tugas 1 kespro
DESCRIPTION
mendeskripsikan jurnal surveilansTRANSCRIPT
A. Surveilans Kesehatan Reproduksi
1. Definisi Kasus
Status kesehatan ibu selama masa kehamilan, persalinan sampai pada masa
nifas sangat berpengaruh terhadap angka kematian bayi. Begitu juga dengan
kesehatan bayi yang baru lahir tentu dapat mempengaruhi angka kematian bayi.
Kematian bayi merupakan kematian bayi mulai dari usia 28 hari sampai satu tahun.
Sehingga dapat diketahui bahwa surveilans kematian bayi adalah suatu kegitan yang
bersifat rutin dan teratur, tepat dan menyeluruh berupa pencatatan, pengamatan dan
pelaporan yang lengkap dan cermat tentang frekuensi, distribusi dan faktor yang
mempengaruhi kematian bayi.
Dalam kesempatan ini saya akan membahas tentang surveilans kesehatan ibu
dan bayi serta pengaruhnya terhadap angka kematian bayi pada bulan April tahun
2011 di Hamilton. Surveilens ini bertujuan untuk memahami factor pada kesehatan
ibu yang mana dapat menjadi factor risiko meningkatkan kematian bayi. Selain itu
perlu pula diketahui bahwa bayi premature juga merupakan factor signifikan dalam
kesehatan bayi yang mungkin dapat meningkatkan kematian bayi. Hasil surveilans
tersebut nantinya dapat digunakan sebagai pedoman untuk meningkatkan kesehatan
ibu dan bayi sehingga dapat mengurangi angka kematian bayi.
2. Sistim Pencatatan dan Pelaporan Data
Sistem pencatatan dan pelaporan data surveilans kesehatan ibu dan bayi di
Hamilton sudah sangat baik karena dilakukan secara rutin dan teratur yaitu setiap
bulan. Sehingga dapat dilihat perbedaan hasil surveilans mengenai kesehatan ibu dan
anak dari waktu ke waktu. Laporan data hasil surveilans yang disajikan pun mampu
menggambarkan frekuensi, distribusi dan factor yang mempengaruhi kematian bayi
itu sendiri.
Pencatatan dan pelaporan data disajikan dalam bentuk table dan grafik
sehingga dapat dilihat dengan jelas factor-faktor apa saja yang mempengaruhi angka
kematian bayi. Hal pertama yang mempengaruhi kematian bayi yaitu kesehatan ibu.
Hasil surveilans tersebut mampu menampilkan data presentasi kematian bayi karena
factor kesehatan ibu dalam bentuk table sehingga dapat diketahui dengan jelas
presentasi kematian bayi karena factor kesehatan ibu secara spesifik seperti factor
berat badan, hipertensi, diabetes, kebiasaan merokok, usia, infeksi, pendidikan dll.
Hal kedua yang merupakan factor kematian bayi yaitu kesehatan bayi itu sendiri. Data
hasil surveilans tersebut juga menampilkan presentasi kematian bayi karena factor
kesehatan bayi. Sehingga dapat diketahui presentasi kematian bayi karena factor
kesehatan bayi secara spesifik seperti karena factor berat badan dan waktu
kelahirannya.
Dalam pelaporan data hasil surveilans tersebut terdapat pula grafik yang dapat
menunjukkan perbandingan angka kematian bayi di Hamilton dan di Kota Cincinnati
dari tahun 2007 sampai tahun 2011. Bahkan data tersebut tidak hanya menampilkan
jumlah kematian bayi, melainkan mampu menampilkan jumlah kematian neonatal dan
kelahiran prematur di Hamilton dalam bentuk grafik selama bulan maret tahun 2009
sampai bulan april tahun 2011. Sehingga dapat dilihat dengan jelas perubahannya dari
waktu ke waktu apakah mengalami penurunan atau malah mengalami peningkatan.
Selain itu dapat pula dilihat seberapa besar perubahan yang terjadi.
