tugas 1 kespro

28
A. Surveilans Kesehatan Reproduksi 1. Definisi Kasus Status kesehatan ibu selama masa kehamilan, persalinan sampai pada masa nifas sangat berpengaruh terhadap angka kematian bayi. Begitu juga dengan kesehatan bayi yang baru lahir tentu dapat mempengaruhi angka kematian bayi. Kematian bayi merupakan kematian bayi mulai dari usia 28 hari sampai satu tahun. Sehingga dapat diketahui bahwa surveilans kematian bayi adalah suatu kegitan yang bersifat rutin dan teratur, tepat dan menyeluruh berupa pencatatan, pengamatan dan pelaporan yang lengkap dan cermat tentang frekuensi, distribusi dan faktor yang mempengaruhi kematian bayi. Dalam kesempatan ini saya akan membahas tentang surveilans kesehatan ibu dan bayi serta pengaruhnya terhadap angka kematian bayi pada bulan April tahun 2011 di Hamilton. Surveilens ini bertujuan untuk memahami factor pada kesehatan ibu yang mana dapat menjadi factor risiko meningkatkan kematian bayi. Selain itu perlu pula diketahui bahwa bayi premature juga merupakan factor signifikan dalam kesehatan bayi yang mungkin dapat

Upload: ramdani-harduning

Post on 28-Oct-2015

42 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

mendeskripsikan jurnal surveilans

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas 1 kespro

A. Surveilans Kesehatan Reproduksi

1. Definisi Kasus

Status kesehatan ibu selama masa kehamilan, persalinan sampai pada masa

nifas sangat berpengaruh terhadap angka kematian bayi. Begitu juga dengan

kesehatan bayi yang baru lahir tentu dapat mempengaruhi angka kematian bayi.

Kematian bayi merupakan kematian bayi mulai dari usia 28 hari sampai satu tahun.

Sehingga dapat diketahui bahwa surveilans kematian bayi adalah suatu kegitan yang

bersifat rutin dan teratur, tepat dan menyeluruh berupa pencatatan, pengamatan dan

pelaporan yang lengkap dan cermat tentang frekuensi, distribusi dan faktor yang

mempengaruhi kematian bayi.

Dalam kesempatan ini saya akan membahas tentang surveilans kesehatan ibu

dan bayi serta pengaruhnya terhadap angka kematian bayi pada bulan April tahun

2011 di Hamilton. Surveilens ini bertujuan untuk memahami factor pada kesehatan

ibu yang mana dapat menjadi factor risiko meningkatkan kematian bayi. Selain itu

perlu pula diketahui bahwa bayi premature juga merupakan factor signifikan dalam

kesehatan bayi yang mungkin dapat meningkatkan kematian bayi. Hasil surveilans

tersebut nantinya dapat digunakan sebagai pedoman untuk meningkatkan kesehatan

ibu dan bayi sehingga dapat mengurangi angka kematian bayi.

2. Sistim Pencatatan dan Pelaporan Data

Sistem pencatatan dan pelaporan data surveilans kesehatan ibu dan bayi di

Hamilton sudah sangat baik karena dilakukan secara rutin dan teratur yaitu setiap

bulan. Sehingga dapat dilihat perbedaan hasil surveilans mengenai kesehatan ibu dan

anak dari waktu ke waktu. Laporan data hasil surveilans yang disajikan pun mampu

menggambarkan frekuensi, distribusi dan factor yang mempengaruhi kematian bayi

itu sendiri.

Page 2: Tugas 1 kespro

Pencatatan dan pelaporan data disajikan dalam bentuk table dan grafik

sehingga dapat dilihat dengan jelas factor-faktor apa saja yang mempengaruhi angka

kematian bayi. Hal pertama yang mempengaruhi kematian bayi yaitu kesehatan ibu.

Hasil surveilans tersebut mampu menampilkan data presentasi kematian bayi karena

factor kesehatan ibu dalam bentuk table sehingga dapat diketahui dengan jelas

presentasi kematian bayi karena factor kesehatan ibu secara spesifik seperti factor

berat badan, hipertensi, diabetes, kebiasaan merokok, usia, infeksi, pendidikan dll.

