translite bab 2
TRANSCRIPT
8/16/2019 translite bab 2
http://slidepdf.com/reader/full/translite-bab-2 1/13
Optika Geometri
Optik geometris adalah perlakuan dari cahaya seperti gerakan gelombang yang
memungkinkan untuk sebuah wilayah pendekatan dimana panjang gelombang
dianggap diabaikan.
optikgeometri membentuk sebuah kasus khusus dari optik fisik dengan sebuah cara yang
dapat diringkas sebagai berikut:
lim A→ 0
{ physicaloptics}= {geometricaloptics }
Sinar adalah garis sepanjang energi cahaya yang ditularkan dari satu titik ke
yang lain dalam sistem optik.
Sebuah sinar laser adalah pendekatan yang sebenarnya terbaik untuk sinar
cahaya.
Hukum optik geometris :
Hukum Pemantulan. Ketika sinar cahaya terpantul pada antarmuka membagi
dua medium optik, sinar yang terpantul tetap dalam bidang kejadian, dan sudut pantul
θr sama dengan sudut datang θi . Bidang kejadian adalah bidang yang terdiri dari
sinar datang dan permukaan normal pada titik kejadian.
Hukum Pembiasan (hukum Snell). Ketika sinar cahaya dibiaskan pada antarmuka
membagi dua medium optik yang transparan,sinar ditransmisikan tetap dalam bidangkejadian dan sinus dari sudut bias θr berbanding lurus dengan sinus dari sudut
datang θi .
PRINSIP HUYGENS
Setiap titik pada permukaan terkemuka dari gangguan gelombang –muka
gelombang- dianggap sebagai sumber sekunder dari gelombang bola (atau
8/16/2019 translite bab 2
http://slidepdf.com/reader/full/translite-bab-2 2/13
gelombang kecil), yang kemajuannya sendiri dengan kecepatan cahaya dalam
medium dan merupakan muka gelombang baru.
Gambar 4 (a konstruksi Huygens !untukmembuktikan hukum pemantulan. (B
Huygens !konstruksi untuk membuktikan hukum pembiasan.
Prinsip Fermat
8/16/2019 translite bab 2
http://slidepdf.com/reader/full/translite-bab-2 3/13
Jalurlintasan yang diambil oleh sinar cahaya dalam perambatannya antara dua
titik tertentu dalam sistem optik adalah seperti membuat jalur optik yang sama,
yaitu berupa garis lurus.
Gambar " Konstruksi untuk membuktikan hokum pemantulan dari prinsip Hero.
Gambar # Konstruksi untuk membuktikan hokum pembiasan dari prinsip $ermat.
PRINSIP REERSI!I"I#$S
!itik " dan titik # dipertukarkan # sumber cahaya $rinsip %ermat suatu
sinar cahaya nyata dalam sistem optik jika dibalik arah, akan menelusuri jalan
yang sama seperti sebelumnya
REF"E%SI &I 'ERIN &$#$R
% Specular ($ermukaan &alus)
8/16/2019 translite bab 2
http://slidepdf.com/reader/full/translite-bab-2 4/13
semua sinar dari sinar paralel pada permukaan mematuhi hukum re'eksi
dari permukaan bidang dan oleh karena itu dipantulkan sebagai sinar
parallel
% ius ($ermukaan *asar)
sinar dipantulkan dalam berbagai arah dan dengan demikian semulahamburan sinar dius cahayanya paralel.
Gambar &' Geometri seberkas sinar yang dipantulkan dari sebuah bidang
PE!I$S$N E"$"UI PERU%$$N &$#$R
8/16/2019 translite bab 2
http://slidepdf.com/reader/full/translite-bab-2 5/13
Gambar &') Geometri sinar dibiaskan oleh sebuah bidang datar berhubungan
E!EN#U% !$Y$NG$N &ENG$N SE!U$H SIS#E OP#I%
Gambar &'*+ embentukan bayangan oleh sebuah system optik
8/16/2019 translite bab 2
http://slidepdf.com/reader/full/translite-bab-2 6/13
-alam prinsip $ermat, kita dapat mengatakan baha selama setiap sinar mulai dari / dan
berakhir pada 0, setiap sinar memerlukan aktu transit yang sama. 1inar'sinar ini disebut
2isochronous3. ebih jauh, dengan prinsip re5ersibilitas, jika 0 adalah titik benda, setiap sinar
akan berbalik arah tetapi tetap mempertahankan garis edarnya melalui sistem optik, dan /
akan menjadi titik bayangan yang sesuai. 6itik / dan 0 dikatakan sebagai titik'titik yang
berhubungan untuk sistem optik
7aktu transit sebuah sinar meleati sebuah medium dengan ketebalan 8 dengan indeks bias n
adalah
t = x
v=
nx
c
ada masalah yang perlu ditangani, prinsip $ermat mengharuskan baha
n+do 9 nidi noso 9 nisi konstan (&'#
dimana jarak didefinisikan dalam Gambar &'*;. -alam hubungan koordinat (8, y,
penjumlahan pertama dari persamaan (&'# menjadi
no(8; 9 y;*<; 9 ni=y; 9 (so 9 si > 8;?*<; konstan
+ambar - $ermukaan bias *artesian.
