transisi teori

4
4. Apa juga yang dimaksud dengan teori transisi dalam perkembangan ekonomi wilayah? Regulation Theory And The Transition From Fordism Pendekatan regulasi skala makro mengartikan transisi dari Fordisme menuju era yang lebih fleksibel yang disebut berbagai neo, pasca atau setelah-Fordisme atau bahkan akumulasi fleksibel dan 'mode regulasi sosial' (Scott 1988; Dunford 1990; Peck dan Tickell 1995; Macleod 1997). Era yang berbeda memiliki organisasi ekonomi, sosial, politik dan kelembagaan yang juga sangat berbeda. Dalam teori regulasi terdapat beberapa peraturan antara faktor-faktor ekonomi dan ekonomi ekstra yang secara kelembagaan melekat dan secara sosial mengatur perkembangan kapitalis meskipun ada pertentangan. (Peck 2000). Menurut kerangka regulasi: tingkat pertumbuhan nasional dan regional dinilai bergantung pada tingkat korespondensi antara organisasi produksi dan lembaga regulasi dan struktur sosial yang mendukung dan mengatur ekonomi. Tabel. 3.7 Fordism and flexible accumulation No Era Produksi Aspek Proses Produksi Tenaga Kerja Ruang Negara Ideologi 1 Produksi Frodist (berbasi skan pada skala ekonomi) Produksi barang homogen dalam jumlah banyak. Integrasi vertical dan horizonta l Pengurang an biaya produksi melalui pengontro lan upah Keseragam Pekerja dengan Tugas tunggal Pembayara n per tingkat sesuai kriteria pekerjaan Gelar yang tinggi mendapat Spesialis asi pekerjaan Tidak ada Spesialisa si ruang secara fungsional Pembagian ruang kerja Homogenisa si pasar regional Peraturan Kekakuan Sosialias i kesejahte raan Stabilita s Internasi onal melalui perjanjia n multilate ral Sentralis asi Intervens Konsumsi masyarakat Modernisme Toalitas Sosialisas i

Upload: vino

Post on 15-Jul-2016

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: transisi teori

4. Apa juga yang dimaksud dengan teori transisi dalam perkembangan ekonomi

wilayah?

Regulation Theory And The Transition From Fordism

Pendekatan regulasi skala makro mengartikan transisi dari Fordisme menuju era yang lebih fleksibel

yang disebut berbagai neo, pasca atau setelah-Fordisme atau bahkan akumulasi fleksibel dan 'mode regulasi

sosial' (Scott 1988; Dunford 1990; Peck dan Tickell 1995; Macleod 1997). Era yang berbeda memiliki

organisasi ekonomi, sosial, politik dan kelembagaan yang juga sangat berbeda. Dalam teori regulasi terdapat

beberapa peraturan antara faktor-faktor ekonomi dan ekonomi ekstra yang secara kelembagaan melekat dan

secara sosial mengatur perkembangan kapitalis meskipun ada pertentangan. (Peck 2000). Menurut kerangka

regulasi: tingkat pertumbuhan nasional dan regional dinilai bergantung pada tingkat korespondensi antara

organisasi produksi dan lembaga regulasi dan struktur sosial yang mendukung dan mengatur ekonomi.

Tabel. 3.7 Fordism and flexible accumulation

No Era Produksi

Aspek

Proses Produksi

Tenaga Kerja Ruang Negara Ideologi

1 Produksi Frodist (berbasiskan pada skala ekonomi)

Produksi barang homogen dalam jumlah banyak.

Integrasi vertical dan horizontal

Pengurangan biaya produksi melalui pengontrolan upah

Keseragaman dan standarisasi

Penyediaan dalam jumlah banyak

Pekerja dengan Tugas tunggal

Pembayaran per tingkat sesuai kriteria pekerjaan

Gelar yang tinggi mendapat Spesialisasi pekerjaan

Tidak ada pelatihan kerja

Tidak butuh pengalaman belajar

Spesialisasi ruang secara fungsional

Pembagian ruang kerja

Homogenisasi pasar regional

Peraturan Kekakuan Sosialiasi

kesejahteraan

Stabilitas Internasional melalui perjanjian multilateral

Sentralisasi Intervensi

antarkota di pasar melalui kebijakan pendapatan dan harga

Inovasi dibuat oleh indutri

Konsumsi

masyarakat

Modernisme

Toalitas

Sosialisasi

2 Produksi masa kini (berbasiskan pada jangkauan ekonomi)

Produksi barang dalam jumlah kecil

Fleksibilitas memproduksi berbagai macam produk

Pekerja dengan Multi tugas

Pembelajaran ketika sedang bekerja

Pelatihan kerja dalam

pengelompokan ruang dan aglomerasi

integrasi ruang diversifikasi

pasar Buruh kedekatan

spasial – pertanian yang

inovasi dibuat oleh Negara

re-regulasi keluwesan desentralisasi

-mempertajam kompetisi

Konsumsi

Individu

Post-

modernisme

Spesifikasi/

adaptasi

Page 2: transisi teori

Integrasi vertical

Tidak ada persediaan

learning-by-doing yang diintegrasikan kedalam rencana jangka panjang

jangka waktu lama

Pembayaran personal

Tidak ada pembatasan pekerjaan

terintegrasi antar kota intervensi

Negara secara langsung di pasar melalui pengadaan

Individualisasi

Dalam teori regulasi ini, perubahan struktur ekonomi dan struktur sosial telah mengacaukan

rangkaian Fordist yang meliputi produksi dalam jumlah besar dan konsumsi yang diatur oleh manajemen

permintaan nasional Keynesian dan welfarisme (Martin dan Sunley 1997). Kekuatan dari manajemen makro

ekonomi dan dukungan dari kesejahteraan Negara justru telah berkurang di seluruh Negara, hal tersebut

mengakibatkan munculnya perbedaan tingkat pertumbuhan di tiap daerah.