Pelaporan data hasil surveilans tersebut juga mampu menampilkan data
penyebab kematian bayi secara spesifik berdasarkan kode ICD-10 dari pusat
pengendalian dan pencegahan penyakit. Namun data yang disajikan hanyalah data
tahun 2009 dan 2010. Adapun penyebab kematian tidak tersedia untuk setiap bayi
akibat ketidaklengkapan data file untuk tahun 2010.
Di akhir laporan surveilans tersebut diperlihatkan sumber dari data-data yang
telah disajikan sebelumnya. Terdapat sebuah table yang menjelaskan bahwa data hasil
laporan surveilans tersebut berasal dari dua sumber data. Sumber data A mencakup
data sesuai dengan akta yang ada dan mudah dibuktikan kebenarannya (seperti catatan
kelahiran sampai kematian), sedangkan Sumber Data B berisi catatan yang sesuai
dengan akta yang tertunda dan yang sulit di buktikan kebenarannya. Sumber data A
diperoleh dengan mengananalisis lebih mendalam tentang faktor risiko, namun
terdapat ketidaklengkapan karena hilang. Adapun sumber data B hanya
mengumpulkan data kematian dengan cepat dan menghitung data, namun tidak lebih
mendalam menganalisis faktor risiko terhadap kematian bayi tersebut. Data dari
kedua sumber data tersebut menjadi lebih akurat karena lamanya waktu yang
digunakan untuk melaporkan data. Tabel tersebut juga mampu menjelaskan perbedaan
data yang diperoleh dari masing-masing sumber data dari tahun 2009 sampai tahun
2011.
3. Data Laporan Surveilans dan Interpretasinya 750
Berikut data hasil laporan surveilans di Hamilton tahun 2011 :
a. Jumlah Kematian Bayi
Grafik 1. Number of Infant Death, Hamilton County March 3009-April 2011
Sumber : Data Sekunder
Dari grafik 1. tersebut dapat dilihat bahwa jumlah kematian bayi
mengalami fruktuasi yang teratur. Terlihat dengan jelas terjadi kenaikan dan
penurunan yang jumlah kematian bayi dari bulan Maret tahun 2009 sampai pada
bulan April 2011. Yang mana peningkatan jumlah kematian bayi yang cukup
signifikan terjadi dua kali pada periode tersebut. Pada bulan Mei tahun 2009
terdapat 5 kematian bayi di Hamilton. Lalu jumlah kematian bayi dibulan
berikutnya mencapai 10 kematian bayi. Bahkan kembali meningkat menjadi 14
kematian bayi pada bulan Juli. Peningkatan jumlah kematian bayi yang cukup
signifikan selanjutnya terjadi pada bulan Januari 2010. Yang mana pada bulan
Desember 2010 hanya terdapat 4 kematian bayi kemudian meningkat menjadi 11
kematian bayi pada bulan Januari 2010 dan meningkat lagi pada bulan Februari
yanga mana terdapat 15 kematian bayi di Hamilton. Sedangkan penurunan jumlah
kematian bayi yang signifikan terjadi pada bulan Desember 2009 yaitu hanya
terdapat 4 kematian bayi di Hamilton, yang pada bulan sebelumnya terdapat 12
kematian bayi.
Terdapat 5 kematian bayi pada bula april tahun 2011 di Hamilton. Jumlah
ini cukup rendah bila dibandingkan dengan indicator tujuan penurunan kematian
bayi di Hamilton menjadi 8 kematian bayi.
