tugas 1
DESCRIPTION
kapita selekta fisika material magnetik dan fotonikTRANSCRIPT
-
Miftahul Husnah 20214060 Page 1
Tugas I. 16 April 2015
Miftahul Husnah
20214060
Kapita Selekta Material Fotonik Dan Magnetik
1. Jelaskan perbedaan medan H, medan B dan Magnetisasi M?
Pada dasarnya kuat medan magnet (H) dengan rapat fluks magnet (B) pada suatu
bahan merupakan besaran yang sama-sama berkaitan dengan fluks medan magnet pada suatu
bahan.Rapat medan magnet pada suatu bahan ialah jumlah fluks medan magnet yang
menembus suatu permukaan,yang mana permukaan tersebut tegak lurus dengan fluks magnet
tersebut.rapat fluks magnet pada suatu titik berhubungan erat dengan kuat medan magnet di
titik tersebut,semakin besar rapat fluks magnet pada suatu titik,maka semakin besar pula kuat
medan magnetnya.
Kuat medan magnet di suatu titik di dalam medan magnet ialah besar gaya pada
suatu satuan kuat kutub di titik itu di dalam medan magnet M adalah kuat kutub yang
menimbulkan medan magnet dalam Ampere-meter.perbedaan diantara keduanya ialah bahwa
kuat medan magnetic menyatakan besar fluks yang menembus suatu permukaan secara tegak
lurus,yang mana permukaan tersebut mempunyai kemampuan untuk menahan fluks yang
melewatinya,berbeda dengan rapat fluks yang hanya didefinisikan sebagai jumlah fluks yang
masuk per satu satuan luas permukaan yang tegak lurus terhadap fluks itu sendiri.analaginya
seperti hokum gauss pada garis-garis medan listrik yang menembus suatu permukaan.
Kuat Medan Magnet (H)
Kuat medan magnet yang dinyatakan dengan (H) di suatu titik di definisiksn sebagai
gaya persatuan kutub yang bekerja pada suatu kutub dengan kuat medan magnet pada titik
yang berjarak r dari kutub m adalah:
Induksi Magnet (B)
Kutub magnet pada suatu benda / material yang terimbas oleh medan magnet luar
(H) akan menghasilkan medan magnet itu sendiri H, kemudian di hubungkan dengan
intensitas magnet I ditunjukan oleh rumus:
H=4 I
-
Miftahul Husnah 20214060 Page 2
Induksi magnet (B), didefinisikan sebagai medan magnet total dalam suatu bidag
magnetik. Merupakan penjumlahan dari kuat medan magnet luar dan medan magnet dalam,
dengan rumus:
B=H+H atau B=H+4I
Magnetisasi (M)
Magnetisasi adalah momen magnetik persatuan volume,
Magnetisasi M dalam suatu bahan bergantung kepada intensitas magnetik H dan kepada sifat
bahan yang bersangkutan. Jika m merupakan komponen vektor momen magnetik sebuah
molekul dalam arah medan yang dipakai, dan ada n molekul persatuan volume, maka
magnetisasi itu dirumuskan sebagai :
M = nm
Dengan satuan magnetisasi ampere meter2 per m 3(A/m)
Hubungan antara B, H dan M dapat ditulis dengan persamaan:
B = 0 (H + M)
M = mH
Sumber : Prosiding Seminar Nasional Penelitian : Edi Istiyono, Analisis Sifat Magnetik Bahan Yang
Mengalami Proses Annealing Dan Quenching Menganalisis Besarnya potensial vektor, Hukum Ampere, Momen Dipole Magnetik,
Potensial Skalar, Magnetisasi, Kutub Magnetik dan Hukum Ampere untuk H (Komang Suardika, 2011)
https://zulfalusiana.wordpress.com/sains/
2. Jelaskan ciri-ciri dari 5 bahan magnetik yang meliputi diamagnetik, paramagnetik,
ferromagnetik, anti-ferromagnetik dan ferrimagnetik, yaitu meliputi kebergantungan
magnetisasi (suseptibilitas magnetik) terhadap waktu dan magnetisasi terhadap medan
magnetic.
a. Diamagnetik
Spin elektron berpasangan
Permeabilitasnya
-
Miftahul Husnah 20214060 Page 3
Tidak ada interaksi antara satu atom dengan atom-atom disekitarnya
Pemberian medan magnet eksternal menyebabkan arah dipol berlawanan dengan
arah medan.
