tugas 1

19
Miftahul Husnah 20214060 Page 1 Tugas I. 16 April 2015 Miftahul Husnah 20214060 Kapita Selekta Material Fotonik Dan Magnetik 1. Jelaskan perbedaan medan H, medan B dan Magnetisasi M? Pada dasarnya kuat medan magnet (H) dengan rapat fluks magnet (B) pada suatu bahan merupakan besaran yang sama-sama berkaitan dengan fluks medan magnet pada suatu bahan.Rapat medan magnet pada suatu bahan ialah jumlah fluks medan magnet yang menembus suatu permukaan,yang mana permukaan tersebut tegak lurus dengan fluks magnet tersebut.rapat fluks magnet pada suatu titik berhubungan erat dengan kuat medan magnet di titik tersebut,semakin besar rapat fluks magnet pada suatu titik,maka semakin besar pula kuat medan magnetnya. Kuat medan magnet di suatu titik di dalam medan magnet ialah besar gaya pada suatu satuan kuat kutub di titik itu di dalam medan magnet M adalah kuat kutub yang menimbulkan medan magnet dalam Ampere-meter.perbedaan diantara keduanya ialah bahwa kuat medan magnetic menyatakan besar fluks yang menembus suatu permukaan secara tegak lurus,yang mana permukaan tersebut mempunyai kemampuan untuk menahan fluks yang melewatinya,berbeda dengan rapat fluks yang hanya didefinisikan sebagai jumlah fluks yang masuk per satu satuan luas permukaan yang tegak lurus terhadap fluks itu sendiri.analaginya seperti hokum gauss pada garis-garis medan listrik yang menembus suatu permukaan. Kuat Medan Magnet (H) Kuat medan magnet yang dinyatakan dengan (H) di suatu titik di definisiksn sebagai gaya persatuan kutub yang bekerja pada suatu kutub dengan kuat medan magnet pada titik yang berjarak r dari kutub m adalah: Induksi Magnet (B) Kutub magnet pada suatu benda / material yang terimbas oleh medan magnet luar (H) akan menghasilkan medan magnet itu sendiri H’, kemudian di hubungkan dengan intensitas magnet I ditunjukan oleh rumus: H’=4π I

Upload: miftahulhusnah

Post on 15-Sep-2015

242 views

Category:

Documents


19 download

DESCRIPTION

kapita selekta fisika material magnetik dan fotonik

TRANSCRIPT

  • Miftahul Husnah 20214060 Page 1

    Tugas I. 16 April 2015

    Miftahul Husnah

    20214060

    Kapita Selekta Material Fotonik Dan Magnetik

    1. Jelaskan perbedaan medan H, medan B dan Magnetisasi M?

    Pada dasarnya kuat medan magnet (H) dengan rapat fluks magnet (B) pada suatu

    bahan merupakan besaran yang sama-sama berkaitan dengan fluks medan magnet pada suatu

    bahan.Rapat medan magnet pada suatu bahan ialah jumlah fluks medan magnet yang

    menembus suatu permukaan,yang mana permukaan tersebut tegak lurus dengan fluks magnet

    tersebut.rapat fluks magnet pada suatu titik berhubungan erat dengan kuat medan magnet di

    titik tersebut,semakin besar rapat fluks magnet pada suatu titik,maka semakin besar pula kuat

    medan magnetnya.

    Kuat medan magnet di suatu titik di dalam medan magnet ialah besar gaya pada

    suatu satuan kuat kutub di titik itu di dalam medan magnet M adalah kuat kutub yang

    menimbulkan medan magnet dalam Ampere-meter.perbedaan diantara keduanya ialah bahwa

    kuat medan magnetic menyatakan besar fluks yang menembus suatu permukaan secara tegak

    lurus,yang mana permukaan tersebut mempunyai kemampuan untuk menahan fluks yang

    melewatinya,berbeda dengan rapat fluks yang hanya didefinisikan sebagai jumlah fluks yang

    masuk per satu satuan luas permukaan yang tegak lurus terhadap fluks itu sendiri.analaginya

    seperti hokum gauss pada garis-garis medan listrik yang menembus suatu permukaan.

    Kuat Medan Magnet (H)

    Kuat medan magnet yang dinyatakan dengan (H) di suatu titik di definisiksn sebagai

    gaya persatuan kutub yang bekerja pada suatu kutub dengan kuat medan magnet pada titik

    yang berjarak r dari kutub m adalah:

    Induksi Magnet (B)

    Kutub magnet pada suatu benda / material yang terimbas oleh medan magnet luar

    (H) akan menghasilkan medan magnet itu sendiri H, kemudian di hubungkan dengan

    intensitas magnet I ditunjukan oleh rumus:

    H=4 I

  • Miftahul Husnah 20214060 Page 2

    Induksi magnet (B), didefinisikan sebagai medan magnet total dalam suatu bidag

    magnetik. Merupakan penjumlahan dari kuat medan magnet luar dan medan magnet dalam,

    dengan rumus:

    B=H+H atau B=H+4I

    Magnetisasi (M)

    Magnetisasi adalah momen magnetik persatuan volume,

    Magnetisasi M dalam suatu bahan bergantung kepada intensitas magnetik H dan kepada sifat

    bahan yang bersangkutan. Jika m merupakan komponen vektor momen magnetik sebuah

    molekul dalam arah medan yang dipakai, dan ada n molekul persatuan volume, maka

    magnetisasi itu dirumuskan sebagai :

    M = nm

    Dengan satuan magnetisasi ampere meter2 per m 3(A/m)

    Hubungan antara B, H dan M dapat ditulis dengan persamaan:

    B = 0 (H + M)

    M = mH

    Sumber : Prosiding Seminar Nasional Penelitian : Edi Istiyono, Analisis Sifat Magnetik Bahan Yang

    Mengalami Proses Annealing Dan Quenching Menganalisis Besarnya potensial vektor, Hukum Ampere, Momen Dipole Magnetik,

    Potensial Skalar, Magnetisasi, Kutub Magnetik dan Hukum Ampere untuk H (Komang Suardika, 2011)

    https://zulfalusiana.wordpress.com/sains/

    2. Jelaskan ciri-ciri dari 5 bahan magnetik yang meliputi diamagnetik, paramagnetik,

    ferromagnetik, anti-ferromagnetik dan ferrimagnetik, yaitu meliputi kebergantungan

    magnetisasi (suseptibilitas magnetik) terhadap waktu dan magnetisasi terhadap medan

    magnetic.

    a. Diamagnetik

    Spin elektron berpasangan

    Permeabilitasnya

  • Miftahul Husnah 20214060 Page 3

    Tidak ada interaksi antara satu atom dengan atom-atom disekitarnya

    Pemberian medan magnet eksternal menyebabkan arah dipol berlawanan dengan

    arah medan.

    Tidak ada temperature kritis

    b. Paramagnetik

    Resultan medan magnet atomis masing-masing atom/molekulnya tidak nol

    Spin elektron yang tidak berpasangan sedikit

    Suseptibilitas magnet positif, berada pada rentang 10-5 sampai 10-3 m3/kg

    Permeabilitasnya >0

    Memiliki momen dipol yang permanen

    Momen dipole disearahkan dengan medan magnet eksternal

    Ketika suatu material belum diberikan medan magnet eksternal, maka momen dipole

    dalam keadaan acak (dalam arah yang bebas)

    Tidak ada interaksi antara atom

    c. Ferromagnetik

    Resultan medan magnetis atom besar

    Tetap bersifat magnetik, jika medan magnet luar dihilangkan

    Memiliki momen dipol permanen

    Terjadi interaksi antara satu atom dengan atom lainnya, yang memaksa semua

    atom dalam arah yang sama (memiliki arah momen dipol yang sama).

    Permeabilitas bahan >>0

    Suseptibilitas m>>0, nilai suseptibilitas magnetik 103 106

    Memiliki temperatur kritis (temperatur curie untuk tiap bahan berbeda-beda).

    d. Anti-ferromagnetik

    Suseptibilitas positif kecil

    Tidak ada magnetisasi bila tidak ada medan luar

    Memiliki dipol dengan arah yang berlawanan

    Sifat anti-ferromagnetik terjadi untuk temperatur dibawah temperatur kritis yang

    disebut dengan temperatur Neel.

    Memiliki dipol magnet permanen

    Terjadi interaksi antara satu atom dengan atom lainnya, yang menyebabkan atom-

    atom menajdi anti-paralel.

  • Miftahul Husnah 20214060

    Bedanya, pada Anti-Ferromagnetik, tidak memiliki

    e. Ferrimagnetik

    Besarnya momen dipol tidak sama dan berlawanan arah

    Dapat memiliki sifat magnetisasi walau tanpa medan luar

    Suseptibilitasnya positif besar

    Memiliki dipol magnet permanen

    Terjadi interaksi antara satu atom dengan atom lainnya, yang menyebabkan atom

    atom menjadi anti-paralel.

    Memiliki temperatur kritis.

    Sumber : Skripsi : Pengaruh Temperatur

    (Batissa violacea celebensis Menganalisis Besarnya potensial vektor, Hukum Ampere, Momen Dipole Magnetik, Potensial

    Skalar, Magnetisasi, Kutub Magnetik dan Hukum Ampere untuk H ( 3. Carilah contoh-contoh unsur dan senyawa sebanyak mungkin dari 5 bahan magnetik

    (diamagnetik, paramagnetik, ferromagnetik, anti

    Jelaskan karakteristik masing

    temperature kritis (temperature Curie, temperature Neel atau temperature kritis), kurva

    hysteresis magnetisasi (koersivitas, nilai magnetisasi saturasi, remanent magnetisasi),

    kurva suseptibilitas terhadap

    Diamagnetik

    Ferromagnetik, tidak memiliki net moment magnetic

    Besarnya momen dipol tidak sama dan berlawanan arah

    Dapat memiliki sifat magnetisasi walau tanpa medan luar

    tibilitasnya positif besar, nilai suseptibilitas magnetik 105

    Memiliki dipol magnet permanen

    Terjadi interaksi antara satu atom dengan atom lainnya, yang menyebabkan atom

    paralel.