Hal kedua yang merupakan factor kematian bayi yaitu kesehatan bayi itu sendiri. Data

hasil surveilans tersebut juga menampilkan presentasi kematian bayi karena factor

kesehatan bayi. Sehingga dapat diketahui presentasi kematian bayi karena factor

kesehatan bayi secara spesifik seperti karena factor berat badan dan waktu

kelahirannya.

Dalam pelaporan data hasil surveilans tersebut terdapat pula grafik yang dapat

menunjukkan perbandingan angka kematian bayi di Hamilton dan di Kota Cincinnati

dari tahun 2007 sampai tahun 2011. Bahkan data tersebut tidak hanya menampilkan

jumlah kematian bayi, melainkan mampu menampilkan jumlah kematian neonatal dan

kelahiran prematur di Hamilton dalam bentuk grafik selama bulan maret tahun 2009

sampai bulan april tahun 2011. Sehingga dapat dilihat dengan jelas perubahannya dari

waktu ke waktu apakah mengalami penurunan atau malah mengalami peningkatan.

Selain itu dapat pula dilihat seberapa besar perubahan yang terjadi.

Pelaporan data hasil surveilans tersebut juga mampu menampilkan data

penyebab kematian bayi secara spesifik berdasarkan kode ICD-10 dari pusat

pengendalian dan pencegahan penyakit. Namun data yang disajikan hanyalah data

tahun 2009 dan 2010. Adapun penyebab kematian tidak tersedia untuk setiap bayi

akibat ketidaklengkapan data file untuk tahun 2010.

Page 3: Tugas 1 kespro

Di akhir laporan surveilans tersebut diperlihatkan sumber dari data-data yang

telah disajikan sebelumnya. Terdapat sebuah table yang menjelaskan bahwa data hasil

laporan surveilans tersebut berasal dari dua sumber data. Sumber data A mencakup

data sesuai dengan akta yang ada dan mudah dibuktikan kebenarannya (seperti catatan

kelahiran sampai kematian), sedangkan Sumber Data B berisi catatan yang sesuai

dengan akta yang tertunda dan yang sulit di buktikan kebenarannya. Sumber data A

diperoleh dengan mengananalisis lebih mendalam tentang faktor risiko, namun

terdapat ketidaklengkapan karena hilang. Adapun sumber data B hanya

mengumpulkan data kematian dengan cepat dan menghitung data, namun tidak lebih

mendalam menganalisis faktor risiko terhadap kematian bayi tersebut. Data dari

kedua sumber data tersebut menjadi lebih akurat karena lamanya waktu yang

digunakan untuk melaporkan data. Tabel tersebut juga mampu menjelaskan perbedaan

data yang diperoleh dari masing-masing sumber data dari tahun 2009 sampai tahun

2011.

3. Data Laporan Surveilans dan Interpretasinya 750

Berikut data hasil laporan surveilans di Hamilton tahun 2011 :

a. Jumlah Kematian Bayi

Grafik 1. Number of Infant Death, Hamilton County March 3009-April 2011

Sumber : Data Sekunder

Page 4: Tugas 1 kespro

Dari grafik 1. tersebut dapat dilihat bahwa jumlah kematian bayi

mengalami fruktuasi yang teratur. Terlihat dengan jelas terjadi kenaikan dan

penurunan yang jumlah kematian bayi dari bulan Maret tahun 2009 sampai pada

bulan April 2011. Yang mana peningkatan jumlah kematian bayi yang cukup

signifikan terjadi dua kali pada periode tersebut. Pada bulan Mei tahun 2009

terdapat 5 kematian bayi di Hamilton. Lalu jumlah kematian bayi dibulan

berikutnya mencapai 10 kematian bayi. Bahkan kembali meningkat menjadi 14

kematian bayi pada bulan Juli. Peningkatan jumlah kematian bayi yang cukup

signifikan selanjutnya terjadi pada bulan Januari 2010. Yang mana pada bulan

Desember 2010 hanya terdapat 4 kematian bayi kemudian meningkat menjadi 11

kematian bayi pada bulan Januari 2010 dan meningkat lagi pada bulan Februari

yanga mana terdapat 15 kematian bayi di Hamilton. Sedangkan penurunan jumlah

kematian bayi yang signifikan terjadi pada bulan Desember 2009 yaitu hanya

terdapat 4 kematian bayi di Hamilton, yang pada bulan sebelumnya terdapat 12

kematian bayi.