Tidak ada temperature kritis
b. Paramagnetik
Resultan medan magnet atomis masing-masing atom/molekulnya tidak nol
Spin elektron yang tidak berpasangan sedikit
Suseptibilitas magnet positif, berada pada rentang 10-5 sampai 10-3 m3/kg
Permeabilitasnya >0
Memiliki momen dipol yang permanen
Momen dipole disearahkan dengan medan magnet eksternal
Ketika suatu material belum diberikan medan magnet eksternal, maka momen dipole
dalam keadaan acak (dalam arah yang bebas)
Tidak ada interaksi antara atom
c. Ferromagnetik
Resultan medan magnetis atom besar
Tetap bersifat magnetik, jika medan magnet luar dihilangkan
Memiliki momen dipol permanen
Terjadi interaksi antara satu atom dengan atom lainnya, yang memaksa semua
atom dalam arah yang sama (memiliki arah momen dipol yang sama).
Permeabilitas bahan >>0
Suseptibilitas m>>0, nilai suseptibilitas magnetik 103 106
Memiliki temperatur kritis (temperatur curie untuk tiap bahan berbeda-beda).
d. Anti-ferromagnetik
Suseptibilitas positif kecil
Tidak ada magnetisasi bila tidak ada medan luar
Memiliki dipol dengan arah yang berlawanan
Sifat anti-ferromagnetik terjadi untuk temperatur dibawah temperatur kritis yang
disebut dengan temperatur Neel.
Memiliki dipol magnet permanen
Terjadi interaksi antara satu atom dengan atom lainnya, yang menyebabkan atom-
atom menajdi anti-paralel.
-
Miftahul Husnah 20214060
Bedanya, pada Anti-Ferromagnetik, tidak memiliki
e. Ferrimagnetik
Besarnya momen dipol tidak sama dan berlawanan arah
Dapat memiliki sifat magnetisasi walau tanpa medan luar
Suseptibilitasnya positif besar
Memiliki dipol magnet permanen
Terjadi interaksi antara satu atom dengan atom lainnya, yang menyebabkan atom
atom menjadi anti-paralel.
Memiliki temperatur kritis.
Sumber : Skripsi : Pengaruh Temperatur
(Batissa violacea celebensis Menganalisis Besarnya potensial vektor, Hukum Ampere, Momen Dipole Magnetik, Potensial
Skalar, Magnetisasi, Kutub Magnetik dan Hukum Ampere untuk H ( 3. Carilah contoh-contoh unsur dan senyawa sebanyak mungkin dari 5 bahan magnetik
(diamagnetik, paramagnetik, ferromagnetik, anti
Jelaskan karakteristik masing
temperature kritis (temperature Curie, temperature Neel atau temperature kritis), kurva
hysteresis magnetisasi (koersivitas, nilai magnetisasi saturasi, remanent magnetisasi),
kurva suseptibilitas terhadap
Diamagnetik
Ferromagnetik, tidak memiliki net moment magnetic
Besarnya momen dipol tidak sama dan berlawanan arah
Dapat memiliki sifat magnetisasi walau tanpa medan luar
tibilitasnya positif besar, nilai suseptibilitas magnetik 105
Memiliki dipol magnet permanen
Terjadi interaksi antara satu atom dengan atom lainnya, yang menyebabkan atom
paralel.
Memiliki temperatur kritis.
Pengaruh Temperatur Pemanasan Terhadap Nilai Subsetibilitas KulitBatissa violacea celebensis) Di Sungai Pohara Kabupaten Konawe.
Menganalisis Besarnya potensial vektor, Hukum Ampere, Momen Dipole Magnetik, Potensial Kutub Magnetik dan Hukum Ampere untuk H (Komang Suardika, 2011)
contoh unsur dan senyawa sebanyak mungkin dari 5 bahan magnetik
(diamagnetik, paramagnetik, ferromagnetik, anti-ferromagnetik dan ferrimagnetik)!
Jelaskan karakteristik masing masing contoh unsur dan senyawa tersebut, seperti
temperature kritis (temperature Curie, temperature Neel atau temperature kritis), kurva
hysteresis magnetisasi (koersivitas, nilai magnetisasi saturasi, remanent magnetisasi),
kurva suseptibilitas terhadap suhu dan medan magnet?
Paramagnetik
Page 4
net moment magnetic.
