trauma thoraks

18
KELOMPOK IV: ANNISA FEBRIANI PUTRI DIANA ZULHIJAH ELSA MAYORI KEZZIA PUTRI WAZANE MUTIAWATI NIA NURHAYATI RAHMAT ALHAMDA RAHMI DAFAT MAYENI RINI SUNDARI WITRI ANWAR YULITA AYU PURNAMA SARI

Upload: rini-sundari

Post on 13-Apr-2016

224 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

trhraks

TRANSCRIPT

Page 1: Trauma Thoraks

KELOMPOK IV:•ANNISA FEBRIANI PUTRI•DIANA ZULHIJAH•ELSA MAYORI•KEZZIA PUTRI WAZANE•MUTIAWATI•NIA NURHAYATI•RAHMAT ALHAMDA•RAHMI DAFAT MAYENI•RINI SUNDARI•WITRI ANWAR•YULITA AYU PURNAMA SARI

Page 2: Trauma Thoraks

Trauma adalah cedera/rudapaksa atau kerugian psikologis atau emosional (Dorland, 2002).

Trauma adalah luka atau cedera fisik lainnya atau cedera fisiologis akibat gangguan emosional yang hebat (Brooker, 2001).

Penyalahgunaan alkohol dan obat telah menjadi faktor implikasi pada trauma tumpul dan tembus serta trauma yang disengaja atau tidak disengaja (Smeltzer, 2001).

Trauma dada adalah abnormalitas rangka dada yang disebabkan oleh benturan pada dinding dada yang mengenai tulang rangka dada, pleura paru-paru, diafragma ataupun isi mediastinal baik oleh benda tajam maupun tumpul yang dapat menyebabkan gangguan system pernafasan.

Trauma dada adalah masalah utama yang paling sering terjadi pada bagian emergency. Cidera pada dada dapat mengenai tulang-tulang sangkar dada, pleura dan paru-paru, diagfragma atau organ-organ dalam mediastinum.

Defenisi Trauma Thoraks

Page 3: Trauma Thoraks

Tamponade jantung : disebabkan luka tusuk dada yang tembus ke mediastinum/daerah jantung.Hematotoraks : disebabkan luka tembus toraks oleh benda tajam, traumatik atau spontan.Pneumothoraks : spontan (bula yang pecah) ; trauma (penyedotan luka rongga dada) ; iatrogenik (“pleural tap”, biopsi paaru-paru, insersi CVP, ventilasi dengan tekanan positif) (FKUI, 1995).

Etilogi

Page 4: Trauma Thoraks

Rongga dada terdiri dari sternum, 12 verebra torakal, 10 pasang iga yang berakhir di anterior dalam segmen tulang rawan dan 2 pasang iga yang melayang. Di dalam rongga dada terdapat paru-paru yang berfungsi dalam sistem pernafasan.

Apabila rongga dada mengalami kelainan, maka akan terjadi masalah paru-paru dan akan berpengaruh juga bagi sistem pernafasan. Akibat trauma dada disebabkan karena : Tension pneumothorak cedera pada paru memungkinkan masuknya udara (tetapi tidak keluar) ke dalam rongga pleura, tekanan meningkat, menyebabkan pergeseran mediastinum dan kompresi paru kontralateral demikian juga penurunan aliran baik venosa mengakibatkan kolapnya paru.

Pneumothorak tertutup dikarenakan adanya tusukan pada paru seperti patahan tulang iga dan tusukan paru akibat prosedur infasif penyebabkan terjadinya perdarahan pada rongga pleural meningkat mengakibatkan paru-paru akan menjadi kolaps. Kontusio pasru mengakibatkan tekanan pada rongga dada akibatnya paru-paru tidak dapat mengembang dengan sempurna dan ventilasi menjadi terhambat akibat terjadinya sesak nafas. Sianosis dan tidak menutup kemungkinan akan terjadi syok.

Patofisiologi

Page 5: Trauma Thoraks

Trauma dada sering menyebabkan gangguan ancaman kehidupan. Luka pada rongga thorak danisinya dapat membatasi kemampuan jantung untuk memompa darah atau kemampuan paru untuk pertukaran udara dan oksigen darah. Bahaya utama berhubungan dengan luka dada biasanya berupa perdarahan dalam dan tusukan terhadap organ. Hipoksia, hiperkarbia, dan asidosis sering disebabkan oleh trauma thorax.

