terendah antara biaya pengganti (replacement cost) dan jumlah yang dapat diperoleh kembali (amount recoverable) dari penjualan atau penggunaan aktiva tersebut. Alternatif yang dipilih harus diungkapkan secukupnya.

Selisih kurs tidak termasuk dalam nilai tercatat suatu aktiva jika tersedia fasilitas hedging hutang valuta asing yang timbul dari perolehan aktiva. Tetapi, kerugian akibat perubahan kurs adalah bagian yang secara langsung dapat diatribusikan pada biaya perolehan aktiva jika kewajiban tidak dapat diselesaikan dan tidak terdapat alat praktis untuk hedging, contohnya, jika sebagai hasil dari pengendalian valuta asing terdapat penundaan dalam memperoleh mata uang asing. Maka dalam keadaan demikian biaya perolehan aktiva termasuk selisih kurs.7. Pengungkapan

Perusahaan harus mengungkapkan:a. Jumlah selisih kurs yang diperhitungkan dalam laba neto atau kerugian untuk periode tersebut;

b. Selisih kurs neto yang diklasifikasikan dalam kelompok ekuitas sebagai suatu unsur yang terpisah, dan rekonsiliasi selisih kurs tersebut pada awal dan akhir periode; dan

c. Jumlah selisih kurs yang timbul selama periode, yang termasuk dalam nilai tercatat suatu aktiva sesuai dengan perlakuan alternatif yang diijinkan dalam paragraf 20.

Perusahaan mengungkapkan dampak atas pos-pos moneter mata uang asing sehubungan dengan suatu perubahan dalam kurs yang terjadi setelah tanggal neraca jika perubahan tersebut sedemikian besar sehingga bila tidak diungkapkan akan mempengaruhi kemampuan pembaca laporan keuangan untuk membuat evaluasi dan keputusan yang tepat. Pengungkapan juga diperlukan sehubungan dengan kebijakan manajemen risiko mata uang asing. Suatu kegiatan usaha luar negeri yang merupakan bagian integral dengan operasi perusahaan pelapor menjalankan usahanya seolah-olah suatu perluasan dari operasi perusahaan pelapor. Karenanya, perubahan dalam nilai tukar mempengaruhi masing- masing pos moneter pada kegiatan usaha luar negeri daripada investasi neto perusahaan pelapor dalam operasi tersebut. Sebaliknya, suatu entitas asing mengakumulasikan kas dan pos moneter lainnya, mengadakan pengeluaran, menghasilkan pendapatan atau berhutang, dalam mata uang setempat. Entitas asing mungkin juga melakukan transaksi dalam mata uang asing, termasuk transaksi dalam mata uang perusahaan pelapor. Perubahan dalam nilai tukar hanya sedikit atau bahkan tidak berdampak atas arus kas dari operasi baik sekarang maupun yang akan datang untuk entitas asing maupun perusahaan pelapor. Perubahan dalam nilai tukar mempengaruhi investasi neto perusahaan pelapor dalam entitas asing ketimbang pos-pos moneter dan non- moneter secara individual yang dipegang oleh entitas asing.Indikasi entitas asing (foreign entity) mencakup:

a. walaupun perusahaan pelapor mungkin mengendalikan kegiatan usaha luar negeri, tetapi masih terdapat tingkat otonomi yang memadai;b. transaksi-transaksi dengan perusahaan pelapor bukan suatu proporsi besar bagi kegiatan usaha luar negeri;c. aktivitas operasi luar negeri dibiayai terutama dari operasinya sendiri atau pinjaman lokal, bukan dari perusahaan pelapor;d. biaya tenaga kerja, bahan baku dan komponen lainnya dari produk atau jasa kegiatan usaha luar negeri terutama dibayar atau diselesaikan dalam mata uang lokal daripada dalam mata uang pelaporan; e. penjualan kegiatan usaha luar negeri terutama dalam mata uang yang berbeda dengan mata uang pelaporan; dan f. pengelolaan arus kas mandiri.

Laporan keuangan dari suatu kegiatan usaha luar negeri yang merupakan bagian integral dari perusahaan pelapor harus dijabarkan dengan menggunakan prosedur sebagaimana dinyatakan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 10 tentang Transaksi dalam Mata Uang Asing, seolah-olah transaksi kegiatan usaha luar negeri tersebut merupakan transaksi perusahaan pelapor sendiri. Masing- masing pos dalam laporan keuangan kegiatan usaha luar negeri dijabarkan seolah-olah seluruh transaksi telah dilaksanakan sendiri oleh perusahaan pelapor.