Terjadi interaksi antara satu atom dengan atom lainnya, yang menyebabkan atom-
Terhadap Nilai Subsetibilitas Kulit Kerang Pokea
Menganalisis Besarnya potensial vektor, Hukum Ampere, Momen Dipole Magnetik, Potensial Komang Suardika, 2011)
contoh unsur dan senyawa sebanyak mungkin dari 5 bahan magnetik
ferromagnetik dan ferrimagnetik)!
masing contoh unsur dan senyawa tersebut, seperti
temperature kritis (temperature Curie, temperature Neel atau temperature kritis), kurva
hysteresis magnetisasi (koersivitas, nilai magnetisasi saturasi, remanent magnetisasi),
-
Miftahul Husnah 20214060
Ferromagnetik
Anti-Ferromagnetik
Gambar 1. Tabel periodic unsure, menunjukkan sifar magnet unsur
kamar.
Ferrimagnetik
Gambar 1. Tabel periodic unsure, menunjukkan sifar magnet unsur-unsur pada temperatur
Page 5
unsur pada temperatur
-
Miftahul Husnah 20214060 Page 6
Contoh lain :
Karakteristik Partikel Nano Fe3O4 dengan Template PEG-1000
Metode: Pasir besi yang telah diekstraksi dilarutkan dalam HCl sebanyak 35 ml
pada suhu 70oC diaduk selama 15 menit dalam magnetic strirrer. Setelah larutan terbentuk,
dilakukan penyaringan dengan menggunakan kertas saring. PEG-1000 dipanaskan pada suhu
40oC, setelah mencair ditambahkan dalam larutan dengan variasi perbandingan volume 1:1,
1:2, dan 1:4, kemudian diaduk menggunakan magnetic strirrer, NH4OH ditambahkan 30
ml sebanyak dalam larutan, diaduk dan dipanaskan menggunakan magnetic strirrer pada
suhu 70oC tertentu. Endapan Fe3O4 yang terbentuk dipisahkan dari larutannya, kemudian
dicuci menggunakan aquades. Endapan Fe3O4 dikeringkan dalam oven pada suhu tertentu
selama 5 jam sehingga diperoleh serbuk partikel nano Fe3O4. Serbuk dikaraktrerisasi dengan
Vibrating Sample Magnetometer (VSM) untuk mengetahui sifat magnet.
Hasil: Sifat partikel nano Fe3O4 bersifat ferrimagnetik [1].
Gambar Kurva Histerisasi Partikel Nano Fe3O4 (a) Fe3O4, (b) perbandingan PEG-1000 1:1,
(c) Perbandingan PEG-1000 1:2, (d) Perbandingan PEG-1000 1:2
Tabel Nilai magnetisasi saturasi (Ms), medan koersivitas (Hc) dan magnetisasi remanen (Mr)
untuk masing-masing sampel
Sampel Ms (emu/gr) Hc (Tesla) Mr (emu/gr)
a 46,0 -0,00835 40,1
b 42,0 -0,01 35,7
c 38,0 -0,00985 33,3
d 38,0 -0,0097 33,7
-
Miftahul Husnah 20214060 Page 7
Sumber : Angelia, F., P.,. Sintesis dan Karakterisasi Partikel Nano Fe3O4 dengan Template PEG-1000.
Jurusan Fisika FMIPA, ITS, Surabaya.
4. Carilah perbedaan antara paramagnetik dengan paramagnetik pauli!
Paramagnetisme Pauli
Paramagnetisme pauli merupakan jenis paramagnetik ini merupakan paramagnetik
yanng tidak bergantung pada temperatur, sedangkan Paramagnetik Curie merupakan
Paramaganetik yang bergantung pada temperatur, dimana memenuhi Hukum Curie yang
diberikan dalam persamaan:
=
dengan: = suseptibilitas magnetik
C = konstanta Curie
T = temperatur (K)
Untuk paramagnetik Pauli, tidak memenuhi Hukum Curie. Fenomena ini teramati pada
elemen logam.
Menurut Pauli kontribusi terbesar paramagnetisme logam berasal dari elektron-
elektron bebasnya, tiap elektron memiliki spin magnetik. Tanpa medan magnet, arah spin
elektron cenderung acak sehingga magnetisasi total logam adalah nol, karena efek
menghilang satu sama lain. Jika diberikan medan magnet maka sebagian spin mengambil
arah sejajar medan magnet dan sebagian lainnya berlawanan dengan arah medan magnet.