    Memiliki temperatur kritis.

    Pengaruh Temperatur Pemanasan Terhadap Nilai Subsetibilitas KulitBatissa violacea celebensis) Di Sungai Pohara Kabupaten Konawe.

    Menganalisis Besarnya potensial vektor, Hukum Ampere, Momen Dipole Magnetik, Potensial Kutub Magnetik dan Hukum Ampere untuk H (Komang Suardika, 2011)

    contoh unsur dan senyawa sebanyak mungkin dari 5 bahan magnetik

    (diamagnetik, paramagnetik, ferromagnetik, anti-ferromagnetik dan ferrimagnetik)!

    Jelaskan karakteristik masing masing contoh unsur dan senyawa tersebut, seperti

    temperature kritis (temperature Curie, temperature Neel atau temperature kritis), kurva

    hysteresis magnetisasi (koersivitas, nilai magnetisasi saturasi, remanent magnetisasi),

    kurva suseptibilitas terhadap suhu dan medan magnet?

    Paramagnetik

    Page 4

    net moment magnetic.

    Terjadi interaksi antara satu atom dengan atom lainnya, yang menyebabkan atom-

    Terhadap Nilai Subsetibilitas Kulit Kerang Pokea

    Menganalisis Besarnya potensial vektor, Hukum Ampere, Momen Dipole Magnetik, Potensial Komang Suardika, 2011)

    contoh unsur dan senyawa sebanyak mungkin dari 5 bahan magnetik

    ferromagnetik dan ferrimagnetik)!

    masing contoh unsur dan senyawa tersebut, seperti

    temperature kritis (temperature Curie, temperature Neel atau temperature kritis), kurva

    hysteresis magnetisasi (koersivitas, nilai magnetisasi saturasi, remanent magnetisasi),

  • Miftahul Husnah 20214060

    Ferromagnetik

    Anti-Ferromagnetik

    Gambar 1. Tabel periodic unsure, menunjukkan sifar magnet unsur

    kamar.

    Ferrimagnetik

    Gambar 1. Tabel periodic unsure, menunjukkan sifar magnet unsur-unsur pada temperatur

    Page 5

    unsur pada temperatur

  • Miftahul Husnah 20214060 Page 6

    Contoh lain :

    Karakteristik Partikel Nano Fe3O4 dengan Template PEG-1000

    Metode: Pasir besi yang telah diekstraksi dilarutkan dalam HCl sebanyak 35 ml

    pada suhu 70oC diaduk selama 15 menit dalam magnetic strirrer. Setelah larutan terbentuk,

    dilakukan penyaringan dengan menggunakan kertas saring. PEG-1000 dipanaskan pada suhu

    40oC, setelah mencair ditambahkan dalam larutan dengan variasi perbandingan volume 1:1,

    1:2, dan 1:4, kemudian diaduk menggunakan magnetic strirrer, NH4OH ditambahkan 30

    ml sebanyak dalam larutan, diaduk dan dipanaskan menggunakan magnetic strirrer pada

    suhu 70oC tertentu. Endapan Fe3O4 yang terbentuk dipisahkan dari larutannya, kemudian

    dicuci menggunakan aquades. Endapan Fe3O4 dikeringkan dalam oven pada suhu tertentu

    selama 5 jam sehingga diperoleh serbuk partikel nano Fe3O4. Serbuk dikaraktrerisasi dengan

    Vibrating Sample Magnetometer (VSM) untuk mengetahui sifat magnet.

    Hasil: Sifat partikel nano Fe3O4 bersifat ferrimagnetik [1].

    Gambar Kurva Histerisasi Partikel Nano Fe3O4 (a) Fe3O4, (b) perbandingan PEG-1000 1:1,

    (c) Perbandingan PEG-1000 1:2, (d) Perbandingan PEG-1000 1:2

    Tabel Nilai magnetisasi saturasi (Ms), medan koersivitas (Hc) dan magnetisasi remanen (Mr)

    untuk masing-masing sampel

    Sampel Ms (emu/gr) Hc (Tesla) Mr (emu/gr)

    a 46,0 -0,00835 40,1

    b 42,0 -0,01 35,7

    c 38,0 -0,00985 33,3

    d 38,0 -0,0097 33,7

  • Miftahul Husnah 20214060 Page 7

    Sumber : Angelia, F., P.,. Sintesis dan Karakterisasi Partikel Nano Fe3O4 dengan Template PEG-1000.

    Jurusan Fisika FMIPA, ITS, Surabaya.