Terdapat 5 kematian bayi pada bula april tahun 2011 di Hamilton. Jumlah

ini cukup rendah bila dibandingkan dengan indicator tujuan penurunan kematian

bayi di Hamilton menjadi 8 kematian bayi.

Page 5: Tugas 1 kespro

b. Persentasi Kelahiran Prematur

Grafik 2. Preterm Birth Rate Surveillance Chart, Hamilton County March 2009-April 2011

Sumber : Data Sekunder

Dari grafik 2. tersebut dapat dilihat persentasi kelahiran premature di

Hamilton pada bulan Maret 2009 sampai April 2011. Persentasi kelahiran

premature tertinggi terjadi pada bulan Juli tahun 2009 yang mana dari sekian

kelahiran hidup, 13.2% diantaranya bayi lahir premature. Adapun persentasi

kelahiran premature terendah terjadi pada bulan April tahun 2011, yang mana dari

sekian kelahiran hidup hanya 5.2% diantaranya bayi lahir premature. Persentasi

penurunan kelahiran premature sekaligus menandakan keberhasilan program

kesehatan di Hamilton tersebut menurun drastic dari bulan sebelumnya yang mana

kelahiran premature mencapai 10.9% dari sekian kelahiran bayi pada bulan yang

sama. Bahkan penurunan kelahiran premature yang terjadi pada bulan April tahun

2011 tersebut mampu mencapai tujuan penurunan kelahiran premature di

Hamilton yaitu 7.6% dari sekian kelahiran bayi selama satu bulan.

Page 6: Tugas 1 kespro

c. Angka Kematian Bayi

Grafik 3. Two Year Moving Average Infant Mortality Rate by Month, Hamilton County February 2007-April 2011

Sumber : Data Sekunder

Grafik tersebut menunjukkan angka kematian bayi di Hamilton dari bulan

Februari 2007 sampai April 2011. Rata-rata angka kematian bayi selama dua

tahun bergerak menurun dari Februari 2007 (11.4)-April 2011 (10,4). Data pada

tahun 2011 menunjukkan bahwa rata-rata angka kematian bayi selama dua tahun

telah berkisar dari 10.4-10.5 untuk tahun berjalan. Data perubahan rata-rata angka

kematian bayi ini diperlukan untuk mengukur dampak upaya Program pada

kematian bayi.

Page 7: Tugas 1 kespro

d. Kesehatan Ibu

Tabel 1. Maternal Health, Hamilton County 2010-2011

Sumber : Data Sekunder

Tabel 1. tersebut menggambarkan tentang kesehatan ibu sebagai salah satu

factor yang mempengaruhi kesehatan bayi. Berdasarkan data pada table tersebut,

dapat diketehui bahwa ibu yang merokok dan ibu yang mengalami infeksi

klamidia merupakan factor risiko terbesar dari kematian mati di Hamilton. Pada

tahun 2010 dan 2011, ibu yang merokok baik sebelum dan selama masa

kehamilan serta ibu yang mengalami infeksi klamidia menyebabkan jumlah

kematian bayi yang tidak proporsional bila dibandingkan dengan jumlah bayi

hidupnya. Berdasarkan data tersebut ibu dengan infeksi klamidia memiliki risiko

dua kali lebih besar terhadap kematian bayi dibanding dengan ibu yang tidak

terinfeksi klamidia.

Page 8: Tugas 1 kespro

e. Kesehatan Bayi

Tabel 2. Infant Health, Hamilton County, 2010-2011

Sumber : Data Sekunder

Tabel 2. tersebut menggambarkan kelahiran bayi sebagai salah satu factor

yang mempengaruhi kesehatan bayi itu sendiri. Tabel tersebut menunjukkan

bahwa berat badan lahir serta waktu kelahiran bayi merupakan factor yang dapat

mempengaruhi kesehatan bahkan kematian bayi. Dari data tersebut diketahui

bahwa kematian bayi pada tahun 2010 dan 2011, masing-masing 71.5% dan72.2%

terjadi karena berat badan dibawak 2500 gram. Adapun 73.6% kematian bayi pada

tahun 2010 disebabkan oleh kelahiran premature. Hal yang serupa terjadi pada

tahun 2011 yang mana 77.8% kematian bayi juga terjadi karena kelahiran

premature.