Hipokasia jaringan merupakan akibat dari tidak adekuatnya pengangkutan oksigen kejaringan oleh karena hipivolemia (kehilangan darah), pulmonary ventilation/perfusión mismatch (contoh kontusio, hematoma, kolaps alveolus) dan perubahan dalam tekanan intrat thorax (contoh : tensión pneumothorax, pneumothorax terbuka).

Hiperkarbia lebih sering disebabkan oleh tidak adekuatnya ventilasi akibat perubahan tekanan intra tórax atau penurunan tingkat kesadaran. Asidosis metabolik disebabkan oleh hipo perfusi dari jaringan ( syok ).

Fraktur iga. Merupakan komponen dari dinding thorax yang paling sering mngalami trauma, perlukaan pada iga sering bermakna, nyeri pada pergerakan akibat terbidainya iga terhadap dinding thorax secara keseluruhan menyebabkan gangguan ventilasi. Batuk yang tidak efektif intuk mengeluarkan sekret dapat mengakibatkan insiden atelaktasis dan pneumonia meningkat secara bermakna dan disertai timbulnya penyakit paru – paru.

Page 6: Trauma Thoraks

Pneumotoraks diakibatkan masuknya udara pada ruang potensial antara pleura viseral dan parietal. Dislokasi fraktur vertebra torakal juga dapat ditemukan bersama dengan pneumotoraks. Laserasi paru merupakan penyebab tersering dari pnerumotoraks akibat trauma tumpul. Dalam keadaan normal rongga toraks dipenuhi oleh paru-paru yang pengembangannya sampai dinding dada oleh karena adanya tegangan permukaan antara kedua permukaan pleura.

Adanya udara di dalam rongga pleura akan menyebabkan kolapsnya jaringan paru. Gangguan ventilasi-perfusi terjadi karena darah menuju paru yang kolaps tidak mengalami ventilasi sehingga tidak ada oksigenasi. Ketika pneumotoraks terjadi, suara nafas menurun pada sisi yang terkena dan pada perkusi hipesonor. Foto toraks pada saat ekspirasi membantu menegakkan diagnosis. Terapi terbaik pada pneumotoraks adalah dengan pemasangan chest tube l pada sela iga ke 4 atau ke 5, anterior dari garis mid-aksilaris. Bila pneumotoraks hanya dilakukan observasi atau aspirasi saja, maka akan mengandung resiko.

Sebuah selang dada dipasang dan dihubungkan dengan WSD dengan atau tanpa penghisap, dan foto toraks dilakukan untuk mengkonfirmasi pengembangan kembali paru-paru. Anestesi umum atau ventilasi dengan tekanan positif tidak boleh diberikan pada penderita dengan pneumotoraks traumatik atau pada penderita yang mempunyai resiko terjadinya pneumotoraks intraoperatif yang tidak terduga sebelumnya, sampai dipasang chest tubeHemothorax. Penyebab utama dari hemotoraks adalah laserasi paru atau laserasi dari pembuluh darah interkostal atau arteri mamaria internal yang disebabkan oleh trauma tajam atau trauma tumpul. Dislokasi fraktur dari vertebra torakal juga dapat menyebabkan terjadinya hemotoraks.

Page 7: Trauma Thoraks

Tamponade jantung :Trauma tajam didaerah perikardium atau yang diperkirakan menembus jantung.•Gelisah.•Pucat, keringat dingin.• Peninggian TVJ (tekanan vena jugularis).•Pekak jantung melebar.•Bunyi jantung melemah.•Terdapat tanda-tanda paradoxical pulse pressure.•ECG terdapat low voltage seluruh lead.•Perikardiosentesis keluar darah (FKUI, 1995).Hematotoraks :•Pada WSD darah yang keluar cukup banyak dari WSD•Gangguan pernapasan (FKUI, 1995).Pneumothoraks :•Nyeri dada mendadak dan sesak napas.•Gagal pernapasan dengan sianosis.•Kolaps sirkulasi.•Dada atau sisi yang terkena lebih resonan pada perkusi dan suara napas yang terdengar jauh atau tidak terdengar sama sekali.•Pada auskultasi terdengar bunyi klik (Ovedoff, 2002).