b. Persentasi Kelahiran Prematur
Grafik 2. Preterm Birth Rate Surveillance Chart, Hamilton County March 2009-April 2011
Sumber : Data Sekunder
Dari grafik 2. tersebut dapat dilihat persentasi kelahiran premature di
Hamilton pada bulan Maret 2009 sampai April 2011. Persentasi kelahiran
premature tertinggi terjadi pada bulan Juli tahun 2009 yang mana dari sekian
kelahiran hidup, 13.2% diantaranya bayi lahir premature. Adapun persentasi
kelahiran premature terendah terjadi pada bulan April tahun 2011, yang mana dari
sekian kelahiran hidup hanya 5.2% diantaranya bayi lahir premature. Persentasi
penurunan kelahiran premature sekaligus menandakan keberhasilan program
kesehatan di Hamilton tersebut menurun drastic dari bulan sebelumnya yang mana
kelahiran premature mencapai 10.9% dari sekian kelahiran bayi pada bulan yang
sama. Bahkan penurunan kelahiran premature yang terjadi pada bulan April tahun
2011 tersebut mampu mencapai tujuan penurunan kelahiran premature di
Hamilton yaitu 7.6% dari sekian kelahiran bayi selama satu bulan.
c. Angka Kematian Bayi
Grafik 3. Two Year Moving Average Infant Mortality Rate by Month, Hamilton County February 2007-April 2011
Sumber : Data Sekunder
Grafik tersebut menunjukkan angka kematian bayi di Hamilton dari bulan
Februari 2007 sampai April 2011. Rata-rata angka kematian bayi selama dua
tahun bergerak menurun dari Februari 2007 (11.4)-April 2011 (10,4). Data pada
tahun 2011 menunjukkan bahwa rata-rata angka kematian bayi selama dua tahun
telah berkisar dari 10.4-10.5 untuk tahun berjalan. Data perubahan rata-rata angka
kematian bayi ini diperlukan untuk mengukur dampak upaya Program pada
kematian bayi.
d. Kesehatan Ibu
Tabel 1. Maternal Health, Hamilton County 2010-2011
Sumber : Data Sekunder
Tabel 1. tersebut menggambarkan tentang kesehatan ibu sebagai salah satu
factor yang mempengaruhi kesehatan bayi. Berdasarkan data pada table tersebut,
dapat diketehui bahwa ibu yang merokok dan ibu yang mengalami infeksi
klamidia merupakan factor risiko terbesar dari kematian mati di Hamilton. Pada
tahun 2010 dan 2011, ibu yang merokok baik sebelum dan selama masa
kehamilan serta ibu yang mengalami infeksi klamidia menyebabkan jumlah
kematian bayi yang tidak proporsional bila dibandingkan dengan jumlah bayi
hidupnya. Berdasarkan data tersebut ibu dengan infeksi klamidia memiliki risiko
dua kali lebih besar terhadap kematian bayi dibanding dengan ibu yang tidak
terinfeksi klamidia.
e. Kesehatan Bayi
Tabel 2. Infant Health, Hamilton County, 2010-2011
Sumber : Data Sekunder
Tabel 2. tersebut menggambarkan kelahiran bayi sebagai salah satu factor
yang mempengaruhi kesehatan bayi itu sendiri. Tabel tersebut menunjukkan
bahwa berat badan lahir serta waktu kelahiran bayi merupakan factor yang dapat
mempengaruhi kesehatan bahkan kematian bayi. Dari data tersebut diketahui
bahwa kematian bayi pada tahun 2010 dan 2011, masing-masing 71.5% dan72.2%
terjadi karena berat badan dibawak 2500 gram. Adapun 73.6% kematian bayi pada
tahun 2010 disebabkan oleh kelahiran premature. Hal yang serupa terjadi pada
tahun 2011 yang mana 77.8% kematian bayi juga terjadi karena kelahiran
premature.
f. Angka Kematian Bayi di Hamilton dan Kota Cincinnati
Grafik 4. Infant Mortality Rates, Hamilton County and City of Cincinnati, 2007-2011
Sumber : Data Sekunder
Grafik 4. tersebut menunjukkan perbandingan angka kematian bayi di
Hamilton dan kota Cincinnati dari tahun 2007 sampai 2011. Dari grafik tersebut
dapat dilihat bahwa sejak tahun 2007 sampai 2011, angka kematian bayi di kota
Cincinnati lebih tinggi bila dibandingkan dengan angka kematian bayi di
Hamilton. Bahkan angka kematian bayi baik di Hamilton maupun kota Cincinnati
pada tahun 2007 sampai 2011 cukup tinggi bila dilihat dari tujuan penurunan
angka kematian bayi dikedua daerah tersebut yaitu kurang lebih 6.5/1000
kelahiran hidup.