(a) Biaya perolehan dan beban penyusutan aktiva tetap berwujud, dijabarkan menggunakan kurs tanggal transaksi atau, jika aktiva dinilai dengan nilai wajar, menggunakan kurs pada tanggal penilaian.(b) Biaya persediaan (lihat Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 14 tentang Persediaan) dijabarkan dengan menggunakan kurs pada saat biaya terjadi.(c) Jumlah yang dapat dipulihkan (recoverable amount) atau nilai yang dapat direalisasikan (realisable value) dari suatu aktiva dijabarkan dengan menggunakan kurs yang berlaku pada saat penilaianDalam menjabarkan laporan keuangan suatu entitas asing untuk disatukan/diinkorporasi dengan laporan keuangan perusahaan pelapor, digunakan prosedur sebagai berikut:

(a) Aktiva dan kewajiban entitas asing, baik moneter maupun non moneter dijabarkan dengan menggunakan kurs penutup (closing rate).(b) Pendapatan dan beban entitas asing dijabarkan dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi.(c) Beda nilai tukar yang terjadi disajikan sebagai "selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan" dan disajikan sebagai bagian dari ekuitas sampai pelepasan investasi neto yang bersangkutan.

Mata uang fungsional adalah mata uang utama dalam arti substansi ekonomi yaitu mata uang utama yang dicerminkan dalam kegiatan operasi perusahaan. Mata uang pelaporan adalah mata uang yang digunakan dalam menyajikan laporan keuangan. Mata uang pencatatan adalah mata uang yang digunakan oleh perusahaan untuk membukukan transaksi. Dengan demikian, mata uang pencatatan harus sama dengan mata uang pelaporan.Suatu mata uang merupakan mata uang fungsional apabila memenuhi indikator berikut ini secara menyeluruh (kumulatif):

a) Indikator arus kas: arus kas yang berhubungan dengan kegiatan utama perusahaan didominasi oleh mata uang tertentu,

b) Indikator harga jual: harga jual produk perusahaan dalam periode jangka pendek sangat dipengaruhi oleh pergerakan nilai tukar mata uang tertentu atau produk perusahaan secara dominan dipasarkan untuk ekspor, danc) Indikator biaya: biaya-biaya perusahaan secara dominan sangat dipengaruhi oleh pergerakan mata uang tertentu.

Laporan keuangan konsolidasi disajikan dalam mata uang fungsional. Penjabaran laporan keuangan anak perusahaan ke mata uang fungsional pada laporan keuangan konsolidasi dilakukan dengan cara sebagai berikut:

i) Aktiva dan kewajiban dijabarkan dengan menggunakan kurs tanggal neraca;ii) Ekuitas dijabarkan dengan menggunakan kurs historis;iii) Pendapatan dan beban dijabarkan dengan menggunakan kurs rata-rata tertimbang;iv) Dividen diukur dengan menggunakan kurs tanggal pencatatan dividen tersebut;v) Prosedur (i) sampai (iv) di atas akan menghasilkan selisih penjabaran kembali yang disajikan dalam akun ekuitas sebagai Selisih Penjabaran.

Mata uang pencatatan induk perusahaan harus sama dengan mata uang pelaporan konsolidasi.

Perusahaan mengungkapkan hal-hal berikut ini:

a) Alasan penentuan mata uang pelaporan b) Perubahan mata uang pelaporan dan alasan perubahannya: alasan perubahan kurs (historis, sekarang, atau rata-rata tertimbang) yang digunakan dalam pengukuran kembali atau penjabaran, ikhtisar neraca dan laporan laba-rugi yang disajikan sebagai perbandingan dalam mata uang pelaporan sebelumnya.Kasus Mengelola Investasi di Luar Negeri : Valuta Siapa?Offshore Investment Fund (OIF) didirikan di Fairfield, Connecticut untuk tujuan tunggal agar pemegang saham di AS bisa melakukan investasi dalam surat-surat berharga di Malta. OIF terdaftar di New York Stock Exchange. Custodian dari dana ini adalah shady Rest Bank and Trust Company of Connecticut (Shady Rest), yang mencatat perkiraan-perkiraan dana ini. Pertanyaan segera timbul mengenai valuta mana yang harus dipakai dalam buku pencatatan. Shady Rest memulai pencatatan OIF dalam Lira Malta, karena dana tersebut hanya diinvestasikan dalam saham-saham di Malta Stock Exchange. Kemudian, auditor OIF, Big Six menyatakan bahwa, dalam pendapat mereka, valuta fungsional yang lebih tepat adalah dollar AS.Efek-Efek Keputusan Keputusan untuk mengadopsi dollar AS sebagai valuta fungsional bagi dana tersebut menciptakan kesukaran manajerial yang substansial. Untuk satu hal, penulisan kembali dan pengerjaan kembali transaksi-transaksi akuntansi merupakan suatu tugas yang monumental yang menunda publikasi perkiraan-perkiraan tahunan. Konsep valuta fungsional merupakan gagasan yang asing di Malta, dan efek-efek dari valuta yang dipilih tidak jelas bagi para manajer. Akibatnya, mereka terus mengelola OIF sampai akhir November tanpa mengetahui dampak dari valuta yang dipilih atas hasil-hasil investasi.Kesukaran-kesukaran tambahan yang ditimbulkan oleh pemilihan fungsional adalah:a. Shady Rest, Walaupun mengelola berbagai dana berjumlah total sekitar $300 milyar, masih belum membentuk sistem akuntansi multi-valuta yang memadai sementara pembelian surat berharga dulu biasanya dicatat dalam jurnal sederhana, sekarang diperlukan 3 ayat jurnal. Selain itu, pembayaran atas pembelian itu sendiri bisa mempengaruhi laporan laba-rugi periode berjalan.b. Masalah-masalah yang lebih serius berkaitan dengan operasi harian. Pada saat suatu transaksi diprakarsai, manajer Dana tidak mengetahui dampak keuangan akhir dari transaksi tersebut. Sebagai sebuah contoh, selama tahun pertama operasi, manajer dana yakin bahwa transaksi penjualan portofolio-nya telah menghasilkan laba lebih dari $ 1 juta. Ketika transaksi ini kemudian direflesikan dalam perkiraan-perkiraan dolar AS, keuntungan transaksi ditutupi oleh kerugian valuta yang berjumlah total sekitar $ 7 juta!Alasan-Alasan Yang Diajukan Bagi Pemilihan Dollar Sebagai Valuta Fungsional Auditor Big-six memberikan alasan-alasan berikut ini mengapa dollar dipilih sebagai valuta fungsional OIF : a. OIF didirikan di ASb. Didanai oleh pemegang saham ASc. Deviden ditentukan dan dibayar dalam Dollar ASd. Pelaporan keuangan didasarkan pada GAAP AS dan dalam Dollar ASe. Biaya-biaya administrasi dan konsultasi dihitung berdasarkan aktiva bersih AS dan dibayar dalam dollar ASf. Sebagian besar beban terjadi dan dibayar di ASg. Catatan-catatan akuntansi dibuat dalam Dollar Ash. OIF menjadi subjek pajak AS, SEC dan regulasi 1940 Exchange ActKarena OIF dibentuk untuk memudahkan investasi di Malta, diasumsikan bahwa pemegang saham di AS berkepentingan dengan akibat-akibat dari perubahan kurs atas arus kas dan modal OIF; yaitu, pemegang saham tidak hanya melakukan investasi dalam surat-surat berharga di Malta karena yield-nya yang menarik, tetapi juga karena tertarik pada keuntungan dari permainan valuta yang mempengaruhi pengukuran arus kas dan modal secara langsung. Sudut Pandang Manajemen Manajemen tidak setuju dengan kesimpulan auditor. Berikut ini adalah bantahan-bantahan atas poin-poin yang diajukan Big-six:a.Didirikan di AS dengan pemegang-pemegang saham dari AS. FAS 52 dengan jelas menyatakan bahwa valuta fungsional harus ditentukan oleh lingkungan ekonomi utama