Page 8: Trauma Thoraks

Penatalaksanaan Medis1.Konservatif

• Pemberian analgetik• Pemasangan plak/plester• Jika perlu antibiotika.• Fisiotherapy

2. Operatif/invasif• Pamasangan Water Seal Drainage (WSD).• Pemasangan alat bantu nafas.• Pemasangan drain.• Aspirasi (thoracosintesis).• Operasi (bedah thoraxis)• Tindakan untuk menstabilkan dada:

• Miring pasien pada daerah yang terkena.• Gunakan bantal pasien pada dada yang terkena

• Gunakan ventilasi mekanis dengan tekanan ekspirai akhir positif, didasarkan pada kriteria sebagai berikut:

• Gejala contusio paru• Syok atau cedera kepala berat.• Fraktur delapan atau lebih tulang iga.• Umur diatas 65 tahun.• Riwayat penyakit paru-paru kronis.

• Pasang selang dada dihubungkan dengan WSD, bila tension Pneumothorak mengancam.

• Oksigen tambahan.

Page 9: Trauma Thoraks

Surgical Emfisema SubcutisKerusakan pada paru dan pleura oleh ujung patahan iga yang tajam memungkinkan keluarnya udara ke dalam cavitas pleura dari jaringan dinding dada, paru.Tanda-tanda khas: penmbengkakan kaki, krepitasi.

Cedera VaskulerDi antaranya adalah cedera pada perikardium dapat membuat kantong tertutup sehingga menyulitkan jantung untuk mengembang dan menampung darah vena yang kembali. Pembulu vena leher akan mengembung dan denyut nadi cepat serta lemah yang akhirnya membawa kematian akibat penekanan pada jantung.

PneumothorakAdanya udara dalam kavum pleura. Begitu udara masuk ke dalam tapi keluar lagi sehingga volume pneumothorak meningkat dan mendorong mediastinim menekan paru sisi lain.

Pleura EffusionAdanya udara, cairan, darah dalam kavum pleura, sama dengan efusi pleura yaitu sesak nafas pada waktu bergerak atau istirahat tetapi nyeri dada lebih mencolok. Bila kejadian mendadak maka pasien akan syok.Akibat adanya cairan udara dan darah yang berlebihan dalam rongga pleura maka terjadi tanda – tanda :

Dypsnea sewaktu bergerak/ kalau efusinya luas pada waktu istirahatpun bisa terjadi dypsnea.

Sedikit nyeri pada dada ketika bernafas. Gerakan pada sisi yang sakit sedikit berkurang. Dapat terjadi pyrexia (peningkatan suhu badan di atas normal).

Plail ChestPada trauma yang hebat dapat terjadi multiple fraktur iga dan bagian tersebut. Pada saat insprirasi bagian tersebut masuk sedangkan saat ekspirasi keluar, ini menunjukan adanya paroxicqalmution (gerakan pernafasan yang berlawanan).

HemopneumothorakYaitu penimbunan udara dan darah pada kavum pleura.

Page 10: Trauma Thoraks

Pemeriksaan Penunjang•Radiologi•GDA normal•Torasentesis•Toraksentesis menyatakan darah/cairan.

Page 11: Trauma Thoraks

PengkajianIdentitas pasienNama : Tn. MUmur : 20 tahunMR :Pekerjaan :Riwayat kesehatanRKDApakah pasien pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnya atau penyakit yang berhubungan dengan paru-paru.RKSKlien kerumah sakit dan saat dilakukan gsc 14, dan dia mengeluh nyeri dada, susah bernafas dan terjadi hemoptysis.Pneumothorax terlihat dari hasil rontgent. Klien di intubasi dan keluar darah merah kehitaman berbusa dari laring, klien langsung di pasang ventilasi mekanik dengan PEEP.RKKApakah anggota keluarga mengalami penyakit yang sama atau penyakit lain.

Page 12: Trauma Thoraks

Pemeriksaan fisik1. GCSBiasanya klien mengalami penirunan kesadaran inspeksi2. Tanda vitalBiasanya semua tanda-tanda vital klien meningkat3. KepalaBiasanya tidak ada bemolan, rambut tidak rontok 4. WajahBiasanya wajah pucat5. MataKonjungtiva : anemisSolera : ikhtesikPupil : reflek cahaya +/+

Page 13: Trauma Thoraks

•HidungBiasanya pernafasan cuping hidung•MulutBiasanya membran mukosa pucat•EkstermitasBiasanya kekuatan otot melemah•Thoraks

a. Paru-paruInspeksi : dada biasanya simetris, iga melebar.Palpasi : biasanya taktil menurun pada area yang sakit.Perkusi : biasanya suara pada yang mulai sakit pekak.Auskultrasi : sering didapatkan bunyi nafas ronki.

b.JantungInspeksi : biasanya ictus cardiac tampak.Palpasi : biasanya ictus teraba 4 jari.Perkusi : biasanya pekak jantung melebar.Auskultrasi : biasanya ada bising , bunyi jantung melemah.

c. AbdomenInspeksi : biasanya tidak ada lesi auskultrasi.Palpasi : nyeri tekan biasanya.Perkusi : biasanya timpani bising usus jelas.