4. Rekomendasi
Sistem surveilans kesehatan ibu dan bayi di Hamilton sudah sangat baik
karena dilakukan secara rutin dan teratur. Sehingga dapat dilihat perbedaan hasil
surveilans mengenai kesehatan ibu dan anak dari waktu ke waktu. Selain itu, data
yang ada pun bersifat representative karena mampu mendeskripsikan secara akurat
distribusi masalah kesehatan menurut karakteristik orang, waktu dan tempat. Kualitas
data merupakan karakteristik sistem surveilans yang representatif. Data surveilans
tidak sekedar pemecahan masalah kesehatan tetapi juga diskripsi atau ciri-ciri
demografik dan infomasi mengenai faktor resiko yang penting.
Penyebaran atau pelaporan data merupakan salah satu unsure penting dalam
system surveilans kesehatan masyarakat. Namun pada kenyataannya, pelaporan data
surveilans di Hamilton tidak dipublikasikan secara bebas setiap bulannya. Melainkan
dipubikasikan bebas hanya pada bulan tertentu saja. Salah satu factor yang
memungkinkan terjadinya ketidaktepatan waktu pelaporan surveilans di Hamilton
dipengaruhi oleh ketidaktepatan waktu sistem surveilans itu sendiri. Yang mana
ketidaktepatan waktu tersebut dapat terjadi karena keterlambatan dalam proses
pengumpulan serta pengolahan analisis datanya yang seharusnya dilakukan dengan
tepat dan cepat agar dapat dikendalikan secara efektif. Atau factor yang
melatarbelakangi ketidaktepatan waktu pelaporan data surveilans secara bebas yaitu
mengenai kepentingan. Mungkin saja pelaporan data hasil surveilans setiap bulannya
hanya dilaporkan pada pihak yang berkepentingan untuk membuat perencanaan
program. Untuk itu direkomendasikan agar data hasil surveilans setiap bulannya
dipublikasikan secara bebas agar masyarakat pun mampu melihat perkembangan
kesehatan dalam hal ini kesehatan ibu dan anak di Hamilton.
B. Desain Studi Epidemiologi
1. Sebuah study di Brasil dilakukan untuk mengidentifikasi faktor risiko kejadian
kesakitan ibu hamil yang fatal (severe maternal morbidities). Penelitian tersebut
mendapatkan hasil sebagai berikut:
a. Apa design penelitian ini ?
Desain penelitian tersebut adalah case control. Karena table tersebut
menganalisis hubungan kausal dengan menggunakan logika terbalik, yaitu
menentukan kejadian kesakitan ibu hamil yang fatal (severe maternal morbidities)
sebagai outcome terlebih dahulu dan kemudian mengidentifikasi factor risikonya.
Di dalam studi kasus kontrol ini dimulai dengan kasus atau sampel yang telah ada
atau dengan kata lain sudah terjadi dan sudah tersedia dimana digunakan sampel
kelompok kontrol sebagai pembanding. Kelompok kasus dalam penelitian ini
adalah kejadian kesakitan ibu hamil yang fatal. Adapun kelompok kontrolnya
yaitu umur ibu, riwayat hipertensi, riwayat abortus dan jumlah kunjungan
antenatal care.
b. Dengan melihat table hasil penelitian, tuliskan interpretasi dari table tersebut dan
apa kesimpulannya ?
