transform as i
TRANSCRIPT
Transformasi
Terdapat beberapa metode transformasi. Pemilihan metode yang digunakan bergantung sel
inang yang digunakan. Transformasi DNA dapat dilakukan dengan metode CaCl2 dan
elektroporasi, dengan perantara Agrobacterium tumefaciens, biolistik atau particle
bombartment, mikroinjeksi, dan transfer dengan polietilen glikol (PEG) (Wong 1997: 133).
Penggunaan CaCl2 pada metode CaCl2 yang dipicu kejutan panas (heat shock) dapat
menyebabkan DNA menempel pada membran luar sel kompeten, setelah diberi kejutan panas
DNA dapat masuk kedalam sel kompeten (Wong 1997 133-134). Efisiensi transformasi
metode kejutan panas berkisar antara 105 -- 106 transforman/μg (Sambrook & Russell 2001:
1.24) Transformasi dengan metode elektroporasi memanfaatkan kejutan listrik langsung pada
sel kompeten. Teknik elektroporasi dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut
elektroporator. Energi yang digunakan pada teknik elektroporasi dapat mencapai hingga
50.000 V. Kejutan listrik tersebut akan mengganggu kestabilan membran E.coli sehingga
akan terbentuk pori-pori pada membran sel. Pori-pori tersebut memungkinkan membran sel
terbuka serta membuatnya menjadi permeabel. Hal tersebut menyebabkan molekul DNA
dapat masuk ke dalam sel (Wong 1997: 134). Efisiensi transformasi yang diperoleh antara
107 -- 109 transforman/μg DNA (Sambrook & Russell 2001: 1.25-1.26).
Mekanisme ekspresi gen asing dalam sel prokariot seperti E.coli dapat dilakukan melalui
induksi Isopropil-1-tio- β-galaktosidase (IPTG). IPTG merupakan senyawa yang srukturnya
mirip dengan laktosa tetapi tidak dimetabolisme oleh sel dan dapat digunakan untuk
menginduksi ekspresi suatu gen di bawah kontrol promotor lac (Yildir dkk. 1998: 221).
Proses induksi IPTG dimulai dengan terikatnya IPTG pada situs pengikatan induser yang
terdapat pada protein represor. Adanya kompleks induser (IPTG) represor menyebabkan
terjadinya perubahan struktural sehingga dapat merubah situs pengikatan protein represor
dengan situs pengikatan represor pada operator.
Proses transformasi akan dilakukan dengan metode Heat Shock menurut Sambrook et al
(1989). Prosedur kerjanya sebagai berikut:
26 Ligation mix (baik untuk produk PCR maupun kontrol) sebanyak 4 μl ditambah dengan sel
kompeten E.coli DH5_ sebanyak 50 μl dimasukkan dalam tabung steril 1,5 ml dan dilakukan
proses inkubasi selama 30 menit dalam es. Heat Shock dilakukan pada suhu 42 °C dalam
waterbath selama 100 detik dan secara cepat langsung diinkubasi dalam es selama 2 menit.
Media LB sebanyak 950 μl ditambahkan ke dalam campuran dan dilakukan inkubasi dalam
inkubator shaker dengan kecepatan 150 rpm selama 2 jam pada suhu 37 °C. Hasil
transformasi sebanyak 40 μl dipindah ke dalam media LB padat yang telah diberi antibiotik
ampisilin, IPTG dan X-Gal solution. Proses inkubasi akan dilakukan selama 16 jam pada
suhu 37 °C.