Jumlah spin yang searah dan berlawanan medan magnet tidak sama sehingga magnetisasi
tidak nol, seperti yang terlihat pada gambar dibawah :
Gambar Spin elektron acak ketika tanpa medan magnetik luar (kiri), ketika diberikan medan
magnet sebagian spin elektron paralel dengan medan magnet luar (kanan)
Pauli menjelaskan fenomena ini dengan menggunakan statistik Fermi-Dirac karena
yang dibahas adalah spin magnetik elektron dan elektron merupakan fermion yang memiliki
spin 12. Untuk kasus ini diambil pada suhu yang sangat rendah dibanding suhu Fermi,
sehingga fungsi distribusi untuk energi yang dibawah suhu Fermi adalah satu, sedangkan
-
Miftahul Husnah 20214060 Page 8
yang di atas energi fermi adalah nol. Peninjauan suhu yang jauh di bawah suhu Fermi
berhubungan dengan tingginya suhu Fermi itu sendiri, yaitu sekitar 104 K.
Gambar Perubahan energi elektron ketika diberikan medan magnet luar
Paramagnetisme adalah sifat magnetik dari material yang timbul ketika diberi medan
magnet luar. Ketika diberi medan magnet dari luar, maka momen magnetik spin material
akan paralel atau mensejajarkan diri dengan arah medan magnet luar. Suseptibilitas
magnet dari bahan paramagnetik lebih besar dari nol ( > 0) dan permeabilitas bahan lebih
besar dari permeabilitas vakum ( > o).
Contoh: Aluminium (Al), wolfram (W), platinum (Pt) dan lainnya.
Pauli Paramagnetisme berlaku untuk elektron yang berada dalam band gap
sementara Paramagnetisme berlaku untuk elektron lokal. Pauli Paramagnetisme biasanya jauh
lebih lemah karena hanya elektron yang berada di dekat permukaan Fermi yang dapat
mengubah putarannya untuk menyesuaikan dengan arah medan magnet. Di sisi lain, karena
elektron dalam Paramagnet bebas, karena itu semua dari mereka dapat mengubah spin -
mengarah ke kerah medan magnet yang lebih tinggi.
Sumber :
Pointon, J., A., 1967. An Introduction to Statistical Physics for Student. Principal Lecturer In Physics, Longman, London and New York.
5. Jelaskan yang anda ketahui mengenai Rumusan Curie dan Rumusan Curie Weiss.
Tuliskan formulasinya serta jelaskan parameter-parameter fisis pada rumusan tersebut!
Temperatur Curie (TC) adalah temperatur yang membedakan magnetisasi
spontan, ini memisahkan paramagnetik pada daerah T > TC dan ferromagnetik pada
daerah T < TC.
Suseptibilitas paramagnetik ditentukan oleh hukum Curie
C
T (1)
Dimana C adalah konstanta Curie.
-
Miftahul Husnah 20214060 Page 9
Suseptibilitas untuk bahan feromagnetik adalah:
a c
M c
B T T
Keterangan:
c = Konstanta Curie
Tc = Suhu Curie; suhu yang memisahkan antara Ferromagnetik dengan non
Ferromagnetik.
Suseptibilitas memiliki kesingularan pada T=C , Pada temperatur ini (dan
dibawahnya) terdapat magnetisasi spontan, karena jika infinit kita akan dapatkan
finit M untuk Ba sama dengan nol. Dari persamaan di atas, kita dapatkan hukum Curie-
Weiss.
C
T C
dengan TC = C.
KETERANGAN GRAFIK:
Sebuah bahan yang paramagnetik bisa berlaku sebagai ferromagnetik bila suhunya
diturunkan sampai dengan suhu tertentu (Suhu Curie)
Suatu bahan yang paramagnetik bisa berlaku sebagai anti ferromagnetik bila suhunya
dinaikkan sampai dengan suhu tertentu (suhu Weiss)
Fenomena paramagnetisme Curie dikaji berdasarkan kontribusi paramagnetisme
material logam yang berasal dari keberadaan spin elektron. Pergerakan spin elektron
memiliki dua keadaan yaitu momen magnetik elektron dapat sejajar dengan medan magnetik
-
Miftahul Husnah 20214060 Page 10
(paralel), atau melawannya (anti-paralel). Sehingga nilai momen magnetik yang mungkin
hanya dan . Jika demikian, maka elektron tersebut hanya memiliki dua keadaan energi,
yaitu dan seperti tampak pada Gambar dibawah ini :
Gambar Energi dari orbital atomik terbagi di dalam suatu medan magnet, sehingga keadaan
spin-up dan spin-down tidak lagi memiliki energi yang sama.