Dari table tersebut dapat dilihat factor risiko kejadian kesakitan ibu hamil
yang fatal dan kebermaknaannya. Berdasarkan umur ibu, dapat diketahui bahwa
kejadian kesakitan ibu hamil yang fatal berisiko 3.11 kali disebabkan oleh umur
ibu yang lebih dari 34 tahun. Dilihat dari confidence intervalnya, terdapat
hubungan kebermaknaan antara umur ibu lebih dari 34 tahun terhadap kejadian
kesakitan ibu hamil yang fatal. Selanjutnya berdasarkan riwayat hipertensi,
kejadian kesakitan ibu hamil yang fatal berisiko 2.52 kali disebabkan oleh ibu
yang memiliki riwayat hipertensi. Dilihat dari confidence interval, diketahui pula
bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara ibu yang memiliki riwayat
hipertensi terhadap kejadian kesakitan ibu hamil yang fatal. Adapun dilihat dari
riwayat abortus, kejadian kesakitan ibu hamil yang fatal juga berisiko 1.61 kali
disebabkan ibu memiliki riwayat abortus. Namun bila dilihat dari confidence
intervalnya, tidak ada hubungan yang bermakna antara riwayat abortus ibu dengan
kejadian kesakitan ibu hamil yang fatal. Sementara dari segi jumlah kunjungan
antenatal care, kejadian kesakitan ibu hamil yang fatal berisiko 1.68 kali
disebabkan jumlah kunjungan antenatal care sebanyak 4-5 kali. Jika melihat
confidence intervalnya maka dapat dikatakan terdapat hubungan yang bermakna
antara jumlah kunjungan antenatal care 4-5 kali terhadap kejadian kesakitan ibu
hamil yang fatal. Kejadian kesakitan ibu hamil yang fatal juga berisiko 1.89
kalidisebabkan jumlah kunjungan antenatal care 1-3 kali. Bila dilihat dari
confidens intervalnya pun, ada hubungan kebermaknaan antara jumlah kunjungan
antenatal care 1-3 kali terhadap kejadian kesakitan ibu hamil yang fatal.
KESIMPULAN :
Maka dapat disimpulkan bahwa kejadian kesakitan ibu hamil yang fatal
berisiko disebabkan oleh umur ibu lebih dari 34 tahun, ibu yang memiliki riwayat
hipertensi dan abortus serta ibu yang jumlah kunjungan antenatal carenya 4-5 kali
dan 1-3 kali. Namun bila dilihat dari confidence intervalnya, hanya factor risiko
riwayat abortus ibu yang tidak memiliki hubungan kebermaknaan dengan kejadian
kesakitan ibu hamil yang fatal.
2. Sebuah penelitian di lakukan untuk mengetahui faktor risiko kematian maternal di
daerah kumuh di India. Penelitian ini menggunakan desain studi Case Control.
a. Menurut anda siapa yang menjadi kasus dan control dalam penelitian ini ?
Di dalam studi kasus kontrol ini dimulai dengan kasus atau sampel yang telah
ada atau dengan kata lain sudah terjadi dan sudah tersedia dimana digunakan sampel
kelompok kontrol sebagai pembanding. Kelompok kasus dalam penelitian ini adalah
kematian maternal di daerah kumuh India. Adapun kelompok kontrolnya yaitu umur
ibu ketika hamil, pendidikan istri (ibu), pendidikan suami (ayah), jenis keluarga,
paritas ibu, pelayanan antenatal care, jarak tempat tinggal dari pusat pelayanan
kesehatan, kejadian anemia, riwayat penyakit kuning, perdarahan yang berlebih ketika
melahirkan, posisi abnormal pada bayi dalam kandungan dan bersalin dengan bantuan
siapa dirumah.
b. Berikan interpretasi terkait dengan factor risiko kematian maternal di daerah kumuh
di India dengan melihat table tersebut !