Page 14: Trauma Thoraks

•Aktivitas / istirahatGejala : dipnea dengan aktivitas ataupun istirahat.•SirkulasiTanda : Takikardia, disritmia, irama jantung gallops, nadi apical berpindah.Tanda : HommanTD : hipotensi/hipertensi, DVJ.•Integritas egoTanda : ketakutan atau gelisah.•Makanan dan cairan.Tanda : adanya pemasangan IV vena sentral/infuse tekanan.•Nyeri/ketidaknyamananGejala : nyeri uni lateral, timbul tiba-tiba selama batuk atau regangan, tajam dan nyeri, menusuk-nusuk yang diperberat oleh napas dalam, kemungkinan menyebar ke leher, bahu dan abdomen.Tanda : berhati-hati pada area yang sakit, perilaku distraksi, mengkerutkan wajah.•Pernapasan.Gejala : kesulitan bernapas, batuk, riwayat bedah dada/trauma, penyakit paru kronis, inflamasi/infeksi paru, penyakit interstitial menyebar, keganasan, pneumothoraks spontan sebelumnya, PPOM.Tanda : Takipnea, peningkatan kerja napas bunyi napas turun atau tak ada, fremitus menurun, perkusi dada hipersonan, gerakkkan dada tidak sama, kulit pucat, sianosis, berkeringat, krepitasi subkutan, mental ansietas, bingung, gelisah, pingsan ; penggunaan ventilasi mekanik tekanan positif.•KeamananGejala : adanya trauma dada, radiasi/kemoterapi untuk keganasan.•Penyuluhan/pembelajaranGejala : riwayat factor risiko keluarga, TBC, kanker. adanya bedah intratorakal/biopsy paru.

Page 15: Trauma Thoraks

NO Data Masalah

1 DS : Pasien mengatakan biasanya kesulitan berbicara.GelisahDO : Dispneue

Ketidakefektifan bersihan jalan nafas

2 DS : Biasanya dypsnea dan nafas pendekDO :-penurunan tekanan dengan inspirasi-ortopnea-penurunan pertukaran udara penment-respirasi <11-24x/menit.

Gangguan pola nafas

3 DS : Klien mengeluh biasanya sakit kepala dan gangguan penglihatanDO : -Penurunan CO2 -takikardi-hipoxia-sianosis-Ph arteri normal

Ganguan pertukaran gas

4 DO: Biasanya kurang istirahat, takut, gemetar gangguan tidur. DS:Insomnia IntabilitasAnorexiaPeningkatan ttvSulit berkonsentrasi

Gangguan rasa nyaman

Analisa Data

Page 16: Trauma Thoraks

Diagnosa keperawatan :•Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b/d peningkatan sekret.•Pola nafas tidak efektif b/d expansi paru yang tidak normal.•Gangguan pertukaran gas b/d ketidakseimbangan membrane kapiler alviolar.•Kecemasan b/d stres, perubahan status kesehatan dan ancaman kematian.

Page 17: Trauma Thoraks

•ImplementasiPengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan

yang telah disusun pada tahap perencanaan (efendi 1994:40).

Implementasi keperawatan yang muncul pada pasien yang trauma thoraks (wilkinson, 2006) meliputi :

a.ketidakefektifan pola pernafasan berhubungan dengan ekspansi paru yang tidak maksimal karena trauma.

•EvaluasiMenyangkut pengumpulan DO&DS yang dapat

menunjukkan masalah apa yang terselesaikan, apa yang perlu dikaji dan direncanakan, dilaksanakan, dan dinilai apakah tujuan keperawatan telah tercapai atau belum, sebagai tercapai atau timbul masalah baru dalam evaluasi biasa berisi SOAP.

S : Keluhan pasien setelah intervensi.O : data yang didapat berdasarkan subjektif.A : memastikan intervensi terlaksana atau tidak.P : evaluasi kembalin intervensi.

Page 18: Trauma Thoraks