    4. Carilah perbedaan antara paramagnetik dengan paramagnetik pauli!

    Paramagnetisme Pauli

    Paramagnetisme pauli merupakan jenis paramagnetik ini merupakan paramagnetik

    yanng tidak bergantung pada temperatur, sedangkan Paramagnetik Curie merupakan

    Paramaganetik yang bergantung pada temperatur, dimana memenuhi Hukum Curie yang

    diberikan dalam persamaan:

    =

    dengan: = suseptibilitas magnetik

    C = konstanta Curie

    T = temperatur (K)

    Untuk paramagnetik Pauli, tidak memenuhi Hukum Curie. Fenomena ini teramati pada

    elemen logam.

    Menurut Pauli kontribusi terbesar paramagnetisme logam berasal dari elektron-

    elektron bebasnya, tiap elektron memiliki spin magnetik. Tanpa medan magnet, arah spin

    elektron cenderung acak sehingga magnetisasi total logam adalah nol, karena efek

    menghilang satu sama lain. Jika diberikan medan magnet maka sebagian spin mengambil

    arah sejajar medan magnet dan sebagian lainnya berlawanan dengan arah medan magnet.

    Jumlah spin yang searah dan berlawanan medan magnet tidak sama sehingga magnetisasi

    tidak nol, seperti yang terlihat pada gambar dibawah :

    Gambar Spin elektron acak ketika tanpa medan magnetik luar (kiri), ketika diberikan medan

    magnet sebagian spin elektron paralel dengan medan magnet luar (kanan)

    Pauli menjelaskan fenomena ini dengan menggunakan statistik Fermi-Dirac karena

    yang dibahas adalah spin magnetik elektron dan elektron merupakan fermion yang memiliki

    spin 12. Untuk kasus ini diambil pada suhu yang sangat rendah dibanding suhu Fermi,

    sehingga fungsi distribusi untuk energi yang dibawah suhu Fermi adalah satu, sedangkan

  • Miftahul Husnah 20214060 Page 8

    yang di atas energi fermi adalah nol. Peninjauan suhu yang jauh di bawah suhu Fermi

    berhubungan dengan tingginya suhu Fermi itu sendiri, yaitu sekitar 104 K.

    Gambar Perubahan energi elektron ketika diberikan medan magnet luar

    Paramagnetisme adalah sifat magnetik dari material yang timbul ketika diberi medan

    magnet luar. Ketika diberi medan magnet dari luar, maka momen magnetik spin material

    akan paralel atau mensejajarkan diri dengan arah medan magnet luar. Suseptibilitas

    magnet dari bahan paramagnetik lebih besar dari nol ( > 0) dan permeabilitas bahan lebih

    besar dari permeabilitas vakum ( > o).

    Contoh: Aluminium (Al), wolfram (W), platinum (Pt) dan lainnya.

    Pauli Paramagnetisme berlaku untuk elektron yang berada dalam band gap

    sementara Paramagnetisme berlaku untuk elektron lokal. Pauli Paramagnetisme biasanya jauh

    lebih lemah karena hanya elektron yang berada di dekat permukaan Fermi yang dapat

    mengubah putarannya untuk menyesuaikan dengan arah medan magnet. Di sisi lain, karena

    elektron dalam Paramagnet bebas, karena itu semua dari mereka dapat mengubah spin -

    mengarah ke kerah medan magnet yang lebih tinggi.

    Sumber :

    Pointon, J., A., 1967. An Introduction to Statistical Physics for Student. Principal Lecturer In Physics, Longman, London and New York.

    5. Jelaskan yang anda ketahui mengenai Rumusan Curie dan Rumusan Curie Weiss.

    Tuliskan formulasinya serta jelaskan parameter-parameter fisis pada rumusan tersebut!

    Temperatur Curie (TC) adalah temperatur yang membedakan magnetisasi

    spontan, ini memisahkan paramagnetik pada daerah T > TC dan ferromagnetik pada

    daerah T < TC.

    Suseptibilitas paramagnetik ditentukan oleh hukum Curie

    C

    T (1)

    Dimana C adalah konstanta Curie.

  • Miftahul Husnah 20214060 Page 9

    Suseptibilitas untuk bahan feromagnetik adalah:

    a c

    M c

    B T T

    Keterangan:

    c = Konstanta Curie

    Tc = Suhu Curie; suhu yang memisahkan antara Ferromagnetik dengan non

    Ferromagnetik.

    Suseptibilitas memiliki kesingularan pada T=C , Pada temperatur ini (dan

    dibawahnya) terdapat magnetisasi spontan, karena jika infinit kita akan dapatkan

    finit M untuk Ba sama dengan nol. Dari persamaan di atas, kita dapatkan hukum Curie-

    Weiss.

    C

    T C

    dengan TC = C.

