trauma kepa a

3
 Biomekanika Tr auma Cedera kepala pada dasarnya dikenal dua macam mekanisme trauma yang mengenai kepala yakni benturan dan goncangan ( Gernardli and Meany 1996 ). Mekanisme Cedera Kepala Berdasarka n besarnya gaya dan lamanya gaya yang bekerja pada kepala manusia cidera kepala tumpul dapat dibagi menjadi dua ! 1. "tati c loadi ng # Gaya l angs ung bek erja p ada ke pala lama nya gay a yang b ekerj a lamb at l ebi$ dari %&& mil idet ik. # 'aran g terj adi te tapi k erusa kan yan g terja di sang at ber at mul ai dar i cider a pada ku lit ke pala sa mpai p ada kerusakan tulang kepala jaringan dan pembulu$ dara$ otak. (Bajamal . 1999). %. *y na mic load in g # Gaya yang beker ja p ada kepal a s ecara cepat (kura ng d ari +& milid etik ). Ga ya ya ng be ke rj a pad a kep al a - Secara langsung (impact injury) Gaya yang terjadi akan diteruskan kesegala ara$ jika mengenai jaringan lunak akan diserap sebagian dan sebagian yang lain akan diteruskan sedangkan jika mengenai jaringan yang keras akan dipantulkan kembali. ,e tapi gaya impact ini dapat juga menyebabkan lesi akselerasi-de selerasi. kiba t dari impact injury akan menimbu lkan lesi ! ada cidera kulit kepal a ("C/) melipu ti 0u lnus apert um 2co rias i ema tom subcu tan &"ubg alea "ubpe riost eum. ada tula ng atap kepala meliputi 3raktur linier 3raktur distase 3raktur steallete 3raktur depresi. 3raktur basis cra nii mel iputi emato m int rac ranial emato m epi dur al e mat om subdural emato m intraserebral ematom intrakranial. Kontusio serebri terdiri dari Contra coup kontusio Coup kontusio. /esi di4use intrakranial /aserasi serebri yang meliputi Komosio serebri *i44use a2onal injury (5mar Kasan 199). -  Bekerja tidak langsung (accelerated-decelerated injury).  Gaya tidak langsung bekerja pada kepala tetapi mengenai bagian tubu$ yang lain tetapi kepala tetap ikut bergerak akibat adanya perbedaan densitas antara tulang kepala dengan densitas yang tinggi dan jaringan otak dengan densitas yang lebi$ renda$ maka jika terjadi gaya tidak langsung maka tulang kepala akan bergerak lebi$ da$ulu sedangkan jaringan otak dan isinya tetap ber$enti se$ingga pada saat tulang kepala ber$enti bergerak maka jaringan otak mulai bergerak dan ole$ karena pada dasar tengkorak terdapat tonjolan-tonjolan maka akan terjadi gesekan antara jaringan otak dan tonjolan tulang kepala tersebut akibatnya terjadi lesi intrakranial Beru pa ema tom subdu ral ematom intra sere bral ema tom intra 7entr ikel Cont ra coup kontu sio. "elain itu gaya akse leras i dan dese leras i akan menyebabk an gaya terikan ataupun robekan yang menyebabkan lesi di44use berupa Komosio serebri *i44use a2onal injury (5mar Kasan 199). Pemeriksaan Diagnostik: C, "can ! tanpa 8denga n kontr as) mengi denti 4ikas i adany a $emo ragi k mene ntuka n ukur an 7entr ikule r  pergeseran jar ingan otak.