Formula untuk magnetisasi dan suseptibilitas dapat diungkapkan dengan terlebih
dahulu menentukan jumlah elektron spin-up dan spin-down per satuan volume.
Jumlah elektron spin-up: Jumlah elektron spin-down:
Tk
H
Tk
H
Tk
H
Nn
B
B
B
B
B
B
expexp
exp
Tk
H
Tk
H
Tk
H
Nn
B
B
B
B
B
B
expexp
exp
(2)
dengan:
N jumlah total atom (yang memiliki momen magnetik) per satuan volume pada material
kemudian, Magnetisasi total pada material dapat diperoleh sebagai berikut:
Hk
HN
Tk
H
Tk
H
Tk
H
Tk
H
NnnMB
BB
B
B
B
B
B
B
B
B
BB
tanh
expexp
expexp
(3)
Persamaan (3) dikenal sebagai persamaan paramagnetik Langevin. Pierre Curie menemukan
aproksimasi terhadap persamaan tersebut yang diterapkan pada suhu relatif tinggi dan medan
magnetik lemah yang digunakan dalam eksperimennya. Jika suhu meningkat dan medan
magnetik berkurang, ungkapan tangen hiperbolik juga berkurang, dengan kata lain :
Tk
H
B
B
-
Miftahul Husnah 20214060 Page 11
Sehingga, Tk
NM
B
B2
(5)
Suseptibilitasnya adalah:
T
C
Tk
N
H
M
H
M
B
oBo
2
dengan B
oB
k
NC
2 (6)
Persamaan (6) dinamakan dengan hukum Curie untuk suseptibilitas paramagnetik.
Dari persamaan (6), tampak bahwa suseptibilitas paramagnetisme selalu berkurang dengan
semakin bertambahnya suhu. Hal ini dikarenakan adanya kecenderungan momen magnetic
atom untuk mensejajarkan dirinya agar paralel dengan medan magnetik luar bertentangan
dengan gerak termal acak yang cenderung mengacak orientasi dari atom. Jadi, hukum curie
menyatakan kebergantungan suseptibilitas terhadap suhu dengan C adalah sebuah konstanta
yang berbeda untuk tiap material yang dinamakan dengan konstanta Curie.
Hukum Curie-Weiss
Hukum Curie-Weiss merupakan hukum, lebih secara umum, menjelaskan
kebergantungan suseptibilitas paramagnetik terhadap temperatur. Diperkenalkan sebuah
interaksi mean field yang merupakan interaksi pertukaran pada tinjauan mekanika kuantum
(exchange interaction).
Sumber : John, M., Jurnal: Magnetic Properties of Materials. Diakses tanggal: 19 April 2015.
http://www.ucl.ac.uk/qsd/people/teaching/MPM-Part2 Bahan Kuliah: Pendahuluan Fisika Zat Padat,
http://www.file.upi.Bab_X_KEMAGNETAN_BAHAN.pdf
6. Jelaskan apa yang anda ketahui tentang bahan Soft Magnetic dan Hard Magnetik? Carilah
sebanyak mungkin masing-masing contoh materialnya, karakteristik terhadap medan dan
aplikasinya ?
Berdasarkan sifat hysteresis-nya, kedua bahan feromagnetik dan ferimagnetik
diklasifikasikan menjadi bahan magnetik lunak (soft magnet) dan bahan magnetik keras (hard
magnet).
Soft Magnetik
Soft Magnetik merupakan jenis material magnetik yang memiliki nilai koersivitas
kurang dari 1000 A/m.
Digunakan pada alat yang bekerja dalam medan magnetik bolak-balik dimana
kehilangan energinya harus rendah
-
Miftahul Husnah 20214060 Page 12
Daerah yang berada di dalam kurva hysteresis harus relatif kecil/ sempit, akibatnya,
bahan magnetik lunak harus memiliki permeabilitas awal yang tinggi dan koersivitas
yang rendah.
Material yang bersifat soft magnet, dapat mencapai magnetisasi jenuh dengan
pemberian medan magnet dari luar yang relatif rendah, sehingga akan mudah untuk
dimagnetisasi ataupun didemagnetisasi.
Contoh aplikasi antara lain: Transformator step up dan transformator step down,
penerima sinyal radio, induktor, dll.
Hard Magnetik
Hard Magnetik merupakan jenis material magnetik yang memiliki nilai koersivitas
lebih besar dari 10000 A/m.