Page 9: Tugas 1 kespro

f. Angka Kematian Bayi di Hamilton dan Kota Cincinnati

Grafik 4. Infant Mortality Rates, Hamilton County and City of Cincinnati, 2007-2011

Sumber : Data Sekunder

Grafik 4. tersebut menunjukkan perbandingan angka kematian bayi di

Hamilton dan kota Cincinnati dari tahun 2007 sampai 2011. Dari grafik tersebut

dapat dilihat bahwa sejak tahun 2007 sampai 2011, angka kematian bayi di kota

Cincinnati lebih tinggi bila dibandingkan dengan angka kematian bayi di

Hamilton. Bahkan angka kematian bayi baik di Hamilton maupun kota Cincinnati

pada tahun 2007 sampai 2011 cukup tinggi bila dilihat dari tujuan penurunan

angka kematian bayi dikedua daerah tersebut yaitu kurang lebih 6.5/1000

kelahiran hidup.

4. Rekomendasi

Sistem surveilans kesehatan ibu dan bayi di Hamilton sudah sangat baik

karena dilakukan secara rutin dan teratur. Sehingga dapat dilihat perbedaan hasil

surveilans mengenai kesehatan ibu dan anak dari waktu ke waktu. Selain itu, data

Page 10: Tugas 1 kespro

yang ada pun bersifat representative karena mampu mendeskripsikan secara akurat

distribusi masalah kesehatan menurut karakteristik orang, waktu dan tempat. Kualitas

data merupakan karakteristik sistem surveilans yang representatif. Data surveilans

tidak sekedar pemecahan masalah kesehatan tetapi juga diskripsi atau ciri-ciri

demografik dan infomasi mengenai faktor resiko yang penting.

Penyebaran atau pelaporan data merupakan salah satu unsure penting dalam

system surveilans kesehatan masyarakat. Namun pada kenyataannya, pelaporan data

surveilans di Hamilton tidak dipublikasikan secara bebas setiap bulannya. Melainkan

dipubikasikan bebas hanya pada bulan tertentu saja. Salah satu factor yang

memungkinkan terjadinya ketidaktepatan waktu pelaporan surveilans di Hamilton

dipengaruhi oleh ketidaktepatan waktu sistem surveilans itu sendiri. Yang mana

ketidaktepatan waktu tersebut dapat terjadi karena keterlambatan dalam proses

pengumpulan serta pengolahan analisis datanya yang seharusnya dilakukan dengan

tepat dan cepat agar dapat dikendalikan secara efektif. Atau factor yang

melatarbelakangi ketidaktepatan waktu pelaporan data surveilans secara bebas yaitu

mengenai kepentingan. Mungkin saja pelaporan data hasil surveilans setiap bulannya

hanya dilaporkan pada pihak yang berkepentingan untuk membuat perencanaan

program. Untuk itu direkomendasikan agar data hasil surveilans setiap bulannya

dipublikasikan secara bebas agar masyarakat pun mampu melihat perkembangan

kesehatan dalam hal ini kesehatan ibu dan anak di Hamilton.

B. Desain Studi Epidemiologi

1. Sebuah study di Brasil dilakukan untuk mengidentifikasi faktor risiko kejadian

kesakitan ibu hamil yang fatal (severe maternal morbidities). Penelitian tersebut

mendapatkan hasil sebagai berikut:

Page 11: Tugas 1 kespro

a. Apa design penelitian ini ?

Desain penelitian tersebut adalah case control. Karena table tersebut

menganalisis hubungan kausal dengan menggunakan logika terbalik, yaitu

menentukan kejadian kesakitan ibu hamil yang fatal (severe maternal morbidities)

sebagai outcome terlebih dahulu dan kemudian mengidentifikasi factor risikonya.