Upload: oeoe26

Post on 05-Oct-2015

214 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

jj

TRANSCRIPT

Biomekanika TraumaCedera kepala pada dasarnya dikenal dua macam mekanisme trauma yang mengenai kepala yakni benturan dan goncangan ( Gernardli and Meany 1996 ). Mekanisme Cedera Kepala Berdasarkan besarnya gaya dan lamanya gaya yang bekerja pada kepala manusia ,cidera kepala tumpul dapat dibagi menjadi dua : 1. Static loading Gaya langsung bekerja pada kepala, lamanya gaya yang bekerja lambat, lebih dari 200 milidetik. Jarang terjadi tetapi kerusakan yang terjadi sangat berat mulai dari cidera pada kulit kepala sampai pada kerusakan tulang kepala, jaringan dan pembuluh darah otak. (Bajamal A.H , 1999).2. Dynamic loading Gaya yang bekerja pada kepala secara cepat (kurang dari 50 milidetik). Gaya yang bekerja pada kepala Secara langsung (impact injury)

Gaya yang terjadi akan diteruskan kesegala arah, jika mengenai jaringan lunak akan diserap sebagian dan sebagian yang lain akan diteruskan, sedangkan jika mengenai jaringan yang keras akan dipantulkan kembali.

Tetapi gaya impact ini dapat juga menyebabkan lesi akselerasi-deselerasi.

Akibat dari impact injury akan menimbulkan lesi : Pada cidera kulit kepala (SCALP) meliputi Vulnus apertum, Excoriasi, Hematom subcutan, 0Subgalea, Subperiosteum. Pada tulang atap kepala meliputi Fraktur linier, Fraktur distase, Fraktur steallete, Fraktur depresi. Fraktur basis cranii meliputi Hematom intracranial, Hematom epidural, Hematom subdural, Hematom intraserebral, Hematom intrakranial. Kontusio serebri terdiri dari Contra coup kontusio, Coup kontusio. Lesi difuse intrakranial, Laserasi serebri yang meliputi Komosio serebri, Diffuse axonal injury (Umar Kasan , 1998).

Bekerja tidak langsung (accelerated-decelerated injury).

Gaya tidak langsung bekerja pada kepala tetapi mengenai bagian tubuh yang lain tetapi kepala tetap ikut bergerak akibat adanya perbedaan densitas antara tulang kepala dengan densitas yang tinggi dan jaringan otak dengan densitas yang lebih rendah , maka jika terjadi gaya tidak langsung maka tulang kepala akan bergerak lebih dahulu sedangkan jaringan otak dan isinya tetap berhenti, sehingga pada saat tulang kepala berhenti bergerak maka jaringan otak mulai bergerak dan oleh karena pada dasar tengkorak terdapat tonjolan-tonjolan maka akan terjadi gesekan antara jaringan otak dan tonjolan tulang kepala tersebut akibatnya terjadi lesi intrakranial

Berupa Hematom subdural, Hematom intraserebral, Hematom intraventrikel, Contra coup kontusio. Selain itu gaya akselerasi dan deselerasi akan menyebabkan gaya terikan ataupun robekan yang menyebabkan lesi diffuse berupa Komosio serebri, Diffuse axonal injury (Umar Kasan , 1998).Pemeriksaan Diagnostik: CT Scan: tanpa/dengan kontras) mengidentifikasi adanya hemoragik, menentukan ukuran ventrikuler, pergeseran jaringan otak. Angiografi serebral: menunjukkan kelainan sirkulasi serebral, seperti pergeseran jaringan otak akibat edema, perdarahan, trauma. X-Ray: mendeteksi perubahan struktur tulang (fraktur), perubahan struktur garis (perdarahan / edema), fragmen tulang. Analisa Gas Darah: medeteksi ventilasi atau masalah pernapasan (oksigenasi) jika terjadi peningkatan tekanan intrakranial. Elektrolit: untuk mengkoreksi keseimbangan elektrolit sebagai akibat peningkatan tekanan intrakranial.