1) Usia Ibu ketika Hamil
Kematian maternal di daerah kumuh India berisiko 2.4 kali disebabkan
oleh umur ibu yang kurang atau sama dengan 20 tahun dan umur ibu yang lebih
atau sama dengan 30 tahun. Dilihat dari confidence interval, diketahui pula bahwa
terdapat hubungan yang bermakna antara umur ibu ≤20 dan ≥30 tahun dengan
kematian maternal di daerah kumuh India. Sedangkan bila dilihat dari P-valuenya
(0.001) maka dapat diketahui bahwa ada hubungan antara umur ibu ≤20 dan ≥30
tahun dengan kematian maternal di daerah kumuh India.
2) Pendidikan Istri/Ibu
Kematian maternal di daerah kumuh India berisiko 2.16 kali disebabkan
oleh istri/ibu yang buta huruf. Dilihat dari confidence interval, diketahui pula
bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara istri/ibu yang buta huruf dengan
kematian maternal di daerah kumuh India. Sedangkan bila dilihat dari P-valuenya
(0.011) maka dapat diketahui bahwa ada hubungan antara istri/ibu yang buta huruf
dengan kematian maternal di daerah kumuh India.
3) Pendidikan Suami/Ayah
Kematian maternal di daerah kumuh India berisiko 1.91 kali disebabkan
oleh suami/ayah yang buta huruf. Dilihat dari confidence interval, diketahui pula
bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara suami/ayah yang buta huruf
dengan kematian maternal di daerah kumuh India. Sedangkan bila dilihat dari P-
valuenya (0.015) maka dapat diketahui bahwa ada hubungan antara suami/ayah
yang buta huruf dengan kematian maternal di daerah kumuh India.
4) Jenis Keluarga
Kematian maternal di daerah kumuh India berisiko 0.62 kali disebabkan
oleh keluarga inti. Dilihat dari confidence interval, diketahui pula bahwa terdapat
hubungan yang bermakna antara keluarga inti dengan kematian maternal di daerah
kumuh India. Sedangkan bila dilihat dari P-valuenya (0.013) maka dapat diketahui
bahwa ada hubungan antara keluarga inti dengan kematian maternal di daerah
kumuh India.
5) Paritas Ibu
Kematian maternal di daerah kumuh India berisiko 1.94 kali disebabkan
oleh ibu yang pernah mengalami satu atau empat kali kelahiran hidup. Dilihat dari
confidence interval, diketahui pula bahwa terdapat hubungan yang bermakna
antara ibu yang pernah mengalami satu atau empat kelahiran hidup dengan
kematian maternal di daerah kumuh India. Sedangkan bila dilihat dari P-valuenya
(0.015) maka dapat diketahui bahwa ada hubungan antara ibu yang pernah
mengalami satu atau empat kelahiran hidup dengan kematian maternal di daerah
kumuh India.
6) Apakah Menerima Pelayanan Antenatal
Kematian maternal di daerah kumuh India berisiko 2.95 kali disebabkan
oleh ibu yang tidak menerima pelayanan antenatal. Dilihat dari confidence
interval, diketahui pula bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara ibu yang
tidak menerima pelayanan antenatal dengan kematian maternal di daerah kumuh
India. Sedangkan bila dilihat dari P-valuenya (0.001) maka dapat diketahui bahwa
ada hubungan antara ibu yang tidak menerima pelayanan antenatal dengan
kematian maternal di daerah kumuh India.
7) Jarak Tempat Tinggal dari Pusat Pelayanan Kesehatan
Kematian maternal di daerah kumuh India berisiko 2.95 kali disebabkan
oleh jarak tempat tinggal dari pusat pelayanan kesehatan lebih atau sama dengan 5
km. Dilihat dari confidence interval, diketahui pula bahwa terdapat hubungan
yang bermakna antara jarak tempat tinggal dari pusat pelayanan kesehatan ≥ 5 km
dengan kematian maternal di daerah kumuh India. Sedangkan bila dilihat dari P-
valuenya (0.0001) maka dapat diketahui bahwa ada hubungan antara jarak tempat
tinggal dari pusat pelayanan kesehatan ≥ 5 km dengan kematian maternal di
daerah kumuh India.
