translate sudden deafness

5
TULI MENDADAK YANG DISEBABKAN GAYA HIDUP STRESS : MEKANISME PATOFISIOLOGI DAN TERAPI PERSPEKTIF BARU Abstrak: Stres yang disebabkan oleh gaya hidup di negara-negara industri dapat mempengaruhi berbagai penyakit. Efek samping dari stres pada tingkat mikrosirkulasi adalah vasokonstriksi, hemokonsentrasi dan oklusi pembuluh darah. Aliran darah arteri yang berkuranag atau terbatas pada telinga bagian dalam dapat menyebabkan tuli mendadak. Tingkat kerusakan tergantung pada apakah oklusi vaskular bersifat sesaat atau berkepanjangan. Hipotesisnya bahwa situasi stres dalam kehidupan sehari-hari dapat menyebabkan tuli mendadak dengan derajat berbeda-beda. Pengobatan didasarkan pada tiga tindakan utama, termasuk penanganan stres akut, pembentukan kembali aliran darah ke telinga bagian dalam dan pengelolaan stres pasien secara keseluruhan untuk pemulihan yang sempurna. Selain itu, ada pilihan lain terapi lainnya dan alternatif ini didasarkan pada hipotesis bahwa sel-sel rambut dalam koklea secara fisik dapat direhabilitasi dengan suara. Stimulus akustik memberikan tekanan pada membran timpani, yang meningkatkan tekanan melalui ossicles (malleus, incus, dan stapes). Stapes pada jendela oval menggerakkan perilimfe, menghasilkan gelombang yang menggerakkan endolymph. Membran tektorial menggerakkan silia dari sel-sel rambut eksternal dan internal. Memijat silia menyebabkan sel-sel rambut di koklea kontak satu sama lain, sehingga memancarkan impuls listrik. Impuls ini melewati saraf koklea dan sistem pendengaran lalu menghasilkan persepsi suara dalam korteks auditorium. Suara yang masuk ke telinga dengan tuli mendadak, meskipun cophosis, kehilangan pendengaran telah terjadi. Kesimpulannya, tuli mendadak bisa disebabkan oleh stress, pengobatannya bisa dengan cara penghapusan stres, mengembalikan aliran darah ke telinga bagian dalam dan rehabilitasi fisik dengan suara pada sel-sel rambut koklea untuk membalikkan tuli mendadak. LATAR BELAKANG

Upload: iniciate07

Post on 30-Nov-2015

21 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Translate Sudden Deafness

TULI MENDADAK YANG DISEBABKAN GAYA HIDUP STRESS : MEKANISME PATOFISIOLOGI DAN TERAPI PERSPEKTIF BARU

Abstrak: Stres yang disebabkan oleh gaya hidup di negara-negara industri dapat mempengaruhi berbagai penyakit. Efek samping dari stres pada tingkat mikrosirkulasi adalah vasokonstriksi, hemokonsentrasi dan oklusi pembuluh darah. Aliran darah arteri yang berkuranag atau terbatas pada telinga bagian dalam dapat menyebabkan tuli mendadak. Tingkat kerusakan tergantung pada apakah oklusi vaskular bersifat sesaat atau berkepanjangan. Hipotesisnya bahwa situasi stres dalam kehidupan sehari-hari dapat menyebabkan tuli mendadak dengan derajat berbeda-beda. Pengobatan didasarkan pada tiga tindakan utama, termasuk penanganan stres akut, pembentukan kembali aliran darah ke telinga bagian dalam dan pengelolaan stres pasien secara keseluruhan untuk pemulihan yang sempurna. Selain itu, ada pilihan lain terapi lainnya dan alternatif ini didasarkan pada hipotesis bahwa sel-sel rambut dalam koklea secara fisik dapat direhabilitasi dengan suara. Stimulus akustik memberikan tekanan pada membran timpani, yang meningkatkan tekanan melalui ossicles (malleus, incus, dan stapes). Stapes pada jendela oval menggerakkan perilimfe, menghasilkan gelombang yang menggerakkan endolymph. Membran tektorial menggerakkan silia dari sel-sel rambut eksternal dan internal. Memijat silia menyebabkan sel-sel rambut di koklea kontak satu sama lain, sehingga memancarkan impuls listrik. Impuls ini melewati saraf koklea dan sistem pendengaran lalu menghasilkan persepsi suara dalam korteks auditorium. Suara yang masuk ke telinga dengan tuli mendadak, meskipun cophosis, kehilangan pendengaran telah terjadi. Kesimpulannya, tuli mendadak bisa disebabkan oleh stress, pengobatannya bisa dengan cara penghapusan stres, mengembalikan aliran darah ke telinga bagian dalam dan rehabilitasi fisik dengan suara pada sel-sel rambut koklea untuk membalikkan tuli mendadak.