Transition Theories And Local And Regional Development Policy

Dalam hal kebijakan, penekanan teori transisi berada pada kebangkitan ekonomi lokal dan regional

melalui teori pembangunan endogen dan pembangunan dari bawah. Di dalam teori transisi, terdapat kebijakan

pembangunan lokal dan regional yang difokuskan pada jaringan produksi yang terdesentralisasi secara lokal,

ekonomi aglomerasi lokal dan perserikatan jaringan lokal, kerjasama dan kompetisi serta kapasitas lokal untuk

mempromosikan pembelajaran sosial dan adaptasi, inovasi, kewirausahaan Stöhr 1990; Pyke and

Sengenberger 1992; Cooke and Morgan 1998).

Model kawasan industri telah dikembangkan dalam kebijakan pembangunan lokal dan regional karena cukup

fleksibel dalam beradaptasi dengan pergeseran perubahan ekonomi dan teknologi yang tinggi melalui jaringan

produksi mereka yang terpisah. Model kawasan industry telah di kritik karena mengabaikan kebutuhan

terhadap pengetahuan akan kebijakan yang terkait konteks lokal dan regional.

The Critique Of Transition Theories

Teori transisi telah berusaha menjelaskan kompleksitas dan keragaman pembangunan lokal dan

regional. Transisi teori berfokus pada pergeseran sifat struktur makro kapitalisme dan sifat geografis

pertumbuhan lokal dan regional (Sunley 2000), namun tidak memadai untuk menjelaskan kesinambungan dan

perubahan dalam pembangunan lokal dan regional (Hudson 2001). Pada kenyataan nya, pembangunan lokal

dan regional jauh lebih kacau dan secara geografis tidak merata (Peck 2000). Sebuah konsepsi menunjukan

berbagai perubahan pada beberapa jenis ekonomi lokal dan regional (Martin and Sunley 1998), hal tersebut

tercermin dari perekembangan teori kawasan dengan tipologi yang lebih beragam. Konsep terseut lebih

bersifat terbuka terhadap keadaan tertentu dan peran perusahaan besar, modal lokal tetap dan tenaga kerja

terampil (Markusen 1996).

Page 3: transisi teori

Teori Transisi : Bangkitnya ekonomi lokal dan daerah

Sebuah perdebatan dilanjutkan dengan kegagalan teori pertumbuhan neo-klasik yang menerangkan apakah teori tersebut memperlambat atau bahkan sebaliknya sesuai konvergensi daerah sejak pertengahan abad 20 hingga akhir 1970 dikarenakan adanya perubahan siklus. Pada tahun 1980an, fokus dan perhatian mulai bergerser dari evolusi jangka panjang di dalam pertumbuhan dan kemunduran suatu wilayah (Martin dan Sunley;1998). Selain itu, fokus pada tahap produksi dan teknologi, teori siklus dan gelombang juga diperluas. Berbagai macam teori perubahan mulai nampak untuk berusaha menerangkan transisi substantif dalam sifat kapitalisme dan implikasinya terhadap pembagunan wilayah dan lokal. Pembangunan kini menjadi sebuah isu sampai sejauh mana pemukiman dan suatu kawasan bisa meniru karakteristik dan keberhasilan ekonomi relatif dari contoh kawasan industri – yang berbasis kerajinan tangan ( beberapa daerah di Italia, Holywood, dan Los Angeles), teknologi tinggi (Silicon Valey-California, Rhones-Alpes, dan Prancis) atau pusat-pusat keuangan (London, New york, dan Washington), yang bangkit kembali menjadi fokus dari teori pembangunan lokal dan wilayah dan kebijakan (Storper 1995; Scott 1998).

Transaction Cost dan Ruang Industrial Spaces.

Dibangun di atas Transaction Cost dan tradisi ekonomi eksternal oleh ekonom terkemuka Coase, Marshall dan Williamson, Transaction Cost dan teori-teori neo-Marshallian tentang aglomerasi dan pertumbuhan wilayah yang dikembangkan untuk menjelaskan pembentukan dan keberhasilan dari kebangkitan wilayah yaitu “ruang industri baru”. Dalam konteks “break-up” dari produksi massal dan model konsumsi Fordisme, meningkatnya ketidakpastian pasar dan fragmentasi ditambah lagi dengan adanya perubahan teknologi yang diinterpretasikan sebagai perusak ekonomi internal (Storper dan Walker 1989).

Kota dan daerah digambarkan sebagai elemen aktif dan kausal daripada latar belakang yang pasif dalam proses pertumbuhan ekonomi (Scot dan Storper 2003). Pembangunan lokal dan daerah berfokus pada sejauh mana pemukiman dan wilayah yang menunjukkan karakteristik dari tempat yang sukses dalam pertumbuhan dan ekonominya. Ide-ide yang meningkat dan eksternalitas positif terpusat kepada pendekatan ini digaungkan dalam teori pertumbuhan neo-klasik.