(a) *artesian menjauhi bayangan O pada oleh pembiasan.
(b) $ermukaan hiperbolik membentuk bayangan titik benda O di tak terhingga
ketika O berada di satu ocus dan n i / no.
(c) $ermukaan ellipsoid membentuk bayangan titik benda O di tak terhingga
ketika O berada di satu ocus dan no / ni.
8/16/2019 translite bab 2
http://slidepdf.com/reader/full/translite-bab-2 7/13
+ambar -0 $embentukan bayangan bebas-aberasi titik benda O oleh sebuah
lensa hiperbolik ganda.
PE$N#U"$N P$&$ PERU%$$N "ENG%UNG
Gambar *+, emantulan pada ermukaan engkung
$ersamaan yang berlaku
1
s−
1
s ' =−2
R
engan aturan 1
*. @arak objek s posotif ketika O berada di sebelah kiri dari V , menunjukkan objek yang
nyata. Ketika O berada di sebelah kanan, maka menunjukkan objek yang maya,
dengan s negatif.
;. @arak bayangan s’ adalah positif ketika I berada di sebelah kiri V , menunjukkan bayangan yang nyata, dan negatif ketika I berada di sebelah kanan dari V , yang
menunjukkan bayangan yang maya.
&. @ari'jari kelengkungan R positif ketika C berada di sebelah kana dari V , menunjukkan
cermin cembung. -an negatif ketika C berada di sebelah kiri dari V , yang
menunjukkan cermin cekung.
untuk bidang cermin dengan R →∞ , s’ -s, 6anda negatif menunjukkan bayangan maya
untuk sebuah objek yang nyata.
@arak bayangan di dalam setiap keadaan didefinisikan sebagai panjang fokus cermin. -engandemikian
8/16/2019 translite bab 2
http://slidepdf.com/reader/full/translite-bab-2 8/13
f =− R
2 { ¿0 cermincekung¿0cermincembung (&'*&
dan persamaan cermin dapat ditulis secara lebih kompak dengan,
1
s +
1
s ' =
1
f
Gambar *+- okasi dari titik fokus (a dan (b dan bentuk untuk menentukan
perbesaran (c dari sebuah cermin lengkung
erbesaran menyamping didefinisikan sebagai rasio dari lebar ukuran bayangan
terhadap lebar ukuran objek, yakni :
m=hi
ho=
si
so (&'*"
Kon5ensi tanda juga digunakan dalam perbesaran, kita memberikan tanda perbesaran
(9 jika bayangan memiliki orientasi yang sama seperti objek dan tanda perbesaran ('
ketika posisi bayangan terbalik terhadap objek. Antuk menghasil perbesaran (9 seperti
pada Gambar &'*#c, dimana s harus memiliki nilai negatif, dengan memodifikasi
persamaan (&'*" maka didapatkan bentuk umum,
m=−si
so (&'*#
PE!I$S$N &I PERU%$$N "ENG%UNG
8/16/2019 translite bab 2
http://slidepdf.com/reader/full/translite-bab-2 9/13
Gambar *+embiasan pada permukaan lengkung dengan n2>n
1.
bentuk umum dari persamaan pembiasan dapat dituliskan sebagai :
n1
s +
n2
s ' =n1−n
2
R (&';+
Ketika R →∞ , permukaan lengkung akan menjadi pembiasan di bidang permukaan,
dan
s' =−(n2
n1)s (&';*
-i mana s’ adalah ukuran kedalaman yang telah ditentukan sebelumya. Antuk objek
yang nyata (s > 0) tanda negatif pada persamaan (&';* mengindikasikan bayangannya
maya. erbesaran lateral dari objek dari perpanjangan objek ditentukan dengan
mengamati Gambar &'*), hukum 1nellius mengharuskan, untuk sinar datang pada pusat
dan dengan perkiraan sudut kecil, n1θ1=n
2θ
2 , menggunakan simpangan sudut,
n1(ho
s )¿n2( hi
s ' )
8/16/2019 translite bab 2
http://slidepdf.com/reader/full/translite-bab-2 10/13
Gambar *+/ Cara menentukan perbesaran lateral untuk
pembiasan pada permukaan lengkung.