LATAR BELAKANG

Tuli mendadak adalah kehilangan pendengaran yang berlangsung selama beberapa jam, dan bisa disertai dengan tinnitus dan vertigo. Penyakit ini menyerang 5 sampai 20 dari setiap 100.000 orang. Banyak etiologi diusulkan untuk tuli mendadak, termasuk ruptur membran koklea, proses mikroangiopati, infeksi virus, gangguan autoimun, penyakit Ménière, schwannoma dan meningioma. Proses yang berhubungan dengan stres juga telah diselidiki dalam kaitannya dengan tuli mendadak. Secara khusus, telah dilakukan penelitian gaya hidup stres, emosional, gangguan psikososial atau pekerjaan dan kepribadian yang rentan terhadap stres. Dengan mempertimbangkan semua etiopatogenesis di atas, belum ada mekanisme patofisiologis yang telah dibuat untuk menjelaskan tuli mendadak. Baru-baru ini terjadi peningkatan dalam informasi yang berpotensi menjelaskan masalah patofisiologi yang disebabkan oleh stres, yang dapat menjelaskan bagaimana tiba-tiba tuli berlangsung.

Page 2: Translate Sudden Deafness

HIPOTESIS: STRES DAPAT MENYEBABKAN TULI MENDADAK. MEKANISME PATOFISIOLOGI

Penelitian pada hewan. Percobaan yang dilakukan pada tikus yang stres telah menunjukkan peningkatan agregasi sel darah merah, yang mengarah ke hemokonsentrasi, dengan aliran darah yang berkurang pada mikrosirkulasi. Oklusi aliran darah di telinga bagian dalam memiliki dampak yang lebih besar pada struktur yang lebih rentan seperti koklea. Koklea lebih dipengaruhi oleh jenis perubahan dibandingkan labirin vestibular, misalnya. Daerah-daerah kritis di koklea meliputi sel-sel rambut eksternal dan internal, bersama dengan stria vaskularis.

Penelitian pada manusia. Mekanisme patofisiologis termasuk vasokonstriksi, dengan cairan keluar dari aliran darah karena aktivitas sistem saraf simpatik. Selain itu, hiperviskositas dari plasma dan darah, konsentrasi yang lebih tinggi dari protein, fibrinogen, asam lemak bebas dan interleukin-1 dalam plasma, trombosit dan leukosit yang meningkat, ditambah kelengketan platelet dan agregasi, dan tekanan darah tinggi juga merupakan potensial dari stres. Volume plasma dikurangi, seperti aliran darah dan kemampuan menyaring. Stres menghasilkan vasokonstriksi, hemokonsentrasi dan gerakan darah yang berkurang ke seluruh tubuh. Untuk tujuan patologi ini, stres mengacu pada setiap jenis stres fisik, mental, psikologis dan psikoemosional. Stres dapat bersifat akut dan kronis. Ada pengaruh psikosomatis pada gaya hidup setiap orang dan karena itulah ia menjadi sakit. Reaksi emosional yang berhubungan dengan situasi stres menyebabkan kelainan pada aliran darah, menyebabkan sirkulasi darah memburuk karena aliran berkurang yang disebabkan peningkatan hemokonsentrasi.

Pada tingkat mikrosirkulasi jantung, proses yang sama ini memicu angina dan serangan jantung. Pada telinga bagian dalam, proses ini dapat memicu tuli mendadak (Gambar 1).

Hipotesis yang didukung oleh pengetahuan ini menjelaskan bagaimana stres dapat memicu tuli mendadak.

PERSPEKTIF TERAPEUTIK

Tindakan terapeutik harus ditetapkan dalam poin-poin berikut:

1. Eliminasi stres akut: saran terapi medis dapat digunakan, bersama dengan teknik relaksasi dan obat penenang (hidroksizin, halazepam, alprazolam).

2. Pembentukan kembali aliran darah ke telinga bagian dalam: Sebagai tambahan untuk menghilangkan stress akut, haemodilution, penghalang rantai simpatis servikal, kortikosteroid dan vasodilator dapat dimanfaatkan untuk membantu mengembalikan aliran darah yang normal ke telinga bagian dalam.

3. Manajemen stres: Pasien harus mampu mengelola situasi stres. Penghilangan stres berkepanjangan sangat penting untuk pemulihan tuli mendadak. Jika pasien terus mengalami stres selama fase pasca-akut, prognosis semakin memburuk karena faktor penyebab masih ada. Kepribadian individu sangat penting. Disarankan menjalani terapi perilaku kognitif.