8) Kejadian Anemia
Kematian maternal di daerah kumuh India berisiko 11.79 kali disebabkan
oleh ibu yang menderita anemia. Dilihat dari confidence interval, diketahui pula
bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara ibu yang menderita anemia
dengan kematian maternal di daerah kumuh India. Sedangkan bila dilihat dari P-
valuenya (<0.001) maka dapat diketahui bahwa ada hubungan antara ibu yang
menderita anemia dengan kematian maternal di daerah kumuh India.
9) Penyakit Kuning
Kematian maternal di daerah kumuh India berisiko 7.10 kali disebabkan
oleh ibu yang menderita penyakit kuning. Dilihat dari confidence interval,
diketahui pula bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara ibu yang
menderita penyakit kuning dengan kematian maternal di daerah kumuh India.
Sedangkan bila dilihat dari P-valuenya (0.003) maka dapat diketahui bahwa ada
hubungan antara ibu yang menderita penyakit kuning dengan kematian maternal
di daerah kumuh India.
10) Perdarahan Ketika Melahirkan
Kematian maternal di daerah kumuh India berisiko 14.68 kali disebabkan
oleh ibu yang mengalami perdarahan yang berlebih ketika melahirkan. Dilihat dari
confidence interval, diketahui pula bahwa terdapat hubungan yang bermakna
antara ibu yang mengalami perdarahan yang berlebih ketika melahirkan dengan
kematian maternal di daerah kumuh India. Sedangkan bila dilihat dari P-valuenya
(0.006) maka dapat diketahui bahwa ada hubungan antara ibu yang mengalami
perdarahan yang berlebih ketika melahirkan dengan kematian maternal di daerah
kumuh India.
11) Posisi Abnormal pada Bayi dalam Kandungan
Kematian maternal di daerah kumuh India berisiko 4.55 kali disebabkan
oleh posisi yang tidak normal pada bayi didalam kandungan. Dilihat dari
confidence interval, diketahui pula bahwa terdapat hubungan yang bermakna
antara posisi yang tidak normal pada bayi didalam kandungan dengan kematian
maternal di daerah kumuh India. Sedangkan bila dilihat dari P-valuenya (0.000)
maka dapat diketahui bahwa ada hubungan antara posisi yang tidak normal pada
bayi didalam kandungan dengan kematian maternal di daerah kumuh India.
12) Bersalin dengan Bantuan di Rumah
Kematian maternal di daerah kumuh India berisiko 6.87 kali disebabkan
oleh ibu yang bersalin di rumah tanpa bantuan tenaga terlatih. Dilihat dari
confidence interval, diketahui pula bahwa terdapat hubungan yang bermakna
antara ibu yang bersalin di rumah tanpa bantuan tenaga terlatih dengan kematian
maternal di daerah kumuh India. Sedangkan bila dilihat dari P-valuenya (0.006)
maka dapat diketahui bahwa ada hubungan antara ibu yang bersalin di rumah
tanpa bantuan tenaga terlatih dengan kematian maternal di daerah kumuh India.
KESIMPULAN :
Dari penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kematian maternal di
daerah kumuh India berisiko disebabkan oleh umur ibu ≤20 dan ≥30 tahun ketika
hamil, istri (ibu) dan suami (ayah) yang buta huruf, keluarga inti, ibu yang pernah
mengalami satu atau empat kali kelahiran hidup, ibu yang tidak menerima pelayanan
antenatal care, jarak tempat tinggal dari pusat pelayanan kesehatan ≥5 km, ibu yang
terkena anemia, ibu yang memiliki riwayat penyakit kuning, ibu yang mengalami
perdarahan yang berlebih ketika melahirkan, posisi abnormal pada bayi dalam
kandungan dan bersalin dengan bantuan tenaga yang tidak terlatih dirumah. Adapun
semua factor risiko tersebut kebermaknaan yaitu berhubungan terhadap kematian
maternal di daerah kumuh India.