Di dalam studi kasus kontrol ini dimulai dengan kasus atau sampel yang telah ada

atau dengan kata lain sudah terjadi dan sudah tersedia dimana digunakan sampel

kelompok kontrol sebagai pembanding. Kelompok kasus dalam penelitian ini

adalah kejadian kesakitan ibu hamil yang fatal. Adapun kelompok kontrolnya

yaitu umur ibu, riwayat hipertensi, riwayat abortus dan jumlah kunjungan

antenatal care.

b. Dengan melihat table hasil penelitian, tuliskan interpretasi dari table tersebut dan

apa kesimpulannya ?

Dari table tersebut dapat dilihat factor risiko kejadian kesakitan ibu hamil

yang fatal dan kebermaknaannya. Berdasarkan umur ibu, dapat diketahui bahwa

kejadian kesakitan ibu hamil yang fatal berisiko 3.11 kali disebabkan oleh umur

ibu yang lebih dari 34 tahun. Dilihat dari confidence intervalnya, terdapat

Page 12: Tugas 1 kespro

hubungan kebermaknaan antara umur ibu lebih dari 34 tahun terhadap kejadian

kesakitan ibu hamil yang fatal. Selanjutnya berdasarkan riwayat hipertensi,

kejadian kesakitan ibu hamil yang fatal berisiko 2.52 kali disebabkan oleh ibu

yang memiliki riwayat hipertensi. Dilihat dari confidence interval, diketahui pula

bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara ibu yang memiliki riwayat

hipertensi terhadap kejadian kesakitan ibu hamil yang fatal. Adapun dilihat dari

riwayat abortus, kejadian kesakitan ibu hamil yang fatal juga berisiko 1.61 kali

disebabkan ibu memiliki riwayat abortus. Namun bila dilihat dari confidence

intervalnya, tidak ada hubungan yang bermakna antara riwayat abortus ibu dengan

kejadian kesakitan ibu hamil yang fatal. Sementara dari segi jumlah kunjungan

antenatal care, kejadian kesakitan ibu hamil yang fatal berisiko 1.68 kali

disebabkan jumlah kunjungan antenatal care sebanyak 4-5 kali. Jika melihat

confidence intervalnya maka dapat dikatakan terdapat hubungan yang bermakna

antara jumlah kunjungan antenatal care 4-5 kali terhadap kejadian kesakitan ibu

hamil yang fatal. Kejadian kesakitan ibu hamil yang fatal juga berisiko 1.89

kalidisebabkan jumlah kunjungan antenatal care 1-3 kali. Bila dilihat dari

confidens intervalnya pun, ada hubungan kebermaknaan antara jumlah kunjungan

antenatal care 1-3 kali terhadap kejadian kesakitan ibu hamil yang fatal.

KESIMPULAN :

Maka dapat disimpulkan bahwa kejadian kesakitan ibu hamil yang fatal

berisiko disebabkan oleh umur ibu lebih dari 34 tahun, ibu yang memiliki riwayat

hipertensi dan abortus serta ibu yang jumlah kunjungan antenatal carenya 4-5 kali

dan 1-3 kali. Namun bila dilihat dari confidence intervalnya, hanya factor risiko

riwayat abortus ibu yang tidak memiliki hubungan kebermaknaan dengan kejadian

kesakitan ibu hamil yang fatal.

Page 13: Tugas 1 kespro

2. Sebuah penelitian di lakukan untuk mengetahui faktor risiko kematian maternal di

daerah kumuh di India. Penelitian ini menggunakan desain studi Case Control.

a. Menurut anda siapa yang menjadi kasus dan control dalam penelitian ini ?

Di dalam studi kasus kontrol ini dimulai dengan kasus atau sampel yang telah

ada atau dengan kata lain sudah terjadi dan sudah tersedia dimana digunakan sampel

kelompok kontrol sebagai pembanding. Kelompok kasus dalam penelitian ini adalah

kematian maternal di daerah kumuh India. Adapun kelompok kontrolnya yaitu umur

ibu ketika hamil, pendidikan istri (ibu), pendidikan suami (ayah), jenis keluarga,

paritas ibu, pelayanan antenatal care, jarak tempat tinggal dari pusat pelayanan

kesehatan, kejadian anemia, riwayat penyakit kuning, perdarahan yang berlebih ketika

melahirkan, posisi abnormal pada bayi dalam kandungan dan bersalin dengan bantuan

siapa dirumah.