Memiliki energi yang relatif lebih besar dibandingkan dengan material soft magnetic.
Pada material hard magnet akan lebih sulit untuk dimagnetisasi ataupun
dindemagnetisasi, karena itu dibutuhkan kuat medan magnet yang besar.
Contoh aplikasi antara lain: Disk komputer atau Hard disk, Loudspeaker,
Microphones, komponen motor listrik, komponen generator listrik, dll.
Bahan-bahan magnetik lunak
Klasifikasi Komposisi
(sisanya % Fe)
Hc
Ampere
lilit/m
Br
Wb/m2
Besi murni untuk baja
listrik 0,01 % C 6,32 - 31,6 2,1 - 2,15
Besi tuang 2 3,5 %C 126,4 >1,5
Dinamo dan Transformator
Baja trafo I
Baja trafo II
Baja trafo III
Baja trafo IV
0,7 % Si
1% Si
1,7 - 2,7 % Si
3,4 - 4,3 % Si
158
252,8
63,2 - 79
23,7 - 47,7
2,1
2
1,95
1,9
Bahan-bahan yang
mengandung Ni
Permenorm 3601K1 (it)
Nikkel murni
36 %Si
99% Ni; 0,2 % Cu
7,9
1,2
1,3
0,6
-
Miftahul Husnah 20214060 Page 13
Hyperm
Memetal
Supermalloy
50% Ni
76 % Ni; 5 % Cu
79 % Ni; 55 Mo; 0,5% Mn
4,74 - 1,9
1,2
0,47
1,5
0,8
0,78
V Bahan-bahan yang
mengandung Al
Sendust
Vacadur
5.4 %Al; 9,6 % Si
16 Al
1,74
3,95
1,1
0,9
VI Bahan-bahan yang
mengandung Co
Vacaflux 50
Cobal murni
49% C0; 1,8 V
99 % Co
110,6
790
2,35
7,8
Beberapa Bahan Magnet Keras
Kurva Histeresis Untuk Soft Magnetik dan Hard Magnetik
-
Miftahul Husnah 20214060 Page 14
Judul : Synthesis, Structur, and Magnetic Properties of SrFe12O19/La1-xCaxMnO3 Hard/Soft
Phase Composites
Hasil :
Gambar Magnetik histeresis loop pada (a) 300 K dan (b) 10 K untuk SFO murni,
nanokristalin LCM (x), dan komposit SFO-LCM (x)
Pada Gambar (a) saturasi magnetisasi (Ms) 42,4 emu/g untuk zzzsfo-LCM (0,1) dan
50,1 emu/g untuk SFO-LCM (0,5). Koersivitas (Hc) 2,83 kOe SFO-LCM (0,1) dan 2,96 kOe
untuk SFO-LCM (0,5). Pada Gambar (b) Sampel LCM (0,5) menunjukkan sifat magnetik soft
pada 10 K dengan Hc kecil 0,07 kOe.
Sumber :
Chinh, D., H., Hue, D., M., T., Lampen, P., Manh, T., V., Phan, H., M., Srikanth, H., 2013. Synthesis, Structur, and Magnetic Properties of SrFe12O19/La1-xCaxMnO3 Hard/Soft Phase Composites. Journal of Applied Physics 114, 123901, Usa.
Bahan-Bahan Magnetik (Putu Rusdi Ariawan,2010)
7. Bagaimana sifat-sifat muatan magnet dibandingkan dengan muatan listrik? Cari dan bahas
referensi yang menyatakan sifat monopole atau dipole dari muatan magnetik.
a. Muatan listrik, memiliki sifat-sifat:
Muatan-muatan dengan tanda yang berlawanan akan tarik-menarik dan muatan-muatan
dengan tanda yang sama akan tolak-menolak.
Muatan total dalam sistem yang terisolasi adalah kekal
Muatan listrik terkuantisasi.
b. Muatan magnet
Sifat-sifat gaya magnetik pada muatan yang bergerak di dalam medan magnet B
Besar gaya magnetik FB yang bekerja pada partikel sebanding dengan muatan q dan
sebanding dengan kecepatan partikel .
-
Miftahul Husnah 20214060 Page 15
Besar dan arah FB bergantung pada kecepatan partikel pada besar dan arah medan
magnet B.
Ketika partikel bermuatan sejajar dengan vektor medan magnet gaya magnetik yang
bekerja pada partikel adalah nol.
c. Perbedaan antara gaya listrik dan gaya magnetik
Gaya listrik bekerja sepanjang arah medan listrik, sementara gaya magnetik tegak
lurus medan magnet.