    KETERANGAN GRAFIK:

    Sebuah bahan yang paramagnetik bisa berlaku sebagai ferromagnetik bila suhunya

    diturunkan sampai dengan suhu tertentu (Suhu Curie)

    Suatu bahan yang paramagnetik bisa berlaku sebagai anti ferromagnetik bila suhunya

    dinaikkan sampai dengan suhu tertentu (suhu Weiss)

    Fenomena paramagnetisme Curie dikaji berdasarkan kontribusi paramagnetisme

    material logam yang berasal dari keberadaan spin elektron. Pergerakan spin elektron

    memiliki dua keadaan yaitu momen magnetik elektron dapat sejajar dengan medan magnetik

  • Miftahul Husnah 20214060 Page 10

    (paralel), atau melawannya (anti-paralel). Sehingga nilai momen magnetik yang mungkin

    hanya dan . Jika demikian, maka elektron tersebut hanya memiliki dua keadaan energi,

    yaitu dan seperti tampak pada Gambar dibawah ini :

    Gambar Energi dari orbital atomik terbagi di dalam suatu medan magnet, sehingga keadaan

    spin-up dan spin-down tidak lagi memiliki energi yang sama.

    Formula untuk magnetisasi dan suseptibilitas dapat diungkapkan dengan terlebih

    dahulu menentukan jumlah elektron spin-up dan spin-down per satuan volume.

    Jumlah elektron spin-up: Jumlah elektron spin-down:

    Tk

    H

    Tk

    H

    Tk

    H

    Nn

    B

    B

    B

    B

    B

    B

    expexp

    exp

    Tk

    H

    Tk

    H

    Tk

    H

    Nn

    B

    B

    B

    B

    B

    B

    expexp

    exp

    (2)

    dengan:

    N jumlah total atom (yang memiliki momen magnetik) per satuan volume pada material

    kemudian, Magnetisasi total pada material dapat diperoleh sebagai berikut:

    Hk

    HN

    Tk

    H

    Tk

    H

    Tk

    H

    Tk

    H

    NnnMB

    BB

    B

    B

    B

    B

    B

    B

    B

    B

    BB

    tanh

    expexp

    expexp

    (3)

    Persamaan (3) dikenal sebagai persamaan paramagnetik Langevin. Pierre Curie menemukan

    aproksimasi terhadap persamaan tersebut yang diterapkan pada suhu relatif tinggi dan medan

    magnetik lemah yang digunakan dalam eksperimennya. Jika suhu meningkat dan medan

    magnetik berkurang, ungkapan tangen hiperbolik juga berkurang, dengan kata lain :

    Tk

    H

    B

    B

  • Miftahul Husnah 20214060 Page 11

    Sehingga, Tk

    NM

    B

    B2

    (5)

    Suseptibilitasnya adalah:

    T

    C

    Tk

    N

    H

    M

    H

    M

    B

    oBo

    2

    dengan B

    oB

    k

    NC

    2 (6)

    Persamaan (6) dinamakan dengan hukum Curie untuk suseptibilitas paramagnetik.

    Dari persamaan (6), tampak bahwa suseptibilitas paramagnetisme selalu berkurang dengan

    semakin bertambahnya suhu. Hal ini dikarenakan adanya kecenderungan momen magnetic

    atom untuk mensejajarkan dirinya agar paralel dengan medan magnetik luar bertentangan

    dengan gerak termal acak yang cenderung mengacak orientasi dari atom. Jadi, hukum curie

    menyatakan kebergantungan suseptibilitas terhadap suhu dengan C adalah sebuah konstanta

    yang berbeda untuk tiap material yang dinamakan dengan konstanta Curie.

    Hukum Curie-Weiss

    Hukum Curie-Weiss merupakan hukum, lebih secara umum, menjelaskan

    kebergantungan suseptibilitas paramagnetik terhadap temperatur. Diperkenalkan sebuah

    interaksi mean field yang merupakan interaksi pertukaran pada tinjauan mekanika kuantum

    (exchange interaction).

    Sumber : John, M., Jurnal: Magnetic Properties of Materials. Diakses tanggal: 19 April 2015.

    http://www.ucl.ac.uk/qsd/people/teaching/MPM-Part2 Bahan Kuliah: Pendahuluan Fisika Zat Padat,

    http://www.file.upi.Bab_X_KEMAGNETAN_BAHAN.pdf

    6. Jelaskan apa yang anda ketahui tentang bahan Soft Magnetic dan Hard Magnetik? Carilah

    sebanyak mungkin masing-masing contoh materialnya, karakteristik terhadap medan dan

    aplikasinya ?

    Berdasarkan sifat hysteresis-nya, kedua bahan feromagnetik dan ferimagnetik

    diklasifikasikan menjadi bahan magnetik lunak (soft magnet) dan bahan magnetik keras (hard

    magnet).

    Soft Magnetik

    Soft Magnetik merupakan jenis material magnetik yang memiliki nilai koersivitas

    kurang dari 1000 A/m.