10. Rujukan Setelah ABC stabil, segera siapkan transport ke rumah sakit rujukan untuk mendapatkan penanganan selanjutnya. Sesuai dengan keadaan masing-masing daerah yang sangat bervariasi, pemilihan alat transportasi tergantung adanya fasilitas, keamanan, keadaan geografis, dan cepatnya mencapai rumah sakit rujukan yang ditentukan. Prinsipnya adalah To get 0a definitif care in shortest time. Dengan demikian, bila memungkinkan sebaiknya semua penderita dengan trauma kepala dirujuk ke rumah sakit yang ada fasilitas CT Scan dan tindakan bedah saraf. Oleh karena itu, ada tiga hal yang harus dilakukan: 1. Bila mudah dijangkau dan tanpa memperberat kondisi penderita, sebaiknya langsung dirujuk ke rumah sakit yang ada fasilitas bedah saraf (rumah sakit propinsi). 2. Bila tidak memungkinkan, sebaiknya dirujuk ke rumah sakit terdekat yang ada fasilitas bedah. 3. Bila status ABC belum stabil, bisa dirujuk ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan lebih baik. Selama dalam perjalanan, bisa terjadi berbagai keadaan seperti syok, kejang, apnea, obstruksi napas, dan gelisah. Dengan demikian, saat dalam perjalanan, keadaan ABC pasien harus tetap dimonitor dan diawasi ketat. Persiapan dan persyaratan dalam transportasi, yaitu disertai tenaga medis, minimal perawat yang mampu menangani ABC, serta alat dan obat gawat darurat (di antaranya ambubag, orofaring dan nasofaring tube, suction, oksigen, cairan infus RL atau NaCl 0,9%, infus set, spuit 5 cc, aquabidest 25 cc, diazepam ampul, dan khlorpromazine ampul). Surat rujukan yang lengkap dan jelas.Penatalaksanaana.Jalan nafas (airway)Jalan nafas dibebaskan dari lidah yang turun kebelakang dengan posisi kepala ekstensi, kalau perlu pasang pipa oropharing (OPA )/ endotrakheal, bersihkan sisa muntah, darah ,lendir, atau gigi palsu. Isi lambung dikosongkan melalui pipa NGT untuk menghindari aspirasi muntahan dan kalau ada stress ulcerb. Pernafasan (breathing)_ Ggn sentral : lesi medula oblongata, nafas cheyne stokes, dan central neurogenik hiperventilasi _Ggn perifer: aspirasi, trauma dada, edema paru, DIC, emboli paru, infeksi._Tindakan Oksigen, cari dan atasi faktor penyebab, kalau perlu ventilator3. Sirkulasi (circulation)_Hipotensi iskemikkerusakan sekunder otak. Hipotensi jarang akibat kelainan intrakranial, sering ekstrakranial, akibat hipovolemi, perdarahan luar, ruptur organ dalam, trauma dada disertai tamponade jantung atau pneumotorak, shock septik._Tindakan: hentikan sumber perdarahan, perbaiki fungsi jantung ,menggantidarah yang hilang dengan plasma, darah

Tekanan Intra Kranial meninggi _Terjadi akibat vasodilatasi, udem otak, hematom _Untuk mengukurnya sebaiknya dipasang monitor TIK. TIK normal adalah 0-15 mmHg. Diatas 20 mmHg sudah harus diturunkan dengan:1. Hiperventilasi 2. Setelah resusitasi ABC lakukan hiperventilasi terkontrol dengan pCO2 27-30 mmHg. Dipertahankan selama 48-72 jam lalu dicoba dilepas, bila TIK naik lagi diteruskan selama 24-48 jam. Bila tidak turun periksa AGD dan CT scan untuk menyingkirkan hematom PROGNOSIS Prognosis tergantung pada : (8) Lokasinya ( infratentorial lebih jelek ) Besarnya Kesadaran saat masuk kamar operasi.Jika ditangani dengan cepat, prognosis hematoma epidural biasanya baik, karena kerusakan otak secara menyeluruh dapat dibatasi. Angka kematian berkisar antara 7-15% dan kecacatan pada 5-10% kasus. Prognosis sangat buruk pada pasien yang mengalami koma sebelum operasi. (

KomplikasiHemorrhagieInfeksiEdemaHerniasi

KOMPLIKASIKomplikasi dari cedera kepala meliputi edema pulmonal, kejang, infeksi, bocor cairan otak, hipertermia, masalah mobilisasi