Gaya listrik bekerja pada partikel bermuatan, terlepas dari apakah partikel tersebut
bergerak atau tidak, sementara gaya magnetik bekerja pada partikel bermuatan hanya
ketika partikel tersebut bergerak
Gaya listrik melakukan usaha saat memindahkan suatu partikel bermuatan, sementara
gaya magnetik yang dikaitkan dengan suatu medan magnet yang tunak tidak
melakukan usaha ketika partikel dipindahkan karena gayanya tegak lurus
perpindahannya.
Contoh :
Judul: Studi Pengaruh Magnetisasi Sistem Dipole Terhadap Karakteristik Kerosin
Metode:
Komponen utama kerosin adalah paraffin, cycloalkanes (naphtha) serta senyawa
aromatik, dimana parafin adalah komposisi terbesar. Viskositas mempengaruhi jumlah
kerosin yang dapat dihisap oleh kapiler untuk kemudian terbakar. Hal ini sangat
mempengaruhi tingkat pembakaran dan kecepatan pembakaran. Indeks refraksi merupakan
sifat fisik dasar yang dapat digunakan sebagai parameter kepolaran molekul penyusun
kerosin. Ketika ikatan kimia terbentuk antara dua atom yang berbeda elektronegativitasnya,
maka terdapat perbedaan densitas elektron diantara dua atom tersebut. Densitas elektron
tertinggi terdapat pada atom yang berkeelektronegatifan tertingggi (muatan partial negatif)
dan ikatan tersebut membentuk muatan muatan (Q) parsial dan jarak tertentu.
Gambar Rancangan Alat magnetisasi
Prosedur magnetisasi dilakukan dengan mengatur jarak antar kedua magnet, sesuai
dengan variabel kekuatan medan magnet yang digunakan seperti terlihat pada Gambar diatas
-
Miftahul Husnah 20214060 Page 16
Kemudian sampel kerosin dimasukkan ke dalam tabung sampel secukupnya sesuai dengan
standar pengujian yang dilakukan, lalu biarkan sesaat, sesuai dengan variabel lama
magnetisasi yang digunakan. Setelah itu sampel kerosin diambil dari tabung sampel
secepatnya lalu mulai dilakukan pengujian magnetisasi dan pengujian karakteristik kerosin.
Magnetisasi dilakukan dengan menggunakan material magnet permanen dengan
kekuatan medan 0, 2340, 3854, dan 4330 Gauss pada lama magnetisasi 0, 30, dan 60 menit.
Pengujian karakteristik kerosin untuk struktur dan komposisi kerosin dilakukan dengan Gas
Chromatography (ASTM D 5134-92) dan FTIR Spectrometer ATI Mattson, Kepolaran
dengan Indeks Refraksi (ASTM D-1218) dan Viskositas (ASTM 445- 88).
Hasil:
Peningkatan kepolaran molekul dimungkinkan oleh perubahan densitas elektron
pada daerah ikatan atom,atau molekul, karena pengorientasian molekul atau ikatan polar saat
magnetisasi. Perubahan ini mengarahkan pada peningkatkan momen dipol ikatan. Hal ini
mempunyai hubungan yang kuat dengan fenomena de-clustering, karena peningkatan momen
dipol pada ikatan memungkinkan rangsangan penolakan antar molekul. Akhirnya distribusi
molekul meningkat dan indeks refraksi kerosin menjadi lebih tinggi dibandingkan sebelum
magnetisasi.
Sumber :
Adiwar, Chalid, M., Darsono, N., Saksono, N., 2005. Studi Pengaruh Magnetisasi Sistem Dipol Terhadap Karakteristik Kerosin. Makara, Teknologi, Vol.8, No.1, Hal 36-42, Jakarta.
Jewett, J., W., Serway, A., R., 2010.Physics for Scientists and Engineers with Modern Physics. California State Polytechnic University-Pamona, Singapore.