    Digunakan pada alat yang bekerja dalam medan magnetik bolak-balik dimana

    kehilangan energinya harus rendah

  • Miftahul Husnah 20214060 Page 12

    Daerah yang berada di dalam kurva hysteresis harus relatif kecil/ sempit, akibatnya,

    bahan magnetik lunak harus memiliki permeabilitas awal yang tinggi dan koersivitas

    yang rendah.

    Material yang bersifat soft magnet, dapat mencapai magnetisasi jenuh dengan

    pemberian medan magnet dari luar yang relatif rendah, sehingga akan mudah untuk

    dimagnetisasi ataupun didemagnetisasi.

    Contoh aplikasi antara lain: Transformator step up dan transformator step down,

    penerima sinyal radio, induktor, dll.

    Hard Magnetik

    Hard Magnetik merupakan jenis material magnetik yang memiliki nilai koersivitas

    lebih besar dari 10000 A/m.

    Memiliki energi yang relatif lebih besar dibandingkan dengan material soft magnetic.

    Pada material hard magnet akan lebih sulit untuk dimagnetisasi ataupun

    dindemagnetisasi, karena itu dibutuhkan kuat medan magnet yang besar.

    Contoh aplikasi antara lain: Disk komputer atau Hard disk, Loudspeaker,

    Microphones, komponen motor listrik, komponen generator listrik, dll.

    Bahan-bahan magnetik lunak

    Klasifikasi Komposisi

    (sisanya % Fe)

    Hc

    Ampere

    lilit/m

    Br

    Wb/m2

    Besi murni untuk baja

    listrik 0,01 % C 6,32 - 31,6 2,1 - 2,15

    Besi tuang 2 3,5 %C 126,4 >1,5

    Dinamo dan Transformator

    Baja trafo I

    Baja trafo II

    Baja trafo III

    Baja trafo IV

    0,7 % Si

    1% Si

    1,7 - 2,7 % Si

    3,4 - 4,3 % Si

    158

    252,8

    63,2 - 79

    23,7 - 47,7

    2,1

    2

    1,95

    1,9

    Bahan-bahan yang

    mengandung Ni

    Permenorm 3601K1 (it)

    Nikkel murni

    36 %Si

    99% Ni; 0,2 % Cu

    7,9

    1,2

    1,3

    0,6

  • Miftahul Husnah 20214060 Page 13

    Hyperm

    Memetal

    Supermalloy

    50% Ni

    76 % Ni; 5 % Cu

    79 % Ni; 55 Mo; 0,5% Mn

    4,74 - 1,9

    1,2

    0,47

    1,5

    0,8

    0,78

    V Bahan-bahan yang

    mengandung Al

    Sendust

    Vacadur

    5.4 %Al; 9,6 % Si

    16 Al

    1,74

    3,95

    1,1

    0,9

    VI Bahan-bahan yang

    mengandung Co

    Vacaflux 50

    Cobal murni

    49% C0; 1,8 V

    99 % Co

    110,6

    790

    2,35

    7,8

    Beberapa Bahan Magnet Keras

    Kurva Histeresis Untuk Soft Magnetik dan Hard Magnetik

  • Miftahul Husnah 20214060 Page 14

    Judul : Synthesis, Structur, and Magnetic Properties of SrFe12O19/La1-xCaxMnO3 Hard/Soft

    Phase Composites

    Hasil :

    Gambar Magnetik histeresis loop pada (a) 300 K dan (b) 10 K untuk SFO murni,

    nanokristalin LCM (x), dan komposit SFO-LCM (x)

    Pada Gambar (a) saturasi magnetisasi (Ms) 42,4 emu/g untuk zzzsfo-LCM (0,1) dan

    50,1 emu/g untuk SFO-LCM (0,5). Koersivitas (Hc) 2,83 kOe SFO-LCM (0,1) dan 2,96 kOe

    untuk SFO-LCM (0,5). Pada Gambar (b) Sampel LCM (0,5) menunjukkan sifat magnetik soft

    pada 10 K dengan Hc kecil 0,07 kOe.

    Sumber :

    Chinh, D., H., Hue, D., M., T., Lampen, P., Manh, T., V., Phan, H., M., Srikanth, H., 2013. Synthesis, Structur, and Magnetic Properties of SrFe12O19/La1-xCaxMnO3 Hard/Soft Phase Composites. Journal of Applied Physics 114, 123901, Usa.

    Bahan-Bahan Magnetik (Putu Rusdi Ariawan,2010)

    7. Bagaimana sifat-sifat muatan magnet dibandingkan dengan muatan listrik? Cari dan bahas

    referensi yang menyatakan sifat monopole atau dipole dari muatan magnetik.

    a. Muatan listrik, memiliki sifat-sifat:

    Muatan-muatan dengan tanda yang berlawanan akan tarik-menarik dan muatan-muatan

    dengan tanda yang sama akan tolak-menolak.