Page 14: Tugas 1 kespro

b. Berikan interpretasi terkait dengan factor risiko kematian maternal di daerah kumuh

di India dengan melihat table tersebut !

1) Usia Ibu ketika Hamil

Kematian maternal di daerah kumuh India berisiko 2.4 kali disebabkan

oleh umur ibu yang kurang atau sama dengan 20 tahun dan umur ibu yang lebih

atau sama dengan 30 tahun. Dilihat dari confidence interval, diketahui pula bahwa

terdapat hubungan yang bermakna antara umur ibu ≤20 dan ≥30 tahun dengan

kematian maternal di daerah kumuh India. Sedangkan bila dilihat dari P-valuenya

(0.001) maka dapat diketahui bahwa ada hubungan antara umur ibu ≤20 dan ≥30

tahun dengan kematian maternal di daerah kumuh India.

2) Pendidikan Istri/Ibu

Kematian maternal di daerah kumuh India berisiko 2.16 kali disebabkan

oleh istri/ibu yang buta huruf. Dilihat dari confidence interval, diketahui pula

bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara istri/ibu yang buta huruf dengan

kematian maternal di daerah kumuh India. Sedangkan bila dilihat dari P-valuenya

(0.011) maka dapat diketahui bahwa ada hubungan antara istri/ibu yang buta huruf

dengan kematian maternal di daerah kumuh India.

3) Pendidikan Suami/Ayah

Kematian maternal di daerah kumuh India berisiko 1.91 kali disebabkan

oleh suami/ayah yang buta huruf. Dilihat dari confidence interval, diketahui pula

bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara suami/ayah yang buta huruf

dengan kematian maternal di daerah kumuh India. Sedangkan bila dilihat dari P-

valuenya (0.015) maka dapat diketahui bahwa ada hubungan antara suami/ayah

yang buta huruf dengan kematian maternal di daerah kumuh India.

4) Jenis Keluarga

Page 15: Tugas 1 kespro

Kematian maternal di daerah kumuh India berisiko 0.62 kali disebabkan

oleh keluarga inti. Dilihat dari confidence interval, diketahui pula bahwa terdapat

hubungan yang bermakna antara keluarga inti dengan kematian maternal di daerah

kumuh India. Sedangkan bila dilihat dari P-valuenya (0.013) maka dapat diketahui

bahwa ada hubungan antara keluarga inti dengan kematian maternal di daerah

kumuh India.

5) Paritas Ibu

Kematian maternal di daerah kumuh India berisiko 1.94 kali disebabkan

oleh ibu yang pernah mengalami satu atau empat kali kelahiran hidup. Dilihat dari

confidence interval, diketahui pula bahwa terdapat hubungan yang bermakna

antara ibu yang pernah mengalami satu atau empat kelahiran hidup dengan

kematian maternal di daerah kumuh India. Sedangkan bila dilihat dari P-valuenya

(0.015) maka dapat diketahui bahwa ada hubungan antara ibu yang pernah

mengalami satu atau empat kelahiran hidup dengan kematian maternal di daerah

kumuh India.

6) Apakah Menerima Pelayanan Antenatal

Kematian maternal di daerah kumuh India berisiko 2.95 kali disebabkan

oleh ibu yang tidak menerima pelayanan antenatal. Dilihat dari confidence

interval, diketahui pula bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara ibu yang

tidak menerima pelayanan antenatal dengan kematian maternal di daerah kumuh

India. Sedangkan bila dilihat dari P-valuenya (0.001) maka dapat diketahui bahwa

ada hubungan antara ibu yang tidak menerima pelayanan antenatal dengan

kematian maternal di daerah kumuh India.

7) Jarak Tempat Tinggal dari Pusat Pelayanan Kesehatan

Page 16: Tugas 1 kespro

Kematian maternal di daerah kumuh India berisiko 2.95 kali disebabkan

oleh jarak tempat tinggal dari pusat pelayanan kesehatan lebih atau sama dengan 5

km. Dilihat dari confidence interval, diketahui pula bahwa terdapat hubungan

yang bermakna antara jarak tempat tinggal dari pusat pelayanan kesehatan ≥ 5 km

dengan kematian maternal di daerah kumuh India. Sedangkan bila dilihat dari P-

valuenya (0.0001) maka dapat diketahui bahwa ada hubungan antara jarak tempat

tinggal dari pusat pelayanan kesehatan ≥ 5 km dengan kematian maternal di

daerah kumuh India.