8. Sebutkan teknik karakterisasi yang dipakai untuk menentukan atau mempelajari sifat
magnetic dari material, baik secara langsung maupun tak langsung. Beri contoh hasilnya
dan referensinya ?
a. Vibrating Sample Magnetometer (VSM)
Untuk mengukur sifat-sifat magnet tersebut biasanya alat yang digunakan yaitu
Vibrating Sample Magnetometer (VSM), Alat VSM
merupakan salah satu jenis peralatan yang digunakan
untuk mempelajari sifat magnetik bahan. Dengan alat
ini akan diperoleh informasi mengenai besaran-
besaran sifat magnetik sebagai akibat perubahan
medan magnet luar yang digambarkan dalam kurva
histerisis, sifat magnetik bahan sebagai akibat
-
Miftahul Husnah 20214060 Page 17
perubahan suhu, dan sifat-sifat magnetic sebagai fungsi sudut pengukuran atau kondisi
anisotropik bahan.
b. Magnetometer
Magnetometer adalah sebuah instrumen pengukuran yang digunakan untuk dua
tujuan umum - untuk mengukur magnetisasi bahan magnetik seperti feromagnet, atau untuk
mengukur kekuatan dan, dalam beberapa kasus, arah medan magnet pada suatu titik dalam
ruang angkasa (juga dikenal sebagai Gaussmeter atau magnetometer survei)
c. Bartington magnetic susceptibility meter
Bartington magnetic susceptibility meter,untuk pengukuran suseptibilitas
d. Magnetic Susceptibility Balance (MSB)
Pengukuran momen magnet dan pengukuran kerentanan magnetik dilakukan dengan
menggunakan Magnetic Susceptibility Balance (MSB)
e. Permagraph
Permagraph digunakan untuk mengukur kurva histeresis dan kuantitas magnetik
lainnya seperti remanen, koersivitas dan energi produk
maksimum.
Karakteristik yang dipakai untuk menentukan sifat
magnetik material:
Kurva histeresis
Temperatur Kritis (Temperature Curie dan
Temperatur Neel)
Koersivitas (untuk menentukan jenis Soft
Magnetik dan Hard Magnetik)
Perbedaan VSM dengan Bartington Instrument dan Magnetometer
No Aspek Pembeda Instrument
VSM Bartington Magnetometer
1 Jenis Sampel Unsur alam khusus
seperti Ferrofluid dan
Mangan
Partikel halus
atau serbuk
material
Kawasan base
(lingkungan)
2 Ukuran Sampel Nanopartikel Milipartikel
(partikel halus)
Menggunakan
objek
pengukuran
berupa kawasan
tertentu
3 Prinsip Kerja Memanfaatkan getaran
(vibrasi) yang
Pemograman
berdasarkan
Pengukuran
berdasarkan
-
Miftahul Husnah 20214060 Page 18
dihasilkan pickup koil input data dan
sampel
base station
(lokasi dan grid)
di lapangan
4 Objek Ukur Suseptibilitas Magnetik Suseptibilitas
Magnetik
Intensitas
Medan Magnet
5 Aplikasi Fabrikasi komponen,
dianosa medis
Kajian dan
penelitian
material bahan
guano
Eksplorasi
bahan mineral
dan prospeksi
benda-benda
arkeologi
Contohnya:
Vibrating Sample Magnetometer (VSM)
Judul Paper: Synthesis and Properties of Polyaniline/Ferrites Nanocomposit
(PANI/MFe2O4)
Metodologi : - Pembuatan Polianilin (PANI-EB)
- Pembuatan Nanokomposit PANI/MFe2O4
Karakterisasi : Sifat magnet dilakukan dengan menggunakan Vibrating Sample
Magnetometer (VSM) pada temperatur ruang.
Hasil :
-
Miftahul Husnah 20214060 Page 19
Gambar Histeresis loop magnetik nanokomposit PANI/MFe2O4 pada temperatur ruang [3]
Gambar diatas menunjukkan histeresis loop magnetik nanokomposit PANI/MFe2O4
pada temperatur ruang. Loop menunjukkan sifat ferromagnetik pada Gambar 1 (a) dan (b).
Parameter magnetik seperti koersivitas (Hc), magnetisasi saturasi (Ms), magnetisasi
remanance (Mr) pada nanokomposit.
Sumber : http://skripsikimia-s1.blogspot.com/ http://id.wikipedia.org/wiki/Magnetometer http://dytchia.blogspot.com/2011/06/studi-karakterisasi-bahan-magnetik.html http://physics-astronomy.jhu.edu/research-instrumentation/ Elsayed, A., H., Mohy Eldin, M., S., Elazm, Abo., Younes, E., M., Motaweh, H., A.,
2011. Synthesis and Properties of Polyaniline/ferrites Nanocomposites. Int. J. Electrochem Sciences, 6 (2011) 206 221.