    Muatan total dalam sistem yang terisolasi adalah kekal

    Muatan listrik terkuantisasi.

    b. Muatan magnet

    Sifat-sifat gaya magnetik pada muatan yang bergerak di dalam medan magnet B

    Besar gaya magnetik FB yang bekerja pada partikel sebanding dengan muatan q dan

    sebanding dengan kecepatan partikel .

  • Miftahul Husnah 20214060 Page 15

    Besar dan arah FB bergantung pada kecepatan partikel pada besar dan arah medan

    magnet B.

    Ketika partikel bermuatan sejajar dengan vektor medan magnet gaya magnetik yang

    bekerja pada partikel adalah nol.

    c. Perbedaan antara gaya listrik dan gaya magnetik

    Gaya listrik bekerja sepanjang arah medan listrik, sementara gaya magnetik tegak

    lurus medan magnet.

    Gaya listrik bekerja pada partikel bermuatan, terlepas dari apakah partikel tersebut

    bergerak atau tidak, sementara gaya magnetik bekerja pada partikel bermuatan hanya

    ketika partikel tersebut bergerak

    Gaya listrik melakukan usaha saat memindahkan suatu partikel bermuatan, sementara

    gaya magnetik yang dikaitkan dengan suatu medan magnet yang tunak tidak

    melakukan usaha ketika partikel dipindahkan karena gayanya tegak lurus

    perpindahannya.

    Contoh :

    Judul: Studi Pengaruh Magnetisasi Sistem Dipole Terhadap Karakteristik Kerosin

    Metode:

    Komponen utama kerosin adalah paraffin, cycloalkanes (naphtha) serta senyawa

    aromatik, dimana parafin adalah komposisi terbesar. Viskositas mempengaruhi jumlah

    kerosin yang dapat dihisap oleh kapiler untuk kemudian terbakar. Hal ini sangat

    mempengaruhi tingkat pembakaran dan kecepatan pembakaran. Indeks refraksi merupakan

    sifat fisik dasar yang dapat digunakan sebagai parameter kepolaran molekul penyusun

    kerosin. Ketika ikatan kimia terbentuk antara dua atom yang berbeda elektronegativitasnya,

    maka terdapat perbedaan densitas elektron diantara dua atom tersebut. Densitas elektron

    tertinggi terdapat pada atom yang berkeelektronegatifan tertingggi (muatan partial negatif)

    dan ikatan tersebut membentuk muatan muatan (Q) parsial dan jarak tertentu.

    Gambar Rancangan Alat magnetisasi

    Prosedur magnetisasi dilakukan dengan mengatur jarak antar kedua magnet, sesuai

    dengan variabel kekuatan medan magnet yang digunakan seperti terlihat pada Gambar diatas

  • Miftahul Husnah 20214060 Page 16

    Kemudian sampel kerosin dimasukkan ke dalam tabung sampel secukupnya sesuai dengan

    standar pengujian yang dilakukan, lalu biarkan sesaat, sesuai dengan variabel lama

    magnetisasi yang digunakan. Setelah itu sampel kerosin diambil dari tabung sampel

    secepatnya lalu mulai dilakukan pengujian magnetisasi dan pengujian karakteristik kerosin.

    Magnetisasi dilakukan dengan menggunakan material magnet permanen dengan

    kekuatan medan 0, 2340, 3854, dan 4330 Gauss pada lama magnetisasi 0, 30, dan 60 menit.

    Pengujian karakteristik kerosin untuk struktur dan komposisi kerosin dilakukan dengan Gas

    Chromatography (ASTM D 5134-92) dan FTIR Spectrometer ATI Mattson, Kepolaran

    dengan Indeks Refraksi (ASTM D-1218) dan Viskositas (ASTM 445- 88).

    Hasil:

    Peningkatan kepolaran molekul dimungkinkan oleh perubahan densitas elektron

    pada daerah ikatan atom,atau molekul, karena pengorientasian molekul atau ikatan polar saat

    magnetisasi. Perubahan ini mengarahkan pada peningkatkan momen dipol ikatan. Hal ini

    mempunyai hubungan yang kuat dengan fenomena de-clustering, karena peningkatan momen

    dipol pada ikatan memungkinkan rangsangan penolakan antar molekul. Akhirnya distribusi

    molekul meningkat dan indeks refraksi kerosin menjadi lebih tinggi dibandingkan sebelum

    magnetisasi.

    Sumber :

    Adiwar, Chalid, M., Darsono, N., Saksono, N., 2005. Studi Pengaruh Magnetisasi Sistem Dipol Terhadap Karakteristik Kerosin. Makara, Teknologi, Vol.8, No.1, Hal 36-42, Jakarta.

    Jewett, J., W., Serway, A., R., 2010.Physics for Scientists and Engineers with Modern Physics. California State Polytechnic University-Pamona, Singapore.