8) Kejadian Anemia

Kematian maternal di daerah kumuh India berisiko 11.79 kali disebabkan

oleh ibu yang menderita anemia. Dilihat dari confidence interval, diketahui pula

bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara ibu yang menderita anemia

dengan kematian maternal di daerah kumuh India. Sedangkan bila dilihat dari P-

valuenya (<0.001) maka dapat diketahui bahwa ada hubungan antara ibu yang

menderita anemia dengan kematian maternal di daerah kumuh India.

9) Penyakit Kuning

Kematian maternal di daerah kumuh India berisiko 7.10 kali disebabkan

oleh ibu yang menderita penyakit kuning. Dilihat dari confidence interval,

diketahui pula bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara ibu yang

menderita penyakit kuning dengan kematian maternal di daerah kumuh India.

Sedangkan bila dilihat dari P-valuenya (0.003) maka dapat diketahui bahwa ada

hubungan antara ibu yang menderita penyakit kuning dengan kematian maternal

di daerah kumuh India.

10) Perdarahan Ketika Melahirkan

Page 17: Tugas 1 kespro

Kematian maternal di daerah kumuh India berisiko 14.68 kali disebabkan

oleh ibu yang mengalami perdarahan yang berlebih ketika melahirkan. Dilihat dari

confidence interval, diketahui pula bahwa terdapat hubungan yang bermakna

antara ibu yang mengalami perdarahan yang berlebih ketika melahirkan dengan

kematian maternal di daerah kumuh India. Sedangkan bila dilihat dari P-valuenya

(0.006) maka dapat diketahui bahwa ada hubungan antara ibu yang mengalami

perdarahan yang berlebih ketika melahirkan dengan kematian maternal di daerah

kumuh India.

11) Posisi Abnormal pada Bayi dalam Kandungan

Kematian maternal di daerah kumuh India berisiko 4.55 kali disebabkan

oleh posisi yang tidak normal pada bayi didalam kandungan. Dilihat dari

confidence interval, diketahui pula bahwa terdapat hubungan yang bermakna

antara posisi yang tidak normal pada bayi didalam kandungan dengan kematian

maternal di daerah kumuh India. Sedangkan bila dilihat dari P-valuenya (0.000)

maka dapat diketahui bahwa ada hubungan antara posisi yang tidak normal pada

bayi didalam kandungan dengan kematian maternal di daerah kumuh India.

12) Bersalin dengan Bantuan di Rumah

Kematian maternal di daerah kumuh India berisiko 6.87 kali disebabkan

oleh ibu yang bersalin di rumah tanpa bantuan tenaga terlatih. Dilihat dari

confidence interval, diketahui pula bahwa terdapat hubungan yang bermakna

antara ibu yang bersalin di rumah tanpa bantuan tenaga terlatih dengan kematian

maternal di daerah kumuh India. Sedangkan bila dilihat dari P-valuenya (0.006)

maka dapat diketahui bahwa ada hubungan antara ibu yang bersalin di rumah

tanpa bantuan tenaga terlatih dengan kematian maternal di daerah kumuh India.

Page 18: Tugas 1 kespro

KESIMPULAN :

Dari penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kematian maternal di

daerah kumuh India berisiko disebabkan oleh umur ibu ≤20 dan ≥30 tahun ketika

hamil, istri (ibu) dan suami (ayah) yang buta huruf, keluarga inti, ibu yang pernah

mengalami satu atau empat kali kelahiran hidup, ibu yang tidak menerima pelayanan

antenatal care, jarak tempat tinggal dari pusat pelayanan kesehatan ≥5 km, ibu yang

terkena anemia, ibu yang memiliki riwayat penyakit kuning, ibu yang mengalami

perdarahan yang berlebih ketika melahirkan, posisi abnormal pada bayi dalam

kandungan dan bersalin dengan bantuan tenaga yang tidak terlatih dirumah. Adapun

semua factor risiko tersebut kebermaknaan yaitu berhubungan terhadap kematian

maternal di daerah kumuh India.