tempat entitas yang bersangkutan beroperasi, bukannya detail-detail teknis pendirian. Sama halnya, fakta bahwa perusahaan memiliki pemegang-pemegang saham AS dan deviden dibayar dalam dollar AS tidak disebutkan dalam FAS 52 sebagai suatu pertimbangan yang relevan. Bahkan, FAS 52 sendiri seluruhnya berkenaan dengan perusahaan dan manajemennya, bukan pemegang sahamnya.b.Pelaporan keuangan dalam dollar AS berdasarkan GAAP AS. Auditor gagal membedakan antara valutas pelaporan dan valuta fungsional. Adalah jelas bahwa dollar AS harus menjadi valuta pelaporan tetapi hal itu sendiri tidak mengimplikasikan bahwa dollar AS merupakan valuta fungsional.c. Pembayaran beban-beban tertentu dalam dollar AS. Pembayaran beban-beban dalam dollar bukan merupakan alasan untuk memilih dollar sebagai valuta fungsional. Walaupun beban sekitar $ 8 juta untuk tahun kalender 19X6 bisa dikatakan telah terjadi dalam dollar As, pendapatn yang berjumlah diatas $ 100 juta dihasilkan dalam Lira Malta.d. Regulasi pajak AS dan SEC. Pertimbangan-pertimbangan ini tidak relevan dengan valuta fungsional, tetapi relevan dengan valuta pelaporan.Argumen yang menolak dollar sebagai valuta fungsional menyatakan bahwa pemilihan dollar sebagai valuta fungsional tidak menyediakan informasi yang, dalam kata-kata FAS 52, secara umum cocok dengan dampak ekonomi yang diharapkan dari perubahan kurs atas arus kas dan modal perusahaan. Tegasnya, dari sudut pandang operasi, arus kas OIF seluruhnya berlokasi di Malta, sejak transfer dana awal dari hasil pengeluaran modal dilakukan. OIF membeli dan menjual investasi di Malta, dan menerima semua labanya dari negara tersebut. Jika valuta fungsional-nya adalah Lira, maka fluktuasi valuta yang terealisir hanya diakui jika tersebut dikembalikan ke AS. Praktik yang berlaku sekarang dalam merealisasikan keuntungan atau kerugian transaksi ketika misalnya, kas di Malta digunakan untuk membeli investasi, keliru dan menyesatkan.Kajilah sebuah contoh. Anggaplah OIF mendepositkan L 1,000,000 pada sebuah bank Malta ketika kurs L 1 = $ 3. Seminggu kemudian ketika kurs, katakanlah, L 1 = $ 2,90, OIF membeli dan membayar suatu investasi seharga L 1,000,000 yang kemudian dijual kembali pada hari itu juga, dan mengganggap bahwa investasi tersebut tidak bijaksana. Dengan mengabaikan biaya transaksi, OIF memiliki kas L 1,000,000 di malta, baik pada awal maupun pada akhir minggu. Jika valuta fungsionalnya adalah Lira Malta, tidak ada keuntungan atau kerugian terealisasi. Tetapi, jika ditranslasikan ke dollar, terdapat kerugian valuta yang belum terealisasi sebesar $ 100.000, yang akan terealisasi jika dan ketika jumlah yang bersangkutan dikembalikan ke AS. Hal ini sesuai dengan logika; analogis dengan pembelian saham yang harganya kemudian jatuh. Jika dollar AS merupakan mata uang fungsional, transaksi yang bersangkutan akan menghasilkan kerugian transaksi yang terealisir sebesar $ 100,000. Dari sudut pandang akal sehat apapun mengenai arus kas, hasil menggelikan; tentu, hal ini memperlihatkan bahwa, menimbang alasan eksistensi OIF, efek dari pengadopsian dollar AS sebagai valuta fungsional atas laba yang dilaporkan adalah sama menggelikannya.

Nilai aktiva netto OIF ditentukan tiap minggu dalam dollar As dan dilaporkan kepada para pemegang saham berdasarkan basis tersebut. Hal ini seluruhnya konsisten dengan pandangan yang mengimplikasikan bahwa, pada tiap transaksi, terdapat pilihan yang realistik dan praktis untuk berpindah antara dua valuta yang terlibat. Hal ini ternyata tidak benar, OIF dilikuidasi atau, sebagai suatu tindakan bijaksana yang temporer semata, jika yield Malta berada dibawah yield AS.DAFTAR PUSTAKAIAI. 2012. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 10

IAI. 2012. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 11

IAI. 2012. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 50IAI. 2012. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 52

International Accounting Standard 32 dan 39Statement of Financial Accounting Standards No. 52

1