    8. Sebutkan teknik karakterisasi yang dipakai untuk menentukan atau mempelajari sifat

    magnetic dari material, baik secara langsung maupun tak langsung. Beri contoh hasilnya

    dan referensinya ?

    a. Vibrating Sample Magnetometer (VSM)

    Untuk mengukur sifat-sifat magnet tersebut biasanya alat yang digunakan yaitu

    Vibrating Sample Magnetometer (VSM), Alat VSM

    merupakan salah satu jenis peralatan yang digunakan

    untuk mempelajari sifat magnetik bahan. Dengan alat

    ini akan diperoleh informasi mengenai besaran-

    besaran sifat magnetik sebagai akibat perubahan

    medan magnet luar yang digambarkan dalam kurva

    histerisis, sifat magnetik bahan sebagai akibat

  • Miftahul Husnah 20214060 Page 17

    perubahan suhu, dan sifat-sifat magnetic sebagai fungsi sudut pengukuran atau kondisi

    anisotropik bahan.

    b. Magnetometer

    Magnetometer adalah sebuah instrumen pengukuran yang digunakan untuk dua

    tujuan umum - untuk mengukur magnetisasi bahan magnetik seperti feromagnet, atau untuk

    mengukur kekuatan dan, dalam beberapa kasus, arah medan magnet pada suatu titik dalam

    ruang angkasa (juga dikenal sebagai Gaussmeter atau magnetometer survei)

    c. Bartington magnetic susceptibility meter

    Bartington magnetic susceptibility meter,untuk pengukuran suseptibilitas

    d. Magnetic Susceptibility Balance (MSB)

    Pengukuran momen magnet dan pengukuran kerentanan magnetik dilakukan dengan

    menggunakan Magnetic Susceptibility Balance (MSB)

    e. Permagraph

    Permagraph digunakan untuk mengukur kurva histeresis dan kuantitas magnetik

    lainnya seperti remanen, koersivitas dan energi produk

    maksimum.

    Karakteristik yang dipakai untuk menentukan sifat

    magnetik material:

    Kurva histeresis

    Temperatur Kritis (Temperature Curie dan

    Temperatur Neel)

    Koersivitas (untuk menentukan jenis Soft

    Magnetik dan Hard Magnetik)

    Perbedaan VSM dengan Bartington Instrument dan Magnetometer

    No Aspek Pembeda Instrument

    VSM Bartington Magnetometer

    1 Jenis Sampel Unsur alam khusus

    seperti Ferrofluid dan

    Mangan

    Partikel halus

    atau serbuk

    material

    Kawasan base

    (lingkungan)

    2 Ukuran Sampel Nanopartikel Milipartikel

    (partikel halus)

    Menggunakan

    objek

    pengukuran

    berupa kawasan

    tertentu

    3 Prinsip Kerja Memanfaatkan getaran

    (vibrasi) yang

    Pemograman

    berdasarkan

    Pengukuran

    berdasarkan

  • Miftahul Husnah 20214060 Page 18

    dihasilkan pickup koil input data dan

    sampel

    base station

    (lokasi dan grid)

    di lapangan

    4 Objek Ukur Suseptibilitas Magnetik Suseptibilitas

    Magnetik

    Intensitas

    Medan Magnet

    5 Aplikasi Fabrikasi komponen,

    dianosa medis

    Kajian dan

    penelitian

    material bahan

    guano

    Eksplorasi

    bahan mineral

    dan prospeksi

    benda-benda

    arkeologi

    Contohnya:

    Vibrating Sample Magnetometer (VSM)

    Judul Paper: Synthesis and Properties of Polyaniline/Ferrites Nanocomposit

    (PANI/MFe2O4)

    Metodologi : - Pembuatan Polianilin (PANI-EB)

    - Pembuatan Nanokomposit PANI/MFe2O4

    Karakterisasi : Sifat magnet dilakukan dengan menggunakan Vibrating Sample

    Magnetometer (VSM) pada temperatur ruang.

    Hasil :

  • Miftahul Husnah 20214060 Page 19

    Gambar Histeresis loop magnetik nanokomposit PANI/MFe2O4 pada temperatur ruang [3]

    Gambar diatas menunjukkan histeresis loop magnetik nanokomposit PANI/MFe2O4

    pada temperatur ruang. Loop menunjukkan sifat ferromagnetik pada Gambar 1 (a) dan (b).

    Parameter magnetik seperti koersivitas (Hc), magnetisasi saturasi (Ms), magnetisasi

    remanance (Mr) pada nanokomposit.

    Sumber : http://skripsikimia-s1.blogspot.com/ http://id.wikipedia.org/wiki/Magnetometer http://dytchia.blogspot.com/2011/06/studi-karakterisasi-bahan-magnetik.html http://physics-astronomy.jhu.edu/research-instrumentation/ Elsayed, A., H., Mohy Eldin, M., S., Elazm, Abo., Younes, E., M., Motaweh, H., A.,

    2011. Synthesis and Properties of Polyaniline/ferrites Nanocomposites. Int. J. Electrochem Sciences, 6 (2011) 206 221.