4. Rehabilitasi fisik sel-sel rambut telinga dalam. Pendekatan baru ini didasarkan pada hewan percobaan. Stimulus suara mempengaruhi pemulihan dalam pendengaran. Chinchilla menjadi subjek percobaan trauma akustik, dengan ossiculectomy pada salah satu telinga mereka.

Page 3: Translate Sudden Deafness

Penghilangan ossicles menghasilkan suara yang kurang ambient untuk telinga itu. Pada telinga yang tidak menjalani pembedahan, trauma akustik mengakibatkan kerusakan pada sel-sel rambut dan hypoacusia. Namun, peningkatan kerusakan terjadi pada sel-sel rambut di telinga yang dioperasi, serta hypoacusia lebih besar. Dalam studi selanjutnya pada marmut menderita trauma akustik bilateral, kelompok hewan yang menerima sound conditioning tampaknya memulihkan pendengarannya kembali, sedangkan kelompok yang tidak menerima sound conditioning menderita hypoacusia. Dalam studi ketiga pada tikus dengan kelainan genetik tuli sensorineural sebagai orang dewasa, satu kelompok menjalani terapi suara yang cukup intens sedangkan kelompok lainnya tidak menjalani terapi suara. Kelompok yang menerima rangsangan suara lebih sedikit menderita presbikusis dan lebih sedikit kerusakan sel-sel rambut eksternal dan internal, ganglion spiral dan inti koklea ventral. Akhirnya, sebuah studi keempat pada kucing menunjukkan bahwa hewan yang terkena trauma akustik dan menjalani terapi stimulasi suara tidak mengalami reorganisasi peta tonotopic. Oleh karena itu, mereka tidak menderita tuli, tinnitus atau hyperacusis. Sebaliknya, pada kelompok kucing yang tidak menjalani terapi rangsangan, trauma akustik menyebabkan reorganisasi peta tonotopic, bersama dengan tuli, tinnitus dan hyperacusis.

HIPOTESIS: REHABILITASI FISIK DARI SEL RAMBUT TELINGA DALAM MEMBANTU PEMULIHAN

Rehabilitasi fisik menggerakkan silia sel-sel rambut eksternal dan internal. Ini dapat dicapai melalui cairan yang terkandung dalam telinga bagian dalam. Endolymph menggenangi kedua jenis sel. Endolymph dapat digerakkan dengan menempatkan tekanan pada membran timpani. Tekanan ini dapat dibuat oleh suara melalui saluran telinga (Gambar 2). Jenis suara yang digunakan white noise, yang akan merangsang semua frekuensi pendengaran pada intensitas yang cukup untuk menghasilkan gerakan gelombang di endolymph. Perubahan pada endolymph akan menyebabkan gerakan membran tektorial, menyebabkan pergerakan silia dari sel-sel rambut koklea. Jika intensitas suara terlalu tinggi, hal itu dapat menyebabkan trauma akustik, dan jika terlalu rendah, gerakan yang dihasilkan dari silia mungkin tidak cukup. Nilai rata-rata SPL 60dB tampaknya memadai. White noise akan merangsang semua frekuensi pada intensitas ini.

Jenis pengobatan ini mungkin memadai untuk pasien yang menderita tuli mendadak inkomplit atau pada kasus cophosis mendadak. Pasien dengan cophosis mendadak tidak akan mendengar suara. Mereka akan mulai mendengarnya saat pendengarannya pulih.

Rangsangan suara dapat disesuaikan dengan konfigurasi audiometri, yang terdiri dari cophosis (kehilangan pendengaran sepenuhnya) dan kurva datar, kurva miring ke atas, kurva miring ke bawah atau kurva berbentuk U audiometri. Dalam kasus cophosis dan kurva audiometri datar, stimulasi suara yang seragam di semua frekuensi mungkin memadai. Pada konfigurasi miring ke atas, frekuensi rendah dan menengah biasanya dilakukan. Pada konfigurasi miring ke bawah, frekuensi tinggi dan menengah yang lebih sering. Akhirnya, frekuensi menengah dilakukan untuk konfigurasi berbentuk ”U” (Gambar 3). Suara alternatif yang dapat digunakan, selain white noise bisa dengan suara musik yang lebih kompleks atau suara alam. Aplikasi praktis dari hipotesis ini sederhana. suara harus ditambahkan ke pengobatan rutin tuli mendadak.

Page 4: Translate Sudden Deafness

KESIMPULAN

Tuli mendadak bisa dipicu oleh stres, yang menyebabkan oklusi vasokonstriksi, hemokonsentrasi dan oklusi mikrosirkulasi di telinga bagian dalam. Pengobatan terdiri dari penghilangan stres, serta mengelola stres mendatang untuk mencapai pemulihan, membangun kembali aliran darah dan rehabilitasi fisik sel-sel rambut koklea menggunakan suara.