Daka perbesaran lateralnya :
m=hi
ho
=−n
1s '
n2 s (&';;
-i mana tanda negatif dibubuhkan untuk memberikan nilai negatif karena bayangan yang
terbalik.
"ENS$ #IPIS
2ensa tipis merupakan benda tembus cahaya yang terdiri atas dua bidang
lengkung atau satu bidang lengkung dan satu bidang datar.
3acam-macam lensa tipis 1
. 2ensa 4embung-4embung ( bikon5eks )
6. 2ensa 4embung-atar ( plan kon5eks )
. 2ensa 4embung - 4ekung konka5e kon5eks )
0. 2ensa 4ekung - 4ekung ( #ikonka5e )
7. 2ensa 4ekung - atar ( plan *onka5e )
8. 2ensa 4ekung - 4embung ( *on5eks-*onka5 )
ersamaan lensa tipis, dalam hubungannya dengan panjang fokus, adalah
1
s 91
s ' 1
f
#abel *+ Eingkasan ersamaan Gaussian pada Cermin dan ensa
ermukaan bola ermukaan bidang
emantulan 1
s 91
s ' 1
f , f ' s
'
s
8/16/2019 translite bab 2
http://slidepdf.com/reader/full/translite-bab-2 11/13
R
2
m '
s'
s
Cekung: f F +, E +
Cembung: f +, E F +
m 9*
embiasan
1atu ermukaan
n1
s 9n2
s '
n2−n
1
R1
m ' ns s ' n2 s
Cekung: E +
Cembung: E F +
s'
n2
n1 s
m 9*
embiasan
-ua permukaan
1
s 91
s ' 1
f
1
f
n2−n
1
n1 (
1
R1
− 1
R2
m 's'
s
Cekung: f +
Cembung: f F +
8/16/2019 translite bab 2
http://slidepdf.com/reader/full/translite-bab-2 12/13
Gambar &';4 Eingkasan persamaan bayangan oleh cermin lengkung dan lensa tipis. osisi,
sifat, perbesaran, arah dari bayangan ditunjukkan dalam gambar. ( a Cermin engkung. ( b
ensa tipis.
%E"ENG%UNG$N &$N %U$# !I$S
Sinar istimewa untuk lensa tipis konvergen (lensa positif):
Sinar datang sejajar sumbu utama akan dibiaskan menuju titik okus (%).
Sinar datang menuju titik okus (%) akan dibiaskan sejajar sumbu utama.
Sinar yang menuju titik pusat kelengkungan ($) akan diteruskan.
Sinar istimewa untuk lensa tipis divergen (lensa negatif);
Sinar datang sejajar sumbu utama akan dibiaskan seolah dari titik okus
(%).
Sinar datang menuju titik okus (%) akan dibiaskan sejajar sumbu utama.
Sinar yang menuju titik pusat kelengkungan (p) akan diteruskan.
Amumnya, untuk beberapa lensa tipis,
1
f
1
f 1 9
1
f 29
1
f 3 9 . . . .
@ika dalam bentuk dioptri kuat lensa dapat ditulis sederhana sebagai
P1 9 P
2+ P
3 . .
PERS$$$N NE0#ONI$N UN#U% "ENS$ #IPIS
Ketika jarak benda dan jarak bayangan yang diukur dari titik fokus lensa sebagai jarak
8 dan 8 yang didalam gambar &';# adalah sebuah bentuk alternatif dari hasil
persamaan lensa tipis yang disebut bentuk etonian. -idalam gambar, ; sinar
menunjukkan ; segitiga pada sisi kanan, yang diteruskan menuju titik fokus pada setiap
sisi lensa. Karena setiap sisi dari lensa membentuk segitiga kita bisa membuat
perbandingan antara sisi yang membentuk perbesaran:
8/16/2019 translite bab 2
http://slidepdf.com/reader/full/translite-bab-2 13/13
hi
ho
=f
x
hi
ho
= x '
f
m − f x
− x ' f
Gambar &';# Konsep yang digunakan untuk menurunkan
persamaan eton untuk lensa tipis.